dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 dalam penelitian...

17
2 1. Pendahuluan Pada umumnya suatu proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksionalnya dapat dicapai. Adapun indikator yang dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok (bahan pelajaran yang dikuasai siswa > 85%); dan perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok [1]. Tujuan pembelajaran tersebut agar dapat dicapai, maka diperlukan suatu metode pembelajaran sebagai cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu metode pembelajaran sebagai salah satu cara agar materi pembelajaran dapat diserap oleh siswa dengan baik dan sebagai bahan untuk menilai ketuntasan hasil belajar siswa. Hasil wawancara dan observasi awal dengan guru Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK Negeri 1 Magelang dan beberapa siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK Negeri 1 Magelang menunjukkan bahwa daya serap materi siswa masih kurang. Hasil belajar yang diperoleh siswa pun lebih dari 50% tidak mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah, yaitu 85. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran tersebut, guru membutuhkan metode pembelajaran yang mampu mengakomodasi hambatan yang dialami guru. Metode tersebut yaitu metode learning cycle 5E. Dengan metode ini siswa harus melewati 5 fase dalam memperoleh pengalaman belajarnya [2]. Fase engagement, exploration, dan explanation, memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir sehingga mendorong munculnya berbagai pertanyaan mengenai materi yang dipelajari dalam diri siswa. Pada fase elaboration, siswa berkolaborasi dengan guru dan menerapkan konsep. Setelah melewati 4 fase tersebut, tahap akhir yaitu evaluation. Siswa diberikan tes untuk mengukur daya serap materi siswa dan sebagai evaluasi proses belajar mengajar oleh guru. Pada fase evaluation, guru juga memberikan konfirmasi tentang materi yang telah dipelajari siswa untuk menyatukan pemahaman siswa. Metode LC memudahkan siswa dalam memahami materi serta mendorong mereka dalam mengembangkan pengetahuan sehingga kemampuan berpikirnya akan meningkat. Pada proses peningkatan kemampuan berpikir, rasa ingin tahu siswa juga meningkat sehingga mereka menjadi lebih aktif dalam belajar. Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian mengenai model pembelajaran Learning Cycle 5E maka akan dilakukan penelitian penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam matapelajaran Teknik Komputer dan Jaringan di SMK N 1 Magelang. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian pertama dilakukan oleh Irda Sayuti, mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Rosmaini S, dan Sri Andayannhi [3]. Irda melakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran learning cycle 5e untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 5 Pekanbaru.

Upload: others

Post on 01-Aug-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

2

1. Pendahuluan Pada umumnya suatu proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila

tujuan instruksionalnya dapat dicapai. Adapun indikator yang dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok (bahan pelajaran yang dikuasai siswa > 85%); dan perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok [1]. Tujuan pembelajaran tersebut agar dapat dicapai, maka diperlukan suatu metode pembelajaran sebagai cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu metode pembelajaran sebagai salah satu cara agar materi pembelajaran dapat diserap oleh siswa dengan baik dan sebagai bahan untuk menilai ketuntasan hasil belajar siswa.

Hasil wawancara dan observasi awal dengan guru Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK Negeri 1 Magelang dan beberapa siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK Negeri 1 Magelang menunjukkan bahwa daya serap materi siswa masih kurang. Hasil belajar yang diperoleh siswa pun lebih dari 50% tidak mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah, yaitu 85. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran tersebut, guru membutuhkan metode pembelajaran yang mampu mengakomodasi hambatan yang dialami guru. Metode tersebut yaitu metode learning cycle 5E. Dengan metode ini siswa harus melewati 5 fase dalam memperoleh pengalaman belajarnya [2]. Fase engagement, exploration, dan explanation, memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir sehingga mendorong munculnya berbagai pertanyaan mengenai materi yang dipelajari dalam diri siswa. Pada fase elaboration, siswa berkolaborasi dengan guru dan menerapkan konsep. Setelah melewati 4 fase tersebut, tahap akhir yaitu evaluation. Siswa diberikan tes untuk mengukur daya serap materi siswa dan sebagai evaluasi proses belajar mengajar oleh guru. Pada fase evaluation, guru juga memberikan konfirmasi tentang materi yang telah dipelajari siswa untuk menyatukan pemahaman siswa. Metode LC memudahkan siswa dalam memahami materi serta mendorong mereka dalam mengembangkan pengetahuan sehingga kemampuan berpikirnya akan meningkat. Pada proses peningkatan kemampuan berpikir, rasa ingin tahu siswa juga meningkat sehingga mereka menjadi lebih aktif dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian mengenai model pembelajaran Learning Cycle 5E maka akan dilakukan penelitian penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam matapelajaran Teknik Komputer dan Jaringan di SMK N 1 Magelang.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian pertama dilakukan oleh Irda Sayuti, mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Rosmaini S, dan Sri Andayannhi [3]. Irda melakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran learning cycle 5e untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 5 Pekanbaru.

