cerminan hijrah dalam perekonomian 1434

5
Hijrah dari Sistem Ekonomi Ribawi Setiap memasuki tahun baru islam ( tahun hijriah ), kita diingatkan pada peristiwa penting paling bersejarah, yakni Hirahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah yang terjadi 1434 tahun silam. Dalam sejarah islam, hijrah merupakan peristiwa yang sangat monumental. Hijrah telah membawa perubahan dan pembaharuan islam dalam membangun masayrakatnya menjadi sebuah masyarakat yang berperadaban tinggi, berwawasan keadilan, persaudaraan, kejujuran dengan dilandasi norma norma agama dan senantiasa berada dalam bingkai syari’ah. Isma’il al Faruqi menyebutkan bahwasanya hijrah merupakan langkah awal untuk menata masyarakat muslim yang berperadaban. Jadi hijrah bukanlah sarana untuk mencari suaka politik atau aksi prihatin karena terdesaknya nabi Muhammad SAW oleh para pembesar pembesar Quraisy dalam menyebarkan Islam di Mekkah. Akan tetapi hijrah merupakan sebuah strategi dan taktik jitu yang terencana dan sistematis. Substansi hijrah merupakan strategi besar dalam membangun peradaban islam. Hal ini diyakini Hunston Smith dalam bukunya “The Religion Man”, bahwa peristiwa hjrah merupakan titik balik dari sejarah dunia. Secara filosofis dampak hijrah sangat penting bagi kehidupan umat manusia. karena hijrah memiliki arti perubahan, pembaharuan dan reformasi yang luar biasa. Setelah kita cermati bagaimana arti hijrah sesungguhnya, kiranya umat Islam masa kini seyogyanya sadar untuk segera melakukan sebuah perubahan mendasar, yakni pembaruan sistem sekonomi yang telah dijalankan, yang saat ini cengkraman ekonomi kapitalis semakin menguat. Dengan semangat hijrah, sudah saatnya kita tinggalkan sistem ekonomi dengan riba sebagai jantungnya ini. Saat ini cengkraman sistem ekonomi kapitalistik semakin kuat. Dengan semangat hijrah, sudah saatnya kita tinggalkan sistem eknomi kapitalis dan konsisten beranjak melangkah maju ke depan menuju sistem ekonomi syari’ah.

Upload: aneesahafifah

Post on 06-Jul-2015

362 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cerminan hijrah dalam perekonomian 1434

Hijrah dari Sistem Ekonomi Ribawi

Setiap memasuki tahun baru islam ( tahun hijriah ), kita diingatkan pada peristiwa penting

paling bersejarah, yakni Hirahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah yang

terjadi 1434 tahun silam. Dalam sejarah islam, hijrah merupakan peristiwa yang sangat

monumental. Hijrah telah membawa perubahan dan pembaharuan islam dalam membangun

masayrakatnya menjadi sebuah masyarakat yang berperadaban tinggi, berwawasan

keadilan, persaudaraan, kejujuran dengan dilandasi norma norma agama dan senantiasa

berada dalam bingkai syari’ah.

Isma’il al Faruqi menyebutkan bahwasanya hijrah merupakan langkah awal untuk menata

masyarakat muslim yang berperadaban. Jadi hijrah bukanlah sarana untuk mencari suaka

politik atau aksi prihatin karena terdesaknya nabi Muhammad SAW oleh para pembesar

pembesar Quraisy dalam menyebarkan Islam di Mekkah. Akan tetapi hijrah merupakan

sebuah strategi dan taktik jitu yang terencana dan sistematis.

Substansi hijrah merupakan strategi besar dalam membangun peradaban islam. Hal ini

diyakini Hunston Smith dalam bukunya “The Religion Man”, bahwa peristiwa hjrah

merupakan titik balik dari sejarah dunia.

Secara filosofis dampak hijrah sangat penting bagi kehidupan umat manusia. karena hijrah

memiliki arti perubahan, pembaharuan dan reformasi yang luar biasa.

