dalam membentuk karakter religius siswa di smp ...eprints.ums.ac.id/72487/1/naskah...

19
PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Tahun Pelajaran 2018/2019 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Oleh : AINUN FITROH G 000150021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 03-Sep-2019

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

0

PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL

DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SISWA

DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

Tahun Pelajaran 2018/2019

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Oleh :

AINUN FITROH

G 000150021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

iii

1

PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL

DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SISWA

DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

Abstrak

Dalam meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan suatu inovasi yang mampu

membawa sekolah ke arah lebih maju lagi salah satunya dengan melaksanakan

full day school dikarenakan lembaga pendidikan merupakan penanggung jawab

yang paling penting dalam memberikan pendidikan dengan cara memberikan

pengetahuan serta penanaman karakter religius yang mampu membuat siswa

memiliki karakter yang lebih baik. Full day school dilatarbelakangi beberapa

faktor antara lain: sedikitnya waktu orang tua dengan anak, interaksi kurang

terjalin baik, tingginya status single parents, dan semakin canggihnya alat

komunikasi. Full day school merupakan sekolah sehari penuh yang dimulai sejak

pagi hingga sore hari, yakni mulai pukul 07.00 sampai 15.30 WIB. Oleh karena

itu, SMP Muhammadiyah 1 Kartasura merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang berusaha meningkatkan mutu kualitas pendidikan dengan cara

menyelenggarakan sekolah berbasis full day school sebagai media pembentukan

karakter religius siswa. Dalam peneliti ini, akan menjelaskan tentang proses

pelaksanaan full day school dalam membentuk karakter religius siswa bertujuan

untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan full day school dalam membentuk

karakter religius siswa dan untuk mendeskripsikan faktor pendukung serta faktor

penghambat apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan full day school dalam

membentuk karakter religius siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Penelitian

ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan studi lapangan di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura. Teknik pengumpulan data melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah pengumpulan

data, penggabungan data, pengolahan data, dan kesimpulan. Hasil penelitian yang

diperoleh peneliti adalah proses pelaksanaan full day school di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura ini berjalan hanya 4 hari saja yaitu hari senin-kamis

dengan pulang pukul 15.30, sedangkan untuk hari jum’at dan sabtu tidak

menerapkan full day school. Pelaksanaan full day school dalam membentuk

karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura ini dilakukan dengan

adanya kegiatan wajib pagi yaitu 5S (salam, senyum, sapa, sopan, santun), shalat

dhuha, murojaah juz 30, pembacaan hadits, selain itu juga melaksanakan shalat

dhuhur dan ashar berjamaah, infaq, serta shalat jum’at berjamaah. Pembentukan

karakter ini dilaksanakan melalui beberapa metode, yaitu: metode pembiasaan,

metode keteladanan, metode reward serta punishment. Sedangkan untuk faktor

pendukungnya meliputi kurikulum, manajemen pendidik, dan hubungan yang baik

antara pihak sekolah dengan wali murid. Faktor penghambatnya meliputi,

kurangnya sumber daya manusia (SDM), kurangnya sarana dan prasarana,

miskomunikasi antar guru, serta banyaknya siswa yang masih belum bisa

membaca Al-Qur’an.

Kata Kunci: Full day school, karakter religius, SMP Muhammadiyah 1

Kartasura.

2

Abstract

In improving the quality of education an innovation is needed which is able to

bring the school to a more advanced direction, one of which is by carrying out full

day school because educational institutions are the most important person in

providing education by providing knowledge and planting religious characters

that can make students have characters better. Full day school is motivated by

several factors, including: the lack of time for parents with children, lack of good

interaction, high status of single parents, and the increasingly sophisticated

communication tools. Full day school is a learning activity at the school that starts

from morning to evening, which is from 07.00 to 15.30 WIB. Therefore,

Muhammadiyah 1 Kartasura Middle School is one of the educational institutions

that seeks to improve the quality of the quality of education by holding a full day

school-based school as a medium for the formation of students' religious

character. In this researcher, it will explain the process of implementing full day

school in forming the religious character of students aiming to describe the full

day school implementation process in shaping the religious character of students

and to describe the supporting factors and any inhibiting factors in implementing