Page 2: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

3

Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar sains biologi siswa kelas XI IPA4 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan sikap ilmiah siswa, daya serap belajar, ketuntasan individual dan aktivitas siswa [3].

Penelitian yang kedua oleh Innarotul Ulya, mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang (2011), melakukan penelitian mengenai Efektifitas Model Pembelajaran Learning Cycle 5e (LC5e) Dengan Pemanfaatan Alat Peraga Pada Materi Pokok Bidang Datar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Nurul Islam Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 [4]. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa bahwa pembelajaran dengan menggunakan model (LC 5E) efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok bidang datar kelas VII. Nilai kesamaan rata-rata setelah diberi perlakuan lebih besar dari nilai kesamaan rata-rata sebelum diberi perlakuan. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen adalah 73,45 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 64,90. Guru menjadi sangat sadar bagaimana berinteraksi dengan siswa , bagaimana mereka mengajar dan memahami apa yang diinginkan siswa untuk dicapai [4].

Teknik komputer dan jaringan (TKJ) merupakan pendidikan kejuruan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Jurusan ini merupakan jurusan yang sudah mendekati ilmu praktisi yang langsung dapat diimplementasikan di lingkungan dunia kerja profesional [5]. Target pendidikan ini adalah (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; (2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya; (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; (4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi Dasar Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan Teknik Komputer dan Jaringan. [6].

Learning Cycle 5E/Siklus belajar adalah model pembelajaran yang berpusat pada kegiatan penyelidikan sebelum konsep ilmiah diperkenalkan kepada siswa. Dalam model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa mengembangkan pemahaman konsep melalui pengalaman langsung yang bertahap dan bersiklus [7]. Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivis yaitu: (1) pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa, (2) informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu, (3) orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah. Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi merupakan proses perolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung [7].

Page 3: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

4

Gambar 1 Tahapan-Tahapan Belajar dalam Model Pembelajaran Learning Cycle 5E [7]

(Bybee, 2006)

Learning Cycle 5E terdiri atas lima fase yaitu fase (a) pembangkit minat (engagement), (b) eksplorasi (exploration), (c) penjelasan (explanation), (d) elaborasi (elaboration/extention), dan (e) evaluasi (evaluation) [2]. Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran menempatkan guru sebagai fasilitator yang mengelola pelaksanaan fase-fase tersebut mulai dari perencanaan (perangkat pembelajaran), pelaksanaan (pemberian pertanyaan-pertanyaan arahan dan proses pembimbingan), dan evaluasi. Learning Cycle pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction), dan aplikasi konsep (concept application) [7].

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991:767) berpikir adalah penggunaan dari akal budi dalam mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir [8]. Berikut klasifikasi tingkatan kemampuan berpikir menurut taksonomi Bloom yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan kognitif dan psikomotorik pada pembelajaran TKJ, yaitu a) kemampuan mengetahui (knowing) adalah suatu proses berpikir yang didasarkan pada retensi (menyimpan) dan retrieval (mengeluarkan kembali) sejumlah pengetahuan yang pernah didengar atau dibacanya; b) kemampuan memahami (understanding) adalah suatu proses berpikir yang sifatnya lebih kompleks yang mempunyai kemampuan dalam penterjemahan, interpretasi, ektrapolasi, dan asosiasi; c) kemampuan menerapkan (application) adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, fakta, teori, dan lain-lain untuk menyimpulkan, memperkirakan, atau menyelesaikan suatu masalah; d) kemampuan menganalisis (analysis) juga berpikir secara divergen yaitu kemampuan menguraikan suatu konsep atau prinsip dalam bagian-bagian atau komponen-komponennya; e) kemampuan mengevaluasi (evaluation) disebut juga intelectual judment, yaitu pengetahuan yang luas tentang sesuatu pengertian dari apa yang diketahui serta kemampuan analisa dan sintesis sehingga dapat memberikan penilaian atau evaluasi [9]. Kelima taksonomi Bloom tersebut dijadikan sebagai acuan pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir.

Page 4: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

5

3. Metode dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental semu

(Quasy Experimental Design), yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru untuk melakukan observasi dan mengamati jalannya pembelajaran. Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Magelang. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Dalam penelitian digunakan dua kelas paralel pada mata pelajaran dan topik yang sama, pada pokok bahasan adminsitrasi server jaringan dengan sistem operasi jaringan berbasis text. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), yaitu kelas XI EC sebagai kelas kontrol dan XI ED sebagai kelas eksperimen, yang masing-masing kelas terdiri dari 14 orang siswa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model desain pre test and post test two group design [10]. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E sedangkan kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional dengan metode modular instruction berbasis buku (metode yang dipakai oleh guru pengajar) [11].

