contoh aporan-akhir-21

56
     

Upload: rahab-gonzales

Post on 20-Jul-2015

201 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 1/56

 

LAPORAN AKHIR

PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

INTENSIFIKASI USAHA PETERNAKAN ITIK DALAM

RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN

RUMAH TANGGA PINGGIR KOTA

Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc 19640529 198903 2 001

Dr. Ir. Sumiati, M.Sc 19611017 198603 2 001

Ir. Anita S. Tjakradidjaja, M.Rur.Sc 196109301986032003

Peneliti Utama

Peneliti Anggota

Peneliti Anggota

Dibiayai oleh

Direktorat lenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan NasionalSesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah KompetitifPengabdian Kepada

Masyarakat Mono Tahun Nomor: 187/SP2H/PPM/DP2MNII I I2010,

tanggal 24 Agustus 2010

PUSAT STUDI HEWAN TROPIKA (CENTRAS)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

INSTITUT PERTANIAN BOGORNovember 2010

Page 2: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 2/56

 

HALAMAN PENGESAHAN

1. 1udul

2. Unit Lembaga Pengusul

3. Ketua Tim Pengusul

a. Nama Lengkap

b. 1enis Kelamin

c. NIP

d. Pangkat/Golongan

e. 1abatan

f Alamat Kantor

g. Telp/Faks

h. Alamat Rumah

i. Telp/Faks/E-mail

4. 1umlah Anggota Tim Pengusul

a. 1umlah Anggota

b. Nama Anggota I1bidang keahlian

c. Nama Anggota II/bidang keahlian5. Rencana Belanja Total

a. Dikti

b. Perguruan Tinggi

c. Kredit Usaha

d. Sumber lain

6. Belanja Tahun Pertama

a. Dikti

b. Perguruan Tinggi

7. Tahun Pelaksanaan

Bogor, 23 November 2010

Mengetahui,

Kepala Centras

Dr. Ir. Suryahadi, DEA

NIP 19561124 198103 1 002

: Intensifikasi Usaha Petemakan Itik

dalam rangka Peningkatan Pendapatan Rumah

Tangga Pinggir Kota: Pusat Studi Hewan Tropika (Centras), LPPM-

IPB dengan Kelompok Tani Terpadu SETIA

WARGI, Desa Muara 1aya, Kecamatan

Caringin. Kabupaten Bogor

Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc

Perempuan

19640529 1989032001

Lektor kepala/IVa

Kepala Divisi Agribisnis dan Ekofarming

Pusat Studi Hewan Tropika (Centras), LPPM,

IPB, Baranangsiang, Bogor.

: TIp/fax (0251) 8350413

: 11Sholeh Iskandar, Gg 07

RT03/RW04, Kayumanis, Bogor

: (0251) 7531237

[email protected]

Dosen 2 orang,

Dr.Ir. Sumiati, MSc / Nutrisi Unggas

Ir. Anita Sardiana, MRurSc / Fisiologi Temak

: Rp 48.000.000,-

: Rp 48.000.000,-

2010

Ketua Tim Pengusul

Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc

NIP 19640529 1989032001

Menyetujui

Ketua LPPM -IPB

Prof Dr. Ir. Bambang Pramudya, M.Eng

NIP.19500301 197603 1 001

Page 3: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 3/56

 

DAFTARISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN 1

DAFTAR lSI 11

DAFTAR TABEL 111

DAFTAR LAMPlRAN V

I. PENDAHULUAN 1

II . TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1. Usaha Petemakan Itik 3

2.2. Petemakan Rakyat 32.3. Deskripsi Itik di Indonesia 4

2.4. Sistem Pemeliharaan Itik 5

2.5. Itik Petelur 7

2.6. Itik Pedaging 8

2.7. Pakan Itik 9

2.8. Penyakit pada Itik dan Pengendaliannya 11

III. TUJUANDANMANFAAT 17

IV. METODE PENELITIAN 18

4.1. Desk Study dan Survey 18

4.2. Formulasi dan Pembuatan Pakan 18

4.3. Pelatihan dan Pendampingan Petemak (Feeding Trial) 18

4.4. Analisis Data 18

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 21

5.1. Karakteristik Petemak Itik dan Potensi Pakan Itik di Desa

Muara Jaya, Kecamatan Caringin, Bogor 21

5.2. Formulasi Pakan Itik Komplit untuk Pemeliharaan Secara Intensif 21

5.3. Transfer Teknologi Tentang: Penyusunan Ransum Itik,

Manajemen Pemeliharaan Itik Secara Intensif 23

5.4. Tingkat Kelayakan Usahatemak Itik Secara Intensif 24

5.4. 1.Komponen dan Struktur Biaya 26

5.4.2.Pendapatan 27

5.4.3. Aliran Laba-Rugi dan Arus Kas 30

ii

Page 4: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 4/56

 

5.4.4. Analisis Break Even Point 31

VI. KESIMPULAN 32

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPlRAN 34

iii

Page 5: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 5/56

 

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kelebihan dan kekurangan dari Sistem Pemeliharaan Sistem Ekstensif,Semi Intensif dan Intensif 6

2. Produktivitas Itik Sampai Umur 48 Minggu 8

3. Kebutuhan Ransum Itik Berdasarkan Umur per Ekor per Hari 11

4. Karakteristik Petemak Itik Kelompok Tani Setia Wargi 21

5. lumlah Itik yang Dipelihara dan Luas Kandang Petemak 22

6. Sistem Pemeliharaan dan Curahan Waktu dalam Usaha Petemakan Itik 22

7. lenis Pakan Itik yang Biasa Digunakan oleh Petemak KT Setia Wargi 22

8. Kebutuhan Zat Makanan Itik Periode Bertelur 23

9. Perkiraan Kasar lumlah Bahan Pakan dalam Pakan Itik 24

10. Formulasi Ransum Itik Periode Layer 24

11. Asumsi dan Parameter Perhitungan Itik Petelur dari DOD (Kategori I) 26

12. Asumsi dan Parameter Perhitungan Itik Petelur dari Dara (Kategori II) 27

13. Rincian Biaya Investasi (Kategori I) 28

14. Biaya Operasi Per Periode (Kategori I) 28

15. Rincian Biaya Investasi (Kategori II) 29

16. Biaya Operasi Per Periode (Kategori II) 29

17. Pendapatan Bersih Us aha Temak Itik Petelur 29

18. Evaluasi Profibilitas Rencana Investasi Usaha Temak Itik Petelur 31

iv

Page 6: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 6/56

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Materi Pelatihan "Analisis Kelayakan Finansial" 31

2. Materi Pelatihan "Penyusunan Ransum Itik Komplit" 41

3. Pelatihan Recording 49

v

Page 7: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 7/56

 

I. PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan Kelompok Tani Terpadu SETIA WARGI di Desa Muara Jaya,

Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor adalah betemak itik. Bagi anggota kelompok,

betemak itik merupakan warisan dari generasi pendahulu, karena lingkungan sekitar

yang sesuai untuk memelihara unggas air. Betemak itik juga bisa dijadikan sebagai

usaha pokok keluarga. Usaha petemakan itik yang dilakukan selama ini oleh anggota

kelompok tani adalah dengan sistem semi intensif. Sepanjang siang hari itik

digembalakan di sawah, atau dilepas di pekarangan dan pada malam hari itik

dikandangkan.

Seiring dengan makin berkurangnya lahan sawah, petemak itik semakin terbatasdalam mencari lokasi penggembalaan. Petemak itik yang selama ini sangat tergantung

dari pakan sisa-sisa panen padi di sawah, terpaksa mengurangi jumlah itik yang

dipelihara Sebagai ilustrasi pada tahun 2005 luas panen lahan sawah di Kecamatan

Caringin 2.642 ha. Tahun 2007 berkurang 2,16 persen menjadi 2.585 ha. Us aha

petemakan itik yang semula bisa dijadikan usaha pokok, kini hanya menjadi usaha

sampmgan, atau sebagai usaha pokok namun dengan penghasilan yang semakin

menurun.

Berkurangnya lahan sawah, menyebabkan ketersediaan lahan penggembalaan itik

semakin terbatas, dan jumlah itik yang dipelihara petemak semakin berkurang. Bahkan

beberapa petemak itik, tidak bisa mempertahankan usahanya karena kesulitan mencari

pakan. Beberapa permasalahan yang dihadapi petemak itik yang hanya mengandalkan

pakan dari sawah antara lain: (1) berkurangnya lahan sawah mengakibatkan

ketersediaan pakan makin berkurang dan jumlah itik yang dipelihara semakin sedikit,

(2) Penggembalaan itik yang jaraknya jauh dari rumah bisa menyebabkan itik kelelahan,

dan menjadi lumpuh, (3) beberapa itik sering bertelur saat digembalakan (seharusnya

pagi hari), sehingga tercecer di lahan penggembalaan.

Permasalahan tersebut menyebabkan lokasi penggembalaan semakin jauh, waktu

yang diperlukan petemak untuk mencari lahan sawah semakin bertambah, jumlah itik

yang lumpuh akibat kelelahan semakin banyak, dan produksi telur akibat tercecer makin

banyak. Di sisi lain, permintaan akan produk petemakan itik, terutama itik potong,

semakin meningkat. Pemesanan itik potong oleh pedagang pengumpul sering tidak bisa

1

Page 8: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 8/56

 

dipenuhi. Oleh karena itu diperlukan sumber pakan baru untuk menyelamatkan usaha

petemakan itik sebagai sumber pendapatan keluarga.

Kekurangan-kekurangan yang dihadapi petemak yang berusaha secara serru

intensif bisa diatasi melalui pemeliharaan itik secara intensif dengan peningkatan

managemen pemeliharaan, pemberian pakan, dan recording produksi yang baik. Pada

pemeliharaan itik secara intensif, terbatasnya lahan penggembalaan bisa diatasi melalui

menyusunan ransum itik sendiri. Manajemen pemeliharaan itik dibedakan antara itik

muda dengan itik dewasa petelur (layer). Itik muda dipelihara secara semi intensif dan

itik dewasa petelur dipelihara secara intensif. Pembedaan ini untuk mengurangi

ketergantungan terhadap pakan dari sisa panen padi di lahan sawah dan meningkatkan

produksi itik petelur akibat berkurangnya stress perjalanan untuk mencapi pakan dan

tercecemya telur di lahan penggembalaan.

Pemeliharaan itik secara intensif memerlukan input yang harus dibeli dari luar,

sehingga diperlukan perhitungan kelayakan usaha. Kelayakan usaha hanya bisa

dianalisis bila petemak memiliki pencatatan (recording) yang lengkap mengenai

pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan petemak berasal dari penjualan hasil produksi

usahanya berupa telur, itik potong, pullet dan itik afkir. Sedangkan pengeluaran usaha

adalah semua pengeluaran untuk membeli bahan pakan, obat dan vaksin.

Recording yang lengkap juga membantu petemak untuk meningkatkan kualitas

genetik populasi itiknya sehingga produktivitasnya bisa meningkat. Sedangkan analisis

kelayakan us aha bisa digunakan oleh petemak itik untuk menyusun proposal

pembiayaan usaha ke lembaga keuangan formal, seperti bank pertanian yang baru-baru

ini diluncurkan oleh IPB.

Melalui program transfer ilmu dan teknologi berbasis masyarakat (IbM),

diharapkan pemahaman petemak tentang usahatemak itik secara intesif bisa meningkat.

Melalui kegiatan pendampingan dalam melalukan intensifikasi usaha temak itik,

petemak akan semakin paham dan memiliki experince yang selanjutnya bisa diterapkan

pada usahatemaknya, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin meningkat.

