curing

Upload: yuliana-andriyani

Post on 10-Jul-2015

94 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Perawatan Beton (Curing)

PERAWATAN BETON (CURING)

Curing merupakan suatu usaha perawatan beton setelah beton dicor. Proses curing (perawatan) pada beton memainkan peran penting pada pengembangan kekuatan dan daya tahan beton, proses curing dilaksanakan segera setelah proses pencetakan selesai. Proses curing ini meliputi pemeliharaan kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun di permukaan beton dalam periode waktu tertentu. Proses curing pada beton bertujuan memberikan kelembaban yang cukup pada proses hidrasi lanjutan dan pengembangan kekuatan, stabilitas volume, ketahanan terhadap pembekuan dan pencairan serta abrasi. Ada berbagai cara dalam melakukan perawatan beton yaitu dengan merendam beton di dalam bak penampungan yang berisi air, ditutupi dengan karung basah, direndam dengan air panas, atau di curing dengan menggunakan uap panas (steam curing).

Gambar. Beton disiram air Melakukan pekerjaan atau pembuatan beton setelah selesai sebaiknya,

permukaan beton direndam air atau kalau tidak memungkinkan permukaan tersebut diberi karung goni kemudian disiram air, biarkan permukaan beton lembab selama minimal 7 hari. Kenapa Permukaan beton yang baru selesai dibuat harus disiram atau dibasahi, hal itu memungkinkan proses hidrasi yaitu reaksi mineral semen dengan air, bisaStruktur Beton E.1 Page 1

Perawatan Beton (Curing)

berlangsung dengan baik untuk menghasilkan kekuatan dan daya tahan beton seperti yang direncanakan. Kurangnya kelembaban akan membuat mineral semen kurang bereaksi dengan baik untuk menghasilkan karakteristik beton yang dikehendaki . Terjemurnya beton yang baru selesai terhadap matahari, akan dengan cepat menghilangkan kandungan air yang dibutuhkan didalam beton untuk sempurnanya reaksi sehingga akan menghasilkan mutu beton yang tidak baik, retak dan kerusakan pada permukaan beton. Berdasarkan hasil kajian, kelembaban yang relative didalam beton yang aptimum untuk reaksi adalah 80% keatas, bila kelembaban beton terpengaruh oleh pengaruh lingkungan hingga turun dibawah 80%, maka reaksi akan terganggu bahkan terhenti sama sekali. Oleh karena itu menjaga kondisi beton tetap lembab secara kontinyu sampai mencapai mutu beton yang disyaratkan, Jika adukan beton setelah dituang dan dipadatkan, dan tidak dilakukan proses perawatan yang memadai dan hanya dibiarkan terekspos diruang terbuka, maka mutu dan kekuatan beton yang dihasilkan akan berkurang, bahkan bisa mengurangi kekuatan hingga 50% dari nilai rancangan mutu beton.Bahkan perawatan dari beton pada saat selesai dituangkan dalam pekerjaan sehari-hari sering sekali diabaikan, perawatan hanya pada hari pertama, sedangkan hari berikutnya beton dibiarkan kering. Temperatur merupakan factor yang sangat penting dalam perkembangan kekuatan beton, suhu optimal agar terjadi reaksi sempurna berkisar antara 10 23 C, bahkan jika perawatan dilakukan dibawah suhu 10 C, maka tidak akan memberikan perkembangan kekuatan nyang tinggi, bahkan jika perawatan dibawah titik beku maka tidak akan menghasilkan kekuatan sama sekali. Sebaliknya jika suhu naik diatas 23 C, perkembangan kekuatan di umur awal semangkin meningkat, namun bisa menimbulkan efek lain, misalnya laju perkembangan kekuatan berikutnya akan terhambat dan mengakibatkan kekuatan beton akhir, lebih rendah, efek lainnya dengan menaiknya suhu lingkungan, laju penguapan air juga akan semangkin meningkat pula sehingga kelembaban akan turun dan mengakibatkan laju kekuatan beton berikutnya juga terganggu. Oleh karena itu, perawatan beton yang baik harus dilakukan terutama di umur awal, minggu pertama, sebab bila terjadi penguapan air yang signifikan diumur awal, beton akan mengalami penyusutan dan hal ini akan menimbulkan beban tarik yangStruktur Beton E.1 Page 2

