d a f t a r i s i - bni syariah · pengawas syariah, keputusan struktur organisasi serta tugas...

173

Upload: phungdat

Post on 07-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan
Page 2: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

D A F T A R I S I

I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………….. 1

II RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM ………………………………………………………………… 19

III PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS SYARIAH. 21

IV PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMISARIS ………………………… 41

V PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI ………………………………… 56

VI KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE ……………………………………….. 73

VII SEKRETARIS PERUSAHAAN ………………………………………………………………………………. 101

VIII AUDIT INTERNAL ………………………………………………………………………………………. 104

IX SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ………………………………………………………………….. 113

X FUNGSI KEPATUHAN ………………………………………………………………………………………… 115

XI BATAS MAKSIMUM PENYALURAN DANA …………………………………………………… 124

XII TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN …………………………. 126

XIII PENDAPATAN DAN PENYALURAN DANA NON ZAKAT ………………………………………. 126

XIV PENERAPAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN

TERORISME ………………………………………………………………………………………………………

128

XV ANTI GRATIFIKASI …………………………………………………………………………………………….. 130

XVI KEBIJAKAN BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGATION ……………………………. 131

XVII MANAJEMEN RISIKO ………………………………………………………………………………………… 131

XVIII PERKARA HUKUM DAN SANKSI ADMINISTRASI ………………………………………………… 148

XIX ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA ………………………………………………………………………… 149

XX BUDAYA KERJA ………………………………………………………………………………………………… 155

XXI SOSIALISASI KODE ETIK DAN BUDAYA KERJA ……………………………………………………. 156

XXII SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN ……………………………………………………………….. 156

XXIII KETERBUKAAN INFORMASI ……………………………………………………………………………… 163

XIV LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG ……………………………………………………………… 170

Page 3: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Komitmen BNI Syariah dalam menerapkan praktik terbaik Tata Kelola Perusahaan

yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) bukan semata hanya untuk

mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku namun juga dengan

melakukan inovasi dan penyempurnaan pengelolaan secara berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Dengan berlandaskan pada

penerapan prinsip-prinsip GCG, BNI Syariah berpartisipasi dalam menjalankan

sistem perbankan ysng sehat di Indonesia.

Penerapan prinsip-prinsip GCG yang tercermin di setiap kegiatan usaha

merupakan perwujudan visi BNI Syariah untuk menjadi bank syariah pilihan

masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja, serta misi BNI Syariah untuk

menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. BNI Syariah meyakini bahwa

pelaksanaan GCG yang menyeluruh di setiap jenjang organisasi akan sangat

mendukung upaya BNI Syariah dalam mewujudkan sasaran bisnis serta

memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan dalam jangka panjang.

Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BNI Syariah pada tahun 2015 telah memasuki

babak baru. Tantangan yang dihadapi oleh BNI Syariah semakin beragam dan

kompleks. Walaupun begitu, BNI Syariah terus berupaya menerapkan praktik

terbaik GCG dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

melakukan perbaikan dan penyempurnaan pengelolaan GCG secara berkelanjutan

guna mewujudkan visi dan misi perusahaan.

B. Dasar Acuan Implementasi GCG

Sebagai dasar acuan penerapan tata kelola terbaik, BNI Syariah berpedoman pada

berbagai peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah;

2. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

3. Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,;

4. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah;

5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;

6. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 10/SEOJK.03/2014

tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah; dan

7. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang

Penerapan GCG pada BUMN

Dalam praktIknya, BNI Syariah senantiasa mengikuti perkembangan terkini dan

best practice GCG yang berlaku antara lain Pedoman Umum GCG oleh Komite

Page 4: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

2

Nasional Kebijakan Governance, Pedoman GCG Perbankan Indonesia serta

memperhatikan etika dan praktik bisnis terbaik.

BNI Syariah melalui seluruh jajarannya meyakini bahwa semangat menerapkan

GCG pada perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas

Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Profesionalitas, serta Kewajaran dan

Kesetaraan, akan meningkatkan kualitas perusahaan. Kualitas tersebut utamanya

dapat dinilai dari keberdayaan fungsi dan kemandirian organ perusahaan,

keputusan-keputusan manajemen yang dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, kesadaran dan tanggung jawab

sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, serta nilai

perusahaan yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya.

C. Prinsip-Prinsip GCG

Untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan diperlukan landasan yang kuat bagi

sebuah perusahaan. Untuk itu penerapan GCG sebagai kerangka utama dari

pertumbuhan perusahaan harus diterapkan secara konsisten dan

berkesinambungan dengan berlandaskan pada prinsip Transparansi

(Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban

(Responsibility), Profesional (Professional), dan Kewajaran (Fairness). Penerapan

prinsip-prinsip GCG di BNI Syariah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Transparansi (Transparency)

Perusahaan memiliki inisiatif dalam pengungkapan informasi material dan

relevan baik yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan serta

informasi penting lainnya yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Informasi

tersebut disampaikan dengan cepat, akurat, dan mudah diakses oleh siapapun.

Komitmen dalam mewujudkan prinsip Transparansi ditunjukkan oleh BNI

Syariah melalui:

a. Memiliki Sekretaris Perusahaan yang memiliki kewajiban untuk memastikan

informasi perusahaan yang relevan telah tersampaikan kepada pemangku

kepentingan, termasuk pemegang saham dan masyarakat.

b. Memiliki website resmi perusahaan yang selalu diperbarui dalam

menyajikan informasi sesuai standar transparansi dan publikasi yang

ditetapkan oleh Badan Regulator.

c. Senantiasa mengedepankan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan

dan pengungkapan kondisi keuangan dan non keuangan secara tepat waktu

kepada pemangku kepentingan.

d. Mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi,

sasaran usaha, strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan

kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham

oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota

keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem

manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem

Page 5: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

3

dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting

yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

e. Senantiasa menyajikan dan menyampaikan laporan kepada otoritas yang

berwenang dan kepada pihak-pihak lainnya sebagaimana ketentuan hukum

yang berlaku secara tepat waktu.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Pengelolaan BNI Syariah harus dilakukan secara benar, terukur dan sesuai

dengan kepentingan Bank dengan tetap memperhitungkan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Perwujudan dari prinsip

akuntabilitas di BNI Syariah tercermin melalui hal-hal sebagai berikut:

a. Memiliki pedoman atau kebijakan yang menjadi pegangan bagi setiap organ

perusahaan dan semua pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya.

b. Menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ

perusahaan dan semua pegawai secara jelas dan selaras dengan visi, misi,

nilai-nilai perusahaan, dan strategi perusahaan.

c. Meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua pegawai memiliki

kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam

pelaksanaan GCG.

d. Memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan

perusahaan.

e. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan

Anggaran Tahunan Perseroan serta rencana kerja lainnya.

f. Memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten

dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan

sanksi (reward and punishment system).

3. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Pengelolaan usaha Bank harus dipastikan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang

sehat, termasuk juga prinsip-prinsip Syariah. Selain itu Pertanggungjawaban

Bank juga berbentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Dalam hal ini BNI Syariah mewujudkan prinsip Pertanggungjawaban melalui

hal-hal sebagai berikut::

a. Senantiasa bertindak dengan prinsip kehati-hatian dan berpegang teguh

pada hukum yang berlaku.

b. Memiliki sistem teknologi informasi internal yaitu Electronic Corporate

Guideline yang menjadi panduan bagi pegawai mengenai kebijakan internal

BNI Syariah.

c. Memiliki Divisi Internal Audit, selain itu Bank memiliki Satuan Kerja

Kepatutan yang berfungsi sebagai second line of defense (ex ante) yaitu

senantiasa memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur

serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan

Page 6: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

4

perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta

memastikan kepatuhan Bank terhadap Komitmen yang dibuat oleh Bank

kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

d. Senantiasa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli

pada kelestarian lingkungan melalui implementasi Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan (CSR).

4. Professional (Professional)

Dalam mewujudkan prinsip Profesional, manajemen dan seluruh individu

dalam Bank memiliki kompetensi, mampu bertindak objektif, dan bebas dari

pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen

yang tinggi untuk mengembangkan Bank Syariah. Prinsip ini dipegang teguh

oleh BNI Syariah dalam hal:

a. Komposisi Direksi, Komisaris, maupun Dewan Pengawas Syariah tidak

saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua.

b. Mayoritas anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

Direktur Utama maupun Direktur lainnya berasal dari pihak yang

independen terhadap pemegang saham pengendali, karena tidak memiliki

hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau

hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali.

c. Telah memiliki aturan mengenai Benturan Kepentingan yang diatur di dalam

Kode Etik Insan BNI Syariah.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) dipegang teguh oleh BNI Syariah

yang diwujudkan dalam setiap keputusan yang diambil senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham mayoritas dan memberikan

perlindungan kepada pemegang saham minoritas dan pemangku kepentingan

lainnya dari rekayasa dan transaksi yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Secara keseluruha , perwujudan prinsip

Kewajaran dan Kesetaraan di BNI Syariah mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan berdasarkan

asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).

b. Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk

memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank

serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip

keterbukaan.

D. Kebijakan Dasar GCG

Berangkat dari regulasi sebagai dasar acuan dan prinsip-prinsip dasar GCG

sebagai pedoman, BNI Syariah telah menyusun dan menerapkan

kebijakan-kebijakan operasional bagi seluruh unit kerja untuk meningkatkan

kualitas dan cakupan implementasi GCG secara berkelanjutan. Kebijakan dasar

GCG BNI Syariah antara lain terdiri dari:

Page 7: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

5

1. Pedoman Pelaksanaan GCG berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi

dan Dewan Komisaris No. KP/DIR/397, KP/10/DK/2010, tanggal 21 Desember

2010;

2. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang terakhir

diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/016,

KP/DI/DK/2013 tanggal 12 Nov 2013;

3. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah berdasarkan Surat

Keputusan Dewan Pengawas Syariah No. BNISy/DPS/SK/XII/2014/001,

tanggal 11 Desember 2014;

4. Internal Audit Charter berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/002/DIR/R

tanggal 2 Juni 2014 tentang Internal Audit Charter PT Bank BNI Syariah.;

5. Kebijakan Umum Manajemen Risiko berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.

KP/005/DIR/R, tanggal 21 September 2015.

6. Kode Etik Insan BNI Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.

BNISy/DIR/403, tanggal 23 Desember 2010;

7. Kebijakan Program Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

Pendanaan Terorisme (Kebijakan Program Penerapan APU-PPT) yang

ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris 4 Juni 2013.

8. Aturan mengenai larangan menerima dan/atau memberi hadiah dalam rangka

pelaksanaan GCG melalui Surat Edaran Direksi BNI Syariah nomor

SE/BNISy/DIR/002 tanggal 5 Agustus 2011.

9. Strategi Anti Fraud berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/006/DIR/R

tanggal 26 Oktober 2015;

10. Serta berbagai kebijakan operasional bank sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.

E. Kilas Balik Implementasi GCG

1. Tahun 2010-2011 (Peletakan Dasar-Dasar GCG)

Sejak awal pendiriannya, BNI Syariah sudah menerapkan GCG dengan

berpedoman kepada ketentuan hukum yang berlaku. Tahun 2010-2011 disebut

juga sebagai tahun GCG Commitment dimana jajaran manajemen berusaha

membangun pondasi GCG (Aspek Governance Structure dan Governance

Process) yang ditandai dengan beberapa langkah yaitu:

1) BNI Syariah telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku dalam hal

komposisi dan persyaratan anggota Direksi, Dewan Komisaris, anggota

DPS, serta unit kerja lainnya.

2) BNI Syariah mengesahkan kebijakan terkait GCG seperti Pedoman

Pelaksanaan GCG, Kode Etik Insan BNI Syariah, Pedoman Tata Tertib

Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan

Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan

fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya.

3) Pembentukan Komite-komite di level Dewan Komisaris yaitu:

a. Komite Audit;

Page 8: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

6

b. Komite Pemantau Risiko;

c. Komite Remunerasi dan Nominasi.

4) Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

5) Melaksanakan keterbukaan informasi secara tepat waktu, antara lain dalam

publikasi Laporan Keuangan, informasi maupun peristiwa atau fakta

material.

6) Menyusun Laporan Tahunan yang tepat waktu, memadai, jelas, dan akurat.

7) Melaksanakan self assessment terhadap penerapan GCG, dan menyusun

Laporan GCG setiap akhir tahun untuk pelaporan kepada OJK.

8) BNI Syariah memiliki satuan Kerja Kepatutan yang berfungsi sebagai 2nd

line of defense (ex ante) yaitu senantiasa memastikan bahwa kebijakan,

ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilekukan oleh

Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Tahun 2012-2014 (Penerapan GCG Berkelanjutan)

Penerapan GCG secara berkelanjutan merujuk pada upaya untuk meningkatkan

efektivitas dan kualitas Aspek Governance Structure dan Aspek Governance

Process sehingga menghasilkan hasil yang diharapkan. Adapun

langkah-langkah yang telah dilakukan Bank selama 2012-2014 dalam rangka

GCG berkelanjutan adalah:

1) Tahun 2014 OJK menerbitkan POJK No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,

mewajibkan Bank melakukan self assessment GCG dengan metode yang

baru dan sebagai bagian dari Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. BNI

Syariah senantiasa memenuhi kewajiban pelaporan self assessment ini

setiap semester kepada OJK.

2) BNI Syariah melakukan penyempurnaan terhadap pedoman pelaksanaan

program APU & PPT dan kebijakan penerapan program APU & PPT serta

telah memiliki buku saku APU & PPT yang ditujukan bagi pegawai

cabang/unit/divisi.

3) BNI Syariah telah memiliki Unit Anti Fraud yang senantiasa menjalankan

strategi anti fraud antara lain dengan:

a. Penanganan fraud dan pelaporan kejadian fraud kepada otoritas yang

berwenang secara rutin dan tepat waktu;

b. Penandatanganan pakta integritas oleh segenap Insan BNI Syariah;

c. Pelaksanaan strategi pengendalian fraud melalui program Monday

Reminder (MORE), program Anti Fraud Sharing (AFSS), program Alert

System (PAS), program Buku Suku BNI Syariah (BAS) serta Forum Anti

Fraud (FAF);

d. Sosialisasi Whistle Blowing System (WBS) sebagai sarana pelaporan

penyimpangan/pelanggaran yang bersifat rahasia dan memiliki

mekanisme perlindungan pelapor.

Page 9: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

7

3. Tahun 2015 (Masuk Pasar Modal)

1) Tanggal 26 Mei 2015 BNI Syariah menerbitkan sukuk pasar modal yang

menimbulkan kewajiban-kewajiban baru sebagai emiten khususnya

pelaporan-pelaporan kepada OJK Pasar Modal, Bursa Efek, Wali Amanat

dan KSEI. Bank senantiasa memenuhi kewajiban pelaporan di bidang Pasar

Modal tersebut.

2) Bank telah melakukan Fine tuning organisasi BNI Syariah yaitu dengan:

a. Pembentukan unit/satuan/divisi yang berfungsi sebagai sekretaris

perusahaan untuk memastikan pemenuhan penerapan ketentuan GCG

serta melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sekretaris Perusahaan

b. Pemisahan antara unit dana dengan unit yang melaksanakan

pembiayaan konsumtif yang sebelumnya tergabung dalam satu unit guna

terciptanya pengelolaan bisnis dan pengelolaan risiko yang lebih baik.

3) Memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information System (CIS) yang

berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait dengan organisasi,

regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung pemenuhan

ketentuan internal dan eksternal tepat waktu antara lain dalam hal

penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan

GCG yang tepat waktu.

4) Penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang BNI Syariah yang memiliki

kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada

cabang-cabang tersebut.

F. Tahapan Implementasi GCG (Roadmap GCG)

Implementasi GCG perlu dilakukan secara terencana dan terarah sesuai dengan

standar terbaik dalam mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Tahapan

Implementasi GCG di BNI Syariah mengacu kepada rencana Roadmap GCG yaitu

tiga tahapan transformasi GCG yang akan dilalui oleh BNI Syariah hingga

mencapai tujuannya yaitu GCG Excellence.

2011 2012-2014 2014-2017

GCG COMMITMENT GCG SUSTAINABLE

IMPLEMENTATION GCG EXELLENCE

Tahap GCG Commitment

1. Pada tahap ini Bank melalui manajemen membangun Governance Structure

(yang terdiri dari struktur dan infrastruktur GCG) sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan terkait GCG, ketentuan perundang-undangan lainnya atau

berdasarkan kepada praktik terbaik.

2. Pemenuhan struktur dan infastruktur GCG diharapkan dapat mendorong

efektivitas pelaksanaan prinsip GCG (Governance Process) di Bank secara

keseluruhan .

3. Yang termasuk struktur GCG adalah Komisaris, Direksi, Komite, Dewan

Pengawas Syariah, dan satuan kerja pada Bank, sedangkan infrastruktur GCG

Page 10: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

8

adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem informasi manajemen serta tugas

pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi.

Tahap GCG Sustainable Implementation

1. Pada tahap ini manajemen melakukan penyempurnaan secara berkelanjutan

terhadap struktur, infrastruktur, serta proses pelaksanaan GCG secara

keseluruhan sehingga menghasilkan outcome yang diharapkan.

2. Bank menyempurnakan pengelolaan GCG berdasarkan kepada laporan Self

Assessment GCG tiap tahun yang menunjukkan nilai/rating kepatuhan Bank

terhadap GCG, selain itu juga kepada peraturan perundang-undangan yang

terbaru, serta praktik terbaik GCG.

3. Penyempurnaan GCG didukung dengan kegiatan monitoring implementasi GCG

secara terus menerus, peran aktif top management, sosialisasi budaya GCG,

dan evaluasi terhadap pengelolaan GCG di perusahaan.

Tahap GCG Excellence

Tahap GCG Excellence adalah kondisi dimana BNI Syariah telah dapat

merepresentasikan prinsip-prinsip GCG secara menyeluruh dalam setiap kegiatan

usaha maupun operasional. Pencapaian GCG Excellence juga ditandai oleh

implementasi GCG secara berkelanjutan dengan diiringi oleh

pengawasan/monitoring dan evaluasi secara berkala.

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap Akhir

Perumusan Implementasi Monitoring

Evaluasi GCG Excellent

1 Pengukuhan

Komitmen

GCG

Manajemen

1 GCG Awareness

berupa

penandatanganan

pakta Integritas

1 Program

Assessment

GCG

1 Terwujudnya GCG

sebagai budaya

2 Membangun

struktur GCG

2 Penegakan

Budaya

Perusahan dan

Kode Etik BNIS

2 Monitoring

implementasi

GCG

2 Keberiangsungan

Usaha

3 Membangun

kelengkapan

infrastruktur

3 Peran aktif Top

Manajemen

3 Evaluasi Kinerja

Perusahaan

3 Memberi nilai

tambah bagi

stakeholder

4 Menyusun

kelengkapan

sistem

kebijakan dan

prosedur GCG

4 Optimalisasi

Organ pendukung:

Fungsi

Manajemen

Risiko, Sistem

Pengendalian

Intern, Fungsi

Kepatuhan, Fungsi

Audit Eksternal/

Intern, Fungsi

4 Evalusasi

rencana Bisnis

Perusahaan

4 Service Excellent

Page 11: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

9

APPU PPT

5 Penyempurnaan

Struktur GCG

5 Perusahaan yang

berintegritas,

beretika, dan

bertanggung

jawab

G. Implementasi GCG di Tahun 2015

BNI Syariah menyadari bahwa penerapan GCG merupakan proses yang

berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga memerlukan komitmen penuh dari

seluruh jajaran manajemen dan pegawai Bank. Untuk melanjutkan tahapan yang

telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 BNI Syariah

memperkuat penerapan GCG yang antara lain berfokus kepada:

1. Pembentukan Unit Pengelolaan GCG

Bersamaan dengan pemenuhan kewajiban berdasarkan POJK No.

35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan

Publik, perusahaan mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan (Corporate

Secretary) serta unit pendukungnya yaitu Unit Investor Relations and Secretary

yang salah satu tanggung jawabnya adalah memastikan pemenuhan penerapan

ketentuan GCG di perusahaan.

2. Pemenuhan Kewajiban-kewajiban di bidang Pasar Modal

Tahun 2015, BNI Syariah mendapatkan status baru sebagai Emiten karena

kegiatan penawaran sukuk di Pasar Modal, sekaligus memiliki

kewajiban-kewajiban baru di bidang Pasar Modal. Beberapa kewajiban tersebut

adalah penyesuaian tata kelola perusahaan, anggaran dasar, kebijakan, serta

kewajiban pelaporan-pelaporan terkait Pasar Modal seperti pelaporan keuangan

yang harus disesuaikan dengan ketentuan Pasar Modal dan Laporan Realisasi

Penggunaan Dana Sukuk.

3. Sosialisasi GCG melalui Website dan Sistem Teknologi Informasi Internal

a. BNI Syariah memperbaiki konten Website Perusahaan sebagai wujud

pemenuhan prinsip transparansi, dan ketentuan POJK No. 9/POJK.04/2015

tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik.

b. BNI Syariah telah memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information

System (CIS) yang berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait

dengan organisasi, regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung

pemenuhan ketentuan internal dan eksternal tepat waktu antara lain dalam

hal penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan

GCG yang tepat waktu.

4. Penyempurnaan Struktur GCG terkait APU & PPT di Cabang

Bank melakukan penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang BNI Syariah yang

memiliki kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada

cabang-cabang tersebut.

Page 12: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

10

H. Sosialiasi GCG

Untuk mewujudkan Implementasi GCG yang merata di seluruh elemen perusahaan,

BNI Syariah melakukan sosialisasi GCG yang menyeluruh. Sosialisasi ini dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1. Buku panduan GCG yang diberikan pada pegawai baru;

2. Kampanye GCG melalui media internal BNI Syariah secara berkala melalui

email blast, stiker, WBS, kepada pegawai BNI Syariah di seluruh Indonesia;

3. Penyediaan Electronic Corporate Guidelines (ECG) di portal BNI Syariah

sehingga seluruh pegawai dapat mengakses dan mempelejari GCG.

I. Penilaian GCG

BNI Syariah senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan terbaik GCG

mengacu kepada ketentuan hukum yang berlaku bagi Bank dan yang sesuai

dengan kebutuhan praktik di industri Perbankan Syariah, sehingga penerapan GCG

di BNI Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hasil penilaian GCG

yang dilakukan melalui self assessment menjadi masukan dalam memetakan dan

meningkatkan praktik GCG di BNI Syariah berdasarkan hasil rekomendasi yang

diberikan.

Penilaian (Self Assessment) GCG diatur berdasarkan POJK No. 8/POJK.0/2014

dan SEOJK No.10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Berdasarkan hal tersebut, BNI Syariah

melakukan Self Assessment yang mencakup parameter/indikator penilaian

terhadap:

1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan Komisaris;

2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;

4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah;

5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam penghimpunan dan penyaluran dana serta

pelayanan jasa;

6) Penanganan benturan kepentingan;

7) Penerapan fungsi kepatuhan;

8) Penerapan fungsi audit internal;

9) Penerapan fungsi audit eksternal;

10) Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD);

11) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan

GCG serta pelaporan internal.

Pada 2015, BNI Syariah telah melaksanakan 2 (dua) kali self assessment (setiap

akhir semester seperti ketentuan berlaku) dan berdasarkan hasil self assessment

BNI Syariah terhadap penerapan atas prinsip-prinsip GCG yang diukur dari 3 (tiga)

aspek Governance (Governance Structure, Governance Process, dan Governance

Page 13: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

11

Outcome), dapat disimpulkan bahwa manajemen BNI Syariah telah melakukan

GCG secara umum “BAIK”. BNI Syariah telah memenuhi ketiga aspek governance

tersebut. Hal tersebut tercermin dalam hasil governance outcome dari

masing-masing kriteria/indikator yang memberikan hasil yang memadai dan

berpengaruh terhadap pencapaian hasil kinerja sesuai ekspektasi pemangku

kepentingan.

Kekuatan pelaksanaan GCG BNI Syariah ada pada kebijakan-kebijakan yang

dihasilkan oleh manajemen BNI Syariah serta pelaksanaannya sesuai dengan

prinsip-prinsip GCG. Selain itu BNI Syariah juga telah memenuhi 11 (sebelas)

kriteria/indikator terhadap pelaksanaan GCG.

A. Governance Structure

1. Faktor-faktor positif aspek governance structure BNI Syariah adalah

pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dari hasil self assessment terhadap governance structure pada kriteria

ini dapat disimpulkan bahwa komposisi dan kriteria Dewan Komisaris

telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders. Salah

seorang anggota Dewan Komisaris bapak Imam Budi Sardjito

mengundurkan diri dan resmi digantikan oleh Bapak Fero

Poerbonegoro berdasarkan Surat Keputusan Pemegang Saham

(RUPS-LB Sirkuler) tanggal 12 Agustus 2015. Bapak Fero

Poerbonegoro telah lulus fit and proper test berdasarkan Keputusan

Dewan Komisioner OJK No. Kep-59/D.03/2015 tentang Hasil Uji

Kemampuan dan Kepatutan Sdr Fero Poerbonegoro selaku Calon

Anggota Dewan Komisaris PT Bank BNI Syariah. Keputusan

pengangkatan Fero Poerbonegoro sudah diaktanotariskan kembali

setelah lulus fit and proper test berdasarkan Akta Notaris di hadapan

Notaris Fathiah Helmy No. 27, 26 Oktober 2015 (Surat Kemenkumham

AHU-AH.01.03-0974865, 26 Otober 2015).

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Bahwa komposisi dan kriteria Direksi telah sesuai dan memadai guna

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI

Syariah dan stakeholders.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Komposisi, kompetensi dan kriteria dari Komite Audit, Komite

Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Syariah

Komposisi, kompetensi reputasi dan independensi DPS BNI Syariah

telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga DPS BNI

Syariah dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan

Page 14: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

12

baik.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan

Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Secara umum BNI Syariah telah melaksanakan kegiatan

penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa sesuai

dengan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut

didukung dengan kompetensi DPS BNI Syariah yang memadai.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan

BNI Syariah telah memiliki kebijakan yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Komposisi, kompetensi dan kriteria dari satuan kerja kepatuhan BNI

Syariah telah memenuhi ketentuan yang berlaku. BNI Syariah telah

menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan POJK No.

33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten atau

Perusahaan Publik. Untuk menunjang kepatuhan Bank, BNI Syariah

berkomitmen dalam RBB tahun 2016 untuk memperbaharui atau

menyesuaikan pedoman-pedoman internal terkait GCG seperti

Pedoman GCG, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, serta

Pedoman Benturan Kepentingan.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Struktur organsisasi Audit Internal BNI Syariah telah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. BNI Syariah juga telah memiliki Piagam

Internal Audit, panduan internal audit, SDM Audit Internal yang

kompeten guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

dari satuan kerja audit internal.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi

ketentuan yang berlaku.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana

BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis

mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana

besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan

non keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BNI Syariah telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai tata cara

pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, yang

dituangkan dalam :

a. Kebijakan Akuntansi dalam Laporan Keuangan yang direview oleh

Direksi setiap tahun;

b. Prosedur yang dituangkan dalam BPP : Jurnal Akuntansi Syariah,

Stelsel Rekening Syariah dan Penjelasannya, Kebijakan

Akuntansi Syariah, HB Aktiva dan Pasiva Selain Aktiva Produktif

Page 15: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

13

dan Tetap, Rekonsiliasi dan Kebijakan Pos Terbuka, Operasional

dan Sentra Akuntansi.

c. BNI Syariah sedang dalam proses pembuatan BPP Kebijakan

Perencanaan Strategis Korporat & Pengendalian Keuangan.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance structure BNI Syariah adalah

pada kriteria sebagai berikut:

BNI Syariah tidak memiliki faktor-faktor negatif aspek governance process

BNI Syariah.

B. Governance Process

1. Faktor-faktor positif aspek governance process BNI Syariah

adalah pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dari hasil self assessment terhadap governance process dapat

disimpulkan bahwa dengan terpenuhinya governance structure pada

kriteria ini, maka pengangkatan/penggantian anggota Dewan

Komisaris, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab termasuk

tindakan pengawasan, evaluasi serta independensi dari Dewan

Komisaris telah memadai.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Bahwa dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini,

maka dapat disimpulkan bahwa Direksi telah melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya secara memadai.

Pengangkatan/penggantian Direksi telah sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan, pelaksanaan terhadap GCG telah dioptimalkan

salah satunya pembentukan coporate secretary untuk memastikan

pemenuhan penerapan GCG di perusahan selain melaksanakan

tugas dan fungsi sebagai sekretaris perusahaan, temuan hasil audit

telah ditindaklanjuti berdasarkan rekomendasi pihak terkait, serta

hal-hal lain terkait dengan governance process telah dipenuhi dan

memberikan hasil yang optimal.

Terkait Manajemen Risiko, Direksi salah satunya telah mereview

Kebijakan Manajemen Risiko (KUMR) September 2015 (cfm.

Keputusan Direksi No. Kp/005/DIR/R tanggal 21 September 2015).

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka

Komite Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite

Pemantau Risiko telah melaksanakan tugas dan fungsinya secara

memadai dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Syariah

Pengangkatan/penggantian anggota DPS BNI Syariah serta

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya telah berjalan dengan

Page 16: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

14

baik, dimana DPS BNI Syariah telah diangkat dan melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan

Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

DPS BNI Syariah telah melakukan pengawasan pada hal-hal yang

terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah dalam kegiatan

penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa dengan

melakukan diskusi dan review terhadap rencana kebijakan serta

menilai pelaksanaannya dengan memberikan opini syariah.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan

Selama Semester II tahun 2015, tidak terjadi transaksi yang

mengandung benturan kepentingan yang melibatkan Direksi, Dewan

Komisaris maupun DPS baik secara langsung maupun tidak

langsung.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Penerapan fungsi kepatuhan BNI Syariah telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan. Tugas dan tanggung jawab

dari Direktur Kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan telah

dilaksanakan dengan baik dan memadai.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, BNI

Syariah telah menerapkan fungsi audit internal secara efektif pada

seluruh aspek dan unsur kegiatan BNI Syariah. Audit Internal BNI

Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank, BNI Syariah telah

menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan yang mampu bekerja secara independen, memenuhi

standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang

lingkup audit yang ditetapkan serta mampu berkomunikasi dengan

otoritas yang berwenang.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka

BNI Syariah telah mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem

dan prosedur yang dimiliki terkait BMPD secara berkala, untuk

disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang

berlaku, serta telah memastikan penyediaan dana kepada pihak

terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan

prinsip kehati-hatian.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan

non keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku melalui penyampaian laporan keuangan dan non keuangan

Page 17: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

15

kepada pihak terkait tepat waktu serta telah mentransparansikan

informasi produk sesuai ketentuan yang berlaku kepada Nasabah dan

pihak lainnya.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance process BNI Syariah

Tidak terdapat faktor negatif pada aspek governance process BNI Syariah

C. Governance Outcome

1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome BNI Syariah adalah

pada kriteria sebagai berikut:

(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Bahwa dengan terpenuhinya governance structure dan governance

process pada kriteria ini, maka setiap tugas dan tanggung jawab

Dewan Komisaris menjadi optimal dan memenuhi ketentuan

perundang-undangan, salah satunya adalah pengawasan dan

evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris menghasilkan

pencapaian kinerja keuangan BNI Syariah terhadap target

proporsional RBB sampai dengan Desember 2015.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Governance outcome pada kriteria ini adalah dengan telah

dilaksanakannya tugas dan tanggung jawab Direksi secara optimal,

maka efektivitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Direksi tersebut adalah memadai. Hal ini dapat dilihat dengan

tercapainya target-target financial maupun non financial.

Dari sisi non financial, BNI Syariah juga telah melakukan serangkaian

kebijakan antara lain pengembangan bisnis internasional dan

remittance dengan menyempurnakan struktur organisasi divisi

Treasury dan International, pembentukan Divisi FTD (Funding &

Transaction Division) dan CCD (Corporate Secretary &

Communication Division), serta mengoptimalkan sinergi dengan induk

(BNI). Rencana pengembangan produk dan aktivitas baru juga telah

dilakukan dengan diluncurkannya produk Tabungan Siswa Syariah

(SimPel iB), dan akan menyusul Reposisi Tabungan iB Prima

Hasanah, General payment system, Griya Swakarya, Griya HOP iB

Hasanah, dan OTO COP iB Hasanah. Target pembukaan jaringan

juga sudah terpenuhi hampir 75%.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Dengan terpenuhinya governance structure serta governance process

pada kriteria ini, maka efektifitas terhadap pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Komite memberikan hasil yang optimal.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

Syariah

Komposisi, kompetensi, dan kriteria DPS BNI Syariah yang memadai,

maka tugas dan tanggung jawab sebagai DPS BNI Syariah dapat

dilaksanakan dengan ketentuan yang berlaku.

Page 18: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

16

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan

Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan

jasa BNI Syariah telah memiliki SOP yang sesuai dengan prinsip

syariah.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process

pada kriteria ini, maka BNI Syariah tidak mengalami benturan

kepentingan yang dapat mengurangi aset BNI Syariah atau

mengurangi keuntungan BNI Syariah telah diungkapkan dalam setiap

keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. Operasional BNI

Syariah bebas dari intervensi Pemegang Saham /pihak terkait/pihak

lainnya.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process

pada kriteria ini, maka penerapan terhadap fungsi kepatuhan BNI

Syariah memberikan hasil yang memadai salah satunya adalah

dengan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan

yang berlaku.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process

pada kriteria ini, maka telah terpenuhinya tugas dan tanggung jawab

dari Audit Internal BNI Syariah secara memadai. Audit Internal BNI

Syariah dalam melaksanakan auditnya telah memenuhi ketentuan

independensi dan obyektivitas pelaksanaan audit.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit. Hasil audit dan

management letter telah menggambarkan permasalahan BNI Syariah

yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada OJK oleh

KAP yang ditunjuk.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana

BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang

BMPD kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu.

Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada pihak terkait

dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang

berlaku tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian

maupun perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan

kemampuan permodalan dan penyebaran/ diversifikasi portofolio

penyediaan dana.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Tahunan, laporan

pelaksanaan GCG kepada pihak terkait secara tepat waktu

sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang dan telah menerapkan

transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data pribadi

Page 19: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

17

J. Penghargaan Implementasi GCG

Selama tahun 2015 BNI Syariah menerima beberapa penghargaan terkait GCG

yaitu:

1. Peringkat pertama Annual Report Award (ARA) 2015 kategori Private

Keuangan Non Listed.

2. Peringkat pertama GCG dari Economic Review

K. Rencana GCG 2016

Berdasarkan RBB tahun 2016, dari aspek GCG, BNI Syariah berkomitmen untuk

melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1) Memutakhirkan pedoman tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan

Komisaris perusahaan sesuai dengan POJK No.33/POJK.04/2014 tentang

Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;

2) Membentuk Pedoman Benturan Kepentingan sebagai pedoman pegawai dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaannya,

serta menuangkan pedoman tersebut dalam sistem informasi online yang dapat

diakses segenap pegawai;

3) Meninjau dan memutakhirkan pedoman GCG yang ditandatangani oleh Direksi

dan Komisaris mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku

serta pedoman GCG lainnya;

4) Sosialisasi melalui media internal tentang tata nilai perusahaan seperti kode etik

perusahaan, GCG, whistle blowing system, pengelolaan gratifikasi, perlindungan

konsumen, dengan tujuan meningkatkan implementasi standar perilaku bisnis

dan perilaku kerja yang etikal untuk menciptakan nilai tambah bagi pemangku

kepentingan perusahaan.

L. Kebijakan Benturan Kepentingan

Kebijakan Benturan Kepentingan BNI Syariah diatur dalam Kode Etik Insan BNI

Syariah berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, tanggal 23

Desember 2010;

nasabah.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance outcome BNI Syariah

(a) Penerapan Fungsi Kepatuhan

Cfm. Laporan penerapan fungsi kepatuhan pada posisi 1 Juli 2015

sampai dengan 31 Desember 2015 disimpulkan bahwa secara

nominal tingkat denda pelanggaran adalah sebesar 14.162.000

(empat belas juta seratus enam puluh dua ribu rupiah), terjadi

kenaikan dari posisi Semester I/Juni 2015 (Rp. 2,3 juta). Tingkat

denda ini masih masuk ke dalam kategori low (rendah). BNI Syariah

ke depannya selalu berusaha untuk mematuhi segala ketentuan

hukum yang ditetapkan oleh Badan Regulator.

Page 20: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

18

M. Struktur GCG

Struktur dan mekanisme GCG di BNI Syariah mengacu kepada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, benchmark GCG di peers group yang memiliki

reputasi bagus, serta praktik yang berlangsung di perusahaan. Sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007, maka struktur

GCG BNI Syariah utamanya terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris, Direksi dan

Dewan Pengawas Syariah. Dewan Komisaris telah membentuk komite-komite

untuk membantu dan meningkatkan fungsi pengawasan yang dijalankan Dewan

Komisaris. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, masing-masing komite

Dewan Komisaris bekerja sesuai dengan ruang lingkup tugas komite yang

bersangkutan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris.

Sedangkan Direksi terutama Direktur Risiko dan Kepatuhan dibantu oleh jajaran

manajemen bank yang bertugas untuk mengelola, mengendalikan, mengawal, dan

Dewan Komisaris

(Board of Commissioner)

Dewan Pengawas

Syariah

(Sharia Supervisory

Board)

Direksi

(Board of Director

Direktur Risiko & Kepatuhan

(Risk & Compliance

Director)

RUPS

(General Meeting

of Sharefolder)

Check and Balance Check and Balance

Elect and Dismiss

Komite Audit

(Audit Committee)

Komite Pemantau Risiko

(Risk Monitoring

Committee)

Elect and Dismiss

Divisi Internal Audit

(Internal Audit Division)

Divisi Legal & Kepatuhan

(Legal & Compliance

Division)

Sekretaris Perusahaan

(Corporate Secretary)

Divisi Sekretaris Perusahaan

dan Komunikasi

(Corporate Secretary &

Communication Division)Komite Kebijakan dan Risiko

(Risk and Policy Committee)

Sekretaris Dewan

Komisaris

(Commissioner

Secretary)

Komite Remunerasi dan

Nominasi

(Remuneration &

Nomination Committee)

Divisi Strategi & Keuangan

(Strategi & Finance Division)

Satuan Kerja Kepatuhan

(Compliance Desk)

Komite Sumber Daya

Manusia

(Human Resources

Committee)

Komite Modal, Investasi, dan

Teknologi

(Capital, Investment, and

Technology Committee)

Komite Asset, Liabilities

Management

(Assets, Liabilities,

Management

Committee)

Divisi Manajemen Risiko

Perusahaan

(Enterprise Risk Management

Division)

Page 21: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

19

bertanggung jawab atas implementasi GCG yang dibantu oleh Komite di bawah

Dewan Komisaris, Komite di bawah Direksi, Sekretaris Perusahaan, dan divisi-divisi

yang bersentuhan dengan GCG.

II. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham BNI Syariah terdiri dari Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).

Pemegang saham melalui RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan

kepada Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain wewenang untuk mengangkat dan

memberhentikan anggota Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi,

mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi,

mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas Laporan

Direksi, Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan

Perseroan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk dan menetapkan biaya

jasa akuntan publik, menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas pengurus,

serta kewenangan lain yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

Sepanjang tahun 2015, BNI Syariah telah menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS

Tahunan dan 3 (tiga) kali RUPS Luar Biasa dengan agenda sebagai berikut.

A. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS-T)

BNI Syariah telah mengadakan RUPS Tahunan tahun buku 2014 pada tanggal 23

Februari 2015 dengan agenda sebagai berikut:

1) Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku

2014 (dua ribu empat belas), yang terdiri dari Laporan Direksi, Laporan Tugas

Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Keuangan Perseroan tahun buku

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.

2) Menyetujui Laporan Pelaksanaan Zakat Perseroan untuk tahun buku yang

berakhir pada 31-12-2014 (tiga puluh satu Desember dua ribu empat belas).

3) Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab

(acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi atas tindakan

pengurusan dan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris atas tindakan

pengawasan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku 2014 (dua ribu

empat belas), sepanjang:

a. Tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana; dan

b. Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan

Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2014 (dua ribu empat belas).

4) Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2014 beserta

penggunaannya.

5) Menyetujui dan menunjuk Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Aktuaria

Independen yang sama dengan yang digunakan oleh PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk, selaku perusahaan induk untuk tahun buku 2015 (dua

ribu lima belas).

6) Menyetujui melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan

Page 22: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

20

untuk menetapkan besarnya biaya jasa Kantor Akuntan Publik dan Konsultan

Aktuarian Independen tahun buku 2015 (dua ribu lima belas) dengan terlebih

dahulu berkonsultasi dengan Pemegang Saham mayoritas.

7) Menyetujui Tugas Manajemen Perseroan untuk tahun buku 2015 (dua ribu lima

belas).

8) Menyetujui remunerasi, gaji, fasilitas, dan tantiem bagi Direksi dan Dewan

Komisaris akan ditentukan oleh pemegang saham mayoritas dalam waktu

selambat-lambatnya satu bulan setelah ditutupnya rapat.

9) Menyetujui “Hasanah” tetap digunakan sebagai Corporate Campaign sebagai

bagian dari strategi pemenangan persaingan Bisnis Jangka Panjang.

B. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB)

Selama tahun 2015 BNI Syariah telah mengadakan RUPS Luar Biasa sebanyak 3

(tiga) kali. Adapun tanggal dan hasil keputusan RUPS Luar Biasa tersebut adalah

sebagai berikut:

1. RUPS-LB tanggal 12 Agustus 2015 (pertama)

Keputusan

i. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai

masa jabatan Direksi menjadi 3 tahun sejak pengangkatannya melalui

RUPS. Direksi yang menggantikan atau penambahan anggota Direksi

menjabat 3 tahun sejak pengangkatannya melalui RUPS.

ii. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai

masa jabatan Dewan Komisaris menjadi 3 tahun sejak pengangkatannya

melalui RUPS. Direksi yang menggantikan atau penambahan anggota

Dewan Komisaris menjabat 3 tahun sejak pengangkatannya melalui

RUPS.

iii. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan mengenai

masa jabatan Dewan Pengawas Syariah menjadi 3 tahun sejak

pengangkatannya melalui RUPS.

2. RUPS-LB tanggal 12 Agustus 2015 (kedua)

Keputusan

i. Menyetujui pengangkatan kembali Direktur Bisnis Bapak Iman Teguh

Saptono.

ii. Menyetujui pengangkatan kembali Ketua DPS bapak K.H Ma’ruf Amin dan

anggota DPS Bapak Hasanudin.

iii. Menyetujui pengunduran diri Komisaris Bapak Imam Budi Sardjito dan

pengangkatan penggantinya yaitu Bapak Ferro Poerbonegoro.

3. RUPS-LB tanggal 8 Desember 2015

Keputusan

Menyetujui perubahan Anggaran dasar untuk penyesuaian terhadap POJK No.

33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau

Perusahaan Publik, Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Perusahaan Induk, serta

perubahan-perubahan lainnya.

Page 23: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

21

C. Realisasi RUPS Tahunan 2014

Pada tahun buku 2015, Direksi BNI Syariah telah merealisasikan Keputusan RUPS

Tahunan untuk tahun buku 2014, yaitu antara lain:

Keputusan RUPS Tahun Buku 2014 Keterangan Realisasi

Menyetujui dan menunjuk Kantor

Akuntan Publik dan Konsultan Aktuaria

Independen yang sama dengan yang

digunakan oleh PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk, selaku

perusahaan induk untuk tahun buku

2015.

