copy of rmk activity based costing

19
ACTIVITY BASED COSTING A. Pengertian Activity Based Costing Pengertian Activity Based Costing menurut Mulyadi adalah : “Metode penentuan HPP (Product Costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. Jadi dapat disimpulkan bahwa ABC merupakan suatu metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan sistem ABC mensyaratkan 3 hal: 1. Perusahaan mempunyai tingkat diservitas yang tinggi Artinya bahwa sistem ABC mensyaratkan perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan persoalan dalam membebankan biaya ke masing-masing produk. 2. Tingkat persaingan industri yang tinggi Terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama dan sejenis. Semakin besar tingkat persaingan diantara perusahaan tersebut maka akan semakin penting peran informasi penetapan harga pokok yang akurat dalam mendukung pengambilan keputusan oleh manajemen.

Upload: okta7373

Post on 12-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Rmk Activity Based Costing

ACTIVITY BASED COSTING

A. Pengertian Activity Based Costing

Pengertian Activity Based Costing menurut Mulyadi adalah : “Metode penentuan

HPP (Product Costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok secara

cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi

sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ABC merupakan suatu metode yang menerapkan

konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok

produk yang lebih akurat

Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan sistem ABC mensyaratkan 3

hal:

1. Perusahaan mempunyai tingkat diservitas yang tinggi

Artinya bahwa sistem ABC mensyaratkan perusahaan memproduksi beberapa

macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang

sama. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan persoalan dalam membebankan

biaya ke masing-masing produk.

2. Tingkat persaingan industri yang tinggi

Terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama dan

sejenis. Semakin besar tingkat persaingan diantara perusahaan tersebut maka akan

semakin penting peran informasi penetapan harga pokok yang akurat dalam

mendukung pengambilan keputusan oleh manajemen.

3. Biaya pengukuran yang rendah

Bahwa biaya yang digunakan sistem ABC dalam menghasilkan informasi biaya

yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dngan manfaat yang diperoleh.

ABC menggunakan lebih banyak Cost Driver (suatu kejadian yang menimbulkan

biaya) dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya

tradisional.

Landasan penting dalam menghitung baiya berdasarkan aktivitas adalah dengan

mengidentifikasi pemicu biaya (cost driver) untuk setiap aktvitas. Bila pemahaman

Page 2: Copy of Rmk Activity Based Costing

tidak tepat mengenai pemicu ini, maka akan mengakibatkan ketidaktepatan pada

pengklasifikasian biaya (dampak dalam pengambilan keputusan).

Ada 2 jenis Cost Driver, yaitu :

1. Cost Driver berdasarkan unit : Membebankan biaya overhead pada produk melalui

penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh department.

2. Cost Driver berdasarkan non unit : Merupakan faktor-faktor penyebab selain unit

yang menjelaskan konsumsi overhead.

Penentuan Cost Driver yang tepat terdiri atas:

1. Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan. Dengan kata lain semakin tinggi

tingkat kakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driver yang dibutuhkan.

2. Pemilihan cost driver yang tepat tergantung pada 3 faktor :

a. Biaya pengukuran (Cost of Measurement): Dalam system ABC, terdapat

sejumlah Cost Driver yang dapat digunakan. Ada baiknya untuk memilih

Cost Driver yang menggunakan informasi yang telah tersedia. Informasi

yang tidak tersedia pada system yang ada sebelumnya berarti harus

dihasilkan, dan akibatnya akan meningkatkan biaya system informasi suatu

perusahaan. Pengelompokan biaya (Cost Pool) yang homogen dapat

menghasilkan sejumlah Cost Driver. Untuk itu Cost Driver yang dapat

digunakan pada system informasi yang ada sebelumnya hendaknya dipilih.

Pemilihan ini akan meminimumkan biaya pengukuran

b. Derajat Korelasi (degree of correlation) antara konsumsi aktivitas yang

yang aktual dengan cost driver : Struktur informasi yang tersedia dapat

dimanfaatkaan dengan cara lain untuk meminimalkan biaya pengumpulan

informasi konsumsi cost driver. Terdapat kemungkinan untuk

menggantikan suatu pemicu biaya yang secara langsung mengukur

konsumsi suatu aktivitas dengan Cost driver yang tidak secara langung

mengukur konsumsi tersebut. Misalnya jam inspeksi dapat digantikan

dengan junmlah inspeksi aktual tiap produk, angka ini dapat diketahui.