Tabel 1 Desain Penelitian Eksperimen Semu

Subjek Pre test Perlakuan Post test

Kelas Eksperimen O1 X O2 Kelas kontrol O3 - O4

Keterangan : O1 : Hasil belajar kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan O3 : Hasil belajar kelas kontrol sebelum diberi perlakuan X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu model pembelajaran

Learning Cycle 5E O2 : Hasil belajar kelas eksperimen setelah diberi perlakuan model pembelajaran

Learning Cycle 5E O4 : Hasil belajar kelas kontrol setelah tidak diberi perlakuan model

pembelajaran Learning Cycle 5E

Sebelum kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan, perlu dilakukan suatu uji untuk mengetahui kemampuan awal. Data kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai kemampuan kognitif dan kemampuan psikomotorik raport kelas XI semester I Tahun 2013/2014.

Tabel 2 Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Awal Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

dan Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata

Kelas N Nilai

Terendah Nilai

Tertingi Rata-Rata Nilai

Signifikansi (Dua Pihak)

Kontrol 14 84 86 84,64 0,555

Eksperimen 14 82 85 84,07

Page 5: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

6

Berdasarkan tabel 2, nilai signifikansi 0,555 sehingga Asymp. sig > 0,05 dan H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan kognitif awal yang sama.

Tabel 3 Deskripsi Data Kemampuan Psikomotorik Awal Siswa Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen dan Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata

Kelas N Nilai Terendah

Nilai Tertingi

Rata-Rata Nilai

Signifikansi (Dua Pihak)

Kontrol 14 84 87 85,50 0,310

Eksperimen 14 82 86 85,30

Berdasarkan tabel 3, nilai signifikansi 0,310 sehingga Asymp. sig > 0,05 dan H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan psikomotorik awal yang sama.

Gambar 2 Tahapan Penelitian

Langkah awal penelitian ini dimulai dengan studi literatur dan studi lapangan. Kajian pendahuluan dilakukan untuk mengarahkan dalam pembentukan perangkat pembelajaran. Kajian pendahuluan dibagi dalam 2 bagian, yaitu studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur bertujuan untuk mengumpukan dan mempelajari konsep-konsep yang mendukung penelitian ini. Adapun konsep-konsep yang dimaksud adalah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dan metode pembelajaran modular instruction(seperti yang digunakan oleh guru TKJ) dan silabus SMK jurusan TKJ yang sesuai dengan KTSP. Konsep penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E digunakan untuk menentukan indikator-indikator yang akan dikembangkan dalam rancangan pembelajaran. Konsep pembelajaran model pembelajaran Learning Cycle 5E berisi karakteristik pengajaran yang student centered. Studi lapangan untuk melihat kegiatan

Page 6: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

7

mengajar guru TKJ, dengan melakukan wawancara terhadap salah satu guru TKJ di salah satu SMK di daerah Magelang dan beberapa siswa kelas XI jurusan TKJ di SMK tersebut.

Langkah selanjutnya adalah perancangan instrumen penelitian yang akan digunakan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah perangkat pembelajaran (RPP, Log-sheet, tes tertulis), rubrik, lembar observasi, dan angket. Alat evaluasi pembelajaran yang akan digunakan adalah tes tertulis, rubrik, dan lembar observasi penilaian praktikum. Pada penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran untuk desain pembelajaran, yaitu (1) silabus dan RPP pada materi adminsitrasi server jaringan dengan sistem operasi jaringan berbasis text pada sub materi konfigurasi NIC dan DNS server; (2) Log-Sheet, untuk mengecek pemahaman awal siswa setelah mempelajari materi. Tes tertulis yang digunakan pada penelitian ini adalah pre test dan post test pada materi adminsitrasi server jaringan dengan sistem operasi jaringan berbasis text yang terdiri dari 10 soal dalam bentuk pilihan ganda dan 5 soal dalam bentuk uraian yang sesuai untuk mengukur keterampilan berpikir. Kisi-kisi soal tes disusun berdasarkan aspek kemampuan berpikir menurut taksonomi Bloom [9].

Tabel 4 Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir

Aspek yang Diamati Indikator Kemampuan mengetahui konsep (knowing)

1.1 Siswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan jenis OS yang bisa digunakan untuk server;

1.2 Siswa mampu menyatakan simbol mode root pada CLI Debian OS

Kemampuan menyatakan ulang konsep (understanding)

2.1. Siswa menyatakan ulang konsep Debian (Asal turunan, penemu, dan asal kata Debian);

2.2. Siswa mampu mengidentifikasi direktori-direktori yang berkaitan dengan pengoperasian Debian OS;

2.3. Siswa mampu menjelaskan fungsi DNS server

Kemampuan menganalisis (analyze)

3.1. Siswa mampu mengidentifikasi tombol keyboard untuk menampilkan mode CLI Debian OS;

3.2. Siswa mampu mengidentifikasi tombol keyboard untuk melakukan simpan file pada editing file dalam mode CLI Debian OS

Kemampuan menerapkan konsep (application)

4.1. Siswa melakukan sharing pengetahuan dengan siswa lain;

4.2. Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi secara lisan;

4.3. Siswa mampu menjelaskan konsep materi NIC dan DNS dengan kalimatnya sendiri;

4.4. Siswa mampu menanggapi pendapat orang lain

Page 7: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

8

Kemampuan penyelesaian masalah (problem solving)

5.1. Siswa mampu menyelesaikan seluruh soal;

5.2. Siswa mampu menemukan strategi pemecahan soal dalam menemukan solusi

Rubrik penilaian kemampuan berpikir kognitif digunakan untuk menilai

kemampuan berpikir siswa pada ranah kognitif. Penilaian ini diambil berdasarkan hasil tes tertulis (pre test dan post test) siswa dengan mengacu pada indikator kemampuan berpikir.

