daftar riwayat hidup data pribadi nama : ir. sudirman

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

NAMA : Ir. SUDIRMAN LAMBALI, S.Sos, M.Si

TEMPAT & TANGGAL LAHIR : PARE-PARE, 04 OKTOBER 1954

AGAMA : ISLAM

HOBY : OLAH RAGA, SEPEDA, JALAN KAKI

ALAMAT RUMAH : JL. LEBAK BULUS II DALAM NO 63 CILANDAK

JAKARTA SELATAN

NOMOR TELEPON : 7513478

E-MAIL : [email protected]

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

•FORMAL SD : SD 6, MAKASAR, 1967

SLTP : SMPN III, MAKASAR, 1970

SLTA : SMAN II, UJUNG PANDANG, 1973

S-1 : - Uni WASKITA, MALANG1996

* JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

- Univ HASANUDDIN, UJUNG PANDANG 1980

* JURUSAN TEKNIK MESIN

S-2 : - Univ AIRLANGGA, SURABAYA 2002

* JURUSAN ILMU MANAJEMEN RIWAYAT PEMGALAMAN KERJA

TAHUN POSISI JABATAN

01-07-1981 s/d 01-12-1986 KEPALA WILAYAH II LLAJR

01-12-1986 s/d 29-10-1987 KEPALA CABANG DLLAJR BOJONEGORO

29-10-1987 s/d 05-05-1990 KEPALA CABANG DLLAJR MADIUN

05-05-1990 s/d 11-10-1993 KEPALA CABANG DLLAJR SURABAYA

11-10-1993 s/d 20-07-1997 KEPALA CABANG DLLAJR MALANG

20-07-1997 s/d 30-08-2001KASUBDIN TEKNIK SARANA dan

PRASARANA

30-08-2001 s/d 05-01-2005WAKIL KEPALA DINAS LLAJ JAWA

TIMUR

05-01-2005 s/d 09-11-2008Plt.KEPALADINAS LLAJ PROP. JAWA

TIMUR

09-11-2008 s/d 28-11-2008 KEPALA DINAS LLAJ PROP. JAWA TIMUR

28-11-2008 sampai sekarang DIREKTUR LLAJ

RIWAYAT PEMGALAMAN KERJA

TAHUN / POSISI JABATAN

REVITALISASI PENYELENGGARAN

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALANDALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN DAN

KESELAMATAN PEMAKAI JASA

Direktorat LLAJ

Gd. Karya Lt. 8

Jln. Merdeka Barat 8

Jakarta 10110Phone : 021-3506121, 3506122

Fax : 021-3506129, 3506124, 3506127

Website : http://www.hubdat.web.id

E-mail: [email protected] DenpasarDenpasarDenpasarDenpasar 20 20 20 20 OktoberOktoberOktoberOktober 2010201020102010

Oleh :

DIREKTUR LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PROGRAM JANGKA PENDEKREVITALISASI PENYELENGGARAAN LLAJ

TUNTUTAN UU. NO.22 TAHUN 2009

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

1. PENYELENGGARAAN TERMINAL YANG BAIK;

2. PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAANBERMOTOR YANG BAIK;

3. PENYELENGGARAAN LALU LINTAS JALAN YANG3. PENYELENGGARAAN LALU LINTAS JALAN YANGBAIK;

4. PENYELENGGARAAN ANGKUTAN JALAN YANG BAIK;

5. PENYELENGGARAAN PENGAWASAN DANPENGENDALIAN YANG BAIK;

6. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA;

7. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI.

PROGRAM JANGKA PENDEKREVITALISASI PENYELENGGARAAN

TERMINAL

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN TERMINAL :

1. UU NO. 22 THN 2009 TTG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

• PASAL 33 - 36 TTG FUNGSI, KLASIFIKASI DAN TIPE TERMINAL.

• PASAL 37 TTG PENETAPAN LOKASI TERMINAL

• PASAL 38 TTG FASILITAS TERMINAL

• PASAL 39 TTG LINGKUNGAN KERJA TERMINAL

• PASAL 40 - 41TTG PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN TERMINAL.

2. PP NO.38 THN 2007 TTG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH ANTARA PEMERINTAH,

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA :

KONDISI PENYELENGGARAAN TERMINAL SAAT INI :

1. KETIDAK TEPATAN LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL SEHINGGA TERMINAL TIDAK

BERFUNGSI MAKSIMAL.

