daftar isifile.tkplb.net/_modul/2019/up-pkp/03._unit_pembelajaran... · web viewaktivitas...

53

Upload: others

Post on 11-Jul-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran
Page 2: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

Unit PembelajaranPROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN TUNANETRAPENGEMBANGAN ORIENTASI, MOBILITAS, SOSIAL DAN KOMUNIKASISEKOLAH LUAR BIASA(SLB)

Komunikasi Ekspresif Penulis:Endang Saeful Munir, S.Pd., M.Si

Penyunting:Rina Agustin Susanti, S.Sos., M.Pd.

Desainer Grafis dan Ilustrator:TIM Desain Grafis

Copyright © 2019Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan KhususDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga KependidikanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-UndangDilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 3: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

3

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI_____________________________________________________3DAFTAR GAMBAR______________________________________________4DAFTAR TABEL________________________________________________5PENDAHULUAN________________________________________________6KOMPETENSI DAN PERUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI___________________________________________________8

A. Kompetensi dan Target Kompetensi________________________________________8

B. Indikator Pencapaian Kompetensi___________________________________________8

APLIKASI DI DUNIA NYATA____________________________________9Komunikasi Ekspresif____________________________________________________________9

BAHAN PEMBELAJARAN______________________________________11A. Aktivitas Pembelajaran_____________________________________________________11

Aktivitas 1. Memperkenalkan Diri_________________________________________________13

Aktivitas 2. Kegiatan Pagi Hari_____________________________________________________16

Aktivitas 3. Komunikasi Formal dan Nonformal__________________________________18

B. Bahan Bacaan________________________________________________________________23

Memperkenalkan Diri pada Berbagai Situasi Sosial______________________________23

Komunikasi Formal dan Nonformal_______________________________________________26

Metode Pembelajaran Komunikasi pada peserta didik Tunanetra______________30

PENGEMBANGAN PENILAIAN________________________________33A. Penilaian______________________________________________________________________33

KESIMPULAN_________________________________________________35UMPAN BALIK________________________________________________36

Page 4: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

4

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Tunanetra sedang berkomunikasi dengan yang awas_______________9

Gambar 2. Menjaga kontak mata/keterarahan wajah___________________________24

Gambar 3. Bentuk Postur Tubuh_________________________________________________25

Page 5: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

5

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi________________________________________________________8

Tabel 2. Desain Aktivitas Pembelajaran__________________________________________12

Page 6: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

6

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan khusus mengamanatkan salah

satu materi khusus bagi peserta didik tunanetra, yang membedakan dengan

kekhususan yang lain adalah Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial dan

Komunikasi (POMSK). Program ini disebut dengan program kekhususan bagi

Pesrta didik tunanetra. Pengembangan komunikasi bagi peserta didik

tunanetra merupakan salah satu materi yang perlu dilatih oleh guru yang

mengajar POMSK adalah kemampuan komunikasi ekspresif. Tujuan

pembelajaran komunikasi ekspresif bagi peserta didik tunanetra disamping

mereka mampu untuk menyampaikan gagasan, ide atau pendapat dengan

baik dan menarik, juga bertujuan untuk mengurangi dampak

ketunanetraannya khususnya pada sosial emosi peserta didik tunanetra,

seperti kurang percaya diri, mudah curiga, menarik diri dari lingkungan atau

tidak mau bergabung dengan teman-teman yang lainnya.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara

mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang

memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi

dunia nyata terkait dampak ketunanetraan, deskripsi alternatif aktivitas

pembelajaran, lembar penilaian yang dapat digunakan guru untuk

memfasilitasi pembelajaran, serta bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh

guru.

Unit pembelajaran komunikasi ekspresif dalam aktivitas pembelajaran

mencoba untuk menggunakan metode pembelajaran yang meyenangkan

dengan menitikberatkan pada keaktifan siswa berupa permainanan/game

yang sederhana, juga menggunakan metode bermain peran serta simulasi.

Bahan bacaan yang dikembangkan pada unit ini meliputi bagaimana cara

memperkenalkan diri, cara mengenalkan diri, serta komunikasi formal dan

Page 7: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

7

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

nonformal/informal, dan Saudara dapat mengembangkan materi bacaan

menjadi lebih lebih luas terutama untuk mengembangkan pencapaian

indikator pengayaan jika peserta didik telah memenuhi kompetensi pada

indikator kunci.

Page 8: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

8

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DAN PERUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. Kompetensi dan Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi program

khusus tunanetra jenjang SDLB:

Tabel 1. Kompetensi dan Target Kompetensi

No. Kompetensi Target Kompetensi Jenjang

2.2 Mampu Melakukan komunikasi antar personal dengan baik dan ekspresif.

Melakukan komunikasi antar personal dengan baik dan ekspresif.

SDLB

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pendukung

2.2.1 mengikuti cara memperkenalkan diri dengan ekpresif

Indikator Kunci

2.2.2 Melakukan cara berkenalan dengan orang lain secara ekspresif

2.2.3 Melakukan bermain peran tentang kegiatan sehari-hari

Indikator Pengayaan

2.2.4 Melakukan simulasi komunikasi formal dan non formal

Page 9: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

9

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

APLIKASI DI DUNIA NYATA

Komunikasi Ekspresif

Coba Saudara perhatikan pada anak usia sekolah dasar atau sekolah dasar

luar biasa atau terjadi juga pada beberapa anak tunanetra yang sudah besar

juga, banyak dari mereka memiliki perilaku seperti mudah tersinggung,

rendah diri dan bertindak pasif ketika berada dalam kelompok. Menurut

Saudara apa yang menyebabkan perilaku tersebut? Dan bagaimana cara

menanganinya?