2

Page 9: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 9/56

 

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Peternakan Itik

Usaha petemakan adalah suatu usaha produksi yang di dasarkan pada proses

biologis dari pertumbuhan temak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia, maka

manusia melakukan campur tangan langsung untuk mengendalikan dan menguasai

pertumbuhan hewan temak (Cyrilla dan Ismail, 1988).

Berdasarkan pola pemeliharaan usaha temak di Indonesia. Mubyarto (1989)

mengklasifikasikannya menjadi 3 kelompok yaitu: (1) petemakan rakyat dengan cara

pemeliharaan yang tradisional. Pemeliharaan cara ini dilakukan setiap hari oleh anggota

keluarga petemak diminta keterampilan petemak masih sederhana dan menggunakan

bibit lokal dalam jumlah dan mutu yang relatif terbatas. Tujuan utama pemeliharaan

sebagai heawan kerja dalam membajak sawah atau tegalan, (2) Petemakan rakyat

dengan cara pemeliharaan yang semi komersil. Keterampilan yang dimiliki petemak

dapat dikatakan lumayan. Penggunaan bibit unggul, obat-obatan dan makanan penguat

cenderung meningkat. lumlah temak yang dimiliki 2-5 ekor temak besar dan 5-100 ekor

temak kecil terutama ayam. Tujuan utama pemeliharaan untuk menambah pendapatan

keluarga dan konsumsi sendiri. (3) Petemak komersil, usaha ini dijalankan oleh

golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, saran produksi

dengan teknologi yang agak modem. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan temak

terutama dibeli dari luar dalam jumlah yang besar.

2.2. Peternakan Rakyat.

Definisi petemakan dalam Undang-Undang No.6 tahun 1967 disebutkan bahwa

petemakan adalah pengusahaan temak. Menurut UU No 6 tahun 1967 usaha petemakanterdiri dari usaha petemakan rakyat dan perusahaan petemakan. Petemakan rakyat

menurut UU No.6 tahun1967 adalah petemakan yang dilakukan oleh rakyat, antara lain

petani disamping usaha pertaniannya. SK Menteri Pertanian No. 3621 90 menetapkan

skala usaha budidaya itik Alabio adalah: (1) petemakan rakyat dengan skala maksimum

15.000 ekor campuran, sedangkan (2) perusahaan petemakan dinas 15.000 ekor

campuran. Petemakan rakyat tidak memerlukan izin tetapi cukup surat tanda daftar

oleh Dinas Petemakan Dati-II. Berdasarkan Sensus Pertanian batas minimal dan

3

Page 10: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 10/56

 

maksimal usaha petemakan temak unggas, khususnya itik Alabio, berturut-turut ialah >

50 ekor dan 15.000 ekor.

Dalam pembangunan petemakan nasional, petemakan rakyat temyata masih

memegang peranan sebagai asset terbesar, tetapi sampai saat ini tipologinya masih

bersifat sambilan (tradisional) yang dibatasi oleh skala usaha kecil teknologi sederhana

dan produknya berkualitas rendah (Soehadji, 1995). Menurut Aziz (1993) petemakan

rakyat memiliki ciri-ciri (1) Skala usahanya relatif kecil, (2) merupakan usaha rumah

tangga, (3) dilakukan sebagai usaha sampingan, (4) menggunakan teknologi sederhana

sehingga produktifitas rendah dan mutu produk tidak seragam, serta (5) bersifat padat

karya dan basis organisasi kekeluargaan

2.3. Deskripsi Itik di Indonesia

Sejarah pemeliharaan atau keberadaan itik di Indonesia sudah ribuan tahun. Hal

ini ditunjukan ditemukannya fosil (carving depicting duck) disitus candi Hindu di Jawa

Tengah yang dibangun lebih dari 2000 tahun yang lalu. Berdasarkan catatan Robinson,

itik Indonesia kemungkinan terbentuk dari asal bangsa yang sekarang menghasilkan

bangsa yang berproduksi tinggi di Eropah seperti Indian Runner dan Khaki Campbell.

Itik yang kita kenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas mallard).

Dalam habitatnya itik liar lebih suka atau sering hidup berpasangan, tetapi setelah jinak

sifatnya berubah menjadi suka berganti pasangan. Sifat-sifat itik adalah bersifat aquatik.

Selain itu dalam hal makanan, itik bersifat omnivorus (pemakan segala). Itik dapat

menyebar ke kawasan yang luas karena dibanding dengan unggas jenis lainnya, itik

mempunyai keunggulan sebagai berikut :

6. Mampu mempertahankan produksi telur lebih lama dibandingkan dengan ayam.

7. Bila dipelihara dengan sistem pengelolaan yang sederhana sekalipun, itik masih

mampu berproduksi dengan baik.

8. Tingkat kematian (mortalitas) itik umumnya kecil, dan itik dianggap lebih tahan

terhadap penyakit,

9. Itik selalu bertelur dipagi hari. Dengan demikian kegiatan pengambilan telur

hanya dilakukan sekali sehari sehingga petemak dapat melakukan kegiatan

lainnya.

10. Dengan pakan berkualitas rendah itik masih dapat berproduksi.

4

Page 11: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 11/56

 

Secara anatomis kaki itik relatif pendek dibanding tubuhnya,sedang jari-jari kaki

antara satu dengan lainnya dihubungkan dengan selaput renang. Maka meskipun sudah

dijinakkan, itik cenderung lebih senang hidup dekat dengan air karena sifatnya yang

akuatik. Selain itu itik tergolong pemakan biji-bijian, umbi-umbian, serangga dan

binatang kecil. Paruhnya yang lebar tertutup selaput yang peka, dengan pinggiran paruh

yang merupakan plat bertanduk membuat itik mudah mencari makan di lingkungan

tanah sawah, rawa, dan sungai. Bulu itik berbentuk konkaf dan tebal menghadap ke

tubuh. Bulu itu berminyak sehingga bila itik sedang berada di air, bulu itu berminyak

sehingga bila itik sedang berada di air, bulu itu akan berdaya guna menghalangi

masuknya air dan menghambat rasa dingin.

2.4. Sistem Pemeliharaan Itik

Sistem perkandangan yang digunakan para petemak dalam memelihara temak

itik umumnya adalah sistem litter (hamparan). Bahkan kandang yang digunakan juga

tampak seadanya tanpa mempertimbangkan lebih jauh tentang rasa aman, kebersihan

kandang agar terbebas dari penyakit. Pemberian alas berupa sisa-sisa penggergajian

kayu yang halus, sekam padi dan penambahan sedikit kapur merupakan hal yang sesuai

untuk kandang litter. Penggunaan kapur yang dicampurkan dalam bahan litter berfungsi

untuk menyerap amoniak yang berasal dari kotoran itik dan kapur tersebut juga dapat

membunuh bibit penyakit yang berasal dari kotoran yang bercampur dengan urine.

Sistem pemeliharaan itik dikategorikan kedalam tiga macam yaitu secara

ekstensifl tradisional, semi intensif, dan intensif. Pada pemeliharaan ekstensif, temp at

pemeliharaan kelompok itik berpindah-pindah untuk mencari tempat penggembalaan

yang banyak tersedia pakannya. Pemeliharaan semi intensif adalah pemeliharaan

dengan cara mengurung itik pada saat-saat tertentu, biasanya pada malam hari sampai

pagi hari. Setelah itu dilepas disekitar halaman kandang atau digembalakan ditempat

penggembalan yang dekat.

5

Page 12: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 12/56

 

Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan dari Sistem Pemeliharaan Sistem Ekstensif,

Semi Intensif dan Intensif

PertimbanganSistem pemeliharaan

Ekstensif Semi intensif Intensif

1. Pengadaan pakan Sebagian besar Sebagian besar oleh Seluruhnyaitik dari alam, petemak, selebihnya disediakan oleh

selebihnya itik mencari sendiri petemak

disediakan

petemak

2. Pengadaan Tidak perlu Perlu Perlu

kandang

3. Pengawasan Sulit Cukup mudah Mudah

terhadap temak

4. Penggunaan Tidak efisien Kurang efisien Efisien

energi pakan

5. Produksi telur Rendah Cukup tinggi Tinggi

6. Penyeleksian Sulit Cukupmudah Mudah

7. Teknologi yang Mudah Cukup sulit Sulit

dipakai

8. Penanggulangan Sulit Cukup mudah mudah

penyakit

9. Pengembangan Sulit Cukup mudah Mudah

usaha

10. Efisien lahan Rendah Cukup tinggi Tinggi11. Investasi yang Rendah Cukup tinggi Tinggi

ditanam

* Sumber : Hardjosworo dan Rukmiasih (2003).

Sistem Pemeliharaan Intensif. Pemeliharaan intensif adalah pemeliharaan

secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Petemak menggunakan pnnsrp

mendapatkan keuntungan yang sebesar mungkin, dengan biaya dan resiko yang sekecil

mungkin. Memelihara itik secara intensif dengan dikandangkan ialah betemak tanpa air

(pemeliharaan itik sistem kering), seratus persen dikurung dan tidak diberi air untuk

berenang. Air disediakan hanya untuk air minum.

Keuntungan cara pemeliharaan intensif ini adalah lahan yang diperlukan relatif

kecil, dapat memelihara dalam jumlah yang banyak, penanganan dan pengawasan dapat

lebih mudah, tidak tergantung pada musim, produksi maksimal dapat mencapai 85 %,

kotorannya dapat dimanfaatkan dan memungkinkan petemak memilih lokasi yang lebih

dekat dengan daerah pemasaran. Walaupun biaya pakan cukup tinggi tetapi karena

6

Page 13: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 13/56

 

jumlah pemeliharaan dan produksinya cukup tinggi pula maka petemak masih dapat

menikmati keuntungan.

Pemeliharaan Semi Intensif. Pemeliharaan serm intensif bisa juga disebut

pemeliharaan semi tradisional, tapi prinsip-prinsip modem juga sudah mulai dipakai.

Dalam pemeliharaan semi intensif, petemak sudah memakai perhitungan cermat untuk

mendapatkan hasil telur yang semaksimal mungkin. Prinsip petemakan moderen mulai

digunakan antara lain jenis itik yang dipelihara mulai diseleksi (wama bulu, bentuk

badan serta fisik lain). Makanan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan variasi usia

perkelompok sudah dilakukan, tetapi prinsip tradisional seperti lokasi dan temp at

(lanting, dirawa atau didanau), bahan makanan dan cara pemeliharaan yang dilepas

masih tetap dipertahankan pada pemeliharaan semi intensif, dengan sistem

pemeliharaan semi intensif ini produksi telur dapat mencapai 200 butir per ekor Itahun.

Disamping itu angka kematian itik bisa ditekan dan kontinuitas produksi bisa terjamin

serta kualitas telur bisa diperbaiki.

Pemeliharaan ekstensif atau tradisional. Itik yang dipelihara umumnya tidak

banyak, rasio jantan dan betina tidak diperhitungkan, juga perkandangan. Itik bebas

mencari makan sendiri. Makanan hanya diberikan kalau benar-benar keadaan

memungkinkan, misalnya ada limbah dapur atau sisa bahan lain. Petemak tidak pemah

mau ikut campur dalam kegiatan itik, kecuali telur yang dihasilkan dan petemak

memerlukan daging itik itu sendiri. Sistem pemeliharaan seperti ini tidak akan

memberikan keuntungan yang berarti dan petemak tidak pemah merasa rugi. Untuk

menjaga kelestariannya petemak menetaskan beberapa telur itik pada induk ayam atau

itik Manila (Entok).

