cukup sudah! · industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di indonesia. analisa citra satelit...

51
Laporan Investigatif Diterbitkan Juni 2018 Eyes on The Forest (EoF) merupakan koalisi LSM di Riau, Sumatra: WALHI Riau, Jikalahari “Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau” dan WWF-Indonesia Program Sumatra Tengah. EoF juga membentuk jaringan kelompok anggota di Sumatra (KKI Warsi) dan Kalimantan : Environmental Law Clinic, Lembaga Gemawan, JARI Indonesia Borneo Barat, Kontak Rakyat Borneo, POINT, Swandiri Institute, Yayasan Titian, Gapeta Borneo dan WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat. EoF memonitor deforestasi dan status dari hutan alam yang tersisa di Sumatra dan Kalimantan dan mendiseminasi informasi secara luas. Untuk lebih banyak informasi tentang Eyes on the Forest, sila kunjungi: Website EoF: EoF website: http://www.eyesontheforest.or.id Peta interaktif EoF: http://maps.eyesontheforest.or.id Email: editor(at)eyesontheforest.or.id Cukup sudah! waktunya memulai aksi nyata menghentikan deforestasi

Upload: dodung

Post on 09-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

Laporan Investigatif

Diterbitkan Juni 2018

Eyes on The Forest (EoF) merupakan koalisi LSM di Riau, Sumatra: WALHI Riau, Jikalahari “Jaringan Kerja Penyelamat Hutan

Riau” dan WWF-Indonesia Program Sumatra Tengah.

EoF juga membentuk jaringan kelompok anggota di Sumatra (KKI Warsi) dan Kalimantan : Environmental Law Clinic, Lembaga

Gemawan, JARI Indonesia Borneo Barat, Kontak Rakyat Borneo, POINT, Swandiri Institute, Yayasan Titian, Gapeta Borneo dan

WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat.

EoF memonitor deforestasi dan status dari hutan alam yang tersisa di Sumatra dan Kalimantan dan mendiseminasi informasi

secara luas.

Untuk lebih banyak informasi tentang Eyes on the Forest, sila kunjungi:

Website EoF: EoF website: http://www.eyesontheforest.or.id

Peta interaktif EoF: http://maps.eyesontheforest.or.id

Email: editor(at)eyesontheforest.or.id

Cukup sudah! waktunya memulai aksi nyata menghentikan deforestasi

Page 2: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

Sampul depan: Pemandangan dari udara, kebun sawit ilegal dan sisa hutan alam yang menyusut di

Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Foto diambil Eyes on the Forest di lokasi

S0°5'59.59" dan E101°36'44.94" pada 21 November 2013.

Page 3: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

Daftar isi

RINGKASAN EKSEKUTIF - Cukup sudah! - Eyes on the Forest, 2018 .................................. 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 4

TEMUAN INVESTIGASI ............................................................................................................................. 9

1. Melacak TBS ditanami illegal dari kawasan lindung menuju Pabrik Kelapa Sawit .................................... 9

2. Melacak CPO tercampur dengan TBS ditanam ilegal .............................................................................. 12

3. Pengungkapan grup 4 Besar dengan CPO tercampur – komitmen perusahaan melawan realita .......... 13

4. Pengungkapan pedagang/pengguna sawit global besar kepada CPO tercampur ………………………………..17

5. Bisakah produk sertifikasi RSPO menawarkan solusi?..............................................................................23

6. Distributor TBS –titik terlemah dalam rantai pasokan: kasus Tesso Nilo .................... ………………………26.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................................................................ 2828

Lampiran 1. Rantai pasok TBS ilegal menuju PKS sekitarnya……………………………………………………………………….32

Lampiran 2. Rantai pasok CPO dari pabrik yang membeli TBS illegal…………………………………………………………..33

Lampiran 3. Definisi Ketelusuran oleh RGE dan Wilmar………………………………………………………………………………38

Lampiran 4. Tanggapan perusahaan soal laporan ini…………………………………………………………………………………..41

Referensi…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….42

Page 4: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

1 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah!

RINGKASAN EKSEKUTIF -- Laporan “Cukup Sudah”, Eyes on the Forest

2018

Pada Mei 2016, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membentuk gugus tugas multi-parapihak guna merevitalisasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan ekosistem Tesso Nilo yang lebih besar. Tujuan utama tim RETN salah satunya adalah mengeluarkan pekebunan sawit illegal yang menempati 75% luas taman nasional, guna menjamin pabrik kelapa sawit (PKS) di sekitar Tesso Nilo tidak mengambil Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan illegal. Serta meyakinkan perusahaan sekitarnya yang tersangkut agar mendukung rehabilitasi dan restorasi di Tesso Nilo. Dalam mendukung gugus tugas RETN, Eyes on the Forest (EoF) menginvestigasi aliran TBS illegal dari TNTN pada Juni, Juli dan Agustus 2017 guna menentukan apakah kelompok “4 Besar” – Wilmar, Musim Mas, Golden Agri-Resources dan Royal Golden Eagle/Apical – mengikuti arahan Sekretaris Jenderal KLHK untuk menghentikan pembelian TBS illegal di TNTN. Semua tersangkut pada investigasi sebelumnya dan mustinya sangat sadar akan resiko ini. Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF menemukan 44 juta hektar lahan di Pulau Sumatera yang ditutupi 25 juta hektar (57%), dimana hutan alam pada 1985 telah hilang 56% selama 31 tahun dan hingga 2016 hanya tersisa 11 juta hektar (25%). Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4 Besar. Mereka memiliki hampir separuh dari total kapasitas penyulingan Indonesia dan Malaysia dan tersangkut dengan lebih dari 75% perdagangan minyak sawit global. Sejak 2011, grup-grup tersebut telah mempublikasikan kebijakan nol deforestasi dan meneken Tekad Nol Deforestasi bersama, termasuk pada 2014 di Pertemuan Puncak Perserikatan Bangsa-Bangsa “Deklarasi New York soal Hutan”. Indonesian Palm Oil Pledge dibubarkan setelah tekanan Pemerintah pada Juni 2016, dan Manifesto Sawit Lestari. Saat ini, 74% dari total kapasitas penyulingan di dua negara utama di dunia dioperasikan oleh grup-grup perusahaan dengan kebijakan “Tanpa Deforestasi Tanpa Gambut Tanpa Eksploitasi.” Bagaimanapun, terlepas dari komitmen kertas yang mengesankan ini, blok hutan di kawasan semakin mengecil tersisa, sehingga hanya blok sangat bernilai yang dikonversi jadi kebun sawit. Banyak dari habitat tersisa satwa sangat terancam seperti harimau, gajah dan orangutan, serta di atas lahan gambut kaya karbon yang mudah terbakar di Sumatera dan Kalimantan. Tandan Buah Segar (TBS) dari kebanyakan perkebunan sawit yang dikembangkan secara ilegal, dibeli oleh pabrik kelapa sawit (PKS) yang jumlahnya semakin meningkat. Ekspansi kapasitas penyulingan terus-menerus industri sawit makin menambah permintaan akan CPO dan puncaknya, TBS. Investigasi EoF dan kehadiran pabrik kelapa sawit independent dalam rantai pasok mereka adalah indikasi bahwa Si 4 Besar tidak cukup mengendalikan TBS apakah diketahui asal-usulnya sah dan lestari. Dan mereka sangat tergantung pasokan tak teruji dari produsen dan agen pihak ketiga. Menariknya, ketika EoF mengontak 4 Besar soal persentase pasokan dari pihak ketiga yang memasuki fasilitas pengolahan mereka dan ketelusuran TBS keseluruhan, mereka tidak memberikan data (Wilmar) atau menyatakan data seperti ini tidak tersedia. Digabungkan dengan ilegalitas meluas pengembangan kebun sawit di Riau dan grup 4 Besar dan lainnya kekurangan sistem menelusuri TBS, produk minyak sawit dunia terus menjadi rentan tercampuri TBS ilegal. Agen-agen dan PKS pihak ketiga merupakan titik-titik terlemah dalam sistem. Temuan-temuan EoF menunjukkan bahwa agen yang mengirimkan TBS ke pabrik sawit telah mengetahui soal terlarangnya TBS yang mereka dagangkan dan mencoba menyembunyikan asal sebenarnya dengan, misalnya, mengklaim bahwa itu berasal dari kebun sawit legal; ataupun membawanya dengan rute-rute berjarak lebih jauh sebelum mengantarkannya. Atau pun, mengganti nomor plat truk dengan nomor lain. Temuan-temuan menyorot

Page 5: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

2 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

bagaimana pentingnya secara kritis bagi pabrik CPO untuk melacak asal-usul asli TBS yang dikirimkan ke pabrik oleh agen-agen, sehingga ilegalitas dan TBS diproduksi/dipanen secara tak lestari bisa diidentifikasi, dipisahkan dan dibuang. Upaya-upaya kini tidak cukup. Data pelacakan TBS yang dipersyaratkan oleh perusahaan seperti Apical dan Wilmar tidaklah memadai. Pendekatan Wilmar terkini guna menelusuri pasokannya ke level perkebunan bahkan tidak mewajibkan agen untuk melaporkan “GPS” atau “kawasan tanam” dari TBS yang mereka pasok. Kesukaan para agen mengantarkan TBS ilegal dan/atau tidak lestari semakin meningkat dengan lebih dan semakin banyaknya TBS ilegal menjadi online dan perkebunan dikembangkan secara ilegal menjadi matang usianya, dengan para penanam ilegal makin susah menjual produk mereka sendiri secara langsung dengan harga pasaran. Dimana para agen mencoba mencari TBS sebanyak dan semurah mungkin guna meningkatkan marjin mereka, dan pabrik-pabrik enggan menolak TBS ilegal mereka atau bahkan enggan menerapkan tindakan keras di tempat guna mengidentifikasinya karena mereka perlu mengisi kesenjangan pasokan TBS mereka. Tanpa kelompok 4 Besar sejatinya berkomitmen untuk tidak lagi membeli dan menjual produk ilegal dan membangun sistem yang pintar guna mencapai 100% ketelusuran TBS. Dan tanpa Si 4 Besar berkomitmen hanya untuk berekspansi kapasitas mereka menurut ketersediaan TBS dan CPO legal, dan mereka bisa mengendalikan lebih daripada kuantitas besar TBS dan CPO ilegal yang menyasar di pasar. Maka mereka akan terus mengirimkan produk ilegal dan tercampur kepada dunia. Dan komitmen mereka kepada konservasi dan kebijakan nol deforestasi akan tampak makin menganga, seperti halnya pertarungan para CEO untuk masuk daftar miliuner sawit majalah Forbes. Perusahaan-perusahaan harus menginvestasikan secara serius guna menjamin legalitas pasokan dan mereka secara jelas tidak melakukan hal demikian secara memadai. Betapa mudah CPO tercampur dari jarak beberapa kilometer dalam satu Kawasan bisa mencemari pasokan sawit dunia menjadi jelas dalam investigasi acak EoF. Sejak 2011, EoF mengidentifikasi 22 PKS membeli TBS ilegal yang dipanen di dalam kompleks Tesso Nilo dan lansekap Bukit Tigapuluh. EoF menemukan 4 Besar terus tersangkut dalam perdagangan TBS ilegal dan CPO tercampur dari dua Kawasan itu pada 2017. Dalam laporan 2016, EoF menulis bahwa “Tak ada yang aman” dari pembelian produk minyak sawit tercampur. Tahun ini, sebagai tambahan untuk si 4 Besar, EoF menemukan 21 dari 22 pabrik tersangkut di antara para pemasok dari banyak pedagang dan pemakai penting dunia dengan komitmen mereka akan nol deforestasi: AAK, ADM, Bunge, Cargill, Colgate-Palmolive, General Mills, Mars, Mondelēz, Neste, Nestlé, Olam, Proctor & Gamble, Reckitt Beckiser and Unilever. Sejumlah pembeli ini ditemukan membeli minyak sawit dari pabrik tersangkut melalui pemasok langsung termasuk AAK, ADM, Apical, Cargill, Bunge Loders Crocklaan, Fuji Oil, GAR, Musim Mas (ICOF), IOI, Louis Dreyfus, Sime Darby Plantation dan Wilmar. Melalui produk tercampur yang mereka beli, mereka semua terjerat dengan deforestasi Sumatera tengah. EoF meyakini bahwa investigasinya hanya memperlihatkan puncak gunung es. Ketiadaan filter pembelian di tingkat pabrik CPO sama dengan penggunaan TBS ditanam ilegal yang sepertinya terjadi di seluruh negeri, mencemarkan lebih banyak lagi pasokan global. EoF menghargai transparansi rantai pasok baru dari perusahaan yang disebut dalam laporan ini – namun bagaimana selanjutnya? EoF berharap bahwa koneksi yang teridentifikasi dalam investigasi kami akan membantu perusahaan mengembangkan rantai pasok legal dengan menghilangkan TBS diproduksi secara ilegal atau dengan pelanggaran komitmen nol deforestasi pada tingkat perkebunan dari rantai pasok mereka. Setelah bertahun-tahun komitmen, pasar masih mendorong konversi hutan menjadi minyak. Cukup sudah. Di tahun ke-delapan sejak kebijakan nol deforestasi pertama industri, sudah jelas perlunya industri dan masyarakat sipil meninjau ulang semua kerja rantai pasok dan pencapaian sejatinya di lapangan; guna mengarahkan lagi upaya masa

Page 6: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

3 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

depan guna mencapai tujuan kenapa komitmen nol deforestasi sempat “diciptakan”: untuk menghentikan hilangnya Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi yang tersisa di Tesso Nilo dan Bukit Tigapuluh; dan untuk menuntaskan warisan minyak sawit dan memulai merestorasi sebagian dari Kawasan hutan berharga yang tersisa. Rekomendasi khusus EoF ada tersusun di dalam bagian “Kesimpulan dan Rekomendasi.”

