d1215024.docx · web viewjurnal motif dan kepuasan menonton program kesenian (studi korelasi antara...
TRANSCRIPT
JURNAL
MOTIF DAN KEPUASAN MENONTON PROGRAM KESENIAN
(Studi Korelasi Antara Motif, Aktivitas Menonton dan Kepuasan Menonton
Program Langgam Gandrung TATV di Kalangan Anggota
Komunitas Seniman PERSOJO)
Oleh:
FRANSISCA ORNELIA
D1215024
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
MOTIF DAN KEPUASAN MENONTON PROGRAM KESENIAN
(Studi Korelasi Antara Motif, Aktivitas Menonton dan Kepuasan Menonton
Program Langgam Gandrung TATV di Kalangan Anggota Komunitas
Seniman PERSOJO)
Fransisca Ornelia
Sri Hastjarjo
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
People, in their life, surely need media to meet increasingly varying needs, not only information need but also other needs. It can be said that people not only needs but also are required to know information or any thing occurring surrounding. The presence of television make the public choosing the more varying programs that can meet their need. An artist community certainly has information need or other need related to their psychology and environment. They generally used art program to satisfy their need.
Using Uses and Gratification approach interested in what the public does against media, this study explained how the public used mass media to meet their need based on their interest selection.
This study was an explanatory research explaining the relationship between two or more variables. This study employed stratified sampling method, selecting the sample from sub-group (strata) identified in the population represented in the sample with the proportion equal to population. The population consisted of 258 people, 157 of which were taken as the sample consisting of 111 males and 49 females.
The result of research showed that there was a correlation between motive and activity of watching art program and there was a correlation between watching activity and gratification level in need fulfillment. The correlation between motive and watching activity was strong, as indicated with the positive coefficient of correlation (0.612) meaning that when the watching motive increases, the activity of watching art program increases as well. Meanwhile, the correlation between media use (watching activity) and gratification level was medium as indicated with positive coefficient of correlation (0.575) meaning that when the media use increases, gratification level with need fulfillment increases as well.
1
Keywords: Uses and Gratification, Art Program, Television, Artist Community
Pendahuluan
Masyarakat dalam kehidupannya pasti membutuhan media untuk
memenuhi segala kebutuhan yang semakin beragam. Tidak hanya kebutuhan
akan informasi saja melainkan juga kebutuhan akan hiburan maupun yang lain.
Dapat dikatakan bahwa masyarakat tidak hanya butuh saja tetapi juga dituntut
untuk mengetahui akan berbagai informasi atau suatu hal yang terjadi
disekitarnya. Dalam hal ini, tidak lepas dengan adanya proses komunikasi dimana
dalam proses komunikasi selalu membutuhkan sarana atau media dalam
menyampaikan pesan yang akan disampaikan kepada komunikatornya. Agar
pesan dapat diterima dengan baik tentunya juga menggunakan media yang tepat
pula.
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada media massa membantu
untuk memudahkan komunikator berhubungan dengan khalayaknya. Media massa
dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan komunikator dengan komunikan
yang melintasi jarak, waktu bahkan pelapisan sosial dalam masyarakat. Media
massa memiliki pengaruh besar dalam pembentukan respon dan juga kepercayaan
masyarakat.
Tayangan televisi menjadi media yang efektif dalam mempengaruhi sikap,
pandangan, persepi dan perasaan – perasaan penonton , sehingga pesan yang
disampaikan dapat mempengaruhi penonton. Dan yang paling luar biasa, televisi
mampu menjadi saluran yang paling efektif dalam menyampaikan informasi
kepada manusia.
