compound microscope

3
1. compound microscope : istilah umum yang digunakan untuk menyebut mikroskop yang dilengkapi oleh lensa objektif dan okuler 2. inverted microscope : mikroskop yang letak lensa objektif nya di bawah objek, hasil bayangannya terbalik 3. daya pisah mikroskop : kemampuan untuk membuat jarak terpendek dari 2 titik agar tetap telihat sebagai 2 buah titik 4. daya pisah mikroskop cahaya lebih rendah dibandingkan dengan daya pisah mikroskop electron karena mikroskop electron mempunyai panjang gelombang yang pendek. Rumus : k.λ. x . semakin kecil panjang gelombang (λ) semakin rendah daya pisahnya. 5. Cara menaikkan daya pisah mikroskop cahaya a. Mengatur kondensor untuk memusatkan sinar atau menyamakan nilai α kondensor dengan α objek b. Meletakkan filter untuk mengecilkan panjang gelombang c. Mengubah indeks bias dengan cara ditetesi minyak imersi dan gliserin d. Mengatur jarak objek untuk membuat preparat semakin dekat dan semakin jelas 6. Fiksasi : suatu proses untuk mempertahankan komponen sel atau jaringan semaksimal mungkin mendekati waktu saat masih hidup 7. Tujuan fiksasi : a. Mematikan sel : sel jangan sampai melanjutkan proses berikutnya b. Mencegah terjadinya perubahan post mortem (setelah kematian) sampai minimal c. Pengerasan atau penguatan : tidak akan mengalami proses kimia dan fisika d. Presipitasi : molekul tidak mudah larut, berada pada tempatnya (fix) e. Mencegah terjadinya perubahan selama proses pembuatan preparat 8. Tujuan pembuatan preparat : mempelajari hubungan structural dari jaringan organism untuk memperoleh pengetahuan tentang fungsi-fungsi kehidupan organism 9. Kesulitan mempelajari sel-sel atau jaringan dalam keadaan hidup : a. Sel atau jaringan hidup segera mati setelah dipisahkan dari tubuh dan perubahan post mortem (setelah kematian) segera timbul sehingga tidak sesuai untuk pengamatan b. Ketebalan/ketidakjernihan sel/penetrasi cahaya (mikroskop cahaya) c. Komponen sel tidak mudah dibedakan satu sama lain 10. Cara mengatasi kesulitan diatas : a. Perubahan post mortem diminimalisir dengan fiksasi b. Pengirisan yang tipis, atau penjernihan mengatasi gangguan penyerapan c. Pewarnaan menghasilkan warna yang kontras, sehingga komponen sel mudah diamati 11. Zat warna (stain) : persenyawaan organic yang memiliki senyawa gugus khromofor dan auxokhrom yang berikatan pada gugus benzene 12. Zat warna asam (acidic stain) : zat warna asam yang mengandung gugus auxokhrom (-) karena melepaskan ion (+) 13. Zat warna basa (basic stain) : zat warna basa yang mengandung gugus auxokhrom (+) karena melepaskan ion (-) 14. Resep dari larutan zat warna Ehrlich’s Hematoxylin : a. Hematoxylin (C.I. 75290) 2gr

Upload: ruly-alifiani-nur-shabrina

Post on 15-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

just text midterm test

TRANSCRIPT

  • 1. compound microscope : istilah umum yang digunakan untuk menyebut mikroskop yang

    dilengkapi oleh lensa objektif dan okuler

    2. inverted microscope : mikroskop yang letak lensa objektif nya di bawah objek, hasil

    bayangannya terbalik

    3. daya pisah mikroskop : kemampuan untuk membuat jarak terpendek dari 2 titik agar tetap

    telihat sebagai 2 buah titik

    4. daya pisah mikroskop cahaya lebih rendah dibandingkan dengan daya pisah mikroskop electron

    karena mikroskop electron mempunyai panjang gelombang yang pendek. Rumus : k.. x .

    semakin kecil panjang gelombang () semakin rendah daya pisahnya.

    5. Cara menaikkan daya pisah mikroskop cahaya

    a. Mengatur kondensor untuk memusatkan sinar atau menyamakan nilai kondensor dengan

    objek

    b. Meletakkan filter untuk mengecilkan panjang gelombang

    c. Mengubah indeks bias dengan cara ditetesi minyak imersi dan gliserin

    d. Mengatur jarak objek untuk membuat preparat semakin dekat dan semakin jelas

    6. Fiksasi : suatu proses untuk mempertahankan komponen sel atau jaringan semaksimal mungkin

    mendekati waktu saat masih hidup

    7. Tujuan fiksasi :

    a. Mematikan sel : sel jangan sampai melanjutkan proses berikutnya

    b. Mencegah terjadinya perubahan post mortem (setelah kematian) sampai minimal

    c. Pengerasan atau penguatan : tidak akan mengalami proses kimia dan fisika

    d. Presipitasi : molekul tidak mudah larut, berada pada tempatnya (fix)

    e. Mencegah terjadinya perubahan selama proses pembuatan preparat

    8. Tujuan pembuatan preparat : mempelajari hubungan structural dari jaringan organism untuk

    memperoleh pengetahuan tentang fungsi-fungsi kehidupan organism

    9. Kesulitan mempelajari sel-sel atau jaringan dalam keadaan hidup :

    a. Sel atau jaringan hidup segera mati setelah dipisahkan dari tubuh dan perubahan post

