DAFTAR ISI

Halaman

iii

Pengantar ii Daftar Isi iii Daftar Gambar xvi BAB I RANGKAIAN LISTRIK DASAR 1 1.1. Besaran Fisis 1

1.1.1. Sistem Satuan Internasional 1 1.1.2 Gaya dan Massa 1 1.1.3 Usaha 4 1.1.4 Energi 5

1.2. Besaran Listrik 6 1.2.1 Tegangan Listrik 6 1.2.2 Arus Listrik 6 1.2.3 Hukum Ohm 7 1.2.4 Konstruksi Resistor 10

1.3. Rangkaian Dasar Listrik 29 1.3.1 Rangkaian Seri 29 1.3.2 Rangkaian Paralel 30 1.3.3 Rangkaian Seri Paralel (Campuran) 34 1.3.4 Sumber Tegangan 36 1.3.5 Pembagi Tegangan 41

1.4 Daya, Usaha dan Panas 56 1.4.1. Daya Listrik 56 1.4.2. Usaha Listrik 58 1.4.3. Daya Mekanik 59 1.4.4. Efisiensi Panas 61 1.4.5. Temperatur dan Panas 61 1.4.6. Transformasi Panas 62

1.5. Transformasi Arus Tegangan Searah 66 1.5.1. Transformasi Tegangan 66 1.5.2. Transformasi Arus 67 1.5.3. Transformasi Daya 67

1.6. Tegangan Dan Medan Listrik 70 1.6.1. Medan Listrik 70 1.6.2. Kapasitor 76 1.6.3. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor 98

1.7 Kemagnetan 100 1.7.1 Medan Magnet 100 1.7.2 Komponen Elektromanetik 113 1.7.3 Arus dalam Medan Magnet 116 1.7.4 Induktor 121

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA 131 2.1. Resistansi Semu Rangkaian Bolak-Balik 131

2.1.1. Arus Bolak-Balik pada Kapasitor 132 2.1.2. Arus Bolak-Balik pada Induktor 133

DAFTAR ISI

Halaman

iv

2.1.3. Rangkaian Induktor Tanpa Kopling 134 2.2. Rangkaian R-C dan R-L 135

2.2.1. Rangkaian R-C dan R-L Seri 135 2.2.2. Rangkaian R-C dan R-L Paralel 141 2.2.3. Rangkaian Pengganti Induktor 155 2.2.3. Rugi Akibat ESR Kapasitor 156 2.2.4. Rugi Akibat ESL Induktor 158 2.2.5. Rangkaian Integrator dan Diferensiator 159 2.2.6. Penyaring (Filter) 151

2.3. Rangkaian Resonantor 170 2.3.1. Osilasi dan Resonansi 171 2.3.2. Jaringan Resonansi Seri 171 2.3.3. Jaringan resonansi paralel 172 2.3.4. Frekuensi resonansi 173 2.3.5. Lebar Pita dan Faktor kualitas 175 2.3.6. Penyaring Laluan Pita Penalaan Ganda 180 2.3.7. Penyaring Laluan Pita Mekanik 181

2.4. Daya Pada Rangkaian Arus Bolak-Balik 182 2.4.1. Daya Sesaat dan Daya Rata-Rata 183 2.4.2. Daya Komplek, Daya semu 188 2.4.3. Vektor Daya 189 2.4.4. Faktor Daya 191 2.4.5. Kompensasi Resistansi Semu 191

2.5. Transformator 202 2.5.1. Prinsip Dasar dan Terminologi 203 2.5.2. Konstruksi Transformator 204 2.5.3. Transformator Ideal Tanpa beban 204 2.5.4. Transformator Riil Tanpa Dan Dengan Beban 211 2.5.5. Transformator Khusus 214

2.6 SEMIKONDUKTOR 217 2.6.1 Pengantar 219 2.6.2 Struktur Atom 219 2.6.3 Ikatan Kristal Semikonduktor 219 2.6.4 Elektron Valensi Akibat Renggutan 220 2.6.5 Aliran Elektron Bebas 221 2.6.6 Arus Elektron Berikat 222 2.6.7 Model Garasi Shockley 223 2.6.8 Elektron Yang Hilang 224 2.6.9 Semikonduktor Intrinsik-Murni 224 2.6.10 Semikonduktor Ekstrinsik-Tak Murni 225 2.6.11 Tipe-N 226 2.6.12 Tipe-P 226 2.6.13 Karakteristik Diode Persambungan –PN. 227 2.6.14 Resistansi Diode 230 2.6.15 Linierisasi Karakteristik Diode 231

