dak tau
DESCRIPTION
ffTRANSCRIPT
1. Sehari-hari... sesekali dengan tambahan telur atau tempe?
a. Kandungan gizi dari makanan yang di konsumsi sehari-hari?
Tempe
Kecap
Nama Bahan Makanan: Kecap
Banyaknya Kecap yang Diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Kecap yang Dapat Dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100%
Jumlah Kandungan Energi Kecap = 46 kkal
Jumlah Kandungan Protein Kecap = 5,7 gr
Jumlah Kandungan Lemak Kecap = 1,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Kecap = 9 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Kecap = 123 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Kecap = 96 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Kecap = 6 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Kecap = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Kecap = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Kecap = 0 mg
Telur Ayam
Nama Bahan Makanan : Telur Ayam
Banyaknya Telur Ayam yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Telur Ayam yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 90 %
Jumlah Kandungan Energi Telur Ayam = 162 kkal
Jumlah Kandungan Protein Telur Ayam = 12,8 gr
Jumlah Kandungan Lemak Telur Ayam = 11,5 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Telur Ayam = 0,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Telur Ayam = 54 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Telur Ayam = 180 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Telur Ayam = 3 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Telur Ayam = 900 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Telur Ayam = 0,1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Telur Ayam = 0 mg
Nasi
Nama Bahan Makanan : Nasi
Nama Lain / Alternatif : Nasi (Menu Pgln)
Banyaknya Nasi yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Nasi yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Nasi = 176 kkal
Jumlah Kandungan Protein Nasi = 3,3 gr
Jumlah Kandungan Lemak Nasi = 0 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Nasi = 0 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Nasi = 4,9 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Nasi = 0 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Nasi = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Nasi = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Nasi = 0 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Nasi = 0 mg
b. Bagaimana hubungan dari kandungan gizi anak dengan mekanisme pertahan tubuh dari
penyakit?
c. Apa pengaruh social ekonomi keluarga adi dengan gizi?
Keadaan ekonomi dari keluarga adi yang kurang baik sehingga memaksa mereka
mengkonsumsi makanan yang seadanya sehinggga keadaan gizi adi menjadi tidak terpenuhi
2. Pemeriksaanfisik
a. Bagamana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
Keadaan umum: pucat, lemah karena kurangnya darah dalam tubuh, sehingga
proses transfusi oksigen keseluruh tubuh juga berkurang (lemas) dan aliran darah yang
berkurang mengakibatkan keadaan umum terlihat pucat.
HR: 90x/menit, RR: 22x/menit, Temp: 36,6C, TD: 120/80 mmHg NORMAL
Konjungtiva palpebra anemis (+/+) karena kurangnya darah yang beredar
diakibatkan karena kurangnya penyediaan besi untuk proses eritropoesis sehingga
produksi hemoglobin berkurang. Salah satu anemi terlihat di konjungtiva palpebra.
Cheilitis positif disebut juga stomatitis angular, yaitu adanya keradangan pada
sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
Lidah: atropi papil permukaan lidah menjadi licin, pucat dan mengkilap berwarna
merah daging dan terasa nyeri karena papila lidah yang menghilang
Ada dua teori yang dipercaya dapat menjelaskan kejadian chelitis dan atropi papil.
Teori pertama adalah teori gagal matang. Dalam teori ini dijelaskan bahwa besi
berperan dalam proses penggantian epitel yang telah rusak oleh epitel-epitel baru dari
stratum basalis. Defisiensi besi menyebabkan tidak terjadinya regenerasi epitel
sehingga terlihat stomatitis angular dan atropi papil. Teori lain menyebutkan bahwa
besi diperlukan oleh sel-sel pertahanan tubuh (terutama neutrofil) untuk membentuk
enzim myeloperoksidase yang berfungsi dalam proses eliminasi mikroorganisme.
Kekurangan enzim ini dapat menurunkan kinerja neutrofil dalam mengeliminasi
terutama jamur-jamur yang dapat menebabkan stomatitis angular.
