d a f t a r i s i - bni syariah · pengawas syariah, keputusan struktur organisasi serta tugas...
TRANSCRIPT
D A F T A R I S I
I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………….. 1
II RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM ………………………………………………………………… 19
III PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS SYARIAH. 21
IV PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMISARIS ………………………… 41
V PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI ………………………………… 56
VI KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE ……………………………………….. 73
VII SEKRETARIS PERUSAHAAN ………………………………………………………………………………. 101
VIII AUDIT INTERNAL ………………………………………………………………………………………. 104
IX SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ………………………………………………………………….. 113
X FUNGSI KEPATUHAN ………………………………………………………………………………………… 115
XI BATAS MAKSIMUM PENYALURAN DANA …………………………………………………… 124
XII TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …………………………. 126
XIII PENDAPATAN DAN PENYALURAN DANA NON ZAKAT ………………………………………. 126
XIV PENERAPAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN
TERORISME ………………………………………………………………………………………………………
128
XV ANTI GRATIFIKASI …………………………………………………………………………………………….. 130
XVI KEBIJAKAN BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGATION ……………………………. 131
XVII MANAJEMEN RISIKO ………………………………………………………………………………………… 131
XVIII PERKARA HUKUM DAN SANKSI ADMINISTRASI ………………………………………………… 148
XIX ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA ………………………………………………………………………… 149
XX BUDAYA KERJA ………………………………………………………………………………………………… 155
XXI SOSIALISASI KODE ETIK DAN BUDAYA KERJA ……………………………………………………. 156
XXII SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN ……………………………………………………………….. 156
XXIII KETERBUKAAN INFORMASI ……………………………………………………………………………… 163
XIV LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG ……………………………………………………………… 170
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Komitmen BNI Syariah dalam menerapkan praktik terbaik Tata Kelola Perusahaan
yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) bukan semata hanya untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku namun juga dengan
melakukan inovasi dan penyempurnaan pengelolaan secara berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Dengan berlandaskan pada
penerapan prinsip-prinsip GCG, BNI Syariah berpartisipasi dalam menjalankan
sistem perbankan ysng sehat di Indonesia.
Penerapan prinsip-prinsip GCG yang tercermin di setiap kegiatan usaha
merupakan perwujudan visi BNI Syariah untuk menjadi bank syariah pilihan
masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja, serta misi BNI Syariah untuk
menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. BNI Syariah meyakini bahwa
pelaksanaan GCG yang menyeluruh di setiap jenjang organisasi akan sangat
mendukung upaya BNI Syariah dalam mewujudkan sasaran bisnis serta
memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan dalam jangka panjang.
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BNI Syariah pada tahun 2015 telah memasuki
babak baru. Tantangan yang dihadapi oleh BNI Syariah semakin beragam dan
kompleks. Walaupun begitu, BNI Syariah terus berupaya menerapkan praktik
terbaik GCG dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
melakukan perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan GCG secara berkelanjutan
guna mewujudkan visi dan misi perusahaan.
B. Dasar Acuan Implementasi GCG
Sebagai dasar acuan penerapan tata kelola terbaik, BNI Syariah berpedoman pada
berbagai peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah;
2. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,;
4. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah;
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
6. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 10/SEOJK.03/2014
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah; dan
7. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang
Penerapan GCG pada BUMN
Dalam praktIknya, BNI Syariah senantiasa mengikuti perkembangan terkini dan
best practice GCG yang berlaku antara lain Pedoman Umum GCG oleh Komite
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
2
Nasional Kebijakan Governance, Pedoman GCG Perbankan Indonesia serta
memperhatikan etika dan praktik bisnis terbaik.
BNI Syariah melalui seluruh jajarannya meyakini bahwa semangat menerapkan
GCG pada perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas
Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Profesionalitas, serta Kewajaran dan
Kesetaraan, akan meningkatkan kualitas perusahaan. Kualitas tersebut utamanya
dapat dinilai dari keberdayaan fungsi dan kemandirian organ perusahaan,
keputusan-keputusan manajemen yang dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, kesadaran dan tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, serta nilai
perusahaan yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya.
C. Prinsip-Prinsip GCG
Untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan diperlukan landasan yang kuat bagi
sebuah perusahaan. Untuk itu penerapan GCG sebagai kerangka utama dari
pertumbuhan perusahaan harus diterapkan secara konsisten dan
berkesinambungan dengan berlandaskan pada prinsip Transparansi
(Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban
(Responsibility), Profesional (Professional), dan Kewajaran (Fairness). Penerapan
prinsip-prinsip GCG di BNI Syariah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Transparansi (Transparency)
Perusahaan memiliki inisiatif dalam pengungkapan informasi material dan
relevan baik yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan serta
informasi penting lainnya yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Informasi
tersebut disampaikan dengan cepat, akurat, dan mudah diakses oleh siapapun.
Komitmen dalam mewujudkan prinsip Transparansi ditunjukkan oleh BNI
Syariah melalui:
a. Memiliki Sekretaris Perusahaan yang memiliki kewajiban untuk memastikan
informasi perusahaan yang relevan telah tersampaikan kepada pemangku
kepentingan, termasuk pemegang saham dan masyarakat.
b. Memiliki website resmi perusahaan yang selalu diperbarui dalam
menyajikan informasi sesuai standar transparansi dan publikasi yang
ditetapkan oleh Badan Regulator.
c. Senantiasa mengedepankan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan
dan pengungkapan kondisi keuangan dan non keuangan secara tepat waktu
kepada pemangku kepentingan.
d. Mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi,
sasaran usaha, strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan
kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham
oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota
keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem
manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
3
dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting
yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
e. Senantiasa menyajikan dan menyampaikan laporan kepada otoritas yang
berwenang dan kepada pihak-pihak lainnya sebagaimana ketentuan hukum
yang berlaku secara tepat waktu.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Pengelolaan BNI Syariah harus dilakukan secara benar, terukur dan sesuai
dengan kepentingan Bank dengan tetap memperhitungkan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Perwujudan dari prinsip
akuntabilitas di BNI Syariah tercermin melalui hal-hal sebagai berikut:
a. Memiliki pedoman atau kebijakan yang menjadi pegangan bagi setiap organ
perusahaan dan semua pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
b. Menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ
perusahaan dan semua pegawai secara jelas dan selaras dengan visi, misi,
nilai-nilai perusahaan, dan strategi perusahaan.
c. Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua pegawai memiliki
kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam
pelaksanaan GCG.
d. Memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan
perusahaan.
e. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan Perseroan serta rencana kerja lainnya.
f. Memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten
dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan
sanksi (reward and punishment system).
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Pengelolaan usaha Bank harus dipastikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang
sehat, termasuk juga prinsip-prinsip Syariah. Selain itu Pertanggungjawaban
Bank juga berbentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Dalam hal ini BNI Syariah mewujudkan prinsip Pertanggungjawaban melalui
hal-hal sebagai berikut::
a. Senantiasa bertindak dengan prinsip kehati-hatian dan berpegang teguh
pada hukum yang berlaku.
b. Memiliki sistem teknologi informasi internal yaitu Electronic Corporate
Guideline yang menjadi panduan bagi pegawai mengenai kebijakan internal
BNI Syariah.
c. Memiliki Divisi Internal Audit, selain itu Bank memiliki Satuan Kerja
Kepatutan yang berfungsi sebagai second line of defense (ex ante) yaitu
senantiasa memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur
serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
4
perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta
memastikan kepatuhan Bank terhadap Komitmen yang dibuat oleh Bank
kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
d. Senantiasa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli
pada kelestarian lingkungan melalui implementasi Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR).
4. Professional (Professional)
Dalam mewujudkan prinsip Profesional, manajemen dan seluruh individu
dalam Bank memiliki kompetensi, mampu bertindak objektif, dan bebas dari
pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen
yang tinggi untuk mengembangkan Bank Syariah. Prinsip ini dipegang teguh
oleh BNI Syariah dalam hal:
a. Komposisi Direksi, Komisaris, maupun Dewan Pengawas Syariah tidak
saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua.
b. Mayoritas anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
Direktur Utama maupun Direktur lainnya berasal dari pihak yang
independen terhadap pemegang saham pengendali, karena tidak memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali.
c. Telah memiliki aturan mengenai Benturan Kepentingan yang diatur di dalam
Kode Etik Insan BNI Syariah.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) dipegang teguh oleh BNI Syariah
yang diwujudkan dalam setiap keputusan yang diambil senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham mayoritas dan memberikan
perlindungan kepada pemegang saham minoritas dan pemangku kepentingan
lainnya dari rekayasa dan transaksi yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Secara keseluruha , perwujudan prinsip
Kewajaran dan Kesetaraan di BNI Syariah mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan berdasarkan
asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
b. Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank
serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip
keterbukaan.
D. Kebijakan Dasar GCG
Berangkat dari regulasi sebagai dasar acuan dan prinsip-prinsip dasar GCG
sebagai pedoman, BNI Syariah telah menyusun dan menerapkan
kebijakan-kebijakan operasional bagi seluruh unit kerja untuk meningkatkan
kualitas dan cakupan implementasi GCG secara berkelanjutan. Kebijakan dasar
GCG BNI Syariah antara lain terdiri dari:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
5
1. Pedoman Pelaksanaan GCG berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi
dan Dewan Komisaris No. KP/DIR/397, KP/10/DK/2010, tanggal 21 Desember
2010;
2. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang terakhir
diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/016,
KP/DI/DK/2013 tanggal 12 Nov 2013;
3. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah berdasarkan Surat
Keputusan Dewan Pengawas Syariah No. BNISy/DPS/SK/XII/2014/001,
tanggal 11 Desember 2014;
4. Internal Audit Charter berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/002/DIR/R
tanggal 2 Juni 2014 tentang Internal Audit Charter PT Bank BNI Syariah.;
5. Kebijakan Umum Manajemen Risiko berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
KP/005/DIR/R, tanggal 21 September 2015.
6. Kode Etik Insan BNI Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
BNISy/DIR/403, tanggal 23 Desember 2010;
7. Kebijakan Program Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (Kebijakan Program Penerapan APU-PPT) yang
ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris 4 Juni 2013.
8. Aturan mengenai larangan menerima dan/atau memberi hadiah dalam rangka
pelaksanaan GCG melalui Surat Edaran Direksi BNI Syariah nomor
SE/BNISy/DIR/002 tanggal 5 Agustus 2011.
9. Strategi Anti Fraud berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/006/DIR/R
tanggal 26 Oktober 2015;
10. Serta berbagai kebijakan operasional bank sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.
E. Kilas Balik Implementasi GCG
1. Tahun 2010-2011 (Peletakan Dasar-Dasar GCG)
Sejak awal pendiriannya, BNI Syariah sudah menerapkan GCG dengan
berpedoman kepada ketentuan hukum yang berlaku. Tahun 2010-2011 disebut
juga sebagai tahun GCG Commitment dimana jajaran manajemen berusaha
membangun pondasi GCG (Aspek Governance Structure dan Governance
Process) yang ditandai dengan beberapa langkah yaitu:
1) BNI Syariah telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku dalam hal
komposisi dan persyaratan anggota Direksi, Dewan Komisaris, anggota
DPS, serta unit kerja lainnya.
2) BNI Syariah mengesahkan kebijakan terkait GCG seperti Pedoman
Pelaksanaan GCG, Kode Etik Insan BNI Syariah, Pedoman Tata Tertib
Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan
Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan
fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya.
3) Pembentukan Komite-komite di level Dewan Komisaris yaitu:
a. Komite Audit;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
6
b. Komite Pemantau Risiko;
c. Komite Remunerasi dan Nominasi.
4) Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5) Melaksanakan keterbukaan informasi secara tepat waktu, antara lain dalam
publikasi Laporan Keuangan, informasi maupun peristiwa atau fakta
material.
6) Menyusun Laporan Tahunan yang tepat waktu, memadai, jelas, dan akurat.
7) Melaksanakan self assessment terhadap penerapan GCG, dan menyusun
Laporan GCG setiap akhir tahun untuk pelaporan kepada OJK.
8) BNI Syariah memiliki satuan Kerja Kepatutan yang berfungsi sebagai 2nd
line of defense (ex ante) yaitu senantiasa memastikan bahwa kebijakan,
ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilekukan oleh
Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Tahun 2012-2014 (Penerapan GCG Berkelanjutan)
Penerapan GCG secara berkelanjutan merujuk pada upaya untuk meningkatkan
efektivitas dan kualitas Aspek Governance Structure dan Aspek Governance
Process sehingga menghasilkan hasil yang diharapkan. Adapun
langkah-langkah yang telah dilakukan Bank selama 2012-2014 dalam rangka
GCG berkelanjutan adalah:
1) Tahun 2014 OJK menerbitkan POJK No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,
mewajibkan Bank melakukan self assessment GCG dengan metode yang
baru dan sebagai bagian dari Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. BNI
Syariah senantiasa memenuhi kewajiban pelaporan self assessment ini
setiap semester kepada OJK.
2) BNI Syariah melakukan penyempurnaan terhadap pedoman pelaksanaan
program APU & PPT dan kebijakan penerapan program APU & PPT serta
telah memiliki buku saku APU & PPT yang ditujukan bagi pegawai
cabang/unit/divisi.
3) BNI Syariah telah memiliki Unit Anti Fraud yang senantiasa menjalankan
strategi anti fraud antara lain dengan:
a. Penanganan fraud dan pelaporan kejadian fraud kepada otoritas yang
berwenang secara rutin dan tepat waktu;
b. Penandatanganan pakta integritas oleh segenap Insan BNI Syariah;
c. Pelaksanaan strategi pengendalian fraud melalui program Monday
Reminder (MORE), program Anti Fraud Sharing (AFSS), program Alert
System (PAS), program Buku Suku BNI Syariah (BAS) serta Forum Anti
Fraud (FAF);
d. Sosialisasi Whistle Blowing System (WBS) sebagai sarana pelaporan
penyimpangan/pelanggaran yang bersifat rahasia dan memiliki
mekanisme perlindungan pelapor.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
7
3. Tahun 2015 (Masuk Pasar Modal)
1) Tanggal 26 Mei 2015 BNI Syariah menerbitkan sukuk pasar modal yang
menimbulkan kewajiban-kewajiban baru sebagai emiten khususnya
pelaporan-pelaporan kepada OJK Pasar Modal, Bursa Efek, Wali Amanat
dan KSEI. Bank senantiasa memenuhi kewajiban pelaporan di bidang Pasar
Modal tersebut.
2) Bank telah melakukan Fine tuning organisasi BNI Syariah yaitu dengan:
a. Pembentukan unit/satuan/divisi yang berfungsi sebagai sekretaris
perusahaan untuk memastikan pemenuhan penerapan ketentuan GCG
serta melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sekretaris Perusahaan
b. Pemisahan antara unit dana dengan unit yang melaksanakan
pembiayaan konsumtif yang sebelumnya tergabung dalam satu unit guna
terciptanya pengelolaan bisnis dan pengelolaan risiko yang lebih baik.
3) Memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information System (CIS) yang
berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait dengan organisasi,
regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung pemenuhan
ketentuan internal dan eksternal tepat waktu antara lain dalam hal
penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan
GCG yang tepat waktu.
4) Penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang BNI Syariah yang memiliki
kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada
cabang-cabang tersebut.
F. Tahapan Implementasi GCG (Roadmap GCG)
Implementasi GCG perlu dilakukan secara terencana dan terarah sesuai dengan
standar terbaik dalam mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Tahapan
Implementasi GCG di BNI Syariah mengacu kepada rencana Roadmap GCG yaitu
tiga tahapan transformasi GCG yang akan dilalui oleh BNI Syariah hingga
mencapai tujuannya yaitu GCG Excellence.
2011 2012-2014 2014-2017
GCG COMMITMENT GCG SUSTAINABLE
IMPLEMENTATION GCG EXELLENCE
Tahap GCG Commitment
1. Pada tahap ini Bank melalui manajemen membangun Governance Structure
(yang terdiri dari struktur dan infrastruktur GCG) sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan terkait GCG, ketentuan perundang-undangan lainnya atau
berdasarkan kepada praktik terbaik.
2. Pemenuhan struktur dan infastruktur GCG diharapkan dapat mendorong
efektivitas pelaksanaan prinsip GCG (Governance Process) di Bank secara
keseluruhan .
3. Yang termasuk struktur GCG adalah Komisaris, Direksi, Komite, Dewan
Pengawas Syariah, dan satuan kerja pada Bank, sedangkan infrastruktur GCG
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
8
adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem informasi manajemen serta tugas
pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi.
Tahap GCG Sustainable Implementation
1. Pada tahap ini manajemen melakukan penyempurnaan secara berkelanjutan
terhadap struktur, infrastruktur, serta proses pelaksanaan GCG secara
keseluruhan sehingga menghasilkan outcome yang diharapkan.
2. Bank menyempurnakan pengelolaan GCG berdasarkan kepada laporan Self
Assessment GCG tiap tahun yang menunjukkan nilai/rating kepatuhan Bank
terhadap GCG, selain itu juga kepada peraturan perundang-undangan yang
terbaru, serta praktik terbaik GCG.
3. Penyempurnaan GCG didukung dengan kegiatan monitoring implementasi GCG
secara terus menerus, peran aktif top management, sosialisasi budaya GCG,
dan evaluasi terhadap pengelolaan GCG di perusahaan.
Tahap GCG Excellence
Tahap GCG Excellence adalah kondisi dimana BNI Syariah telah dapat
merepresentasikan prinsip-prinsip GCG secara menyeluruh dalam setiap kegiatan
usaha maupun operasional. Pencapaian GCG Excellence juga ditandai oleh
implementasi GCG secara berkelanjutan dengan diiringi oleh
pengawasan/monitoring dan evaluasi secara berkala.
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap Akhir
Perumusan Implementasi Monitoring
Evaluasi GCG Excellent
1 Pengukuhan
Komitmen
GCG
Manajemen
1 GCG Awareness
berupa
penandatanganan
pakta Integritas
1 Program
Assessment
GCG
1 Terwujudnya GCG
sebagai budaya
2 Membangun
struktur GCG
2 Penegakan
Budaya
Perusahan dan
Kode Etik BNIS
2 Monitoring
implementasi
GCG
2 Keberiangsungan
Usaha
3 Membangun
kelengkapan
infrastruktur
3 Peran aktif Top
Manajemen
3 Evaluasi Kinerja
Perusahaan
3 Memberi nilai
tambah bagi
stakeholder
4 Menyusun
kelengkapan
sistem
kebijakan dan
prosedur GCG
4 Optimalisasi
Organ pendukung:
Fungsi
Manajemen
Risiko, Sistem
Pengendalian
Intern, Fungsi
Kepatuhan, Fungsi
Audit Eksternal/
Intern, Fungsi
4 Evalusasi
rencana Bisnis
Perusahaan
4 Service Excellent
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
9
APPU PPT
5 Penyempurnaan
Struktur GCG
5 Perusahaan yang
berintegritas,
beretika, dan
bertanggung
jawab
G. Implementasi GCG di Tahun 2015
BNI Syariah menyadari bahwa penerapan GCG merupakan proses yang
berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga memerlukan komitmen penuh dari
seluruh jajaran manajemen dan pegawai Bank. Untuk melanjutkan tahapan yang
telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 BNI Syariah
memperkuat penerapan GCG yang antara lain berfokus kepada:
1. Pembentukan Unit Pengelolaan GCG
Bersamaan dengan pemenuhan kewajiban berdasarkan POJK No.
35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan
Publik, perusahaan mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan (Corporate
Secretary) serta unit pendukungnya yaitu Unit Investor Relations and Secretary
yang salah satu tanggung jawabnya adalah memastikan pemenuhan penerapan
ketentuan GCG di perusahaan.
2. Pemenuhan Kewajiban-kewajiban di bidang Pasar Modal
Tahun 2015, BNI Syariah mendapatkan status baru sebagai Emiten karena
kegiatan penawaran sukuk di Pasar Modal, sekaligus memiliki
kewajiban-kewajiban baru di bidang Pasar Modal. Beberapa kewajiban tersebut
adalah penyesuaian tata kelola perusahaan, anggaran dasar, kebijakan, serta
kewajiban pelaporan-pelaporan terkait Pasar Modal seperti pelaporan keuangan
yang harus disesuaikan dengan ketentuan Pasar Modal dan Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Sukuk.
3. Sosialisasi GCG melalui Website dan Sistem Teknologi Informasi Internal
a. BNI Syariah memperbaiki konten Website Perusahaan sebagai wujud
pemenuhan prinsip transparansi, dan ketentuan POJK No. 9/POJK.04/2015
tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik.
b. BNI Syariah telah memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information
System (CIS) yang berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait
dengan organisasi, regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung
pemenuhan ketentuan internal dan eksternal tepat waktu antara lain dalam
hal penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan
GCG yang tepat waktu.
4. Penyempurnaan Struktur GCG terkait APU & PPT di Cabang
Bank melakukan penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang BNI Syariah yang
memiliki kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada
cabang-cabang tersebut.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
10
H. Sosialiasi GCG
Untuk mewujudkan Implementasi GCG yang merata di seluruh elemen perusahaan,
BNI Syariah melakukan sosialisasi GCG yang menyeluruh. Sosialisasi ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Buku panduan GCG yang diberikan pada pegawai baru;
2. Kampanye GCG melalui media internal BNI Syariah secara berkala melalui
email blast, stiker, WBS, kepada pegawai BNI Syariah di seluruh Indonesia;
3. Penyediaan Electronic Corporate Guidelines (ECG) di portal BNI Syariah
sehingga seluruh pegawai dapat mengakses dan mempelejari GCG.
I. Penilaian GCG
BNI Syariah senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan terbaik GCG
mengacu kepada ketentuan hukum yang berlaku bagi Bank dan yang sesuai
dengan kebutuhan praktik di industri Perbankan Syariah, sehingga penerapan GCG
di BNI Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hasil penilaian GCG
yang dilakukan melalui self assessment menjadi masukan dalam memetakan dan
meningkatkan praktik GCG di BNI Syariah berdasarkan hasil rekomendasi yang
diberikan.
Penilaian (Self Assessment) GCG diatur berdasarkan POJK No. 8/POJK.0/2014
dan SEOJK No.10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Berdasarkan hal tersebut, BNI Syariah
melakukan Self Assessment yang mencakup parameter/indikator penilaian
terhadap:
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan Komisaris;
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah;
5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam penghimpunan dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa;
6) Penanganan benturan kepentingan;
7) Penerapan fungsi kepatuhan;
8) Penerapan fungsi audit internal;
9) Penerapan fungsi audit eksternal;
10) Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD);
11) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan
GCG serta pelaporan internal.
Pada 2015, BNI Syariah telah melaksanakan 2 (dua) kali self assessment (setiap
akhir semester seperti ketentuan berlaku) dan berdasarkan hasil self assessment
BNI Syariah terhadap penerapan atas prinsip-prinsip GCG yang diukur dari 3 (tiga)
aspek Governance (Governance Structure, Governance Process, dan Governance
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
11
Outcome), dapat disimpulkan bahwa manajemen BNI Syariah telah melakukan
GCG secara umum “BAIK”. BNI Syariah telah memenuhi ketiga aspek governance
tersebut. Hal tersebut tercermin dalam hasil governance outcome dari
masing-masing kriteria/indikator yang memberikan hasil yang memadai dan
berpengaruh terhadap pencapaian hasil kinerja sesuai ekspektasi pemangku
kepentingan.
Kekuatan pelaksanaan GCG BNI Syariah ada pada kebijakan-kebijakan yang
dihasilkan oleh manajemen BNI Syariah serta pelaksanaannya sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG. Selain itu BNI Syariah juga telah memenuhi 11 (sebelas)
kriteria/indikator terhadap pelaksanaan GCG.
A. Governance Structure
1. Faktor-faktor positif aspek governance structure BNI Syariah adalah
pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dari hasil self assessment terhadap governance structure pada kriteria
ini dapat disimpulkan bahwa komposisi dan kriteria Dewan Komisaris
telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders. Salah
seorang anggota Dewan Komisaris bapak Imam Budi Sardjito
mengundurkan diri dan resmi digantikan oleh Bapak Fero
Poerbonegoro berdasarkan Surat Keputusan Pemegang Saham
(RUPS-LB Sirkuler) tanggal 12 Agustus 2015. Bapak Fero
Poerbonegoro telah lulus fit and proper test berdasarkan Keputusan
Dewan Komisioner OJK No. Kep-59/D.03/2015 tentang Hasil Uji
Kemampuan dan Kepatutan Sdr Fero Poerbonegoro selaku Calon
Anggota Dewan Komisaris PT Bank BNI Syariah. Keputusan
pengangkatan Fero Poerbonegoro sudah diaktanotariskan kembali
setelah lulus fit and proper test berdasarkan Akta Notaris di hadapan
Notaris Fathiah Helmy No. 27, 26 Oktober 2015 (Surat Kemenkumham
AHU-AH.01.03-0974865, 26 Otober 2015).
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Bahwa komposisi dan kriteria Direksi telah sesuai dan memadai guna
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI
Syariah dan stakeholders.
(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
Komposisi, kompetensi dan kriteria dari Komite Audit, Komite
Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Syariah
Komposisi, kompetensi reputasi dan independensi DPS BNI Syariah
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga DPS BNI
Syariah dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
12
baik.
(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan
Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Secara umum BNI Syariah telah melaksanakan kegiatan
penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa sesuai
dengan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut
didukung dengan kompetensi DPS BNI Syariah yang memadai.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan
BNI Syariah telah memiliki kebijakan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
Komposisi, kompetensi dan kriteria dari satuan kerja kepatuhan BNI
Syariah telah memenuhi ketentuan yang berlaku. BNI Syariah telah
menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan POJK No.
33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik. Untuk menunjang kepatuhan Bank, BNI Syariah
berkomitmen dalam RBB tahun 2016 untuk memperbaharui atau
menyesuaikan pedoman-pedoman internal terkait GCG seperti
Pedoman GCG, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, serta
Pedoman Benturan Kepentingan.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern
Struktur organsisasi Audit Internal BNI Syariah telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. BNI Syariah juga telah memiliki Piagam
Internal Audit, panduan internal audit, SDM Audit Internal yang
kompeten guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
dari satuan kerja audit internal.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi
ketentuan yang berlaku.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana
BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis
mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana
besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan
non keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BNI Syariah telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai tata cara
pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, yang
dituangkan dalam :
a. Kebijakan Akuntansi dalam Laporan Keuangan yang direview oleh
Direksi setiap tahun;
b. Prosedur yang dituangkan dalam BPP : Jurnal Akuntansi Syariah,
Stelsel Rekening Syariah dan Penjelasannya, Kebijakan
Akuntansi Syariah, HB Aktiva dan Pasiva Selain Aktiva Produktif
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
13
dan Tetap, Rekonsiliasi dan Kebijakan Pos Terbuka, Operasional
dan Sentra Akuntansi.
c. BNI Syariah sedang dalam proses pembuatan BPP Kebijakan
Perencanaan Strategis Korporat & Pengendalian Keuangan.
2. Faktor-faktor negatif aspek governance structure BNI Syariah adalah
pada kriteria sebagai berikut:
BNI Syariah tidak memiliki faktor-faktor negatif aspek governance process
BNI Syariah.
B. Governance Process
1. Faktor-faktor positif aspek governance process BNI Syariah
adalah pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dari hasil self assessment terhadap governance process dapat
disimpulkan bahwa dengan terpenuhinya governance structure pada
kriteria ini, maka pengangkatan/penggantian anggota Dewan
Komisaris, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab termasuk
tindakan pengawasan, evaluasi serta independensi dari Dewan
Komisaris telah memadai.
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Bahwa dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini,
maka dapat disimpulkan bahwa Direksi telah melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara memadai.
Pengangkatan/penggantian Direksi telah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan, pelaksanaan terhadap GCG telah dioptimalkan
salah satunya pembentukan coporate secretary untuk memastikan
pemenuhan penerapan GCG di perusahan selain melaksanakan
tugas dan fungsi sebagai sekretaris perusahaan, temuan hasil audit
telah ditindaklanjuti berdasarkan rekomendasi pihak terkait, serta
hal-hal lain terkait dengan governance process telah dipenuhi dan
memberikan hasil yang optimal.
Terkait Manajemen Risiko, Direksi salah satunya telah mereview
Kebijakan Manajemen Risiko (KUMR) September 2015 (cfm.
Keputusan Direksi No. Kp/005/DIR/R tanggal 21 September 2015).
(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka
Komite Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite
Pemantau Risiko telah melaksanakan tugas dan fungsinya secara
memadai dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Syariah
Pengangkatan/penggantian anggota DPS BNI Syariah serta
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya telah berjalan dengan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
14
baik, dimana DPS BNI Syariah telah diangkat dan melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan
Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
DPS BNI Syariah telah melakukan pengawasan pada hal-hal yang
terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan
penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa dengan
melakukan diskusi dan review terhadap rencana kebijakan serta
menilai pelaksanaannya dengan memberikan opini syariah.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan
Selama Semester II tahun 2015, tidak terjadi transaksi yang
mengandung benturan kepentingan yang melibatkan Direksi, Dewan
Komisaris maupun DPS baik secara langsung maupun tidak
langsung.
(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
Penerapan fungsi kepatuhan BNI Syariah telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Tugas dan tanggung jawab
dari Direktur Kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan telah
dilaksanakan dengan baik dan memadai.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern
Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, BNI
Syariah telah menerapkan fungsi audit internal secara efektif pada
seluruh aspek dan unsur kegiatan BNI Syariah. Audit Internal BNI
Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank, BNI Syariah telah
menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan yang mampu bekerja secara independen, memenuhi
standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang
lingkup audit yang ditetapkan serta mampu berkomunikasi dengan
otoritas yang berwenang.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana
Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka
BNI Syariah telah mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem
dan prosedur yang dimiliki terkait BMPD secara berkala, untuk
disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang
berlaku, serta telah memastikan penyediaan dana kepada pihak
terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan
prinsip kehati-hatian.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan
non keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku melalui penyampaian laporan keuangan dan non keuangan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
15
kepada pihak terkait tepat waktu serta telah mentransparansikan
informasi produk sesuai ketentuan yang berlaku kepada Nasabah dan
pihak lainnya.
2. Faktor-faktor negatif aspek governance process BNI Syariah
Tidak terdapat faktor negatif pada aspek governance process BNI Syariah
C. Governance Outcome
1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome BNI Syariah adalah
pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Bahwa dengan terpenuhinya governance structure dan governance
process pada kriteria ini, maka setiap tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris menjadi optimal dan memenuhi ketentuan
perundang-undangan, salah satunya adalah pengawasan dan
evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris menghasilkan
pencapaian kinerja keuangan BNI Syariah terhadap target
proporsional RBB sampai dengan Desember 2015.
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Governance outcome pada kriteria ini adalah dengan telah
dilaksanakannya tugas dan tanggung jawab Direksi secara optimal,
maka efektivitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Direksi tersebut adalah memadai. Hal ini dapat dilihat dengan
tercapainya target-target financial maupun non financial.
Dari sisi non financial, BNI Syariah juga telah melakukan serangkaian
kebijakan antara lain pengembangan bisnis internasional dan
remittance dengan menyempurnakan struktur organisasi divisi
Treasury dan International, pembentukan Divisi FTD (Funding &
Transaction Division) dan CCD (Corporate Secretary &
Communication Division), serta mengoptimalkan sinergi dengan induk
(BNI). Rencana pengembangan produk dan aktivitas baru juga telah
dilakukan dengan diluncurkannya produk Tabungan Siswa Syariah
(SimPel iB), dan akan menyusul Reposisi Tabungan iB Prima
Hasanah, General payment system, Griya Swakarya, Griya HOP iB
Hasanah, dan OTO COP iB Hasanah. Target pembukaan jaringan
juga sudah terpenuhi hampir 75%.
(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
Dengan terpenuhinya governance structure serta governance process
pada kriteria ini, maka efektifitas terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Komite memberikan hasil yang optimal.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Syariah
Komposisi, kompetensi, dan kriteria DPS BNI Syariah yang memadai,
maka tugas dan tanggung jawab sebagai DPS BNI Syariah dapat
dilaksanakan dengan ketentuan yang berlaku.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
16
(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan
Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan
jasa BNI Syariah telah memiliki SOP yang sesuai dengan prinsip
syariah.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan
Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process
pada kriteria ini, maka BNI Syariah tidak mengalami benturan
kepentingan yang dapat mengurangi aset BNI Syariah atau
mengurangi keuntungan BNI Syariah telah diungkapkan dalam setiap
keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. Operasional BNI
Syariah bebas dari intervensi Pemegang Saham /pihak terkait/pihak
lainnya.
(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process
pada kriteria ini, maka penerapan terhadap fungsi kepatuhan BNI
Syariah memberikan hasil yang memadai salah satunya adalah
dengan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan
yang berlaku.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern
Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process
pada kriteria ini, maka telah terpenuhinya tugas dan tanggung jawab
dari Audit Internal BNI Syariah secara memadai. Audit Internal BNI
Syariah dalam melaksanakan auditnya telah memenuhi ketentuan
independensi dan obyektivitas pelaksanaan audit.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit. Hasil audit dan
management letter telah menggambarkan permasalahan BNI Syariah
yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada OJK oleh
KAP yang ditunjuk.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana
BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang
BMPD kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu.
Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada pihak terkait
dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang
berlaku tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian
maupun perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan
kemampuan permodalan dan penyebaran/ diversifikasi portofolio
penyediaan dana.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Tahunan, laporan
pelaksanaan GCG kepada pihak terkait secara tepat waktu
sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang dan telah menerapkan
transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data pribadi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
17
J. Penghargaan Implementasi GCG
Selama tahun 2015 BNI Syariah menerima beberapa penghargaan terkait GCG
yaitu:
1. Peringkat pertama Annual Report Award (ARA) 2015 kategori Private
Keuangan Non Listed.
2. Peringkat pertama GCG dari Economic Review
K. Rencana GCG 2016
Berdasarkan RBB tahun 2016, dari aspek GCG, BNI Syariah berkomitmen untuk
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1) Memutakhirkan pedoman tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan
Komisaris perusahaan sesuai dengan POJK No.33/POJK.04/2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;
2) Membentuk Pedoman Benturan Kepentingan sebagai pedoman pegawai dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaannya,
serta menuangkan pedoman tersebut dalam sistem informasi online yang dapat
diakses segenap pegawai;
3) Meninjau dan memutakhirkan pedoman GCG yang ditandatangani oleh Direksi
dan Komisaris mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta pedoman GCG lainnya;
4) Sosialisasi melalui media internal tentang tata nilai perusahaan seperti kode etik
perusahaan, GCG, whistle blowing system, pengelolaan gratifikasi, perlindungan
konsumen, dengan tujuan meningkatkan implementasi standar perilaku bisnis
dan perilaku kerja yang etikal untuk menciptakan nilai tambah bagi pemangku
kepentingan perusahaan.
L. Kebijakan Benturan Kepentingan
Kebijakan Benturan Kepentingan BNI Syariah diatur dalam Kode Etik Insan BNI
Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, tanggal 23
Desember 2010;
nasabah.
2. Faktor-faktor negatif aspek governance outcome BNI Syariah
(a) Penerapan Fungsi Kepatuhan
Cfm. Laporan penerapan fungsi kepatuhan pada posisi 1 Juli 2015
sampai dengan 31 Desember 2015 disimpulkan bahwa secara
nominal tingkat denda pelanggaran adalah sebesar 14.162.000
(empat belas juta seratus enam puluh dua ribu rupiah), terjadi
kenaikan dari posisi Semester I/Juni 2015 (Rp. 2,3 juta). Tingkat
denda ini masih masuk ke dalam kategori low (rendah). BNI Syariah
ke depannya selalu berusaha untuk mematuhi segala ketentuan
hukum yang ditetapkan oleh Badan Regulator.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
18
M. Struktur GCG
Struktur dan mekanisme GCG di BNI Syariah mengacu kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, benchmark GCG di peers group yang memiliki
reputasi bagus, serta praktik yang berlangsung di perusahaan. Sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007, maka struktur
GCG BNI Syariah utamanya terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris, Direksi dan
Dewan Pengawas Syariah. Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite
untuk membantu dan meningkatkan fungsi pengawasan yang dijalankan Dewan
Komisaris. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, masing-masing komite
Dewan Komisaris bekerja sesuai dengan ruang lingkup tugas komite yang
bersangkutan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris.
Sedangkan Direksi terutama Direktur Risiko dan Kepatuhan dibantu oleh jajaran
manajemen bank yang bertugas untuk mengelola, mengendalikan, mengawal, dan
Dewan Komisaris
(Board of Commissioner)
Dewan Pengawas
Syariah
(Sharia Supervisory
Board)
Direksi
(Board of Director
Direktur Risiko & Kepatuhan
(Risk & Compliance
Director)
RUPS
(General Meeting
of Sharefolder)
Check and Balance Check and Balance
Elect and Dismiss
Komite Audit
(Audit Committee)
Komite Pemantau Risiko
(Risk Monitoring
Committee)
Elect and Dismiss
Divisi Internal Audit
(Internal Audit Division)
Divisi Legal & Kepatuhan
(Legal & Compliance
Division)
Sekretaris Perusahaan
(Corporate Secretary)
Divisi Sekretaris Perusahaan
dan Komunikasi
(Corporate Secretary &
Communication Division)Komite Kebijakan dan Risiko
(Risk and Policy Committee)
Sekretaris Dewan
Komisaris
(Commissioner
Secretary)
Komite Remunerasi dan
Nominasi
(Remuneration &
Nomination Committee)
Divisi Strategi & Keuangan
(Strategi & Finance Division)
Satuan Kerja Kepatuhan
(Compliance Desk)
Komite Sumber Daya
Manusia
(Human Resources
Committee)
Komite Modal, Investasi, dan
Teknologi
(Capital, Investment, and
Technology Committee)
Komite Asset, Liabilities
Management
(Assets, Liabilities,
Management
Committee)
Divisi Manajemen Risiko
Perusahaan
(Enterprise Risk Management
Division)
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
19
bertanggung jawab atas implementasi GCG yang dibantu oleh Komite di bawah
Dewan Komisaris, Komite di bawah Direksi, Sekretaris Perusahaan, dan divisi-divisi
yang bersentuhan dengan GCG.
II. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham BNI Syariah terdiri dari Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).
Pemegang saham melalui RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan
kepada Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain wewenang untuk mengangkat dan
memberhentikan anggota Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi,
mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi,
mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas Laporan
Direksi, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan
Perseroan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk dan menetapkan biaya
jasa akuntan publik, menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas pengurus,
serta kewenangan lain yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Sepanjang tahun 2015, BNI Syariah telah menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS
Tahunan dan 3 (tiga) kali RUPS Luar Biasa dengan agenda sebagai berikut.
A. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS-T)
BNI Syariah telah mengadakan RUPS Tahunan tahun buku 2014 pada tanggal 23
Februari 2015 dengan agenda sebagai berikut:
1) Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku
2014 (dua ribu empat belas), yang terdiri dari Laporan Direksi, Laporan Tugas
Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Keuangan Perseroan tahun buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.
2) Menyetujui Laporan Pelaksanaan Zakat Perseroan untuk tahun buku yang
berakhir pada 31-12-2014 (tiga puluh satu Desember dua ribu empat belas).
3) Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab
(acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi atas tindakan
pengurusan dan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris atas tindakan
pengawasan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku 2014 (dua ribu
empat belas), sepanjang:
a. Tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana; dan
b. Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2014 (dua ribu empat belas).
4) Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2014 beserta
penggunaannya.
5) Menyetujui dan menunjuk Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Aktuaria
Independen yang sama dengan yang digunakan oleh PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, selaku perusahaan induk untuk tahun buku 2015 (dua
ribu lima belas).
6) Menyetujui melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
20
untuk menetapkan besarnya biaya jasa Kantor Akuntan Publik dan Konsultan
Aktuarian Independen tahun buku 2015 (dua ribu lima belas) dengan terlebih
dahulu berkonsultasi dengan Pemegang Saham mayoritas.
7) Menyetujui Tugas Manajemen Perseroan untuk tahun buku 2015 (dua ribu lima
belas).
8) Menyetujui remunerasi, gaji, fasilitas, dan tantiem bagi Direksi dan Dewan
Komisaris akan ditentukan oleh pemegang saham mayoritas dalam waktu
selambat-lambatnya satu bulan setelah ditutupnya rapat.
9) Menyetujui “Hasanah” tetap digunakan sebagai Corporate Campaign sebagai
bagian dari strategi pemenangan persaingan Bisnis Jangka Panjang.
B. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB)
Selama tahun 2015 BNI Syariah telah mengadakan RUPS Luar Biasa sebanyak 3
(tiga) kali. Adapun tanggal dan hasil keputusan RUPS Luar Biasa tersebut adalah
sebagai berikut:
1. RUPS-LB tanggal 12 Agustus 2015 (pertama)
Keputusan
i. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai
masa jabatan Direksi menjadi 3 tahun sejak pengangkatannya melalui
RUPS. Direksi yang menggantikan atau penambahan anggota Direksi
menjabat 3 tahun sejak pengangkatannya melalui RUPS.
ii. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai
masa jabatan Dewan Komisaris menjadi 3 tahun sejak pengangkatannya
melalui RUPS. Direksi yang menggantikan atau penambahan anggota
Dewan Komisaris menjabat 3 tahun sejak pengangkatannya melalui
RUPS.
iii. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai
masa jabatan Dewan Pengawas Syariah menjadi 3 tahun sejak
pengangkatannya melalui RUPS.
2. RUPS-LB tanggal 12 Agustus 2015 (kedua)
Keputusan
i. Menyetujui pengangkatan kembali Direktur Bisnis Bapak Iman Teguh
Saptono.
ii. Menyetujui pengangkatan kembali Ketua DPS bapak K.H Ma’ruf Amin dan
anggota DPS Bapak Hasanudin.
iii. Menyetujui pengunduran diri Komisaris Bapak Imam Budi Sardjito dan
pengangkatan penggantinya yaitu Bapak Ferro Poerbonegoro.
3. RUPS-LB tanggal 8 Desember 2015
Keputusan
Menyetujui perubahan Anggaran dasar untuk penyesuaian terhadap POJK No.
