coas

4
B. Identifikasi Masalah Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolok ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara unsur sistem lainnya dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja Puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolak ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi masalah dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian.

Upload: giska-t-putri

Post on 07-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

evapro 1

TRANSCRIPT

Page 1: coas

B. Identifikasi Masalah

Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan tolok ukurnya,

sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara unsur sistem lainnya

dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah dilakukan secara bertahap, dimulai dari

keluaran (output) program kerja Puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya

kesenjangan antara tolak ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan

penyebab masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi masalah

dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian.

Page 2: coas

Tabel 11. Pencapaian program pemberantasan penyakit TBC di puskesmas Gedung Tataan 2013

Variabel Keluaran Tolak Ukur Pencapaian Masalah1. Proporsi suspek

tuberkulosis paru yang dilakukan pemeriksaan dahak.

2. Angka penemuan kasus baru dengan tuberkulosis baru BTA (+) setelah dilakukan pemeriksaan dahak

3. Proporsi penderita tuberkulosis paru dengan BTA (+) diantara suspek tuberkulosis paru.

4. Angka kesembuhan penderita tuberkulosis paru yang diberikan pengobatan

5. Angka konversi penderita BTA (+) menjadi BTA (-) setelah diberikan pengobatan

Target pencapaian 75 % dari sasaran 780 orang

Target pencapaian 70% dari sasaran 78 orang.

Target pencapaian 10% dari sasaran 780 orang

Target pencapaian 85%

Target pencapaian 85%

Jumlah penderita suspek tuberkulosis paru yang dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 175 orang (22,43%)

Jumlah kasus baru dengan tuberkulosis paru dengan BTA (+) yang ditemukan sebanyak 29 orang (37,18%)

Jumlah penderita tuberkulosis paru dengan BTA (+) diantara suspek tuberkulosis paru sebanyak 29 orang (3,7%)

Jumlah penderita tuberkulosis paru yang sembuh setelah mendapatkan pengobatan sebanyak 21 orang dari 29 orang penderita (72%)

Jumlah penderita tuberkulosis paru yang konversi sebanyak 29 orang dari 29 orang yang diberikan pengobatan (100%)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

Masalah yang ditemukan pada program pemberantasan penyakit tuberkulosis paru yaitu

proporsi suspek tuberkulosis paru yang dilakukan pemeriksaan dahak dan angka penemuan

kasus baru dengan tuberkulosis baru BTA (+) setelah dilakukan pemeriksaan dahak. Masalah

ini ditegakkan karena adanya perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan tolak ukur

dimana proporsi suspek tuberkulosis paru yang dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak

22,43% dan angka penemuan kasus baru dengan tuberkulosis baru BTA (+) setelah dilakukan

Page 3: coas

pemeriksaan dahak sebanyak 37,18%. Sedangkan target pencapaian proporsi suspek

tuberkulosis paru yang dilakukan pemeriksaan dahak dan angka penemuan kasus baru dengan

tuberkulosis baru BTA (+) setelah dilakukan pemeriksaan dahak seharusnya 75 % dan 70 %.

Proporsi penderita tuberkulosis paru dengan BTA (+) diantara suspek tuberkulosis paru 3,7%

dengan target pencapaian seharusnya sebesar 10%. Angka kesembuhan penderita tb paru yang

telah diberi pengobatan sebesar 72% sedangkan target yang harus dicapai adalah sebesar 85%.

Angka konversi penderita BTA (+) menjadi BTA (-) setelah diberikan pengobatan sudah

berhasil mencapai target yaitu sebesar 100% dengan target pencapaian adalah 80%.