2. RENDAHNYAAKSESIBILITAS DARI DAN KE TERMINAL.

3. KONDISI SARANA DAN PRASARANA TERMINAL �� MINIMNYA BIAYA PEMELIHARAAN.

4. RENDAHNYA KOMPETENSI PETUGAS OPERASIONAL TERMINAL.


TERMINAL

KONDISI YANG DIINGINKAN :1. KETEPATAN DALAM MENENTUKAN LOKASI TERMINAL

DENGAN MEMPERTIMBANGKAN AKSESIBILITAS.

2. PENINGKATAN KONDISI SARANA DAN PRASARANA.

3. PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS TERMINAL.

4. PROGRAM JANGKA MENENGAH & PANJANG SEMUA

IBUKOTA PROVINSI MEMPUNYAI TERMINAL PENUMPANG

TIPE A SERTA PENYEDIAAN PRASARANA TERMINAL DITIPE A SERTA PENYEDIAAN PRASARANA TERMINAL DI

LOKASI TRANSMIGRASI/PERBATASAN ANTAR NEGARA;

5. PERSYARATAN TEKNIS YANG TELAH TERPENUHI :

• PENENTUAN DAN PENETAPAN LOKASI

MEMPERHATIKAN AKSESIBILITAS DAN DEMAND

ANGKUTAN;

• KAJIAN KELAYAKAN PEMBANGUNAN TERMINAL

(Fungsional bukan Monumental);

• PENETAPAN RANCANG BANGUN DAN DED;

• ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN:

• ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS.

6. KEPASTIAN KEPEMILIKAN LAHAN TERMINAL (Bersertifikat

A.n Pemda);


TERMINAL

KONDISI YANG DIINGINKAN :7. AKREDITASI PENYELENGGARAAN TERMINAL MENUJU MANAJEMEN ISO MELIPUTI :

• Manfaat Terminal.

• SDM Penyelenggaraan.

• Fasilitas Terminal.

• Pengolaan Fasilitas Utama dan Penunjang.

• Pembuatan “hot line” pengaduan masyarakat.

8. JABATAN FUNGSIONAL PENYELENGGARA TERMINAL.

UPAYA – UPAYA YANG DILAKUKAN :1. PENYUSUNAN PP SEBAGAI TINDAK LANJUT UU YANG TERKAIT DENGAN

PENYELENGGARAAN TERMINAL.

2. REVISI KM PERHUBUNGAN NO.31 THN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL

TRANSPORTASI JALAN.

3. EVALUASI SK DIRJEN TENTANG PENETAPAN SIMPUL TERMINAL PENUMPANG TIPE A.

4. PERTEMUAN TEKNIS KEPALA TERMINAL.

5. BANTUAN DANA DARI APBN UNTUK PEMBANGUNAN TERMINAL BERSIFAT

MEMBANTU.


PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PENGUJIAN PKB :

1. UU NO.22 THN 2009 TTG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

• PASAL 48 TTG PERSYARATAN TEKNIS DAN LAIK JALAN KENDARAAN BERMOTOR.

• PASAL 49-56 TTG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR(UJI TIPE & UJI BERKALA)

2. PP NO.38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS PEMERINTAHAN ANTARA

PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KAB./KOTA

3. KM NO.KM.71 TAHUN 1993 TENTANG PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR

KONDISI EXISTING PENGUJIAN PKB SAAT INI MASIH BANYAK KENDALA :

1. KELENGKAPAN ALAT UJI (MEKANIS 260 UNIT, NON MEKANIS 235 UNIT, KELILING 17 UNIT)

2. JUMLAH TENAGA PENGUJI (PEMULA 3 ORG, PELAKSANA PEMULA 167 ORG, PELAKSANA

615 ORG, PENYELIA 145 ORG)

3. TENAGA PENGUJI TIDAK MERATA BAIK JUMLAH MAUPUN TINGKAT KOMPETESINYA.

4. KETERBATASAN DANA UNTUK MEKANISASI ALAT UJI



KONDISI YANG DIINGINKAN

1. PKB DILAKUKAN SECARA TERUKUR (MENGGUNAKAN PERALATAN &

TENAGA YANG BERKOMPETEN)

