contoh proposal ikan(1) ada mrtodnyah

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang turut mem peranan dalam pembangunan. Hal ini bukan saja karena sektor pertanian se produsen produk-produk primer, tetapi sektor pertanian juga berfungsi sebagai penyedia lapangan kerja bagi penduduk, sebagai pasar potensil bagi produk in dan juga sebagai penghasil komoditas ekspor non migas untuk menghasilkan devi negara. Dengan demikian pembangunan sektorpertanian mempunyai peranan strategis dalam menjamin ketahanan pangan penduduk,termasukdidalamnya pembangunansub sektor perikanan sebagai bagianyang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian untuk meningkatkankualitas gizi masyarakatdan menciptakan kesempatan kerja dan memanfaatkan sumberdaya secara optimal. Pengembangan usaha budidaya ikan bandeng di abupaten onawe !elatan perlu memperhatikan kondisi tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi dan usaha. Dengan mengetahui tingkat efisiensi dan kondisi skala usaha, pengusaha mempertimbangkan perlu tidaknya suatu usaha dikembangkan lebih lanjut "#hand and aul, $%&'( . )ikakondisi skalausaha dengan kenaikanhasil bertambah "increasing returns to scale) sebaiknya besarnya usaha diperluas untuk menuru biaya produksi rata-rata sehingga menaikkan keuntungan. )ika kondisi dengan kenaikan hasil tetap "constant returns to scale(, maka perluasan usaha berpengaruh terhadap biaya produksi rata-rata !edangkan jika kondisi dengan kenaikan hasil berkurang "decreasing return to skale) maka perluasan akan mengakibatkan naiknya biaya produksi rata-rata. *ntuk kasus usaha budidaya ikan bandeng di ecamatan +inanggea ecamatan oramo abupaten onawe !elatan, penentuan kondisi skala usaha dan efisiensi alokasi penggunaan faktor-faktor produksi dipandang perlu karena be dengan strategi pengembangan sistem usaha budidaya bandeng ke depan,

Upload: jun-wil-son

Post on 05-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jsjs

TRANSCRIPT

I

10

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang turut memegang peranan dalam pembangunan. Hal ini bukan saja karena sektor pertanian sebagai produsen produk-produk primer, tetapi sektor pertanian juga berfungsi sebagai penyedia lapangan kerja bagi penduduk, sebagai pasar potensil bagi produk industri, dan juga sebagai penghasil komoditas ekspor non migas untuk menghasilkan devisa negara.

Dengan demikian pembangunan sektor pertanian mempunyai peranan strategis dalam menjamin ketahanan pangan penduduk, termasuk didalamnya pembangunan sub sektor perikanan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat dan menciptakan kesempatan kerja dan memanfaatkan sumberdaya secara optimal.

Pengembangan usaha budidaya ikan bandeng di Kabupaten Konawe Selatan perlu memperhatikan kondisi tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi dan skala usaha. Dengan mengetahui tingkat efisiensi dan kondisi skala usaha, pengusaha dapat mempertimbangkan perlu tidaknya suatu usaha dikembangkan lebih lanjut (Chand and Kaul, 1986). Jika kondisi skala usaha dengan kenaikan hasil bertambah (increasing returns to scale) sebaiknya besarnya usaha diperluas untuk menurunkan biaya produksi rata-rata sehingga menaikkan keuntungan. Jika kondisi skala usaha dengan kenaikan hasil tetap (constant returns to scale), maka perluasan usaha tidak berpengaruh terhadap biaya produksi rata-rata Sedangkan jika kondisi skala usaha dengan kenaikan hasil berkurang (decreasing return to skale) maka perluasan usaha akan mengakibatkan naiknya biaya produksi rata-rata. Untuk kasus usaha budidaya ikan bandeng di Kecamatan Tinanggea dan Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan, penentuan kondisi skala usaha dan efisiensi alokasi penggunaan faktor-faktor produksi dipandang perlu karena berkaitan dengan strategi pengembangan sistem usaha budidaya bandeng ke depan, apakah sebaiknya mengarah pada penerapan sistem intensifikasi atau ekstensifikasi. Untuk itu, perlu dilakukan pengkajian mengenai pendugaan fungsi produksi dan skala usaha budidaya ikan bandeng Kajian ini bertujuan untuk menelaah efisiensi alokasi penggunaan faktor produksi dan keadaan skala ekonomi usaha (return to scale). Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi penggunaan faktor-faktor produksi pada tingkat yang optimal sehingga pembudidaya ikan dapat memperoleh keuntungan maksimal dan produksi ikan bandeng di Kabupaten Konawe Selatan dapat di tingkatkan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumusan beberapa masalah pokok dalam penelitian ini yaitu:1. Apakah faktor jumlah bibit, luas tambak, jumlah pakan, jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi ikan bandeng