Setelah kita cermati bagaimana arti hijrah sesungguhnya, kiranya umat Islam masa kini

seyogyanya sadar untuk segera melakukan sebuah perubahan mendasar, yakni pembaruan

sistem sekonomi yang telah dijalankan, yang saat ini cengkraman ekonomi kapitalis

semakin menguat. Dengan semangat hijrah, sudah saatnya kita tinggalkan sistem ekonomi

dengan riba sebagai jantungnya ini. Saat ini cengkraman sistem ekonomi kapitalistik

semakin kuat.

Dengan semangat hijrah, sudah saatnya kita tinggalkan sistem eknomi kapitalis dan

konsisten beranjak melangkah maju ke depan menuju sistem ekonomi syari’ah.

Page 2: Cerminan hijrah dalam perekonomian 1434

Dalam konteksnya, ekonomi kapitalis sudah banyak menunjukan kebobrokan. Ia telah

melahirkan kerusakan-kerusakan moril ataupun non moril. Dengan basis laissez faire yang

ribawi, ekonomi kapitalistik menjadikan uang bukan lagi sebagai alat tukar, tapi sudah di

perdagangkan. Ekonomi ini menjadi sangat rakus dan menghancurkan. Faham neo

liberalisme tidak bisa dipertahankan. Rumah yang dibangun Adam Smith kini terancam

runtuh oleh dirinya sendiri.,

Bencana depresi besar yang terjadi di abad 20, membuat trauma bagi hampir seluruh

Negara Negara didunia. Banyak ekonom mempertanyakan kembali kelayakan system ini.

Kebobrokan kapitalisme semakin terlihat pada era 1990-an, menggugah banyak ekonom

barat dan Islam menyatakan bahwa teori ekonomi kapitalis telah mati.

diantara yang paling menonjol adalah ekonom jebolan Oxford University Paul Ormerord

yang menuangkan gugatannya terhadap kapitalisme dalam tulisan berjudul The Death of

Economics. Dalam bukunya, ia menyatakan bahwa saat ini dunia dilanda suatu kecemasan

yang dahsyat karena kurang bisa beroperasinya sistem ekonomi yang memiliki ketahanan

untuk menghadapi setiap gejolak ekonomi.

Buu sejenis juga muncul karya Umar Vadillo, ekonom asal Scotlandia yang menulis buku

”The Ends of Economics” yang mengkritik secara tajam ketidakadilan sistem moneter

kapitalisme. Vadillo menganggap bahwa Kapitalisme justru telah melakukan

”perampokan” terhadap kekayaan negara-negara berkembang melalui sistem moneter fiat

money yang sesungguhnya dalam kacamata syariah adalah riba.

Beberapa tahun terakhir, perekonomian dunia tengah memasuki fase yang tidak stabil,

dengan masa depan yang sangat tidak menentu. Setelah mengalami masa sulit karena

tingginya tingkat inflasi, ekonom dunia kembali mengalami resesi mendalam, tingkat

pengangguran yang parah, ditambah flutuasi nilai tukar yang tidak sehat.

Dampaknya tentu saja kehancuran sendi-sendi perekonomian negara-negara berkembang

terbukti dengan ratusan perusahaan kembali gulung tikar, harga barang pokok menjadi

tidak terkendali. Resesi tersebut semakin menyedihkan tatkala kemiskinan merajalela di

Page 3: Cerminan hijrah dalam perekonomian 1434

banyak negara, ketidakadilan sosio-ekonomi, serta tidak mampunya beberapa negara

berkembang untuk membayar kembali hutang mereka, justru hutang mereka tambah

meningkat.

Berkat pengalaman krisis di akhir abad ke-19 yang melahirkan lonjakan jumlah

pengangguran di seluruh dunia, timbul gelombang kesadaran untuk menemukan dan

menggunakan system ekonomi baru yang lebih memiliki implikasi keadilan, pemerataan,

kejujuran, komprehensif, dan efisien. Disinilah system ekonomi syari’ah mengemuka,

karena konstruksinya yang segar dan komprehensif.

Menurut analisa para ekonom, dapat disimpulkan bahwa teori ekonomi telah mati karena

beberapa alasan. Pertama, teori ekonomi Barat (kapitalisme) telah menimbulkan

ketidakadilan ekonomi yang sangat dalam, khususnya karena sistem moneter yang hanya

menguntungkan Barat melalui hegemoni mata uang kertas dan sistem ribawi.

