contoh organisasi kesehatan

Download Contoh Organisasi Kesehatan

If you can't read please download the document

Upload: babun

Post on 07-Jan-2016

530 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Contoh Organisasi Kesehatan

TRANSCRIPT

CONTOH ORGANISASI KESEHATAN

I. Organisasi Kesehatan Tingkat InternasionalWHO (World Health Organization)Organisasi Kesehatan Pemerintah Tingkat Internasional yang paling terkenal saat ini adalah WHO (World Health Organization). Markas besarnya berada di Switzerland dan di dunia terdapat enam kantor regional. Nama Akronim dan Kota, serta tempat kantor regional WHO itu berada antara lain sebagai berikut : Afrika (AFRO), Harare, Zimbabwe ; Americas/Pan American Health Organization (AMRO/PAHO), Washington D.C., Amerika Serikat ; Timur Tengah (SEARO), New Delhi, India ; Pasifik Barat (WPRO) ; Manila, Filipina.Walau WHO saat ini merupakan organisasi internasional terbesar, organisasi tersebut bukan yang tertua. Di antara organisasi organisasi (terdata dengan tanggal terbentuknya) yang mendahului WHO adalah International DHygiene Publique (1907), yang melebur ke dalam WHO ; The Health Organization of The League of Nations (1919), yang menghilang saat WHO didirikan ; The United Nations Relief and Rehabilitation Administration (UNRAA) The United Nations Childrens Fund (UNICEF) (1946), yang sebelumnya dikenal sebagai The United Nations Internasional and Childrens Emergency Fund ; The Pan American Health Organization (PAHO) (1902), yang masih menjadi organisasi yang independen tetapi bergabung dengan WHO dalam sebuah kantor regional.Pada tahun 1946, dalam Konfrensi Kesehatan Internasional, perwakilan dari semua negara yang tergabung dalam PBB berhasil membentuk dan mensahkan konstitusi WHO. Namun, baru pada 7 April 1948, konstitusi tersebut benar benar berlaku dan organisasi tersebut secara resmi mulai berfungsi. Keanggotaan WHO terbuka bagi negara manapun yang bersedia mengikuti konstitusi WHO dan menerima suara terbanyak dalam Dewan Kesehatan Dunia (World Helath Assembly). 191 negara terdaftar sebagai anggota.Tujuan utama WHO seperti yang dinyatakan dalam konstitusi adalah pencapaian derajat kesehatan yang paling baik oleh semua orang. WHO memiliki 4 fungsi utama yakni :1. Memberikan panduan di seluruh dunia tentang bidang kesehatan.2. Menetapkan standar global untuk kesehatan.3. Bekerja sama dengan pemerintah dalam memperkuat program kesehatan nasional.4. Mengembangkan dan menyalurkan teknologi, informasi dan standar kesehatan yang sesuai.(James F McKenzie, 2005, An Introduction to Community Health Fifth Edition)

II. Organisasi Kesehatan di AmerikaHSS (Department of Health and Human Service)Di Amerika Serikat, organisasi kesehatan lokal yang utama adalah Department of Health and Human Service (HSS), yaitu lembaga pokok pemerintahan Amerika Serikat untuk melindungi kesehatan semua penduduk Amerika dan memberikan layanan penduduk yang esensial, terutama bagi mereka yang kurang mampu. HSS dikepalai oleh seorang menteri. HSS merupakan departemen yang paling terlibat dengan masalah kemanusiaan di Amerika karena pada dasarnya memang departemen dari penduduk yang melayani penduduk.Ada beberapa divisi operasional yang membentuk HSS antara lain1. Administration on Aging (AoA), penduduk lansia.2. Administration for Children and Families (ACF), anak dan keluarga yang kurang mampu.3. Agency forHealthcare Research and Quality (AHRQ), sponsor penelitian kesehatan4. Agency fo Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR), pembersihan bahan berbahaya bagi kesehatan manusia dalam lingkungan.5. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pengembangan dan penerapan aktivitas pencegahan dan pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan, aktivitas promosi dan pendidikan kesehatan.6. Food and Drusgs Administration (FDA), peningkatan dan perlindungan produk secara aman dan efektif, serta izin mengeluarkan produk baru.7. Healthcare Financing Administrastion (HCFA), memastikan layanan kesehatan bagi kelompok khusus (penyandang cacat).8. Health Resources and Services Administration (HRSA), penduduk kurang mampu, yang tidak memiliki jaminan dan penduduk terisolasi.9. Indian Health Services (IHS), penduduk suku Indian Amerika dan penduduk pribumi Alaska.10. National Institutes of Health (NIH), mengungkap pengetahuan baru yang mengarah pada kesehatan.11. Program Support Center (PSC), layanan administrasi kesehatan yang bermutu.12. Subtanse Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA), pengobatan gangguan ketergantungan dan gangguan mental.