Penunjukan Kantor Akuntan Publik

(KAP) Tanudiredja, Wibisana dan rekan

(afiliasi KAP Pricewaterhouse Coopers)

sebagai Akuntan Publik BNI Syariah

untuk tahun buku 2015.

Menyetujui melimpahkan kewenangan

kepada Dewan Komisaris Perseroan

untuk menetapkan besarnya biaya jasa

Kantor Akuntan Publik dan Konsultan

Aktuarian Independen tahun buku 2015

dengan terlebih dahulu berkonsultasi

dengan Pemegang Saham mayoritas.

Dewan Komisaris BNI Syariah

menetapkan besarnya biaya jasa KAP

dan Konsultan Aktuaria untuk tahun

buku 2015.

Menyetujui Tugas Manajemen

Perseroan untuk tahun 2015 sebagai

berikut:

1. Menjaga dan meningkatkan

kepatuhan termasuk nilai-nilai

syariah.

2. Menjaga rasio NPF maksimal

1,99%.

3. Menjaga coverage ratio menjadi

minimal 87,79%.

4. Mencapai recovery minimal Rp22,6

miliar.

5. Mencapai CASA (tidak termasuk

dana bank) minimal 49,24%.

6. Laba minimal Rp162,89 miliar.

1. Menjaga dan meningkatkan

kepatuhan termasuk nilai-nilai

syariah

2. Menjaga rasio NPF sebesar 2,3%

3. Menjaga coverage ratio pada

84,51%

4. Mencapai recovery minimal Rp. 39,7

M

5. Mencapai CASA (di luar dana bank)

sebesar 46,15%

6. Mencapai Laba sebesar 228,53

miliar

III. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS SYARIAH

Secara garis besar Dewan Pengawas Syariah (DPS) melaksanakan tugas dan

tanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)

serta memberikan nasihat dan saran kepada Direksi terkait dengan pelaksanaan

kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Dewan Pengawas Syariah diangkat

dan disahkan melalui RUPS sesuai dengan rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional

(DSN).

Page 24: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

22

Komitmen DPS dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional BNI

Syariah adalah melakukan review terhadap kegiatan BNI Syariah selama tahun 2015

dalam upaya meningkatkan pengawasan praktek syariah. Keseluruhan temuan hasil uji

petik langsung pada kantor cabang telah disampaikan kepada Direksi atau unit kerja

terkait untuk ditindaklanjuti dan diperbaiki guna memenuhi kesesuaian dengan prinsip

syariah yang telah ditetapkan.

A. Komposisi Dewan Pengawas Syariah

Sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.

12/13/DPbS dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah, maka Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk BNI Syariah terdiri

atas 2 (dua) orang termasuk 1 (satu) orang ketua dan 1 (orang) anggota.

Berdasarkan peraturan tersebut, susunan DPS BNI Syariah hingga 31 Desember

2015 adalah sebagai berikut:

No Nama Jabatan Tanggal Pengangkatan

1 KH Ma’ruf Amin Ketua DPS 12 Agustus 2015 (periode ke 2)

2 DR. Hasanudin, M.Ag Anggota DPS 12 Agustus 2015 (periode ke 2)

B. Profil dan Daftar Riwayat Hidup singkat Dewan Pengawas Syariah

Ma’ruf Amin, Ketua Dewan Pengawas Syariah,

(72 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Ketua Dewan

Pengawas Syariah Perseroan sejak tahun 2010.

Menyelesaikan studinya di Pesantren Tebu Ireng Jombang

pada tahun 1961 kemudian belajar di beberapa pesantren di

daerah Banten sampai dengan tahun 1963. Memperoleh

gelar Sarjana dari Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu

Chaldun pada tahun 1967.

Pengalaman kerja:

Tahun 2009 – sekarang : Ketua DPS Bank Muamalat

Tahun 2004 – sekarang : Ketua DPS Bank Mega Syariah

Tahun 2003 – sekarang : Ketua Harian DSN MUI

Tahun 2002 – sekarang : Ketua DPS Asuransi Bringin Life

Tahun 1999 – sekarang : Ketua DPS Bank BNI Syariah

Page 25: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

23

Hasanudin, Anggota Dewan Pengawas Syariah,

(54 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Anggota

Dewan Pengawas Syariah Perseroan sejak tahun 2010.

Belajar di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Hilaliyah,

Durajaya Beber Cirebon pada tahun 1973 sampai tahun

1977, Pondok Pesantren APIK Kauman Kaliwungu Kendal

Jateng pada tahun 1977 sampai tahun 1981, dan Pondok

Pesantren HM Lirboyo Kediri Jatim pada tahun 1981 sampai

tahun 1986. Memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) dari

Fakultas Syariah Universitas Islam Tribhakti Kediri pada

tahun 1985, kemudian meraih gelar Sarjana (Drs) dari

Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (kini UIN

Syarif Hidayatullah) Jakarta pada tahun 1989, memperoleh

gelar Magister Agama Pengkajian Islam (Konsentrasi

Syariah) pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam

Negeri (kini UIN Syarif Hidayatullah) Jakarta pada tahun

1997, dan melanjutkan studi hingga meraih gelar Doktor

Pengkajian Islam (Konsentrasi Syariah) di Sekolah

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008.

Pengalaman kerja:

Tahun 2014 - sekarang : Anggota Tim Kerja Komite

Pengembangan Jasa

Keuangan Syariah

Tahun 2006 - sekarang : Anggota Komite Akuntansi

Syariah (KAS) – IAI

Tahun 2006 : Tim Ahli LP POM MUI

Tahun 2000 - sekarang : Ketua DPS UUS Toyota

Finance

Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS BNI Syariah

Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS Danamon

Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS Asuransi

TPI

Tahun 2000 - sekarang : Anggota DPS UUS

Reasuransi Re-Indo

Tahun 1999 - sekarang : Dosen Hukum Islam di UIN

Tahun 1993 - sekarang : Dosen/Dekan Fakultas

Syariah IIQ

Page 26: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

24

C. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Tugas dan tanggung jawab DPS adalah memberikan nasihat dan saran kepada

Direksi serta mengawasi kegiatan Perseroan agar sesuai dengan Prinsip Syariah

yang tercermin pada 3 (tiga) fungsi, yaitu:

Fungsi Tugas & Tanggung Jawab

Koordinasi - Melakukan rapat dan diskusi dengan pihak

internal terkait pemenuhan Prinsip Syariah.

- Mewakili dan mendampingi Bank untuk rapat,

diskusi, dan konsultasi kepada pihak eksternal

terkait pemenuhan Prinsip Syariah.

Pengawasan - Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip

Syariah atas pedoman operasional dan produk

yang dikeluarkan Bank;

- Mengawasi proses pembangunan produk baru

dan pengembangan fitur produk Bank agar sesuai

dengan fatwa DSN-MUI;

- Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk

baru Bank yang belum ada fatwanya;

- Melakukan review secara berkala atas

pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme

penghimpunan dana dan penyaluran dana serta

pelayanan jasa Bank;

- Meminta data dan informasi terkait dengan aspek

syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka

pelaksanaan tugasnya.

- Mengevaluasi Kebijakan Manajemen Risiko yang

terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.

- Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas

pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko yang

terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.

Pelaporan - Melaporkan hasil pengawasan Dewan Pengawas

Syariah kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

- Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan DPS

kepada OJK dan DSN-MUI.

- Menyampaikan Hasil Evaluasi Kebijakan

Manajemen Risiko yang terkait dengan

pemenuhan Prinsip Syariah kepada Direksi dan

Dewan Komisaris.

- Menyampaikan Hasil Evaluasi

Pertanggungjawaban Direksi atas Pelaksanaan

Manajemen Risiko yang terkait dengan

pemenuhan Prinsip Syariah kepada Direksi dan

Dewan Komisaris.

Page 27: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

25

D. Rapat Dewan Pengawas Syariah

Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor

11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, rapat DPS diselenggarakan minimal 1 kali

dalam setiap bulan. Sepanjang tahun 2015, DPS telah melakukan rapat dengan

rincian frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

No Hari/Tgl Agenda

Kehadiran

Dr. KH.

Ma'ruf

Amin

Dr.

Hasanudin,

M.Ag

1 Selasa, 6

Januari

2015

1. Perhitungan Monthly Fee

dan Cash Rebate pada Kartu

Pembiayaan (Secara Harian)

2. Kutipan pada Awal, Tengah,

atau Akhir Matan dan Perawi

Hadits

Hadir 1 Hadir 1

2 Jumat, 6

Februari

2015

1. Program Hadiah Tabungan;

Pilih Hasanahmu

2. Konsep Sukuk Mudharabah

BNI Syariah 2015

Hadir 1 Hadir 1

3 Kamis, 26

Maret 2015

1. Kerjasama Pembayaran

Elektronik dengan Transaksi

Sharf

2. Fee untuk Perusahaan

Kerjasama Program

Pembiayaan Karyawan

3. Biaya Asuransi untuk

Membentuk Harga Barang

4. Biaya Pengikatan Jaminan

Pembiayaan Multiguna untuk

Membentuk Harga Barang

5. Dua Fasilitas Pembiayaan

Murabahah Menggunakan

Satu Agunan yang Sama

6. Akad yang Tepat untuk

Skema Pembiayaan Tujuan

Take Over Kredit dengan

Tambahan

Hadir 1 Hadir 1

Nama Jabatan

Frekuensi Rapat

Jumlah

Rapat Jumlah Kehadiran

KH Ma’ruf Amin Ketua 15 15

DR. Hasanudin, M.Ag. Anggota 15 15

Page 28: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

26

4 Selasa, 14

April 2015

1. Pengalihan Hutang Kartu

Kredit

2. Perjanjian/Akad Pembiayaan

pada Transaksi Pengalihan

Hutang dengan Tambahan

Pembiayaan

Hadir 1 Hadir 1

5 Rabu, 3

Juni 2015

1. Pembiayaan Murabahah

dengan Skema

Reimbursment dan Konversi

Akad Qardh ke Akad

Musyarakah

2. Penjelasan Risalah Rapat

DPS tentang Pembiayaan

Mudharabah atau

Musyarakah dengan Skema

Reimbursment

3. Pembiayaan Musyarakah

Berdasarkan Invoice yang

Diserahkan Nasabah

Hadir 1 Hadir 1

6 Selasa, 23

Juni 2015

1. Aktivitas Griya Swakarya Hadir 1 Hadir 1

7 Selasa, 27

Juli 2015

1. Form Wakalah Pembelian

barang untuk Pembiayaan

Murabahah Multifinance

Executing

2. Pengalihan Hutang Kredit

Konsumtif ke Pembiayaan

Fleksi

Hadir 1 Hadir 1

8 Kamis, 27

Agustus

2015

1. Konsep Bisnis Griya

Konstruksi

Hadir 1 Hadir 1

9 Selasa, 8

September

2015

1. Jualah Offer Penempatan

Deposito (Dana Haji)

Kemenag RI

2. Jasa Layanan Setoran,

Transfer, dan Penarikan

Tunai Bagi Nasabah BNI di

Bank Syariah

Hadir 1 Hadir 1

10 Selasa, 6

Oktober

2015

1. Pengenaan Biaya Atas

Transaksi Banknotes

2. Struktur Rincian Harga Jual

Barang (Maksimum

Pembiayaan) Pada

Pembiayaan Murabahah

(SKP dan Perjanjian

Hadir 1 Hadir 1

Page 29: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

27

Pembiayaan)

11 Selasa, 13

Oktober

2015

1. Finalisasi Aktivitas Griya

Swakarya

Hadir 1 Hadir 1

12 Rabu, 28

Oktober

2015

1. Presentasi Laporan Hasil

Pengawasan DPS Semester 1

Tahun 2015

Hadir 1 Hadir 1

13 Selasa, 24

November

1. Pembiayaan HOP dan COP Hadir 1 Hadir 1

14 Selasa, 8

Desember

2015

1. Pengalihan Hutang Kredit

Modal Kerja

Hadir 1 Hadir 1

15 Rabu, 23

Desember

2015

1. Finalisasi Pembiayaan HOP

dan COP

2. Pembiayaan Murabahah

kepada Multifinance

3. Akad Murabahah yang Rusak

atau Batal

Hadir 1 Hadir 1

Total Rapat DPS 15

Kewajiban Rapat DPS 12

Total Kehadiran Rapat per

Anggota DPS

15 15

E. Kegiatan Dewan Pengawas Syariah

Selama tahun 2015, beberapa aktivitas yang dilakukan oleh DPS di setiap fungsi

antara lain sebagai berikut:

Realisasi Kegiatan DPS Semester I

No Realisasi Kegiatan DPS

Semester I Keterangan

1. Melakukan rapat dan

diskusi dengan pihak

internal terkait pemenuhan

Prinsip Syariah.

a. Melaksanakan Rapat DPS sebanyak 6

(enam) kali dengan hasil sebagaimana

tertuang dalam Risalah Rapat DPS.

b. Pelayanan Konsultasi Syariah pada setiap

hari kerja untuk memenuhi kebutuhan

Bank dalam melaksanakan kegiatan

operasionalnya.

c. Turut serta menjadi instruktur materi

aspek syariah pada kegiatan Pelatihan

untuk pegawai serta sharing knowladge

Page 30: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

28

dengan pegawai setelah melaksanakan

review syariah.

2. Mewakili dan mendampingi

Bank untuk rapat, diskusi,

dan konsultasi kepada pihak

eksternal terkait

pemenuhan Prinsip Syariah.

a. Rapat RBB BNI Syariah bersama OJK.

b. Rapat Rencana Penerbitan Sukuk

Mudharbah BNI Syariah 2015 bersama

OJK.

c. Diskusi dan Bedah Buku Panduan Produk

Koperasi BMT UGT Sidogiri bersama

Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri.

3. Menilai dan memastikan

pemenuhan Prinsip Syariah

atas pedoman operasional

dan produk yang

dikeluarkan Bank.

a. Mereview karakteristik, akad, dan petunjuk

pelaksanaan rencana pengembangan

produk baru yaitu Tabungan SimPel iB

terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah

pada pengembangan produk baru

tersebut.

b. Mereview rencana pengembangan fitur

produk agar rencana kebijakan tersebut

dapat sejalan dan memenuhi ketentuan

Prinsip Syariah.

4. Mengawasi proses

pembangunan produk baru

dan pengembangan fitur

produk Bank agar sesuai

dengan fatwa DSN-MUI.

a. Mengawasi rencana pengembangan

produk baru mengenai tujuan,

karakteristik, dan akad yang digunakan

dalam produk baru yang akan dikeluarkan,

yaitu produk Tabungan SimPel iB.

b. Mengawasi rencana pengembangan fitur

produk dengan meminta penjelasan dari

pejabat yang berwenang mengenai usulan

fitur/model bisnis dan karakteristik fitur

produk agar sesuai dengan Prinsip

Syariah. Pengawasan dilakukan dengan

cara meminta penjelasan dari Divisi atau

unit kerja Bank yang didampingi oleh

CMD.

5. Meminta fatwa kepada

DSN-MUI untuk produk baru

Bank yang belum ada

fatwanya.

Tidak ada permohonan fatwa baru kepada

DSN-MUI, hanya mengkonsultasikan kepada

WGPS terkait rencana pengembangan

produk griya swakarya (aktivitas pembelian

aset properti oleh Bank, kemudian asset

tersebut akan diberikan tambahan nilai

(renovasi atau pembangunan) sebelum dijual,

disewakan, disewa-belikan kepada pembeli

atau penyewa (end user).

6. Melakukan review secara

berkala atas pemenuhan

Prinsip Syariah terhadap

a. Meminta data dari IAD mengenai hasil

audit bidang syariah pada seluruh

kegiatan perbankan baik pada kegiatan

Page 31: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

29

mekanisme penghimpunan

dana dan penyaluran dana

serta pelayanan jasa Bank.

penghimpunan dana, penyaluran dana,

serta pelayanan jasa perbankan.

b. Melakukan review syariah terhadap

mekanisme penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta jasa perbankan

melalui kegiatan pengambilan uji petik

transaksi dengan fokus kajian terhadap

kualitas pelaksanaan akad yang

digunakan berdasarkan Prinsip Syariah.

c. Melakukan review syariah terhadap draf

Surat Edaran, Petunjuk Teknis, Petunjuk

Pelaksanaan, dan Kebijakan yang

rencananya akan diterapkan.

d. Kegiatan pengambilan uji petik transaksi

dilaksanakan di Kantor Cabang Jambi dan

Banjarmasin.

e. Review terhadap draft Surat Edaran,

Petunjuk Teknis, Petunjuk Pelaksanaan,

dan Kebijakan yang rencananya akan

diterapkan di BNI Syariah.

7. Meminta data dan informasi

terkait dengan aspek

syariah dari satuan kerja

Bank dalam rangka

pelaksanaan tugasnya.

Meminta data dan informasi melalui kegiatan

diskusi, meminjam dokumen kerja, data

transaksi, dll yang dibutuhkan DPS dalam

rangka melaksanakan tugas pengawasannya.

8. Mengevaluasi Kebijakan

Manajemen Risiko yang

terkait dengan pemenuhan

Prinsip Syariah.

a. Melakukan pemantauan terhadap

Kebijakan Manajemen Risiko dengan

fokus pada kegiatan pencegahan

terjadinya pelanggaran Prinsip Syariah.

Proses pemantauan terhadap Kebijakan

Manajemen Risiko dilakukan pada pra

pengambilan keputusan (ex ante), dengan

harapan agar pemenuhan Prinsip Syariah

pada Kebijakan Manajemen Risiko dapat

terpenuhi. Dalam rangka mengevaluasi

Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait

dengan pemenuhan Prinsip Syariah, DPS

melaksanakan kegiatan konsultasi dan

diskusi mengenai rencana kebijakan yang

akan diadaptasi pada kebijakan

operasional atau produk dengan

memberikan pendapat syariah sebagai

pedoman dalam mengambil kebijakan.

Pendapat syariah yang disampaikan oleh

DPS dapat berbentuk Opini Syariah.

b. Opini Syariah yang disampaikan secara

Page 32: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

30

formal dalam bentuk dokumen Opini DPS

yang dapat dijadikan pedoman dalam

mengambil kebijakan di BNI Syariah.

9. Mengevaluasi

pertanggungjawaban

Direksi atas pelaksanaan

Kebijakan Manajemen

Risiko yang terkait dengan

pemenuhan Prinsip Syariah.

Melaksanakan evaluasi pertanggungjawaban

Direksi atas pelaksanaan Kebijakan

Manajemen Risiko yang terkait dengan

pemenuhan Prinsip Syariah pada saat Rapat

Kinerja dan Laporan Hasil Audit Internal.

10. Melaporkan hasil

pengawasan Dewan

Pengawas Syariah kepada

Direksi dan Dewan

Komisaris.

Melaporkan Hasil Pengawasan DPS kepada

Direksi dan Dewan Komisaris.

11. Menyampaikan Laporan

Hasil Pengawasan DPS

kepada OJK dan DSN-MUI.

Menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan

DPS kepada OJK dan DSN-MUI paling

lambat 2 (dua) bulan setelah periode

semester dimaksud berakhir.

12. Menyampaikan Hasil

Evaluasi Kebijakan

Manajemen Risiko yang

terkait dengan pemenuhan

Prinsip Syariah kepada

Direksi dan Dewan

Komisaris.

Melaksanakan pemantauan terhadap

Kebijakan Manajemen Risiko dengan

melaksanakan fungsi kontrol. Hasil Evaluasi

Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait

dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada

fungsi ex-ante disampaikan kepada Direksi

ketika dianggap cukup sebagai bahan kajian

dan perbaikan, sementara Hasil Evaluasi

Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait

dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada

fungsi ex-post disampaikan kepada Direksi

dan Dewan Komisaris secara semesteran

sebagai bahan perhatian.

13. Menyampaikan Hasil

Evaluasi

Pertanggungjawaban

Direksi atas Pelaksanaan

Manajemen Risiko yang

terkait dengan pemenuhan

Prinsip Syariah kepada

Direksi dan Dewan

Komisaris.

Hasil evaluasi DPS dapat disampaikan dalam

bentuk Opini Syariah dan Rekomendasi

mengenai Kinerja Direksi yang dapat

diterbitkan sesuai dengan

permintaan/kebutuhan unit kerja yang berada

di bawah Direksi pada setiap periode (setelah

Laporan Kinerja disampaikan, atau setelah

Rapat Kinerja).

Page 33: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

31

Realisasi Kegiatan DPS Semester II

1. KEGIATAN PADA FUNGSI KOORDINASI

NO TUGAS DAN

TANGGUNGJAWAB REALISASI KEGIATAN

1 Melakukan rapat dan

diskusi dengan pihak

internal terkait pemenuhan

Prinsip Syariah.

1. Pada semester 2 Tahun 2015, Rapat DPS

dilaksanakan sebanyak 8 (delapan) kali.

Rapat dilakukan bersama Divisi dan

bersama Dewan Komisaris dan Direksi.

Hasil Rapat DPS tertuang dalam Risalah

Rapat DPS, yaitu:

a. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/VIII/2015/007

tanggal 31 Agustus 2015.

b. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/IX/2015/008

tanggal 8 September 2015.

c. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/009

tanggal 6 Februari 2015.

d. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/010

tanggal 6 Oktober 2015.

e. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/011

tanggal 13 Oktober 2015.

f. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/X/2015/012

tanggal 28 Oktober 2015.

g. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/XI/2015/013

tanggal 24 November 2015.

h. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/XII/2015/014

tanggal 8 Desember 2015.

i. Risalah Rapat DPS Nomor:

BNISy/DPS/RISALAH/XII/2015/015

tanggal 23 Desember 2015.

2. Pada semester 2 Tahun 2015, pelayanan

Konsultasi Syariah diberikan pada setiap

hari kerja untuk memenuhi kebutuhan BNI

Syariah dalam melaksanakan kegiatan

operasionalnya agar tetap konsisten dan

sesuai dengan Prinsip Syariah.

3. Pada semester 2 Tahun 2015, DPS atau

Staff DPS terlibat dalam kegiatan

pelatihan sebagai instruktur pelatihan

Page 34: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

32

Prinsip Dasar Perbankan Syariah (PDPS)

dan Refreshment Pengetahuan Syariah

untuk pegawai BNI Syariah dalam

berbagai kelas, baik oleh DPS atau Staff.

a. PDPS Pegawai Kelas ADP di Jakarta.

b. Refreshment Sharia Knowledge

Pegawai Cabang Surabaya.

c. PDPS Pegawai Mikro di Makassar.

d. Refreshment Sharia Knowledge

Pegawai Cabang Surabaya

Dharmawangsa.

e. PDPS Pegawai Reguler di Surabaya.

f. PDPS Pegawai Reguler di Medan.

g. PDPS Pegawai Kantor Pusat di

Jakarta.

h. Refreshment Sharia Knowledge

Pegawai Cabang Purwokerto.

2 Melaksanakan rapat,

diskusi, dan konsultasi

dengan pihak eksternal

terkait pemenuhan Prinsip

Syariah di Bank.

Pada semester 2 Tahun 2015, DPS turut serta

dalam kegiatan:

a. Seminar BPJS Syariah di UIN Jakarta.

b. Ijtima’ Sanawi DPS tahun 2015 di

Bandung.

c. Diskusi Hasil Audit KAP di KP BNI

Syariah

d. Diskusi Hasil Audit OJK di OJK.

2. KEGIATAN PADA FUNGSI PENGAWASAN

NO TUGAS DAN

TANGGUNGJAWAB REALISASI KEGIATAN

1. Menilai dan memastikan

pemenuhan Prinsip

Syariah atas pedoman

operasional dan produk

yang dikeluarkan Bank;

1. Pada semester 2 Tahun 2015, DPS

mereview rencana ketentuan internal

produk baru yaitu produk Tabungan Prima

iB Hasanah, Aktifitas Griya Swakarya,

General Payment System (GPS) iB

Hasanah, Pembiayaan Griya HOP (House

Ownership Program) iB Hasanah,

Pembiayaan Car COP (Car Ownership

Program) iB Hasanah.

2. Pada semester 2 Tahun 2015, DPS

mereview rencana

perubahan/pengembangan fitur

produk/rencana usulan pengembangan

produk/fitur, yaitu:

a. Form Akad Wakalah Pembelian dan

Page 35: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

33

Pembayaran Barang dalam Rangka

Pembiayaan Murabahah untuk

Multifinance (Executing).

b. Pengalihan Hutang Kredit Konsumtif

ke Pembiayaan Fleksi.

c. Jualah Offer Penempatan Deposito

(Dana Haji) Kemenag RI.

d. Jasa Layanan Setoran, Transfer, dan

Penarikan Tunai Bagi Nasabah BNI di

Bank Syariah.

e. Pengenaan Biaya Atas Transaksi

Banknotes.

f. Struktur Rincian Harga Jual Barang

Pada Pembiayaan.

g. Aktivitas Griya Swakarya.

h. Pengalihan Hutang Kredit Modal Kerja.

i. Pembiayaan Murabahah kepada

Multifinance.

j. Akad Murabahah yang Rusak atau

Batal.

2. Mengawasi proses

pengembangan produk

baru dan fitur produk Bank

agar sesuai dengan fatwa

DSN-MUI;

1. Pada semester 2 tahun 2015, DPS

meminta data melalui diskusi dan

dokumen-dokumen terkait dari pejabat

yang berwenang mengenai tujuan,

konsep, akad, dan ketentuan internal atas

rencana pengembangan produk baru.

Data diperoleh dari:

a. Funding and Transactional Division

(FTD) terkait Tabungan Prima iB

Hasanah.

b. Consumer Financing Division (CFD)

terkait Aktifitas Griya Swakarya.

c. FTD terkait General Payment System

(GPS) iB Hasanah

d. CFD terkait Pembiayaan Griya HOP

(House Ownership Program) iB

Hasanah

e. CFD terkait Pembiayaan Car COP

(Car Ownership Program) iB Hasanah.

2. Pada semester 2 tahun 2015, DPS

meminta data melalui diskusi dan

dokumen-dokumen terkait dengan/dari

unit yang berwenang mengenai fitur yang

berlaku beserta usulan perubahan/

pengembangannya, model bisnis dan

karakteristik yang berlaku beserta usulan

Page 36: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

34

perubahan/ pengembangannya. Diskusi

dilakukan secara internal bersadarkan

surat atau dokumen yang disampaikan

kepada DPS, atau bersama dengan CMD

(Compliance Desk) atau Divisi/Unit kerja

lainnya, diantaranya adalah:

a. Legal Division (LGD) Form Akad

Wakalah Pembelian dan Pembayaran

Barang dalam Rangka Pembiayaan

Murabahah untuk Multifinance

(Executing).

b. FTD dan CFD terkait Pengalihan

Hutang Kredit Konsumtif ke

Pembiayaan Fleksi.

c. FTD terkait Jualah Offer Penempatan

Deposito (Dana Haji) Kemenag RI.

d. FTD terkait Jasa Layanan Setoran,

Transfer, dan Penarikan Tunai Bagi

Nasabah BNI di Bank Syariah.

e. Treasury and International Division

(TID) terkait Pengenaan Biaya Atas

Transaksi Banknotes.

f. CFD terkait Struktur Rincian Harga

Jual Barang Pada Pembiayaan.

g. CFD terkait Aktivitas Griya Swakarya.

h. Micro Business Division (MBD) terkait

Pengalihan Hutang Kredit Modal Kerja.

i. Commercial and Small Division (CSD)

dan Operational Division (OPD) terkait

Pembiayaan Murabahah kepada

Multifinance.

j. Internal Audit Division (IAD) dan

Compliance Desk (CMD) terkait Akad

Murabahah yang Rusak atau Batal.

3. Meminta fatwa kepada

DSN-MUI untuk produk

baru Bank yang belum ada

fatwanya;

Pada semester 2 tahun 2015, DPS

merekomendasikan agar BNI Syariah

mengkonsultasikan kepada WGPS terkait

dengan rencana pengembangan produk griya

swakarya di mana BNI Syariah melakukan

aktivitas pembelian asset properti terlebih

dahulu secara riil, kemudian asset tersebut

akan diberikan tambahan nilai (renovasi atau

pembangunan) sebelum dijual atau

disewakan kepada pembeli atau penyewa

(end user) baik secara tunai atau angsur.

Page 37: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

35

4. Melakukan review secara

berkala atas pemenuhan

Prinsip Syariah terhadap

mekanisme

penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta

pelayanan jasa Bank;

1. Pada semester 2 tahun 2015, IAD

melakukan proses audit (termasuk aspek

syariah) terhadap seluruh kegiatan

operasional perbankan baik pada

pelaksanaan penghimpunan dana,

penyaluran dana, serta pelayanan jasa

perbankan. Kegiatan Audit terdiri dari:

a. 8 Audit Umum Kantor Cabang Reguler;

Cab. Banjarbaru, Banjarmasin,

Sukabumi, Bendungan Hilir, Fatmawati,

Batam, Bukittinggi, jakarta Utara.

b. 6 Audit Umum Kantor Cabang Mikro;

Mikro Ternate, Mikro Bima, Mikro Teluk

Betung, Mikro Palembang KM 12,

Mikro Kedung Badak Bogor, Mikro

Palopo.

c. 6 Audit Umum Kantor Pusat; CSD,

CBD, HCD, ITD, Aplikasi EFO untuk

Pembiayaan Produktif, Konsumtif, dan

Mikro, Hasanah Payment 1, Hasanah

Payment 2.

d. 4 Audit Tematik.

e. 11 Tindak Lanjut.

f. 8 Audit Tindak Lanjut WBS.

2. Pada semester 2 tahun 2015, DPS

melakukan review terhadap mekanisme

pelaksanaan penghimpunan dana,

penyaluran dana, serta jasa perbankan

melalui kegiatan pengambilan uji petik

transaksi dengan fokus penilaian terhadap

kualitas pelaksanaan akad yang

digunakan berdasarkan Prinsip Syariah.

Kegiatan dilaksanakan di Kantor Cabang

Mikro Makassar dengan fokus penilaian

mengenai kualitas pelaksanaan produk

berikut:

a. Tabungan:

Tabungan iB Hasanah

(IDR/Wadiah/Mudharabah)

Tapenas iB Hasanah

(IDR/Mudharabah)

Tunas iB Hasanah (IDR/Wadiah)

Haji iB Hasanah (IDR/Mudharabah)

b. Deposito:

Deposito iB Hasanah

(IDR/Mudharabah)

Page 38: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

36

c. Pembiayaan:

Mikro 2 iB Hasanah (Murabahah)

Mikro 3 iB Hasanah (Murabahah)

PKE iB Hasanah (Murabahah)

d. Jasa:

Rahn Emas iB Hasanah (Rahn)

5. Meminta data dan

informasi terkait dengan

aspek syariah dari satuan

kerja Bank dalam rangka

pelaksanaan tugasnya.

Pada semester 2 tahun 2015, DPS terlibat

aktif dalam proses pengawasan aspek

syariah pada setiap lini kegiatan. Semua

kegiatan yang dilaksanakan oleh DPS tentu

memerlukan data dan informasi yang akurat

dari satuan kerja atau unit kerja terkait.

Alhamdulillah, support dan kesadaran akan

pentingnya pemenuhan aspek syariah dapat

dipahami dan disadari oleh semua satuan

kerja atau unit kerja sehingga dalam

menjalankan tugas pengawasannya DPS

dapat bersinergi dengan satuan kerja atau

unit kerja BNI Syariah dan seluruh kebutuhan

data dan informasi yang dibutuhkan dapat

terpenuhi dengan baik.

Data dan informasi yang dibutuhkan DPS

dalam rangka melaksanakan tugas

pengawasannya dapat diperoleh melalui

kegiatan diskusi, dokumen kerja, data

transaksi, dll.

6. Mengevaluasi Kebijakan

Manajemen Risiko yang

terkait dengan pemenuhan

Prinsip Syariah.

Pada semester 2 tahun 2015, DPS

melakukan pemantauan terhadap Kebijakan

Manajemen Risiko dengan melaksanakan

fungsi kontrol pada pra pengambilan

keputusan (ex-ante) dan setelah pelaksanaan

(ex-post). Pendapat syariah yang

disampaikan oleh DPS dalam melaksanakan

fungsi kontrol dapat berbentuk Opini atau

Rekomendasi. Berikut Opini dan

Rekomendasi yang dapat menjadi pedoman

dalam mengambil kebijakan baik terkait

dengan produk, transaksi, maupun

operasional:

1. Opini DPS Nomor: BNISy/

DPS/OPINI/VI/2015/007 tentang Layanan

Transaksional Perbankan Bagi Nasabah

Lembaga Keuangan Konvensional (LKK).

2. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/

VII/2015/008 tentang Kesesuaian Syariah

Pada Reposisi Produk Tabungan

Page 39: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

37

Mudharabah.

3. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/

VIII/2015/009 tentang Kesesuaian Syariah

Pada Form Perjanjian Wakalah

Pembelian Barang.

4. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS /OPINI

/VIII/2015/010 tentang Pengembangan

Fitur Produk Syariah Card Reguler; Co Co

Branding dan Customisation/Community.

5. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/

X/2015/011 tentang Kesesuaian Syariah

Pada Aktivitas Griya Swakarya.

6. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/

XI/2015/012 tentang Kesesuaian

Syariah Pada Jasa Layanan Penerimaan

Pembayaran Tagihan (General Payment

System).

7. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/

XII/2015/013 tentang Kesesuaian

Syariah Pada Produk Pembiayaan Griya

HOP (House Ownership Program).

8. Opini DPS Nomor: BNISy/ DPS/ OPINI/

XII/2015/014 tentang Kesesuaian

Syariah Pada Produk Pembiayaan Oto

COP (Car Ownership Program).

7. Mengevaluasi

pertanggungjawaban

Direksi atas pelaksanaan

Kebijakan Manajemen

Risiko yang terkait dengan

pemenuhan Prinsip

Syariah.

Pada semester 2 tahun 2015, DPS juga

terlibat dalam Rapat Kinerja. DPS dapat

mengetahui gambaran/potret capaian kinerja

termasuk di dalamnya memuat pelaksanaan

Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait

dengan Prinsip Syariah. Risalah Rapat

disusun dan didokumentasi oleh Dewan

Komisaris.

3. KEGIATAN PADA FUNGSI PELAPORAN

NO TUGAS DAN

TANGGUNGJAWAB REALISASI KEGIATAN

1. Melaporkan hasil

pengawasan Dewan

Pengawas Syariah

kepada Direksi dan

Dewan Komisaris.

Pada semester 2 tahun 2015, DPS

melaporkan Hasil Pengawasan DPS kepada

Direksi dan Dewan Komisaris. Laporan

tersebut berisi tentang hasil pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab DPS selama

semester 2 tahun 2015, yang meliputi antara

lain:

1. Kertas kerja pengawasan terhadap proses

Page 40: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

38

pengembangan produk baru BNI Syariah;

2. Kertas kerja pengawasan terhadap proses

perubahan/pengembangan fitur produk

BNI Syariah; dan

3. Kertas kerja pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan operasional BNI

Syariah.

2. Menyampaikan Laporan

Hasil Pengawasan DPS

kepada OJK dan

DSN-MUI.

Pada semester 2 tahun 2015, DPS

menyampaikan Laporan Hasil Pengawasan

DPS kepada OJK dan DSN-MUI paling

lambat 2 (dua) bulan setelah periode

semester dimaksud berakhir yaitu terakhir

pada tanggal 29 Februari 2016.

3. Menyampaikan Hasil

Evaluasi Kebijakan

Manajemen Risiko yang

terkait dengan

pemenuhan Prinsip

Syariah kepada Direksi

dan Dewan Komisaris.

Pada semester 2 tahun 2015, DPS

melaksanakan pemantauan terhadap

Kebijakan Manajemen Risiko dengan

melaksanakan fungsi kontrol. Hasil Evaluasi

Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait

dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada

fungsi ex-ante disampaikan kepada Direksi

ketika dianggap cukup sebagai bahan kajian

dan perbaikan, sementara Hasil Evaluasi

Kebijakan Manajemen Risiko yang terkait

dengan pemenuhan Prinsip Syariah pada

fungsi ex-post disampaikan kepada Direksi

dan Dewan Komisaris secara semesteran

sebagai bahan perhatian.

4. Menyampaikan Hasil

Evaluasi

Pertanggungjawaban

Direksi atas Pelaksanaan

Manajemen Risiko yang

terkait dengan

pemenuhan Prinsip

Syariah kepada Direksi

dan Dewan Komisaris.

Pada semester 2 tahun 2015, DPS juga

terlibat dalam Rapat Kinerja Perseroan.

Sehingga DPS juga mengetahui

gambaran/potret kinerja termasuk di

dalamnya memuat pelaksanaan Kebijakan

Manajemen Risiko yang terkait dengan

pemenuhan Prinsip Syariah. Hasil Evaluasi

Pertanggungjawaban Direksi atas

Pelaksanaan Manajemen Risiko yang terkait

dengan pemenuhan Prinsip Syariah

disampaikan secara triwulanan yang memuat

hasil kajian DPS terhadap kinerja Direksi atas

Pelaksanaan Manajemen Risiko yang terkait

dengan pemenuhan Prinsip Syariah dan

dapat disampaikan dalam bentuk Opini atau

Rekomendasi mengenai Kinerja Direksi

yang dapat diterbitkan sesuai dengan

permintaan/kebutuhan unit kerja yang berada

di bawah Direksi pada setiap periode (setelah

Page 41: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

39

Laporan Kinerja disampaikan, atau setelah

Rapat Kinerja).

F. Rekomendasi Dewan Pengawas Syariah

1. Terhadap temuan hasil audit internal dan hasil review syariah secara umum

maka DPS menilai bahwa ketidaksesuaian tersebut dapat dikategorikan menjadi

2 (dua), yaitu:

a. Kategori ringan (tidak signifikan) yang harus segera diperbaiki sesuai dengan

ketentuan syariah.

b. Kategori berat (signifikan) di mana keuntungan yang diperoleh dari akad yang

batal harus dibukukan sebagai pendapatan non halal Bank dan harus diakui

sebagai dana sosial.

2. Pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak boleh diulang atau terjadi lagi di masa

mendatang.

3. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, DPS meminta dengan sangat kepada

pihak-pihak terkait untuk segera:

a. Mengkaji ulang ketentuan internal mengenai pembiayaan yang menggunakan

akad murabahah, mudharabah, dan musyarakah.

b. Melakukan sosialisasi dengan review ketentuan internal dan pelatihan

kepada pegawai-pegawai terkait dengan produk yang sudah dimiliki oleh

Bank yang diikuti dengan evaluasi dan penilaian untuk mengukur

pemahaman pegawai.

c. Memberikan teguran atau peringatan tertulis kepada pegawai yang

melakukan pelanggaran syariah.

d. Mengenakan sanksi kepada pegawai yang masih melakukan pelanggaran

setelah diberi peringatan.

e. Atas seluruh usulan dan rekomendasi tersebut, DPS meminta kepada Bank

agar dapat menyampaikan rencana dan progres pelaksanaan tindaklanjutnya

kepada DPS (bisa dalam bentuk laporan tertulis atau presentasi presentasi

dalam rapat).

G. Struktur dan Kebijakan Remunerasi Dewan Pengawas Syariah

Struktur dan Kebijakan Remunerasi Dewan Pengawas Syariah ditetapkan dalam

RUPS dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite:

Jenis Remunerasi / Remuneration Type Jumlah / Total

Gaji / Salary Rp420.000.000

Tunjangan Rutin (THR, Tunjangan Komunikasi, dan lain-lain)

Periodical Allowance (THR, Communication Allowances, and

so on)

Rp52.500.000

Tantiem / Tantiem -

Fasilitas Lain (dalam bentuk natura) / Other Facilities in Natura Form

Page 42: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

40

Perumahan (tidak dapat dimiliki) / Residence (cannot be

owned)

-

Transportasi (tidak dapat dimiliki) / Transportation (cannot be

owned)

-

Santunan (dapat dimiliki) / Benefit (can be owned) -

Remunerasi per Jabatan dalam 1 Tahun / Remuneration per Position in 1

Year

Ketua DPS / Head of DPS Rp270.000.000

Anggota DPS / Member of DPS Rp202.500.000

H. Rangkap Jabatan Dewan Pengawas Syariah

Dengan tetap memperhatikan fungsi pengawasannya, berikut adalah rangkap

jabatan Pengawas Syariah selama tahun 2015:

Nama Jabatan Jabatan Rangkap

Instansi/Lembaga Jabatan

K.H Ma’ruf Amin Ketua 1. PT Bank Muamalat

Indonesia, Tbk

Ketua

2. PT Bank Mega

Syariah Ketua

3. PT Asuransi Jiwa

Bringin Life (Unit

Usaha Syariah)

Ketua

4. PT BNI Life Insurance

(Unit Usaha Syariah)

Ketua

Hasanudin Anggota 1. PT Bank Danamon

Indonesia, Tbk (Unit

Usaha Syariah)

Anggota

2. PT Tugu Pratama

Indonesia (Unit

Usaha Syariah)

Anggota

3. PT Reasuransi

Internasional

Indonesia (Unit

Usaha Syariah)

Anggota

4. PT Toyota Astra

Finance Services

(Unit Usaha Syariah) Ketua

Page 43: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

41

IV. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan

terhadap pengelolaan Bank sesuai dengan Anggaran Dasar, memberi nasihat kepada

Direksi, serta memastikan bahwa Bank telah melaksanakan tata kelola yang baik pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

A. Kriteria Dewan Komisaris

Kriteria Dewan Komisaris BNI Syariah telah sesuai dengan Anggaran Dasar

Perusahaan, PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, serta peraturan

perundang- undangan lainnya yang berlaku bagi perusahaan. Kriteria tersebut

antara lain:

1. mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik;

2. cakap melakukan perbuatan hukum;

3. dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya dan selama menjabat tidak

pernah:

a. dinyatakan pailit;

b. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;

c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan

keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan

d. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris

yang selama menjabat:

i. pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan

ii. pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota

Dewan Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak

memberikan pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau

anggota Dewan Komisaris kepada RUPS;\

iii. pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan.

Atau pendaftaran dari OJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan

laporan tahunan dan/atau laporan keuangan pada OJK.

4. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan;

5. memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan perusahaan;

6. memiliki pengetahuan yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan

jabatannya;

7. memiliki pengalaman yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan

pejabatnya;

8. memiliki pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidan

keuangan; serta kemampuan melakukan pengelolaam strategis dalam

pengembangan bank yang sehat.

Page 44: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

42

B. Prosedur Pengangkatan Dewan Komisaris

Setiap anggota Dewan Komisaris BNI Syariah diangkat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu melalui proses nominasi,

telah lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang

diselenggarakan oleh Bank Indonesia (sekarang Otoritas Jasa Keuangan),

dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

C. Komposisi Dewan Komisaris

*

T

e

l

telah resmi mengundurkan diri pada tanggal 12 Agustus 2015 dan digantikan dengan

Fero Poerbonegoro

D. Profil dan Daftar Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris

Subarjo Joyosumarto, Komisaris Utama,

(71 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris

Utama Perseroan sejak tahun 2013. Memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta pada tahun 1968 kemudian meraih gelar

Master of Art (M.A.) dalam bidang International

Economics dari Department of Economics, University of

Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat pada

tahun 1984, dan melanjutkan studi hingga meraih gelar

Doctor of Philosophy (Ph.d), bidang Monetary

Economics, dari universitas yang sama, pada tahun

1987.

Pengalaman kerja:

Tahun 2013 - 2016 : Komisaris Utama/

Komisaris Independen PT

Bank BNI Syariah

Tahun 2008 - 2013 : Komisaris Independen,

PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk.

