chapter ii.pdf

28
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Berdasarkan Undang-undang No. 7/1997 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan, Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.” Menurut UU No.10 Tahun 2008 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu: a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Universitas Sumatera Utara

Upload: tsandyfajar

Post on 11-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter II.pdf

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Bank

Berdasarkan Undang-undang No. 7/1997 sebagaimana diubah dengan

Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup

orang banyak”.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 Tentang

Akuntansi Perbankan, Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke

masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup orang banyak.”

Menurut UU No.10 Tahun 2008 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank,

yaitu:

a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan

b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II.pdf

8

Irmayanto (2002 : 65) menyatakan ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan

oleh bank umum yaitu :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dengan sasaran meminimumkan

biaya perolehan dana,

b. Mengalokasikan dana kepada masyarakat dengan sasaran

memaksimumkan pendapatan bank,

c. Melakukan pelayanan jasa keuangan seperti transfer, Letter of Credit,

cek perjalanan, money changer dan sebagainya dan jasa non keuangan

seperti pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, dan

sebagainya dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan nasabah.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank

Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan

keuangan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban

manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank

yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank

harus memenuhi syarat mutu dan karakteristik kualitatif.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat dalam berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

atau aktivitas perusahaan tersebut sebagai bahan pertimbangan didalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II.pdf

9

Elemen-elemen laporan keuangan bank yang disajikan sesuai SAK dan

SKAPI adalah sebagai berikut :

a. Neraca

Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang

menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.

Komponen neraca terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan

yang menggambarkan posisi hasil usaha suatu perusahaan dalam

jangka/periode tertentu. Komponen laporan laba rugi terdiri dari

pendapatan dan beban.

c. Laporan Komitmen dan Kontinjensi

Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa

janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus

dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.

Laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang

kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau

lebih peristiwa dimasa yang akan datang.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama

satu periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan

tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan

untuk apa penggunaanya. Laporan arus kas berguna sebagai dasar untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II.pdf

10

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan yang

setara dengan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

Satiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang

perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan

dalam catatan atas laporan keuangan.

f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan keuangan gabungan merupakan laporan dari seluruh

cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri

maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan

laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006 : 284), analisis laporan keuangan

perbankan bertujuan antara lain :

untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja keuangan perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari satu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya.

3. Rasio Keuangan

Menurut Djarwanto Ps (2004 : 143) bahwa rasio dalam analisis laporan

keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur

dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II.pdf

11

Pabundu Tika (2006:121) mengatakan bahwa kinerja sebagai hasil-hasil

fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam

priode waktu tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan

menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.

Adapun bentuk-bentuk dari rasio keuangan perbankan adalah sebagai

berikut :

a. Rasio Likuiditas

Menurut Bastian (2006 : 296),“ Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan

untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka

pendeknya (termasuk bagian dari utang jangka panjang yang jatuh temponya

dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancarnya.”

Selain itu, likuiditas bisnis perbankan menurut Sastradipoera (2004 : 247),

merupakan “kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna

membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada

nasabah yang membutuhkannya.”

Rasio likuiditas juga digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam membiayai kewajiban ketika ditagih. Untuk mengukur rasio likuiditas

dapat digunakan beberapa rasio antara lain :

1. Quick Ratio

Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada para

deposannya dengan cash assets yang dimilkinya. Semakin tinggi quick rasio

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II.pdf

12

menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari

Quick Ratio adalah sebagai berikut :

sitsTotal Depo

sCash AssetoQuick Rati x 100%

2. Investing Policy Ratio

Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada

para deposannya dengan mencairkan surat-surat berharga yang dimiliki

bank. Semakin tinggi Investing policy ratio menunjukkan semakin tinggi

tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio adalah

sebagai berikut :

Investing Policy RatioitsTotalDepos

Securities x 100%

3. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada

para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan

kepada debiturnya. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi

tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio adalah

sebagai berikut :

sitsTotal Depo

Total Loanoposit RatiLoan to De x 100%

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II.pdf

13

4. Loan to Assets Ratio

Loan to assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur

dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi loan to assets ratio

menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari

Loan to Assets Ratio adalah sebagai berikut :

etsToatal Ass

Total Loansets RatioLoan to As x 100%

5. Investment Portfolio Ratio

Investment portfolio ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat likuiditas penanaman dana dalam surat-surat berharga.