Televisi bisa menimbulkan dampak yang langsung atas sikap dan perilaku
penonton. McQuaill (2011: 152) penggunaan media saat ini terpusat, dan khalayak
dianggap sebagai sekelompok pengguna / konsumen media yang kurang lebih
aktif . Dimana khalayak memilih media tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
Kepentingan-kepentingn, daya seleksi, dan daya kecerdasan komunikasi atau
tingkat apresiasi publik adalah trigger yang membuat pelatuk daya minatnya
2
untuk menggunakan dan mendayagunakan media sesuai periode tertentu
(Syamsudin , 2013: 76)
Khalayak itu aktif dan selektif dalam memilih media yang mereka
inginkan sesuai dengan kepentingan dan tujuannya. Mereka memilih media yang
mereka gunakan adalah sebagai upaya untuk pemenuhan kepuasan khalayak
tersebut.
Komunitas Seniman PERSOJO (Persaudaraan Seniman Sukoharjo) ini
sendiri merupakan organisasi seniman di wilayah Sukoharjo. Komunitas ini
terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung, tentunya mereka yang bergabung
adalah domisili di Sukoharjo dan memiliki skill dalam bidang kesenian. Akan
tetapi, sebagian besar anggota yang tergabung adalah mereka yang miliki jiwa
seni dibidang karawitan.
Sebagai seorang seniman tentunya tidak terlepas dengan aktivitasnya di
bidang seni terlebih dalam memilih menggunakan media yang dirasa untuk
memenuhi kebutuhan baik dari segi psikologis maupun dari faktor lingkungannya
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti yang telah dipaparkan maka penelitian
ini mengambil fokus untuk menjawab pertanyaan :
1. Apakah ada hubungan antara motif menonton program Langgam Gandrung
TATV dengan penggunaan media dalam pemenuhan kebutuhan Komunitas
Seniman PERSOJO?
2. Apakah ada hubungan antara penggunaan media program Langgam Gandrung
TATV dengan tingkat kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan Komunitas
Seniman PERSOJO?
Telaah Pustaka
Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disini diartikan sama makna.
3
Berbagai pendapat mengenai definisi komunikasi telah dikemukakan oleh
para ahli. Hovland (1953) dalam Effendy (1990:10) ilmu komunikasi adalah
upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian
informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi itu menunjukan bahwa
yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi tidak hanya informasi saja melainkan
juga pendapat umum dan sikap publik yang dalam kehidupan sosial dan
kehidupan politik memainkan peranan yang penting. Bahkan Hovland (1953)
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses megubah perilaku orang lain
(communication is the process to modify the behavior of other individuals).
Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain apabila
komunikasinya itu memang komunikatif.
Paradigma yang dikemukakan Lasswell (1972) dalam Effendy (1990:10)
karyanya mengenai “The Structure and Function of Communication in Society”.
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who Says What In Which Channel To
Whom With What Effect”
Paradigma diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni: komunikator (source),
pesan (Message), media (channel), komunikan (communicate), dan efek (effect).
Fiske (2010:46) model lasswell (1948) menegaskan bahwa untuk
memahami proses komunikasi massa perlu mempelajari setiap tahapan pada
modelnya : (1) Who (komunikator) ;(2) Says What (Pesan yang disampaikan) ;(3)
In which channel (Media yang digunakan) ;(4) To Whom (komunikan) ;(5) With
What effect (efek).
Komunikasi massa akan terus – menerus berperan penting dalam
kehidupan kita. Komunikasi massa menjadi mata dan telinga bagi masyarakat,
memberikan sarana bagi msyarakat untuk mengambil keputusan dan membentuk
opini yang kolektif.
4
Televisi
Televisi merupakan salah satu media komunikasi yang dapat mengatasi
jarak, waktu dan ruang yang sebelumnya telah ada radio yang mengandalkan
kemampuan lewat suara (audio).Dengan hadirnya televisi yang memiliki
kemampuan ganda yakni audio-visual (suara-gambar) yang sampai saat ini belum
mampu tersaingi oleh media lain dalam hal daya tarik yang mampu menyita
waktu pemirsa untuk berjam-jam duduk didepannya.
Effendy (1993:21) Yang dimaksudkan dengan televisi disini adalah
televisi siaran (television broadcast)yang merupakan media dari jaringan
komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa sebagaimana
diuraikan di muka, yakni : berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,
pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan
komunikatornya heterogen.
Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi memiliki tiga fungsi
yakni: (1) Fungsi penerangan, sebagai media yang mampu menyiarkan informasi
yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat pada media
massa audio-visual itu, pertama adalah faktor “immediacy” dan faktor “realism”.
Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan
oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat
peristiwa itu berlangsung. Sedangkan realism mengandung makna kenyataan. ;(2)
Fungsi pendidikan, sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana
yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya
begitu banyak secara simultan. ;(3) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi
siaran tampak dominan. Sebagian besar alokasi waktu masa siaran diisi oleh
acara-acara hiburan.
Ada perbedaan tujuan penanyangan program pada stasiun televisi swasta
dan stasiun televisi publik.Jika stasiun televisi publik tidak hanya program yang
disukai penonton yang ditayangkan, tetapi program yang tidak disukai pun harus
ditayangkan, artinya program yang ditayangkan bertujuan memberikan ruang
kepada masyarakat untuk berekspresi dan berkreasi.Disamping itu stasiun publik
tidak berorientasi mencari keuntungan, tetapi lebih pada melayani masyarakat dan
5
sebagai media untuk menginformasikan keberhasilan pembangunan dan menjaga
keutuhan berbangsa dan bernegara. Seperti halnya TATV, stasiun televisi swasta
lokal yang memiliki jangkauan siaran meliputi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta juga menayangkan program musik tradisional untuk memenuhi
kebutuhan khalayak pecinta musik dalam menikmati musik tradisional dan juga
menyediakan wadah kepada komunitas seniman tradisional untuk berkreasi dan
berekspresi.
Menonton
Manusia tidak akan pernah bisa lepas dengan apa yang dinamakan
aktivitas. Seperti contohnya orang bekerja, mencuci pakaian, menulis,
mendengarkan radio dan masih banyak lagi yang dilakukan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Dari beberapa contoh yang telah disebutkan diatas
merupakan suatu bentuk aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Menonton televisi merupakan salah satu aktivitas yang tidak pernah lepas
dari kehidupan sehari-hari manusia. Kebanyakan aktivitas menonton berawal dari
sebuah kebutuhan akan informasi yang kemudian berpola dan menjadi semacam
ritual keseharian. Hal ini berhubungan dengan kebutuhan terhadap kepuasan yang
dihubungkan dengan pilihan media tertentu yang ditentukan oleh audiens sendiri.
Seperti halnya kita memilih menonton program komedi di televisi karena kita
menyukai acara yang dapat membuat kita tertawa, atau menonton program berita
karena ingin mendapat informasi.
Motif
Definisi motif dalam James Lull ( 1997 : 121) adalah impuls atau
dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kogintif
/ perilaku ke arah pemuasan kebutuhan.
Motif sebagai sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan
atau yang membangkitkan sehingga individu tersebut dapat melakukan sesuatu.
Selanjutnya motif akan berubah menjadi motivasi bagi individu yang
bersangkutan melalui proses.
6
McQuail (1991:72) merumuskan motif dalam menggunakan media massa
yakni : (1) Motif Informasi ;(2) Motif Identitas Pribadi;(3) Motif Integrasi dan
Interaksi sosial ;(4) Motif Hiburan.
Kepuasan
Kepuasan adalah hasil dari penilaian khalayak bahwa media massa telah
memberikan apa yang menjadi kebutuhan khalayak. Kepuasan yang diperoleh
khalayak setelah menggunakan media massa menjadi tolak ukur yang cukup
penting juga untuk menentukan berhasil tidaknya sebuah program acara tertentu
yang dihasilkan oleh media massa tersebut. Kita dapat memahami interaksi orang
dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang itu (uses) dan kepuasan
yang diperolehnya (gratification). Dalam hal ini menganggap bahwa khalayak itu
aktif bukan pasif. Khalayak yang aktif akan selektif dalam memilih media massa,
karena hal ini juga dipengaruhi oleh dorongan dalam dirinya untuk memenuhi apa
yang menjadi kebutuhan dirinya. Bila kebutuhan khalayak dapat terpenuhi oleh
media massa, maka kepuasanlah yang akan dirasakan oleh khalayak.