Umumnya petemak memelihara itik setelah musim panen padi, dengan

memanfaatkan sisa-sisa hasil panen. Sistem ini akan diterapkan kembali seiring dengan

musim tanam berikutnya. Walaupun mas a pemeliharaan sangat pendek dan produksinya

rendah, rata-rata 50% dari total pro duksi , tetapi keuntungan yang diperoleh petemak

cukup tinggi. Sistem ini sangat tergantung pada musim (panen), jumlah pemeliharaan

terbatas dan produksinya rendah.

2.5. Itik Petelur

Tujuan pemeliharaan itik dewasa petelur harus sudah mulai ditetapkan

sebelumnya. Apakah sebagai penghasil telur konsumsi atau sebagai penghasil telur

7

Page 14: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 14/56

 

tetas atau anak itik. Bila tujuan pemeliharaan itik petelur hanya untuk memperoleh telur

konsumsi saja, tidaklah perlu untuk mencampurkan itik pejantan pada kelompok itik

petelur. Namun, penerapan yang dilakukan oleh para petemak itik yang masih

menggunakan sistem pemeliharaan ekstensif tradisional biasanya masih tercampur

dengan itikjantan yang berfungsi untuk pemimpin dalam penggembalaan.

Masa dewasa itik betina pada umur enam bulan, dengan masa bertelur 8-10 bulan

per tahun sampai mencapai umur 3,5 tahun, setelah itu diafkir. Itik petelur yang baik,

produksi telumya bisa mencapai 275 butir per ekor/tahun. Produksi telur dipengaruhi

oleh 2 faktor penting, yaitu genetik dan lingkungan. Selain itu, umur dari itik juga

menentukan jumlah produksi telur. Pada saat mencapai dewasa kelamin dan

selanjutnya, jumlah telur akan naik. Berikut ini tabel yang menjelaskan tentang

produktivitas itik sampai umur 48 minggu.

Tabel 2. Produktivitas Itik Sampai Umur 48 Minggu

Kriteria Keterangan

Umur dewasa kelamin 172-180hari1

Bobot telur 58,4 - 60 g2

Clucth 14 - 20 butir'

Produksi telur selama 6 bulan 128 butir I ekor'

Produksi telur selama 12 bulan 248 butir I ekor'

Bobot badan saat bertelur 1693,8 - 1520,1 g /ekor'

Konsumsi pakan sampai umur 8 minggu 3560,5 kg I ekor'

Konversi ransum sampai umur 8 minggu 4,01 kg I ekor'

Sumber: 1. Abdul (1992)

2 . Prasetyo dan Susanti (2006)

2.6. Itik Pedaging

Daging itik merupakan salah satu sumber daging yang sudah diterima oleh

masyarakat. Salah satu bentuk bahwa daging itik dikenal adalah pemanfaatan sebagai

bahan baku masakan, yaitu sate daging itik dan daging itik bakar/panggang. Dengan

demikian, permintaan daging itik sebagai bahan untuk dikonsumsi masyarakat relatif

besar.

Itik yang sering dimanfaatkan sebagai penghasil daging biasanya bertipe jantan.

Namun, tipe betina juga bisa dijadikan sebagai itik pedaging, tetapi yang sudah

memasuki masa afkir (kurang berproduksi lagi). Berat badan yang dicapai oleh itik

jantan pada umur 0, 4, 8 dan 16 minggu, menurt Chaves dan Lasmini (1978), dapat

8

Page 15: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 15/56

 

mencapai 37 gram, 623 gram, 1.405 gram dan 1.560 gram, sedangkan pada umur 6

bulan dapat mencapai bobot 1.750 gram.

Penyeleksian bibit sangat penting dalam menentukan temak itik yang digunakan,

apakah jantan atau betina. Karena dengan menyeleksi bibit inilah, usaha petemakan

kita diarahkan ke petelur atau pedaging. Selain itu, tipe pemeliharaannya juga mesti

diperhatikan, apakah semi intensif, intensif maupun ekstensif. Penyeleksian bibit ini

bisa dikenal dengan istilah sexing (penentuanjenis kelamin).

Untuk mencapai keberhasilan dari suatu usaha budidaya petemakan itik, salah

satunya ditentukan faktor penyeleksian bibit yang baik. Bibit itik biasanya bisa

didapatkan dengan cara memelihara induk itik maupun dengan membeli bibit yang ada

di pasar hewan. Di temp at inilah, proses pembelian bibit dan penyeleksian bibit dapat

dilakukan oleh para petemak, apakah mereka memilih bibit untuk petelur atau pedaging.

2.7. Pakan Itik

Petemak umumnya menyusun ransum sendiri dengan menggunakan bahan pakan

lokal. Bahan-bahan tersebut mudah diperoleh dan murah dibanding bahan pakan lain

seperti tepung udang, bungkil kedelai, dan sebagainya. Masing-masing petemak

memilki kemampuan dalam menyusun ransum itiknya kemampuan ini tidak berdasar

kandungan nutrisi yang ada namun semata-mata karena pengalaman mereka yang cukup

lama. Menurut Setioko (1992), dalam menyusun ransum hendaknya menggunakan

bahan pakan yang bermutu, murah dan tersedia sepanjang waktu serta tidak bersaing

dengan manusia. Bahan pakan lokal yang umum digunakan oleh petemak itik antara

lain dedak, padi, keong air, bekicot, dan beberapa hijauan seperti ganggang dan azolla.

Untuk di daerah lahan kering seringkali diberikan gaplek (Rohaeni, 1996).

Amrullah (2004), menyatakan bahwa komponen bahan pakan yang dapat dicema,

diserap, serta bermanfaat bagi tubuh disebut zat makanan. Zat makanan itu ada enam

jenis yaitu : air, karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.

Itik sebagaimana temak lainnya tidak mampu untuk membuat atau memenuhi

kebutuhan gizinya sendiri, ia harus mengambilnya dari luar tubuhnya yaitu dari ransum.

Dari ransum yang dikonsumsi akan diperoleh energi, protein, lemak, dan asam -asam

amino, vitamin dan mineral. Kesemuanya itu dibutuhkan untuk mempertahankan

hidupnya dan untuk produksi. Bila ransum yang dikonsumsi tidak mengandung

kebutuhan yang cukup untuk hidup pokok dan produksi, maka itik dengan nalurinya

9

Page 16: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 16/56

 

akan menyelamatkan hidupnya terlebih dahulu. Unsur-unsur gizi yang diperoleh dari

ransum digunakan dahulu untuk mempertahankan hidup sehingga produksi terhenti

(Rasyaf, 1993).

Wahju (1997) menyatakan bahwa, selain didasarkan atas kandungan nilai gizi

juga diperhitungkan keseimbangan antara protein dan Energi Metabolis (EM) yang

mempunyai hubungan erat dalam menentukan pertumbuhan dan produksi itik.

Anggorodi (1995) menyatakan, protein adalah unsur pokok alat tubuh dan

jaringan lunak tubuh aneka temak unggas. Zat tersebut diperlukan untuk pertumbuhan,

pengelolaan dan produksi telur serta merupakan bagian semua enzim dalam tubuh dan

menurut Murtidjo (1998), fungsi protein bagi itik antara lain adalah metabolisme

kedalam fungsi tubuh yang normal, hormon-hormon reproduksi dan pertumbuhan.

Energi ransum yang dikonsumsi hewan dapat digunakan dalam 3 cara yang

berbeda yaitu dapat menyediakan energi untuk kerja, dapat dirubah menjadi panas atau

dapat disimpan sebagai jaringan tubuh. Energi ransum yang melebihi energi yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan normal dan fungsi-fungsi lainnya dalam tubuh

disimpan dalam bentuk lemak. Kelebihan energi metabolis tidak dapat dikeluarkan oleh

tubuh hewan. (Anggorodi, 1985).

Rasyaf (1993) menyatakan bahwa, unsur nutrisi kedua yang penting sekali adalah

energi. Energi dibutuhkan untuk segala aktifitas tubuh dan segala sesuatu yang

berjaitan dengan itu. Begitu pentingnya energi ini, sehingga protein akan diubah

menjadi energi bila energi yang dimakan kurang dan cadangan makanan berupa lemak

juga tidak ada lagi. Bahkan itik akan berhenti makan bila ia merasa kebutuhan

energinya telah terpenuhi.

Istilah "kualitas Telur" semula hanya diartikan untuk menilai gizinya, penilaian

dari luar, dan sifat-sifat lain yang dapat menentukan bahwa telur ini lebih baik daripada

yang lain. Akan tetapi kalau sifat-sifat dari telur itu dihubungkan dengan kualitas

tinggi, maka "kualitas telur" itu tidak dapat diberikan definisi dengan istilah yang

mudah. Kisaran luas antara sifat fisik dan kimia telur menentukan kualitas telur secara

keseluruhan (Wahyu, 2004).

Faktor makanan hanya sedikit berperanan terhadap komposisi kuning telur.

Umumnya defisiensi dari protein makanan cenderung menurunkan produksi telur, tetapi

tidak kualitas kuning telur. Kartadisastra (1994), menyatakan jumlah kebutuhan

10

Page 17: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 17/56

 

ransum temak harus disesuaikan dengan laju pertumbuhan dan perkembangan umur

temak itu sendiri.

Tabel3. Kebutuhan Ransum Itik Berdasarkan Umur per Ekor per Hari

Umur (minggu) Kebutuhan (gram) Umur (minggu) Kebutuhan (gram)

1 8 5 40

2 15 6 50

3 25 7 60

4 35

2.S. Penyakit pada Itik dan Pengendaliannya

Pencegahan (pengendalian) penyakit adalah salah satu kewajiban yang

takterhindarkan apabila usaha temak itik diharapkan memberi keuntungan. Berbagai

cara pengendalian dilakukan antara lain pemeliharaan kesehatan dan kebersihan

lingkungan petemakan maupun vaksinasi terhadap penyakit tertentu yang sulit diobati.

Penyakit itik pada dasamya terbagi dua yaitu penyakit tidak menular dan penyakit

tidak menular. Penyakit tidak menular disebabkan oleh buruknya tata laksana

pemeliharaan, seperti keracunan, pemeliharaan kesehataan dan kebersihaan yang buruk,

kekurangan vitamin dan mineral, dan lain sebagainya.

Strees (Cekaman). Stress atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai

faktor pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik, misalnya;

kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah tempat, pertukaran pakan

dan lain-lain. Obat untuk menanggulangi "stress" tidak ada. Yang dapat dilakukan

petemak adalah menghindari segala gangguan yang mungkin menimbulkan "stress"

dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan petemakan.

Kekurangan (defisiensi) Vitamin A. Makanan (pakan) yang tidak cukup

mengandung vitamin A dapat menyebabkan kekurangan vitamin A pada itik dan

akhimya mengganggu pertumbuhan. Itik akan tampak selalu mengantuk, kondisi kaki

lemah, mata tertimbun lendir wama putih dan mudah terkena infeksi. Pada anak itik

umur sekitar 4 minggu yang kekurangan vitamin A terlihat selaput matanya menebal

dan kering, air mata keluar berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan lendir.

Sedang pada itik dewasa, kekurangan vitamin A mengakibat-kan penurunan produksitelur, tubuh mengurus dan lemah. Jagung kuning merupakan sumber vitamin A yang

11

Page 18: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 18/56

 

sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik. Penyakit kekurangan vitamin A

umumnya terjadi karen a petemak mengganti jagung kuning dengan jagung putih yang

miskin vitamin A.

Brooder Pneumonia. Penyakit Brooder Pneumonia umumnya menyerang anak

itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena kotak

atau pelingkar triplek terlalu padat, lampu pemanas untuk induk buatan kurang panas

sehingga anak itik kedinginanan merasa pengap. Tanda-tanda anak itik terserang

penyakit ini adalah pembengkakan di kepala, pemafasan terlihat sulit dan mata selalu

mengeluarkan air. Pencegahan terhdap penyakit ini pada anak itik dapat dilakukan

dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol panas induk buatan.

Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok teh baking soda dalam satu

quart (1,136 liter) air minum selama 12jam untuk mengurangi penyebaran penyakit.

Rickets Duck. Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan mineral Calsium

dan Fosfor menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada itik.

Penyakit ini biasanya dinamakan "Rickets duck". Itik yang terserang penyakit ini

mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya. Pencegahan hanya

bisa dengan memberikan pakan yang cukup mengundang minural Calsium, Fosfor dan

vitamin D. Ke dalam ransum (pakan) itik hams ditambahkan 2 % tepung tulang dan itik

hams mendapat sinar matahari langsung.

Antibiotika Dermatitis. Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat-

obatan yang mengandung antibiotika secara berlebihan. Akibatnya kulit itik menjadi

kering, bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena gatal-gatal pada kulitnya.

Pencegahaan terhadap penyakit ini adalah dengan menggunakan antibiotika seperlunya.

Penghentian pemberian antibiotika serta pemberian "laxative" (obat pencahar) ring an

seperti "molasses" dapat memulihkan kondisi temak itik yang menderita dalam 4-6 hari.

Mycosis. Penyakit "Mycosis" pada itik terjadi karena itik secara sengaja atau tak

sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter)

kandang itik. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan dalam

beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui, itik akan mati dalam

waktu seminggu. Pencegahaan hanya bisa dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan

dan kebersihan kandang yang baik. Lantai (litter) kandang secara berkala dijemur,

diusahakan tidak lembab dan diberi kapur, terutama dimusim penghujan. Pengobatan

12

Page 19: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 19/56

 

penyakit Mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan memberi antibiotika yang

dicampurkan kedalam air minum atau pakan itik.

Botulism (Limberneck). Penyakit Botulism pada umumnya terjadi karena itik

makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai

yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu "Clastrididium

Botulinium". Kuman tersebut memproduksi racun. Tanda-tanda itik yang terserang

penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegag atau lunglai setelah itik

memakan bangkai 1-3 hari.

Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.

Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan tidak

memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih mungkin temak itik yang sakit

dapat diberikan obat-obatan pencahar agar itik menceret dan kuman beserta racunnya

dapat ikut keluar dari saluran penceman. Pengobatan secara tradisional yang dapat

membantu menyembuhkan yaitu dengan memberi: minyak kelapa satu sendok makan

dan air minum yang bersih. Minyak kelapa yang menbuat itik haus dan ingin minum

sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik akan encer dan

daya kerj anya berkurang, dengan demikian angka kematian akan menurun.

Keracunan Garam. Penyakit keracunan garam umumnya terj adi bila air itik atau

air kolam mengandung kadar garam yang tinggi, juga bila bahan baku pakan tertentu

berkadar garam tinggi. Keracunan garam pada itik lebih sering terj di di lokasi

petemakan dekat pantai/tambak yang aimya tercemar garam. Temak itik tidak begitu

tahan terhadap garam yang berlebihan, konsentrasi 2% saja dalam ransum (pakan) atau

4.000 ppm dalam air minum dapat menimbulkan kematian.

Penyakit menular pada itik merupakan penyakit yang disebabkan oleh VIruS,

bakteri atau kuman yang bisa ditularkan melalui kontak langsung atau lewat udara.

Fowl Cholera (kolera itik). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri "Pasteurella

Avicia". Kandang yang basah serta lembab mempercepat penularan. Penyakit yang

menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian sampai 50%, sedang

pada itik dewasa menimbulkan kematian kurang dari 50%. Gejala penyakit ini adalah:

sesak nafas, pial bengkak, dan panas, j alan sempoyongan. Itik yang terserang penyakit

kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari

kelompoknya. Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah, dan itik akan

13

Page 20: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 20/56

 

mati secara mendadak. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera.

Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat digunakan obat

Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat Sulfat.

Fowl Pox (Cacar). Penyakit cacar ini menyerang itik semua umur yang

disebabkan oleh virus. Tanda-tanda penyakit ini adalah dengan munculnya benjolan-

benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutup bulu sepertikaki dan kepala.

Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dalam bentuk "diptherie" dan kematian

terjadi karena itik kesulitan makan dan minum. Pencegahan dapat dilakukan dengan

cara vaksinasi yang disuntukan dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering berupa

benjolan-benjolan dapat dilakukan dengan jalan mengelupasi benjolan-benjolan itu

sampai berdarah kemudian mengolesinya dengan yodium tingture (6-10 %).

White Eye (Mata Memutih). Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini

menyerang itik segala umur dan yang paling peka adalah itik umur kurang dari 2 bulan.

Biasanya itik yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini. Kandang yang

lembab dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit ini.

Tanda-tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah: cairan putih bening keluar

dari mata dan paruh, kotoran yang bening dalam beberapa jam berubah menjadi

kekuning-kuningan, itik sulit bemafas, lemah dan akhimya lumpuh. Bila sampai

kejang-kejang, kematian tak bisa dihindari. Pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan

dengan antibiotika yang dicampur kedalam air minum atau pakan. Antibiotika yang

senng digunakan adalah Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline

(aureomycin) dengan dosis 10 gram per 100 kg pakan atau 10 gram dalam 40 gallon air

minum akan membantu mengontrol penyakit White Eye.

Coccidiosis. Coccdiosis adalah penyakit berak darah yang juga menyarang itik.

Gejala itik yang diserang penyakit ini adalah kurang nafsu makan, berat badan menurun

drastis dan akhimya lumpuh. Penularan melalui kotoran itik yang membawa coccidia

dan terjadi relatif cepat pada itik segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah pada

anak itik.

Untuk pencegahan dan atau pengobatan penyakit COccidiosis dapat dipakai

obat-obatan seperti: "furazolidone, nitrofurazone atau nicardbazin". Obat-obatan

tersebut dicampurkan kedalam pakan itik atau dilaturkan kedalam air minum. Untuk

membantu kontrol penyakit Coccidiosis, berikan vitamin A dengan konsentrasi tinggi.

14

Page 21: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 21/56

 

Coryza. Penyakit Coryza disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya

adalah semacam microorganisme. Penyakit ini biasanya terjadi pada awal pergantian

musim. Penularannya sangat cepat, melalui kontak langsung antara itik yang sakit

dengan itik yang sehat. Tanda-tanda itik yang terserang penyakit pilek menular ini

adalah keluamya kotoran cair kental dari mata. Jadi penyakit ini mirip dengan penyakit

White Eye. Anak itik berumur 1 minggu sampai 2 bulan merupkan yang paling sering

menderita. Akan tetapi itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit Coryza ini.

Pengobatan yang paling efesien adalah dengan menyuntikan "Streptomycin Sulphat"

secara individual dengan disis 0,4 gram rendah dengan patokan berat badannya.

Penyuntikan dapat diulang sekali dalam sehari untuk selama beberapa hari, dengan

dosis Streptomycin setengah dari dosis diatas.

Salmonellosis. Penyakit Salmonellosis menyerang itik segala umur dan dapat

menyebabkan angkan kematian sampai 50%. Penyebabnya adalah kuman "Salmonella

Anatis", melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang tercemar kuman

tersebut. Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah: keluamya kotoran dari

mata dan hidung dan menceret. Itik yang bisa sembuh sendiri cukup berbahaya cukup

berbahaya sebagai sumber penyakit, maka sebaiknya disingkirkan saja. Pencegahan

hanya bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan. Secara berkala

dilakukan pembersihan kandang agar kandang bebas dari kuman Salmonella.

Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan "Furazolidone".

Sinusitis. Penyakit Sinusitis menyerang itik dewasa sehingga menyebabkan

kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana pemeliharaan yang

buruk, kekurangan mineral dalam pakannya dan tidak tersedianya kolam untuk bermain.

Akibatnya itik menjadi renta mendapat infeksi sekunder. Tanda-tanda itik yang

terserang penyakit ini adalah: terjadi pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar

cairan jemih, sekresi mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan

benjolan di bawah dan di depan mata. Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan tata

laksana pemeliharaan yang baik. Pengobatan bagi itik yang sakit ada;lah disuntuk

dengan antibiotika (strepto-mycin) ke dalam sinus yang menderita. Dosis pada itik

dewasa adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam 20 cc

aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk pengobatan yang lebih muda,

15

Page 22: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 22/56

 

dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti tm dilakukan sekali dalam 48 jam sampai

sembuh.

Aflatoksikosis. Aflatoksikosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan

oleh "Aflatoksin" yang dihasilkan oleh "Asperqillus Flavus". Aflatoksin menyerang

hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya membesar. Tanda-tanda itik yang

terserang penyakit ini adalah : kondisi sangat lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit

kaki danjari, terhuyung-huyung, akhimya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih

muda terserang penyakit ini dibanding itik dewasa. Pencegahan bisa dilakukan dengan

pemeliharaan kebersihan lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai kandang,

pembersihan kandang agar bebas dari serangga. Pengobatan hanya bisa diusahakan

dengan memberikan anti biotika yang dicampurkan dalam air minum atau pakannya.

16

Page 23: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 23/56

 

III. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari kegiatan transfer ilmu dan teknologi berbasis (IbM) adalah:

1. Mengetahui karakteristik petemak itik dan potensi pakan itik di di Desa Muara

Jaya, Kecamatan Caringin, Bogor.

2. Menformulasi pakan itik komplit untuk pemeliharaan secara intensif.

3. Transfer teknologi tentang: penyusunan ransum itik, managemen pemeliharaan itik

secara intensif

4. Mengetahui tingkat kelayakan usahatemak itik secara intensif.

Manfaat utama ditujukan bagi petemak yaitu:

1. Petemak dapat menyusun ransum itik menggunakan bahan pakan yang ada dilokasi, dengan kualitas yang memenuhi persyaratan kebutuhan nutrisi itik dan

dengan biaya yang minimum

2. petemak mampu membuat recording performance usahanya yang meliputi

performan reproduksi, performan produksi dan manajemen.

3. Berdasarkan recording tersebut, petemak mampu menganalisis kelayakan usaha

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh pembiayaan usaha dari lembaga

keuangan.

4. Berdasarkan recording petemak mampu meningkatkan genetik populasi itiknya

untuk meningkatkan produktivitas petemakannya, sehingga pendapatannya dapat

meningkat.

17

Page 24: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 24/56

 

IV. METODE PENELITIAN

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat tentang Intensifikasi Usaha

Petemakan Itik dalam rangka Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Pinggir Kota

adalah:

4.1. Desk Study dan Survey

Desk study menelusuri dan mengevaluasi data sekunder dan studi yang terkait.

Melaksanakan survey data lapangan untuk memperoleh data kondisi sosial ekonomi

petemak.

4.2. Formulasi dan Pembuatan Pakan

Dalam kegiatan ini dikaji tentang kandungan nutrien bahan pakan potensial,

formulasi dan pembuatan ransum itik, dan cara pembuatan pakan itik.

4.3. Pelatihan dan Pendampingan Peternak (Feeding Trial)

Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan petemak yang meliputi:

a. Manajemen pemeliharaan itik secara intensif yang meliputi feeding (pemberian

pakan), breeding (seleksi induk yang baik) dan manajemen (perkandangan dan

kesehatan temak).

b. Pengetahuan bahan baku pakan itik, baik pakan sumber protein maupun pakan

sumber energi.

c. Formulasi dan pembuatan pakan itik

d. Recording usahatemak itik yang meliputi performan reproduksi (daya tetas, laying

period, rasio j antan betina); performan produks (hen day, feed convertion ratio) dan

performan managemen (mortalitas).

e. Analisis kelayakan usaha temak itik

4.4. Analisis Data

Data primer dan sekunder yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui tingkat

keuntungan usaha temak itik dan formulasi ransum yang bisa meminimumkan biaya.