DAFTAR ISI

Halaman

v

2.6.16 Kapasitansi diode 232 2.6.17 Efek Kapasitansi Transisi CT 233 2.6.18 Efek Kapasitansi Difusi CD 234 2.6.19 Daerah Kerja Bias Maju (forward biased) 235 2.6.20 Daerah Kerja Bias Mundur(reverse biased) 236 2.6.21 Daerah Patahan (break down) 236 2.6.22 Waktu Switching Diode Persambungan 237 2.6.23 Pemulihan Mundur (Reverse Recovery) 237 2.6.24 Model Waktu Pemulihan Mundur 239

2.7 Transistor 240 2.7.1 Sejarah 241 2.7.2 Pembuatan Transistor 241 2.7.3 Proses Penumbuhan 241 2.7.4 Proses Pencampuran 242 2.7.5 Proses Difusi 242 2.7.6 Proses Epitaksial 243 2.7.8 Transistor Persambungan 246

2.8. Penguat 247 2.8.1. Pendahuluan 247 2.8.2. Karakteristik masukan 247 2.8.3. Parameter model transistor untuk sinyal kecil 254 2.8.4. Karateristik Keluaran 255 2.8.5. Tegangan Bias Transistor Dan Stabilisasi Thermal 257 2.8.6. Titik Kerja-DC 257 2.8.7 Parameter Transistor 257 2.8.8. Teknik Bias Dan Tingkat Kestabilan 258 2.8.9. Faktor Kestabilan 258 2.8.10. Analisa Kestabilan 259 2.8.11. Masalah Disain 260

2.9. Rangkaian Bias dengan Stabilisasi Umpan Balik Tegangan 262 2.9.1. Titik Kerja DC Melalui Tahanan RB. 262 2.9.2. Analisa Rangkaian DC 262 2.9.3. Stabilisasi Rangkaian Gambar 2.120: 264 2.9.4. Titik Kerja DC Pembagi Tegangan Sumber Kolektor 264 2.9.5. Titik Kerja DC Pembagi Tegangan Sumber VCC 265 2.9.6. Analisa Kestabilan 269 2.9.7. Analisa garis beban 272 2.9.8. Analisa Sinyal 275 2.9.9. Analisa sinyal AC 275

2.10. Rangkaian Basis Bersama (Common Base) 278 2.11. Rangkaian Kolektor Bersama (Common Colector) 281 2.12. Rangkaian Bootstrap 286

2.12.1. Permasalahan 286 2.12.2. Rangkaian Pengubah Impedansi 288 2.12.3. Analisa Rangkaian 289

DAFTAR ISI

Halaman

vi

2.13. Tanggapan Frekuensi Penguat 291 2.13.1. Tanggapan Frekuensi dan Fungsi Alih Frekuensi 291 2.13.2. Pentingnya tanggapan frekuensi (Response

Frequency) 291 2.13.3. Tanggapan Frekuensi dan Transien (Perilaku

Temporer): 292 2.14. Komponen Induktif & Kapasitif 292 2.15. Rangkaian RC 294

2.15.1. Penyaring Lolos Atas (High Pass Filter-HPF) 294 2.15.2. Penyaring Lolos Bawah (Low Pass Filter-LPF) 295 2.15.3. Estimasi Batas Frekuensi Bawah 297 2.15.4. Konstanta Waktu 298 2.15.5. Titik potong frekuensi rendah 298 2.15.6. Titik potong frekuensi tinggi 298 2.15.7 Rangkaian Terbuka Konstanta Waktu (Open

Circuit Time Constant) 298 2.15.8. Rangkaian Hubung Singkat Konstanta Waktu

(Short Circuit Time Constant) 300 2.15.9. Batas frekuensi Rendah Rangkaian Emitor

Bersama 302 2.15.10 Rangkaian Frekuensi Tinggi 304 2.15.11 Analisa Tanggapan Frekuensi Penguat Emitor

