chapter ii.pdf
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Bank
Berdasarkan Undang-undang No. 7/1997 sebagaimana diubah dengan
Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
orang banyak”.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 Tentang
Akuntansi Perbankan, Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak.”
Menurut UU No.10 Tahun 2008 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank,
yaitu:
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan
b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
8
Irmayanto (2002 : 65) menyatakan ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan
oleh bank umum yaitu :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dengan sasaran meminimumkan
biaya perolehan dana,
b. Mengalokasikan dana kepada masyarakat dengan sasaran
memaksimumkan pendapatan bank,
c. Melakukan pelayanan jasa keuangan seperti transfer, Letter of Credit,
cek perjalanan, money changer dan sebagainya dan jasa non keuangan
seperti pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, dan
sebagainya dengan sasaran untuk meningkatkan kepuasan nasabah.
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank
Bentuk informasi yang disajikan oleh bagian akuntansi adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank
yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank
harus memenuhi syarat mutu dan karakteristik kualitatif.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat dalam berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut sebagai bahan pertimbangan didalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
9
Elemen-elemen laporan keuangan bank yang disajikan sesuai SAK dan
SKAPI adalah sebagai berikut :
a. Neraca
Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.
Komponen neraca terdiri dari aktiva, kewajiban dan modal.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan
yang menggambarkan posisi hasil usaha suatu perusahaan dalam
jangka/periode tertentu. Komponen laporan laba rugi terdiri dari
pendapatan dan beban.
c. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa
janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (Irrevocable) dan harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
Laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang
kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau
lebih peristiwa dimasa yang akan datang.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama
satu periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan
tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan
untuk apa penggunaanya. Laporan arus kas berguna sebagai dasar untuk
Universitas Sumatera Utara
10
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan yang
setara dengan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Satiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang
perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan keuangan gabungan merupakan laporan dari seluruh
cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri
maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan
laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006 : 284), analisis laporan keuangan
perbankan bertujuan antara lain :
untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja keuangan perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari satu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya.
3. Rasio Keuangan
Menurut Djarwanto Ps (2004 : 143) bahwa rasio dalam analisis laporan
keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur
dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
11
Pabundu Tika (2006:121) mengatakan bahwa kinerja sebagai hasil-hasil
fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam
priode waktu tertentu. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan
menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.
Adapun bentuk-bentuk dari rasio keuangan perbankan adalah sebagai
berikut :
a. Rasio Likuiditas
Menurut Bastian (2006 : 296),“ Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka
pendeknya (termasuk bagian dari utang jangka panjang yang jatuh temponya
dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancarnya.”
Selain itu, likuiditas bisnis perbankan menurut Sastradipoera (2004 : 247),
merupakan “kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna
membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada
nasabah yang membutuhkannya.”
Rasio likuiditas juga digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membiayai kewajiban ketika ditagih. Untuk mengukur rasio likuiditas
dapat digunakan beberapa rasio antara lain :
1. Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada para
deposannya dengan cash assets yang dimilkinya. Semakin tinggi quick rasio
Universitas Sumatera Utara
12
menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari
Quick Ratio adalah sebagai berikut :
sitsTotal Depo
sCash AssetoQuick Rati x 100%
2. Investing Policy Ratio
Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada
para deposannya dengan mencairkan surat-surat berharga yang dimiliki
bank. Semakin tinggi Investing policy ratio menunjukkan semakin tinggi
tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio adalah
sebagai berikut :
Investing Policy RatioitsTotalDepos
Securities x 100%
3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada
para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan
kepada debiturnya. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi
tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio adalah
sebagai berikut :
sitsTotal Depo
Total Loanoposit RatiLoan to De x 100%
Universitas Sumatera Utara
13
4. Loan to Assets Ratio
Loan to assets ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari para debitur
dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi loan to assets ratio
menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari
Loan to Assets Ratio adalah sebagai berikut :
etsToatal Ass
Total Loansets RatioLoan to As x 100%
5. Investment Portfolio Ratio
Investment portfolio ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas penanaman dana dalam surat-surat berharga.