Penggantian ini berlaku apabila jam yang digunakan da;am setiap inspeksi

perproduk adalah cukup stabil.

Page 3: Copy of Rmk Activity Based Costing

c. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effec). Sistem

informasi yang ada dari penetapan Cost driver tidak hanya berdampak pada

penetapan keputusan, tetapi juga berpengaruh pada perilaku dari pembuat

keputusan. Hasilnya bisa saja baik atau buruk, tergantung pada efek

perilakunya.

B. Distorsi Biaya

Penentuan biaya produksi dengan metode tradisional costing dapat menimbulkan

distorsi biaya produksi. Distorsi Biaya Produksi merupakan kesalahan pembebanan

biaya terhadap suatu produk. Distorsi ini dapat dibagi menjadi 2 :

1. Distorsi Undercosting : Terjadi apabila metode tradisional costing terlalu

rendah mengkalkulasikan biaya produksi tak langsung untuk suatu produk

2. Distorsi Overcosting : Terjadi apabila metode tradisional costing terlalu tinggi

mengkalkukasikan biaya produksi tak langsung untuk suatu produk.

Distorsi biaya terjadi pada metode tradisional costing dikarenakan metode ini hanya

menggunakan satu jenis pembebanan biaya yang sama untuk setiap produk yang

dihasilkan.

Namun demikian dengan adanya Metode ABC, aktivitas apa saja yang dikonsumsi

suatu produk dapat ditelusuri sehingga dapat diketahui jumlah biaya yang akurat (yang

sebenarnya).

C. Pembebanan 2 (Dua) Tahap dalam Activity Based Costing

Pembebanan biaya dalam system ABC terbagi atas 2 tahap :

Tahap Pertama : Mengelompokkan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang

homogen/sejenis (Cost Pool), dengan cara :

1. Identifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktivitas

2. Mengklasifikasikan aktivitas kedalam berbagai biaya aktivitas. Dimana biaya

aktivitas digolongkan kedalam 4 kategori, yaitu :

- Biaya Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activity Cost) : Biaya aktivitas

yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan.

Misalnya : Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja.

Page 4: Copy of Rmk Activity Based Costing

- Biaya Aktivitas Batch (Batch Activity Cost) : Biaya yang berkaitan dengan

jumlah batch produk yang diproduksi. Misalnya : Biaya setup mesin, biaya

aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerak bahan

dan order pembelian, dan aktivitas inspeksi.

- Biaya Aktivitas yang Pendukung Produk (Produk Sustaining Activity Cost) :

Biaya yang berkaitan dengan aktivitas pendukung dalam penelitian dan

pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk

tetap dapat dipasarkan. Misalnya : Biaya pengujian produk, dan Biaya

desain produk, Biaya pengembangan (pengiklanan produk)

- Biaya Aktivitas yang Pendukung Fasilitas (Facility Sustaining Activity

Cost) : Biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan kapasitas

yang dimiliki perusahaan. Misalnya : Biaya depresiasi, Biaya asuransi,

Biaya gaji pegawai kunci, Biaya kebersihan kantor, pemeliharaan

bangunan, manajeman pabrik, PBB,

3. Mengidentifikasikan Cost Driver (Pemicu Biaya). Dimaksudkan untuk

memudahkan dalam penentuan tarif/unit cost driver.

4. Menentukan Tarif/unit Cost Driver. Ini dapat dihitung dengan cara sbb:

Tarif/unit Cost Driver = Jumlah Aktivitas (Cost Pool) Cost Driver

Tahap Kedua : Mengalokasikan Biaya Overhead dari setiap aktivitas, caranya :

Alokasi Biaya Overhead = Tarif Pool X Jumlah Cost Driver yang

dikonsumsi oleh produk

Page 5: Copy of Rmk Activity Based Costing

D. Activity Based Costing Dalam Perusahaan Jasa

Secara umum prosedur penerapan sistem ABC dalam perusahaan jasa sama dengan

perusahaan manufaktur. Caranya :

1. Biaya-biaya yang ada dikelompokkan dalam pool biaya(cost pool) yang

homogen

2. Biaya yang ada kemudian dialokasikan pada Unit Level Activity Cost, Batch

Activity Cost, Service Sustaining Activity Cost, dan Facility Sustaining

Activity Cost.

3. Biaya dialokasikan atau dibebankan ke harga pokok masing-masing jasa atau

kepada konsumen berdasarkan Activity Drivernya (Pemicu Aktivitas).