full day school in forming characters religious students of Muhammadiyah Middle

School 1 Kartasura. This study included a type of qualitative research that used

field studies at 1 Kartasura Muhammadiyah Middle School. Techniques for

collecting data through interviews, observation, and documentation. The

analytical method used is data collection, data merging, data processing, and

conclusions. The results of the research obtained by the researcher is that the

process of conducting full day school at Muhammadiyah Middle School 1

Kartasura runs only 4 days, Monday-Thursday by returning at 3:30 a.m., while for

Friday and Saturday it does not apply full day school. The implementation of full

day school in forming the religious character of students at Muhammadiyah

Middle School 1 Kartasura was carried out by the morning obligatory activities

namely 5S (greetings, smiles, greetings, courtesy, courtesy), dhuha prayer,

murojaah juz 30, hadith recitation, and also prayed dhuhur and ashar

congregation, infaq, and Friday prayers in congregation. This character formation

is carried out through several methods, namely: habituation methods, exemplary

methods, reward and punishment methods. While for the supporting factors

include curriculum, educator management, and good relations between the school

and the guardian of the student. The inhibiting factors include, lack of human

resources (HR), lack of facilities and infrastructure, miscommunication between

teachers, and the number of students who still cannot read the Qur'an.

Keywords: Full day school, religious character, Muhammadiyah Middle School 1

Kartasura.

1. PENDAHULUAN

Full day school merupakan sekolah sehari penuh di sekolahan yang biasanya

dimulai sejak pagi sampai sore hari, yakni mulai pukul 06.45 hingga pukul 15.30.

3

Full day school adalah suatu pembaharuan mengenai penyelenggaraan terhadap

program pendidikan yang bertujuan agar menumbuhkan sikap kreatif dalam diri

siswa, misalnya penanaman karakter religius, kedisiplinan, kerja keras dan

kejujuran melalui proses pembiasaaan, tidak hanya sekedar memperpanjang

waktu belajar disekolah saja, akan tetapi didalamnya terjalin kelindan dengan

dimensi-dimensi lain yang begitu kompleks. Program tersebut merupakan

implementasi kebijakan baru Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir

Effendy. Sejumlah sekolah negeri di Kota Solo sejak bulan lalu sudah

mengujicobakan sekolah sehari penuh (full day school) yang tujuannya sekolah

dipandang lebih efektif dalam menanamkan dan membentuk karakter anak

daripada lingkungan keluarga atau masyarakat. Banyak sekolahan Negeri yang

sudah menerapkan program full day school, akan tetapi sekolah swasta yang

bernuansa islam pun tidak kalah dalam meningkatkan mutu kualitas pendidikan.

Hal ini terbukti secara empiris sekolah swasta lebih “berpengalaman” dalam

mengelola sekolah sehari penuh.

Pelaksaanaan full day school dilatarbelakangi oleh, Pertama, sedikitnya

waktu orang tua di rumah. Kedua, tingginya status single parents. Ketiga,

diperlukan jam tambahan mengenai pembelajaran agama bagi anak untuk

berperilaku yang benar dan baik. Keempat, meningkatnya kualitas pendidikan

sebagai alternatif dan solusi mengenai berbagai masalah yang menjadi

kemerosotan bangsa, terlebih lagi tingkah laku anak sekarang ini. Kelima,

bertambahnya kecanggihan alat komunikasi, yang membuat zaman semakin tanpa

batas (borderless world) yang mana bisa mempengaruhi sikap anak apabila tidak

mendapat pengawasan dari orang yang lebih tua.

Secara leksikal karakter mempunyai makna tabiat, moral, watak, sesuatu

yang berkaitan dengan jiwa, akhlak, maupun budi pekerti yang dapat

membedakan antara orang satu (sekolah, bangsa) dengan yang lainnya (sekolah,

bangsa). Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terdapat 18 karakter,

diantaranya yaitu karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tau, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

4

menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, dan tanggung jawab.