Semakin tinggi investment portofolio ratio menunjukkan semakin tinggi
tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari Investment Portfolio Ratio
adalah sebagai berikut :
ada yang berhargasurat Jumlah
satu tahun dari kurang tempo
jatuhdengan BerhargaSurat
Ratio PortfolioInvestment x 100%
6. Cash Ratio
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan
kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang sudah
jatuh tempo dengan cash asset yang dimilikinya. Semakin tinggi cash ratio
menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas bank. Rumus untuk mencari
Cash Ratio adalah sebagai berikut :
dibayar segera harus yangPinjaman
likuid Aktiva Cash Ratio x 100%
Universitas Sumatera Utara
14
b. Rasio Profitabilitas
Menurut Ali (2004 : 66), “Profitabilitas merupakan indikator dari
kemampuan bank untuk mempertahankan kecukupan modalnya. Jika
profitabilitas rendah maka bank tidak akan mampu menambah permodalannya”.
Rasio profitabilitas/ rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai kemampuan bank dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberi
ukuran efektif bagi bank. Untuk mengukur rasio profitabilitas dapat digunakan
beberapa rasio antara lain :
1. Gross Profit Margin
Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang
murni. Semakin tinggi gross profit margin semakin besar tingkat
profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui Gross Profit Margin adalah sebagai berikut :
Gross Profit Margin ExpenseOperating
ExpenseOperatingIncomeOperating
x 100%
2. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari sudut
operating income-nya. Semakin tinggi net profit margin semakin besar
tingkat profitabilitas yang dicapai oleh bank. Rumus yang digunakan untuk
mencari Net Profit Margin adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
15
IncomeOperating
Net Income in ofit MNet argPr x 100%
3. Return on Equity (ROE)
Sutrisno (2002 : 267), “ ROE atau sering disebut Rate of Return on Net
Worth, adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal yang dimiliki sendiri, sehingga ROE disebut sebagai
rentabilitas modal sendiri.” Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank. Rumus yang digunakan untuk mencari
Return on Equity adalah sebagai berikut :
RetyTotal Equi
Net Income uity turn on Eq x 100%
4. Return on Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan
berbagai income. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik kinerja
bank dalam mengelola aktivanya. Rumus untuk mencari Return on Asset
adalah sebagai berikut :
RtsTotal Asse
Net Incomessets eturn on A x 100%
5. Rate of Return on Loan
Rate of return on loan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan perkreditan yang ada pada bank tersebut untuk
mendatangkan income. Semakin tinggi rate of return on loan semakin baik
Universitas Sumatera Utara
16
bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of Return on Loan adalah sebagai
berikut :
Total Loan
n Loannd Fees oInterest a an turn on LoRate of Re x 100%
6. Rate of Return on Securities
Rate of return on securities merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan penanaman dana bank dalam surat-surat berharga
untuk menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rate of return on
securities semakin menguntungkan bagi bank. Rumus untuk mencari Rate of
Return on Securities adalah sebagai berikut :
ritiesTotal Secu
esn SecuritiInterest o curities turn on SeRate of Re x 100%
7. Interest Margin on Earning Assets
Interest margin on earning asset merupakan rasio yang digunakan untuk
menghitung kemampuan earning asset dalam menghasilkan pendapatannya.
Semakin tinggi interest margin on earning asset semakin baik bagi bank.
Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Margin on Earning Assets
adalah sebagai berikut :
Interest Margin onsetsEarning As
terest Expncome - InInterest IsetsEarning As
. x 100%
8. Interest Margin on Loan
Interest margin on loan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk
menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi interest margin on loan
Universitas Sumatera Utara
17
semakin baik bagi bank. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest
Margin on Loan adalah sebagai berikut :
Interest Margin on Loan Total Loan
nseerest Expencome- IntInterest I x 100%
c. Rasio Risiko Usaha Bank
Rasio resiko usaha bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
berbagai resiko usaha yang dihadapi oleh bank dalam bisnis perbankan. Adapun
rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur rasio resiko usaha bank antara lain :
1. Investment Risk Ratio
Investment risk ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya penururnan nilai surat-surat berharga. Rumus untuk mencari
Investment Risk Ratio adalah sebagai berikut :
SecuritiesofValueStatement
SecuritiesofValueMarketRatioRiskInvestment
x 100%
2. Credit Risk Ratio
Credit risk rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
resiko gagalnya pengembalian kredit yang mengalami kemacetan. Rumus
yang digunakan untuk mencari Credit Risk Ratio adalah sebagai berikut :
LoansTotal
DebtBadRatioRiskCredit
x 100%
3. Liquidity Risk
Liquidity risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemungkinan suatu bank gagal untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
Universitas Sumatera Utara
18
kepada para deposan. Rumus untuk mencari Liquidity Risk adalah sebagai
berikut :
DepositTotal
BorrowingTimeShortAssetsLiquidRiskLiquidity
x 100%
4. Capital Risk Ratio
Capital risk merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap asset
bank yang bersangkutan sampai sejauh mana masih mampu diserap oleh
modal bank tersebut. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Risk
Ratio adalah sebagai berikut :
Capital Risk Ratio AssetsRisk
CapitalEquity x 100%
5. Deposit Risk Ratio
Deposit risk ratio merupakan risiko yang menunjukkan kemungkinan
kegagalan bank didalam memenuhi kewajiban kepada para deposannya
diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan. Rumus yang digunakan untuk mencari Deposit Risk Ratio
adalah sebagai berikut :
Deposit Risk Ratio DepositTotal
CapitalEquity
x 100%
6. Interest Rate Risk Ratio
Interest Rate Risk Ratio yaitu risiko untuk mengukur kemungkinan
interest yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan interest
Universitas Sumatera Utara
19
yang dibayar oleh bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Interest
Rate Risk Ratio adalah sebagai berikut :
sLiabilitieInetrest
AssetsInterestRiskRatioRateInterest
y Sensitivit
y Sensitivit x 100%
d. Rasio Permodalan
Rasio permodalan sering juga disebut sebagai rasio solvabilitas. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk mengetahui kemampuan permodalan bank dalam
mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien serta menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Dalam mengukur rasio
permodalan dapat digunakan beberapa rasio antara lain :
1. Primary Ratio
Primary Ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi penurunan
assetnya akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Rumus
yang digunakan untuk mengetahui Primary Ratio adalah sebagai berikut :
PrtsTotal Asse
italEquity Cap o imary Rati x 100%
2. Capital Ratio
Capital Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan permodalan untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada
dalam proses pemberian kredit. Rumus yang digunakan untuk menghitung
Capital Ratio adalah sebagai berikut :
LoansTotal
CapitalEquityRatioCapital
x 100%
Universitas Sumatera Utara
20
3. Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan
kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat
berharga. Rumus yang digunakan untuk mencari Capital Adequacy Ratio
adalah sebagai berikut :
ATMR
Modal RatioAdequacyCapital x 100%
e. Rasio Efisiensi Usaha
Rasio efisiensi usaha bertujuan untuk mengukur performance manajemen
suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan
tepat, maka melalui rasio-rasio keuangan ini dapat diukur secara kuantitatif
tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan.