Gambar 1. Tunanetra sedang berkomunikasi dengan yang awasSumber: https://www.wikihow.com/Interact-with-the-Blind

Dampak dari hambatan/hilangnya penglihatan pada peserta didik umumnya

menyebabkan keterbatasan dalam variasi dan jenis pengalaman (kognisi),

keterbatasan pada kemampuan untuk bergerak di dalam lingkungannya

(orientasi mobilitas), dan keterbatasan dalam berinteraksi dengan

lingkungannya (sosial emosi)”

Para ahli pendidikan bagi tunanetra menyebutkan bahwa pada umumnya

keterbatasan kognisi pada anak tunanetra bukan dikarenakan kemampuan

Page 10: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

10

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

intelegensi yang rendah, namun kurangnya pengalaman persepsi auditori

dalam membentuk suatu konsep. Pembentukan konsep pengetahuan banyak

terjadi dalam kehidupan sehari hari termasuk tunanetra, oleh karena itu

pelibatan mereka dalam aktivitas yang memberikan banyak pengalaman

menjadi hal yang penting untuk mereka.

Hambatan yang dialami tunanetra dalam pembentukan konsep salah satunya

dikarenakan kurangnya pengalaman dalam memahami deskripsi suatu

konsep. Keterbatasan ini dapat diatasi dengan cara mengembangkan

komunikasi bagi anak tunanetra sejak dini. Tunanetra perlu dibiasakan

untuk memunculkan inisiatif bertanya pada orang awas di sekitarnya untuk

mendapatkan pengetahuan tentang suatu konsep (ekspresif). Di samping itu,

anak tunanetra perlu memahami secara baik terkait penjelasan yang

disampaikan oleh orang awas (reseptif).

Hal yang perlu diantisipasi dalam pengembangan komunikasi bagi anak

tunanetra yaitu keterbatasan sosial emosi, seperti Anak tunanetra menjadi

mudah tersinggung, rendah diri dan bertindak pasif dalam kegiatan

kelompok. Anak tunanetra kurang memiliki keinginan kuat untuk bergabung

bersama orang awas ketika melakukan aktivitas bersama dengan yang lain.

Kegiatan berkelompok perlu dirancang menarik dan membuat rasa nyaman

bagi anak tunanetra sehingga memunculkan keinginan untuk berpatisipasi

aktif. Keikutsertaan anak tunanetra secara aktif dalam kegiatan kelompok

diharapkan memunculkan kebiasaan untuk menanyakan kabar, tanya jawab

dan rasa empati. Interaksi yang terjadi akan mengubah pola pikir anak

tunanetra sehingga dapat merasa nyaman ketika berada di lingkungan

bersama yang lainnya.

Page 11: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

11

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan

pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan

membelajarkan topik pengembangan komunikasi, khususnya mengajarkan

komunikasi ekspresif pada peserta didik tunanetra. Bahan pembelajaran

dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha

memfasilitasi kemampuan berpikir siswa yang bervariasi. Bahan

pembelajaran ini berisikan rincian aktivitas pembelajaran.

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang

dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada topik

pengembangan komunikasi. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran,

terlebih dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat

pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2, dapat terlihat aktivitas pembelajaran untuk mencapai

masing-masing indikator yang telah ditetapkan, yang dapat dicapai dalam 1

kali pertemuan untuk masing-masing materi perkenalan, dan kegiatan pagi

hari, aktivitas pembelajaran untuk materi memimpin rapat, akan lebih

cocock di berikan pada kelas yang lebih tinggi atau sebagai pengayaan bila

anak sudah mampu di materi sebelumnya. Aktivitas pembelajaran akan

diuraikan lebih rinci, menjadi tiga skenario pembelajaran. Berikut ini rincian

aktivitas pembelajaran untuk masing-masing pertemuan.

.

Page 12: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

12

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 2. Desain Aktivitas Pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi/ SubmateriAktivitas

PembelajaranBentuk dan Jenis

PenilaianMedia

Alokasi Waktu

2.2.1 Mengikuti cara memperkenalkan diri dengan ekpresif

Perkenalan

Kegiatan pagi hari

Komunikasi ekspresif formal dan nonformal

1. Memperkenalkan Diri dan Berkenalan denganorang lain

2. Bermain Peran kegiatan sehari-hari

3. Simulasi memimpin rapat

Observasi keterampilan sumulasi/bermain peran

1. Bacaan/Cerita

6 x 30’

Dilaksanakan dengan 2 pertemuan (2 JP, 2JP dan 2 JP)

2.2.2 Melakukan cara berkenalan dengan orang lain secara ekspresif

2.2.3 Melakukan bermain peran tentang kegiatan sehari-hari

2.2.4 Melakukan komunikasi ekspresif formal dan non formal

Page 13: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

13

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Page 14: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

14

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 1. Memperkenalkan Diri

Keterbatasan kognisi yang terjadi pada peserta didik tunanetra, seringkali

bukan karena masalah kemampuan intelegensi yang rendah, namun lebih

banyak berasal dari kurangnya rangsangan dalam membentuk suatu konsep.

Untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya seseorang perlu

memiliki kemampuan yang baik untuk berhubungan dengan orang lain

(sosial emosi). Salah satu cara guru untuk meningkatkan sosial emosi peserta

didik tunanetra melalui latihan untuk tampil mengenalkan diri dan mengenal

teman-temannya. Peningkatan sosial emosi peserta didik tunanetra

diharapkan akan meningkatakan kepercayaan diri peserta didik tunanetra,

dan tidak mudah tersinggung ketika bergaul dengan yang lain.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas

yang menyenangkan berupa permainan/game. Permainan yang akan kita

lakukan adalah permainan “perkenalan”.

Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.1, dan 2.2.2, yang

dilakukan dalam bentuk pemainan dengan judul “perkenalan”.

Permainan “Perkenalan”

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:

Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:

a. Mengikuti cara mengenalkan diri;

b. Melakukan mengenalkan diri sendiri dengan ekspresif;

c. Melakukan perkenalan dengan orang lain;

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 30 Menit

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:

(tidak diperlukan media, alat atau bahan)

Page 15: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

15

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Apa yang Saudara lakukan:

Langkah pertama saudara dapat melakukan kegiatan bercerita tentang

pentingnya komunikasi dengan sesama, ini dilakukan untuk memotivasi

peserta didik agar berperan aktif dalam permainan nanti.

1. Permainan Baris-Berbaris 

Permainan ini, selain menanamkan sikap disiplin juga dapat membuat

peserta didik berani untuk bertanya kepada temannya. Berikut salah satu

caranya :

a. Ajak apeserta didik untuk berdiri berbaris.

b. Setelah itu berikan variasi instruksi berdasar : 

Urutkan sesuai tinggi badan, dari yang paling pendek lalu ke yang

paling tinggi atau sebaliknya,

Urutkan sesuai tanggal kelahiran Bulan dari ulang tahun masing-

masing anak, dari bulan Januari sampai Desember, 

Urutan abjad dari huruf pertama nama mereka, dari huruf A sampai

Z, 

Urutan abjad dari huruf pertama nama ibu masing-masing anak, 

Urutan abjad dari huruf pertama nama nenek masing-masing anak, 

Dan seterusnya (intruksi yang diberikan dapat di variasikan sesuai

kebutuhan).

2. Permainan Perkenalan

Hampir sama seperti permainan baris-berbaris, permainan ini bertujuan

untuk menamkan kepercayaan diri anak, kemampuan mengingat serta

keberanian anak untuk bertanya pada temannya.

Minta semua peserta untuk duduk atau berdiri dan membentuk

lingkaran,

Page 16: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

16

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Minta seorang peserta untuk memperkenalkan nama dan satu hal lain

mengenai dirinya dalam bentuk satu kalimat pendek (nama, alamat

rumah, kesukaan/hobi,),

Mintalah peserta kedua untuk mengulang kalimat peserta pertama,

baru kemudian memperkenalkan dirinya sendiri, misal : teman saya

farid, tinggalnya di bandung, suka nyanyi. Saya Mika, tinggal di

sukaresmi, suka makan.

Peserta ketiga harus mengulang kalimat 2 peserta sebelumnya

sebelum memperkenalkan diri, demikian seterusnya sampai seluruh

peserta memperoleh gilirannya.

Apabila peserta tidak dapat mengingat nama dan apa yang dikatakan

2 peserta lainnya, maka ia harus menanyakan langsung pada yang

bersangkutan : ‘siapa nama anda?’ atau ‘siapa nama anda dan apa

yang anda katakan tadi ?’

Catatan.

Permainana ini bagusnya diberikan pada kegiatan awal tahun ajaran,

atau pada hari pertama masuk sekolah.

Ketika melakukan permainan diatas usahakan suasananya

menyenangkan sehingga anak bisa lebih berani untuk berekspresi.

Page 17: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

17

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Aktivitas 2. Kegiatan Pagi Hari

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan aktivitas dari pagi hari sampai

malam hari, setiap aktifitas yang kita lakukan tidak terlepas dari komunikasi.

Komunikasi dilakukan dengan orang tua, kakak, adik, guru, teman, tetangga

dan lain sebagainya.

Kemampuan komunikasi pada anak tunanetra perlu dilatih agar mereka

mendapatkan banyak rangsangan sehingga mempengaruhi terhadap

pengembangan konsepnya. Dalam melakukan komunikasi setiap anak perlu

keberanian dan percaya diri serta pembendaharaan kata yang cukup untuk

menyapa atau menjawab pertanyaan. Makin sering melakukan komunikasi

maka kepercayaan diri makin bagus dan pembendaharaan kata makin

banyak.

Keunggulan penggunaan metode bermain peran pada anak adalah: a)

meningkatkan motivasi belajar anak; b) membuat siswa berani membuat

keputusan; c) menumbuhkan sikap simpati dan empati anak terhadap

sesama; d) melatih kerjasama dalam sebuah permainan; e) mengembangkan

ide dan gagasan anak; f) menumbuhkan daya kreatif anak; g) melatih anak

untuk mengembangkan sikap toleransi; serta h)meningkatkan keaktifan

belajar.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas

berikut. 1) mengkondisikan siswa dengan tanya jawab terkait aktifitas rutin

pada pagi hari yang dilakukan oleh anak; 2) membagi anak sesuai perannya

masing-masing (ayah, ibu, anaknya); 3) anak tampil untuk bermain peran;

dan 4) melakukan revieuw.

Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.3. dengan

menggunakan metode bermain peran.

Page 18: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

18

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran: 2 x 30 Menit.

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:

(skenario kegiatan bisa di buat sama-sama antara murid dan guru)

Apa yang Saudara lakukan:

1) Persiapan.

Guru berupaya memperkenalkan peserta didik pada kegiatan yang

dilakukan sehari-hari sebagai contoh yg dilakukan pada pagi hari sejak

bangun tidur, cerita berhenti jika cerita sudah jelas.