Uses and Gratification
Katz, Blummer dan Gurrevitch (1974:110) menjelaskan pendekatan Uses
and Gratification berawal dari satu pemikiran bahwa perilaku setiap individu
didorong oleh adanya motif – motif tertentu, maka didalam ilmu komunikasi
muncul satu pendekatan yang dinamakan Uses and Gratification ini.
Sejalan dengan asumsi-asumsi ini, proses seleksi media digambarkan
dalam McQuail (2011:175) yang bersangkutan dengan:
(1)Asal mula sosial yang dan psikologis dari (2) kebutuhan yang menciptakan (3)
pengharapan dari (4) media massa atau sumber lain yang mengarah pada (5)
ekspos yang berbeda (atau keterlibatan dalam aktivitas lain) yang menghasilkan
(6) kebutuhan kepuasan dan (7) konsekuensi lain.
Metode Penelitian
7
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatori atau eksplanasi
bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara motif dengan aktivitas menonton
komunitas seniman PERSOJO dengan program kesenian langgam gandrung
TATV. Dan juga menjelaskan hubungan antara aktivitas menonton dan tingkat
kepuasan dalam menonton tayangan tersebut.
Subyek dalam penelitian ini adalah anggota komunitas seniman PERSOJO
(Persaudaraan Seniman Sukoharjo) yang berada di Sukoharjo dengan populasi
sebanyak 258 orang. Namun, peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 157
orang sesuai dengan perhitungan rumus slovin. Dan menggunakan teknik sampel
distratifikasi dimana 157 orang terdiri dari 111 orang berjenis kelamin laki-laki
dan 46 orang berjenis kelamin perempuan.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari lapangan berupa angket atau kuesioner yang disebarkan dan
dijawab oleh responden.
Sajian dan Analisa Data
A. Deskripsi variabel Motif
Motif sebagai sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan
atau yang membangkitkan sehingga individu tersebut dapat melakukan
sesuatu. Motif menurut McQuaill terbagi menjadi empat yakni: Motif
informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, dan
motif hiburan. Masing-masing motif akan dijabarkan sesuai dengan
indikatornya dan diberikan skor penilaian menggunakan skala likert. Lima
skor penilaian tersebut diantaranya: (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Setuju,
(3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.
Tabel 1
Gambaran Motif menonton
No Indikator
Motif
STS
(%)
TS
(%)
N
(%)
S
(%)
SS
(%)
1.
Motif Informasi
Untuk mengetahui musik- 2 14 41 84 16
8
musik campursari langgam
terbaru
(1%) (9%) (26%) (54%
)
(10%)
2. Untuk mencari referensi
dalam mengaransemen musik
langgam yang dapat dijadikan
bahan latihan
2
(1%)
18
(11%)
29
(19%)
91
(58%
)
17
(11%)
3 Untuk mencari referensi
dalam berbusana ketika akan
tampil perform diatas pang-
gung
1
(1%)
19
(12%)
50
(32%)
73
(46%
)
14
(19%)
4 Dengan menonton program
tersebut menjadikan saya
lebih tahu cara menghibur
penonton dengan elegan
3
(2%)
16
(10%)
51
(32%)
73
(47%
)
14
(9%)
5 Dengan menonton program
tersebut saya dapat belajar
cara bergaya didepan kamera
2
(1%)
16
(10%)
45
(29%)
76
(48%
)
18
(12%)
6
Motif Identitas Personal
Dengan menonton program
tersebut saya mempunyai
keinginan untuk tampil di TV
3
(2%)
16
(10%)
49
(31%)
77
(49%
)
12
(8%)