Karakter religius merupakan rasa taat disetiap melaksanakan segala hal yang

sesuai dengan ajaran agamanya, selain itu juga saling menghargai tehadap yang

lainnya, juga hidup rukun terhadap agama lainnya pula. Penanaman karakter

religius sangatlah penting. Mengingat diera saat ini banyak problematika

hilangnya nilai-nilai agama dan semakin merosotnya moral yang membuat

kegelisahan di masyarakat serta kekhawatiran orang tua terhadap karakter

anaknya. Salah satunya yaitu karena rendahnya karakter religius, misalnya saja

kurang tertib dalam hal melaksanakan shalat wajib 5 waktu (shalatnya masih

banyak yang bolong-bolong), dan banyaknya siswa yang belum fasih membaca

Al-Qur’an dengan lancar.

Maka dari hal tersebut lembaga pendidikan merupakan penanggung jawab

dalam mendidik, menjaga dan memperkuat moral bangsa untuk meningkatkan

mutu pendidikan yaitu dengan cara melaksanakan sekolah sehari penuh (full day

school) dalam membentuk karakter religius dengan menggunakan metode

pembiasaan. Salah satu yang memegang peran penting dalam pembentukan

karakter religius siswa adalah kepala sekolah dan guru-guru yang mana mereka

sebagai panutan serta model bagi siswa. SMP Muhammadiyah 1 Kartasura

merupakan salah satu sekolah yang Muhammadiyah yang berada di daerah

Kartasura, tepatnya beralamat di Jln. A. Yani 160 Kartasura Kecamatan Kartasura

Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah dengan kode pos 57167. Berupaya

menghadirkan trobosan lain untuk berdaya saing dengab sekolah-sekolah lainnya

dengan cara melaksanakan sekolah berbasis full day school ini. Dengan adanya

full day school ini mampu merubah dan membentuk karakter siswa terlebih lagi

karakter religiusnya. Seperti yang terjadi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura

banyak siswa yang masih bolong-bolong shalatnya, sehingga sekolahan

mengadakan kegiatan religius diantaranya yaitu shalat dhuha, membaca Al-

Qur’an secara berjamaah, shalat dhuhur, dan shalat ashar di sekolahan guna untuk

memperbaiki karakternya. Selain itu, juga terdapat jam tambahan disetiap hari

5

Sabtu yaitu adanya pembelajaran BTA,Tilawah dan Tahfidz sebagai upaya

membantu siswa dalam belajar Al-Qur’an.

Dilihat dari latar belakang diatas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti

dan penulis mengambil judul dalah pelakasanaan full day school dalam

membentuk karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura

Tahun Ajaran 2018/2019 dimulai dari proses pelaksaan hingga apa saja yang

menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan tersebut.

Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah mendeskripsikan proses

pelaksanaan fullday school di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dalam

membentuk karakter religius siswa dan mendeskripsikan faktor-faktor apa sajakah

yang menjadi pendukung dan penghambat pembentukan karakter religius siswa

melalui pelaksanaan full day school di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

Dilakukannya penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak baik secara teoritis maupun secara praktis: Secara teoritis,

diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan dan

pengembangan teori dalam bidang pendidikan agama islam. Terlebih khusus pada

lembaga pendidikan Muhammadiyah, supaya dijadikan sebagai inovasi dalam

mengembangkan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Sedangkan manfaat praktis

bagi Bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah, untuk memberikan kemanfaatan bagi

pengembangan praktik pendidikan Islam, baik secara institusional, regional,

maupun nasional.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan Field Research.

Field Research ialah salah satu strategi dalam mendapatkan suatu pengetahuan

dilengkapi data empiris yang ada. Data empiris didapatkan dengan cara

mengamati berbagai fenomena yang ada. Penelitian lapangan pada dasarnya ialah

metode yang digunakan untuk mendapatkan segala fenomena yang lagi hangat-

hangatnya terjadi dilingkungan masyarakat. Pada prinsipnya, penelitian lapangan

bertujuan untuk mengambarkan atau mendiskripsikan dan memecahkan masalah-

masalah praktis dalam masyarakat, meskipun tidak semuanya. Oleh sebab itu

Peneliti melakukan pengamatan langsung tentang fakta-fakta terkait dengan

pelaksanaan full day school dalam membentuk karakter religius siswa di SMP

6

Muhammadiyah 1 Kartasura. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

pendekatan kualitatif, yang merupakan suatu metode penelitian yang memiliki

sifat deskriptif dilakukan dengan cara mencari makna dari data yang diperoleh

dalam suatu penelitian dan dilakukan pada konsisi yang masih alami atau yang

sering disebut dengan penelitian naturalistik.