Bersama 305 2.16. Batas Frekuensi Rendah Rangkaian Basis Bersama

(Common-Base) 317 2.17. Batas Frekuensi Rendah Rangkaian Kolektor

Bersama (Common-Collector) 319 2.18. Rangkuman 321

2.18.1. Rangkain Emitor Bersama 321 2.18.2. Rangkaian Basis Bersama 322 2.18.3. Rangkaian Kolektor Bersama 325 2.18.4. Frekuensi Batas 326

2.19. Penguat Bertingkat 327 2.20. Penguat Darlington 331 2.21. Umpan Balik Negatif 334 2.22. Penguat akhir 336

2.22.1. Penguat tunggal 337 2.22.2. Penguat push pull 338 2.22.3. Penguat komplementer 339 2.22.4. Cacat silang 339 2.22.5 Penguat komplementer quasi 340 2.22.6 Cara kerja penguat akhir komplementer 341

2.23. Penguat Operasional 344 2.23.1 Penguat Differensial 344 2.23.2 Penyelesaian Masalah: 345

DAFTAR ISI

Halaman

vii

2.23.3 Konfigurasi Rangkaian 345 2.23.4 Catu Daya 345 2.23.5 Karakteristik 345 2.23.6 Prinsip Dasar Rangkaian 345 2.23.7 Prinsip Kerja Penguat Differensial: 346 2.23.8 Mode Sama (common mode) dan Mode Beda

(Differential Mode) 349 2.23.9 Penempatan Titik Kerja DC 349 2.23.10 Hubungan Tegangan Masukan Penguat

Differensial 350 2.23.11 Analisa Titik Kerja DC 352 2.23.12 Garis Beban, Titik Kerja Statis 353 2.23.13 Analisa Sinyal Kecil (Small-signal analysis) 356 2.23.14 Tahanan Masukan dan Keluaran 358 2.23.15 CMRR (Common Mode Rejection Ratio) 359 2.23.16 Penguat Differensial Dengan Sumber Arus

Konstan 365 2.23.17 Penguat Differensial Dengan Cermin Arus

(Current Mirror) 370 2.23.18. Penerapan Penguat Differensial (op-amp) 371 2.23.19 Perancangan dan analisa titik kerja DC 372 2.23.20 Menggunakan Program Schematic PSPICE 376

2.24. Penguat Operasional-Operational Amplifier (OP AMP) 383 2.24.1 Pengantar 383 2.24.2 Spesifikasi 384 2.24.3 Pengkodean OPAMP 385 2.24.4 MODEL OPAMP 386 2.24.5 Rangkaian Dasar 388 2.24.6 Fisis Penguat opersional 389 2.24.7 Karakteristik Penguat Operasional 390 2.24.8 Penerapan Penguat Operasional 391

2.25. Konfigurasi penguat membalik (inverting configuration) 392 2.25.1 Penguatan tegangan 392 2.25.2 Resistansi Masukan 393 2.25.3 Resistansi keluaran 395 2.25.4 Model Matrik Penguat Membalik 397 2.25.5 Pengaruh Resistansi Keluaran Penguat Membalik 399

2.26. Resistor Tidak Simetris 401 2.27. Konfigurasi Penguat Tidak Membalik 403 2.28. Rangkaian Pengubah Impedansi 403 2.29. Penguat Differensial 404 2.30. Rangkaian Penjumlah 410 2.31. Pembanding-Komparator 416

2.31.1 Permasalahan 416

DAFTAR ISI

Halaman

viii

2.31.2 Rangkaian komparator 417 2.31.3 Resistor pull-up rangkaian komparator kolektor

Terbuka 419 2.31.4 Kapasitor discharge rangkaian komparator 419 2.31.5 Prinsip kapasitor discharge (CL) 420 2.31.6 Implementasi dan Permasalahan 420

2.32. Schmitt-Trigger 421 2.32.1 Rangkaian membalik (Inverting Schmitt Trigger) 421 2.32.2 Rangkaian Schmitt Trigger tidak membalik (non

inverting) 428 2.32.3 Multi Level Detector (MLD) 433

2.33. Simulasi Dengan PSPICE-ORCAD 434 2.33.1 Percobaan Rangkaian Komparator 434 2.33.2 Pengaruh noise dan frekuensi pada komparator 435 2.33.3 Penerapan Rangkaian 437 2.33.4 Rangkaian temperature dengan AD590J 437 2.33.5. Aplikasi Pengendalian Dua Titik 438

