contoh proposal bermain

Download contoh proposal bermain

If you can't read please download the document

Upload: dewi-nur-mawardi

Post on 29-Jun-2015

3.921 views

Category:

Documents


81 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL RANCANGAN BERMAIN PADA ANAK PRA SEKOLAHA. Latar Belakang Dampak hosptalisasi pada anak adalah merupakan pengalaman yang penuh dengan stres yang mana akan menimbulkan reaksi pada anak yang sesuai dengan perkembangannya, diantaranya anak akan merasa cemas dan akan timbul ketakutran akibat perpisahan dengan keluarga ataupun linkungan terutama pada anak yang di rawat lama. Terapi bermain ini sangat dibutuhkan oleh seorang anak, dimana ini merupakan kebutuhan psikososial anak baik keadaan sehat maupn sakit.Bermain pada anak yang di hospitalisasi dapat meningkatkan kecerdasannya dalam berfikir dan membantu anak untuk mengembangkan imajinasinya serta melatih daya motorik halus dan kasar pada anak. Pada anak prasekolah umumnya perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya sudah baik pula dalam berkomunikasi verbal dan non verbal. Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak prasekolah, maka dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program terapi bermain karena dengan bermain akan membuat anak menjadi lebih rileks. Adapun tempat pelaksanaan TAK yaitu di ruang anak lantai 4 dan ruang anak tersebut memiliki kapasitas tempat tidur: 64 bed dengan jumlah pasien minggu ini dari tanggal 19 sampai dengan 22 Mei 2008 sebanyak 44 orang dengan beberapa kasus penyakit: GE: 7 orang, Kejang Demam: 4 orang, Febris: 8 orang, Thypoid: 5 orang, DBD: 9 orang, DHF: 3 orang, GED: 1 orang, KP: 2 orang. Thalasemia : 1 orang, Anemia: 1 orang, Susp. BP: 1 orang, Gangguan Asidosis Metabolik : 1 orang, Gizi buruk : 1 orang. Di ruang Anak jiuka dilihat menurut umur terbagi menjadi : Usia infant ( 0-1 tahun ): 9 orang, usia toddler ( 1-2 tahun ): 12 orang, Pra sekolah (3-5 tahun) 11 orang. Dan sekolah (6-12 tahun) 12 orang. Alasan kelompok kami mengadakan therapy kelompok bermain pada anak usia prasekolah karena lebih kooperatif dan memungkinkan untuk diajak bermain dan alasan kelompok kami mengadakan therapy bermain menyusun puzzle gambar pada usia prasekolah adalah untuk mengembangkan motorik halus, intelektual, keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa, selain itu pada usia ini merupakan usia awal dalam berimajinasi serta sudah lebih kooperatif untuk dii ajak bermain. B. TUJUAN 1. Tujuan instruksional khusus Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia preschool (3-6 tahun) selama kurang lebih 45 menit diharapkan anak dapat mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan kecemasannya serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat. 2. Tujuan instruksional khusus Tujuan dari program bermain ini yaitu agar : a. Dapat menambah wawasannya b. Dapat merangsang imajinasi anak c. Dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak d. Dapat merangsang rasa kreatif anak e. Dapat mengembangkan kepercayaan dirinya C. RANCANGAN TEORI