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura, wakil kepala sekolah bidang kurikulum guru PAI,

orang tua, serta siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

Subjek dan tempat penelitian: penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 1

Kartasura yang beralamat di Jln. A. Yani 160 Kartasura Kecamatan Kartasura

Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah dengan kode pos 57167. Adapun

subjek penelitiannya yaitu Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru PAI, Orang

Tua, dan Siswa.

Teknik pengumpulan data: Dalam Teknik pengumpulan data penulis

melakukan dengan beberapa cara yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

Wawancara adalah segala hal yang dilakukan melalui percakapan, dimana

percakapan tersebut memiliki maksud tertentu. Kegiatan tersebut dilakukan oleh 2

orang, yang pertama biasanya disebut dengan pewawancara yaitu orang yang

memberikan pertanyaan, sedangkan terwawancara adalah orang yang memberikan

jawaban atas segala pertanyaan yang sudah diberikan. Wawancara ini dilakukan

oleh penulis dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru

PAI, orang tua siswa, serta siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Observasi

dalam penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dengan cara

mengamati beberapa kegiatan peserta didik di sekolah yang dapat memberikan

informasi serta membuktikan atas wawancara sebelumnya tentang pelaksanaan

full day school dalam membentuk karakter religius siswa. Dokumentasi dalam

penelitian ini dilakukan dengan mencari data-data yang berkaitan dengan

pelaksanaan full day school dalam membentuk karakter religius siswa dan melalui

gambar dokumentasi kegiatan-kegiatan sisa yang berkaitan dengan pembentukan

karakter relligius siswa.

7

Metode Analisis Data: Analisis data adalah segala hal mengenai pengolahan

data yang sudah dikumpulkan, kemudian diklarifikasi, lalu dibedakan, dan

dipersiapkan untuk disajikan dalam bentuk hasil penelitian. Analisis dalam

penelitian ini memakai analisis data kualitatif dalam artian segala sesuatu yang

didapatkan kemudian dinarasikan dengan kata-kata tertulis. Analisis ini

dikerjakan dengan cara deduktif, maksudnya menganalisis suatu data melalui

temuan teori yang ada kemudian dibuktikan dengan temuan data di lapangan

sesuai tidak dengan teori yang sudah dikembangkan. Adapun tahapan analisis data

kualitatif memiliki tiga komponen meliputi reduksi data (menyeleksi data),

penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Mereduksi

data ialah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara menulis segala sesuatu yang

berisi tentang hal pokok saja, sedangkan segala sesuatu yang kurang beguna tidak

perlu ditulis. Untuk mendapatkan hasil data penelitian yang lebih baik lagi atau

lebih komplek, hendaknya seorang peneliti harus lebih lama berada di lapangan.

Pada tahap reduksi data, peneliti mencari informasi-informasi sebagai data yang

berkaitan dengan aspek yang penulis teliti, aspek peneliti dalam mereduksi data

yang diutuhkan penulis yaitu proses pelaksanaan full day school dalam

membentuk karakter religious siswa dan faktor pendukung serta penghambat

dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya, penyajian data ialah proses menyusun dan

menggabungkan informasi data yang memungkinkan untuk ditarik kesimpulan.

Penyajian data ini bisa berbentuk apa saja, misalkan saja dalam bentuk essay,

bagan, ataupun flowchart serta sejenisanya. Tetapi biasanya yang serig dipakai

dalam penyajian ini berupa teks yang dinarasikan. Kemudian setelah penulis

mendapatkan informasi yang terkait dengan pelaksanaan full day school dalam

membentuk karakter religious siswa dan faktor pendukung serta penghambat

dalam kegiatan tersebut kemudian diolah supaya menjadi data yang runtut, yang

disajikan dalam bentuk uraian naratif. Penarikan kesimpulan ialah menyimpulkan

dan memverifikasi data yang sudah didapatkan, menguji ulang data yang

diperoleh dengan fakta yang dilapangan. Dalam kesimpulan awal biasanya

bersifat sementara saja dan kemungkinan besar bisa mengalami perubahan apabila

bukti-bukti yang dicari tidak ditemukan. Jika data yang ditemukan ditahap awal

8

didukung oleh hasil pengumpulan data selanjutnya, maka kesimpulannya yang

didapatkan sudah menjadi kesimpulan yang benar.