Page 7: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

4 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

PENDAHULUAN Industri sawit telah menjadi amuk deforestasi nan dramatis di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF menemukan 44 juta hektar lahan di Pulau Sumatera yang ditutupi 25 juta hektar (57%), hutan alam pada 1985 telah hilang 56% selama 31 tahun dan hingga 2016 hanya tersisa 11 juta hektar (25%). Sumatera menjadi tempat produksi utama minyak sawit untuk Si 4 Besar – Wilmar, Musim Mas, Golden-Agri Resources (GAR) dan Royal Golden Eagle (Asian Agri dan Apical) - dengan gabungan kapasitas penyulingan mereka mencapai 32,2 juta MT/tahun, hampir separuh (46%) dari total kapasitas penyulingan Indonesia dan Malaysia 1 . Menurut data 2016,

Wilmar, Musim Mas dan GAR mengendalikan 75% dari perdagangan minyak sawit global 2. Sejak 2011, grup-grup tersebut telah mempublikasikan kebijakan nol deforestasi3, 4, 5, 6, 7 dan

meneken tekad nol deforestasi bersama, termasuk pada 2014 di Pertemuan Puncak Perserikatan Bangsa-Bangsa “Deklarasi New York soal Hutan”, 8 Indonesian Palm Oil Pledge

(dibubarkan setelah tekanan Pemerintah pada Juni 2016) 9, dan Manifesto Sawit Lestari10, 11. Saat

ini, 74% dari total kapasitas penyulingan di dua negara utama di dunia dioperasikan oleh grup-

grup perusahaan dengan kebijakan “Tanpa Deforestasi Tanpa Gambut Tanpa Eksploitasi.” 12

Bagaimanapun, terlepas dari komitmen kertas yang mengesankan ini, blok hutan di kawasan semakin mengecil tersisa dan hanya yang lebih bernilai yang dikonversi untuk kebun sawit serta tandan buah segar (TBS) mereka dibeli oleh pabrik kelapa sawit (PKS) – apakah kawasan-kawasan dilindungi oleh Pemerintah atau tidak. Provinsi Riau merupakan produsen dan eksportir minyak sawit utama di Indonesia, beberapa tahun belakangan terus digerogoti dengan deforestasi untuk pengembangan kebun sawit. Antara 2011 dan 2015, WWF-Indonesia dan koalisi Eyes on the Forest (EoF) telah melaksanakan investigasi acak terhadap rantai pasok Tandan Buah Segar (TBS) yang ditanami secara tidak sah dari dua kawasan yang menghadapi deforestasi pesat, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN, Peta 1), “Koridor Harimau Bukit Batabuh (KHBB)” serta “Kawasan Hutan” sekitarnya (Box 1). Investigasi-investigasi ini telah menunjukkan banyak perusahaan, termasuk 4 Besar, terlibat dalam perdagangan TBS illegal dari kawasan ini dan/atau CPO atau produk sawit lainnya yang mungkin “tercampur” ketika TBS yang ditanami tidak sah diolah dan minyaknya disimpan bersama pasokan lainnya dari pengapalan dan/atau pemrosesan selanjutnya. 13, 14 , 15. WWF dan EoF telah mengingatkan 4

Besar itu berulangkali terhadap fakta-fakta ini. EoF menemukan Si 4 Besar tidak mengetahui asal-usul TBS untuk mayoritas CPO yang mereka suling. Tanpa pengetahuan ini, pelaksanaan kebijakan nol deforestasi mereka masing-masing jadi mustahil. Dalam banyak pertemuan dan balasan terhadap Laporan EoF tahun 2016, “Tidak ada yang aman”, semua grup mengomentari kerumitan mencapai 100% ketelusuran TBS dan menyaring pasokan TBS illegal dari rantai pasok mereka16. Si 4 Besar jadi tahu mereka secara langsung atau tidak langsung bertanggungjawab bagi kehancuran Nilai Konservasi Tinggi, Stok Karbon Tinggi blok hutan Indonesia yang tersisa. Sawit adalah bisnis besar yang mudah menghasilkan satu tempat di antara miliuner top pengisi daftar Forbes bagi pemilik-pemilik grup. Namun guna menghindari resiko reputasi dan hukum, perusahaan juga harus membuat investasi menjadi penting guna mengawal-amankan rantai pasok mereka dan mengeluarkan TBS ilegal dan CPO tercampur. Sejarah pengembangan kebun sawit di Provinsi Riau masih jadi daerah produsen utama untuk industri, yang sedang digerogoti oleh ilegalitas dan korupsi. Pada 2009, Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan kabupaten mencatat 2,6 juta hektar kawasan kebun sawit. Pada 2010, Gubernur Riau waktu itu Rusli Zainal (kemudian ia masuk penjara karena korupsi tersangkut industri pulp dan kertas) mengusulkan 3,5 juta hektar Kawasan Hutan dijadikan Kawasan Non-Hutan, dan banyak di antaranya agaknya sudah ditanam kebun

Page 8: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

5 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

sawit ilegal saat itu. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan tahun 2010 meluncurkan tim terpadu untuk mengkaji terhadap usulan Gubernur Riau dan hasilnya tahun 2012 menyetujui separuh usulan perubahan kawasan, yakni jadi 1.638.249 hektar. Hanya dua tahun kemudian Menteri yang sama mengakui 50% atau dua juta hektar dari seluruh kebun sawit di Riau adalah ”ilegal atau tidak punya izin” 17 dan menerbitkan Kebijakan tertuang pada

Keputusan Menteri Nomor 673/Menhut-II/2014,tanggal 8 Agustus 201418 guna melegalkan 1.638.249 hektar kebun sawit ilegal dengan mengubah fungsi mereka dari Kawasan Hutan19 menjadi bukan Kawasan Hutan. Empat hari sebelum Menteri yang sama menerbitkan Surat Keputusan Tentang Kawasan Hutan di Riau (SK Nomor 878/Menhut-II/2014 tanggal 29 September 2014) 20 Gubernur Riau waktu itu Annas Maamun tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga menerima suap dari pebisnis dan perusahaan kelapa sawit sebagai imbalan atas upaya akan melobi Menteri Kehutanan dalam menerima proposal mereka yakni akan mengubah fungsi Kawasan Hutan menjadi bukan kawasan hutan. Disinyalir perusahaan yang menyuap Gubernur Riau saat itu perkebunan sawit mereka dalam kawasan hutan. Atas perbuatan tersebut dia dihukum penjara 7 tahun karena terlibat korupsi. Investigasi EoF 201621 terhadap 26 perkebunan sawit termasuk Wilmar dan GAR mencakup

total 100.000 hektar menemukan banyaknya ketidaksahan dan kejanggalan. EoF merekomendasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) guna mencabut perusahaan sawit yang secara terlarang menduduki Kawasan Hutan dan mengembangkan kebun sawit disana sebelum terbitnya dua Keputusan Menteri Kehutanan. Industri penyulingan di Indonesia terus meningkatkan kapasitas produksinya tanpa melihat terjaminnya sumber akan asal TBS yang diketahui sah/lestari dan akibatnya adanya ketergantungan sangat besar terhadap pasokan pihak ketiga yang tak diketahui; bercampur dengan meluasnya ketidaksahihan pengembangan kebun sawit di Riau dan kekurangan sistem dalam melacak TBS oleh grup 4 Besar dan lainnya. Ini membuat mayoritas pasokan sawit dunia rentan dengan produk sawit yang tercampur dengan TBS ilegal. Mereka tumbuh di sejumlah habitat tersisa satwa yang terancam kritis seperti harimau, gajah dan orangutan, serta di atas lahan gambut kaya karbon yang mudah terbakar di Sumatera dan Kalimantan.

Setelah Laporan “Tidak ada yang aman” tahun 2016, EoF menyorot lagi perdagangan TBS ilegal dan CPO tercampur dari TNTN dan Kawasan Hutan sekitarnya, KLHK membentuk gugus tugas lintas parapihak bernama Revitalisasi Ekosistem Tesso Nilo (RETN), yang tediri dari KLHK, Pemprov Riau dan LSM termasuk anggota-anggota EoF, Yayasan Tesso Nilo dan Mitra Insani. Adapun tujuan utama pembentuan tim RETN sebagai berikut: Merevitalisasi ekostem Tesso Nilo, yang terdiri dari TNTN dan Kawasan Hutan sekitarnya

dengan mengeluarkan kebun sawit illegal yang menempati 75% wilayah TNTN saja (Survey tim RETN, tahun 2017; lihat Peta 1).

Menjamin PKS di sekitar ekosistem Tesso Nilo tidak mengambil pasok TBS dari kebun ilegal di dalam ekosistem.

Meyakinkan perusahaan sekitar dan tersangkut guna mendukung rehabitilitasi dan penghutanan kembali di ekosistem.

Sejumlah tindakan diambil tim RETN tersangkut pengambilan TBS illegal dari ekosistem:

15 Juli 2016: Direktorat Jenderal Penegakan Hukum mengirimkan surat kepada Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dengan mendesak kedua kelompok agar mensyaratkan anggota mereka untuk tidak membeli TBS illegal dan/atau CPO tercampur.

16 November 2016, KLHK dan tim RETN mengadakan pertemuan dengan empat raksasa terdiri dari: Wilmar, RGE, GAR dan Musim Mas. Sekretaris Jendral KLHK meminta empat perusahaan untuk tidak membeli TBS dari kebun sawit illegal ditanam di ekosistem Tesso Nilo dan/atau CPO tercampur; serta menginformasikan mereka adanya sanksi jika mereka kedapatan mengambil dari kawasan terlarang itu;

Page 9: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

6 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

• 17 Februari 2017, Kapolda Riau mengedarkan surat himbauan ke 58 PKS sekitar

ekosistem Tesso Nilo untuk tidak mengangkut dan/atau mengambil TBS dari kebun di

dalam Kawasan Hutan termasuk TNTN22.

Guna mendukung tujuan gugus tugas RETN, EoF menginvestigasi ketelusuran TBS ilegal dari TNTN antara Juni hingga Agustus 2017. Saat ini, dari 82.471 hektar taman nasional dicakupi sekitar 36.000 hektar (44%) perkebunan sawit, sebagian masih tumbuh untuk dipanen (Peta 1). , Apakah korporat 4 Besar mengikuti perintah Sekretaris Jenderal KLHK? Apakah mereka masih menerima TBS dari TNTN dan/atau CPO tercampur? Dan bagaimana soal Hutan lindung? Kemana TBS ilegal dari Hutan Lindung Bukit Batabuh dibawa? Pada 2017 EoF juga mengadakan investigasi rantai pemantauan asal kebun sawit ilegal di dua Kawasan di titik konservasi lainnya di Sumatera bagian tengah, lansekap Bukit Tigapuluh (Peta 2):

• Koridor Harimau Bukit Batabuh dan Kawasan Hutan sekitar23, dan

• Kawasan konsesi Hak Penguasahaan Hutan (HPH) yang sudah habis masanya, PT

Hatma Hutani24.

Peta 1.—Tutupan lahan teridentifikasi oleh tim RETN di Taman Nasional Tesso Nilo pada 2017.

Sejumlah area “Kawasan tebangan dengan sebagian tanaman” juga memiliki sawit muda

meskipun tidak dikelola dengan baik. Umur panen dianggap lebih lama daripada yang normal

(5 dibanding 3) karena pertumbuhan sawit di banyak kawasan tidaklah seragam dan sejumlah

petani masih menunggu hingga pohon siap untuk dipanen.

Page 10: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

7 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Peta 2. Riwayat deforestasi di dan sekitar wilayah kajian dimana EoF mengadakan investigasi pada 2017 (dengan nama dengan teks merah) atau tahun-tahun sebelumnya (nama dengan teks hitam).

Kotak 1. Semua perkebunan sawit di dalam kawasan lindung seperti TNTN dan “Kawasan Hutan” Pemerintah, dianggap ilegal. Transaksi TBS yang berasal dari tempat-tempat tersebut dianggap illegal dan siapapun yang terlibat dalam proses transaksi bisa mendapat dakwaan pidana di Indonesia (Kotak 1). Pasal-pasal tersangkut Undang-undang No. 18/2013 “Pencegahan dan Pemberantasan Pengrusakan Hutan” soal pengembangan kebun sawit dalam Kawasan hutan dan transaksi produk dari perkebunan tersebut yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris oleh FAO25 O26): Bab IV Pemberantasan Perusakan Hutan, Bagian Kedua Ketentuan Perbuatan Perusakan Hutan, Pasal 17 (2) Setiap orang dilarang: b. melakukan kegiatan perkebunan tanpa izin Menteri di dalam kawasan hutan; e. membeli, memasarkan, dan/atau mengolah hasil kebun dari perkebunan yang berasal dari kegiatan perkebunan di dalam kawasan hutan tanpa izin. BAB X Ketentuan Pidana, Pasal 92 (1) Orang perseorangan yang sengaja: a. melakukan kegiatan perkebunan tanpa izin Menteri di dalam kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b; dan/atau

Tesso Nilo

ecosystem

Bukit

Tigapuluh

landscape

Page 11: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

8 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

b. membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk melakukan kegiatan perkebunan dan/atau mengangkut hasil kebun di dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun serta pidana denda paling sedikit Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Pasal 93 (3) Korporasi yang: c. membeli, memasarkan, dan/atau mengolah hasil kebun dari perkebunan yang berasal dari kegiatan perkebunan di dalam kawasan hutan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf e dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (limabelas) tahun serta pidana denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (limabelas miliar rupiah).

Page 12: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

9 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

TEMUAN INVESTIGASI

1. Melacak TBS ditanami illegal dari kawasan lindung menuju PKS

Antara Januari dan Juni 2017, EoF melacak TBS illegal dari tahap produksi menuju pemrosesan. Para investigator mengambil jejak muatan TBS di titik-titik pengumpulan pertama mereka di dalam Taman Nasional Tesso Nilo dan hutan lindung Bukit Batabuh, dan Kawasan Hutan sekitar di Riau, serta bekas konsesi HPH PT Hatma Hutani di Provinsi Jambi dan secara terus-menerus mendokumentasikan rute-rute mereka hingga mereka memasuki gerbang PKS. TBS ditanam illegal dibeli oleh..(Lampiran 1 dan Tabel 1, Tabel 2): • PT. Citra Riau Sarana, 2 pabrik kelapa sawit. Perusahaan pelanggar berulang. Tiga

PKS-nya ditemukan membeli TBS illegal dari TNTN pada 2011, 201227 dan 201528. Tahun 2017, dua pabrik perusahaan ditemukan menerima tiga pasokan terpisah TBS illegal dari TNTN antara 11-13 Juni. Wilmar Plantation Limited, anak perusahaan penuh dimiliki oleh anggota RSPO Wilmar International Limited, melepas dari 95% equity interest di PT. Citra Riau Sarana kepada "Team Ventures Investments Limited" pada Desember 2014 29 setelah WWF-Indonesia (2013) mengungkapkan perusahaan itu membeli TBS ilegal.

• PT. Inti Indosawit Subur (RGE/Asian Agri) Pabrik Ukui 1. Perusahaan juga pelanggar berulang. PKS Ukui 1 dan PKS Ukui 2 baru saja ditemukan membeli TBS illegal dari TNTN pada 2011, 201230 dan 201531.

• PT. Makmur Andalan Sawit dan PT. Gemilang Sawit Lestari, 2 PKS. Mereka juga pelanggar berulang, ditemukan membeli TBS dari Taman Nasional Tesso Nilo pada 201532. Mereka tidak punya kebun sendiri, disebut juga pabrik independen tanpa ada perkebunan mereka sendiri.

• PT. Sawit Mas Nusantara tidak bermerek, dan pabrik independen yang mulai beroperasi 2016. Ia ditemukan menerima tiga pasokan terpisah TBS illegal dari TNTN antara 15 dan 17 Juni.

• PT. Fortius Wajo Perkebunan dan PT. Persada Alam Jaya di Provinsi Jambi adalah pabrik independen tak terkenal.