Hal-hal yang mesti diperhatikan dalam penerapan ABC ini dalam perusahaan jasa

adalah :

- Identifying and Costing Activity (Identifkasi dan Aktivitas Biaya) :

Mengidentifikasi biaya aktivitas dapat membantu dalam pengoperasian yang

efisien.

- Special Challenger : Perbedaaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur

akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan itu seperti

sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa tidak dapat menjadi

suatu persedian, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan

menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.

- Output Diversity : Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam

mengindentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang

menggambarkan aktivitas-aktivitas pada hal-hal yang berbeda mungkin sulit untuk

dijelaskan atau ditentukan.

Page 6: Copy of Rmk Activity Based Costing

E. Pembahasan Kasus

Diketahui :

- Medison Electric memproduksi 3 model pompa (Reguler Model, Advenced Model, dan Deluxe Model)

- Penjualan tahunan Medison Electric dapat dilihat pada tabel

Biaya Overhead Pabrik :

Depresiasi mesin $ 2. 960.000Perawatan mesin 240.000Depresiasi, pajak dan asuransi perusahaan 600.000Engeneering (Pekerja) 700.000Pembelian, penerimaan, pengapalan 500.000Pengawasan dan perbaikan kerusakan 750.000Pengolahan bahan baku 800.000Biaya overhead pabrik miscellaneous 590.000

Total------------------------------------------------------------------------------$ 7.140.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung :

Reguler model : 20.000 JamAdvanced model : 2.000 JamDeluxe model : 20.000 Jam

Total--------------------------------- 42.000 Jam

Tarif Overhead yang ditetapkan = Biaya Overhead Biaya Jam Tenaga Kerja Langsung

= $ 7.140.000 42.000 Jam

= $ 170 per jam

- Target harga 110% dari tingkat biaya total produk- Pesaing perusahaan Medison Electric hanya menjual produl Reguler Model seharga

$ 212, sedangkan Medison Electric sendiri terpaksa harus menjual dengan harga $ 220

  Reguler Model Advanced Model Deluxe model

Penjualan Tahunan (Unit) 20.000 1.000 10.000

Biaya Produk :      

Bahan Baku Langsung $20 $50 $84

Tenaga Kerja Langsung 20 (1 Jam, $20) 40 (2 Jam, $20) 40 (2 Jam, $20)

Overhead Pabrik 170 (1 Jam, $170) 340 (2 Jam, $170) 340 (2 Jam, $170)

Total Biaya Produk $210 $430 $464

Page 7: Copy of Rmk Activity Based Costing

Data terbaru yang dikumpulkan oleh pengawas terhadap situasi tersebut ditemukan

bahwa :

Pengelompokan Aktivitas BiayaPemicu Biaya (Cost

Driver)Lini Produk

Reguler Model Advanced Model Deluxe Model

1. Depresiasi MesinJam Mesin 39% 13% 48%

Perawatan mesin

2. Engeneering (Pekerja)Jam Engeneering 47% 6% 47%

Pengawasan dan perbaikan kerusakan

3 Belanja, penerimaan dan pengapalan Jumlah Permintaan Pesanan

47% 8% 45% Pengolahan bahan baku

4 Depresiasi, pajak, asuransi perusahaan Penggunaan gudang perusahaan

42% 15% 43% Overhead pabrik miscellaneous

Ditanyakan :1. Hitung Target Harga untuk ketiga model tersebut didasarkan pada sistem

tradisional, volume-based product costing sistem?2. Hitung Biaya Produk baru untuk ketiga produk, berdasarkan data baru yang

dikumpulkan oleh pengawas. Mendekati sen terkecil?3. Hitung Target Harga baru untuk ketiga produk, berdasarkan meode ABC?

Hitung Target Harga baru yang aktual (sebenarnya) yang dapat dijual untuk produk Reguler Model?

4. Tuliskan catatan kepada pemimpin perusahaan yang menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dari hasil penerapan volume-based product-costing sistem yang tradisional?