Semakin tinggi investment portofolio ratio menunjukkan semakin tinggi

tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investment Portfolio Ratio

adalah sebagai berikut :

ada yang berhargasurat Jumlah

satu tahun dari kurang tempo

jatuhdengan BerhargaSurat

Ratio PortfolioInvestment x 100%

6. Cash Ratio

Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan

kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang sudah

jatuh tempo dengan cash asset yang dimilikinya. Semakin tinggi cash ratio

menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari

Cash Ratio adalah sebagai berikut :

dibayar segera harus yangPinjaman

likuid Aktiva Cash Ratio x 100%

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II.pdf

14

b. Rasio Profitabilitas

Menurut Ali (2004 : 66), “Profitabilitas merupakan indikator dari

kemampuan bank untuk mempertahankan kecukupan modalnya. Jika

profitabilitas rendah maka bank tidak akan mampu menambah permodalannya”.

Rasio profitabilitas/ rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai kemampuan bank dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberi

ukuran efektif bagi bank. Untuk mengukur rasio profitabilitas dapat digunakan

beberapa rasio antara lain :

1. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang

murni. Semakin tinggi gross profit margin semakin besar tingkat

profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk

mengetahui Gross Profit Margin adalah sebagai berikut :

Gross Profit Margin ExpenseOperating

ExpenseOperatingIncomeOperating

x 100%

2. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari sudut

operating income-nya. Semakin tinggi net profit margin semakin besar

tingkat profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk

mencari Net Profit Margin adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II.pdf

15

IncomeOperating

Net Income in ofit MNet argPr x 100%

3. Return on Equity (ROE)

Sutrisno (2002 : 267), “ ROE atau sering disebut Rate of Return on Net

Worth, adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan modal yang dimiliki sendiri, sehingga ROE disebut sebagai

rentabilitas modal sendiri.” Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank. Rumus yang digunakan untuk mencari

Return on Equity adalah sebagai berikut :

RetyTotal Equi

Net Income uity turn on Eq x 100%

4. Return on Asset (ROA)

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan

berbagai income. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik kinerja

bank dalam mengelola aktivanya. Rumus untuk mencari Return on Asset

adalah sebagai berikut :

RtsTotal Asse

Net Incomessets eturn on A x 100%

5. Rate of Return on Loan

Rate of return on loan merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan perkreditan yang ada pada bank tersebut untuk

mendatangkan income. Semakin tinggi rate of return on loan semakin baik

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II.pdf

16

bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of Return on Loan adalah sebagai

berikut :

Total Loan

n Loannd Fees oInterest a an turn on LoRate of Re x 100%

6. Rate of Return on Securities

Rate of return on securities merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan penanaman dana bank dalam surat-surat berharga

untuk menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rate of return on

securities semakin menguntungkan bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of

Return on Securities adalah sebagai berikut :

ritiesTotal Secu

esn SecuritiInterest o curities turn on SeRate of Re x 100%

7. Interest Margin on Earning Assets

Interest margin on earning asset merupakan rasio yang digunakan untuk

menghitung kemampuan earning asset dalam menghasilkan pendapatannya.

Semakin tinggi interest margin on earning asset semakin baik bagi bank.

Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Margin on Earning Assets

adalah sebagai berikut :

Interest Margin onsetsEarning As

terest Expncome - InInterest IsetsEarning As

. x 100%

8. Interest Margin on Loan

Interest margin on loan merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk

menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi interest margin on loan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II.pdf

17

semakin baik bagi bank. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest

Margin on Loan adalah sebagai berikut :

Interest Margin on Loan Total Loan

nseerest Expencome- IntInterest I x 100%

c. Rasio Risiko Usaha Bank

Rasio resiko usaha bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

berbagai resiko usaha yang dihadapi oleh bank dalam bisnis perbankan. Adapun

rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur rasio resiko usaha bank antara lain :

1. Investment Risk Ratio

Investment risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya penururnan nilai surat-surat berharga. Rumus untuk mencari

Investment Risk Ratio adalah sebagai berikut :

SecuritiesofValueStatement

SecuritiesofValueMarketRatioRiskInvestment

x 100%

2. Credit Risk Ratio

Credit risk rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

resiko gagalnya pengembalian kredit yang mengalami kemacetan. Rumus

yang digunakan untuk mencari Credit Risk Ratio adalah sebagai berikut :

LoansTotal

DebtBadRatioRiskCredit

x 100%

3. Liquidity Risk

Liquidity risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemungkinan suatu bank gagal untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II.pdf

18

kepada para deposan. Rumus untuk mencari Liquidity Risk adalah sebagai

berikut :

DepositTotal

BorrowingTimeShortAssetsLiquidRiskLiquidity

x 100%

4. Capital Risk Ratio

Capital risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap asset

bank yang bersangkutan sampai sejauh mana masih mampu diserap oleh

modal bank tersebut. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Risk

Ratio adalah sebagai berikut :

Capital Risk Ratio AssetsRisk

CapitalEquity x 100%

5. Deposit Risk Ratio

Deposit risk ratio merupakan risiko yang menunjukkan kemungkinan

kegagalan bank didalam memenuhi kewajiban kepada para deposannya

diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang

bersangkutan. Rumus yang digunakan untuk mencari Deposit Risk Ratio

adalah sebagai berikut :

Deposit Risk Ratio DepositTotal

CapitalEquity

x 100%

6. Interest Rate Risk Ratio

Interest Rate Risk Ratio yaitu risiko untuk mengukur kemungkinan

interest yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan interest

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II.pdf

19

yang dibayar oleh bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Interest

Rate Risk Ratio adalah sebagai berikut :

sLiabilitieInetrest

AssetsInterestRiskRatioRateInterest

y Sensitivit

y Sensitivit x 100%

d. Rasio Permodalan

Rasio permodalan sering juga disebut sebagai rasio solvabilitas. Tujuan dari

analisis ini adalah untuk mengetahui kemampuan permodalan bank dalam

mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien serta menyerap

kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Dalam mengukur rasio

permodalan dapat digunakan beberapa rasio antara lain :

1. Primary Ratio

Primary Ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi penurunan

assetnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Rumus

yang digunakan untuk mengetahui Primary Ratio adalah sebagai berikut :

PrtsTotal Asse

italEquity Cap o imary Rati x 100%

2. Capital Ratio

Capital Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan permodalan untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada

dalam proses pemberian kredit. Rumus yang digunakan untuk menghitung

Capital Ratio adalah sebagai berikut :

LoansTotal

CapitalEquityRatioCapital

x 100%

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II.pdf

20

3. Capital Adequacy Ratio

Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan

kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat

berharga. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Adequacy Ratio

adalah sebagai berikut :

ATMR

Modal RatioAdequacyCapital x 100%

e. Rasio Efisiensi Usaha

Rasio efisiensi usaha bertujuan untuk mengukur performance manajemen

suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan

tepat, maka melalui rasio-rasio keuangan ini dapat diukur secara kuantitatif

tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan.

Dalam mengukur rasio efisiensi usaha dapat digunakan beberapa rasio antara

lain :

1. Leverage Multipler

Leverage Multipler merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen suatu bank didalam mengelola asset yang

dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus

mengeluarkan sejumlah biaya yang tepat. Rumus yang digunakan untuk

mencari Leverage Multipler adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II.pdf

21

EquityTotal

TotalMultiplerLeverage

Assets x 100%

2. Assets Utilization

Assets Utilization merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen suatu bank di dalam memanfaatkan asset yang

dikuasainya untuk memperoleh operating income dan nonoperating income.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui Assets Utilization adalah sebagai

berikut :

nUtilizatioAssets AssetsTotal

IncomeOperatingNonIncomeOperating x 100%

3. Provision for Loan Losses Ratio

Provision for loan losses ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya kegagalan didalam pengolahan kredit yang

diselenggarakan oleh suatu bank. Rumus yang digunakan untuk mengetahui

Provision for Loan Losses ratio adalah sebagai berikut :