Tahun 2008 - sekarang : CEO International Centre

of Development in Islamic

Finance (ICDIF),

Lembaga Pengembangan

No Nama Jabatan Tanggal Efektif

1 Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama

(Independen)

12 September

2013

2 Harisman Komisaris Independen 14 Juni 2012

3 Fero Poerbonegoro Komisaris Independen 26 Oktober 2015

4 Imam Budi Sarjito* Komisaris

Page 45: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

43

Perbankan Indonesia

(LPPI)

Tahun 2007 - sekarang : Direktur Utama, Lembaga

Pengembangan

Perbankan Indonesia

(LPPI)

Tahun 2006 - 2008 : Chairman of Board of

Supervisory Directors,

NV. Indonesische

Overzeese (Indover)

Tahun 2000 - 2006 : Executive Director, The

South East Asia Central

Banks (SEACEN)

Research and Training

Centre

Tahun 1998 – 2000 : Deputi Gubernur Bank

Indonesia

Tahun 1996 - 1998 : Alternate Executive

Director untuk Konstituen

Asia Tenggara dan

Pasifik, International

Monetary Fund (IMF)

Tahun 1994 - 1996 : Direktur Direktorat

Ekonomi dan Kebijakan

Moneter, Bank Indonesia

Tahun 1990 - 1994 : Kepala Biro Penelitian dan

Pengembangan

Perbankan, Bank

Indonesia

Tahun 1988 - 1990 : Staf Gubernur Bank

Indonesia

Tahun 1987 - 1988 : Kepala Bagian Pasar

Uang dan Modal, Bank

Indonesia

Tahun 1971 - 1981 : Computer Programmer

dan System Analyst, Desk

Mekanisasi, Bank

Indonesia

Page 46: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

44

Harisman, Komisaris Independen, (62 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris

Independen Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta pada tahun 1979 dan memperoleh gelar

Master of Art (M.A) di bidang ekonomi dari Williams

College, Amerika Serikat pada tahun 1986.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 - 2016 : Komisaris Independen,

PT Bank BNI Syariah

Tahun 2012 - sekarang : Anggota Dewan

Kehormatan, Asbisindo

Tahun 2010 : Direktur, International

Centre of Development in

Islamic Finance (ICDIF),

Lembaga Pengembangan

Perbankan Indonesia

(LPPI)

Tahun 2009 : Program Director,

SESPIBANK

Tahun 2009 : Steering Committee, SBM

ITB

Tahun 2008 - 2010 : Utama Stk Direktur, Bank

Indonesia

Tahun 2008 : Steering Committee,

Lembaga Pengembangan

Perbankan Indonesia

(LPPI)

Tahun 2008 : Steering Committee,

pendirian International

Centre of Development in

Islamic Finance (ICDIF),

Lembaga Pengembangan

Perbankan Indonesia

(LPPI)

Tahun 2007 - 2008 : Staf Ahli Dewan

Gubernur, Bank Indonesia

Tahun 2005 - sekarang : Anggota Penasehat,

Masyarakat Ekonomi

Syariah

Tahun 2005 - 2007 : Alternate Director,

International Islamic

Financial Market

Page 47: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

45

Tahun 2003 - sekarang : Anggota Pengurus, Pusat

Komunikasi Ekonomi

Syariah

Tahun 2003 - 2007 : Direktur Direktorat

Perbankan Syariah, Bank

Indonesia

Tahun 2001 - 2003 : Kepala Biro Perbankan

Syariah, Bank Indonesia

Tahun 1998 - 2001 : Waka Urusan Penelitian &

Pengaturan Perbankan,

Bank Indonesia

Tahun 1997 - 1998 : Waka Urusan

Pengawasan BPR, Bank

Indonesia

Tahun 1994 - 1997 : Kepala Kantor Perwakilan

Kuala Lumpur, Bank

Indonesia

Tahun 1986 - 1994 : Kasie & Wakabag Urusan

Ekonomi dan Statistik,

Bank Indonesia

Tahun 1985 - 1986 : Kasie Urusan Sumber

Daya Manusia, Bank

Indonesia

Tahun 1979 - 1985 : Staf Urusan Kredit

Koperasi dan Kredit Kecil,

Bank Indonesia

Fero Poerbonegoro, Komisaris,

(61 Tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris

Perseroan sejak tahun 2015. Memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi dari Universitas Brawijaya tahun 1981.

Gelar Magister Management diperoleh di Universitas

Gajah Mada tahun 1995. Tahun 1981 bergabung

dengan Bank Negara Indonesia (BNI).

Pengalaman kerja:

Tahun 2015 - sekarang : Komisaris, PT Bank BNI

Syariah

Tahun 2008 - 2015 : Komisaris Independen

Bank BNI

Tahun 2003 - 2008 : Direktur Tresuri &

Internasional

Tahun 2002 - 2003 : Project Manager New

Core Banking System

Bank BNI

Page 48: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

46

Tahun 1998 - 2002 : Direktur Tresuri &

Internasional Bank BCA

Tahun 1997 - 1998 : Pemimpin Divisi Tresuri

Tahun 1995 - 1997 : Wakil Pemimpin 1 Divisi

Tresuri

Tahun 1993 - 1994 : Pemimpin Kelompok

Pasar Uang – Bank BNI

Tahun 1992 : Pemimpin Dealer New

York- Bank BNI

Tahun 1988 - 1991 : Fund Manager BNI New

York

Tahun 1986 - 1987 : Dealer Cabang Luar

Negeri BNI Cab. Tokyo

Tahun 1981 - 1986 : Divisi Internasional dan

Divisi Tresuri.

Imam Budi Sarjito, Komisaris,

(56 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris

Perseroan sejak tahun 2012 sampai tahun 2015.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas

Diponegoro tahun 1982 dan Master di bidang ekonomi

dari University of Illinois pada tahun 1990 hingga

berhasil memperoleh gelar Doktor di bidang ekonomi

dari Graduate School of Claremont pada tahun 1995.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 - 2015 : Komisaris, PT Bank BNI

Syariah

Tahun 2011 - 2015 : Pemimpin Divisi Risk

Management, BNI

Tahun 2005 - 2011 : Pemimpin Divisi

Perencanaan Strategis,

BNI

Tahun 2004 - 2005 : Wakil Pemimpin Divisi

Perencanaan Strategis,

BNI

Tahun 2003 - 2004 : Wakil Pemimpin Bidang

Pemasaran Bisnis Ritel

Kantor Wilayah 05

Semarang, BNI

Tahun 2002 - 2003 : Wakil Pemimpin Bidang

Pembinaan Cabang

Kantor Wilayah 08

Denpasar, BNI

Page 49: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

47

Tahun 1998 - 2002 : Pemimpin Kelompok

Pengelolaan Investment

Services, BNI

Tahun 1996 - 1998 : Economist, BNI Securities

Tahun 1995 - 1996 : Staf Kel Kajian Ekonomi,

BNI

Tahun 1988 - 1995 : Tugas Belajar Divisi

Latihan &

Pengembangan, BNI

Tahun 1984 - 1986 : Junior Economist Divisi

REN Economics Group,

BNI

Tahun 1984 - 1986 : Analis Sub Divisi Ekonomi

& Statistik, BNI

Tahun 1983 - 1984 : Trainee Divisi Pendidikan

& Pelatihan, BNI

E. Rangkap Jabatan Dewan Komisaris

Selama 2015 Dewan Komisaris BNI Syariah telah memenuhi peraturan rangkap

jabatan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tentang

Bank Umum Syariah. Rangkap jabatan yang saat ini terjadi masih memenuhi

ketentuan rangkap jabatan, di mana salah seorang Komisaris BNI Syariah

merupakan Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan yang merupakan

pemegang saham BNI Syariah.

Berikut beberapa anggota Dewan Komisaris BNI Syariah menjalani rangkap

jabatan pada beberapa lembaga, sebagai berikut:

Nama Jabatan Jabatan Rangkap

Subarjo

Joyosumarto

Komisaris Utama Ketua Indonesia Banking

School

Harisman Komisaris Independen Direktur Lembaga

Pengembangan Perbankan

Indonesia

Fero Poerbonegoro Komisaris -

F. Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris

Penetapan komposisi anggota Dewan Komisaris dan Direksi BNI Syariah dilakukan

dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas Bank serta

perundang-undangan yang berlaku. Komposisi tersebut didasarkan pada

pengetahuan Perbankan, keahlian, pengalaman profesional, dan latar belakang

guna mendukung efektivitas pelaksanaan tugas Direksi. BNI Syariah memberikan

kesempatan yang sama kepada semua orang dan oleh karenanya nominasi

kandidat anggota Dewan Komisaris dikaji serta dievaluasi dengan cara yang sama,

Page 50: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

48

tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras, maupun sumber rekomendasi awal.

G. Independensi Dewan Komisaris

Setiap anggota Dewan Komisaris BNI Syariah telah memenuhi kondisi-kondisi yang

menunjukkan independensi mereka yaitu:

1) Anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan kepemilikan saham yang

mencapai 5% (lima persen) atau lebih pada BNI Syariah maupun kepemilikan

sahamnya pada perusahaan lain baik di dalam maupun luar negeri.

2) Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan

pribadi dari BNI Syariah selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan

RUPS.

3) Anggota Dewan Komisaris mampu menjalankan tugas, menyatakan pendapat

atau melaporkan kinerja sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Komisaris

secara independen tanpa dikendalikan oleh pemegang saham utama

perusahaan.

4) Anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan perihal independensinya

yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham,

dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya,

Direksi, dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank

yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Adapun uraian penjelasannya adalah sebagai berikut:

Hubungan Keuangan

Hubungan Keluarga

No Nama

Hubungan Keuangan dengan

Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang

saham

Pengendali

Dewan Komisaris

1 Subarjo Joyosumarto Tidak Tidak Tidak

2 Harisman Tidak Tidak Tidak

3 Ferro Poerbonegoro Tidak Tidak Tidak

No Nama

Hubungan Keluarga dengan

Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang

saham

Pengendali

1 Subarjo Joyosumarto Tidak Tidak Tidak

2 Harismas Tidak Tidak Tidak

3 Ferro Poerbonegoro Tidak Tidak Tidak

Page 51: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

49

Kepemilikan Saham di atas 5%

H. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

BNI Syariah telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/016,

KP/DI/DK/2013 tanggal 12 Nov 2013. Dalam RBB tahun 2016, BNI Syariah akan

melakukan pembaharuan terhadap pedoman ini dengan disesuaikan kepada

peraturan perundang-undangan terbaru terkait kegiatan perusahaan. Tata tertib

kerja Dewan Komisaris sudah mengatur hal-hal sebagai berikut:

1. Fungsi, tugas dan kewajiban Dewan Komisaris;

2. Waktu kerja dan rapat Dewan Komisaris;

3. Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi.

I. Fungsi Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris merupakan bagian dari organ Perseroan yang berfungsi untuk

melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan Perseroan yang

dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam

menjalankan kepengurusan Perseroan.

2. Fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris terwujud dalam 2 (dua) tingkatan ,

yaitu :

a. Level Perfomance, yaitu fungsi pengawasan di mana Dewan Komisaris

memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Direksi serta memberikan

masukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b. Level Conformace, yaitu berupa pelaksanaan kegiatan pengawasan pada

tahap selanjutnya untuk memastikan nasihat telah dijalankan serta

dipenuhinya ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Pedoman Umum Pengawasan Dewan Komisaris:

a. Pengawasan dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap pembuatan

kebijakan dan pengelolaan Perseroan oleh Direksi.

b. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak sebagai majelis

dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri mewakili Dewan Komisaris.

c. Pengawasan tidak boleh berubah menjadi tugas pelaksanaan tugas-tugas

eksekutif atau operasional, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif atau

operasional Perseroan merupakan kewenangan Direksi, kecuali jika terjadi

hal-hal sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan hal-hal

yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

No Nama Saham di BNI

Syaraiah

Saham di

Perusahaan Lain

1 Subarjo Joyosumarto Nihil Nihil

2 Harisman Nihil Nihil

3 Imam Budi Sardjito Nihil Nihil

Page 52: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

50

d. Pengawasan harus dilaksanakan kepada keputusan-keputusan yang sudah

diambil (ex post facto) atau terhadap putusan-putusan yang akan diambil

(preventive basis).

e. Pengawasan dilakukan bukan hanya dengan menerima informasi dari Direksi

atau RUPS, tetapi juga dapat dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan

lain sesuai informasi dari sumber lain, di mana tindakan tersebut dilakukan

secara kolektif.

f. Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak

menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan

Komisaris, tetapi pengawasan dilakukan secara menyeluruh dengan

mencakup semua aspek bisnis dan aspek korporat dari Perseroan.

J. Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang dan Kewajiban Dewan Komisaris

1. Tugas Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan

pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi termasuk

pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan,

Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan serta ketentuan Anggaran

Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang

berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

Perseroan, serta melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya

menurut Anggaran Dasar, perundang-undangan dan/atau keputusan RUPS.

2. Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan Komisaris

harus:

1) Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta

prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, tranparansi, kemandirian,

akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran;

2) Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam

menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi

untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

Perseroan.

3) Setiap anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh secara

tanggung renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh

kesalahan atau kelalaian anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan

tugasnya, kecuali anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dapat

membuktikan:

a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

b. telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian

untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;

c. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak

langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan

kerugian; dan

d. telah memberikan nasehat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau

Page 53: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

51

berlanjutnya kerugian tersebut.

3. Wewenang Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini,

maka:

1) memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang,

memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas (untuk keperluan verifikasi)

dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah

dijalankan oleh Direksi;

2) memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat

lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan;

3) meminta keterangan/penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya

mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan dan

Direksi harus memberikan semua keterangan/penjelasan yang berkenaan

dengan Perseroan sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris;

4) mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan

oleh Direksi;

5) meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan

sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris;

6) mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris;

7) memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan

Anggaran Dasar ini;

8) membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite

Pemantau Risiko, dan komite lainnya jika dianggap perlu dengan

memperhatikan kemampuan Perseroan;

9) menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu

tertentu atas beban perseroan, jika dianggap perlu dan dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku;

10) melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk

jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;

11) menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan- pandangan terhadap

hal-hal yang dibicarakan;

12) melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar,

dan/atau keputusan RUPS.

4. Kewajiban

Dewan Komisaris berkewajiban untuk:

1) memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan

Perseroan;

2) memberikan pendapat dan persetujuan Rencana Jangka Panjang

Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan, serta

rencana lainnya, yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan

Anggaran Dasar ini;

Page 54: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

52

3) mengikuti, mengawasi perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan

pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang

dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;

4) melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala

menurunnya kinerja Perseroan disertai saran mengenai langkah perbaikan

yang harus ditempuh;

5) mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang akan

melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan;

6) meneliti dan menelaah serta memberikan tanggapan atas laporan berkala

dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani

Laporan Tahunan;

7) memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai

Laporan Tahunan, apabila diminta;

8) membuat risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya.

9) melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau

keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;

10) memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan

selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS;

11) melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan

pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan,

peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS;

12) menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan Pedoman Tata

Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan BNI.

K. Rapat Dewan Komisaris

Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang

Pelaksanaan GCG Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta POJK No.

33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan

Publik, rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua)

bulan. Dewan Komisaris juga wajib melakukan rapat bersama Direksi secara

berkala paling minimal 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.

Sepanjang tahun 2015 Dewan Komisaris telah melakukan rapat sebanyak 49 kali,

34 kali Rapat Dewan Komisaris (Rakom), dan 15 kali rapat dengan Direksi

(Radikom), dengan uraian frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Frekuensi Tingkat Kehadiran Dewan Komisaris

No Nama Jabatan Frekuensi Rapat

Rakom Radikom

1 Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama

(Komisaris Independen)

34 15

2 Harisman Komisaris Independen 30 14

3 Ferro Poerbonegoro Komisaris Independen 6 3

4 Imam Budi Sarjito* Komisaris 12 6

Page 55: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

53

L. Pelaksanaan Tugas Kegiatan dan Rekomendasi Dewan Komisaris Tahun 2015

Selama tahun 2015, beberapa kegiatan yang dilakukan dan rekomendasi yang

diberikan oleh Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsinya antara lain sebagai

berikut:

1. Penilaian terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB) PT Bank BNI

Syariah dari aspek kualitatif dan kuantitatif;

2. Penilaian terhadap pelaksanaan Kepatuhan terhadap Aspek Syariah;

3. Penilaian tentang faktor yang mempengaruhi kinerja bank di 2015;

4. Penilaian terhadap manajemen risiko bank;

5. Rekomendasi terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan Direksi terkait

dengan tantangan di 2016 antara lain mencakup:

a. Kondisi ekonomi 2016 diproyeksikan masih berfluktuasi sehingga

mempertahankan kualitas aktiva produktif pada derajat yang baik adalah

tantangan yang harus dihadapi. Dewan Komisaris menyampaikan bahwa

dalam keadaan ekonomi yang belum stabil sekarang ini pemantauan dan

pengawasan terhadap pembiayaan harus dilaksanakan secara intensif,

terstruktur dan berkesinambungan, termasuk dengan menyampaikan

informasi aktual terkait NPF pembiayaan sehingga upaya penemuan

solusinya dan implementasinya dapat dilaksanakan pada kesempatan

pertama.

b. Efisiensi biaya operasional (OPEX) dengan target pertumbuhan beban

sebesar 6,8% dan pertumbuhan pendapatan diproyeksikan sebesar

15,4%-16,2% sehingga pertumbuhan laba tetap terhada di 36,7%-43,4%.

Evaluasi menunjukkan secara umum risk premium BNI Syariah cukup

tinggi terhadap kolektibilitas 1, sehingga perbaikan harus segera dilakukan

untuk menjada kondisi ini tidak terjadi kembali di masa mendatang.

c. BOPO BNI Syariah sekarang pada kisaran 90%, dimana angka ini masih

bagus dibanding industri syariah. Trend BOPO ini akan turun terus seiring

dengan peningkatan produktivitas unit. Dengan optimalisasi kualitas aktiva

produktif cabang maka diharapkan menghasilkan profit di atas Rp. 10

Milyar setiap unitnya, demikian halnya bisnis mikro harus naik

produktifitasnya dan Hasanah Card sedemikian pula. Sementara untuk

bisnis konsumer bisa ditingkatkan valuenya dari pendapatan Rp. 750 juta

menjadi Rp. 1,5 Miliar per sales per bulan.

d. Dalam rangka meningkatkan efektivitas Sharia Chaneling Office (SCO)

dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk yang secara umum mengalami

penurunan, Dewan Komisaris menggarisbawahi perlunya komunikasi yang

lebih baik dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk sehingga SCO sebagai

salah satu implementasi dari kerjasama SLA yang dijalin selama ini dapat

lebih optimal lagi opreasionalitasnya.

e. Mutu layanan kepada nasabah perlu terus ditingkatkan, mengingat

layanan yang baik dan tulus tidak saja akan sangat menunjang kinerja

bisnis tetapi lebih dari itu dari sisi syariah hal tersebut merupakan amal

perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan.

f. Dewan Komisaris kembali menekankan pentingnya oimplementasi

Page 56: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

54

keimanan kepada Allah SWT dalam praktik nyatanya dengan selalu

menjaga ketaatan terhadap kaidah syariah (sharia compliance), termasuk

namun tidak terbatas kepada perbuatan dan perilaku yang jujur dan

amanah. Penerapan prinsip syariah dalam perbuatan sehari-hari ini akan

sangat membantu efektivitas pengendalian intern bank, manajemen risiko,

maupun pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik di PT Bank BNI

Syariah.

M. Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2015, anggota Dewan Komisaris telah mengikuti berbagai

pelatihan untuk meningkakan kompetensi masing-masing anggota dalam

menjalankan tugasnya sebagai Dewan Komisaris. Beberapa pelatihan tersebut

antara lain:

Dewan

Komisaris Tanggal Seminar

Penyele

nggara

Subarjo

Joyosumarto

30 Maret Seminar Nasional Ekonomi Syariah

Pemberdayaan dan Penguatan

Ekonomis Nasional Melalui Zakat

dan Wakaf

BI

19 Mei Seminar Mengupas Tuntas Fungsi

dan Peran Komisaris dalam

meningkatkan kinerja perbankan

yang lebih sehat & memberikan profit

di Jakarta

BSMR

Harisman 19 Mei Seminar Mengupas Tuntas Fungsi

dan Peran Komisaris dalam

meningkatkan kinerja perbankan

yang lebih sehat & memberikan profit

di Jakarta

BSMR

15 Okt Seminar Strategi Peluang dan

Tantangan Industri Perbankan

menghadai Tahun 2016.

Fero

Poerbonegoro*

24 Juli

2015

Executive Training on Islamic

Banking

Karim

Consulta

nt

*) Efektif menjabat sejak 12 Agustus 2015

N. Penilaian Kinerja Dewan Komisaris

Penilaian Kinerja Dewan Komisaris Pelaksanaan penilaian kinerja Dewan

Komisaris dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang terkait dengan

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris yang mencakup aspek

struktur dan operasional, pengarahan dan pengawasan, serta pelaporan Dewan

Komisaris dalammenyampaikan kinerjanya kepada pemegang saham melalui

RUPS. Kriteria-kriteria yang menjadi dasar penilaian kinerja Dewan Komisaris

Page 57: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

55

adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi

terkait pencapaian kinerja BNI Syariah;

2. Tingkat kehadiran anggota Dewan Komsiaris atas terselenggaranya

pelaksanaan GCG pada setiap kegiatan usaha BNI Syariah; dan

3. Tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapatrapat Dewan Komisaris,

rapat gabungan dengan Direksi, serta rapat-rapat komite Dewan Komisaris.

O. Struktur dan Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris

Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris BNI Syariah ditetapkan dalam RUPS

dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi serta

sesuai ketentuan terkait lain seperti:

1. Benchmarking yang dilakukan melalui salary survey tentang biaya remunerasi

(gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya) terhadap the closest

competitor dan salary survey yang sama terhadap bank-bank peer group;

2. Mempertimbangkan kinerja Bank;

3. Tingkat pertumbuhan inflasi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, struktur remunerasi Dewan Komisaris BNI

Syariah selama 2015 adalah sebagai berikut:

Jenis Remunerasi Jumlah

Gaji Rp1.207.650.000

Tunjangan Rutin (THR, Tunjangan Komunikasi, dan

lain-lain)

Rp130.050.000

Tantiem -

Fasilitas Lain (dalam bentuk natura)

Perumahan (tidak dapat dimiliki) -

Transportasi (tidak dapat dimiliki) -

Santunan (dapat dimiliki) Benefits -

Remunerasi per Jabatan dalam 1 Tahun / Remuneration per Position within 1

Year

Komisaris Utama Rp606.900.000

Komisaris Independen Rp597.150.000

Komisaris Rp133.650.000*

*Komisaris Imam Budi Sarjito tidak mendapatkan remunerasi dari BNI Syariah dan

penggantinya Bapak Fero Poerbonegoro mendapatkan remunerasi sebanyak 3 bulan (sejak

menjabat)

Page 58: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

56

V. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Direksi berperan sebagai organ internal yang berperan penuh dalam pengelolaan

perusahaan. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab terhadap tugas dan perannya

masing-masing dengan pengelolaan koordinasi yang berpusat di tangan Direktur Utama.

Setiap keputusan yang keluar dari Direksi wajib dipertanggungjawabkan secara

bersama oleh setiap anggota Direksi dengan penentu akhr di tangan Direktur Utama

sebagai primus inter pares. Anggota Direksi BNI Syariah diangkat oleh RUPS dan

memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing

sebagaimana dijelaskan dalam Anggaran Dasar dan Board Manual Direksi BNI Syariah.

A. Kriteria, Jumlah, dan Komposisi Dewan Direksi

Susunan anggota Direksi BNI Syariah per 31 Desember 2015 terdiri dari 4 (empat)

orang dengan komposisi 1 orang Direktur Utama, 1 orang Direktur Bisnis, 1 orang

Direktur Risiko dan Kepatuhan, serta 1 orang Direktur Operasional. Kriteria dan

Independensi Dewan Komisaris BNI Syariah telah sesuai dengan Anggaran Dasar

Perusahaan, PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, serta peraturan

perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi perusahaan. Beberapa kriteria

tersebut adalah:

1) mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik;

2) cakap melakukan perbuatan hukum;

3) dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya dan selama menjabat tidak

pernah:

a. dinyatakan pailit;

b. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;

c. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan

keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan

d. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris

yang selama menjabat:

i. pernah tidak menyelenggarakan RUPS Tahunan

ii. pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota

Dewan Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak

memberikan pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi dan/atau

anggota Dewan Komisaris kepada RUPS;

iii. pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan.

Atau pendaftaran dari OJK tidak memenuhi kewajiban menyampaikan

laporan tahunan dan/atau laporan keuangan pada OJK.

4) memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan

5) memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan

perusahaan.

6) memiliki pengetahuan yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan

jabatannya;

7) memiliki pengalaman yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan

Page 59: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

57

pejabatnya;

8) memiliki pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidan

keuangan; serta kemampuan melakukan pengelolaan strategis dalam

pengembangan bank yang sehat.

B. Prosedur Pengangkatan

Setiap anggota Direksi BNI Syariah diangkat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yaitu melalui proses nominasi, telah lulus uji

kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang diselenggarakan oleh Bank

Indonesia (sekarang fit and proper test merupakan kewenangan Otoritas Jasa

Keuangan), dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

C. Susunan Direksi

Anggota Direksi BNI Syariah terdiri dari 4 (empat) orang Direksi di mana

penunjukkan dan pengangkatannya telah sesuai dengan Anggaran Dasar BNI

Syariah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masing-masing Direksi

BNI Syariah telah melalui mekanisme uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper

test) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Susunan Direksi BNI Syariah per

31 Desember 2015 adalah sebaga berikut:

D. Profil dan Daftar Riwayat Hidup Singkat Direksi

Dinno Indiano, Direktur Utama, (54 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur

Utama Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Bandung

tahun 1985.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 – 2016 : Direktur Utama, PT Bank BNI

Syariah

Tahun 2010 – 2012 : Pemimpin Divisi Usaha

Menengah, BNI

Tahun 2006 – 2010 : Presiden Direktur, Bank

Kesawan

No Nama Jabatan Tanggal Efektif

1 Dinno Indiano Direktur Utama 25 September 2012

2 Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis 9 September 2015

3 Acep Riana Jayaprawira Direktur Risiko dan

Kepatuhan 25 September 2012

4 Junaidi Hisom Direktur Operational 9 Desember 2013

Page 60: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

58

Tahun 2005 – 2006 : Presiden Komisaris, Bank

Swaguna

Tahun 2003 – 2005 : Commercial National Early

Warning Head, Bank

Danamon

Tahun 2003 : Head of Eastern Indonesia

(Sulawesi, Papua, Maluku,

Kalimantan), Bank Danamon

Tahun 2002 – 2003 : Regional Manager 4 Head

(Sulawesi, Papua, Maluku),

Bank Danamon

Tahun 2000 – 2002 : Commercial Centre I Head

Jakarta, Bank Danamon

Tahun 1999 – 2000 : Commissioner, Niaga Mgt Coy

Tahun 1998 – 2000 : Commercial Credit Litigation

Banking Head, Bank Niaga

Tahun 1998 : Commercial Centre Banking

Head III, Bank Niaga

Tahun 1997 – 1998 : Remedial Management Head,

Bank Niaga

Tahun 1994 – 1997 : Branch Manager Semarang,

Bank Niaga

Tahun 1992 – 1994 : Branch Manager Solo, Bank

Niaga

Tahun 1990 – 1992 : Marketing Division Head, Bank

Niaga

Tahun 1987 – 1990 : Account Officer Bandung,

Bank Niaga

Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis,

(46 Tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur Bisnis

Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar sarjana

Pertanian dari Institut Pertanian Bogor dan Magister

Manajemen serta gelar Doktor dalam bidang Manajemen dan

Bisnis di Institut yang sama.

Pengalaman Kerja:

Tahun 2016 - Sekarang : Direktur Utama, PT Bank BNI

Syariah

Tahun 2012 - 2016 : Direktur Bisnis, PT Bank BNI

Syariah

Page 61: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

59

Tahun 2010 - Tahun 2012 : Direktur Risiko dan

Kepatuhan, PT Bank BNI

Syariah

Tahun 2008 - 2010 : Instruktur, Kiran Resources

Tahun 2008 - sekarang : Pengajar, Universitas Trisakti

Tahun 2007 - Tahun 2010 : Deputy Coordinator Non

Organic Growth Project, BNI

Tahun 2003 - sekarang : Instruktur, LMKA - Depkeu

Tahun 1999 - sekarang : Pengajar, MMA- IPB

Tahun 2005 - tahun 2007 : Vice President, Head

Corporate Secretary, PT Bank

Permata

Tahun 2003 - tahun 2005 : Head, Investor Relations, PT

Bank Permata

Tahun 1998 - tahun 2003 : Manager, Divisi Hubungan

Investor Kesekretariatan, BNI

Tahun 1996 - tahun 1998 : Senior Assistant Manager,

Unit Hubungan Investor

bidang Riset Pasar Modal &

Pengembangan, BNI

Tahun 1996 : Senior Assistant Manager,

Divisi Perencanaan Strategis,

BNI

Tahun 1994 – tahun 1995 : Assistant Manager, Program

Executive, Program Magister

Management Agribisnis IPB

Tahun 1992 : Trainee for Management

Instructor, PT Garuda

Indonesia

Acep Riana Jayaprawira, Direktur Risiko dan

Kepatuhan, (52 Tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur Risiko

dan Kepatuhan Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh

gelar Memperoleh gelar Insinyur dari Institut Teknologi

Bandung tahun 1986, gelar Magister Sains dari Universitas

Indonesia tahun 2002, dan gelar Doktor Teknologi Industri

Pertanian dari Institut Pertanian Bogor tahun 2010.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 – 2016 : Direktur Risiko dan

Kepatuhan, PT Bank BNI

Syariah

Tahun 2010 – 2012 : Komisaris independen, PT

Bank BNI Syariah

Page 62: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

60

Tahun 2008 – 2010 : Komisaris Independen, PT

Persada Ventura Syariah

Tahun 2008 – 2010 : Presiden Direktur, PT Score

Consulting Indonesia

Tahun 2005 – 2007 : Direktur Perencanaan,

Pengembangan & Informasi

dan Direktur Umum dan SDM,

PT Jamsostek (Persero)

Tahun 2001 – 2005 : Direktur Administrasi &

Treasury, PT PNM Venture

Capital

Tahun 1999 – 2001 : Kepala Divisi Kredit Progam

merangkap Kepala Divisi

Lembaga Keuangan Mikro dan

Syariah, PT Permodalan

Nasional Madani (Persero)

Tahun 1998 – 1999 : Kepala Divisi Supervisi &

Support Pembiayaan, PT Bank

Muamalat Indonesia Tbk

Tahun 1996 – 1998 : Kepala Divisi Pembiayaan

Usaha Kecil merangkap

Kepala Urusan Lembaga

Keuangan Syariah dan Kepala

Divisi Individual Banking, PT

Bank Muamalat Indonesia Tbk

Tahun 1995 - 1996 : General Manager BMI Cabang

Utama – Jakarta, PT Bank

Muamalat Indonesia Tbk

Tahun 1994 - 1995 : Branch Manager BMI Cabang

Surabaya, PT Bank Muamalat

Indonesia Tbk

Tahun 1994 : Deputy General Manager BMI

Cabang Utama Jakarta, PT

Bank Muamalat Indonesia Tbk

Tahun 1989 – 1994 : Account Manager Corporate

Banking Group, PT Bank Duta

Tahun 1986 – 1988 : Quality Control Section Head,

PT Federal Motor

Tahun 1986 – 1987 : Engineer Technology

Development Division, PT

Astra International

Tahun 1985 – 1986 : Junior Engineer, PT Industri

Altindo

Page 63: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

61

Junaidi Hisom, Direktur Operasional, (57 Tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Direktur

Operasional Perseroan sejak tahun 2013. Memperoleh gelar

sarjana ekonomi di bidang Manajemen dari Universitas

Sriwijaya tahun 1989 dan Magister Manajemen dari STIE

IPWI, Jakarta tahun 1998

Pengalaman kerja:

Tahun 2013 - sekarang : Direktur Operasional, PT Bank

BNI Syariah

Tahun 2012 - 2013 : Chief Operating and Financial

Officer, PT Bank BNI Syariah

Tahun 2011 - 2012 : Pgs. Pemimpin Divisi

Organizational Learning, BNI

Tahun 2010 - 2012 : Pemimpin Divisi Human

Capital, BNI

Tahun 2009 - 2010 : Pemimpin Kantor Wilayah 09

Banjarmasin, BNI

Tahun 2008 - 2009 : Pemimpin Sentra Kredit

Menengah Jakarta Kota, BNI

Tahun 2007 - 2008 : Pemimpin Sentra Kredit

Menengah Balikpapan, BNI

Tahun 2006 - 2007 : Pemimpin Sentra Kredit Kecil

Medan, BNI

Tahun 2004 - 2006 : Pemimpin Sentra Kredit Kecil

Solo, BNI

Tahun 2001 - 2004 : Pemimpin Cabang Palu, BNI

Tahun 1996 - 2001 : Pemimpin Cabang UNPAD

Bandung, BNI

Tahun 1994 - 1996 : Pemimpin Bidang Operasional

Cabang Sumedang, BNI

Tahun 1992 - 1994 : Koordinator Kredit Cabang

Palembang

E. Keberagaman Komposisi Direksi

Penetapan komposisi anggota Dewan Komisaris dan Direksi BNI Syariah dilakukan

dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas Bank serta

perundang-undangan yang berlaku. Komposisi tersebut didasarkan pada

pengetahuan perbankan, keahlian, pengalaman profesional, dan latar belakang

guna mendukung efektivitas pelaksanaan tugas Direksi. BNI Syariah memberikan

kesempatan yang sama kepada semua orang dan oleh karenanya nominasi

kandidat anggota Dewan Komisaris dikaji serta dievaluasi dengan cara yang sama,

tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras, maupun simber rekomendasi awal.

Page 64: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

62

F. Independensi

Struktur kompisisi dan pemenuhan aspek independensi Direksi BNI Syariah

merujuk pada Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS poin C.1. Tentang Pelaksanaan

GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah bahwa Presiden Direktur

atau Direktur Utama, wajib berasal dari pihak yang independen terhadap

pemegang saham pengendali.

Direksi BNI Syariah tidak ada yang memiliki rangkap jabatan sebagai anggota

Dewan Komisaris, Direksi atau pejabat eksekutif pada 1 (satu)

lembaga/perusahaan keuangan, atau anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau

pejabat eksekutif yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu)

perusahaan anak bukan bank yang dikendalikan oleh bank.

Untuk menjamin transparansi dan independensi Direksi, seluruh anggota Direksi

BNI Syariah telah memenuhi kondisi-kondisi yang menunjukkan independensi

mereka yaitu:

1) Anggota Direksi telah mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai 5%

(lima persen) atau lebih pada BNI Syariah maupun kepemilikan sahamnya

pada perusahaan lain baik di dalam maupun luar negeri.

2) Anggota Direksi tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari

BNI Syariah selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

3) Anggota Direksi mampu menjalankan tugas, menyatakan pendapat atau

melaporkan kinerja sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Komisaris secara

independen tanpa dikendalikan oleh pemegang saham utama perusahaan.

4) Anggota Direksi telah mengungkapkan perihal independensinya yaitu tidak

memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan atau

hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi, dan

atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Adapun uraian

penjelasannya adalah sebagai berikut:

Hubungan Keuangan

No Nama

Hubungan Keuangan dengan

Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang

saham

Pengendali

1 Dinno Indiano Tidak Tidak Tidak

2 Imam Teguh Saptono Tidak Tidak Tidak

3 Acep R Jayaprawira Tidak Tidak Tidak

4 Junaidi Hisom Tidak Tidak Tidak

Page 65: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

63

Hubungan Keluarga

Kepemilikan Saham di atas 5%

G. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Demi memastikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, BNI Syariah

memiliki Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi yang berfungsi sebagai Board Charter

atau Board Manual Direksi dalam menjalankan peran dan fungsi pengelolaan

perusahaan serta mengelola hubungan dengan Dewan Komisaris. Board Manual

disusun dengan acuan peraturan tersebut di atas, berisi petunjuk tata laksana kerja

Direksi serta menjelaskan tahapan aktivitas secara struktur, sistematis, mudah

dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, menjadi acuan bagi Direksi

dalam melaksanakan tugas untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

BNI Syariah telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi sebagaimana

ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/016, KP/DI/DK/2013

tanggal 12 Nov 2013. Dalam RBB tahun 2016, BNI Syariah akan melakukan

pembaharuan terhadap pedoman ini dengan disesuaikan kepada

peraturan-perundang-undangan terbaru terkait kegiatan perusahaan.

Pedoman dan tata tertib kerja Direksi dalam Board Manual Direksi BNI Syariah,

meliputi:

1. Kebijakan Umum Jabatan Direksi.

2. Tugas dan wewenang Direksi .

3. Hak dan kewajiban Direksi.

4. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi .

5. Pelaksanan tugas pengurusan perseroan oleh Direksi.

6. Prinsip-prinsip pengambilan keputusan Direksi.

7. Rapat Direksi.

No Nama

Hubungan Keluarga dengan

Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang

saham

Pengendali

1 Dinno Indiano Tidak Tidak Tidak

2 Imam Teguh Saptono Tidak Tidak Tidak

3 Acep R Jayaprawira Tidak Tidak Tidak

4 Junaidi Hisom Tidak Tidak Tidak

No Nama Saham di BNI

Syaraiah

Saham di

Perusahaan Lain

1 Dinno Indiano Nihil Nihil

2 Imam Teguh Saptono Nihil Nihil

3 Acep R Jayaprawira Nihil PT Pasti Rumoko

Jaya

4 Junaidi Hisom Nihil PT BPR Yaspis

Page 66: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

64

8. Hubungan dengan stakeholders.

9. Hubungan dengan Profesi & Penggunaan Saran Profesional.

H. Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang dan Kewajiban Direksi

1. Tugas Direksi

Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan

pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan

maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun

di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan

pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

2. Tanggung Jawab Direksi

1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan tenaga,

pikiran, perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas,

kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan.

2) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi

Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta

wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,

kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran.

3) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik, penuh tanggung jawab,

dan kehati-hatian dalam menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha

Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku.

4) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara tanggung

renteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau

kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya, kecuali anggota

Direksi yang bersangkutan dapat membuktikan:

a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;

b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk

kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;

c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak

langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan

d. mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian

tersebut.

3. Wewenang Direksi

Direksi berwenang untuk:

1) menetapkan kebijakan kepengurusan perseroan;

2) mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di

dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang

anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau

beberapa orang pegawai Perseroan baik sendiri-sendiri maupun

bersama-sama atau kepada orang atau badan lain;

Page 67: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

65

3) mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk

penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua, jasa produksi dan

penghasilan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

4) mengangkat, memberi penghargaan atau sanksi dan memberhentikan

pegawai Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5) membentuk fungsi sekretaris Perseroan (Corporate Secretary);

6) menghapusbukukan piutang macet yang selanjutnya dilaporkan dan

dipertanggung jawabkan dalam Laporan Tahunan;

7) tidak menagih lagi sebagian atau seluruh piutang diluar pokok dalam

rangka restrukturisasi dan/atau penyelesaian pembiayaan namun dengan

kewajiban melaporkan kepada Dewan Komisaris yang ketentuan tata cara

pelaporannya ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

8) melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan

maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan

pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, dengan

pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

4. Kewajiban Direksi

1) mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan

Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;

2) menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan

Anggaran Tahunan Perseroan dan rencana kerja lainnya, berikut

perubahannya serta menyampaikannya paling lambat 60 (enam puluh)

hari sebelum tahun buku baru dimulai kepada Dewan Komisaris untuk

mendapatkan persetujuan;

3) membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan

Risalah Rapat Direksi;

4) membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban

pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen

perusahaan;

5) menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit;

6) menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur

dalam peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar;

7) menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris

dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku

Perseroan berakhir kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan;

8) memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan;

9) memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS,

Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan

Page 68: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

66

Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud pada

huruf b.4 dan b.5 ayat ini, dan dokumen Perseroan lainnya;

10) menyimpan di tempat kedudukan Perseroan : Daftar Pemegang Saham,

Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan

Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan

Perseroan serta dokumen Perseroan lainnya.

11) menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama pemisahan

fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan;

12) memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh

Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

13) menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan

tugasnya;

14) memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang

diminta anggota Dewan Komisaris dengan memperhatikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

15) menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam Anggaran Dasar ini dan yang ditetapkan oleh RUPS

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

16) menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan Pedoman Tata

Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan BNI.

I. Ruang Lingkup dan Pembagian Tugas Masing-Masing Anggota Direksi

1. Direktur Utama

1) Menyusun Visi, Misi dan nilai-nilai serta rencana korporasi dan rencana

bisnis untuk dibicarakan dan disetujui Dewan Komisaris atau RUPS sesuai

dengan ketentuan Anggaran Dasar Bank.

2) Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan,

mengendalikan dan mengevaluasi fungsi dan bidang Pengawasan internal,

serta Perencanaan Strategis.

3) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Perubahan, Manajemen Modal

Manusia, dan Manajemen Pembelajaran Organisasi.

4) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Komersil dan Usaha Kecil

Menengah, serta Pengembangan Pasar dan Manajemen Portofolio.

5) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Penganggaran dan Pengendalian

Keuangan, Pengelolaan Aset.

Page 69: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

67

2. Direktur Bisnis

1) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Produk Konsumer dan Ritel

(Pembiayaan dan Dana), Manajemen Pemasaran Portofolio Konsumer dan

Ritel, Penjualan Konsumer dan Ritel.

2) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Tresuri dan Internasional.

3) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Kartu.

4) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Bisnis Mikro.

5) Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di Divisi Konsumer dan

Dana, Divisi Bisnis Kartu, Divisi Bisnis Mikro, dan Divisi Tresuri dan

International.

3. Direktur Risiko dan Kepatuhan

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksaan

Fungsi Kepatuhan Bank Umum pasal 10 ayat 1 (satu), tugas dan tanggung

jawab Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan, paling kurang mencakup:

1) Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan

Bank;

2) Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang

akan ditetapkan oleh Direksi;

3) Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk

menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;

4) Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,

serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan

Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;

5) Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;

6) Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang

diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan

peraturan perundangundangan yang berlaku;

7) Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

8) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Manajemen Risiko Bank dan Tata Kelola

Kebijakan;

9) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Kepatuhan, Hukum dan Kesekretariatan;

10) Bertanggung mengkoordinasikan Komunikasi Perusahaan dan program

pemasaran;

11) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi

Pengembangan Produk Manajemen.

Page 70: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

68

4. Direktur Operasional

1) Memimpin dan mengkoordinir bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan,

bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Pengelolaan Jaringan, Pengadaan Barang

dan Jasa serta Kualitas Layanan, serta Pusat Layanan Pelanggan.

2) Menetapkan strategi dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi dan bidang Operasional,

Teknologi Informasi dan Tata Kelola Data.

3) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, dan

mengevaluasi fungsi dan bidang Penyelamamatan dan Penyelesaian

Pembiayaan Komersil & Usaha Kecil Menengah, Risiko Bisnis Konsumer &

Ritel.