    mortem (setelah kematian) segera timbul sehingga tidak sesuai untuk pengamatan

    b. Ketebalan/ketidakjernihan sel/penetrasi cahaya (mikroskop cahaya)

    c. Komponen sel tidak mudah dibedakan satu sama lain

    10. Cara mengatasi kesulitan diatas :

    a. Perubahan post mortem diminimalisir dengan fiksasi

    b. Pengirisan yang tipis, atau penjernihan mengatasi gangguan penyerapan

    c. Pewarnaan menghasilkan warna yang kontras, sehingga komponen sel mudah diamati

    11. Zat warna (stain) : persenyawaan organic yang memiliki senyawa gugus khromofor dan

    auxokhrom yang berikatan pada gugus benzene

    12. Zat warna asam (acidic stain) : zat warna asam yang mengandung gugus auxokhrom (-) karena

    melepaskan ion (+)

    13. Zat warna basa (basic stain) : zat warna basa yang mengandung gugus auxokhrom (+) karena

    melepaskan ion (-)

    14. Resep dari larutan zat warna Ehrlichs Hematoxylin :

    a. Hematoxylin (C.I. 75290) 2gr

  • b. Ammonium alum 3gr

    c. Ethyl atau Methyl alcohol 95% or absolute 100 ml

    d. Glycerin 100 ml

    e. Distilled water 100 ml

    f. Glacial acetic acid 10 ml

    15. Fungsi reagen Ehrlichs Hematoxylin :

    a. Hematoxylin (C.I. 75290) : pewarnaan

    b. Ammonium alum :

    c. Ethyl atau Methyl alcohol 95% or absolute : mengerutkan (dehidrasi) preparat

    d. Glycerin : mengubah indeks bias

    e. Distilled water :

    f. Glacial acetic acid : sebagai fiksatif inti, membengkakkan

    16. Cara pembuatan larutan zat warna Ehrlichs Hematoxylin :

    Larutkan hematoxylin ke dalam alcohol kemudian tambahkan reagen lainnya, kemudian

    ditambah air dan mengalami pemasakan selama 2 minggu, lalu diaduk teratur. Larutan masak

    dengan cepoat jika ditambah 0,3-0,4 gr sodium iodate (NaIO3) sebagaui oksidator. Hal ini

    menyebabkan hematoksilin teroksidasi parsial menjadi hematein. Setelah masak, masukkan

    dalam botol tertutup rapat. Akan awet bertahun tahun

    17. Stereo microscope! Mikroskop untuk melihat struktur 3 dimensi dengan bayangan tidak terbalik

    18. Dissecting microscope! mikroskop untuk pembedah, sinar yang dibedah menuju lensa objektif

    lalu kedua lensa okuler yntuk melihat struktur ke dalam dalamnya atau 3D

    19. Binoculer microscop! Mikroslop yang punya 2 buah lensa okuler

    20. Mikroskop phase contrast! Dipakai untuk melihat objek yang tidak diwarnai misalnya sel atau

    bakteri

    21. Mikroskop polarizing! Untuk melihat benda yang menyinar ganda atau membias ganda misalnya

    Kristal kalsium oksalat

    22. Mikroskop fluorescent! Untuk melihat benda yang berpendar contohnya lokalisasi antigen atau

    antibody

    23. Sifat sifat etanol sebagai fiksatif

    a. Mudah teroksidasi

    b. Mengerutkan sel

    c. Penetrasi lambat sampai sedang

    d. Tidak adiktif untuk jaringan yang keras

    e. Koagulan

    f. Menguatkan jaringan

    24. Sifat dari formaldehid sebagai fiksatif

    a. Mengerutkan

    b. Mencegah penggumpalan

    c. Aditif

    d. Sedikit menguatkan

    25. Perubahan perubahan post mortem :

  • a. Autolysis = enzim enzim dari lisosom akan bebas, bisa menghancurkan komponen sel

    b. Pembusukan oleh mikrobia = kerusakan komponen sel oleh aktifitas mikrobia

    26. Teknik pembuatan preparat

    a. Squashing = teknik pencet agar sel sel terpisah dan tidak menumpuk contoh: akar Allium

    cepa

    b. Asetolisis = pengawetan sel dengan menggunakan asam asetat pekat dan asam asetat glasial

    c. Gliserol-xylol = untuk preparat whole mount atau preaparat keseluruhan

    d. Maserasi = pemisahan sel oleh asam dan basa contoh Riccinus communis

    e. Fiksasi alcohol 70% = pengawetan dengan alcohol 70%

    f. Paraffin ( embedding) = penyelubungan preparat dengan parafin

    27. Pemilihan fiksatif berdasarkan :

    a. Khusus atau umum

    b. Aksi

    c. penetrasi

    d. efek penguatan atau pengerasan

    e. kekuatan atau kekerasan bahan

    f. proses berikutnya

    g. bahan akuatik

    h. efek pengkerutan

    28. hematoksilin di asam menghasilkan warna merah dan di basa menghasilkan warna biru