18

Page 25: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 25/56

 

a. Analisis kelayakan Usaha Secara intensif

Kriteria kelayakan yang digunakan yaitu :

1. Nilai Manfaat Sekarang ( Net Present Value/ NPV)

n Bt~Ct

NflV = Lt-l

(1+ ill

Keterangan :

NPV = Net Present Value sampai dengan tahun ke-t

n Periode us aha (tahun)

t Tahun

Bt Penerimaan pada tahun ke-t

Ct Biaya tahun ke-t

1 Tingkat suku bungal tahun

Nilai NPV memiliki arti :

NPV > 0 maka usaha peternakan itik Alabio layak untuk dilaksanakanl

menguntungkan.

NPV < 0 maka usaha peternakan itik tidak layak untuk dilaksanakan/

merugikan.

NPV = 0 maka usaha peternakan itik Alabio impas antara biaya dan manfaat.

2. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/ IRR)

NPV

Keterangan

IRR = Internal Rate of Return

II Suku bunga yang rendah

Iz Suku bunga yang tinggi

NPV 1 = Nilai NPV yang tinggi (positif)

NPV 2 = Nilai NPV yang rendah (negatif)

19

Page 26: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 26/56

 

Nilai IRR memiliki arti :

IRR > suku bunga yang berlaku, maka us aha petemakan itik Alabio layak

dilaksanankan

IRR < suku bunga yang berlaku, maka usaha petemakan itik Alabio tidak layak

dilaksanakan

IRR = suku bunga yang berlaku, maka usaha petemakan itik Alabio impas tidak

untung atau rugi

b. Analisis program linier

Ransum yang dibuat dibedakan untuk itik layer (petelur) dan ransum untuk

pembesaran itik sari DOD (day old duck) sampai pulet (itik dara siap bertelur).

Bahan yang digunakan sesuai dengan potensi pakan di lokasi.

pembatasnya adalah kenutuhan energi, protein dan kalsium.

Kendala

Persamaan program linier yang digunakan adalah sebagai berikut

Minimumkan

Kendala pembatas:

C = CIXI + C2X2 + .....+ en Xn

EIXI + E2X2 + + EnCn 2 : EPIXI + P2X2 + + PnCn 2 : PKIXI + K2X2 + + KnCn 2 : K

Dimana C = biaya ransum yang akan diminimumkan (Rp)

Ci = harga bahan baku pakan ke -i (Rp)

Xi = jumlah bahan baku pakan ke -i yang digunakan

Ei = kandungan energi bahan baku pakan ke -i (kkal)

Pi = kandungan protein bahan baku pakan ke -i (%)

Ki = kandungan kalsium bahan baku pakan ke -i (%)

E = kandungan energi minimum dalam ransum (kkal)

P = kandungan protein minimum dalam ransum (%)

K = kandungan kalsium minimum dalam ran sum (%)

20

Page 27: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 27/56

 

v. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Peternak Itik dan Potensi Pakan Itik di Desa Muara Jaya,

Kecamatan Caringin, Bogor

Karakteristik anggota KT Setia Wargi dilihat berdasarkan umur, pendidikan

formal dan lama betemak itik (pengalaman). Kisaran umur anggota KT Setia Wargi

antara 17 sampai 47 tahun. Kisaran tersebut masih berada pada usia produktif. Sebagian

besar anggota KT Setia Wargi berpendidikan SMP atau SMA dan pengalaman dalam

betemak itik antara 5 sampai 20 tahun. Secara rinci karakteristik anggota KT Setia

Wargi dapat dilihat pada Tabel4.

Tabel 4. Karakteristik Peternak Itik Kelompok Tani Setia Wargi

No NamaUmur Pendidikan Lama Beternak

(tahun) Formal (tahun)

1 Ade Sarifudin 30 SMA 10

2 Sarja 45 SD 15

3 Agus Candra 17 SMP 2

4 Damu 20 SMP 10

5 Wahyu Nurdin 33 SMA 5

6 Alam Saefudin 35 SMP 5

7 Ade Hasanudin 30 SMA 58 Endi Kusnadi 34 SMP 5

9 Arifin Suhendar 33 SMP 10

10 Empung Sumitra 47 SMA 15

11 Encep Sudarcep 35 SMP 15

12 Munijar 43 SD 20

13 Andi 40 SMA 5

14 Gandi 40 SMA 10

15 Deni Iskandar 44 SD 20

lumlah itik yang dipelihara oleh anggota KT Setia Wargi bervariasi. Sebagian

besar memelihara berkisar antara 1 sampai 10 ekor (60 %). Luas kandang yang dimiliki

petemak antara 10 sampai 20 m2. Pada Tabel 5 dapat dilihat persentase jumlah petemak

berdasarkan jumlah itik yang dipelihara dan luas kandang yang dimilikinya.

21

Page 28: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 28/56

 

TabelS. Jumlah Itik yang Dipelihara dan Luas Kandang Peternak

No Uraian Jumlah Peternak (orang)Persentase

(%)

1 lumlah Itik (Ekor) 1-109 60

10-20 5 33

>20 1 7

Total 15 100

2 Luas Kandang (m2) <10 2 13

10-20 10 67

>20 3 20

Total 15 100

Kegiatan ini dimaksudkan agar petemak dapat memelihara itik secara intensif.

Karena sebagian besar petemak masih memelihara secara ekstensif. Para petemak

masih mengangon itiknya ke sawah. Hal tersebut dapat menghabiskan waktu petemak

selama 1 sampai 9 jam per hari untuk mengangon. Sistem pemeliharaan dan curahan

waktu dalam usaha petemakan itik dapat dilihat pada Tabel 6 dan pada Tabel 7 dapat

dilihat beberapajenis pakan yang biasa digunakan oleh anggota KT Setia Wargi.

Tabel6. Sistem Pemeliharaan dan Curahan Waktu dalam Usaha Peternakan Itik

No UraianJ umlah Peternak Persentase

(orang) (%)

1 Sistem Pemeliharaan Ekstensif 6 40

Semi Intensif 9 60

Intensif 0

Total 15 100

2 Curahan Waktu 1-3 jam/hari 2 13

(Diangon) 4-6 jam/hari 5 33

7-9 jam/hari 8 54Total 15 100

Tabel 7. Jenis Pakan Itik yang Biasa Digunakan oleh Peternak KT Setia Wargi

No Jenis Pakan

1 Dedak

2 Gabah

3 Keong sawah

4 Limbah rumah tangga

22

Page 29: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 29/56

 

5.2. Formulasi Pakan Itik Komplit untuk Pemeliharaan Secara Intensif

Berbagai jenis bahan pakan bisa digunakan untuk membuat formula pakan temak

itik. Pengambilan keputusan bahan pakan mana yang akan digunakan untuk temak itik

yang kita pelihara tergantung kepada beberapa faktor yang hams dipertimbangkan,

diantaranya adalah ketersediaan bahan tersebut.

Saat ini, bahan pakan yang digunakan untuk temak itik di Indonesia sebagian

besar diimpor dari luar negeri. Padahal di Indonesia yang sebagian besar penduduknya

hidup dari pertanian dan perikanan, banyak bahan pakan yang dapat berasal dari

kegiatan pertanian dan perikanan tersebut, contohnya dedak padi, bungkil kelapa,

bungkil kacang tanah, tepung singkong, tepung daun singkong, tepung ikan, tepung

cangkang udang, tepung kerang, tepung cangkang telur, dan masih banyak lagi.

Kebutuhan zat makanan setiap jenis itik maupun setiap periode pemeliharaan

sangat penting diketahui, karen a sangat diperlukan dalam membuat formula pakan itik.

Tanpa mengetahui kebutuhan zat makanan dari temak itik yang mau kita buatkan

formula pakannya, tidak mungkin suatu formula pakan akan tersusun. Kebutuhan zat

makanan untuk itik periode bertelur disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Kebutuhan Zat Makanan Itik Peri ode Bertelur

Zat makanan Jumlah

Energi (Kkal/kg) 2860,00

Protein (%) 18,00

Kalsium (%) 3,50

Fosfor (%) 0,42

Metionin (%) 0,34

Lisin (%) 0,93

Sebelum menyusun ransum, selain kebutuhan zat makanan, yang penting

diperhatikan adalah batas penggunaan bahan -bahan makanan di dalam pakan. Dari

praktek sehari -hari dalam membuat formulasi pakan, perkiraan kasar jumlah bahan

pakan yang biasa digunakan dapat dilihat pada Tabel 9. Maka diperoleh formulasi

pakan itik komplit yang dapat dilihat pada Tabel10.

23

Page 30: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 30/56

 

Tabel9. Perkiraan Kasar Jumlah Bahan Pakan dalam Pakan Itik

Bahan pakan Jumlah dalam pakan (%)

Jagung kuning 50- 60

Tepung gaplek 30

Dedak halus 20- 30

Bungkil-bungkilan 15 - 30

Tepungikan 5 - 15

Minyak sid 7

Tepung daun 3-5

Premiks 0,5

Tabell0. Formulasi Ransum Itik Periode Layer

Bahan makanan Jumlah (%)

Jagung kuning 56,00

Dedak padi 13,00

Meat Bone Meal (MBM) 1,85

Bungkil kedelai 11,03

Tepungikan 7,00

Minyak 4,20

CaC03 6,32

L-lysin 0,00Dl-methionin 0,10

Premix 0,50

Jumlah 100,00

5.3. Transfer Teknologi Tentang: Penyusunan Ransum Itik, Manajemen

Pemeliharaan Itik Secara Intensif

Kegiatan edukasi dan pendampingan

petemak yang dilakukan terdiri atas dua

kegiatan, yaitu:

1. Pelatihan Recording, Kelayakan Usaha

dan Penyusunan Ransum Komplit.

2. Pendampingan Petemak dalam

Introduksi Teknologi Tepat Guna

Optimasi Pemberian Ransum Komplit.

Dalam kegiatan pelatihan petemak, materi yang diberikan meliputi recording,

analisis kelayakan usaha, penyediaan bahan baku ransum itik, pembuatan formulasi

24

Page 31: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 31/56

 

ran sum itik, pengenalan teknologi

pengolahan ransum itik dan penerapan

teknologi penyediaan ransum itik. Kegiatan

pendampingan petemak merupakan uji coba

lapang di tingkat petemak berupa materi

yang telah diberikan pada saat pelatihan

agar petemak dapat melihat dampak dari

teknologi ransum dan manipulasi nutrisi

yang telah disesuaikan dengan kondisi petemak.

Kegiatan pelatihan dilakukan pada tanggal 13-17 Oktober 2010 di Kelompok Tani

Setia Wargi (KT Setia Wargi), Desa Muara Jaya, Kecamatan caringin, Kabupaten

Bogor. Peserta kegiatan berasal dari anggota

KT Setia Wargi sebanyak 15 orang.

Materi pelatihan meliputi :

1. Penyusunan Recording

2. Analisis Kelayakan Usaha

3. Pembuatan Ransum Itik Komplit

Materi pelatihan secara rinci dapat dilihat

pada Lampiran 1.