J. Mekanisme Direktur Pengganti

Berdasarkan SK Direksi No. KP/017/DIR/R tanggal 18 Desember 2013, tentang

Susunan Direktur Pengganti:

No Direktur Sektor Direktur Pengganti 1 Direktur Pengganti 2

1 Direktur Utama Direktur Bisnis Direktur Operasional

2 Direktur Bisnis Direktur Utama Direktur Operasional

3 Direktur Operasional Direktur Bisnis Direktur Utama

4 Direktur Risiko dan

Kepatuhan

Direktur Operasional Direktur Bisnis

Catatan:

a. Direktur Pengganti 1 hanya dapat melimpahkan tanggung jawabnya sebagai

Direktur Pengganti kepada Direktur 2, apabila Direktur Pengganti 1 tidak dapat

menjalankan fungsinya (cuti, dinas, atau sakit) selama 2 hari kerja atau lebih.

b. Dalam hal Direktur Operasional dan Direktur Bisnis menjalankan fungsinya

sebagai pengganti Direktur Risiko dan Kepatuhan, maka pada saat yang

bersamaan wewenang memutus bisnis yang ada pada Direktur Operasional

dan Direktur Bisnis menjadi kewenangan Direktur Utama.

K. Rapat Direksi

Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang

Pelaksanaan GCG Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta POJK No.

33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan

Publik, rapat Direksi diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Direksi juga wajib melakukan rapat bersama Direksi secara berkala paling minimal

1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.

Sepanjang tahun 2015 Direksi telah melakukan rapat sebanyak 41 kali, dan 15 kali

rapat dengan Dewan Komisaris, dengan uraian frekuensi dan tingkat kehadiran

sebagai berikut:

Page 71: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

69

Frekuensi Tingkat Kehadiran Direksi

No Nama Jabatan Frekuensi Rapat

Radisi Radikom

1 Dinno Indiano Direktur Utama 37 12

2 Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis 35 12

3 Acep R Jayaprawira Direktur Risiko dan

Kepatuhan

32 12

4 Junaidi Hisom Direktur 32 12

L. Peningkatan Kompetensi Direksi

Program Pelatihan Direksi BNI Syariah mencakup dua jenis pelatihan bagi Direksi,

yakni Program Pengenalan Perusahaan dan Program Pelatihan Umum. Program

Pengenalan Perusahaan diberikan kepada anggota Direksi yang diangkat untuk

pertama kalinya sebagai anggota Direksi BNI Syariah. Program Pengenalan

Perusahaan antara lain mencakup presentasi, pertemuan, kunjungan ke

perusahaan dan pengkajian dokumen atau program lainnya. Tanggung jawab untuk

mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Divisi Sekretariat

Perusahaan. Sasaran program ini secara umum adalah memberikan wawasan

secara ringkas kepada anggota Direksi mengenai BNI Syariah agar para anggota

baru dapat sesegera mungkin memberikan kontribusi kepada BNI Syariah.

Informasi atau pengetahuan dasar dalam program pengenalan meliputi: informasi

atau pengetahuan internal BNI Syariah, informasi atau pengetahuan eksternal BNI

Syariah, serta pengenalan isi dokumen-dokumen terkait penerapan tata kelola

perusahaan yang baik

Selain itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi anggota Direksi maka BNI

Syariah mendorong masing-masing anggota Direksi untuk mengikuti Program

Pelatihan secara rutin. Program ini merupakan salah satu program penting bagi

Direksi agar senantiasa mendapatkan pengetahuan terkini mengenai

perkembangan aktivitas perbankan, kondisi ekonomi serta perkembangan sosial

dan hubungannya dengan pengembangan bisnis Perusahaan serta pengetahuan

lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas Direksi. BNI Syariah

memperhatikan beberapa parameter dalam melaksanakan Program Pelatihan

Direksi yang mencakup:

1. Program pelatihan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan fungsi dan

efektivitas kerja Direksi;

2. Biaya program pelatihan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran

Direksi;

3. Setiap anggota Direksi yang mengikuti program pelatihan, seminar, dan

workshop diharapkan dapat berbagi informasi dan pengetahuan tersebut kepada

Anggota Direksi lain yang tidak mengikuti program tersebut;

4. Materi yang diterima dari program pelatihan harus terdokumentasi dengan rapi

dalam suatu bagian tersendiri. Tanggung jawab dokumentasi terdapat pada

Sekretaris Perusahaan dan harus tersedia jika suatu saat dibutuhkan.

Page 72: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

70

Sepanjang tahun 2015, anggota Direksi telah mengikuti berbagai pelatihan untuk

meningkatkan kompetensi masing-masing anggota dalam menjalankan tugasnya

sebagai Direksi. Beberapa pelatihan tersebut antara lain adalah:

No. Jabatan Tanggal Seminar Penyelenggara

1. Direktur

Utama

9 Februari Kongres Umat Islam

Indonesia VI Tahun 2015

MUI

31 Maret IFSB International

Seminar on Enhancing

Financial Inclusion through

Islamic Finance - BI

IFSB

22 April IFN Indonesia Forum 2015 IFN

30 April Seminar Ekonomi Islam

"Building Strategi Alliance

in Islamic Economics and

Business Policies"

IAEI

12 Mei Customer Experience

Conference 2015

Global

Service

Academy

28 Mei Workshop Manajemen

Perhajian

LPPI

22

September

Seminar Managing

Financial Turbulenc

LPS

12

November

Indonesia International

Conference on Islamic

Finance 2015

OJK

23

November

Seminar Internasional

"Sustainable Finance to

Support Sustainable

Development Goals"

OJK

10

Desember

Seminar Kajian Stabilitas

Keuangan "Menjaga

Stabilitas Sistem

Keuangan di Tengah

Berlanjutnya Perlambatan

Pertumbuhan Ekonomi"

BI

2. Direktur

Bisnis

30 April Seminar Ekonomi Islam

"Building Strategi Alliance

in Islamic Economics and

Business Policies"

IAEI

8 Mei Seminar Kajian Stabilitas

Keuangan "Memperkuat

Stabilitas Sistem

Keuangan di Tengah

Dinamika Tantangan

Global dan Domestik"

BI

Page 73: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

71

8 Mei Workshop The Role and

Function of Commisioners,

Directors and Sharia

Supervisory Board in

Managing Islamic Banking

and Finance

LPPI

20 Mei Workshop OJK: Indonesia

Sukuk Development and

How the Linkage to Global

Market (Sukuk Market)

OJK

28 Mei Workshop Manajemen

Perhajian

LPPI

3. Direktur

Risiko dan

Kepatuhan

16 Februari Seminar Penerapan Tata

Kelola & Manajemen

Risiko Terintegrasi Bagi

Konglomerasi Keuangan

FKDKP

28 Mei Workshop Manajemen

Perhajian

ICDIF – LPPI

20 Agustus Workshop Calon Asesor

Bidang Perbankan

LSPP

4. Direktur

Operasional

16 Februari Seminar Penerapan Tata

Kelola & Manajemen

Risiko Terintegrasi Bagi

Konglomerasi Keuangan

FKDKP

10 Maret Pemberdayaan Konsumen

dan Peningkatan

Kapasitas Lembaga Jasa

Keuangan dalam

Perlindungan Konsumen

Sektor Jasa Keuangan

OJK

30 April Muktamar III IAEI dan

Seminar Ekonomi Islam

IAEI

28 Mei Workshop Manajemen

Perhajian

ICDIF-LPPI

Page 74: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

72

Target Realisasi

Des-15 Des-15 1 2 3 4 5

Employee employee EES 2 Peringkat 3 4 133% x 8

Customer customer Kualitas layanan 2.5 Peringkat 3 2 73% x 12.5

Tata Kelola GCG 2.5 Score 2 2 100% x 10

Aspek Syariah Statemen DPS 2 Score 2 1 50% x 10

EAT 19 Rp Miliar 163 229 140% x 95

NYM (excl. Recovery) 5 % 7.24 8.25 114% x 20

ROE (Konven) 4 % 8.23 11.39 138% x 20

ROA 4 % 1.04 1.43 138% x 20

Peer Group BOPO BI (peers) 8 % 96.14 89.63 93% x 40

DPK (excl dana Bank) 5 Rp Miliar 18.900 19.323 102% x 15

Pembiayaan 8 Rp Miliar 17.181 17.765 103% x 24

Aset 8 Rp Miliar 22.710 23.018 101% x 24

CASA 2 % 49.24 46.15 94% x 4

FBI 5 Rp Miliar 66.77 54.84 82% x 5

NPF Gross 10 % 1.99 2.53 127% x 10

Coverage Ratio 3 % 87.79 84.51 96% x 9

Process CIR 4 % 77.42 71.06 92% x 20

Strategi Bisnis 3 Score 3 4 133% x 15

TKB 3 Score 2 2 100% x 12

100 374

Penilaian Total

Tebobot

Kolegial

Penilaian Perincian Perspektif KPIBobot

%Metrics

Pen

capaian

Value Creation

Pencapaian RBB Kuantitatif

Kualitatif

Financial

Growth

Risk

M. Penilaian Kinerja Direksi

Pada tahun 2015, BNI Syariah melalui mekanisme RUPS telah melakukan

penilaian kinerja bagi Direksi berdasarkan pencapaian tugas manajemen yang

telah ditetapkan dalam RUPST. Penilaian kinerja tersebut telah mempertimbangkan

faktor kuantitafif dan kualitatif. Sistem penilaian kinerja bagi Direksi disusun oleh

Direksi dan dimintakan persetujuan Dewan Komisaris. Sistem dimaksud akan terus

disempurnakan sejalan dengan perkembangan organisasi BNI Syariah. Hasil

penilaian kinerja Direksi akan menjadi salah satu dasar pemberian remunerasi

kepada masing-masing Direksi.

Penilaian kinerja Direksi juga mempertimbangkan dari pencapaian Indikator Kinerja

Utama (KPI) yang dilakukan di akhir 2015. Dalam hal ini, Direksi BNI Syariah

mendapatkan penilaian kolegial dengan rincian dan bobot yang sebelumnya telah

ditetapkan dan mendapat skor penilaian yang membanggakan sesuai dengan

kinerja BNI Syariah di 2015. Berikut ini adalah penilaian kinerja Direksi berdasarkan

pemenuhan Indikator Kinerja Utama (KPI) Direksi:

N. Struktur dan Kebijakan Remunerasi Direksi

Kebijakan Remunerasi Direksi BNI Syariah ditetapkan dalam RUPS dengan

memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi serta sesuai

ketentuan terkait lain seperti:

1. Benchmarking yang dilakukan melalui salary survey tentang biaya remunerasi

(gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya) terhadap closest

competitor dan salary survey yang sama terhadap bank-bank peers group;

2. Mempertimbangkan kinerja Bank;

3. Mempertimbangkan hasil penilaian kinerja Direksi;

4. Tingkat pertumbuhan inflasi.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, struktur remunerasi Direksi BNI Syariah

selama 2015 adalah sebagai berikut:

Page 75: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

73

Jenis Remunerasi Jumlah

Gaji Rp4.857.000.000

Tunjangan Rutin (THR, Tunjangan Komunikasi, dan

lain-lain)

Rp958.000.000

Tantiem -

Fasilitas Lain (dalam bentuk natura)

Perumahan (tidak dapat dimiliki) -

Transportasi (tidak dapat dimiliki) Rp480.000.000

Santunan (dapat dimiliki) -

Remunerasi per Jabatan dalam 1 Tahun

Direktur Utama Rp1.696.000.000

Direktur Bisnis Rp1.542.000.000

Direktur Risiko dan Kepatuhan Rp1.542.000.000

Direktur Operasional Rp. 1.515.000.000

VI. KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE

A. Komite di bawah Dewan Komisaris

Dalam menjalankan tugas pengelolaan perusahaan, Komisaris dibantu oleh 3 (tiga)

Komite yaitu: Komite Audit (KA), Komite Pemantau Risiko (KPR), dan Komite

Remunerasi dan Nominasi (KRN). Keberadaan komite-komite di bawah Komisaris

tersebut telah sesuai dengan ketentuan PBI tentang GCG serta bertujuan untuk

menyempurnakan implementasi prinsip Tata Kelola Perusahaan dalam kegiatan

operasional BNI Syariah.

1. Komite Audit

Komite Audit dibentuk dengan berpedoman antara lain pada Peraturan Bank

Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan SE

15/15/DPNP tanggal 29 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Komite Audit

menjalankan tugasnya berdasarkan mandat Piagam Komite Audit yang

ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris. Piagam Komite Audit

ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai panduan dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten, objektif dan

independen sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua

pihak yang berkepentingan.Piagam Komite Audit dievaluasi secara berkala dan

apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk memastikan kepatuhan BNI

Syariah terhadap ketentuan OJK dan peraturan terkait lainnya. Revisi terakhir

piagam Komite Audit dilakukan pada tahun 2014 dan telah ditetapkan dengan

Keputusan Dewan Komisaris nomor KEP/01/DK/2014 tanggal 10 September

2014.

a) Dasar Pembentukan & Piagam Komite Audit

Komite Audit dibentuk dengan berpedoman antara lain pada Peraturan

Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009

dan SE 15/15/DPNP tanggal 29 April 2010 tentang Pelaksanaan Good

Page 76: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

74

Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Komite Audit menjalankan tugasnya berdasarkan mandat Piagam Komite

Audit yang ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris. Piagam

Komite Audit ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai panduan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten,

objektif dan independen sehingga dapat dipertangungjawabkan dan

diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Piagam Komite Audit

dievaluasi secara berkala dan apabila diperlukan dilakukan amandemen

untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap ketentuan OJK dan

peraturan terkait lainnya. Revisi terakhir Piagam Komite Audit dilakukan

pada tahun 2014 dan telah ditetapkan dengan Keputusan Dewan

Komisaris KEP/01/DK/2014 tanggal 10 September 2014.

b) Persyaratan Umum

1) Anggota Komite paling kurang terdiri dari seorang Komisaris

Independen, seorang pihak independen yang memiliki keahlian di

bidang akuntansi keuangan, dan seorang pihak independen yang

memiliki keahlian di bidang perbankan syariah;

2) Anggota Komite wajib memiliki integritas dan reputasi keuangan yang

baik;

3) Komite diketuai oleh Komisaris Independen;

4) Anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite;

5) Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota Komisaris harus

merupakan Komisaris Independen;

6) Mantan anggota Direksi Bank Umum Syariah tidak dapat menjadi

pihak independen sebelum yang bersangkutan menjalani masa

tunggu palin kurang 6 (enam) bulan;

7) Ketua komite hanya dapat merangkap sebagai ketua komite paling

banyak pada 1 (satu) komite lainnya pada BUS yang sama.

c) Persyaratan Kemampuan dan Pengalaman

1) Memiliki integritas yang baik;

2) Anggota Komite yang berasal dari pihak independen memiliki keahlian

di bidang keuangan atau akuntansi;

3) Anggota Komite yang berasal dari pihak independen memiliki keahlian

di bidang hukum atau perbankan;

4) Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami

laporan keuangan;

5) Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan

perundang-undangan Pasar Modal dan peraturan yang terkait usaha

perbankan;

6) Memiliki kebenaran seluruh dokumen atau data pendukung

pemenuhan persyaratan pihak independen, antara lain surat

pernyataan pribadi mengenai integritas yang bersangkutan.

Page 77: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

75

d) Persyaratan Independensi

Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas

dan pemberi pendapat, rekomendasi maupun saran kepada Dewan

Komisaris, seluruh anggota Komite tidak memiliki afiliasi dengan Direktur,

Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali BNI Syariah,

bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun

karyawan dari perusahaan yang memiliki afillasi maupun bisnis

dengan BNI Syariah. Anggota Komite tidak memiliki wewenang

untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan BNI Syariah

sebelum menjabat dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun

pegawai Kantor Akuntan Publik yang memeriksa pembukuan BNI

Syariah.

Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas dan pemberian saran,

seluruh anggota komite audit BNI Syariah memiliki latar belakang

keuangan dan/atau akuntansi. Dengan demikian seluruh persyaratan

independensi anggota komite audit yang sesuai dengan peraturan dan

kaidah praktik terbaik GCG, telah dipenuhi.

e) Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Audit

Komite dibentuk oleh Dewan Komisaris dan oleh karenanya Komite

bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Komisaris. Komite

bekerja secara kolektif dan melaksanakan tugasnya secara independen

terhadap manajemen Bank BNI Syariah dan Komite berkewajiban

melaporkan hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada Dewan Komisaris.

Anggota Komite dapat diangkat atau diberhentikan melalui rapat dewan

komisaris dan pengesahannya dituangkan dalam Surat Keputusan Dewan

Komisaris. Anggota Komite Audit dapat berhenti atau diberhentikan

meskipun jabatannya belum berakhir, apabila:

1) Mengundurkan diri.

2) Kehilangan kewarganegaraan.

3) Meninggal dunia.

4) Melakukan sesuatu yang bersifat merugikan Bank.

5) Melanggar atau tidak memenuhi persyaratan sebagai anggota Komite

Audit, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

6) Tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang

dinyatakan oleh Dewan Komisaris.

f) Susunan Komite Audit

Komite Audit BNI Syariah terdiri dari 5 (lima) orang anggota, 2 (dua) orang

anggota merupakan Komisaris Independen yang salah satunya menjabat

sebagai Ketua Komite, 1 (satu) orang Komisaris sebagai anggota, dan 2

(dua) orang pihak independen sebagai anggota. Rangkap jabatan Komite

Audit telah memperhatikan kompetensi, kriteria independensi,

kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

masingmasing sesuai ketentuan yang berlaku. Susunan Komite Audit per

Page 78: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

76

31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

No Nama Jabatan Keahlian

1 Harisman Ketua/Komisaris

Independen

Akuntasi, Keuangan

Syariah

2 Subarjo Joyosumarto Anggota/Komisaris

Utama/Independen

Akuntansi,

Keuangan Syariah,

Manajemen

4 Alexander Zulkarnaen Anggota/Pihak

Independen

Akuntansi &

Keuangan, Audit

5 Vivin Heryadi Anggota/Pihak

Independen

Akuntansi &

Keuangan, Audit

g) Profil Anggota Komite Audit Non Komisaris

1) Alexander Zulkarnain

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Audit BNI Syariah

sejak tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah anggota Komite Audit di

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2001-2010). Riwayat

pendidikan beliau antara lain mencakup gelar Doktoral (S3) di

Universitas Negeri Jakarta (2013), Magister Manajemen (S2) jurusan

Manajemen Keuangan STIE IPWI Jakarta, dan Akuntan dari Sekolah

Tinggi Akuntansi Negara. Beliau juga seorang Chartered Accountant-

Indonesia.

2) Vivin Heryadi

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Audit BNI Syariah

semenjak April 2013. Sebelumnya beliau adalah Wakil Pemimpin

Divisi Umum PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2006-2011).

Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup lulusan Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor jurusan Finansial Agribisnis

(2001-2002) serta Sarjana jurusan Administrasi Niaga, Spesialisasi

Financial Management dari Universitas Brawijaya (1976-1981).

h) Independensi Komite Audit

Anggota Komite Audit terdiri dari pihak-pihak yang independen yaitu tidak

memiliki saham di BNI Syariah, serta tidak memiliki hubungan keluarga

dan keuangan di antara mereka, juga terhadap pemegang saham. Ketua

Komite Audit juga merupakan Komisaris Independen.

Page 79: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

77

i) Hubungan Keluarga dan Keuangan Anggota Komite Audit

j) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Rincian tugas dan tanggung jawab Komite Audit didasarkan pada Piagam

Komite Audit BNI Syariah, sebagai berikut:

1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan baik yang telah

maupun yang akan dikeluarkan oleh perusahaan seperti laporan

keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.

2) Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan audit dari auditor internal dan

eksternal termasuk independensi dan objektivitas auditor eksternal

serta hasil pemeriksaan yang dilakukannya untuk memastikan semua

risiko penting telah dipertimbangkan serta kecukupan proses

pelaporan keuangan.

3) Mengevaluasi laporan manajemen atas kepatuhan BNI Syariah

terhadap segala peraturan perundang-undangan dan aturan lain yang

terkait dengan penyelenggaraan kegiatan BNI Syariah.

4) Memantau dan mengevaluasi atas perencanaan dan pelaksaanaan

audit serta memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal dan

eksternal oleh Direksi. Paling kurang dengan melakukan pemantauan

dan evaluasi terhadap:

a. Pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal (SPI);

b. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SPI,

akuntan publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia.

5) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Kantor Akuntan

Publik kepada Dewan Komisaris.

6) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris

atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan.

No Nama

Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan

dengan

Komite

yang

lain

Direksi Dewan

Komisaris

Komite

yang

lain

Direksi Dewan

Komisaris

1 Harisman

(Ketua/Komisaris

Independen)

X X X X X X

2 Subarjo

Joyosumarto

(Anggota )

X X X X X X

3 Fero

Poerbonegoro

(Anggota)

X X X X X X

4 Alexander

Zulkarnaen

(anggota)

X X X X X X

5 Vivin Heryadi

(anggota) X X X X X X

Page 80: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

78

7) Menelaah laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

k) Pelaksanaan Tugas Komite Audit tahun 2015

Sepanjang 2015, Komite Audit telah melakukan berbagai aktivitas untuk

membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan

atas aktivitas dan operasional BNI Syariah. Laporan singkat pelaksanaan

kegiatan Komite Audit selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1) Mengevaluasi hal-hal sebagai berikut:

a. Rencana kerja Satuan Pengawas Intern (SPI);

b. Pelaksanaan rencana kerja SPI dan pokok-pokok hasil audit;

c. Tindak lanjut manajemen atas laporan SPI, Bank Indonesia,

Management Latter Kantor Akuntan Publik dan Dewan Pengawas

Syariah;

d. Efektivitas pelaksanaan auditor ekstern.

2) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik

kepada Dewan Komisaris.

3) Menelaah hal-hal sebagai berikut:

a. Laporan tahunan 2014;

b. Informasi keuangan triwulan I, II, dan III 2015;

c. Indepedensi dan objektivitas auditor ekstern;

d. Kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan bahwa

semua risiko yang penting telah dipertimbangkan;

e. Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Tahun

2014;

f. Pengaduan yang berkaitan dengan BNI Syariah;

g. Hasil Audit Internal Audit Division.

4) Melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka

efektivitas pelaksanaan audit ekstern

5) Membuat pengungkapan Komite Audit pada laporan tahunan.

6) Melakukan review Piagam Komite Audit.

7) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada Dewan Komisaris.

8) Kunjungan ke Unit Perseroan dan Cabang.

9) Mengikuti Pelatihan

10) Menyusun rencana Kerja 2016

Page 81: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

79

l) Rapat Komite Audit

Selama 2015, Komite Audit telah melakukan 24 (dua puluh empat) kali

pertemuan dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Nama Jabatan Jumlah

Rapat

Jumlah

Kehadiran

Harisman Ketua/Komisaris

Independen

24 24

Subarjo

Joyosumarto

Anggota/Komisaris

Utama

24 23

Imam Budi Sarjito Anggota Komiisari (s/d

bulan Agustus)

24 7

Alexander

Zulkarnain

Anggota 24 24

Vivin Heryadi Anggota 24 20

2. Komite Pemantau Risiko

a) Susunan Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko BNI Syariah terdiri dari 5 (lima) orang anggota, 2

(dua) orang anggota merupakan Komisaris Independen yang salah

satunya menjabat sebagai Ketua Komite, 1 (satu) orang Komisaris sebagai

anggota, dan 2 (dua) orang pihak independen sebagai anggota. Rangkap

jabatan Komite Pemantau Risiko telah memperhatikan kompetensi, kriteria

independensi, kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab masing-masing sesuai ketentuan yang berlaku. Susunan

Komite Pemantau Risiko per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Keahlian

Subarjo

Joyosumarto

Ketua / Komisaris

Independen

Akuntansi, Keuangan

Syariah, Manajemen

Harisman Anggota / Komisaris

Utama/Independen

Akuntansi, Keuangan

Syariah

Fero Poerbonegoro Anggota Tresuri & Perbankan

Internasional

Ibrahim Husain Anggota Manajemen Risiko &

Keuangan

Bambang Eko Anggota Manajemen Risiko

b) Profil Anggota Komite Pemantau Risiko Non Komisaris

1) Ibrahim Husain

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Pemantau Risiko

pada tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah Anggota Komite

Pemantau Risiko di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup gelar Sarjana

Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar.

Page 82: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

80

2) Bambang Eko Priyantono

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Pemantau Risiko

pada tahun 2013. Sebelumnya beliau adalah Pemimpin Unit Policy

Governance. Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup lulusan

Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

c) Independensi Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko senantiasa mengedepankan independensi baik

dalam pelaksanaan tugas maupun dalam melaporkan hasil kerja kepada

Dewan Komisaris. Semua anggota ini adalah independen terhadap Direksi,

dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya.

Anggota Komite Pemantau Risiko adalah para profesional yang memiliki

kompetensi cukup dibidangnya masing-masing dengan sudah

berpengalaman. Para profesional ini tidak memiliki hubungan dengan

perseroan ataupun hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris

dan Direksi lainnya. Latar belakang para anggota Komite Pemantau Risiko

beragam, yakni manajemen strategis, manajemen risiko,

perbankan/keuangan dan akuntansi dan dimaksud untuk menjamin

kualitas rekomendasi serta menjadi narasumber perbaikan pelaksanaan

manajemen risiko BNI Syariah.

d) Hubungan Keluarga dan Keuangan Anggota Komite Pemantau Risiko

e) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Rincian tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko didasarkan

pada Piagam Komite Pemantau Risiko BNI Syariah, sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi atas kebijakan dan strategi manajemen risiko yang

disusun oleh manajemen secara tahunan.

No Nama

Hubungan Keluarga Hubungan Keuangan

dengan Komite

yang

lain

Dire

ksi

Dewan

Komisaris

Komite

yang

lain

Direk

si

Dewan

Komisaris

1 Subarjo

Joyosumarto

(Ketua/Komisaris

Independen)

x x x x x x

2 Harisman

(Anggota

Komisaris )

x x x x x x

3 Fero

Poerbonegoro

(Anggota)

x x x x x x

4 Ibrahim Husain

(anggota) x x x x x x

5 Bambang Eko

(anggota) x x x x x x

Page 83: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

81

2. Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban Direksi atas

pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.

3. Melakukan evaluasi atas Laporan Profil Risiko Triwulanan BNI Syariah

dan pelaksanaan proses manajemen risiko, untuk selanjutnya

memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas kondisi risiko

yang dihadapi oleh Bank serta usulan langkah-langkah untuk mitigasi

risiko atas risiko-risiko tersebut.

4. Mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka

memenuhi Peraturan Bank Indonesia dan peraturan

perundang-undangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan

prinsip kehati-hatian, khususnya yang berkaitan dengan manajemen

risiko.

5. Mengevaluasi hasil pemantauan atas kepatuhan Bank terkait

pelaksanaan manajemen risiko terhadap seluruh perjanjian dan

komitmen yang dibuat oleh Direksi kepada Bank Indonesia.

6. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan dari segi manajemen

risiko kepada Dewan Komisaris terhadap permohonan atas usulan

Direksi yang berkaitan dengan transaksi atau kegiatan usaha yang

melampaui kewenangan Direksi untuk dapat digunakan oleh Dewan

Komisaris sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

7. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite

Kebijakan Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

8. Melakukan self-evaluation terhadap efektivitas pelaksanaan tugas dan

memutakhirkan secara periodik Pedoman Kerja Komite Pemantau

Risiko.

f) Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko tahun 2015

Sepanjang 2015 Komite Pemantau Risiko telah melakukan berbagai

kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan pembahasan Fasilitas Pembiayaan Korporasi.

2. Melakukan pembahasan Pelaksanaan Program Manajemen Risiko

2014 dan Komite Kebijakan Risiko.

3. Melakukan pembahasan pencapaian Kinerja Keuangan bulan tahun

2015.

4. Melakukan pembahasan Traffic Light Pembiayaan Triwulan IV 2014

5. Melakukan pembahasan Kinerja Keuangan tahun 2015.

6. Melakukan pembahasan Rencana Bisnis tahun 2015.

7. Melakukan pembahasan Kinerja Pembiayaan Nasabah segmen

Commercial.

8. Melakukan pembahasan Kondisi dan Kinerja Pembiayaan 2015

9. Melakukan pembahasan profil risiko dan manajemen risiko terintegrasi

2015.

10. Melakukan pembahasan perkembangan recovery NPF dan

kasus-kasus hukum.

11. Melakukan pembahasan portofolio pembiayaan, perkembangan

penanganan NPF dan (Early Warning Signals (EWS)

Page 84: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

82

g) Piagam Komite Pemantau Risiko

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Komite Pemantau

Risiko didasarkan kepada Piagam Pemantau Risiko yang diterbitkan

melalui dokumen KEP/08/DK/2010 tanggal 5 Oktober 2010. Piagam

Komite Pemantau Risiko ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai

panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara

transparan, kompeten, objektif dan independen sehingga dapat

dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang

berkepentingan.

h) Rapat Komite Pemantau Risiko

Selama 2015, Komite Pemantau Risiko telah melakukan 26 (dua puluh

enam) kali pertemuan dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai

berikut:

Nama Jabatan

Frekuensi Rapat

Jumlah Rapat Jumlah

Kehadiran

Subarjo

Joyosumarto

Ketua / Komisaris

Independen

26 26

Harisman Anggota /

Komisaris Utama

26 24

Fero

Poerbonegro*

Anggota 26 3

Imam Budi

Sardjito**

Anggota 26 8

Ibrahim Husain Anggota 26 25

Bambang Eko Anggota 26 24

*) Terhitung sejak 12 Agustus 2015

**) Telah resmi mengundurkan diri pada tanggal 12 Agustus 2015 dan

digantikan dengan Fero Poerbonegoro

3. Komite Remunerasi dan Nominasi

a) Dasar Pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi

Pembentukan Komite Remunerasi & Nominasi BNI Syariah didasarkan

pada:

1. Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah.

2. Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah

3. Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/201, tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah.

Page 85: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

83

4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor

10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah.

b) Kriteria Anggota Komite Remunerasi & Nominasi

1. Bukan merupakan pemilik, pengurus atau pegawai dari perusahaan,

badan ataupun lembaga yang memberikan jasa kepada BNI Syariah

atau memiliki hubungan bisnis dengan BNI Syariah;

2. Tidak memiliki saham BNI Syariah, baik langsung maupun tidak

langsung;.

3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan BNI Syariah, Komisaris,

Direksi maupun pemegang saham utama BNI Syariah;

4. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung

dengan BNI Syariah;

5. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang berasal dari pihak

independen dapat merangkap jabatan sebagai pihak independen

anggota Komite lainnya pada perusahaan yang sama, dan/atau

perusahaan lain, sepanjang yang bersangkutan:

a. Memenuhi seluruh kompetensi yang disyaratkan;

b. Memenuhi kriteria independensi;

c. Mampu menjaga rahasia Bank;

d. Memperhatikan kode etik yang berlaku; dan

e. Tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

sebagai anggota Komite Audit.

c) Pengangkatan & Pemberhentian Komite Remunerasi & Nominasi

Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk oleh Dewan Komisaris dan

oleh karenanya Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada Dewan

Komisaris. Komite Remunerasi dan Nominasi bekerja secara kolektif dan

melaksanakan tugasnya secara independen terhadap manajemen BNI

Syariah. Komite Remunerasi dan Nominasi juga wajib melaporkan hasil

evaluasi yang telah dilakukan kepada Dewan Komisaris. Sesuai dengan

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP Tanggal 29 April 2013

tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum, telah diatur bahwa jumlah

dan komposisi anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri

ditetapkan paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang, dengan komposisi

minimal sebagai berikut Seorang Komisaris Independen selaku ketua,

seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang

Akuntansi/Keuangan dan seorang dari pihak independen yang memiliki

keahlian di bidang Hukum. Pengangkatan anggota Komite Remunerasi

dan Nominasi diputuskan Surat Keputusan Komisaris tentang

Pengangkatan dan Penetapan Susunan Keanggotaan Komite-Komite di

Bawah Komisaris Nomor: KEP/02/DK/2015 tanggal 3 November 2015

tentang Perubahan Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi di bawah

Dewan Komisaris.

Page 86: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

84

d) Susunan Komite Remunerasi & Nominasi

Komite Remunerasi & Nominasi terdiri dari 6 (enam) orang anggota, 1

(satu) orang anggota merupakan Komisaris Utama yang menjabat sebagai

Ketua Komite sementara 5 (lima) orang sebagai anggota. Rangkap

jabatan Komite Remunerasi & Nominasi telah memperhatikan kompetensi,

kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik serta pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab masing-masing sesuai ketentuan yang berlaku.

Susunan Komite Remunerasi & Nominasi per 31 Desember 2015 Surat

Keputusan Komisaris tentang Pengangkatan dan Penetapan Susunan

Keanggotaan Komite-Komite di Bawah Komisaris Nomor KEP/02/DK/2015

tanggal 3 November 2015 adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Keahlian

Subarjo

Joyosumarto

Ketua / Komisaris Utama Akuntansi, Keuangan

Syariah, Manajemen

Harisman Anggota / Komisaris

Utama

Akuntansi , Keuangan

Syariah, Manajemen SDM

Fero

Poerbonegoro

Anggota Tresuri & Perbankan

Internasional

Arief Adhi

Sanjaya

Anggota / Sekretaris

Dewan Komisaris

Akuntansi

Idayu Nilawati Anggota Manajemen SDM

Bambang

Sutrisno

Anggota / Pemimpin

Divisi

SDM

e) Profil Anggota Komite Remunerasi & Nominasi

1. Arief Adhi Sanjaya

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Remunerasi &

Nominasi pada tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah anggota Komite

Remunerasi dan Nominasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(2008-2010). Riwayat pendidikan beliau antara lain mencakup Magister

Administrasi Umum dari National University of Singapore (2007) serta

Magister Hukum dari Universitas Indonesia (2005).

2. Idayu Nilawati

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Remunerasi &

Nominasi pada tahun 2010. Sebelumnya beliau adalah anggota

independen Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk. Riwayat pendidikan beliau antara lain

merupakan lulusan S2 MMBAT dari Institut Teknologi Bandung.

3. Bambang Sutrisno (Pemimpin Divisi HCT)

Beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Remunerasi &

Nominasi pada tahun 2014. Sebelumnya beliau adalah Pemimpin Divisi

Manajemen Risiko (2012–2014). Riwayat pendidikan beliau antara lain

merupakan lulusan S1 Psikologi dan S2 Management Accounting

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Page 87: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

85

f) Independensi Komite Remunerasi & Nominasi

Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas, beberapa anggota KRN

memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara

lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang Sumber Daya Manusia.

Sedangkan untuk menjamin independensi pelaksanaan tugas dan

pemberian pandangan maupun saran dan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris, seluruh anggota KRN tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan

pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau

anggota Direksi.

g) Hubungan Keluarga dan Keuangan Anggota Komite Remunerasi dan

Nominasi

No Nama

Hubungan Keluarga

dengan

Hubungan Keuangan

dengan

Komite

yang lain Direksi

Dewan

Komisaris

Komite

yang lain Direksi

Dewan

Komisaris

1 Subarjo

Joyosumarto

(Ketua/

Komisaris

Utama

Independen)

X X X X X X

2 Harisman

(Anggota) X X X X X X

3 Fero

Poerbonegoro

(Anggota)

X X X X X X

4 Arief Adhi

Sanjaya

(Anggota)

X X X X X X

5 Idayu Nilawati

(Anggota) X X X X X X

6 Bambang

Sutrisno X X X X X X

h) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi

Rincian tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi & Nominasi BNI

Syariah didasarkan pada Piagam Komite Remunerasi & Nominasi BNI

Syariah, sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi terhadap sistem kebijakan remunerasi dan

kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan pelaksanaan

kebijakan tersebut.

Page 88: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

86

2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dewan

Pengawas Syariah, pejabat eksekutif, dan pegawai secara

keseluruhan.

3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai

sistem, prosedur pemilihan dan/atau penggantian serta calon Dewan

Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah.

4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai calon

pihak independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan

anggota Komite Pemantau Risiko.

5. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

i) Pelaksanaan Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi tahun 2015

Sepanjang 2015, Komite Remunerasi & Nominasi telah melakukan

berbagai kegiatan sebagai berikut:

1. Me-review kebijakan remunerasi Direksi, Dewan Komisaris, pegawai

secara keseluruhan.

2. Memastikan bahwa sistem remunerasi pegawai yang digunakan telah

sesuai dengan kepentingan perusahaan dan memenuhi hak-hak

pegawai serta setara dengan pasar.

3. Me-review nominasi Direksi dan Dewan Komisaris untuk memastikan

tersedianya sistem nominasi yang memenuhi ketentuan Good

Corporate Governance.

4. Memastikan bahwa sistem nominasi pegawai telah memuhi

prinsip-prinsip keadilan dan menunjang ketersediaan pegawai yang

berkualitas untuk menjamin pencapaian kinerja yang unggul.

5. Me-review sistem parameter penilaian kinerja Direksi agar tersedianya

penilaian kinerja Direksi yang objektif dan transparan.

6. Memberikan rekomendasi untuk anggota Komite Dewan Komisaris.

7. Melakukan Simulasi Penilaian Kinerja untuk memantau efektifitas

Strategi & Kinerja Perseroan secara berkala dan sebagai Early

Warning System Perseroan sesuai dengan RBB 2015.

8. Me-review Piagam Komite Renumerasi & Nominasi.

j) Piagam Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi

Sesuai dengan berbagai ketentuan yang tercatum dalam peraturan dasar

pembentukannya, pedoman kerja Komite Remunerasi & Nominasi BNI

Syariah mengatur tentang tujuan pembentukan Komite, keanggotaan,

kewenangan, tugas dan tanggung jawab, kedudukan, etika kerja serta

etika rapat. Panduan tersebut menjadi pedoman pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab dari Komite Remunerasi & Nominasi BNI Syariah dalam

rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Page 89: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

87

Dewan Komisaris, yang berkaitan bidang manajemen SDM. (dicantumkan

produk keputusannya).

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Komite Remunerasi &

Nominasi didasarkan kepada Piagam Komite Remunerasi & Nominasi

yang diterbitkan melalui dokumen KEP/09/DK/2010 tanggal 5 Oktober

2010. Piagam Komite Remunerasi & Nominasi ditetapkan oleh Dewan

Komisaris sebagai panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab secara transparan, kompeten, objektif dan independen sehingga

dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang

berkepentingan.

k) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi

Selama 2015, Komite Remunerasu & Nominasi telah melakukan 11

(sebelas) kali pertemuan dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai

berikut:

Nama Jabatan

Frekuensi Rapat

Jumlah

Rapat

Jumlah

Kehadiran

Subarjo

Joyosumarto

Ketua / Komisaris Utama 11 11

Harisman Anggota / Komisaris Utama 11 11

Fero

Poerbonegoro

Anggota (sejak Oktober) 11 2

Arief Adhi

Sanjaya

Anggota / Sekretaris Dewan

Komisaris

11 11

Idayu Nilawati Anggota 11 11

Bambang

Sutrisno

Anggota / Pemimpin Divisi

HCT

11 11

*) Terhitung sejak 12 Agustus 2015

**) Telah resmi mengundurkan diri pada tanggal 12 Agustus 2015 dan

digantikan dengan Fero Poerbonegoro

B. Komite di bawah Direksi

Dalam menjalankan tugas pengelolaan perusahaan Direksi dibantu oleh

komite-komite di bawah Direksi, yaitu: Komite Kebijakan dan Risiko (KKR); Komite

Sumber Daya Manusia (KSDM); Komite Modal, Investasi dan Teknologi (MKIT);

serta Komite Asset, Liabilities, Management (KALMA). Keberadaan komite-komite

di bawah Direksi tersebut telah sesuai dengan ketentuan PBI tentang GCG serta

bertujuan untuk menyempurnakan implementasi prinsip Tata Kelola Perusahaan

dalam kegiatan operasional BNI Syariah.

Page 90: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

88

1. Komite Kebijakan dan Risiko

a) Susunan Komite Kebijakan dan Risiko

Susunan anggota Komite Kebijakan dan Risiko (KKR) berdasarkan Surat

Keputusan Direksi No. KP/017/DIR/R tanggal 18 Desember 2013 adalah

sebagai berikut:

Nama Jabatan

Dinno Indiano Direktur Utama Ketua

Acep Riana

Jayaprawira

Direktur Risiko & Kepatuhan Ketua

Pengganti

Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis Anggota

Junaidi Hisom Direktur Operasional Anggota

Kukuh Rahardjo Pemimpin Divisi Pembiayaan

Konsumer

Anggota

Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber Daya

Manusia

Anggota

Zefri Ananta Pemimpin Divisi Audit Internal Anggota

Wahyu Avianto Pemimpin Divisi Strategi &

Keuangan

Anggota

Dade Dermawan Pemimpin Divisi Manajemen

Risik & Prosedur Perusahaan

Anggota

Jon Sujani Pasaribu Pemimpin Divisi Risiko Bisnis Anggota

Juniar Mahameru Pemimpin Divisi Bisnis Kartu Anggota

Bayi Rohayati Pemimpin Divisi Legal Anggota

Moh. Toyib Pemimpin Divisi Tresuri &

Internasional

Anggota

Tavip Budhy Prihanto Pemimpin Divisi Jaringan &

Umum

Anggota

Budi Aristianto Pemimpin Divisi Bisnis Mikro Anggota

Bimo Hascahyoadi Pemimpin Divisi Komersial &

Menengah

Anggota

Andrianto Daru

Kurniawan

Pemimpin Divisi Operasional Anggota

Supardi Najamuddin Pemimpin Divisi Dana &

Transaksi

Anggota

Dade Dermawan Pemimpin Divisi Manajemen

Risik & Prosedur Perusahaan

Sekretaris

b) Independensi Komite Kebijakan dan Risiko

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KKR

menjaga independensinya dengan tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan

pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau

anggota Direksi.

Page 91: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

89

c) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan dan Risiko

Rincian tugas dan tanggung jawab KKR diatur dalam Keputusan Direksi

Nomor KP/07/DIR/R/1/R tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KKR dan

mencakup:

1. Mengidentifikasi seluruh jenis risiko yang berasal dari segenap

kegiatan usaha unit-unit BNI Syariah.

2. Menetapkan kebijakan dan strategi risk metrics dan indikator-indikator

manajemen risiko yang digunakan.

3. Membangun mekanisme manajemen risiko di setiap jenis risiko,

termasuk akuntabilitas (accountability) dan pertanggungjawaban

(responsibility) setiap unit.

4. Menetapkan kebijakan dan strategi sebagai langkah antisipasi apabila

ditemukan pelampauan, pelanggaran maupun deviasi dari limit yang

sudah ditetapkan.

5. Menetapkan Overall Exposure Limit ditingkat perusahaan (bank wide).

6. Menetapkan sistem alokasi aktiva berisiko (risk asset) dan modal ke

setiap unit bisnis.

7. Menetapkan dan menyetujui usulan kebijakan, sistem manajemen dan

prosedur pembiayaan yang telah ada maupun yang baru.

8. Menetapkan dan menyetujui persetujuan khusus (exception) terhadap

kebijakan dan prosedur yang dapat diberikan kepada nasabah dengan

tetap menjaga kualitas pembiayaan.

9. Memperbaiki kebijakan dan prosedur pembiayaan atas dasar laporan

dari Divisi Risiko dan memberikan arahan khususnya yang berkenaan

dangan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur pembiayaan yang

berlaku.