Lembar penilaian unjuk kerja digunakan untuk menilai hasil unjuk kerja (praktikum) siswa pada sub materi konfigurasi NIC dan DNS server. Penilaian unjuk kerja dibagi menjadi 3 kategori, yaitu cukup (7,0 – 7,9), baik (8,0 – 8,9), dan sangat baik (9,0 – 10,0). Pengisian lembar observasi dengan mengisikan nilai sesuai kategori pada kolom yang telah disediakan dengan mengacu pada kriteria penilaian yang sudah disediakan.

Hampir sama dengan rubrik penilaian kemampuan berpikir kognitif, rubrik penilaian kemampuan psikomotorik digunakan untuk menilai kemampuan berpikir siswa pada ranah psikomotorik. Penilaian ini berdasarkan pada hasil penilaian unjuk kerja siswa. Kisi-kisi rubrik penilaian kemampuan psikomotorik disusun berdasarkan aspek kemampuan berpikir menurut taksonomi Bloom [9].

Tabel 5 Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Kemampuan Psikomotorik

Aspek yang Diamati Indikator

Kemampuan mengetahui konsep (knowing)

1.1 Siswa mampu mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan dalam administrasi server jaringan;

1.2 Siswa mampu melaksanakan praktikum sesuai prosedur keselamatan kerja

Kemampuan menyatakan ulang konsep (understanding)

2.1 Siswa mampu menempatkan dan memasang peralatan kerja secara tepat sesuai ketentuan topologi jaringan

Kemampuan menganalisis (analyze)

1.1 Siswa mampu menjelaskan diagnosis masalah yang dihadapi selama proses kerja;

1.2 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru

Kemampuan menerapkan konsep (application)

4.1 Siswa mampu melakukan konfigurasi NIC pc client dan server;

4.2 Siswa mampu meng-install dan melakukan konfigurasi DNS server

Kemampuan penyelesaian masalah (problem solving)

5.1 Siswa mampu menguji koneksi jaringan yang terpasang dan mampu menyelesaikan masalah konektifitas jaringan;

5.2 Siswa mampu menguji hasil konfigurasi DNS server dan menyelesaikan masalah konfigurasi DNS server

Page 8: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

9

Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan berpikir siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Kisi-kisi lembar observasi disusun berdasarkan aspek kemampuan berpikir menurut taksonomi Bloom [9]. Pengisian lembar observasi dilakukan dengan cara memberi nilai sesuai ketentuan pada kolom yang telah disediakan.

Tabel 6 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Kemampuan Berpikir Siswa

Aspek Indikator

Kemampuan mengetahui konsep (knowing)

1.1 Siswa merespon informasi baru tentang administrasi server jaringan;

1.2 Siswa menggali informasi dari guru, ahli/pakar atau sumber-sumber yang lain

Kemampuan menyatakan ulang konsep (understanding)

2.1 Siswa menyatakan ulang konsep Debian, NIC, dan service package;

2.2 Siswa mengklarifikasi penjelasan/pendapat

Kemampuan menganalisis (analyze)

3.1 Siswa mengeksplorasi informasi dengan petunjuk sederhana;

3.2 mengorganisasikan ide-ide hasil analisis kelompok

Kemampuan menerapkan konsep (application)

4.1 Siswa melakukan sharing pengetahuan dengan siswa lain dalam kelompok;

4.2 Siswa mempresentasikan hasil diskusi secara lisan;

4.3 Siswa mampu menanggapi pendapat orang lain secara lisan

Kemampuan penyelesaian masalah (problem solving)

5.1 Siswa mengerjakan Log-Sheet secara berkelompok;

5.2 Menemukan strategi pemecahan dalam menyelesaikan soal Log-sheet

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk

memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran Learning Cycle 5E. Pengisian lembar observasi dengan cara memberi tanda check list pada kolom yang telah disediakan. Kuesioner yang digunakan berbentuk kuesioner tertutup. Pada penelitian ini, kuesioner diberikan kepada siswa secara langsung yang berjumlah 10 pernyataan. Kuesioner yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Pilihan jawaban pernyataan pada kuesioner ini, yang disediakan untuk semua pernyataan ada 5 pilihan, yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju”, dan “tidak setuju”.

