cutter
DESCRIPTION
1TRANSCRIPT
1. Cutter
Berfungsi untuk memotong dan memisahkan untaian mie dengan tekanan. Prinsip kerjanya adalah karena adanya tekanan dari Roller. Jumlah alat 2 buah. Spesifikasi alat :
Power : 5,5 KW/ 380 v/50 Hz
Model : QK – 6 – 12
Berat : 1300 kg
Kecepata : 70 potong/menit
1 potong = 65 gram mie basah
Adapun dalam proses pembuatan mie instan diperlukan peralatan-peralatan mesin pengolahannya,diantaranya yaitu:
a.Screw
Screw berfungsi sebagai perantara pemindahan bahan dan premixer. Prinsip kerja dari screw ini adalah dengan mendorong bahan seperti butiran, serbuk/tepung secara continue dengan conveyor ulir. Spesifikasi dari screw adalah:
Sumber daya : Motor elektrik 5 HP
Kapasitas : 240,21 kg/3 menit
Material : Stainless stell
Waktu proses : 3 menit tiap 1 kali proses
b.Mixer
Mixing dilakuakan dengan menggunakan mixer.Mixer berfungsi untuk menghomogenkan campuran,dengan prinsip kerja mencampur tepung melalui
gerakan rotasi oleh blade yang digerakkan dengan sebuah motor. Spesifikasi dari mixer adalah
Kapasitas : 350 kg terigu/23 menit
Material : Stainless stell
Power : 9/11 KW/ 380 V/50Hz
Model : HM-200
Berat : 1500 kg
Dimensi volum: 1,738 m3
Gambar1a. Mixer (Choiriah, 2005) Gambar 1b. Mixer(Choiriah, 2005)
1. Dough feeder
Dough feeder berfungsi mengistirahatkan adonan, meratakan air dan menurunkan suhu. Prinsip kerjanya adalah mensuplai adonan ke DCM dan diteruskan ke shapping folder. Spesifikasi dari dough feeder yaitu :
Kapasitas : 500 kg/30 menit
Material : Stainless stell
Power : 2,2 KW/ 380 v/50 Hz
Model : WL-200
Berat : 100 kg
Dimensi volum : diameter 2 m, tinggi 40 cm
Kecepatan putaran : 9,5 rpm
Type : horizontal dan bulat
1. DCM (Dough compound machine)
DCM (Dough compound machine) berfungsi membentuk adonan menjadi lembaran sheet yang terdiri dari dua sel rollpress. Prinsip kerja dengan adanya tekanan dibentuk menjadi lembaran-lembaran tebal. Spesifikasi dari DCM (Dough compound machine) adalah :
Material : Stainless stell
Power : 34,4 KW/ 380 V/50 Hz
1. Laminate Roller
Laminate Roller berfungsi membentuk lembaran adonan dengan prinsip kerja adanya tekanan dari roller atau pressing. Spesifikasi alatnya adalah :
Power : 5,5 KW/ 380 v/50 Hz
Model : FY-610-3
Berat : 4700 kg
Gambar 2. Laminate roller (www.google.com)
1. Continous Roller
Continous Roller berfungsi membentuk lembaran menjadi lebih tipis, dengan prinsip adanya tekanan antar roller/pressing. Spesifikasi alat :
Power : 17,2 KW/ 380 v/50 Hz
Model : LY-610-6
Berat : 5500 kg
Gambar 3. Continous roller (www.google.com)
1. Slitter
Befungsi untuk memotong lembaran adonan menjadi untaian mie yang selanjutnya menuju ke waving unit. Prinsip kerjanyan adalah membentuk untaian mie dengan ukuran mie yang standar yang diakukan oleh sepasang roller yang permukaannya bergerigi. Alat ini berjumlah 2.