2.34. Rangkaian Integrator 439 2.35. Rangkaian Differensiator 442 2.36 OSILATOR 443

2.36.1 Umpan Balik (Feedback ) 443 2.36.2 Dasar-dasar Osilator 444 2.36.3 Pengoperasian Rangkaian LC 447 2.36.4 Osilator Armstrong (Meissner) 451 2.36.5 Osilator Hartley 452 2.36.6 Osilator Colpitts 453 2.36.7 Osilator Kristal 455 2.36.8 Osilator Pierce 457 2.36.9 Osilator Relaksasi 458 2.36.10 Rangkaian RC 458 2.36.11 Osilator UJT 459 2.36.12 Astable Multivibrator 460 2.36.13 Monostable Multivibrator 462 2.36.14 Bistable Multivibrator 464 2.36.15 IC Pembangkit Gelombang 465 2.36.17 Astable Multivibrator dengan IC 467 2.36.18 Osilator Geseran Fasa 469 2.36.19 Osilator Jembatan Wien 471

2.37. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS 474 2.37.1. Konsep Dasar 474 2.37.2. Tahanan dalam dinamis 475 2.37.3. Sumber Arus Konstan 477 2.37.4. Tahanan dalam sumber arus 478 2.37.5. Penstabil Tegangan 478 2.37.6. Parameter yang menentukan Penstabilan 479

DAFTAR ISI

Halaman

ix

2.38. Rangkaian Penstabil Tegangan Paralel 480 2.38.1. Penstabil Tegangan dengan Diode Zener 480 2.38.2. Diode Zener Dengan Beban RL 482 2.38.3. Tanpa beban RL 483 2.38.4. Dimensi Rangkaian Penstabil Tegangan Dioda

Zener 483 2.38.5. Faktor ketabilan absolut (Sa) 486

2.39. Normalisasi 488 2.39.1 Batas Tegangan Kerja 488 2.39.2 Koefisien Temperatur Dioda Zener 489

2.39. Penstabil Tegangan Paralel Dengan Transistor 490 2.39.1. Prinsip kerja rangkaian: 490 2.39.2. Tegangan dan arus penstabil tegangan parallel 491 2.39.2. Tahanan dalam penstabil tegangan parallel 492 2.39.3. Faktor kestabilan absolut (Sa) 492 2.39.4. Faktor kestabilan relatif 492 2.39.5. Tahanan dalam sumber tegangan konstan parallel 493 2.39.6. Kerugian dan Keuntungan Penstabil Tegangan

Paralel 494 2.39.7. Penstabil tegangan paralel dengan opamp. 494

2.40. Penstabil tegangan seri dengan transistor 495 2.40.1. Faktor Kestabilan (Sr) 497 2.40.2. Permasalahan Kestabilan Sumber Arus Konstan 497 2.40.3. Keuntungan Sumber Tegangan Seri 497 2.40.4.Pembatasan Daya 498 2.40.5. Pembatas Arus Hubung Singkat 498 2.40.6. Tahanan beban R2 498

2.41. Penstabil Tegangan dengan Rangkaian Pembanding 501 2.41.1. Prinsip Penstabilan Rangkaian: 501 2.41.2. Kompensasi temperatur 503 2.41.3. Prinsip 503 2.41.4. Permasalahan dan Tuntutan 506 2.41.5. Penstabil Tegangan dengan Op-Amp. 507

2.42. Penstabil Tegangan Dengan Kompensasi Dengung/Ripple 508 2.42.1. Permasalahan rangkaian 508

2.43. Penstabil Tegangan Dengan Tegangan Yang Dapat Diatur 509 2.43.1. Permasalahan rangkaian 510

2.44. Pestabil Tegangan Daya Besar 510 2.44.1. Permasahan rangkaian 512

2.45. Rangkaian Paralel Transistor Daya 512 2.46. Rangkaian sumber arus konstan dengan transistor 513

2.46.1. Kompensasi Temperatur 517 2.47. Sumber Arus Konstan dengan FET 517 2.48. Sumber Arus konstan dengan Operational Amplifier. 518