10. Menetapkan portfolio/exposure/sectoral limit untuk masing-masing

industri.

d) Rapat Komite Kebijakan dan Risiko

Selama tahun 2015, KKR telah melakukan 3 (tiga) kali pertemuan dengan

frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Anggota Jabatan

Frekuensi Rapat %

Kehadiran Jumlah

Rapat

Jumlah

Kehadiran

Dinno

Indiano

Direktur Utama Ketua 3 3 100%

Acep Riana

Jayaprawira

Direktur Risiko

& Kepatuhan

Ketua

Pengganti

3 3 100%

Imam Teguh

Saptono

Direktur Bisnis Anggota 3 3 100%

Junaidi

Hisom

Direktur

Operasional

Anggota 3 3 100%

Kukuh

Rahardjo

Pemimpin

Divisi

Anggota 3 3 100%

Page 92: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

90

Pembiayaan

Konsumer

Bambang

Sutrisno

Pemimpin

Divisi Sumber

Daya Manusia

Anggota 3 3 100%

Zefri Ananta Pemimpin

Divisi Audit

Internal

Anggota 3 3 100%

Wahyu

Avianto

Pemimpin

Divisi Strategi

& Keuangan

Anggota 3 3 100%

Dade

Dermawan

Pemimpin

Divisi

Manajemen

Risik &

Prosedur

Perusahaan

Anggota 3 3 100%

Jon Sujani

Pasaribu

Pemimpin

Divisi Risiko

Bisnis

Anggota 3 3 100%

Juniar

Mahameru

Pemimpin

Divisi Bisnis

Kartu

Anggota 3 3 100%

Bayi

Rohayati

Pemimpin

Divisi Legal

Anggota 3 3 100%

Moh. Toyib Pemimpin

Divisi Tresuri &

Internasional

Anggota 3 3 100%

Tavip Budhy

Prihanto

Pemimpin

Divisi Jaringan

& Umum

Anggota 3 3 100%

Budi

Aristianto

Pemimpin

Divisi Bisnis

Mikro

Anggota 3 3 100%

Bimo

Hascahyoadi

Pemimpin

Divisi

Komersial &

Menengah

Anggota 3 3 100%

Andrianto

Daru

Kurniawan

Pemimpin

Divisi

Operasional

Anggota 3 3 100%

Supardi

Najamuddin

Pemimpin

Divisi Dana &

Transaksi

Anggota 3 3 100%

Dade

Dermawan

Pemimpin

Divisi

Sekretaris 3 3 100%

Page 93: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

91

Manajemen

Risik &

Prosedur

Perusahaan

e) Kegiatan Komite Kebijakan dan Risiko

Sepanjang 2015, program kerja yang telah dilakukan oleh KKR adalah

sebagai berikut:

1. Perubahan Kewenangan Memutus Restrukturisasi Pembiayaan

2. Kewenangan BNM Memutus Pembiayaan Segmen Medium

3. Penyempurnaan proses Keputusan Tingkat Risiko II

4. Penyempurnaan Griya Konstruksi iB Hasanah

5. Penyempurnaan Skim Pembiayaan House Ownership Program (HOP)

dan Car Ownership Program (COP)

6. Penyesuaian Angsuran per bulan bagi Nasabah (DSR) untuk

Pembiayaan Beragunan

7. Penyesuaian Maksimum Pembiayaan Griya iB Hasanah

8. Penambahan Pilihan Asuransi Bagi Nasabah Pembiayaan Fleksi iB

Hasanah

9. Peleburan Produk Multijasa ke Produk Multiguna

10. Penyempurnaan Peran Risiko Dan Kedudukan Komite Dalam

Memutus Pembiayaan

11. Review Kewenangan Memutus Membuku Beban Risiko Operasional

(BRO)

12. Penyempurnaan Kewenangan Memutus Diskon Margin/Bagi

Hasil/Ujroh Pembiayaan NPF & Hapus Buku dalam Rangka

Penyelesaian Pembiayaan

13. Penyesuaian Ketentuan FTV Pembiayaan Beragun Properti

14. Ketentuan Uang Muka Pembiayaan OTO IB Hasanah

15. Peningkatan Usia Pensiun Pegawai & Profesional

16. Penambahan Jangka Waktu Pembiayaan Fleksi iB Hasanah Umrah

17. Batasan Pembelian Tanah Untuk Produk Pembiayaan Multiguna iB

Hasanah

18. Pembiayaan Wirausaha Beragun Properti

19. Perubahan Kebijakan Terkait Penggunaan Feasibility Study (FS)

20. Penyempurnaan Ketentuan House Limit Pembiayaan

21. Garansi Bank dengan Cover Asuransi Penjaminan

2. Komite Sumber Daya Manusia

a) Susunan Komite Sumber Daya Manusia

Komite Sumber Daya Manusia (KSDM) beranggotakan seluruh Direksi dan

beberapa Pemimpin Divisi. Susunan anggota berdasarkan Surat Keputusan

Direksi No. KP/001/DIR/R tanggal 24 Februari 2014 adalah sebagai berikut:

Page 94: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

92

TIM PERTIMBANGAN MUTASI TENAGA PIMPINAN & DISIPLIN

Nama Jabatan

Dinno Indiano Direktur Utama Ketua

Acep Riana

Jayaprawira Direktur Risiko & Kepatuhan Ketua Pengganti

Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis Anggota

Junaidi Hisom Direktur Operasional Anggota

Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber

Daya Manusia Anggota

Zefri Ananta Pemimpin Divisi Audit

Internal Anggota

Andrianto Daru

Kurniawan

Pemimpin Divisi

Operasional Anggota

Kukuh Rahardjo Pemimpin Divisi Konsumer

& Dana Anggota

Budi Aristianto Pemimpin Divisi Bisnis

Mikro Anggota

Bimo Hascahyoadi Pemimpin Divisi Komersial

& Menengah Anggota

Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber

Daya Manusia Sekretaris

TIM PENGKAJIAN DAN PERUMUSAN KEBIJAKAN

SISTEM MANAJEMEN SDM & LAYANAN

Nama Jabatan

Junaidi Hisom Direktur Operasional Ketua

Imam Teguh Saptono Direktur Bisnis Ketua Pengganti

Dinno Indiano Direktur Utama Anggota

Acep Riana

Jayaprawira

Direktur Risiko & Kepatuhan Anggota

Andrianto Daru

Kurniawan

Pemimpin Divisi

Operasional

Anggota

Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber

Daya Manusia

Anggota

Wahyu Avianto Pemimpin Divisi Strategi &

Keuangan

Anggota

Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi Sumber

Daya Manusia

Sekretaris

b) Independensi Komite Sumber Daya Manusia

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KSDM

menjaga independensinya dengan tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan

pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota

Direksi.

Page 95: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

93

c) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Sumber Daya Manusia

Rincian tugas dan tanggung jawab KSDM diatur dalam Keputusan Direksi

Nomor KP/05/DIR/R/1/R tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KSDM dan

mencakup:

1. Memutuskan penyempurnaan kebijakan dan sistem manajemen SDM

yang meliputi 6 (enam) elemen kunci pengelolaan SDM, sebagai

berikut:

a. Perencanaan SDM

b. Rekrutmen dan Seleksi

c. Pelatihan dan Pengembangan Pegawai

d. Penilaian Prestasi dan Potensi Pegawai

e. Manajemen Jalur Karir, dan

f. Pengelolaan Sistem Penggajian dan Imbalan.

2. Memutuskan persetujuan atas usulan perencanaan SDM, baik usulan

program rekrutmen dan seleksi, maupun program pelatihan dan

pengembangan pegawai.

3. Mengevaluasi dan memutuskan persetujuan pelaksanaan program

mutasi/rotasi/promosi untuk posisi-posisi jabatan strategis dan/atau

tenaga pimpinan BNI Syariah.

4. Memutuskan kebijakan dan rumusan mengenai budaya kerja BNI

Syariah yang bersifat strategis.

5. Memutuskan hukuman dalam rangka penegakan disiplin.

6. Memutuskan kebijakan, standar dan pengelolaan kualitas layanan.

Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab KSDM meliputi 4 (empat)

bidang sebagai berikut:

1. Melakukan pengelolaan staf kunci

2. Formulasi kebijakan dan pengelolaan disiplin

3. Formulasi kebijakan dan pengelolaan sumber daya manusia

4. Formulasi kebijakan dan pengelolaan layanan

Sedangkan pembagian tugas dan tanggung jawab KSDM secara rinci

adalah sebagai berikut:

1. Memastikan dilakukannya evaluasi kinerja terhadap staf-staf inti.

2. Memastikan reward dan punishment dibuat dan dilaksanakan dengan

baik dalam me-review dan menyetujui sistem komunikasi internal

pegawai.

3. Menyetujui dilakukannya survei kepuasan pegawai secara rutin,

melakukan dan memberikan arahan atas tindakan perbaikan yang

diperlukan.

4. Memastikan implementasi budaya kerja sesuai dengan corporate

culture yang Islami.

5. Memastikan tidak adanya berbagai bentuk praktik diskriminasi dalam

lingkungan kerja di BNI Syariah.

Page 96: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

94

6. Me-review Manpower Plan jangka pendek maupun jangka panjang,

serta memutuskan kebijakan terbaik dalam menyelesaikan kekurangan

maupun kelebihan pegawai.

7. Me-review training master plan dan memprioritaskan implementasinya.

8. Me-review pelaksanaan Succession Plan dan memilih kandidat yang

akan dipromosikan, dimutasi, dirotasi atau diusulkan mengikuti

pelatihan dan pengembangan.

9. Me-review dan menyetujui Individual Development Plan yang akan

digunakan dalam penentuan kandidat promosi/mutasi/rotasi/T&D.

10. Me-review dan menyetujui mutasi, rotasi, promosi, demosi, dan

lain-lain.

11. Me-review dan menyetujui Career Path Management tahunan dan

me-review kemajuan yang dicapai.

12. Menyetujui pendelegasian kewenangan di bidang pengelolaan sumber

daya manusia kepada tingkatan yang sesuai.

13. Me-review dan menetapkan standar layanan.

14. Memantau dan menetapkan keputusan strategis terkait dengan

peningkatan standar layanan.

d) Rapat Komite Sumber Daya Manusia

Selama tahun 2015, KSDM telah melakukan 5 (lima) kali pertemuan dengan

frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Anggota Jabatan

Frekuensi Rapat

Jumlah

Rapat

Jumlah

Kehadiran

Dinno Indiano Direktur Utama Ketua 5 5

Acep Riana

Jayaprawira

Direktur Risiko &

Kepatuhan

Ketua

Pengganti

5 5

Imam Teguh

Saptono Direktur Bisnis

Anggota 5 5

Junaidi Hisom Direktur Operasional Anggota 5 4

Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi

Sumber Daya Manusia

Anggota 5 5

Zefri Ananta Pemimpin Divisi Audit

Internal

Anggota 5 5

Andrianto Daru

Kurniawan

Pemimpin Divisi

Operasional

Anggota 5 4

Kukuh Rahardjo Pemimpin Divisi

Konsumer & Dana

Anggota 5 4

Budi Aristianto Pemimpin Divisi Bisnis

Mikro

Anggota 5 2

Bimo

Hascahyoadi

Pemimpin Divisi

Komersial & Menengah

Anggota 5 5

Page 97: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

95

Supardi

Najamuddin

Funding &

Transactional Division

Anggota 5 2

Juniar Mahameru Card Business Division Anggota 5 0

Bambang Sutrisno Pemimpin Divisi

Sumber Daya Manusia

Sekretaris 5 5

e) Kegiatan Komite Sumber Daya Manusia

Sepanjang tahun 2015, KSDM telah memutuskan dan menetapkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Menetapkan kebijakan reward, punishment dan kinerja.

2. Melakukan pengukuran kinerja cabang.

3. Menetapkan dan melakukan kebijakan kepegawaian.

4. Pemberian remunerasi dan mutasi.

3. Komite Modal, Investasi dan Teknologi

a) Susunan Komite Modal, Investasi dan Teknologi

Susunan anggota Komite Modal, Investasi dan Teknologi (KMIT)

berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/001/DIR/R tanggal 14 Januari

2015 adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan

Junaidi Hisom Direktur Operasional Ketua

Imam Teguh

Saptono

Direktur Bisnis Ketua

Pengganti

Dinno Indiano Direktur Utama Anggota

Acep Riana

Jayaprawira

Direktur Risiko & Kepatuhan Anggota

Tavip Budhy

Prihanto

Pemimpin Divisi Jaringan &

Umum

Anggota

Wahyu Avianto Pemimpin Divisi Strategi &

Keuangan

Anggota

Moh. Toyib Pemimpin Divisi Tresuri &

Internasional

Anggota

Mirza Mantovani Pemimpin Divisi Teknologi &

Informasi

Anggota

Juniar Mahameru Pemimpin Divisi Bisnis Kartu Anggota

Kukuh Rahardjo Consumer Financing Division Anggota

Bimo Hascahyoadi Commercial & Small Division Anggota

Supardi Najamuddin Funding & Transactional Division Anggota

Budi Aristianto Pemimpin Divisi Bisnis Mikro Anggota

b) Independensi Komite Modal, Investasi dan Teknologi

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KMIT

menjaga independensinya dengan tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan

pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota

Direksi.

Page 98: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

96

c) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Modal, Investasi dan Teknologi

Rincian tugas dan tanggung jawab KMIT diatur dalam Keputusan Direksi

Nomor KP/06/DIR/R/1/R tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KMIT dan

mencakup:

1. Melakukan review pencapaian target pendapatan dan biaya (OPEX dan

CAPEX), penyempurnaan dan pengembangan kualitas kebijakan dan

system manajemen penganggaran BNI Syariah yang efisien, efektif dan

adaptif terhadap perkembangan lingkungan usaha.

2. Merekomendasikan keputusan strategis terutama dalam hal perubahan

target maupun OPEX/CAPEX yang tidak/belum diakomodasi dalam

Rencana Bisnis Bank (RBB).

3. Mengevaluasi pencapaian eksekusi rencana kerja unit, termasuk

realisasi anggaran.

4. Merekomendasikan proses perubahan anggaran baik dalam bentuk

redistribusi maupun realokasi terutama terhadap hal-hal yang

menyangkut perubahan target dan strategi dalam rangka pencapaian

kinerja.

5. Memastikan pengembangan sistem, pemeliharaan, prosedur standar

operasional teknologi searah/konsisten dengan strategi bisnis

(pengembangan master plan IT, updated master plan IT, penentuan

standard service level).

6. Melakukan review dan diskusi atas permasalahan dukungan IT di

segenap unit bisnis dengan bertindak sebagai penengah atas

permasalahan yang terjadi antar unit dan Service Level Agreement

(SLA) yang belum terselesaikan.

7. Memastikan proses pengembangan/perubahan IT telah terkoordinasi

dengan baik dan sesuai dengan user requirement (memonitor jadwal

implementasi proyek dan pengembangan MIS).

8. Memastikan review dan persetujuan proyek IT yang berdampak besar

terhadap alokasi keuangan BNI Syariah.

9. Mengantisipasi pelampauan/pelanggaran risiko teknologi dan

penyimpangan pencapaian sasaran dengan menetapkan,

menyesuaikan kebijakan dan strategi pengembangan teknologi.

10. Melakukan review atas rencana pengembangan jaringan cabang yang

berdampak pada kebutuhan biaya investasi.

Page 99: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

97

d) Rapat Komite Modal, Investasi dan Teknologi

Selama 2015, KMIT telah melakukan 5 (lima) kali pertemuan dengan

frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Anggota Jabatan

Frekuensi Rapat

Jumlah

Rapat

Jumlah

Kehadiran

Junaidi Hisom Direktur

Operasional

Ketua 5 4

Imam Teguh

Saptono

Direktur Bisnis Ketua

Pengganti

5 5

Dinno Indiano Direktur Utama Anggota 5 5

Acep Riana

Jayaprawira

Direktur Risiko &

Kepatuhan

Anggota 5 5

Tavip Budhy

Prihanto

Pemimpin Divisi

Jaringan & Umum

Anggota 5 2

Wahyu Avianto Pemimpin Divisi

Strategi &

Keuangan

Anggota 5 5

Moh. Toyib Pemimpin Divisi

Tresuri &

Internasional

Anggota 5 5

Mirza Mantovani Pemimpin Divisi

Teknologi &

Informasi

Anggota 5 5

Juniar Mahameru Pemimpin Divisi

Bisnis Kartu

Anggota 5 4

Kukuh Rahardjo Consumer

Financing Division

Anggota 5 3

Bimo Hascahyoadi Commercial &

Small Division

Anggota 5 4

Supardi

Najamuddin

Funding &

Transactional

Division

Anggota 5 3

Budi Aristianto

Pemimpin Divisi

Bisnis Mikro

Anggota 5 5

Adrianto Daru

Kurniawan

Pemimpin Divisi

Operasional

Anggota 5 5

Wahyu Avianto Pemimpin Divisi

Strategi &

Keuangan

Sekretaris 5 5

Page 100: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

98

e) Kegiatan Komite Modal, Investasi dan Teknologi

Sepanjang 2015, KMIT telah memutuskan dan menetapkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Pengembangan Produk/Aktivitas Hasanah Pay, Hasanah Net,

Branchless Banking, dan Layanan Keuangan Digital/LKD.

2. Kebijakan Umum Direksi (KUD) pada RBB 2016 – 2018.

3. Evaluasi keputusan-keputusan KMIT sebelumnya, perkembangan

proyek HRIS, prioritas proyek IT.

4. Kebijakan alokasi anggaran CAPEX otomasi dan non otomasi 2016,

anggaran OPEX teknologi, OPEX promosi, OPEX jaringan & umum,

OPEX SDM.

5. Perubahan struktur organisasi 2016.

6. Target ekspansi bisnis tahun 2016.

f) Susunan Komite Asset, Liabilities, Management

Susunan anggota Komite Asset, Liabilities, Management (KALMA)

berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/001/DIR/R , Tanggal 14

Januari 2015 adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan

Imam Teguh

Saptono

Direktur Bisnis Ketua

Junaidi Hisom Direktur Operational Ketua Pengganti

Dinno Indiano Direktur Utama Anggota

Acep Riana

Jayaprawira

Direktur Risiko & Kepatuhan Anggota

Kukuh Rahardjo Consumer Financing Division Anggota

Wahyu Avianto Strategy & Finance Division Anggota

Bimo Hascahyoadi Commercial & Small Division Anggota

Juniar Mahameru Card Business Division Anggota

Dade Dermawan

Enterprise Risk & Policy

Management Division

Anggota

Jon Sunjani Pasaribu Business Risk Division Anggota

Budi Aristanto Micro Business Division Anggota

Endang Rosawati Corporate Secretary &

Communication Division

Anggota

Supardi Najamuddin Funding and Transactional

Division

Anggota

Moh. Toyib Pemimpin Divisi Tresuri &

Internasional

Sekretaris

g) Independensi Komite Asset, Liabilities, Management

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota

KALMA menjaga independensinya dengan tidak memiliki hubungan

Page 101: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

99

keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga

dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau

anggota Direksi.

h) Tugas dan Tanggung Jawab Komite Asset, Liabilities, Management

Rincian tugas dan tanggung jawab KALMA diatur dalam Keputusan Direksi

Nomor KP/08/DIR/1/R tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KALMA dan

mencakup:

1. Menetapkan tujuan dan sasaran Komite Asset, Liabilities, Management

(KALMA) BNI Syariah serta merumuskan kebijakan dan strategi yang

diperlukan.

2. Memberikan petunjuk pengelolaan aset dan kewajiban BNI Syariah.

3. Menetapkan dan menjaga jumlah alat likuid sesuai kebutuhan likuiditas

dan ketentuan Bank Indonesia.

4. Menjaga keseimbangan penggunaan dana dengan sumber dana.

5. Menetapkan kebijakan penempatan dana baik melalui money market

maupun capital market.

6. Menganalisis struktur neraca dan mengkaji semua risiko yang muncul

dari exposure yang dimiliki oleh BNI Syariah berupa risiko kredit, risiko

pasar dan risiko likuiditas.

7. Mengevaluasi perkembangan dan prospek indikator-indikator ekonomi

dan menganalisis dampaknya terhadap: posisi simpanan dan pinjaman,

posisi valuta asing, profit sharing, nilai tukar valuta asing dan

profitabilitas BNI Syariah.

8. Menghitung cost of fund dan menetapkan profit sharing, giro, tabungan

dan deposito.

9. Menetapkan internal Funds Transfer Price (FTP).

i) Rapat Komite Asset, Liabilities, Management

Selama 2015, KALMA telah melakukan 7 (tujuh) kali pertemuan dengan

frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Anggota Jabatan

Frekuensi Rapat

Jumlah

Rapat

Jumlah

Kehadiran

Imam Teguh

Saptono

Direktur Bisnis Ketua 7 7

Junaidi Hisom Direktur Operational Ketua

Pengganti

7 7

Dinno Indiano Direktur Utama Anggota 7 7

Acep Riana

Jayaprawira

Direktur Risiko &

Kepatuhan

Anggota 7 7

Kukuh Rahardjo Consumer Financing

Division

Anggota 7 7

Page 102: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

100

Wahyu Avianto Strategy & Finance

Division

Anggota 7 7

Bimo

Hascahyoadi

Commercial & Small

Division

Anggota 7 7

Juniar

Mahameru

Card Business Division Anggota 7 7

Dade

Dermawan

Enterprise Risk &

Policy Management

Division

Anggota 7 7

Jon Sunjani

Pasaribu

Business Risk Division Anggota 7 7

Budi Aristanto Micro Business

Division

Anggota 7 7

Endang

Rosawati

Corporate Secretary &

Communication

Division

Anggota 7 7

Supardi

Najamuddin

Funding and

Transactional Division

Anggota

7 7

Moh. Toyib Tresuri & Internasional

Division

Sekretaris 7 7

j) Kegiatan Komite Asset, Liabilities, Management

Selama periode Desember 2015, KALMA telah menghasilkan 7 (tujuh)

keputusan dengan agenda sebagai berikut:

1. Penetapan Formula Financing Pricing Model (FPM)

2. Penetapan Tarif Produksi Valas (USD)

3. Penetapan formula Fund Transfer Pricing (FTP)

4. Penetapan Tarif Pembiayaan Multiguna

5. Penetapan Pagu Kas Valas

6. Penetapan Kewenangan Keringanan Tarif Konsumtif

7. Penetapan Ekspansi Pembiayaan Valas

8. Penetapan Penghapusan Biaya Administrasi Giro Wadiah

9. Penetapan Tarif Pembiayaan Fleksi iB Hasanah Umroh Nasabah

Reguler

10. Tarif Khusus Pembiayaan Fleksi iB Hasanah Umroh "Spesial BNI"

11. Penetapan Proporsi Spread FTP IDR

k) Rencana Kerja Tahun 2016

1. Penetapan Financing Pricing Model

2. Review Tarif Pembiayaan

3. Review Tarif Dana

4. Penetapan Fund Transfer Pricing

5. Review Fund Transfer Pricing

Page 103: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

101

6. Penyempurnaan formula penetapan Fund Transfer Pricing

7. Penyempurnaan pooling bagi hasil

8. Penetapan pagu kas valas

9. Membuat rumusan dan usulan terkait manajemen likuiditas, forex,

earning investment & risiko suku bunga

VII. SEKRETARIS PERUSAHAAN

Sekretaris Perusahaan memiliki peranan kunci dalam pelaksanaan corporate

governance dan memiliki peranan penting dalam menfasilitasi komunikasi antara organ

perusahaan, hubungan antara perusahaan dnegan stakeholders, dan kepatuhan

terhadap perundangan dan peraturan. Sekretaris Perusahaan memiliki misi untuk

menetapkan, mengembankan, mengarahkan dan menyusun strategi dalam

pelaksanaan Corporate Communication, implementasi Good Corporate Governance

serta adminitrasi kesekretariatan perusahaan untuk mendukung tercapainya Visi dan

Misi BNI Syariah dengan tetap memperhatikan prinsip Standar Etika Perusahaan, Good

Corporate Governance, dan nilai-nilai Perusahaan. Fungsi Sekretaris Perusahaan di

BNI Syariah dijalankan oleh dua Pemimpin, di mana fungsi kesekretariatan berada di

Divisi Legal, Compliance & Secretary sedangkan Fungsi Komunikasi berada di

Marketing & Corporate Communication Desk.

Pada tahun 2015, BNI Syariah mengalami perubahan pelaksanaan tugas Sekretaris

Perusahaan di mana terhitung sejak tanggal 1 Januari 2015, Sekretaris Perusahaan

dijabat oleh Endang Rosawati. Perubahan tersebut telah diumumkan melalui rapat

Direksi dengan Surat Ketetapan Organisasi No. ORG/21/XII/2014 tanggal 2 Desember

2014, dengan nama Corporate Secretary & Communication Divison yang membawahi

empat unit kerja yaitu Investor Relationship & Secretary, Corporate Communication,

Marketing Communication Funding, Marketing Communication Financing.

A. Struktur Sekretaris Perusahaan

Page 104: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

102

B. Profil Sekretaris Perusahaan

Endang Rosawati, Ir.,M.AG.ECON lahir 17 Desember 1965, diangkat sebagai

Pemimpin Marketing & Corporate Communication Desk pada Januari 2014. Beliau

diberikan tugas dan kewenangan selaku Pemimpin Marketing & Corporate

Communication Desk. Memperoleh gelar Insinyur (Ir) Pertanian dari Instititut

Pertanian Bogor di tahun 1989 dengan Jurusan Ekonomi Pertania, dan Master of

Agricultural Economic dari Massey University, New Zealand di tahun 1993. Beliau

mengawali karirnya sebagai Analis Kredit di Customer Analysis Unit (CAU) BNI,

pernah menjabat sebagai Manager Promosi & Komunikasi Divisi Usaha Syariah,

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dari 2007–2010, Pemimpin Divisi

Komunikasi & Umum BNI Syariah dari 2010–2012, Pemimpin Marketing &

Corporate Communication Desk di tahun 2014, Pemimpin Divisi Corporate

Secretary & Communication (Januari 2015-sekarang).

C. Pedoman Kerja Sekretarsis Perusahaan

Dalam melaksanakan tugasnya, fungsi Sekretaris Perusahaan dijalankan oleh unit

kerja Investor Relationship & Secretary yang pada umumnya menjalankan fungsi,

tugas dan tanggung jawab sebagaimana Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan

Nomor 35/POJK/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan

Publik.

Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan, di antaranya adalah sebagai

berikut:

1. Kepatuhan BNI Syariah terkait hubungan dengan pasar modal:

a. Mengarahkan seluruh aspek penyelenggaraan acara RUPS agar dapat

berjalan dengan baik.

b. Menetapkan materi internal dan eksternal terkait penyelenggaraan RUPS

untuk memastikan kesesuaian materi dengan peraturan yang berlaku.

c. Mengarahkan koordinasi internal terkait aspek kepatuhan pasar modal

serta kajian peraturan pasar modal dan dampaknya terhadap BNI Syariah

untuk memberikan awareness atas kepatuhan terhadap peraturan pasar

modal yang berlaku.

2. Reputasi BNI Syariah di mata publik dan media

a. Menetapkan strategi implementasi program corporate communication

untuk publik, media, dan internal agar reputasi BNI Syariah dapat terjaga

dengan baik di mata pemangku kepentingan.

b. Mengarahkan program corporate communication untuk publik umum,

media, dan internal agar reputasi BNI Syariah dapat terjaga dengan baik di

mata pemangku kepentingan.

3. Materi Publikasi

a. Menetapkan strategi implementasi atas publikasi non-media BNI Syariah

untuk publik non-finansial, investor dan masyarakat keuangan agar

reputasi BNI Syariah dan ekspektasi pasar dapat terjaga dengan baik.

Page 105: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

103

b. Menetapkan strategi implementasi iklan media massa BNI Syariah terkait

aspek finansial dan non-finansial agar reputasi BNI Syaraiah dan

ekspektasi pasar dapat terjaga dengan baik.

c. Mengarahkan pengelolaan konten situs BNI Syariah untuk memastikan

ketersediaan data secara lengkap serta kemudahan akses.

4. Komunikasi Internal

a. Menetapkan dan mengevaluasi proses pelaksanaan media komunikasi

internal untuk berkontribusi dalam penciptaan iklim kerja yang baik.

b. Mengarahkan dan mengevaluasi pembuatan materi presentasi BNI

Syariah terkait aspek keuangan dan non keuangan untuk memastikan

keakuratan informasi dari satu pintu.

c. Mengarahkan event internal BNI Syariah untuk terlaksananya event

dengan baik.

d. Mengarahkan dokumentasi BNI Syariah untuk memastikan ketersediaan

database dokumentasi BNI Syariah.

5. Pengarsipan Dokumen Corporate

6. Penyusunan Notulensi rapat Direksi dan Dewan Komisaris

7. Penyediaan fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris

8. Pelaksanaan fungsi protokoler Direksi/Komisaris pada setiap kegiatan

eksternal yang dihadiri oleh Direksi/Komisaris.

9. GCG Manual Building

a. Mengarahkan perencanaan GCG manual untuk memastikan kelengkapan

dokumen.

b. Mengarahkan proses penyelarasan dokumen Piagam Dewan Komisaris

dengan Piagam Direksi dan kebijakan manajemen, buku pedoman.

D. Kegiatan Sekretaris Perusahaan di tahun 2015

Berikut kegiatan terkait dengan pemangku kepentingan yang telah dilakukan

Sekretaris Perusahaan selama tahun 2015:

1. Menyelenggarakan RUPS Tahunan pada tanggal 26 Februari 2016.

2. Menyelenggarakan Public Expo dan Analyst Meeting.

3. Menyelenggarakan konferensi pers dan teleconference.

4. Berpartisipasi aktif pada rapat dengar pendapat dengan KOMISI X DPR RI.

5. Menghadiri setiap pelaksanaan dan Rapat Direksi dan membuat notulen hasil

rapat Direksi.

6. Menjalin komunikasi dengan Departemen Keuangan, OJK, Self Organisation

(BEI, KSEI, KPEI) BAE dan lembaga-lembaga terkait lainnya.

E. Pengembangan Kompetensi Sekretaris Perusahaan

Agar dapat terus mengikuti perkembangan terkini mengenai pelaksanaan fungsi

dan peran Sekretaris Perusahaan yang efektif, BNI Syariah telah memfasilitasi

pegawai di lingkungan Sekretaris Perusahaan untuk mengikuti pelatihan. Selama

Page 106: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

104

tahun 2015, Sekretaris Perusahaan BNI Syariah telah mengikuti pelatihan sebagai

berikut:

Tanggal Seminar Penyelenggara

9 – 11

September

Corporate Communication Workshop PR Indonesia

12 & 13

September

Comprehensive Secretary and

Administration Developmen Program

C&G Training Network

20-21

November

Iworkshop Powerfull Marketing

Communication Through Social Media

24-25

November

1st Indonesia Conference on

Governance and Sustainability

Komite Nasional

Kebijakan

Governance (KNKG)

10 Desember Event The 10th Annual Mark Plus

Conference 2016

Mark Plus

22 Desember Investor relations essentials:

Presentation and Communication Skills

Workshop

Royston advisory

F. Penilaian Kinerja Sekretaris Perusahaan

Penilaian kerja Sekretaris Perusahaan dilakukan oleh Direksi melalui Direktur

Sektor yaitu Direktur Risiko dan Kepatuhan dengan berdasarkan pelaksanaan

tugas dan ketercapaian program kerja Sekretaris Perusahaan. Penilaian kinerja

Sekretaris Perusahaan BNI Syariah antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Mengendalikan cost effectiveness.

2. Meningkatkan Reputasi dan Awareness terhadap BNI Syariah sebagai Bank

yang bercitra positif.

3. Memastikan Corporate Action Perseroan dan Pelaksanaan Keterbukaan

Informasi Publik.

4. Meningkatkan kepuasan internal customer.

5. Mengelola program komunikasi internal secara terpadu.

6. Memastikan Pelaksanaan Implementasi Brand sesuai Brand Guidelines.

7. Meningkatkan skill pegawai Corporate Secretary & Communication.

VIII. AUDIT INTERNAL

Fungsi Audit Internal dijalankan oleh Internal Audit Division (IAD), sebuah unit setingkat

divisi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki jalur

komunikasi langsung dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Untuk

mendukung peran IAD agar dapat memberikan data/informasi yang independen untuk

menilai dan mengevaluasi berbagai kegiatan bisnis dan operasional serta mengambil

langkah-langkah perbaikan yang diperlukan secara cepat, IAD juga membawahi Internal

Controller yang ditugaskan di Divisi dan Kantor Cabang Reguler.

Page 107: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

105

“Selama tahun 2015, Internal Audit Division (IAD) telah mengalokasikan lebih banyak

sumber daya untuk melakukan audit tematik dan fungsi lainnya, di samping audit

umum yang bersifat rutin pada kantor Cabang dan Kantor Pusat. Internal Audit Division

terus berupaya memberikan kontribusi positif sebagai mitra bisnis dengan semangat

Strive for Quality.”

Salah satu upaya IAD untuk dapat lebih banyak memberikan rekomendasi pada isu-isu

yang lebih spesifik dan strategis adalah dengan mengalokasikan sumber daya untuk

pelaksanaan audit sebagai berikut:

• Audit Tematik yang mengakomodasi masukan dan kebutuhan manajemen

• Audit Tindak Lanjut Laporan Whistleblowing System (WBS)

• Audit Investigasi

Selain melaksanakan pendekatan audit tersebut, Internal Audit Division juga

melaksanakan audit yang bersifat rutin, yaitu audit umum kantor Cabang Reguler,

Kantor Cabang Mikro dan Kantor Pusat, audit IT, serta audit SKNBI RTGS yang bersifat

wajib dalam rangka memenuhi ketentuan regulator.

A. Struktur Organisasi Internal Audit Division

Berdasarkan Ketetapan Organisasi No. ORG/11/III No. 2013 tanggal 4 April 2013,

struktur dan kedudukan Internal Audit Division PT Bank BNI Syariah adalah

sebagai berikut.

DIREKTUR

UTAMA

INTERNAL AUDIT DIVISION

HEAD

DEWAN

KOMISARIS

MANAJER KOORDINATOR AUDIT CABANG DAN INTERNAL 1

SATUAN KERJA

KEPATUHAN

AUDITOR MADYA

CABANG 7

AUDITOR MADYA

3

MANAJERQUALITY CONTROL DAN

PENGEMBANGAN 1

ANALIS

INTERNAL CONTROL 1

HEAD OFFICE

INTERNAL CONTROLLER 3

BRANCH

INTERNAL CONTROLLER 49

7 3 1

AUDITO

R

AUDITO

R

ANALIS

1

ASISTEN 1

ASISTEN

TOTAL FORMASI : 79 pegawai

STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL AUDIT DIVISION

MANAJER SUPERVISI

KONTROL INTERN (MBD)

Page 108: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

106

B. Pengangkatan & Pemberhentian Pemimpin Divisi Audit Internal

IAD dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi yang diangkat dan diberhentikan oleh

Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Otoritas

Jasa Keuangan. Pegawai IAD bertanggung jawab kepada Pemimpin IAD sesuai

dengan struktur organisasi IAD. IAD memiliki garis komunikasi langsung dengan

Dewan Komisaris melalui Komite Audit sehingga dapat berkomunikasi langsung

dengan Komite Audit untuk melakukan konsultasi yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan audit.

C. Profil Pemimpin Divisi Audit Internal

Zefri Ananta, CIA, CFE.

Beliau ditunjuk sebagai Pemimpin IAD pada 8 Oktober 2010 sesuai dengan Surat

Keputusan Direksi PT Bank BNI Syariah No. KP/51/DIR/R Tentang Pengukuhan,

dan telah dilaporkan ke otoritas terkait. Beliau berpengalaman sebagai auditor di

SPI BNI, sebagai auditor Kantor Cabang dalam negeri dan luar negeri, Kantor

Pusat, Anak Perusahaan, investigasi, serta user liaison dan Pengembangan Sistem

Audit. Beliau merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1994)

dan Magister Profesional Program Studi Industri Kecil Menengah di Program Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor (2003).

D. Sumber Daya Manusia dan Kualifikasi Audit Internal

Hingga akhir tahun 2015, IAD memiliki komposisi pegawai dengan rincian dan

kualifikasi sebagai berikut:

Jabatan Jumlah Pegawai

per 31 Desember 2015 Sertifikasi

Pemimpin Divisi 1 CIA, CFE

Manager Koordinator Audit Cabang

dan Internal

1 -

Analis Internal Control 1 -

Manager QC & Pengembangan 1 -

Analis QC & Pengembangan 1 -

Auditor Madya 3 CA IAI

Auditor Madya Cabang 7 -

Auditor Kantor Pusat 3 -

Auditor Cabang 7 -

Branch Internal Controller 49 -

Head Office Internal Controller 3 -

Asisten 2 -

Jumlah 79

Page 109: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

107

Kualifikasi pendidikan formal berdasarkan level jabatan adalah sebagai berikut:

Jabatan S2 S1 D3

Pemimpin Divisi 1

Manager Koordinator 1

Manager Quality

Assurance

1

Auditor Madya 10

Auditor 2 8

HOIC 3

BIC 42 7

Analis 1 1

Asisten 2

Jumlah 5 67 7

E. Branch Internal Controller dan Head Office Internal Controller

Branch Internal Controller dan Head Office Internal Controller memiliki fungsi

untuk melakukan pemeriksaan harian sesuai prosedur yang berlaku atas

kesesuaian pelaksanaan proses bisnis dan operasional di kantor cabang dan

kantor pusat. Hasil pemeriksaan Internal Controller selanjutnya menjadi salah satu

acuan bagi pelaksanaan audit dan perbaikan oleh unit terkait baik bisnis maupun

operasional. Selain itu Internal Controller juga dilibatkan dalam proses investigasi

kejadian fraud dan tindak lanjut penyelesaian temuan audit.

F. Independensi dan Objektivitas

IAD dan masing-masing anggotanya memiliki independensi dan objektivitas dalam

melakukan audit dan konsultasi dengan mengungkapkan pandangan atau

pemikirannya sesuai profesi dan standar audit yang berlaku. Independensi dan

objektivitas IAD dan masing-masing anggotanya telah diatur dalam Piagam Internal

Audit yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama serta

disosialisasikan ke segenap unit di BNI Syariah.

G. Piagam Audit

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, IAD berpedoman pada

Piagam Audit atau Internal Audit Charter No. KP/207/DIR tanggal 10 Agustus 2010

mengenai Internal Audit Charter PT Bank BNI Syariah dan diperbaharui dalam

Surat Keputusan Direksi No. KP/002/DIR/R Tanggal 2 Juni 2014 mengenai

Internal Audit Charter PT Bank BNI Syariah. Internal Audit Charter dibuat sebagai

gambaran dan pedoman mengenai tujuan, wewenang, tanggung jawab dan ruang

lingkup pekerjaan IAD. Internal Audit Charter terdiri dari Visi dan Misi IAD, Tujuan

dan Ruang Lingkup Kegiatan IAD, Struktur dan Kedudukan IAD, Tugas dan

Tanggung Jawab IAD, Wewenang IAD, Kode Etik Internal Audit, Pelaporan dan

Dokumentasi, Perlindungan Hukum, Larangan, dan Sanksi.

Page 110: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

108

H. Ruang Lingkup, Tugas, dan Tanggung Jawab Audit Internal

Kegiatan yang dilakukan IAD bertujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan

terhadap kecukupan dan efektivitas internal control dan governance process serta

kualitas dan efektivitas manajemen risiko BNI Syariah. Ruang lingkup kegiatan IAD

mencakup pelaksanaan assurance dan konsultasi terhadap seluruh aktivitas

perbankan dan semua tingkatan manajemen dan operasional BNI Syariah.

I. Tugas Pokok IAD

Melakukan audit sesuai dengan Rencana Audit Tahunan yang telah direview oleh

Dewan Komisaris dan disetujui oleh Direktur Utama atas aktivitas/unit/sumber daya

BNI Syariah, termasuk perusahaan/organisasi lain yang terafiliasi secara

langsung/tidak langsung dengan BNI Syariah berdasarkan persetujuan/permintaan

pihak perusahaan/organisasi yang memiliki kewenangan sesuai dengan

undang-undang atau aturan yang berlaku dan disetujui oleh Direktur Utama.

Melaksanakan audit sesuai permintaan Direksi, Komisaris atau sebagai tindak

lanjut hasil audit umum terhadap suatu objek atau peristiwa yang diduga

mengandung indikasi terjadinya fraud.

Memberikan jasa konsultasi kepada pihak intern BNI Syariah untuk memberikan

nilai tambah dan perbaikan terhadap kualitas pengendalian, pengelolaan, risiko dan

tata kelola perusahaan sepanjang tidak mempengaruhi indepedensi dan

objektivitas IAD serta tersedia sumber daya yang memadai.

Berdasarkan Piagam Audit IAD, tugas dan tanggung jawab IAD antara lain

mencakup:

1. Menyusun Rencana Audit dan Konsultasi periodik.

2. Melaksanakan kegiatan audit dan konsultasi sesuai dengan Rencana Audit

dan Konsultasi.

3. Melaporkan realisasi Rencana Audit dan Konsultasi Tahunan setiap semester

kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

Direktur yang membawahi Kepatuhan.

4. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada

Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur yang

membawahi Kepatuhan.

5. Menyampaikan laporan hasil audit yang terkait dengan pemenuhan Prinsip

Syariah kepada Dewan Pengawas Syariah.

6. Memberikan jasa konsultasi kepada pihak intern BNI Syariah untuk

memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap internal control, governance

process dan risk management.

7. Melakukan audit investigasi dan/atau audit forensik apabila diperlukan atau jika

terjadi dugaan kecurangan dan penyalahgunaan wewenang.

8. Melaksanakan pemantauan tindak lanjut audit dan melaporkan kepada Direktur

Utama dan Dewan Komisaris setiap triwulan.

9. Melaporkan segera setiap temuan audit yang diperkirakan dapat mengganggu

kelangsungan usaha bank kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

Page 111: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

109

10. Menyiapkan Laporan Pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit dan

menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui Direksi.

11. Mengajukan Anggaran Tahunan untuk tahun yang berikutnya dan melaporkan

realisasinya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris setiap semester

dengan tembusan kepada Direktur yang membawahi Kepatuhan.

12. Menyusun kebijakan dan prosedur tertulis sebagai pedoman bagi

pegawai IAD dalam melaksanakan tugasnya.

13. Menyusun program untuk mengevaluasi dan menjamin mutu kegiatan audit

yang dilakukan.

14. Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan bagi segenap pegawai IAD

sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas

pegawai IAD.

15. Bekerja sama dengan Komite Audit dalam melaksanakan fungsi audit internal

dan pelaksanaan audit eksternal.

J. Metodologi Audit

Pelaksanaan audit oleh IAD dilakukan dengan menggunakan risk based audit,

dimana perencanaan audit dilakukan dengan identifikasi tingkat risiko pada area –

area audit yang lebih diprioritaskan, dan pelaksanaan audit bertujuan untuk mitigasi

risiko melalui perbaikan proses bisnis dengan melakukan penilaian terhadap

kecukupan serta efektivitas internal control dan risk management.

1. Perencanaan Audit

Perencanaan audit sebelum awal tahun dibuat dengan mempertimbangkan

berbagai risk factor auditee sehingga didapat lingkup auditee yang diurutkan

berdasarkan tingkat risiko sebagai area pemeriksaan.

2. Offsite Audit

Persiapan dan sebagian pelaksanaan audit dilakukan dengan metode offsite

audit, dimana pemeriksaan dilakukan di Kantor Pusat dengan memanfaatkan

data yang terdapat di berbagai system dan aplikasi untuk mendapatkan

data-data audit. Offsite audit memungkinkan tercapainya efisiensi dan efektivitas

pelaksanaan audit.

3. Pelaksanaan Audit secara paperless

Dokumentasi Lembar Kerja Audit serta dokumen pendukung audit dilakukan

secara paperless, dan disusun dengan menggunakan konsep indexing dengan

media penyimpanan berupa CD. Dengan demikian, pencarian dan penyimpanan

dokumen lembar kerja serta pendukung audit dapat dilakukan secara cepat,

mudah dan lebih efisien.