Perawatan Beton (Curing)

terjadi lebih besar dari kekuatan tarik beton yang dicapai, maka dipastikan akan terjadi retak-retak permukaan. Lamanya proses curing tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut : 1. Jenis semen yang digunakan 2. Proporsi dari campuran 3. Ukuran dan bentuk daripada beton 4. Kondisi cuaca disekitarnya 5. Kondisi cuaca setelahnya

Gambar. Perawatan beton

Reaksi kimiawi antara semen dan air membutuhkan waktu. Fungsi semen sebagai perekat mulai berkembang pada saat umur beton masih muda, makanya untuk pekerjaan beton baik konvensional maupun precast perlu dilakukan perawatan beton. Tujuan perawatan beton yaitu : 1. Mencegah kehilangan moisture pada beton (tidak kurang dari 80%) 2. Mempertahankan suhu yang baik selama durasi waktu tertentu (diatas suhu beku dan dibawah 50 derajat Celcius) Tips untuk perawatan beton : 1. Gunakan air secukupnya 2. Jangan dibiarkan kering 3. Beton kering = semua reaksi berhenti 4. Beton tidak dapat direvitalisasi setelah kering 5. Pertahankan suhu yang sedang (20-30 derajat Celcius) 6. Beton yang mengandung abu terbang membutuhkan waktu perawatan lebih lamaStruktur Beton E.1 Page 3

Perawatan Beton (Curing)

Pengaruh temperatur terhadap beton : 1. Semakin tinggi suhu, semakin cepat terjadinya reaksi hidrasi 2. Suhu ideal adalah suhu ruang 3. Bila beton membeku selama 24 jam pertama, maka beton tersebut tidak akan pernah mencapai kembali sifat awalnya 4. Suhu perawatan diatas 50 derajat C dapat merusak beton karena semen mengeras terlalu cepat 5. Perawatan yang dipercepat dapat menghasilkan beton yang lebih kuat namun memiliki durabilitas yang rendah Jenis-jenis perawatan beton antara lain : 1. Steam Curing

Menguntungkan bila menginginkan kekuatan awal Panas tambahan dibutuhkan untuk menyelesaikan hidrasi (misal pada musim dingin)

Ada 2 metoda, yaitu Live steam (tekanan atmosferik) &Autoclave (tekanan tinggi)

2. Penyemprotan/ Fogging

Metoda yang baik untuk kondisi dgn suhu diatas suhu beku dan humiditas rendah

Kekurangannya yaitu biaya & dapat menyebabkan erosi pada permukaan beton yang baru mengeras

3. Penggenangan/Perendaman

Ideal untuk mencegah hilangnya moisture Mempertahankan suhu yang seragam Kekurangannya yaitu membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan perlu pengawasan & tidak praktis untuk proyek yang besar

4. Lembaran Plastik (Sesuai ASTM C171)

Lapisan Polyethylene dgn ketebalan 4 mm Kelebihannya yaitu ringan, efektif sbg penghalang hilangnya moisture,

& mudah diterapkan

Kekurangannya yaitu dapat menyebabkan discoloration permukaan, lebih terlihat bila lapisan plastik bergelombang, &diperlukan penambahan air secara periodik

5. Penutup Basah (Sesuai ASTM C171)Struktur Beton E.1 Page 4

Perawatan Beton (Curing)

Menggunakan bahan yang dapat mempertahankan moisture, spt. burlap (karung goni) yang dibasahin

Kelebihannya yaitu tidak terjadi discoloration & tahan terhadap api Kekurangannya yaitu memerlukan penambahan air secara periodik

& diperlukan lapisan plastik penutup burlap untuk mengurangi kebutuhan penambahan air 6. Curing Compound (Sesuai ASTM C 309)

Membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk menghalangi penguapan Efisiensinya di test dengan ASTM C 156

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton (SNI 4817:2008)

1. Ruang lingkup Standar ini menetapkan ketentuan bahan berupa lembaran yang digunakan untuk menutup permukaan beton semen guna menghindari hilangnya air selama masa perawatan, dan dalam hal material tipe pemantul putih, berfungsi juga untuk mengurangi naiknya temperatur beton yang permukaannya secara langsung terkena sinar matahari. Tipe-tipe lembaran bahan perawat beton adalah sebagai berikut : a) Kertas biasa dan putih. b) Lembaran tipis polyethylene; bening (tembus pandang) dan putih, buram. c) Lembaran goni dilapisi polyethylene putih.