2. ADANYA BANTUAN PERALATAN PKB BERKALA MEKANIS “STATIS”

DENGAN SYARAT BAHWA PEMDA MENYEDIAKAN LAHAN, GEDUNG

SERTA JALAN MASUK DAN KELUAR SERTA SDM BAIK PENGUJI

MAUPUN PETUGAS ADMINISTRASI

3. ADANYA BANTUAN ALAT UJI KENDARAAN BERMOTOR “MOBILE”

UNTUK PROVINSI GUNA MELAYANI KOTA/KAB. YANG BELUM MEMILIKIUNTUK PROVINSI GUNA MELAYANI KOTA/KAB. YANG BELUM MEMILIKI

ALAT UJI MEKANIS

4. AKREDITASI UNIT PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR :

• JIKA PEMDA BELUM MEMPUNYAI ALAT MEKANIS DI DORONG

UNTUK BERGABUNG DENGAN PEMDA TERDEKAT YANG TELAH

MEMILIKI PERALATAN MEKANIS.

• KETERCUKUPAN SDM DIBANDING DENGAN JUMLAH KENDARAAN

WAJIB UJI.

• DATA BASE PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR.

• ORGANISASI / UNIT PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR.

• PEMBUATAN “HOT LINE” PENGADUAN MASYARAKAT



KONDISI YANG DIINGINKAN

5. KONEKSITAS DATA PENYELENGGARAAN ANTAR UNIT PENGUJIAN

KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

6. HARMONISASI REGULASI DI BIDANG OTOMOTIF

1. PENYUSUNAN PP TERKAIT DENGAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

2. MEMBANTU PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGADAAN ALAT UJI TERUTAMA BAGI

DAERAH YANG BELUM MEMILIKI FASILITAS ALAT UJI DAN TIDAK MAMPU MENGADAKANDAERAH YANG BELUM MEMILIKI FASILITAS ALAT UJI DAN TIDAK MAMPU MENGADAKAN

SENDIRI

3. PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA PENGUJI SECARA

BERKESINAMBUNGAN DALAM RANGKA UP GRADE DAN PENYEGARAN

4. PENGGUNAAN KARTU UJI (SMART CARD) DAN STIKER TANDA UJI DENGAN TEKNOLOGI

RADIO FREKUENSI INDENTIFICATION (RFID)

5. PELAKSANAAN AKREDITASI/AUDIT PENGUJIAN DI DAERAH

6. PEMILIHAN PENGUJI TELADAN TINGKAT NASIONAL SEBAGAI WADAH PERTEMUAN

SEKALIGUS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUJIAN MASING – MASING DAERAH

7. ADANYA BENGKEL PENGUJIAN BERKALA YANG TERINTEGRASI DENGAN BENGKEL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN YANG TERSTANDARISASI DAN MENDAPAT AKREDITASI.


LALU LINTAS JALAN

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN LALU LINTAS JALAN :


• PASAL 93-95 TTG MANAJEMEN REKAYASA LALU LINTAS,

• PASAL 96-98 TTG TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN MRLL,

• PASAL 99- 101 TTG ANALISA DAMPAK LALU LINTAS,

• PASAL 102-104 TTG PENGUTAMAAN APILL,MARKA JALAN & PETUGAS.

• PASAL 105 -126 TTG TATACARA BERLALU LINTAS,• PASAL 105 -126 TTG TATACARA BERLALU LINTAS,

• PASAL 127 – 130 TTG PENGGUNAAN JALAN SELAIN UNTUK KEGIATAN LALIN.

• PASAL 131 – 132 TTG HAK DAN KEWAJIBAN PEJALAN KAKI,

• PASAL 133 TTG MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS,

• PASAL 134 – 135 TTG HAK UTAMA PENGGUNA JALAN UNTUK KELANCARAN

• PASAL 136 TTG SANKSI ADMINISTRASI.


PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KAB./KOTA.

3. KM 14 TAHUN 2006 TTG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS JALAN


LALU LINTAS JALAN

KONDISI SAAT INI :

1. BELUM STANDARNYA PERLENGKAPAN JALAN YANG DIPASANG DI JALAN NASIONAL,

PROPINSI, KABUPATEN/KOTA.

2. BANYAKNYA RAMBU LALU LINTAS YANG HILANG SETELAH DIPASANG.

3. PENGATURAN MRLL YANG BELUM BERKETETAPAN HUKUM.

4. TERBATASNYA ANGGARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERLENGKAPAN JALAN.

KONDISI YANG DIINGINKAN :

1. PEMBANGUNAN MRLL DI JALAN NASIONAL :

• PERLENGKAPAN JALAN YANG DIPASANG DAPAT MEMANDU DAN MENCIPTAKANKESELAMATAN BAGI PENGGUNA JALAN.