2) Memilih pemain (partisipan).

Peserta didik dan guru membahas karakter (Ibu/Bapak, adik/kakak)

dan menentukan siapa yang akan memainkannya. Dalam pemilihan

pemain, guru dapat memilih murid yang sesuai untuk memainkannya

(jika murid pasif atau diduga memiliki keterampilan berbicara yang

rendah) atau murid sendiri yang mengusulkannya.

3) Memainkan peran.

Permainan peran dilaksanakan secara spontan. Jika permainan peran

sudah terlalu jauh keluar jalur, guru dapat menghentikannya untuk

segera masuk ke langkah berikutnya.

4) Diskusi dan evaluasi.

Guru bersama dengan murid mendiskusikan permainan tadi dan

melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan.

5) Bermain peran ulang.

Permainan peran ulang seharusnya berjalan lebih baik, murid dapat

memainkan perannya lebih sesuai dengan skenario.

Bila peran ini terlalu rendah Saudara dapat membuat skenario yang lebih

komplek, yang terpenting cerita yang di tampilkan merupakan kegiatan yang

dilakukan sehari-hari. Hal ini untuk menghindari kesulitan pada tunanetra

yang usianya masih kecil.

Page 19: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

19

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Aktivitas 3. Komunikasi Formal dan Nonformal

Aktivitas pembelajaran pertemuna ke-3 merupakan kegiatan pengayaan,

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak ketunanetraan khususnya

masalah sosial emosi peserta didik tunanetra seperti, perilaku mudah curiga,

kurang percaya diri, kurang aktif ketika bersama anak lainnya. Namun dalam

pertemuan ini peserta didik diminta untuk melakukan simulasi terkait

komunikasi formal dan non-formal.

Dalam aktifvitas ini latihan komunikasi formal bagi peserta didik tinanetra,

peserta didik diminta untuk melakukan simulasi menjadi pemimpin rapat.

Sedangkan untuk komunikasi non formal peserta didik akan melakukan

permainan pesan berantai.

Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan

menggunakan metode simulasi. Pembelajaran dilakukan selama 2 X 30’.

Komunikasi Formal dan Non-formal

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:

Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:

a. Memahami bentuk komunikasi formal .

b. Memahami bentuk komunikasi nonformal.

c. Melakukan simulasi komunikasi formal dan Non-formal.

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 30 Menit.

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:

1. Kertas

Apa yang Saudara lakukan:

(1) Persiapan simulasi

Page 20: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

20

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(a) topik simulasi “memimpin rapat”.

(b) Guru memberikan masalah dalam simulasi yang akan disimulasikan.

(c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi,

peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang

disediakan.

(d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.

(2) Pelaksanaan simulasi

(a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.

(b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

(c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang

mendapat kesulitan.

(d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak.

(3) Penutup

(a) Melakukan diskusi baik tentang jalannnya simulasi maupun materi

cerita yang disimulasikan.

(b) Merumuskan kesimpulan.

Komunikasi non-formal

Permainan “Pesan Berantai” dalam Pengembangan OMSK ini melatih

kemampuan berkomunikasi dengan mengingat pesan kemudian disampaikan

secara bergiliran kepada teman lain dalam satu kelompok. Saudara diminta

mengarahkan peserta didik untuk berlomba memahami dan menyampaikan

pesan dengan benar dan mengontrol tiap tahap penyampaian dari satu siswa

kesiswa lainnya agar diterima dan difahami dengan benar yang kemudian

disampaikannya kepada peserta berikutnya. Demikian seterusnya sampai

pada giliran siswa yang terakhir.

Jika diterapkan pada kelas rendah, guru dapat membantu dengan menuliskan

pesan atau membisikan pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Perlu

Page 21: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

21

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

dikondisikan agar permainan ini berjalan menyenangkan. Berikut ini

langkah-langkah yang dapat saudara lakukan sebagai berikut:

Saudara membagi peserta didik ke dalam dua kelompok, dengan jumlah

yang sama antara kelompok.

Setelah berkelompok terbentuk, mereka membentuk dan mengatur formasi.

Ini berkaitan dengan strategi. Mereka menentukan siapa orang pertama yang

akan menyampaikan pesan dari saya, siapa orang kedua dan seterusnya,

hingga siapa orang terakhir yang harus menyebutkan isi pesan dari saya.

Isi pesan Saudara dapat bisikan atau menuliskan pada selembar kertas kecil.

Pada tiap sesi berikan 5 kata untuk masing-masing kelompok. Kelompok

yang menang, adalah kelompok yang bisa menyebutkan lebih banyak isi

pesan secara betul. Isi pesan dapat disesuaikan dengan usia dan tingkat

kemampuan anak.

Jalannya Permainan

Sesi pertama

Kelompok pertama mendapat 5 kata yaitu: susu, telur, daging, ikan, dan

keju.

Sedangkan 5 kata untuk kelompok kedua adalah: tahu, tempe, roti, sambal,

dan nasi.

Mereka menyampaikan pesan tersebut secara berantai. Pesan harus

disampaikan dengan berbisik. Peserta dilarang bicara keras sehingga kata-

kata tersebut didengar oleh orang lain selain yang dibisiki.

Sesi kedua

Page 22: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

22

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pada sesi kedua, kelompok pertama, mendapatkan 5 kata yaitu: kuda nil,

kerbau, sapi, zebra, dan kambing.