Provision sTotal Loan

ssesor loan loovisison fRatioLossesLoanfor

Pr x 100%

4. Interest Expense Ratio

Interest Expense Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dana yang

berupa deposito. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Expense

Ratio adalah sebagai berikut :

Interest Expense Ratio =DepositTotal

PaidInterest

x 100%

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Chapter II.pdf

22

5. Cost of Funds

Cost of Funds merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

besarnya biaya bunga rata-rata dana yang dapat diperoleh bank tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Funds adalah sebagai

berikut :

Cost of Funds =FundTotal

PaidInterest x 100%

6. Cost of Money

Cost of money merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

berapa besarnya biaya rata-rata secara keseluruhan (biaya variabel maupun

biaya tetap) yang digunakan oleh bank untuk dapat mengumpulkan dananya.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Money adalah sebagai

berikut :

Cost of Money = DanaTotal

OverheadBeban Dana Biaya Total x 100%

7. Cost of Loanable Fund

Cost of Loanable Fund merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur

besarnya biaya rata-rata (yang terdiri dari biaya variabel saja) yang

digunakan oleh suatu bank untuk memperoleh loaneble fund. Rumus yang

digunakan untuk menghitung Cost of Loanable Fund adalah sebagai berikut:

Cost of Loanable Fund = FundUnleonable-DanaTotal

Dana Biaya Total x 100%

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Chapter II.pdf

23

8. Cost of Borrowing Fund

Cost of Borrowing Fund merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya biaya dana rata-rata (variable expenses + fixed cost)

yang digunakan untuk memperoleh dana yang dipinjamkan kepada

nasabahnya dalam berbagai bentuk. Rumus yang digunakan untuk mencari

Cost of Borrowing Fund adalah sebagai berikut :

Cost of Borrowing Fund = --Dana

Overhead Biaya Dana Biaya Total

FundIdleFundUnloanable

x 100%

9. Cost of Efficiency Ratio

Cost of Efficiency Ratio merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur

besarnya penghapusan debitur-debitur dibandingkan dengan penerimaan

bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Efficiency Ratio

adalah sebagai berikut :

Cost of Efficiency Ratio = venues

LossesLoanforovission

Re

Prx 100%

4. Keterbatasan Rasio Keuangan

Meskipun analisis rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang

bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan bank, namun di

dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian

dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan menurut Martin dan Keown (1999 :

511) memiliki keterbatasan sebagai berikut :

a. Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah

perusahaan bergerak diberbagai macam sektor industri atau usaha.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Chapter II.pdf

24

b. Angka rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat

umum sifatnya sehingga belum tentu cocok dijadikan bahan

perbandingan secara spesifik.

B. Pengertian dan Penilaian Kinerja Keuangan

1. Pengertian dan Prosedur Penilaian

Kegiatan menilai atau mengevaluasi kinerja bank akan menghasilkan

informasi yang bergunabagi bank itu sendiri. Hasil dari penilaian kinerja ini

akan dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi formulasi atau implementasi

strategi. Jika terjadi penyimpangan, maka untuk menghindari agar tidak terjadi

penyimpangan lagi perlu dilakukan perubahan, misalnya perubahan rencana

atau kegiatan termasuk pengendaliannya.

Menurut Husein Umar (2002 : 36)

Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanyan serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Dari defenisi tersebut dapat dijelaskan :

a. Suatu proses untuk menyediakan informasi, berarti bahwa kegiatan

penilaian atau evaluasi membutuhkan data untuk dianalisis dengan alat-

alat yang relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan

kebutuhan. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan

data mengenai seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran kemudian

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Chapter II.pdf

25

dianalisis dengan perhitungan matematis sederhana, sehingga akan

dihasilkan besar laba perusahaan.

b. Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan

pencapaian itu dengan suatu atndar tertentu untuk mengetahui ada selisih

diantara keduanya, berarti bahwa penilaian atau evaluasi dimaksudkan

untuk membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan

yang seharusnya diselesaikan.

