contoh proposal ta

10
A. JUDUL : EVALUASI KINERJA MESIN BOR DALAM PEMBUATAN LUBANG LEDAK DI KUARI BATUGAMPING PT. SEMEN TONASA B. PERUMUSAN MASALAH Masalah yang mungkin dihadapi adalah : 1. Apakah metode pemboran yang diterapkan sudah dapat mendukung proses produksi. Jika belum maka perlu diupayakan metode pemboran yang lebih efisien sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. 2. Apakah kinerja alat bor masih perlu ditingkatkan untuk mendukung kegiatan pemboran secara khusus dan proses produksi secara umum sehingga efisiensi kerja dapat ditingkatkan. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah metode pemboran yang diterapkan sudah dapat mendukung operasi peledakan dan proses produksi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada dan memberikan

Upload: abel-yuki-edwar

Post on 06-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Proposal TA

A. JUDUL :

EVALUASI KINERJA MESIN BOR DALAM PEMBUATAN LUBANG LEDAK DI

KUARI BATUGAMPING PT. SEMEN TONASA

B. PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang mungkin dihadapi adalah :

1. Apakah metode pemboran yang diterapkan sudah dapat mendukung proses produksi.

Jika belum maka perlu diupayakan metode pemboran yang lebih efisien sehingga proses

produksi dapat berjalan lancar.

2. Apakah kinerja alat bor masih perlu ditingkatkan untuk mendukung kegiatan pemboran

secara khusus dan proses produksi secara umum sehingga efisiensi kerja dapat

ditingkatkan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah metode pemboran yang diterapkan

sudah dapat mendukung operasi peledakan dan proses produksi. Penelitian ini juga bertujuan

untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada dan memberikan masukan yang berguna

untuk peningkatan produksi alat bor dan peningkatan efisiensi waktu kerja.

D. ISI

Sifat batuan yang berpengaruh terhadap pemboran :

1. Kekerasan (hardness)

Kekerasan adalah ketahanan permukaan material terhadap penetrasi material lain yang lebih

keras. Kekerasan batuan perlu diketahui untuk memudahkan operasi pemboran. Batuan

diklasifikasikan kekerasannya dengan menggunakan skala Friedrich von Mohs (1882). Skala

Page 2: Contoh Proposal TA

ini didasarkan pada ketahanan gores mineral terhadap mineral lain dan mempunyai skala dari

1 sampai 10.

2. Kekuatan (strength)

Kekuatan mekanik suatu batuan adalah sifat dari kekuatan batuan terhadap gaya luar,

baik statis maupun dinamis. Kekuatan batuan tergantung dari komposisi mineralnya.

Mineral yang terkompak adalah kuarsa, sehingga semakin banyak komposisi kuarsa

dalam batuan maka kekuatannya semakin besar.

3. Elastisitas

Kebanyakan batuan memiliki perilaku elastic-fragile, yang dapat didekati dengan Hukum

Hooke. Batuan akan hancur jika regangan melewati batas elastiknya.

4. Plastisitas

Perubahan plastisitas pada batuan dapat menimbulkan kerusakan bentuk batuan. Hal ini

terjadi jika batuan mengalami stress yang melebihi batas elastisnya. Sifat plastis batuan

dipengaruhi oleh komposisi mineral dan kandungan kuarsanya.

5. Abrasiveness

Abrasiveness adalah sifat batuan yang dapat digores oleh batuan lain yang lebih keras.

Sifat ini dipengaruhi oleh kekerasan butiran batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas

batuan, dan sifat heterogenitas batuan.

6. Tekstur

Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral yang menyusun batuan tersebut.

Ukuran butir mempunyai pengaruh yang sama dengan bentuk batuan, porositas batuan, dan

sifat-sifat batuan lainnya. Semua aspek ini berpengaruh dalam keberhasilan operasi pemboran.

Page 3: Contoh Proposal TA

7. Struktur

Sifat struktur masa batuan seperti schistocity, bidang perlapisan, kekar, diabases, dan

sesar mempunyai pengaruh yang sama pentingnya dengan jurus dan kemiringan dalam

pengaturan lubang ledak, kegiatan pemboran, dan kestabilan dinding lubang ledak.

8. Karakteristik pecahan

Karakteristik pecahan adalah sifat batuan ketika dipukul dengan palu. Pecahan batuan akan

mempunyai bentuk yang khas dan tingkat pecahannya dipengaruhi oleh tekstur, komposisi

mineral, dan struktur batuannya.