2. Bagaimana tingkat efisiensi penggunaan faktor jumlah bibit, luas lahan, jumlah pakan, jumlah tenaga kerja,

3. Bagimana kondisi return to scale tambak ikan bandeng

4. Apakah ada perbedaan produksi antara tambak yang memiliki fasilitas saluran air dari pemerintah dengan yang tidak

5. Faktor apa yang mempengaruhi keputusan petani tambak melakukan relokasi investasi pada usaha tambak ikan bandengC. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hasil pengelolaan tambak ikan bandeng di Kabupaten Konawe Selatan,untuk itu ingin diketahui:1. Mengetahui pengaruh jumlah bibit, luas lahan, jumlah pakan, jumlah tenaga kerja tenaga kerja terhadap produksi ikan bandeng

2. Mengetahui tingkat efisiensi penggunaan faktor jumlah bibit, luas lahan, jumlah pakan, jumlah tenaga kerja

3. Mengetahui return to scale tambak ikan bandeng

4. Mengetahui perbedaan tingkat produksi antara tambak yang memiliki fasilitas saluran air dari pemerintah dengan yang tidak.

5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan petani tambak melakukan relokasi investasi pada usaha tambak ikan bandengD. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai1. Memberikan tambahan informasi bagi pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dalam menetapkan kebijakan untuk mengembankan usaha tambak ikan bandeng

2. Memberikan tambahan informasi bagi petani tambak ikan bandeng tentang faktor yang mempengaruhi produksi dan efisiensi

3. Memberikan tambahan informasi bagi peneliti lain untuk digunakan sebagai referensi pada penelitian yang sejenis.BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Produksi

Teori produksi merupakan teori yang mempelajari bagaimana cara mengkombinasikan berbagai penggunaan input pada tingkat teknologi tertentu untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Sasaran teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang optimum dengan sumberdaya yang ada. Olehnya itu dalam menentukan dan mengorganisasikan faktor-faktor produksi yang beraneka ragam, maka perlu dilakukan seselektif mungkin sehingga diperoleh hasil yang maksimum (Boediono, 2001).

Suparmoko (1977), mengatakan bahwa yang dimaksud dengan produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi, atau suatu proses dimana masukan (input) diubah menjadi luaran (output), Soegiarto, dkk (2002), mengatakan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan yang merubah input menjadi output. Demikian juga Gunawan (1997), mengatakan bahwa produksi mencakup setiap kegiatan yang menciptakan atau menambah nilai dan guna dari suatu barang atau jasa.

Pindick dan Rubinfeld (1995) berpendapat bahwa produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output (produk). Demikian juga konsep produksi, menurut Makeham (1991), bahwa produksi adalah proses menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa atau keduanya. Produsen dapat menggunakan salah satu atau ketiga faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, dan bahan baku dengan kombinasi yang berbeda guna menghasilkan satu atau banyak produk. Sementara Mubyarto (1991) mengatakan bahwa produksi pertanian adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya beberapa faktor poroduksi sekaligus yaitu tanah, tenaga kerja dan modal. Adapun produksi menurut Pindyck dan L.Rubinfeld mengatakan bahwa produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output (produk). Untuk berproduksi diperlukan sejumlah input yaitu adanya capital, tenaga kerja, teknologi, dengan demkian terdapat hubungan antara produksi dengan input berupa output maksimal yang dihasilkan dengan input tertentu atau disebut fungsi produksi.Saiid dan Intan (2001) mengatakan Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk agribisnis . Pengertian produksi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi adalah suatu aktifitas atau tindakan yang dilakukan untuk menciptakan dan menambah nilai guna dari suatu barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan yang dimaksud adalah mengkombinasikan beberapa faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan skill. Faktor-faktor produksi tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dalam mempengaruhi produksi.