Bermain menurut J.Cpaing ( 1992 ) adalah cara unik bagi anak memahami dan mempelajari dunianya. Bermain yang merupakan cara anak untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan menurut Chaterine Garvey ( 1997 ) bermain adalah cara anak lebih sering berperan aktif, berkaitan dengan sisi dari kehidupannya seperti untuk melanjutkan perkembangan social dan meningkatkan kreatifitasnya bermain merupakan media untuk belajar karena melalui bermain anak akan: 1. Berkomunikasi 2. Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan 3. Melakukan apa yang dapat dilakukan 4. Mengenal waktu, warna dan jenis, dsb Tujuan bermain pada usia prasekolah: 1. Menyalurkan emosi / peran anak 2. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan kognitif 3. Melatih motorik halus kasar 4. Mampu menyusun gambar yang sudah ditentukan 5. Meningkatkan kemampuan berbahasa 6. Dapat melanjutkan tumbang yang normal 7. Dapat mengekspresikan perasaan,keinginan dan fantasi /ide-ide 8. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah 9. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain : 1. Tahap perkembangan anak 2. Jenis kelamin anak 3. Status kesehatan anak 4. Lingkunan yang mendukung 5. Alat dan jenis permainan yang cocok Jenis permainan 1. Sepeda 2. Mobil-mobilan 3. Alat-alat olahraga 4. Berenang 5. Balok besar Adapun program bermain adalah: 1. Perkembangan sensorik dan motorik bermain aktif sangat penting untuk berkembangnya fungsi otot 2. Perkembangan intelektual melatih kemampuan memecahkan masalah 3. Perkembangan Sosial a. Bermain dengan anak, belajar untuk memberi dan memnerima b. Bermain dengan oranglain membantu untuk mengembangkan hubungn social dan belajar memecahakan masalah dari hubungan c. Dengan bermain anak belajar bertanggung jawab terhadap tindakan d. Kesadaran diri: anak mengenal kemamapuannya dan membandingkan dengan orang lain

Manfaat dari program bermain pada anak pra sekolah: 1. Belajar mandiri dan kooperatif 2. Bermain dalam tim: menolong anak untuk belajar bersaing 3. Bermain untuk perilaku yang dapat diterima lingkungan 4. Bermain tidak hanya mengikuti keterampilan pisik, intelektual terapy membantu perasaan terlibat dalam tim : anak mulai membentuk kelompok 5. Melatih keterampilan motorik anak D. Sasaran 1. Kriteria Klien a. Anak yang berumur usia prasekolah ( 3-5 tahun ) b. Anak kooperatif c. Anak dengan komunikasi verbal baik d. Anak dengan kondisi membaik 2. Proses seleksi Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu anak mengekpresikan ide-ide atau perasaan secara optimal dan bersosialisasi dengan efektif seperti kriteria diatas 3. Nama klien yang mengikuti a. An. M umur 4 tahun b. An. R umur 4 tahun c. An. H umur 4 tahun d. An. E umur 4 tahun e. An. A umur 3 tahun f. An. B umur 3 tahun E. orientasi dan uraian kerja 1. Struktur organisasi a. Leader : Ika Irawati b. Co. Leader : Herlang.M c. Fasilitator : 1. Sri Sugiarti 2. Marsiana d. Observer : Rosiana. I 2. Uraian Tugas a. Leader Menjelaskan tujuan bermain Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok Menjelaskan aturan bermain pada anak Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan b. Co.Leader Membantu leader dalam mengorganisasi anggota c. Fasilitator Menyiapkan alat-alat permainan Memberi motivasi kepada anak untuk menyusun gambar Mempertahankan kehadiran anak Mencegah gangguan / hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam d. 0bserver

Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain F. Pelaksanaan Hari : Jumat, 23Mei 2008 Waktu : 10.00-10.45 WIB Tempat : Anak Jumlah anggota : 6 orang Alat Bantu : Puzzle Gambar Pengorganisasian Leader menyebutkan dan menjelaskan aturan permainan Fasilitator menyiapkan puzzle gambar yang telah diacak Fasilitator memberikan motivasi kepada masing-masing anak untuk menyusun gambar yang telah ditentukan. Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama bemain 1. Fase orientasi a. salam terapeutik - Leader : mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dan anggota kelompok lain peserta memperkenalkan diri satu persatu. b. menjelaskan tujuan dan aturan bemain - Tujuan : Tujuan dari program bermain ini supaya anak dapat bersosialisasi dengan orang lain dan dapat mengekpresikan imajinasi anak. Aturan bermain: Keterangan: L : Leader Co : Coleader O : Observer F 1 & 2 : Fasilitator 1,2,3,4,5,6 : Peserta ATURAN MAIN Leader menyebutkan dan menjelaskan aturan permainan Anggota diatur dalam bentuk huruf U Leader meminta anak untuk menyusun puzzle gambar yang telah di acak Waktu untuk menyusun puzzle gambar tersebut adalah 10 menit Jika puzzle gambar telah selesai disusun, leader meminta anak untuk menyebutkan dan menceritakan kembali Bila anak-anak tersebut dapat menyebutkan dan menceritakan gambar tersebut lebih cepat maka akan diberi hadiah dan dialah juara pertamanya.