Menariknya, RGE melaporkan bahwa pabrik PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1 memiliki ketelusuran 100% untuk pasok TBS antara Januari 2014 dan September 2015, sementara investigasi acak oleh EoF menemukan pabrik membeli TBS ilegal dari TNTN dua kali, antara 22-23 Januari dan 14 April 2015. 33 . Ini jelas menunjukkan kesalahan serius kerja

ketelusuran RGE dan definisi “TBS tertelusuri” – RGE menghendaki data sangat terbatas soal kawasan kebun aktual (Lampiran 3) bahwa mereka tidak bisa memverifikasi legalitas atau lingkungan dan dampak lainnya dari sumber produksi TBS yang sebenarnya. Wilmar menghendaki bahkan lebih sedikit data daripada RGE untuk perusahaan agar mempertimbangkan sumber yang bisa ditelusuri. Bagi para agen, mereka tidak menanyakan bahkan soal lokasi GPS sumber TBS (Lampiran 3). Pada 2013, Wilmar menulis bahwa “Wilmar akan menciptakan jaringan sumber transparan dengan ketelusuran penuh. […] Komitmen-komitmen ini akan berlaku kepada semua anak perusahaan, penyulingan, pabrik yang Wilmar miliki, kelola atau investasi, terlepas dari saham dan pemasok pihak ketiga kami membeli dari atau dengan siapa kami memiliki hubungan dagang […] kami berharap para pemasok sepenuhnya patuh dengan semua provisi kebijakan ini hingga Desember 31, 2015.”34 Bagaimanapun, Wilmar kehilangan masa tenggatnya dengan marjin luasdan masih tidak tahu sumber TBS untuk kebanyakan CPO yang diproses oleh fasilitas hilir mereka35. Grup itu tidak mempublikasikan tenggat baru untuk mencapai ketelusuran TBS penuh dan agaknya bergeser jauh dari tujuan ketelusuran TBS, dengan mengatakan: “Memperoleh informasi ketelusuran untuk level petani atau kebun bisa menjadi intensif sumberdaya yang tinggi dalam hal jam kerja orang dan biaya. Informasi ketelusuran, itu sendiri, tidak menangani isu lingkungan dan sosial. Apalagi, definisi 'tertelusuri ke perkebunan', atau'ketelusuran tandan buah segar (TBS)', juga subjek debat yang bisa dipertimbangkan. Kami meyakini sumberdaya adalah lebih efektif digunakan dalam

Page 13: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

10 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

mendukung transformasi pabrik dan basis pasokan mereka menuju praktek bertanggungjawab36”. Jelaslah hal ini tidak berjalan. Dalam respon kepada Laporan EoF (2016), Wilmar menulis bahwa ia terus memandu dan memantau pengambilan pasok PT Citra Riau Sarana setelah melepaskan perusahaan dan konsultannya TFT menemukan bahwa perusahaan memberlakukan panduan sumber pasokan Wilmar. 37 Bagaimanapun juga, panduan

pengambilan pasok Wilmar jelas tidak mendeteksi TBS ditanam ilegal di pembelian perusahaan. Tabel 1.-- Rantai pasok TBS, ditanam ilegal oleh kelompok perambah berbeda yang beroperasi di dalam Taman Nasional Tesso Nilo, Koridor Harimau Bukit Batabuh atau Kawasan Hutan sekitarnya, dan sekeliling pabrik kelapa sawit (lihat Lampiran 1 untuk peta dengan rantai penelusuran sawit).

CoC

#

Penjual TBS Pembeli TBS Total jarak

perjalanan

Tanggal investigasi

Kelompok perambah /

area / koperasi /

perusahaan

Latitude Longitude Pabrik KS Grup

Korporat

Ope

rasi

ke

bun

send

iri?

Chains of custody berasal dalam Taman Nasional Tesso Nilo

1 Toro S0°16'19.80" E101°51'3.60" PT. Citra Riau Sarana 2

Ex Wilmar Ya 56 km 11-12 Jun 2017

2 Toro S0°14'35.27" E101°47'15.02"

PT. Citra Riau Sarana 2

Ex Wilmar Ya 51 km 12 Jun 2017

3 Toro S0°14'27.73" E101°45'42.81"

PT. Citra Riau Sarana 2

Ex Wilmar Ya 46 km 12-13 Jun 2017

4 Bukit Kusuma S0°7'24.70" E101°47'21.30"

PT. Sawit Mas Nusantara

No info Tak 60 km 15-16 Jun 2017

5 Bukit Kusuma S0°7'30.80" E101°45'35.30"

PT. Sawit Mas Nusantara

No info Tak 60 km 16-17 Jun 2017

6 Simpang Silau

S0°12'46.03" E102°2'36.81" PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1

RGE/Asian Agri

Ya 21 km 17 Jun 2017

7 Simpang Silau

S0°12'40.80" E102°2'26.46" PT. Makmur Andalan Sawit

Tiada info Tak 54 km 18-19 Jun 2017

8 Simpang Silau

S0°13'42.22" E102°2'25.14" PT. Sawit Mas Nusantara

Tiada info Tak 144 km 15-16 Jun 2017

Chains of custody berasal dalam Koridor Harimau Bukit Batabuh dekat Kawasan Hutan

9 PT. Bagas Indah Perkasa

S0°45'14.99" E102°3'33.46" PT. Gemilang Sawit Lestari

Tiada info Tak 70 km 12 Jun 2017

10 PT. Bagas Indah Perkasa

S0°45'9.51" E102°3'36.64" PT. Gemilang Sawit Lestari

Tiada info Tak 71 km 14 Jun 2017

11 PT. Runggu Prima Jaya

S0°51'42.77" E101°57'49.96"

PT. Gemilang Sawit Lestari

Tiada info Tak 76 km 13 Jun 2017

Rantai pemantauan berasal dari dalam eks HPH PT. Hatma Hutani

12 KPMMB, Lubuk Kambing

S1°13'42.46" E102°50'46.36" PT. Fortius Wajo Perkebunan

Tiada info No 82 km 12-13 Jan 2017

13 Sungai Ari, Suban Village

S1°5'1.27" E102°50'53.17" PT. Persada Alam Jaya

Tiada info No 13 Km 22 Feb 2017

14 PT. Alkausar Afdeling VII

S1°15'8.31" E102°50'44.90" PT. Fortius Wajo Perkebunan

Tiada info No 83 km 25-26 Feb 2017

Page 14: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

11 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Foto 1. Papan nama dan spanduk di gerbang PT. Sawit Mas

Nusantara terbaca: “Himbauan...!!! PT. Sawit Mas Nusantara tidak

menerima TBS yang berasal dari kawasan hutan lindung, TNTN

dan TBS ilegal. Barang siapa yang tidak mengindahkan hal

tersebut diatas maka segal akibat hukum/resiko yang terjadi

bukan tanggungjawab PT Sawit Mas Nusantara.” Masih saja,

perusahaan ditemukan membeli TBS illegal dari TNTN 3 kali pada

Juni 2017. Foto diambil oleh Eyes on the Forest, 3 Agustus 2017.

Kesimpulannya, investigasi EoF sejak 2011 menemukan 20 PKS menerima TBS illegal dari

kawasan-kawasan lindung di Sumatera bagian tengah (Tabel 2). Silakan catat ketika satu

pabrik pada Tabel 2 tidak menunjukkan pengambilan pasok TBS ilegal diterima selama

tahun tertentu, itu tidak berarti bahwa pabrik tidak membeli TBS ilegal manapun tahun itu.

Atau bukan juga artinya pabrik CPO yang tidak terdaftar di Tabel 2 telah membeli TBS ilegal

manapun. Karena kecilnya skala investigasi, EoF yakin kajiannya yang teridenfikasi hanya

bagai ujung gunung es. Adanya ilegalitas yang meluas, digabung dengan kapasitas

penyulingan berlebihan, kurangnya penelusuran TBS umumnya oleh industri, dan

ketidaksediaan yang muncul untuk melakukan hal demikian oleh pemain utama seperti

Wilmar, (mayoritas pasok sawit dunia mungkin tercampur dengan TBS ditanam illegal di

sejumlah habitat tersisa terakhir dari spesies terancam punah, harimau, gajah dan

orangutan (lihat juga Bab 3 dan Bab 4).

Tabel 2. 22 pabrik kelapa sawit ditemukan menerima TBS ilegal dari kompleks Tesso Nilo,

dan lansekap Bukit Tigapuluh antara 2011 dan 2017. Koridor Harimau Bukit Batabuh atau

Kawasan Hutan sekitar antara 2011 dan 2017. Pabrik kelapa sawit dengan tanda * adalah

pabrik independen tanpa kebun sendiri.

# PKS yang menerima TBS ilegal Tahun dan sumber TBS ilegal diterima Sertifikasi

ISPO? PKS (nama perusahaan dan pabrik) Grup 2011-201238 2012-201439 2014-201540 2017

1 PT. Berlian Inti Mekar Rengat* Mahkota BBTC Tidak

2 PT. Citra Riau Sarana 1 (Teso Satu) Ex Wilmar Eks PT. Hutani Sola Lestari HPH

Tidak

3 PT. Citra Riau Sarana 2 (Teso Dua) Ex Wilmar TNTN TNTN Tidak

4 PT. Citra Riau Sarana 3 (Teso Tiga) Ex Wilmar TNTN TNTN Tidak

5 PT. PT Fortius Wajo Perkebunan* Tiada info Eks HPH PT Hatma Hutani

Tidak

6 PT. Gemilang Sawit Lestari*

Anugrah TNTN TNTN, Kaw. Hutan dekat KHBB

Tidak

7 PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1 RGE TNTN TNTN TNNP Ya41

8 PT. Inti Indosawit Subur Ukui 2 RGE TNTN Ya42

9 PT. Makmur Andalan Sawit* Tiada info TNTN TNNP Tidak

Page 15: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

12 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

10 PT. Mitra Unggul Pusaka Segati RGE Eks PT. Siak Raya Timber HPH

Ya43

11 PT. Peputra Supra Jaya Tiada info TNTN Tidak

12

PT Persada Alam Jaya* Eks HPH PT Hatma Hutani

Tidak

132 PT. Putera Keritang Sawit* Tiada info KHBB Tidak

14. PT. Rigunas Agri Utama Bungo Tebo RGE Ex Dalek Ya44

15.3 PT. Rigunas Agri Utama Peranap RGE KHBB Ya45

16 PT. Sawit Mas Nusantara* TNTN Tidak

17 PT. Sugih Riesta Jaya* Tiada info KHBB Tidak

18 PT. Sumbar Andalas Kencana Muara Timpeh

Incasi Raya

KHBB Tidak

19 PT. Swakarsa Sawit Raya Tiada info TNTN Tidak

20 PT. Tri Bakti Sarimas 1 (Bukit Bayung) Sarimas KHBB Ya46

21 PT. Tri Bakti Sarimas 2 (Ibul) Sarimas KHBB Ya47

22 PT. Wana Jingga Timur Darmex KHBB Ya48

2. Melacak CPO tercampur dengan TBS ditanam ilegal

Antara Maret dan Agustus 2017, EoF juga melacak truk-truk CPO dari 7 PKS yang teridentifikasi telah menerima TBS ilegal (Tabel 1) antara Januari dan Juni dan mendokumentasikan rute-rute mereka secara terus menerus hingga tujuan mereka (Lampiran 2 dan Tabel 3). Minyak sawit mentah diangkut menuju tiga pelanggar berulang dan satu tambahan fasiitas:

• Anggota RSPO49 Wilmar International Limited dengan pabrik terpadu di Kawasan Industri Dumai complex di Pelintung, Riau, dimana PT. Wilmar Nabati Indonesia Pelintung dan PT. Wilmar Bioenergi Indonesia berlokasi. Truk-truk dengan CPO tercampur ditemukan memasuki kompleks ini pada 201150 dan 201551. Tahun ini, CPO tercampur diproses di pabrik PT. Citra Riau Sarana 2 yang ditemukan memasuki kompleks.

• Anggota RSPO52 dari RGE53, Apical’s AAA Oil & Fats Pte. Ltd. dengan fasilitas di Riau, dimana PT. Sari Dumai Sejati dan PT. Cemerlang Energi Perkasa berlokasi. Truk-truk dengan CPO tercampur ditemukan memasuki kompleks ini pada 201554. Tahun ini, fasilitasnya ditemukan menerima CPO tercampur yang diproses di dua pabrik tak bermerek, PT. Makmur Andalan Sawit dan PT. Sawit Mas Nusantara.

• Stasiun pengumpul Sumber Kencana (SK) Group. Truk-truk dengan CPO tercampur ditemukan memasuki kompleks ini pada 2013 55 dan 2015 56 . Tahun ini, fasilitas ditemukan lagi menerima CPO tercampur yang diproses di pabrik RGE PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1 dan dua pabrik tak terkenal PT. Gemilang Sawit Lestari dan PT Fortius Wajo Perkebunan (Provinsi Jambi). SK Group mengklaim perusahaan-perusahaan seperti Astra, Cargill, Darmex, Musim Mas, RGE, Salim, Sarimas dan grup GAR sebagai pelanggannya57. Jika SK tidak tekun memisahkan semua CPO yang diangkut truk dan tongkang oleh sumber perkebunan, ia mengapalkan CPO terkontaminasi oleh TBS ditanam illegal kepada para pelanggannya. GAR ditemukan menggunakan perusahaan ini di masa lalu dan menulis kepada EoF (18 Januari 2016): “SK Group menyediakan layanan penyimpanan kepada dua pabrik GAR di bawan perjanjian bahwa minyak GAR harus dipisahkan dari minyak yang dimiliki pihak-pihak ketiga lainnya. Persyaratan ini

Page 16: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

13 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

disiapkan dalam merespon temuan EoF dalam laporan “Harimau dalam tangkimu” tahun 2014”.

• Penyulingan CV Perintis Lintas Talang Duku, Pelita Group di Provinsi Jambi

Tabel 3. Rantai pasok CPO tercampur dengan TBS ditanam ilegal di dalam dua kawasan

yang diinvestigasi.

CoC

# Pabrik sawit yang

dikonfirmasi menerima TBS ditanam ilegal

Grup korporat Tujuan akhir: penyulingan /

pelabuhan

Grup korporat

Kab / Provinsi Tanggal

investigasi

1 PT. Citra Riau Sarana 2

Ex Wilmar

PT. Wilmar Nabati Indonesia Pelintung & PT. Wilmar Bioenergi Indonesia

Wilmar Kotamadya Dumai / Riau

29-30 Juli 2017

2 PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1

RGE/Asian Agri CV. Sumber Kencana SK Indragiri Hilir, Riau

4 Agustus 2017

3 PT. Makmur Andalan Sawit

Tiada info PT. Sari Dumai Sejati & PT. Cemerlang Energi Perkasa

RGE/Apical Kotamadya Dumai / Riau

31 Juli – 1 Agustus 2017

4 PT. Sawit Mas Nusantara

Tiada info PT. Sari Dumai Sejati & PT. Cemerlang Energi Perkasa

RGE/Apical Kotamadya Dumai / Riau

7-8 Agustus 2017

5 PT. Gemilang Sawit Lestari

Tiada info CV. Sumber Kencana SK Indragiri Hilir, Riau

28 Juli 2017

6 PT. Fortius Wajo Perkebunan

Tiada info PT Sumber Kencana SK Indragiri Hilir, Riau

16 Mar 2017

7. PT. Persada Alam Jaya Tiada info CV. Perintis Lintas Talang Duku

Pelita Muaro Jambi, Jambi

17-18 Mar 2017

3. Pengungkapan Si 4 Besar dengan CPO tercampur – komitmen perusahaan versus realita

Grup 4 Besar mencoba mencapai 100% ketelusuran CPO untuk fasilitas hilir mereka

(penyulingan, stasiun pengumpul, dsb.) dan mempublikasikan data rantai pasok yang

dimutakhirkan regular, termasuk daftar pemasok CPO per fasilitas di halaman web mereka:

• Wilmar: http://www.wilmar-international.com/sustainability/supply-chain-map/

• GAR: https://goldenagri.com.sg/sustainability-dashboard/supply-chain-map

• RGE/Apical: http://www.sustainability.apicalgroup.com/supply-chain-map/

• Musim Mas: http://www.musimmas.com/sustainability/traceable-supply-chain/supply-

chain-map

EoF mengapresiasi transparansi perusahaan yang menerbitkan sebagian rantai pasok dan

harapan agar investigasi kami akan membantu mereka menghilangkan TBS ditanam secara

ilegal atau melanggar komitmen nol deforestasi mereka pada level perkebunan dari rantai

pasok mereka. EoF mengecek data penelusuran CPO dari fasilitas hilir Empat Besar

Indonesia dan dibandingkan dengan temuannya sendiri dari rantai pasok TBS ilegal pada

Page 17: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

14 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Juni 2017 (Tabel 1) dan rantai pasok CPO tercampur antara Juli dan Agustus 2017 (Tabel

3). Hasil Tabel 4 menunjukkan bahwa:

• Tujuh PKS, teridentifikasi oleh EoF membeli TBS ilegal pada Januari hingga Juni 2017,

menyuplai CPO kepada 7 fasilitas Empat Besar untuk data periode di atas Juni 2017.