Kedua, Teori ekonomi kapitalisme tidak mampu mengentaskan masalah kemiskinan dan

ketimpangan pendapatan.

Ketiga, teori ekonomi ini tidak mampu menyelaraskan hubungana antara negara-negara di

dunia, terutama antara negara-negara maju dan negara berkembang.

Ekonomi rabbani

Data empiris menunjukan, pemecahan masalah ekonomi dunia selama ini ternyata hanya

bersifat sementara. Untuk memperoleh solusi yang berkesinambungan dan jangka panjang,

seharusnya kita kembali pada epistemology ilmu dasar yaitu al-Qur’an dan Sunnah.

Karena kapitalisme telah gagal dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, maka menjadi

keharusan bagi umat zaman ini untuk segera medekonstruksi ekonomi kapitalisme dan

kembali bersemangat dalam merekonstruksi ekonomi syari’ah. Karena ekonomi syariah

memiliki keunggulan-keunggulan yang tak dimiliki kapitalisme, ekonomi syari’ah

mewujudkan keadilan, kejujuran, dan kesejahteraan. juga dapat menciptakan kesejahteraan

Page 4: Cerminan hijrah dalam perekonomian 1434

manusia tanpa krisis financial, tanpa penindasan, tanpa kezaliman. Baik antara individu,

kelompok atau negara.

Maka dari itu, sebagai generasi muda penerus bangsa, setelah mengetahui rusaknya

kapitalisme tugas kita adalah menghadirkan master plan system Islam. Selain itu kita juga

membutuhkan road map dan proses step by step untuk mewujudkan sistem Islam itu. Telah

terbukti selama 13 abad sistem ekonomi islam bisa bertahan, tak ada krisis ekonomi saat

itu, bahkan ketika itu umat manusia mengalami kedamaian dan kemakmuran.

Ekonomi syariah menuntun prilaku berekonomi agar memperoleh falah. Perilaku ini terkait

dengan landasan syariah sebagai rujukan moral dalam fitrahnya, yang terbentuk dengan

dasar nilai Ilahiyah .

Di sisi lain, sumber pengetahuan ekonomi konvensional adalah intelegensi dan institusi

akal manusia melalui studi empiris. Perbedaan kedua, terletak pada motif prilaku itu

sendiri. Ekonomi syariah dibangun dan dikembangkan di atas nilai altruism, mementingkan

kepentingan orang lain, sedangkan ekonomi konvensional berdasarkan nilai egoisme, yang

hanya mementingkan diri sendiri.

Banyak sarana untuk membutikan bahwa ekonomi syari’ah bias menjadi system yang

unggul dari kapitalisme. Realita ini terbukti bahwa telah banyak negara-negra dengan

mayoritas non muslim membangun bank syariah dan lebih dari 400 lembaga keuangan

syari’ah telah beroperasi di negara Negara tersebut. Kini banyak perguruan tinggi

mancanegara melakukan kajian tentang ekonomi islam. Bahkan Harvard university yang

terkenal dengan liberal-nya telah mengembangkan kajian ekonomi Islam.

Meski perjalanan ekonomi syari’ah belum tercatat lama, namun dengan semangat tinggi

dari para ekonom muda muslim, kita mampu menciptakan generasi ekonomi rabbani yang

senantiasa selalu berasaskan pada aqidah syari’ah. Eksistensi ekonomi syari’ah makin

memiliki prospek kedepan untuk pembangunan ekonomi lebih maju.

Ekonomi syari’ah telah menjadi post-capitalist dan dianggap sebagai solusi bagi ekonomi

dunia. Dengan begitu semoga peluang ini dapat menjadi barometer untuk kemajuan

Page 5: Cerminan hijrah dalam perekonomian 1434

syari’ah, jangan pernah melepaskan peluang ini demi kemajuan ekonomi syari’ah yang

nantinya akan mewujudkan ekonomi dunia yang adil dan sejahtera, tanpa ada spekulasi.