33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik, Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Perusahaan Induk, serta
perubahan-perubahan lainnya.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
21
C. Realisasi RUPS Tahunan 2014
Pada tahun buku 2015, Direksi BNI Syariah telah merealisasikan Keputusan RUPS
Tahunan untuk tahun buku 2014, yaitu antara lain:
Keputusan RUPS Tahun Buku 2014 Keterangan Realisasi
Menyetujui dan menunjuk Kantor
Akuntan Publik dan Konsultan Aktuaria
Independen yang sama dengan yang
digunakan oleh PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, selaku
perusahaan induk untuk tahun buku
2015.
Penunjukan Kantor Akuntan Publik
(KAP) Tanudiredja, Wibisana dan rekan
(afiliasi KAP Pricewaterhouse Coopers)
sebagai Akuntan Publik BNI Syariah
untuk tahun buku 2015.
Menyetujui melimpahkan kewenangan
kepada Dewan Komisaris Perseroan
untuk menetapkan besarnya biaya jasa
Kantor Akuntan Publik dan Konsultan
Aktuarian Independen tahun buku 2015
dengan terlebih dahulu berkonsultasi
dengan Pemegang Saham mayoritas.
Dewan Komisaris BNI Syariah
menetapkan besarnya biaya jasa KAP
dan Konsultan Aktuaria untuk tahun
buku 2015.
Menyetujui Tugas Manajemen
Perseroan untuk tahun 2015 sebagai
berikut:
1. Menjaga dan meningkatkan
kepatuhan termasuk nilai-nilai
syariah.
2. Menjaga rasio NPF maksimal
1,99%.
3. Menjaga coverage ratio menjadi
minimal 87,79%.
4. Mencapai recovery minimal Rp22,6
miliar.
5. Mencapai CASA (tidak termasuk
dana bank) minimal 49,24%.
6. Laba minimal Rp162,89 miliar.
1. Menjaga dan meningkatkan
kepatuhan termasuk nilai-nilai
syariah
2. Menjaga rasio NPF sebesar 2,3%
3. Menjaga coverage ratio pada
84,51%
4. Mencapai recovery minimal Rp. 39,7
M
5. Mencapai CASA (di luar dana bank)
sebesar 46,15%
6. Mencapai Laba sebesar 228,53
miliar
III. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Secara garis besar Dewan Pengawas Syariah (DPS) melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
serta memberikan nasihat dan saran kepada Direksi terkait dengan pelaksanaan
kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Dewan Pengawas Syariah diangkat
dan disahkan melalui RUPS sesuai dengan rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional
(DSN).
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
22
Komitmen DPS dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional BNI
Syariah adalah melakukan review terhadap kegiatan BNI Syariah selama tahun 2015
dalam upaya meningkatkan pengawasan praktek syariah. Keseluruhan temuan hasil uji
petik langsung pada kantor cabang telah disampaikan kepada Direksi atau unit kerja
terkait untuk ditindaklanjuti dan diperbaiki guna memenuhi kesesuaian dengan prinsip
syariah yang telah ditetapkan.
A. Komposisi Dewan Pengawas Syariah
Sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.
12/13/DPbS dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah, maka Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk BNI Syariah terdiri
atas 2 (dua) orang termasuk 1 (satu) orang ketua dan 1 (orang) anggota.
Berdasarkan peraturan tersebut, susunan DPS BNI Syariah hingga 31 Desember
2015 adalah sebagai berikut:
No Nama Jabatan Tanggal Pengangkatan
1 KH Ma’ruf Amin Ketua DPS 12 Agustus 2015 (periode ke 2)
2 DR. Hasanudin, M.Ag Anggota DPS 12 Agustus 2015 (periode ke 2)
B. Profil dan Daftar Riwayat Hidup singkat Dewan Pengawas Syariah
Ma’ruf Amin, Ketua Dewan Pengawas Syariah,
(72 tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Ketua Dewan
Pengawas Syariah Perseroan sejak tahun 2010.
Menyelesaikan studinya di Pesantren Tebu Ireng Jombang
pada tahun 1961 kemudian belajar di beberapa pesantren di
daerah Banten sampai dengan tahun 1963. Memperoleh
gelar Sarjana dari Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu
Chaldun pada tahun 1967.
Pengalaman kerja:
Tahun 2009 – sekarang : Ketua DPS Bank Muamalat
Tahun 2004 – sekarang : Ketua DPS Bank Mega Syariah
Tahun 2003 – sekarang : Ketua Harian DSN MUI
Tahun 2002 – sekarang : Ketua DPS Asuransi Bringin Life
Tahun 1999 – sekarang : Ketua DPS Bank BNI Syariah
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
23
Hasanudin, Anggota Dewan Pengawas Syariah,
(54 tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Anggota
Dewan Pengawas Syariah Perseroan sejak tahun 2010.
Belajar di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Hilaliyah,
Durajaya Beber Cirebon pada tahun 1973 sampai tahun
1977, Pondok Pesantren APIK Kauman Kaliwungu Kendal
Jateng pada tahun 1977 sampai tahun 1981, dan Pondok
Pesantren HM Lirboyo Kediri Jatim pada tahun 1981 sampai
tahun 1986. Memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) dari
Fakultas Syariah Universitas Islam Tribhakti Kediri pada
tahun 1985, kemudian meraih gelar Sarjana (Drs) dari
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (kini UIN
Syarif Hidayatullah) Jakarta pada tahun 1989, memperoleh
gelar Magister Agama Pengkajian Islam (Konsentrasi
Syariah) pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri (kini UIN Syarif Hidayatullah) Jakarta pada tahun
1997, dan melanjutkan studi hingga meraih gelar Doktor
Pengkajian Islam (Konsentrasi Syariah) di Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008.
Pengalaman kerja:
Tahun 2014 - sekarang : Anggota Tim Kerja Komite
Pengembangan Jasa
Keuangan Syariah
Tahun 2006 - sekarang : Anggota Komite Akuntansi
Syariah (KAS) – IAI
Tahun 2006 : Tim Ahli LP POM MUI
Tahun 2000 - sekarang : Ketua DPS UUS Toyota
Finance
Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS BNI Syariah
Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS Danamon
Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS Asuransi
TPI
Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS
Reasuransi Re-Indo
Tahun 1999 - sekarang : Dosen Hukum Islam di UIN
Tahun 1993 - sekarang : Dosen/Dekan Fakultas
Syariah IIQ
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
24
C. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah
Tugas dan tanggung jawab DPS adalah memberikan nasihat dan saran kepada
Direksi serta mengawasi kegiatan Perseroan agar sesuai dengan Prinsip Syariah
yang tercermin pada 3 (tiga) fungsi, yaitu:
Fungsi Tugas & Tanggung Jawab
Koordinasi - Melakukan rapat dan diskusi dengan pihak
internal terkait pemenuhan Prinsip Syariah.
- Mewakili dan mendampingi Bank untuk rapat,
diskusi, dan konsultasi kepada pihak eksternal
terkait pemenuhan Prinsip Syariah.
Pengawasan - Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip
Syariah atas pedoman operasional dan produk
yang dikeluarkan Bank;
- Mengawasi proses pembangunan produk baru
dan pengembangan fitur produk Bank agar sesuai
dengan fatwa DSN-MUI;
- Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk
baru Bank yang belum ada fatwanya;
- Melakukan review secara berkala atas
pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa Bank;
- Meminta data dan informasi terkait dengan aspek
syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka
pelaksanaan tugasnya.
- Mengevaluasi Kebijakan Manajemen Risiko yang
terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.
- Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko yang
terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.
Pelaporan - Melaporkan hasil pengawasan Dewan Pengawas
Syariah kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
- Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS
kepada OJK dan DSN-MUI.
- Menyampaikan Hasil Evaluasi Kebijakan
Manajemen Risiko yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip Syariah kepada Direksi dan
Dewan Komisaris.
- Menyampaikan Hasil Evaluasi
Pertanggungjawaban Direksi atas Pelaksanaan
Manajemen Risiko yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip Syariah kepada Direksi dan
Dewan Komisaris.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
25
D. Rapat Dewan Pengawas Syariah
Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor
11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, rapat DPS diselenggarakan minimal 1 kali
dalam setiap bulan. Sepanjang tahun 2015, DPS telah melakukan rapat dengan
rincian frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:
No Hari/Tgl Agenda
Kehadiran
Dr. KH.
Ma'ruf
Amin
Dr.
Hasanudin,
M.Ag
1 Selasa, 6
Januari
2015
1. Perhitungan Monthly Fee
dan Cash Rebate pada Kartu
Pembiayaan (Secara Harian)
2. Kutipan pada Awal, Tengah,
atau Akhir Matan dan Perawi
Hadits
Hadir 1 Hadir 1
2 Jumat, 6
Februari
2015
1. Program Hadiah Tabungan;
Pilih Hasanahmu
2. Konsep Sukuk Mudharabah
BNI Syariah 2015
Hadir 1 Hadir 1
3 Kamis, 26
Maret 2015
1. Kerjasama Pembayaran
Elektronik dengan Transaksi
Sharf
2. Fee untuk Perusahaan
Kerjasama Program
Pembiayaan Karyawan
3. Biaya Asuransi untuk
Membentuk Harga Barang
4. Biaya Pengikatan Jaminan
Pembiayaan Multiguna untuk
Membentuk Harga Barang
5. Dua Fasilitas Pembiayaan
Murabahah Menggunakan
Satu Agunan yang Sama
6. Akad yang Tepat untuk
Skema Pembiayaan Tujuan
Take Over Kredit dengan
Tambahan
Hadir 1 Hadir 1
Nama Jabatan
Frekuensi Rapat
Jumlah
Rapat Jumlah Kehadiran
KH Ma’ruf Amin Ketua 15 15
DR. Hasanudin, M.Ag. Anggota 15 15
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
26
4 Selasa, 14
April 2015
1. Pengalihan Hutang Kartu
Kredit
2. Perjanjian/Akad Pembiayaan
pada Transaksi Pengalihan
Hutang dengan Tambahan
Pembiayaan
Hadir 1 Hadir 1
5 Rabu, 3
Juni 2015
1. Pembiayaan Murabahah
dengan Skema
Reimbursment dan Konversi
Akad Qardh ke Akad
Musyarakah
2. Penjelasan Risalah Rapat
DPS tentang Pembiayaan
Mudharabah atau
Musyarakah dengan Skema
Reimbursment
3. Pembiayaan Musyarakah
Berdasarkan Invoice yang
Diserahkan Nasabah
Hadir 1 Hadir 1
6 Selasa, 23
Juni 2015
1. Aktivitas Griya Swakarya Hadir 1 Hadir 1
7 Selasa, 27
Juli 2015
1. Form Wakalah Pembelian
barang untuk Pembiayaan
Murabahah Multifinance
Executing
2. Pengalihan Hutang Kredit
Konsumtif ke Pembiayaan
Fleksi
Hadir 1 Hadir 1
8 Kamis, 27
Agustus
2015
1. Konsep Bisnis Griya
Konstruksi
Hadir 1 Hadir 1
9 Selasa, 8
September
2015
1. Jualah Offer Penempatan
Deposito (Dana Haji)
Kemenag RI
2. Jasa Layanan Setoran,
Transfer, dan Penarikan
Tunai Bagi Nasabah BNI di
Bank Syariah
Hadir 1 Hadir 1
10 Selasa, 6
Oktober
2015
1. Pengenaan Biaya Atas
Transaksi Banknotes
2. Struktur Rincian Harga Jual
Barang (Maksimum
Pembiayaan) Pada
Pembiayaan Murabahah
(SKP dan Perjanjian
Hadir 1 Hadir 1
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
27
Pembiayaan)
11 Selasa, 13
Oktober
2015
1. Finalisasi Aktivitas Griya
Swakarya
Hadir 1 Hadir 1
12 Rabu, 28
Oktober
2015
1. Presentasi Laporan Hasil
Pengawasan DPS Semester 1
Tahun 2015
Hadir 1 Hadir 1
13 Selasa, 24
November
1. Pembiayaan HOP dan COP Hadir 1 Hadir 1
14 Selasa, 8
Desember
2015
1. Pengalihan Hutang Kredit
Modal Kerja
Hadir 1 Hadir 1
15 Rabu, 23
Desember
2015
1. Finalisasi Pembiayaan HOP
dan COP
2. Pembiayaan Murabahah
kepada Multifinance
3. Akad Murabahah yang Rusak
atau Batal
Hadir 1 Hadir 1
Total Rapat DPS 15
Kewajiban Rapat DPS 12
Total Kehadiran Rapat per
Anggota DPS
15 15
E. Kegiatan Dewan Pengawas Syariah
Selama tahun 2015, beberapa aktivitas yang dilakukan oleh DPS di setiap fungsi
antara lain sebagai berikut:
Realisasi Kegiatan DPS Semester I
No Realisasi Kegiatan DPS
Semester I Keterangan
1. Melakukan rapat dan
diskusi dengan pihak
internal terkait pemenuhan
Prinsip Syariah.
a. Melaksanakan Rapat DPS sebanyak 6
(enam) kali dengan hasil sebagaimana
tertuang dalam Risalah Rapat DPS.
b. Pelayanan Konsultasi Syariah pada setiap
hari kerja untuk memenuhi kebutuhan
Bank dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya.
c. Turut serta menjadi instruktur materi
aspek syariah pada kegiatan Pelatihan
untuk pegawai serta sharing knowladge
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
28
dengan pegawai setelah melaksanakan
review syariah.
2. Mewakili dan mendampingi
Bank untuk rapat, diskusi,
dan konsultasi kepada pihak
eksternal terkait
pemenuhan Prinsip Syariah.
a. Rapat RBB BNI Syariah bersama OJK.
b. Rapat Rencana Penerbitan Sukuk
Mudharbah BNI Syariah 2015 bersama
OJK.
c. Diskusi dan Bedah Buku Panduan Produk
Koperasi BMT UGT Sidogiri bersama
Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri.
3. Menilai dan memastikan
pemenuhan Prinsip Syariah
atas pedoman operasional
dan produk yang
dikeluarkan Bank.
a. Mereview karakteristik, akad, dan petunjuk
pelaksanaan rencana pengembangan
produk baru yaitu Tabungan SimPel iB
terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah
pada pengembangan produk baru
tersebut.
b. Mereview rencana pengembangan fitur
produk agar rencana kebijakan tersebut
dapat sejalan dan memenuhi ketentuan
Prinsip Syariah.
4. Mengawasi proses
pembangunan produk baru
dan pengembangan fitur
produk Bank agar sesuai
dengan fatwa DSN-MUI.
a. Mengawasi rencana pengembangan
produk baru mengenai tujuan,
karakteristik, dan akad yang digunakan
dalam produk baru yang akan dikeluarkan,
yaitu produk Tabungan SimPel iB.
b. Mengawasi rencana pengembangan fitur
produk dengan meminta penjelasan dari
pejabat yang berwenang mengenai usulan
fitur/model bisnis dan karakteristik fitur
produk agar sesuai dengan Prinsip
Syariah. Pengawasan dilakukan dengan
cara meminta penjelasan dari Divisi atau
unit kerja Bank yang didampingi oleh
CMD.
5. Meminta fatwa kepada
DSN-MUI untuk produk baru
Bank yang belum ada
fatwanya.
Tidak ada permohonan fatwa baru kepada
DSN-MUI, hanya mengkonsultasikan kepada
WGPS terkait rencana pengembangan
produk griya swakarya (aktivitas pembelian
aset properti oleh Bank, kemudian asset
tersebut akan diberikan tambahan nilai
(renovasi atau pembangunan) sebelum dijual,
disewakan, disewa-belikan kepada pembeli
atau penyewa (end user).
6. Melakukan review secara
berkala atas pemenuhan
Prinsip Syariah terhadap
a. Meminta data dari IAD mengenai hasil
audit bidang syariah pada seluruh
kegiatan perbankan baik pada kegiatan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
29
mekanisme penghimpunan
dana dan penyaluran dana
serta pelayanan jasa Bank.
penghimpunan dana, penyaluran dana,
serta pelayanan jasa perbankan.
b. Melakukan review syariah terhadap
mekanisme penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta jasa perbankan
melalui kegiatan pengambilan uji petik
transaksi dengan fokus kajian terhadap
kualitas pelaksanaan akad yang
digunakan berdasarkan Prinsip Syariah.
c. Melakukan review syariah terhadap draf
Surat Edaran, Petunjuk Teknis, Petunjuk
Pelaksanaan, dan Kebijakan yang
rencananya akan diterapkan.
d. Kegiatan pengambilan uji petik transaksi
dilaksanakan di Kantor Cabang Jambi dan
Banjarmasin.
e. Review terhadap draft Surat Edaran,
Petunjuk Teknis, Petunjuk Pelaksanaan,
dan Kebijakan yang rencananya akan
diterapkan di BNI Syariah.
7. Meminta data dan informasi
terkait dengan aspek
syariah dari satuan kerja
Bank dalam rangka
pelaksanaan tugasnya.
Meminta data dan informasi melalui kegiatan
diskusi, meminjam dokumen kerja, data
transaksi, dll yang dibutuhkan DPS dalam
rangka melaksanakan tugas pengawasannya.
8. Mengevaluasi Kebijakan
Manajemen Risiko yang
terkait dengan pemenuhan
Prinsip Syariah.
a. Melakukan pemantauan terhadap
Kebijakan Manajemen Risiko dengan
fokus pada kegiatan pencegahan
terjadinya pelanggaran Prinsip Syariah.
Proses pemantauan terhadap Kebijakan
Manajemen Risiko dilakukan pada pra
pengambilan keputusan (ex ante), dengan
harapan agar pemenuhan Prinsip Syariah
pada Kebijakan Manajemen Risiko dapat
terpenuhi. Dalam rangka mengevaluasi
Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah, DPS
melaksanakan kegiatan konsultasi dan
diskusi mengenai rencana kebijakan yang
akan diadaptasi pada kebijakan
operasional atau produk dengan
memberikan pendapat syariah sebagai
pedoman dalam mengambil kebijakan.
Pendapat syariah yang disampaikan oleh
DPS dapat berbentuk Opini Syariah.
b. Opini Syariah yang disampaikan secara
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
30
formal dalam bentuk dokumen Opini DPS
yang dapat dijadikan pedoman dalam
mengambil kebijakan di BNI Syariah.
9. Mengevaluasi
pertanggungjawaban
Direksi atas pelaksanaan
Kebijakan Manajemen
Risiko yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip Syariah.
Melaksanakan evaluasi pertanggungjawaban
Direksi atas pelaksanaan Kebijakan
Manajemen Risiko yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip Syariah pada saat Rapat
Kinerja dan Laporan Hasil Audit Internal.
10. Melaporkan hasil
pengawasan Dewan
Pengawas Syariah kepada
Direksi dan Dewan
Komisaris.
Melaporkan Hasil Pengawasan DPS kepada
Direksi dan Dewan Komisaris.
11. Menyampaikan Laporan
Hasil Pengawasan DPS
kepada OJK dan DSN-MUI.
Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan
DPS kepada OJK dan DSN-MUI paling
lambat 2 (dua) bulan setelah periode
semester dimaksud berakhir.
12. Menyampaikan Hasil
Evaluasi Kebijakan
Manajemen Risiko yang
terkait dengan pemenuhan
Prinsip Syariah kepada
Direksi dan Dewan
Komisaris.
Melaksanakan pemantauan terhadap
Kebijakan Manajemen Risiko dengan
melaksanakan fungsi kontrol. Hasil Evaluasi
Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada
fungsi ex-ante disampaikan kepada Direksi
ketika dianggap cukup sebagai bahan kajian
dan perbaikan, sementara Hasil Evaluasi
Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada
fungsi ex-post disampaikan kepada Direksi
dan Dewan Komisaris secara semesteran
sebagai bahan perhatian.
13. Menyampaikan Hasil
Evaluasi
Pertanggungjawaban
Direksi atas Pelaksanaan
Manajemen Risiko yang
terkait dengan pemenuhan
Prinsip Syariah kepada
Direksi dan Dewan
Komisaris.
Hasil evaluasi DPS dapat disampaikan dalam
bentuk Opini Syariah dan Rekomendasi
mengenai Kinerja Direksi yang dapat
diterbitkan sesuai dengan
permintaan/kebutuhan unit kerja yang berada
di bawah Direksi pada setiap periode (setelah
Laporan Kinerja disampaikan, atau setelah
Rapat Kinerja).
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
31
Realisasi Kegiatan DPS Semester II
1. KEGIATAN PADA FUNGSI KOORDINASI
NO TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB REALISASI KEGIATAN
1 Melakukan rapat dan
diskusi dengan pihak
internal terkait pemenuhan
Prinsip Syariah.
1. Pada semester 2 Tahun 2015, Rapat DPS
dilaksanakan sebanyak 8 (delapan) kali.
Rapat dilakukan bersama Divisi dan
bersama Dewan Komisaris dan Direksi.
Hasil Rapat DPS tertuang dalam Risalah
Rapat DPS, yaitu:
a. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/VIII/2015/007
tanggal 31 Agustus 2015.
b. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/IX/2015/008
tanggal 8 September 2015.
c. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/009
tanggal 6 Februari 2015.
d. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/010
tanggal 6 Oktober 2015.
e. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/011
tanggal 13 Oktober 2015.
f. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/012
tanggal 28 Oktober 2015.
g. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/XI/2015/013
tanggal 24 November 2015.
h. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/XII/2015/014
tanggal 8 Desember 2015.
i. Risalah Rapat DPS Nomor:
BNISy/DPS/RISALAH/XII/2015/015
tanggal 23 Desember 2015.
2. Pada semester 2 Tahun 2015, pelayanan
Konsultasi Syariah diberikan pada setiap
hari kerja untuk memenuhi kebutuhan BNI
Syariah dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya agar tetap konsisten dan
sesuai dengan Prinsip Syariah.
3. Pada semester 2 Tahun 2015, DPS atau
Staff DPS terlibat dalam kegiatan
pelatihan sebagai instruktur pelatihan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
32
Prinsip Dasar Perbankan Syariah (PDPS)
dan Refreshment Pengetahuan Syariah
untuk pegawai BNI Syariah dalam
berbagai kelas, baik oleh DPS atau Staff.
a. PDPS Pegawai Kelas ADP di Jakarta.
b. Refreshment Sharia Knowledge
Pegawai Cabang Surabaya.
c. PDPS Pegawai Mikro di Makassar.
d. Refreshment Sharia Knowledge
Pegawai Cabang Surabaya
Dharmawangsa.
e. PDPS Pegawai Reguler di Surabaya.
f. PDPS Pegawai Reguler di Medan.
g. PDPS Pegawai Kantor Pusat di
Jakarta.
h. Refreshment Sharia Knowledge
Pegawai Cabang Purwokerto.
2 Melaksanakan rapat,
diskusi, dan konsultasi
dengan pihak eksternal
terkait pemenuhan Prinsip
Syariah di Bank.
Pada semester 2 Tahun 2015, DPS turut serta
dalam kegiatan:
a. Seminar BPJS Syariah di UIN Jakarta.
b. Ijtima’ Sanawi DPS tahun 2015 di
Bandung.
c. Diskusi Hasil Audit KAP di KP BNI
Syariah
d. Diskusi Hasil Audit OJK di OJK.
2. KEGIATAN PADA FUNGSI PENGAWASAN
NO TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB REALISASI KEGIATAN
1. Menilai dan memastikan
pemenuhan Prinsip
Syariah atas pedoman
operasional dan produk
yang dikeluarkan Bank;
1. Pada semester 2 Tahun 2015, DPS
mereview rencana ketentuan internal
produk baru yaitu produk Tabungan Prima
iB Hasanah, Aktifitas Griya Swakarya,
General Payment System (GPS) iB
Hasanah, Pembiayaan Griya HOP (House
Ownership Program) iB Hasanah,
Pembiayaan Car COP (Car Ownership
Program) iB Hasanah.
2. Pada semester 2 Tahun 2015, DPS
mereview rencana
perubahan/pengembangan fitur
produk/rencana usulan pengembangan
produk/fitur, yaitu:
a. Form Akad Wakalah Pembelian dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
33
Pembayaran Barang dalam Rangka
Pembiayaan Murabahah untuk
Multifinance (Executing).
b. Pengalihan Hutang Kredit Konsumtif
ke Pembiayaan Fleksi.
c. Jualah Offer Penempatan Deposito
(Dana Haji) Kemenag RI.
d. Jasa Layanan Setoran, Transfer, dan
Penarikan Tunai Bagi Nasabah BNI di
Bank Syariah.
e. Pengenaan Biaya Atas Transaksi
Banknotes.
f. Struktur Rincian Harga Jual Barang
Pada Pembiayaan.
g. Aktivitas Griya Swakarya.
h. Pengalihan Hutang Kredit Modal Kerja.
i. Pembiayaan Murabahah kepada
Multifinance.
j. Akad Murabahah yang Rusak atau
Batal.
2. Mengawasi proses
pengembangan produk
baru dan fitur produk Bank
agar sesuai dengan fatwa
DSN-MUI;
1. Pada semester 2 tahun 2015, DPS
meminta data melalui diskusi dan
dokumen-dokumen terkait dari pejabat
yang berwenang mengenai tujuan,
konsep, akad, dan ketentuan internal atas
rencana pengembangan produk baru.
Data diperoleh dari:
a. Funding and Transactional Division
(FTD) terkait Tabungan Prima iB
Hasanah.
b. Consumer Financing Division (CFD)
terkait Aktifitas Griya Swakarya.
c. FTD terkait General Payment System
(GPS) iB Hasanah
d. CFD terkait Pembiayaan Griya HOP
(House Ownership Program) iB
Hasanah
e. CFD terkait Pembiayaan Car COP
(Car Ownership Program) iB Hasanah.
2. Pada semester 2 tahun 2015, DPS
meminta data melalui diskusi dan
dokumen-dokumen terkait dengan/dari
unit yang berwenang mengenai fitur yang
berlaku beserta usulan perubahan/
pengembangannya, model bisnis dan
karakteristik yang berlaku beserta usulan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
34
perubahan/ pengembangannya. Diskusi
dilakukan secara internal bersadarkan
surat atau dokumen yang disampaikan
kepada DPS, atau bersama dengan CMD
(Compliance Desk) atau Divisi/Unit kerja
lainnya, diantaranya adalah:
a. Legal Division (LGD) Form Akad
Wakalah Pembelian dan Pembayaran
Barang dalam Rangka Pembiayaan
Murabahah untuk Multifinance
(Executing).
b. FTD dan CFD terkait Pengalihan
Hutang Kredit Konsumtif ke
Pembiayaan Fleksi.
c. FTD terkait Jualah Offer Penempatan
Deposito (Dana Haji) Kemenag RI.
d. FTD terkait Jasa Layanan Setoran,
Transfer, dan Penarikan Tunai Bagi
Nasabah BNI di Bank Syariah.
e. Treasury and International Division
(TID) terkait Pengenaan Biaya Atas
Transaksi Banknotes.
f. CFD terkait Struktur Rincian Harga
Jual Barang Pada Pembiayaan.
g. CFD terkait Aktivitas Griya Swakarya.
h. Micro Business Division (MBD) terkait
Pengalihan Hutang Kredit Modal Kerja.
i. Commercial and Small Division (CSD)
dan Operational Division (OPD) terkait
Pembiayaan Murabahah kepada
Multifinance.
j. Internal Audit Division (IAD) dan
Compliance Desk (CMD) terkait Akad
Murabahah yang Rusak atau Batal.
3. Meminta fatwa kepada
DSN-MUI untuk produk
baru Bank yang belum ada
fatwanya;
Pada semester 2 tahun 2015, DPS
merekomendasikan agar BNI Syariah
mengkonsultasikan kepada WGPS terkait
dengan rencana pengembangan produk griya
swakarya di mana BNI Syariah melakukan
aktivitas pembelian asset properti terlebih
dahulu secara riil, kemudian asset tersebut
akan diberikan tambahan nilai (renovasi atau
pembangunan) sebelum dijual atau
disewakan kepada pembeli atau penyewa
(end user) baik secara tunai atau angsur.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
35
4. Melakukan review secara
berkala atas pemenuhan
Prinsip Syariah terhadap
mekanisme
penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta
pelayanan jasa Bank;
1. Pada semester 2 tahun 2015, IAD
melakukan proses audit (termasuk aspek
syariah) terhadap seluruh kegiatan
operasional perbankan baik pada
pelaksanaan penghimpunan dana,
penyaluran dana, serta pelayanan jasa
perbankan. Kegiatan Audit terdiri dari:
a. 8 Audit Umum Kantor Cabang Reguler;
Cab. Banjarbaru, Banjarmasin,
Sukabumi, Bendungan Hilir, Fatmawati,
Batam, Bukittinggi, jakarta Utara.
b. 6 Audit Umum Kantor Cabang Mikro;
Mikro Ternate, Mikro Bima, Mikro Teluk
Betung, Mikro Palembang KM 12,
Mikro Kedung Badak Bogor, Mikro
Palopo.
c. 6 Audit Umum Kantor Pusat; CSD,
CBD, HCD, ITD, Aplikasi EFO untuk
Pembiayaan Produktif, Konsumtif, dan
Mikro, Hasanah Payment 1, Hasanah
Payment 2.
d. 4 Audit Tematik.
e. 11 Tindak Lanjut.
f. 8 Audit Tindak Lanjut WBS.
2. Pada semester 2 tahun 2015, DPS
melakukan review terhadap mekanisme
pelaksanaan penghimpunan dana,
penyaluran dana, serta jasa perbankan
melalui kegiatan pengambilan uji petik
transaksi dengan fokus penilaian terhadap
kualitas pelaksanaan akad yang
digunakan berdasarkan Prinsip Syariah.
Kegiatan dilaksanakan di Kantor Cabang
Mikro Makassar dengan fokus penilaian
mengenai kualitas pelaksanaan produk
berikut:
a. Tabungan:
Tabungan iB Hasanah
(IDR/Wadiah/Mudharabah)
Tapenas iB Hasanah
(IDR/Mudharabah)
Tunas iB Hasanah (IDR/Wadiah)
Haji iB Hasanah (IDR/Mudharabah)
b. Deposito:
Deposito iB Hasanah
(IDR/Mudharabah)
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
36
c. Pembiayaan:
Mikro 2 iB Hasanah (Murabahah)
Mikro 3 iB Hasanah (Murabahah)
PKE iB Hasanah (Murabahah)
d. Jasa:
Rahn Emas iB Hasanah (Rahn)
5. Meminta data dan
informasi terkait dengan
aspek syariah dari satuan
kerja Bank dalam rangka
pelaksanaan tugasnya.
Pada semester 2 tahun 2015, DPS terlibat
aktif dalam proses pengawasan aspek
syariah pada setiap lini kegiatan. Semua
kegiatan yang dilaksanakan oleh DPS tentu
memerlukan data dan informasi yang akurat
dari satuan kerja atau unit kerja terkait.
Alhamdulillah, support dan kesadaran akan
pentingnya pemenuhan aspek syariah dapat
dipahami dan disadari oleh semua satuan
kerja atau unit kerja sehingga dalam
menjalankan tugas pengawasannya DPS
dapat bersinergi dengan satuan kerja atau
unit kerja BNI Syariah dan seluruh kebutuhan
data dan informasi yang dibutuhkan dapat
terpenuhi dengan baik.
Data dan informasi yang dibutuhkan DPS
dalam rangka melaksanakan tugas
pengawasannya dapat diperoleh melalui
kegiatan diskusi, dokumen kerja, data
transaksi, dll.
6. Mengevaluasi Kebijakan
Manajemen Risiko yang
terkait dengan pemenuhan
Prinsip Syariah.
Pada semester 2 tahun 2015, DPS
melakukan pemantauan terhadap Kebijakan
Manajemen Risiko dengan melaksanakan
fungsi kontrol pada pra pengambilan
keputusan (ex-ante) dan setelah pelaksanaan
(ex-post). Pendapat syariah yang
disampaikan oleh DPS dalam melaksanakan
fungsi kontrol dapat berbentuk Opini atau
Rekomendasi. Berikut Opini dan
Rekomendasi yang dapat menjadi pedoman
dalam mengambil kebijakan baik terkait
dengan produk, transaksi, maupun
operasional:
1. Opini DPS Nomor: BNISy/
DPS/OPINI/VI/2015/007 tentang Layanan
Transaksional Perbankan Bagi Nasabah
Lembaga Keuangan Konvensional (LKK).
2. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/
VII/2015/008 tentang Kesesuaian Syariah
Pada Reposisi Produk Tabungan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
37
Mudharabah.
3. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/
VIII/2015/009 tentang Kesesuaian Syariah
Pada Form Perjanjian Wakalah
Pembelian Barang.
4. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS /OPINI
/VIII/2015/010 tentang Pengembangan
Fitur Produk Syariah Card Reguler; Co Co
Branding dan Customisation/Community.
5. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/
X/2015/011 tentang Kesesuaian Syariah
Pada Aktivitas Griya Swakarya.
6. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/
XI/2015/012 tentang Kesesuaian
Syariah Pada Jasa Layanan Penerimaan
Pembayaran Tagihan (General Payment
System).
7. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/
XII/2015/013 tentang Kesesuaian
Syariah Pada Produk Pembiayaan Griya
HOP (House Ownership Program).
8. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/
XII/2015/014 tentang Kesesuaian
Syariah Pada Produk Pembiayaan Oto
COP (Car Ownership Program).
7. Mengevaluasi
pertanggungjawaban
Direksi atas pelaksanaan
Kebijakan Manajemen
Risiko yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip
Syariah.
Pada semester 2 tahun 2015, DPS juga
terlibat dalam Rapat Kinerja. DPS dapat
mengetahui gambaran/potret capaian kinerja
termasuk di dalamnya memuat pelaksanaan
Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait
dengan Prinsip Syariah. Risalah Rapat
disusun dan didokumentasi oleh Dewan
Komisaris.
3. KEGIATAN PADA FUNGSI PELAPORAN
NO TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB REALISASI KEGIATAN
1. Melaporkan hasil
pengawasan Dewan
Pengawas Syariah
kepada Direksi dan
Dewan Komisaris.
Pada semester 2 tahun 2015, DPS
melaporkan Hasil Pengawasan DPS kepada
Direksi dan Dewan Komisaris. Laporan
tersebut berisi tentang hasil pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab DPS selama
semester 2 tahun 2015, yang meliputi antara
lain:
1. Kertas kerja pengawasan terhadap proses
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
38
pengembangan produk baru BNI Syariah;
2. Kertas kerja pengawasan terhadap proses
perubahan/pengembangan fitur produk
BNI Syariah; dan
3. Kertas kerja pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan operasional BNI
Syariah.
2. Menyampaikan Laporan
Hasil Pengawasan DPS
kepada OJK dan
DSN-MUI.
Pada semester 2 tahun 2015, DPS
menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan
DPS kepada OJK dan DSN-MUI paling
lambat 2 (dua) bulan setelah periode
semester dimaksud berakhir yaitu terakhir
pada tanggal 29 Februari 2016.
3. Menyampaikan Hasil
Evaluasi Kebijakan
Manajemen Risiko yang
terkait dengan
pemenuhan Prinsip
Syariah kepada Direksi
dan Dewan Komisaris.
Pada semester 2 tahun 2015, DPS
melaksanakan pemantauan terhadap
Kebijakan Manajemen Risiko dengan
melaksanakan fungsi kontrol. Hasil Evaluasi
Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada
fungsi ex-ante disampaikan kepada Direksi
ketika dianggap cukup sebagai bahan kajian
dan perbaikan, sementara Hasil Evaluasi
Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada
fungsi ex-post disampaikan kepada Direksi
dan Dewan Komisaris secara semesteran
sebagai bahan perhatian.
4. Menyampaikan Hasil
Evaluasi
Pertanggungjawaban
Direksi atas Pelaksanaan
Manajemen Risiko yang
terkait dengan
pemenuhan Prinsip
Syariah kepada Direksi
dan Dewan Komisaris.
Pada semester 2 tahun 2015, DPS juga
terlibat dalam Rapat Kinerja Perseroan.
Sehingga DPS juga mengetahui
gambaran/potret kinerja termasuk di
dalamnya memuat pelaksanaan Kebijakan
Manajemen Risiko yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip Syariah. Hasil Evaluasi
Pertanggungjawaban Direksi atas
Pelaksanaan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah
disampaikan secara triwulanan yang memuat
hasil kajian DPS terhadap kinerja Direksi atas
Pelaksanaan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan Prinsip Syariah dan
dapat disampaikan dalam bentuk Opini atau
Rekomendasi mengenai Kinerja Direksi
yang dapat diterbitkan sesuai dengan
permintaan/kebutuhan unit kerja yang berada
di bawah Direksi pada setiap periode (setelah
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
39
Laporan Kinerja disampaikan, atau setelah
Rapat Kinerja).
F. Rekomendasi Dewan Pengawas Syariah
1. Terhadap temuan hasil audit internal dan hasil review syariah secara umum
maka DPS menilai bahwa ketidaksesuaian tersebut dapat dikategorikan menjadi
2 (dua), yaitu:
a. Kategori ringan (tidak signifikan) yang harus segera diperbaiki sesuai dengan
ketentuan syariah.
b. Kategori berat (signifikan) di mana keuntungan yang diperoleh dari akad yang
batal harus dibukukan sebagai pendapatan non halal Bank dan harus diakui
sebagai dana sosial.
2. Pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak boleh diulang atau terjadi lagi di masa
mendatang.
3. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, DPS meminta dengan sangat kepada
pihak-pihak terkait untuk segera:
a. Mengkaji ulang ketentuan internal mengenai pembiayaan yang menggunakan
akad murabahah, mudharabah, dan musyarakah.
b. Melakukan sosialisasi dengan review ketentuan internal dan pelatihan
kepada pegawai-pegawai terkait dengan produk yang sudah dimiliki oleh
Bank yang diikuti dengan evaluasi dan penilaian untuk mengukur
pemahaman pegawai.
c. Memberikan teguran atau peringatan tertulis kepada pegawai yang
melakukan pelanggaran syariah.
d. Mengenakan sanksi kepada pegawai yang masih melakukan pelanggaran
setelah diberi peringatan.
e. Atas seluruh usulan dan rekomendasi tersebut, DPS meminta kepada Bank
agar dapat menyampaikan rencana dan progres pelaksanaan tindaklanjutnya
kepada DPS (bisa dalam bentuk laporan tertulis atau presentasi presentasi
dalam rapat).
G. Struktur dan Kebijakan Remunerasi Dewan Pengawas Syariah
Struktur dan Kebijakan Remunerasi Dewan Pengawas Syariah ditetapkan dalam
RUPS dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite:
Jenis Remunerasi / Remuneration Type Jumlah / Total
Gaji / Salary Rp420.000.000
Tunjangan Rutin (THR, Tunjangan Komunikasi, dan lain-lain)
Periodical Allowance (THR, Communication Allowances, and
so on)
Rp52.500.000
Tantiem / Tantiem -
Fasilitas Lain (dalam bentuk natura) / Other Facilities in Natura Form
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
40
Perumahan (tidak dapat dimiliki) / Residence (cannot be
owned)
-
Transportasi (tidak dapat dimiliki) / Transportation (cannot be
owned)
-
Santunan (dapat dimiliki) / Benefit (can be owned) -
Remunerasi per Jabatan dalam 1 Tahun / Remuneration per Position in 1
Year
Ketua DPS / Head of DPS Rp270.000.000
Anggota DPS / Member of DPS Rp202.500.000
H. Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah
Dengan tetap memperhatikan fungsi pengawasannya, berikut adalah rangkap
jabatan Pengawas Syariah selama tahun 2015:
Nama Jabatan Jabatan Rangkap
Instansi/Lembaga Jabatan
K.H Ma’ruf Amin Ketua 1. PT Bank Muamalat
Indonesia, Tbk
Ketua
2. PT Bank Mega
Syariah Ketua
3. PT Asuransi Jiwa
Bringin Life (Unit
Usaha Syariah)
Ketua
4. PT BNI Life Insurance
(Unit Usaha Syariah)
Ketua
Hasanudin Anggota 1. PT Bank Danamon
Indonesia, Tbk (Unit
Usaha Syariah)
Anggota
2. PT Tugu Pratama
Indonesia (Unit
Usaha Syariah)
Anggota
3. PT Reasuransi
Internasional
Indonesia (Unit
Usaha Syariah)
Anggota
4. PT Toyota Astra
Finance Services
(Unit Usaha Syariah) Ketua
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
41
IV. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan Bank sesuai dengan Anggaran Dasar, memberi nasihat kepada
Direksi, serta memastikan bahwa Bank telah melaksanakan tata kelola yang baik pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
A. Kriteria Dewan Komisaris
Kriteria Dewan Komisaris BNI Syariah telah sesuai dengan Anggaran Dasar
Perusahaan, PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, serta peraturan
perundang- undangan lainnya yang berlaku bagi perusahaan. Kriteria tersebut
antara lain:
1. mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik;
2. cakap melakukan perbuatan hukum;
3. dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya dan selama menjabat tidak
pernah:
a. dinyatakan pailit;
b. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;
c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan
d. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang selama menjabat:
i. pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan
ii. pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak
memberikan pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris kepada RUPS;\
iii. pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan.
Atau pendaftaran dari OJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan
laporan tahunan dan/atau laporan keuangan pada OJK.
4. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan;
5. memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan perusahaan;
6. memiliki pengetahuan yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan
jabatannya;
7. memiliki pengalaman yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan
pejabatnya;
8. memiliki pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidan
keuangan; serta kemampuan melakukan pengelolaam strategis dalam
pengembangan bank yang sehat.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
42
B. Prosedur Pengangkatan Dewan Komisaris
Setiap anggota Dewan Komisaris BNI Syariah diangkat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu melalui proses nominasi,
telah lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia (sekarang Otoritas Jasa Keuangan),
dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
C. Komposisi Dewan Komisaris
*
T
e
l
telah resmi mengundurkan diri pada tanggal 12 Agustus 2015 dan digantikan dengan
Fero Poerbonegoro
D. Profil dan Daftar Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris
Subarjo Joyosumarto, Komisaris Utama,
(71 tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris
Utama Perseroan sejak tahun 2013. Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta pada tahun 1968 kemudian meraih gelar
Master of Art (M.A.) dalam bidang International
Economics dari Department of Economics, University of
Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat pada
tahun 1984, dan melanjutkan studi hingga meraih gelar
Doctor of Philosophy (Ph.d), bidang Monetary
Economics, dari universitas yang sama, pada tahun
1987.
Pengalaman kerja:
Tahun 2013 - 2016 : Komisaris Utama/
Komisaris Independen PT
Bank BNI Syariah
Tahun 2008 - 2013 : Komisaris Independen,
PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk.