Koilonychia positif kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis
vertikal, tipis, rata dan mudah patah, menjadi cekung seperti sendok.
b. Mengapa dilakukan pemeriksaan hepar, lien dan kgb?
Untuk mengetahui apakah adanya infeksi yang terjadi pada hepar, lien, dan
kgb
Learning Issue
1. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan Fisik
A. Tujuan
Tujuan pemeriksaan umum adalah mendapatkan atau mengidentifikasi keadaan
umum pasien saat diperiksa, dengan penekanan pada tanda-tanda kehidupan (vital
sign), keadaan sakit, keadaan gizi serta aktivitasnya baik dalam keadaan berbaring
atau pun berjalan.
Vital Sign
Keadaan Umum
Dapat menilai apakah pasien dalam keadaan darurat medik atau tidak.
Keadaan gizi dan habitus.
Habitus :
Atletikus BB dan bentuk badan ideal
Astenikus pasien yang kurus
Piknikus pasien yang gemuk
Keadaan gizi kurang, cukup atau berlebih.
BB dan TB harus diukur sebelum pemeriksaan fisis dilanjutkan.
Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) :
– BB ideal : IMT 18,5 – 25
– BB kurang : IMT < 18,5
– BB lebih : IMT > 25
– OBESITAS : IMT > 30
Tingkat kesadaran
a. Kompos mentis
Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan. Pasien
dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
b. Apatis
Pasien tampak segandan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
c. Delirium
Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik. Gaduh gelisah, kacau,
disorientasi, meronta-ronta.
d. Somnolen
Mengantuk yang masih pulih bila dirangsang. Tidur kembali bila rangsangan
berhenti.
e. Sopor (stupor)
Keadaan mengantuk yang dalam. Dapat bangun dengan rangsangan yg kuat.
Tidak dapat member jawaban verbal yang baik.
f. Koma
Penurunan kesadaran berat. Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada respons
terhadap rangsangan nyeri.
Suhu
Ukur suhu tubuh pasien dengan thermometer badan. Sebelum mengukur suhu
tubuh pasien kibaskan thermometer hingga kenilai 35C atau di bawahnya. Ada
beberapa cara memeriksa suhu :
1. Suhu oral: Termometer dimasukkan di bawah lidah, anjurkan pasien menutup
kedua bibirnya dan tunggu selama 10 menit. Kemudian baca termometer,
masukkan kembali selama 1 menit dan baca kembali. Normal 37 C. Sangat
berfluktasi dari dini hari sampai petang/ malam hari.
2. Suhu rektal: Termometer dimasukkan kedalam anus selama 2-5 menit,
sebelumnya olesi thermometer dengan pelicin. Hasil biasanya lebih tinggi
daripada suhu oral sekitar 0,4 – 0,5 C.
3. Suhu axila: Termometer dimasukkan di axial kemudian lengan menutupnya.
Tunggu selama kurang lebih 15 menit. Hasil biasanya lebih rendah dibanding
suhu oral yakni sekitar 1 C.
Suhu tubuh normal 36 – 37 ºC
Grafik suhu tubuh 3 stadium :
─ Std. inkrementi suhu tubuh mulai meningkat.
─ Std. fastigium puncak dari peningkatan suhu tubuh.
─ Std. dekrementi turunnya suhu tubuh yg tinggi.
Tekanan Darah
Diukur dgn tensimeter (sfigmometer).
Dengan stetoskop terdengar denyut nadi Korotkof :
– Korotkof I suara denyut mulai terdengar, tapi masih lemah dan akan
mengeras setelah tekanan diturunkan 10-15 mmHg sesuai dg tekanan
sistolik.
– Korotkof II suara terdengar seperti bising jantung (murmur) selama 15-20
mmHg berikutnya.
– Korotkof III suara menjadi kecil kualitasnya, lebih jelas dan keras selama 5-
7 mmHg berikutnya.