• USULAN PERLENGKAPAN JALAN TIDAK LAGI TERPISAH – PISAH TETAPI DALAMBENTUK PAKET – PAKET MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS (RAMBU,MARKA, PAKU, APILL, PJU, MINOR ENGINEERING, DLL)

• PENGEMBANGAN NOMOR RUTE

• PEMANFAATAN TEKNOLOGI HEMAT ENERGI (LPJU DAN APILL SOLAR CELL)


LALU LINTAS JALAN

2. PEMBANGUNAN MRLL DI JALAN KOTA DAN KABUPATEN :

• PENINGKATAN KESELAMATAN MELALUI “DAK”.

• SAAT INI “DAK” TERBATAS UNTUK PENGADAAN RAMBU,

MARKA JALAN DAN PAGAR PENGAMAN JALAN.


• PERLU DUKUNGAN KABUPATEN/KOTA UNTUK PENYEDIAAN

DATA TEKNIS SEPERTI HASIL SURVAI KEBUTUHAN RAMBU,

MARKA, APILL, DLL. JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR,

JUMLAH KECELAKAAN, KONDISI JALAN DAN JUMLAH

PENDUDUK.

• PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN “DAK”.


LALU LINTAS JALAN

UPAYA YANG DILAKUKAN :

1. PENYUSUNAN PP TTNG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS,

2. WORKSHOP BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN MRLL.

3. PENYEMPURNAAN STANDARISASI PERLENGKAPAN JALAN.

4. PEMBERIAN DANA “DAK” UNTUK PEMENUHAN PERLENGKAPAN JALAN DI JALAN

KABUPATEN/KOTA.


LALU LINTAS JALAN

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN JEMBATAN TIMBANG :


PASAL 169-172 TTG PENGAWASAN MUATAN BARANG.



KONDISI EXISTING :KONDISI EXISTING :

1. JUMLAH UPPKB

NO PULAU KONDISI SAAT INI

JUMLAH DAERAH PENGAWASAN / 1 JT

(PANJANG JALAN NASIONAL)

1. SUMATERA 43 246.25

2. P.JAWA 50 100

3. KALIMANTAN 10 570.60

4. SULAWESI 19 373.24

5. BALI & NUSA TENGGARA 7 339.28

* CATATAN : BELUM TERMASUK JALAN PROPINSI DAN KOTA KABUPATEN


LALU LINTAS JALAN

KONDISI EXISTING :

2. RENDAHNYA KOMPETESI SDM PETUGAS

3. KONDISI SARANA DAN PRASARANA UPPKB YANG TIDAK SESUAI LAGI DENGAN

TEKNOLOGI KENDARAAN BERMOTOR

4. TATA LETAK YANG TIDAK SESUAI DENGAN JARINGAN JALAN

5. ADANYA PERUBAHAN FUNGSI UPPKB DARI ALAT PENGAWASAN MENJADI SUMBER

“PAD”.“PAD”.

6. TIDAK TRANSPARAN DALAM OPERASINYA.

KONDISI YANG DIINGINKAN :1. PENYELENGGARAAN PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR ;

• AKREDITASI PENYELENGGARAAN PENIMBANGAN :

� ASPEK MANAJEMEN PENGELOLAAN JEMBATAN TIMBANG.

� ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA.

� ASPEK PERALATAN DAN FASILITAS.

� ASPEK KINERJA DALAM PENEGAKAN HUKUM.

� ASPEK LINGKUNGAN PADA JEMBATAN TIMBANG.

• KONEKSITAS ANTAR JEMBATAN TIMBANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI.

• PEMBUATAN “HOT LINE” PENGADUAN MASYARAKAT.


LALU LINTAS JALAN

2. PEMBANGUNAN PENIMBANGAN KENDARAAN

BERMOTOR

• KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH DAERAH

UNTUK PENYERAGAMAN TINDAKAN.

• REVITALISASI LOKASI JEMBATAN TIMBANG

• PEMBANGUNAN JEMBATAN TIMBANG OLEH

PEMERINTAH PROVINSI DIBANTU PEMERINTAH

PUSAT


PUSAT

3. MEMINIMALKAN JUMLAH UPPKB DIMANA PENYELENGGARAANNYA …> MENGARAH

KE EFEKTIFITAS PENANGANAN MUATAN LEBIH.