2.48.1. Permasalahan rangkaian 519

DAFTAR ISI

Halaman

x

2.49. Sumber Arus Konstan Untuk Arus Besar 519 2.50. Parameter Sumber Tegangan dan Sumber Arus 521 2.51. Pembatas Arus Lebih 522

2.51.1. Pembatas Arus Dengan Sekering 523 2.51.2. Pembatas Arus Lebih Dengan Tahanan 523 2.51.3. Permasalahan rangkaian: 525

2.52. Pembatas Arus Lebih Dengan Diode 526 2.53. Pembatas Arus Lebih Dengan Transistor 527 2.54. Pembatas Arus Lebih Dapat Diatur 528 2.55. Pembatas arus elektronik melipat balik (fold back) 528 2.56. Pembatas arus fold-back dengan IC 532 2.57. Pembatas Arus Lebih Elektronik dengan Thyristor 534

BAB III TEKNIK DIGITAL 536 3.1 Sistem Bilangan 536 3.2 Bilangan Desimal 536 3.3 Bilangan Biner 537

3.3.1. Konversi Biner ke Desimal 538 3.3.2. Konversi Desimal ke Biner 538

3.4 Bilangan Heksadesimal 540 3.4.1 Konversi Heksadesimal ke Desimal 541 3.4.2 Konversi Desimal ke Heksadesimal 542 3.4.3 Konversi Bilangan Heksa Desimal ke Bilangan

Biner 543 3.4.4 Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Heksadesimal 543 3.4.5 Kegunaan Heksadesimal dan Oktal 544

3.5 Bilangan Oktal 544 3.5.1 Konversi Oktal ke Desimal 544 3.5.2 Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Oktal 545 3.5.3 Konversi Bilangan Oktal ke Biner 545 3.5.4 Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Oktal 546

3.6 Konversi Pecahan 546 3.6.1 Konversi Pecahan Desimal ke Biner 546 3.6.2 Konversi Pecahan Desimal ke Bilangan Pecahan

Oktal 547 3.6.3 Konversi Bilangan Pecahan Oktal ke Pecahan

Desimal 547 3.6.4 Konversi Bilangan Pecahan Biner ke Bilangan

Pecahan Desimal 547 3.6.5 Konversi Bilangan Pecahan antar Base Radix

2,8,16 547 3.7 Bilangan Komplemen 548

3.7.1 Sign and Magnitude (SAM) 549 3.7.2 Diminished radix (DR) 549 3.7.3 Radix (2nd complement) 549

DAFTAR ISI

Halaman

xi

3.8 Sistem Kode 550 3.8.3 Kode BCD 550

3.9 Pengertian Besaran Digital 552

3.10 Gerbang Dasar 553 3.10.3 Gerbang AND 553 3.10.4 Gerbang OR 554 3.10.5 Gerbang NOT 556 3.10.6 Product of Sum (POS) 557 3.10.7 Sum of Product (SOP) 558

3.11 Gerbang Kombinasional 558 3.11.3 Gerbang NAND 558 3.11.4 Gerbang NOR 560 3.11.5 Exclusive OR (EX-OR) 561 3.11.6 Gerbang EX-NOR (Exlusive-NOR) 562

3.12 Aljabar Boole 564 3.13 Karnaugh Map 565

3.13.1 Karnaugh map dua masukan satu keluaran 565 3.13.2 Karnaugh map tiga masukan satu keluaran 567 3.13.3 Karnaugh Map Empat Masukan A,B,C,D dan

Satu Keluaran Q 570 3.13.4 Karnaugh Map Lima Masukan A,B,C,D,E dan

Satu Keluaran Q 571 3.14 Dekoder 574 3.15 Multiplekser 575 3.16 Kode grey 576 3.17 Error Correcting 578

3.17.1 Even Parity 579 3.17.2 Odd Parity 580

3.18 Hamming Code 581 3.19 Rangkaian Sekuensial 584

3.19.1 Present State Next State (PSNS) 584 3.19.2 S-R flip-flop (bistabel flip-flop) 582 3.19.3 Clocked S-R FLIP-FLOP 586 3.19.4 RS Flip Flop dengan NOR 587 3.19.5 JK Flip-Flop 587 3.19.6 D Flip-Flop 588 3.19.7 Toggle Flip-Flop 589 3.19.8 Penghitung Naik Asinkron (Asynchron Up