4. Penerapan Rating Audit

Sebagai output audit, IAD menggunakan yudisium rating audit untuk mengetahui

tingkat risiko pada masing-masing auditee, sehingga pengguna hasil audit dapat

dengan mudah menentukan tingkat risiko auditee untuk perbaikan proses bisnis.

5. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit

Proses pemantauan tindak lanjut dilakukan melalui sistem informasi Enterprise

Audit Syariah (EASY) yang dapat diakses secara web based, sehingga

Page 112: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

110

mempermudah pengelolaan database tindak lanjut hasil audit dan meningkatkan

efisiensi biaya audit.

Sistem informasi EASY juga dapat diakses oleh Auditee sehingga

mempermudah control untuk pemantauan progress penyelesaian tindak lanjut

hasil audit.

K. Rencana Kerja dan Realisasi Audit Internal

IAD melaksanakan audit terhadap ruang lingkup yang tercantum dalam Rencana

Audit Tahunan yang telah disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris,

yang meliputi:

1. Audit Umum Kantor Cabang Reguler

2. Audit Umum Kantor Cabang Mikro

3. Audit Umum Kantor Pusat

4. Audit Tindak Lanjut

5. Audit Tindak Lanjut Whistleblowing System

6. Audit Tematik

7. Audit Lainnya

Penetapan rencana audit berdasarkan pada:

1. Ketersediaan hari audit (mandays) berdasarkan formasi auditor IAD.

2. Faktor-faktor lain:

a. Masukan dari Dewan Komisaris, Direksi, divisi yang membawahi Kantor

Cabang atau pihak lain.

b. Tingkat risiko Cabang atau Divisi

3. Rencana pelaksanaan Audit Tindak Lanjut, Audit Tindak Lanjut WBS dan Audit

Tematik ditetapkan berdasarkan data historical pelaksanaan audit.

Selama 2015, Internal Audit BNI Syariah mempunyai rencana kerja dan realisasi

hasil audit sebagai berikut:

No. Jenis Audit Rencana Realisasi Pencapaian

1 Audit Umum Kantor Cabang Reguler 26 26 100,00%

2 Audit Umum Kantor Cabang Mikro 9 9 100,00%

3 Audit Umum Kantor Pusat 12 13 108,33%

4 Audit Tematik 4 5 125,00%

5 Audit Tindaklanjut/investigasi 25 16 64,00%

6 Audit TL WBS 15 10 66,67%

Jumlah 91 79 86,81%

Page 113: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

111

L. Hasil Audit Tahun 2015

IAD BNI Syariah telah menindaklanjuti hasil pemeriksaan baik audit internal

maupun audit eksternal. Berikut tabel pemantauan tindak lanjut audit internal dan

audit eksternal.

Pemantauan Tindak Lanjut Audit Internal

Laporan

Jumlah Temuan yang

Dimonitor Tindak

Lanjutnya

Selesai

(%)

Dalam

Proses

(%)

LHA (Laporan

Hasil Audit)

330 35,45% 64,55%

RHA (Rincian

Hasil Audit)

3.367 81,53% 18,47%

Pemantauan Tindak Lanjut Audit Eksternal

Laporan

Jumlah Temuan yang

Dimonitor Tindak

Lanjutnya

Selesai

(%)

Dalam

Proses

(%)

Internal Control

Report (ICR)

PWC Posisi 31

Desember 2014

14 85,71% 14,29%

Laporan Hasil

Pemeriksaan OJK

Posisi September

Tahun 2014

45 97,78% 2,22%

Worksheet

Pemantauan Hasil

Audit IT SPI BNI

Tahun 2015

43 100,00% 0,00%

Worksheet

Pemantauan Hasil

Audit Umum SPI

BNI Tahun 2015

42 100,00% 0,00%

M. Evaluasi Audit

Untuk senantiasa menjaga kualitas pemeriksaan auditor dan internal controller, IAD

secara berkala melakukan review atas metodologi dan prosedur kerja, serta hasil

kerja auditor dan internal controller. Review senantiasa dilakukan untuk

mengimbangi perkembangan kebutuhan teknis pemeriksaan dengan menerapkan

konsep best practice dalam pemeriksaan.

Sementara control atas pemantauan hasil kerja auditor dan internal controller

dilakukan melalui lembar evaluasi kinerja auditor dan internal controller yang diisi

Page 114: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

112

oleh auditee. Selain itu, setiap ketua tim juga bertugas untuk mengisi lembar review

atas anggotanya setelah penugasan selesai.

Untuk memastikan bahwa hasil audit IAD telah ditindaklanjuti sesuai dengan

rekomendasi auditor, IAD melakukan pemantauan melalui aplikasi Enterprise Audit

Syariah (EASY) agar hasil audit tidak terabaikan dan menjadi isu sesaat, melainkan

menjadi salah satu konsentrasi auditee dalam mempertahankan kinerja tanpa

mengabaikan kualitas, sekaligus sarana bagi auditor untuk memantau tindak lanjut

cabang.

N. Koordinasi dengan Eksternal Auditor

IAD berperan sebagai liaison officer untuk mengkoordinir kelancaran pelaksanaan

audit serta melakukan pemantauan atas tindak lanjut perbaikan dari temuan

eksternal auditor oleh unit kerja terkait. Eksternal audit dalam sistem pengendalian

internal BNI Syariah memiliki sejumlah peran di antaranya sebagai berikut:

1. Melakukan audit finansial serta untuk memberikan pendapat yang independen

dan objektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan kesesuaian laporan

keuangan perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk audit laporan keuangan

tahun buku 2015, Dewan Komisaris dibantu dengan Komite Audit telah

menunjuk secara langsung Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja,

Wibisana, Rintis & Rekan (afiliasi PWC) sebagai auditor eksternal untuk dapat

memberikan opini audit atas laporan keuangan BNI Syariah tahun buku 2015

dengan total jasa audit yang dibayarkan sebesar Rp392.000.000. Hasil Audit

menyatakan bahwa laporan keuangan BNI Syariah tahun buku 2015 bersifat

wajar tanpa pengecualian berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2. Melakukan pengawasan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan

keuangan bank dan untuk memantau tingkat kepatuhan bank terhadap

peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui apakah terdapat praktik-praktik

yang tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank baik melalui

pengawasan langsung maupun tidak langsung. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

adalah pihak yang menjalankan fungsi eksternal audit sebagai bagian dari

proses pengawasan perbankan yang sebelumnya dilaksanakan oleh Bank

Indonesia. IAD berperan sebagai penanggung jawab koordinasi seluruh proses

audit yang dilaksanakan OJK mulai dari pemenuhan data, pendampingan

selama pemeriksaan, dokumentasi pelaporan, hingga pemantauan tindaklanjut

penyelesaian temuan audit oleh masing-masing unit.

O. Rencana Strategis IAD Tahun 2016

Rencana Strategis IAD tahun 2016 meliputi:

1. Peningkatan Internal Bisnis Proses

a. Pengadaan sarana dan prasarana untuk mempermudah akses data untuk

kepentingan audit.

Page 115: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

113

b. Optimalisasi peran dan fungsi BIC.

c. Update SOP Internal Audit.

d. Menyempurnakan monitoring pemantauan temuan audit.

e. Memperbaiki tools audit sesuai dengan kebutuhan.

2. Peningkatan Sistem Teknologi dan Informasi Audit

3. Pengembangan EASY dan exception report untuk aplikasi pemantauan dan

pelaksanaan audit.

4. Learning and Growth

a. Meningkatkan kompetensi Auditor dan BIC melalui pelatihan dan sertifikasi

profesi internal auditor.

b. Melakukan rekrutmen/pengisian posisi Auditor dan internal controller sesuai

dengan kebutuhan.

P. Audit Eksternal

Auditor eksternal ditunjuk untuk melakukan audit finansial serta untuk memberikan

pendapat yang independen dan objektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan

kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan

Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka

keperluan audit tahun buku 2015, Dewan Komisaris dibantu dengan Komite Audit

telah menunjuk secara langsung Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana,

Rintis & Rekan (afiliasi PwC) untuk menjadi auditor eksternal terhadap pelaporan

kinerja keuangan untuk tahun buku 2015.

Tahun 2015 merupakan tahun kedua bagi auditor eksternal yang ditunjuk untuk

melakukan audit laporan keuangan tahunan BNI Syariah dengan total besaran jasa

audit sebesar Rp392.000.000. Pemilihan KAP dilakukan secara wajar berdasarkan

prosedur yang berlaku di BNI Syariah dan hasil pemeriksaan yang disajikan dari

KAP berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Selain jasa

audit keuangan, Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan tidak

memberikan jasa lain kepada BNI Syariah.

IX. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

BNI Syariah menjalankan upaya-upaya mitigasi risiko kegiatan usaha bank dalam

rangka menghadapi kompleksitas usaha bank yang semakin meningkat sejalan dengan

perkembangan teknologi informasi, globalisasi, dan integrasi pasar keuangan yang

memberikan dampak yang sangat besar terhadap eksposur risiko yang dihadapi oleh

bank. Upaya pengendalian internal yang dilakukan bersifat preventif (ex-ante) maupun

kuratif (ex-post) agar mampu mendeteksi kelemagan dan penyimpangan yang terjadi

secara tepat waktu.

Pegendalian internal yang bersifat preventif dilakukan dengan mematuhi berbagai

kaidan perbankan yang berlaku untuk mengurangi atau memperkecil risiko kegiatan

usaha bank. Lembaga yang terkait serta dengan pengendalian yang bersifat preventif

aalah Unit Bisnis sebagai risk owner dan Lini Manajemen, Compliance Desk (CD), serta

Internal Audit (IAD) dan unit supporting lainnya.

Page 116: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

114

Pengendalian internal yang bersifat kuratif menjadi tanggung jawab IAD yang

membawahi Interncal Control (BIC) dan Internal Auditor, bersama unit bisnis dan

operasional. Dalam menetapkan kedudukan, wewenang, tanggung jawab,

profesionalisme, organisasi dan ruang lingkup tugas IAD, Bank berpedoman kepada

ketentuan Bank Indonesia tentang Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan

Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern (SPFAIB) serte ketentuan terkait lainnya.

Sistem pengendalian intern dimaksud wajib memastikan:

1. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan

atau ketentuan intern Bank;

2. Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap, akurat, tepat guna

dan tepat waktu;

3. Efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional; dan

4. Efektivitas budaya risiko (risk culture) pada organisasi Bank secara menyeluruh.

a. Dasar Acuan

Dalam rangka menerapkan system pengendalian internal yang menyeluruh secaa

efektiv, BNI Syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dan praktik terbaik di

Industri Perbankan khususnya perbankan syariah. Secara garis besar, sistem ini

juga mengacu pada kerangka internasional yang diterbitkan Committee of

Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commission. Mengacu pada

kerangka tersebut, implementasi dari sistem pengendalian internal BNI Syariah

adalah:

1) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

2) Pelaksanaan pengawasan yang melekat dan berjenjang di setiap proses

bisnis;

3) Penerapan four eyes principle atau komite dalam proses keputusan

pembiayaan;

4) Implementasi Whistleblowing System (WBS) dan komunikasi aktif di setiap

level manajemen;

5) Pemantauan terhadap tindak lanjut hasil audit internal dan eksternal yang

dilaporkan secara periodik.

b. Pelaksanaan Pengawasan Internal

Fungsi pengawasan internal BNI Syariah dijalankan oleh Internal Audit Division

(IAD) dan Komite Audit. Peran IAD adalah bertanggung jawab untuk memastikan

segenap unit telah mengimplementasikan kebijakan manajemen risiko dan

governance process, serta melaporkan setiap penyimpangan terhadap kebijakan

dan prosedur dalam audit tahunan. Komite Audit sebagai organ dari Dewan

Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pemantauan serta

evaluasi atas perencanaan audit internal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil

audit dalam rangka menilai kecukuoan pengendalian intern.

c. Evaluasi terhadap Efektivitas Pengendalian Internal

Berdasarkan hasil audit/review terhadap kegiatan operasional BNI Syariah dan

audit lainnya, disimpulkan bahwa pengendalian internal BNI Syariah secara umum

Page 117: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

115

sudah memadai, efektif dan efisien. Beberapa perbaikan telah dilakukan untuk

mengatasi kelemahan seperti yang telah dijabarkan dalam laporan hasil audit yang

dilaksanakan oleh IAD selama tahun 2015.

X. FUNGSI KEPATUHAN

Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat

pencegahan (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, sistem, dan prosedur, serta

kegiatan usaha yang dilakukan BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

termasuk prinsip syariah bagi Bank Umum Syariah, serta memastikan kepatuhan Bank

terhadap komitmen yang dibuat oleh BNI Syariah kepada Bank Indonesia dan/atau

Otoritas Pengawas lain yang berwenang.

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011

tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, telah dibentuk Satuan Kerja

Kepatuhan PT Bank BNI Syariah yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur

yang membawahi fungsi kepatuhan dalam hal ini Direktur Risiko dan Kepatuhan.

Dalam hal ini, Direktur Risiko dan Kepatuhan memiliki tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;

2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan

ditetapkan oleh Direksi;

3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk

menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;

4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta

kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan regulator

(Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah;

5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;

6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang

diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan regulator (Bank Indonesia

dan/atau Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

7. Melakukan pelaporan kepada regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan

setiap semester dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur

Utama;

8. Melakukan pelaporan kepatuhan kepada Direktur Utama dengan tembusan

kepada Dewan Komisaris minimal setiap triwulan; serta

9. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

A. Satuan Kerja Kepatuhan

Satuan Kerja Kepatuhan merupakan unit kerja independen yang bertanggung

jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan serta membantu pelaksanaan tugas

dari Direktur Kepatuhan dalam menjalankan fungsi kepatuhan di BNI Syariah.

Page 118: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

116

B. Independensi Jajaran Kepatuhan

Penerapan Fungsi Kepatuhan mengacu pada PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12

Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Fungsi

Kepatuhan di BNI Syariah dilakukan oleh Direktur yang membawahi fungsi

Kepatuhan dan Unit Satuan Kerja Kepatuhan. Direktur yang membawahi Fungsi

Kepatuhan maupun Pemimpin Satuan Kerja Kepatuhan telah memenuhi

persyaratan independensi serta kriteria sebagaimana ditetapkan oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

C. Pedoman Kerja Kepatuhan

Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Kerja Kepatuhan telah dilengkapi dengan

pedoman kerja yang disebut dengan Compliance Charter. Compliance Charter

adalah dokumen tertulis yang memuat pedoman prinsip dalam mekanisme dan

pengelolaan risiko dan fungsi kepatuhan di BNI Syariah yang berlaku untuk Dewan

Komisaris, Direksi, Manajemen dan staf BNI Syariah pada segenap

divisi/satuan/unit dan seluruh kantor cabang BNI Syariah.

Compliance Charter merupakan dasar dari Satuan Kerja Kepatuhan dalam

menjalankan fungsi kepatuhan di BNI Syariah. Tujuan dari dibuatnya Compliance

Charter adalah untuk mematuhi kode etik dan profesional dalam menjalankan

kegiatan usaha serta mematuhi sepenuhnya peraturan Bank Indonesia dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah, serta

memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada

Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

Kebijakan dasar Compliance Charter meliputi:

1. Fungsi Kepatuhan

2. Pembentukan Satuan Kerja Kepatuhan

3. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, Direktur Kepatuhan,

Satuan Kerja Kepatuhan serta Manajemen dan Pegawai BNI Syariah

4. Independensi dan Pelaksanaan Tugas Satuan Kerja Kepatuhan

5. Hubungan Satuan Kerja Kepatuhan dengan unit dan instansi terkait

D. Tugas dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan

Fungsi Kepatuhan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia memiliki tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

1. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya

Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;

2. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap

Risiko Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai

Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum;

3. Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian kebijakan,

ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

Page 119: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

117

4. Melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan

penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki

oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan regulator (Bank Indonesia dan/atau

Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

termasuk Prinsip Syariah;

5. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem

dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan

regulator (Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang

diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan regulator (Bank

Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan) dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

7. Melakukan tugas pelaporan kepatuhan kepada Direktur Utama dengan

tembusan kepada Dewan Komisaris; dan

8. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

E. Penerapan Fungsi Kepatuhan

1. Budaya Kepatuhan

Seluruh Pegawai BNI Syariah bertanggung jawab mewujudkan terlaksananya

Budaya Kepatuhan. Pada tahun 2015 telah diadakan pelatihan pelaksanaan

Fungsi Kepatuhan yang bertujuan untuk memperkuat Budaya Kepatuhan di BNI

Syariah. Dalam rangka menumbuhkan budaya kepatuhan terhadap ketentuan

eksternal, Compliance Desk melakukan sosialisasi ketentuan baru yang terkait

dengan aktivitas operasional Bank BNI Syariah secara langsung maupun tidak

langsung. Selama tahun 2015 telah disosialisasikan 52 (lima puluh dua)

ketentuan peraturan perundang-undangan dan Prinsip Syariah pada segenap

divisi/satuan/unit yang terkait maupun kepada seluruh kantor cabang BNI

Syariah.

2. Pemantauan Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan muncul ketika bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan

peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau Bank Indonesia, maupun peraturan

perundang-undangan lainnya yang berlaku. Untuk mencegah timbulnya

ketidakpatuhan tersebut, Satuan Kerja Kepatuhan BNI Syariah telah melakukan

serangkaian program/kegiatan mitigasi dalam bentuk kegiatan antara lain

mencakup:

a) Melakukan pemantauan secara bulanan risiko kepatuhan yang melekat

pada bank terkait aspek pembiayaan, aspek likuiditas, dan aspek

operasional lainnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b) Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan dengan menjaga akurasi dan

ketepatan waktu pelaporan yang terkait kepada pihak otoritas pengawas

maupun pihak lain yang berkepentingan yang diatur menurut ketentuan

yang berlaku.

Page 120: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

118

c) Melakukan Uji Kepatuhan melalui media checklist sheet dalam proses

pembiayaan, pengadaan barang dan jasa dan penempatan dana yang

diputus kewenangannya oleh Direksi.

d) Melakukan sosialisasi ketentuan baru kepada segenap

divisi/unit/satuan/cabang BNI Syariah, baik ketentuan dari Otoritas Jasa

Keuangan, Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan dari

otoritas pengawas lain yang berwenang dengan tindak lanjut berupa

pengkinian kebijakan dan prosedur yang terkait.

e) Bekerja sama dengan Unit Manajemen Risiko BNI Syariah untuk memonitor

dan memastikan ketersediaan dan pengkinian ketentuan internal yang

menjadi acuan pada masing-masing unit Organisasi.

f) Pemantauan Risiko Kepatuhan melalui Laporan Profil Risiko yang

disampaikan secara triwulanan melalui Divisi ERD untuk kemudian

dilaporkan kepada otoritas pengawas yang terkait.

Berikut adalah profil risiko kepatuhan (inheren) selama periode tahun 2015:

Periode Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Nilai Risiko 1,15 1,10 1,05 1,05

Keterangan Low Low Low Low

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa profil risiko kepatuhan BNI

Syariah selama Periode Tahun 2015 dengan kategori “rendah (low)”.

3. Pemantauan Prinsip Kehati-hatian Bank

Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap

kebijakan prinsip kehati-hatian yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun

otoritas pengawas lainnya yang berwenang. Selama periode tahun 2015, Satuan

Kerja Kepatuhan telah melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membuat 68 (enam puluh delapan) Checklist Uji Kepatuhan usulan

pembiayaan

b. Membuat 12 (dua belas) Checklist Uji Kepatuhan penempatan dana

(financing line)

c. Membuat 4 (empat) Checklist Uji Kepatuhan pengadaan barang & jasa yang

diputus kewenangannya oleh Direksi

d. Membuat 26 (dua puluh enam) Checklist Uji Kepatuhan

pembukaan/pemindahan jaringan kantor dan 7 (tujuh) opini kepatuhan

syariah.

4. Pemantauan Komitmen Bank dengan Otoritas Berwenang

Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap

pemenuhan komitmen kepada pihak otoritas pengawas yang berwenang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia tahun 2014 terdapat beberapa

komitmen BNI Syariah terhadap Bank Indonesia yang harus dipenuhi di tahun

Page 121: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

119

2015 sesuai dengan batas waktu pemenuhannya.

Berikut adalah tabel informasi pemenuhan komitmen BNI Syariah kepada Bank

Indonesia untuk posisi bulan Desember 2015:

Keterangan Jumlah

Temuan

Jumlah

Penyelesaian

Jumlah Pending Persentase

Penyelesaian

(%)

Sudah

Jatuh

Tempo

Belum

Jatuh

Tempo

Eksternal

OJK 2014 45 44 1 0 97,78%

PWC 2014 14 12 0 2 100,00%

SPI Umum

2015

42 42 0 0 100,00%

SPI BNI IT

2015

43 43 0 0 100,00%

Rata-rata Persentase Penyelesaian 99,56%

5. Penyempurnaan Sistem, Infrastruktur dan Kebijakan Kepatuhan

Dalam memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan di BNI Syariah, Satuan

Kerja Kepatuhan senantiasa menyusun dan melakukan evaluasi terhadap

compliance toolkit yang digunakan oleh unit bisnis maupun operasional. Selama

tahun 2015 telah dilakukan pembuatan dan/atau revisi terhadap checklist sheet

yang digunakan untuk uji kepatuhan terhadap pembiayaan maupun non

pembiayaan.

Untuk meningkatkan Budaya Kepatuhan di BNI Syariah, telah dibuat suatu

sistem manajemen risiko kepatuhan yaitu Compliance Information System yang

dapat diakses oleh segenap pegawai BNI Syariah yang berisi informasi

peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun Fatwa DSN-MUI beserta

pemantauan kewajiban yang harus dipenuhi.

Satuan Kerja Kepatuhan melakukan kegiatan uji kepatuhan terhadap setiap

rancangan kebijakan dan prosedur dalam rangka penyesuaian menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selama tahun 2015

telah dibuat 48 (empat puluh delapan) rancangan kebijakan dan prosedur.

6. Evaluasi Efektivitas Fungsi Kepatuhan

Penilaian governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses

pelaksanaan penerapan fungsi kepatuhan yang didukung oleh kecukupan

struktur dan infrastruktur tata kelola Bank sehingga dapat menghasilkan

outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders. Sumber evaluasi terhadap

efektivitas fungsi kepatuhan antara lain evaluasi yang dilakukan oleh Dewan

Komisaris dan sesuai arahannya untuk segera ditindaklanjuti. Selain itu, hasil

evaluasi internal dari Divisi HCD maupun IAD, khususnya yang terkait dengan

struktur organisasi dan peningkatan kompetensi maupun jumlah SDM, menjadi

Page 122: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

120

perhatian dalam pengembangan organisasi Satuan Kerja Kepatuhan dalam

memaksimalkan efektifitas penerapan fungsi kepatuhan.

7. Upaya Peningkatan Kualitas Fungsi Kepatuhan Bank

Dalam proses pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

pada Satuan Kerja Kepatuhan untuk melaksanakan tugas secara efektif,

dilakukan melalui proses pengembangan kompetensi dan kualitas SDM dengan

prinsip pengembangan SDM yang berkelanjutan (continuous improvement).

F. Mitigasi Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan muncul ketika bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan

kewajiban yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk mencegah timbulnya potensi risiko kepatuhan, Satuan Kerja Kepatuhan BNI

Syariah telah melakukan serangkaian program/kegiatan yang ditujukan untuk

memitigasi timbulnya ketidakpatuhan dalam bentuk kegiatan antara lain melakukan

pemantauan secara bulanan terhadap risiko kepatuhan yang melekat (inherent risk)

pada bank yaitu terkait:

Aspek Pembiayaan

1. Kualitas Aktiva Produktif yang terdapat pada kategori Non Performing Financing

(NPF) berdasarkan ketentuan yang berlaku diharuskan di bawah 5% (lima

persen) agar tidak termasuk dalam kategori Bank dalam pengawasan intensif

cfm. Peraturan Bank Indonesia No.13/3/PBI/2015 tentang Penetapan Status dan

Tindak Lanjut Pengawasan Bank.

Berdasarkan data NPF di atas, selama tahun 2015 BNI Syariah selalu menjaga

kualitas pembiayaan yang bermasalah di bawah 5% (lima persen).

2. Penyisihan Pembentukan Kualitas Aktiva Produktif (PPAP) memenuhi ketentuan

minimum 100% (seratus persen) cfm. Peraturan Bank Indonesia Nomor POJK

Page 123: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

121

No. 16/POJK.03/2014 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah.

3. Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan kepada pihak terkait di bawah 10%

(sepuluh persen) dan kepada pihak tidak terkait di bawah (individu) 20% (dua

puluh persen) dan pihak tidak terkait (Group) 25% cfm. Peraturan Bank

Indonesia Nomor 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan Peraturan Bank Indonesia

No.7/3/PBI/2005 tentang BMPK untuk Bank Umum. Selama periode tahun 2015

tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan BMPK.

Aspek Likuiditas

1. Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) BNI Syariah telah memenuhi

ketentuan minimum 9% (sembilan persen) sampai dengan kurang dari 10% jika

bank memiliki profil risiko pada peringkat 2 cfm. POJK No. 21/POJK.03/2014

tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

2. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah minimum 5% (lima persen) dan Valas

minimum 1% (satu persen) cfm. Peraturan Bank Indonesia No. 15/16/PBI/2013

tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah. Sedangkan ketentuan minimum untuk FDR

adalah 80% (delapan puluh persen).

Page 124: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

122

Page 125: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

123

Aspek Pasar

Posisi Devisa Netto (PDN) sesuai ketentuan yang berlaku maksimum tertinggi net

open position 20% (dua puluh persen) cfm. Peraturan Bank Indonesia Nomor

12/10/PBI/2010 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia Nomor

5/13/PBI/2003 tentang Posisi Devisa Netto Bank Umum.

Aspek Lainnya

1. Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan dengan menjaga kualitas

pelaporan serta memenuhi kelengkapan materi, akurasi dan tepat waktu antara

lain terkait pelaporan ke Regulator (Bank Indonesia dan/atau Otoritas Jasa

Page 126: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

124

Keuangan) dan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta

laporan yang bersifat publikasi.

2. Melakukan Uji Kepatuhan melalui media checklist sheet dalam proses

pemberian pembiayaan dan pengadaan barang serta jasa maupun proses

penempatan dana (financing line) yang diputus kewenangannya di tingkat

Direksi.

3. Melakukan sosialisasi ketentuan baru kepada segenap

Divisi/Unit/Satuan/Cabang BNI Syariah, baik ketentuan dari Bank Indonesia

maupun Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan perundang-undangan yang

berlaku dengan tindak lanjut pengkinian Standar Operasional Prosedur yang

terkait dengan ketentuan baru tersebut.

4. Bekerja sama dengan Unit Manajemen Risiko BNI Syariah untuk memonitor dan

memastikan ketersediaan dan pengkinian SOP yang menjadi acuan di

masing-masing unit organisasi.

G. Rencana Kerja Kepatuhan di Tahun 2016

Untuk meningkatkan penerapan Fungsi Kepatuhan pada tahun 2016, strategi

Fungsi Kepatuhan untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan adalah sebagai

berikut:

1. Mendorong unit di operasional (risk taking unit) untuk meningkatkan

pengendalian internal melalui penyusunan perangkat Compliance Self

Assessment bekerja sama dengan divisi IAD dan divisi ERD untuk memperoleh

risk area yang menjadi skala prioritas.

2. Melakukan sosialisasi Compliance Awareness terhadap pegawai baru dan

refreshing terhadap pegawai lama berdasarkan skala prioritas.

XI. BATAS MAKSIMUM PENYALURAN DANA

Menurut ketentuan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang perubahan

atas PBI No.7/3/PBI/2005 tanggal 18 April 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian

Kredit (BMPK) Bank Umum, ditetapkan batas penyediaan dana kepada pihak terkait

dengan bank sebesar 10% dari modal bank, sedangkan batas penyediaan dana kepada

pihak tidak terkait dengan bank sebesar 20% dari modal bank (untuk peminjam secara

individu) dan untuk kelompok peminjam ditetapkan maksimal sebesar 25% dari modal

bank. BNI Syariah diwajibkan untuk menyampaikan laporan Batas Maksimum

Penyaluran Dana (BMPD) kepada Bank Indonesia secara teratur dan tepat waktu.

Page 127: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

125

Batas Maksimum Penyaluran Dana Periode Bulan Desember 2015 adalah sebagai

berikut:

Dalam Juta Rupiah

No Rincian Desember 2015 Desember 2014

Jumlah Kepatuhan Jumlah Kepatuhan

1 Modal BNI Syariah 2.205.889 2.010.915

2 Pihak Terkait

a. BMPK (10%) 220.589 201.092

b. Total Penyediaan Dana 12.878 0,58% 15.963 0,79%

c. Over/(Under) (207.711) Ya (185.129) Ya

3 Pihak Tidak Terkait

a. BMPK (20%) 441.178 402.183

b. Nasabah baki debet

tertinggi

214.554 9,73% 188.725 9,39%

c. Over/(Under) (226.624) Ya (213.458) Ya

4 Pelampauan Nihil Nihil

XII. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

Demi memenuhi transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia, BNI Syariah menyediakan informasi kuantitatif dan kualitatif

secara tepat waktu, akurat, relevan dan memadai yang diungkapkan kepada publik

dalam rangka. Laporan keuangan dan non keuangan BNI Syariah telah disusun dan

disajikan dengan tata cara, jenis dan cakupan yang sesuai dan telah disampaikan

kepada pihak-pihak lainnya sebagaimana ketentuan Bank Indonesia.

Selama tahun 2015, transparansi kondisi keuangan BNI Syariah diwujudkan dalam

bentuk kegiatan yang terdiri dari:

1. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang terdapat pada laporan

publikasi triwulanan kepada Bank Indonesia serta dalam laporan tahunan secara

tepat waktu.

2. Mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi Triwulan di surat kabar nasional.

3. Mengirimkan laporan Consolidated Financial Statement (CFS) kepada Bank

Indonesia untuk kemudian dimuat dalam homepage Bank Indonesia.

Sedangkan transparansi kondisi non keuangan yang telah diwujudkan oleh BNI Syariah

adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan transparansi informasi produk BNI Syariah dilakukan melalui media

cetak seperti leaflet/brosur/spanduk promosi dan media elektronik seperti iklan di

stasiun TV, radio dan internet, serta didukung dengan kemudahan akses website

BNI Syariah.

2. Pengaduan Nasabah BNI Syariah dapat dilakukan dengan menghubungi call center

1500046, atau melalui kantor cabang/kantor pusat BNI Syariah serta melalui

Whistle Blowing System (WBS). Atas pengaduan Nasabah yang dilakukan baik

Page 128: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

126

melalui call center 1500046 maupun melalui kantor cabang/kantor pusat BNI

Syariah akan dikelola oleh divisi operasional, sedangkan pengaduan melalui WBS

akan dikelola oleh divisi Enterprise Risk Management untuk kemudian

ditindaklanjuti sesuai dengan tata cara dan prosedur mengenai pengaduan

nasabah.

3. Kepatuhan kecukupan pelaporan internal BNI Syariah sangat sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. BNI Syariah memiliki pelaporan

internal yang lengkap dan didukung oleh sistem informasi manajemen yang andal.

4. Pengelolaan sistem manajemen informasi BNI Syariah telah didukung oleh sumber

daya manusia yang kompeten di bidangnya.

XIII. PENDAPATAN DANA NON ZAKAT DAN PENGGUNAANNYA

Sesuai dengan Surat Edaran BI No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah, maka BNI Syariah wajib mengungkapkan pendapatan dana non zakat dan

penggunaannya dalam bank syariah melalui laporan tahunan pelaksanaan GCG.

Pendapatan dana non zakat yang menjadi sumber dana sosial BNI Syariah antara lain

terdiri dari:

1. Dana yang berasal dari denda keterlambatan (penalty) pembayaran angsuran atau

denda lain yang berhubungan dengan transaksi antar pihak Bank dengan pihak

ketiga.

2. Dana sosial yang berasal dari giro yang diterima oleh Bank dari penempatan pada

bank konvensional.

3. Dana sosial yang berasal dari komisi, fee, atau dalam pendapatan dalam bentuk

lainnya dari rekanan Bank selain pendapatan yang berhak diterima sebagai

ketentuan manajemen.

4. Dana yang berasal dari penutupan rekening sebelum jatuh tempo.

Pendapatan dana non zakat, zakat dan infaq selama tahun 2015 adalah sebagai

berikut:

Keterangan Nominal

Saldo Dana Kebajikan 2014 Rp3.000.000

Infaq dan Sedekah Rp143.000.000

Denda Rp188.000.000

Pendapatan Non-Zakat Rp274.000.000

Jumlah Rp608.000.000

Page 129: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

127

Penggunaan Dana Non Zakat selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:

PENYALURAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL

SUMBER DANA KATEGORI NOMINAL

Zakat Perusahaan

Pemberdayaan Ekonomi Rp1.367.812.543

Pendidikan Rp297.344.470

Kemanusiaan & Bencana Rp759.956.000

Dakwah Rp2.213.989.163

Kesehatan -

Zakat Pegawai

Pemberdayaan Ekonomi Rp1.964.305.432

Pendidikan Rp2.168.080.119

Kemanusiaan, Sosial, dan Bencana Rp5.166.746.518

Dakwah Rp1.927.313.000

Kesehatan Rp464.199.348

Amilin Rp348.574.862

Infaq dan Sadaqah

Pemberdayaan Ekonomi -

Pendidikan Rp61.400.000

Kemanusiaan & Bencana Rp61.515.000

Dakwah Rp353.018.250

Kesehatan Rp15.660.000

Qardh Rp99.700.000

Total Rp12.630.512.529

LAPORAN PENYALURAN INFAQ DAN SHODAQOH

TANGGAL KATEGORI KETERANGAN NOMINAL

07-Jan-15 Pemberdayaan

Ekonomi

Bantuan untuk modal usaha

warung ibu Nuryati,

Jakarta Utara

Rp5.000.000

16-Jan-15 Dakwah Bantuan dana untuk kegiatan

seminar parenting Nabawiyah

KCP Cibubur

Rp10.000.000

29-Jan-15 Dakwah Bantuan dana untuk

pembangunan musholla

Al-Maghfiroh Bekasi

Rp2.000.000

24-Jun-15 Dakwah Bantuan pembangunan masjid

KCM Palopo

Rp10.000.000

Total Rp27.000.000

Page 130: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

128

Penyaluran Dana untuk Kegiatan Sosial

No Program Realisasi

Anggaran

1 Mutiara Bangsa Berhasanah (Program Ekonomi) Rp800.988.000

2 Santri Hasanah (Program Ekonomi) Rp796.605.714

3 One Day One Litre One Family (ODOLOF) (Program

Sosial)

Rp2.125.750.000

4 Guru Hasanah(Pendidikan) Rp169.987.500

5 Pustaka Hasanah (Pendidikan) Rp396.919.510

6 Community Hasanah Healthy Roadshow (Kesehatan) Rp174.774.500

7 Bencana dan Kemanusiaan Rp599.786.000

8 Santunan Yatim dan Dhuafa Rp350.000.000

9 Mobil Jenazah Hasanah Rp655.900.000

10 Mobil Cerdas Hasanah Rp578.930.000

11 Nikah Massal Rp402.500.000

12 Bingkisan Ramadhan Guru Rp500.000.000

Total Rp7.552.111.234

XIV. PENERAPAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN

TERORISME

Kompleksitas perkembangan produk dan layanan perbankan sangat berpotensi

meningkatkan peluang penyalahgunaan perbankan sebagai salah satu sarana

pencucian uang serta pendanaan terorisme. Dalam rangka meminimalisir

penyalahgunaan perbankan dimaksud, BNI Syariah telah mengimplementasikan

Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU & PPT).

Dalam pengimplementasian program APU & PPT dimaksud, BNI Syariah telah

berkomitmen untuk menerapkan Program APU & PPT secara berkelanjutan dengan

melakukan mitigasi terhadap risiko yang mungkin akan ditimbulkan, antara lain risiko

hukum, risiko reputasi, risiko operasional dan risiko konsentrasi.

A. Struktur Organisasi APU & PPT

Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tentang

Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme

bagi Bank Umum, maka perlu diatur ketentuan pelaksanaan mengenai Penerapan

Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank

Umum, dan wajib membentuk unit kerja khusus yang melaksanakan program APU

& PPT dan/atau menunjuk Pejabat yang bertanggungjawab terhadap Program APU

& PPT di Kantor Pusat, dalam hal ini Unit kerja khusus Bank BNI Syariah yang

Page 131: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

129

menangani Penerapan Program APU & PPT adalah Unit APU & PPT yang

beranggotakan sebanyak 4 (empat) orang, sebagaimana struktur organisasi

sebagai berikut.

B. Program APU & PPT Tahun 2015

Dalam rangka memenuhi ketentuan dan implementasi penerapan program APU &

PPT, secara garis besar BNI Syariah melaksanakan program kerja sebagai berikut:

1. Peningkatan pemahaman APU & PPT secara bankwide yang dilakukan

dengan mendistribusikan buku saku APU & PPT kepada segenap kantor

cabang dan Divisi;

2. Pemetaan penggolongan Nasabah berdasarkan Risk Based Approach (Action

Plan kepada OJK Semester I Tahun 2016);

3. Pengembangan dan penyempurnaan sistem pelaporan International Fund

Transfer Instruction (IFTI) kepada PPATK;

4. Pelatihan/sosialisasi penerapan Program APU & PPT kepada segenap

pegawai, termasuk refreshment pelatihan/sosialisasi bagi petugas yang

berhubungan langsung dengan nasabah;

5. Supervisi penerapan program APU & PPT di cabang.

C. Rencana Program Kerja APU & PPT Tahun 2016

Sehubungan dengan ketentuan APU & PPT yang diatur dalam PBI APU & PPT, UU

Tindak Pidana Pencucian Uang, UU Pendanaan Terorisme dan Surat Edaran BI

APU & PPT, BNI Syariah telah menyusun dan menyempurnakan beberapa

penerapan program APU & PPT dalam rencana program kerja APU & PPT Tahun

2016, berupa:

1. Pengelompokkan nasabah berdasarkan RBA meliputi penyusunan RBA,

pengelompokkan nasabah berdasarkan RBA, dan review scoring RBA.

Page 132: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

130

2. Melakukan pelatihan kepada pegawai baru, menyelenggarakan pelatihan

secara berkesinambungan, dan melaksanakan Training For Trainer (TFT),

guna membentuk sumber daya manusia yang memadai.

3. Melaksanakan pembangunan Single Customer Identification File (CIF) berupa

identifikasi Nomor CIF (pemisahan CIF BNI dengan BNI Syariah, koordinasi

dengan BNI induk, pemisahan CIF ganda, cleansing data nasabah, koneksitas

CIF dan daftar identifikasi nasabah;

Pemetaan atas nama-nama nasabah yang tergolong Politically Exposed Person

(PEP), pengembangan sistem, serta pembuatan juklak.

XV. ANTI GRATIFIKASI

Sebagai salah satu upaya pencegahan gratifikasi, BNI Syariah menerapkan budaya

untuk tidak menerima pemberian atau imbalan dari nasabah, debitur, vendor, rekanan,

mitra kerja dan pihak ketiga lainnya atas jasa yang diberikan oleh pegawai BNI Syariah

dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dilakukan antara lain pada saat menjelang Milad

BNI Syariah atau pada hari raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha. BNI Syariah selalu

membuat pengumuman melalui e-mail blast, Sharia E-mail Correspondence (SHECO),

newsletter, serta stiker kepada seluruh insan BNI Syariah bahwa pegawai BNI Syariah

mempunyai komitmen penuh untuk tidak menerima dan/atau meminta hadiah atau

bingkisan dalam bentuk apapun dari/kepada nasabah, debitur, rekanan/vendor/mitra

kerja dan pihak ketiga lainnya, dan meminta seluruh nasabah, debitur,

rekanan/vendor/mitra kerja dan pihak lainnya yang telah memiliki maupun yang

bermaksud melakukan hubungan bisnis dengan BNI Syariah mendukung komitmen

tersebut dengan tidak memberikan hadiah atau bingkisan dalam bentuk apapun baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada seluruh Insan BNI termasuk tetapi

tidak terbatas pada hari Raya Idul Fitri.

Pihak-pihak yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap larangan tersebut,

diharapkan kerja samanya untuk melaporkan melalui:

Website : www.clean.bnisyariah.co.id atau www.bnisyariah.co.id

E-mail : [email protected]

Telepon/SMS : 085-10044-4600

Surat : Box BSC

PT Bank BNI Syariah

Gedung Tempo Pavilion I Lt.4

Jl. HR. Rasuna Said Kav 10-11

Jakarta Selatan 12950

Pemberitahuan mengenai larangan pemberian gratifikasi juga dilakukan BNI Syariah

melalui surat tertulis kepada setiap nasabah, debitur, vendor, rekanan, mitra kerja dan

pihak ketiga lainnya yang melakukan hubungan bisnis dengan BNI Syariah.

Page 133: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

131

XVI. KEBIJAKAN BUY BACK SHARES DAN BUY BACK OBLIGATION

Buy back shares atau buy back obligation adalah upaya mengurangi jumlah saham atau

obligasi yang telah diterbitkan Bank dengan cara membeli kembali saham atau obligasi

tersebut dengan tata cara pembayaran yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Selama tahun 2015 BNI Syariah tidak melakukan transaksi buy back

shares atau buy back obligation.

XVII. MANAJEMEN RISIKO

A. Gambaran Umum Sistem Manajemen Risiko BNI Syariah

Manajemen risiko memiliki peran dalam meningkatkan kualitas pengelolaan Bank.

Dengan pertumbuhan dan perkembangan bisnis yang makin pesat, maka BNI

Syariah menerapkan pola pengelolaan risiko secara terpadu yaitu dengan

mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan eksposur risiko di

seluruh lini organisasi.

Untuk mendukung penerapan manajemen risiko yang efektif, BNI Syariah

membentuk kerangka manajemen risiko yang dituangkan dalam kebijakan,

prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai

perangkan manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha BNI

Syariah. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan Manajemen Risiko di BNI Syariah,

didasarkan oleh Peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011 tanggal 2

November 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah

dan Unit Usaha Syariah serta peraturan pelaksanaan lainnya yang terkait dengan

Peraturan Bank Indonesia tersebut atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Unit manajemen risiko di BNI Syariah merupakan suatu fungsi yang bersifat

independen terhadap unit bisnis maupun terhadap unit satuan audit internal.Namun

ketiga unit tersebut saling berkaitan dan berperan aktif dalam menerapkan

manajemen risiko dengan kewenangan yang berbeda sebagai first line, second

line, dan third line of defense. Penerapan konsep tersebut dilaksanakan secara

konsisten sehingga menjaga independensi dalam proses pengambilan keputusan,

agar tidak memihak, menguntungkan unit kerja operasional tertentu atau

mengabaikan unit operasional kerja lainnya.

B. Struktur Tata Kelola Manajemen Risiko

Kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko BNI Syariah terdiri dari Dewan

Komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan risiko (risk oversight) melalui

Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit, Direksi yang menjalankan fungsi

kebijakan risiko (risk policy) dibantu oleh komite-komite di bawah Direksi, yaitu

Komite Kebijakan dan Risiko serta Komite Asset, Liabilities, Management. Di

tingkat operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko bersama unit bisnis, internal

audit dan unit kerja kepatuhan melakukan fungsi identifikasi risiko, pengukuran

risiko, mitigasi risiko dan pengendalian risiko.