Sedangkan untuk kelompok kedua, mereka mendapat 5 kata: ikan mas,

ayam, bangau, bebek, dan merpati.

Sesi ketiga

Untuk sesi terakhir, masing-masing kelompok saya berikan 5 nama orang.

5 nama untuk pertama, adalah: Susi, Tati, Ani, Dina, dan Indah.

5 nama untuk kedua, adalah: Bambang, Agus, Dodo, Edi, dan Joko. 

Penguatan Setelah Permainan

Beberapa hal yang saya sampaikan di akhir permainan adalah sebagai

berikut:

1. Di dalam sebuah permainan, wajar ada yang menang dan ada yang kalah.

yang lebih penting dari sekadar menang dan kalah, adalah semangat

sportivitasnya. Kalau kalah jangan frustasi, dan kalau tim kita menang

tunjukkanlah solidaritas. 

2. Manfaat dari permainan ini adalah, kita harus bisa berkonsentrasi agar

bisa menyampaikan pesan secara utuh. Begitu pula saat menerima

pelajaran di kelas. Anak yang selalu memperhatikan penjelasan dari

guru, terkadang masih saja dia tidak bisa memahami semua penjelasan

tersebut. Apalagi mereka yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

3. Belajar sambil bermain. Kita mengingat pelajaran secara lebih mudah

dengan bermain. Bila kita lihat, kata-kata yang disampaikan pada sesi

pertama semuanya adalah mengenai kelompok makanan. Apakah anak-

anak menyadarinya? 

Page 23: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

23

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Syukurlah kalau anak-anak kemudian bisa menyimpulkan, bahwa 5 kata

yaitu susu, telur, daging, ikan, dan keju, itu adalah makanan/protein

yang berasal dari hewan. Namanya adalah protein hewani. Sedangkan 5

kata untuk kelompok laki-laki yaitu: tahu, tempe, roti, sambal, dan nasi

adalah makanan yang berasal dari tumbuhan, dan disebut sebagai

protein nabati.

Begitu pula dengan kata-kata pada sesi kedua. Mereka kemudian bisa

menyimpulkan bahwa kata-kata yang disampaikan pada sesi tersebut

adalah kelompok hewan Ovipar dan Vivipar. Kuda nil, kerbau, sapi,

zebra, dan kambing adalah kelompok vivipar, atau hewan yang

berkembang biak dengan cara beranak (melahirkan). Sedangkan ikan

mas, ayam, bangau, bebek, dan merpati,  adalah kelompok hewan yang

berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar).

Page 24: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

24

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Bahan Bacaan

1. Memperkenalkan Diri pada Berbagai Situasi Sosial

Pengembangan komunikasi pada tunanetra menekankan pada bagaimana

tunanetra dapat mengkomunikasikan secara lisan pikiran dan maksudnya

dengan ekspresif dan menarik kepada orang lain. Banyak tunanetra

mengkomunikasikan pikiran dan maksudnya dengan kurang ekspresif dan

kurang menarik. Hal ini bukan  berarti tunanetra tidak bisa melakukannya,

tetapi   tidak mendapatkan latihan dan contoh yang tepat dari lingkungannya.

Keterampilan tunanetra dalam berkomunikasi menjadi hal yang sangat

penting untuk memulai mengembangkan relasi sosial. Ketika tunanetra

memiliki keterampilan komunikasi yang baik dengan orang lain, maka hal ini

akan mempermudah dalam mengembangkan relasi sosial. Pada beberapa

kasus, ada tunanetra yang terisolasi dalam lingkungan sosial atau dari

interaksi dengan teman-temannya, karena faktor tunanetra sendiri yang

kurang memiliki keterampilan komunikasi yang baik.

Kegiatan awal ketika kita melakukan relasi dengan orang lain adalah pada

saat perkenalan. Perkenalan awal akan menentukan apakah akan terjadi

komunikasi yang menyenangkan atau tidak. Aktifitas perkenalan dimulai

dengan memperkenalkan diri. Kemampuan memperkenalkan diri kepada

orang lain itu bagi peserta didik tunanetra harus di ajarkan serta peserta

didik tunanetra harus di dorong untuk dapat melakukannya. Dengan

memperkenalkan diri, orang lain tentunya akan mengetahui siapa diri kita

sebenarnya.

Melatih keterampilan tunanetra dalam memperkenalkan diri kepada orang

lain dan lingkungan baru, dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

Page 25: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

25

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

a. Tanamkan konsep tentang arti penting pertemanan, persahabatan,

kehidupan sosial dimana tunanetra menjadi bagian yang tak terpisahkan

di dalamnya.

b. Latih keterampilan tentang konsep arah, misalnya arahkan wajah

tunanetra kepada lawan bicara atau audien, meskipun tunanetra sendiri

tidak dapat melihatnya.

c. Latih kepekaan tunanetra untuk menangkap persepsi suaara dari lawan

bicara atau audien, sehingga ketika proses perkenalan diri, tunanetra

dapat mengambil posisi diri yang tepat dengan lawan bicara atau audien.

Setelah Saudara memahami tentang tahapan latihan memperkenalkan diri,

maka langkah selanjutnya Saudara juga perlu mengembangkan kemampuan

bahasa tubuh (gestur) ketika seseorang berkomunikasi dengan yang lainnya.