Tahun 2008 - sekarang : CEO International Centre
of Development in Islamic
Finance (ICDIF),
Lembaga Pengembangan
No Nama Jabatan Tanggal Efektif
1 Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama
(Independen)
12 September
2013
2 Harisman Komisaris Independen 14 Juni 2012
3 Fero Poerbonegoro Komisaris Independen 26 Oktober 2015
4 Imam Budi Sarjito* Komisaris
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
43
Perbankan Indonesia
(LPPI)
Tahun 2007 - sekarang : Direktur Utama, Lembaga
Pengembangan
Perbankan Indonesia
(LPPI)
Tahun 2006 - 2008 : Chairman of Board of
Supervisory Directors,
NV. Indonesische
Overzeese (Indover)
Tahun 2000 - 2006 : Executive Director, The
South East Asia Central
Banks (SEACEN)
Research and Training
Centre
Tahun 1998 – 2000 : Deputi Gubernur Bank
Indonesia
Tahun 1996 - 1998 : Alternate Executive
Director untuk Konstituen
Asia Tenggara dan
Pasifik, International
Monetary Fund (IMF)
Tahun 1994 - 1996 : Direktur Direktorat
Ekonomi dan Kebijakan
Moneter, Bank Indonesia
Tahun 1990 - 1994 : Kepala Biro Penelitian dan
Pengembangan
Perbankan, Bank
Indonesia
Tahun 1988 - 1990 : Staf Gubernur Bank
Indonesia
Tahun 1987 - 1988 : Kepala Bagian Pasar
Uang dan Modal, Bank
Indonesia
Tahun 1971 - 1981 : Computer Programmer
dan System Analyst, Desk
Mekanisasi, Bank
Indonesia
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
44
Harisman, Komisaris Independen, (62 tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris
Independen Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta pada tahun 1979 dan memperoleh gelar
Master of Art (M.A) di bidang ekonomi dari Williams
College, Amerika Serikat pada tahun 1986.
Pengalaman kerja:
Tahun 2012 - 2016 : Komisaris Independen,
PT Bank BNI Syariah
Tahun 2012 - sekarang : Anggota Dewan
Kehormatan, Asbisindo
Tahun 2010 : Direktur, International
Centre of Development in
Islamic Finance (ICDIF),
Lembaga Pengembangan
Perbankan Indonesia
(LPPI)
Tahun 2009 : Program Director,
SESPIBANK
Tahun 2009 : Steering Committee, SBM
ITB
Tahun 2008 - 2010 : Utama Stk Direktur, Bank
Indonesia
Tahun 2008 : Steering Committee,
Lembaga Pengembangan
Perbankan Indonesia
(LPPI)
Tahun 2008 : Steering Committee,
pendirian International
Centre of Development in
Islamic Finance (ICDIF),
Lembaga Pengembangan
Perbankan Indonesia
(LPPI)
Tahun 2007 - 2008 : Staf Ahli Dewan
Gubernur, Bank Indonesia
Tahun 2005 - sekarang : Anggota Penasehat,
Masyarakat Ekonomi
Syariah
Tahun 2005 - 2007 : Alternate Director,
International Islamic
Financial Market
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
45
Tahun 2003 - sekarang : Anggota Pengurus, Pusat
Komunikasi Ekonomi
Syariah
Tahun 2003 - 2007 : Direktur Direktorat
Perbankan Syariah, Bank
Indonesia
Tahun 2001 - 2003 : Kepala Biro Perbankan
Syariah, Bank Indonesia
Tahun 1998 - 2001 : Waka Urusan Penelitian &
Pengaturan Perbankan,
Bank Indonesia
Tahun 1997 - 1998 : Waka Urusan
Pengawasan BPR, Bank
Indonesia
Tahun 1994 - 1997 : Kepala Kantor Perwakilan
Kuala Lumpur, Bank
Indonesia
Tahun 1986 - 1994 : Kasie & Wakabag Urusan
Ekonomi dan Statistik,
Bank Indonesia
Tahun 1985 - 1986 : Kasie Urusan Sumber
Daya Manusia, Bank
Indonesia
Tahun 1979 - 1985 : Staf Urusan Kredit
Koperasi dan Kredit Kecil,
Bank Indonesia
Fero Poerbonegoro, Komisaris,
(61 Tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris
Perseroan sejak tahun 2015. Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Brawijaya tahun 1981.
Gelar Magister Management diperoleh di Universitas
Gajah Mada tahun 1995. Tahun 1981 bergabung
dengan Bank Negara Indonesia (BNI).
Pengalaman kerja:
Tahun 2015 - sekarang : Komisaris, PT Bank BNI
Syariah
Tahun 2008 - 2015 : Komisaris Independen
Bank BNI
Tahun 2003 - 2008 : Direktur Tresuri &
Internasional
Tahun 2002 - 2003 : Project Manager New
Core Banking System
Bank BNI
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
46
Tahun 1998 - 2002 : Direktur Tresuri &
Internasional Bank BCA
Tahun 1997 - 1998 : Pemimpin Divisi Tresuri
Tahun 1995 - 1997 : Wakil Pemimpin 1 Divisi
Tresuri
Tahun 1993 - 1994 : Pemimpin Kelompok
Pasar Uang – Bank BNI
Tahun 1992 : Pemimpin Dealer New
York- Bank BNI
Tahun 1988 - 1991 : Fund Manager BNI New
York
Tahun 1986 - 1987 : Dealer Cabang Luar
Negeri BNI Cab. Tokyo
Tahun 1981 - 1986 : Divisi Internasional dan
Divisi Tresuri.
Imam Budi Sarjito, Komisaris,
(56 tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris
Perseroan sejak tahun 2012 sampai tahun 2015.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Diponegoro tahun 1982 dan Master di bidang ekonomi
dari University of Illinois pada tahun 1990 hingga
berhasil memperoleh gelar Doktor di bidang ekonomi
dari Graduate School of Claremont pada tahun 1995.
Pengalaman kerja:
Tahun 2012 - 2015 : Komisaris, PT Bank BNI
Syariah
Tahun 2011 - 2015 : Pemimpin Divisi Risk
Management, BNI
Tahun 2005 - 2011 : Pemimpin Divisi
Perencanaan Strategis,
BNI
Tahun 2004 - 2005 : Wakil Pemimpin Divisi
Perencanaan Strategis,
BNI
Tahun 2003 - 2004 : Wakil Pemimpin Bidang
Pemasaran Bisnis Ritel
Kantor Wilayah 05
Semarang, BNI
Tahun 2002 - 2003 : Wakil Pemimpin Bidang
Pembinaan Cabang
Kantor Wilayah 08
Denpasar, BNI
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
47
Tahun 1998 - 2002 : Pemimpin Kelompok
Pengelolaan Investment
Services, BNI
Tahun 1996 - 1998 : Economist, BNI Securities
Tahun 1995 - 1996 : Staf Kel Kajian Ekonomi,
BNI
Tahun 1988 - 1995 : Tugas Belajar Divisi
Latihan &
Pengembangan, BNI
Tahun 1984 - 1986 : Junior Economist Divisi
REN Economics Group,
BNI
Tahun 1984 - 1986 : Analis Sub Divisi Ekonomi
& Statistik, BNI
Tahun 1983 - 1984 : Trainee Divisi Pendidikan
& Pelatihan, BNI
E. Rangkap Jabatan Dewan Komisaris
Selama 2015 Dewan Komisaris BNI Syariah telah memenuhi peraturan rangkap
jabatan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tentang
Bank Umum Syariah. Rangkap jabatan yang saat ini terjadi masih memenuhi
ketentuan rangkap jabatan, di mana salah seorang Komisaris BNI Syariah
merupakan Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan yang merupakan
pemegang saham BNI Syariah.
Berikut beberapa anggota Dewan Komisaris BNI Syariah menjalani rangkap
jabatan pada beberapa lembaga, sebagai berikut:
Nama Jabatan Jabatan Rangkap
Subarjo
Joyosumarto
Komisaris Utama Ketua Indonesia Banking
School
Harisman Komisaris Independen Direktur Lembaga
Pengembangan Perbankan
Indonesia
Fero Poerbonegoro Komisaris -
F. Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris
Penetapan komposisi anggota Dewan Komisaris dan Direksi BNI Syariah dilakukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas Bank serta
perundang-undangan yang berlaku. Komposisi tersebut didasarkan pada
pengetahuan Perbankan, keahlian, pengalaman profesional, dan latar belakang
guna mendukung efektivitas pelaksanaan tugas Direksi. BNI Syariah memberikan
kesempatan yang sama kepada semua orang dan oleh karenanya nominasi
kandidat anggota Dewan Komisaris dikaji serta dievaluasi dengan cara yang sama,
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
48
tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras, maupun sumber rekomendasi awal.
G. Independensi Dewan Komisaris
Setiap anggota Dewan Komisaris BNI Syariah telah memenuhi kondisi-kondisi yang
menunjukkan independensi mereka yaitu:
1) Anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan kepemilikan saham yang
mencapai 5% (lima persen) atau lebih pada BNI Syariah maupun kepemilikan
sahamnya pada perusahaan lain baik di dalam maupun luar negeri.
2) Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan
pribadi dari BNI Syariah selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan
RUPS.
3) Anggota Dewan Komisaris mampu menjalankan tugas, menyatakan pendapat
atau melaporkan kinerja sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Komisaris
secara independen tanpa dikendalikan oleh pemegang saham utama
perusahaan.
4) Anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan perihal independensinya
yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham,
dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya,
Direksi, dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank
yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Adapun uraian penjelasannya adalah sebagai berikut:
Hubungan Keuangan
Hubungan Keluarga
No Nama
Hubungan Keuangan dengan
Dewan
Komisaris Direksi
Pemegang
saham
Pengendali
Dewan Komisaris
1 Subarjo Joyosumarto Tidak Tidak Tidak
2 Harisman Tidak Tidak Tidak
3 Ferro Poerbonegoro Tidak Tidak Tidak
No Nama
Hubungan Keluarga dengan
Dewan
Komisaris Direksi
Pemegang
saham
Pengendali
1 Subarjo Joyosumarto Tidak Tidak Tidak
2 Harismas Tidak Tidak Tidak
3 Ferro Poerbonegoro Tidak Tidak Tidak
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
49
Kepemilikan Saham di atas 5%
H. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
BNI Syariah telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/016,
KP/DI/DK/2013 tanggal 12 Nov 2013. Dalam RBB tahun 2016, BNI Syariah akan
melakukan pembaharuan terhadap pedoman ini dengan disesuaikan kepada
peraturan perundang-undangan terbaru terkait kegiatan perusahaan. Tata tertib
kerja Dewan Komisaris sudah mengatur hal-hal sebagai berikut:
1. Fungsi, tugas dan kewajiban Dewan Komisaris;
2. Waktu kerja dan rapat Dewan Komisaris;
3. Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi.
I. Fungsi Dewan Komisaris
1. Dewan Komisaris merupakan bagian dari organ Perseroan yang berfungsi untuk
melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan Perseroan yang
dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan kepengurusan Perseroan.
2. Fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris terwujud dalam 2 (dua) tingkatan ,
yaitu :
a. Level Perfomance, yaitu fungsi pengawasan di mana Dewan Komisaris
memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Direksi serta memberikan
masukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
b. Level Conformace, yaitu berupa pelaksanaan kegiatan pengawasan pada
tahap selanjutnya untuk memastikan nasihat telah dijalankan serta
dipenuhinya ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Pedoman Umum Pengawasan Dewan Komisaris:
a. Pengawasan dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap pembuatan
kebijakan dan pengelolaan Perseroan oleh Direksi.
b. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak sebagai majelis
dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri mewakili Dewan Komisaris.
c. Pengawasan tidak boleh berubah menjadi tugas pelaksanaan tugas-tugas
eksekutif atau operasional, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif atau
operasional Perseroan merupakan kewenangan Direksi, kecuali jika terjadi
hal-hal sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan hal-hal
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
No Nama Saham di BNI
Syaraiah
Saham di
Perusahaan Lain
1 Subarjo Joyosumarto Nihil Nihil
2 Harisman Nihil Nihil
3 Imam Budi Sardjito Nihil Nihil
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
50
d. Pengawasan harus dilaksanakan kepada keputusan-keputusan yang sudah
diambil (ex post facto) atau terhadap putusan-putusan yang akan diambil
(preventive basis).
e. Pengawasan dilakukan bukan hanya dengan menerima informasi dari Direksi
atau RUPS, tetapi juga dapat dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan
lain sesuai informasi dari sumber lain, di mana tindakan tersebut dilakukan
secara kolektif.
f. Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak
menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan
Komisaris, tetapi pengawasan dilakukan secara menyeluruh dengan
mencakup semua aspek bisnis dan aspek korporat dari Perseroan.
J. Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang dan Kewajiban Dewan Komisaris
1. Tugas Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi termasuk
pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan,
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan serta ketentuan Anggaran
Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan, serta melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya
menurut Anggaran Dasar, perundang-undangan dan/atau keputusan RUPS.
2. Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan Komisaris
harus:
1) Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta
prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, tranparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran;
2) Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
3) Setiap anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh secara
tanggung renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh
kesalahan atau kelalaian anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan
tugasnya, kecuali anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dapat
membuktikan:
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian
untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan
kerugian; dan
d. telah memberikan nasehat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
51
berlanjutnya kerugian tersebut.
3. Wewenang Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini,
maka:
1) memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang,
memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas (untuk keperluan verifikasi)
dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah
dijalankan oleh Direksi;
2) memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat
lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan;
3) meminta keterangan/penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya
mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan dan
Direksi harus memberikan semua keterangan/penjelasan yang berkenaan
dengan Perseroan sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris;
4) mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan
oleh Direksi;
5) meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan
sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris;
6) mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris;
7) memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar ini;
8) membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite
Pemantau Risiko, dan komite lainnya jika dianggap perlu dengan
memperhatikan kemampuan Perseroan;
9) menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu atas beban perseroan, jika dianggap perlu dan dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku;
10) melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
11) menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan- pandangan terhadap
hal-hal yang dibicarakan;
12) melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar,
dan/atau keputusan RUPS.
4. Kewajiban
Dewan Komisaris berkewajiban untuk:
1) memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan
Perseroan;
2) memberikan pendapat dan persetujuan Rencana Jangka Panjang
Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan, serta
rencana lainnya, yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar ini;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
52
3) mengikuti, mengawasi perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan
pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang
dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;
4) melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala
menurunnya kinerja Perseroan disertai saran mengenai langkah perbaikan
yang harus ditempuh;
5) mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang akan
melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan;
6) meneliti dan menelaah serta memberikan tanggapan atas laporan berkala
dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani
Laporan Tahunan;
7) memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai
Laporan Tahunan, apabila diminta;
8) membuat risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya.
9) melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;
10) memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan
selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS;
11) melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan
pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan,
peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS;
12) menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan Pedoman Tata
Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan BNI.
K. Rapat Dewan Komisaris
Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang
Pelaksanaan GCG Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta POJK No.
33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan
Publik, rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua)
bulan. Dewan Komisaris juga wajib melakukan rapat bersama Direksi secara
berkala paling minimal 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.
Sepanjang tahun 2015 Dewan Komisaris telah melakukan rapat sebanyak 49 kali,
34 kali Rapat Dewan Komisaris (Rakom), dan 15 kali rapat dengan Direksi
(Radikom), dengan uraian frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Frekuensi Tingkat Kehadiran Dewan Komisaris
No Nama Jabatan Frekuensi Rapat
Rakom Radikom
1 Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama
(Komisaris Independen)
34 15
2 Harisman Komisaris Independen 30 14
3 Ferro Poerbonegoro Komisaris Independen 6 3
4 Imam Budi Sarjito* Komisaris 12 6
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
53
L. Pelaksanaan Tugas Kegiatan dan Rekomendasi Dewan Komisaris Tahun 2015
Selama tahun 2015, beberapa kegiatan yang dilakukan dan rekomendasi yang
diberikan oleh Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsinya antara lain sebagai
berikut:
1. Penilaian terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB) PT Bank BNI
Syariah dari aspek kualitatif dan kuantitatif;
2. Penilaian terhadap pelaksanaan Kepatuhan terhadap Aspek Syariah;
3. Penilaian tentang faktor yang mempengaruhi kinerja bank di 2015;
4. Penilaian terhadap manajemen risiko bank;
5. Rekomendasi terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan Direksi terkait
dengan tantangan di 2016 antara lain mencakup:
a. Kondisi ekonomi 2016 diproyeksikan masih berfluktuasi sehingga
mempertahankan kualitas aktiva produktif pada derajat yang baik adalah
tantangan yang harus dihadapi. Dewan Komisaris menyampaikan bahwa
dalam keadaan ekonomi yang belum stabil sekarang ini pemantauan dan
pengawasan terhadap pembiayaan harus dilaksanakan secara intensif,
terstruktur dan berkesinambungan, termasuk dengan menyampaikan
informasi aktual terkait NPF pembiayaan sehingga upaya penemuan
solusinya dan implementasinya dapat dilaksanakan pada kesempatan
pertama.
b. Efisiensi biaya operasional (OPEX) dengan target pertumbuhan beban
sebesar 6,8% dan pertumbuhan pendapatan diproyeksikan sebesar
15,4%-16,2% sehingga pertumbuhan laba tetap terhada di 36,7%-43,4%.
Evaluasi menunjukkan secara umum risk premium BNI Syariah cukup
tinggi terhadap kolektibilitas 1, sehingga perbaikan harus segera dilakukan
untuk menjada kondisi ini tidak terjadi kembali di masa mendatang.
c. BOPO BNI Syariah sekarang pada kisaran 90%, dimana angka ini masih
bagus dibanding industri syariah. Trend BOPO ini akan turun terus seiring
dengan peningkatan produktivitas unit. Dengan optimalisasi kualitas aktiva
produktif cabang maka diharapkan menghasilkan profit di atas Rp. 10
Milyar setiap unitnya, demikian halnya bisnis mikro harus naik
produktifitasnya dan Hasanah Card sedemikian pula. Sementara untuk
bisnis konsumer bisa ditingkatkan valuenya dari pendapatan Rp. 750 juta
menjadi Rp. 1,5 Miliar per sales per bulan.
d. Dalam rangka meningkatkan efektivitas Sharia Chaneling Office (SCO)
dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk yang secara umum mengalami
penurunan, Dewan Komisaris menggarisbawahi perlunya komunikasi yang
lebih baik dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk sehingga SCO sebagai
salah satu implementasi dari kerjasama SLA yang dijalin selama ini dapat
lebih optimal lagi opreasionalitasnya.
e. Mutu layanan kepada nasabah perlu terus ditingkatkan, mengingat
layanan yang baik dan tulus tidak saja akan sangat menunjang kinerja
bisnis tetapi lebih dari itu dari sisi syariah hal tersebut merupakan amal
perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan.
f. Dewan Komisaris kembali menekankan pentingnya oimplementasi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
54
keimanan kepada Allah SWT dalam praktik nyatanya dengan selalu
menjaga ketaatan terhadap kaidah syariah (sharia compliance), termasuk
namun tidak terbatas kepada perbuatan dan perilaku yang jujur dan
amanah. Penerapan prinsip syariah dalam perbuatan sehari-hari ini akan
sangat membantu efektivitas pengendalian intern bank, manajemen risiko,
maupun pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik di PT Bank BNI
Syariah.
M. Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris
Sepanjang tahun 2015, anggota Dewan Komisaris telah mengikuti berbagai
pelatihan untuk meningkakan kompetensi masing-masing anggota dalam
menjalankan tugasnya sebagai Dewan Komisaris. Beberapa pelatihan tersebut
antara lain:
Dewan
Komisaris Tanggal Seminar
Penyele
nggara
Subarjo
Joyosumarto
30 Maret Seminar Nasional Ekonomi Syariah
Pemberdayaan dan Penguatan
Ekonomis Nasional Melalui Zakat
dan Wakaf
BI
19 Mei Seminar Mengupas Tuntas Fungsi
dan Peran Komisaris dalam
meningkatkan kinerja perbankan
yang lebih sehat & memberikan profit
di Jakarta
BSMR
Harisman 19 Mei Seminar Mengupas Tuntas Fungsi
dan Peran Komisaris dalam
meningkatkan kinerja perbankan
yang lebih sehat & memberikan profit
di Jakarta
BSMR
15 Okt Seminar Strategi Peluang dan
Tantangan Industri Perbankan
menghadai Tahun 2016.
Fero
Poerbonegoro*
24 Juli
2015
Executive Training on Islamic
Banking
Karim
Consulta
nt
*) Efektif menjabat sejak 12 Agustus 2015
N. Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris Pelaksanaan penilaian kinerja Dewan
Komisaris dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris yang mencakup aspek
struktur dan operasional, pengarahan dan pengawasan, serta pelaporan Dewan
Komisaris dalammenyampaikan kinerjanya kepada pemegang saham melalui
RUPS. Kriteria-kriteria yang menjadi dasar penilaian kinerja Dewan Komisaris
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
55
adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi
terkait pencapaian kinerja BNI Syariah;
2. Tingkat kehadiran anggota Dewan Komsiaris atas terselenggaranya
pelaksanaan GCG pada setiap kegiatan usaha BNI Syariah; dan
3. Tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapatrapat Dewan Komisaris,
rapat gabungan dengan Direksi, serta rapat-rapat komite Dewan Komisaris.
O. Struktur dan Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris
Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris BNI Syariah ditetapkan dalam RUPS
dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi serta
sesuai ketentuan terkait lain seperti:
1. Benchmarking yang dilakukan melalui salary survey tentang biaya remunerasi
(gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya) terhadap the closest
competitor dan salary survey yang sama terhadap bank-bank peer group;
2. Mempertimbangkan kinerja Bank;
3. Tingkat pertumbuhan inflasi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, struktur remunerasi Dewan Komisaris BNI
Syariah selama 2015 adalah sebagai berikut:
Jenis Remunerasi Jumlah
Gaji Rp1.207.650.000
Tunjangan Rutin (THR, Tunjangan Komunikasi, dan
lain-lain)
Rp130.050.000
Tantiem -
Fasilitas Lain (dalam bentuk natura)
Perumahan (tidak dapat dimiliki) -
Transportasi (tidak dapat dimiliki) -
Santunan (dapat dimiliki) Benefits -
Remunerasi per Jabatan dalam 1 Tahun / Remuneration per Position within 1
Year
Komisaris Utama Rp606.900.000
Komisaris Independen Rp597.150.000
Komisaris Rp133.650.000*
*Komisaris Imam Budi Sarjito tidak mendapatkan remunerasi dari BNI Syariah dan
penggantinya Bapak Fero Poerbonegoro mendapatkan remunerasi sebanyak 3 bulan (sejak
menjabat)
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
56
V. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Direksi berperan sebagai organ internal yang berperan penuh dalam pengelolaan
perusahaan. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab terhadap tugas dan perannya
masing-masing dengan pengelolaan koordinasi yang berpusat di tangan Direktur Utama.
Setiap keputusan yang keluar dari Direksi wajib dipertanggungjawabkan secara
bersama oleh setiap anggota Direksi dengan penentu akhr di tangan Direktur Utama
sebagai primus inter pares. Anggota Direksi BNI Syariah diangkat oleh RUPS dan
memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing
sebagaimana dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan Board Manual Direksi BNI Syariah.
A. Kriteria, Jumlah, dan Komposisi Dewan Direksi
Susunan anggota Direksi BNI Syariah per 31 Desember 2015 terdiri dari 4 (empat)
orang dengan komposisi 1 orang Direktur Utama, 1 orang Direktur Bisnis, 1 orang
Direktur Risiko dan Kepatuhan, serta 1 orang Direktur Operasional. Kriteria dan
Independensi Dewan Komisaris BNI Syariah telah sesuai dengan Anggaran Dasar
Perusahaan, PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, serta peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi perusahaan. Beberapa kriteria
tersebut adalah:
1) mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik;
2) cakap melakukan perbuatan hukum;
3) dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya dan selama menjabat tidak
pernah:
a. dinyatakan pailit;
b. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;
c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan
d. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang selama menjabat:
i. pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan
ii. pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak
memberikan pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris kepada RUPS;
iii. pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan.
Atau pendaftaran dari OJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan
laporan tahunan dan/atau laporan keuangan pada OJK.
4) memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan
5) memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan
perusahaan.
6) memiliki pengetahuan yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan
jabatannya;
7) memiliki pengalaman yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
57
pejabatnya;
8) memiliki pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidan
keuangan; serta kemampuan melakukan pengelolaan strategis dalam
pengembangan bank yang sehat.
B. Prosedur Pengangkatan
Setiap anggota Direksi BNI Syariah diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu melalui proses nominasi, telah lulus uji
kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia (sekarang fit and proper test merupakan kewenangan Otoritas Jasa
Keuangan), dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
C. Susunan Direksi
Anggota Direksi BNI Syariah terdiri dari 4 (empat) orang Direksi di mana
penunjukkan dan pengangkatannya telah sesuai dengan Anggaran Dasar BNI
Syariah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masing-masing Direksi
BNI Syariah telah melalui mekanisme uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Susunan Direksi BNI Syariah per
31 Desember 2015 adalah sebaga berikut:
D. Profil dan Daftar Riwayat Hidup Singkat Direksi
Dinno Indiano, Direktur Utama, (54 tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur
Utama Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Bandung
tahun 1985.
Pengalaman kerja:
Tahun 2012 – 2016 : Direktur Utama, PT Bank BNI
Syariah
Tahun 2010 – 2012 : Pemimpin Divisi Usaha
Menengah, BNI
Tahun 2006 – 2010 : Presiden Direktur, Bank
Kesawan
No Nama Jabatan Tanggal Efektif
1 Dinno Indiano Direktur Utama 25 September 2012
2 Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis 9 September 2015
3 Acep Riana Jayaprawira Direktur Risiko dan
Kepatuhan 25 September 2012
4 Junaidi Hisom Direktur Operational 9 Desember 2013
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
58
Tahun 2005 – 2006 : Presiden Komisaris, Bank
Swaguna
Tahun 2003 – 2005 : Commercial National Early
Warning Head, Bank
Danamon
Tahun 2003 : Head of Eastern Indonesia
(Sulawesi, Papua, Maluku,
Kalimantan), Bank Danamon
Tahun 2002 – 2003 : Regional Manager 4 Head
(Sulawesi, Papua, Maluku),
Bank Danamon
Tahun 2000 – 2002 : Commercial Centre I Head
Jakarta, Bank Danamon
Tahun 1999 – 2000 : Commissioner, Niaga Mgt Coy
Tahun 1998 – 2000 : Commercial Credit Litigation
Banking Head, Bank Niaga
Tahun 1998 : Commercial Centre Banking
Head III, Bank Niaga
Tahun 1997 – 1998 : Remedial Management Head,
Bank Niaga
Tahun 1994 – 1997 : Branch Manager Semarang,
Bank Niaga
Tahun 1992 – 1994 : Branch Manager Solo, Bank
Niaga
Tahun 1990 – 1992 : Marketing Division Head, Bank
Niaga
Tahun 1987 – 1990 : Account Officer Bandung,
Bank Niaga
Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis,
(46 Tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur Bisnis
Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar sarjana
Pertanian dari Institut Pertanian Bogor dan Magister
Manajemen serta gelar Doktor dalam bidang Manajemen dan
Bisnis di Institut yang sama.
Pengalaman Kerja:
Tahun 2016 - Sekarang : Direktur Utama, PT Bank BNI
Syariah
Tahun 2012 - 2016 : Direktur Bisnis, PT Bank BNI
Syariah
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
59
Tahun 2010 - Tahun 2012 : Direktur Risiko dan
Kepatuhan, PT Bank BNI
Syariah
Tahun 2008 - 2010 : Instruktur, Kiran Resources
Tahun 2008 - sekarang : Pengajar, Universitas Trisakti
Tahun 2007 - Tahun 2010 : Deputy Coordinator Non
Organic Growth Project, BNI
Tahun 2003 - sekarang : Instruktur, LMKA - Depkeu
Tahun 1999 - sekarang : Pengajar, MMA- IPB
Tahun 2005 - tahun 2007 : Vice President, Head
Corporate Secretary, PT Bank
Permata
Tahun 2003 - tahun 2005 : Head, Investor Relations, PT
Bank Permata
Tahun 1998 - tahun 2003 : Manager, Divisi Hubungan
Investor Kesekretariatan, BNI
Tahun 1996 - tahun 1998 : Senior Assistant Manager,
Unit Hubungan Investor
bidang Riset Pasar Modal &
Pengembangan, BNI
Tahun 1996 : Senior Assistant Manager,
Divisi Perencanaan Strategis,
BNI
Tahun 1994 – tahun 1995 : Assistant Manager, Program
Executive, Program Magister
Management Agribisnis IPB
Tahun 1992 : Trainee for Management
Instructor, PT Garuda
Indonesia
Acep Riana Jayaprawira, Direktur Risiko dan
Kepatuhan, (52 Tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur Risiko
dan Kepatuhan Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh
gelar Memperoleh gelar Insinyur dari Institut Teknologi
Bandung tahun 1986, gelar Magister Sains dari Universitas
Indonesia tahun 2002, dan gelar Doktor Teknologi Industri
Pertanian dari Institut Pertanian Bogor tahun 2010.
Pengalaman kerja:
Tahun 2012 – 2016 : Direktur Risiko dan
Kepatuhan, PT Bank BNI
Syariah
Tahun 2010 – 2012 : Komisaris independen, PT
Bank BNI Syariah
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
60
Tahun 2008 – 2010 : Komisaris Independen, PT
Persada Ventura Syariah
Tahun 2008 – 2010 : Presiden Direktur, PT Score
Consulting Indonesia
Tahun 2005 – 2007 : Direktur Perencanaan,
Pengembangan & Informasi
dan Direktur Umum dan SDM,
PT Jamsostek (Persero)
Tahun 2001 – 2005 : Direktur Administrasi &
Treasury, PT PNM Venture
Capital
Tahun 1999 – 2001 : Kepala Divisi Kredit Progam
merangkap Kepala Divisi
Lembaga Keuangan Mikro dan
Syariah, PT Permodalan
Nasional Madani (Persero)
Tahun 1998 – 1999 : Kepala Divisi Supervisi &
Support Pembiayaan, PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk
Tahun 1996 – 1998 : Kepala Divisi Pembiayaan
Usaha Kecil merangkap
Kepala Urusan Lembaga
Keuangan Syariah dan Kepala
Divisi Individual Banking, PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk
Tahun 1995 - 1996 : General Manager BMI Cabang
Utama – Jakarta, PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk
Tahun 1994 - 1995 : Branch Manager BMI Cabang
Surabaya, PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk
Tahun 1994 : Deputy General Manager BMI
Cabang Utama Jakarta, PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk
Tahun 1989 – 1994 : Account Manager Corporate
Banking Group, PT Bank Duta
Tahun 1986 – 1988 : Quality Control Section Head,
PT Federal Motor
Tahun 1986 – 1987 : Engineer Technology
Development Division, PT
Astra International
Tahun 1985 – 1986 : Junior Engineer, PT Industri
Altindo
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
61
Junaidi Hisom, Direktur Operasional, (57 Tahun)
Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur
Operasional Perseroan sejak tahun 2013. Memperoleh gelar
sarjana ekonomi di bidang Manajemen dari Universitas
Sriwijaya tahun 1989 dan Magister Manajemen dari STIE
IPWI, Jakarta tahun 1998
Pengalaman kerja:
Tahun 2013 - sekarang : Direktur Operasional, PT Bank
BNI Syariah
Tahun 2012 - 2013 : Chief Operating and Financial
Officer, PT Bank BNI Syariah
Tahun 2011 - 2012 : Pgs. Pemimpin Divisi
Organizational Learning, BNI
Tahun 2010 - 2012 : Pemimpin Divisi Human
Capital, BNI
Tahun 2009 - 2010 : Pemimpin Kantor Wilayah 09
Banjarmasin, BNI
Tahun 2008 - 2009 : Pemimpin Sentra Kredit
Menengah Jakarta Kota, BNI
Tahun 2007 - 2008 : Pemimpin Sentra Kredit
Menengah Balikpapan, BNI
Tahun 2006 - 2007 : Pemimpin Sentra Kredit Kecil
Medan, BNI
Tahun 2004 - 2006 : Pemimpin Sentra Kredit Kecil
Solo, BNI
Tahun 2001 - 2004 : Pemimpin Cabang Palu, BNI
Tahun 1996 - 2001 : Pemimpin Cabang UNPAD
Bandung, BNI
Tahun 1994 - 1996 : Pemimpin Bidang Operasional
Cabang Sumedang, BNI
Tahun 1992 - 1994 : Koordinator Kredit Cabang
Palembang
E. Keberagaman Komposisi Direksi
Penetapan komposisi anggota Dewan Komisaris dan Direksi BNI Syariah dilakukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas Bank serta
perundang-undangan yang berlaku. Komposisi tersebut didasarkan pada
pengetahuan perbankan, keahlian, pengalaman profesional, dan latar belakang
guna mendukung efektivitas pelaksanaan tugas Direksi. BNI Syariah memberikan
kesempatan yang sama kepada semua orang dan oleh karenanya nominasi
kandidat anggota Dewan Komisaris dikaji serta dievaluasi dengan cara yang sama,
tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras, maupun simber rekomendasi awal.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
62
F. Independensi
Struktur kompisisi dan pemenuhan aspek independensi Direksi BNI Syariah
merujuk pada Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS poin C.1. Tentang Pelaksanaan
GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah bahwa Presiden Direktur
atau Direktur Utama, wajib berasal dari pihak yang independen terhadap
pemegang saham pengendali.
Direksi BNI Syariah tidak ada yang memiliki rangkap jabatan sebagai anggota
Dewan Komisaris, Direksi atau pejabat eksekutif pada 1 (satu)
lembaga/perusahaan keuangan, atau anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau
pejabat eksekutif yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu)
perusahaan anak bukan bank yang dikendalikan oleh bank.
Untuk menjamin transparansi dan independensi Direksi, seluruh anggota Direksi
BNI Syariah telah memenuhi kondisi-kondisi yang menunjukkan independensi
mereka yaitu:
1) Anggota Direksi telah mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai 5%
(lima persen) atau lebih pada BNI Syariah maupun kepemilikan sahamnya
pada perusahaan lain baik di dalam maupun luar negeri.
2) Anggota Direksi tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
BNI Syariah selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
3) Anggota Direksi mampu menjalankan tugas, menyatakan pendapat atau
melaporkan kinerja sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Komisaris secara
independen tanpa dikendalikan oleh pemegang saham utama perusahaan.
4) Anggota Direksi telah mengungkapkan perihal independensinya yaitu tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan atau
hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi, dan
atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Adapun uraian
penjelasannya adalah sebagai berikut:
Hubungan Keuangan
No Nama
Hubungan Keuangan dengan
Dewan
Komisaris Direksi
Pemegang
saham
Pengendali
1 Dinno Indiano Tidak Tidak Tidak
2 Imam Teguh Saptono Tidak Tidak Tidak
3 Acep R Jayaprawira Tidak Tidak Tidak
4 Junaidi Hisom Tidak Tidak Tidak
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
63
Hubungan Keluarga
Kepemilikan Saham di atas 5%
G. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
Demi memastikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, BNI Syariah
memiliki Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi yang berfungsi sebagai Board Charter
atau Board Manual Direksi dalam menjalankan peran dan fungsi pengelolaan
perusahaan serta mengelola hubungan dengan Dewan Komisaris. Board Manual
disusun dengan acuan peraturan tersebut di atas, berisi petunjuk tata laksana kerja
Direksi serta menjelaskan tahapan aktivitas secara struktur, sistematis, mudah
dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, menjadi acuan bagi Direksi
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
BNI Syariah telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi sebagaimana
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/016, KP/DI/DK/2013
tanggal 12 Nov 2013. Dalam RBB tahun 2016, BNI Syariah akan melakukan
pembaharuan terhadap pedoman ini dengan disesuaikan kepada
peraturan-perundang-undangan terbaru terkait kegiatan perusahaan.
Pedoman dan tata tertib kerja Direksi dalam Board Manual Direksi BNI Syariah,
meliputi:
1. Kebijakan Umum Jabatan Direksi.
2. Tugas dan wewenang Direksi .
3. Hak dan kewajiban Direksi.
4. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi .
5. Pelaksanan tugas pengurusan perseroan oleh Direksi.
6. Prinsip-prinsip pengambilan keputusan Direksi.
7. Rapat Direksi.
No Nama
Hubungan Keluarga dengan
Dewan
Komisaris Direksi
Pemegang
saham
Pengendali
1 Dinno Indiano Tidak Tidak Tidak
2 Imam Teguh Saptono Tidak Tidak Tidak
3 Acep R Jayaprawira Tidak Tidak Tidak
4 Junaidi Hisom Tidak Tidak Tidak
No Nama Saham di BNI
Syaraiah
Saham di
Perusahaan Lain
1 Dinno Indiano Nihil Nihil
2 Imam Teguh Saptono Nihil Nihil
3 Acep R Jayaprawira Nihil PT Pasti Rumoko
Jaya
4 Junaidi Hisom Nihil PT BPR Yaspis
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
64
8. Hubungan dengan stakeholders.
9. Hubungan dengan Profesi & Penggunaan Saran Profesional.
H. Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang dan Kewajiban Direksi
1. Tugas Direksi
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun
di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan
pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
2. Tanggung Jawab Direksi
1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan tenaga,
pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas,
kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan.
2) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi
Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta
wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran.
3) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik, penuh tanggung jawab,
dan kehati-hatian dalam menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku.
4) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara tanggung
renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau
kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya, kecuali anggota
Direksi yang bersangkutan dapat membuktikan:
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d. mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian
tersebut.
3. Wewenang Direksi
Direksi berwenang untuk:
1) menetapkan kebijakan kepengurusan perseroan;
2) mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di
dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang
anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau
beberapa orang pegawai Perseroan baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama atau kepada orang atau badan lain;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
65
3) mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk
penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua, jasa produksi dan
penghasilan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
4) mengangkat, memberi penghargaan atau sanksi dan memberhentikan
pegawai Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5) membentuk fungsi sekretaris Perseroan (Corporate Secretary);
6) menghapusbukukan piutang macet yang selanjutnya dilaporkan dan
dipertanggung jawabkan dalam Laporan Tahunan;
7) tidak menagih lagi sebagian atau seluruh piutang diluar pokok dalam
rangka restrukturisasi dan/atau penyelesaian pembiayaan namun dengan
kewajiban melaporkan kepada Dewan Komisaris yang ketentuan tata cara
pelaporannya ditetapkan oleh Dewan Komisaris;
8) melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan
maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan
pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, dengan
pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
4. Kewajiban Direksi
1) mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan
Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;
2) menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan Perseroan dan rencana kerja lainnya, berikut
perubahannya serta menyampaikannya paling lambat 60 (enam puluh)
hari sebelum tahun buku baru dimulai kepada Dewan Komisaris untuk
mendapatkan persetujuan;
3) membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan
Risalah Rapat Direksi;
4) membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban
pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen
perusahaan;
5) menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit;
6) menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar;
7) menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris
dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku
Perseroan berakhir kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan;
8) memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan;
9) memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS,
Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
66
Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud pada
huruf b.4 dan b.5 ayat ini, dan dokumen Perseroan lainnya;
10) menyimpan di tempat kedudukan Perseroan : Daftar Pemegang Saham,
Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan
Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan
Perseroan serta dokumen Perseroan lainnya.
11) menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama pemisahan
fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan;
12) memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh
Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
13) menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan
tugasnya;
14) memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang
diminta anggota Dewan Komisaris dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
15) menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Anggaran Dasar ini dan yang ditetapkan oleh RUPS
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
16) menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan Pedoman Tata
Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan BNI.
I. Ruang Lingkup dan Pembagian Tugas Masing-Masing Anggota Direksi
1. Direktur Utama
1) Menyusun Visi, Misi dan nilai-nilai serta rencana korporasi dan rencana
bisnis untuk dibicarakan dan disetujui Dewan Komisaris atau RUPS sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar Bank.
2) Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengevaluasi fungsi dan bidang Pengawasan internal,
serta Perencanaan Strategis.
3) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Perubahan, Manajemen Modal
Manusia, dan Manajemen Pembelajaran Organisasi.
4) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Komersil dan Usaha Kecil
Menengah, serta Pengembangan Pasar dan Manajemen Portofolio.
5) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Penganggaran dan Pengendalian
Keuangan, Pengelolaan Aset.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
67
2. Direktur Bisnis
1) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Produk Konsumer dan Ritel
(Pembiayaan dan Dana), Manajemen Pemasaran Portofolio Konsumer dan
Ritel, Penjualan Konsumer dan Ritel.
2) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Tresuri dan Internasional.
3) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Kartu.
4) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Mikro.
5) Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di Divisi Konsumer dan
Dana, Divisi Bisnis Kartu, Divisi Bisnis Mikro, dan Divisi Tresuri dan
International.
3. Direktur Risiko dan Kepatuhan
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksaan
Fungsi Kepatuhan Bank Umum pasal 10 ayat 1 (satu), tugas dan tanggung
jawab Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan, paling kurang mencakup:
1) Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan
Bank;
2) Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang
akan ditetapkan oleh Direksi;
3) Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk
menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;
4) Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,
serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
5) Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
6) Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang
diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundangundangan yang berlaku;
7) Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
8) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Risiko Bank dan Tata Kelola
Kebijakan;
9) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Kepatuhan, Hukum dan Kesekretariatan;
10) Bertanggung mengkoordinasikan Komunikasi Perusahaan dan program
pemasaran;
11) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi
Pengembangan Produk Manajemen.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
68
4. Direktur Operasional
1) Memimpin dan mengkoordinir bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan,
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Pengelolaan Jaringan, Pengadaan Barang
dan Jasa serta Kualitas Layanan, serta Pusat Layanan Pelanggan.
2) Menetapkan strategi dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan,
mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Operasional,
Teknologi Informasi dan Tata Kelola Data.
3) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan
mengevaluasi fungsi dan bidang Penyelamamatan dan Penyelesaian
Pembiayaan Komersil & Usaha Kecil Menengah, Risiko Bisnis Konsumer &
Ritel.