Mengingat dalam kelangsungan usaha bisnis bank dipengaruhi oleh eksposur risiko

baik yang timbul secara langsung maupun tidak langsung, maka BNI Syariah

memastikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko bagi setiap kegiatan

Page 134: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

132

operasional dan bisnisnya. Manajemen risiko BNI Syariah ditujukan untuk menjaga

modal Bank, mendukung proses pengambilan keputusan, mengoptimalkan profit

risk-return, meningkatkan nilai perusahaan serta melindungi reputasi Bank.

C. Penerapan Manajemen Risiko

Tata kelola manajemen risiko dan pengendalian intern di BNI Syariah dilakukan

menyeluruh di segala lini dan seluruh tingkatan mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas

Syariah

a. Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan

implementasi manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi. Evaluasi

dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi telah melakukan

pengelolaan risiko yang efektif di BNI Syariah. Dalam melakukan

pengawasannya, Komisaris dibantu oleh Komite Pemantau Risiko dan

Komite Audit.

b. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh eksposur risiko

dan hubungannya dengan pengelolaan modal serta pengembangan

budaya manajemen risiko.

c. Direksi menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko secara

tertulis dan komprehensif termasuk penetapan dan persetujuan limit risiko

secara keseluruhan, untuk setiap jenis risiko dan setiap aktivitas

fungsional BNI Syariah.

d. Direksi dibantu oleh Komite Kebijakan dan Risiko (KKR) sebagai komite

tertinggi dalam sistem Manajemen Risiko BNI Syariah. KKR bersifat non

struktural dan independen terhadap unit kerja operasional. KKR

bertanggung jawab langsung terhadap direktur utama dalam merumuskan

kebijakan, menyempurnakan pelaksanaan kebijakan, mengatur limit dan

kewenangan. Rapat KKR dilaksanakan secara insidentil namun

sekurang-kurangnya satu kali dalam waktu tiga bulan.

e. Dewan Pengawas Syariah (DPS) berfungsi melakukan evaluasi (review)

atas kebijakan Umum Manajemen Risiko yang terkait dengan pemenuhan

Prinsip Syariah dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas

kebijakan Manajemen Risiko yang terkait dengan Pemenuhan Prinsip

Syariah.

Page 135: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

133

Berikut adalah struktur organisasi Manajemen Risiko yang ada di BNI

Syariah:

2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan penetapan Limit Manajemen Risiko

a. BNI Syariah telah mengatur mengenai pengelolaan Manajemen Risiko

dengan ditetapkannya Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) yang

menjadi payung kebijakan-kebijakan manajemen risiko di BNI Syariah.

Beberapa kebijakan yang mengatur tentang Manajemen Risiko antara lain

kebijakan Pembiayaan Bank (KPA) untuk risiko kredit, kebijakan Aktiva

Produktif Pasar Uang dan Pasar Modal untuk risiko pasar, kebijakan dan

prosedur manajemen risiko likuiditas untuk risiko likuiditas, kebijakan

Business Continuity Plan untuk risiko operasional, serta kebijakan

penggunaan dan pengelolaan teknologi informasi untuk manajemen risiko

teknologi informasi.

b. Prosedur manajemen risiko merupakan penjabaran serta aturan

pelaksanaan dari kebijakan manajemen risiko yang digunakan sebagai

acuan pelaksanaan pengelolaan risiko bagi setiap unit risiko dan

didokumentasikan secara memadai. Dalam pelaksanaannya BNI Syariah

telah memiliki buku pedoman perusahaan manajemen risiko sebagai

acuan dalam pengelolaan risiko oleh setiap unit. Penerbitan Buku

Pedoman Perusahaan atau Standard Operating Procedure (SOP)

merupakan salah satu cara untuk memitigasi risiko yang akan muncul

dilingkup BNI Syariah. Penerbitan SOP ini berfungsi sebagai peraturan

tertulis yang digunakan unit-unit lain dalam menjalankan tugas dan

fungsinya.

c. Limit risiko merupakan ambang batas untuk menentukan tingkat intensitas

mitigasi risiko yang dilaksanakan oleh manajemen. Metodologi penetapan

limit risiko dan besaran limit risiko di-review secara berkala melalui rapat

KKR untuk disesuaikan dengan perubahan yang signifikan mempengaruhi

Page 136: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

134

usaha/bisnis dengan memperhatikan perubahan strategi manajemen

risiko, kondisi perekonomian dan ketentuan regulator. Prosedur

pengelolaan dan penetapan limit untuk setiap jenis risiko disesuaikan

dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite). Penentuan limit

seperti penetapan limit Secondary Reserve, limit Value at Risk (VaR) dan

limit pembiayaan ditentukan dalam KKR.

3. Proses Manajemen Risiko dan Sistem Informasi Manajemen Risiko

terdiri dari:

a. Identifikasi

Identifikasi dilakukan dengan menganalisis seluruh sumber risiko yang

melekat pada bisnis (produk/portfolio/aktivitas) Bank misalnya

karakter risiko yang terdapat pada setiap usaha dan produk-produk

BNI Syariah. Identifikasi bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas

bisnis Bank dan dilakukan dalam rangka menganalisisa sumber dan

kemungkinan timbulnya risiko dan dampaknya baik dari sisi internal

maupun eksternal Bank.

b. Pengukuran

Pengukuran risiko dilakukan untuk memperoleh gambaran efektivitas

manajemen risiko dan mengitung berapa besar dampak kerugian

yang ditimbulkan. Pengukuran dilakukan dapat bersifat kuantitatif atau

kualitatif sesuai metode pengukuran yang telah ditetapkan oleh

regulator yang sejalan dengan peraturan internasional. Pengukuran

risiko dapat tercermin salah satunya dari Laporan Profil Risiko

triwulanan, perhitungan ATMR, stress testing, rasio likuiditas, profil

maturitas, dan lainnya.

c. Pemantauan

Aktivitas Pemantauan risiko dilakukan dengan cara mengevaluasi

eksposur risiko yang terdapat dalam seluruh portfolio produk dan

kegiatan usaha serta efektivitas proses manajemen risiko. Contoh

pemantauan yang dilakukan oleh BNI Syariah antara lain Laporan

Space Available Pembiayaan, pemantauan pembiayaan melalui

Traffic Light, Laporan Portfolio Tresuri, pemantauan arus kas,

pemantauan rekening Beban Risiko Operasional (BRO), dan lainnya.

d. Pengendalian

Pengendalian dilakukan dengan mengelola seluruh risiko, memelihara

eksposur risiko agar tetap berada dalam koridor kebijakan yang

ditetapkan dan melakukan strategi mitigasi. Bentuk pengendalian

risiko yang dilakukan oleh BNI Syariah antara lain melalui penetapan

limit dan kewenangan, asesmen risiko terhadap produk dan aktivitas

baru, dan asesmen risiko dalam proses penyusunan Standard

Operating Procedure (SOP).

Page 137: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

135

e. Sistem Informasi Manajemen Risiko

Sistem Informasi Manajemen Risiko BNI Syariah digunakan untuk

mendukung pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran,

pemantauan, dan pengendalian risiko.

4. Sistem Pengendalian Internal

Kompleksitas kegiatan usaha bank semakin meningkat sejalan dengan

perkembangan teknologi informasi, globalisasi dan integrasi pasar

keuangan yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap

eksposur risiko yang dihadapi oleh bank sehingga diperlukan upaya-upaya

untuk memitigasi risiko kegiatan usaha bank. BNI Syariah telah memitigasi

risiko kegiatan usaha tersebut dengan berbagai upaya pengendalian

internal baik yang bersifat preventif maupun kuratif agar mampu

mendeteksi kelemahan dan penyimpangan yang terjadi secara tepat

waktu.

a. Pengendalian Internal yang bersifat Preventif

BNI Syariah telah melakukan pengendalian internal tersebut, salah

satunya dengan membentuk Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang

berfungsi untuk mengawasi fungsi kepatuhan terhadap Prinsip Syariah,

PBI/POJK atau peraturan perundang-undangan. Di samping itu, WBS

merupakan sarana pencegahan terhadap pelanggaran yang mungkin

terjadi di BNI Syariah melalui pelaporan yang bersifat rahasia. BNI

Syariah juga telah memiliki Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan

sekaligus membawahi Divisi Manajemen Risiko (ERD).

b. Pengendalian Internal yang bersifat Kuratif

Dalam hal pengendalian yang bersifat kuratif, BNI Syariah memiliki

Satuan pengawasan Intern (SPI) yang bertanggung jawab untuk

memastikan segenap unit telah mengimplementasikan kebijakan

manajemen risiko. Untuk mendukung pengendalian yang bersifat

menyeluruh, setiap cabang memiliki Branch Internal Control (BIC) yang

salah satunya berfungsi untuk melakukan pemeriksaan sesuai prosedur

yang berlaku atas kesesuaian pelaksanaan operasional, dimana

pemeriksaan yang dilakukan oleh BIC dilakukan secara berkala (daily,

weekly, monthly maupun quarterly).

c. Penerbitan Standard Operating Procedure (SOP)

BNI Syariah telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP)

sebagai landasan dalam operasional Bank. Setiap penerbitan SOP atau

review SOP harus melalui mekanisme sertifikasi dan persetujuan.

Sertifikasi SOP dilakukan oleh divisi ERD, namun sebelum melakukan

sertifikasi, SOP harus divalidasi terlebih dahulu oleh unit-unit terkait.

d. Pengendalian Internal oleh Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah memastikan bahwa produk dan jasa bank

yang dikeluarkan oleh BNI Syariah telah sesuai dengan prinsip syariah.

Page 138: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

136

Secara umum, sistem pengendalian internal di BNI Syariah, digambarkan

sebagai berikut:

D. Jenis Risiko dan Pengelolaannya

Fokus pengelolaan risiko BNI Syariah terutama jenis-jenis risiko yang ditetapkan

oleh regulator sebanyak 10 risiko yang terdiri dari risiko kredit, risiko pasar, risiko

likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko

reputasi, risiko imbal hasil dan risiko investasi. Sejalan dengan bisnis bank yang

semakin kompleks yang diiringi dengan eksposure risiko yang semakin meningkat,

BNI Syariah terus berupaya melakukan pengelolaan risiko secara proaktif dan

antisipatif, antara lain melalui stress testing dan penyusunan contingency plan.

Manajemen risiko pada aktivitas fungsional BNI Syariah meliputi atas 10 (sepuluh)

jenis risiko sebagaimana penjelasan berikut.

1. Risiko Kredit

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko kredit adalah

risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban

kepada Bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

Proses kredit dan pengelolaan risiko kredit di BNI Syariah dilakukan secara

terintegrasi oleh unit bisnis, unit operasional, dan unit risiko kredit yang dalam

Page 139: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

137

pelaksanaannya didukung oleh sistem yang terintegrasi dan dilakukan secara

end to end. Key Risk Indicator yang digunakan dalam risiko kredit adalah

sebagai berikut:

a. Kualitas pembiayaan yang ditunjukkan dengan Non Performing Financing

(NPF)

b. Kualitas penyediaan dana dan besarnya coverage yang dibentuk,

pembiayaan yang direstrukturisasi

c. Tingkat konsentrasi pembiayaan

d. Strategi penyediaan danadan sumber timbulnya penyediaan dana

e. Faktor eksternal

2. Risiko Pasar

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko pasar adalah

risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga

pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat

diperdagangkan atau disewakan.

BNI Syariah menggunakan Key Risk Indicator untuk risiko pasar yaitu sebagai

berikut:

a. Perubahan nilai tukar

b. Cover risiko atas transaksi valuta asing dengan menggunakan metode

pengukuran Value at Risk (VaR).

c. Penilaian volume dan komposisi portfolio

d. Potensial kerugian (potensial loss) dari risiko Benchmark Suku Bunga

dalam Banking Book (RBBR)

e. Strategi dan kebijakan bisnis

3. Risiko Likuiditas

Dengan mengacu pada ketentuan SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko

likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi

kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset

likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas

dan kondisi keuangan Bank.

Key Risk Indicator untuk risiko likuiditas yang digunakan oleh BNI Syariah

adalah sebagai berikut:

a. Kecukupan rasio Secondary Reserve

b. Tingkat Financing to Deposit Ratio

c. Komposisi dari Aset, Kewajiban dan Transaksi Rekening Administratif

d. Konsentrasi dari aset dan kewajiban

e. Kerentanan pada kebutuhan pendanaan

f. Akses pada sumber-sumber pendanaan

Page 140: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

138

4. Risiko Operasional

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko operasional

adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses interal, kesalahan

manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional Bank. Bank melakukan manajemen risiko

operasional yang efektif agar dapat menekan kerugian akibat risiko

operasional.

Kerangka kerja risiko operasional mengacu pada regulasi Bank

Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan yang sejalan dengan ketentuan

internasional (BASEL) serta ketentuan internal Bank. Saat ini, BNI Syariah

telah memiliki Standard Operating Procedure (SOP) dan kebijakan yang

mencakup risiko operasional, yaitu Kebijakan BCP dan DRP, SOP Manajemen

Risiko khususnya bab Risiko Operasional, SOP tentang Penyelesaian

Pengaduan Nasabah, SOP tentang Pembukuan Beban Risiko Operasional

(BRO) dan lain-lain.

BNI Syariah juga menyusun langkah-langkah mitigasi untuk produk dan

aktivitas baru yang berisi identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian

dan Sistem Informasi Manajemen Risiko. Key Risk Indicator risiko operasional

yang digunakan oleh BNI Syariah adalah sebagai berikut:

a. Self assesment terhadap potensi risiko perusahaan

b. Kerugian aktual akibat risiko operasional

c. Karakteristik dan kompleksitas bisnis

d. Sumber daya manusia

e. Teknologi informasi dan infrastruktur pendukung

f. Kejadian fraud

g. Kejadian eksternal

5. Risiko Hukum

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko hukum adalah

risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko hukum

dapat terjadi di seluruh aspek transaksi dan operasional yang ada di BNI

Syariah, termasuk pula perjanjian yang dilakukan nasabah maupun pihak lain

yang dapat berdampak terhadap risiko-risiko lain antara lain risiko kepatuhan,

risiko pasar, risiko reputasi maupun risiko likuiditas. Key risk indicator risiko

hukum yang digunakan oleh BNI Syariah adalah sebagai berikut:

a. Besarnya gugatan pihak ketiga atas BNI Syariah yang berpotensi

menimbulkan kerugian bank

b. Faktor litigasi

c. Faktor kelemahan perikatan

d. Faktor ketiadaan/perubahan perundang-undangan

Page 141: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

139

6. Risiko Stratejik

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko stratejik adalah

risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu

keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan

lingkungan bisnis.

Manajemen Risiko Stratejik dilakukan melalui serangkaian proses

perencanaan strategis (planning and budgeting) yang mencakup

penyelarasan strategi perusahaan. Key Risk Indicator untuk risiko stratejik

yang digunakan oleh BNI Syariah adalah sebagai berikut:

a. Kesesuaian Strategi dengan kondisi Lingkungan Bisnis

b. Strategi Berisiko Tinggi dan Strategi berisiko rendah

c. Posisi Bisnis Bank

d. Pencapaian Rencana Bisnis Bank (RBB)

7. Risiko Kepatuhan

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko kepatuhan

adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan

peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta Prinsip

Syariah.

Pada praktiknya, aktivitas bisnis Bank terkait dengan banyak peraturan

perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti risiko kredit

terkait dengan ketentuan kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank

Umum Syariah, Kualitas Aktiva Produktif, Pembentukan Penyisihan Aktiva

Produktif (PPAP), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), risiko pasar

terkait dengan ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN) dan lain-lain.

Mengingat banyaknya ketentuan terkait, maka manajemen risiko kepatuhan

dilaksanakan secara berkesinambungan untuk meningkatkan budaya

kepatuhan di tiap aktivitas bisnis dan jenjang organisasi bank sekaligus

memitigasi munculnya kejadian risiko kepatuhan. Key Risk Indicator untuk

risiko kepatuhan yang digunakan oleh BNI Syariah adalah sebagai berikut:

a. Jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan

b. Frekuensi pelanggaran yang dilakukan

c. Pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum

untuk transaksi keuangan tertentu

8. Risiko Reputasi

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko reputasi adalah

risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber

dari persepsi negatif terhadap Bank.

Cakupan risiko reputasi cukup luas dan tidak terbatas hanya pada reputasi dari

sebuah bank saja, namun dapat memicu risiko lainnya bahkan risiko reputasi

dapat berdampak pada munculnya risiko lainnya. Risiko reputasi pun dapat

Page 142: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

140

mempengaruhi kinerja sektor industri perbankan secara menyeluruh.

Kejadian risiko mungkin terjadi hanya pada satu bank yang pengendalian

risikonya tidak memadai, selanjutnya reputasi dari masing-masing produk atau

sektor dapat mempengaruhi keseluruhan industry perbankan. Key Risk

Indicator untuk risiko reputasi yaitu sebagai berikut:

a. Pemberitaan negatif di media massa

b. Pengaruh reputasi negatif dari pemilik bank dan perusahaan terkait

c. Pelanggaran etika bisnis

d. Kompleksitas produk dan kerja sama bisnis bank

e. Frekuensi materialitas dan eksposur pemberitaan negatif

f. Frekuensi dan materialitas keluhan nasabah

9. Risiko Imbal Hasil

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko imbal hasil

(Rate of Return Risk) adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang

dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil

yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku

nasabah dana pihak ketiga Bank. Key Risk Indicator untuk risiko imbal hasil

yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat bagi hasil kepada nasabah BNI Syariah dibandingkan dengan

industri

b. Komposisi dana pihak ketiga

c. Strategi dan kinerja bank dalam menghasilkan laba/pendapatan

d. Perilaku nasabah dana pihak ketiga

10. Risiko Investasi

Dengan mengacu pada SEOJK No. 10/SEOJK.03/2014, risiko investasi

(Equity Investment Risk) adalah risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian

usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit

and loss sharing. Key Risk Indicator untuk risiko investasi adalah sebagai

berikut:

a. Komposisi dan tingkat konsentrasi pembiayaan berbasis bagi hasil

b. Kualitas pembiayaan berbasis bagi hasil

c. Faktor eksternal

E. Budaya Risiko

Untuk penerapan Manajemen Risiko yang efektif dan efisien diperlukan budaya

risiko agar nilai-nilai dan persepsi manajemen dan pegawai terhadap risiko sama

dan sekaligus menjadi perekat yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya

manusia untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan. Dalam rangka pemeliharaan

dan peningkatan budaya risiko manajemen dan pegawai BNI Syariah wajib:

1. Memelihara kredibilitas perusahaan melalui praktik bisnis yang sehat,

menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan nasabah, pemegang saham

serta masyarakat.

Page 143: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

141

2. Bekerja berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudent) dan prinsip syariah

3. Berperilaku sesuai dengan budaya perusahaan dan sesuai dengan Kode Etik

Insan BNI Syariah.

4. Memegang teguh prinsip rahasia perusahaan dan rahasia jabatan

5. Mengembangkan budaya kepatuhan dan budaya anti fraud

6. Menjalankan aktivitas dan kegiatan usaha berlandaskan pada visi dan misi BNI

Syariah serta mengacu pada rencana usaha (business plan) yang telah

ditetapkan.

7. Mengacu pada risiko BNI Syariah sesuai ketentuan yang berlaku, guna

mendukung terciptanya kinerja perusahaan yang optimal sehingga

terbentuknya reputasi perusahaan yang baik.

8. Menjunjung tinggi keterbukaan yang bertanggung jawab sesuai dengan

praktek GCG

9. Peka terhadap lingkungan dan tanggap terhadap kebutuhan seluruh

stakeholder.

Penerapan budaya risiko ini telah dilaksanakan dan diimplementasikan oleh pihak

manajemen dan seluruh pegawai BNI Syariah agar terciptanya penerapan

manajemen risiko yang efektif dan efisien.

F. Penerapan Struktur dan Sistem Manajemen Risiko

Penerapan keempat pilar tersebut, di antaranya dilakukan oleh beberapa fungsi

sebagai berikut :

1. Penetapan dan fungsi organisasi, antara lain:

a. Komite Pemantau Risiko (KPR) merupakan komite pada tingkat komisaris

yang membantu Komisaris dalam pengawasan terhadap kebijakan dan

implementasi Manajemen Risiko yang dilakukan Direksi.

b. Komite kebijakan Risiko merupakan komite yang membantu Direksi dalam

Implementasi Manajemen Risiko BNI Syariah. KKR dilakukan minimal tiga

bulan sekali.

c. Enterprise Risk Manajemen Division (ERD), yaitu unit kerja yang berfungsi

untuk mengelola dan mengendalikan risiko di BNI Syariah. ERD bersifat

independen dari Unit Operasional dan Unit Kerja Audit Intern.

2. Penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR)

dan kebijakan-kebijakan Manajemen Risiko Lainnya. Serta menyusun sebuah

pedoman perusahaan dan petunjuk pelaksanaan sebagai salah satu panduan

untuk menjalankan operasional Bank.

3. Penetapan limit-limit risiko dan pelaksanaan stress testing.

4. Penetapan perangkat dan metodologi pengukuran dan pemantauan risiko yang

terdiri dari :

a) Risiko Kredit

Perangkat: Internal Rating System (IRS) dan Electronic Financing

Origination (EFO) untuk scoring.

Metodologi: Pendekatan standar sesuai Bassel I dan uji coba penerapan

Standarized Approach (SA) sesuai Bassel II

Page 144: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

142

b) Risiko Pasar

Perangkat: Value At Risk (VaR), analisis sensitivitas, Profil Maturitas

Metodologi: Standardized Approach (SA) dan secara internal telah

menggunakan Value at Risk sebagai internal model.

c) Risiko Operasional

Perangkat: Risk and Control Self Assesment, Loss Event Database,

Metodologi: Metode Basic Indikator Approach (BIA) dan simulasi terhadap

metode pendekatan standar (Standarized Approach).

5. Pengembangan sistem informasi manajemen risiko, antara lain Internal Rating

System (IRS untuk identifikasi risiko kredit, Electronic Financing Origination

(EFO) Traffic Light untuk pemantauan risiko kredit, Perangkat Risiko

Operasional (PERISKOP) untuk risiko operasional.

G. Upaya Peningkatan Kualitas Implementasi Manajemen Risiko

Dalam rangka meningkatkan kualitas implementasi manajemen risiko, BNI Syariah

berupaya untuk memperkuat Sistem Informasi Manajemen Risiko antara lain

meliputi:

1. Internal Rating System (IRS), yang berfungsi untuk mengidentifikasi risiko

kredit, yaitu dengan cara menetapkan rating calon nasabah sebelum dilakukan

proses pengusulan pemberian pembiayaan, apakah nasabah tersebut layak

memperoleh pembiayaan atau tidak.

2. Electronic Financing Origination (eFO) untuk proses dan putusan pembiayaan

khususnya pembiayaan konsumer dan pembiayaan ritel produktif.

3. Electronic Financing Origination (eFO) Traffic Light sebagai alat untuk

pemantauan kualitas nasabah-nasabah pembiayaan konsumer griya dan

produktif. Pemantauan tersebut dilakukan setiap bulan oleh ERD.

4. Aplikasi Otomasi Penghitungan VaR untuk pemantauan posisi VaR

dibandingkan dengan limit sehingga dapat memberikan informasi secara cepat

atas pengaruh situasi pasar.

5. Perangkat Risiko Operasional (PERISKOP), yang berfungsi untuk mengukur

dan mengidentifikasi risiko operasional. PERISKOP terdiri dari dua bagian

yaitu Risk and Control Self Assessment (RCSA) yang berfungsi untuk

mengidentifikasi risiko operasional di setiap unit dan Loss Data Event (LED)

yang berfungsi sebagai pencatatan kejadian dan kerugian risiko operasional

yang telah terjadi. Pengisian self assessment PERISKOP dilakukan setiap

triwulan oleh semua unit di kantor pusat dan di kantor cabang.

6. Electronic Corporate Guidelines (ECG), yang berfungsi sebagai pedoman

perusahaan online yang dapat diakses oleh setiap pegawai untuk menjalankan

aktivitas operasional sehari-hari.

7. Pencanangan penerapan Risk & Compliance Culture untuk mendukung

pencapaian budaya kerja Amanah dan Jamaah.

Kualitas dan peningkatan sistem informasi manajemen risiko terus ditingkat dan

dipantau secara periodik agar dapat memberi pengaruh positif dalam mencapai

target bisnis perusahaan.

Page 145: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

143

H. Pengembangan SDM di Bidang Manajemen Risiko

Peranan penting dalam mengelola risiko adalah meningkatkan kompetensi

pegawainya. Salah satu kunci sukses pelaksanaan fungsi manajemen risiko adalah

risk awareness. BNI Syariah senantiasa melakukan sosialisasi manajemen risiko

untuk menciptakan kesadaran (risk awareness) kepada seluruh unit kerja dan

pegawai. Beberapa metode yang telah ditempuh BNI Syariah untuk meningkatkan

risk awareness adalah dengan melakukan workshop dan pelatihan-pelatihan

manajemen risiko dari level analis hingga Top Manajemen baik di lingkungan BNI

Syariah maupun di luar lingkungan BNI Syariah.

Demi terciptanya sumber daya manusia yang memadai dan untuk memenuhi

ketentuan regulator, BNI Syariah mengikutsertakan pegawai untuk mengikuti ujian

sertifikasi manajemen risiko. Sertifikasi Manajemen Risiko adalah proses pengujian

kompetensi di bidang Manajemen Risiko. Kewajiban Sertifikasi Manajemen risiko

bagi pegawai BNI Syariah masih mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia untuk

aset di atas Rp10 triliun.

LEVEL Jumlah Pegawai yang

Wajib Memiliki SMR

Jumlah Pegawai yang

Telah Memiliki SMR %

Level 1 812 350 43%

Level 2 327 170 52%

Level 3 144 49 34%

Level 4 20 16 80%

Level 5 4 4 100%

TOTAL 1.307 589 62%

Jumlah pegawai yang wajib mengikuti Sertifikasi Manajemen Risiko sampai dengan

31 Desember 2015 sebanyak 1.307 pegawai atau meningkat sebesar 33,37% dari

pegawai yang wajib memiliki SMR pada tahun 2014. Peningkatan jumlah tersebut,

disebabkan oleh adanya mutasi dan promosi pegawai pada jabatan yang wajib

memiliki Sertifikasi Manajemen Risiko di tahun 2015. Dari 1.307 pegawai, sebanyak

62% telah memenuhi syarat dan sisanya masih terus diikutsertakan dalam ujian

Sertifikasi Manajemen Risiko.

I. Profil Risiko

BNI Syariah telah melakukan penilaian profil risiko secara triwulanan yang

disampaikan kepada Otoritas Jasa keuangan (OJK), PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk secara konsolidasi dan Dewan Komisaris. Komponen Profil Risiko

terdiri dari Risiko Inheren (Inherent Risk), Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

(KPMR) dan Risiko Komposit (Composite Risk).

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tanggal 11

Juni 2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah, BNI Syariah menghitung dan melaporkan 10 jenis risiko yaitu risiko

Page 146: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

144

kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik,

risiko reputasi, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil dan risiko investasi.

Hasil penilaian Profil Risiko BNI Syariah per Desember 2015 adalah sebagai

berikut:

No Jenis Risiko Bobot

Penilaian Profil Risiko BNI Syariah Posisi Desember 2015

Risiko Inheren Kualitas Penerapan

Manajemen Risiko

Tingkat Risiko

Komposit

1 Kredit 25,00% Moderate Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

2 Pasar 10,00% Low Satisfactory 1 (Low)

3 Likuiditas 12,50% Low to

Moderate

Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

4 Operasional 12,50% Low to

Moderate

Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

5 Hukum 7,50% Low Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

6 Stratejik 7,50% Low to

Moderate

Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

7 Kepatuhan 5,00% Low Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

8 Reputasi 5,00% Low Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

9 Imbal Hasil 7,50% Low to

Moderate

Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

10 Investasi 7,50% Moderate Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

J. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi

Menindaklanjuti POJK No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 tentang

Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi keuangan tersebut

di atas, BNI Syariah merupakan salah satu lembaga jasa keuangan dalam

konglomerasi keuangan BNI bersama anak perusahaan lainnya (BNI Life, BNI

Multifinance, BNI Securities, dan BNI Asset Management) dan BNI sebagai entitas

utama.

Pada bulan Februari 2015, BNI telah melakukan pertemuan Risk Management

Committee (RMC) dengan hasil sebagai berikut:

1. Menunjuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai Entitas Utama.

2. Konglomerasi Keuangan BNI meliputi BNI, BNI Multifinance, BNI Securities,

BNI Life, BNI Syariah, BNI Asset Management.

3. Menetapkan Divisi ERM PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai

Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi (SKMRT) serta menunjuk

Page 147: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

145

Direktur Kepatuhan & Risiko Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk sebagai Direktur yang membawahi fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi.

4. Membentuk Komite Manajemen Risiko Terintegrasi (KMRT).

Sesuai dengan hal tersebut di atas, berikut struktur konglomerasi keuangan BNI

sebagai berikut:

Catatan:

1. Telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 17/POJK.03/2014 perihal

Konglomerasi Keuangan.

2. Telah diputus oleh Risk Management Committee (RMC) BNI pada bulan

Februari tahun 2015.

3. Telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) cfm. Surat Dir/102

tanggal 13 Maret 2015.

Jenis Risiko Terintegrasi yang dikelola oleh BNI Syariah

BNI Syariah mengelola 9 dari 10 risiko yang wajib dikelola oleh konglomerasi

keuangan yaitu sebagai berikut:

1. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah dan/atau pihak lain dalam

memenuhi kewajiban kepada Konglomerasi keuangan. Dalam hal ini, risiko

kredit yang dikelola oleh BNI Syariah mencakup pula risiko investasi.

2. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko akibat adanya pergerakan variable pasar (adverse

movement) dari portofolio yang dimiliki konglomerasi keuangan. Dalam hal ini,

risiko pasar yang dikelola oleh BNI Syariah mencakup pula risiko imbal hasil.

3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan konglomerasi keuangan

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas

Page 148: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

146

dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa

mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan konglomerasi keuangan tersebut.

4. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak

berfungsinya proses interal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau

adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional

konglomerasi Keuangan.

5. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek

yuridis.

6. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif

baik terhadap LJK dalam konglomerasi keuangan maupun terhadap

konglomerasi keuangan maupun terhadap konglomerasi keuangan secara

keseluruhan.

7. Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan

dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak

melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku,

serta Prinsip Syariah.

9. Risiko Transaksi Intra-Grup

Risiko Transaksi Intra-Grup adalah risiko akibat ketergantungan suatu entitas

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya dalam

satu konglomerasi keuangan dalam rangka pemenuhan kewajiban tertulis

maupun perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan dana dan/atau tidak

diikuti perpindahan dana.

Sedangkan risiko asuransi tidak dikelola oleh BNI Syariah.

Page 149: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

147

Laporan Profil Risiko Terintegrasi

Laporan profil risiko terintegrasi BNI Syariah terdiri dari 9 risiko yang

disampaikan setiap semester kepada BNI Sebagai entitas utama. Selama

tahun 2015, BNI Syariah telah 2 kali menyampaikan laporan profil risiko

terintegrasi yaitu periode Juni 2015 dan periode Desember 2015, dengan

predikat sebagai berikut:

Periode Risiko Inheren Kualitas Penerapan

Manajemen Risiko Risiko Komposit

Juni 2015 Low to Moderate Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

Desember 2015 Low to Moderate Satisfactory 2 (Low to

Moderate)

Secara keseluruhan, laporan profil risiko terintegrasi Konglomerasi Keuangan

BNI periode Juni 2015 dan Desember 2015 berpredikat “Low to Moderate”.

Kewajiban Penyediaan Modal Terintegrasi

Pada akhir tahun 2015, OJK mengeluarkan peraturan baru No.

26/POJK.03/2015 tanggal 4 Desember 2015 tentang Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum Terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. Sesuai dengan

peraturan tersebut, konglomerasi keuangan wajib menyediakan modal

minimum terintegrasi paling rendah sebesar 100% (seratus persen) dari Total

Modal Minimum (TMM) Konglomerasi Keuangan yang dilakukan dengan

menghitung Rasio KPMM Terintegrasi.

Peraturan tersebut, akan mulai berlaku pada konglomerasi keuangan BNI

mulai Januari 2016 untuk laporan akhir bulan Desember 2015. Untuk

menghadapi pemberlakuan POJK tersebut, BNI Syariah beserta BNI dan anak

perusahaan BNI lainnya telah melakukan uji coba perhitungan KPMM

Terintegrasi untuk posisi akhir November 2015. Hal ini dilakukan untuk

menghadapi periode pelaporan pada awal tahun 2016 untuk laporan akhir

bulan Desember 2015.

K. Evaluasi Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Untuk mengetahui efektivitas Sistem Manajemen Risiko dan penerapannya,

dilakukan evaluasi dan review secara berkala. Secara internal, Dewan komisaris

melalui Komite Pemantau Risiko melakukan kaji ulang atas kebijakan dan

pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan

rekomendasi kepada unit manajemen risiko Bank. Selain itu, Direksi secara berkala

memantau penerapan manajemen risiko di BNI Syariah secara berkala melalui unit

manajemen risiko. Secara eksternal, evaluasi penerapan manajemen risiko

dilakukan oleh audit eksternal maupun auditor Otoritas Jasa Keuangan. BNI

Syariah memandang bahwa efektivitas dari sistem manajemen risiko di tahun 2015

Page 150: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

148

termasuk dalam kategori “Low to Moderate” dengan Kualitas Penerapan

Manajemen Risiko (KPMR) berpredikat “Satisfactory”.

XVIII. PERKARA HUKUM DAN SANKSI ADMINSTRATIF

A. Perkara Penting yang sedang dihadapi Direksi dan Dewan Komisaris yang

sedang menjabat

Selama periode tahun 2015, tidak ada anggota Direksi dan Dewan Komisaris PT

Bank BNI Syariah yang sedang menjabat memiliki perkara hukum, baik perkara

perdata maupun pidana.

B. Perkara Hukum

Perkara hukum yang dimaksud adalah perkara hukum yang dihadapi BNI Syariah

baik perdata maupun pidana selama periode 2015 yang telah diproses hukum.

Sampai dengan 31 Desember 2015, penyelesaian perkara hukum yang dihadapi

oleh BNI Syariah terdapat 27 perkara hukum yang dihadapi.

Perkara Hukum

Jumlah

Perdata Pidana

2015 2015

Telah selesai (berkekuatan hukum tetap) 9 -

Dalam proses penyelesaian 17 1

Total 26 1

Total Perkara 27 Perkara

Dari 27 perkara tersebut, perkara perdata aktif/dalam proses penyelesaian

sejumlah 17 perkara dan perkara pidana aktif berjumlah 1 perkara sedangkan

perkara yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap/inkracht sejumlah 9 perkara.

Dari keseluruhan perkara tersebut tidak terdapat perkara yang signifikan.

Gugatan hukum kepada BNI Syariah mayoritas dilakukan oleh nasabah yang

pembayarannya macet dan keberatan terhadap agunannya yang akan dieksekusi

lelang oleh BNI Syariah.

C. Sanksi Administratif dari Otoritas Terkait

Seluruh perkara yang ditangani oleh BNI Syariah di tahun 2015 tidak terdapat

sanksi administratif yang diberikan oleh otoritas terkait terhadap BNI Syariah.

Page 151: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

149

XIX. ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA

Berdasarkan keputusan Direksi No. BNISy/DIR/403, Tanggal 23 Desember 2010, BNI

Syariah memiliki Kode Etik dan Budaya Kerja yang berlaku sebagai etika bisnis dan

etika kerja perusahaan. Kode Etik dan Budaya Kerja BNI Syariah ini berlaku bagi

seluruh insan BNI Syariah, baik Dewan Komisaris, Direksi, maupun pegawai BNI

Syariah.

Kode Etik BNI Syariah

No Kode Etik Uraian

1 Menjalankan

kegiatan

usaha berdasarkan

prinsip syariah,

secara

kaffah dan istiqomah

lnsan BNI Syariah dalam melakukan tugas &

pekerjaannya harus menghindari unsur:

a. riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidaksah

(batil)

b. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada

suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat

untung-untungan.

c. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas,

tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau

tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan

kecuali diatur lain dalam syariah.

d. haram, yaitu transaksi yang dilarang dalam syariah.

e. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan

ketidakadilan bagi pihak lainnya.

2 Menjalankan

kegiatan

usaha yang dapat

memberikan

kemaslahatan

(maslahah) dan

berlaku

Universal

lnsan BNI Syariah dalam melakukan tugas/pekerjaannya

harus :

a. memenuhi unsur kepatuhan terhadap syariah (halal),

bermanfaat, dan membawa kebaikan dalam semua

aspek secara keseluruhan dan tidak menimbulkan

kemudharatan

b. dilakukan dengan semangat rahmatan lil alamin yaitu

dilakukan untuk semua pihak yang berkepentingan

tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan.

3 Melakukan

pencatatan

data dan

penyusunan

laporan BNI Syariah

denoan baik dan

benar.

Segenap lnsan BNI Syariah mencatat data-data dan

menyusun laporan kerja yang terkait dengan fungsi

dan tanggungjawabnya secara jujur, tepat, benar dan

akurat yakni :

a. Mencatat setiap data transaksi, akuntansi, keuangan

BNI Syariah, kekayaan BNI Syariah , kepegawaian

dan data lainnya;

b. Meminta penggantian biaya dan atau melakukan

pembebanan biaya BNI Syariah, disertai dengan

dokumen yang lengkap sesuai dengan ketentuan dan

peraturan yang berlaku;

c. Menyusun laporan seda beftanggungjawab atas isi

laporan tersebut.

Page 152: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

150

4 Larangan

penyalahgunaan

jabatan

lnsan BNI Syariah dilarang :

a. Untuk menggunakan/menyalahgunakan wewenang

dan jabatannya untuk mengambil keuntungan, baik

langsunE maupun tidak langsung untuk :

Keuntungan pribadi

Keuntungan anggota keluarganya

Keuntungan pihak-pihak lainnya

b. menyalahgunakan jabatannya untuk meminjam dana

atau berhutang serta meminjam fasilitas/sarana

kepada nasabah, rekanan atau mitra kerja.

c. memanfaatkan posisi dan wewenangnya untuk

melakukan tindakan-tindakan yang diyakini dapat

digolongkan sebagai Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

atau tindakan-tindakan lain yang sejenis yang

tergolong atau mengarah kepada tindakan korporasi

yan g merugikan;

d. Untuk bertindak tidak jujur, mengutamakan

subyektivitas dalam setiap kebijakan penilaian,

misalnya terhadap kualitas dan harga pengadaan

barang, pemilihan atau penetapan konsultan,

pemilihan atau penetapan rekanan, perawatan aset

BNI Syariah, pembangunan sarana dan prasarana

serta aktivitas bisnis lainnya dalam arti

seluas-luasnya.

5 Menghindari

benturan

kepentingan

lnsan BNI Syariah dilarang

a. melakukan transaksi, kontrak maupun investasi

dengan mitra kerja, nasabah atau rekanan yang

mempunyai keterkaitan bisnis dengan BNI Syariah

baik secara langsung maupun tidak langsung yang

bertujuan untuk memberi keuntungan bagi lnsan BNI

Syariah dan atau merugikan kepentingan BNI Syariah

dan atau dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan terkait dengan jabatannya.

b. memberikan kontrak atau pekerjaan atau informasi

yang terkait dengan kontrak kepada pihak lain tanpa

melalui prosedur yang berlaku di BNI Syariah.

c. mengambil keuntungan dengan menggunakan aset

BNI Syariah, jabatan dan informasi yang seharusnya

merupakan keuntungan BNI Syariah;

d. Bertindak selaku perantara bagi pihak lain

mendapatkan pekerjaan, proyek atau fasilitas dari

BNI Syariah yang merugikan BNI Syariah,

e. Merangkap jabatan sebagai:

Pengurus & Fungsionaris Partai Politik;

Pejabat Umum meliputi Notaris/PPAT;

Pejabat Eksekutif meliputi Kepala Daerah,

Page 153: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

151

Kepala Desa;

Pejabat Legistatif meliputi DPD, DPR atau

DPRD;

Pejabat Yudikatif meliputi Hakim Ad Hoc;

Pejabat pada jabatan lain yang mensyaratkan

tidak adanya rangkap jabatan.

Pengurus Organisasi Masa

f. Bekerja untuk kepentingan mitra kerja atau nasabah

yang akan atau sedang melakukan kontrak dengan

BNI Syariah antara lain sebagai konsultan kecuali

mendapat penugasan dari BNI.

g. memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau

institusi lain dalam bentuk apapun yang dapat

mempengaruhi tugas dan kewajibannya di BNI

Syariah kecuali telah mendapat persetujuan dari

Direksi.

6 Tidak melakukan

penyuapan atau

menerima dan/atau

memberi imbalan

dan

cinderamata

(Risywah)

Insan BNI Syariah dilarang:

a. Menerima imbalan secara langsung maupun tidak

langsung dalam bentuk apapun dari pihak manapun

yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab;

b. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun

dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan

pribadi, golongan atau pihak lain;

c. Memberikan, menjanjikan atau menawarkan secara

langsung atau tidak langsung hadiah dalam bentuk

apapun kepada pegawai negeri atau

penyelenggara negara secara pribadi dengan tujuan

agar instasi tersebut melakukan transaksi dengan

BNI Syariah;

d. memberikan hadiah, perjamuan atau fasilitas lain

(misalnya tiket, penginapan dan sebagainya) kepada

mitra kerja, rekan kerja, dan nasabah diluar kebijakan

yang ditetapkan BNI Syariah

Kecuali:

a. penerimaan atau pemberian barang-barang promosi

seperti agenda, kalender maupun trofi dengan

mencantumkan logo BNI Syariah;

b. Penerimaan jamuan dan/atau entertainment dari

mitra kerja dan nasabah jika acara tersebut terkait

dengan bisnis BNI Syariah serta dihadiri oleh mitra

kerja dan nasabah dengan biaya yang wajar;

sepanjang diperbolehkan atau tidak dilarang oleh

ketentuan yang mengatur mengenai tindak pidana

Korupsi

Page 154: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

152

7 Menjaga nama baik

BNI

Syariah

lnsan BNI Syariah bersikap amanah, berahlak baik, jujur,

profesional, cerdas, bertanggung jawab, terbuka dan

selalu berpijak kepada nilai Amanah dan Jamah, setia

mentaati sistem dan prosedur secara konsisten

termasuk peraturan perusahaan,

perundang-undangan yang berlaku, fatwa yang

diterbitkan oleh Majelis Ulama lndonesia dan Kode Etik

Bankir lndonesia.

lnsan BNI Syariah tidak melakumelakukan perbuatan

tercela yang dapat merugikan nama baik BNI Syariah.

8 Menjaga

Kerahasiaan Bank

Guna menjaga kerahasiaan data bisnis, data

kepegawaian maupun data-data lainnya yang termasuk

rahasia Bank, lnsan BNI Syariah tidak melakukan hal-hal

sebagai berikut :

a. Memberikan data dan informasi nasabah kepada

pihak manapun sesuai aturan rahasia Bank dan

rahasia jabatan;

b. memberikan data dan informasi yang tergolong

rahasia perusahaan, baik yang menyangkut

keuangan, kebijakan, produ k, jasa, teknologi,

kepegawaian dan data lainnya yang diyakini dan

dianggap akan dapat merugikan BNI Syariah;

c. Menggunakan data dan informasi yang tergolong

rahasia perusahaan untuk kepentingan politik dan

kepentingan pihak ketiga lainnya"

9 Penggunaan

Corporate Identity

lnsan BNI Syariah dilarang untuk menggunakan

Corporate ldentity baik berupa logo, kop surat

maupun lainnya untuk kepentingan diluar kedinasan,

kecuali yang secara jelas diperbolehkan oleh BNI

Syariah.