2. Acuan normatif ASTM C 171-97a, Standard specification for sheet material for curing sheet. ASTM C 156, Test method for water retention by concrete curing material. ASTM D 829, Test method for wet tensile breaking strength of paper and paper products. ASTM D 882, Test method for tensile properties of thin plastic sheeting. ASTM D 2103, Specification for polyethylene film and sheeting. ASTM E 1347, Test method for color and color-difference measurement by tristimulusStruktur Beton E.1 Page 5

Perawatan Beton (Curing)

(filter) calorymetry. ACI 308 Standard practice for curing concrete.

3. Istilah dan definisi 3.1 kertas perawat beton Kertas khusus yang terdiri atas dua lembar kertas yang kuat yang direkatkan dengan material perekat dan diperkuat dengan serat, digunakan untuk menutup permukaan beton muda guna menghalangi kehilangan air selama masa perawatan 3.2 Polyethylene Lembaran dari bahan sintetis

4. Informasi yang dibutuhkan a. Pembeli sebaiknya menentukan tipe dari bahan perawat yang digunakan agar dapat dilengkapi dalam standar ini. b. Panjang dan lebar gulungan dari material kertas yang lengkap harus disetujui antara pembeli dan penjual.

5. Persyaratan fisik 5.1 Kertas perawat beton a. Kertas perawat beton harus terdiri dari dua lembar kertas yang kuat yang direkatkan dengan bahan bitumen. b. Diantara lembaran kertas diisi dengan benang atau batangan serat yang dibentangkan dalam arah melintang dan memanjang dengan jarak benang atau batangan tidak diizinkan lebih dari 32 mm. c. Kertas harus berwarna cerah seragam dan tidak memiliki kerusakan yang terlihat. d. Kertas perawatan beton yang berwarna putih sedikitnya harus mempunyai permukaan putih pada salah satu sisinya. e. Kuat tarik kertas perawat beton tidak boleh kurang dari 5,25 kN/m lebar searah mesin dan 2,25 kN/m lebar dalam arah melintang bila diukur sesuai dengan ketentuan yang berlaku (ASTM D 829).

Struktur Beton E.1

Page 6

Perawatan Beton (Curing)

5.2 Lembar tipis polyethylene a. Lembar tipis polyethylene harus terdiri dari lembaran tunggal yang terbuat dari resin polyethylene. b. Lembaran tidak boleh ada kerusakan yang terlihat dan harus seragam bentuknya. c. Tipe lembaran terang harus betul-betul tembus pandang sedangkan tipe lembaran putih harus mengandung bahan pewarna putih. Kuat tarik lembaran polyethylene tidak boleh kurang dari 11,7 MPa dalam arah memanjang dan tidak boleh kurang dari 8,3 MPa dalam arah melintang bila diukur sesuai dengan ASTM D 882. Ketebalan nominal tidak boleh kurang dari 0,10 mm bila diukur sesuai dengan ASTM D 2103 ketebalan dimanapun tidak boleh kurang dari 0,075 mm. Perpanjangan minimum kearah memanjang harus 225% dan kearah melintang 350% bila diukur sesuai dengan ASTM D 882. 5.3 Lembaran goni dilapisi polyethylene a. Lembaran goni dilapisi polyethylene putih harus terdiri atas lembaran goni yang satu sisinya dilapisi dengan polyethylene putih. b. Berat goni tidak kurang dari 305 gram/m2 dan tebal nominal polyethylene pelapis tidak kurang dari 0,10 mm seperti ditetapkan pada butir 5.2. c. Polyethylene direkatkan dengan kuat ke goni sehingga tidak terjadi pemisahan selama penanganan dan penggunaan.

6. Persyaratan kinerja a. Lembaran bahan penutup sesuai dengan ketentuan yang berlaku harus tahan, kuat, liat dan dapat digunakan pada perkerjaan yang normal tanpa tertusuk atau robek. b. Pada lembaran bahan penutup tersebut diizinkan terjadinya kehilangan kelembaban yang tidak lebih dari 0,55 kg/m2 dalam 72 jam bila diuji sesuai dengan ketentuan yang berlaku (ASTM C 156). c. Pantulan sinar pada sisi putih kertas perawat beton harus sedikitnya 50% bila diukur sesuai dengan ketentuan yang berlaku (ASTM E 97). d. Pantulan lembaran tipis polyethylene putih tidak boleh kurang 70% bila diukur sesuai dengan ketentuan yang berlaku (ASTM E 97).

Struktur Beton E.1

Page 7

Perawatan Beton (Curing)

7. Benda Uji Benda uji lembaran yang cukup untuk menetapkan kesesuaian dengan persyaratan ini harus diambil secara acak.

Struktur Beton E.1

Page 8