Kegiatan pendampingan petemak dilakukan dari bulan 18 Oktober sampai 18

November 2010. Petemak yang didampingi merupakan petemak yang mengikuti

kegiatan pelatihan. Pendampingan petemak

dilakukan dengan pembuatan demonstrasi

penggunaan ransum (Feeding Trial) di

petemakan yang dapat ditinjau dan diamati

oleh petemak. Uji coba dilakukan pada tiga

orang anggota kelompok yaitu Ade

Saefudin, Empung Sumitra, dan Wahyu

Nurdin. Sebanyak 10 ekor betina dan satu

ekor jantan pada masing-masing petemak.

25

Page 32: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 32/56

 

Dari hasil uji coba lapang ini maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum

komplit dapat meningkatkan produksi telur sekitar 20 sampai 30 persen.

5.4. Tingkat Kelayakan Usahaternak Itik Secara Intensif

Analisis keuntungan dilakukan dalam dua kategori, yaitu pemeliharaan mulai dari

DOD (kategori I) dan pemeliharaan mulai dari itik dara (kategori II).

Tabel 11. Asumsi dan Parameter Perhitungan Itik Petelur dari DOD (Kategori I)

No Asumsi Nilai Satuan

1 Periode pemeliharaan DOD + Produksi 30 Bulan

2 Bangunan (kandang) 2.000.000 Rp/1 000 ekor itik

3 Tenaga kerja 2 Orang4 TenagaAhli 1 Orang

S Hargajual

S .1. Telur per butir 1.000

S.2. Pupuk kandang (karungll00kg) 2S0.000

S.3. Itik tua per ekor 2S.000

6 Pemeliharaan itik umur Ihari 1.000 DOD

7 Itik mulai bertelur 6 bulan

- Itik 6-8 bulan SO% bertelur

- Itik 8-24 bulan 7S% bertelur

- Itik 24-30 bulan SO% bertelur

8 Pakan

AltematifI (Konsentrat: Dedak = 1:4) 2.S00 Rp/kg

AltematifII (Konsentrat: Dedak = 1:S ) 2.300 Rp/kg

AltematifIII (Keong: Dedak = 2:3) 2000 Rp/kg

9 Mortalitas 7%

10 Lama 1 bulan 30 hari

26

Page 33: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 33/56

 

Tabel 12. Asumsi dan Parameter Perhitungan Itik Petelur dari Dara (Kategori II)

No Asumsi Nilai Satuan

1 Periode Produksi 24 Bulan

2 Bangunan (kandang) 2.000.000 Rp/1 000 ekor itik

3 Tenaga kerja 2 Orang

4 TenagaAhli 1 Orang

S Hargajual

S .1. Telur per butir 1.000 Rupiah

S.2. Pupuk kandang (karungll00kg) 2.S00 Rupiah

S.3. Itik tua per ekor 12.S00 Rupiah

6 Pemeliharaan itik umur S bulan 31.000 Dara

mmggu

7 Itik mulai bertelur 6 bulan

- Itik 6-8 bulan SO% bertelur

- Itik 8-24 bulan 7S% bertelur

- Itik 24-30 bulan SO% bertelur

8 Pakan

AltematifI (Konsentrat: Dedak = 1:4) 2.S00 Rp/kg

AltematifII (Konsentrat: Dedak = 1:S ) 2.300 Rp/kg

AltematifIII (Keong: Dedak = 2:3) 2.000 Rp/kg

9 Mortalitas 2%10 Lama 1 bulan 30 hari

11 Itik Dara Betina (S bulan 3 minggu) 40.000 Rp/ekor

S.4.1. Komponen dan Struktur Biaya

Komponen biaya investasi usaha itik petelur terdiri dari sewa tanah, biaya

pembuatan kandang, biaya infrastruktur air dan listrik, peralatan penunjang lainnya,

pembelian bibit itik DOD (Day Old Duck), sekop, wadah pakan, dan temp at

penampungan telur. Biaya operasi meliputi pembelian pakan dan obat-obatan. Porsi

biaya terbesar usaha itik petelur adalah untuk pakan.

27

Page 34: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 34/56

 

Tabel 13. Rincian Biaya Investasi (Kategori I)

SpesifikasiJumlah Harga

JumlahUmur Nilai

No Uraian Satuan persatuan Ekonomis PenyusutanNo Teknis

Fisik Fisik (RpNilai (Rp)

(th) (Rp)

1 2 3 4 5 6 7

1 Sewa Tanah 1.000.000

2 Kandang Paket 1.000 2000 2.000.000 5 400.000

3 Sumber air dan Utk sejumlah2.500.000 15 166.667

listrik ekor

4 Peralatan

penunjang 1.000.000 15 66.667

lainnya

5DOD

100 % betina1.000 4.500 4.500.000 2,50 1.800.000

umur 1 hari

6 Sekop 5 20.000 100.000 5,00 20.000

7 Wadahpakan 10 21.000 210.000 5,00 42.000

8 Temp at

penampungan 240.000 5,00 48.000

telur

Jumlah Ekor 1.000 11.550.000 2.543.334

Tabel14. Biaya Operasi Per Periode (Kategori I)

No. UraianSpesifikasi Jumlah Harga per

Jumlah Nilai (Rp)Teknis satuan satuan

1 Pakan

0-1 minggu gr/ekor/hr 20 2.500 350.000

1 minggu -1 bln gr/ekor/hr 40 2.300 1.932.000

1-6 bulan gr/ekor/hr 120 2.300 41.400.000

6-30 bulan gr/ekor/hr 160 2.300 264.960.000

2 Obat dan vaksin Ekor 1.000 1.500 1.500.000

3 Tenaga kerj a Orang 2 900.000 54.000.000

4 Tenaga Ahli (Koordinator) Orang 1 1.500.000 45.000.000

5 Keranjang telur dan Ekor 1.000 4.500 4.500.000transport

6 Air dan Listrik Bulan 30 90.000 2.700.000

7 Penunjang Produksi Ekor 1.000 900 900.000

8 Pemeliharaan danEkor 1.000 1.000 1.000.000

perbaikan

Jumlah Ekor 418.242.000

Asumsi:

1. Penjualan tiap hari tetapi pendapatan di peroleh tiap 10 hari sekali

2. Modal Kerja = biaya operasi per 10 hari (= total biaya/360 x 10 )

28

Page 35: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 35/56

 

Tabel15. Rincian Biaya Investasi (Kategori II)

JumlahHarga

Umur Nilai

No UraianSpesifikasi

Satuanpersatuan Jumlah

Ekonomis PenyusutanTeknis Fisik Nilai (Rp)

Fisik(Rp)

(th) (Rp)

1 Sewa1.000.000

rumahiTanah

2 Kandang Paket 1.000 2.000 2.000.000 5 400.000

3 Sumber air Utk

dan listrik sejumlah 2.500.000 15 166.667

ekor

4 Peralatan

penunjang 1.000.000 15 66.667

lainnya

5 Itik dara 100%

betina1.000 40.000 40.000.000 2 20.000.000umur5

bulan

6 Sekop 5 20.000 100.000 5 20.000

7 Wadahpakan 10 21.000 210.000 5 42.000

8 Temp at

penampungan 240.000 5 48.000

telur

JUMLAH Ekor 1.000 47.050.000 20.343.734.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2001)

Tabel 16. Biaya Operasi Per Periode (Kategori II)

JumlahHarga

JumlahNo Uraian Spesifikasi Teknis

satuanper

Nilai (Rp)satuan

1 Pakan

6-30 bulan gr/ekor/hr 160 2.300 364.960

2 Obat dan vaksin Ekor 1.000 1.500 1.500.000

3 Tenaga kerj a Orang 2 900.000 43.200.000

4 TenagaAhliOrang 1 500.000 36.000.000

(Koordinator)

5 Keranjang telur danEkor 1.000 4.500 4.500.000

transport

6 Air dan Listrik Bulan 24 90.000 2.160.000

7 Penunjang Produksi Ekor 1.000 900 900.000

8 Pemeliharaan danEkor 1.000 1.000 1.000.000

perbaikan

JUMLAH Ekor 2.000 354.220.000

Asumsi:

1. Penjualan tiap hari tetapi pendapatan di peroleh tiap 10 hari sekali

2. Modal Kerja = biaya operasi per 10 hari (= total biaya/360 x 10)

29

Page 36: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 36/56

 

5.4.2. Pendapatan

Pendapatan bersih yang dihasilkan dari usaha itik petelur dari tahun pertama

hingga berakhimya masa proyek rinciannya dapat dilihat dalam Tabel 17. Pendapatan

bersih khusus pada tahun ke empat pada kategori I pendapatan bersih bemilai negative

karena adanya pembelian barn DOD.

Tabel17. Pendapatan Bersih Usaha Ternak Itik Petelur

Tahun Kategori I (DOD) Kategori II (Itik Dara)

Tahun Ke 1 -593.859.105 945.390.000

Tahun Ke 2 504.055.455 982.342.200

Tahun Ke 3 606.076.320 1.076.385.150

Tahun Ke 4 -291.458.505 1.002.765.000

Tahun Ke 5 460.180.455 606.802.200

Tahun Ke 6 600.451.320 951.190.350

Rata-rata per tahun 214.240.980 927.479.145

5.4.3. Aliran Laba-Rugi dan Arus Kas

Arus Kas dan Evaluasi Profitabilitas Rencana Investasi

1. Arus Kas

Arus kas untuk usaha itik petelur kategori I dan kategori II secara terperinci dapat

dilihat dalam lampiran.

2. Net BIC, IRR, NPV, dan Pay Back Periode.

Perhitungan net BIC, IRR dan NPV dan Pay Back Period untuk usaha itik petelur

kategori I dan kategori II menggunakan rumus dan cara perhitungan seperti yang

diuraikan pada lampiran

3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha temak itik petelur pada kategori II

lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengusahaan itik petelur pada kategori

1 . Nilai IRR untuk Kategori I sebesar 35% berarti usaha itu masih layak secara

finansial untuk terns diusahakan sampai tingkat suku bunga yang berlaku masih

dibawah 35%. Demikian juga untuk Kategori II, usaha tersebut masih layak untuk

diusahakan secara finansial sampai tingkat suku bunga yang berlaku masih dibawah

159%. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada Tabel18.

30

Page 37: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 37/56

 

Tabel18. Evaluasi Profibilitas Rencana Investasi Usaha Ternak Itik Petelur

Kriteria Kategori I Kategori II

NPV Rp. 19.695.093 Rp. 179.405.378

Net B/C 1,42 5,94

IRR 34,76% 159%

PBP 2 tahun 7 bulan 8 bulan

Sumber: Hasil pengolahan data pnmer (2001)

5.4.4. Analisis Break Even Point

Analisis titik pulang pokoklimpas atau Break Even Point dari usaha itik petelur

dengan mempertimbangkan besamya biaya tetap, biaya variabel dan tingkat harga jual,

selama umur proyek didapatkan nilai rata-rata untuk skala usaha kategori I sebesar

Rp 31.003.288, atau sebesar 49.502 kg telur itik, sedangkan untuk skala usaha kategori

II sebesar Rp 45.022.355 atau sebesar 73.411 kg telur itik.

31

Page 38: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 38/56

 

VI. KESIMPULAN

Karakteristik anggota KT Setia Wargi dilihat berdasarkan umur, pendidikan formal dan

lama betemak itik (pengalaman). Kisaran umur anggota KT Setia Wargi antara 17 sampai 47

tahun. Kisaran tersebut masih berada pada usia produktif. Sebagian besar anggota KT Setia

Wargi berpendidikan SMP atau SMA dan pengalaman dalam betemak itik antara 5 sampai 20

tahun. lumlah itik yang dipelihara oleh anggota KT Setia Wargi bervariasi. Sebagian

besar memelihara berkisar antara 1 sampai 10 ekor (60 %).