2. METODE

Dalam mendidik ataupun mengajar seseorang pastilah perlu menggunakan suatu

cara yang dapat membantu dalam proses pendidikan. Oleh karena itu SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan

metode yang dapat membantu proses pendidikan, hal ini sesuai dengan teori yang

sudah dibangun di BAB II. Metode yang digunakan pihak sekolahan dalam

mendidik siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Kartasura ialah metode

pembiasaan, keteladanan, reward dan punishment.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi yang dilakukan peneliti sebagaimana telah diuraikan dalam BAB I

bagian metode penelitian, maka selanjutnya perlu dilakukan adanya analisis data

mengenai pelaksanaan full day school dalam membentuk karakter religius siswa

di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura tahun pelajaran 2018/2019 ini, dalam BAB

IV ini akan diuraikan dalam bentuk narasi deskriptif, sebagai berikut:

Proses Pelaksanaan Full Day School Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura,

Sebagaimana dijelaskan dalam BAB II, bahwa pelaksanaan full day school itu

dimulai dari pagi hari hungga sore hari, yaitu mulai dari pukul 06.45 hingga 15.30

WIB. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan di BAB III bahwa kegiatan

belajar mengajar (KBM) SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dilakukan dari pagi

hingga sore hari, karena sekolahan SMP Muhammadiyah 1 Kartasura sudah

menerapkan sekolah berbasis full day school (sekolah sehari penuh) yang mana

dimulai dari pukul 07.00 hingga pukul 15.30 WIB. Akan tetapi full day school di

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura cuma hari Senin-Kamis saja, sedangkan untuk

hari Jum’at siswa pulang setelah shalat jum’at di sekolahan. Dan untuk hari Sabtu

masih masuk sekolah, hal ini digunakan untuk penambahan jam pelajaran yang

terdiri dari penambahan jam pelajaran mapel Ujian Nasional (UN) untuk kelas IX,

BTA, Tilawah dan Tahfidz untuk seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX yang

sudah tersusun jadwalnya masing-masing. Setelah penambahan jam pelajaran

9

selesai, dilanjutkan dengan ekstrakurikuler yang sudah tersedia, hal ini bertujuan

untuk mengembangkan bakat dan minat siswa.

Kegiatan Pelaksanaan full day school di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura

dalam pembentukan karakter religius siswa sebagai berikut:Kegiatan Hari Senin-

Kamis, Dalam BAB III dijelaskan bahwa kegiatan full day school di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura berjalan selama 4 hari saja, yaitu hari senin, selasa,

rabu dan kamis saja. Sedangkan untuk hari jum’at dan sabtu hanya melaksanakan

sekolah setengah hari yaitu selesai pukul 13.00 WIB. Dalam proses pelaksanaan

full day school dalam membentuk karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah

1 Kartsura terdapat banyak kegiatan-kegiatan islami yang mampu membentuk

karakter siswa terlebih lagi yang berkaitan dengan karakter religius. Kegiatan ini

dilakukan disetiap hari yaitu pagi hari terdapat kegiatan wajib pagi yang harus

diikuti oleh seluruh siswa dan guru-guru. Adapun kegiatan wajib pagi dalam

membentuk karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura ialah:

Pertama, yaitu terdapat kegiatan 5S yang terdiri dari Senyum, Sapa,

Salam, Sopan, dan Santun. Dari kegiatan 5S tersebut secara langsung

mengajarkan pada siswa untuk selalu menghormati setiap orang yang lebih tua,

dan diharapkan mampu diterapkan dirumah atau lingkungan luar yang lainnya.

Kedua, yaitu shalat dhuha, shalat dhuha ini merupakan shalat sunnah, meskipun

shalat dhuha ini hukumnya sunnah akan tetapi untuk sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura ini merupakan kegiatan wajib yang harus selalu

dikerjakan disetiap paginya sehingga hal inilah yang membedakan sekolah satu

dengan sekolah yang lainnya. Kegiatan shalat dhuha di SMP Muhammadiyah 1

Kartasura dilakukan setiap pagi pada pukul 07.00 WIB.