III. Organisasi Kesehatan di Indonesia

Kementerian KesehatanKementerian Kesehatan memiliki Visi yaitu Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Oleh karena itu, adapun Misi Kementerian Kesehatan yaitu :1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baikUntuk mencapai Visi dan Misinya beberapa Strategi Kementerian Kesehatan antara lain :1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.Nilai Nilai dalam Kementerian Kesehatan :1. Pro RakyatDalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.2. InklusifSemua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.3. ResponsifProgram kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penangnganan yang berbeda pula.4. EfektifProgram kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.5. BersihPenyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi :1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang kesehatan2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada PresidenDalam menyelenggarakan fungsi, Kementerian Kesehatan RI mempunyai kewenangan :1. Penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan untuk mendukung pembangunan secara makro2. Penetapan pedoman untuk menetukan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh kabupaten/Kota di bidang Kesehatan3. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang kesehatan4. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang kesehatan5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang kesehatan6. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama Negara di bidang kesehatan;7. Penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang kesehatan8. Penanggulangan wabah dan bencana yang berskala nasional di bidang kesehatan9. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan10. Penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di bidang kesehatan11. Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidang kesehatan12. Penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi, dan anak13. Penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat14. Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan15. Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan16. Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan teknologi kesehatan dan standar etika penelitian kesehatan17. Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi18. Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan19. Surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah, penyakit menular dan kejadian luar biasa20. Penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk pelayanan kesehatan dasar sangat essential (buffer stock nasional)Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :1. Penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu2. pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi alat kesehatan

Dinas KesehatanDinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah unsur pelaksana otonomi daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh seorang Kepala Dinas (Kadin). Kadin berkedudukan di bawah Bupati serta bertanggung jawab langsung pada bupati melalui Sekretaris Daerah (Sekda). (Hasanbasri, 2013)Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah sesuai dengan asas otonomi serta kewajiban pembantuan dalam bidang kesehatan di lingkup daerah atau kabupaten. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinkes memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah:1. Fungsi penyelenggara urusan pemerintah dan layanan umum dalam bidang medis di ruang lingkup kabupaten.2. Fungsi pelaksanaan dan pembinaan tugas dalam bidang pelayanan, pencengahan penyakit, dan rujukan, usaha kesehatan masyarakat, serta sumber daya kesehatan di ruang lingkup kabupaten.3. Fungsi pemantauan, pelaporan, dan evaluasi dalam bidang medis di ruang lingkup kabupaten.4. Fungsi pelaksana tugas kesekretariatan dinas.5. Fungsi pelaksana tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang diserahkan dari Bupati sesuai dengan tugas pokok serta fungsinya.

PuskesmasPusat Kesehatan Masyarakat, disingkatPuskesmas, adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upayakesehatanyang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2007).Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Indikator utama yakni: Lingkungan sehat. Perilaku sehat. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.Misi puskesmas, yaitu: Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta lingkungannya.( Depkes RI, 2007)