Counter) 589 3.19.9 Penghitung Turun Asinkro (Asynchrony Down

Counter) 590 3.19.10 Penghitung Naik Sunkron (Synchrony Up

Counter) 591

DAFTAR ISI

Halaman

xii

3.19.11 Penghitung Turun Sinkron (Synchrony Down Counter) 591

BAB IV KOMUNIKASI DIGITAL 593 4.1 Pulsa Modulasi 593 4.2 Low pass Filter 3,45 kHz 594 4.3 Pulse Amplitude Modulation 595

4.3.1 Jenis Pulse Amplitude Modulation (PAM) 596 4.4 Sample and Hold. 597 4.5 Kuantisasi 598 4.6 Analog to Digital Converter 599 4.7 Pulse Code Modulation (PCM) 601 4.8 Sinkronisasi 602 4.9 Demodulator PCM 603 4.10 Bagian-bagian dari Demodulator PCM (DPCM) 603

4.10.1 Shift register serial masukan paralel keluaran (SIPO) 603

4.10.2 Digital to Analog Converter 605 4.10.3 PAM Demultiplexing 606 4.10.4 Low Pass Filter 606 4.10.5 Regenerative Repeater 607 4.10.6 Voice compressor 608

4.11 Bentuk Pulsa Modulasi Yang Lain 609 4.11.1 Delta modulation 609 4.11.2 Pulse Width Modulation (PWM) 610 4.11.3 Pulse Phase Modulation (PPM) 611

BAB V TEKNIK RADIO 613 5.1 Rangkaian Blok Penerima Radio AM 613

5.1.1 Gambar Blok Penerima langsung 613 5.1.2 Blok Radio Penerima tidak Langsung

(Superheterodyne) 614 5.2 Rangkaian Blok Penerima Radio FM 615

5.2.1 Blok Penerima FM Mono 615 5.2.2 Blok Penerima FM Stereo 617

5.3 Osilator 618 5.4 Pencampur (Mixer) 621 5.5 Filter (Penyaring) 625

5.5.1 Pelalu band (band pass) 625 5.5.2 Lebar Band 626 5.5.3 Pelalu Band dengan rangkaian resonator LC

( Filter Band/ Band Filter) 625 5.5.4 Filter kwarsa dan Keramik 629

5.6 Penguat Frekuensi Antara 632 5.6.1 Fungsi penguat frekuensi antara 632

DAFTAR ISI

Halaman

xiii

5.7 Demodulator AM 637 5.71 Demodulator Sampul 637 5.72 Demodulator Produk 639

5.8 Demodulator FM 640 5.8.1 Demodulator Lereng 640 5.8.2 Demodulasi sinyal FM dengan diskriminator rasio 641 5.8.3 Demodulasi sinyal FM dengan demodulator

Koinzidenz . 642 5.8.4 Demodulasi sinyal FM dengan diskriminator PLL 645

5.9 FM Stereo 647 5.9.1 Prinsip pengiriman stereo 647 5.9.2 Spektrum frekuensi sinyal multipleks stereo 648 5.9.3 Pembangkitan sinyal multipleks stereo 649 5.9.5 Dekoder Stereo 652

5.10 Pengatur Penguatan Otomatis 658 5.10.1 Fungsi Pengatur Penguatan Otomatis 658 5.10.2 Pencapaian Tegangan Pengatur 658 5.10.3 Pengaturan keseluruhan AGC 659 5.10.4 Contoh Pengatur Penguatan Otomatis Menurun 661 5.10.5 Contoh Pengatur Penguatan Otomatis Menaik 661 5.10.6 Karakteristik Pengaturan 662

5.11 Rangkaian khusus 662 5.11.1 Penalaan 662 5.11.2 Pemilihan stasiun dan band 663 5.11.3 Pengatur frekuensi otomatis AFC pada penerima FM 664 5.11.4 Tuner Synthesizer 666 5.11.5 Penampil frekuensi 669 5.11.6 Pelacak pemancar otomatis dan sintesa tegangan 671 5.11.7 Pembantu penalaan 673 5.11.8 Rangkaian pemati (muting) 674 5.11.9 Pengendali jarak jauh (Remote Control) 675