ANGKUTAN JALAN

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN ANGKUTAN JALAN :


• PASAL 137-140 TTG ANGKUTAN,KEWAJIBAN PENYEDIAAN ANGKUTAN UMUN,

• PASAL 141 TTG STANDAR PELAYANAN ANGKUTAN ORANG,

• PASAL 142-157 TTG ANGKUTAN DALAM TRAYEK DAN TDK DALAM TRAYEK,

• PASAL 158-159 TTG ANGKUTAN MASSAL,

• PASAL 160-164 TTG ANGKUTAN BARANG UMUM DAN ANGKUTAN BARANG KHUSUS &• PASAL 160-164 TTG ANGKUTAN BARANG UMUM DAN ANGKUTAN BARANG KHUSUS &

ALAT BERAT,

• PASAL 165 TTG ANGKUTAN MULTIMODA.




ANGKUTAN JALAN

KONDISI SAAT INI :

1. BIROKRASI PERIJINAN BELUM TERTATA DENGAN BAIK.

2. PENGOLAHAN DATA PERIJINAN BELUM MEMENUHI STANDAR ISO 9001.

3. KETERBATASAN ANGKUTAN PERINTIS DI DAERAH TERPENCIL.


1. TERCIPTANYA BIROKRASI PERIJINAN YANG BAIK.

2. PENERAPAN STANDAR ISO 90012. PENERAPAN STANDAR ISO 9001

3. PEMENUHAN KEBUTUHAN ANGKUTAN PERINTIS DI DAERAH TERPENCIL

4. PENERAPAN E-LICENCING


ANGKUTAN JALAN


1. PEMBERIAN SUBSIDI UNTUK PELAYANAN ANGKUTAN DI WILAYAH TERPENCIL /TERTINGGAL YANG DIHARAPKAN SEBAGAI PENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DIDAERAH TERSEBUT.

2. PENATAAN TITIK KEBERANGKATAN PENUMPANG ANGKUTAN UMUM, TERMASUKTERMINAL (TIPE A,B,C), POOL, AGEN, MAUPUN TERMINAL BAYANGAN

3. REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH MELALUI :

• E-LICENCING

• PENERAPAN ISO 9001

• PERBAIKAN DATA BUS PERINTIS• PERBAIKAN DATA BUS PERINTIS


PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN OLEH PPNS

DASAR HUKUM :

1. UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

� PASAL 259 TTG PENYIDIKAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN

ANGKUTAN JALAN

� PASAL 262 TTG TENTANG KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

� PASAL 263 TTG TENTANG KOORDINASI DAN PENGAWASAN PENYIDIK PEGAWAI

NEGERI SIPIL


PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KAB./KOTA



KONDISI SAAT INI :

• JUMLAH PPNS = 2319 ORANG (996 MURNI LLAJ)

• PENYEBARAN PETUGAS PPNS BELUM MERATA

• TERBATASNYA SARANA DAN PRASARANA PENGAWASAN


• IDEALNYA JUMLAH PPNS = 4252 ORANG(UNTUK DISHUB PROVINSI & KAB./KOTA)

• TERPENUHINYA FASILITAS SARANA DAN PRASARANA PENGAWASAN

• ADANYA DATABASE HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN




1. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN OPERASIONAL BIDANGLLAJ DILAKSANAKAN DI TERMINAL DAN JEMBATAN TIMBANG.

2. UNTUK PENINDAKAN PELANGGARAN DI JALAN HARUSDIDAMPINGI PETUGAS POLRI.

3. BENTUK KEGIATAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIANOPERASIONAL BIDANG LLAJ OLEH PPNS MELIPUTI :

• MONITORING KONDISI PERLENGKAPAN JALAN• MONITORING KONDISI PERLENGKAPAN JALAN

• MONITORING PELAKSANAAN MANAJEMEN DAN REKAYASALALU LINTAS

• MONITORING PELAKSANAAN PENIMBANGAN KENDARAANBERMOTOR

• MONITORING ANGKUTAN PERINTIS

REVITALISASI PENYELENGGARAAN


• PENGAWASAN PELAKSANAAN PRODUKSI KAROSERI

• PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BERKALAKENDARAAN BERMOTOR

• PENGAWASAN OPERASIONAL ANGKUTAN ORANG DANBARANG

• PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN OPERASIONALANGKUTAN PENUMPANG BANDARA SOETTA

• PENEGAKAN HUKUM DIMENSI KENDARAAN• PENEGAKAN HUKUM DIMENSI KENDARAANBERMOTOR

• PENEGAKAN HUKUM PERIJINAN ANGKUTAN SECARANASIONAL

• PENYULUHAN PENEGAKAN HUKUM BIDANG LLAJ

4. DALAM RANGKA MENANGANI BENCANA ALAM YANGMENGGANGGU SARANA DAN PRASARANA LLAJDILAKSANAKAN KONTINGENSI PENANGANAN BENCANAALAM.