– Korotkof IV suara meredup sampai kemudian menghilang setelah 5-6
mmHg berikutnya.
– Korotkof V titik dimana suara menghilang sesuai dengan tekanan
diastolik.
Cara mengukur tekanan darah :
1. Persiapan
a. Sebaiknya untuk mengukur tekanan darah pasien tidak merokok atau minum
minuman berkafein selama kurang lebih 30 menit sebelum pengukuran dan
istirahat sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran.
b. Lengan yang diperiksa tidak tertutup pakaian.
c. Palpasi arteri brachialis
d. Atur posisi lengan sedemikan sehingga arteri brachialis pada fosa antecubital
terletak setinggi jantung (kira-kira sejajar dengan intercosta 4).
e. Letakkan manset di tengah arteri brachialis pada lengan kanan, sisi bawah
manset kurang lebih 2,5 cm diatas fossa antecubital. Lingkarkan manset
dengan tepat, posisikan lengan pasien sedikit flexi.
2. Tentukan dahulu tekanan sistolik palpasi. Caranya, palpasi arteri radialis dekat
pergelangan tangan dengan satu jari sambil pompa manset sampai denyut nadi
arteri radialis menghilang. Baca berapa nilai tekanan ini pada manometer.
Itulah tekanan sistolik palpasi. Lalu kempiskan manset.
3. Sekarang ukur tekanan darah. Letakkan bel stetoskop di atas arteri brachialis.
Kunci bagian pengeluaran udara. Pompa manset sampai kurang lebih 30 mmhg
diatas tekanan sistolik palpasi. Kemudian kempiskan dengan membuka kunci
pengeluaran udara perlahan-lahan dengan kecepatan kira-kira 2-3 mmhg/detik.
Dengarkan bunyi ketukan pada stetoskop anda.
Yang disebut tekanan sistolik adalah bunyi ketukan pertama yang terdengar
(Korotkoff I). Yang disebut tekanan diastolic adalah saat bunyi ketukan sama
sekali hilang (korotkoff V).
Nadi
a. Pemeriksaan nadi umumnya dilakukan dgn palpasi a. radialis kanan dan kiri
dekat pergelangan tangan. Lakukan palpasi dengan 2 atau 3 jari. Hitunglah
frekuensi denyut nadi per menit. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah
pasien istirahat 5 – 10 menit.
b. Tempat lain a. brakialis, a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis.
Yang perlu diperhatikan :
– Frekuensi denyut nadi
– Irama
– Isi nadi
– Kualitas nadi
– Kualitas dinding arteri
• Frekuensi Nadi
– Normal 80 x/menit
– Bila > 100 x/menit takikardia
– Bila < 60 x/menit bradikardia
• Irama denyut nadi
Nadi <50 x/menit kadang-kadang disebabkan kelainan hantaran rangsang pada
jantung. Bila tidak teratur,menunjukkan beberapa kemungkinan antara lain:
─ Sinus aritmia : keadaan normal di mana pada inspirasi denyut nadi
lebih cepat daripada saat ekspirasi.
─ Ekstrasistolik : keadaan di mana terdapat sekali-sekali denyut nadi
yang datang lebih cepat (prematur) dan disusul
dengan suatu istirahat yang lebih panjang. Kadang-
kadang denyut prematur itu tidak teraba pada arteri
radialis, teraba seolah-olah denyut nadi terhenti
sesaat.
─ Fibrilasi atrium : keadaan di mana denyut nadi sama sekali tidak teratur
(tidak ada irama dasar). Dalam keadaan ini
harus dihitung denyut jantung dan dibandingkan
dengan frekuensi nadi dan biasanya frekuensi nadi
lebih rendah sehingga terdapat pulsus defisit.
─ Blok atrioventrikular : keadaan di mana tidak semua rangsang dari nodus SA
diteruskan keventrikel sehingga saat itu
ventrikel tidak berkontraksi. Dalam keadaan ini
biasanya terdapat bradikardia.