Kita pernah menemukan peserta didik tunanetra ketika melakukan

komunikasi miskin gestur, sehingga terlihat kurang menarik dalam

berkomunikasi. Berikut hal-hal sederhana yang dapat Saudara latihkan ke

peserta didik tunanetra dalam rangka latihan pengembangan gestur ketika

berkenalan sebagai berikut.

a. Latihlah tunanetra ketika berkenalan atau berbicara dengan orang lain

usahakan ada kontak mata/keterarahan wajah. Kontak

mata/keterarahan wajah menunjukkan bahwa Anda terlibat sepenuhnya

Gambar 2. Menjaga kontak mata/keterarahan wajah

Adopsi dari https://id.wikihow.com/Melakukan-Kontak-Mata, 2019

Page 26: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

26

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dalam suatu interaksi. Kontak mata/ keterarahan wajah merupakan

salah satu cara untuk terhubung dengan orang lain dan menunjukkan

bahwa yang diajak bicara mendapat perhatian Anda.

b. Biasakan ketika berbicara dengan orang lain selalu tersenyum. Senyum

alami dan tulus penting ketika bertemu dengan orang baru, senyum

alamai dan tulus menunjukan rasa senang yang tulus ketika bertemu

orang baru akan menciptakan suasana positif. Penting bagi tunanetra

paham tentang konsep senyum yang baik, karena tidak menutup

kemungkinan bagi mereka yang buta total sejak lahir mereka tidak

paham konsep senyum yang baik.

c. Tampilkan bahasa tubuh yang pantas. Bahasa tubuh harus

menyampaikan bahwa Anda percaya diri dan santai. Berdirilah dengan

kepala tegak dan punggung ditarik ke belakang jangan sampai terkesan

membungkuk dan gunakan, intonasi dan keceptan suara yang sama

dengan yang diajak bicara.

Gambar 3. Bentuk Postur TubuhAdopsi dari: https://thehermawan.wordpress.com/anterior-pelvic-tilt/. 2019

Page 27: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

27

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Cara-cara berikut dapat dijadikan rujukan umum bagi guru dalam

mengajarkan tunanetra untuk memperkenalkan diri dengan orang lain.

a. Sebutkan nama masing-masing. Dalam perkenalan formal, katakan “Halo,

atau Hai, saya/aku [nama depan][nama belakang].” Segera setelah

mengucapkan nama Anda, tanyakan nama lawan bicara dengan

mengatakan “Nama Anda/Kamu?”

b. Latih dan biasakan peserta didik tunanetra untuk berjabat tangan ketika

berkenalan dengan individu, berjabat tangan merupakan gestur tubuh

yang menunjukkan keakraban dalam perkenalan dengan individu.

c. Latihkan dan biasakan peserta didik tunanetra untuk mengajukan

pertanyaan dasar dalam mengembangkan perkenalan dengan individu,

seperti tanyakan asalnya, hobi atau kesukaan yang mungkin berdua

miliki.

d. Biasakan peserta didik tunanetra untuk menutup percakapan dalam

perkenalan individu. Seperti “saya senang bertemu Anda”, “Saya harap

kita bisa bicara lagi di lain kesempatan”.

2. Komunikasi Formal dan Nonformal

Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan

biasanya dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah atau

sifatnya instruktif, berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang

berkomunikasi sebagai petugas organisasi dengan status masing-masing

yang tujuannya menyampaikan pesan yang terkait dengan kepentingan

dinas.

Suatu komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika komunikasi antara dua

orang atau lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan berdasarkan

prinsip-prinsip dan struktur organisasi.

Page 28: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

28

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Komunikasi non formal adalah proses komunikasi yang berada di antara

yang formal atau resmi dengan yang tidak resmi atau informal. Komunikasi

jenis ini biasanya berupa komunikasi yang berhubungan dengan hubungan

pribadi

Berikuti ini kita akan membahas tentang contoh komunikasi formal,

sedangkan untuk komunikasi nonformal, tidak kita bahas secara detail

karena komunikasi nonformal sifatnya spontan dan juga tidak terstruktur

hanya berupa percakapan biasa dan sifatnya hubungan pribadi.

Sebagai individu, tunanetrapun di tuntut untuk mampu memperkenalkan diri

dalam kegiatan-kegiatan resmi/formal, misalnya harus menyampaikan

gagasannya dalam forum rapat atau seminar. Untuk itu perlu kiranya Guru

mengajarkan kepada tunanetra bagaimana cara berkomunikasi pada

kegiatan-kegiatan formal. Sehingga diharapkan ketika tunanetra tampil di

depan di samping dapat menyampaikan gagasan terbaiknya, juga terlihat

lebih menarik.

a. Memperkenalkan diri ketika berpidato

Keterampilan memperkenalkan diri pada konteks pidato dengan audien yang

lebih dari satu orang relatif lebih sulit dibandingkan dengan perkenalan

dengan satu orang. Kesulitan disebabkan karena ruangan berbicara yang

lebih luas, stimulus suara yang lebih banyak, terlebih bila tunanetra

kurangnya dalam kemampuan orientasi lingkungan pada tunanetra, tidak

menutup kemungkinan kondisi itu akan membuat stres tunanetra. Oleh

karena itu, akan lebih baik dan memberikan ketenangan secara psikologis

bagi tunanetra, apabila tunanetra atau panitia yang mengundang tunanetra

atau orang-orang yang ada di sekitar ruangan memberikan orientasi dahulu

tentang situasi dan kondisi ruangan yang akan dimasuki tunanetra.

Page 29: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

29

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Setelah tunanetra menguasai orientasi situasi dan kondisi ruangan tempat

tunanetra berbicara, maka tunanetra perlu memiliki keterampilan

berkomunikasi. Dalam konteks ini, guru harus melatihkan dan membiasakan

tunanetra untuk memiliki keterampilan memperkenalkan diri sebelum

berpidato.