Hambatan yang mungkin timbul pada saat kegiatan pemboran berlangsung :

1. Hambatan yang tak dapat dihindari

- Faktor cuaca (hujan lebat)

- Kerusakan alat bor atau kompresor

- Batang bor terjepit karena adanya sesar

- Air tanah

2. Hambatan yang dapat dihindari

- posisi titik lubang bor belum dipersiapkan

- masuknya material ke dalam lubang bor

Tahapan-tahapan pelaksanaan pemboran :

- menentukan lokasi yang akan dilakukan pemboran

- menentukan pola pemboran

- menentukan titik yang akan dibor

- menentukan dimensi pemboran

Page 4: Contoh Proposal TA

- menentukan kedalaman pemboran

- menutup lubang tembak hasil pemboran agar tidak kemasukan material

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemboran :

1. Waktu daur (cycle time)

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu lubang bor.

Ct = Bt + St + At + Dt + Pt

Keterangan :

Ct = waktu daur (menit)

Bt = waktu pemboran dari muka tanah sampai kedalaman tertentu (menit)

St = waktu menyambung batang bor (menit)

At = waktu melepas batang bor, menghembus cutting, dan mengangkat batang bor dari

kedalaman tertentu sampai ke permukaan (menit)

Dt = waktu untuk mengatasi hambatan (menit)

Pt = waktu pindah ke lubang yang lain dan mempersiapkan alat bor hingga siap untuk

melakukan pemboran (menit)

2. Kecepatan pemboran (gross drilling rate)

Merupakan perhitungan laju pemboran rata-rata (kotor) untuk satu lubang bor dan sudah

termasuk waktu untuk mengatasi hambatan.

Gdr = H / Ct

Keterangan :

Gdr = kecepatan pemboran (meter/menit)

H = kedalaman lubang tembak (meter)

Page 5: Contoh Proposal TA

Ct = waktu edar pemboran (menit)

3. Efisiensi kerja alat bor

Eff = F x 100% / F’

Keterangan :

Eff = efisiensi kerja alat bor (%)

F = kedalam lubang bor yang diperoleh (meter)

F’ = kedalaman lubang bor yang seharusnya diperoleh (meter)

4. Volume batuan yang diledakan

V = p x l x t x cf

= (N - 1) S x (R x B) x L x cf

keterangan :

V = volume batuan yang diledakkan (m3)

p = panjang pola pemboran (m)

l = lebar pola pemboran (m)

t = L = tinggi jenjang (m)

N = jumlah lubang pemboran dalam satu baris

S = spasi (m)

B = burden (m)

R = jumlah baris

cf = faktor koreksi

5. Volume Setara

Veq = V / (n x H)

Page 6: Contoh Proposal TA

Keterangan :

Veq = volume setara (m3/m)

V = volume batuan yang diledakkan (m3)

n = jumlah lubang tembak

H = kedalaman lubang tembak (m)

6. Produksi alat bor

P = Veq x Gdr x Eff x 60

Keterangan :

P = produksi alat bor (m3/jam/alat)

60 = konversi dari menit ke jam

7. Kesediaan mekanik (mechanical availability)

MA = W x 100% / (W + R)

Keterangan :

MA = kesediaan mekanik

W = jumlah jam kerja alat

R = jumlah jam perbaikan

8. Kesediaan fisik (physical availability)

PA = (W + S) x 100% / (W + R + S)

Keterangan :

PA = kesediaan fisik

S = jumlah jam menunggu alat

Page 7: Contoh Proposal TA

Mesin bor yang digunakan adalah jenis crawler drill. Mesin bor ini merupakan mesin bor

mekanis dan cocok dalam produktivitas bench drilling. Komponen-komponen yang terdapat

pada crawler drill :

- rock drill

- chain feed, stell retainer, dan rod changer

- boom

- oscillating crawler base

- dust collection system

- powerpack yang terdiri dari mesin disel, pompa hidrolik, flushing air compressor

- control system

Crawler drill modern bersifat ekonomis dan dapat meningkatkan produktivitas kerja, oleh

karena itu harus mempunyai sifat-sifat :

- kemampuan penetrasi yang tinggi

- waktu edarnya pendek

- dapat menghasilkan lubang bor dengan kualitas yang bagus

- biaya pengoperasiannya murah