Proses penilaian pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri.

Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya

sejalan dengan fungsi penilaian itu sendiri. Berikut ini merupakan salah satu

tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan menurut Husein Umar

(2001:39) :

a. Menentukan apa yang akan dievaluasi

Dalam bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada

program kerja perusahaan. Program kerja perusahaan itulah akan terdapat

aspek-aspek yang diperlukan untuk dievaluasi. Tapi biasanya yang

diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi faktor kunci

suksesnya.

b. Merancang (mendesain) kegiatan evaluasi

Sebelun evaluasi dilakukan, tentukan dahulu desain evaluasinya agar

data apa yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa yang dilakukan, siapa

saja yang akan dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan menjadi jelas.

c. Pengumpulan data

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Chapter II.pdf

26

Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat

dilakukan secara efektif dan efisien yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah

ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

d. Pengolahan dan analisis data

Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar

mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai,

sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya

dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk mendapatkan

perbedaan (gap). Besarnya perbedaan tersebut akan disesuaikan dengan

tolak ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.

e. Pelaporan hasil evaluasi

Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis

dan dikonfirmasikan baik secara lisan maupun tulisan.

f. Tindak lanjut hasil evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh

karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk

mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di

tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.

2. Penilaian Kinerja Keuangan

Dalam kamus istilah akuntansi, Aliminsyah dan Padji (2003 : 215)

mengartikan kinerja sebagai :

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Chapter II.pdf

27

Suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau

aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi

pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan,

suatu satndar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen

atau semacamnya.

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (1999 : 6) defenisi kinerja yaitu

“kinerja adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk”. Dengan

demikian kinerja diartikan sebagai suatu istilah untuk mengukur atau menilai

kegiatan suatu organisasi.

Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai bidang pekerjaan, termasuk

diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi

laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada organisasi

laba.

Anderson dan Clancy (1991) mendefenisikan pengukuran kinerja dalam

buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 21) sebagai “feedback from the

accountant to management that provides information about how well the actions

represent the plans dan also identifies where managers may need to make

corrections or adjustments in future planning and controlling activities”.

Sementara itu Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) mendefenisikan

penilaian kinerja dalam buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 23)

sebagai “ the activity of measuring the performance of an activity or entire

value chain”. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja

adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Chapter II.pdf

28

rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian

digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang

prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan

penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Defenisi penilaian kinerja menurut Mulyadi dan Johny Setyawan (2001 :

353) adalah “penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi,

bagian organisasi, dan personelnya berdasarkan standar dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya”. Dengan demikian penilaian kinerja dapat diartikan

sebagai penentuan apakah kegiatan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Dari berbagai defenisis di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian kinerja

keuangan merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh

mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian

itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara

keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. Jadi tampak

jelas untuk melakukan penilaian dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan,

seperti yang terdapat dalam suatu program kerja. Program kerja ini pada

gilirannya akan dilaksanakan dan dievaluasi.

Ada beberapa aspek yang penting dalam melakukan penilaian terhadap

kinerja di dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja yang dapat dilakukan

dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada dua aspek yaitu penilaian

kinerja terhadap aspek keuangan dan penilaian kinerja terhadap aspek non-

keuangan. Penilaian terhadap aspek keuangan ini didasarkan pada laporan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Chapter II.pdf

29

keuangan, sedangkan penilaian terhadap aspek non-keuangan tergantung pada

bidang apa yang akan dianalisis misalkan aspek strategi perusahaan, aspek

pemasaran, aspek operasional, dan aspek sumber daya manusia. Dalam skripsi

ini penulis hanya membahas penilaian kinerja dari aspek keuangan saja.

Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004

yang disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut No.056/DIR/DPP-

PC/SE/2004.

a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif

APYD terhadap Total Aktiva Produktif Peringkat

Rasio sangat rendah atau tidak signifikan

(0%<Rasio<1%) 1

Rasio rendah atau tidak signifikan

(1%Rasio<3%) 2

Rasio Moderat (3%Rasio 6%) 3

Rasio relatif tinggi

(6%<Rasio 9%) 4

Rasio sangat tinggi (Rasio>9%) 5

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Chapter II.pdf

30

b. Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP

Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Peringkat

PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih

tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk

(110%<Rasio)

1

PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari PPAP

yang wajib dibentuk (105%<Rasio 110%) 2

PPAP yang dibentuk relatif sama dengan

PPAP yang wajib dibentuk

(100%<Rasio 105%)

3

PPAP yang dibentuk lebih kecil dari

PPAP yang wajib dibentuk

(95%Rasio<100%)

4

PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih

kecil dari PPAP yang wajib dibentuk

(Rasio<95%)

5

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Chapter II.pdf

31

c. Return on Asset

Return on Asset (ROA) Peringkat

Perolehan laba sangat tinggi (2%<ROA) 1

Perolehan laba tinggi (1,25%<ROA 2%) 2

Perolehan laba cukup tinggi

(0,5%<ROA 1,25%) 3

Perolehan laba rendah atau cenderung

mengalami kerugian (0%ROA<0,5%) 4

Bank mengalami kerugian yang besar

(ROA<0%) 5

d. Net Interest Margin

Net Interest Margin (NIM) Peringkat

Marjin bunga bersih sangat tinggi

(2,5%<NIM) 1

Margin bunga bersih tinggi

(2%<NIM 2,5%) 2

Marjin bunga bersih cukup tinggi

(1,5%<NIM 2%) 3

Margin bunga bersih rendah

(1%NIM<1,5%) 4

Margin bunga bersih sangat rendah

(NIM<1%) 5

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Chapter II.pdf

32

e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional

Beban Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO)

Peringkat

Tingkat efisiensi sangat baik (BOPO<92%) 1

Tingkat efisienasi baik (92%BOPO<94%) 2

Tingkat efisiensi cukup baik

(94%BOPO 96%)

3

Tingkat efisiensi buruk

(96%<BOPO 98%)

4

Tingkat efisiensi sangat buruk

(BOPO>98%)

5

f. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio Peringkat

50%<LDR 75% 1

75%<LDR 85% 2

85%<LDR 100% atau LDR 50% 3

100%<LDR 120% 4

Rasio>120% 5

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Chapter II.pdf

33

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengakses dan memperoleh data

referensi, maka penulis hanya menampilkan tiga sampel penelitian terdahulu.

Nama Peneliti Judul Rasio Hasil penelitian

Nardi Gunawan (2005)

Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN Dengan Menggunakan Teknik Analisis Rasio Keuangan ( Studi Kasus Pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

ROI, ROE, Cash Ratio, Quick Ratio, Inventory Turn Over, Collection Period, Total Asset Turn Over, dan Equity To Total Asset

Dari tahun 1999 sampai tahun 2003 nilai kinerja keuangan yang paling baik adalah pada tahun 2001 sebesar 48 atau 96% dari total skor, tetapi rata-rata setiap tahun kinerja keuangan perusahaan dikategorikan sangat baik

Aimee Elrica (2007)

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta

Cash Ratio, ROA, ROE, DER, TATO, dan Dividen Payout Ratio

Informasi DER dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan DPR, sedangkan Cash Ratio, ROE, TATO kurang menjadi pertimbangan dalam menentukan DPR

Yuliana Halim (2007)

Pengaruh ROE, Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ

ROE, NPM, EPS, dan DER

Informasi EPS merupakan hal yang lebih utama diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang lebih baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Chapter II.pdf

34

D. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Penelitian

PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan

Kinerja Keuangan Perusahaan

Rasio Keuangan : 1. APYD terhadap Total Aktiva Produktif 2. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP 3. Return On Asset 4. Net Interest Income 5. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional 6. Loan to deposit Ratio

Universitas Sumatera Utara