5.12. Antena 675 5.12.1 Gelombang Elektromagnetis 675 5.12.2 Cara Kerja Antena 678 5.12.4 Penyesuai Impedansi 689 5.12.5 Penghantar Antena 693 5.12.6 Pemantulan Gelombang 700 5.12.7 Data Pengenal Antena 702

BAB VI TELEVISI 706 6.1 Prinsip Pengiriman Gambar 706

6.1.1 Penguraian Gambar dan Penyusunan Gambar 706 6.1.2 Sinyal Gambar 709 6.1.3 Pulsa Sinkronisasi 711 6.1.4 Sinkronisasi Gambar 712

DAFTAR ISI

Halaman

xiv

6.1.5 Lebar Band 714 6.1.6 Gambar Blok Pemancara dan Penerima 731

6.2. Mata dan Warna 721 6.2.1 Spektrum warna 721 6.2.2 Anatomi Mata 721 6.2.3 Bagian Cones 723 6.2.4 Bagian Rods 724 6.2.5 Kamera dan Mata 724 6.2.6 Warna 725 6.2.7 Permasalahan Dengan Standarisasi 726 6.2.8 Model Warna RGB 727 6.2.9 Model Warna CMY 728 6.2.10 Model Warna CMYK 730 6.2.11 Model warna YUV 731 6.2.12 Model Warna YIQ 731

6.3 NTSC CODER 733 6.3.1 Kompatibilitas 733 6.3.2 Corak (HUE) dan Saturasi Warna 734 6.3.3 Matrik 736 6.3.4 Matrik Luminansi (Y) 737 6.3.5 Matrik Perbedaan Warna (R-Y) dan (B-Y) 739 6.3.6 Koordinat Warna 741 6.3.7 Pemicu dan Osilator Warna 743 6.3.8 Lebar Pita (Bandwidth) dan Rangkaian Tunda Y 744 6.3.9 Reduksi Sinyal Perbedaan Warna 745 6.3.10 Reduksi Untuk Modulasi Perbedaan Warna

Biru (B-Y) 746 6.3.11 Reduksi untuk Modulasi Perbedaan Warna

Merah (R-Y). 746 6.3.12 Warna Kuning 748 6.3.13 Warna Cyan 749 6.3.14 Warna Hijau (G) 750 6.3.15 Warna Magenta 751 6.3.16 Warna Merah (R) 752 6.3.17 Warna biru (B) 752 6.3.18 Konversi Modulasi Aksis NTSC ke Modulasi

Aksis PAL 755 6.3.19 Konversi Modulasi I dan Q terhadap (R-Y) dan

(B-Y) 757 6.3.20 Konversi Warna Pola BARS 758 6.3.21 Koordinat Warna NTSC dan PAL 761 6.3.22 Modulator R-Y dan B-Y 762 6.3.24 Penjumlah Tingkat Warna 762 6.3.25 Penjumlah Tingkat Video (Composite) 763 6.3.26 PEMANCAR NTSC 765

DAFTAR ISI

Halaman

xv

6.3.27 AM Modulasi 766 6.3.28 Ring Modulator 765 6.3.29 Contoh Modulasi Sinyal warna 771

6.4 Rangkaian Televisi 773 6.4.1 Penala (Tuner) 773 6.4.2 Penguat IF 785 6.4.3 Demodulasi IF Gambar 787 6.4.4 Pengaturan Penguatan Otomatis 789 6.4.5 Penguat Gambar 792 6.4.6 Penerima Pembawa Suara 795 6.4.7 Kelompok Warna 802 6.4.8 Penguat Macam Warna 803 6.4.9 PAL Decoder 806 6.4.10 Demodulator Sinkron 809 6.4.11 Regenerasi Pembawa Warna 814 6.4.12 Pemati Warna (Color Killer) 820 6.4.13 Pengendalian Tabung Gambar Warna 621 6.4.14 Tabung Gambar Hitam Putih 827 6.4.15 Tabung Gambar Warna Dengan Kedok berlubang 832 6.4.16 Tabung Gambar dengan Kedok Bercelah 838 6.4.17 Penggeser Amplitudo 841 6.4.18 Pembangkit Tegangan Penyapu 845 6.4.19 Sinkronisasi 853 6.4.20 Pembelok Tegak 853 6.4.21 Pembelok Datar 857 6.4.22 Konvergen 861

Daftar Pustaka 867