Pemenang dibagi menjadi tiga yaitu juara 1, 2 dan 3 Jika ada peserta yang ingin keluar harus menunjuk tangan dan memberitahukan fasilitator Jika ada peserta yang drop out fasilitator menanyakan alasan kalau mungkin motivasi kembali kegiatan Peserta harus hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung 2. Fase kerja a. Leader berdiri di depan b. Leader mengatur posisi klien c. Fasilitator menyiapkan peralatan bermain d. Fasilitator memberi motivasi kepada anak untuk menyusun puzzle gambar e. Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama program bermain 3. Fase terminasi a. Evaluasi respon subyektif leader menanyakan perasan klien setelah mengikuti program bermain. b. Evaluasi respon obyektif observer mengobservasi prilaku peserta selama kegiatan terkait dengan tujuan c. Tindak lanjut Menganjurkan kepada masing- masing anak untuk menebak gambar yang telah disusun. Jakarta, 23 Mei 2008

Mengetahui Pembimbing akademi Kepala Ruang Anak

( Ns. Yeni Iswari, SKep ) (Zr.Tuana P, AMK ) EVALUASI PROGERAM BERMAIN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH A. Struktur 1. Proposal sudah disetujui oleh pembimbing 2. Persiapan alat dilakukan 3 ( tiga ) hari sebelumnya 3. Persiapan klien terpilih, melakukan kontak untuk pelaksanaan program bermain satu hari sebelumnya 4. Izin menggunakan tempat dengan kepala ruangan 5. Diskusi kelompok untuk membagi tugas dalam bermain ( leader, Co leader, pasilitator, observer ) B. Proses 1. Klien atau peserta aktip mengikuti kegiatan sampai selesai

2. Tidak ada perubahan posisi bermain : Keterangan: L : Leader Co : Coleader O : Observer F 1 & 2 : Fasilitator 1,2,3,4,5,6 : Peserta 3. Leader dan Coleader dapat mengarahkan peserta untuk aktip melaksanakan kegiatan 4. Fasilitator dapat dekolitasi peserta untuk aktip menyelesaikan kegiatan sampai selesai 5. Observer dapat melaporkan jalannya kegiatan C. Hasil 1. Klien mampu bergabung dengan temanya dalam kelompok kecil 2. 80% peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai dan dapat menyusun puzzle sesuai dengan kemampuan kognitip. 3. 50% peserta aktip mengikuti kegiatan permainan karena peserta dalam kondisi yang lemah D. Kendala dan hambatan 1. Kurangnya persiapan personil 2. Kurangnya persiapan alat 3. Kondisi peserta yang kurang baik (lemah) 4. Ada peserta yang keadaan umunya lemah Jakarta, 23 Mei 2008

Mengetahui Pembimbing akademi Kepala Ruang Anak

( Ns. Yeni Iswari, SKep ) (Zr.Tuana P, AMK )

PROPOSAL BERMAIN (contoh)Nama : An X. Usia : 5 tahun 3 bulan Diagnosa Medis : Difteri tonsil laring (Post op Tracheostomi) Tingkat aktivitas : 1. Klien dapat melakukan aktivitas, klien mampu ke kamar mandi ditemani ibunya. 2. Alat medik yang digunakan : Tracheal Tube. 3. Aktivitas yang dilakukan. sesuai dengan usia anak, BAB/BAK mampu ke WC ditemani ibunya. Makan/minum personde (lewat NGT) Aktivitas berada pada level III. Tingkat perkembangan : 1. Perkembangan motorik. Anak dapat berjalan dengan tumit ke jari kaki. Anak dapat berdiri dengan satu kaki selama 6 detik. 2. Perkembangan sensorik. Anak dapat menuli angka dengan baik 3. Perkembangan sosialisali Anak mampu berhubungan dengan anak lain dan juga perawat 4. Perkembangan bahasa Anak sudah dapat berbicara dengan baik dan lancar tetapi pada saat pengkajian kemampuan bahasa tidak dapat dikaji karena klien dengan trakeostomi. Jenis permainan : Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan juga jenis penyakit yang diderita.