7 Dengan menonton program
tersebut saya mendapatkan
dorongan (semangat) untuk
mengolah kemampuan saya
menjadi lebih baik
3
(2%)
14
(9%)
35
(22%)
79
(50%
)
26
(17%)
8
Motif integrasi & interaksi
sosial
Untuk dapat berhubungan 1 14 61 66 15
9
dengan teman baru yang
memiliki kegemaran
(hobi)yang sama
(1%) (9%) (39%) (42%
)
(9%)
9 Untuk saling mengenal ko-
munitas satu sama lain
4
(3%)
12
(8%)
55
(35%)
73
(46%
)
13
(8%)
10 Menonton program tersebut
untuk memperoleh bahan
pembicaraan dengan teman
satu komunitas
3
(2%)
10
(6%)
62
(39%)
70
(45%
)
12
(8%)
11
Motif Hiburan
Menonton program langgam
gandrung untuk mencari hi-
buran
3
(2%)
20
(15%)
38
(24%)
75
(48%
)
21
(13%)
12 Sebagai tempat untuk mere-
laksasikan pikiran (mem-
berikan ketenangan jiwa)
2
(1%)
20
(13%)
44
(28%)
73
(47%
)
18
(11%)
13 Untuk mengisi waktu luang
saya
7
(4%)
17
(11%)
45
(29%)
73
(46%
)
15
(10%)
14 Menonton program langgam
gandrung untuk menyegarkan
pikiran dari permasalahan
5
(3%)
24
(15%)
50
(32%)
67
(43%
)
11
(7%)
Sumber : Pernyataan kuesioner pada variabel motif
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari 18 item pernyataan
mengenai motif seseorang menonton program kesenian Langgam
Gandrung TATV sebagian besar menjawab setuju dan presentase paling
tinggi adalah motif seseorang menonton program Langgam Gandrung
10
yakni untuk mencari referensi dalam mengaransemen musik langgam
dengan presentase setuju sebanyak 58%.
B. Deskripsi variabel Penggunaan Media
Penggunaan media adalah waktu yang digunakan dalam berbagai
media jenis isi media yang dikonsumi. Dalam penelitian ini penggunaan
media dilihat dari perilaku responden dalam menonton. Aktivitas
menonton itu sendiri berawal dari sebuah kebutuhan akan informasi yang
kemudian berpola dan menjadi semacam ritual keseharian. Hal ini
berhubungan dengan kebutuhan terhadap kepuasan yang dihubungkan
dengan pilihan media tertentu oleh responden sendiri. Dalam hal ini
pengkukuran aktivitas menonton dioperasionalkan melalui 3 indikator
yakni: Frekuensi, Intensitas, Tingkat perhatian (atensi).
1. Frekuensi
Frekuensi merupakan tingkat keseringan responden dalam menonton
program Langgam Gandrung TATV. indikator pengukurnya dalam
penelitian ini adalah berapa kali responden menonton program
Langgam Gandrung TATV dalam satu bulan. Yang dimana responden
menjawab kadang-kadang (menonton program Langgam Gandrung 6-8
kali / bulan) yakni dengan presentase 34% yang berarti frekuensi
responden diantara sering dan jarang dalam menonton program
Langgam Gandrung TATV.
2. Intensitas
Intensitas disini lebih mengarah kepada penggunaan program interaktif
didalam program Langgam Gandrung itu sendiri. Program interaktif
dalam program Langgam Gandrung ini mengajak responden untuk ikut
terlibat aktif dalam berhubungan dengan orang lain seperti halnya
kirim-kirim salam, request lagu, bahkan karaoke. Pola pengukuran
dalam penelitian ini adalah seberapa sering responden ikut terlibat
menggunakan program interaktif dalam satu bulan. Yang dimana
intensitas responden dalam menggunakan program interaktif
11
menunjukan bahwa responden tidak pernah ikut terlibat dalam progam
interaktif yang ditunjukan dengan presentase sebesar 34%.