IDI (Ikatan Dokter Indonesia)IDI adalah organisasi kesehatan khusus profesi dokter. Sejarah terbentuknya IDI dimulau sejak perkumpulan Vereniging van Indische Artsen berubah namanya menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI). Menurut Prof. Bahder Djohan (Sekretaris VIG selama 11 tahun -1928-1938), perubahan nama ini berdasarkan landasan politik yang menjelma dari timbulnya rasa nasionalisme (dimana dokter pribumi dianggap sebagai dokter kelas dua), sehingga membuat kata indische menjadi Indonesische dalam VIG. Dengan demikian, profesi dokter telah menimbulkan rasa kesatuan atau paling tidak meletakkan sendi-sendi persatuan. Bahder Djohan mengatakan pula, Tujuan VIG ialah menyuarakan pendapat dokter, dimana pada masa itu persoalan yang pokok ialah mempersamakan kedudukan antara dokter pribumi dengan dokter Belanda dari segi kualitasnya..Dalam masa pendudukan Jepang (1943) , VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Izi Hooko-Kai. Pada 30 Juli 1950, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) yang diketuai Dr. Abdoelrasjid dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) menyelenggarakan rapat. Atas usul Dr. Seno Sastromidjojo dibentuklah panitia penyelenggara Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Panitia ini bertugas menyelenggarakan Muktamar Dokter Warganegara Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk Mendirikan suatu perkumpulan dokter warganegara Indonesia yang baru, dan merupakan wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam maupun keluar negeri. Pada tanggal 22-25 September 1950. Muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. (sekarang telah digusur) Sebanyak 181 dokter WNI (62 diantaranya datang dari luar Jakarta) menghadiri Muktamar tersebut. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo (sekarang Prof.) terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.Pada tanggal, 24 Oktober 1950 Dr. Soeharto (pantia Dewan Pimpinan Pusat IDI waktu itu), atas nama sendiri, dan atas nama pengurus lainnya, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga menghadap notaries R. Kadiman untuk memperoleh dasar hokum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama Ikatan Dokter Indonesia, yang dalam Anggaran Dasarnya pada tahun 1952 berkedudukan sedapat-dapatnya di Ibukota Negara Indonesia dan didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan. Kata Ikatan yang terdapat dalam nama perkumpulan ini merupakan usul yang dikemukakan Dr. R. Soeharto. Dalam periode pengurusan IDI ini, Dr. Tan Eng Tie (bendahara IDI enam kali berturut-turut) ditugaskan membeli gedung IDI (sekarang) di Jalan Sam Ratulangie, Jakarta dari seorang warga Negara Belanda seharga Rp 300.000. Sejak itulah, pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melayarkan bahtera organisasinya ditempat tersebut.Di dalam IDI sendiri masih banyak organisasi kesehatan yang merupakan organisasi hinpunan dari IDI, diantaranya ; Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI), Perhimpunan Ahli Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher (PERHATI-KL), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI), Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia (PABOI), Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI), Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI), Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia (IDSAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia (PERDOSRI), Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia (PERAPI), Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI), Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDS-PATKLIN), Perhimpunan Dokter Ahli Farmakologi Kedokteran Indonesia (PERDAFKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (PERDOSPI), Perhimpunan Kedokteran Kelautan (PERDOKLA), Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI), Perhimpunan Dokter Spesialis Parasitologi Klinik Indonesia (PDS PARKI), Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia (PERSANDI), Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI), Persatuan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia (PERBANI), Perhimpunan Dokter Spesialis Akupuntur Medik Indonesia (PDAI), Perhimpunan Onkologi Radiasi Indonesia (PORI), Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI), Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI), Himpunan Indonesia Untuk Pengembangan Bedah Tangan (Hipita), Perhimpunan Dokter Farmaseutika Indonesia (PEDFI), Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), Perhimpunan Hematologi & Transfusi Darah Indonesia (PHTDI), Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI), Ikatan Kedokteran Laser Indonesia (IKLASI), dll.( www.idionline.org )PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia)PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) merupakan satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di indonesia yang didirikan di Bandung pada tanggal 22 Januari 1950 Pengurus Besar PDGI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Saat ini PDGI telah memiliki 18 Pengurus Wilayah di tingkat Provinsi dan 243 Pengurus cabang ditingkat kabupaten/kota ditambah 2 calon cabang PDGI yang baru. Berdasarkan pendataan dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), jumlah dokter gigi yang telah melakukan registrasi ulang Surat Tanda Registrasi (STR) sampai dengan 1 Maret 2015 mencapai kurang lebih 18.000 orang ditambah sekitar kurang lebih 8.000 dokter gigi yang baru lulusVisi PDGI Menjadi satu-satunya organisasi profesi dokter gigi yang profesional dan berwibawaMisi PDGI antara lain :1. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan pemangku kepentingan dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut.2. Memperkuat tata kelola organisasi dengan memberdayakan struktur yang ada.3. Memajukan ilmu kedokteran gigi melalui penyempurnaan sistem pendidikan kedokteran gigi, P3KGB, dan penelitian.4. Membina profesionalisme, memberikan perlindungan hukum, dan meningkatkan kesejahteraan anggota.(http://pbpdgi.or.id/)