5. Apa strategi pilihan yang manajemen miliki? Apa yang ada sarankan, dan mengapa?

Penyelesaian :

1. Target harga untuk tetiga model tersebut didasarkan pada volume-based product

costing system tradisional :

Reguler Model : $ 210 x 110% = $ 231

Advanced Model : $ 430 x 110% = $ 473

Deluxe Model : $ 464 x 110% = $ 510.4

Page 8: Copy of Rmk Activity Based Costing

2. Biaya Produk baru untuk ketiga produk, berdasarkan data baru yang dikumpulkan

oleh pengawas :

Jam Mesin : Reguler Model = ($ 3.200.000 ÷ 42.000) x 39% = $ 29.71Advanced Model = ($ 3.200.000 ÷ 42.000) x 13% = $ 9.9047Deluxe Model = ($ 3.200.000 ÷ 42.000) x 48% = $ 36.5712

Jam Engeneering :Reguler Model = ($ 1.450.000 ÷ 20.000) x 47% = $ 34.075Advanced Model = ($ 1.450.000 ÷ 1.000) x 6% = $ 87Deluxe Model = ($ 1.450.000 ÷ 10.000) x 47% = $ 68.15

Jumlah Permintaan Pesanan :Reguler Model = ($ 1.300.000 ÷ 20.000) x 47% = $ 30.55Advanced Model = ($ 1.300.000 ÷ 1.000) x 8% = $ 104Deluxe Model = ($ 1.300.000 ÷ 10.000) x 45% = $ 58.5

Penggunaan Gudang Perusahaan :Reguler Model = ($ 1.190.000 ÷ 20.000) x 42% = $ 24.99Advanced Model = ($ 1.190.000 ÷ 1.000) x 15% = $ 178.5Deluxe Model = ($ 1.190.000 ÷ 10.000) x 43% = $ 51.17

3. Target Harga yang baru untuk ketiga produk tersebut :Reguler Model : $ 159.325 x 110% = $ 175.258/unit

Advanced Model : $ 469.4047 x 110% = $ 516.345/unit

Deluxe Model : $ 338.3912 x 100% = $ 372.230/unit

4. Catatan terhadap hasil penerapan volume-based product-costing sistem yang

tradisional bahwa:

  Reguler Model Advanced Model Deluxe Model

Biaya Bahan Baku Langsung $20 $50 $84 Biaya Tenaga Kerja Langsung $20 $40 $40 Jam Mesin 29.71 9.9047 36.5712Jam Engeneering 34.075 87 68.15Jumlah Permintaan Pesanan 30.55 104 58.5Penggunaan Gudang Perusahaan 24.99 178.5 51.17

Total $159.325 $469.4047 $338.3913

Page 9: Copy of Rmk Activity Based Costing

Sistem tersebut tidak mengalokasikan Biaya overhead secara proporsional

sesuai dengan aktivitas produknya, sehingga penetapan total biaya produk

tidak akurat (Untuk ke tiga produk)

Akibat dari penetapan biaya produk yang tidak akurat manajemen

mengeluarkan keputusan yang salah dalam hal penetapan Target harga

yang baru (Untuk ke tiga produk)

Bahwa dugaan manajemen mengenai ketidak efisienan perusahaan

(utamanya untuk produk Reguler Model) adalah tidak benar, sebab

penyebab dari tingginya biaya produksi untuk Reguler Model bukan dari

ketidakefisienannya melainkan dari kesalahan pengalokasian biaya

overheadnya.

Total Biaya Produk untuk Reguler Model ternyata masih berada jauh

dibawah harga jual produk pesaing, bahkan Target harga yang ditetapkan

manajemen untuk di jual yang sebesar 110% juga masih berada dibawah

harga jual pesaingnya.

Bahwa selama kurang lebih 25 tahun, manajemen benar-benar keliru

dalam penetapan harga untuk Advanced Model, sebab total biaya produk

yang selama ini ditetapkan oleh manajemen dengan sistem tradisional

berbeda jauh dengan total biaya produk yang sebenarnya setelah

menggunakan sistem ABC.

5. Strategi yang dapat manajemen jalankan adalah :

Manajemen lebih baik mengggunakan sistem ABC dalam

pengalokasian biaya overhead nya, sehingga harga pokok yang diperoleh

manajemen benar-benar akurat.

Manajemen dapat saja menjual produk Regulernya dengan harga

yang tidak kalah bersaing dengan pesaingnya. Bahkan manajemen dapat

mengambil market yang lebih banyak lagi dari pesaingnya.