Ketiga, yaitu adanya kegiatan pembacaan ayat suci Al-Qur’an.

Keistimewaan dari sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kartasura ini setelah

melakukan shalat dhuha tidak langsung bubar, akan tetapi masih dilanjutkan

dengan kegiatan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an

ini dipimpin oleh salah satu siswa yang sudah tersusun jadwalnya kemudian

ditirukan oleh seluruh siswa, guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 1

Kartasura. Keempat, yaitu adanya pembacaan hadits. Pembacaan hadist ini

10

dilakukan setelah pembacaan ayat suci Al-Qur’an juz 30 yang dipandu oleh bapak

guru PAI yaitu bapak Ahmad Muhson. Pembacaan hadits ini memang sengaja

diberikan tujuannya agar selain mengetahui tentang ayat suci Al-Qur’an

diharapkan siswa juga mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam hadits dan

mampu mempraktekkan dikehidupan sehari-hari sehingga sangat bermanfaat

untuk para siswa.

Dalam pembentukan karakter religius siswa, SMP Muhammadiyah 1

Kartasura juga menerapkan shalat dhuhur dan shalat ashar secara berjamaah

disekolah. Tujuan dari diadakannya shalat dhuhur secara berjamaah adalah untuk

menanamkan atau mengajarkan akhlak kepada anak-anak agar terbiasa shalat

berjamaah, tidak hanya di sekolahan saja tetapi mampu diterapkan di rumah.

Kegiatan di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura pada hari Jum’at hanya

berjalan setengah hari saja hal ini bisa dilihat pada pembahasan di BAB III. Akan

tetapi sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kartasura pada setiap hari jum’at juga

melaksanakan kegiatan yang dapat membentuk karakter religius siswa diantaranya

yaitu melaksanakan kegiatan wajib pagi yang terdiri dari shalat dhuha, murojaah,

membaca hadist, shalat jum’at berjamaah, serta infaq. Pelaksanaan KBM di hari

jum’at begitu sempit, maka setelah melaksanakan kegiatan wajib pagi seluruh

siswa masuk ke kelas untuk mengikuti pembelajaran dan waktu istirahat hanya

sekali saja yaitu pukul 09.30-10.00. Sebelum siswa istirahat biasanya guru

meminta siswa untuk melaksanakan infaq terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan

infaq ini bertujuan untuk menanamkan atau melatih siswa untuk selalu

bersodaqoh dan peduli terhadap orang lain.

Selain infaq para siswa juga dilatih untuk melaksanakan shalat jum’at

berjamaah di sekolahan. Selain itu juga masih ada kegiatan religius yang lainnya

yaitu Shalat Jum’at Berjamaah di sekolahan. Shalat jum’at di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura sudah berjalan sangat lama, shalat jum’at ini

dilaksanakan di sekolan bertujuan agar melatih dan mendidik siwa akan

pentingnya shalat jum’at terlebih lagi bagi siswa laki-laki karena merupakan

kewajiban. Untuk shalat jum’at ini juga masih diimami oleh bapak guru dan

diikuti seluruh siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Shalat jum’at untuk laki-

11

laki dikerjakan di Aula Putra, sedangkan untuk siswa perempuan shalat di bagian

halaman sekolah, hal ini memang dipisah karena Aula Putra tidak muat apabila

digabung dengan anak perempuan.

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura pada hari sabtu juga tidak menerapkan

full day school hal ini sama dengan yang dijelaskan di BAB III. Meskipun

peraturan kebijakan Permendikbud mengatakan bahwa sekolah full day school

adalah sekolah sehari penuh yang berjalan selama 5 hari, akan tetapi hal ini bukan

menjadi patokan untuk SMP Muhammadiyah 1 Kartasura belajar karena sekolah

ini berjalan selama 6 hari, sehingga pada hari sabtu seluruh siswa masuk untuk

sekolah. Akan tetapi khusus pada hari sabtu digunakan untuk jam tambahan

pelajaran yaitu berupa pembelajaran BTA, tilawah, tahfidz serta tambahan jam

mata pelajaran ujian nasional (UN) bagi siswa kelas IX. Khusus kelas IX pukul

08.10-09.30 mengikuti tambahan jam pelajaran UN terlebih dahulu, baru setelah

istirahat mengukuti kegiatan pembelajaran BTA, Tilawah dan Tahfidz.