1) Latih dan biasakan tunanetra untuk terampil menyambut audiens dan

menyebutkan nama diri sendiri. Menyebutkan nama depan dan nama

belakang penting ketika memberi pidato. Ketika menyapa dan

menyebutkan nama, ingatlah untuk bicara dengan jelas dan percaya diri.

Ucapkan “Selamat pagi, saya Satria Anandito” atau “Apa kabar semua

hari ini? Nama saya Lisa Karina”.

2) Latih dan biasakan tunanetra untuk terampil memberikan beberapa

informasi yang relevan mengenai dirinya sendiri. Setelah mengucapkan

nama, ceritakan relevansi diri dengan tema pidato yang akan

disampaikan untuk memastikan kredibilitas. Jenis informasi yang Anda

bagikan tergantung pada audiens dan subjek yang Saudara bicarakan.

Jika Saudara memberi pidato tentang wirausaha, pastikan Saudara

menyertakan informasi bahwa Saudara adalah seorang pelaku

wirausaha.

3) Latih dan biasakan tunanetra untuk terampil berkomunikasi secara

efektif. Dari awal mula, pastikan suara yang dikeluarkan tunanetra cukup

keras dan jelas untuk semua orang yang mendengarkan, bahkan dapat

bertanya pada audiens apakah suaranya cukup keras untuk didengar

semua orang.

4) Latih dan biasakan tunanetra untuk terampil melakukan gerakan tubuh

secara wajar. Berdirilah dengan postur yang baik dan bergerak dengan

bebas ketika bicara. Berdirilah dengan tegak, tarik bahu ke belakang

Page 30: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

30

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

supaya tidak bungkuk, dan bebaskan tangan Saudara dan gerakkan bila

dibutuhkan.

5) Latih dan biasakan tunanetra ketika di depan harus sadar posisi dimana

posisi audien, bila ada podium/tiang microphone, maka langkah pertama

dengan meluruskan tubuh dengan podium/tiang microphone, bila tidak

ada podium maka bisa mengecek dengan menyapa audien, untuk

meluruskan badan dengan datangnya suara dari audien.

b. Teknik Memimpin Rapat

Keterampilan perlu dimiliki tunanetra adalah kemampuan memimpin rapat,

hal ini terjadi karena tidak menutup kemungkinan dalam aktifitasnya mereka

bersinggungan dengan kegiatan organisasi atau kegiatan institusi. Oleh

karena itu, sebaiknya guru bagi peserta didik tunanetra dalam

mengembangkan keterampilan berkomunikasi, salah satu kompetensi yang

dapat diajarkan pada tunanetra adalah kemapuan memimpin rapat.

Sebagai bahan referensi bagi Saudara sebagai guru bagi peserta didik

tunanetra, berikut dipaparkan tips memimpin rapat secara efektif yang

dibagi ke dalam tiga tahapan: yaitu tahap persiapan, tahap kegiatan dan

tindak lanjut.

a. Tahap Persiapan

Ada beberapa saran yang perlu dipersiapkan oleh seorang pemimpin rapat

untuk pelaksanaan rapat yang baik dan efektif. Pertama, seorang pemimpin

rapat harus menetapkan tujuan, supaya rapat benar-benar fokus pada hasil

akhir yang ingin dicapai. Kedua, membuat agenda rapat, menuliskan apa

saja kegiatan atau acara yang akan dilakukan dalam rapat, dan akan lebih

baik agenda rapat tersebut di sampaikan kepada peserta rapat sebelum rapat

dilaksanakan agar mereka mempersiapkan diri. Ketiga, menentukan batasan

Page 31: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

31

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

waktu. Ingat rapat yang baik harus memiliki waktu yang jelas, sehingga rapat

tidak ngelantur atau molor. Keempat, menunjuk seseorang yang bertugas

menuliskan hasil rapat, supaya ketika rapat selesai Saudara mempunyai hasil

tertulis sebagai bukti nyata hasil rapat yang sudah dilaksanakan.

b. Tahap kegiatan dan tindaklanjut

Dalam tahap kegiatan ada beberapa saran yang perlu dilakukan oleh

pemimpin rapat. Pertama membuka rapat, pemimpin rapat bisa membuka

kegiatan rapat dengan memberikan salam, menjelaskan maksud dan tujuan

diadakannya rapat. Kedua pastikan setiap agenda dapat dilaksanakan dengan

baik dan terstruktur serta memiliki batas waktu. Ketiga pastikan anggota

memperoleh kesempatan yang sama dalam berpendapat. Keempat pastikan

tidak ada salah seorang anggota yang mendominasi diskusi. Kelima, jika

sudah final maka pemimpin rapat harus membuat keputusan dan

memaparkan hasil keputusan yang diambil dalam rapat. Keenam, setelah

hasil keputusan diambil, selanjutnya adalah menutup rapat. Dalam

penutupan ada beberapa saran yang bisa Saudara lakukan. Melakukan

evaluasi segera dari hasil rapat. Saudara bisa mengatakan bahwa rapat

berjalan dengan baik, diskusi berjalan dengan efektif, setiap agenda bisa

diselesaikan dengan tepat waktu, sehingga akhirnya menghasilkan sebuah

keputusan. Setelah itu Saudara bisa menyampaikan keputusan yang telah

diambil. Kemudian dilanjutkan dengan ajakan untuk menindaklanjuti

keputusan, setelah itu tutup.