Kegiatan edukasi dan pendampingan petemak yang dilakukan terdiri atas dua

kegiatan. Kegiatan pelatihan dilakukan pada tanggal 13-17 Oktober 2010 di Kelompok

Tani Setia Wargi (KT Setia Wargi), Desa Muara laya, Kecamatan caringin, Kabupaten

Bogor. Peserta kegiatan berasal dari anggota KT Setia Wargi sebanyak 15 orang.

Kegiatan pendampingan petemak dilakukan dari bulan 18 Oktober sampai 18November 2010.

Petemak yang didampingi merupakan petemak yang mengikuti kegiatan pelatihan.

Pendampingan petemak dilakukan dengan pembuatan demonstrasi penggunaan ransum

(Feeding Trial) di petemakan yang dapat ditinjau dan diamati oleh petemak. Uji coba dilakukan

pada tiga orang anggota kelompok yaitu Ade Saefudin, Empung Sumitra, dan Wahyu Nurdin.

Sebanyak 10 ekor betina dan satu ekorjantan pada masing-masing petemak. Dari hasil uji coba

lapang ini maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum komplit dapat meningkatkanproduksi telur sekitar 20 sampai 30 persen.

Analisis keuntungan dilakukan dalam dua kategori, yaitu pemeliharaan mulai dari

DOD (kategori I) dan pemeliharaan mulai dari itik dara (kategori II). Selama periode

usaha 10 tahun dan dengan biaya investasi sebesar Rp. 11.550.000 (kategori I), Rp.

47.050.000 (kategori II), Net Present Value yang diperoleh sebesar Rp. 19.695.093

(kategori I), dan Rp. 179.405.378 (kategori II), dengan Net BIC, kategori I, 1,42, dan

kategori II, 5,94. Nilai Internal Rate of Return pada periode us aha yang sama(kategori I) adalah 34,76%, dan pada kategori II, sebesar 159%. Sedangkan PBP, pada

kategori I, 2 tahun 7 bulan, dan pada kategori II, 8 bulan. Secara umum us aha

petemakan itik Alabio "Bina Karya Temak" layak untuk dilaksanakan karena nilai Net

Present Value positif dan nilai Internal Rate of Return lebih besar dari tingkat suku

bunga yang berlaku.

32

Page 39: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 39/56

 

DAFTAR PUSTAKA

Amarullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.

Biro Pusat Statistik. 2001. Sensus Pertanian 2001. BPS . Jakarta.

Cyrilla, L. dan A. Ismail. 1988. Us aha Petemakan. Jurusan Sosial Ekonomi Petemakan.

Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gretinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek - Proyek Pertanian. UI-Press. Jakarta.

Kadariah, Karlina, L., dan Gray, C. 1999. Pengantar Evaluasi proyek. FE-UI. Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Murtidjo, Bambang Agus. 1992. Mengelola Itik. Penerbit Kanisius, Jakarta.

Samosir, D. J. 1983. Ilmu Temak Itik. Penerbit P.T. Gramedia, Jakarta.

Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Petemakan: Kumpulan Pemikiran. USESE

Foundation dan Pus at Studi Pembangunan IPB. Bogor.

Shane S. M. 1998. Buku Pedoman Penyakit Unggas. American Soybean Association.

Singapore.

Soehadji. 1995. Membangun Petemakan Tangguh. Orasi Ilmiah. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Soekartawi, A. Sohardjo, John L.D., J.B. Hardake. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian

untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta.

33

Page 40: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 40/56

 

LAMPlRAN

34

Page 41: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 41/56

 

Lampiran 1. Materi Pelatihan "Analisis Kelayakan Finansial"

~I§I§ 1\1:1.4~ ~ r:1~~§I..u_

1)41)4U§~ ITII\ I)I:TI:LU~

[)II\~L()MI)()I\ T~I T~~I)A[)U iHIAWA~t71

[)~iA MUA~A JA~A I\~(;~T~ (;A~I~t7I~

13()t7()~

Oktober 2010

Oleh:

Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc

PUSAT STUDI HEWAN TROPIKA (CENTRAS)

LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

35

Page 42: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 42/56

 

Pengertian Analisis Finansial

Analisis finansial merupakan suatu anal isis yang membandingkan antara biaya dengan

penerimaan yang diperoleh, untuk menentukan apakah suatu usaha akan

menguntungkan. Analisis kelayakan finansial menggunakan arus kas (cashflow)

selama umur investasi (kandang, alat, itik produktif).

Penilaian kelayakan ada 2 eara, yaitu:

1. menggunakan discounted criteria (kriteria diskonto): NPV (net present value)

dan IRR (internal rate of return)

2. undiscounted criteria (kriteria non-diskonto), tidak memasukkan time value of

money (nilai waktu terhadap uang): RIC (revenue cost rasio), dan IFC (income

over feed cost)

I. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara present value dari pada benefit dan present value dari

biaya. Suatu usaha dinyatakan menguntungkan jika NPV nilainya lebih besar dari nol.

Nilai NPV sama dengan nol, berarti usaha tidak untung atau rugi. Jika NPV lebih keeil

dari nol, usaha rugi.

Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut:

n

NPV::: i: Bt~Ct

t-l

Keteranqan .

NPV ::: Net Present Value sampai dengan tahun ke-t

n ::: Periode usaha (tahun)

::: Tahun

Bt ::: Penerimaan pada tahun ke-t

Ct ::: Biaya tahun ke-t

::: Tingkat suku bungal tahun

36

Page 43: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 43/56

 

II. Internal Rate of Return (IRR)

IRR atau tingkat pengembalian internal, adalah tingkat diskonto pada saat NPV sama

dengan nol. Ni1ai IRR menunjukkan tingkat keuntungan dari suatu usaha tiaptahunnya dan menunjukkan kemampuan usaha tersebut mengembalikan bunga

pinjaman. Jika IRR suatu usaha lebih besar atau sama besar dengan tingkat diskonto,

maka usaha tersebut dapat dikatakan layak. Jika IRR lebih keeil dari tingkat diskonto

yang berlaku, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus meneari

IRR adalah sebagai berikut:

NPV

Keterangan

IRR = Internal Rate of Return

1 1 = Suku bunga yang rendah

1 2 = Suku bunga yang tinggi

NPV1 = Nilai NPV yang tinggi (positif)

NPV2 = Nilai NPV yang rendah (negatif)

III. RIC (revenue cost rasio)

Revenue-cost ratio atau perbandingan penerimaan dan biaya suatu usaha

menunjukkan kemampuan modal yang ditanam untuk menghasilkan penerimaan.

Apabila nilai RIC lebih besar dari satu, menunjukkan bahwa usaha tersebut

menguntungkan. Apabila nilai RIC sama dengan 1, maka usaha tidak untung dan tidak

rugi, dan bilai nilai R/Ckurang dari 1, menunjukkan bahwa usaha rugi. Rumus meneari

RIC adalah sebagai berikut:

R / C = penerimaan

Biaya

37

Page 44: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 44/56

 

IV. PBP (Pay Back Period)

PBP adalah menghitung seberapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan

investasi dan modal kerja yang ditanam dalam suatu usaha. Usaha dikatakan layak

apabila nilai PBP lebih pendek dari waktu yang disyaratkan. Sedangkan kalau PBP

lebih lama dari yang disyaratkan kegiatan tidak layak.

V. Cara Menghitung Kelayakan Finansial.

Perhitungan kelayakan finansial dilakukan secara manual atau dengan bantuan

komputer yaitu menggunakan program Excel Window. Asumsi teknis diperlukan untuk

menghitung kelayakan finansial, seperti contoh pada Tabel 1.

label 1. Contoh Asumsi dan Parameter Perhitungan usaha Itik dari DOD

No Asumsi Nilai Satuan

1 Periode Produksi 30 Bulan

2 Bangunan (kandang) 2.000.000 Rp/1000 ekor itik

3 Tenaga kerja 4 Orang

4 Tenaga Ahli 1 Orang

5 Harga jual

5.1. Telur per butir 600

5.2. Pupuk kandang (karung/100kg) 180000

5.3. Itik tua per ekor 12500

6 Pemeliharaan itik umur 1hari 1000 DOD

7 Itik mulai bertelur 6 bulan

- Itik 6-8 bulan 50% bertelur

- Itik 8-24 bulan 75% bertelur

- Itik 24-30 bulan 50% bertelur

8 Pakan

Alternatif I (Konsentrat: Dedak = 1:4) 1.150 Rp/kg

Alternatif II (Konsentrat: Dedak = 1:5) 1.040 Rp/kg

Alternatif III (Keong: Dedak = 2:3) 715 Rp/kg

9 Mortalitas 7%

10 Lama 1 bulan 30 hari

38

Page 45: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 45/56

 

Komponen biaya investasi usaha itik petelur terdiri dari sewa tanah, biaya pembuatan

kandang, biaya pembelian air dan listrik, peralatan penunjang lainnya, pembelian bibit

itik DOD (Day Old Duck), sekop, wadah pakan, dan tempat penampungan telur. Biaya

operasi adalah untuk pembelian pakan dan obat-obatan. Porsi biaya terbesar usaha

itik petelur adalah untuk pakan (Contoh Tabel 2). Pendapatan bersih dari usaha itik

petelur dari tahun pertama hingga berakhirnya masa usaha seperti pada contoh Tabel

4.

label 2. Rincian Biaya Investasi

Uraian SatuanJumlah Harga

Nilai (Rp)Umur Penyusutan

No Satuan (Rp/sat) (th) (Rp)

1 2 3 4 5 6 7

1Sewa

375.000rumahITanah

2 Kandang Paket 1.000 250 2.000.000 5 400.000

3Sumber air dan

Paket 250.000 15 16.667listrik

4Peralatan

250.000 15 16.667

lainnya

5 DOD100%

1.000 4.500 4.500.000 2,50 1.800.000betina

6 Sekop 5 20.000 100.000 5,00 20.000

7 Wadah pakan 10 21.000 210.000 5,00 42.000

8 Penampung telur 240.000 5,00 48.000

Jumlah Ekor 2.000 7.925.000 2.343.334

39

Page 46: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 46/56

 

label 3. Biaya Operasi Per Peri ode

No. Uraian SatuanJumlah Harga

Nilai (Rp)satuan Rp/sat

1 Pakan

0-1 minggu gr/ekor/hr 20 1.040 145.600

1 minggu -1 bin gr/ekor/hr 40 1.040 873.600

1-6 bulan gr/ekor/hr 120 1.040 18.720.000

6-30 bulan gr/ekor/hr 160 1.040 119.808.000

2 Obat dan vaksin Ekor 1.000 1.500 1.500.000

3 Tenaga kerja Orang 4 300.000 36.000.000

4 Tenaga Ahli Orang 1 500.000 15.000.000

5Keranjang telur dan

Ekor 1.000 4.500 4.500.000transport

6 fA,.irdan Listrik Bulan 30 30.000 900.000

7 Penunjang Produksi Ekor 1.000 300 300.000

8Pemeliharaan dan

Ekor 1.000 1.000 1.000.000perbaikan

JUMLAH Ekor 2.000 198.747.200

label 4. Pendapatan Bersih Usaha Jarnak Itik Petelur

lahun Kategori I (DOD)

Tahun Ke 1 - 39.590.607

Tahun Ke 2 33.603.697

Tahun Ke 3 40.405.088

Tahun Ke 4 - 19.430.567

Tahun Ke 5 30.678.697

Tahun Ke 6 40.030.088

Rata-rata per tahun 14.282.732

40

Page 47: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 47/56

 

Lampiran 2. Materi Pelatihan "Penyusunan Ransum Itik Komplit"

1)~I3UAT~ ~~iUM ITII\I)H~LU~

[)II\~L()MI)()I\ T~I T~~I)A[)U iHIA WA~t71

[)~iA MUA~A JA~A I\~(;AMAT~ (;A~I~t7I~

13()t7()~

Oktober 2010

Oleh:

Dr. Ir. Sumiati, M.Sc

PUSAT STUDI HEWAN TROPIKA (CENTRAS)

LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2010

41

Page 48: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 48/56

 

I. PENDAHULUAN

Saat ini peternakan itik mulai diminati oleh banyak peternak, bukan hanya sebagai

usaha sampingan, bahkan sudah banyak peternak menjadikan peternakan itik ini

menjadi suatu usaha yang utama. Perkembangan yang baik tersebut dipieu oleh

tingginya permintaan produk ternak itik, baik telur maupun daging, karena mulai

banyak konsumen yang menyukai produk tersebut.