Untuk pembelajaran BTA, Tilawah dan Tahfidz dikuti oleh seluruh siswa

yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Dalam hal ini jam pembelajarannya pun berbeda,

yaitu tambahan jam pagi untuk kelas VII dan VIII dari pukul 07.00 hingga pukul

10.00 digunakan untuk jam tambahan BTA, Tilwah dan Tahfidz, sedangkan kelas

IX tambahan mapel UN. Kategori BTA itu sendiri diperuntukkan bagi siswa yang

belum begitu mengenal huruf hijaiyah, belum lancar membaca Al-Qur’an dan

yang belum bisa membedakan huruf hijaiyah satu dengan yang lainnya.

Pembelajaran BTA ini dipandu oleh seluruh guru SMP Muhammadiyah 1

Kartasura, sedangkan tempatnya untuk kelas VII berada di kelasnya masing-

masing yang mana didalamnya diisi 2 orang guru untuk mendampingi siswa

dalam belajar BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) dan untuk kelas VIII tempatnya

berada di Aula Putra dengan dipandu oleh guru-guru SMP Muhammadiyah 1

Kartasura pula.

Metode Full day school di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Metode

Pembiasaan, Sesuai dengan temuan peneliti pada BAB III upaya guru untuk

membentuk karakter religiusmenggunakan metode pembiasaan, misalnya saja

dalam hal melaksanakan kegiatan shalat dhuha disetiap paginya, serta mengikuti

12

pengajian ayat suci Al-Qur’an juga pembacaan hadits secara berjamaah yang

mana bisa diterapkan dikehipudan sehari-hari terlebih ketika dirumah.

Metode Keteladanan, Sesuai dengan temuan peneliti pada BAB III,

metode yang digunakan adalah keteladanan, misalnya saja dalam hal saling

menyapa dan salam antara guru kepada guru, guru kepada siswa, salaman ketika

berpapasan dengan guru, mengucapkan salam dan senyum kepada teman sesama,

dan lain sebagainya. Dengan hal ini siswa mampu menerapkannya dirumah yaitu

dengan selalu menghormati orang tua.

Metode Reward dan Punishment, Metode ketiga, metode reward dan

punishment. Sesuai dengan BAB II Metode reward yang diterapkan disekolah

SMP Muhammadiyah 1 Kartasura ini adalah dengan cara memberikan pujian atau

ucapan yang mampu menggerakkan hati siswa agar selalu berbuat baik dan

berprestasi. Selain metode reward juga menerapkan metode punishment atau yang

sering disebut dengan metode hukuman. Sesuai dengan temuan peneliti pada BAB

III misalnya saja ketika pelaksanaan shalat dhuha berlangsung dan guru

mendapati siswa tidak shalat dengan khusyuk melainkan bersendau gurau akan

diberi sanksi hukuman berupa mengulangi shalat sendirian hingga benar-benar

khusyuk dan siswa merasa bersalah, selain itu biasanya disuruh menulis ayat suci

Al-Qur’an (surat juz 30) sebanyak 10x agar ada rasa jera.

Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Full day school Dalam

Membentuk Karakter Religius Siswa Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura, Dari

teori BAB II mengenai faktor pendukung dalam pelaksanaan full day school

dalam membentuk karakter religius siswa dapat berasal dari beberapa aspek.

Dalam hal ini faktor pendukung sangat dibutuhkan dan sangat penting guna untuk

meningkatkan kualitas siswa dan untuk mengukur seberapa berhasilkah kegiatan

yang sudah diterapkan selama ini. Sesuai dengan temuan peneliti pada BAB III

faktor pendukung dalam pelaksanaan full day school dalam membentuk karakter

religius siswa antara lain ialah bisa dilihat dari kurikulum, manajemen pendidik,

serta adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan wali murid.