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) lahir pada tanggal 17 Maret 1974. PPNI berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi keperawatan dengan menyusun RUU keperawatan yang saat ini terus diperjuangkan untuk disyahkan menjadi undang-undang. Dalam usianya yang tergolong usia produktif, PPNI telah tumbuh untuk menjadi organisasi yang mandiri. PPNI saat ini berproses pada kematangan organisasi dan mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan pelayanan yang berkualitas (closing the gap; increasing acces and equity). dan selanjutnya PPNI bersama anggotanya akan besama mengkawal profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar, sehingga profesi keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan bersaing secara Nasional dan International.Adapun Visi organisasi ini, The Indonesian National Nurses Association (INNA) is a strong voice for nursing, society and committed to the provision of quality professional nursing care in the public interest. (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah nasional yang memiliki kekuatan suara komunitas keperawatan dan peduli terhadap pemberian pelayanan/asuhan keperawatan yang bermutu bagi kepentingan masyarakat).

Sedangkan Misi organisasi ini antara lain :1. To strengthen management & leadership of INNA to achieve good governance and strong network at Central, Provincial, District/Municipal, and Commissariat (Menguatkan manajemen dan kepemimpinan PPNI untuk mencapai organisasi yang berwibawa jejaring yang kuat di tingkat kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Komisariat. Levels.)2. To support Indonesian nurses in the provision of safe, competent, professional nursing care for the people of Indonesia. (Mendukung perawat Indonesia untuk melakukan praktik keperawatan yang aman, kompeten dan professional bagi masyarakat Indonesia.)3. To become the gateway to regional and international nursing standards. (Menjadi pintu gerbang standar keperawatan regional dan internasional.)( http://www.inna-ppni.or.id/ )

IBI (Ikatan Bidan Indonesia)Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan organisasi profesi bidan di Indonesia. Wadah Para bidan dalam mencapai tujuan melalui kebijakan peningkatan profesionalisme anggota guna menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan berkualitas. IBI didirikan pada tanggal 24 Juni 1951, menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951 dan bergabung menjadi anggota ICM (International Confederation of Midwives) pada tahun 1956. Kantor pusat berkedudukan di Jakarta, IBI memiliki perwakilan di 33 Provinsi, 445 kota/kabupaten dan 1944 ranting diseluruh indonesia.Visi IBI adalah mewujudkan bidan profesional berstandar global. Misi IBI adalah meningkatkan kekuatan organisasi, meningkatkan peran IBI dalam meningkatkan mutu pendidikan bidan serta pelayanan, meningkatkan kesejahteraan anggota dan mewujudkan kerjasama dengan jejaring kerja. Nilai nilai yang mendasari IBI adalah mengutamakan kebersamaan, mempersatukan diri dalam satu wadah, pengayoman terhadap anggota, pengembangan diri, peran serta dalam komunitas, mempertahankan citra Bidan dan pelayanan berkualitas kepada Ibu dan Anak.Prioritas Strategi IBI antara lain :1. Pengembangan standarisasi pendidikan bidan dengan standar internasional.

2. Meningkatkan pelatihan anggota IBI.

3. Membangun kerjasama dan kepercayaan dari donor dan mitra IBI.

4. Peningkatan advokasi kepada pemerintah untuk mendukung pengembangan profesi bidan serta monitoring dan evaluasi pasca pelatihan yang berkesinambungan.

5. Peningkatan pembinaan terhadap anggota berkaitan dengan peningkatan kompetensi, profesionalisme dan aspek hukum.

6. Peningkatan pengumpulan data dasar.

7. Peningkatan akses Organisasi Profesi IBI terhadap pelayanan dan pendidikan kebidanan.

8. Capacity Building bagi pengurus IBI.

9. Peningkatan pengadaan sarana prasarana.

10. Membangun kepercayaan anggota IBI, donor dan mitra dengan tetap menjaga mutu pengelolaan keuangan yang accountable.

(www.ibi.or.id/ )

BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)

BKKBN mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.Visinya adalah menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbangdan keluarga berkualitas, dengan misinya sebagai berikut :1. Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana danPembangunan Keluarga5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten(http://www.bkkbn.go.id/)BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) KesehatanBPJS merupakanBadan Usaha Milik Negarayang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakanjaminan pemeliharaan kesehatanbagi seluruh rakyatIndonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS danTNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan badan usaha lainnya ataupun rakyat biasa.Visi BPJS Kesehatan adalah cakupan semesta 2019, yaitu paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

(http://bpjs-kesehatan.go.id/)