Setelah dilakukan perancangan model pembelajaran dan angket, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan. Adapun langkah-langkah tindakan yang digunakan adalah: (a) Pre test, guru memberikan pre test untuk mengukur

Page 9: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

10

pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari; (b) Pembelajaran, dilakukan dengan menerapkan pembelajaran model Learning Cycle di kelas eksperimen sedangkan di kelas kontrol diterapkan pembelajaran berbasis modul (sesuai yang dilakukan oleh guru kelas sehari-hari); (c) Observasi perkembangan kemampuan siswa pada tiap fase selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk mengevaluasi peningkatan tiap indikator kemampuan berpikir siswa di tiap kelas dengan menggunakan rubrik; (d) Post test, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari untuk kemudian dibandingkan dengan kemampuan awal siswa dan dilakukan setelah implementasi pembelajaran. (e) Memberikan angket kepada siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya tahap analisis data, menganalisis data berupa hasil penilaian kognitif dan psikomotorik siswa untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan berpikir siswa dan jawaban kuesioner (angket) tanggapan siswa. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, dianalisis menggunakan statistika deskriptif dan statistika inferensial. Nilai hasil belajar psikomotorik dan jawaban kuesioner dianalisis dengan statistika deskriptif dengan teknik persentase. Sedangkan nilai hasil belajar kognitif siswa dianalisis menggunakan statistika inferensial dengan uji Mann-Whitney dan uji Wilcoxon dua pihak. Setelah diperoleh hasil analisis data dilakukan pembahasan dan menarik kesimpulan.

4. Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian ini data yang diperoleh adalah hasil belajar kognitif dan psikomotorik, hasil analisa kemampuan berpikir kognitif, dan hasil analisa kemampuan psikomtorik, catatan observasi, dan jawaban angket tanggapan siswa. Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari hasil post test siswa pada materi administrasi server jaringan dengan sistem operasi jaringan berbasis text. Berikut deskripsi hasil belajar kognitif siswa :

Tabel 7 Deskripsi Data Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Setelah

Perlakuan

Kelas Jumlah Siswa

Nilai Terendah

Nilai Tertingi

Rata-Rata

Kontrol 14 50 68,89 60,08 Eksperimen 14 80 100 95

Berdasarkan tabel 7 rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih

tinggi daripada hasil belajar kognitif kelas kontrol. Kelas eksperimen mampu mencapai nilai makasimal, yaitu 100 sedangkan pada kelas kontrol seluruh siswa tidak mampu mencapai batas KKM yang ditentukan, yaitu < 85.

Analisis kemampuan kognitif diperoleh dari hasil perhitungan skor penilaian kemampuan berpikir dengan menggunakan rubrik. Skala penilaian antara 0-100.

Page 10: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

11

Analisis Kemampuan Kognitif

38,10

59,5250

68,25

84,52 88,10 97,62

89,29 100100

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Aspek I Aspek II Aspek III Aspek IV Aspek V

Aspek yang Diamati

Skor

Pen

ilaia

n

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 3 Nilai Kemampuan Berpikir Ranah Koginitf Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Ditinjau Dari Setiap Aspek

Dari gambar 3, Pada aspek I, yaitu kemampuan mengetahui konsep (knowing) baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mencapai kriteria tinggi. Namun, kemampuan berpikir aspek I kelas eksperimen (100) lebih tinggi kelas kontrol (84,52). Pada aspek II, kemampuan menyatakan ulang konsep (understanding) kelas ekperimen mencapai kriteria tinggi dengan nilai 100 sedangkan kelas kontrol mencapai kriteria sedang dengan nilai 68,25, sehingga dapat disimpulkan siswa kelas eksperimen lebih mampu menyatakan ulang konsep setelah penerapan model LC. Pada aspek III, yaitu kemampuan menganalisis (analyze) kelas eksperimen mencapai kriteria tinggi dengan nilai 89,29 sedangkan pada kelas kontrol masuk kriteia sedang dengan nilai 50, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tidak hanya sekedar mengetahui konsep dalam proses belajarnya tetapi siswa benar-benar memahami konsep materi yang mereka pelajari. Pada aspek IV, kemampuan menerapkan konsep (application) kelas eksperimen mencapai kriteria tinggi dengan nilai 97,62 sedangkan kelas kontrol masuk kriteria sedang dengan nilai 59,52. Dari nilai yang dicapai tersebut, dapat disimpulkan mereka tidak sekedar pada tahapan mengetahui konsep tetapi mampu ke tingkat berpikir yang lebih tinggi, yaitu menerapkan konsep materi yang telah dipelajari. Aspek yang terakhir, aspek V yaitu kemampuan penyelesaian masalah (problem solving). Pada aspek V, kelas eksperimen mencapai kriteria tinggi dengan nilai 88,10 sedangkan kelas kontrol mencapai kriteria sedang dengan nilai 38,10. Dari proses belajar yang dilewati setiap tahapnya, kemampuan penyelesaian masalah kelas eksperimen mencapai kriteria tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir (ranah kognitif) siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan di setiap tahap belajarnya.

Hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari penilaian unjuk kerja siswa pada sub materi yang sama pada enilaian kemampuan kognitif, dengan menggunakan lembar observasi sebagai alat penilaiannya. Berikut deskripsi hasil belajar psikomotorik siswa :

Page 11: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

12

Tabel 8 Deskripsi Data Kemampuan Psikomotorik Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Setelah Perlakuan

Kelas Jumlah Siswa

Nilai Terendah

Nilai Tertingi

Rata-Rata

Kontrol 14 53,33 93,33 74,52 Eksperimen 14 86,67 100 94,05

Berdasarkan tabel 8 rata-rata hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen

lebih tinggi daripada hasil belajar psikomotorik kelas kontrol. Kelas eksperimen seluruh siswa mampu mencapai batas KKM sedangkan pada kelas kontrol hanya 4 siswa yang mampu mencapai batas KKM yang ditentukan, yaitu ≥ 85. Dengan demikian, penerapan model LC mampu meningkatkan keterampilan psikomotorik siswa.

Analisis kemampuan psikomotorik diperoleh dari hasil perhitungan skor penilaian kemampuan berpikir dengan menggunakan rubrik. Skala penilaian antara 0-100. Berikut gambar analisis kemampuan psikomotorik setelah perlakuan :

Analisis Kemampuan Psikomotorik

77,38

65,48

51,19

90,4888,1095,24 100

80,95

100 94,05

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Aspek I Aspek II Aspek III Aspek IV Aspek V

Aspek yang Diamati

Skor

Pen

ilaia

n

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gambar 4 Nilai Kemampuan Psikomotorik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Ditinjau Dari Setiap Aspek

Berdasarkan analisis data kemampuan psikomotorik siswa kelas

eksperimen yang diukur dengan rubrik kemampuan psikomotorik diperoleh rata-rata kemampuan berpikir 94,05 (seluruh aspek) telah mencapai kriteria tinggi. Pada gambar 4, menunjukkan kemampuan psikomotorik siswa kelas eksperimen pada setiap aspek mencapai kriteria tinggi dengan nilai yang cukup tinggi, yaitu lebih dari ≥ 80. Dengan demikian indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai. Kemampuan psikomotorik siswa kelas kontrol yang diukur dengan rubrik kemampuan psikomotorik diperoleh rata-rata kemampuan berpikir 74,53 (seluruh aspek) mencapai kriteria sedang. Pada gambar 4, menunjukkan kemampuan psikomotorik siswa kelas kontrol pada aspek I, II, dan V

Page 12: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

13

menunjukkan kriteria tinggi dengan nilai berturut-turut 88,10; 90,48; 77,38; dan aspek III dan IV mencapai kriteria sedang dengan nilai 51,19 dan 65,48. Dari nilai aspek I, II, dan V tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi kemampuan psikomotorik siswa kelas kontrol yang mencapai kriteria tinggi. Dari hasil analisis peneiliti, faktor tersebut adalah kemampuan siswa dalam belajar mandiri (otodidak). Empat siswa dari total 14 siswa pada kelas kontrol mampu mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada nilai kemampuan psikomotorik dengan hanya belajar mandiri tanpa penjelasan/konfirmasi dari guru.

Uji hipotesis I menggunakan uji non parametric Mann-Whitney dengan SPSS 19.0 untuk menguji apakah terdapat perbedaan nilai post test siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan yaitu :

H0 : Post tes siswa kelas eksperimen tidak lebih tinggi dari post tes siswa kelas kontrol, µk≥ µe

H1: Nilai post test siswa kelas ekesperimen lebih tinggi dari nilai post tes kelas kontrol, µk< µe

Tabel 9 Deskripsi Hasil Uji Mann-Whitney Kemampuan Berpikir Siswa Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

Variabel Rata-Rata Asymp. Sig

(2 tailed) α

Kontrol Eksperimen Hasil Belajar Kognitif 63,10 96,19 0,00

0,05 Hasil Belajar Psikomotorik

72,75 93,39 0,00

Berdasarkan tabel 9, nilai Asymp. Sig kedua variabel adalah 0,00 maka

Asymp. Sig < 0,05 dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai post test siswa kelas ekesperimen lebih tinggi dari nilai post test kelas kontrol setelah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E.

Uji hipotesis II menggunakan uji non parametric Wilcoxon untuk menguji apakah terdapat perbedaan nilai pre test dengan nilai post test siswa kelas eksperimen. Hipotesis yang digunakan yaitu :

H0 : Tidak perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test siswa kelas eksperimen, µpre tes ≥ µpost tes

H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test siswa kelas eksperimen, µpre tes < µpost tes

Tabel 10 Deskripsi Hasil Uji Wilcoxon Perbedaan Nilai Pre-Test dengan Nilai Post-Test Siswa

Kelas Eksperimen

Variabel Rata-Rata Asymp. Sig (2 tailed) α Nilai Pre tes 45,40

0,001 0,05 Nilai Post tes 96,19

Berdasarkan tabel 10, hasil uji Wilcoxon analisis variabel pre test dan pos

test kemampuan kognitif kelas eksperimen, nilai Asymp. Sig (2 sisi) kedua

Page 13: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

14

variabel adalah 0,001 maka Asymp. Sig < 0,05 dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test siswa kelas eksperimen.