Gambar 4. Slitter (www.google.com)
1. Steamer
Berfungsi untuk memasak atau mengukus untaian mie dari wavingunit secara kontinyu dengan media panas berupa steam. Prinsip kerjanya adalah aliran uap dari boiler dengan tiga bagian utama yaitu bagian pembasahan, bagian gelatinisasi, dan bagian pengeringan, masing-masing dengan suhu yang berbeda. Jumlah alat 2 buah. Spesifikasi alat :
Model : ZN – 10 – 3 – 74
Berat : 2500 kg
Jenis : Multi stage
Panjang : 9 meter
Kapasitas : 0, 43015 untaian mie per detik
Gambar5. Pengukus ( Steam Box )( Choiriah, 2005)
1. Cutter
Berfungsi untuk memotong dan memisahkan untaian mie dengan tekanan. Prinsip kerjanya adalah karena adanya tekanan dari Roller. Jumlah alat 2 buah. Spesifikasi alat :
Power : 5,5 KW/ 380 v/50 Hz
Model : QK – 6 – 12
Berat : 1300 kg
Kecepata : 70 potong/menit
1 potong = 65 gram mie basah
Gambar 6. Pemotong dan Pembelah(Choiriah, 2005)
1. Fryer
Berfungsi untuk menggoreng mie dengan metode deep fat frying untuk mengopltimalkan gelatinisasi sehingga diperoleh kematangan mie yang baik. Prinsip kerjanya adalah sirkulasi minyak goreng dengan pemanasan pada heatexchanger (HE) secara kontinyu. Jumlah alat 2 buah. Spesifikasi alat :
Power : 96,6 KW/ 380 v/50 Hz
Model : YKM – 15 – Woil Fried Noodle Production Lines
Output : 15000 / 8jam
Berat : 1300 kg
Steam Consumption : 2000kg/jam
Kecepatan : 73 penggorengan / menit
Gambar 7.Friyer dan Peniris Minyak(Choiriah, 2005)
1. Booler
Berfungsi untuk mendinginkan mie setelah frying. Prinsip kerjanya adalah aliran udara dari kipas dalam cooling box. Jumlah alat 2 buah. Spesifikasi alat :
Power : 11,5 Kwh/ 380 v/50 Hz
Model : FI – 13 – 140
Berat : 3000 kg
Gambar 8. Mesin Pendingin(Choiriah, 2005)
1. Packer
Berfungsi untuk mengemas mie dengan etiket tertentu dengan jumlah alat 6 buah. Prinsip kerjanya adalah melipat dan merekatkan bagian bawah kemasan dengan long sealer, penutup dan pemotongan dengan End sealer. Spesifikasi alat :
Power : 4 Kw/ 380 v/50 Hz
Model : DW – 8000
Berat : 1500 kg
Gambar 9. Mesin Pengemas(Choiriah, 2005)
1. Product Conveyor
Berfungsi sebagai perantara langsung produk sebelum dikartonkan, jumlah alatnya 6 buah. Spesifikasi alat :
Power : 0,37 Kw/ 380 v/50 Hz
Model : CP 150 20
Berat : 1000 kg
Gambar 10.Product Conveyor(www.google.com)
n.Control Sealing Machine
Berfungsi untuk mengemas mie dalam karton, yang berjumlah 2 buah. Spesifikasi alat :
Power : 220 volt/50 Hz
Model : 3ALF 50
1. Pencampuran (mixing)
Dalam proses mixing dilakukan pencampuran semua bahan yang digunakan. Tahap pencampuran ini bertujuan agar tepung dan air tercampur merata. Untuk mendapat adonan yang baik, kadar airnya harus berkisar antara 32-34%.
2. Pembentukan Mie (Roll Press)
Roll press adalah mesin produksi yang terdiri dari 3 buah unit, yaitu unit pressing (penggilingan), slitter dan unit wave conveyor. Unit pressingberfungsi membentuk lembaran adonan mie sampai ketebalan tertentu. Unit slitter berfungsi seperti pisau yang akan memotong lembaran mie secara membujur menjadi untaian mie. Unit wave conveyor yang akan membentuk untaian mie menjadi bergelombang/keriting. Untaian mie tersebut kemudian masuk ke dalam steam boxuntuk proses lebih lanjut.
3. Pematangan Mie (steaming)
Steaming adalah proses pematangan mie dengan teknik steam basah atau disebut pengukusan. Pada proses ini, mie mengalami perubahan fisik, menjadi lebih keras dan kuat.