J. Mekanisme Direktur Pengganti
Berdasarkan SK Direksi No. KP/017/DIR/R tanggal 18 Desember 2013, tentang
Susunan Direktur Pengganti:
No Direktur Sektor Direktur Pengganti 1 Direktur Pengganti 2
1 Direktur Utama Direktur Bisnis Direktur Operasional
2 Direktur Bisnis Direktur Utama Direktur Operasional
3 Direktur Operasional Direktur Bisnis Direktur Utama
4 Direktur Risiko dan
Kepatuhan
Direktur Operasional Direktur Bisnis
Catatan:
a. Direktur Pengganti 1 hanya dapat melimpahkan tanggung jawabnya sebagai
Direktur Pengganti kepada Direktur 2, apabila Direktur Pengganti 1 tidak dapat
menjalankan fungsinya (cuti, dinas, atau sakit) selama 2 hari kerja atau lebih.
b. Dalam hal Direktur Operasional dan Direktur Bisnis menjalankan fungsinya
sebagai pengganti Direktur Risiko dan Kepatuhan, maka pada saat yang
bersamaan wewenang memutus bisnis yang ada pada Direktur Operasional
dan Direktur Bisnis menjadi kewenangan Direktur Utama.
K. Rapat Direksi
Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang
Pelaksanaan GCG Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta POJK No.
33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan
Publik, rapat Direksi diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
Direksi juga wajib melakukan rapat bersama Direksi secara berkala paling minimal
1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.
Sepanjang tahun 2015 Direksi telah melakukan rapat sebanyak 41 kali, dan 15 kali
rapat dengan Dewan Komisaris, dengan uraian frekuensi dan tingkat kehadiran
sebagai berikut:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
69
Frekuensi Tingkat Kehadiran Direksi
No Nama Jabatan Frekuensi Rapat
Radisi Radikom
1 Dinno Indiano Direktur Utama 37 12
2 Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis 35 12
3 Acep R Jayaprawira Direktur Risiko dan
Kepatuhan
32 12
4 Junaidi Hisom Direktur 32 12
L. Peningkatan Kompetensi Direksi
Program Pelatihan Direksi BNI Syariah mencakup dua jenis pelatihan bagi Direksi,
yakni Program Pengenalan Perusahaan dan Program Pelatihan Umum. Program
Pengenalan Perusahaan diberikan kepada anggota Direksi yang diangkat untuk
pertama kalinya sebagai anggota Direksi BNI Syariah. Program Pengenalan
Perusahaan antara lain mencakup presentasi, pertemuan, kunjungan ke
perusahaan dan pengkajian dokumen atau program lainnya. Tanggung jawab untuk
mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Divisi Sekretariat
Perusahaan. Sasaran program ini secara umum adalah memberikan wawasan
secara ringkas kepada anggota Direksi mengenai BNI Syariah agar para anggota
baru dapat sesegera mungkin memberikan kontribusi kepada BNI Syariah.
Informasi atau pengetahuan dasar dalam program pengenalan meliputi: informasi
atau pengetahuan internal BNI Syariah, informasi atau pengetahuan eksternal BNI
Syariah, serta pengenalan isi dokumen-dokumen terkait penerapan tata kelola
perusahaan yang baik
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi anggota Direksi maka BNI
Syariah mendorong masing-masing anggota Direksi untuk mengikuti Program
Pelatihan secara rutin. Program ini merupakan salah satu program penting bagi
Direksi agar senantiasa mendapatkan pengetahuan terkini mengenai
perkembangan aktivitas perbankan, kondisi ekonomi serta perkembangan sosial
dan hubungannya dengan pengembangan bisnis Perusahaan serta pengetahuan
lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas Direksi. BNI Syariah
memperhatikan beberapa parameter dalam melaksanakan Program Pelatihan
Direksi yang mencakup:
1. Program pelatihan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan fungsi dan
efektivitas kerja Direksi;
2. Biaya program pelatihan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Direksi;
3. Setiap anggota Direksi yang mengikuti program pelatihan, seminar, dan
workshop diharapkan dapat berbagi informasi dan pengetahuan tersebut kepada
Anggota Direksi lain yang tidak mengikuti program tersebut;
4. Materi yang diterima dari program pelatihan harus terdokumentasi dengan rapi
dalam suatu bagian tersendiri. Tanggung jawab dokumentasi terdapat pada
Sekretaris Perusahaan dan harus tersedia jika suatu saat dibutuhkan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
70
Sepanjang tahun 2015, anggota Direksi telah mengikuti berbagai pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi masing-masing anggota dalam menjalankan tugasnya
sebagai Direksi. Beberapa pelatihan tersebut antara lain adalah:
No. Jabatan Tanggal Seminar Penyelenggara
1. Direktur
Utama
9 Februari Kongres Umat Islam
Indonesia VI Tahun 2015
MUI
31 Maret IFSB International
Seminar on Enhancing
Financial Inclusion through
Islamic Finance - BI
IFSB
22 April IFN Indonesia Forum 2015 IFN
30 April Seminar Ekonomi Islam
"Building Strategi Alliance
in Islamic Economics and
Business Policies"
IAEI
12 Mei Customer Experience
Conference 2015
Global
Service
Academy
28 Mei Workshop Manajemen
Perhajian
LPPI
22
September
Seminar Managing
Financial Turbulenc
LPS
12
November
Indonesia International
Conference on Islamic
Finance 2015
OJK
23
November
Seminar Internasional
"Sustainable Finance to
Support Sustainable
Development Goals"
OJK
10
Desember
Seminar Kajian Stabilitas
Keuangan "Menjaga
Stabilitas Sistem
Keuangan di Tengah
Berlanjutnya Perlambatan
Pertumbuhan Ekonomi"
BI
2. Direktur
Bisnis
30 April Seminar Ekonomi Islam
"Building Strategi Alliance
in Islamic Economics and
Business Policies"
IAEI
8 Mei Seminar Kajian Stabilitas
Keuangan "Memperkuat
Stabilitas Sistem
Keuangan di Tengah
Dinamika Tantangan
Global dan Domestik"
BI
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
71
8 Mei Workshop The Role and
Function of Commisioners,
Directors and Sharia
Supervisory Board in
Managing Islamic Banking
and Finance
LPPI
20 Mei Workshop OJK: Indonesia
Sukuk Development and
How the Linkage to Global
Market (Sukuk Market)
OJK
28 Mei Workshop Manajemen
Perhajian
LPPI
3. Direktur
Risiko dan
Kepatuhan
16 Februari Seminar Penerapan Tata
Kelola & Manajemen
Risiko Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan
FKDKP
28 Mei Workshop Manajemen
Perhajian
ICDIF – LPPI
20 Agustus Workshop Calon Asesor
Bidang Perbankan
LSPP
4. Direktur
Operasional
16 Februari Seminar Penerapan Tata
Kelola & Manajemen
Risiko Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan
FKDKP
10 Maret Pemberdayaan Konsumen
dan Peningkatan
Kapasitas Lembaga Jasa
Keuangan dalam
Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan
OJK
30 April Muktamar III IAEI dan
Seminar Ekonomi Islam
IAEI
28 Mei Workshop Manajemen
Perhajian
ICDIF-LPPI
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
72
Target Realisasi
Des-15 Des-15 1 2 3 4 5
Employee employee EES 2 Peringkat 3 4 133% x 8
Customer customer Kualitas layanan 2.5 Peringkat 3 2 73% x 12.5
Tata Kelola GCG 2.5 Score 2 2 100% x 10
Aspek Syariah Statemen DPS 2 Score 2 1 50% x 10
EAT 19 Rp Miliar 163 229 140% x 95
NYM (excl. Recovery) 5 % 7.24 8.25 114% x 20
ROE (Konven) 4 % 8.23 11.39 138% x 20
ROA 4 % 1.04 1.43 138% x 20
Peer Group BOPO BI (peers) 8 % 96.14 89.63 93% x 40
DPK (excl dana Bank) 5 Rp Miliar 18.900 19.323 102% x 15
Pembiayaan 8 Rp Miliar 17.181 17.765 103% x 24
Aset 8 Rp Miliar 22.710 23.018 101% x 24
CASA 2 % 49.24 46.15 94% x 4
FBI 5 Rp Miliar 66.77 54.84 82% x 5
NPF Gross 10 % 1.99 2.53 127% x 10
Coverage Ratio 3 % 87.79 84.51 96% x 9
Process CIR 4 % 77.42 71.06 92% x 20
Strategi Bisnis 3 Score 3 4 133% x 15
TKB 3 Score 2 2 100% x 12
100 374
Penilaian Total
Tebobot
Kolegial
Penilaian Perincian Perspektif KPIBobot
%Metrics
Pen
capaian
Value Creation
Pencapaian RBB Kuantitatif
Kualitatif
Financial
Growth
Risk
M. Penilaian Kinerja Direksi
Pada tahun 2015, BNI Syariah melalui mekanisme RUPS telah melakukan
penilaian kinerja bagi Direksi berdasarkan pencapaian tugas manajemen yang
telah ditetapkan dalam RUPST. Penilaian kinerja tersebut telah mempertimbangkan
faktor kuantitafif dan kualitatif. Sistem penilaian kinerja bagi Direksi disusun oleh
Direksi dan dimintakan persetujuan Dewan Komisaris. Sistem dimaksud akan terus
disempurnakan sejalan dengan perkembangan organisasi BNI Syariah. Hasil
penilaian kinerja Direksi akan menjadi salah satu dasar pemberian remunerasi
kepada masing-masing Direksi.
Penilaian kinerja Direksi juga mempertimbangkan dari pencapaian Indikator Kinerja
Utama (KPI) yang dilakukan di akhir 2015. Dalam hal ini, Direksi BNI Syariah
mendapatkan penilaian kolegial dengan rincian dan bobot yang sebelumnya telah
ditetapkan dan mendapat skor penilaian yang membanggakan sesuai dengan
kinerja BNI Syariah di 2015. Berikut ini adalah penilaian kinerja Direksi berdasarkan
pemenuhan Indikator Kinerja Utama (KPI) Direksi:
N. Struktur dan Kebijakan Remunerasi Direksi
Kebijakan Remunerasi Direksi BNI Syariah ditetapkan dalam RUPS dengan
memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi serta sesuai
ketentuan terkait lain seperti:
1. Benchmarking yang dilakukan melalui salary survey tentang biaya remunerasi
(gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya) terhadap closest
competitor dan salary survey yang sama terhadap bank-bank peers group;
2. Mempertimbangkan kinerja Bank;
3. Mempertimbangkan hasil penilaian kinerja Direksi;
4. Tingkat pertumbuhan inflasi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, struktur remunerasi Direksi BNI Syariah
selama 2015 adalah sebagai berikut:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
73
Jenis Remunerasi Jumlah
Gaji Rp4.857.000.000
Tunjangan Rutin (THR, Tunjangan Komunikasi, dan
lain-lain)
Rp958.000.000
Tantiem -
Fasilitas Lain (dalam bentuk natura)
Perumahan (tidak dapat dimiliki) -
Transportasi (tidak dapat dimiliki) Rp480.000.000
Santunan (dapat dimiliki) -
Remunerasi per Jabatan dalam 1 Tahun
Direktur Utama Rp1.696.000.000
Direktur Bisnis Rp1.542.000.000
Direktur Risiko dan Kepatuhan Rp1.542.000.000
Direktur Operasional Rp. 1.515.000.000
VI. KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE
A. Komite di bawah Dewan Komisaris
Dalam menjalankan tugas pengelolaan perusahaan, Komisaris dibantu oleh 3 (tiga)
Komite yaitu: Komite Audit (KA), Komite Pemantau Risiko (KPR), dan Komite
Remunerasi dan Nominasi (KRN). Keberadaan komite-komite di bawah Komisaris
tersebut telah sesuai dengan ketentuan PBI tentang GCG serta bertujuan untuk
menyempurnakan implementasi prinsip Tata Kelola Perusahaan dalam kegiatan
operasional BNI Syariah.
1. Komite Audit
Komite Audit dibentuk dengan berpedoman antara lain pada Peraturan Bank
Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan SE
15/15/DPNP tanggal 29 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Komite Audit
menjalankan tugasnya berdasarkan mandat Piagam Komite Audit yang
ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris. Piagam Komite Audit
ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai panduan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten, objektif dan
independen sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua
pihak yang berkepentingan.Piagam Komite Audit dievaluasi secara berkala dan
apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk memastikan kepatuhan BNI
Syariah terhadap ketentuan OJK dan peraturan terkait lainnya. Revisi terakhir
piagam Komite Audit dilakukan pada tahun 2014 dan telah ditetapkan dengan
Keputusan Dewan Komisaris nomor KEP/01/DK/2014 tanggal 10 September
2014.
a) Dasar Pembentukan & Piagam Komite Audit
Komite Audit dibentuk dengan berpedoman antara lain pada Peraturan
Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009
dan SE 15/15/DPNP tanggal 29 April 2010 tentang Pelaksanaan Good
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
74
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Komite Audit menjalankan tugasnya berdasarkan mandat Piagam Komite
Audit yang ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris. Piagam
Komite Audit ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai panduan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten,
objektif dan independen sehingga dapat dipertangungjawabkan dan
diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Piagam Komite Audit
dievaluasi secara berkala dan apabila diperlukan dilakukan amandemen
untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap ketentuan OJK dan
peraturan terkait lainnya. Revisi terakhir Piagam Komite Audit dilakukan
pada tahun 2014 dan telah ditetapkan dengan Keputusan Dewan
Komisaris KEP/01/DK/2014 tanggal 10 September 2014.
b) Persyaratan Umum
1) Anggota Komite paling kurang terdiri dari seorang Komisaris
Independen, seorang pihak independen yang memiliki keahlian di
bidang akuntansi keuangan, dan seorang pihak independen yang
memiliki keahlian di bidang perbankan syariah;
2) Anggota Komite wajib memiliki integritas dan reputasi keuangan yang
baik;
3) Komite diketuai oleh Komisaris Independen;
4) Anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite;
5) Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota Komisaris harus
merupakan Komisaris Independen;
6) Mantan anggota Direksi Bank Umum Syariah tidak dapat menjadi
pihak independen sebelum yang bersangkutan menjalani masa
tunggu palin kurang 6 (enam) bulan;
7) Ketua komite hanya dapat merangkap sebagai ketua komite paling
banyak pada 1 (satu) komite lainnya pada BUS yang sama.
c) Persyaratan Kemampuan dan Pengalaman
1) Memiliki integritas yang baik;
2) Anggota Komite yang berasal dari pihak independen memiliki keahlian
di bidang keuangan atau akuntansi;
3) Anggota Komite yang berasal dari pihak independen memiliki keahlian
di bidang hukum atau perbankan;
4) Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami
laporan keuangan;
5) Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan
perundang-undangan Pasar Modal dan peraturan yang terkait usaha
perbankan;
6) Memiliki kebenaran seluruh dokumen atau data pendukung
pemenuhan persyaratan pihak independen, antara lain surat
pernyataan pribadi mengenai integritas yang bersangkutan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
75
d) Persyaratan Independensi
Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas
dan pemberi pendapat, rekomendasi maupun saran kepada Dewan
Komisaris, seluruh anggota Komite tidak memiliki afiliasi dengan Direktur,
Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali BNI Syariah,
bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun
karyawan dari perusahaan yang memiliki afillasi maupun bisnis
dengan BNI Syariah. Anggota Komite tidak memiliki wewenang
untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan BNI Syariah
sebelum menjabat dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun
pegawai Kantor Akuntan Publik yang memeriksa pembukuan BNI
Syariah.
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas dan pemberian saran,
seluruh anggota komite audit BNI Syariah memiliki latar belakang
keuangan dan/atau akuntansi. Dengan demikian seluruh persyaratan
independensi anggota komite audit yang sesuai dengan peraturan dan
kaidah praktik terbaik GCG, telah dipenuhi.
e) Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Audit
Komite dibentuk oleh Dewan Komisaris dan oleh karenanya Komite
bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Komisaris. Komite
bekerja secara kolektif dan melaksanakan tugasnya secara independen
terhadap manajemen Bank BNI Syariah dan Komite berkewajiban
melaporkan hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada Dewan Komisaris.
Anggota Komite dapat diangkat atau diberhentikan melalui rapat dewan
komisaris dan pengesahannya dituangkan dalam Surat Keputusan Dewan
Komisaris. Anggota Komite Audit dapat berhenti atau diberhentikan
meskipun jabatannya belum berakhir, apabila:
1) Mengundurkan diri.
2) Kehilangan kewarganegaraan.
3) Meninggal dunia.
4) Melakukan sesuatu yang bersifat merugikan Bank.
5) Melanggar atau tidak memenuhi persyaratan sebagai anggota Komite
Audit, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.
6) Tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang
dinyatakan oleh Dewan Komisaris.
f) Susunan Komite Audit
Komite Audit BNI Syariah terdiri dari 5 (lima) orang anggota, 2 (dua) orang
anggota merupakan Komisaris Independen yang salah satunya menjabat
sebagai Ketua Komite, 1 (satu) orang Komisaris sebagai anggota, dan 2
(dua) orang pihak independen sebagai anggota. Rangkap jabatan Komite
Audit telah memperhatikan kompetensi, kriteria independensi,
kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
masingmasing sesuai ketentuan yang berlaku. Susunan Komite Audit per
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
76
31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
No Nama Jabatan Keahlian
1 Harisman Ketua/Komisaris
Independen
Akuntasi, Keuangan
Syariah
2 Subarjo Joyosumarto Anggota/Komisaris
Utama/Independen
Akuntansi,
Keuangan Syariah,
Manajemen
4 Alexander Zulkarnaen Anggota/Pihak
Independen
Akuntansi &
Keuangan, Audit
5 Vivin Heryadi Anggota/Pihak
Independen
Akuntansi &
Keuangan, Audit
g) Profil Anggota Komite Audit Non Komisaris
1) Alexander Zulkarnain
Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Audit BNI Syariah
sejak tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah anggota Komite Audit di
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2001-2010). Riwayat
pendidikan beliau antara lain mencakup gelar Doktoral (S3) di
Universitas Negeri Jakarta (2013), Magister Manajemen (S2) jurusan
Manajemen Keuangan STIE IPWI Jakarta, dan Akuntan dari Sekolah
Tinggi Akuntansi Negara. Beliau juga seorang Chartered Accountant-
Indonesia.
2) Vivin Heryadi
Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Audit BNI Syariah
semenjak April 2013. Sebelumnya beliau adalah Wakil Pemimpin
Divisi Umum PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2006-2011).
Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup lulusan Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor jurusan Finansial Agribisnis
(2001-2002) serta Sarjana jurusan Administrasi Niaga, Spesialisasi
Financial Management dari Universitas Brawijaya (1976-1981).
h) Independensi Komite Audit
Anggota Komite Audit terdiri dari pihak-pihak yang independen yaitu tidak
memiliki saham di BNI Syariah, serta tidak memiliki hubungan keluarga
dan keuangan di antara mereka, juga terhadap pemegang saham. Ketua
Komite Audit juga merupakan Komisaris Independen.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
77
i) Hubungan Keluarga dan Keuangan Anggota Komite Audit
j) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Rincian tugas dan tanggung jawab Komite Audit didasarkan pada Piagam
Komite Audit BNI Syariah, sebagai berikut:
1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan baik yang telah
maupun yang akan dikeluarkan oleh perusahaan seperti laporan
keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.
2) Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan audit dari auditor internal dan
eksternal termasuk independensi dan objektivitas auditor eksternal
serta hasil pemeriksaan yang dilakukannya untuk memastikan semua
risiko penting telah dipertimbangkan serta kecukupan proses
pelaporan keuangan.
3) Mengevaluasi laporan manajemen atas kepatuhan BNI Syariah
terhadap segala peraturan perundang-undangan dan aturan lain yang
terkait dengan penyelenggaraan kegiatan BNI Syariah.
4) Memantau dan mengevaluasi atas perencanaan dan pelaksaanaan
audit serta memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal dan
eksternal oleh Direksi. Paling kurang dengan melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap:
a. Pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal (SPI);
b. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SPI,
akuntan publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia.
5) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Kantor Akuntan
Publik kepada Dewan Komisaris.
6) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris
atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan.
No Nama
Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan
dengan
Komite
yang
lain
Direksi Dewan
Komisaris
Komite
yang
lain
Direksi Dewan
Komisaris
1 Harisman
(Ketua/Komisaris
Independen)
X X X X X X
2 Subarjo
Joyosumarto
(Anggota )
X X X X X X
3 Fero
Poerbonegoro
(Anggota)
X X X X X X
4 Alexander
Zulkarnaen
(anggota)
X X X X X X
5 Vivin Heryadi
(anggota) X X X X X X
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
78
7) Menelaah laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
k) Pelaksanaan Tugas Komite Audit tahun 2015
Sepanjang 2015, Komite Audit telah melakukan berbagai aktivitas untuk
membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan
atas aktivitas dan operasional BNI Syariah. Laporan singkat pelaksanaan
kegiatan Komite Audit selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1) Mengevaluasi hal-hal sebagai berikut:
a. Rencana kerja Satuan Pengawas Intern (SPI);
b. Pelaksanaan rencana kerja SPI dan pokok-pokok hasil audit;
c. Tindak lanjut manajemen atas laporan SPI, Bank Indonesia,
Management Latter Kantor Akuntan Publik dan Dewan Pengawas
Syariah;
d. Efektivitas pelaksanaan auditor ekstern.
2) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik
kepada Dewan Komisaris.
3) Menelaah hal-hal sebagai berikut:
a. Laporan tahunan 2014;
b. Informasi keuangan triwulan I, II, dan III 2015;
c. Indepedensi dan objektivitas auditor ekstern;
d. Kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
semua risiko yang penting telah dipertimbangkan;
e. Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Tahun
2014;
f. Pengaduan yang berkaitan dengan BNI Syariah;
g. Hasil Audit Internal Audit Division.
4) Melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka
efektivitas pelaksanaan audit ekstern
5) Membuat pengungkapan Komite Audit pada laporan tahunan.
6) Melakukan review Piagam Komite Audit.
7) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada Dewan Komisaris.
8) Kunjungan ke Unit Perseroan dan Cabang.
9) Mengikuti Pelatihan
10) Menyusun rencana Kerja 2016
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
79
l) Rapat Komite Audit
Selama 2015, Komite Audit telah melakukan 24 (dua puluh empat) kali
pertemuan dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Nama Jabatan Jumlah
Rapat
Jumlah
Kehadiran
Harisman Ketua/Komisaris
Independen
24 24
Subarjo
Joyosumarto
Anggota/Komisaris
Utama
24 23
Imam Budi Sarjito Anggota Komiisari (s/d
bulan Agustus)
24 7
Alexander
Zulkarnain
Anggota 24 24
Vivin Heryadi Anggota 24 20
2. Komite Pemantau Risiko
a) Susunan Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko BNI Syariah terdiri dari 5 (lima) orang anggota, 2
(dua) orang anggota merupakan Komisaris Independen yang salah
satunya menjabat sebagai Ketua Komite, 1 (satu) orang Komisaris sebagai
anggota, dan 2 (dua) orang pihak independen sebagai anggota. Rangkap
jabatan Komite Pemantau Risiko telah memperhatikan kompetensi, kriteria
independensi, kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab masing-masing sesuai ketentuan yang berlaku. Susunan
Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan Keahlian
Subarjo
Joyosumarto
Ketua / Komisaris
Independen
Akuntansi, Keuangan
Syariah, Manajemen
Harisman Anggota / Komisaris
Utama/Independen
Akuntansi, Keuangan
Syariah
Fero Poerbonegoro Anggota Tresuri & Perbankan
Internasional
Ibrahim Husain Anggota Manajemen Risiko &
Keuangan
Bambang Eko Anggota Manajemen Risiko
b) Profil Anggota Komite Pemantau Risiko Non Komisaris
1) Ibrahim Husain
Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Pemantau Risiko
pada tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah Anggota Komite
Pemantau Risiko di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup gelar Sarjana
Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
80
2) Bambang Eko Priyantono
Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Pemantau Risiko
pada tahun 2013. Sebelumnya beliau adalah Pemimpin Unit Policy
Governance. Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup lulusan
Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.
c) Independensi Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko senantiasa mengedepankan independensi baik
dalam pelaksanaan tugas maupun dalam melaporkan hasil kerja kepada
Dewan Komisaris. Semua anggota ini adalah independen terhadap Direksi,
dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya.
Anggota Komite Pemantau Risiko adalah para profesional yang memiliki
kompetensi cukup dibidangnya masing-masing dengan sudah
berpengalaman. Para profesional ini tidak memiliki hubungan dengan
perseroan ataupun hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris
dan Direksi lainnya. Latar belakang para anggota Komite Pemantau Risiko
beragam, yakni manajemen strategis, manajemen risiko,
perbankan/keuangan dan akuntansi dan dimaksud untuk menjamin
kualitas rekomendasi serta menjadi narasumber perbaikan pelaksanaan
manajemen risiko BNI Syariah.
d) Hubungan Keluarga dan Keuangan Anggota Komite Pemantau Risiko
e) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Rincian tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko didasarkan
pada Piagam Komite Pemantau Risiko BNI Syariah, sebagai berikut:
1. Melakukan evaluasi atas kebijakan dan strategi manajemen risiko yang
disusun oleh manajemen secara tahunan.
No Nama
Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan
dengan Komite
yang
lain
Dire
ksi
Dewan
Komisaris
Komite
yang
lain
Direk
si
Dewan
Komisaris
1 Subarjo
Joyosumarto
(Ketua/Komisaris
Independen)
x x x x x x
2 Harisman
(Anggota
Komisaris )
x x x x x x
3 Fero
Poerbonegoro
(Anggota)
x x x x x x
4 Ibrahim Husain
(anggota) x x x x x x
5 Bambang Eko
(anggota) x x x x x x
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
81
2. Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.
3. Melakukan evaluasi atas Laporan Profil Risiko Triwulanan BNI Syariah
dan pelaksanaan proses manajemen risiko, untuk selanjutnya
memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas kondisi risiko
yang dihadapi oleh Bank serta usulan langkah-langkah untuk mitigasi
risiko atas risiko-risiko tersebut.
4. Mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka
memenuhi Peraturan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan
prinsip kehati-hatian, khususnya yang berkaitan dengan manajemen
risiko.
5. Mengevaluasi hasil pemantauan atas kepatuhan Bank terkait
pelaksanaan manajemen risiko terhadap seluruh perjanjian dan
komitmen yang dibuat oleh Direksi kepada Bank Indonesia.
6. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan dari segi manajemen
risiko kepada Dewan Komisaris terhadap permohonan atas usulan
Direksi yang berkaitan dengan transaksi atau kegiatan usaha yang
melampaui kewenangan Direksi untuk dapat digunakan oleh Dewan
Komisaris sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
7. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite
Kebijakan Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
8. Melakukan self-evaluation terhadap efektivitas pelaksanaan tugas dan
memutakhirkan secara periodik Pedoman Kerja Komite Pemantau
Risiko.
f) Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko tahun 2015
Sepanjang 2015 Komite Pemantau Risiko telah melakukan berbagai
kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pembahasan Fasilitas Pembiayaan Korporasi.
2. Melakukan pembahasan Pelaksanaan Program Manajemen Risiko
2014 dan Komite Kebijakan Risiko.
3. Melakukan pembahasan pencapaian Kinerja Keuangan bulan tahun
2015.
4. Melakukan pembahasan Traffic Light Pembiayaan Triwulan IV 2014
5. Melakukan pembahasan Kinerja Keuangan tahun 2015.
6. Melakukan pembahasan Rencana Bisnis tahun 2015.
7. Melakukan pembahasan Kinerja Pembiayaan Nasabah segmen
Commercial.
8. Melakukan pembahasan Kondisi dan Kinerja Pembiayaan 2015
9. Melakukan pembahasan profil risiko dan manajemen risiko terintegrasi
2015.
10. Melakukan pembahasan perkembangan recovery NPF dan
kasus-kasus hukum.
11. Melakukan pembahasan portofolio pembiayaan, perkembangan
penanganan NPF dan (Early Warning Signals (EWS)
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
82
g) Piagam Komite Pemantau Risiko
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Komite Pemantau
Risiko didasarkan kepada Piagam Pemantau Risiko yang diterbitkan
melalui dokumen KEP/08/DK/2010 tanggal 5 Oktober 2010. Piagam
Komite Pemantau Risiko ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai
panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
transparan, kompeten, objektif dan independen sehingga dapat
dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang
berkepentingan.
h) Rapat Komite Pemantau Risiko
Selama 2015, Komite Pemantau Risiko telah melakukan 26 (dua puluh
enam) kali pertemuan dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai
berikut:
Nama Jabatan
Frekuensi Rapat
Jumlah Rapat Jumlah
Kehadiran
Subarjo
Joyosumarto
Ketua / Komisaris
Independen
26 26
Harisman Anggota /
Komisaris Utama
26 24
Fero
Poerbonegro*
Anggota 26 3
Imam Budi
Sardjito**
Anggota 26 8
Ibrahim Husain Anggota 26 25
Bambang Eko Anggota 26 24
*) Terhitung sejak 12 Agustus 2015
**) Telah resmi mengundurkan diri pada tanggal 12 Agustus 2015 dan
digantikan dengan Fero Poerbonegoro
3. Komite Remunerasi dan Nominasi
a) Dasar Pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi
Pembentukan Komite Remunerasi & Nominasi BNI Syariah didasarkan
pada:
1. Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah.
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
3. Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/201, tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
83
4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor
10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
b) Kriteria Anggota Komite Remunerasi & Nominasi
1. Bukan merupakan pemilik, pengurus atau pegawai dari perusahaan,
badan ataupun lembaga yang memberikan jasa kepada BNI Syariah
atau memiliki hubungan bisnis dengan BNI Syariah;
2. Tidak memiliki saham BNI Syariah, baik langsung maupun tidak
langsung;.
3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan BNI Syariah, Komisaris,
Direksi maupun pemegang saham utama BNI Syariah;
4. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung
dengan BNI Syariah;
5. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang berasal dari pihak
independen dapat merangkap jabatan sebagai pihak independen
anggota Komite lainnya pada perusahaan yang sama, dan/atau
perusahaan lain, sepanjang yang bersangkutan:
a. Memenuhi seluruh kompetensi yang disyaratkan;
b. Memenuhi kriteria independensi;
c. Mampu menjaga rahasia Bank;
d. Memperhatikan kode etik yang berlaku; dan
e. Tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
sebagai anggota Komite Audit.
c) Pengangkatan & Pemberhentian Komite Remunerasi & Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk oleh Dewan Komisaris dan
oleh karenanya Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada Dewan
Komisaris. Komite Remunerasi dan Nominasi bekerja secara kolektif dan
melaksanakan tugasnya secara independen terhadap manajemen BNI
Syariah. Komite Remunerasi dan Nominasi juga wajib melaporkan hasil
evaluasi yang telah dilakukan kepada Dewan Komisaris. Sesuai dengan
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP Tanggal 29 April 2013
tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum, telah diatur bahwa jumlah
dan komposisi anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri
ditetapkan paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang, dengan komposisi
minimal sebagai berikut Seorang Komisaris Independen selaku ketua,
seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang
Akuntansi/Keuangan dan seorang dari pihak independen yang memiliki
keahlian di bidang Hukum. Pengangkatan anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi diputuskan Surat Keputusan Komisaris tentang
Pengangkatan dan Penetapan Susunan Keanggotaan Komite-Komite di
Bawah Komisaris Nomor: KEP/02/DK/2015 tanggal 3 November 2015
tentang Perubahan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi di bawah
Dewan Komisaris.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
84
d) Susunan Komite Remunerasi & Nominasi
Komite Remunerasi & Nominasi terdiri dari 6 (enam) orang anggota, 1
(satu) orang anggota merupakan Komisaris Utama yang menjabat sebagai
Ketua Komite sementara 5 (lima) orang sebagai anggota. Rangkap
jabatan Komite Remunerasi & Nominasi telah memperhatikan kompetensi,
kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab masing-masing sesuai ketentuan yang berlaku.
Susunan Komite Remunerasi & Nominasi per 31 Desember 2015 Surat
Keputusan Komisaris tentang Pengangkatan dan Penetapan Susunan
Keanggotaan Komite-Komite di Bawah Komisaris Nomor KEP/02/DK/2015
tanggal 3 November 2015 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan Keahlian
Subarjo
Joyosumarto
Ketua / Komisaris Utama Akuntansi, Keuangan
Syariah, Manajemen
Harisman Anggota / Komisaris
Utama
Akuntansi , Keuangan
Syariah, Manajemen SDM
Fero
Poerbonegoro
Anggota Tresuri & Perbankan
Internasional
Arief Adhi
Sanjaya
Anggota / Sekretaris
Dewan Komisaris
Akuntansi
Idayu Nilawati Anggota Manajemen SDM
Bambang
Sutrisno
Anggota / Pemimpin
Divisi
SDM
e) Profil Anggota Komite Remunerasi & Nominasi
1. Arief Adhi Sanjaya
Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Remunerasi &
Nominasi pada tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah anggota Komite
Remunerasi dan Nominasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(2008-2010). Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup Magister
Administrasi Umum dari National University of Singapore (2007) serta
Magister Hukum dari Universitas Indonesia (2005).
2. Idayu Nilawati
Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Remunerasi &
Nominasi pada tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah anggota
independen Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk. Riwayat pendidikan beliau antara lain
merupakan lulusan S2 MMBAT dari Institut Teknologi Bandung.
3. Bambang Sutrisno (Pemimpin Divisi HCT)
Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Remunerasi &
Nominasi pada tahun 2014. Sebelumnya beliau adalah Pemimpin Divisi
Manajemen Risiko (2012–2014). Riwayat pendidikan beliau antara lain
merupakan lulusan S1 Psikologi dan S2 Management Accounting
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
85
f) Independensi Komite Remunerasi & Nominasi
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas, beberapa anggota KRN
memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara
lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang Sumber Daya Manusia.
Sedangkan untuk menjamin independensi pelaksanaan tugas dan
pemberian pandangan maupun saran dan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris, seluruh anggota KRN tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi.
g) Hubungan Keluarga dan Keuangan Anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi
No Nama
Hubungan Keluarga
dengan
Hubungan Keuangan
dengan
Komite
yang lain Direksi
Dewan
Komisaris
Komite
yang lain Direksi
Dewan
Komisaris
1 Subarjo
Joyosumarto
(Ketua/
Komisaris
Utama
Independen)
X X X X X X
2 Harisman
(Anggota) X X X X X X
3 Fero
Poerbonegoro
(Anggota)
X X X X X X
4 Arief Adhi
Sanjaya
(Anggota)
X X X X X X
5 Idayu Nilawati
(Anggota) X X X X X X
6 Bambang
Sutrisno X X X X X X
h) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Rincian tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi & Nominasi BNI
Syariah didasarkan pada Piagam Komite Remunerasi & Nominasi BNI
Syariah, sebagai berikut:
1. Melakukan evaluasi terhadap sistem kebijakan remunerasi dan
kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
86
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dewan
Pengawas Syariah, pejabat eksekutif, dan pegawai secara
keseluruhan.
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
sistem, prosedur pemilihan dan/atau penggantian serta calon Dewan
Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah.
4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai calon
pihak independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan
anggota Komite Pemantau Risiko.
5. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
i) Pelaksanaan Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi tahun 2015
Sepanjang 2015, Komite Remunerasi & Nominasi telah melakukan
berbagai kegiatan sebagai berikut:
1. Me-review kebijakan remunerasi Direksi, Dewan Komisaris, pegawai
secara keseluruhan.
2. Memastikan bahwa sistem remunerasi pegawai yang digunakan telah
sesuai dengan kepentingan perusahaan dan memenuhi hak-hak
pegawai serta setara dengan pasar.
3. Me-review nominasi Direksi dan Dewan Komisaris untuk memastikan
tersedianya sistem nominasi yang memenuhi ketentuan Good
Corporate Governance.
4. Memastikan bahwa sistem nominasi pegawai telah memuhi
prinsip-prinsip keadilan dan menunjang ketersediaan pegawai yang
berkualitas untuk menjamin pencapaian kinerja yang unggul.
5. Me-review sistem parameter penilaian kinerja Direksi agar tersedianya
penilaian kinerja Direksi yang objektif dan transparan.
6. Memberikan rekomendasi untuk anggota Komite Dewan Komisaris.
7. Melakukan Simulasi Penilaian Kinerja untuk memantau efektifitas
Strategi & Kinerja Perseroan secara berkala dan sebagai Early
Warning System Perseroan sesuai dengan RBB 2015.
8. Me-review Piagam Komite Renumerasi & Nominasi.
j) Piagam Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi
Sesuai dengan berbagai ketentuan yang tercatum dalam peraturan dasar
pembentukannya, pedoman kerja Komite Remunerasi & Nominasi BNI
Syariah mengatur tentang tujuan pembentukan Komite, keanggotaan,
kewenangan, tugas dan tanggung jawab, kedudukan, etika kerja serta
etika rapat. Panduan tersebut menjadi pedoman pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab dari Komite Remunerasi & Nominasi BNI Syariah dalam
rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
87
Dewan Komisaris, yang berkaitan bidang manajemen SDM. (dicantumkan
produk keputusannya).
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Komite Remunerasi &
Nominasi didasarkan kepada Piagam Komite Remunerasi & Nominasi
yang diterbitkan melalui dokumen KEP/09/DK/2010 tanggal 5 Oktober
2010. Piagam Komite Remunerasi & Nominasi ditetapkan oleh Dewan
Komisaris sebagai panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab secara transparan, kompeten, objektif dan independen sehingga
dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang
berkepentingan.
k) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
Selama 2015, Komite Remunerasu & Nominasi telah melakukan 11
(sebelas) kali pertemuan dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai
berikut:
Nama Jabatan
Frekuensi Rapat
Jumlah
Rapat
Jumlah
Kehadiran
Subarjo
Joyosumarto
Ketua / Komisaris Utama 11 11
Harisman Anggota / Komisaris Utama 11 11
Fero
Poerbonegoro
Anggota (sejak Oktober) 11 2
Arief Adhi
Sanjaya
Anggota / Sekretaris Dewan
Komisaris
11 11
Idayu Nilawati Anggota 11 11
Bambang
Sutrisno
Anggota / Pemimpin Divisi
HCT
11 11
*) Terhitung sejak 12 Agustus 2015
**) Telah resmi mengundurkan diri pada tanggal 12 Agustus 2015 dan
digantikan dengan Fero Poerbonegoro
B. Komite di bawah Direksi
Dalam menjalankan tugas pengelolaan perusahaan Direksi dibantu oleh
komite-komite di bawah Direksi, yaitu: Komite Kebijakan dan Risiko (KKR); Komite
Sumber Daya Manusia (KSDM); Komite Modal, Investasi dan Teknologi (MKIT);
serta Komite Asset, Liabilities, Management (KALMA). Keberadaan komite-komite
di bawah Direksi tersebut telah sesuai dengan ketentuan PBI tentang GCG serta
bertujuan untuk menyempurnakan implementasi prinsip Tata Kelola Perusahaan
dalam kegiatan operasional BNI Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
88
1. Komite Kebijakan dan Risiko
a) Susunan Komite Kebijakan dan Risiko
Susunan anggota Komite Kebijakan dan Risiko (KKR) berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No. KP/017/DIR/R tanggal 18 Desember 2013 adalah
sebagai berikut:
Nama Jabatan
Dinno Indiano Direktur Utama Ketua
Acep Riana
Jayaprawira
Direktur Risiko & Kepatuhan Ketua
Pengganti
Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis Anggota
Junaidi Hisom Direktur Operasional Anggota
Kukuh Rahardjo Pemimpin Divisi Pembiayaan
Konsumer
Anggota
Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber Daya
Manusia
Anggota
Zefri Ananta Pemimpin Divisi Audit Internal Anggota
Wahyu Avianto Pemimpin Divisi Strategi &
Keuangan
Anggota
Dade Dermawan Pemimpin Divisi Manajemen
Risik & Prosedur Perusahaan
Anggota
Jon Sujani Pasaribu Pemimpin Divisi Risiko Bisnis Anggota
Juniar Mahameru Pemimpin Divisi Bisnis Kartu Anggota
Bayi Rohayati Pemimpin Divisi Legal Anggota
Moh. Toyib Pemimpin Divisi Tresuri &
Internasional
Anggota
Tavip Budhy Prihanto Pemimpin Divisi Jaringan &
Umum
Anggota
Budi Aristianto Pemimpin Divisi Bisnis Mikro Anggota
Bimo Hascahyoadi Pemimpin Divisi Komersial &
Menengah
Anggota
Andrianto Daru
Kurniawan
Pemimpin Divisi Operasional Anggota
Supardi Najamuddin Pemimpin Divisi Dana &
Transaksi
Anggota
Dade Dermawan Pemimpin Divisi Manajemen
Risik & Prosedur Perusahaan
Sekretaris
b) Independensi Komite Kebijakan dan Risiko
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KKR
menjaga independensinya dengan tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
89
c) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan dan Risiko
Rincian tugas dan tanggung jawab KKR diatur dalam Keputusan Direksi
Nomor KP/07/DIR/R/1/R tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KKR dan
mencakup:
1. Mengidentifikasi seluruh jenis risiko yang berasal dari segenap
kegiatan usaha unit-unit BNI Syariah.
2. Menetapkan kebijakan dan strategi risk metrics dan indikator-indikator
manajemen risiko yang digunakan.
3. Membangun mekanisme manajemen risiko di setiap jenis risiko,
termasuk akuntabilitas (accountability) dan pertanggungjawaban
(responsibility) setiap unit.
4. Menetapkan kebijakan dan strategi sebagai langkah antisipasi apabila
ditemukan pelampauan, pelanggaran maupun deviasi dari limit yang
sudah ditetapkan.
5. Menetapkan Overall Exposure Limit ditingkat perusahaan (bank wide).
6. Menetapkan sistem alokasi aktiva berisiko (risk asset) dan modal ke
setiap unit bisnis.
7. Menetapkan dan menyetujui usulan kebijakan, sistem manajemen dan
prosedur pembiayaan yang telah ada maupun yang baru.
8. Menetapkan dan menyetujui persetujuan khusus (exception) terhadap
kebijakan dan prosedur yang dapat diberikan kepada nasabah dengan
tetap menjaga kualitas pembiayaan.
9. Memperbaiki kebijakan dan prosedur pembiayaan atas dasar laporan
dari Divisi Risiko dan memberikan arahan khususnya yang berkenaan
dangan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur pembiayaan yang
berlaku.