Irama denyut nadi juga ditentukan oleh :
– regular atau ireguler
– pulsus deficit frekuensi denyut nadi lebih kecil dari denyutjantung.
– pulsus bigeminus 2 denyut nadi dipisahkan oleh interval yang panjang.
– pulsus trigeminus 3 denyut nadi dipisahkan oleh interval yang panjang.
– pulsus alternans denyut yg kuat dan lemah terjadi bergantian
• Isi Nadi
– Cukup
– Kecil pulsus parvus (pada perdarahan, infark miokard, efusi perikardial,
stenosis aorta.
– Besar pulsus magnus (demam, bekerja keras).
• Kualitas Nadi
– Bila tekanan nadi besar, pengisian dan pengosongan nadi berlangsung
mendadak pulsus celer.
– Bila tekanan nadi kecil, pengisian dan pengosongan nadi lambat pulsus
tardus.
• Kualitas dinding arteri
Mengeras pada aterosklerosis.
Frekuensi Pernapasan
Hitunglah jumlah pernapasan dalam 1 menit. Lakukan dengan inspeksi atau
auskultasi.
• Normal 16 – 24 kali per menit dalam keadaan tenang.
• Bila< 16 x/menit bradipneu
• Bila> 24 x/menit takipneu
• Pernapasan yg dalam hiperpneu
• Pernapasan yg dangkal hipopneu
• Kesulitan bernapas atau sesak napas dispneu
• Sesak napas bila berbaring , nyaman bila dalam posisi tegak ortopneu
• Sesak napas malam hari paroxysmal nocturnal dyspnoe
• Sifat pernapasan :
– Pada wanita abdomino-torakal torakal lebih dominan
– Pada laki2 torako-abdominal abdominal lebih dominan
– Kussmaull cepat dan dalam pada asidosis metabolik
– Biot tidak teratur irama dan amplitudonya, diselingiperiode apneu.
– Cheyne-Stokes amplitudo mula2 kecil, kemudian membesar dan
mengecil kembali, diselingi periode apneu.
– Biot dan Cheyne-Stokes pada kerusakan otak.
2. Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
(Supariasa, dkk, 2002)
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah
asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk
berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas,
pemeliharaan kesehatan, dan lainnya). (Suyatno, 2009). Status gizi adalah ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari
nutrisi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, dkk, 2001).
Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses
dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan
tubuh. Beberapa zat gizi yang disediakan oleh pangan tersebut disebut zat gizi
essential, mengingat kenyataan bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk
dalam tubuh, setidak-tidaknya dalam jumlah yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan kesihatan yang normal. Jadi zat gizi esensial yang disediakan untuk tubuh yang
dihasilkan dalam pangan, umumnya adalah zat gizi yang tidak dibentuk dalam tubuh
dan harus disediakan dari unsur-unsur pangan di antaranya adalah asam amino
essensial. Semua zat gizi essential diperlukan untuk memperoleh dan memelihara
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, pengetahuan
terapan tentang kandungan zat gizi dalam pangan yang umum dapat diperoleh
penduduk di suatu tempat adalah penting guna merencanakan, menyiapkan dan
mengkonsumsi makanan seimbang. (Moch. Agus Krisno Budiyonto)
Pada umumnya zat gizi dibagi dalm lima kelompok utama, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin dan mineral. Sedangkan sejumlah pakar juga Universitas Sumatera
Utaraberpendapat air juga merupakan bahagian dalam zat gizi. Hal ini didasarkan
kepada fungsi air dalam metabolism makanan yang cukup penting walaupun air
dapat disediakan di luar bahan pangan. ( Moch. Agus Krisno Budiyonto )
Makan makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan
yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa
disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun
dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi
tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan
yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Tubuh manusia memerlukan sejumlah pangan dan gizi secara tetap, sesuai dengan
standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi.
Penduduk yang miskin tidak mendapatkan pangan dan gizi dalam jumlah yang
cukup. Mereka menderita lapar pangan dan gizi, mereka menderita gizi kurang. (Sri
Handajani, 1996).