Uji hipotesis III menggunakan uji non parametric Wilxocon untuk menguji apakah terdapat perbedaan nilai pre test dengan nilai post test siswa kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan yaitu :

H0 : Tidak perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test siswa kelas kontrol, µpre tes ≥ µpost tes

H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test siswa kelas kontrol, µpre tes < µpost tes

Tabel 11 Hasil Uji Wilcoxon Perbedaan Nilai Pre-Test dengan Nilai Post-Test Siswa Kelas

Kontrol

Variabel Rata-Rata Asymp. Sig (2 tailed) α Nilai Pre tes 42,60

0,001 0,05 Nilai Post tes 63,10

Berdasarkan tabel 11, hasil uji Wilcoxon analisis variabel pre test dan pos

test kemampuan kognitif kelas kontrol, nilai Asymp. Sig (2 sisi) kedua variabel adalah 0,001 maka Asymp. Sig < 0,05 dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test siswa kelas kontrol dengan tanpa penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E.

Uji hipotesis IV menggunakan uji non parametric Mann-Whitney untuk menguji apakah terdapat perbedaan N-Gain antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan yaitu :

H0: Nilai N-Gain siswa kelas eksperimen tidak lebih besar dari nilai N-Gain siswa kontrol, Gk ≥ Ge.

H1: Nilai N-Gain siswa kelas eksperimen lebih besar dari nilai N-Gain siswa kelas kontrol, Gk < Ge.

Tabel 12 Hasil Uji Mann-Whitney N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Variabel Rata-Rata Asymp. Sig

(2 tailed) α Kontrol Eksperimen

N-Gain 0,31 0,91 0,00 0,05

Berdasarkan tabel 12, hasil uji Mann-Whitney untuk menganalisis N-Gain kelas kontrol dan kelas eksperimen, nilai Asymp. Sig (2 sisi) variabel tersebut adalah 0,00 maka Asymp. Sig < 0,05 dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Nilai N-Gain siswa kelas eksperimen lebih besar dari nilai N-Gain siswa kelas kontrol. Nilai N-Gain kelas kontrol adalah 0,31, termasuk kategori sedang, sedangkan nilai N-Gain kelas eksperimen mencapai kategori tinggi, dengan nilai 0,91. Nilai N-Gain kelas eksperimen tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap peningkatan hasil tes siswa.

Page 14: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

15

Hasil keterlaksanaan RPP Learning Cycle 5E adalah 95%, diukur dengan lembar observasi keterlaksanaan RPP. Butir yang tidak terlaksana pada RPP yaitu menampilkan video rekaman yang berhubungan dengan administrasi server jaringan. Hal ini dikarenakan ada upacara Hari Pendidikan Nasional yang menghabiskan waktu sekitar 2 JP (2 x 45 menit) sehingga waktu sudah tidak cukup dan guru hanya memberikan tidak melaksanakan butir tersebut. Tetapi secara keseluruhan, seluruh tahapan pembelajaran Learning Cycle 5E tetap terlaksana secara bertahap dan urut.

Berikut deskripsi data hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen yang diukur dengan menggunakan lembar observasi dengan mengacu ada indikator kemampuan berpikir siswa :

78,78% 78,78% 78,78%

84,84%

74,00%

76,00%

78,00%

80,00%

82,00%

84,00%

86,00%

Per

sent

ase

Akt

ivit

as

Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4

Nama Kelompok

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Gambar 5 Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Kemampuan Berpikir Siswa Kelas

Eksperimen Berdasarkan hasil analisis aktivitas kemampuan berpikir siswa pada

gambar 5, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir siswa kelas eksperimen hampir seluruh kelompok berkategori tinggi dengan nilai persentase rata-rata 80,83%.

Angket pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Berikut deskripsi hasil analisis jawaban angket oleh 14 responden :

Page 15: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

16

Deskripsi Data Angket

Aspek I

Aspek I

Aspek II

Aspek II

Aspek II

Aspek III

Aspek III

Aspek III

Aspek IV

Aspek V

Aspek V

76,00% 78,00% 80,00% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 92,00% 94,00%