4. Penggorengan (frying)
Pada tahap ini, untaian panjang mie dipotong dan didistribusikan ke dalam cetakan. Kemudian mie digoreng pada suhu 140-150 derajat celsius selama 60 sampai 120 detik. Tahap ini bertujuan agar dehidrasi atau proses pengurangan kadar air mie menjadi sempurna (sekitar 3-5%). Suhu minyak yang tinggi membuat air menguap dengan cepat dan menghasilkan pori-pori halus di permukaan mie.
5. Pendinginan (cooling box)
Mie hasil penggorengan kemudian didinginkan di dalam lorong pendinginan (cooling box) yang dilengkapi kipas. Mie lalu ditiriskan dengan suhu 40 derajat celsius dengan menggunakan fan yang berputar cepat di atas ban berjalan. Proses tersebut bertujuan agar minyak memadat dan menempel pada mie, serta membuat mie menjadi keras.
Pendinginan harus dilakukan dengan sempurna, karena jika uap berkondensasi akan menyebabkan tumbuhnya jamur. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan menggunakan oven bersuhu 60 derajat celsius.
OpenRicers gemar menyantap mie instan? Makanan praktis yang paling pertama dicari saat kelaparan melanda. Memang, jika terlalu banyak mengkonsumsinya juga tidak baik untuk kesehatan. Karena itu bijaklah saat menyantap mie instan ya OpenRicers. Berbagai macam merek mie instan beredar dipasaran. Pada umumnya cara membuat mie instan sama yang membedakan hanyalah bumbu yang memberikan rasa pada mie instan tersebut. Dan kualitas bahan juga ikut mempengaruhi rasa mie instan. Nah, seperti apa cara membuat mie instan yang selama ini kamu konsumsi OpenRicers. Di bawah ini penjabarannya.
Proses awal membuat mie instan dimulai dari mencampur bahan-bahannya (mixing). Bahan membuat mie sebenarnya hanya terdiri dari tepung dan air. Untuk mendapatkan adonan yang sempurna biasanya kadar airnya sekitar 32-34%. Dalam takaran yang besar, pencampuran dilakukan dengan mesin pengaduk berukuran besar.
Setelah tepung dan air tercampur rata, proses selanjutnya membentuk adonan. Adonan akan digiling hingga kalis dengan tekstur yang halus. Pada proses ini adonan akan ditipiskan hingga ketebalan tertentu membentuk lembaran-lembaran panjang.
Lembaran tersebut akan berjalan menuju mesin pemotongan. Pada tahap ini lembaran adonan akan dipotong dan 'dikeritingkan'. Di sini bentuk mie sudah mulai terlihat namun masih dalam bentuk untaian panjang yang belum terpotong.
Untaikan mie keriting ini masih mentah dan harus dimatangkan melalui tahap pematangan dengan cara dikukus (steam). Sama seperti proses mengukus biasa namun dengan alat berukuran besar dimana untaian mie akan berjalan perlahan melewati mesin pengukus.
Setelah dikukus mie yang tadinya lunak akan berubah wujud agak sedikit keras. Lalu akan dipotong-potong sesuai berat per sajian. Mie yang sudah mulai terlihat seperti mie yang biasa kamu konsumsi ini belum boleh dikemas. Namun mesti digoreng terlebih dahulu pada suhu
140-150 C selama 60-120 detik. Tujuan penggorengan mie adalah mengurangi kadar air dalam mie hingga benar-benar kering sempurna.
Proses hampir selesai, namun sebelum dikemas mie yang masih panas akan melewati proses pendinginan terlebih dahulu. Mie ditiriskan dan berjalan menuju kipas angin berputar dengan suhu 40 C. Proses ini bertujuan membuat minyak menjadi padat dan menempel pada mie yang otomatis membuat mie menjadi keras dan tidak mudah berjamur.
Melewati proses ini, mie sudah dianggap siap kemas. Namun untuk menjaga kualitasnya, mie akan disortir secara manual oleh petugas. Proses ini akan memisahkan kualitas mie yang tidak baik dari segi bentuk dan beratnya. Mie yang cacat otomatis akan disingkirkan.