• Di bulan-bulan selanjutnya, (Juli-Agustus 2017), fasilitas-fasilitas Wilmar dan

RGE/Apical ditemukan oleh EoF membeli CPO di tiga dari tujuh PKS.

• Investigasi sama tahun 2015 juga menemukan RGE/Apical membeli CPO tercampur

dari PT Gemilang Sawit Lestari dan terlepas dari laporan EoF, fasilitas RGE/Apical

meneruskan membeli dari PT Gemilang Sawit Lestari menurut data penelusuran CPO

oleh perusahaan sendiri hingga Juni 2017.

• RGE/Apical juga ditemukan membeli CPO tercampur dari dua pabrik tersangkut

mereka di Provinsi Jambi menurut data penelusuran CPO perusahaan sendiri hingga

Juni 2017.

Tabel 4.—Fasilitas hilir dari empat grup yang membeli CPO dari lima PKS yang diidentifikasi oleh EoF membeli TBS illegal pada Januari - Juni 2017. (Tabel 1)

# Pabrik kelapa sawit Sumber TBS

ilegal

Penyulingan atau stasiun pengumpul empat grup yang membeli

CPO dari pabrik yang ditemukan membeli TBS dari Taman

Nasional Tesso Nilo

Perusahaan Grup Wilmar58 (data

period: Apr

2016 – Mar

2017)

GAR59 (data

period: Apr-Jun

2017)

Apical60

(data

period: Apr-

Jun 2017)

Musim Mas61

(Jan-Jun

2017)

1 PT Citra Riau

Sarana 2

Ex

Wilmar

TN Tesso Nilo WNI Dumai,

WNI Pelitung

2 PT Gemilang

Sawit Lestari

Tiada

info

TN Tesso Nilo,

Hutan Lindung

Bukit Batabuh

Sari Dumai

Sejati, CET

IBP Lubuk

Gaung62

3 PT Inti

Indosawit Subur

Ukui 1 mill

Asian

Agri

Tesso Nilo NP Sari Dumai

Sejati, CET

4 PT Makmur

Andalan Sawit

Tiada

info

Tesso Nilo NP Stasiun pengumpul Dumai, penyulingan Lubuk Gaung

Sari Dumai

Sejati, CET

IBP Lubuk

Gaung

5 PT Sawit Mas

Nusantara

Tiada

info

Tesso Nilo NP WNI Dumai,

WNI Pelitung

Stasiun

pengumpul

Dumai,

penyulingan

Lubuk Gaung

Sari Dumai

Sejati

6

PT. Fortius Wajo

Perkebunan

Tiada

info

Ex.HPH PT.

Hatma Hutani

HPH

Sari Dumai

Sejati

7.

PT. Persada

Alam Jaya

Tiada

info

Sari Dumai

Sejati

Page 18: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

15 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Ex.HPH PT.

Hatma Hutani

HPH

Untuk tujuh fasilitas hilir Si 4 Besar yang dipasok oleh tujuh PKS yang tersangkut pada 2017

(Tabel 4), menunjukkan data ketelusuran CPO dan TBS terakhir yang dipublikasikan oleh Si

4 Besar membuat EoF menyimpulkan bahwa semuanya, kecuali stasiun pengumpul GAR di

Dumai (Tabel 5):

• Menerima mayoritas (45% hingga 88,77%) pasok CPO mereka berasal dari pabrik

pihak ketiga, tampaknya karena kelebihan kapasitas di operasi penyulingan mereka.

• Menelusuri TBS hanya dengan intensitas rendah. Mereka tidak secara patut

memverifikasi kepatuhan dengan legalitas dan kebijakan nol deforestasi untuk

pasokan pihak ketiga “TBS tertelusuri”, sebagai halnya perusahaan tidak jelas

menanyakan pertanyaan tepat soal sumber asal TBS (Bab 1, Lampiran 3).

• Memiliki jumlah minoritas di antara pabrik pemasok CPO yang memiliki sertifikasi

RSPO.

Tabel 5.—Status quo ketelusuran CPO dan TBS dari tujuh fasilitas hilir dari empat grup yang membeli CPO dari lima pabrik kelapa sawit yang teridentifikasi oleh EoF membeli TBs illegal pada Juni 2017. (Sumber data: peta rantai pasok sama yang dikutip pada Tabel 4).

Grup Fasilitas % CPO tertelusuri ke pabrik

% CPO tertelusuri ke perkebunan

# dari pemasok (% total pasok) # dari pabrik bersertifikasi RSPO

Pabrik sendiri

pabrik pihak ke-3

Penyulingan sendiri

Lainnya (penyuling/ pedagang/ bulker)

Wilmar WNI Dumai

95.7% 20.0% 8 (18.8%) 86 (63.6%)

5 (17.5%) 0 (0%) 6

Wilmar WNI Pelintung

98.2% 18.2% 18 (15.1%)

147 (63.4%)

5 (21.2%) 2 (0.3%) 19

GAR Dumai 100% 55% 6 (55%) 44 (45%) 0 (0%) 0 (0%) 7

GAR Lubuk Gaung

100% 23% 18 (24%) 70 (76%) 0 (0%) 0 (0%) 28

RGE Sari Dumai Sejati

97.51% Tiada informasi

20 (11.23%)

160 (88.77%)

0 (0%) 0 (0%) 23

RGE CET 98.88% Tiada informasi

20 (46.99%)

108 (53.01%)

0 (0%) 0 (0%) 22

Musim Mas

IBP Lubuk Gaung

100.00% 41.1% 6 (18.00%)

116 (81.00%)

1 (2.00%) 0 (0%) 21

Implikasi bagi pembeli sawit global dari perusahaan yang tidak mengidentifikasi dan

menolak TBS ilegal di gerbang pabrik CPO dan membabi-buta meneruskan menyuapi CPO

dari pabrik-pabrik demikian ke dalam penyulingan menjadi jelas, jika aliran CPO dan

produk sulingan dipetakan (Gambar 1).

EoF menyusun:

A) semua rantai kawal TBS ilegal dan CPO tercampur oleh WWF dan EoF diverifikasi

lapangan sejak investigasi pertama pada Juli 2011, dan

B) tambahan aliran CPO dari 22 pabrik sawit tersangkut (Tabel 2) menuju fasilitas hilir 4

Besar berdasarkan daftar pabrik pemasoki diterbitkan oleh Si 4 Besar.

Page 19: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

16 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Ini jelas menunjukkan bahwa pasok minyak sawit Si 4 Besar lebih banyak terkontaminasi

oleh perdagangan ilegal TBS dan CPO tercampur daripada oleh sejumlah investigasi acak

EoF yang muncul. Mempertimbangkan kontaminasi yang penetrasinya sangat dalam dari

pasokan Si 4 Besar hanya dari Investigasi EoF di dua Kawasan konservasi di Sumatera

menegaskan, betapa besar masalah yang sebenarnya ada jika aliran TBS dan CPO dari

lebih banyak Kawasan konservasi di negara ini bisa diinvestigasi. 63

Data aliran CPO yang dikumpulkan Si 4 Besar bisa dengan mudah digunakan

mengidentifikasi pengungkapan fasilitas mereka akan perdagangan produk ilegal dan

terkait deforestasi – jika perusahaan akan mengevaluasi legalitas dan kelestarian pasokan

TBS kepada masing-masing PKS yang mereka ambil pasokannya. Celakanya, perusahaan-

perusahaan menolak melakukan hal demikian.

Gambar 1.—Rantai-rantai penelusuran pasokan tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit

tercampur yang diidentifikasi sejak 2011 oleh investigasi lapangan oleh WWF dan EoF berasal

dari Komplek Tesso Nilo dan Koridor Harimau Bukit Batabuh serta rantai penelusuran

tambahan yang diidentifikasi dari publikasi Si 4 Besar soal pabrik kelapa sawit dan fasilitas hilir

(garis bertitik).

Page 20: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

17 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

4. Pengungkapan pedagang/pengguna sawit global besar lainnya terhadap CPO tercampur

EoF dengan senang mengapresiasi angka bertambah dari perusahaan global besar yang

mulai mempublikasi data rantai pasok mereka. EoF mengevaluasi daftar minyak sawit

yang memasok pabrik baru-baru ini yang dipublikasikan oleh sejumlah

pedagang/pengguna CPO dengan komitmen nol deforestasi (Tabel 6) guna mengecek

apakah 22 pabrik kelapa sawit yang menerimaTBS ilegal (Tabel 2 Gambar 1) adalah di

antara para pemasok mereka.

Tabel 6.—Pedagang/pengguna minyak sawit global yang mempublikasikan pabrik

pemasok produk sawit mereka.

Perusahaan yang

menerbitkan daftar pabrik

pemasok sawit

Pemasok sawit langsung yang diungkapkan oleh perusahaan

Periode dan cakupan data pabrik pemasok sawit dicek EoF untuk membuat Gambar

2 - 8 Gam

bar

AAK Tiada data Waktu/periode tidak disebut 64. 2a

ADM / Olenex

Tiada data July 2016 – September 2017 supplier list for ADM Global, Europe, North America and Olenex facilities65

2a

Bunge & Bunge Loders Croklaan

Tidak ada informasi soal pemasok langsung untuk Bunge66. Pemasok langsung untuk Bunge Loders Croklaan termasuk Apical, Cargill, GAR, ICOF dari Musim Mas, dan Wilmar67..

Daftar pemasok pada 2017 Q3 untuk Bunge68 dan daftar pemasok 2017 Q1-Q4 untuk Bunge Loders Croklaan69. Daftar untuk Bunge Loders Croklaan mencakup data pemasok langsung yang mengambil dari mereka, namun daftar untuk Bunge tidak ada demikian.

2b

Cargill Tiada data “Daftar pabrik rantai pasok Cargill dari triwulan lalu”70, namun tiada tanggal.

2a

Colgate-Palmolive

Pemasok terbesar minyak sawit dan minyak kernel adalah Wilmar, Sime-Darby/Morakot, Cargill dan ADM71.

Daftar 201772. Daftar mencakup data pemasok langsung yang mengambil dari mereka.

2c

General Mills

Hingga 31 Desember 2017, pemasok sawit langsungnya termasuk AAK, ADM, Bunge, Cargill, Fuji Oil dan Loders Croklaan73.

“daftar terkini pabrik memasok pada pemasok langsung kami”74, 75, namun tiada tanggal. Daftar mencakup data pemasok langsung yang mengambil dari mereka.

2d

Kellogg’s Tidak ada data Tahun penuh 201776

Mars 6 besar pemasoknya mencakup 80% volume sawit adalah Cargill, IOI77, AAK, Fuji, Olenex and Wilmar78.

Daftar pemasok 201679. Daftar tidak mencakup data pemasok langsung.

2a

Mondelēz Ia “pemasok berlanjut” mencakup AAK, Apical, Bunge, Cargill, IOI, Fuji Oil, Sime Darby dan Wilmar80.

Daftar pemasok untuk waktu tidak disebutkan81. Daftar mencakup data pemasok langsung yang mengambil dari mereka.

2e

Neste Tiada data Para pemasok selama sebagian atau sepanjang 201682

2a

Nestlé Pemasok langsungnya mencakup AAK, ADM, Bunge Loders Croklaan, Cargill, Fuji Oil, PT. Smart Tbk Marunda, , Sime Darby dan Wilmar83.

Cuplikan November 2017 pemasok langsung (Tier 1) dan pabrik pemasok sawit mereka84. Daftar mencakup data pemasok langsung yang mengambil dari mereka.

2f

Page 21: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

18 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Olam Pemasok langsung mencakup Apical, GAR, IOI Loders Croklaan, Sime Darby dan Wilmar85.

Daftar 2016 & 201786. Daftar mencakup data pemasok langsung yang mengambil dari mereka.

2g

PepsiCo 39 pemasok langsungnya termasuk Wilmar87 Daftar 2016 dan 201788 . tidak masuk data pemasok langsung yang mengambil dari mereka

Proctor & Gamble

6 pemasok langsung sawit dan kernel adalah AAA, FGV, GAR, KLK, Musim Mas dan Wilmar89.

Daftar pabrik pemasok sawit dan kernel sawit 201790. Daftar tidak mencakup data pemasok langsung.

2a

Reckitt Beckiser

Pada 2017 pemasok langsungnya untuk mie sabun berasal sawit termasuk IOI Oleo, Musim Mas, Unilever dan Wilmar International (mencakup Wilmar China dan Adani Wilmar)91.

Daftar pemasok 200792. Daftar tidak mencakup data pemasok langsung..

2a

Unilever Lebih dari 300 pemasok langsung terungkap93. Daftar pemasok 201794. Daftar tidak mencakup data pemasok langsung.

2a

EoF menemukan bahwa (Gambar 2a – 2g):

• Semua perusahaan membeli dari setidaknya 22 pabrik tersangkut. Tidak ada

tampaknya yang membeli dari pabrik CPO PT Wana Jingga Timur. Analisis baru ini

menunjukkan lebih daripada yang diprediksi EoF tahun 2016: “Tak ada yang aman”

dari pasokan tercampuri produk ilegal (Gambar 2a-2g).

● Bunge Loders Crocklaan, Colgate-Palmolive, General Mills, Mondelēz, Nestlé

dan Olam menerbitkan pemasok langsung dan pabrik memasok CPO secara bersama

(Gambar 2b-2g). Mereka membeli dari pabrik tersangkut melalui pemasok langsung

termasuk: AAK, ADM, Apical, Cargill, Bunge Loders Crocklaan, Fuji Oil, GAR,

ICOF dari Musim Mas, IOI, Louis Dreyfus, Sime Darby Plantation dan Wilmar.

● Transparansi rantai pasok sangat bervariasi antara perusahaan-perusahaan.

Sejumlah perusahaan dan pabrik salah mengeja nama. Sejumlah pabrik hanya

diidentifikasi oleh lokasi tanpa nama perusahaan (mis: hanya “Ukui I” bukannya “PT

Inti Indosawit Subur Ukui I mill”). Sebagai hasilnya, kami mendaftar sejumlah

“sepertinya rantai pasok CPO” ditampakkan dalam garis dot merah di sejumlah

Gambar. Mereka, seperti semua data di analisis ini perlu diverifikasi oleh perusahaan

dan EoF akan senang memutakhirkan informasi.

EoF berharap analisis ini akan membantu mengurai kusutnya jaring pasok minyak sawit

di seluruh dunia, mengidentifikasi isu kebijakan dan kepatuhan hukum, serta

memberanikan perusahaan untuk bekerja sama mengatasi isu deforestasi berlanjut dan

dilepaskannya sawit ilegal dan tak lestari ke dalam ekonomi global untuk selamanya.

EoF juga berharap bahwa akan banyak perusahaan akan mempublikasikan data rantai

pasok mereka.