10. Menetapkan portfolio/exposure/sectoral limit untuk masing-masing
industri.
d) Rapat Komite Kebijakan dan Risiko
Selama tahun 2015, KKR telah melakukan 3 (tiga) kali pertemuan dengan
frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Anggota Jabatan
Frekuensi Rapat %
Kehadiran Jumlah
Rapat
Jumlah
Kehadiran
Dinno
Indiano
Direktur Utama Ketua 3 3 100%
Acep Riana
Jayaprawira
Direktur Risiko
& Kepatuhan
Ketua
Pengganti
3 3 100%
Imam Teguh
Saptono
Direktur Bisnis Anggota 3 3 100%
Junaidi
Hisom
Direktur
Operasional
Anggota 3 3 100%
Kukuh
Rahardjo
Pemimpin
Divisi
Anggota 3 3 100%
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
90
Pembiayaan
Konsumer
Bambang
Sutrisno
Pemimpin
Divisi Sumber
Daya Manusia
Anggota 3 3 100%
Zefri Ananta Pemimpin
Divisi Audit
Internal
Anggota 3 3 100%
Wahyu
Avianto
Pemimpin
Divisi Strategi
& Keuangan
Anggota 3 3 100%
Dade
Dermawan
Pemimpin
Divisi
Manajemen
Risik &
Prosedur
Perusahaan
Anggota 3 3 100%
Jon Sujani
Pasaribu
Pemimpin
Divisi Risiko
Bisnis
Anggota 3 3 100%
Juniar
Mahameru
Pemimpin
Divisi Bisnis
Kartu
Anggota 3 3 100%
Bayi
Rohayati
Pemimpin
Divisi Legal
Anggota 3 3 100%
Moh. Toyib Pemimpin
Divisi Tresuri &
Internasional
Anggota 3 3 100%
Tavip Budhy
Prihanto
Pemimpin
Divisi Jaringan
& Umum
Anggota 3 3 100%
Budi
Aristianto
Pemimpin
Divisi Bisnis
Mikro
Anggota 3 3 100%
Bimo
Hascahyoadi
Pemimpin
Divisi
Komersial &
Menengah
Anggota 3 3 100%
Andrianto
Daru
Kurniawan
Pemimpin
Divisi
Operasional
Anggota 3 3 100%
Supardi
Najamuddin
Pemimpin
Divisi Dana &
Transaksi
Anggota 3 3 100%
Dade
Dermawan
Pemimpin
Divisi
Sekretaris 3 3 100%
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
91
Manajemen
Risik &
Prosedur
Perusahaan
e) Kegiatan Komite Kebijakan dan Risiko
Sepanjang 2015, program kerja yang telah dilakukan oleh KKR adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan Kewenangan Memutus Restrukturisasi Pembiayaan
2. Kewenangan BNM Memutus Pembiayaan Segmen Medium
3. Penyempurnaan proses Keputusan Tingkat Risiko II
4. Penyempurnaan Griya Konstruksi iB Hasanah
5. Penyempurnaan Skim Pembiayaan House Ownership Program (HOP)
dan Car Ownership Program (COP)
6. Penyesuaian Angsuran per bulan bagi Nasabah (DSR) untuk
Pembiayaan Beragunan
7. Penyesuaian Maksimum Pembiayaan Griya iB Hasanah
8. Penambahan Pilihan Asuransi Bagi Nasabah Pembiayaan Fleksi iB
Hasanah
9. Peleburan Produk Multijasa ke Produk Multiguna
10. Penyempurnaan Peran Risiko Dan Kedudukan Komite Dalam
Memutus Pembiayaan
11. Review Kewenangan Memutus Membuku Beban Risiko Operasional
(BRO)
12. Penyempurnaan Kewenangan Memutus Diskon Margin/Bagi
Hasil/Ujroh Pembiayaan NPF & Hapus Buku dalam Rangka
Penyelesaian Pembiayaan
13. Penyesuaian Ketentuan FTV Pembiayaan Beragun Properti
14. Ketentuan Uang Muka Pembiayaan OTO IB Hasanah
15. Peningkatan Usia Pensiun Pegawai & Profesional
16. Penambahan Jangka Waktu Pembiayaan Fleksi iB Hasanah Umrah
17. Batasan Pembelian Tanah Untuk Produk Pembiayaan Multiguna iB
Hasanah
18. Pembiayaan Wirausaha Beragun Properti
19. Perubahan Kebijakan Terkait Penggunaan Feasibility Study (FS)
20. Penyempurnaan Ketentuan House Limit Pembiayaan
21. Garansi Bank dengan Cover Asuransi Penjaminan
2. Komite Sumber Daya Manusia
a) Susunan Komite Sumber Daya Manusia
Komite Sumber Daya Manusia (KSDM) beranggotakan seluruh Direksi dan
beberapa Pemimpin Divisi. Susunan anggota berdasarkan Surat Keputusan
Direksi No. KP/001/DIR/R tanggal 24 Februari 2014 adalah sebagai berikut:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
92
TIM PERTIMBANGAN MUTASI TENAGA PIMPINAN & DISIPLIN
Nama Jabatan
Dinno Indiano Direktur Utama Ketua
Acep Riana
Jayaprawira Direktur Risiko & Kepatuhan Ketua Pengganti
Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis Anggota
Junaidi Hisom Direktur Operasional Anggota
Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber
Daya Manusia Anggota
Zefri Ananta Pemimpin Divisi Audit
Internal Anggota
Andrianto Daru
Kurniawan
Pemimpin Divisi
Operasional Anggota
Kukuh Rahardjo Pemimpin Divisi Konsumer
& Dana Anggota
Budi Aristianto Pemimpin Divisi Bisnis
Mikro Anggota
Bimo Hascahyoadi Pemimpin Divisi Komersial
& Menengah Anggota
Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber
Daya Manusia Sekretaris
TIM PENGKAJIAN DAN PERUMUSAN KEBIJAKAN
SISTEM MANAJEMEN SDM & LAYANAN
Nama Jabatan
Junaidi Hisom Direktur Operasional Ketua
Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis Ketua Pengganti
Dinno Indiano Direktur Utama Anggota
Acep Riana
Jayaprawira
Direktur Risiko & Kepatuhan Anggota
Andrianto Daru
Kurniawan
Pemimpin Divisi
Operasional
Anggota
Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber
Daya Manusia
Anggota
Wahyu Avianto Pemimpin Divisi Strategi &
Keuangan
Anggota
Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber
Daya Manusia
Sekretaris
b) Independensi Komite Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KSDM
menjaga independensinya dengan tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota
Direksi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
93
c) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Sumber Daya Manusia
Rincian tugas dan tanggung jawab KSDM diatur dalam Keputusan Direksi
Nomor KP/05/DIR/R/1/R tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KSDM dan
mencakup:
1. Memutuskan penyempurnaan kebijakan dan sistem manajemen SDM
yang meliputi 6 (enam) elemen kunci pengelolaan SDM, sebagai
berikut:
a. Perencanaan SDM
b. Rekrutmen dan Seleksi
c. Pelatihan dan Pengembangan Pegawai
d. Penilaian Prestasi dan Potensi Pegawai
e. Manajemen Jalur Karir, dan
f. Pengelolaan Sistem Penggajian dan Imbalan.
2. Memutuskan persetujuan atas usulan perencanaan SDM, baik usulan
program rekrutmen dan seleksi, maupun program pelatihan dan
pengembangan pegawai.
3. Mengevaluasi dan memutuskan persetujuan pelaksanaan program
mutasi/rotasi/promosi untuk posisi-posisi jabatan strategis dan/atau
tenaga pimpinan BNI Syariah.
4. Memutuskan kebijakan dan rumusan mengenai budaya kerja BNI
Syariah yang bersifat strategis.
5. Memutuskan hukuman dalam rangka penegakan disiplin.
6. Memutuskan kebijakan, standar dan pengelolaan kualitas layanan.
Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab KSDM meliputi 4 (empat)
bidang sebagai berikut:
1. Melakukan pengelolaan staf kunci
2. Formulasi kebijakan dan pengelolaan disiplin
3. Formulasi kebijakan dan pengelolaan sumber daya manusia
4. Formulasi kebijakan dan pengelolaan layanan
Sedangkan pembagian tugas dan tanggung jawab KSDM secara rinci
adalah sebagai berikut:
1. Memastikan dilakukannya evaluasi kinerja terhadap staf-staf inti.
2. Memastikan reward dan punishment dibuat dan dilaksanakan dengan
baik dalam me-review dan menyetujui sistem komunikasi internal
pegawai.
3. Menyetujui dilakukannya survei kepuasan pegawai secara rutin,
melakukan dan memberikan arahan atas tindakan perbaikan yang
diperlukan.
4. Memastikan implementasi budaya kerja sesuai dengan corporate
culture yang Islami.
5. Memastikan tidak adanya berbagai bentuk praktik diskriminasi dalam
lingkungan kerja di BNI Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
94
6. Me-review Manpower Plan jangka pendek maupun jangka panjang,
serta memutuskan kebijakan terbaik dalam menyelesaikan kekurangan
maupun kelebihan pegawai.
7. Me-review training master plan dan memprioritaskan implementasinya.
8. Me-review pelaksanaan Succession Plan dan memilih kandidat yang
akan dipromosikan, dimutasi, dirotasi atau diusulkan mengikuti
pelatihan dan pengembangan.
9. Me-review dan menyetujui Individual Development Plan yang akan
digunakan dalam penentuan kandidat promosi/mutasi/rotasi/T&D.
10. Me-review dan menyetujui mutasi, rotasi, promosi, demosi, dan
lain-lain.
11. Me-review dan menyetujui Career Path Management tahunan dan
me-review kemajuan yang dicapai.
12. Menyetujui pendelegasian kewenangan di bidang pengelolaan sumber
daya manusia kepada tingkatan yang sesuai.
13. Me-review dan menetapkan standar layanan.
14. Memantau dan menetapkan keputusan strategis terkait dengan
peningkatan standar layanan.
d) Rapat Komite Sumber Daya Manusia
Selama tahun 2015, KSDM telah melakukan 5 (lima) kali pertemuan dengan
frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Anggota Jabatan
Frekuensi Rapat
Jumlah
Rapat
Jumlah
Kehadiran
Dinno Indiano Direktur Utama Ketua 5 5
Acep Riana
Jayaprawira
Direktur Risiko &
Kepatuhan
Ketua
Pengganti
5 5
Imam Teguh
Saptono Direktur Bisnis
Anggota 5 5
Junaidi Hisom Direktur Operasional Anggota 5 4
Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi
Sumber Daya Manusia
Anggota 5 5
Zefri Ananta Pemimpin Divisi Audit
Internal
Anggota 5 5
Andrianto Daru
Kurniawan
Pemimpin Divisi
Operasional
Anggota 5 4
Kukuh Rahardjo Pemimpin Divisi
Konsumer & Dana
Anggota 5 4
Budi Aristianto Pemimpin Divisi Bisnis
Mikro
Anggota 5 2
Bimo
Hascahyoadi
Pemimpin Divisi
Komersial & Menengah
Anggota 5 5
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
95
Supardi
Najamuddin
Funding &
Transactional Division
Anggota 5 2
Juniar Mahameru Card Business Division Anggota 5 0
Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi
Sumber Daya Manusia
Sekretaris 5 5
e) Kegiatan Komite Sumber Daya Manusia
Sepanjang tahun 2015, KSDM telah memutuskan dan menetapkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan reward, punishment dan kinerja.
2. Melakukan pengukuran kinerja cabang.
3. Menetapkan dan melakukan kebijakan kepegawaian.
4. Pemberian remunerasi dan mutasi.
3. Komite Modal, Investasi dan Teknologi
a) Susunan Komite Modal, Investasi dan Teknologi
Susunan anggota Komite Modal, Investasi dan Teknologi (KMIT)
berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/001/DIR/R tanggal 14 Januari
2015 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan
Junaidi Hisom Direktur Operasional Ketua
Imam Teguh
Saptono
Direktur Bisnis Ketua
Pengganti
Dinno Indiano Direktur Utama Anggota
Acep Riana
Jayaprawira
Direktur Risiko & Kepatuhan Anggota
Tavip Budhy
Prihanto
Pemimpin Divisi Jaringan &
Umum
Anggota
Wahyu Avianto Pemimpin Divisi Strategi &
Keuangan
Anggota
Moh. Toyib Pemimpin Divisi Tresuri &
Internasional
Anggota
Mirza Mantovani Pemimpin Divisi Teknologi &
Informasi
Anggota
Juniar Mahameru Pemimpin Divisi Bisnis Kartu Anggota
Kukuh Rahardjo Consumer Financing Division Anggota
Bimo Hascahyoadi Commercial & Small Division Anggota
Supardi Najamuddin Funding & Transactional Division Anggota
Budi Aristianto Pemimpin Divisi Bisnis Mikro Anggota
b) Independensi Komite Modal, Investasi dan Teknologi
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KMIT
menjaga independensinya dengan tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota
Direksi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
96
c) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Modal, Investasi dan Teknologi
Rincian tugas dan tanggung jawab KMIT diatur dalam Keputusan Direksi
Nomor KP/06/DIR/R/1/R tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KMIT dan
mencakup:
1. Melakukan review pencapaian target pendapatan dan biaya (OPEX dan
CAPEX), penyempurnaan dan pengembangan kualitas kebijakan dan
system manajemen penganggaran BNI Syariah yang efisien, efektif dan
adaptif terhadap perkembangan lingkungan usaha.
2. Merekomendasikan keputusan strategis terutama dalam hal perubahan
target maupun OPEX/CAPEX yang tidak/belum diakomodasi dalam
Rencana Bisnis Bank (RBB).
3. Mengevaluasi pencapaian eksekusi rencana kerja unit, termasuk
realisasi anggaran.
4. Merekomendasikan proses perubahan anggaran baik dalam bentuk
redistribusi maupun realokasi terutama terhadap hal-hal yang
menyangkut perubahan target dan strategi dalam rangka pencapaian
kinerja.
5. Memastikan pengembangan sistem, pemeliharaan, prosedur standar
operasional teknologi searah/konsisten dengan strategi bisnis
(pengembangan master plan IT, updated master plan IT, penentuan
standard service level).
6. Melakukan review dan diskusi atas permasalahan dukungan IT di
segenap unit bisnis dengan bertindak sebagai penengah atas
permasalahan yang terjadi antar unit dan Service Level Agreement
(SLA) yang belum terselesaikan.
7. Memastikan proses pengembangan/perubahan IT telah terkoordinasi
dengan baik dan sesuai dengan user requirement (memonitor jadwal
implementasi proyek dan pengembangan MIS).
8. Memastikan review dan persetujuan proyek IT yang berdampak besar
terhadap alokasi keuangan BNI Syariah.
9. Mengantisipasi pelampauan/pelanggaran risiko teknologi dan
penyimpangan pencapaian sasaran dengan menetapkan,
menyesuaikan kebijakan dan strategi pengembangan teknologi.
10. Melakukan review atas rencana pengembangan jaringan cabang yang
berdampak pada kebutuhan biaya investasi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
97
d) Rapat Komite Modal, Investasi dan Teknologi
Selama 2015, KMIT telah melakukan 5 (lima) kali pertemuan dengan
frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Anggota Jabatan
Frekuensi Rapat
Jumlah
Rapat
Jumlah
Kehadiran
Junaidi Hisom Direktur
Operasional
Ketua 5 4
Imam Teguh
Saptono
Direktur Bisnis Ketua
Pengganti
5 5
Dinno Indiano Direktur Utama Anggota 5 5
Acep Riana
Jayaprawira
Direktur Risiko &
Kepatuhan
Anggota 5 5
Tavip Budhy
Prihanto
Pemimpin Divisi
Jaringan & Umum
Anggota 5 2
Wahyu Avianto Pemimpin Divisi
Strategi &
Keuangan
Anggota 5 5
Moh. Toyib Pemimpin Divisi
Tresuri &
Internasional
Anggota 5 5
Mirza Mantovani Pemimpin Divisi
Teknologi &
Informasi
Anggota 5 5
Juniar Mahameru Pemimpin Divisi
Bisnis Kartu
Anggota 5 4
Kukuh Rahardjo Consumer
Financing Division
Anggota 5 3
Bimo Hascahyoadi Commercial &
Small Division
Anggota 5 4
Supardi
Najamuddin
Funding &
Transactional
Division
Anggota 5 3
Budi Aristianto
Pemimpin Divisi
Bisnis Mikro
Anggota 5 5
Adrianto Daru
Kurniawan
Pemimpin Divisi
Operasional
Anggota 5 5
Wahyu Avianto Pemimpin Divisi
Strategi &
Keuangan
Sekretaris 5 5
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
98
e) Kegiatan Komite Modal, Investasi dan Teknologi
Sepanjang 2015, KMIT telah memutuskan dan menetapkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pengembangan Produk/Aktivitas Hasanah Pay, Hasanah Net,
Branchless Banking, dan Layanan Keuangan Digital/LKD.
2. Kebijakan Umum Direksi (KUD) pada RBB 2016 – 2018.
3. Evaluasi keputusan-keputusan KMIT sebelumnya, perkembangan
proyek HRIS, prioritas proyek IT.
4. Kebijakan alokasi anggaran CAPEX otomasi dan non otomasi 2016,
anggaran OPEX teknologi, OPEX promosi, OPEX jaringan & umum,
OPEX SDM.
5. Perubahan struktur organisasi 2016.
6. Target ekspansi bisnis tahun 2016.
f) Susunan Komite Asset, Liabilities, Management
Susunan anggota Komite Asset, Liabilities, Management (KALMA)
berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/001/DIR/R , Tanggal 14
Januari 2015 adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan
Imam Teguh
Saptono
Direktur Bisnis Ketua
Junaidi Hisom Direktur Operational Ketua Pengganti
Dinno Indiano Direktur Utama Anggota
Acep Riana
Jayaprawira
Direktur Risiko & Kepatuhan Anggota
Kukuh Rahardjo Consumer Financing Division Anggota
Wahyu Avianto Strategy & Finance Division Anggota
Bimo Hascahyoadi Commercial & Small Division Anggota
Juniar Mahameru Card Business Division Anggota
Dade Dermawan
Enterprise Risk & Policy
Management Division
Anggota
Jon Sunjani Pasaribu Business Risk Division Anggota
Budi Aristanto Micro Business Division Anggota
Endang Rosawati Corporate Secretary &
Communication Division
Anggota
Supardi Najamuddin Funding and Transactional
Division
Anggota
Moh. Toyib Pemimpin Divisi Tresuri &
Internasional
Sekretaris
g) Independensi Komite Asset, Liabilities, Management
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota
KALMA menjaga independensinya dengan tidak memiliki hubungan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
99
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau
anggota Direksi.
h) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Asset, Liabilities, Management
Rincian tugas dan tanggung jawab KALMA diatur dalam Keputusan Direksi
Nomor KP/08/DIR/1/R tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KALMA dan
mencakup:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran Komite Asset, Liabilities, Management
(KALMA) BNI Syariah serta merumuskan kebijakan dan strategi yang
diperlukan.
2. Memberikan petunjuk pengelolaan aset dan kewajiban BNI Syariah.
3. Menetapkan dan menjaga jumlah alat likuid sesuai kebutuhan likuiditas
dan ketentuan Bank Indonesia.
4. Menjaga keseimbangan penggunaan dana dengan sumber dana.
5. Menetapkan kebijakan penempatan dana baik melalui money market
maupun capital market.
6. Menganalisis struktur neraca dan mengkaji semua risiko yang muncul
dari exposure yang dimiliki oleh BNI Syariah berupa risiko kredit, risiko
pasar dan risiko likuiditas.
7. Mengevaluasi perkembangan dan prospek indikator-indikator ekonomi
dan menganalisis dampaknya terhadap: posisi simpanan dan pinjaman,
posisi valuta asing, profit sharing, nilai tukar valuta asing dan
profitabilitas BNI Syariah.
8. Menghitung cost of fund dan menetapkan profit sharing, giro, tabungan
dan deposito.
9. Menetapkan internal Funds Transfer Price (FTP).
i) Rapat Komite Asset, Liabilities, Management
Selama 2015, KALMA telah melakukan 7 (tujuh) kali pertemuan dengan
frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Anggota Jabatan
Frekuensi Rapat
Jumlah
Rapat
Jumlah
Kehadiran
Imam Teguh
Saptono
Direktur Bisnis Ketua 7 7
Junaidi Hisom Direktur Operational Ketua
Pengganti
7 7
Dinno Indiano Direktur Utama Anggota 7 7
Acep Riana
Jayaprawira
Direktur Risiko &
Kepatuhan
Anggota 7 7
Kukuh Rahardjo Consumer Financing
Division
Anggota 7 7
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
100
Wahyu Avianto Strategy & Finance
Division
Anggota 7 7
Bimo
Hascahyoadi
Commercial & Small
Division
Anggota 7 7
Juniar
Mahameru
Card Business Division Anggota 7 7
Dade
Dermawan
Enterprise Risk &
Policy Management
Division
Anggota 7 7
Jon Sunjani
Pasaribu
Business Risk Division Anggota 7 7
Budi Aristanto Micro Business
Division
Anggota 7 7
Endang
Rosawati
Corporate Secretary &
Communication
Division
Anggota 7 7
Supardi
Najamuddin
Funding and
Transactional Division
Anggota
7 7
Moh. Toyib Tresuri & Internasional
Division
Sekretaris 7 7
j) Kegiatan Komite Asset, Liabilities, Management
Selama periode Desember 2015, KALMA telah menghasilkan 7 (tujuh)
keputusan dengan agenda sebagai berikut:
1. Penetapan Formula Financing Pricing Model (FPM)
2. Penetapan Tarif Produksi Valas (USD)
3. Penetapan formula Fund Transfer Pricing (FTP)
4. Penetapan Tarif Pembiayaan Multiguna
5. Penetapan Pagu Kas Valas
6. Penetapan Kewenangan Keringanan Tarif Konsumtif
7. Penetapan Ekspansi Pembiayaan Valas
8. Penetapan Penghapusan Biaya Administrasi Giro Wadiah
9. Penetapan Tarif Pembiayaan Fleksi iB Hasanah Umroh Nasabah
Reguler
10. Tarif Khusus Pembiayaan Fleksi iB Hasanah Umroh "Spesial BNI"
11. Penetapan Proporsi Spread FTP IDR
k) Rencana Kerja Tahun 2016
1. Penetapan Financing Pricing Model
2. Review Tarif Pembiayaan
3. Review Tarif Dana
4. Penetapan Fund Transfer Pricing
5. Review Fund Transfer Pricing
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
101
6. Penyempurnaan formula penetapan Fund Transfer Pricing
7. Penyempurnaan pooling bagi hasil
8. Penetapan pagu kas valas
9. Membuat rumusan dan usulan terkait manajemen likuiditas, forex,
earning investment & risiko suku bunga
VII. SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan memiliki peranan kunci dalam pelaksanaan corporate
governance dan memiliki peranan penting dalam menfasilitasi komunikasi antara organ
perusahaan, hubungan antara perusahaan dnegan stakeholders, dan kepatuhan
terhadap perundangan dan peraturan. Sekretaris Perusahaan memiliki misi untuk
menetapkan, mengembankan, mengarahkan dan menyusun strategi dalam
pelaksanaan Corporate Communication, implementasi Good Corporate Governance
serta adminitrasi kesekretariatan perusahaan untuk mendukung tercapainya Visi dan
Misi BNI Syariah dengan tetap memperhatikan prinsip Standar Etika Perusahaan, Good
Corporate Governance, dan nilai-nilai Perusahaan. Fungsi Sekretaris Perusahaan di
BNI Syariah dijalankan oleh dua Pemimpin, di mana fungsi kesekretariatan berada di
Divisi Legal, Compliance & Secretary sedangkan Fungsi Komunikasi berada di
Marketing & Corporate Communication Desk.
Pada tahun 2015, BNI Syariah mengalami perubahan pelaksanaan tugas Sekretaris
Perusahaan di mana terhitung sejak tanggal 1 Januari 2015, Sekretaris Perusahaan
dijabat oleh Endang Rosawati. Perubahan tersebut telah diumumkan melalui rapat
Direksi dengan Surat Ketetapan Organisasi No. ORG/21/XII/2014 tanggal 2 Desember
2014, dengan nama Corporate Secretary & Communication Divison yang membawahi
empat unit kerja yaitu Investor Relationship & Secretary, Corporate Communication,
Marketing Communication Funding, Marketing Communication Financing.
A. Struktur Sekretaris Perusahaan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
102
B. Profil Sekretaris Perusahaan
Endang Rosawati, Ir.,M.AG.ECON lahir 17 Desember 1965, diangkat sebagai
Pemimpin Marketing & Corporate Communication Desk pada Januari 2014. Beliau
diberikan tugas dan kewenangan selaku Pemimpin Marketing & Corporate
Communication Desk. Memperoleh gelar Insinyur (Ir) Pertanian dari Instititut
Pertanian Bogor di tahun 1989 dengan Jurusan Ekonomi Pertania, dan Master of
Agricultural Economic dari Massey University, New Zealand di tahun 1993. Beliau
mengawali karirnya sebagai Analis Kredit di Customer Analysis Unit (CAU) BNI,
pernah menjabat sebagai Manager Promosi & Komunikasi Divisi Usaha Syariah,
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dari 2007–2010, Pemimpin Divisi
Komunikasi & Umum BNI Syariah dari 2010–2012, Pemimpin Marketing &
Corporate Communication Desk di tahun 2014, Pemimpin Divisi Corporate
Secretary & Communication (Januari 2015-sekarang).
C. Pedoman Kerja Sekretarsis Perusahaan
Dalam melaksanakan tugasnya, fungsi Sekretaris Perusahaan dijalankan oleh unit
kerja Investor Relationship & Secretary yang pada umumnya menjalankan fungsi,
tugas dan tanggung jawab sebagaimana Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan
Nomor 35/POJK/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan
Publik.
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Kepatuhan BNI Syariah terkait hubungan dengan pasar modal:
a. Mengarahkan seluruh aspek penyelenggaraan acara RUPS agar dapat
berjalan dengan baik.
b. Menetapkan materi internal dan eksternal terkait penyelenggaraan RUPS
untuk memastikan kesesuaian materi dengan peraturan yang berlaku.
c. Mengarahkan koordinasi internal terkait aspek kepatuhan pasar modal
serta kajian peraturan pasar modal dan dampaknya terhadap BNI Syariah
untuk memberikan awareness atas kepatuhan terhadap peraturan pasar
modal yang berlaku.
2. Reputasi BNI Syariah di mata publik dan media
a. Menetapkan strategi implementasi program corporate communication
untuk publik, media, dan internal agar reputasi BNI Syariah dapat terjaga
dengan baik di mata pemangku kepentingan.
b. Mengarahkan program corporate communication untuk publik umum,
media, dan internal agar reputasi BNI Syariah dapat terjaga dengan baik di
mata pemangku kepentingan.
3. Materi Publikasi
a. Menetapkan strategi implementasi atas publikasi non-media BNI Syariah
untuk publik non-finansial, investor dan masyarakat keuangan agar
reputasi BNI Syariah dan ekspektasi pasar dapat terjaga dengan baik.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
103
b. Menetapkan strategi implementasi iklan media massa BNI Syariah terkait
aspek finansial dan non-finansial agar reputasi BNI Syaraiah dan
ekspektasi pasar dapat terjaga dengan baik.
c. Mengarahkan pengelolaan konten situs BNI Syariah untuk memastikan
ketersediaan data secara lengkap serta kemudahan akses.
4. Komunikasi Internal
a. Menetapkan dan mengevaluasi proses pelaksanaan media komunikasi
internal untuk berkontribusi dalam penciptaan iklim kerja yang baik.
b. Mengarahkan dan mengevaluasi pembuatan materi presentasi BNI
Syariah terkait aspek keuangan dan non keuangan untuk memastikan
keakuratan informasi dari satu pintu.
c. Mengarahkan event internal BNI Syariah untuk terlaksananya event
dengan baik.
d. Mengarahkan dokumentasi BNI Syariah untuk memastikan ketersediaan
database dokumentasi BNI Syariah.
5. Pengarsipan Dokumen Corporate
6. Penyusunan Notulensi rapat Direksi dan Dewan Komisaris
7. Penyediaan fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris
8. Pelaksanaan fungsi protokoler Direksi/Komisaris pada setiap kegiatan
eksternal yang dihadiri oleh Direksi/Komisaris.
9. GCG Manual Building
a. Mengarahkan perencanaan GCG manual untuk memastikan kelengkapan
dokumen.
b. Mengarahkan proses penyelarasan dokumen Piagam Dewan Komisaris
dengan Piagam Direksi dan kebijakan manajemen, buku pedoman.
D. Kegiatan Sekretaris Perusahaan di tahun 2015
Berikut kegiatan terkait dengan pemangku kepentingan yang telah dilakukan
Sekretaris Perusahaan selama tahun 2015:
1. Menyelenggarakan RUPS Tahunan pada tanggal 26 Februari 2016.
2. Menyelenggarakan Public Expo dan Analyst Meeting.
3. Menyelenggarakan konferensi pers dan teleconference.
4. Berpartisipasi aktif pada rapat dengar pendapat dengan KOMISI X DPR RI.
5. Menghadiri setiap pelaksanaan dan Rapat Direksi dan membuat notulen hasil
rapat Direksi.
6. Menjalin komunikasi dengan Departemen Keuangan, OJK, Self Organisation
(BEI, KSEI, KPEI) BAE dan lembaga-lembaga terkait lainnya.
E. Pengembangan Kompetensi Sekretaris Perusahaan
Agar dapat terus mengikuti perkembangan terkini mengenai pelaksanaan fungsi
dan peran Sekretaris Perusahaan yang efektif, BNI Syariah telah memfasilitasi
pegawai di lingkungan Sekretaris Perusahaan untuk mengikuti pelatihan. Selama
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
104
tahun 2015, Sekretaris Perusahaan BNI Syariah telah mengikuti pelatihan sebagai
berikut:
Tanggal Seminar Penyelenggara
9 – 11
September
Corporate Communication Workshop PR Indonesia
12 & 13
September
Comprehensive Secretary and
Administration Developmen Program
C&G Training Network
20-21
November
Iworkshop Powerfull Marketing
Communication Through Social Media
24-25
November
1st Indonesia Conference on
Governance and Sustainability
Komite Nasional
Kebijakan
Governance (KNKG)
10 Desember Event The 10th Annual Mark Plus
Conference 2016
Mark Plus
22 Desember Investor relations essentials:
Presentation and Communication Skills
Workshop
Royston advisory
F. Penilaian Kinerja Sekretaris Perusahaan
Penilaian kerja Sekretaris Perusahaan dilakukan oleh Direksi melalui Direktur
Sektor yaitu Direktur Risiko dan Kepatuhan dengan berdasarkan pelaksanaan
tugas dan ketercapaian program kerja Sekretaris Perusahaan. Penilaian kinerja
Sekretaris Perusahaan BNI Syariah antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Mengendalikan cost effectiveness.
2. Meningkatkan Reputasi dan Awareness terhadap BNI Syariah sebagai Bank
yang bercitra positif.
3. Memastikan Corporate Action Perseroan dan Pelaksanaan Keterbukaan
Informasi Publik.
4. Meningkatkan kepuasan internal customer.
5. Mengelola program komunikasi internal secara terpadu.
6. Memastikan Pelaksanaan Implementasi Brand sesuai Brand Guidelines.
7. Meningkatkan skill pegawai Corporate Secretary & Communication.
VIII. AUDIT INTERNAL
Fungsi Audit Internal dijalankan oleh Internal Audit Division (IAD), sebuah unit setingkat
divisi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki jalur
komunikasi langsung dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Untuk
mendukung peran IAD agar dapat memberikan data/informasi yang independen untuk
menilai dan mengevaluasi berbagai kegiatan bisnis dan operasional serta mengambil
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan secara cepat, IAD juga membawahi Internal
Controller yang ditugaskan di Divisi dan Kantor Cabang Reguler.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
105
“Selama tahun 2015, Internal Audit Division (IAD) telah mengalokasikan lebih banyak
sumber daya untuk melakukan audit tematik dan fungsi lainnya, di samping audit
umum yang bersifat rutin pada kantor Cabang dan Kantor Pusat. Internal Audit Division
terus berupaya memberikan kontribusi positif sebagai mitra bisnis dengan semangat
Strive for Quality.”
Salah satu upaya IAD untuk dapat lebih banyak memberikan rekomendasi pada isu-isu
yang lebih spesifik dan strategis adalah dengan mengalokasikan sumber daya untuk
pelaksanaan audit sebagai berikut:
• Audit Tematik yang mengakomodasi masukan dan kebutuhan manajemen
• Audit Tindak Lanjut Laporan Whistleblowing System (WBS)
• Audit Investigasi
Selain melaksanakan pendekatan audit tersebut, Internal Audit Division juga
melaksanakan audit yang bersifat rutin, yaitu audit umum kantor Cabang Reguler,
Kantor Cabang Mikro dan Kantor Pusat, audit IT, serta audit SKNBI RTGS yang bersifat
wajib dalam rangka memenuhi ketentuan regulator.
A. Struktur Organisasi Internal Audit Division
Berdasarkan Ketetapan Organisasi No. ORG/11/III No. 2013 tanggal 4 April 2013,
struktur dan kedudukan Internal Audit Division PT Bank BNI Syariah adalah
sebagai berikut.
DIREKTUR
UTAMA
INTERNAL AUDIT DIVISION
HEAD
DEWAN
KOMISARIS
MANAJER KOORDINATOR AUDIT CABANG DAN INTERNAL 1
SATUAN KERJA
KEPATUHAN
AUDITOR MADYA
CABANG 7
AUDITOR MADYA
3
MANAJERQUALITY CONTROL DAN
PENGEMBANGAN 1
ANALIS
INTERNAL CONTROL 1
HEAD OFFICE
INTERNAL CONTROLLER 3
BRANCH
INTERNAL CONTROLLER 49
7 3 1
AUDITO
R
AUDITO
R
ANALIS
1
ASISTEN 1
ASISTEN
TOTAL FORMASI : 79 pegawai
STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL AUDIT DIVISION
MANAJER SUPERVISI
KONTROL INTERN (MBD)
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
106
B. Pengangkatan & Pemberhentian Pemimpin Divisi Audit Internal
IAD dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi yang diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Otoritas
Jasa Keuangan. Pegawai IAD bertanggung jawab kepada Pemimpin IAD sesuai
dengan struktur organisasi IAD. IAD memiliki garis komunikasi langsung dengan
Dewan Komisaris melalui Komite Audit sehingga dapat berkomunikasi langsung
dengan Komite Audit untuk melakukan konsultasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan audit.
C. Profil Pemimpin Divisi Audit Internal
Zefri Ananta, CIA, CFE.
Beliau ditunjuk sebagai Pemimpin IAD pada 8 Oktober 2010 sesuai dengan Surat
Keputusan Direksi PT Bank BNI Syariah No. KP/51/DIR/R Tentang Pengukuhan,
dan telah dilaporkan ke otoritas terkait. Beliau berpengalaman sebagai auditor di
SPI BNI, sebagai auditor Kantor Cabang dalam negeri dan luar negeri, Kantor
Pusat, Anak Perusahaan, investigasi, serta user liaison dan Pengembangan Sistem
Audit. Beliau merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1994)
dan Magister Profesional Program Studi Industri Kecil Menengah di Program Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor (2003).
D. Sumber Daya Manusia dan Kualifikasi Audit Internal
Hingga akhir tahun 2015, IAD memiliki komposisi pegawai dengan rincian dan
kualifikasi sebagai berikut:
Jabatan Jumlah Pegawai
per 31 Desember 2015 Sertifikasi
Pemimpin Divisi 1 CIA, CFE
Manager Koordinator Audit Cabang
dan Internal
1 -
Analis Internal Control 1 -
Manager QC & Pengembangan 1 -
Analis QC & Pengembangan 1 -
Auditor Madya 3 CA IAI
Auditor Madya Cabang 7 -
Auditor Kantor Pusat 3 -
Auditor Cabang 7 -
Branch Internal Controller 49 -
Head Office Internal Controller 3 -
Asisten 2 -
Jumlah 79
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
107
Kualifikasi pendidikan formal berdasarkan level jabatan adalah sebagai berikut:
Jabatan S2 S1 D3
Pemimpin Divisi 1
Manager Koordinator 1
Manager Quality
Assurance
1
Auditor Madya 10
Auditor 2 8
HOIC 3
BIC 42 7
Analis 1 1
Asisten 2
Jumlah 5 67 7
E. Branch Internal Controller dan Head Office Internal Controller
Branch Internal Controller dan Head Office Internal Controller memiliki fungsi
untuk melakukan pemeriksaan harian sesuai prosedur yang berlaku atas
kesesuaian pelaksanaan proses bisnis dan operasional di kantor cabang dan
kantor pusat. Hasil pemeriksaan Internal Controller selanjutnya menjadi salah satu
acuan bagi pelaksanaan audit dan perbaikan oleh unit terkait baik bisnis maupun
operasional. Selain itu Internal Controller juga dilibatkan dalam proses investigasi
kejadian fraud dan tindak lanjut penyelesaian temuan audit.
F. Independensi dan Objektivitas
IAD dan masing-masing anggotanya memiliki independensi dan objektivitas dalam
melakukan audit dan konsultasi dengan mengungkapkan pandangan atau
pemikirannya sesuai profesi dan standar audit yang berlaku. Independensi dan
objektivitas IAD dan masing-masing anggotanya telah diatur dalam Piagam Internal
Audit yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama serta
disosialisasikan ke segenap unit di BNI Syariah.
G. Piagam Audit
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, IAD berpedoman pada
Piagam Audit atau Internal Audit Charter No. KP/207/DIR tanggal 10 Agustus 2010
mengenai Internal Audit Charter PT Bank BNI Syariah dan diperbaharui dalam
Surat Keputusan Direksi No. KP/002/DIR/R Tanggal 2 Juni 2014 mengenai
Internal Audit Charter PT Bank BNI Syariah. Internal Audit Charter dibuat sebagai
gambaran dan pedoman mengenai tujuan, wewenang, tanggung jawab dan ruang
lingkup pekerjaan IAD. Internal Audit Charter terdiri dari Visi dan Misi IAD, Tujuan
dan Ruang Lingkup Kegiatan IAD, Struktur dan Kedudukan IAD, Tugas dan
Tanggung Jawab IAD, Wewenang IAD, Kode Etik Internal Audit, Pelaporan dan
Dokumentasi, Perlindungan Hukum, Larangan, dan Sanksi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
108
H. Ruang Lingkup, Tugas, dan Tanggung Jawab Audit Internal
Kegiatan yang dilakukan IAD bertujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan
terhadap kecukupan dan efektivitas internal control dan governance process serta
kualitas dan efektivitas manajemen risiko BNI Syariah. Ruang lingkup kegiatan IAD
mencakup pelaksanaan assurance dan konsultasi terhadap seluruh aktivitas
perbankan dan semua tingkatan manajemen dan operasional BNI Syariah.
I. Tugas Pokok IAD
Melakukan audit sesuai dengan Rencana Audit Tahunan yang telah direview oleh
Dewan Komisaris dan disetujui oleh Direktur Utama atas aktivitas/unit/sumber daya
BNI Syariah, termasuk perusahaan/organisasi lain yang terafiliasi secara
langsung/tidak langsung dengan BNI Syariah berdasarkan persetujuan/permintaan
pihak perusahaan/organisasi yang memiliki kewenangan sesuai dengan
undang-undang atau aturan yang berlaku dan disetujui oleh Direktur Utama.
Melaksanakan audit sesuai permintaan Direksi, Komisaris atau sebagai tindak
lanjut hasil audit umum terhadap suatu objek atau peristiwa yang diduga
mengandung indikasi terjadinya fraud.
Memberikan jasa konsultasi kepada pihak intern BNI Syariah untuk memberikan
nilai tambah dan perbaikan terhadap kualitas pengendalian, pengelolaan, risiko dan
tata kelola perusahaan sepanjang tidak mempengaruhi indepedensi dan
objektivitas IAD serta tersedia sumber daya yang memadai.
Berdasarkan Piagam Audit IAD, tugas dan tanggung jawab IAD antara lain
mencakup:
1. Menyusun Rencana Audit dan Konsultasi periodik.
2. Melaksanakan kegiatan audit dan konsultasi sesuai dengan Rencana Audit
dan Konsultasi.
3. Melaporkan realisasi Rencana Audit dan Konsultasi Tahunan setiap semester
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada
Direktur yang membawahi Kepatuhan.
4. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur yang
membawahi Kepatuhan.
5. Menyampaikan laporan hasil audit yang terkait dengan pemenuhan Prinsip
Syariah kepada Dewan Pengawas Syariah.
6. Memberikan jasa konsultasi kepada pihak intern BNI Syariah untuk
memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap internal control, governance
process dan risk management.
7. Melakukan audit investigasi dan/atau audit forensik apabila diperlukan atau jika
terjadi dugaan kecurangan dan penyalahgunaan wewenang.
8. Melaksanakan pemantauan tindak lanjut audit dan melaporkan kepada Direktur
Utama dan Dewan Komisaris setiap triwulan.
9. Melaporkan segera setiap temuan audit yang diperkirakan dapat mengganggu
kelangsungan usaha bank kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
109
10. Menyiapkan Laporan Pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit dan
menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui Direksi.
11. Mengajukan Anggaran Tahunan untuk tahun yang berikutnya dan melaporkan
realisasinya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris setiap semester
dengan tembusan kepada Direktur yang membawahi Kepatuhan.
12. Menyusun kebijakan dan prosedur tertulis sebagai pedoman bagi
pegawai IAD dalam melaksanakan tugasnya.
13. Menyusun program untuk mengevaluasi dan menjamin mutu kegiatan audit
yang dilakukan.
14. Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan bagi segenap pegawai IAD
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas
pegawai IAD.
15. Bekerja sama dengan Komite Audit dalam melaksanakan fungsi audit internal
dan pelaksanaan audit eksternal.
J. Metodologi Audit
Pelaksanaan audit oleh IAD dilakukan dengan menggunakan risk based audit,
dimana perencanaan audit dilakukan dengan identifikasi tingkat risiko pada area –
area audit yang lebih diprioritaskan, dan pelaksanaan audit bertujuan untuk mitigasi
risiko melalui perbaikan proses bisnis dengan melakukan penilaian terhadap
kecukupan serta efektivitas internal control dan risk management.
1. Perencanaan Audit
Perencanaan audit sebelum awal tahun dibuat dengan mempertimbangkan
berbagai risk factor auditee sehingga didapat lingkup auditee yang diurutkan
berdasarkan tingkat risiko sebagai area pemeriksaan.
2. Offsite Audit
Persiapan dan sebagian pelaksanaan audit dilakukan dengan metode offsite
audit, dimana pemeriksaan dilakukan di Kantor Pusat dengan memanfaatkan
data yang terdapat di berbagai system dan aplikasi untuk mendapatkan
data-data audit. Offsite audit memungkinkan tercapainya efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan audit.