Kurikulum yang digunakan di sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kartasura

sudah sesuai dengan teori yang sudah dibangun di BAB II, yaitu sudah

13

menerapkan kurikulum berbasis integrated curriculum yaitu yang berarti bahwa

selain mengajarkan ilmu umum juga mengajarkan ilmu-ilmu tentang agama yang

mana bisa membentuk karakter religius siswa.

Sedangkan untuk manajemen pendidik di sekolah SMP Muhammadiyah 1

Kartasura juga sudah terbilang bagus, hanya saja masih perlu ditingkatkan lagi

dngan cara memberikan evaluasi atau motivasi dari kepala sekolah untuk seluruh

guru-guru agar semakin bagus dan bisa membawa sekolah ke arah yang lebih

maju lagi. Dan yang paling bagus yaitu adanya interaksi atau hubungan yang

terjalin baik antara pihak sekolahan dengan wali murid siswa. Hal ini terbukti

bahwa disetiap sekolah mengadakan acara apapun selalu mengundang wali murid

untuk melakukan musyawarah secara bersama agar timbul rasa percaya terhadap

4. PENUTUP

Berdasarkan data yang sudah dianalisis pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan full day school dalam membentuk karakter religius siswa di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura tahun pelajaran 2018/2019 antara lain sebagai

berikut: Pelaksanaan full day school di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura

dilaksanakan setiap hari senin hingga kamis, sedangkan untuk hari jum’at dan

sabtu hanya sampai pada pukul 13.00 WIB. Sedangkan dalam membentuk

karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura dilakukan dengan

memberikan kegiatan wajib pagi diantaranya shalat dhuha, murojaah, pembacaan

hadits, shalat dhuhur, ashar berjamaah, dan infaq. Serta metode yang digunakan

dalam pembentukan karakter religius diantaranya ada metode keteladanan,

pembiasaan, reward dan punishment, Dalam pelaksanaan full day school terdapat

faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukungnya yaitu antara lain

kurikulum, manajemen pendidik, serta hubungan yang baik antara pihak sekolah

dengan wali murid. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi kurangnya sumber

daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, kurangnya kepekaan guru satu

dengan guru yang lainnya, serta banyaknya siswa yang belum bisa membaca

iqro’.

14

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad & Istanto. (2018). Manajemen Sekolah Islam. Surakarta:

Muhammadiyah University Press.

Ali, Mohamad. (2017). Pendidikan Karakter, dikutip dari Solopos

Ali, Mohammad dkk. (2017). Pedoman Penulis Skripsi Program Studi Pendidikan

Agama Islam. Surakarta: Muhammadiyah Universitiy press.

Asmani, Jamal Ma’mur. (2013). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter Di Sekolah. Yogjakarta:DIVA Press.

Baharuddin. (2016). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-

Ruuz Media.

Departemen Pendidikan Indonesia. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi.

Bandung: Alfabeta.

Hasan, Nor. (2004). Fullday School, Model Alternatif Pembelajaran Bahasa

Asing, dalam jurnal Pendidikan Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan,

vol.1, no.1, Pamekasan.

Hidayatullah, Furqon. (2010). Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat

& Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/penguatan-pendidikan-karakter-jadi-

pintu-masuk-pembenahan-pendidikan-nasional diakses tanggal 14 April 2019.

Lickona, Thomas. (2014). Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik

Siswa Menjadi Pintar Dan Baik. Bandung: Nusa Media.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Mustari, Mohamad. (2012). Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Laksbang

Pressindo.

Nana, Sudjana. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah

Production.

Pramawati, Dewi Vista. (2016). Latar Belakang Hadirnya Full Day School

(FDS), (http://www.informasiguru.com/)

15

Ratna, Nyoman Kutha, (2010). Metode Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial

Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Sujianto, Agus Eko. (2015). Penerapan Full Day School Dalam Lembaga

Pendidikan Islam: Jurnal Pendidikan, Ta’allim. Tulungagung, Vol.

28.No.2.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosada Karya.

Suwartono. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Syaodih, Sukmadinata Nata. (2006). Pengembangan Kurikulum Teori dan

Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

www.jenterasemesta.or.id/2016/08/full-day-school-konsep-dan-kurikulum.html

diakses tanggal 19 Oktober 2018.