Page 22: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

19 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Hutan alam di lansekap Bukit Tigapuluh. Bisakah kita menyelamatkan hutan dataran rendah tersisa di

Sumatera tengah ini? © Neil Ever Osborne / WWF-US.

Gambar 2a.—Pasokan minyak sawit kepada AAK, ADM, Cargill, Mars, Nestlé, P&G, RB dan Unilever dari

sebagian 22 pabrik kelapa sawit yang diinvestigasi lapangan oleh WWF dan EoF sejak 2011 yang

menemukan membeli, kadang berulangkali, tandan buah segar (TBS) ilegal berasal dari ekosistem Tesso

Nilo dan lansekap Bukit Tigapuluh (Tabel 2, Gambar 1).

Page 23: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

20 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Gambar 2b.— Pasokan minyak sawit kepada Bunge dan Bunge Loders Croklaan dari

sebagian 22 pabrik kelapa sawit yang diinvestigasi lapangan oleh WWF dan EoF sejak 2011

yang menemukan membeli, kadang berulangkali, tandan buah segar (TBS) ilegal berasal dari

ekosistem Tesso Nilo dan lansekap Bukit Tigapuluh (Tabel 2, Gambar 1).

Gambar 2c.— Pasokan minyak sawit kepada Colgate-Palmolive dari sebagian 22 pabrik

kelapa sawit yang diinvestigasi lapangan oleh WWF dan EoF sejak 2011 yang menemukan

Page 24: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

21 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

membeli, kadang berulangkali, tandan buah segar (TBS) ilegal berasal dari ekosistem Tesso

Nilo dan lansekap Bukit Tigapuluh (Tabel 2, Gambar 1).

Gambar 2d.— Pasokan minyak sawit kepada General Mills dari sebagian 22 pabrik kelapa

sawit yang diinvestigasi lapangan oleh WWF dan EoF sejak 2011 yang menemukan membeli,

kadang berulangkali, tandan buah segar (TBS) ilegal berasal dari ekosistem Tesso Nilo dan

lansekap Bukit Tigapuluh (Tabel 2, Gambar 1).

Page 25: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

22 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Gambar 2e.— Pasokan minyak sawit kepada Mondelēz dari sebagian 22 pabrik kelapa sawit

yang diinvestigasi lapangan oleh WWF dan EoF sejak 2011 yang menemukan membeli, kadang

berulangkali, tandan buah segar (TBS) ilegal berasal dari ekosistem Tesso Nilo dan lansekap

Bukit Tigapuluh (Tabel 2, Gambar 1).

Gambar 2f.— Pasokan minyak sawit kepada Nestlé dari sebagian 22 pabrik kelapa sawit

yang diinvestigasi lapangan oleh WWF dan EoF sejak 2011 yang menemukan membeli, kadang

berulangkali, tandan buah segar (TBS) ilegal berasal dari ekosistem Tesso Nilo dan lansekap

Bukit Tigapuluh (Tabel 2, Gambar 1).

Page 26: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

23 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Gambar 2g.— Pasokan minyak sawit kepada Olam dari sebagian 22 pabrik kelapa sawit yang

diinvestigasi lapangan oleh WWF dan EoF sejak 2011 yang menemukan membeli, kadang

berulangkali, tandan buah segar (TBS) ilegal berasal dari ekosistem Tesso Nilo dan lansekap

Bukit Tigapuluh (Tabel 2, Gambar 1).

5. Bisakah produk sertifikasi RSPO menawarkan solusi?

Saat ini, RSPO dianggap sertifikasi paling kredibel yang tersedia untuk minyak sawit lestari95.

Bagaimanapun, kita perlu ingat bahwa sertifikasi RSPO bukanlah bukti ketaatan akan tekad

nol deforestasi korporat individu karena Prinsip dan Kriteria RSPO dalam format terkini

mereka tidak menjamin penghindaran deforestasi.

RSPO menulis: “Guna menjamin kredibilitas klaim kelestarian di akhir rantai pasok, semua

organisasi yang mengambil kepemilikan hukum dan secara fisik menangani produk minyak

sawit bersertifikasi RSPO perlu rantai pasoknya disertifikasi. Transparansi dan kredibilitas

dijamin melalui RSPO Supply Chain Certification [SCC] dan RPSO Principles and Criteria

Certification”96. Bagaimanapun, EoF (2016) menyorot bahwa Supply Chain Standard RSPO

hanya mencakup operasi hilir dari pabrik namun tidak menghulu dari pabrik menuju

perkebunan atau kepada produsen independen 97 . Prinsip dan Kriteria RSPO untuk

perusahaan kebun hanya mencakup aliran pasokan dikendalikan perusahaan, namun bukan

sumber-sumber pihak ketiga.

Investigasi kami 2017 menemukan bahwa:

Dari 22 pabrik CPO yang ditemukan membeli TBS ilegal sejak 2011 (Tabel 2), PT. Inti

Indosawit Subur dan PT. Tri Bakti Sarimas adalah anggota RSPO.

Hanya empat dari 22 PKS yang disertifikasi melawan RSPO P&C and RSPO Supply Chain

Certification November 2014 untuk PKS dan semuanya adalah pabrik RGE/Asian Agri:

PT. Inti Indosawit Subur, Ukui I (Mass Balance)98 dan Ukui II (Identity Preserved) 99 dan

PKS PT. Rigunas Agri Utama di Peranap (Mass Balance) 100 dan pabrik Rigunas di Bungo

Tebo (Mass Balance)101.

Sebagian fasilitas hilir tersangkut (Tabel 3 dan 4 serta Gambar 1) yang memegang RSPO

Supply Chain Certificates (Tabel 7).

Dalam membeli minyak sawit dari fasilitas ini, EoF merekomendasikan para pembeli, yang

tidak ingin diekspos karena resiko hukumnya telah mengetahui berbisnis dengan CPO

tercampur untuk:

• Hanya membeli produk-produk yang disertifikasi oleh RSPO, yakni “Identity

Preserved (IP)” atau “Segregated (SG)” Supply Chain Models yang hanya diproduksi

dari TBS yang sumbernya sudah diketahui dan disertifikasi. Bagaimanapun, pembeli

yang ingin mengambil langkah ini lebih jauh dan memverifikasi kepatuhan terhadap

komitmen nol deforestasi mereka sendiri sebagaimana Prinsip & Kriteria RSPO tidak

sepenuhnya mendukung itu.

• Sebagai alternatif, membeli minyak diverifikasi POIG yang menghalangi minyak sawit

sertifikasit RSPO yang mungkin terkait dengan deforestasi.

Saat ini, RSPO tidak memiliki standard dan sistem sertifikasi untuk memverifikasi asal-usul,

legalitas dan kelestarian dari TBS digunakan untuk produksi minyak non-sertifikasi yang

bercampur dengan produk bersertifikasi RSPO, Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) in

Mass Balance dan “Book & Claim.” Yang terakhir tidak menjamin kehadiran CSPO sebagai

Page 27: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

24 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

tambahan, jadi secara teoretis minyak “Book & Claim” bisa didasarkan pada 100% TBS

ilegal/tidak lestari sebagai sistem RSPO yang baru-baru ini tidak mendeteksinya. Hingga

RSPO memasukkan cek dan keseimbangan pada minyak tidak bersertifikat di dalam produk

“Mass Balance” dan “Book & Claim”, maka para pembeli produk ini direkomendasikan untuk

memverifikasi sendiri legalitas dan kepatuhan dengan komitmen nol deforestasi dari minyak

tidak bersertifikasi.

Dalam analisis daftar pemasok diterbitkan pedagang dan pengguna global (Bab 4), EoF

mencatat bahwa:

• Neste menulis: “Semua minyak sawit mentah digunakan oleh Neste sepenuhnya

tertelusuri di semua tingkat perkebunan sejak 2007, dan 100% disertifikasi sejak

2013”. 102 Pada 2016 Neste membeli CPO dari tiga pabrik sawit RGE/Asian Agri yakni

PT. Inti Indosawit Subur’s Ukui I dan Ukui II serta PT. Rigunas Agri Utama Peranap

(Gambar 2a). 103. Porsi minyak non-sertifikasi RSPO Mass Balance yang dibeli dari

PT Inti Indosawit Subur Ukui I dan PT Rigunas Agri Utama Peranap tidak dapat

ditelusuri sepenuhnya dan bisa tercemar dengan deforestasi.

• Bunge Loders Croklaan menunjukkan data bahwa fasilitas Rexdale, Rotterdam dan

Wormerveer membeli minyak RSPO “Identify Preserve”dari PT Inti Indosawit pabrik

Ukui I melalui Apical dan Wilmar pada 2017, tetapi pabrik Ukui I hanya disertifikasi

dengan RSPO Mass Balance.

Mempertimbangkan penelusuran di atas dan TBR RGE sangatlah lemah dan PT Inti

Indosawit Subur adalah pelanggar berulang (Bab 1), kami merekomendasikan Neste

dan Bunge untuk bekerja lebih dekat dengan RGE/Asian Agri guna membuat

perbaikan lebih penting dalam praktek pengambilan sumber pabrik dan kerja

penelusuran.

Tabel 7. Pemegang RSPO SCS yang terlibat dalam perdagangan CPO tercampur (lihat juga Tabel 3 dan 4).

Group Perusahaan Masa valid Sertifikat Model rantai pasok

Wilmar PT. Wilmar Nabati Indonesia, Pelintung refinery

19/08/2014 -18/08/2019104 SG, MB

Wilmar PT. Wilmar Bioenergi Indonesia 19/08/2014 -18/08/2019105 SG, MB

Wilmar PT. Wilmar Nabati Indonesia, stasiun Rengat

Tiada sertifikat

Wilmar PT. Wilmar Nabati Indonesia, Dumai 08/12/2016-07/12/2021106 SG, MB

Wilmar PT. Wilmar Nabati Indonesia, Padang refinery

29/05/2015 – 28/05/2020107

RGE/Apical PT Sari Dumai Sejati refinery 30/08/2017 – 29/08/2022108 IP, SG, MB

RGE/Apical PT Cemerlang Energi Perkasa Tiada serifikat109

RGE/Apical PT. Asianagro Agungiaya, Marunda refinery

16/05/2017 – 15/05/2022110 MB

GAR Incasi Raya, stasiun pengumpul di Sumatera Barat, disewa oleh PT. Leidong West Indonesia

Tiada sertifikat

GAR PT. Ivo Mas Tunggal, Dumai stasiun pengumpul

06/06/2014-05/06/2019111 SG, MB

GAR PT. Ivo Mas Tunggal, Lubuk Gaung Refinery

30/03/2016-29/03/2021112 SG, MB

GAR PT. SMART Tbk. Belawan refinery 08/10/2013 – 07/10/2018113 SG, MB

Musim Mas PT Inti Benoa Perkasatama Lubuk Gaung refinery

08/07/2014-07/07/2019114 IP, SG, MB

Page 28: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

25 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Sarimas PT. Agro Sarimas Indonesia, pelabuhan Tiada sertifikat

Darmex PT. Duta Palma Tiada sertifikat

SK PT. Sumber Kencana Tiada sertifikat

SIPEF PT. Agro Muko Tank Terminal Tiada sertifikat

Pacific Inter-Link

PT. Pacific Indopalm Industries refinery 19/06/2014 – 18/06/2019115 MB

Pelita PT. Perintis Lintas Talang Duku Tiada sertifikat

Page 29: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

26 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

6. Agen TBS -- titik terlemah dalam rantai pasokan: kasus Tesso Nilo

Pada Juni 2017, EoF mengidentifikasi 21 agen kecil dan 13 agen besar yang

mendistribusikan (pembelian dan penjualan) TBS di dalam dan sekitar Taman Nasional

Tesso Nilo (Peta 2). Secara prinsip, agen-agen mengumpulkan TBS dari perkebunan

berdasarkan ukuran, usia, pemilik dan legalitas dan menjualnya kepada pabrik kelapa sawit

(PKS). Agen dibagi dalam dua jenis:

Agen kecil, yang biasanya warga tinggal di sekitar titik pengumpulan TBS dan

perkebunan dimana TBS dipanen di TNTN. Mereka mengumpulkan 7-10 ton TBS per hari

dan menjual secara langsung kepada pabrik atau agen-agen besar.

Agen besar, yang biasanya berasal dari luar daerah dan lokasi di luar TNTN, memiliki

modal besar, dan para apparat keamanan melindungi bisnis mereka; titik pengumpulan

TBS cukup jauh dari perkebunan dan memiliki jembatan timbang serta kendaraan

angkut. Mereka bisa mengumpulkan 40 ton TBS per hari dan menjual kepada pabrik

secara langsung.

Peta 2. Lokasi distributor TBS teridentifikasi survey EoF Juni 2017 di dalam dan sekitar

TNTN.

EoF memantau bahwa hampir semua TBS dipanen di dalam TNTN adalah dikumpulkan

pertama di titik pengumpulan TBS dari agen kecil dan agen besar, yang bercampur dengan

TBS lainnya, kemudian dikirim ke pabrik kelapa sawit. Jarak terjauh EoF temukan truk

dengan TBS illegal berkendara adalah 144 km. EoF memantau bahwa para agen

menggunakan rute berbeda, maupun supir dan kendaraan berbeda guna mencapai PKS.

Temuan-temuan menunjukkan para agen mengetahui soal ilegalitas TBS mereka

dagangkan dan mencoba mengaburkan asal-usulnya sebelum mengirimkannya ke pabrik.

Page 30: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

27 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Observasi-observasi ini menyorot kepentingan kritis bagi pabrik untuk melacak asal usul sebenarnya dari TBS yang agen bawa ke gerbang pabrik sehingga itu bisa mengidentifikasi, dan menolak. Upaya-upaya terkini tidak bisa agaknya membuat perbedaan. Data Ketelusuran TBS diwajibkan dari “Dealer” (agen) oleh Apical dan Wilmar tidaklah memadai (Bab 1, Lampiran 3). Pendekatan terbaru Wilmar dalam menelusuri pasokannya kembali ke level perkebunan tidak mensyaratkan agen 6 untuk melaporkan “GPS” atau “area tanam” dari TBS yang mereka pasok. Segalanya jadi mungkin. Dan dengan lebih banyak TBS yang masuk online, dengan penanam ilegal tak mudah menjual produk mereka pada harga pasaran, dengan agen mencoba menemukan sebanyak dan semurah mungkin TBS guna meningkatkan marjin dan menerapkan trik-trik sederhana guna menyembunyikan asal muasal TBS ilegal mereka; dengan pabrik enggan menolak TBS ilegal atau malah menerapkan tindakan keras pada tempatnya guna mengidentifikasinya karena mereka perlu mengisi kesenjangan pasok TBS, kesukaan agen mengirimkan TBS ilegal dan/atau tak lestari jadi tinggi. Investigasi EoF dan peningkatan cepat jumlah PKS independent adalah indikasi bahwa kelebihan kapasitas industri untuk penyulingan CPO menambah ketergantungan operator terhadap produsen dan agen pihak ketiga guna mengisi permintaan TBS maupun CPO. Kapasitas berlebih industri untuk menyuling CPO membuatnya sangat tergantung pada

produsen pihak ketiga dan agen-agen guna memenuhi permintaan TBS dan CPO.

