creatinin

2
1. Dasar Teori Otot skeletal untuk membutuhkan energy yang cukup besar dan terus menerus dalam upaya mempertahankan kinerjanya. Sumber energi untuk kontraksi otot rangka ini bersumber dari: a. Kreatin Fosfat Keratin fosfat yang tersedia di otot akan bereaksi dengan ADP untuk membentuk ATP. Reaksi ini dikatalis oleh Enzim Keratin Kinase. Kreatin fosfat ini dapat mensuplai energy untuk aktivitas otot rangka selama 10-15 detik. b. Glikolisis Anaerob Glikolisis ini menggunakan glikogen yang tersedia di otot untuk mensuplai kebutuhan energi untuk kontraksi otot selama 30-40 detik tanpa menggunakan oksigen. Cara ini mampu menghasilkan energy yang sangat sedikit dibandingkan reaksi glikolisis aerob namun merupakan penyedia energy yang 2,5 kali lebih cepat dibandingkan glikolisis earob. c. Glikolisis Aerob Proses penghasilan energy dari katabolisme glukosa dan glikogen yang membutuhkan suplai oksigen untuk terselenggaranya proses ini. Jalur ini menghasilkan

Upload: merdalis-nurlivia

Post on 16-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

biokim

TRANSCRIPT

1. Dasar TeoriOtot skeletal untuk membutuhkan energy yang cukup besar dan terus menerus dalam upaya mempertahankan kinerjanya. Sumber energi untuk kontraksi otot rangka ini bersumber dari:a. Kreatin FosfatKeratin fosfat yang tersedia di otot akan bereaksi dengan ADP untuk membentuk ATP. Reaksi ini dikatalis oleh Enzim Keratin Kinase. Kreatin fosfat ini dapat mensuplai energy untuk aktivitas otot rangka selama 10-15 detik.b. Glikolisis Anaerob Glikolisis ini menggunakan glikogen yang tersedia di otot untuk mensuplai kebutuhan energi untuk kontraksi otot selama 30-40 detik tanpa menggunakan oksigen. Cara ini mampu menghasilkan energy yang sangat sedikit dibandingkan reaksi glikolisis aerob namun merupakan penyedia energy yang 2,5 kali lebih cepat dibandingkan glikolisis earob.c. Glikolisis AerobProses penghasilan energy dari katabolisme glukosa dan glikogen yang membutuhkan suplai oksigen untuk terselenggaranya proses ini. Jalur ini menghasilkan hampir 95% energy yang dibutuhkan untuk kontraksi otot skeletal.

Pada penggunaan Kreatin fosfat ini, reaksi antara keratin fosfat dan ADP selain menghasilkan ATP, juga menghasilkan Kreatinin. Kreatinin ini akan dilepaskan ke kapiler darah untuk selanjutnya menuju aliran sistemik yang pada akhirnya akan dieksresikan melalui urin. Dalam keadaan normal, sebesar 1 - 1,8 gram kreatinin diekskresikan melalui urin dalam 24 jam. Ekskresi kreatinin ini dapat dijadikan Indeks Massa Otot selama ginjal masih bekerja maksimal. Ekskresi kreatinin ini dapat berkurang pada keadaan kelaparan dan atrofi otot dan mampu meningkat jika terjadi peningkatan katabolisme jaringan seperti pada demam.

Masing-masing individu mengekskresikan kreatinin dalam jumlah konstran dan tidak dipengaruhi oleh diet sehingga dapat dinyatakan dalam Koefisien Kreatinin. Koefisien Kreatinin menyatakan ekskresi kreatinin dalam 24 jam (dalam mg) dibandingkan dengan berat badan (dalam kg). uji kreatinin ini juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu sampel urin benar merupakan sampel urin yang dikumpulkan dalam 24 jam.

Koefisien KreatininLaki-laki : 20 - 26 mg/ kg berar badan/ 24 jamPerempuan : 14 22 mg/ kg berat badan/ 24 jam