PROGRAM JANGKA PENDEKPENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

DASAR HUKUM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA :

� UU NO.22 TTG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

PASAL 253-255 TTG SUMBER DAYA MANUSIA

KONDISI EXISTING :

1. MASIH BANYAK PEGAWAI YANG KURANG AHLI DIBIDANGNYA.

2. RENDAHNYA KOMPETENSI SDM DI BIDANG LLAJ.2. RENDAHNYA KOMPETENSI SDM DI BIDANG LLAJ.

3. TERBATASNYA PENGALOKASIAN DANA UNTUK PENGEMBANGAN SDM.

KONDISI YANG DIHARAPKAN :

TERPENUHINYA SDM SESUAI DENGAN KOMPERTENSINYA.

PROGRAM JANGKA PENDEKPENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


1. MENDORONG KE PEMDA UNTUK MELAKUKAN PEREKRUTAN

TENAGA-TENAGA KELUARAN SEKOLAH TINGGI YANG

DIADAKAN OLEH KEMENTERIAN PERHUBUNGAN.

2. PENINGKATAN PENYEDIAN ANGGARAN UNTUK WORKSHOP /

LOKAKARYA / PERTEMUAN TEKNIS BIDANG LLAJ SEPERTI

PENGELOLA TERMINAL, ANGKUTAN JALAN, PENGUJI

KENDARAAN BERMOTOR, MANAJEMEN REKAYASA LALU KENDARAAN BERMOTOR, MANAJEMEN REKAYASA LALU

LINTAS DAN PPNS.

3. PEMBERIAN SANKSI DAN PENGHARGAAN

(REWARD & PUNISHMENT ) UNTUK

PETUGAS.

PROGRAM JANGKA PENDEKPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

DASAR HUKUM PENGEMBANGAN SISTIM INFORMASI :

� UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PASAL 245-251 TTG SISTEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI LALU LINTAS DAN

ANGKUTAN JALAN.

KONDISI EXISTING :

� BELUM TERPADUNYA SISTIM INFORMASI DAN KOMUNIKASI LALU LINTAS DAN

ANGKUTAN JALAN.


� TERWUJUDNYA SISTIM INFORMASI DAN KOMUNIKASI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN

JALAN.

PROGRAM JANGKA PENDEKPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


1. INTEGRASI SISTEM INFORMASI YANG BERBASIS IT

2. PENINGKATAN FUNGSI PERANGKAT TELEKOMUNIKASI ANTARA DIREKTORAT LLAJDAN DISHUB PROVINSI/KABUPATEN/KOTA;

3. PENGEMBANGAN CCTV UNTUK MONITORING DAN PENGAWASAN LLAJ DI RUASJALAN, PERSIMPANGAN, TERMINAL, JEMBATAN TIMBANG, PENGUJIAN KENDARAANBERMOTOR DAN ATCS.

4. PEMASANGAN GPS DAN SMART CARD UNTUK MEMANTAU POSISI SERTAKEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN BUS.KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN BUS.

5. PEMANFAATAN JEJARING SOSIAL UNTUK PENGADUAN MASYARAKAT.

PROGRAM JANGKA PENDEKREVITALISASI PENYELENGGARAAN LLAJ

UU. No. 22 Tahun 2009

�Menuntut profesioanalisme

�Tugas Lebih Spesifik

�Berbasis Teknologi Informatika

�Terdapat Tanggung Gugat

�Kerja Sama / Koordinasi

MOMENTUM

�Bersinergi

�Mempunyai Rasa dan Kepekaan

yang sama (Emosional)

�Otonomi Menjadi Tantangan�Kerja Sama / Koordinasi(jangan menjadi penghalang)

LLAJ = SATU

Kesatuan :

�Bahasa

�Tindakan

�Sikap

Terima kasihTerima kasihwww.hubdat.web.id

www.dephub.go.id

www.rttmc-hubdat.web.id

E-mail : [email protected]

daftar riwayat hidup data pribadi nama : ir. sudirman

Documents