3. Metode Pembelajaran Komunikasi pada peserta didik

Tunanetra

Mengajarkan cara-cara memperkenalkan diri pada tunanetra harus

menggunakan metode pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung

Page 32: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

32

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pada peserta didik tunanetra. Di antara metode pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mengajarkan keterampilan memperkenalkan diri pada

peserta didik tunanetra, dengan menggunakan metode simulasi.

Metode Simulasi

Simulasi memiliki arti pura-pura, berbuat seolah-olah berarti tiruan atau

perbuatan yang hanya berpura-pura saja. Simulasi terdiri dari beberpa jenis,

diantaranya:

a. Sosiodrama

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermaian peran untuk

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,

permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah

kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain

sebagainya sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan

penghayatan akan maslah-masalah sosial serta mengembangkan

kemampuan siswa untuk memecahkannya.

Contoh penerapan dalam peserta didik di tingkat dasar adalah

memperagakan sebuah kisah atau dongeng, dengan siswa sebagai

pemerannya

b. Psikodrama

Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang

bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama

biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman

yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi

terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.

Page 33: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

33

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Contoh penerapan psikodrama: mencontohkan berbagai adegan sifat-sifat

terpuji dengan siswa sebagai lakonnya.

c. Role playing

Role playing atau bermain peran adalah salah satu kelompok model

pembelajaran interaksisosial. Metode pembelajaran ini sebagai bagian dari

simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi

peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul

pada masa mendatang.

Page 34: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

34

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Penilaian

Untuk mengukur kompetensi terkait keterampilan dalam komunikasi bagi

peserta didik tunanetra, penilaian yang dilakukan menggunakan acuan tes

praktik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa

keterampilan melakukan suatu aktifitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan

kompetensi. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik

dalam melakukan sesuatu.

Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut

peserta didik melakukan tugas tertentu dalam hal ini Simulasi/bermain

peran. berikut ini adalah disajikan lembar pengamatan untuk menilai

simulasi yang dilakukan peserta didik.

Lembar Pengamatan Simulasi/Bermain Peran

Kelas : ……………………….Kegiatan : ……………………….Tema : ………………………..

NamaAspek Penilaian

Rata-Rata Nilai

PartisipasiPenghayatan

PeranKerjasama

Pedoman Penskoran :

Page 35: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

35

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

Aspek Penilaian Deskripsi Nilai

Partisipasi Keterlibatan dalam bermain peran Peran dari tokoh yang diperankan 60 – 100

Penghayatan Peran

Penjiwaan terhadap tokoh Kesesuaian kostum tokoh Semangat bermain peran

60 – 100

Kerjasama Membantu teman Tenggang rasa dengan teman 60– 100

Page 36: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

36

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Progsus 2.2. yaitu mampu

melakukan komunikasi antar personal dengan baik dan ekspresif.

Berdasarkan kompetensi tersebut, bahwa indikator yang dikembangkan

terkait psikomotor (P2). Artinya, Kompetensi keterampilan ini menuntut

Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Saudara perlu memberikan

ruang dan waktu kepada untuk mengembangkan kreativitasnya dalam

pengembangan komunikasi bagi peserta didik tunanetra.

Penguasaan keterampilan oleh peserta didik memerlukan proses

pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas pembelajaran pada

unit ini terkait pengembangan komunikasi menggunakan metode simulasi/

bermain peran melalui tiga kali pertemuan. Seperti telah diketahui, metode

pembelajaran ini dapat memberikan pengalaman langsung yang dirasakan

peserta didik sehingga lebih memahami apa yang akan terjadi dalam

kehidupan nyata.

Adapun konten yang dikembangkan pada unit ini meliputi Teknik

Memperkenalkan Diri dan Berkenalan dengan orang lain, dan teknik

memimpin rapat, kedua topik ini disampaikan dalam bentuk permaianan dan

metode simulasi/bermain peran, sehingga diharapkan peserta didik

tunanetra menjadi tertarik untuk belajar, dan peserta didik juga mendapat

pengalaman nyata. Konten dan metode pada kegiatan ini tujuan utamanya

adalah untuk mengurangi dampak ketunanetraan pada aspek sosial

emosinya, seperti perilaku mudah curiga, kurang percaya diri, dan menarik

diri ketika bergabung dengan peserta didik lainnya.

Page 37: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

37

Unit PembelajaranKomunikasi Ekspresif

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu

mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian

instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan

baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan

jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut

saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

No AspekKriteria

1 2 3 4

1. Memahami dengan baik semua indikator yang telah dikembangkan di unit ini.

2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena kehidupan sehari-hari.

3 Memhammi dengan baik bahwa aktivitas pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan HOTS peserta didik.

4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas pembelajaran yang disajikan.

5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas pembelajaran di dalam kelas.

6 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.

7 Memahami teknik penilaian yang cocok dengan target kompetensi yang ingin dicapai

Jumlah

Jumlah Total

Page 38: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran

38

Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan1=tidak menguasai2 = cukup menguasai3 = menguasai4 = Sangat Menguasai

Pedoman Penskoran

Skor = Jumlah Total X 100 40

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik

< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di Gugus/MGMP sampai Saudara memahaminya.

70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di Gugus/MGMP.

80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian dengan baik.

> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian dengan sangat baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di Gugus/MGMP untuk membelajarkan unit ini.

Page 39: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran
Page 40: DAFTAR ISIfile.tkplb.net/_MODUL/2019/UP-PKP/03._Unit_Pembelajaran... · Web viewAktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 2.2.4 dengan menggunakan metode simulasi. Pembelajaran