3. Tingkat perhatian (atensi)
Tingkat perhatian dalam hal ini menunjukan pada aktivitas responden
saat menonton program Langgam Gandrung TATV. Digambarkan oleh
perilaku responden ketika mengikuti program Langgam Gandrung
yaitu mengikuti acara hingga selesai atau tidak dan pada saat
menonton program tersebut melakukan aktivitas lain atau tidak. Dari
hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden tidak
terlalu sering menonton program Langgam Gandrung dari acara mulai
hingga selesai dibuktikan pada pernyataan pertama sebanyak 31%
responden menjawab kadang-kadang. Selanjutnya, pada pernyataan
kedua responden juga tidak teralu fokus dalam menonton program
Langgam Gandrung dengan presentase sebanyak 54% responden
terkadang menonton program Langgam Gandrung dengan melakukan
aktivitas lain. Dapat disimpulkan dari kedua pernyataan tersebut
bahwa responden dalam menonton dan mengikuti program Langgam
Gandrung adalah biasa saja.
C. Deskripsi variabel Tingkat Kepuasan
Untuk mengetahui besarnya kepuasan yang diperoleh responden dalam
menonton program Langgam Gandrung dihitung berdasarkan 14 item
pernyataan yang diajukan. Kategori penilaian terdiri dari 5 skala yakni (1)
Sangat Tidak Puas, (2) Tidak Puas, (3) Netral, (4) Puas, (5) Sangat Puas.
Tingkat kepuasan yang diperoleh responden dalam menonton program
Langgam Gandrung TATV mayoritas responden merasa puas, tapi paling
besar nilai presentase pada kepuasan mengenai informasi yang salah
satunya ingin mengetahui musik campursari langgam terbaru yakni
sebesar 53%.
12
D. Deskripsi Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan antar variabel X (Motif) dengan Variabel Z (Penggunaan
Media)
Tabel 2
Korelasi Antar Variabel Motif Menonton dengan Penggunaan Media
Correlations
MOTIF
AKTIVITAS_ME
NONTON
MOTIF Pearson Correlation 1 .612**
Sig. (2-tailed) .000
N 157 157
AKTIVITAS_MENONTON Pearson Correlation .612** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 157 157
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS hasil korelasi.
Dari hasil diatas didapat koefisien korelasi sebesar 0,612 dengan
Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,01. Melihat hasil dari
koefisien korelasi diatas menunjukan bahwa terdapat kecenderungan
korelasi positif kuat antara motif menonton program Langgam Gandrung
dengan penggunaan media (aktivitas menonton) di kalangan anggota
komunitas seniman PERSOJO. Artinya, semakin tinggi motif menonton
cenderung meningkatnya penggunaan media dalam menonton program
Langgam Gandrung TATV.
Meskipun signifikansi korelasi atau hubungan antarvariabel
cenderung kuat, tetapi pasti. Artinya dapat dinyatakan bahwa hipotesis
terbukti, yaitu ada hubungan antara motif menonton dengan aktivitas
menonton program Langgam Gandrung TATV di kalangan anggota
komunitas seniman PERSOJO, dengan asumsi ho ditolak dan ha diterima.
13
2. Hubungan antar Variabel Z (Penggunaan Media) dengan Variabel Y
(Tingkat Kepuasan)
Tabel 3
Korelasi Antar Penggunaan Media dengan Tingkat Kepuasan
Correlations
AKTIVITAS_ME
NONTON
TINGKAT_KEP
UASAN
AKTIVITAS_MENONTON Pearson Correlation 1 .575**
Sig. (2-tailed) .000
N 157 157
TINGKAT_KEPUASAN Pearson Correlation .575** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 157 157
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Output SPSS hasil korelasi
. Dari hasil diatas didapat koefisien korelasi sebesar 0,575 dengan Sig.