Butir 1

Butir 2

Butir 3

Butir 4

Butir 5

Butir 6

Butir 7

Butir 8

Butir 9

Butir 10

Butir 11

But

ir P

erny

ataa

n

Persentase Responden

Aspek I Aspek II Aspek III Aspek IV Aspek V

Gambar 6 Deskripsi Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 5E

Aspek I yaitu penggunaan model pembelajaran learning cycle 5E pada mata pelajaran produktif TKJ, menunjukkan persentase 88,57% bahwa model pembelajaran learning cycle 5E dapat diterapkan pada mata pelajaran produktif TKJ. Aspek II tentang proses pelaksanaan pembelajaran TKJ dengan model pembelajaran learning cycle 5E dari segi siswa. Dari hasil persentase 89,05%, siswa menyatakan merasa nyaman (tidak membingungkan dan tidak membosankan) dengan penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dan siswa mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Aspek III yaitu sikap siswa selama proses belajar mengajar dengan model pembelajaran learning cycle 5E, menunjukkan persentase 83,81% bahwa pembelajaran dengan model learning cycle 5E minat siswa menjadi meningkat, siswa menjadi lebih aktif dalam belajar, dan siswa menjadi lebih berani baik dalam mengajukan maupun menjawab pertanyaan guru. Aspek IV menunjukkan kemauan siswa untuk kerja kelompok, dengan hasil persentase 88,57%. Dari hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa siswa ada kemauan untuk bekerja kelompok dalam mengerjakan Log-sheet. Aspek yang terakhir yaitu aspek V, kemauan siswa dalam belajar dengan hasil persentase 85,71%, menyatakan bahwa pembelajaran dengan model learning cycle 5E membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi dan lebih terampil dalam melakukan konfigurasi NIC dan DNS server.

5. Simpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

Page 16: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

17

meningkatkan kemampuan berpikir siswa di SMK N 1 Magelang. Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan pemahaman siswa, khususnya ranah psikomotorik. Untuk pembelajaran TKJ selanjutnya model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat diterapkan. Model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa memperoleh pengetahuan dari pengalaman belajar secara langsung; memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, dan melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari. Adapun kelemahan dari model pembelajaran Learning Cycle 5E, yaitu model ini memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak karena memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.

Saran untuk pengembangan model pembelajaran lebih lanjut adalah ditambahkan fase lain yang lebih rinci dan ditambahkan media pembelajaran lain yang lebih variatif, interaktif dan sesuai dengan tahapan pembelajaran, yang dapat mendukung proses pembelajaran.

6. Daftar Pustaka

[1] Sunhaji, 2009, Strategi Pembelajaran : Konsep Dasar, Metode, dan Aplikasi dalam Proses Belajar Mengajar, Purwokerto : STAIN Purwokerto Press.

[2] İşcan , Canay Demirhan, 2014, Usage of the 5E Learning Cycle Model in the Social Studies Course, Jurnal of Education and Future 5 : 1-11, http://scholar.google.co.id/scholar?as_ylo=2014&q=learning+cycle+5e&hl=en&as_sdt=0,5&as_vis=1. Diakses tanggal 1 Juni 2014.

[3] Sayuti, Irda , dkk, 2011, Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA4 SMA Negeri 5 Pekanbaru, http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JP/article/view/1006/999. Diakses tanggal 24 Maret 2014.

[4] Ulya, Innarotul, 2011, Efektifitas Model Pembelajaran Learning Cycle 5e (Lc5e) Dengan Pemanfaatan Alat Peraga Pada Materi Pokok Bidang Datar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMP Nurul Islam Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011, http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=20939. Diakses tanggal 24 Maret 2014.

[5] Depdiknas, 2013, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta : Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013.

[6] Tim Kurikulum, 2012, Analisis Spektrum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Magelang Program Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan, Magelang : KTSP TKJ 2012.

[7] Bybee, Rodger W., Joseph A. Taylor, April Gadner, dkk., 2006, The BSCS 5E Instructional Model : Origins and Effectiveness, http://www.bscs.org/bscs-5e-instructional-model. Diakses tanggal 1 Juni 2014.

Page 17: Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model … · 2016. 11. 18. · 3 Dalam penelitian tersebut disimpulkan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

18

[8] Sanjaya, Wina, 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Munthe.

[9] Kuswana, Wowo Sunaryo, 2013, Taksonomi Berpikir, Bandung : Remaja Rosdakarya.

[10] Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung : Alfabeta.

[11] Vembriarto, ST, 1975, Pengajaran Modul, Yogyakarta : Yayasan Pendidikan “Paramita”.

[12] Suprapto, 2013, Metodologi Penelitian : Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial, Yogyakarta : CAPS (Center for Academic Publishing Service).

[13] Sugiyono, 2011, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.

[14] Usman , Husaini, R. Purnomo Setiady Akbar, 2006, Pengantar Statistika, Jakarta : Bumi Aksara.

[15] Kuswana, Wowo Sunaryo, 2012, Taksonomi Kognitif : Perkembangan Ragam Pikir, Bandung : Remaja Rosdakarya.

[16] Bermawi, 2010, Desain Pembelajaran, Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

[17] Djamarah, Sayiful Bahri dan Aswan Zain, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.

[18] Zaini, Hisyam, 2004, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : CTSD (Center for Teaching Staff Development).

[19] Nasution, 2008, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT Bumi Aksara.

[20] Lubis, Mawardi, 2011, Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

[21] Mimin Haryati, 2007, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada Press.

[22] Mardapi , Djemari, 2008, Teknik Penyusunan Tes dan Non Tes, Yogyakarta : Mitra Cendikia.