Tanpa Si 4 Besar benar-benar berkomitmen untuk tidak lagi membeli dan menjual produk

ilegal serta mewujudkan sistem pintar guna mencapai ketelusuran 100% untuk semua

rantai pasok mereka guna menjamin bahwa tanpa Si 4 Besar berkomitmen memperlulas

kapasitas mereka berdasarkan ketersediaan TBS dan CPO legal, mereka bisa

mengendalikan lebih daripada jumlah besar TBS dan CPO yang mengambang di pasaran,

mereka akan terus mengirimkan produk ilegal ke dunia. Serta komitmen mereka pada

konservasi dan kebijakan nol deforestasi akan terdengar lebih bercelah seperti halnya

pertarungan CEO untuk daftar posisi biliuner sawit versi Forbes. Perusahaan-perusahaan

harus menginvestasi legalitas dan mereka tidak cukup melakukannya.

Tabel. 8. CPO disuling oleh 4 Besar, diproduksi dengan TBS dari perkebunan pihak ketiga.

Grup # dari fasilitas hilir sendiri menyuling CPO di Indonesia

dan Malaysia.

Total CPO disuling oleh fasilitas hilir di Indonesia dan Malaysia

Total CPO disuling oleh fasilitas hilir di Indonesia, yang

diproduksi oleh PKS sendiri atau pihak ketiga dari TBS dari kebun pihak ketiga di Indonesia

pada 2017 (MT/tahun)

Ketelusuran TBS keseluruhan dicapai

untuk total CPO disuling oleh fasilitas hilir sendiri

di Indonesia dan Malaysia 2017

GAR 6 (hanya di

Indonesia) 116 4,7 juta MT (kapasitas) 117 GAR menjawab ia tidak

memiliki angka 39 %118

Wilmar 11 di Indonesia, 10

di Malaysia119

18,2 jt MT (kapasitas) 120 Data Wilmar soal pasokan dan pengapalan th 2017 menulis bahwa 8,54 juta MT dan 5,69 juta MT dari penyulingannya di Indonesia dan Malaysia, “dapat ditelusuri setidaknya hingga ke pabrik121.

Tidak ada respon Tidak ada respon

Musim Mas

11 di Indonesia, 1

di Malaysia 122 7,1 juta MT (kapasitas) 123 Tidak ada respon 53%124

Apical 3 di Indonesia125 3,27 juta MT Apical merespon: data tidak cukup. “Tidak tersedia karena kami belum mencapai ketelusuran penuh ke perkebunan”

Tidak ada respon

Page 31: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

28 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan EoF dari investigasi 2017 mengulangi kesimpulan kunci dari laporan 2016 “Tak

ada yang aman” 126 :

Investigasi lacak sawit random oleh EoF sejak 2011 menemukan 22 pabrik membeli TBS

ilegal dipanen di Nilai Konservasi Tinggi dari ekosistem Tesso Nilo dan lansekap Bukit Tigapuluh. EoF menemukan si 4 Besar: GAR, Musim Mas, RGE dan Wilmar akan membeli

pabrik-pabrik ini –sering berulang, bahwa mereka akan tersangkut dari laporan-laporan EoF.

Pabrik-pabrik ini juga di antara banyak pemasok bagi sebagian pedagang/pengguna kunci

perdagangan dunia yang berkomitmen nol deforestasi. ADM, Bunge, Cargill, Colgate-Palmolive, General Mills, Mars, Mondelēz, Nestlé, Proctor & Gamble, Rockitt Beckiser dan

Unilever. Sebagian dari pembeli ini ditemukan membeli sawit dari tempat tersangkut melalui

perdagangan langsung, termasuk AAK, Apical, ADM, Bunge/Loders, Cargill, Fuji Oil, IOI,

Sime Darby Plantation dan Wilmar.

Mayoritas pasokan sawit dunia mungkin tercampur dengan TBS ditanami secara illegal di sejumlah habitat terakhir tersisa dari spesies terancam punah seperti harimau, gajah dan orang utan serta pada gambut kaya karbon yang mudah terbakar di Sumatera.

Pada akar masalah ini adalah ketergantungan kuat oleh 4 Besar dan banyak perusahaan lainnya terhadap pemasok eksternal guna memenuhi permintaan pemrosesan dan fasilitas perdagangan, dengan kapasitas penyulingan terkini yang jauh lebih besar daripada volume TBS dan CPO yang mematuhi peraturan pemerintah dan dengan kebijakan deforestasi nol sendiri.

Kurangnya ketelusuran dan praktek lazim di antara 4 Besar dan yang lainnya guna membeli dan menjual produk sawit satu sama lainnya yang mengantarkan kontaminasi meluas di rantai pasok global. Hanya identifikasi dan segregasi ketat pada sumber TBS dari pihak ketiga tak terkontrol, maka produk dagang agen oleh perusahaan yang berminat dengan legalitas bisa meredam pencemaran.

Skala isu legalitas pembeli dan penjual produk tercampur berpotensi dihadapi adalah sangat besar seperti pabrik dan penyulingan yang menyuapkan produk tercampur ke dalam ekonomi global yang mengenali isu legalitas sistemik di Indonesia dalam jangka waktu lama. Disadari, mereka gagal mengatasi isu dengan mencoba menghindari investasi besar-besaran yang diperlukan untuk membersihkan sistem.

Bahkan hari ini, dan terlepas dari hebatnya proliferasi dashboard dan laporan kelestarian tahunan, mayoritas PKS dan penyulingan tidak melacak asal produk mereka di kebun sawit pihak ketiga, meskipun mereka tahu inilah cara mengidentifikasi dan menolak TBS ilegal dan produk tercampur. Sebagian dari 4 Besar bahkan enggan membuat tugas ini sebagai prioritas, seperti karena itu akan menguak luasnya isu pemompaan produk ilegal mereka ke dalam ekonomi sawit global.

Agen-agen (distributor atau dealer) menggunakan cara berbeda (mis. mencampur TBS

dari sumber, kendaraan atau supir berbeda), guna menyembunyikan asal asli, isu

legalitas dan kelestarian dari TBS yang mereka jual ke pabrik. Tanpa adanya sistem

ketelusuran yang rapi, PKS akan terus dengan menyadari membeli TBS illegal.

Resiko untuk pabrik CPO (PKS) di Sumatera untuk membeli TBS illegal sangatlah tinggi

sehingga truk-truk TBS diikuti oleh tim EoF yang jadinya berjalan menempuh bahkan

hingga di atas 144km dan hingga lebih dari 5 hari sehingga pabrik membeli TBS mereka

akhirnya. Selain itu, TBS illegal dibuntuti oleh tim EoF sering berkendara lebih dari satu

hari, lebih dari cukup waktu untuk mencapai hampir dari 200 PKS di Riau dan jalan di

luar perbatasan kabupaten dan provinsi. 127 Mempertimbangkan EoF hanya

menginvestigasi kadang-kadang dan acak, data ini menunjukkan hanya ujung gunung

Page 32: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

29 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

es dan secara serius menaruh keraguan data besar berbasis penilaian resiko dan

pendekatan radius resiko yang dipromosikan pabrik, konsultan mereka, dan banyak

literasi dinamai ”pendekatan jurisdiksional”. Hanya filter pembelian monoton yang

dipasang di titik masuk awal ekonomi sawit global, pabrik CPO, dan dirancang untuk

mengidentifikasi TBS dari sumber ilegal atau dari pelanggaran komitmen nol deforestasi

di level perkebunan yang bisa mengatasi masalah ini.

Dalam tahun ke-delapan sejak komitmen nol deforestasi pertama industri128, 129, ada

keperluan jelas bagi industri dan masyarakat sipil untuk meninjau semua kerja rantai

pasok dan pencapaian sejatinya di lapangan dan untuk mengarahkan lagi upaya masa

depan guna mencapai tujuan kenapa komitmen nol deforestasi pernah “dibuat”: guna

menghentikan hilangnya Kawasan-kawasan, Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon

Tinggi, seperti hutan dataran rendah di Tesso Nilo dan Bukit Tigapuluh.

Mempertimbangkan hal di atas, EoF membuat rekomendasi sebagai berikut: Kepada Si 4 Besar (Wilmar, RGE, GAR dan Musim Mas): Memprioritaskan ketelusuran TBS (kebun ke pabrik) dan mulai mengidentifikasi dan

membuang pemasok ilegal yang mencemarkan seluruh rantai pasok Anda (agen dan pabrik pihak ketiga), hingga mereka mengubah praktek mereka.

Meningkatkan sistem ketelusuran Anda guna benar-benar mengevaluasi legalitas dan kelestarian perkebunan yang memproduksi fasilitas Anda dan melampaui tidak hanya mengidentifikasi minimnya informasi seperti sekarang yang terjadi.

Mewajibkan PKS pemasok mencakup 22 pabrik tersangkut yang disorot di laporan ini untuk

menelusuri dan melaporan asal TBS mereka, mengungkapkan dan memverifikasi persentasi

TBS yang diterima dari perkebunan sendiri, plasma dan skema smallholder, agen-agen dan

penanam independen, dan mengajak mereka mengevaluasi legalitas dan kelestarian

pasokan TBS

Keluarkan pemasok yang gagal membuat perbaikan penting dan meneruskan tergantung pada sumber TBS ilegal/tidak lestari, namun tetap bekerjasama dan bekerja menuju solusi. Namun memulai lagi pembelian hanya ketika ada bukti terverifikasi independen bahwa sumber TBS ilegal/tidak sudah tidak dipasok.

Bagikan data rantai pasok Anda dan bekerja bersama sebagai satu industri guna mengidentifikasi, membuang dan mencoret agen dan pemasok yang dipertanyakan. Maka penanam illegal tidak lagi memiliki pasar untuk produk mereka dan tidak bisa mengalihkan produk mereka begitu saja kepada pelanggan yang kurang peduli, membiarkan produk tercampur mereka akhirnya menyangkutkan semua orang dengan rantai pasok hilir yang tercampur.

Gunakan peringatan ekstra ketika mempertimbangkan pabrik yang disebut independen, pabrik tanpa basis perkebunan mereka sendiri – karena pemasok akan menjadi sangat potensial mereka menerima TBS dari perkebunan ditanam ilegalMensyaratkan perusahaan khusus dalam transportasi CPO, seperti Grup SK, untuk bergabung dengan upaya mereka melalui pemisahan pasokan dari PKS berbeda guna mencegah CPO tercampur menodai pasokan di seluruh dunia.

Mendukung smallholder beroperasi dengan sah dan pemasok independen untuk memperbaiki praktek dan mencapai sertifikasi RSPO sehingga mereka bisa membedakan diri sendiri dari pelaku yang buruk.

Mengatasi warisan mereka dan berkontribusi kepada restorasi dari Kawasan lindung, Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi yang Anda bantu kehancurannya, termasuk tempat-tempat di ekosistem Tesso Nilo dan lansekap Bukit Tigapuluh.

Tidak melepas investasi “asset beracun”, seperti dilakukan Wilmar terhadap PT. Citra

Riau Sarana dan PT. Asiatic Persada130, serta berinvestasi dalam membersihkan fasilitas-

fasilitas seperti itu sehingga mereka tak lagi memfasilitasi deforestasi illegal dan mencemarkan aliran pasok global. Jika Anda sudah divestasi, janganlah beli dari mereka lagi namun tetaplah berhubungan, bekerja menuju solusi, dan mulai membeli lagi jika hanya ketika sudah ada bukti terverifikasi independent bahwa sumber TBS ilegal/tidak

Page 33: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

30 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

lestari tidak dimasukkan. Kepada hilir pembeli sawit global: Janganlah “berpaling”, namun beri tekanan lah kepada si 4 Besar dan pemasok lainnya

guna memenuhi rekomendasi di atas dan kolaborasi dengan rekan dan WWF serta parapihak lokal penting (NGO, pemerintah) guna menemukan pendekatan lazim dan solusi.

➢ Prioritaskan ketelusuran “TBS ke pemakai akhir” melalui pakar audit

berakreditasi dan bekerjasama dengan WWF dan parapihak lokal penting (NGO, pemerintah) guna menjamin pasok sawit legal dan lestari: Melalui minyak sawit bersertifikasi terpisah berdasarkan Model Rantai Pasok RSPO ”Identity Preserved (IP)” atau “Segregated (SG) dan memperkuat P&K (lihat rekomendasi untuk RSPO di bawah) atau POIG, dan dengan hanya membeli minyak campuran dengan Model Rantai Pasok “Mass Balance (MB)” atau “Book & Claim” RSPO jika

semua minyak belum tersertifikasi telah diverifikasi independen oleh auditor

berakreditasi untuk legalitas dan kepatuhan dengan komitmen nol deforestasi kita

sendiri.

• Dukung konservasi dan restorasi dari kawasan Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi yang hilang atau terdegradasi produksi sawit seperti Tesso Nilo dan Bukit Tigapuluh.

• Terbitkan daftar komprehensif dari pemasok CPO dan TBS. Transparansi penuh akan membantu membersihkan sektor ini.

Kepada otoritas Pemerintah Indonesia: Hentikan menerbitkan izin dan cabut izin pabrik kelapa sawit yang tak bisa membuktikan

basis pasokan legal. Hentikan izin konversi hutan alam untuk mengembangkan kebun sawit baru. Menegakkan legislasi dan regulasi berlaku dan melindungi Kawasan yang dilindungi dan

Kawasan Hutan dari pengembangan kebun sawit dan merestorasi hutan alam dan lahan gambut.

Menghukum PKS dan fasilitas hilir yang membeli TBS illegal atau produk CPO tercampur. Memperkuat standard dan sertifikasi ISPO sehingga ISPO digunakan sebagai bukti kuat

soal legalitas. Hentikan pembelian CPO dengan subsidi untuk biofuel oleh Badan Usaha Milik Negara

jika asal muasal perkebunan tidak diverifikasi legal dan lestari. Kepada RSPO dan anggotanya termasuk perusahaan disebutkan dalam laporan ini: Memperkuat Prinsip dan Kriteria RSPO (P&C) dan Sistem Sertifikasi Rantai Pasok guna

menjamin bahwa:

➢ Produk sertifikasi RSPO adalah legal dan menaati kebijakan nol deforestasi

korporat paling ambisius di dalam industri

➢ Anggota RSPO –termasuk di 4 Besar- diminta akuntabel untuk seluruh grup

korporat dari perusahaan dan semua rantai pasok termasuk pemasok TBS dan

CPO pihak ketiga kepada penyulingan grup, yang searah dengan visi RSPO untuk

“mentransformasi pasar guna membuat sawit lestari menjadi norma” dan Kode

Etik.

➢ Kemajuan anggota RSPO dalam pelaksanaan rencana seluruh grup dan rantai

pasok dengan luas, terikat waktu menuju sertifikasi dan kemajuan secara regular

diaudit oleh RSPO untuk mengkonfirmasikan ini dan kekurangan kemajuan

Page 34: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

31 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

berakibat pencabutan keanggotaan RSPO. Informasi progress soal ini harus

dipublikasikan di website RSPO.

➢ RSPO mengambil tindakan keras termasuk mencabut keanggotaan karena

pelanggaran oleh anggota RSPO terhadap hukum dan peraturan berlaku di

negara, RSPO P&C dan Kode Etik, sebaga contoh dalam kasus dimana fasilitas

asosiasi menerima TBS dan pasokan ilegal dari pabrik CPO yang terlibat dalam

perdagangan TBS yang diproduksi secara ilegal dan tidak lestari.

➢ RSPO Mass Balance tidak tercampur dengan minyak sawit ilegal dengan

memperkenalkan sistem control dan cek untuk rantai pasok minyak tak

bersertifikat.