3. Pelaksanaan Audit secara paperless
Dokumentasi Lembar Kerja Audit serta dokumen pendukung audit dilakukan
secara paperless, dan disusun dengan menggunakan konsep indexing dengan
media penyimpanan berupa CD. Dengan demikian, pencarian dan penyimpanan
dokumen lembar kerja serta pendukung audit dapat dilakukan secara cepat,
mudah dan lebih efisien.
4. Penerapan Rating Audit
Sebagai output audit, IAD menggunakan yudisium rating audit untuk mengetahui
tingkat risiko pada masing-masing auditee, sehingga pengguna hasil audit dapat
dengan mudah menentukan tingkat risiko auditee untuk perbaikan proses bisnis.
5. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit
Proses pemantauan tindak lanjut dilakukan melalui sistem informasi Enterprise
Audit Syariah (EASY) yang dapat diakses secara web based, sehingga
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
110
mempermudah pengelolaan database tindak lanjut hasil audit dan meningkatkan
efisiensi biaya audit.
Sistem informasi EASY juga dapat diakses oleh Auditee sehingga
mempermudah control untuk pemantauan progress penyelesaian tindak lanjut
hasil audit.
K. Rencana Kerja dan Realisasi Audit Internal
IAD melaksanakan audit terhadap ruang lingkup yang tercantum dalam Rencana
Audit Tahunan yang telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris,
yang meliputi:
1. Audit Umum Kantor Cabang Reguler
2. Audit Umum Kantor Cabang Mikro
3. Audit Umum Kantor Pusat
4. Audit Tindak Lanjut
5. Audit Tindak Lanjut Whistleblowing System
6. Audit Tematik
7. Audit Lainnya
Penetapan rencana audit berdasarkan pada:
1. Ketersediaan hari audit (mandays) berdasarkan formasi auditor IAD.
2. Faktor-faktor lain:
a. Masukan dari Dewan Komisaris, Direksi, divisi yang membawahi Kantor
Cabang atau pihak lain.
b. Tingkat risiko Cabang atau Divisi
3. Rencana pelaksanaan Audit Tindak Lanjut, Audit Tindak Lanjut WBS dan Audit
Tematik ditetapkan berdasarkan data historical pelaksanaan audit.
Selama 2015, Internal Audit BNI Syariah mempunyai rencana kerja dan realisasi
hasil audit sebagai berikut:
No. Jenis Audit Rencana Realisasi Pencapaian
1 Audit Umum Kantor Cabang Reguler 26 26 100,00%
2 Audit Umum Kantor Cabang Mikro 9 9 100,00%
3 Audit Umum Kantor Pusat 12 13 108,33%
4 Audit Tematik 4 5 125,00%
5 Audit Tindaklanjut/investigasi 25 16 64,00%
6 Audit TL WBS 15 10 66,67%
Jumlah 91 79 86,81%
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
111
L. Hasil Audit Tahun 2015
IAD BNI Syariah telah menindaklanjuti hasil pemeriksaan baik audit internal
maupun audit eksternal. Berikut tabel pemantauan tindak lanjut audit internal dan
audit eksternal.
Pemantauan Tindak Lanjut Audit Internal
Laporan
Jumlah Temuan yang
Dimonitor Tindak
Lanjutnya
Selesai
(%)
Dalam
Proses
(%)
LHA (Laporan
Hasil Audit)
330 35,45% 64,55%
RHA (Rincian
Hasil Audit)
3.367 81,53% 18,47%
Pemantauan Tindak Lanjut Audit Eksternal
Laporan
Jumlah Temuan yang
Dimonitor Tindak
Lanjutnya
Selesai
(%)
Dalam
Proses
(%)
Internal Control
Report (ICR)
PWC Posisi 31
Desember 2014
14 85,71% 14,29%
Laporan Hasil
Pemeriksaan OJK
Posisi September
Tahun 2014
45 97,78% 2,22%
Worksheet
Pemantauan Hasil
Audit IT SPI BNI
Tahun 2015
43 100,00% 0,00%
Worksheet
Pemantauan Hasil
Audit Umum SPI
BNI Tahun 2015
42 100,00% 0,00%
M. Evaluasi Audit
Untuk senantiasa menjaga kualitas pemeriksaan auditor dan internal controller, IAD
secara berkala melakukan review atas metodologi dan prosedur kerja, serta hasil
kerja auditor dan internal controller. Review senantiasa dilakukan untuk
mengimbangi perkembangan kebutuhan teknis pemeriksaan dengan menerapkan
konsep best practice dalam pemeriksaan.
Sementara control atas pemantauan hasil kerja auditor dan internal controller
dilakukan melalui lembar evaluasi kinerja auditor dan internal controller yang diisi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
112
oleh auditee. Selain itu, setiap ketua tim juga bertugas untuk mengisi lembar review
atas anggotanya setelah penugasan selesai.
Untuk memastikan bahwa hasil audit IAD telah ditindaklanjuti sesuai dengan
rekomendasi auditor, IAD melakukan pemantauan melalui aplikasi Enterprise Audit
Syariah (EASY) agar hasil audit tidak terabaikan dan menjadi isu sesaat, melainkan
menjadi salah satu konsentrasi auditee dalam mempertahankan kinerja tanpa
mengabaikan kualitas, sekaligus sarana bagi auditor untuk memantau tindak lanjut
cabang.
N. Koordinasi dengan Eksternal Auditor
IAD berperan sebagai liaison officer untuk mengkoordinir kelancaran pelaksanaan
audit serta melakukan pemantauan atas tindak lanjut perbaikan dari temuan
eksternal auditor oleh unit kerja terkait. Eksternal audit dalam sistem pengendalian
internal BNI Syariah memiliki sejumlah peran di antaranya sebagai berikut:
1. Melakukan audit finansial serta untuk memberikan pendapat yang independen
dan objektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan kesesuaian laporan
keuangan perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk audit laporan keuangan
tahun buku 2015, Dewan Komisaris dibantu dengan Komite Audit telah
menunjuk secara langsung Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja,
Wibisana, Rintis & Rekan (afiliasi PWC) sebagai auditor eksternal untuk dapat
memberikan opini audit atas laporan keuangan BNI Syariah tahun buku 2015
dengan total jasa audit yang dibayarkan sebesar Rp392.000.000. Hasil Audit
menyatakan bahwa laporan keuangan BNI Syariah tahun buku 2015 bersifat
wajar tanpa pengecualian berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Melakukan pengawasan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan
keuangan bank dan untuk memantau tingkat kepatuhan bank terhadap
peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui apakah terdapat praktik-praktik
yang tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank baik melalui
pengawasan langsung maupun tidak langsung. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
adalah pihak yang menjalankan fungsi eksternal audit sebagai bagian dari
proses pengawasan perbankan yang sebelumnya dilaksanakan oleh Bank
Indonesia. IAD berperan sebagai penanggung jawab koordinasi seluruh proses
audit yang dilaksanakan OJK mulai dari pemenuhan data, pendampingan
selama pemeriksaan, dokumentasi pelaporan, hingga pemantauan tindaklanjut
penyelesaian temuan audit oleh masing-masing unit.
O. Rencana Strategis IAD Tahun 2016
Rencana Strategis IAD tahun 2016 meliputi:
1. Peningkatan Internal Bisnis Proses
a. Pengadaan sarana dan prasarana untuk mempermudah akses data untuk
kepentingan audit.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
113
b. Optimalisasi peran dan fungsi BIC.
c. Update SOP Internal Audit.
d. Menyempurnakan monitoring pemantauan temuan audit.
e. Memperbaiki tools audit sesuai dengan kebutuhan.
2. Peningkatan Sistem Teknologi dan Informasi Audit
3. Pengembangan EASY dan exception report untuk aplikasi pemantauan dan
pelaksanaan audit.
4. Learning and Growth
a. Meningkatkan kompetensi Auditor dan BIC melalui pelatihan dan sertifikasi
profesi internal auditor.
b. Melakukan rekrutmen/pengisian posisi Auditor dan internal controller sesuai
dengan kebutuhan.
P. Audit Eksternal
Auditor eksternal ditunjuk untuk melakukan audit finansial serta untuk memberikan
pendapat yang independen dan objektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan
kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka
keperluan audit tahun buku 2015, Dewan Komisaris dibantu dengan Komite Audit
telah menunjuk secara langsung Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana,
Rintis & Rekan (afiliasi PwC) untuk menjadi auditor eksternal terhadap pelaporan
kinerja keuangan untuk tahun buku 2015.
Tahun 2015 merupakan tahun kedua bagi auditor eksternal yang ditunjuk untuk
melakukan audit laporan keuangan tahunan BNI Syariah dengan total besaran jasa
audit sebesar Rp392.000.000. Pemilihan KAP dilakukan secara wajar berdasarkan
prosedur yang berlaku di BNI Syariah dan hasil pemeriksaan yang disajikan dari
KAP berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Selain jasa
audit keuangan, Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan tidak
memberikan jasa lain kepada BNI Syariah.
IX. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
BNI Syariah menjalankan upaya-upaya mitigasi risiko kegiatan usaha bank dalam
rangka menghadapi kompleksitas usaha bank yang semakin meningkat sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi, globalisasi, dan integrasi pasar keuangan yang
memberikan dampak yang sangat besar terhadap eksposur risiko yang dihadapi oleh
bank. Upaya pengendalian internal yang dilakukan bersifat preventif (ex-ante) maupun
kuratif (ex-post) agar mampu mendeteksi kelemagan dan penyimpangan yang terjadi
secara tepat waktu.
Pegendalian internal yang bersifat preventif dilakukan dengan mematuhi berbagai
kaidan perbankan yang berlaku untuk mengurangi atau memperkecil risiko kegiatan
usaha bank. Lembaga yang terkait serta dengan pengendalian yang bersifat preventif
aalah Unit Bisnis sebagai risk owner dan Lini Manajemen, Compliance Desk (CD), serta
Internal Audit (IAD) dan unit supporting lainnya.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
114
Pengendalian internal yang bersifat kuratif menjadi tanggung jawab IAD yang
membawahi Interncal Control (BIC) dan Internal Auditor, bersama unit bisnis dan
operasional. Dalam menetapkan kedudukan, wewenang, tanggung jawab,
profesionalisme, organisasi dan ruang lingkup tugas IAD, Bank berpedoman kepada
ketentuan Bank Indonesia tentang Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern (SPFAIB) serte ketentuan terkait lainnya.
Sistem pengendalian intern dimaksud wajib memastikan:
1. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan
atau ketentuan intern Bank;
2. Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap, akurat, tepat guna
dan tepat waktu;
3. Efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional; dan
4. Efektivitas budaya risiko (risk culture) pada organisasi Bank secara menyeluruh.
a. Dasar Acuan
Dalam rangka menerapkan system pengendalian internal yang menyeluruh secaa
efektiv, BNI Syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dan praktik terbaik di
Industri Perbankan khususnya perbankan syariah. Secara garis besar, sistem ini
juga mengacu pada kerangka internasional yang diterbitkan Committee of
Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commission. Mengacu pada
kerangka tersebut, implementasi dari sistem pengendalian internal BNI Syariah
adalah:
1) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
2) Pelaksanaan pengawasan yang melekat dan berjenjang di setiap proses
bisnis;
3) Penerapan four eyes principle atau komite dalam proses keputusan
pembiayaan;
4) Implementasi Whistleblowing System (WBS) dan komunikasi aktif di setiap
level manajemen;
5) Pemantauan terhadap tindak lanjut hasil audit internal dan eksternal yang
dilaporkan secara periodik.
b. Pelaksanaan Pengawasan Internal
Fungsi pengawasan internal BNI Syariah dijalankan oleh Internal Audit Division
(IAD) dan Komite Audit. Peran IAD adalah bertanggung jawab untuk memastikan
segenap unit telah mengimplementasikan kebijakan manajemen risiko dan
governance process, serta melaporkan setiap penyimpangan terhadap kebijakan
dan prosedur dalam audit tahunan. Komite Audit sebagai organ dari Dewan
Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pemantauan serta
evaluasi atas perencanaan audit internal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil
audit dalam rangka menilai kecukuoan pengendalian intern.
c. Evaluasi terhadap Efektivitas Pengendalian Internal
Berdasarkan hasil audit/review terhadap kegiatan operasional BNI Syariah dan
audit lainnya, disimpulkan bahwa pengendalian internal BNI Syariah secara umum
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
115
sudah memadai, efektif dan efisien. Beberapa perbaikan telah dilakukan untuk
mengatasi kelemahan seperti yang telah dijabarkan dalam laporan hasil audit yang
dilaksanakan oleh IAD selama tahun 2015.
X. FUNGSI KEPATUHAN
Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat
pencegahan (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, sistem, dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk prinsip syariah bagi Bank Umum Syariah, serta memastikan kepatuhan Bank
terhadap komitmen yang dibuat oleh BNI Syariah kepada Bank Indonesia dan/atau
Otoritas Pengawas lain yang berwenang.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011
tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, telah dibentuk Satuan Kerja
Kepatuhan PT Bank BNI Syariah yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur
yang membawahi fungsi kepatuhan dalam hal ini Direktur Risiko dan Kepatuhan.
Dalam hal ini, Direktur Risiko dan Kepatuhan memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Direksi;
3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk
menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;
4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan regulator
(Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah;
5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang
diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan regulator (Bank Indonesia
dan/atau Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
7. Melakukan pelaporan kepada regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan
setiap semester dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur
Utama;
8. Melakukan pelaporan kepatuhan kepada Direktur Utama dengan tembusan
kepada Dewan Komisaris minimal setiap triwulan; serta
9. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
A. Satuan Kerja Kepatuhan
Satuan Kerja Kepatuhan merupakan unit kerja independen yang bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan serta membantu pelaksanaan tugas
dari Direktur Kepatuhan dalam menjalankan fungsi kepatuhan di BNI Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
116
B. Independensi Jajaran Kepatuhan
Penerapan Fungsi Kepatuhan mengacu pada PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12
Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Fungsi
Kepatuhan di BNI Syariah dilakukan oleh Direktur yang membawahi fungsi
Kepatuhan dan Unit Satuan Kerja Kepatuhan. Direktur yang membawahi Fungsi
Kepatuhan maupun Pemimpin Satuan Kerja Kepatuhan telah memenuhi
persyaratan independensi serta kriteria sebagaimana ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
C. Pedoman Kerja Kepatuhan
Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Kerja Kepatuhan telah dilengkapi dengan
pedoman kerja yang disebut dengan Compliance Charter. Compliance Charter
adalah dokumen tertulis yang memuat pedoman prinsip dalam mekanisme dan
pengelolaan risiko dan fungsi kepatuhan di BNI Syariah yang berlaku untuk Dewan
Komisaris, Direksi, Manajemen dan staf BNI Syariah pada segenap
divisi/satuan/unit dan seluruh kantor cabang BNI Syariah.
Compliance Charter merupakan dasar dari Satuan Kerja Kepatuhan dalam
menjalankan fungsi kepatuhan di BNI Syariah. Tujuan dari dibuatnya Compliance
Charter adalah untuk mematuhi kode etik dan profesional dalam menjalankan
kegiatan usaha serta mematuhi sepenuhnya peraturan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah, serta
memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada
Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Kebijakan dasar Compliance Charter meliputi:
1. Fungsi Kepatuhan
2. Pembentukan Satuan Kerja Kepatuhan
3. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, Direktur Kepatuhan,
Satuan Kerja Kepatuhan serta Manajemen dan Pegawai BNI Syariah
4. Independensi dan Pelaksanaan Tugas Satuan Kerja Kepatuhan
5. Hubungan Satuan Kerja Kepatuhan dengan unit dan instansi terkait
D. Tugas dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
1. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya
Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;
2. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap
Risiko Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum;
3. Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian kebijakan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
117
4. Melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki
oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan regulator (Bank Indonesia dan/atau
Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk Prinsip Syariah;
5. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem
dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan
regulator (Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang
diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan regulator (Bank
Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
7. Melakukan tugas pelaporan kepatuhan kepada Direktur Utama dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris; dan
8. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
E. Penerapan Fungsi Kepatuhan
1. Budaya Kepatuhan
Seluruh Pegawai BNI Syariah bertanggung jawab mewujudkan terlaksananya
Budaya Kepatuhan. Pada tahun 2015 telah diadakan pelatihan pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan yang bertujuan untuk memperkuat Budaya Kepatuhan di BNI
Syariah. Dalam rangka menumbuhkan budaya kepatuhan terhadap ketentuan
eksternal, Compliance Desk melakukan sosialisasi ketentuan baru yang terkait
dengan aktivitas operasional Bank BNI Syariah secara langsung maupun tidak
langsung. Selama tahun 2015 telah disosialisasikan 52 (lima puluh dua)
ketentuan peraturan perundang-undangan dan Prinsip Syariah pada segenap
divisi/satuan/unit yang terkait maupun kepada seluruh kantor cabang BNI
Syariah.
2. Pemantauan Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan muncul ketika bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Bank Indonesia, maupun peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku. Untuk mencegah timbulnya
ketidakpatuhan tersebut, Satuan Kerja Kepatuhan BNI Syariah telah melakukan
serangkaian program/kegiatan mitigasi dalam bentuk kegiatan antara lain
mencakup:
a) Melakukan pemantauan secara bulanan risiko kepatuhan yang melekat
pada bank terkait aspek pembiayaan, aspek likuiditas, dan aspek
operasional lainnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan dengan menjaga akurasi dan
ketepatan waktu pelaporan yang terkait kepada pihak otoritas pengawas
maupun pihak lain yang berkepentingan yang diatur menurut ketentuan
yang berlaku.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
118
c) Melakukan Uji Kepatuhan melalui media checklist sheet dalam proses
pembiayaan, pengadaan barang dan jasa dan penempatan dana yang
diputus kewenangannya oleh Direksi.
d) Melakukan sosialisasi ketentuan baru kepada segenap
divisi/unit/satuan/cabang BNI Syariah, baik ketentuan dari Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan dari
otoritas pengawas lain yang berwenang dengan tindak lanjut berupa
pengkinian kebijakan dan prosedur yang terkait.
e) Bekerja sama dengan Unit Manajemen Risiko BNI Syariah untuk memonitor
dan memastikan ketersediaan dan pengkinian ketentuan internal yang
menjadi acuan pada masing-masing unit Organisasi.
f) Pemantauan Risiko Kepatuhan melalui Laporan Profil Risiko yang
disampaikan secara triwulanan melalui Divisi ERD untuk kemudian
dilaporkan kepada otoritas pengawas yang terkait.
Berikut adalah profil risiko kepatuhan (inheren) selama periode tahun 2015:
Periode Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Nilai Risiko 1,15 1,10 1,05 1,05
Keterangan Low Low Low Low
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa profil risiko kepatuhan BNI
Syariah selama Periode Tahun 2015 dengan kategori “rendah (low)”.
3. Pemantauan Prinsip Kehati-hatian Bank
Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap
kebijakan prinsip kehati-hatian yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun
otoritas pengawas lainnya yang berwenang. Selama periode tahun 2015, Satuan
Kerja Kepatuhan telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat 68 (enam puluh delapan) Checklist Uji Kepatuhan usulan
pembiayaan
b. Membuat 12 (dua belas) Checklist Uji Kepatuhan penempatan dana
(financing line)
c. Membuat 4 (empat) Checklist Uji Kepatuhan pengadaan barang & jasa yang
diputus kewenangannya oleh Direksi
d. Membuat 26 (dua puluh enam) Checklist Uji Kepatuhan
pembukaan/pemindahan jaringan kantor dan 7 (tujuh) opini kepatuhan
syariah.
4. Pemantauan Komitmen Bank dengan Otoritas Berwenang
Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap
pemenuhan komitmen kepada pihak otoritas pengawas yang berwenang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia tahun 2014 terdapat beberapa
komitmen BNI Syariah terhadap Bank Indonesia yang harus dipenuhi di tahun
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
119
2015 sesuai dengan batas waktu pemenuhannya.
Berikut adalah tabel informasi pemenuhan komitmen BNI Syariah kepada Bank
Indonesia untuk posisi bulan Desember 2015:
Keterangan Jumlah
Temuan
Jumlah
Penyelesaian
Jumlah Pending Persentase
Penyelesaian
(%)
Sudah
Jatuh
Tempo
Belum
Jatuh
Tempo
Eksternal
OJK 2014 45 44 1 0 97,78%
PWC 2014 14 12 0 2 100,00%
SPI Umum
2015
42 42 0 0 100,00%
SPI BNI IT
2015
43 43 0 0 100,00%
Rata-rata Persentase Penyelesaian 99,56%
5. Penyempurnaan Sistem, Infrastruktur dan Kebijakan Kepatuhan
Dalam memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan di BNI Syariah, Satuan
Kerja Kepatuhan senantiasa menyusun dan melakukan evaluasi terhadap
compliance toolkit yang digunakan oleh unit bisnis maupun operasional. Selama
tahun 2015 telah dilakukan pembuatan dan/atau revisi terhadap checklist sheet
yang digunakan untuk uji kepatuhan terhadap pembiayaan maupun non
pembiayaan.
Untuk meningkatkan Budaya Kepatuhan di BNI Syariah, telah dibuat suatu
sistem manajemen risiko kepatuhan yaitu Compliance Information System yang
dapat diakses oleh segenap pegawai BNI Syariah yang berisi informasi
peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun Fatwa DSN-MUI beserta
pemantauan kewajiban yang harus dipenuhi.
Satuan Kerja Kepatuhan melakukan kegiatan uji kepatuhan terhadap setiap
rancangan kebijakan dan prosedur dalam rangka penyesuaian menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selama tahun 2015
telah dibuat 48 (empat puluh delapan) rancangan kebijakan dan prosedur.
6. Evaluasi Efektivitas Fungsi Kepatuhan
Penilaian governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses
pelaksanaan penerapan fungsi kepatuhan yang didukung oleh kecukupan
struktur dan infrastruktur tata kelola Bank sehingga dapat menghasilkan
outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders. Sumber evaluasi terhadap
efektivitas fungsi kepatuhan antara lain evaluasi yang dilakukan oleh Dewan
Komisaris dan sesuai arahannya untuk segera ditindaklanjuti. Selain itu, hasil
evaluasi internal dari Divisi HCD maupun IAD, khususnya yang terkait dengan
struktur organisasi dan peningkatan kompetensi maupun jumlah SDM, menjadi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
120
perhatian dalam pengembangan organisasi Satuan Kerja Kepatuhan dalam
memaksimalkan efektifitas penerapan fungsi kepatuhan.
7. Upaya Peningkatan Kualitas Fungsi Kepatuhan Bank
Dalam proses pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
pada Satuan Kerja Kepatuhan untuk melaksanakan tugas secara efektif,
dilakukan melalui proses pengembangan kompetensi dan kualitas SDM dengan
prinsip pengembangan SDM yang berkelanjutan (continuous improvement).
F. Mitigasi Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan muncul ketika bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan
kewajiban yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk mencegah timbulnya potensi risiko kepatuhan, Satuan Kerja Kepatuhan BNI
Syariah telah melakukan serangkaian program/kegiatan yang ditujukan untuk
memitigasi timbulnya ketidakpatuhan dalam bentuk kegiatan antara lain melakukan
pemantauan secara bulanan terhadap risiko kepatuhan yang melekat (inherent risk)
pada bank yaitu terkait:
Aspek Pembiayaan
1. Kualitas Aktiva Produktif yang terdapat pada kategori Non Performing Financing
(NPF) berdasarkan ketentuan yang berlaku diharuskan di bawah 5% (lima
persen) agar tidak termasuk dalam kategori Bank dalam pengawasan intensif
cfm. Peraturan Bank Indonesia No.13/3/PBI/2015 tentang Penetapan Status dan
Tindak Lanjut Pengawasan Bank.
Berdasarkan data NPF di atas, selama tahun 2015 BNI Syariah selalu menjaga
kualitas pembiayaan yang bermasalah di bawah 5% (lima persen).
2. Penyisihan Pembentukan Kualitas Aktiva Produktif (PPAP) memenuhi ketentuan
minimum 100% (seratus persen) cfm. Peraturan Bank Indonesia Nomor POJK
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
121
No. 16/POJK.03/2014 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah.
3. Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan kepada pihak terkait di bawah 10%
(sepuluh persen) dan kepada pihak tidak terkait di bawah (individu) 20% (dua
puluh persen) dan pihak tidak terkait (Group) 25% cfm. Peraturan Bank
Indonesia Nomor 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan Peraturan Bank Indonesia
No.7/3/PBI/2005 tentang BMPK untuk Bank Umum. Selama periode tahun 2015
tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan BMPK.
Aspek Likuiditas
1. Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) BNI Syariah telah memenuhi
ketentuan minimum 9% (sembilan persen) sampai dengan kurang dari 10% jika
bank memiliki profil risiko pada peringkat 2 cfm. POJK No. 21/POJK.03/2014
tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
2. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah minimum 5% (lima persen) dan Valas
minimum 1% (satu persen) cfm. Peraturan Bank Indonesia No. 15/16/PBI/2013
tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah. Sedangkan ketentuan minimum untuk FDR
adalah 80% (delapan puluh persen).
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
122
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
123
Aspek Pasar
Posisi Devisa Netto (PDN) sesuai ketentuan yang berlaku maksimum tertinggi net
open position 20% (dua puluh persen) cfm. Peraturan Bank Indonesia Nomor
12/10/PBI/2010 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/13/PBI/2003 tentang Posisi Devisa Netto Bank Umum.
Aspek Lainnya
1. Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan dengan menjaga kualitas
pelaporan serta memenuhi kelengkapan materi, akurasi dan tepat waktu antara
lain terkait pelaporan ke Regulator (Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
124
Keuangan) dan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta
laporan yang bersifat publikasi.
2. Melakukan Uji Kepatuhan melalui media checklist sheet dalam proses
pemberian pembiayaan dan pengadaan barang serta jasa maupun proses
penempatan dana (financing line) yang diputus kewenangannya di tingkat
Direksi.
3. Melakukan sosialisasi ketentuan baru kepada segenap
Divisi/Unit/Satuan/Cabang BNI Syariah, baik ketentuan dari Bank Indonesia
maupun Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan tindak lanjut pengkinian Standar Operasional Prosedur yang
terkait dengan ketentuan baru tersebut.
4. Bekerja sama dengan Unit Manajemen Risiko BNI Syariah untuk memonitor dan
memastikan ketersediaan dan pengkinian SOP yang menjadi acuan di
masing-masing unit organisasi.
G. Rencana Kerja Kepatuhan di Tahun 2016
Untuk meningkatkan penerapan Fungsi Kepatuhan pada tahun 2016, strategi
Fungsi Kepatuhan untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan adalah sebagai
berikut:
1. Mendorong unit di operasional (risk taking unit) untuk meningkatkan
pengendalian internal melalui penyusunan perangkat Compliance Self
Assessment bekerja sama dengan divisi IAD dan divisi ERD untuk memperoleh
risk area yang menjadi skala prioritas.
2. Melakukan sosialisasi Compliance Awareness terhadap pegawai baru dan
refreshing terhadap pegawai lama berdasarkan skala prioritas.
XI. BATAS MAKSIMUM PENYALURAN DANA
Menurut ketentuan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang perubahan
atas PBI No.7/3/PBI/2005 tanggal 18 April 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK) Bank Umum, ditetapkan batas penyediaan dana kepada pihak terkait
dengan bank sebesar 10% dari modal bank, sedangkan batas penyediaan dana kepada
pihak tidak terkait dengan bank sebesar 20% dari modal bank (untuk peminjam secara
individu) dan untuk kelompok peminjam ditetapkan maksimal sebesar 25% dari modal
bank. BNI Syariah diwajibkan untuk menyampaikan laporan Batas Maksimum
Penyaluran Dana (BMPD) kepada Bank Indonesia secara teratur dan tepat waktu.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
125
Batas Maksimum Penyaluran Dana Periode Bulan Desember 2015 adalah sebagai
berikut:
Dalam Juta Rupiah
No Rincian Desember 2015 Desember 2014
Jumlah Kepatuhan Jumlah Kepatuhan
1 Modal BNI Syariah 2.205.889 2.010.915
2 Pihak Terkait
a. BMPK (10%) 220.589 201.092
b. Total Penyediaan Dana 12.878 0,58% 15.963 0,79%
c. Over/(Under) (207.711) Ya (185.129) Ya
3 Pihak Tidak Terkait
a. BMPK (20%) 441.178 402.183
b. Nasabah baki debet
tertinggi
214.554 9,73% 188.725 9,39%
c. Over/(Under) (226.624) Ya (213.458) Ya
4 Pelampauan Nihil Nihil
XII. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
Demi memenuhi transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia, BNI Syariah menyediakan informasi kuantitatif dan kualitatif
secara tepat waktu, akurat, relevan dan memadai yang diungkapkan kepada publik
dalam rangka. Laporan keuangan dan non keuangan BNI Syariah telah disusun dan
disajikan dengan tata cara, jenis dan cakupan yang sesuai dan telah disampaikan
kepada pihak-pihak lainnya sebagaimana ketentuan Bank Indonesia.
Selama tahun 2015, transparansi kondisi keuangan BNI Syariah diwujudkan dalam
bentuk kegiatan yang terdiri dari:
1. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang terdapat pada laporan
publikasi triwulanan kepada Bank Indonesia serta dalam laporan tahunan secara
tepat waktu.
2. Mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi Triwulan di surat kabar nasional.
3. Mengirimkan laporan Consolidated Financial Statement (CFS) kepada Bank
Indonesia untuk kemudian dimuat dalam homepage Bank Indonesia.
Sedangkan transparansi kondisi non keuangan yang telah diwujudkan oleh BNI Syariah
adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan transparansi informasi produk BNI Syariah dilakukan melalui media
cetak seperti leaflet/brosur/spanduk promosi dan media elektronik seperti iklan di
stasiun TV, radio dan internet, serta didukung dengan kemudahan akses website
BNI Syariah.
2. Pengaduan Nasabah BNI Syariah dapat dilakukan dengan menghubungi call center
1500046, atau melalui kantor cabang/kantor pusat BNI Syariah serta melalui
Whistle Blowing System (WBS). Atas pengaduan Nasabah yang dilakukan baik
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
126
melalui call center 1500046 maupun melalui kantor cabang/kantor pusat BNI
Syariah akan dikelola oleh divisi operasional, sedangkan pengaduan melalui WBS
akan dikelola oleh divisi Enterprise Risk Management untuk kemudian
ditindaklanjuti sesuai dengan tata cara dan prosedur mengenai pengaduan
nasabah.
3. Kepatuhan kecukupan pelaporan internal BNI Syariah sangat sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. BNI Syariah memiliki pelaporan
internal yang lengkap dan didukung oleh sistem informasi manajemen yang andal.
4. Pengelolaan sistem manajemen informasi BNI Syariah telah didukung oleh sumber
daya manusia yang kompeten di bidangnya.
XIII. PENDAPATAN DANA NON ZAKAT DAN PENGGUNAANNYA
Sesuai dengan Surat Edaran BI No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah, maka BNI Syariah wajib mengungkapkan pendapatan dana non zakat dan
penggunaannya dalam bank syariah melalui laporan tahunan pelaksanaan GCG.
Pendapatan dana non zakat yang menjadi sumber dana sosial BNI Syariah antara lain
terdiri dari:
1. Dana yang berasal dari denda keterlambatan (penalty) pembayaran angsuran atau
denda lain yang berhubungan dengan transaksi antar pihak Bank dengan pihak
ketiga.
2. Dana sosial yang berasal dari giro yang diterima oleh Bank dari penempatan pada
bank konvensional.
3. Dana sosial yang berasal dari komisi, fee, atau dalam pendapatan dalam bentuk
lainnya dari rekanan Bank selain pendapatan yang berhak diterima sebagai
ketentuan manajemen.
4. Dana yang berasal dari penutupan rekening sebelum jatuh tempo.
Pendapatan dana non zakat, zakat dan infaq selama tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
Keterangan Nominal
Saldo Dana Kebajikan 2014 Rp3.000.000
Infaq dan Sedekah Rp143.000.000
Denda Rp188.000.000
Pendapatan Non-Zakat Rp274.000.000
Jumlah Rp608.000.000
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
127
Penggunaan Dana Non Zakat selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
PENYALURAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL
SUMBER DANA KATEGORI NOMINAL
Zakat Perusahaan
Pemberdayaan Ekonomi Rp1.367.812.543
Pendidikan Rp297.344.470
Kemanusiaan & Bencana Rp759.956.000
Dakwah Rp2.213.989.163
Kesehatan -
Zakat Pegawai
Pemberdayaan Ekonomi Rp1.964.305.432
Pendidikan Rp2.168.080.119
Kemanusiaan, Sosial, dan Bencana Rp5.166.746.518
Dakwah Rp1.927.313.000
Kesehatan Rp464.199.348
Amilin Rp348.574.862
Infaq dan Sadaqah
Pemberdayaan Ekonomi -
Pendidikan Rp61.400.000
Kemanusiaan & Bencana Rp61.515.000
Dakwah Rp353.018.250
Kesehatan Rp15.660.000
Qardh Rp99.700.000
Total Rp12.630.512.529
LAPORAN PENYALURAN INFAQ DAN SHODAQOH
TANGGAL KATEGORI KETERANGAN NOMINAL
07-Jan-15 Pemberdayaan
Ekonomi
Bantuan untuk modal usaha
warung ibu Nuryati,
Jakarta Utara
Rp5.000.000
16-Jan-15 Dakwah Bantuan dana untuk kegiatan
seminar parenting Nabawiyah
KCP Cibubur
Rp10.000.000
29-Jan-15 Dakwah Bantuan dana untuk
pembangunan musholla
Al-Maghfiroh Bekasi
Rp2.000.000
24-Jun-15 Dakwah Bantuan pembangunan masjid
KCM Palopo
Rp10.000.000
Total Rp27.000.000
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
128
Penyaluran Dana untuk Kegiatan Sosial
No Program Realisasi
Anggaran
1 Mutiara Bangsa Berhasanah (Program Ekonomi) Rp800.988.000
2 Santri Hasanah (Program Ekonomi) Rp796.605.714
3 One Day One Litre One Family (ODOLOF) (Program
Sosial)
Rp2.125.750.000
4 Guru Hasanah(Pendidikan) Rp169.987.500
5 Pustaka Hasanah (Pendidikan) Rp396.919.510
6 Community Hasanah Healthy Roadshow (Kesehatan) Rp174.774.500
7 Bencana dan Kemanusiaan Rp599.786.000
8 Santunan Yatim dan Dhuafa Rp350.000.000
9 Mobil Jenazah Hasanah Rp655.900.000
10 Mobil Cerdas Hasanah Rp578.930.000
11 Nikah Massal Rp402.500.000
12 Bingkisan Ramadhan Guru Rp500.000.000
Total Rp7.552.111.234
XIV. PENERAPAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN
TERORISME
Kompleksitas perkembangan produk dan layanan perbankan sangat berpotensi
meningkatkan peluang penyalahgunaan perbankan sebagai salah satu sarana
pencucian uang serta pendanaan terorisme. Dalam rangka meminimalisir
penyalahgunaan perbankan dimaksud, BNI Syariah telah mengimplementasikan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU & PPT).
Dalam pengimplementasian program APU & PPT dimaksud, BNI Syariah telah
berkomitmen untuk menerapkan Program APU & PPT secara berkelanjutan dengan
melakukan mitigasi terhadap risiko yang mungkin akan ditimbulkan, antara lain risiko
hukum, risiko reputasi, risiko operasional dan risiko konsentrasi.
A. Struktur Organisasi APU & PPT
Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tentang
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
bagi Bank Umum, maka perlu diatur ketentuan pelaksanaan mengenai Penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank
Umum, dan wajib membentuk unit kerja khusus yang melaksanakan program APU
& PPT dan/atau menunjuk Pejabat yang bertanggungjawab terhadap Program APU
& PPT di Kantor Pusat, dalam hal ini Unit kerja khusus Bank BNI Syariah yang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
129
menangani Penerapan Program APU & PPT adalah Unit APU & PPT yang
beranggotakan sebanyak 4 (empat) orang, sebagaimana struktur organisasi
sebagai berikut.
B. Program APU & PPT Tahun 2015
Dalam rangka memenuhi ketentuan dan implementasi penerapan program APU &
PPT, secara garis besar BNI Syariah melaksanakan program kerja sebagai berikut:
1. Peningkatan pemahaman APU & PPT secara bankwide yang dilakukan
dengan mendistribusikan buku saku APU & PPT kepada segenap kantor
cabang dan Divisi;
2. Pemetaan penggolongan Nasabah berdasarkan Risk Based Approach (Action
Plan kepada OJK Semester I Tahun 2016);
3. Pengembangan dan penyempurnaan sistem pelaporan International Fund
Transfer Instruction (IFTI) kepada PPATK;
4. Pelatihan/sosialisasi penerapan Program APU & PPT kepada segenap
pegawai, termasuk refreshment pelatihan/sosialisasi bagi petugas yang
berhubungan langsung dengan nasabah;
5. Supervisi penerapan program APU & PPT di cabang.
C. Rencana Program Kerja APU & PPT Tahun 2016
Sehubungan dengan ketentuan APU & PPT yang diatur dalam PBI APU & PPT, UU
Tindak Pidana Pencucian Uang, UU Pendanaan Terorisme dan Surat Edaran BI
APU & PPT, BNI Syariah telah menyusun dan menyempurnakan beberapa
penerapan program APU & PPT dalam rencana program kerja APU & PPT Tahun
2016, berupa:
1. Pengelompokkan nasabah berdasarkan RBA meliputi penyusunan RBA,
pengelompokkan nasabah berdasarkan RBA, dan review scoring RBA.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
130
2. Melakukan pelatihan kepada pegawai baru, menyelenggarakan pelatihan
secara berkesinambungan, dan melaksanakan Training For Trainer (TFT),
guna membentuk sumber daya manusia yang memadai.
3. Melaksanakan pembangunan Single Customer Identification File (CIF) berupa
identifikasi Nomor CIF (pemisahan CIF BNI dengan BNI Syariah, koordinasi
dengan BNI induk, pemisahan CIF ganda, cleansing data nasabah, koneksitas
CIF dan daftar identifikasi nasabah;
Pemetaan atas nama-nama nasabah yang tergolong Politically Exposed Person
(PEP), pengembangan sistem, serta pembuatan juklak.
XV. ANTI GRATIFIKASI
Sebagai salah satu upaya pencegahan gratifikasi, BNI Syariah menerapkan budaya
untuk tidak menerima pemberian atau imbalan dari nasabah, debitur, vendor, rekanan,
mitra kerja dan pihak ketiga lainnya atas jasa yang diberikan oleh pegawai BNI Syariah
dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dilakukan antara lain pada saat menjelang Milad
BNI Syariah atau pada hari raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha. BNI Syariah selalu
membuat pengumuman melalui e-mail blast, Sharia E-mail Correspondence (SHECO),
newsletter, serta stiker kepada seluruh insan BNI Syariah bahwa pegawai BNI Syariah
mempunyai komitmen penuh untuk tidak menerima dan/atau meminta hadiah atau
bingkisan dalam bentuk apapun dari/kepada nasabah, debitur, rekanan/vendor/mitra
kerja dan pihak ketiga lainnya, dan meminta seluruh nasabah, debitur,
rekanan/vendor/mitra kerja dan pihak lainnya yang telah memiliki maupun yang
bermaksud melakukan hubungan bisnis dengan BNI Syariah mendukung komitmen
tersebut dengan tidak memberikan hadiah atau bingkisan dalam bentuk apapun baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada seluruh Insan BNI termasuk tetapi
tidak terbatas pada hari Raya Idul Fitri.
Pihak-pihak yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap larangan tersebut,
diharapkan kerja samanya untuk melaporkan melalui:
Website : www.clean.bnisyariah.co.id atau www.bnisyariah.co.id
E-mail : [email protected]
Telepon/SMS : 085-10044-4600
Surat : Box BSC
PT Bank BNI Syariah
Gedung Tempo Pavilion I Lt.4
Jl. HR. Rasuna Said Kav 10-11
Jakarta Selatan 12950
Pemberitahuan mengenai larangan pemberian gratifikasi juga dilakukan BNI Syariah
melalui surat tertulis kepada setiap nasabah, debitur, vendor, rekanan, mitra kerja dan
pihak ketiga lainnya yang melakukan hubungan bisnis dengan BNI Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
131
XVI. KEBIJAKAN BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGATION
Buy back shares atau buy back obligation adalah upaya mengurangi jumlah saham atau
obligasi yang telah diterbitkan Bank dengan cara membeli kembali saham atau obligasi
tersebut dengan tata cara pembayaran yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Selama tahun 2015 BNI Syariah tidak melakukan transaksi buy back
shares atau buy back obligation.
XVII. MANAJEMEN RISIKO
A. Gambaran Umum Sistem Manajemen Risiko BNI Syariah
Manajemen risiko memiliki peran dalam meningkatkan kualitas pengelolaan Bank.
Dengan pertumbuhan dan perkembangan bisnis yang makin pesat, maka BNI
Syariah menerapkan pola pengelolaan risiko secara terpadu yaitu dengan
mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan eksposur risiko di
seluruh lini organisasi.
Untuk mendukung penerapan manajemen risiko yang efektif, BNI Syariah
membentuk kerangka manajemen risiko yang dituangkan dalam kebijakan,
prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai
perangkan manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha BNI
Syariah. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan Manajemen Risiko di BNI Syariah,
didasarkan oleh Peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011 tanggal 2
November 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah serta peraturan pelaksanaan lainnya yang terkait dengan
Peraturan Bank Indonesia tersebut atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Unit manajemen risiko di BNI Syariah merupakan suatu fungsi yang bersifat
independen terhadap unit bisnis maupun terhadap unit satuan audit internal.Namun
ketiga unit tersebut saling berkaitan dan berperan aktif dalam menerapkan
manajemen risiko dengan kewenangan yang berbeda sebagai first line, second
line, dan third line of defense. Penerapan konsep tersebut dilaksanakan secara
konsisten sehingga menjaga independensi dalam proses pengambilan keputusan,
agar tidak memihak, menguntungkan unit kerja operasional tertentu atau
mengabaikan unit operasional kerja lainnya.
B. Struktur Tata Kelola Manajemen Risiko
Kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko BNI Syariah terdiri dari Dewan
Komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan risiko (risk oversight) melalui
Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit, Direksi yang menjalankan fungsi
kebijakan risiko (risk policy) dibantu oleh komite-komite di bawah Direksi, yaitu
Komite Kebijakan dan Risiko serta Komite Asset, Liabilities, Management. Di
tingkat operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko bersama unit bisnis, internal
audit dan unit kerja kepatuhan melakukan fungsi identifikasi risiko, pengukuran
risiko, mitigasi risiko dan pengendalian risiko.