Ada baiknya bila manajemen tidak memproduksi Advanced

Model untuk tahun berikutnya (asumsi Medison Electric menerapkan

sistem ABC) sebab biaya total produk yang dihasilkan terlampau jauh

Page 10: Copy of Rmk Activity Based Costing

dengan Target harga yang selama ini dikeluarkan. Terjadi kekhawatiran

apabila produk tersebut tetap dilempar kepasaran dengan harga yang

akhirnya berbeda jauh dengan tahun sebelumnya, pelanggan tidak akan

membeli Advanced Model dengan alasan harga yang terlalu tinggi

(bahkan lebih mahal dari Deluxe Model). Dan bila ini sampai terjadi

dipastikan Madison Electric akan mengalami kerugian yang besar sebagai

akibat besarnya biaya total produk yang keluar dari Advanced Model

sementara disatu sisi Advanced Model tak akan mampu bersaing untuk

terjual.

Manajemen dapat saja memproduksi Regular Model lebih banyak,

sebab Target harga yang ada masih berada dibawah harga pesaing (asumsi

user/ pelanggan Reguler Model paling tidak konstan dengan tahun

sebelumnya), bahkan Manajemen bisa mengarahkan pelanggan yang

sebelumnya menggunakan/memilih Advanced Produk untuk

menggunakan Reguler Model yang harga nya lebih dibawah atau Deluxe

Model yang harga nya lebih diatas daripada Reguler Model namun

dibawah harga untuk Advanced Model tetapi dengan kualitas yang lebih

bagus.

Untuk lebih mudah mengamati perbedaan harga dari hasil penerapan sistem

Tradisiondal dengan sistem ABC, berikut ini disajikan Tabel Total Biaya Produk maupun

Target Harga yang dapat dicapai oleh manajemen Madison Electric :

 

Tradisional ABC

Total Biaya Produk Target Harga Total Biaya Produk Target HargaReguler Model 210/unit 231/unit 159.325 / unit 175.258 / unitAdvanced Model 430/unit 473/unit 469.4047 / unit 516.345 / unitDeluxe Model 464/unit 510.4/unit 338.3912 / unit 372.230 / unit

Berdasarkan Tabel diatas dapat pula disimpulkan mengenai Distorsi yang terjadi pada sistem Tradisional yang ada :Reguler Model : Terjadi Distorsi OvercostingAdvanced Model : Terjadi Distorsi UndercostingDeluxe Model : Terjadi Distorsi Overcosting

Page 11: Copy of Rmk Activity Based Costing

KESIMPULAN

Dari hasil ringkasan dan pembahasan kasus pada materi Activity Based Costing ini,

maka dapat kami tarik kesimpulan bahwa:

Keunggulan dari penerapan sistem ABC adalah :

- Biaya produk yang dihasilkan lebih realistis/akurat dengan asumsi bahwa biaya

overhead tidak hanya dipengaruhi oleh volume produksi saja.

- Sistem ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya (activity cause

cost) bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas.

- Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus

mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif

- Dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan

tepat. Dalam hal ini manajemen dapat berada dalam suatu posisi yang melakukan

penawaran kompetitif yang wajar serta dapat menentukan pola keluaran mutu yang

lebih efisien dan lebih tinggi.

- Manajemen dapat menganalisis dengan lebih akurat mengenai volume produksi

untuk mencari break even atas produk yang bervolume rendah

Terdapar kelemahan dari sistem akuntansi Biaya Tradisional antara lain:

- Adanya biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan pembuatan

produk dimasukkan dalam perhitungan biaya overhead. Hal ini akan menimbulkan

distorsi biaya, karena biaya tersebut tidak memenuhi prinsip analisis nilai tambah

(added value analysis)

- Sistem Akuntansi biaya tradisional terlalu menekankan pada tujuan penentuan

harga pokok produk yang dijual. Akibatnya sistem ini hanya menyediakan

infromasi yang relatif sangat sedikt untuk mencapai keunggulan dalam perasingan

global.

Page 12: Copy of Rmk Activity Based Costing

- Tidak mencerminkan sebab akibat biaya karena seringkali beranggapan bahwa

biaya ditimbulkan oleh faktor tunggal misalnya volume produk atau jam kerja

langsung.

- Sistem akuntansi biaya tradisional untuk biaya overhead terlalu memusatkan pada

distribusi dan alokasi biaya overhead daripada berusaha keras untuk mengurangi

pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah

Page 13: Copy of Rmk Activity Based Costing

Tugas

ACTIVITY BASED COSTING

Page 14: Copy of Rmk Activity Based Costing

Kelompok

1. Andi Pratiwi Indasari2. Irmayanty Odding3. Adeline Thernin

4. Meyrita Paramitra5. Vera Tasrif

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI ANGKATAN XFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2009