Anggota RSPO secara cepat bergerak maju menuju 100% CSPO berdasarkan RSPO P&C

yang diperkuat (seperti di atas) dan/atau POIG, dan mewajibkan semua pemasok

menjadi anggota RSPO dengan sertifikasi yang sesuai (P&C atau Rantai Pasok untuk IP

dan SG).

Sekretariat RSPO mempublikasikan respon kepada Kementerian LHK soal bagaimana

RSPO bekerja mengakhiri sumber asal sawit oleh anggota RSPO dari national nasional

seperti TNTN.

Kepada komunitas masyarakat sipil (CSO)

Meningkatkan pemantauan implementasi lapangan terhadap komitmen kelestarian dan nol deforestasi yang banyak dipublikasikan di tingkat global oleh sektor sawit.

Jangan ambil komitmen kertas sebagai tampilan di muka, dan informasikan perusahaan

dan publik soal pabrik dan penyulingan yang membeli produk ilegal dan/atau tidak taat

dengan kebijakan perusahaan.

Dukung prosess transparansi rantai pasok dari pengguna akhir yang menerbitkan daftar

pemasok sebagai kontribusi penting menuju peningkatan situasi sebagai industri melalui

pemberitahuan informasi soal sumber TBS untuk pabrik ini dan mendesak perusahaan

lain mempublikasikan daftar pemasok.

HABIS

Page 35: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

32 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Lampiran 1. Rantai pasok TBS ilegal menuju PKS sekitar. CoC 1 – Toro group to PT. Citra Riau Sarana 2 mill.

CoC 2 – Toro group to PT. Citra Riau Sarana 2 mill.

Page 36: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

33 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

CoC 3 – Toro group to PT. Citra Riau Sarana 2 mill.

CoC 4 – Bukit Kusuma group to PT. Citra Riau Sarana 2 mill.

Page 37: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

34 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

CoC 5 – Bukit Kusuma group to PT. Sawit Mas Nusantara mill.

CoC 6 – Simpang Silau group to PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1 mill.

Page 38: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

35 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

CoC 7 – Simpang Silau group to PT. Makmur Andalan Sawit mill.

CoC 8 – Simpang Silau group to PT. Sawit Mas Nusantara mill.

Page 39: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

36 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

CoC 9 – PT. Bagas Indah Perkasa to PT. Gemilang Sawit Lestari mill.

CoC 10 – PT. Bagas Indah Perkasa to PT. Gemilang Sawit Lestari mill.

Page 40: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

37 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

CoC 11 – PT. Runggu Prima Jaya to PT. Gemilang Sawit Lestari mill.

Page 41: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

38 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Lampiran 2. Rantai pasok CPO dari PKS yang membeli TBS ilegal. CoC 1 – PT. Citra Riau Sarana 2 mill to PT. Wilmar Nabati Indonesia Pelitung.

CoC 2 – PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1 mill to CV. Sumber Kencana (SK).

Page 42: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

39 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

CoC 3 – PT. Makmur Andalan Sawit to PT. Sari Dumai Sejati & PT. Cemerlang Energi Perkasa (RGE).

CoC 4 – PT. Sawit Mas Nusantara to PT. Sari Dumai Sejati & PT. Cemerlang Energi Perkasa (RGE).

Page 43: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

40 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

CoC 5 – PT. Gemilang Sawit Lestari mill to CV. Sumber Kencana (SK).

Page 44: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

41 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Lampiran 3. Definisi ketelusuran oleh RGE dan Wilmar.

Gambar 1.—Apical menjelaskan kepada Traceability Working Group (TWG) definisi ketelusuran yang mensyaratkan hanya sedikit data (Sumber: Halaman “Ketelusuran” Apical http://www.sustainability.apicalgroup.com/traceability/).

Gambar 2.— Definisi ketelusuran Wilmar menghendaki lebih sedikit data daripada RGE pada semua penanam (Sumber: Halaman “Traceability back to plantation” Wilmar

Page 45: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

42 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

http://www.wilmar-international.com/sustainability/progress/traceability/traceability-back-to-plantation/).

Lampiran 4. Tanggapan perusahaan terhadap laporan ini Menjelang publikasi, EoF meminta Si 4 Besar dan 21 pedagang dan merek global yang tersebutkan dalam laporan untuk mengecek draft laporan dan menginformasikan jika EoF memiliki kesalahan fakta dengan bukti mendukung.

Secara keseluruhan, tanggapan-tanggapan dari perusahaan bersifat positif. Banyak

yang sepakat dengan rekomendasi EoF untuk bekerjasama mencari solusi, apakah

kaitan mereka dengan permasalahan di dua lansekap hutan itu langsung atau tidak

langsung.

Sejumlah perusahaan menginformasikan soal hubungan mereka dengan pemasok

langsung khusus atau tak langsung dan/atau grup Sumber Kencana yang disorot dalam

laporan. Satu perusahaan menjelaskan bahwa pemegang ‘Delivery Order’

teridentifikasi dan ditangguhkan kerjasamanya. Sejumlah lainnya menjelaskan bahwa

mereka telah menghentikan mengambil produk dari pabrik minyak sawit yang disorot

dalam laporan.

Banyak perusahaan menginformasikan soal upaya transparansi rantai pasok mereka

termasuk menerbitkan daftar pemasok CPO melalui dashboard mereka dan

menggunakan mekanisme pengaduan (grievance).

Sebagian dari Si 4 Besar meminta EoF mengungkapkan nama-nama pelaku yang terkait

dengan perkebunan ilegal di Tesso Nilo. Informasi itu diperlakukan sebagai bukti untuk

penegakan hukum oleh Pemerintah, dengan demikian hubungan formal dengan gugus

tugas Revitalisasi Ekosistem Tesso Nilo (RETN) akan menjadi langkah awal bagi

perusahaan untuk dilakukan. Bagaimanapun, mereka berpikir bahwa tanggungjawab

pasokan legal terletak kepada pembeli seperti Si 4 Besar dan tidak bisa dipindahkan

pada upaya sukarela sporadik seperti dilakukan EoF. Sistem ketelusuran perusahaan

harus cukup kuat untuk menjamin tidak hanya legalitas, namun juga implementasi

penuh dari komitmen Dilarang Deforestasi, Gambut dan Eksploitasi (NDPE) bagi

pembelian langsung maupun dari pihak ketiga.

Secara keseluruhan, kami disemangati dengan tanggapan-tanggapan yang kami terima

dan merasakan bahwa perusahaan tengah mengambil tindakan. Kami berharap bahwa

laporan ini bisa memicu kerangka kerja lebih terorganisir dan intensif untuk semua

parapihak di semua tingkatan pada rantai pasok minyak sawit, guna bekerja bersama

dan mempercepat proses mencapai tujuan bersama nol deforestasi dan rantai pasok

legal. Sebelum semuanya jadi terlambat!

Page 46: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

43 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

Referensi

1 Chain Reaction Research (1 November 2017) Unsustainable Palm Oil Faces Increasing Market Access Risks: NDPE Sourcing Policies

Cover 74 Percent of Southeast Asia’s Refining Cpaacity. https://chainreactionresearch.files.wordpress.com/2017/10/unsustainable-

palm-oil-faces-increasing-market-access-risks-final-1.pdf

2 Financial Times (13 June 2016) Cargill and Bunge refuse to cut ties with palm oil trader. https://www.ft.com/content/aac0151e-2f13-11e6-a18d-a96ab29e3c95

3 Wilmar (5 December 2013) No Deforestation, No Peat, No Exploitation Policy.

4 Musim Mas Sustainability Policy.

http://www.musimmas.com/qws/slot/u50045/style/Sustainability/2.%20Sustainability%20Policy/MM%20sustainability%20policy_f

inal.pdf

5 Golden Agri-Resources (9 February 2011) Golden Agri-Resources Initiates Industri Engagement for Forest Conservation.

http://www.goldenagri.com.sg/pdfs/News%20Releases/2011/110209%20Golden%20Agri-

Resources%20Initiates%20Industri%20Engagement%20for%20Forest%20Conservation.pdf

6 Asian Agri (September 2014) Sustainability Policy. http://www.asianagri.com/images/pdf/2016/asian-agri-sustainability-policy-

2014.pdf

7 Apical (September 2014) Sustainability Policy. http://www.apicalgroup.com/sustainability

8 United Nations Headquarters (23 September 2014) Governments, Business, Civil Society and Indigenous Leaders Pledge to End

Loss of Forests. http://www.un-redd.org/portals/15/documents/ForestsPressRelease.pdf

9 Eco-Business.com (1 July 2016) Indonesian Palm Oil Pledge disbands http://www.eco-business.com/news/indonesian-palm-oil-

pledge-disbands/

10 Sime Darby website, Sustainable Palm Oil Manifesto http://www.simedarbyplantation.com/sustainability/practices-key-

initiatives/sustainable-palm-oil-manifesto, checked on 15 October 2017.

11 Greenpeace (19 September 2014) Palm Oil Manifesto Companies Urged to Apply Strong HCS Standards.

http://www.greenpeace.org/seasia/Press-Centre/Press-Releases/Palm-Oil-Manifesto-Companies-Urged-to-Apply-Strong-HCS-

Standards/

12 Chain Reaction Research (1 November 2017)

13 WWF-Indonesia (2013) Palming Off a National Park.

http://awsassets.wwf.or.id/downloads/wwf_indonesia_palming_off_a_national_park_final.pdf

14 Eyes on the Forest (4 September 2014) Tiger in your tank? http://www.eyesontheforest.or.id/uploads/default/report/Eyes-on-

the-Forest-Investigative-Report-Tiger-in-your-tank-September-2014.pdf

15 Eyes on the Forest (2016) No One is Safe. http://www.eyesontheforest.or.id/uploads/default/report/Eyes-on-the-Forest-

Investigative-Report-No-One-is-Safe-April-20161.pdf

16 Eyes on the Forest (2016), Appendix 3. Responses to this report. 17 Antara News (6 August 2014) Riau’s two million hectares of oil palm plantation illegal. http://www.antaranews.com/en/news/95203/riaus-two-million-hectares-of-oil-palm-plantation-illegal-minister

18 Keputusan Menteri Kehutanan Republic Indonesia Nomor: SK.878/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Riau.

19 The Forest Estate classifies land managed by the Ministry of Forestry based on the 1986 “Consensus of Forest Land Use” (TGHK, Ministry of Forestry Decree No 173/Kpts-II/1986) and 1994 “Riau Spatial Planning” (RTRWP 1994) documents. The “Forest Estate” does not allow development of agricultural commodities, such as oil palm plantations. The designation “Forest Estate” does not necessarily mean that the land is covered by natural forest.

20 Keputusan Menteri Kehutanan Republic Indonesia Nomor: SK.878/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Riau.

21 Eyes on the Forest (2016b) ‘Legalization’ of palm oil plantation companies by changing the designation of Forest Estate to Non-Forest Estate in Riau Province. Investigative analysis of Remote Sensing analysis against 26 palm oil plantations. https://www.eyesontheforest.or.id/uploads/default/report/Legalization_of_palm_oil_çompanies_(Dec_2016).pdf

22 Utusanriau.com (8 March 2017) Kapolda Himbau PKS Tak Terima TBS TNTN, Sejumlah Warga Mengadu ke DPRD

Pelalawan. http://utusanriau.co/?/det/29441/kapolda-himbau-pks-tak-terima-tbs-tntn-

Page 47: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

44 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

sejumlah-warga-mengadu-ke-dprd/2017-03-08, http://m.riaupos.co/156442-berita-sawit-terus-merajalela-di-hutan-lindung.html 23 Eyes on the Forest (4 September 2014)

24 KKI Warsi, Frankfurt Zoological Society, Eyes on the Forest & WWF-Indonesia (2010) Last Chance to Save Bukit Tigapuluh. Sumatran tigers, elephants, orangutans and indigenous tribes face local extinction, along with forest. http://assets.wwfid.panda.org/downloads/last_chance_for_bukit_tigapuluh__warsi_fzs_eof_wwf_14dec2010_.pdf

25 http://faolex.fao.org/docs/pdf/ins137703.pdf

26 http://faolex.fao.org/docs/pdf/ins137703.pdf

27 WWF-Indonesia (2013) Palming Off a National Park. 28 Eyes on the Forest (2016) No One is Safe. 29 Wilmar International Limited (29 December 2014) Asset Acquisitions and Disposals :: Notification on Wilmar subsidiaries and associated companies. http://media.corporate-ir.net/media_files/IROL/16/164878/SGX/2014/SGX_Announcement_Notification_on_WIL_subs_and_asso_cos_dd_29Dec2014.pdf

30 WWF-Indonesia (2013) Palming Off a National Park. 31 Eyes on the Forest (2016) No One is Safe. 32 Eyes on the Forest (2016) No One is Safe. 33 Eyes on the Forest (2016)

34 Wilmar (5 December 2013) No Deforestation, No Peat, No Exploitation Policy writes: “All provisions in

this policy, with no exception, apply to: All Wilmar operations worldwide, including those of its

subsidiaries, any refinery, mill or plantation that we own, manage, or invest in, regardless of stake. All

third party suppliers from whom we purchase or with whom we have a trading relationship.” It also writes “In addition to immediately shifting development activities away from HCS, HCV, and peatland areas

upon announcement of this policy, we expect suppliers to be fully compliant with all provisions of this

policy by December 31, 2015” 35 Wilmar Country Statistics Q2 2017 on Traceability. http://www.wilmar-international.com/sustainability/wp-content/uploads/2017/07/Country-Statistics_Q2-2017-_Link-to-Click.pdf, checked on 13 October 2017. 36 Wilmar International Limited (2017) Sustainability Report 2016. Chapter on Supply Chain and Traceability, P. 31-35. http://www.wilmar-international.com/sustainability/wp-content/uploads/2017/08/Wilmar-SR-2016-Final.pdf 37 Eyes on the Forest (2016), Appendix 3. Responses to this report.

38 WWF-Indonesia (2013)

39 Eyes on the Forest (2014)

40 Eyes on the Forest (2016)

41 Asian Agri (2017) Sustainability Report 2015-2016. www.asianagri.com/images/pdf/2016/sustainability_report_2015_2016.pdf

42 Asian Agri (2017) Sustainability Report 2015-2016. www.asianagri.com/images/pdf/2016/sustainability_report_2015_2016.pdf

43 http://www.ispo-

org.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=114:sertifikasi&catid=10&Itemid=279&showall=&limitstart=9&lang=ina

44 http://www.ispo-

org.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=114:sertifikasi&catid=10&Itemid=279&showall=&limitstart=9&lang=ina

45 http://www.ispo-

org.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=114:sertifikasi&catid=10&Itemid=279&showall=&limitstart=5&lang=ina

46 http://mutucertification.com/wp-content/uploads/2015/09/SPO-4019-Jurnal-ISPO-DESEMBER-2016.pdf

47 http://mutucertification.com/wp-content/uploads/2015/09/SPO-4019-Jurnal-ISPO-DESEMBER-2016.pdf

48 http://www.ispo-

org.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=114:sertifikasi&catid=10&Itemid=279&showall=&limitstart=10&lang=in

a

49 http://www.rspo.org/members/88/Wilmar-International-Limited 50 WWF-Indonesia (2013) Palming Off a National Park. 51 Eyes on the Forest (2016) No One is Safe. 52 http://www.rspo.org/members/836/AAA-Oils-Fats-Pte.-Ltd 53 http://www.apicalgroup.com/

54 Eyes on the Forest (2016) No One is Safe. 55 Eyes on the Forest (4 September 2014) Tiger in Your Tank?

Page 48: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

45 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

56 Eyes on the Forest (2016) No One is Safe. 57 SK Group website, Our Valued Customers: http://www.skgroup.co.id/customers.php?customers&language=en_US, checked on 12 October 2017.