Mengingat dalam kelangsungan usaha bisnis bank dipengaruhi oleh eksposur risiko
baik yang timbul secara langsung maupun tidak langsung, maka BNI Syariah
memastikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko bagi setiap kegiatan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
132
operasional dan bisnisnya. Manajemen risiko BNI Syariah ditujukan untuk menjaga
modal Bank, mendukung proses pengambilan keputusan, mengoptimalkan profit
risk-return, meningkatkan nilai perusahaan serta melindungi reputasi Bank.
C. Penerapan Manajemen Risiko
Tata kelola manajemen risiko dan pengendalian intern di BNI Syariah dilakukan
menyeluruh di segala lini dan seluruh tingkatan mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas
Syariah
a. Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan
implementasi manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi. Evaluasi
dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi telah melakukan
pengelolaan risiko yang efektif di BNI Syariah. Dalam melakukan
pengawasannya, Komisaris dibantu oleh Komite Pemantau Risiko dan
Komite Audit.
b. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh eksposur risiko
dan hubungannya dengan pengelolaan modal serta pengembangan
budaya manajemen risiko.
c. Direksi menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko secara
tertulis dan komprehensif termasuk penetapan dan persetujuan limit risiko
secara keseluruhan, untuk setiap jenis risiko dan setiap aktivitas
fungsional BNI Syariah.
d. Direksi dibantu oleh Komite Kebijakan dan Risiko (KKR) sebagai komite
tertinggi dalam sistem Manajemen Risiko BNI Syariah. KKR bersifat non
struktural dan independen terhadap unit kerja operasional. KKR
bertanggung jawab langsung terhadap direktur utama dalam merumuskan
kebijakan, menyempurnakan pelaksanaan kebijakan, mengatur limit dan
kewenangan. Rapat KKR dilaksanakan secara insidentil namun
sekurang-kurangnya satu kali dalam waktu tiga bulan.
e. Dewan Pengawas Syariah (DPS) berfungsi melakukan evaluasi (review)
atas kebijakan Umum Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan
Prinsip Syariah dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan Pemenuhan Prinsip
Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
133
Berikut adalah struktur organisasi Manajemen Risiko yang ada di BNI
Syariah:
2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan penetapan Limit Manajemen Risiko
a. BNI Syariah telah mengatur mengenai pengelolaan Manajemen Risiko
dengan ditetapkannya Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) yang
menjadi payung kebijakan-kebijakan manajemen risiko di BNI Syariah.
Beberapa kebijakan yang mengatur tentang Manajemen Risiko antara lain
kebijakan Pembiayaan Bank (KPA) untuk risiko kredit, kebijakan Aktiva
Produktif Pasar Uang dan Pasar Modal untuk risiko pasar, kebijakan dan
prosedur manajemen risiko likuiditas untuk risiko likuiditas, kebijakan
Business Continuity Plan untuk risiko operasional, serta kebijakan
penggunaan dan pengelolaan teknologi informasi untuk manajemen risiko
teknologi informasi.
b. Prosedur manajemen risiko merupakan penjabaran serta aturan
pelaksanaan dari kebijakan manajemen risiko yang digunakan sebagai
acuan pelaksanaan pengelolaan risiko bagi setiap unit risiko dan
didokumentasikan secara memadai. Dalam pelaksanaannya BNI Syariah
telah memiliki buku pedoman perusahaan manajemen risiko sebagai
acuan dalam pengelolaan risiko oleh setiap unit. Penerbitan Buku
Pedoman Perusahaan atau Standard Operating Procedure (SOP)
merupakan salah satu cara untuk memitigasi risiko yang akan muncul
dilingkup BNI Syariah. Penerbitan SOP ini berfungsi sebagai peraturan
tertulis yang digunakan unit-unit lain dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
c. Limit risiko merupakan ambang batas untuk menentukan tingkat intensitas
mitigasi risiko yang dilaksanakan oleh manajemen. Metodologi penetapan
limit risiko dan besaran limit risiko di-review secara berkala melalui rapat
KKR untuk disesuaikan dengan perubahan yang signifikan mempengaruhi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
134
usaha/bisnis dengan memperhatikan perubahan strategi manajemen
risiko, kondisi perekonomian dan ketentuan regulator. Prosedur
pengelolaan dan penetapan limit untuk setiap jenis risiko disesuaikan
dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite). Penentuan limit
seperti penetapan limit Secondary Reserve, limit Value at Risk (VaR) dan
limit pembiayaan ditentukan dalam KKR.
3. Proses Manajemen Risiko dan Sistem Informasi Manajemen Risiko
terdiri dari:
a. Identifikasi
Identifikasi dilakukan dengan menganalisis seluruh sumber risiko yang
melekat pada bisnis (produk/portfolio/aktivitas) Bank misalnya
karakter risiko yang terdapat pada setiap usaha dan produk-produk
BNI Syariah. Identifikasi bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas
bisnis Bank dan dilakukan dalam rangka menganalisisa sumber dan
kemungkinan timbulnya risiko dan dampaknya baik dari sisi internal
maupun eksternal Bank.
b. Pengukuran
Pengukuran risiko dilakukan untuk memperoleh gambaran efektivitas
manajemen risiko dan mengitung berapa besar dampak kerugian
yang ditimbulkan. Pengukuran dilakukan dapat bersifat kuantitatif atau
kualitatif sesuai metode pengukuran yang telah ditetapkan oleh
regulator yang sejalan dengan peraturan internasional. Pengukuran
risiko dapat tercermin salah satunya dari Laporan Profil Risiko
triwulanan, perhitungan ATMR, stress testing, rasio likuiditas, profil
maturitas, dan lainnya.
c. Pemantauan
Aktivitas Pemantauan risiko dilakukan dengan cara mengevaluasi
eksposur risiko yang terdapat dalam seluruh portfolio produk dan
kegiatan usaha serta efektivitas proses manajemen risiko. Contoh
pemantauan yang dilakukan oleh BNI Syariah antara lain Laporan
Space Available Pembiayaan, pemantauan pembiayaan melalui
Traffic Light, Laporan Portfolio Tresuri, pemantauan arus kas,
pemantauan rekening Beban Risiko Operasional (BRO), dan lainnya.
d. Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan mengelola seluruh risiko, memelihara
eksposur risiko agar tetap berada dalam koridor kebijakan yang
ditetapkan dan melakukan strategi mitigasi. Bentuk pengendalian
risiko yang dilakukan oleh BNI Syariah antara lain melalui penetapan
limit dan kewenangan, asesmen risiko terhadap produk dan aktivitas
baru, dan asesmen risiko dalam proses penyusunan Standard
Operating Procedure (SOP).
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
135
e. Sistem Informasi Manajemen Risiko
Sistem Informasi Manajemen Risiko BNI Syariah digunakan untuk
mendukung pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko.
4. Sistem Pengendalian Internal
Kompleksitas kegiatan usaha bank semakin meningkat sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi, globalisasi dan integrasi pasar
keuangan yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap
eksposur risiko yang dihadapi oleh bank sehingga diperlukan upaya-upaya
untuk memitigasi risiko kegiatan usaha bank. BNI Syariah telah memitigasi
risiko kegiatan usaha tersebut dengan berbagai upaya pengendalian
internal baik yang bersifat preventif maupun kuratif agar mampu
mendeteksi kelemahan dan penyimpangan yang terjadi secara tepat
waktu.
a. Pengendalian Internal yang bersifat Preventif
BNI Syariah telah melakukan pengendalian internal tersebut, salah
satunya dengan membentuk Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang
berfungsi untuk mengawasi fungsi kepatuhan terhadap Prinsip Syariah,
PBI/POJK atau peraturan perundang-undangan. Di samping itu, WBS
merupakan sarana pencegahan terhadap pelanggaran yang mungkin
terjadi di BNI Syariah melalui pelaporan yang bersifat rahasia. BNI
Syariah juga telah memiliki Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan
sekaligus membawahi Divisi Manajemen Risiko (ERD).
b. Pengendalian Internal yang bersifat Kuratif
Dalam hal pengendalian yang bersifat kuratif, BNI Syariah memiliki
Satuan pengawasan Intern (SPI) yang bertanggung jawab untuk
memastikan segenap unit telah mengimplementasikan kebijakan
manajemen risiko. Untuk mendukung pengendalian yang bersifat
menyeluruh, setiap cabang memiliki Branch Internal Control (BIC) yang
salah satunya berfungsi untuk melakukan pemeriksaan sesuai prosedur
yang berlaku atas kesesuaian pelaksanaan operasional, dimana
pemeriksaan yang dilakukan oleh BIC dilakukan secara berkala (daily,
weekly, monthly maupun quarterly).
c. Penerbitan Standard Operating Procedure (SOP)
BNI Syariah telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP)
sebagai landasan dalam operasional Bank. Setiap penerbitan SOP atau
review SOP harus melalui mekanisme sertifikasi dan persetujuan.
Sertifikasi SOP dilakukan oleh divisi ERD, namun sebelum melakukan
sertifikasi, SOP harus divalidasi terlebih dahulu oleh unit-unit terkait.
d. Pengendalian Internal oleh Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah memastikan bahwa produk dan jasa bank
yang dikeluarkan oleh BNI Syariah telah sesuai dengan prinsip syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
136
Secara umum, sistem pengendalian internal di BNI Syariah, digambarkan
sebagai berikut:
D. Jenis Risiko dan Pengelolaannya
Fokus pengelolaan risiko BNI Syariah terutama jenis-jenis risiko yang ditetapkan
oleh regulator sebanyak 10 risiko yang terdiri dari risiko kredit, risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko
reputasi, risiko imbal hasil dan risiko investasi. Sejalan dengan bisnis bank yang
semakin kompleks yang diiringi dengan eksposure risiko yang semakin meningkat,
BNI Syariah terus berupaya melakukan pengelolaan risiko secara proaktif dan
antisipatif, antara lain melalui stress testing dan penyusunan contingency plan.
Manajemen risiko pada aktivitas fungsional BNI Syariah meliputi atas 10 (sepuluh)
jenis risiko sebagaimana penjelasan berikut.
1. Risiko Kredit
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko kredit adalah
risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada Bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
Proses kredit dan pengelolaan risiko kredit di BNI Syariah dilakukan secara
terintegrasi oleh unit bisnis, unit operasional, dan unit risiko kredit yang dalam
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
137
pelaksanaannya didukung oleh sistem yang terintegrasi dan dilakukan secara
end to end. Key Risk Indicator yang digunakan dalam risiko kredit adalah
sebagai berikut:
a. Kualitas pembiayaan yang ditunjukkan dengan Non Performing Financing
(NPF)
b. Kualitas penyediaan dana dan besarnya coverage yang dibentuk,
pembiayaan yang direstrukturisasi
c. Tingkat konsentrasi pembiayaan
d. Strategi penyediaan danadan sumber timbulnya penyediaan dana
e. Faktor eksternal
2. Risiko Pasar
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko pasar adalah
risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga
pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat
diperdagangkan atau disewakan.
BNI Syariah menggunakan Key Risk Indicator untuk risiko pasar yaitu sebagai
berikut:
a. Perubahan nilai tukar
b. Cover risiko atas transaksi valuta asing dengan menggunakan metode
pengukuran Value at Risk (VaR).
c. Penilaian volume dan komposisi portfolio
d. Potensial kerugian (potensial loss) dari risiko Benchmark Suku Bunga
dalam Banking Book (RBBR)
e. Strategi dan kebijakan bisnis
3. Risiko Likuiditas
Dengan mengacu pada ketentuan SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko
likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset
likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas
dan kondisi keuangan Bank.
Key Risk Indicator untuk risiko likuiditas yang digunakan oleh BNI Syariah
adalah sebagai berikut:
a. Kecukupan rasio Secondary Reserve
b. Tingkat Financing to Deposit Ratio
c. Komposisi dari Aset, Kewajiban dan Transaksi Rekening Administratif
d. Konsentrasi dari aset dan kewajiban
e. Kerentanan pada kebutuhan pendanaan
f. Akses pada sumber-sumber pendanaan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
138
4. Risiko Operasional
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko operasional
adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses interal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Bank. Bank melakukan manajemen risiko
operasional yang efektif agar dapat menekan kerugian akibat risiko
operasional.
Kerangka kerja risiko operasional mengacu pada regulasi Bank
Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan yang sejalan dengan ketentuan
internasional (BASEL) serta ketentuan internal Bank. Saat ini, BNI Syariah
telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) dan kebijakan yang
mencakup risiko operasional, yaitu Kebijakan BCP dan DRP, SOP Manajemen
Risiko khususnya bab Risiko Operasional, SOP tentang Penyelesaian
Pengaduan Nasabah, SOP tentang Pembukuan Beban Risiko Operasional
(BRO) dan lain-lain.
BNI Syariah juga menyusun langkah-langkah mitigasi untuk produk dan
aktivitas baru yang berisi identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian
dan Sistem Informasi Manajemen Risiko. Key Risk Indicator risiko operasional
yang digunakan oleh BNI Syariah adalah sebagai berikut:
a. Self assesment terhadap potensi risiko perusahaan
b. Kerugian aktual akibat risiko operasional
c. Karakteristik dan kompleksitas bisnis
d. Sumber daya manusia
e. Teknologi informasi dan infrastruktur pendukung
f. Kejadian fraud
g. Kejadian eksternal
5. Risiko Hukum
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko hukum adalah
risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko hukum
dapat terjadi di seluruh aspek transaksi dan operasional yang ada di BNI
Syariah, termasuk pula perjanjian yang dilakukan nasabah maupun pihak lain
yang dapat berdampak terhadap risiko-risiko lain antara lain risiko kepatuhan,
risiko pasar, risiko reputasi maupun risiko likuiditas. Key risk indicator risiko
hukum yang digunakan oleh BNI Syariah adalah sebagai berikut:
a. Besarnya gugatan pihak ketiga atas BNI Syariah yang berpotensi
menimbulkan kerugian bank
b. Faktor litigasi
c. Faktor kelemahan perikatan
d. Faktor ketiadaan/perubahan perundang-undangan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
139
6. Risiko Stratejik
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko stratejik adalah
risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu
keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.
Manajemen Risiko Stratejik dilakukan melalui serangkaian proses
perencanaan strategis (planning and budgeting) yang mencakup
penyelarasan strategi perusahaan. Key Risk Indicator untuk risiko stratejik
yang digunakan oleh BNI Syariah adalah sebagai berikut:
a. Kesesuaian Strategi dengan kondisi Lingkungan Bisnis
b. Strategi Berisiko Tinggi dan Strategi berisiko rendah
c. Posisi Bisnis Bank
d. Pencapaian Rencana Bisnis Bank (RBB)
7. Risiko Kepatuhan
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko kepatuhan
adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta Prinsip
Syariah.
Pada praktiknya, aktivitas bisnis Bank terkait dengan banyak peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti risiko kredit
terkait dengan ketentuan kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank
Umum Syariah, Kualitas Aktiva Produktif, Pembentukan Penyisihan Aktiva
Produktif (PPAP), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), risiko pasar
terkait dengan ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN) dan lain-lain.
Mengingat banyaknya ketentuan terkait, maka manajemen risiko kepatuhan
dilaksanakan secara berkesinambungan untuk meningkatkan budaya
kepatuhan di tiap aktivitas bisnis dan jenjang organisasi bank sekaligus
memitigasi munculnya kejadian risiko kepatuhan. Key Risk Indicator untuk
risiko kepatuhan yang digunakan oleh BNI Syariah adalah sebagai berikut:
a. Jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan
b. Frekuensi pelanggaran yang dilakukan
c. Pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum
untuk transaksi keuangan tertentu
8. Risiko Reputasi
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko reputasi adalah
risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber
dari persepsi negatif terhadap Bank.
Cakupan risiko reputasi cukup luas dan tidak terbatas hanya pada reputasi dari
sebuah bank saja, namun dapat memicu risiko lainnya bahkan risiko reputasi
dapat berdampak pada munculnya risiko lainnya. Risiko reputasi pun dapat
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
140
mempengaruhi kinerja sektor industri perbankan secara menyeluruh.
Kejadian risiko mungkin terjadi hanya pada satu bank yang pengendalian
risikonya tidak memadai, selanjutnya reputasi dari masing-masing produk atau
sektor dapat mempengaruhi keseluruhan industry perbankan. Key Risk
Indicator untuk risiko reputasi yaitu sebagai berikut:
a. Pemberitaan negatif di media massa
b. Pengaruh reputasi negatif dari pemilik bank dan perusahaan terkait
c. Pelanggaran etika bisnis
d. Kompleksitas produk dan kerja sama bisnis bank
e. Frekuensi materialitas dan eksposur pemberitaan negatif
f. Frekuensi dan materialitas keluhan nasabah
9. Risiko Imbal Hasil
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko imbal hasil
(Rate of Return Risk) adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang
dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil
yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku
nasabah dana pihak ketiga Bank. Key Risk Indicator untuk risiko imbal hasil
yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat bagi hasil kepada nasabah BNI Syariah dibandingkan dengan
industri
b. Komposisi dana pihak ketiga
c. Strategi dan kinerja bank dalam menghasilkan laba/pendapatan
d. Perilaku nasabah dana pihak ketiga
10. Risiko Investasi
Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko investasi
(Equity Investment Risk) adalah risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian
usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit
and loss sharing. Key Risk Indicator untuk risiko investasi adalah sebagai
berikut:
a. Komposisi dan tingkat konsentrasi pembiayaan berbasis bagi hasil
b. Kualitas pembiayaan berbasis bagi hasil
c. Faktor eksternal
E. Budaya Risiko
Untuk penerapan Manajemen Risiko yang efektif dan efisien diperlukan budaya
risiko agar nilai-nilai dan persepsi manajemen dan pegawai terhadap risiko sama
dan sekaligus menjadi perekat yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya
manusia untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan. Dalam rangka pemeliharaan
dan peningkatan budaya risiko manajemen dan pegawai BNI Syariah wajib:
1. Memelihara kredibilitas perusahaan melalui praktik bisnis yang sehat,
menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan nasabah, pemegang saham
serta masyarakat.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
141
2. Bekerja berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudent) dan prinsip syariah
3. Berperilaku sesuai dengan budaya perusahaan dan sesuai dengan Kode Etik
Insan BNI Syariah.
4. Memegang teguh prinsip rahasia perusahaan dan rahasia jabatan
5. Mengembangkan budaya kepatuhan dan budaya anti fraud
6. Menjalankan aktivitas dan kegiatan usaha berlandaskan pada visi dan misi BNI
Syariah serta mengacu pada rencana usaha (business plan) yang telah
ditetapkan.
7. Mengacu pada risiko BNI Syariah sesuai ketentuan yang berlaku, guna
mendukung terciptanya kinerja perusahaan yang optimal sehingga
terbentuknya reputasi perusahaan yang baik.
8. Menjunjung tinggi keterbukaan yang bertanggung jawab sesuai dengan
praktek GCG
9. Peka terhadap lingkungan dan tanggap terhadap kebutuhan seluruh
stakeholder.
Penerapan budaya risiko ini telah dilaksanakan dan diimplementasikan oleh pihak
manajemen dan seluruh pegawai BNI Syariah agar terciptanya penerapan
manajemen risiko yang efektif dan efisien.
F. Penerapan Struktur dan Sistem Manajemen Risiko
Penerapan keempat pilar tersebut, di antaranya dilakukan oleh beberapa fungsi
sebagai berikut :
1. Penetapan dan fungsi organisasi, antara lain:
a. Komite Pemantau Risiko (KPR) merupakan komite pada tingkat komisaris
yang membantu Komisaris dalam pengawasan terhadap kebijakan dan
implementasi Manajemen Risiko yang dilakukan Direksi.
b. Komite kebijakan Risiko merupakan komite yang membantu Direksi dalam
Implementasi Manajemen Risiko BNI Syariah. KKR dilakukan minimal tiga
bulan sekali.
c. Enterprise Risk Manajemen Division (ERD), yaitu unit kerja yang berfungsi
untuk mengelola dan mengendalikan risiko di BNI Syariah. ERD bersifat
independen dari Unit Operasional dan Unit Kerja Audit Intern.
2. Penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR)
dan kebijakan-kebijakan Manajemen Risiko Lainnya. Serta menyusun sebuah
pedoman perusahaan dan petunjuk pelaksanaan sebagai salah satu panduan
untuk menjalankan operasional Bank.
3. Penetapan limit-limit risiko dan pelaksanaan stress testing.
4. Penetapan perangkat dan metodologi pengukuran dan pemantauan risiko yang
terdiri dari :
a) Risiko Kredit
Perangkat: Internal Rating System (IRS) dan Electronic Financing
Origination (EFO) untuk scoring.
Metodologi: Pendekatan standar sesuai Bassel I dan uji coba penerapan
Standarized Approach (SA) sesuai Bassel II
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
142
b) Risiko Pasar
Perangkat: Value At Risk (VaR), analisis sensitivitas, Profil Maturitas
Metodologi: Standardized Approach (SA) dan secara internal telah
menggunakan Value at Risk sebagai internal model.
c) Risiko Operasional
Perangkat: Risk and Control Self Assesment, Loss Event Database,
Metodologi: Metode Basic Indikator Approach (BIA) dan simulasi terhadap
metode pendekatan standar (Standarized Approach).
5. Pengembangan sistem informasi manajemen risiko, antara lain Internal Rating
System (IRS untuk identifikasi risiko kredit, Electronic Financing Origination
(EFO) Traffic Light untuk pemantauan risiko kredit, Perangkat Risiko
Operasional (PERISKOP) untuk risiko operasional.
G. Upaya Peningkatan Kualitas Implementasi Manajemen Risiko
Dalam rangka meningkatkan kualitas implementasi manajemen risiko, BNI Syariah
berupaya untuk memperkuat Sistem Informasi Manajemen Risiko antara lain
meliputi:
1. Internal Rating System (IRS), yang berfungsi untuk mengidentifikasi risiko
kredit, yaitu dengan cara menetapkan rating calon nasabah sebelum dilakukan
proses pengusulan pemberian pembiayaan, apakah nasabah tersebut layak
memperoleh pembiayaan atau tidak.
2. Electronic Financing Origination (eFO) untuk proses dan putusan pembiayaan
khususnya pembiayaan konsumer dan pembiayaan ritel produktif.
3. Electronic Financing Origination (eFO) Traffic Light sebagai alat untuk
pemantauan kualitas nasabah-nasabah pembiayaan konsumer griya dan
produktif. Pemantauan tersebut dilakukan setiap bulan oleh ERD.
4. Aplikasi Otomasi Penghitungan VaR untuk pemantauan posisi VaR
dibandingkan dengan limit sehingga dapat memberikan informasi secara cepat
atas pengaruh situasi pasar.
5. Perangkat Risiko Operasional (PERISKOP), yang berfungsi untuk mengukur
dan mengidentifikasi risiko operasional. PERISKOP terdiri dari dua bagian
yaitu Risk and Control Self Assessment (RCSA) yang berfungsi untuk
mengidentifikasi risiko operasional di setiap unit dan Loss Data Event (LED)
yang berfungsi sebagai pencatatan kejadian dan kerugian risiko operasional
yang telah terjadi. Pengisian self assessment PERISKOP dilakukan setiap
triwulan oleh semua unit di kantor pusat dan di kantor cabang.
6. Electronic Corporate Guidelines (ECG), yang berfungsi sebagai pedoman
perusahaan online yang dapat diakses oleh setiap pegawai untuk menjalankan
aktivitas operasional sehari-hari.
7. Pencanangan penerapan Risk & Compliance Culture untuk mendukung
pencapaian budaya kerja Amanah dan Jamaah.
Kualitas dan peningkatan sistem informasi manajemen risiko terus ditingkat dan
dipantau secara periodik agar dapat memberi pengaruh positif dalam mencapai
target bisnis perusahaan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
143
H. Pengembangan SDM di Bidang Manajemen Risiko
Peranan penting dalam mengelola risiko adalah meningkatkan kompetensi
pegawainya. Salah satu kunci sukses pelaksanaan fungsi manajemen risiko adalah
risk awareness. BNI Syariah senantiasa melakukan sosialisasi manajemen risiko
untuk menciptakan kesadaran (risk awareness) kepada seluruh unit kerja dan
pegawai. Beberapa metode yang telah ditempuh BNI Syariah untuk meningkatkan
risk awareness adalah dengan melakukan workshop dan pelatihan-pelatihan
manajemen risiko dari level analis hingga Top Manajemen baik di lingkungan BNI
Syariah maupun di luar lingkungan BNI Syariah.
Demi terciptanya sumber daya manusia yang memadai dan untuk memenuhi
ketentuan regulator, BNI Syariah mengikutsertakan pegawai untuk mengikuti ujian
sertifikasi manajemen risiko. Sertifikasi Manajemen Risiko adalah proses pengujian
kompetensi di bidang Manajemen Risiko. Kewajiban Sertifikasi Manajemen risiko
bagi pegawai BNI Syariah masih mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia untuk
aset di atas Rp10 triliun.
LEVEL Jumlah Pegawai yang
Wajib Memiliki SMR
Jumlah Pegawai yang
Telah Memiliki SMR %
Level 1 812 350 43%
Level 2 327 170 52%
Level 3 144 49 34%
Level 4 20 16 80%
Level 5 4 4 100%
TOTAL 1.307 589 62%
Jumlah pegawai yang wajib mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko sampai dengan
31 Desember 2015 sebanyak 1.307 pegawai atau meningkat sebesar 33,37% dari
pegawai yang wajib memiliki SMR pada tahun 2014. Peningkatan jumlah tersebut,
disebabkan oleh adanya mutasi dan promosi pegawai pada jabatan yang wajib
memiliki Sertifikasi Manajemen Risiko di tahun 2015. Dari 1.307 pegawai, sebanyak
62% telah memenuhi syarat dan sisanya masih terus diikutsertakan dalam ujian
Sertifikasi Manajemen Risiko.
I. Profil Risiko
BNI Syariah telah melakukan penilaian profil risiko secara triwulanan yang
disampaikan kepada Otoritas Jasa keuangan (OJK), PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk secara konsolidasi dan Dewan Komisaris. Komponen Profil Risiko
terdiri dari Risiko Inheren (Inherent Risk), Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
(KPMR) dan Risiko Komposit (Composite Risk).
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tanggal 11
Juni 2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah, BNI Syariah menghitung dan melaporkan 10 jenis risiko yaitu risiko
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
144
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik,
risiko reputasi, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil dan risiko investasi.
Hasil penilaian Profil Risiko BNI Syariah per Desember 2015 adalah sebagai
berikut:
No Jenis Risiko Bobot
Penilaian Profil Risiko BNI Syariah Posisi Desember 2015
Risiko Inheren Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko
Tingkat Risiko
Komposit
1 Kredit 25,00% Moderate Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
2 Pasar 10,00% Low Satisfactory 1 (Low)
3 Likuiditas 12,50% Low to
Moderate
Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
4 Operasional 12,50% Low to
Moderate
Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
5 Hukum 7,50% Low Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
6 Stratejik 7,50% Low to
Moderate
Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
7 Kepatuhan 5,00% Low Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
8 Reputasi 5,00% Low Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
9 Imbal Hasil 7,50% Low to
Moderate
Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
10 Investasi 7,50% Moderate Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
J. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Menindaklanjuti POJK No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi keuangan tersebut
di atas, BNI Syariah merupakan salah satu lembaga jasa keuangan dalam
konglomerasi keuangan BNI bersama anak perusahaan lainnya (BNI Life, BNI
Multifinance, BNI Securities, dan BNI Asset Management) dan BNI sebagai entitas
utama.
Pada bulan Februari 2015, BNI telah melakukan pertemuan Risk Management
Committee (RMC) dengan hasil sebagai berikut:
1. Menunjuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai Entitas Utama.
2. Konglomerasi Keuangan BNI meliputi BNI, BNI Multifinance, BNI Securities,
BNI Life, BNI Syariah, BNI Asset Management.
3. Menetapkan Divisi ERM PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai
Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi (SKMRT) serta menunjuk
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
145
Direktur Kepatuhan & Risiko Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk sebagai Direktur yang membawahi fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi.
4. Membentuk Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT).
Sesuai dengan hal tersebut di atas, berikut struktur konglomerasi keuangan BNI
sebagai berikut:
Catatan:
1. Telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 17/POJK.03/2014 perihal
Konglomerasi Keuangan.
2. Telah diputus oleh Risk Management Committee (RMC) BNI pada bulan
Februari tahun 2015.
3. Telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) cfm. Surat Dir/102
tanggal 13 Maret 2015.
Jenis Risiko Terintegrasi yang dikelola oleh BNI Syariah
BNI Syariah mengelola 9 dari 10 risiko yang wajib dikelola oleh konglomerasi
keuangan yaitu sebagai berikut:
1. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah dan/atau pihak lain dalam
memenuhi kewajiban kepada Konglomerasi keuangan. Dalam hal ini, risiko
kredit yang dikelola oleh BNI Syariah mencakup pula risiko investasi.
2. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko akibat adanya pergerakan variable pasar (adverse
movement) dari portofolio yang dimiliki konglomerasi keuangan. Dalam hal ini,
risiko pasar yang dikelola oleh BNI Syariah mencakup pula risiko imbal hasil.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan konglomerasi keuangan
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
146
dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan konglomerasi keuangan tersebut.
4. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses interal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau
adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional
konglomerasi Keuangan.
5. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek
yuridis.
6. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif
baik terhadap LJK dalam konglomerasi keuangan maupun terhadap
konglomerasi keuangan maupun terhadap konglomerasi keuangan secara
keseluruhan.
7. Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
8. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku,
serta Prinsip Syariah.
9. Risiko Transaksi Intra-Grup
Risiko Transaksi Intra-Grup adalah risiko akibat ketergantungan suatu entitas
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya dalam
satu konglomerasi keuangan dalam rangka pemenuhan kewajiban tertulis
maupun perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan dana dan/atau tidak
diikuti perpindahan dana.
Sedangkan risiko asuransi tidak dikelola oleh BNI Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
147
Laporan Profil Risiko Terintegrasi
Laporan profil risiko terintegrasi BNI Syariah terdiri dari 9 risiko yang
disampaikan setiap semester kepada BNI Sebagai entitas utama. Selama
tahun 2015, BNI Syariah telah 2 kali menyampaikan laporan profil risiko
terintegrasi yaitu periode Juni 2015 dan periode Desember 2015, dengan
predikat sebagai berikut:
Periode Risiko Inheren Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko Risiko Komposit
Juni 2015 Low to Moderate Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
Desember 2015 Low to Moderate Satisfactory 2 (Low to
Moderate)
Secara keseluruhan, laporan profil risiko terintegrasi Konglomerasi Keuangan
BNI periode Juni 2015 dan Desember 2015 berpredikat “Low to Moderate”.
Kewajiban Penyediaan Modal Terintegrasi
Pada akhir tahun 2015, OJK mengeluarkan peraturan baru No.
26/POJK.03/2015 tanggal 4 Desember 2015 tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. Sesuai dengan
peraturan tersebut, konglomerasi keuangan wajib menyediakan modal
minimum terintegrasi paling rendah sebesar 100% (seratus persen) dari Total
Modal Minimum (TMM) Konglomerasi Keuangan yang dilakukan dengan
menghitung Rasio KPMM Terintegrasi.
Peraturan tersebut, akan mulai berlaku pada konglomerasi keuangan BNI
mulai Januari 2016 untuk laporan akhir bulan Desember 2015. Untuk
menghadapi pemberlakuan POJK tersebut, BNI Syariah beserta BNI dan anak
perusahaan BNI lainnya telah melakukan uji coba perhitungan KPMM
Terintegrasi untuk posisi akhir November 2015. Hal ini dilakukan untuk
menghadapi periode pelaporan pada awal tahun 2016 untuk laporan akhir
bulan Desember 2015.
K. Evaluasi Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Untuk mengetahui efektivitas Sistem Manajemen Risiko dan penerapannya,
dilakukan evaluasi dan review secara berkala. Secara internal, Dewan komisaris
melalui Komite Pemantau Risiko melakukan kaji ulang atas kebijakan dan
pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan
rekomendasi kepada unit manajemen risiko Bank. Selain itu, Direksi secara berkala
memantau penerapan manajemen risiko di BNI Syariah secara berkala melalui unit
manajemen risiko. Secara eksternal, evaluasi penerapan manajemen risiko
dilakukan oleh audit eksternal maupun auditor Otoritas Jasa Keuangan. BNI
Syariah memandang bahwa efektivitas dari sistem manajemen risiko di tahun 2015
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
148
termasuk dalam kategori “Low to Moderate” dengan Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko (KPMR) berpredikat “Satisfactory”.
XVIII. PERKARA HUKUM DAN SANKSI ADMINSTRATIF
A. Perkara Penting yang sedang dihadapi Direksi dan Dewan Komisaris yang
sedang menjabat
Selama periode tahun 2015, tidak ada anggota Direksi dan Dewan Komisaris PT
Bank BNI Syariah yang sedang menjabat memiliki perkara hukum, baik perkara
perdata maupun pidana.
B. Perkara Hukum
Perkara hukum yang dimaksud adalah perkara hukum yang dihadapi BNI Syariah
baik perdata maupun pidana selama periode 2015 yang telah diproses hukum.
Sampai dengan 31 Desember 2015, penyelesaian perkara hukum yang dihadapi
oleh BNI Syariah terdapat 27 perkara hukum yang dihadapi.
Perkara Hukum
Jumlah
Perdata Pidana
2015 2015
Telah selesai (berkekuatan hukum tetap) 9 -
Dalam proses penyelesaian 17 1
Total 26 1
Total Perkara 27 Perkara
Dari 27 perkara tersebut, perkara perdata aktif/dalam proses penyelesaian
sejumlah 17 perkara dan perkara pidana aktif berjumlah 1 perkara sedangkan
perkara yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap/inkracht sejumlah 9 perkara.
Dari keseluruhan perkara tersebut tidak terdapat perkara yang signifikan.
Gugatan hukum kepada BNI Syariah mayoritas dilakukan oleh nasabah yang
pembayarannya macet dan keberatan terhadap agunannya yang akan dieksekusi
lelang oleh BNI Syariah.
C. Sanksi Administratif dari Otoritas Terkait
Seluruh perkara yang ditangani oleh BNI Syariah di tahun 2015 tidak terdapat
sanksi administratif yang diberikan oleh otoritas terkait terhadap BNI Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
149
XIX. ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA
Berdasarkan keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, Tanggal 23 Desember 2010, BNI
Syariah memiliki Kode Etik dan Budaya Kerja yang berlaku sebagai etika bisnis dan
etika kerja perusahaan. Kode Etik dan Budaya Kerja BNI Syariah ini berlaku bagi
seluruh insan BNI Syariah, baik Dewan Komisaris, Direksi, maupun pegawai BNI
Syariah.
Kode Etik BNI Syariah
No Kode Etik Uraian
1 Menjalankan
kegiatan
usaha berdasarkan
prinsip syariah,
secara
kaffah dan istiqomah
lnsan BNI Syariah dalam melakukan tugas &
pekerjaannya harus menghindari unsur:
a. riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidaksah
(batil)
b. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada
suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat
untung-untungan.
c. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas,
tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau
tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan
kecuali diatur lain dalam syariah.
d. haram, yaitu transaksi yang dilarang dalam syariah.
e. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan
ketidakadilan bagi pihak lainnya.
2 Menjalankan
kegiatan
usaha yang dapat
memberikan
kemaslahatan
(maslahah) dan
berlaku
Universal
lnsan BNI Syariah dalam melakukan tugas/pekerjaannya
harus :
a. memenuhi unsur kepatuhan terhadap syariah (halal),
bermanfaat, dan membawa kebaikan dalam semua
aspek secara keseluruhan dan tidak menimbulkan
kemudharatan
b. dilakukan dengan semangat rahmatan lil alamin yaitu
dilakukan untuk semua pihak yang berkepentingan
tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan.
3 Melakukan
pencatatan
data dan
penyusunan
laporan BNI Syariah
denoan baik dan
benar.
Segenap lnsan BNI Syariah mencatat data-data dan
menyusun laporan kerja yang terkait dengan fungsi
dan tanggungjawabnya secara jujur, tepat, benar dan
akurat yakni :
a. Mencatat setiap data transaksi, akuntansi, keuangan
BNI Syariah, kekayaan BNI Syariah , kepegawaian
dan data lainnya;
b. Meminta penggantian biaya dan atau melakukan
pembebanan biaya BNI Syariah, disertai dengan
dokumen yang lengkap sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku;
c. Menyusun laporan seda beftanggungjawab atas isi
laporan tersebut.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
150
4 Larangan
penyalahgunaan
jabatan
lnsan BNI Syariah dilarang :
a. Untuk menggunakan/menyalahgunakan wewenang
dan jabatannya untuk mengambil keuntungan, baik
langsunE maupun tidak langsung untuk :
Keuntungan pribadi
Keuntungan anggota keluarganya
Keuntungan pihak-pihak lainnya
b. menyalahgunakan jabatannya untuk meminjam dana
atau berhutang serta meminjam fasilitas/sarana
kepada nasabah, rekanan atau mitra kerja.
c. memanfaatkan posisi dan wewenangnya untuk
melakukan tindakan-tindakan yang diyakini dapat
digolongkan sebagai Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
atau tindakan-tindakan lain yang sejenis yang
tergolong atau mengarah kepada tindakan korporasi
yan g merugikan;
d. Untuk bertindak tidak jujur, mengutamakan
subyektivitas dalam setiap kebijakan penilaian,
misalnya terhadap kualitas dan harga pengadaan
barang, pemilihan atau penetapan konsultan,
pemilihan atau penetapan rekanan, perawatan aset
BNI Syariah, pembangunan sarana dan prasarana
serta aktivitas bisnis lainnya dalam arti
seluas-luasnya.
5 Menghindari
benturan
kepentingan
lnsan BNI Syariah dilarang
a. melakukan transaksi, kontrak maupun investasi
dengan mitra kerja, nasabah atau rekanan yang
mempunyai keterkaitan bisnis dengan BNI Syariah
baik secara langsung maupun tidak langsung yang
bertujuan untuk memberi keuntungan bagi lnsan BNI
Syariah dan atau merugikan kepentingan BNI Syariah
dan atau dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan terkait dengan jabatannya.
b. memberikan kontrak atau pekerjaan atau informasi
yang terkait dengan kontrak kepada pihak lain tanpa
melalui prosedur yang berlaku di BNI Syariah.
c. mengambil keuntungan dengan menggunakan aset
BNI Syariah, jabatan dan informasi yang seharusnya
merupakan keuntungan BNI Syariah;
d. Bertindak selaku perantara bagi pihak lain
mendapatkan pekerjaan, proyek atau fasilitas dari
BNI Syariah yang merugikan BNI Syariah,
e. Merangkap jabatan sebagai:
Pengurus & Fungsionaris Partai Politik;
Pejabat Umum meliputi Notaris/PPAT;
Pejabat Eksekutif meliputi Kepala Daerah,
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
151
Kepala Desa;
Pejabat Legistatif meliputi DPD, DPR atau
DPRD;
Pejabat Yudikatif meliputi Hakim Ad Hoc;
Pejabat pada jabatan lain yang mensyaratkan
tidak adanya rangkap jabatan.
Pengurus Organisasi Masa
f. Bekerja untuk kepentingan mitra kerja atau nasabah
yang akan atau sedang melakukan kontrak dengan
BNI Syariah antara lain sebagai konsultan kecuali
mendapat penugasan dari BNI.
g. memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau
institusi lain dalam bentuk apapun yang dapat
mempengaruhi tugas dan kewajibannya di BNI
Syariah kecuali telah mendapat persetujuan dari
Direksi.
6 Tidak melakukan
penyuapan atau
menerima dan/atau
memberi imbalan
dan
cinderamata
(Risywah)
Insan BNI Syariah dilarang:
a. Menerima imbalan secara langsung maupun tidak
langsung dalam bentuk apapun dari pihak manapun
yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab;
b. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun
dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan
pribadi, golongan atau pihak lain;
c. Memberikan, menjanjikan atau menawarkan secara
langsung atau tidak langsung hadiah dalam bentuk
apapun kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara secara pribadi dengan tujuan
agar instasi tersebut melakukan transaksi dengan
BNI Syariah;
d. memberikan hadiah, perjamuan atau fasilitas lain
(misalnya tiket, penginapan dan sebagainya) kepada
mitra kerja, rekan kerja, dan nasabah diluar kebijakan
yang ditetapkan BNI Syariah
Kecuali:
a. penerimaan atau pemberian barang-barang promosi
seperti agenda, kalender maupun trofi dengan
mencantumkan logo BNI Syariah;
b. Penerimaan jamuan dan/atau entertainment dari
mitra kerja dan nasabah jika acara tersebut terkait
dengan bisnis BNI Syariah serta dihadiri oleh mitra
kerja dan nasabah dengan biaya yang wajar;
sepanjang diperbolehkan atau tidak dilarang oleh
ketentuan yang mengatur mengenai tindak pidana
Korupsi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
152
7 Menjaga nama baik
BNI
Syariah
lnsan BNI Syariah bersikap amanah, berahlak baik, jujur,
profesional, cerdas, bertanggung jawab, terbuka dan
selalu berpijak kepada nilai Amanah dan Jamah, setia
mentaati sistem dan prosedur secara konsisten
termasuk peraturan perusahaan,
perundang-undangan yang berlaku, fatwa yang
diterbitkan oleh Majelis Ulama lndonesia dan Kode Etik
Bankir lndonesia.
lnsan BNI Syariah tidak melakumelakukan perbuatan
tercela yang dapat merugikan nama baik BNI Syariah.
8 Menjaga
Kerahasiaan Bank
Guna menjaga kerahasiaan data bisnis, data
kepegawaian maupun data-data lainnya yang termasuk
rahasia Bank, lnsan BNI Syariah tidak melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Memberikan data dan informasi nasabah kepada
pihak manapun sesuai aturan rahasia Bank dan
rahasia jabatan;
b. memberikan data dan informasi yang tergolong
rahasia perusahaan, baik yang menyangkut
keuangan, kebijakan, produ k, jasa, teknologi,
kepegawaian dan data lainnya yang diyakini dan
dianggap akan dapat merugikan BNI Syariah;
c. Menggunakan data dan informasi yang tergolong
rahasia perusahaan untuk kepentingan politik dan
kepentingan pihak ketiga lainnya"
9 Penggunaan
Corporate Identity
lnsan BNI Syariah dilarang untuk menggunakan
Corporate ldentity baik berupa logo, kop surat
maupun lainnya untuk kepentingan diluar kedinasan,
kecuali yang secara jelas diperbolehkan oleh BNI
Syariah.