Dalam mengukur rasio efisiensi usaha dapat digunakan beberapa rasio antara
lain :
1. Leverage Multipler
Leverage Multipler merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen suatu bank didalam mengelola asset yang
dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus
mengeluarkan sejumlah biaya yang tepat. Rumus yang digunakan untuk
mencari Leverage Multipler adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
21
EquityTotal
TotalMultiplerLeverage
Assets x 100%
2. Assets Utilization
Assets Utilization merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen suatu bank di dalam memanfaatkan asset yang
dikuasainya untuk memperoleh operating income dan nonoperating income.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui Assets Utilization adalah sebagai
berikut :
nUtilizatioAssets AssetsTotal
IncomeOperatingNonIncomeOperating x 100%
3. Provision for Loan Losses Ratio
Provision for loan losses ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya kegagalan didalam pengolahan kredit yang
diselenggarakan oleh suatu bank. Rumus yang digunakan untuk mengetahui
Provision for Loan Losses ratio adalah sebagai berikut :
Provision sTotal Loan
ssesor loan loovisison fRatioLossesLoanfor
Pr x 100%
4. Interest Expense Ratio
Interest Expense Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dana yang
berupa deposito. Rumus yang digunakan untuk mencari Interest Expense
Ratio adalah sebagai berikut :
Interest Expense Ratio =DepositTotal
PaidInterest
x 100%
Universitas Sumatera Utara
22
5. Cost of Funds
Cost of Funds merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
besarnya biaya bunga rata-rata dana yang dapat diperoleh bank tersebut.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Funds adalah sebagai
berikut :
Cost of Funds =FundTotal
PaidInterest x 100%
6. Cost of Money
Cost of money merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
berapa besarnya biaya rata-rata secara keseluruhan (biaya variabel maupun
biaya tetap) yang digunakan oleh bank untuk dapat mengumpulkan dananya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Money adalah sebagai
berikut :
Cost of Money = DanaTotal
OverheadBeban Dana Biaya Total x 100%
7. Cost of Loanable Fund
Cost of Loanable Fund merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur
besarnya biaya rata-rata (yang terdiri dari biaya variabel saja) yang
digunakan oleh suatu bank untuk memperoleh loaneble fund. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Cost of Loanable Fund adalah sebagai berikut:
Cost of Loanable Fund = FundUnleonable-DanaTotal
Dana Biaya Total x 100%
Universitas Sumatera Utara
23
8. Cost of Borrowing Fund
Cost of Borrowing Fund merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur besarnya biaya dana rata-rata (variable expenses + fixed cost)
yang digunakan untuk memperoleh dana yang dipinjamkan kepada
nasabahnya dalam berbagai bentuk. Rumus yang digunakan untuk mencari
Cost of Borrowing Fund adalah sebagai berikut :
Cost of Borrowing Fund = --Dana
Overhead Biaya Dana Biaya Total
FundIdleFundUnloanable
x 100%
9. Cost of Efficiency Ratio
Cost of Efficiency Ratio merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur
besarnya penghapusan debitur-debitur dibandingkan dengan penerimaan
bank. Rumus yang digunakan untuk menghitung Cost of Efficiency Ratio
adalah sebagai berikut :
Cost of Efficiency Ratio = venues
LossesLoanforovission
Re
Prx 100%
4. Keterbatasan Rasio Keuangan
Meskipun analisis rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang
bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan bank, namun di
dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian
dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan menurut Martin dan Keown (1999 :
511) memiliki keterbatasan sebagai berikut :
a. Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah
perusahaan bergerak diberbagai macam sektor industri atau usaha.
Universitas Sumatera Utara
24
b. Angka rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat
umum sifatnya sehingga belum tentu cocok dijadikan bahan
perbandingan secara spesifik.
B. Pengertian dan Penilaian Kinerja Keuangan
1. Pengertian dan Prosedur Penilaian
Kegiatan menilai atau mengevaluasi kinerja bank akan menghasilkan
informasi yang bergunabagi bank itu sendiri. Hasil dari penilaian kinerja ini
akan dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi formulasi atau implementasi
strategi. Jika terjadi penyimpangan, maka untuk menghindari agar tidak terjadi
penyimpangan lagi perlu dilakukan perubahan, misalnya perubahan rencana
atau kegiatan termasuk pengendaliannya.
Menurut Husein Umar (2002 : 36)
Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanyan serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Dari defenisi tersebut dapat dijelaskan :
a. Suatu proses untuk menyediakan informasi, berarti bahwa kegiatan
penilaian atau evaluasi membutuhkan data untuk dianalisis dengan alat-
alat yang relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan
data mengenai seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran kemudian
Universitas Sumatera Utara
25
dianalisis dengan perhitungan matematis sederhana, sehingga akan
dihasilkan besar laba perusahaan.
b. Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu atndar tertentu untuk mengetahui ada selisih
diantara keduanya, berarti bahwa penilaian atau evaluasi dimaksudkan
untuk membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan
yang seharusnya diselesaikan.