58 http://www.wilmar-international.com/sustainability/supply-chain-map/ (all 14 facilities in Indonesia were checked on 16 November 2017. WNI = PT Wilmar Nabati Indonesia)

59 https://goldenagri.com.sg/sustainability-dashboard/supply-chain-map (all 8 facilities in Indonesia were checked on 11 October 2017)

60 http://www.sustainability.apicalgroup.com/supply-chain-map/ (all 4 facilities in Indonesia were checked on 11 October 2017)

61 http://www.musimmas.com/sustainability/traceable-supply-chain/supply-chain-map (all 16 facilities in Indonesia were checked on 11 October 2017. IBP = Inti Benua Perkasatama)

62 Musim Mas (4 June 2018) explained to EoF that PT. Gemilang Sawit Lestari was listed as a supplier for the period as the delivery of a 2016 contract was done on early January 2017 and that since then, there was no new contract and delivery.

63 See for example Rainforest Action Network (2014) The Last Place on Earth – Exposing the Threats to the Leuser Ecosystem https://d3n8a8pro7vhmx.cloudfront.net/rainforestactionnetwork/pages/2782/attachments/original/1415727823/Last_Place_On_Earth_Report_Nov2014_Low.pdf?1415727823 and Rainforest Action Network (2017) Leuser Watch. PT. Agra Bumi Niaga: Destroying elephant habitat while breaching the Indonesian Government Moratorium on Forest Clearance for Palm Oil. https://d3n8a8pro7vhmx.cloudfront.net/rainforestactionnetwork/pages/17392/attachments/original/1486495650/RAN_Leuser_Watch_PT_Agra_Bumi_Niaga_20170207.pdf?1486495650

64 AAK (No date) AAK mill list. https://aak.com/siteassets/sustainable-growth/aak-public-mill-list.pdf, checked on 21 March 2018.

65 ADM (No date) Supply Chain Map (https://www.adm.com/sustainability/sustainability-progress-tracker/palm-oil/supply-chain-map), checked on 10 March 2018

66 Bunge (No date) Supply chain during Q3 2017.

(https://www.bunge.com/sites/default/files/mill_list.q32017.pdf posted at its Palm oil dashboard

https://www.bunge.com/sustainability/palm-oil-dashboard), checked on 10 March 2018.

67 Bunge Loders Croklaan (No date) List of Mills (http://europe.bungeloders.com/taking-responsibility/list-of-mills/), checked on 10 March 2018.

68 Bunge (No date) Supply chain during Q3 2017.

(https://www.bunge.com/sites/default/files/mill_list.q32017.pdf posted at its Palm oil dashboard

https://www.bunge.com/sustainability/palm-oil-dashboard), checked on 10 March 2018.

69 Bunge Loders Croklaan (No date) List of Mills (http://europe.bungeloders.com/taking-responsibility/list-of-mills/), checked on 10 March 2018.

70 Cargill (No date) Full list of the mills in Cargill’s supply chain (https://secure1.foodreg.net/ksportal/web/cargill/mill-list) and Cargill (No date) Supply Chain Map (https://secure1.foodreg.net/ksportal/web/cargill/supply-chain-map), checked on 10 March 2018.

71 Colgate-Palmolive (February 2018) Colgate-Palmolive’s largest suppliers for palm oil and palm kernel oil and mills. https://www.colgatepalmolive.com/content/dam/cp-sites/corporate/corporate/en_us/corp/locale-assets/pdf/Statement_Palm_Oil_Mills_Disclosure_Feb_12_2018.pdf, checked on 20 March 2018.

72 Colgate Palmolive (No date) Colgate Palmolive List of Mills as of 2017 https://www.colgatepalmolive.com/content/dam/cp-sites/corporate/corporate/en_us/corp/locale-assets/pdf/ColgatePalmolive-List-of-Mills.pdf, checked on 20 March 2018.

73 General Mills (No date) General Mills global direct palm oil suppliers (as of December 31, 2017). https://www.generalmills.com/en/News/Issues/palm-oil-statement/current-direct-suppliers, checked on 20 March 2018.

74 https://www.generalmills.com/~/media/Files/Issues/aak-public-mill-list.pdf?la=en, checked on 20 March 2018.

75 https://www.generalmills.com/~/media/Files/Issues/PalmOil%20MasterList%20318.pdf?la=en, checked on 20 March 2018.

76 Kellogg (2018) Kellogg Extended Supply Chain Mill List. http://www.kelloggcompany.com/content/dam/kelloggcompanyus/corporate_responsibility/pdf/2018/KelloggExtendedSupplyChainMill_List.pdf, checked on 17 May 2018.

77 Mars writes “*Please note we have withheld allocation to IOI until end January, depending on the development of the IOI Pelita case.”

78 Mars (January 2018) Mars, Incorporated. Update on Sustainable Palm Oil Sourcing. http://www.mars.com/docs/default-source/Policies-and-Practices/mars-palm-update-(january-2018).pdf?sfvrsn=2

79 Mars (February 2018) Mars’ Suppliers – 2016 Full Mill List. http://www.mars.com/global/about-us/policies-and-practices/palm-oil-policy, checked on 20 March 2018.

Page 49: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

46 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

80 Mondelēz (February 2018) Mondelēz International Palm Oil Supplier List. http://www.mondelezinternational.com/~/media/mondelezcorporate/uploads/downloads/supplier_list.pdf?la=en, checked on 20 March 2018.

81 Mondelēz (March 2018) Mills Data. http://www.mondelezinternational.com/impact/sustainable-resources-and-agriculture/~/media/mondelezcorporate/uploads/downloads/Mills_Data.pdf?la=en, checked on 20 March 2018.

82 Neste (no date) Neste Supply Chain Map, at http://nestepalmoildashboard.com/, checked on 21 March 2018.

83 Nestlé (No date) Palm oil (https://www.nestle.com/csv/communities/responsible-sourcing/palm-oil), Nestlé (February 2018) Snapshot November 2017 (https://www.nestle.com/asset-library/documents/creating-shared-value/responsible-sourcing/list-mills-february-2018.pdf), checked on 10 March 2018.

84 Nestlé (No date) Palm oil (https://www.nestle.com/csv/communities/responsible-sourcing/palm-oil), Nestlé (February 2018) Snapshot November 2017 (https://www.nestle.com/asset-library/documents/creating-shared-value/responsible-sourcing/list-mills-february-2018.pdf), checked on 10 March 2018.

85 Olam (No date) Olam’s list of supplying mills (2016 & 2017). http://49tmko49h46b4e0czy3rlqaye1b.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2018/01/Third-Party-Supplier-Mill-List-12-Jan-2018.pdf, checked on 21 March 2018.

86 Olam (No date) Olam’s list of supplying mills (2016 & 2017). http://49tmko49h46b4e0czy3rlqaye1b.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2018/01/Third-Party-Supplier-Mill-List-12-Jan-2018.pdf, checked on 21 March 2018.

87 PepsiCo (March 2018) PepsiCo Global Palm Oil Supplier List, 2018. http://www.pepsico.com/docs/album/policies-doc/pepsico-2018-direct-palm-oil-supplier-list_vf.pdf?sfvrsn=b1bad141_4

88 Olam (No date) Olam’s list of supplying mills (2016 & 2017). http://49tmko49h46b4e0czy3rlqaye1b.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2018/01/Third-Party-Supplier-Mill-List-12-Jan-2018.pdf, checked on 21 March 2018. After drafting of the report, Olam published a new list of suppliers.

89 Procter & Gamble (No date) P&G’s Direct Palm Suppliers -2017. https://us.pg.com/sustainability/environmental-sustainability/policies-practices/palm-oil/pandg-direct-palm-suppliers-2017, checked on 20 March 2018.

90 Procter & Gamble (No date) 2017 Palm Oil Mills. https://us.pg.com/-/media/PGCOMUS/Documents/PDF/PG%202017%20Palm%20Oil%20Mills.pdf?la=en-US&v=1-201802280708&hash=A585AD28988F160AB4AE854EFFA7F75195F73C3F, checked on 20 March 2018.

91 RB (No date) RB’s next steps on responsible palm oil -2018 and beyond. https://www.rb.com/media/3322/rb-s-plans-for-responsible-palm-oil-sourcing-2018_final_all-suppliers.pdf

92 RB (no date) RB 2017 Palm Oil Mills. www.rb.com/media/3314/rb-palm-oil-mill-list_2017.pdf, checked on 20 March 2018.

93 Unilever (No date) 2017 Palm Oil Suppliers. https://www.unilever.com/Images/unilever-palm-oil-supplier-list_tcm244-515896_en.pdf

94 Unilever (No date) Sustainable palm oil - our progress (https://www.unilever.com/sustainable-living/reducing-environmental-impact/sustainable-sourcing/transforming-the-palm-oil-industri/palm-oil-progress/) and Unilever (No date) 2017 Palm Oil Mills (https://www.unilever.com/Images/unilever-palm-oil-mill-list_tcm244-515895_en.pdf), checked on 10 March 2018.

95 WWF Global, Promoting certified sustainable palm oil. http://wwf.panda.org/what_we_do/footprint/agriculture/palm_oil/solutions/responsible_purchasing/

96 RSPO website, How RSPO Certification Works. http://www.rspo.org/certification/how-rspo-certification-works, accessed on 10 June 2015.

97 Eyes on the Forest (2016)

98 Certification of Registration for PT. Inti Indosawit Subur Ukui I Palm Oil Mill. https://www.rspo.org/uploads/default/pnc/Ukui_I_POM_certificate_RSPO_PC_PT_Inti_Indosawit_Subur.pdf

99 Certification of Registration for PT. Inti Indosawit Subur Ukui II Palm Oil Mill. https://www.rspo.org/uploads/default/pnc/Ukui_II_POM_certificate_RSPO_PC_PT_Inti_Indosawit_Subur_-.pdf

100 Certification of Registration for PT. Rigunas Agri Utama Peranap Mill. https://www.rspo.org/uploads/default/pnc/PT_Rigunas_Agri_Peranap_POM_certificate.pdf

101 Certification of Registration for PT. Rigunas Agri Utama Bungo Tebo Mill. https://www.rspo.org/uploads/default/pnc/PT_Rigunas_Agri_Utama_Bungo_Tebo_POM_Certificate.pdf

102 Neste (No date) Traceability, at http://nestepalmoildashboard.com/. Checked on 21 March 2018.

103 Neste (no date) Neste Supply Chain Map, at http://nestepalmoildashboard.com/, checked on 21 March 2018.

104 http://www.rspo.org/uploads/default/scc/PT_WILMAR_NABATI_INDONESIA_Certificate_C833301CU_RSPO_SCC_01_2016.pdf

Page 50: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

47 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !

105 http://www.rspo.org/uploads/default/scc/PT_Wilmar_Bioenergi_Indonesia_Certificate_C833302CU_RSPO_SCC_01_2015.pdf 106 http://www.rspo.org/uploads/default/scc/PT._Wilmar_Nabati_Indonesia_(Dumai)_Certificate_C847234CU_RSPO_SCC_01_2016_.pdf 107 https://rspo.org/uploads/default/scc/PT_Wilmar_Nabati_Indonesia_RSPO_SCCS_Certificate_PT_WNI_2017.pdf

108 http://www.rspo.org/uploads/default/scc/PT._SARI_DUMAI_SEJATI_CERT_RSPO_2017_.pdf

109 The previous certificate (CU-RSPO SCCS-821959) based on RSPO Supply Chain Certification Systems, version November 2011 expired on 29/08/2017 http://www.rspo.org/.../PT_Cemerlang_Energi_certificate_2_C821959CU_RSPO_ SCCS_02_2014-34.pdf

110 https://www.rspo.org/uploads/default/scc/PT_ASIANAGRO_AGUNGJAYA_Certificate_RSPO_2017.pdf

111 http://www.rspo.org/uploads/default/scc/Dumai_Bulking_Station_Certificate_RSPO_2017.pdf 112 http://www.rspo.org/uploads/default/scc/Lubuk_Gaung_Refinery_Certificate_RSPO_2016.pdf 113 https://rspo.org/uploads/default/scc/PT_SMART_Tbk_Belawan_Certificate.pdf

114 https://www.rspo.org/uploads/default/scc/LUBUK_GAUNG_CERT_RSPO_2017.pdf 115 https://www.rspo.org/uploads/default/scc/Pacific_Indopalm_Industries_Certificate_SQUAL40055_20160222_Upgrade.pdf

116 Golden Agri-Resources Supply Chain Map, GAR Downstream Facilities https://goldenagri.com.sg/sustainability-dashboard/supply-chain-map, checked on 2 June 2018.

117 Golden Agri-Resources (2018) Annual Report 2017. https://goldenagri.com.sg/wp-content/uploads/2018/03/GAR-AR2017.pdf

118 Golden Agri-Resources (2018) Annual Report 2017. https://goldenagri.com.sg/wp-content/uploads/2018/03/GAR-AR2017.pdf Page 54: "In 2017, we reached a significant milestone when we achieved 100 percent Traceability to the Plantation (“TTP”) for all GAR mills. This means 39 percent of our palm supply chain is now fully traceable".

119 Wilmar (no date) Country Statistics January – Dececmber 2017. http://www.wilmar-international.com/sustainability/progress/traceability/country-statistics/, checked on 4 June 2018.

120 Chain Reaction Research (1 November 2017)

121 Wilmar (no date) Country Statistics January – Dececmber 2017.

122 Musim Mas (no date) Operational Presence. http://www.musimmas.com/about-us/operational-presence#_ptoh_3012739, checked on 4 June 2018.

123 Chain Reaction Research (1 November 2017)

124 Musim Mas (2018) Sustainability Policy Progress Report January – December 2017. http://www.musimmas.com/qws/slot/u50045/style/Sustainability/3.%20Progress%20on%20Policy/Progress%20Report/5th%20Progress%20Report%20-%20Jan%20to%20Nov%202017/2017%20Progress%20report%20-%20Jan%20to%20Dec%202017.pdf

125 Apical (no date) Operations. http://www.apicalgroup.com/operations, checked on 4 June 2018.

126 http://www.eyesontheforest.or.id/uploads/default/report/Eyes-on-the-Forest-Investigative-Report-No-One-is-Safe-April-20161.pdf

127 CPO mills in Central Sumatra, published at the Eyes on the Forest interactive map http://maps.eyesontheforest.or.id

128 Nestlé (February 2013) Nestle Commitment on Deforestation and Forest Stewardship. https://www.nestle.com/asset-library/documents/library/documents/corporate_social_responsibility/commitment-on-deforestation-2013.pdf

129 Unilever (No date) Eliminating deforestationin our supply chain. https://www.unilever.com/sustainable-living/reducing-environmental-impact/greenhouse-gases/eliminating-deforestation-in-our-supply-chain/

130 CAO (December 2013) Dispute Resolution Conclusion Report – Wilmar 3. http://www.cao-ombudsman.org/cases/document-links/documents/Wilmar3ConclusionReportDec2013.pdf

Page 51: Cukup sudah! · Industri sawit mengakibatkan deforestasi parah di Indonesia. Analisa citra satelit oleh EoF ... Sumatera merupakan lokasi produksi utama minyak sawit untuk Grup 4

48 | EoF (Juni 2018) Cukup sudah !