10 Kompetensi lnsan SNI Syariah dslam bekerja, selalu ingin maju

dan mengembangkan diri, antara lain dengan

memperhatikan kompetesi

a. Melaksanakan tugas sesuai pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki

b. Meningkatkan kornpetensi dan pengembangan diri

secara berkelanjutan

11 Menjadi panutan lnsan BNI Syariah agar menjadi panutan (suri tauladan)

bagi bawahan, rekan dan partner kerja.

12 Adil lnsan BNI Syariah harus bersikap adil, dengan

menempatkan sesuatu sesuai haknya serta

memberikan sesuatu hanya kepada yang berhak

serta memoerlakukan sesuatu sesuai oosisinva.

Page 155: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

153

13 Pengungkapan

informasi

lnformasi hanya boleh diberikan oleh pihak yang

berwenang dan untuk kepentingan pihak tertentu sesuai

dengan ketentuan yang berlaku baik internal maupun

eksternal BNI Syariah.

lnsan BNI Syariah dilarang:

a. Memberikan data dan informasi nasabah kepada

pihak manapun sebagaimana diatur dalam ketentuan

mengenai Rahasia Bank dan Rahasia Jabatan;

b. Memberikan data dan informasi nasabah kepada

pihak manapun sebagaimana diatur dalam ketentuan

mengenai Rahasia Bank dan Rahasia Jabatan;

c. Memberikan informasi yang menyesatkan mengenai

suatu transaksi atau data mengenai BNI Syariah

kepada mitra kerja, nasabah maupun kepada publik;

d. Untuk mengolah, mengirim, mengambil, mengakses,

menampilkan, menyimpan, mencetak atau

menyebarkan materi dan informasi yang tidak

menunjukkan perilaku profesional.

14 Menjaga hubungan

baik (ukhuwah) antar

lnsan BNI Syariah

Agar tercipta suasana kerja yang positif, lnsan BNI

Syariah agar menjauhkan diri dan mencegah serta tidak

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Penekanan

Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tidak

melakukan penekanan atau intimidasi terhadap

bawahan, sesama rekan kerja, untuk kepentingan

tertentu, baik pribadi atau kepentingan pihak lain,

yang mengarah pada tindakan yang melanggar

prosedur dan ketentuan yang berlaku.

b. Penghinaan

Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tidak

melakukan tindakan dan atau menggunakan

katakata yang dapat diartikan penghinaan, kata-kata

kasar, tidak senonoh terhadap rekan kerjanya,

atasan atau bawahannya.

c. Pelecehan

Tindakan dan atau ucapan yang mengandung unsur

pelecehan terhadap hal-hal yang berhubungan

dengan latar belakang suku, agama, ras, adat

istiadat dan hal-hal yang berkaitan dengan norma

kesusilaan dan kesopanan.

d. Provokasi

Memanfaatkan posisi atau jabatan untuk memaksa

dan memprovokasi rekan kerjanya, atasan atau

bawahannya untuk kepentingan politik atau faham

tertentu atau kepentingan lain seienis vanq daoat

Page 156: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

154

divakini dan dianggap akan dapat membahayakan

BNI Syariah

e. Persaingan tidak sehat

lnsan BNI Syariah dalam mengembangkan karirnya

menjauhi, menghindari dan mencegah cara-cara

persaingan tidak sehat

f. Bertindak apriori :

Menilai seorang atau lebih lnsan BNI Syariah, tanpa

didukung fakta, dan menyebarluaskan informasi

tersebut sehingga menyebabkan suasana kerja

menjadi tidak kondusif sehingga produktivitas

menurun.

g. Menghindari interaksi tidak sesuai ketentuan syariah

Dalam berinteraksi dengan atasan, bawahan, dengan

sesama rekan kerja agar menghindari interaksi diluar

ketentuan syariah

15 Pekerjaan menjadi

pembicara

lnsan BNI Syariah diperbolehkan untuk menjadi

narasumber atau pembicara suatu acara yang terkait

bisnis BNI Syariah pada saat jam kerja sepanjang

memperoleh persetujuan tertulis dari atasannya.

16 Sumbangan dan

keikutseraan dalam

partai politik

lnsan BNI Syariah dilarang :

a. Memberikan dana atau sumbangan dan bantuan lain

dalam bentuk apapun termasuk penggunaan sarana

dan prasarana yang dimiliki untuk kegiatan Pemilu

maupun kegiatan paftai politik atau organisasi yang

mempunyai afiliasi dengan partai politik.

b. Menjadi anggota, terdaftar sebagai

anggota,fungsionaris atau pengurus partai politik

atau calon/anggota legislatif.

c. lkut serta dalam kampanye Pemilu dan/atau menjadi

pelaksana kampanye Pemilu.

17 Menjaga keamanan

kerja dan kebersihan

lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang aman, nyaman dan bersih, dan

kondusif sangat berpengaruh terhadap Kinerja lnsan BNI

Syariah, untuk itu lnsan BNI Syariah melakukan hal-hal

sebagai berikut :

a. Mengamankan lingkungan kerja, termasuk harta

benda dan data, serta transaksi bisnis BNI Syariah;

b. Tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum

seperti menggunakan, menyuruh menggunakan dan

atau menjadi penjual/perantara penjualan obat-obat

terlarang, narkotika, minuman keras dan komoditas

sejenis serta tindakan-tindakan tercela lainnya.

c. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang

bertentangan dengan norma-norma agama, dan

etika kesusilaan;

d. Menjaga kebersihan lingkungan kerja tetap bersih,

Page 157: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

155

rapi, dan nyaman.

e. Mengamankan lingkungan kerja, termasuk harta

benda dan data, sefia transaksi bisnis BNI Syariah;

18 Menjaga dan

menggunakan aset

BNI Syariah dengan

benar dan penuh

tanggung jawab

lnsan BNI Syariah :

a. tidak diperbolehkan memanfaatkan aset dan fasilitas

BNI Syariah untuk kepentingan pribadi, keluarga

ataupun kepentingan pihak luar lainnya;

b. Tidak menggunakan aset BNI Syariah untuk

kepentingan dan/atau aktivitas politik serta pihak

ketiga lainnya;

c. Wajib menyerahkan seluruh aset yang dibeli dengan

mempergunakan dana atau dibeli untuk kepentingan

BNI Syariah serta wajib menyerahkan semua catatan

yang berhubungan dengan data BNI Syariah yang

diperoleh selama bekerja di BNI Syariah sebelum

pegawai berhenti;

d. Wajib menyerahkan seluruh aset yang dibeli dengan

mempergunakan dana atau dibeli untuk kepentingan

BNI Syariah serta wajib menyerahkan semua catatan

yang berhubungan dengan data BNI Syariah yang

diperoleh selama bekerja di BNI Syariah sebelum

pegawai berhenti;

19 Komitmen terhadap

lingkungan dan

kepedulian sosial

lnsan BNI Syariah mempunyai komitmen untuk

melaksanakan bisnis yang berwawasan lingkungan yang

bertujuan untuk melindungi kesehatan, sumber daya

alam dan lingkungan hidup. Risiko yang berkaitan

dengan lingkungan hidup yang mungkin

timbul dari pemberian pembiayaan maupun kegiatan

operasional lainnya akan dikelola sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku.

BNI Syariah mempunyai kepedulian sosial yang tinggi,

selalu peka erhadap masalah sosial yang ada di

masyarakat dan berperan aktif membantu

penanggulangan masalah-masalah sosial tersebut

dengan tetap berpegang teguh pada prinsip syariah dan

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Page 158: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

156

XX. BUDAYA KERJA

Melalui visi dan misi BNI Syariah, Direksi sebagai unsur pimpinan membentuk nilai-nilai

khas BNI Syariah yang dijadikan Budaya Kerja, yaitu Amanah dan Jamaah. Adapun

perilaku yang mencerminkan Amanah dan Jamaah adalah sebagai berikut:

Amanah

- Jujur dan tepati janji

- Berani mengambil tanggung jawab

- Semangat menghasilkan karya terbaik

- Bekerja ikhlas dan mengutamakan ibadah

- Beri layanan melebihi harapan

Jamaah

- Berani memberi & menerima feedback yang konstruktif

- Bangun sinergi kekeluargaan

- Sebarluaskan ilmu bermanfaat

- Pahami proses kerja rekan

- Perkuat self-leadership

XXI. SOSIALISASI KODE ETIK DAN BUDAYA KERJA

Sosialisasi Kode Etik dan Budaya Kerja kepada seluruh insan BNI Syariah dilakukan

dengan memanfaatkan berbagai media dan kegiatan internal kepada seluruh pegawai

pada seluruh tingkatan organisasi. Media penyebaran etika BNI Syariah, antara lain

melalui portal HRD. Salah satu sarana sosialisasi juga dilakukan melalui kegiatan

Amanah Day, yaitu kegiatan sosialisasi dan sharing knowledge yang dilakukan secara

berkala untuk menjaga kepatuhan terhadap tata nilai perusahaan yaitu Amanah dan

Jamaah.

“Hasanah Titik” adalah intepretasi nilai-nilai perusahaan yang diangkat menjadi

corporate campaign (kampanye perusahaan) BNI Syariah tahun 2014. Hasanah Titik

sejak awal dimulai tanggal 28 Februari 2014 terus konsisten dijalankan dan ke

depannya akan menjadi brand culture BNI Syariah. Kata Hasanah dipilih karena

memiliki makna sebuah kebaikan. Kata “hasanah” sudah ada dalam doa sehari-hari

kaum muslim yang bermakna “segala kebaikan”, sehingga kata hasanah boleh diartikan

pula sebagai karunia atau rezeki. Ditambah dengan kata hasanah juga sudah

digunakan di semua produk BNI Syariah.

Tujuan utama dari kampanye ini adalah untuk meningkatkan dan mengajak masyarakat

untuk menjunjung nilai-nilai kebaikan atau Hasanah. Dengan kampanye “Hasanah Titik”

ini diharapkan masyarakat dapat selalu berbuat kebaikan. “Hasanah Titik” berarti

hasanah itu mutlak. Berbuat kebaikan dapat dilakukan dengan hal-hal kecil disekitar kita

apapun yang membawa dampak positif. Diharapkan juga dengan adanya kampanye

“Hasanah” ini masyarakat sadar bahwa perbankan syariah dapat memberikan kebaikan

kepada semua umat (Rahmatan Lil Alamin) secara universal.

Page 159: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

157

“Hasanah Titik” tidak hanya berdampak pada layanan BNI Syariah tetapi akan

berdampak pula pada seluruh elemen yang terdapat pada BNI Syariah. Tentunya

dampak yang dimaksud adalah dampak yang positif tanpa harus menghilangkan

identitas BNI Syariah sebelumnya, tetapi memperkuat image BNI Syariah sendiri agar

semakin baik serta terpercaya di hadapan masyarakat luas (brand awareness). Pada

akhirnya masyarakat mengerti bahwa hasanah adalah BNI Syariah dan BNI Syariah

adalah hasanah (brand equity).

XXII. SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

Sistem Pelaporan Pelanggaran atau disebut juga Whistleblowing System (WBS) BNI

Syariah merupakan sarana untuk mendeteksi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di

lingkungan BNI Syariah. WBS bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penerapan

sistem pengendalian internal dengan menitikberatkan pada pengungkapan dari

pengaduan.

A. Dasar Pembentukan

Dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan mewujudkan visi BNI Syariah menjadi

Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja, pihak

manajemen BNI Syariah memiliki komitmen untuk menjalankan perusahaan secara

budaya kerja Amanah dan Jamaah dengan berlandaskan pada perilaku perusahaan

yang sesuai dengan Syariah, Tata Nilai Budaya Kerja dan sikap kerja perusahaan

khususnya Kode Etik Insan BNI Syariah.

Sejalan dengan komitmen untuk menjalankan budaya kerja Amanah dan Jamaah

serta dalam rangka menegakkan penerapan Kode Etik Insan BNI Syariah, pihak

manajemen berkomitmen untuk Zero Tolerance To Fraud (ZT2F), dalam hal ini

pihak manajemen menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi di lingkungan

BNI Syariah dan memberikan sanksi yang sepadan kepada pelaku pelanggaran.

Pelanggaran bisa dilakukan oleh internal perusahaan maupun oleh pihak eksternal,

sehingga diperlukan sebuah sarana untuk mendeteksi adanya pelanggaran yang

terjadi di lingkungan BNI Syariah. Atas dasar ini, BNI Syariah membuat suatu sistem

untuk mendeteksi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah

yang berbasis website yaitu aplikasi Whistleblowing System (WBS) BNI Syariah

yang telah di-launching pada tanggal 1 Oktober 2012.

Page 160: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

158

Keterangan: WBS BNI Syariah diresmikan pada 1 Oktober 2012 oleh Direktur Utama PT Bank BNI Syariah dan

disosialisasikan kepada segenap pegawai melalui media lomba simulasi pelaporan melalui WBS yang

diselenggarakan dari tanggal 9 November 2012 sampai dengan 31 Desember 2012. Implementasi

WBS BNI Syariah efektif berjalan sejak 1 Januari 2013 dan dikelola oleh Unit Anti Fraud di Divisi ERD.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum terbentuknya WBS di BNI Syariah adalah sebagai berikut:

1. PBI No.13/23/PBI/2011 tanggal 02 November 2011 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

2. SEBI No.13/28/DPNP tanggal 09-12-2011 tentang Penerapan Strategi Anti

Fraud bagi Bank Umum.

3. PBI No.13/2/PBI/2011 tanggal 12-01-2011 tentang Pelaksanaan Fungsi

Kepatuhan Bank Umum.

4. PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal 07-12-2009 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

5. Keputusan Direksi No.KP/DIR/386 tanggal 14-12-2010 tentang Kebijakan Umum

Manajemen Risiko (KUMR) BNI Syariah, dan perubahan-perubahannya.

6. Pedoman Kode Etik Insan BNI Syariah.

7. Keputusan Direksi No.KP/016/DIR/R tanggal 5 Juni 2012 sebagaimana telah

dilakukan penyempurnaan terakhir melalui Keputusan Direksi No.KP/006/DIR/R

tanggal 26 Oktober 2015 tentang Kebijakan Strategi Anti Fraud (SAF).

C. Implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran

Sistem Pelaporan Pelanggaran atau disebut juga Whistleblowing System (WBS)

BNI Syariah merupakan sarana untuk mendeteksi pelanggaran-pelanggaran yang

terjadi di lingkungan BNI Syariah. WBS bertujuan untuk meningkatkan efektivitas

penerapan sistem pengendalian internal dengan menitikberatkan pada

pengungkapan dari pengaduan. Selain itu, penerapan WBS juga bertujuan untuk:

Page 161: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

159

1. Menerapkan Budaya Kerja BNI Syariah secara konsisten khususnya

pelaksanaan Kode Etik Insan BNI Syariah, Budaya Kepatuhan, dan Budaya Anti

Fraud.

2. Memperkuat pengendalian fraud dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal

yang dapat menimbulkan kerugian finansial termasuk hal-hal yang dapat

merusak reputasi BNI Syariah dalam rangka menjaga serta melindungi

aset/kepentingan BNI Syariah.

3. Mempermudah manajemen untuk menangani secara cepat dan efektif

pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah sekaligus memberdayakan

serta mengoptimalkan penyelesaian secara internal BNI Syariah sebelum

dilakukannya penyelesaian secara eksternal melalui jalur hukum bila dianggap

perlu.

Dalam mengelola WBS, Manajemen menerapkan 3 (tiga) azas yaitu azas

kerahasiaan, azas tidak diskriminatif, dan azas perlindungan. Dengan 3 (tiga) azas

tersebut, Manajemen berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan pelapor, tidak

membeda-bedakan pelapor dan memberikan perlindungan kepada pelapor, seperti

pekerjaan, fisik, remunerasi dan fasilitas pekerjaan.

D. Ruang Lingkup Kebijakan WBS

Ruang lingkup kebijakan sistem pelaporan WBS mengatur banyak aspek dimulai

dari unit pengelola, kerahasiaan dan perlindungan pelapor, cara pelaporan serta

penanganan laporan. Dalam pengendalian fraud, WBS merupakan tools dalam

rangka mendeteksi fraud dan pelanggaran lainnya di BNI Syariah yang dikelola oleh

unit anti fraud. Definisi dan jenis-jenis fraud dapat dijabarkan sebagai berikut:

Definisi Fraud

1. Tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk

mengelabui, menipu atau memanipulasi BNI Syariah, nasabah, atau pihak lain

yang terjadi di lingkungan Bank;

2. Menggunakan sarana BNI Syariah sehingga mengakibatkan BNI Syariah, atau

pihak lain menderita kerugian; dan/atau

3. Pelaku fraud memperoleh keuntungan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Jenis-jenis Fraud

1. Kecurangan

Perbuatan tidak jujur yang meliputi antara lain penipuan, pemerasan, pemalsuan

dokumen.

2. Penggelapan Aset

Tindakan sengaja oleh pegawai untuk memiliki sesuatu barang yang bukan

haknya.

3. Pembocoran Informasi

Tindakan sengaja oleh Insan BNI Syariah memberikan, meneruskan,

menyebarkan data, transaksi dan informasi BNI Syariah kepada pihak yang tidak

berhak

Page 162: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

160

4. Tindak Pidana Perbankan (tipibank)

Perbuatan yang dilarang oleh hukum perbankan syariah yang dilakukan oleh

Insan BNI Syariah.

5. Pelanggaran peraturan/hukum

Tindakan pelanggaran yang diancam sanksi menurut ketentuan hukum yang

berlaku baik internal maupun eksternal.

6. Benturan kepentingan

Tindakan yang mengambil keuntungan pribadi dengan menggunakan aset BNI

Syariah, jabatan, dan informasi yang seharusnya untuk keuntungan BNI

Syariah.

7. Penyuapan dan atau Gratifikasi

Menerima sesuatu dari pihak lain terkait dengan wewenang atau jabatan dalam

bentuk barang dan atau uang.

8. Kelakuan tidak etis

Tindakan yang tidak dibenarkan secara etika yang berlaku seperti pelanggaran

Kode Etik Insan BNI Syariah.

9. Perbuatan melanggar Kepatuhan Syariah

Perbuatan yang tidak memenuhi unsur kepatuhan terhadap syariah dan tidak

membawa kebaikan dalam semua aspek secara keseluruhan dan menimbulkan

kemudharatan.

E. Mekanisme WBS BNI Syariah

Sarana yang disediakan untuk pelaporan melalui WBS BNI Syariah meliputi:

Website : www.clean.bnisyariah.co.id atau www.bnisyariah.co.id

E-mail : [email protected]

Telepon/SMS : 085-10044-4600

Surat : Box BSC

PT Bank BNI Syariah

Gedung Tempo Pavilion I Lt.4

Jl. HR. Rasuna Said Kav 10-11

Jakarta Selatan 12950

F. Azas-Azas Pengelolaan WBS

Dalam mengelola Whistleblowing System (WBS), pihak manajemen menerapkan 3

(tiga) azas sebagai berikut:

1. Kerahasiaan

BNI Syariah melindungi kerahasiaan identitas Pelapor yang

beritikad baik, laporan maupun segala data lain yang terkait dengan laporan

yang masuk melalui WBS.

2. Tidak Diskriminatif

Setiap Insan BNI Syariah dapat melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh

Insan BNI Syariah lainnya yang terjadi di lingkungan BNI Syariah

sesuai dengan bentuk tindak pelanggaran yang dapat dilaporkan melalui WBS.

Page 163: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

161

3. Perlindungan

BNI Syariah memberikan perlindungan terhadap pekerjaan, fisik, remunerasi

dan fasilitas pekerjaan yang diterima Pelapor yang beritikad baik. Dalam hal

tertentu, Pelapor dapat diberikan perlindungan sebagaimana diatur dalam

skema Perlindungan Hukum dalam Pelaksanaan Tugas Kedinasan.

G. Alur Pelaporan WBS

Keterangan:

1. Laporan dari pelapor melalui Whistleblowing System

www.clean.bnisyariah.co.id (untuk laporan yang dikirimkan melalui email,

telepon, sms dan surat akan di-input ke website oleh pengelola WBS).

2. Laporan akan tersimpan di dalam Database WBS.

3. Pelapor akan langsung menerima kode No PIN dari sistem.

4. Pengelola WBS akan membuka database dan menganalisis laporan

tersebut, merekomendasikan ke Direksi dan meneruskan rekomendasi

kepada divisi terkait

5. Pengelola WBS menyampaikan usulan tindak lanjut hasil penanganan dari

divisi terkait ke Komite Pemantauan Risiko (KPR) atau Komite Kebijakan

Risiko (KKR)

6. Dari hasil Komite Pemantauan Risiko (KPR) atau Komite Kebijakan Risiko

(KKR) memberikan putusan tindak lanjut dari laporan kepada Pengelola

WBS

7. Pengelola WBS memproses tindak lanjut dari KPR atau KKR kepada SPI

dan HCT melalui mekanisme Sanksi Administratif yang berlaku.

8. Pengelola WBS mengupdate status laporan dan pelapor dapat mengetahui

hasil dari laporannya.

Page 164: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

162

H. Perlindungan bagi Pelapor

1. Perlindungan hanya dapat diberikan kepada pelapor dengan kategori partial

anonymity dan full disclosure.

2. Permintaan perlindungan dapat disampaikan melalui surat maupun e-mail.

3. Bentuk perlindungan terhadap Pelapor disesuaikan dengan bentuk

ancaman/tindakan balasan yang diterima. Pemberian perlindungan dilakukan

dengan tetap memperhatikan azas kerahasiaan dan ketentuan terkait yang

berlaku di BNI Syariah.

4. Dengan pertimbangan tertentu, BNI Syariah juga dapat memberikan

perlindungan kepada keluarga Pelapor.

5. Pemberian perlindungan kepada Pelapor dapat ditolak atau dihentikan apabila

terdapat bukti bahwa Pelapor tidak melakukan kewajibannya dalam menjaga

kerahasiaan identitas diri dan laporannya.

6. Perlindungan tidak akan diberikan atau dihentikan pemberiannya apabila

dikemudian hari terbukti bahwa laporan pelanggaran yang disampaikan oleh

pelapor kepada BNI Syariah ternyata palsu/fitnah atau mempunyai tujuan yang

menyimpang dari tujuan Kebijakan WBS.

I. Pihak yang Mengelola Pengaduan

Penanggung jawab WBS di BNI Syariah adalah Direktur Utama yang dibantu oleh

Direktur Risiko dan Kepatuhan. Dalam pelaksanaannya sebagai penanggung jawab

WBS, Direktur Utama menunjuk Pemimpin Divisi Enterprise Risk and Policy

Management sebagai pengelola WBS.

J. Hasil dari penanganan pengaduan

Laporan ditindaklanjuti oleh Internal Audit Division (IAD) dan divisi terkait sesuai

dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditetapkan.

Laporan Penanganan WBS

Sejak Januari 2015 sampai dengan Desember 2015 telah diterima 17 (tujuh belas)

laporan melalui WBS BNI Syariah dengan rincian sebagai berikut:

- Melalui website : 9 laporan

- Melalui e-mail : 8 laporan

- Melalui SMS : -

- Melalui surat : -

Berdasarkan jenis laporannya, ada 5 (lima) kategori laporan yang mencakup:

No Jenis Laporan Jumlah

Laporan Sudah Ditindaklanjuti

1. Kecurangan 4 4

2. Pelanggaran peraturan/hukum 1 1

3. Kelakuan tidak etis 3 3

4. Penyuapan dan/atau gratifikasi 1 1

5. Lainnya* 8 8

Total 17 17

Page 165: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

163

*) Keluhan nasabah, komplain, dan lain-lain.

Sedangkan penyimpangan internal yang terjadi di BNI Syariah selama tahun 2015

adalah sebagai berikut:

Internal Fraud

dalam 1 (satu)

tahun

JUMLAH KASUS

Dewan

Komisaris/Direksi Pegawai Tetap

Pegawai Tidak

Tetap

Tahun

Sebelum

nya

Tahun

Berjalan

Tahun

Sebelum

nya

Tahun

Berjalan

Tahun

Sebelum

nya

Tahun

Berjalan

Total Fraud - - 2 2 1 1

Telah

Diselesaikan

- - 2 2 1 1

Dalam Proses

Penyelesaian

di Internal

Bank

- - - - - -

Belum

Diupayakan

Penyelesaiann

ya

- - - - - -

Telah

Ditindaklanjuti

Melalui Proses

Hukum

- - - - - -

XXIII. KETERBUKAAN INFORMASI

Sesuai dengan prinsip GCG, khususnya aspek transparansi, BNI Syariah mengelola

informasi yang dapat diakses oleh publik atau didistribusikan kepada pemangku

kepentingan dalam kesempatan khusus. BNI Syariah senantiasa memberikan informasi

terbaru mengenai laporan kondisi keuangan, non-keuangan, dan data perusahaan

lainnya yang terkait dengan pertanggungjawaban transparansi serta akuntabilitas

perusahaan. Saluran informasi yang disediakan oleh BNI Syariah, antara lain adalah:

1. Situs resmi BNI Syariah yaitu www.bnisyariah.co.id

2. Layanan 24 jam BNI Call di nomor 1500046 atau 68888 dari telepon genggam

3. Media cetak seperti leaflet, brosur, atau spanduk promosi

4. Media iklan di televisi, radio, serta internet

5. Media massa nasional

6. Media komunikasi antara Bank dengan pegawai melalui berbagai fasilitas yang

disediakan seperti intranet, forum doa pagi, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, pemangku kepentingan BNI Syariah juga

dapat langsung menghubungi divisi komunikasi perusahaan yang beralamat pada

kantor pusat PT Bank BNI Syariah, Jl. HR. Rasuna Said Kav. 10-11, Jakarta. Selama

Page 166: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

164

tahun 2015 BNI Syariah menyampaikan transparansi penyampaian laporan dan siaran

pers sebagai berikut:

Tanggal Materi Pengumuman Media

9 Februari 2015 Laporan Keuangan Triwulan IV 2014 Website, Investor Daily

27 April 2015 Laporan Keuangan Triwulan I 2015 Website, Investor Daily

21 Juli 2015 Laporan Keuangan Triwulan II 2015 Website, Investor Daily

23 Oktober 2015 Laporan Keuangan Triwulan III 2015 Website, Investor Daily

Tanggal Judul Media

2-Feb-15 Laba BNI Syariah Naik 38% Jadi Rp 163 M Suara Pembaruan

2-Feb-15 Laba BNI Syariah Tumbuh 38% Investor Daily

2-Feb-15 Laba BNI Syariah Rp 117,5 Miliar Republika

2-Feb-15 Laba BNI Syariah Tumbuh Bisnis Indonesia

2-Feb-15 Pembiayaan Rumah Topang Pembiayaan BNI

Syariah

Indonesia

Finance Today

2-Feb-15 Pembiayaan Griya Terjaga, NPF BNI Syariah

Bertahan

Neraca

3-Feb-15 14 Pengusaha Sosial Terima Penghargaan Media Indonesia

4-Feb-15 Laba BNI Syariah Merangkak Naik 38,98% Rakyat Merdeka

5-Feb-15 BNI Syariah Akan Terbitkan Sukuk Republika

11-Feb-15 BNI Syariah Luncurkan Kartu Haji dan Umroh Koran Tempo

12-Feb-15 Peringkat BNI Syariah AA+ Bisnis Indonesia

20-Feb-15 Kuartal I, BNI Syariah Sasar Pembiayaan Capai

35%

Investor Daily

24-Feb-15 BNI Syariah Optimistis Pembiayaan Tumbuh Bisnis Indonesia

25-Feb-15 BNI Syariah Terbitkan Sukuk Rp 750 Miliar Indonesia

Finance Today

27-Feb-15 BNI Syariah Target 60% Penyaluran Pembiayaan di

Semester 1

Indonesia

Finance Today

28-Feb-15 BNI Syariah Optimistis Majalah Property

& Bank

2-Mar-15 BNI Syariah Turut Sukseskan MPN-G2 Neraca

12-Mar-15 IB Hasanah Card Dorong Perempuan Pengusaha Sindo

20-Mar-15 PPPA Daqu dan BNI Syariah Nikahkan 32

Pasangan

Republika

25-Apr-15 BNI Syariah terima penghargaan ARA 2014 Singgalang

25-Apr-15 BNI Syariah luncurkan sukuk mudharabah Singgalang

19-May-15 BNI Syariah to Offer Rp 500b in Islamic Bonds

From May 19-21

The Jakarta

Globe

20-May-15 Layanan BNI Syariah Bisnis Indonesia

22-May-15 Layanan Gerak BNI Syariah Media Indonesia

23-May-15 “Hasanah Women’s Day” Bersama BNI Syariah Neraca

27-May-15 Rencana IPO BNI Syariah Bisnis Indonesia

9-Jun-15 Program Jejak Sajadah Meriahkan Ramadan Sindo

Page 167: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

165

11-Jun-15 Family Man yang Bekerja dengan Passion Sindo

19-Jun-15 BNI Syariah Pisah Core Banking dari BNI Tahun

2024

Kontan

20-Jun-15 BNI Syariah Luncurkan Promo Ramadhan Suara Pembaruan

20-Jun-15 BNI Syariah Siap Lepas dari Induk Bisnis Indonesia

23-Jun-15 Milad ke-5, BNI Syariah Buka Bersama Masyarakat Lampung Post

15-Jul-15 BNI Syariah Tawarkan Program Umrah dengan

Bunga 0%

Sindo

4-Aug-15 Semester I, Laba BNI Syariah Naik 50% investor daily

6-Aug-15 Laba BNI Syariah Tumbuh 50,33% Sindo

6-Aug-15 Laba BNI Syariah Melonjak Republika

8-Aug-15 BNI Syariah Incar Tabungan Haji dan Umrah Rp

700 M

Suara Pembaruan

8-Aug-15 Laba BNI Syariah Tumbuh 50,33 Persen Jawa Pos

8-Aug-15 BNI Syariah Siap Kelola Dana Nasabah Suara Karya

8-Aug-15 BNI Syariah Targetkan Rp700 Miliar Bisnis Indonesia

10-Aug-15 BNI Syariah Genjot Ceruk Pasar Haji Neraca

10-Aug-15 BNI Syariah Optimis Laba Capai Rp 200 Miliar investor daily

18-Aug-15 Peringatan HUT RI Ke-70 Tahun, BNI Syariah

Gelar Upacara

Sindo

22-Aug-15 BNI Syariah Raih Penghargaan Bank Syariah

Terbaik 2015

Sindo

11-Sep-15 BNI Syariah Raih Anugerah Bank Syariah Terbaik Sindo

11-Sep-15 PPPA Daqu dan Hasanah BNI Syariah Bantu

Warga Miliki Akta Nikah

Republika

14-Sep-15 BNI Syariah Jaga Kualitas Non-Griya Bisnis Indonesia

14-Sep-15 BNI Syariah Borong Dua penghargaan Sindo

15-Sep-15 2016, BNI Syariah Sasar Pembiayaan Konservatif Investor Daily

21-Sep-15 Transaksi Pulsa, BNI Syariah Gandeng Telkomsel Sindo

22-Sep-15 BNI Syariah Berani Patok Laba Bersih 2016 Naik

35%

Rakyat Merdeka

25-Sep-15 BNI Syariah Sabet Penghargaan ARA 2014 Neraca

25-Sep-15 BNI Syariah Meraih Juara 1 Annual Report Award

2014

Sindo

25-Sep-15 Tekan NPF, BNI Syariah Fokus KPR Rumah

Pertama

Rakyat Merdeka

28-Sep-15 BNI Syariah Jaga Coverage di Level 80% Bisnis Indonesia

2-Oct-15 BNI Syariah Gandeng Kemitraan Dengan PLN Neraca

2-Oct-15 BNI Syariah Permudah Pelanggan Bayar Listrik Rakyat Merdeka

2-Oct-15 Permudah Nasabah, BNI Syariah Kerja Sama

Dengan PT PLN (Persero)

Sindo

3-Oct-15 Dinno Indiano, Direktur Utama BNI Syariah:

"Layanan Hasanah Kami Sesuai GCG"

Neraca

6-Oct-15 Lagi, BNI Syariah Kantungi Penghargaan Neraca

12-Oct-15 BNI Syariah Jalin Kerjasama Maktour Group Neraca

Page 168: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

166

13-Oct-15 BNI Syariah borong penghargaan Republika

15-Oct-15 BNI Syariah Meraih Indonesia WOW Service

Excellence 2015

Sindo

21-Oct-15 BNI Syariah Raih Penghargaan The Most

Innovative Product In Shariah Market

Sindo

24-Oct-15 BNI Syariah Patok target moderat pada 2016 Suara Pembaruan

24-Oct-15 Aset BNI Syariah tumbuh melampaui industri Sindo

26-Oct-15 Akhir 2016, CAR BNI Syariah di level 16,5% Investor Daily

26-Oct-15 BNI Syariah rangkul UKM online Pikiran Rakyat

29-Oct-15 Tempat pelatihan kewirausahaan kompatriot

Indonesia

Kompas

29-Oct-15 BNI Syariah incar dana segar Rp 1 Triliun Kontan

3-Nov-15 BNI Syariah optimis hadapi 2016 Republika

4-Nov-15 Berkontribusi nyata kepada masyarakat Investor Daily

10-Nov-15 BNI Syariah meraih anugerah perbankan indonesia

2015

Sindo

11-Nov-15 BNI Syariah Sasar Pendanaan dari ibadah umrah Investor Daily

12-Nov-15 BNI Syariah andalkan bisnis haji dan umrah Bisnis Indonesia

12-Nov-15 BNI Syariah ikut laku pandai tahun 2016 Kontan

16-Nov-15 BNI Syariah Dukung Ciptakan Enterpreneur Baru Sindo

17-Nov-15 BNI Syariah disuntik 500 Miliar Bisnis Indonesia

21-Nov-15 BNISyariah Ciptakan Ratusan Wirausaha

BerHasanah

Sindo

25-Nov-15 Hasanah Empowerment Republika

30-Nov-15 BNI Syariah Dan PT JIEP (Persero) Tandatangani

MoU Bidang Properti Dan Pembiayaan Usaha

Sindo

1-Dec-15 Berkah dan Hasanah Marketeers

3-Dec-15 kerja sama BNI Syariah Republika

3-Dec-15 BNI Syariah perkuat layanan di tanah suci Sindo

8-Dec-15 Tabungan Umrah Diandalkan Bisnis Indonesia

16-Dec-15 optimalkan potensi nasabah haji dan umroh Jawa Pos

17-Dec-15 BNI Syariah berikan pendampingan jamaah haji

dan umroh

Sindo

22-Dec-15 Perbankan syariah perlu keberpihakan Pikiran Rakyat

27-Dec-15 Mengejar laba agar sekitar berdaya Media Indonesia

30-Dec-15 BNI Syariah bidik ratusan miliar dana haji Kontan

30-Dec-15 BNI Syariah Depok raup kenaikan laba 239,2% Suara Pembaruan

31-Dec-15 Inilah kita BNI Syariah tingkatkan kualitas layanan Neraca

31-Dec-15 BNI Syariah genjot pembiayaan Sindo

Page 169: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

167

A. Akses Informasi dan Data Perusahaan

Pemangku kepentingan BNI Syariah dapat mengakses informasi dan data terkait

perusahaan mengenai sarana berikut ini.

Website

Akses informasi yang komperhensif mengenai kegiatan operasional dan kinerja

perusahaan serta berbagai informasi lain yang diperlukan oleh pemegang saham

dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat diakses melalui situs

http://www.bnisyariah.co.id/. Melalui situs tersebut, para pemangku kepentingan

dapat menemukan banyak konten yang memuat berbagai informasi terkini

perusahaan, seperti profil BNI Syariah, produk, dan jasa bank, informasi tata kelola

perusahaan, termasuk laporan keuangan, struktur organisasi, tim manajemen,

berita terkini mengenai BNI Syariah dan sebagainya. Sebagai usaha untuk

meningkatkan kualitas informasi dan berita terkini mengenai perusahaan yang

disampaikan kepada publik, BNI Syariah senantiasa memutakhirkan konten secara

berkala dan berkelanjutan.

Newsletter

BNI Syariah memberikan informasi kepada manajemen dan seluruh pegawai

mengenai kegiatan internal perusahaan melalui newsletter yang bernama ”Hasanah

Lifestyle” konten newsletter merupakan kontribusi dari para insan Hasanah BNI

Syariah sehingga menjadikan newsletter ini media dari dan untuk insan Hasanah.

Sepanjang tahun 2015, Newsletter Hasanah Lifestyle telah terbit 11 (sebelas) kali

dalam bentuk cetak dengan mengusung tema-tema yang berkaitan dengan

Corporate Culture dan Brand Corporate BNI Syariah.

Edisi Tema

Januari Striving for Quality

Februari Sudah Hasanah-kah Kita?

Maret Setialah Hasanah (BNI Syariah Bertabur Penghargaan)

April Pemimpin yang Berhasanah

Mei Hasanah Bangkitkan Semangat Ekonomi Syariah

Juni-Juli Ubah Keluh Kesah (Bangkit Menuju Kemenangan Fitri)

Agustus Pejuang Jeli Peluang (Kibarkan Semangat Kemerdekaan di

Seluruh Negeri)

September Gen-Xtra menuju BNI Syariah Berhasanah

Oktober Sudah Punya KTP (Kartu Teladan Pribadi) Hasanah?

November Pejuang Hasanah

Desember Mengubah Tantangan Menjadi Kemenangan di Tahun 2016

Page 170: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

168

Media Elektronik

BNI Syariah menggunakan media elektronik seperti e-mail yang digunakan untuk

menyebarkan informasi atau berkomunikasi seperti mengirimkan/menerima surat

dan data yang disampaikan oleh segenap insan Hasanah. Selain itu, BNI Syariah

juga menayangkan iklan perusahaan yang dimilikinya melalui media televisi.

Sharia E-mail Corespondence (SHECO)

BNI Syariah menggunakan SHECO untuk berkomunikasi antar internal BNI Syariah

baik kantor cabang maupun kantor pusat. E-mail ini lebih bersifat formal dan

dengan sistem disposisi dari pimpinan ke staf.

Forum Komunikasi Internal

BNI Syariah menyediakan sarana komunikasi forum komunikasi internal dengan

nama Hasanah Forum menjadi sarana berbagi informasi bagi sesama Insan

Hasanah. Hasanah Forum dirancang untuk komunikasi dua arah sehingga antara

satu dan yang lain dapat saling berinteraksi.

Laporan Tahunan

BNI Syariah menyediakan sarana informasi yang transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan melalui Laporan Tahunan yang disusun setiap tahunnya.

Laporan Tahunan ini akan disampaikan kepada pemegang saham, regulator,

lembaga pendidikan, lembaga penelitian, organisasi/forum perbankan, asosiasi

perbankan, media massa, dan masyarakat. Di tahun 2015, BNI Syariah

menerbitkan Laporan Tahunan 2014 pada tanggal 30 April 2015.

Laporan Keberlanjutan

Selain Laporan Tahunan, BNI Syariah juga menyediakan sarana informasi

mengenai kegiatan perusahaan secara menyeluruh melalui Laporan Keberlanjutan

yang diterbitkan bersamaan dengan Laporan Tahunan. Laporan Keberlanjutan

akan disampaikan kepada pemegang saham, regulator, organisasi massa, dan

masyarakat. Di tahun 2015, BNI Syariah menerbitkan Laporan Keberlanjutan

bersamaan dengan Laporan Tahunan 2014 yakni pada tanggal 30 April 2015.

Company Profile

BNI Syariah menyediakan profil perusahaan singkat sebagai media untuk

memperkenalkan BNI Syariah kepada pemangku kepentingan maupun

masyarakat. Company Profile ini berisi tentang struktur manajemen, SDM, kinerja,

produk, layanan, dan jaringan BNI Syariah. Company Profile BNI Syariah terakhir

diterbitkan pada tanggal 22 Oktober 2015.

Page 171: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

169

B. Media Engagement Program

Dalam rangka meningkatkan komunikasi dan relasi dengan pemangku kepentingan,

selama tahun 2015 BNI Syariah melakukan kegiatan Media Engagement Program

dengan berbagai pihak dengan uraian sebagai berikut.

Bulan Kegiatan Target Media Informasi yang

disampaikan

Januari Konferensi

Pers

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Kinerja BNI Syariah

triwulan 4 tahun 2014

oleh Jajaran Direksi BNI

Syariah.

Konferensi

Pers

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Launching kartu haji

dan umroh Indonesia

oleh Jajaran Direksi BNI

Syariah.

April Workshop

Jurnalis

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Dasar-dasar perbankan

syariah oleh Adiwarman

Karim, akademisi dan

praktisi ekonomi

syariah.

Konferensi

Pers

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Kinerja BNI Syariah

triwulan 1 tahun 2015

oleh Jajaran Direksi BNI

Syariah.

Konferensi

Pers

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Launching Sukuk BNI

Syariah oleh Jajaran

Direksi BNI Syariah.

Juni Konferensi

Pers

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Milad kelima BNI

Syariah oleh Jajaran

Direksi BNI Syariah.

Juli Workshop

Jurnalis

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Fiqih dan Muamalah

perbankan syariah

oleh Deden Misbahudin

Muayyad, dosen fiqih

dan muamalah.

Konferensi

Pers

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

Kerjasama BNI Syariah

– Harley oleh Direksi

BNI Syariah.

Page 172: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance

PT Bank BNI Syariah Tahun 2015

170

nasional serta lokal.

September Workshop

Jurnalis

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Outlook perbankan

syariah di Indonesia

oleh Imam T. Saptono,

Direktur Bisnis BNI

Syariah.

Oktober Workshop

Jurnalis

Rekan-rekan jurnalis

ekonomi syariah yang terdiri

dari wartawan dan fotografer

media cetak dan online

nasional serta lokal.

Menelisik kondisi makro

dan mikro perbankan

syariah saat ini serta

antisipasinya di tahun

2016 oleh Adiwarman

Karim, akademisi, dan

praktisi ekonomi

syariah.

November Media

Visit

Kantor redaksi Jawa Pos,

Radar Malang, Harian

Surya, dan J-TV.

Membina hubungan

baik antara BNI Syariah

dan media di Malang

dan Surabaya oleh

Direksi BNI Syariah.

Desember Media

Visit

Kantor redaksi Pikiran

Rakyat dan Tribun Jabar di

Bandung.

Membina hubungan

baik antara BNI Syariah

dan media di Bandung

oleh Direksi BNI

Syariah.

XXIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG

Nama Keterangan

Kantor Akuntan Publik

Tanudiredja, Wibisana & Rekan

Plaza 89, Jl. H.R Rasuna Said Kav X-7 No. 6

Jakarta 12940, PO Box 2473 JKP 10001

Telepon +6221 – 5212901

Fax: +6221 – 52905555, 52905050

www.pwc.co./id

Lembaga Pemeringkat Efek PT Pefindo

Panin Tower Senayan City lantai 17

Jl. Asia Afrika Lot 19

Jakarta 10270, Indonesia

Telepon: +6221-7278-2370

Website: www.pefindo.com

Notaris Fathiah Helmi, S.H.

Graha Irama Lantai 6-C

Jl HR Rasuna Said Kav 1-2 BI X-1

Kuningan Timur, Setiabudi

Jakarta 12950

Page 173: D A F T A R I S I - BNI Syariah · Pengawas Syariah, Keputusan Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi/unit, serta kebijakan lainnya. 3) Pembentukan