Proses penilaian pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri.
Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya
sejalan dengan fungsi penilaian itu sendiri. Berikut ini merupakan salah satu
tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan menurut Husein Umar
(2001:39) :
a. Menentukan apa yang akan dievaluasi
Dalam bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada
program kerja perusahaan. Program kerja perusahaan itulah akan terdapat
aspek-aspek yang diperlukan untuk dievaluasi. Tapi biasanya yang
diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi faktor kunci
suksesnya.
b. Merancang (mendesain) kegiatan evaluasi
Sebelun evaluasi dilakukan, tentukan dahulu desain evaluasinya agar
data apa yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa yang dilakukan, siapa
saja yang akan dilibatkan, dan apa saja yang dihasilkan menjadi jelas.
c. Pengumpulan data
Universitas Sumatera Utara
26
Berdasarkan desain yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat
dilakukan secara efektif dan efisien yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
d. Pengolahan dan analisis data
Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar
mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai,
sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya
dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk mendapatkan
perbedaan (gap). Besarnya perbedaan tersebut akan disesuaikan dengan
tolak ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.
e. Pelaporan hasil evaluasi
Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis
dan dikonfirmasikan baik secara lisan maupun tulisan.
f. Tindak lanjut hasil evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh
karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk
mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di
tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi.
2. Penilaian Kinerja Keuangan
Dalam kamus istilah akuntansi, Aliminsyah dan Padji (2003 : 215)
mengartikan kinerja sebagai :
Universitas Sumatera Utara
27
Suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau
aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi
pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan,
suatu satndar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen
atau semacamnya.
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (1999 : 6) defenisi kinerja yaitu
“kinerja adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk”. Dengan
demikian kinerja diartikan sebagai suatu istilah untuk mengukur atau menilai
kegiatan suatu organisasi.
Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai bidang pekerjaan, termasuk
diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi
laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada organisasi
laba.
Anderson dan Clancy (1991) mendefenisikan pengukuran kinerja dalam
buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 21) sebagai “feedback from the
accountant to management that provides information about how well the actions
represent the plans dan also identifies where managers may need to make
corrections or adjustments in future planning and controlling activities”.
Sementara itu Anthony, Banker, Kaplan dan Young (1997) mendefenisikan
penilaian kinerja dalam buku yang ditulis Sony Yuwono, dkk (2002 : 23)
sebagai “ the activity of measuring the performance of an activity or entire
value chain”. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam
Universitas Sumatera Utara
28
rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang
prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Defenisi penilaian kinerja menurut Mulyadi dan Johny Setyawan (2001 :
353) adalah “penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi, dan personelnya berdasarkan standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya”. Dengan demikian penilaian kinerja dapat diartikan
sebagai penentuan apakah kegiatan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Dari berbagai defenisis di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian kinerja
keuangan merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh
mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian
itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara
keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. Jadi tampak
jelas untuk melakukan penilaian dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan,
seperti yang terdapat dalam suatu program kerja. Program kerja ini pada
gilirannya akan dilaksanakan dan dievaluasi.
Ada beberapa aspek yang penting dalam melakukan penilaian terhadap
kinerja di dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja yang dapat dilakukan
dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada dua aspek yaitu penilaian
kinerja terhadap aspek keuangan dan penilaian kinerja terhadap aspek non-
keuangan. Penilaian terhadap aspek keuangan ini didasarkan pada laporan
Universitas Sumatera Utara
29
keuangan, sedangkan penilaian terhadap aspek non-keuangan tergantung pada
bidang apa yang akan dianalisis misalkan aspek strategi perusahaan, aspek
pemasaran, aspek operasional, dan aspek sumber daya manusia. Dalam skripsi
ini penulis hanya membahas penilaian kinerja dari aspek keuangan saja.
