Sense and Sensibility menggambarkan berbagai intrik kehidupan di abad 18 di Inggris yang

sangat kental dengan nuansa perjodohan yang mana berkaitan dengan harta warisan dan strata

kehidupan sosial masyarakatnya, yang diselingi dengan skandal dan etiket agar tokohnya tampak

selalu sempurna di mata masyarakat. Pada jaman tersebut, kehormatan seseorang dinilai dari

harta, status sosial yang tinggi, dan juga kebanggaan akan suatu kedudukan tinggi yang

seringkali diwariskan secara turun temurun dalam keluarganya.

Karakter yang dibuat oleh Jean Austen lebih menonjolkan karakter para wanitanya yang lebih

tegas dalam menyikapi pernikahan dan punya pendapat teguh tentang sebuah prinsip yang

mereka pegang, terutama terkait dengan masalah harta yang sangat sensitif di abad ke 18.

Terlihat kuat dan menonjol baik dari segi positif maupun negatif. Sedangkan karakter para

prianya terlihat tidak terlalu menonjol daripada wanitanya dan terlihat patuh pada aturan yang

ada.

Sense and Sensibility describe the various intrigue of life in the 18th century in England which is

full of matchmaking between high-class people in which here in this story deals with inheritance

and social strata of society life, some of them interspersed with scandal and the others are tied

with etiquette to make the characters seem always perfect in the eyes of society. At that time, the

honor of one is judged from the property, high social status, and also pride in a high position that

is often passed from generation to generation in their families.

Characters created by Jean Austen further highlight the female characters which are more

assertive in dealing with marriage and had strong opinions about a principle they hold, especially

related to property issues are very sensitive in the 18th century, they look strong and stand out in

terms of both positive and negative. While the character of the men look less-prominent than the

women and visible abide by the rules.