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam
jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai
penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekwensi fungsional yang
lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi.
(Ari Agung, 2002).
Hasil penelitian di berbagai tempat dan di banyak negara menunjukkan bahwa
penyakit gangguan gizi yang paling banyak ditemukan adalah gangguan gizi akibat
kekurangan energi dan protein (KEP). Dalam bahasa Inggris penyakit ini disebut
Protein Calorie Malnutrition atau disingkat PCM. Ada juga ahli yang menyebutnya
sebagai Enery Protein Malnutrition atau EPM, namun artinya sama.
Ada dua bentuk KEP yaitu marasmus dan kwashiorkor. Baik marasmus maupun
kwashiorkor keduanya disebabkan oleh kekurangan protein. Akan tetapi pada
marasmus di samping kekurangan protein terjadi juga kekurangan energi.
Sedangkan pada kwashiorkor yang kurang hanya protein, sementara kalori cukup.
Marasmus terjadi pada anak usia yang sangat muda yaitu pada bulan pertama setelah
lahir, sedangkan kwashiorkor umumnya ditemukan pada usia 6 bulan sampai 4
tahun. Ada empat ciri yang selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor yaitu:
Adanya oedema pada kaki, tumit dan bagian tubuh lain seperti bengkak karena ada cairan
tertumpuk.
Gangguan pertumbuhan badan. Berat dan panjang badan anak tidak dapat mencapai berat
dan panjang yang semestinya sesuai dengan umurnya.
Perubahan aspek kejiwaan, yaitu anak kelihatan memelas, cengeng, lemah dan tidak ada
selera makan.
Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik walaupun masih tampak
adanya lapisan lemak di bawah kulit.
Istilah marasmus berasal dari bahasa yunani yang sejak lama digunakan sebagai istilah
dalam ilmu kedokteran untuk menggambarkan seorang anak yang berat badannya sangat
kurang dari berat badan seharusnya. Ciri utama penderita marasmus adalah sebagai
berikut :
Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak sangat jelas sekali
apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat. Berat badan anak kurang dari 60%
dari berat badan seharusnya menurut umur.
Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan tanda yang tampak
pada kwashiorkor. Pada penderita marasmus, muka anak tampak keriput dan cekung
sebagaimana layaknya wajah seorang yang telah berusia lanjut. Oleh karena tubuh anak
sangat kurus, maka kepala anak seolah-olah terlalu besar jika dibandingkan dengan
badannya.
Pada penderita marasmus biasanya ditemukan juga tanda-tanda defisiensi gizi yang lain
seperti kekurangan vitamin C, vitamin A, dan zat besi serta sering juga anak menderita
diare.
Kelompok Umur : Anak (0-9 tahun)
Berat badan ideal pada kelompok anak semakin naik pada usia 0-6 bulan 6 kg, 7-
12 bulan 8.5 kg, 1-3 tahun 12 kg, 4-6 tahun 12 kg 7-9 tahun . Sama halnya dengan
kebutuhan energi dan protein. Kebutuhan energi semakin meningkat dari 550
Kkal pada usia 0-6 bulan hingga 1800 kkal pada usia 7-9 tahun. Kebutuhan
protein semakin meningkat dari 10 g pada usia 0-6 bulan hingga 45 g pada usia 7-
9 tahun. Meningkatnya kebutuhan energi dan protein diiringi dengan
perkembangan fisik dari bayi sampai umur sembilan tahun yang semakin besar,
sehingga kebutuhan energi dan protein yang besar sangat dibutuhkan dalam
proses perkembangan otak dan tubuh
Daftar Pustaka
http://eprints.undip.ac.id/23985/1/DIDIK_SUMANTO.pdf diakses pada 19
november 2014
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-2-4.pdf diakses pada 19 november 2014
Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia Depkes RI Dir. Bin.Gizi Masyarakat
dan Puslitbang Gizi 1991