Jenis permainan yang dilakukan adalah : Sense of Pleasure Play. Jenis permainan ini dimana anak akan memperoleh kesenangan daru satu objek yang ada di sekitarnya, misalnya : bermain mobil-mobilan. Alat yang digunakan : 1 buah mobil mainan. Aturan permainan : 1. Anak diberikan satu buah mobil mainan. 2. Kemudian perawat menyuruh anak untuk bermain mobil mainan tersebut selama 5 menit. 3. Kalau anak dapat melewati beberapa rintangan yang telah dipasang, diberikan reinforcement oleh perawat dan orang tua. Peserta : 1. Anak A 2. Ibu klien

KONSEP BERMAIN PADA ANAKKONSEP BERMAIN PADA ANAK Pengertian Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dgn ling, melakukan apa yg dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara .(Wong, 2000). Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya . (Miller dan Keong, 1983). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah

Kegiatan yang tdk dpt dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari krn bermain sama dgn berja pada org dewasa, yg dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dgn ling, menyesuaikan diri dgn ling, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak. FUNGSI BERMAIN 1. Perkembangan sensorik motorik Pada saat melakukan permainan, aktifitas motorik mrpk komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. 2. Perkembangan intelektual Anak melakukan ekplorasi dan manipulasi thp segala sesuatu yg ada di ling sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain anak akan melatih diri dan memecahkan masalah. 3. Perkembangan sosial. Perkbg sosial ditandai dgnkemampuan berinteraksi dgn lingkungannya. Bermain dgn orla akan membantu anak utk mengembangkan hub sosial dan belajar memecahkan masalah dari hub tersebut.Anak belajar berinteraksi dgn teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar ttg nilai sosial yang ada pd kelompok. 4. Perkbg kreatifitas Kemampuan utk menciptakan sesuatu dan mewujudkan ke dlm bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya. 5. Perkembangan kesadaran diri. Anak akan mengembangkan kemampuannya dlm mengatur t.l. Anak akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkan dgn orla dan menguji kemampuannya dgn mencoba peran baru dan mengetahui dampak t.l terhadap orla. 6. Perkembangan moral Anak mempelajari nilai benar dan salah dari ling, terutama dari ortu dan guru. Anak akan mendapatkan kesempatan utk menerapkan nilai-nilai sehingga dapat diterima di ling dan dpt menyesuaikan diri dgn aturan yg ada dikelompoknya. Anak belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yg akan dilakukan. 7. Terapi Pada saat dirawat di RS anak akan mengalami berbagai perasaan yg sangat tidak menyenangkan, seperti marah,takut,cemas, sedih dan nyeri, sehinggaanak anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya dlm bentuk permainan. TUJUAN BERMAIN 1. Untuk melanjutkan tukem yg normal pada saat sakit . 2. Mengekspresikan perasaan , keinginan, dan fantasi serta ide-idenya. 3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. 4. Dapat beradaptasi secara efektif thp stres karena sakit dan di rawat di RS. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN 1.Tahap perkembangan anak

Perawat hrs mengetahui dan memberikan jenis permainan yg tepat utk setiap tahapan pertumb dan perkem anak. 2. Status kesehatan anak Perawat hrs mengetahui kondisi ana pada saat sakit dan jeli memilihkan permainan yg dapat dilakukan anak sesuai dgn prisnsip bermain pd anak yg sedang dirawat di RS. 3. Jenis kelamin Dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedaskan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ada pendapat ygdiyakini bahwa permainan adl salah satu alat mengenal identitas dirinya. 4. Ling yang mendukung Ling yg cukup luas utk bermain memungkinkan ana mempunyai cukup ruang utk bermain. 5. Alat dan jenis permainan yg cocok Pilih alat bermain sesuai dgn tahapan tukem anak Alat permaianan tidak selalu harus dibeli ditoko dan harus mahal. KLASIFIKASI BERMAIN a. Menurut isinya