Mengingat permasalahan yang ada, maka landasan teori yang digunakan adalah analisis fungsi produksi. Sukirno (2000), bahwa fungsi produksi adalah kaitan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan.

Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi disebut sebagai output.

B. Fungsi ProduksiTeori perilaku produsen memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumsi, maka peodusen mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor-faktor produksi yang akan diproses menjadi output.. Karena bila keseimbangan konsumen tercapai pada saat seluruh dananya habis untuk konsumsi, sedangkan eseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh dananya habis terpakai untuk membeli faktor-faktor produksi Dalam mengkonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility, sedangkan dalam penggunaan faktor-faktor produksi berlakui The Lawa of Diminishing Return. Produsen juga memiliki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya bila konsumen berusaha mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum. Dalam aktivitas produksinya produsen mengubah berbagai faktor produksi menjadi output, yang berdasarkan hubunganya dengan proses produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variable (variable input)

Soekartawi (1990) mengatakan bahwa fungsi produksi dapat diubah kedalam beberapa bentuk atau model matematis, dalam fungsi produksi pertanian hubungan antara input dan put put pada umumnya bersifat non linear, dan salah satu bentuk fungsi produksi sederhana yang sering digunakan dalam menganalisis produksi pertanian adalah fungsi produksi Cobb- Douglas.

ada beberapa pensyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas yaitu:

1. Tidak ada pengamatan variabel penjelas (X) yang bernilai nol, sebab logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinitive)

2. Tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan

3. Tiap variabel X adalah perfect competition

4. Pengaruh perbedaan lokasi seperti iklim adalah sudah tercakup pada faktor kesalahan ()

5. Hanya terdapat satu variabel yang dijelaskan (Y)

C. Ekonomi skala UsahaSaid dan Intan (2001) mengatakan Skala usaha hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga produksi yang dihasilkan tidak mengalami kelebihan pasokan. gegitu juga ketersediaan input. Skala usaha yang besar, secara teoritis akan dapat menghasilkan economics of scale yang tinggi. Namun kenyataanya di lapangan sering kali skala besar menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik produk pertanian yang khas. Oleh karena itu dalam merencanakan mengenai skala usaha menjadi sangat penting.

Pengembangan usaha budidaya ikan bandeng juga perlu memperhatikan kondisi skala usaha, besarnya usaha budidaya yang sebaiknya dikelola, Skala usaha (return to scale) menggambarkan respon produksi (output) terhadap perubahan semua faktor produksi (input) secara proporsional. Pada usaha tambak ikan bandeng perlu diketahui apakah kegiatan tersebut mengikuti kaidah increasing, constant atau decreasing. BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten tersebut ditentukan secara sengaja (purposive) dengan alasan bahwa di Kabupaten tersebut terdapat banyak industir-industri yang berdeglomerasi.B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua Industri di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Sementara Industri yang akan dijadikan sebagai objek sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Untuk menentukan banyaknya industri yang dijadikan sebagai obejk penelitian ditentukan melalui rumus sebagai berikut ( Slovin dalam Bambang Prasetyo, 2010)

dimana

n adalah adalah besaran sampel

N adalah adalah besaran populasi

E adalah adalah nilai kritis

C. Variabel Penelitian

Sebagai Variabel pokok yang diamati dalam penelitian ini meliputi Biaya Produksi yakni TC (FC+VC), laba, tingkat penjualan dan jarak bahan baku dari suatu industri dan variable lainnya sebagai variable pendudukung.

D. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan DataJenis data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data perimer diperoleh langsung dari objek penelitian meliputi data mengenai keadaan industri meliputi luas lahan tambak,, jumlah produksi yang dihasilkan, jumlah bibit, jumlah pupuk, jumlah pakan, jumlah tenaga kerja, tingat pendidikan petani tambak, pengalaman petani tambak. Sedangkan data sekunder sebagai data pendukung diperoleh dari berbagai instansi diantaranya Badan Pusat Statistik, Bappeda kabupaten Konawe Selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan perdagangan dan instansi lain yang relevan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Wawancara, memwawancarai responden dengat alat bantu kuesionaer

2. Observasi, mengadakan peninjauan langsung ke lokasi penelitian

3. Studi pustaka, melakukan pencatatan terhadap data yang telah ada, menyalin hasil-hasil penelitian serta berbagai publikasi yang mendukung penelitian.D. Konsep Operasional

Guna menyatukan pandangan dan menyeragamkan pengertian, maka terminology dari beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Produksi adalah semua hasil budidaya ikan bandeng yang di panen dari tambak baik yang dijual maupun yang dikonsumsi oleh petani tambak atau yang diberikan kepada buruh sebagai upah yang dihitung dengan satuan ekor/Kg2. Nener adalah bibit ikan bandeng yang ditebar pada tambak yang diukur dengan satuan ekor

3.Tenaga kerja adalah banyaknya penggunaan tenaga kerja yang dinyatakan dengan hari orang kerja ( HOK)

4. Pakan adalah pupuk urea sebagai pakan yang dinyatakan dengan satuan Kg

5. Luas lahan tambak adalah luas tambak yang diolah yang dihitung dengan satuan Luas (Ha)

6. Pendidikan adalah lamanya pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani tambak yang dinyatakan dengan tahun

7. Pengalaman adalah lamanya petani tambak telah mengusahakan tambak ikan badeng yang dinyatakan dengan tahun. 8.Relokasi investasi adalah petani yang menjual asset/hartanya di daerah asal kemudian pindah dan membeli tambak di daerah tujuan

9. Fasilitas saluran air dimaksudkan adalah petani tambak yang memperoleh saluran air dari pemerintah daerah kabupaten Konawe Selatan.

10.Efisiensi adalah produksi maksimum yang dicapai dengan korbanan tertentu

11. Jumlah biaya yang digunakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan mulai dari pembersihan tambak sampai panen

DAFTAR PUSTAKAAlgifari 1997, Analisis Statistik untuk Bisnis, dengan regresi, korelasi dan non parametrik, edisi pertama penerbit BPFE-UGM YokyakartaBasri, Hasan Tarmizi dan Gunawan Sumodiningrat, 1989, Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Terhadap Produksi, Pendapatan dan Distribusinya Pada Sawah Berpengairan dan Tanpa Pengairan, Berkala Penelitian Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada (BPPS~UGM), Jilid 2, No 2A, Edisi 1989, halaman 359 375Cunningham, S. Mr. Dun and Whitmars, 1985. Fisheries Economic and Introduction, Mansell Publishing ltd. London.

Demaris, A, 1992. Logit Modelling (practical Applications; sage university paper, series; Quantitative Applications in the social sciences; United State of America.

Dahuri, Rokhmin, Rais Ginting, Sitepu, 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Pradaya Paramitha; JakartaDepartemen Pertanian, 1999, Penggemukan Kepiting Bakau (Scylla Serrata). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran.

Direktorat Jenderal Perikanan, 2000, Statistik Perikanan. Departemen Pertanian Republik Indonesia.Firdaus, Muhamad 2007, Manajemen Agribisnis, penerbit Bumi Aksara; Jakarta

Gumbira,E.Said dan A.Harizt Intan 2001, Manajemen Agribisnis, diterbitkan atas keja sama PT.Ghalia Indonesia dengan MMA-IPB

Gujarati, D., 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. International Edition; Mc Graw-Hill; Singapure

. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi ke tiga; jilid 1-2; penerbit Erlangga Jakarta

Gunarto dan Adi Hanafi, 2000. Pengembangan Budidaya Ikan dan Kepiting Bakau dalam Kawasan Bakau, jurnal Litbang Pertanian, Volume 19, No. 1, Halaman 33 - 39.PROPOSAL SEMINAR EKONOMI INDUSTRI

USAHA IKAN BANDENG

OLEH :

TRI WAHYUNI KAHAR

STB. B1A207 030

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2011