Masalah utama yang dihadapi oleh peternak itik adalah harga ransum yang tinggi,

terutama jika peternak sangat tergantung pada ransum yang sudah jadi dari pabrik.

Disamping itu, ketidak tahuan peternak mengenai pembuatan ransum yang baik turut

menyumbang masalah yang dihadapi para peternak. Sebagian besar peternak itik di

Indonesia masih memelihara itiknya dalam skala keeil, sehingga usahanya tidak

efisien. Untuk mengatasi masalah tersebut, peternak itik perlu membentuk kelompok

supaya masalah-masalah yang ada bisa dihadapi bersama. Sebagai eontoh dalam

pembuatan ransum, akan lebih efisien jika pembuatannya seeara berkelompok,

sehingga harga ransum bisa ditekan sedemikian rupa, dibandingkan jika membuat

masing-masing dengan jumlah keeil.

Dalam membuat ransum itik ada beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi, yaitu: (1)Pengetahuan mengenai bahan-bahan pakan yang bisa digunakan untuk menyusun

ransum itik; (2) Pengetahuan kebutuhan zat makanan untuk itik; (3)

Ketersediaan bahan pakan; (4) Mengetahui harga bahan pakan; (5) Mengetahui

pembatasan jumlah bahan pakan yang digunakan untuk membuat ransum; (6)

menguasai eara pembuatan ransum itik. Dengan demikian, dalam makalah pelatihan

ini akan dipaparkan syarat-syarat yang harus dikuasai atau diketahui tersebut.

42

Page 49: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 49/56

 

II. BAHAN PAKAN UNTUK MEMBUAT RANSUM ITIK

Berbagai jenis bahan pakan bisa digunakan untuk membuat formula pakan ternak itik.

Pengambilan keputusan bahan pakan mana yang akan digunakan untuk ternak itik

yang kita pelihara tergantung kepada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan,

diantaranya adalah ketersediaan bahan tersebut (apakah selalu tersedia di sekitar

peternak?, atau apakah mudah untuk memperoleh bahan pakan tersebut?).

Disamping itu peternak harus mengetahui kandungan zat nutrisi serta harga dari bahan

pakan tersebut. Menurut sumbernya, bahan pakan untuk itik terdiri dari bahan pakan

asal hewan (disebut bahan pakan hewani) dan bahan pakan asal tanaman (disebut

bahan pakan nabati). Menurut kandungan nutrisinya, bahan pakan dapat digolongkan

menjadi 4 golongan, yaitu: bahan pakan sumber energi, bahan pakan sumber protein,

bahan pakan sumber mineral dan bahan pakan sumber vitamin. Selain bahan pakan

alami, sering juga ditambahkan tambahan pakan (feed additive) ke dalam formula

pakan ternak itik.

Saat ini, bahan pakan yang digunakan untuk ternak itik di Indonesia sebagian besar

diimpor dari luar negeri, misalnya jagung kuning, tepung ikan, bungkil kedelai, tepung

daging dan tulang (meat bone meal atau disingkat MBM) dan tepung gluten jagung

(corn gluten meal atau disingkat CGM). Padahal di Indonesia yang sebagian besar

penduduknya hidup dari pertanian dan perikanan, banyak bahan pakan yang dapat

berasal dari kegiatan pertanian dan perikanan tersebut, contohnya dedak padi, bungkil

kelapa, bungkil kacang tanah, tepung singkong, tepung daun singkong, tepung ikan,

tepung cangkang udang, tepung kerang, tepung cangkang telur, dan masih banyak

lagi.

43

Page 50: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 50/56

 

III. KEBUTUHAN ZAT MAKANAN DALAM PAKAN ITIK

Kebutuhan zat makanan setiap jenis itik maupun setiap periode pemeliharaan sangat

penting diketahui, karena sangat diperlukan dalam membuat formula pakan itik. Tanpa

mengetahui kebutuhan zat makanan dari ternak itik yang mau kita buatkan formula

pakannya, tidak mungkin suatu formula pakan akan tersusun. Kebutuhan zat makanan

untuk itik periode bertelur disajikan pada Tabel 1.

label 1. Kebutuhan Zat Makanan Itik Peri ode Bertelur

Zat makanan Jumlah

Energi (Kkal/kg) 2 8 6 0

Protein (%) 1 8

Kalsium (%) 3 , 5

Fosfor (%) 0 , 4 2

Metionin (%) 0 , 3 4

Lisin (%) 0 , 9 3

44

Page 51: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 51/56

 

IV. PEMBATASAN PENGGUNAAN BAHAN PAKAN DALAM

RANSUM

Sebelum menyusun ransum, selain hal tersebut di atas yang penting diperhatikan

adalah batas penggunaan bahan-bahan makanan di dalam pakan. Dari praktek sehari-

hari dalam membuat formulasi pakan, perkiraan kasar jumlah bahan pakan yang biasa

digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.

label 2. Perkiraan Kasar Jumlah Bahan Pakan dalam Pakan Itik

Bahan pakan Jumlah dalam pakan (%)

Jagung kuning 50 - 60

Tepung gaplek 30

Dedak halus 20 - 30

Bungkil-bungkilan 15 - 30

Tepungikan 5 -15

Minyak sid 7

Tepung daun 3-5

Premiks 0,5

45

Page 52: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 52/56

 

v. METODE PEMBUATAN RANSUM

Untuk memenuhi berbagai macam zat makanan , pakan ternak harus dibuat dari

campuran berbagai bahan pakan, karena tidak ada satupun bahan pakan yang

sempurna yang bisa memasok semua kabutuhan ternak. Banyak sekali bahan pakan

yang bisa digunakan sebagai penyusun pakan (seperti yang sudah dipaparkan pada

bab Bahan Pakan Untuk Ternak Itik).

Kandungan zat-zat makanan dari bahan-bahan pakan tersebut beragam. Keragaman

tersebut harus kita padukan sedemikian rupa, sehingga pakan yang kita buat akan

memenuhi syarat kebutuhan terhadap zat-zat makanan. Memadukan bahan pakan

yang sangat beragam itu ternyata sulit bila dilakukan hanya berdasarkan perasaan

saja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara atau metode tertentu. Dalam makalah ini

hanya akan dipaparkan satu metode saja yang mudah-mudahan dapat dipahami dan

diikuti oleh para peternak.

1. Metode Segi Empat (Square Methode) dari Pearson

Metode ini digunakan untuk menyususn sebuah ransum yang terdiri dari 2 bahan

makanan atau lebih untuk mendapatkan persentase zat makanan tertentu. Metode ini

praktis hanya untuk menentukan satu zat makanan dalam ransum tersebut.

Dibandingkan dengan metode lain, metode ini paling mudah dalam perhitungannya.

Cara ini mudah dilakukan, karena sekarang pabrik-pabrik makanan ternak membuat

konsentrat untuk ransum ayam. Konsentrat ini mengandung protein yang relatif tinggi

(Iebih kurang 36 %) dan bermutu baik serta mengandung mineral Ca dan P yang

cukup tinggi. Keuntungan pemakaian konsentrat ini adalah dapat menolong harga

ransum yang relatif menjadi murah untuk daerah yang berlebihan salah satu dari

bahan-bahan makanan, misalnya jagung kuning atau dedak padi.

Contoh Pembuatan Ransum Menggunakan 2 macam bahan makanan

Suatu contoh kita akan mencampurkan konsentrat yang mengandung protein 36 %

dengan jagung kuning yang telah digiling dan mengandung protein 9 %, untuk menjadi

pakan itik dengan protein 16 %. Dari hasil perhitungan kita harus mengetahui berapa

bagian konsentrat dan berapa bagian jagung yang harus kita campurkan. Pertama kita

cantumkan nama konsentrat dan angka kandungan proteinnya (36), terus di bawahnya

46

Page 53: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 53/56

 

kita cantumkan nama jagung dan angka kandungan proteinnya (9%). Angka yang di

tengah adalah kandungan protein pakan itik yang akan kita buat (16). Setelah itu,

kurangkan angka protein konsentrat dengan angka protein pakan ayam kampung,

yaitu 36-16= 20, kita simpan angka tersebut di sebelah kanan bawah (Iurus dengan

nama jagung). Kemudian, kurangkan angka kebutuhan protein dengan angka protein

jagung, yaitu 16-9= 7, kita simpan angka tersebut di kanan atas (Iurus dengan nama

konsentrat). Angka 7 berarti besaran konsentrat dan angka 20 berarti bag ian jagung.

Untuk mengetahui berapa persentase konsentrat dan jagung harus kita campur, maka

angka bagian konsentrat (7) dan bagian jagung (20) harus kita jumlahkan, yaitu 7+20=

27 (jurnlah ke bawah). Dengan demikian bagian konsentrat adalah 6 dibagi 27 dan

bagian jagung adalah 21 dibagi 27. Untuk lebih jelasnya perhatikan skema di bawah

ini:

Konsentrat 36 (15 - 9 = 7 bagian konsentrat)

Jagung

~16//~

9 20 (36 - 15 = 20 bagian jagung)

Jumlah= 27

Persentase jagung dalam ransum = 20/27 x 100 % = 74 %

Persentase konsentrat dalam ransum = 7/27 x 100 % = 26 %

Jika kita ingin membuat pakan sebanyak 50 kg, maka pakan tersebut akan terdiri atas:

jagung = 74/100 x 50 kg = 37 kg

Konsentrat = 2 6/1 00 x 50kg = 13 kg

Jumlah pakan 50 kg

47

Page 54: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 54/56

 

VI. CONTOH-CONTOH FORMULA PAKAN ITIK

label 3. Susunan Ransum Itik Periode Layer (contoh 1)

Bahan makanan Jumlah (%)

Jagung kuning 56,00

Dedak padi 13,00

Meat Bone Meal (MBM) 1,85

Bungkil kedelai 11,03

Tepungikan 7,00

Minyak 4,20

CaC03 6,32

L-Iysin 0,00

DI-methionin 0,10

Premix 0,50

Jumlah 100,00

label 4. Susunan Ransum Itik Periode Layer (contoh 2)

Bahan makanan Jumlah (%)

Jagung kuning 42,10

Dedak padi 22,00

Bungkil kedelai 15,50

Tepungikan 5,00

Minyak 7,00

CaC03 8,00

DI-methionin 0,20

Jumlah 100,00

48

Page 55: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 55/56

 

Lampiran 3. Pelatihan Recording

PUSAT STUDI HEWAN TROPIKA (CENTRAS)

LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT PERTANIAN BOGaR

2010

49

Page 56: contoh aporan-akhir-21

5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 56/56

 

ProduksiItik

Itik Jual

JumlahPembelian Pakan (kg) Pemberian

TelurItik Dipotong

(ekor)No Tanggal Mati (ekor)

ItikPakan Limbah (ekor)

Gabah DedakPabrik Dapur

Pecah Utuh Dara Afkir Dara Afkir

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Rata-rata

50