Dalam menilai kinerja bank, bank menggunakan rasio yang sesuai
Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004
yang disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Sumut No.056/DIR/DPP-
PC/SE/2004.
a. APYD terhadap Total Aktiva Produktif
APYD terhadap Total Aktiva Produktif Peringkat
Rasio sangat rendah atau tidak signifikan
(0%<Rasio<1%) 1
Rasio rendah atau tidak signifikan
(1%Rasio<3%) 2
Rasio Moderat (3%Rasio 6%) 3
Rasio relatif tinggi
(6%<Rasio 9%) 4
Rasio sangat tinggi (Rasio>9%) 5
Universitas Sumatera Utara
30
b. Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP
Tingkat Kecukupan Pemenuhan PPAP Peringkat
PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih
tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk
(110%<Rasio)
1
PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari PPAP
yang wajib dibentuk (105%<Rasio 110%) 2
PPAP yang dibentuk relatif sama dengan
PPAP yang wajib dibentuk
(100%<Rasio 105%)
3
PPAP yang dibentuk lebih kecil dari
PPAP yang wajib dibentuk
(95%Rasio<100%)
4
PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih
kecil dari PPAP yang wajib dibentuk
(Rasio<95%)
5
Universitas Sumatera Utara
31
c. Return on Asset
Return on Asset (ROA) Peringkat
Perolehan laba sangat tinggi (2%<ROA) 1
Perolehan laba tinggi (1,25%<ROA 2%) 2
Perolehan laba cukup tinggi
(0,5%<ROA 1,25%) 3
Perolehan laba rendah atau cenderung
mengalami kerugian (0%ROA<0,5%) 4
Bank mengalami kerugian yang besar
(ROA<0%) 5
d. Net Interest Margin
Net Interest Margin (NIM) Peringkat
Marjin bunga bersih sangat tinggi
(2,5%<NIM) 1
Margin bunga bersih tinggi
(2%<NIM 2,5%) 2
Marjin bunga bersih cukup tinggi
(1,5%<NIM 2%) 3
Margin bunga bersih rendah
(1%NIM<1,5%) 4
Margin bunga bersih sangat rendah
(NIM<1%) 5
Universitas Sumatera Utara
32
e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
Peringkat
Tingkat efisiensi sangat baik (BOPO<92%) 1
Tingkat efisienasi baik (92%BOPO<94%) 2
Tingkat efisiensi cukup baik
(94%BOPO 96%)
3
Tingkat efisiensi buruk
(96%<BOPO 98%)
4
Tingkat efisiensi sangat buruk
(BOPO>98%)
5
f. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio Peringkat
50%<LDR 75% 1
75%<LDR 85% 2
85%<LDR 100% atau LDR 50% 3
100%<LDR 120% 4
Rasio>120% 5
Universitas Sumatera Utara
33
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengakses dan memperoleh data
referensi, maka penulis hanya menampilkan tiga sampel penelitian terdahulu.
Nama Peneliti Judul Rasio Hasil penelitian
Nardi Gunawan (2005)
Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN Dengan Menggunakan Teknik Analisis Rasio Keuangan ( Studi Kasus Pada PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
ROI, ROE, Cash Ratio, Quick Ratio, Inventory Turn Over, Collection Period, Total Asset Turn Over, dan Equity To Total Asset
Dari tahun 1999 sampai tahun 2003 nilai kinerja keuangan yang paling baik adalah pada tahun 2001 sebesar 48 atau 96% dari total skor, tetapi rata-rata setiap tahun kinerja keuangan perusahaan dikategorikan sangat baik
Aimee Elrica (2007)
Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Cash Ratio, ROA, ROE, DER, TATO, dan Dividen Payout Ratio
Informasi DER dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan DPR, sedangkan Cash Ratio, ROE, TATO kurang menjadi pertimbangan dalam menentukan DPR
Yuliana Halim (2007)
Pengaruh ROE, Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan DER Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ
ROE, NPM, EPS, dan DER
Informasi EPS merupakan hal yang lebih utama diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang lebih baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya
Universitas Sumatera Utara
34
D. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual Penelitian
PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Rasio Keuangan : 1. APYD terhadap Total Aktiva Produktif 2. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP 3. Return On Asset 4. Net Interest Income 5. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional 6. Loan to deposit Ratio
Universitas Sumatera Utara