Sosial affective play : hub interpersonal yg menyenangkan antara anak dgn orla (EX : ciluk-baa). Sense of pleasure play : permaianan yg sifatnya memberikan kesenangan pada anak (EX : main air dan pasir). Skiil play : permainan yg sifatnya memberikan keterampilan pada anak (EX: naik sepeda). Dramatik Role play : anak bermain imajinasi/fantasi (EX : dokter dan perawat). Games : permaianan yg menggunakan alat tertentu yg menggunakan perhitungan / skor (EX : ular tangga). Un occupied behaviour: anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek yang ada disekelilingnya , yg digunakan sebagai alat permainan(EX : jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).

b. Karakter sosial

Onlooker play : anak hanya mengamati temannya yg sedang bermain, tanpa ada inisiatif utk ikut berpartisifasi dlm permainan(EX : Congklak). Solitary play : anak tampak berada dlm klp permaianan, tetapi anak bermain sendiri dgn alat permainan yg dimilikinya. Parallel play : anak menggunakan alat permaianan yg sama, tetapi antara satu anak dgn anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dgn lainya tida ada sosialisasi. Associative play : permeianna ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dgn anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan tidak jelas (EX bermain boneka,masak-masak).

Cooperative play : aturan permainan dlm klp tampak lebih jelas pada permaiann jenis ini, dan punya tujuan serta pemimpin (EX : main sepak bola).

BENTUK-BENTUK PERMAIANAN BERDASARKAN KELOMPOK USIA a. Umur 1 bulan (sense of pleasure play). - Visual :dpt melihat dgn jarak dekat - Audio : berbicara dgn bayi - Taktil : memeluk, menggendong - Kinetik : naik kereta, jalan-jalan. b. Umur 2-3 bln - Visual : memberi objek terang,membawa bayi keruang yang berbeda . - Audio :berbicara dgn bayi,memyanyi - Taktil : membelai waktu mandi, menyisir rambut. c. Umur 4-6 bln - Visual : meletakkan bayi didepan kaca, memebawa bayi nontong TV. - Audio : mengajar bayi berbicara, memanggil namanya, memeras kertas. - Kinetik : bantu bayitengkurap, mendirikan bayi pada paha ortunya. - Taktil : memberikan bayi bermain air. d. Umur 7-9 bln - Visual : memainkan kaca dan membiarkan main dgn kaca serta berbicara sendiri. - Audio : memanggil nama anak, mngulangi kata-kata yg diucapkan seperti mama,papa. - Taktil : membiarkan main pada air mengalir. - Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat. e. Umur 10-12 bln - Visual : Memperlihatkan gambar terang dlm buku. - Audio : membunyikan suara binatang tiruang, menunjukkan tubuh dan menyebutnya. - Taktil : membiarkan anak merasakan dingin dan hangat, membiarkan anak merasakan angin. - Kinetik : memberikan anak mainan besar yg dapat ditarik atau didorong, seperti sepeda atau kereta. - Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat. f. Umur 2-3 tahun - Paralel play dan sollatary play - Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang (sering merusak mainan) - Jenis mainan :boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar. g. Preschool 3-5 thn - Associative play , dramatik play dan skill play. - Sudah dapat bermain kelompok - Jenis mainan : roda tiga, balok besar dgn macam-macam ukuran. h. Usia sekolah - Cooperative play - Kumpul prangko, olra. i. Masa remaja - Anak lebih dekat dgn kelompok - Olra, musik,komputer, dan bermain drama.

PRINSIP BERMAIN DI RS Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang. Kelompok umur yg sama. Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan Semua alat permaianan dpt dicuci