(2-tailed) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,01. Melihat hasil dari
koefisien korelasi diatas menunjukan bahwa terdapat kecenderungan
korelasi positif kuat antara penggunaan media dalam hal ini aktivitas
menonton program Langgam Gandrung TATV dengan tingkat kepuasan
dalam pemenuhan kebutuhan di kalangan anggota komunitas seniman
PERSOJO. Artinya, semakin tinggi penggunaan media dalam hal ini
aktivitas menonton, cenderung meningkatnya kepuasan dalam pemenuhan
kebutuhan
Meskipun signifikansi korelasi atau hubungan antarvariabel cen-
derung sedang, tetapi pasti. Artinya dapat dinyatakan bahwa hipotesis ter-
bukti, yaitu ada hubungan antara penggunaan media (aktivitas menonton)
program Langgam Gandurng TATV dengan tingkat kepuasan dalam pe-
menuhan kebutuhan di kalangan anggota komunitas seniman PERSOJO,
dengan asumsi ho ditolak dan ha diterima.
14
Kesimpulan
Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan dilapangan, diperoleh
kesimpulan mengenai motif, aktivitas menonton dan kepuasan menonton program
Langgam Gandrung TATV di kalangan anggota Komunitas Seniman PERSOJO
sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis data perhitungan korelasi Pearson Product moment antara
Motif menonton program Langgam Gandrung TATV (variabel X) dengan
penggunaan media dalam pemenuhan kebutuhan Komunitas Seniman PER-
SOJO (variabel Z) dinyatakan koefisien korelasi sebesar 0,612 dengan sig-
nifikansi sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,01.
Melihat hasil dari koefisien korelasi diatas menunjukan bahwa terdapat ke-
cenderungan korelasi positif kuat antara motif menonton program Langgam
Gandrung dengan penggunaan media (aktivitas menonton) di kalangan
anggota komunitas seniman PERSOJO. Artinya, semakin tinggi motif
menonton cenderung meningkatnya penggunaan media dalam menonton pro-
gram Langgam Gandrung TATV.
Meskipun signifikansi korelasi atau hubungan antarvariabel cenderung kuat,
tetapi pasti. Artinya dapat dinyatakan bahwa hipotesis terbukti, yaitu ada
hubungan antara motif menonton dengan aktivitas menonton program
Langgam Gandrung TATV di kalangan anggota komunitas seniman PER-
SOJO, dengan asumsi ho ditolak dan ha diterima.
2. Dari hasil analisis data penghitungan koefisien korelasi Pearson Product Mo-
ment koefisien korelasi sebesar 0,575 dengan sig.(2-tailed) sebesar 0,000
atau lebih kecil dari 0,01. Melihat hasil dari koefisien korelasi yang menun-
jukan bahwa terdapat kecenderungan korelasi positif kuat antara penggunaan
media dalam hal ini aktivitas menonton program Langgam Gandrung TATV
dengan tingkat kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan di kalangan anggota
komunitas seniman PERSOJO. Artinya, semakin tinggi penggunaan media
dalam hal ini aktivitas menonton, cenderung meningkatnya kepuasan dalam
pemenuhan kebutuhan
15
Meskipun signifikansi korelasi atau hubungan antarvariabel cenderung
sedang, tetapi pasti. Artinya dapat dinyatakan bahwa hipotesis terbukti,
yaitu ada hubungan antara penggunaan media (aktivitas menonton) pro-
gram Langgam Gandurng TATV dengan tingkat kepuasan dalam pe-
menuhan kebutuhan di kalangan anggota komunitas seniman PERSOJO,
dengan asumsi h0 ditolak dan ha diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, Andi.(2014). Televisi dan Masyarakat Pluralistik. Jakarta: Prenada Media Group.
Effendy, Onong Uchjana.(1990). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
__________. (1993). Televisi Siaran Teori & Praktek. Bandung: Mandar Maju.
Fiske, John.(2011). Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra.
Signoriellie,N. Dan Morgan, M. (ed.). (1990). Cultivation Analysis. Newbury Park, CA: Sage
Lull, James. (1997). Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Katz,E, J.G Blummer, dan M. Gurrevitch. (1974). Utilization of Mass Communication by Individual, The Uses Of Mass Communication:Correct Prespective on Gratification Research.London –Beverly Hills: Sage Publication.
McQuail, Dennis. (1991). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
16