10 Kompetensi lnsan SNI Syariah dslam bekerja, selalu ingin maju
dan mengembangkan diri, antara lain dengan
memperhatikan kompetesi
a. Melaksanakan tugas sesuai pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki
b. Meningkatkan kornpetensi dan pengembangan diri
secara berkelanjutan
11 Menjadi panutan lnsan BNI Syariah agar menjadi panutan (suri tauladan)
bagi bawahan, rekan dan partner kerja.
12 Adil lnsan BNI Syariah harus bersikap adil, dengan
menempatkan sesuatu sesuai haknya serta
memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak
serta memoerlakukan sesuatu sesuai oosisinva.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
153
13 Pengungkapan
informasi
lnformasi hanya boleh diberikan oleh pihak yang
berwenang dan untuk kepentingan pihak tertentu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku baik internal maupun
eksternal BNI Syariah.
lnsan BNI Syariah dilarang:
a. Memberikan data dan informasi nasabah kepada
pihak manapun sebagaimana diatur dalam ketentuan
mengenai Rahasia Bank dan Rahasia Jabatan;
b. Memberikan data dan informasi nasabah kepada
pihak manapun sebagaimana diatur dalam ketentuan
mengenai Rahasia Bank dan Rahasia Jabatan;
c. Memberikan informasi yang menyesatkan mengenai
suatu transaksi atau data mengenai BNI Syariah
kepada mitra kerja, nasabah maupun kepada publik;
d. Untuk mengolah, mengirim, mengambil, mengakses,
menampilkan, menyimpan, mencetak atau
menyebarkan materi dan informasi yang tidak
menunjukkan perilaku profesional.
14 Menjaga hubungan
baik (ukhuwah) antar
lnsan BNI Syariah
Agar tercipta suasana kerja yang positif, lnsan BNI
Syariah agar menjauhkan diri dan mencegah serta tidak
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Penekanan
Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tidak
melakukan penekanan atau intimidasi terhadap
bawahan, sesama rekan kerja, untuk kepentingan
tertentu, baik pribadi atau kepentingan pihak lain,
yang mengarah pada tindakan yang melanggar
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
b. Penghinaan
Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tidak
melakukan tindakan dan atau menggunakan
katakata yang dapat diartikan penghinaan, kata-kata
kasar, tidak senonoh terhadap rekan kerjanya,
atasan atau bawahannya.
c. Pelecehan
Tindakan dan atau ucapan yang mengandung unsur
pelecehan terhadap hal-hal yang berhubungan
dengan latar belakang suku, agama, ras, adat
istiadat dan hal-hal yang berkaitan dengan norma
kesusilaan dan kesopanan.
d. Provokasi
Memanfaatkan posisi atau jabatan untuk memaksa
dan memprovokasi rekan kerjanya, atasan atau
bawahannya untuk kepentingan politik atau faham
tertentu atau kepentingan lain seienis vanq daoat
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
154
divakini dan dianggap akan dapat membahayakan
BNI Syariah
e. Persaingan tidak sehat
lnsan BNI Syariah dalam mengembangkan karirnya
menjauhi, menghindari dan mencegah cara-cara
persaingan tidak sehat
f. Bertindak apriori :
Menilai seorang atau lebih lnsan BNI Syariah, tanpa
didukung fakta, dan menyebarluaskan informasi
tersebut sehingga menyebabkan suasana kerja
menjadi tidak kondusif sehingga produktivitas
menurun.
g. Menghindari interaksi tidak sesuai ketentuan syariah
Dalam berinteraksi dengan atasan, bawahan, dengan
sesama rekan kerja agar menghindari interaksi diluar
ketentuan syariah
15 Pekerjaan menjadi
pembicara
lnsan BNI Syariah diperbolehkan untuk menjadi
narasumber atau pembicara suatu acara yang terkait
bisnis BNI Syariah pada saat jam kerja sepanjang
memperoleh persetujuan tertulis dari atasannya.
16 Sumbangan dan
keikutseraan dalam
partai politik
lnsan BNI Syariah dilarang :
a. Memberikan dana atau sumbangan dan bantuan lain
dalam bentuk apapun termasuk penggunaan sarana
dan prasarana yang dimiliki untuk kegiatan Pemilu
maupun kegiatan paftai politik atau organisasi yang
mempunyai afiliasi dengan partai politik.
b. Menjadi anggota, terdaftar sebagai
anggota,fungsionaris atau pengurus partai politik
atau calon/anggota legislatif.
c. lkut serta dalam kampanye Pemilu dan/atau menjadi
pelaksana kampanye Pemilu.
17 Menjaga keamanan
kerja dan kebersihan
lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang aman, nyaman dan bersih, dan
kondusif sangat berpengaruh terhadap Kinerja lnsan BNI
Syariah, untuk itu lnsan BNI Syariah melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Mengamankan lingkungan kerja, termasuk harta
benda dan data, serta transaksi bisnis BNI Syariah;
b. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum
seperti menggunakan, menyuruh menggunakan dan
atau menjadi penjual/perantara penjualan obat-obat
terlarang, narkotika, minuman keras dan komoditas
sejenis serta tindakan-tindakan tercela lainnya.
c. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma agama, dan
etika kesusilaan;
d. Menjaga kebersihan lingkungan kerja tetap bersih,
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
155
rapi, dan nyaman.
e. Mengamankan lingkungan kerja, termasuk harta
benda dan data, sefia transaksi bisnis BNI Syariah;
18 Menjaga dan
menggunakan aset
BNI Syariah dengan
benar dan penuh
tanggung jawab
lnsan BNI Syariah :
a. tidak diperbolehkan memanfaatkan aset dan fasilitas
BNI Syariah untuk kepentingan pribadi, keluarga
ataupun kepentingan pihak luar lainnya;
b. Tidak menggunakan aset BNI Syariah untuk
kepentingan dan/atau aktivitas politik serta pihak
ketiga lainnya;
c. Wajib menyerahkan seluruh aset yang dibeli dengan
mempergunakan dana atau dibeli untuk kepentingan
BNI Syariah serta wajib menyerahkan semua catatan
yang berhubungan dengan data BNI Syariah yang
diperoleh selama bekerja di BNI Syariah sebelum
pegawai berhenti;
d. Wajib menyerahkan seluruh aset yang dibeli dengan
mempergunakan dana atau dibeli untuk kepentingan
BNI Syariah serta wajib menyerahkan semua catatan
yang berhubungan dengan data BNI Syariah yang
diperoleh selama bekerja di BNI Syariah sebelum
pegawai berhenti;
19 Komitmen terhadap
lingkungan dan
kepedulian sosial
lnsan BNI Syariah mempunyai komitmen untuk
melaksanakan bisnis yang berwawasan lingkungan yang
bertujuan untuk melindungi kesehatan, sumber daya
alam dan lingkungan hidup. Risiko yang berkaitan
dengan lingkungan hidup yang mungkin
timbul dari pemberian pembiayaan maupun kegiatan
operasional lainnya akan dikelola sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
BNI Syariah mempunyai kepedulian sosial yang tinggi,
selalu peka erhadap masalah sosial yang ada di
masyarakat dan berperan aktif membantu
penanggulangan masalah-masalah sosial tersebut
dengan tetap berpegang teguh pada prinsip syariah dan
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
156
XX. BUDAYA KERJA
Melalui visi dan misi BNI Syariah, Direksi sebagai unsur pimpinan membentuk nilai-nilai
khas BNI Syariah yang dijadikan Budaya Kerja, yaitu Amanah dan Jamaah. Adapun
perilaku yang mencerminkan Amanah dan Jamaah adalah sebagai berikut:
Amanah
- Jujur dan tepati janji
- Berani mengambil tanggung jawab
- Semangat menghasilkan karya terbaik
- Bekerja ikhlas dan mengutamakan ibadah
- Beri layanan melebihi harapan
Jamaah
- Berani memberi & menerima feedback yang konstruktif
- Bangun sinergi kekeluargaan
- Sebarluaskan ilmu bermanfaat
- Pahami proses kerja rekan
- Perkuat self-leadership
XXI. SOSIALISASI KODE ETIK DAN BUDAYA KERJA
Sosialisasi Kode Etik dan Budaya Kerja kepada seluruh insan BNI Syariah dilakukan
dengan memanfaatkan berbagai media dan kegiatan internal kepada seluruh pegawai
pada seluruh tingkatan organisasi. Media penyebaran etika BNI Syariah, antara lain
melalui portal HRD. Salah satu sarana sosialisasi juga dilakukan melalui kegiatan
Amanah Day, yaitu kegiatan sosialisasi dan sharing knowledge yang dilakukan secara
berkala untuk menjaga kepatuhan terhadap tata nilai perusahaan yaitu Amanah dan
Jamaah.
“Hasanah Titik” adalah intepretasi nilai-nilai perusahaan yang diangkat menjadi
corporate campaign (kampanye perusahaan) BNI Syariah tahun 2014. Hasanah Titik
sejak awal dimulai tanggal 28 Februari 2014 terus konsisten dijalankan dan ke
depannya akan menjadi brand culture BNI Syariah. Kata Hasanah dipilih karena
memiliki makna sebuah kebaikan. Kata “hasanah” sudah ada dalam doa sehari-hari
kaum muslim yang bermakna “segala kebaikan”, sehingga kata hasanah boleh diartikan
pula sebagai karunia atau rezeki. Ditambah dengan kata hasanah juga sudah
digunakan di semua produk BNI Syariah.
Tujuan utama dari kampanye ini adalah untuk meningkatkan dan mengajak masyarakat
untuk menjunjung nilai-nilai kebaikan atau Hasanah. Dengan kampanye “Hasanah Titik”
ini diharapkan masyarakat dapat selalu berbuat kebaikan. “Hasanah Titik” berarti
hasanah itu mutlak. Berbuat kebaikan dapat dilakukan dengan hal-hal kecil disekitar kita
apapun yang membawa dampak positif. Diharapkan juga dengan adanya kampanye
“Hasanah” ini masyarakat sadar bahwa perbankan syariah dapat memberikan kebaikan
kepada semua umat (Rahmatan Lil Alamin) secara universal.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
157
“Hasanah Titik” tidak hanya berdampak pada layanan BNI Syariah tetapi akan
berdampak pula pada seluruh elemen yang terdapat pada BNI Syariah. Tentunya
dampak yang dimaksud adalah dampak yang positif tanpa harus menghilangkan
identitas BNI Syariah sebelumnya, tetapi memperkuat image BNI Syariah sendiri agar
semakin baik serta terpercaya di hadapan masyarakat luas (brand awareness). Pada
akhirnya masyarakat mengerti bahwa hasanah adalah BNI Syariah dan BNI Syariah
adalah hasanah (brand equity).
XXII. SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN
Sistem Pelaporan Pelanggaran atau disebut juga Whistleblowing System (WBS) BNI
Syariah merupakan sarana untuk mendeteksi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di
lingkungan BNI Syariah. WBS bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penerapan
sistem pengendalian internal dengan menitikberatkan pada pengungkapan dari
pengaduan.
A. Dasar Pembentukan
Dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan mewujudkan visi BNI Syariah menjadi
Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja, pihak
manajemen BNI Syariah memiliki komitmen untuk menjalankan perusahaan secara
budaya kerja Amanah dan Jamaah dengan berlandaskan pada perilaku perusahaan
yang sesuai dengan Syariah, Tata Nilai Budaya Kerja dan sikap kerja perusahaan
khususnya Kode Etik Insan BNI Syariah.
Sejalan dengan komitmen untuk menjalankan budaya kerja Amanah dan Jamaah
serta dalam rangka menegakkan penerapan Kode Etik Insan BNI Syariah, pihak
manajemen berkomitmen untuk Zero Tolerance To Fraud (ZT2F), dalam hal ini
pihak manajemen menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi di lingkungan
BNI Syariah dan memberikan sanksi yang sepadan kepada pelaku pelanggaran.
Pelanggaran bisa dilakukan oleh internal perusahaan maupun oleh pihak eksternal,
sehingga diperlukan sebuah sarana untuk mendeteksi adanya pelanggaran yang
terjadi di lingkungan BNI Syariah. Atas dasar ini, BNI Syariah membuat suatu sistem
untuk mendeteksi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah
yang berbasis website yaitu aplikasi Whistleblowing System (WBS) BNI Syariah
yang telah di-launching pada tanggal 1 Oktober 2012.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
158
Keterangan: WBS BNI Syariah diresmikan pada 1 Oktober 2012 oleh Direktur Utama PT Bank BNI Syariah dan
disosialisasikan kepada segenap pegawai melalui media lomba simulasi pelaporan melalui WBS yang
diselenggarakan dari tanggal 9 November 2012 sampai dengan 31 Desember 2012. Implementasi
WBS BNI Syariah efektif berjalan sejak 1 Januari 2013 dan dikelola oleh Unit Anti Fraud di Divisi ERD.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum terbentuknya WBS di BNI Syariah adalah sebagai berikut:
1. PBI No.13/23/PBI/2011 tanggal 02 November 2011 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
2. SEBI No.13/28/DPNP tanggal 09-12-2011 tentang Penerapan Strategi Anti
Fraud bagi Bank Umum.
3. PBI No.13/2/PBI/2011 tanggal 12-01-2011 tentang Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum.
4. PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal 07-12-2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
5. Keputusan Direksi No.KP/DIR/386 tanggal 14-12-2010 tentang Kebijakan Umum
Manajemen Risiko (KUMR) BNI Syariah, dan perubahan-perubahannya.
6. Pedoman Kode Etik Insan BNI Syariah.
7. Keputusan Direksi No.KP/016/DIR/R tanggal 5 Juni 2012 sebagaimana telah
dilakukan penyempurnaan terakhir melalui Keputusan Direksi No.KP/006/DIR/R
tanggal 26 Oktober 2015 tentang Kebijakan Strategi Anti Fraud (SAF).
C. Implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran
Sistem Pelaporan Pelanggaran atau disebut juga Whistleblowing System (WBS)
BNI Syariah merupakan sarana untuk mendeteksi pelanggaran-pelanggaran yang
terjadi di lingkungan BNI Syariah. WBS bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
penerapan sistem pengendalian internal dengan menitikberatkan pada
pengungkapan dari pengaduan. Selain itu, penerapan WBS juga bertujuan untuk:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
159
1. Menerapkan Budaya Kerja BNI Syariah secara konsisten khususnya
pelaksanaan Kode Etik Insan BNI Syariah, Budaya Kepatuhan, dan Budaya Anti
Fraud.
2. Memperkuat pengendalian fraud dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal
yang dapat menimbulkan kerugian finansial termasuk hal-hal yang dapat
merusak reputasi BNI Syariah dalam rangka menjaga serta melindungi
aset/kepentingan BNI Syariah.
3. Mempermudah manajemen untuk menangani secara cepat dan efektif
pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah sekaligus memberdayakan
serta mengoptimalkan penyelesaian secara internal BNI Syariah sebelum
dilakukannya penyelesaian secara eksternal melalui jalur hukum bila dianggap
perlu.
Dalam mengelola WBS, Manajemen menerapkan 3 (tiga) azas yaitu azas
kerahasiaan, azas tidak diskriminatif, dan azas perlindungan. Dengan 3 (tiga) azas
tersebut, Manajemen berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan pelapor, tidak
membeda-bedakan pelapor dan memberikan perlindungan kepada pelapor, seperti
pekerjaan, fisik, remunerasi dan fasilitas pekerjaan.
D. Ruang Lingkup Kebijakan WBS
Ruang lingkup kebijakan sistem pelaporan WBS mengatur banyak aspek dimulai
dari unit pengelola, kerahasiaan dan perlindungan pelapor, cara pelaporan serta
penanganan laporan. Dalam pengendalian fraud, WBS merupakan tools dalam
rangka mendeteksi fraud dan pelanggaran lainnya di BNI Syariah yang dikelola oleh
unit anti fraud. Definisi dan jenis-jenis fraud dapat dijabarkan sebagai berikut:
Definisi Fraud
1. Tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk
mengelabui, menipu atau memanipulasi BNI Syariah, nasabah, atau pihak lain
yang terjadi di lingkungan Bank;
2. Menggunakan sarana BNI Syariah sehingga mengakibatkan BNI Syariah, atau
pihak lain menderita kerugian; dan/atau
3. Pelaku fraud memperoleh keuntungan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Jenis-jenis Fraud
1. Kecurangan
Perbuatan tidak jujur yang meliputi antara lain penipuan, pemerasan, pemalsuan
dokumen.
2. Penggelapan Aset
Tindakan sengaja oleh pegawai untuk memiliki sesuatu barang yang bukan
haknya.
3. Pembocoran Informasi
Tindakan sengaja oleh Insan BNI Syariah memberikan, meneruskan,
menyebarkan data, transaksi dan informasi BNI Syariah kepada pihak yang tidak
berhak
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
160
4. Tindak Pidana Perbankan (tipibank)
Perbuatan yang dilarang oleh hukum perbankan syariah yang dilakukan oleh
Insan BNI Syariah.
5. Pelanggaran peraturan/hukum
Tindakan pelanggaran yang diancam sanksi menurut ketentuan hukum yang
berlaku baik internal maupun eksternal.
6. Benturan kepentingan
Tindakan yang mengambil keuntungan pribadi dengan menggunakan aset BNI
Syariah, jabatan, dan informasi yang seharusnya untuk keuntungan BNI
Syariah.
7. Penyuapan dan atau Gratifikasi
Menerima sesuatu dari pihak lain terkait dengan wewenang atau jabatan dalam
bentuk barang dan atau uang.
8. Kelakuan tidak etis
Tindakan yang tidak dibenarkan secara etika yang berlaku seperti pelanggaran
Kode Etik Insan BNI Syariah.
9. Perbuatan melanggar Kepatuhan Syariah
Perbuatan yang tidak memenuhi unsur kepatuhan terhadap syariah dan tidak
membawa kebaikan dalam semua aspek secara keseluruhan dan menimbulkan
kemudharatan.
E. Mekanisme WBS BNI Syariah
Sarana yang disediakan untuk pelaporan melalui WBS BNI Syariah meliputi:
Website : www.clean.bnisyariah.co.id atau www.bnisyariah.co.id
E-mail : [email protected]
Telepon/SMS : 085-10044-4600
Surat : Box BSC
PT Bank BNI Syariah
Gedung Tempo Pavilion I Lt.4
Jl. HR. Rasuna Said Kav 10-11
Jakarta Selatan 12950
F. Azas-Azas Pengelolaan WBS
Dalam mengelola Whistleblowing System (WBS), pihak manajemen menerapkan 3
(tiga) azas sebagai berikut:
1. Kerahasiaan
BNI Syariah melindungi kerahasiaan identitas Pelapor yang
beritikad baik, laporan maupun segala data lain yang terkait dengan laporan
yang masuk melalui WBS.
2. Tidak Diskriminatif
Setiap Insan BNI Syariah dapat melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh
Insan BNI Syariah lainnya yang terjadi di lingkungan BNI Syariah
sesuai dengan bentuk tindak pelanggaran yang dapat dilaporkan melalui WBS.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
161
3. Perlindungan
BNI Syariah memberikan perlindungan terhadap pekerjaan, fisik, remunerasi
dan fasilitas pekerjaan yang diterima Pelapor yang beritikad baik. Dalam hal
tertentu, Pelapor dapat diberikan perlindungan sebagaimana diatur dalam
skema Perlindungan Hukum dalam Pelaksanaan Tugas Kedinasan.
G. Alur Pelaporan WBS
Keterangan:
1. Laporan dari pelapor melalui Whistleblowing System
www.clean.bnisyariah.co.id (untuk laporan yang dikirimkan melalui email,
telepon, sms dan surat akan di-input ke website oleh pengelola WBS).
2. Laporan akan tersimpan di dalam Database WBS.
3. Pelapor akan langsung menerima kode No PIN dari sistem.
4. Pengelola WBS akan membuka database dan menganalisis laporan
tersebut, merekomendasikan ke Direksi dan meneruskan rekomendasi
kepada divisi terkait
5. Pengelola WBS menyampaikan usulan tindak lanjut hasil penanganan dari
divisi terkait ke Komite Pemantauan Risiko (KPR) atau Komite Kebijakan
Risiko (KKR)
6. Dari hasil Komite Pemantauan Risiko (KPR) atau Komite Kebijakan Risiko
(KKR) memberikan putusan tindak lanjut dari laporan kepada Pengelola
WBS
7. Pengelola WBS memproses tindak lanjut dari KPR atau KKR kepada SPI
dan HCT melalui mekanisme Sanksi Administratif yang berlaku.
8. Pengelola WBS mengupdate status laporan dan pelapor dapat mengetahui
hasil dari laporannya.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
162
H. Perlindungan bagi Pelapor
1. Perlindungan hanya dapat diberikan kepada pelapor dengan kategori partial
anonymity dan full disclosure.
2. Permintaan perlindungan dapat disampaikan melalui surat maupun e-mail.
3. Bentuk perlindungan terhadap Pelapor disesuaikan dengan bentuk
ancaman/tindakan balasan yang diterima. Pemberian perlindungan dilakukan
dengan tetap memperhatikan azas kerahasiaan dan ketentuan terkait yang
berlaku di BNI Syariah.
4. Dengan pertimbangan tertentu, BNI Syariah juga dapat memberikan
perlindungan kepada keluarga Pelapor.
5. Pemberian perlindungan kepada Pelapor dapat ditolak atau dihentikan apabila
terdapat bukti bahwa Pelapor tidak melakukan kewajibannya dalam menjaga
kerahasiaan identitas diri dan laporannya.
6. Perlindungan tidak akan diberikan atau dihentikan pemberiannya apabila
dikemudian hari terbukti bahwa laporan pelanggaran yang disampaikan oleh
pelapor kepada BNI Syariah ternyata palsu/fitnah atau mempunyai tujuan yang
menyimpang dari tujuan Kebijakan WBS.
I. Pihak yang Mengelola Pengaduan
Penanggung jawab WBS di BNI Syariah adalah Direktur Utama yang dibantu oleh
Direktur Risiko dan Kepatuhan. Dalam pelaksanaannya sebagai penanggung jawab
WBS, Direktur Utama menunjuk Pemimpin Divisi Enterprise Risk and Policy
Management sebagai pengelola WBS.
J. Hasil dari penanganan pengaduan
Laporan ditindaklanjuti oleh Internal Audit Division (IAD) dan divisi terkait sesuai
dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan.
Laporan Penanganan WBS
Sejak Januari 2015 sampai dengan Desember 2015 telah diterima 17 (tujuh belas)
laporan melalui WBS BNI Syariah dengan rincian sebagai berikut:
- Melalui website : 9 laporan
- Melalui e-mail : 8 laporan
- Melalui SMS : -
- Melalui surat : -
Berdasarkan jenis laporannya, ada 5 (lima) kategori laporan yang mencakup:
No Jenis Laporan Jumlah
Laporan Sudah Ditindaklanjuti
1. Kecurangan 4 4
2. Pelanggaran peraturan/hukum 1 1
3. Kelakuan tidak etis 3 3
4. Penyuapan dan/atau gratifikasi 1 1
5. Lainnya* 8 8
Total 17 17
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
163
*) Keluhan nasabah, komplain, dan lain-lain.
Sedangkan penyimpangan internal yang terjadi di BNI Syariah selama tahun 2015
adalah sebagai berikut:
Internal Fraud
dalam 1 (satu)
tahun
JUMLAH KASUS
Dewan
Komisaris/Direksi Pegawai Tetap
Pegawai Tidak
Tetap
Tahun
Sebelum
nya
Tahun
Berjalan
Tahun
Sebelum
nya
Tahun
Berjalan
Tahun
Sebelum
nya
Tahun
Berjalan
Total Fraud - - 2 2 1 1
Telah
Diselesaikan
- - 2 2 1 1
Dalam Proses
Penyelesaian
di Internal
Bank
- - - - - -
Belum
Diupayakan
Penyelesaiann
ya
- - - - - -
Telah
Ditindaklanjuti
Melalui Proses
Hukum
- - - - - -
XXIII. KETERBUKAAN INFORMASI
Sesuai dengan prinsip GCG, khususnya aspek transparansi, BNI Syariah mengelola
informasi yang dapat diakses oleh publik atau didistribusikan kepada pemangku
kepentingan dalam kesempatan khusus. BNI Syariah senantiasa memberikan informasi
terbaru mengenai laporan kondisi keuangan, non-keuangan, dan data perusahaan
lainnya yang terkait dengan pertanggungjawaban transparansi serta akuntabilitas
perusahaan. Saluran informasi yang disediakan oleh BNI Syariah, antara lain adalah:
1. Situs resmi BNI Syariah yaitu www.bnisyariah.co.id
2. Layanan 24 jam BNI Call di nomor 1500046 atau 68888 dari telepon genggam
3. Media cetak seperti leaflet, brosur, atau spanduk promosi
4. Media iklan di televisi, radio, serta internet
5. Media massa nasional
6. Media komunikasi antara Bank dengan pegawai melalui berbagai fasilitas yang
disediakan seperti intranet, forum doa pagi, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, pemangku kepentingan BNI Syariah juga
dapat langsung menghubungi divisi komunikasi perusahaan yang beralamat pada
kantor pusat PT Bank BNI Syariah, Jl. HR. Rasuna Said Kav. 10-11, Jakarta. Selama
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
164
tahun 2015 BNI Syariah menyampaikan transparansi penyampaian laporan dan siaran
pers sebagai berikut:
Tanggal Materi Pengumuman Media
9 Februari 2015 Laporan Keuangan Triwulan IV 2014 Website, Investor Daily
27 April 2015 Laporan Keuangan Triwulan I 2015 Website, Investor Daily
21 Juli 2015 Laporan Keuangan Triwulan II 2015 Website, Investor Daily
23 Oktober 2015 Laporan Keuangan Triwulan III 2015 Website, Investor Daily
Tanggal Judul Media
2-Feb-15 Laba BNI Syariah Naik 38% Jadi Rp 163 M Suara Pembaruan
2-Feb-15 Laba BNI Syariah Tumbuh 38% Investor Daily
2-Feb-15 Laba BNI Syariah Rp 117,5 Miliar Republika
2-Feb-15 Laba BNI Syariah Tumbuh Bisnis Indonesia
2-Feb-15 Pembiayaan Rumah Topang Pembiayaan BNI
Syariah
Indonesia
Finance Today
2-Feb-15 Pembiayaan Griya Terjaga, NPF BNI Syariah
Bertahan
Neraca
3-Feb-15 14 Pengusaha Sosial Terima Penghargaan Media Indonesia
4-Feb-15 Laba BNI Syariah Merangkak Naik 38,98% Rakyat Merdeka
5-Feb-15 BNI Syariah Akan Terbitkan Sukuk Republika
11-Feb-15 BNI Syariah Luncurkan Kartu Haji dan Umroh Koran Tempo
12-Feb-15 Peringkat BNI Syariah AA+ Bisnis Indonesia
20-Feb-15 Kuartal I, BNI Syariah Sasar Pembiayaan Capai
35%
Investor Daily
24-Feb-15 BNI Syariah Optimistis Pembiayaan Tumbuh Bisnis Indonesia
25-Feb-15 BNI Syariah Terbitkan Sukuk Rp 750 Miliar Indonesia
Finance Today
27-Feb-15 BNI Syariah Target 60% Penyaluran Pembiayaan di
Semester 1
Indonesia
Finance Today
28-Feb-15 BNI Syariah Optimistis Majalah Property
& Bank
2-Mar-15 BNI Syariah Turut Sukseskan MPN-G2 Neraca
12-Mar-15 IB Hasanah Card Dorong Perempuan Pengusaha Sindo
20-Mar-15 PPPA Daqu dan BNI Syariah Nikahkan 32
Pasangan
Republika
25-Apr-15 BNI Syariah terima penghargaan ARA 2014 Singgalang
25-Apr-15 BNI Syariah luncurkan sukuk mudharabah Singgalang
19-May-15 BNI Syariah to Offer Rp 500b in Islamic Bonds
From May 19-21
The Jakarta
Globe
20-May-15 Layanan BNI Syariah Bisnis Indonesia
22-May-15 Layanan Gerak BNI Syariah Media Indonesia
23-May-15 “Hasanah Women’s Day” Bersama BNI Syariah Neraca
27-May-15 Rencana IPO BNI Syariah Bisnis Indonesia
9-Jun-15 Program Jejak Sajadah Meriahkan Ramadan Sindo
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
165
11-Jun-15 Family Man yang Bekerja dengan Passion Sindo
19-Jun-15 BNI Syariah Pisah Core Banking dari BNI Tahun
2024
Kontan
20-Jun-15 BNI Syariah Luncurkan Promo Ramadhan Suara Pembaruan
20-Jun-15 BNI Syariah Siap Lepas dari Induk Bisnis Indonesia
23-Jun-15 Milad ke-5, BNI Syariah Buka Bersama Masyarakat Lampung Post
15-Jul-15 BNI Syariah Tawarkan Program Umrah dengan
Bunga 0%
Sindo
4-Aug-15 Semester I, Laba BNI Syariah Naik 50% investor daily
6-Aug-15 Laba BNI Syariah Tumbuh 50,33% Sindo
6-Aug-15 Laba BNI Syariah Melonjak Republika
8-Aug-15 BNI Syariah Incar Tabungan Haji dan Umrah Rp
700 M
Suara Pembaruan
8-Aug-15 Laba BNI Syariah Tumbuh 50,33 Persen Jawa Pos
8-Aug-15 BNI Syariah Siap Kelola Dana Nasabah Suara Karya
8-Aug-15 BNI Syariah Targetkan Rp700 Miliar Bisnis Indonesia
10-Aug-15 BNI Syariah Genjot Ceruk Pasar Haji Neraca
10-Aug-15 BNI Syariah Optimis Laba Capai Rp 200 Miliar investor daily
18-Aug-15 Peringatan HUT RI Ke-70 Tahun, BNI Syariah
Gelar Upacara
Sindo
22-Aug-15 BNI Syariah Raih Penghargaan Bank Syariah
Terbaik 2015
Sindo
11-Sep-15 BNI Syariah Raih Anugerah Bank Syariah Terbaik Sindo
11-Sep-15 PPPA Daqu dan Hasanah BNI Syariah Bantu
Warga Miliki Akta Nikah
Republika
14-Sep-15 BNI Syariah Jaga Kualitas Non-Griya Bisnis Indonesia
14-Sep-15 BNI Syariah Borong Dua penghargaan Sindo
15-Sep-15 2016, BNI Syariah Sasar Pembiayaan Konservatif Investor Daily
21-Sep-15 Transaksi Pulsa, BNI Syariah Gandeng Telkomsel Sindo
22-Sep-15 BNI Syariah Berani Patok Laba Bersih 2016 Naik
35%
Rakyat Merdeka
25-Sep-15 BNI Syariah Sabet Penghargaan ARA 2014 Neraca
25-Sep-15 BNI Syariah Meraih Juara 1 Annual Report Award
2014
Sindo
25-Sep-15 Tekan NPF, BNI Syariah Fokus KPR Rumah
Pertama
Rakyat Merdeka
28-Sep-15 BNI Syariah Jaga Coverage di Level 80% Bisnis Indonesia
2-Oct-15 BNI Syariah Gandeng Kemitraan Dengan PLN Neraca
2-Oct-15 BNI Syariah Permudah Pelanggan Bayar Listrik Rakyat Merdeka
2-Oct-15 Permudah Nasabah, BNI Syariah Kerja Sama
Dengan PT PLN (Persero)
Sindo
3-Oct-15 Dinno Indiano, Direktur Utama BNI Syariah:
"Layanan Hasanah Kami Sesuai GCG"
Neraca
6-Oct-15 Lagi, BNI Syariah Kantungi Penghargaan Neraca
12-Oct-15 BNI Syariah Jalin Kerjasama Maktour Group Neraca
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
166
13-Oct-15 BNI Syariah borong penghargaan Republika
15-Oct-15 BNI Syariah Meraih Indonesia WOW Service
Excellence 2015
Sindo
21-Oct-15 BNI Syariah Raih Penghargaan The Most
Innovative Product In Shariah Market
Sindo
24-Oct-15 BNI Syariah Patok target moderat pada 2016 Suara Pembaruan
24-Oct-15 Aset BNI Syariah tumbuh melampaui industri Sindo
26-Oct-15 Akhir 2016, CAR BNI Syariah di level 16,5% Investor Daily
26-Oct-15 BNI Syariah rangkul UKM online Pikiran Rakyat
29-Oct-15 Tempat pelatihan kewirausahaan kompatriot
Indonesia
Kompas
29-Oct-15 BNI Syariah incar dana segar Rp 1 Triliun Kontan
3-Nov-15 BNI Syariah optimis hadapi 2016 Republika
4-Nov-15 Berkontribusi nyata kepada masyarakat Investor Daily
10-Nov-15 BNI Syariah meraih anugerah perbankan indonesia
2015
Sindo
11-Nov-15 BNI Syariah Sasar Pendanaan dari ibadah umrah Investor Daily
12-Nov-15 BNI Syariah andalkan bisnis haji dan umrah Bisnis Indonesia
12-Nov-15 BNI Syariah ikut laku pandai tahun 2016 Kontan
16-Nov-15 BNI Syariah Dukung Ciptakan Enterpreneur Baru Sindo
17-Nov-15 BNI Syariah disuntik 500 Miliar Bisnis Indonesia
21-Nov-15 BNISyariah Ciptakan Ratusan Wirausaha
BerHasanah
Sindo
25-Nov-15 Hasanah Empowerment Republika
30-Nov-15 BNI Syariah Dan PT JIEP (Persero) Tandatangani
MoU Bidang Properti Dan Pembiayaan Usaha
Sindo
1-Dec-15 Berkah dan Hasanah Marketeers
3-Dec-15 kerja sama BNI Syariah Republika
3-Dec-15 BNI Syariah perkuat layanan di tanah suci Sindo
8-Dec-15 Tabungan Umrah Diandalkan Bisnis Indonesia
16-Dec-15 optimalkan potensi nasabah haji dan umroh Jawa Pos
17-Dec-15 BNI Syariah berikan pendampingan jamaah haji
dan umroh
Sindo
22-Dec-15 Perbankan syariah perlu keberpihakan Pikiran Rakyat
27-Dec-15 Mengejar laba agar sekitar berdaya Media Indonesia
30-Dec-15 BNI Syariah bidik ratusan miliar dana haji Kontan
30-Dec-15 BNI Syariah Depok raup kenaikan laba 239,2% Suara Pembaruan
31-Dec-15 Inilah kita BNI Syariah tingkatkan kualitas layanan Neraca
31-Dec-15 BNI Syariah genjot pembiayaan Sindo
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
167
A. Akses Informasi dan Data Perusahaan
Pemangku kepentingan BNI Syariah dapat mengakses informasi dan data terkait
perusahaan mengenai sarana berikut ini.
Website
Akses informasi yang komperhensif mengenai kegiatan operasional dan kinerja
perusahaan serta berbagai informasi lain yang diperlukan oleh pemegang saham
dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat diakses melalui situs
http://www.bnisyariah.co.id/. Melalui situs tersebut, para pemangku kepentingan
dapat menemukan banyak konten yang memuat berbagai informasi terkini
perusahaan, seperti profil BNI Syariah, produk, dan jasa bank, informasi tata kelola
perusahaan, termasuk laporan keuangan, struktur organisasi, tim manajemen,
berita terkini mengenai BNI Syariah dan sebagainya. Sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas informasi dan berita terkini mengenai perusahaan yang
disampaikan kepada publik, BNI Syariah senantiasa memutakhirkan konten secara
berkala dan berkelanjutan.
Newsletter
BNI Syariah memberikan informasi kepada manajemen dan seluruh pegawai
mengenai kegiatan internal perusahaan melalui newsletter yang bernama ”Hasanah
Lifestyle” konten newsletter merupakan kontribusi dari para insan Hasanah BNI
Syariah sehingga menjadikan newsletter ini media dari dan untuk insan Hasanah.
Sepanjang tahun 2015, Newsletter Hasanah Lifestyle telah terbit 11 (sebelas) kali
dalam bentuk cetak dengan mengusung tema-tema yang berkaitan dengan
Corporate Culture dan Brand Corporate BNI Syariah.
Edisi Tema
Januari Striving for Quality
Februari Sudah Hasanah-kah Kita?
Maret Setialah Hasanah (BNI Syariah Bertabur Penghargaan)
April Pemimpin yang Berhasanah
Mei Hasanah Bangkitkan Semangat Ekonomi Syariah
Juni-Juli Ubah Keluh Kesah (Bangkit Menuju Kemenangan Fitri)
Agustus Pejuang Jeli Peluang (Kibarkan Semangat Kemerdekaan di
Seluruh Negeri)
September Gen-Xtra menuju BNI Syariah Berhasanah
Oktober Sudah Punya KTP (Kartu Teladan Pribadi) Hasanah?
November Pejuang Hasanah
Desember Mengubah Tantangan Menjadi Kemenangan di Tahun 2016
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
168
Media Elektronik
BNI Syariah menggunakan media elektronik seperti e-mail yang digunakan untuk
menyebarkan informasi atau berkomunikasi seperti mengirimkan/menerima surat
dan data yang disampaikan oleh segenap insan Hasanah. Selain itu, BNI Syariah
juga menayangkan iklan perusahaan yang dimilikinya melalui media televisi.
Sharia E-mail Corespondence (SHECO)
BNI Syariah menggunakan SHECO untuk berkomunikasi antar internal BNI Syariah
baik kantor cabang maupun kantor pusat. E-mail ini lebih bersifat formal dan
dengan sistem disposisi dari pimpinan ke staf.
Forum Komunikasi Internal
BNI Syariah menyediakan sarana komunikasi forum komunikasi internal dengan
nama Hasanah Forum menjadi sarana berbagi informasi bagi sesama Insan
Hasanah. Hasanah Forum dirancang untuk komunikasi dua arah sehingga antara
satu dan yang lain dapat saling berinteraksi.
Laporan Tahunan
BNI Syariah menyediakan sarana informasi yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan melalui Laporan Tahunan yang disusun setiap tahunnya.
Laporan Tahunan ini akan disampaikan kepada pemegang saham, regulator,
lembaga pendidikan, lembaga penelitian, organisasi/forum perbankan, asosiasi
perbankan, media massa, dan masyarakat. Di tahun 2015, BNI Syariah
menerbitkan Laporan Tahunan 2014 pada tanggal 30 April 2015.
Laporan Keberlanjutan
Selain Laporan Tahunan, BNI Syariah juga menyediakan sarana informasi
mengenai kegiatan perusahaan secara menyeluruh melalui Laporan Keberlanjutan
yang diterbitkan bersamaan dengan Laporan Tahunan. Laporan Keberlanjutan
akan disampaikan kepada pemegang saham, regulator, organisasi massa, dan
masyarakat. Di tahun 2015, BNI Syariah menerbitkan Laporan Keberlanjutan
bersamaan dengan Laporan Tahunan 2014 yakni pada tanggal 30 April 2015.
Company Profile
BNI Syariah menyediakan profil perusahaan singkat sebagai media untuk
memperkenalkan BNI Syariah kepada pemangku kepentingan maupun
masyarakat. Company Profile ini berisi tentang struktur manajemen, SDM, kinerja,
produk, layanan, dan jaringan BNI Syariah. Company Profile BNI Syariah terakhir
diterbitkan pada tanggal 22 Oktober 2015.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
169
B. Media Engagement Program
Dalam rangka meningkatkan komunikasi dan relasi dengan pemangku kepentingan,
selama tahun 2015 BNI Syariah melakukan kegiatan Media Engagement Program
dengan berbagai pihak dengan uraian sebagai berikut.
Bulan Kegiatan Target Media Informasi yang
disampaikan
Januari Konferensi
Pers
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Kinerja BNI Syariah
triwulan 4 tahun 2014
oleh Jajaran Direksi BNI
Syariah.
Konferensi
Pers
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Launching kartu haji
dan umroh Indonesia
oleh Jajaran Direksi BNI
Syariah.
April Workshop
Jurnalis
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Dasar-dasar perbankan
syariah oleh Adiwarman
Karim, akademisi dan
praktisi ekonomi
syariah.
Konferensi
Pers
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Kinerja BNI Syariah
triwulan 1 tahun 2015
oleh Jajaran Direksi BNI
Syariah.
Konferensi
Pers
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Launching Sukuk BNI
Syariah oleh Jajaran
Direksi BNI Syariah.
Juni Konferensi
Pers
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Milad kelima BNI
Syariah oleh Jajaran
Direksi BNI Syariah.
Juli Workshop
Jurnalis
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Fiqih dan Muamalah
perbankan syariah
oleh Deden Misbahudin
Muayyad, dosen fiqih
dan muamalah.
Konferensi
Pers
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
Kerjasama BNI Syariah
– Harley oleh Direksi
BNI Syariah.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
PT Bank BNI Syariah Tahun 2015
170
nasional serta lokal.
September Workshop
Jurnalis
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Outlook perbankan
syariah di Indonesia
oleh Imam T. Saptono,
Direktur Bisnis BNI
Syariah.
Oktober Workshop
Jurnalis
Rekan-rekan jurnalis
ekonomi syariah yang terdiri
dari wartawan dan fotografer
media cetak dan online
nasional serta lokal.
Menelisik kondisi makro
dan mikro perbankan
syariah saat ini serta
antisipasinya di tahun
2016 oleh Adiwarman
Karim, akademisi, dan
praktisi ekonomi
syariah.
November Media
Visit
Kantor redaksi Jawa Pos,
Radar Malang, Harian
Surya, dan J-TV.
Membina hubungan
baik antara BNI Syariah
dan media di Malang
dan Surabaya oleh
Direksi BNI Syariah.
Desember Media
Visit
Kantor redaksi Pikiran
Rakyat dan Tribun Jabar di
Bandung.
Membina hubungan
baik antara BNI Syariah
dan media di Bandung
oleh Direksi BNI
Syariah.
XXIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG
Nama Keterangan
Kantor Akuntan Publik
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
Plaza 89, Jl. H.R Rasuna Said Kav X-7 No. 6
Jakarta 12940, PO Box 2473 JKP 10001
Telepon +6221 – 5212901
Fax: +6221 – 52905555, 52905050
www.pwc.co./id
Lembaga Pemeringkat Efek PT Pefindo
Panin Tower Senayan City lantai 17
Jl. Asia Afrika Lot 19
Jakarta 10270, Indonesia
Telepon: +6221-7278-2370
Website: www.pefindo.com
Notaris Fathiah Helmi, S.H.
Graha Irama Lantai 6-C
Jl HR Rasuna Said Kav 1-2 BI X-1
Kuningan Timur, Setiabudi
Jakarta 12950