cemas perpisahan pada anak
DESCRIPTION
neuropsikiatrigangguan cemas perpisahan pada anakdefinisi epidemiologimanifestasi kliniskriteria diagnosis menurut DSM- IVtatalaksanaTRANSCRIPT
Cemas perpisahan pada anak
Suatu tingkat cemas perpisahan (separatan anxiety) adalah fenomena yang universal ,
menrupakan bagian yang di perkirakan pada perkembangan anak yang normal, bayi
menunjukan cemas perpisahan dalam bentuk cemas terhadap orang asing (stranger anxiety)
pada usia kurang dari 1 tahun jika bayi dan ibunya di pisahkan. Beberapa cemas perpisahan
juga normal pada anak – anak kecil yang masuk sekolah untuk pertama kalinya. Tetapi,
gangguan cemas perpisahan, ditemukan jika secara perkembangannya adalah tidak sesuai dan
kecemasan yang berlebihan timbul dalam hal perpisahan dari tokoh perlekatan yang utama.
Penghindaran sekolah (school avoidance) dapat terjadi. Menurut diagnostic and statistical
manual of mental disorders edisi keempat (DSM-VI), gangguan cemas perpisahan
memerlukan adanya sekurangnya tiga gejala yang berhubungan dengan kekhawatiran
berlebihan tentang perpisahan dari tokoh perlekatan utama. Ketakutan mungkin mengambil
bentuk penolakan sekolah, ketakutan dan ketegangan akan perpisahan, keluhan berulang
gejala fisik tertentu seperti nyeri kepala dan nyeri perut jika akan di hadapi perpisahan, dan
mimpi buruk tentang masalah perpisahan. Kriteria diagnostik DSM-VI memasukan durasi
sekurang empat minggu dan onset sebelum usia 18 tahun.
Gangguan cemas perpisahan adalah gangguan kecemasan satu-satunya yang sekarang
dimasukan dalam bagian anak-anak dan remaja dalam DSM-VI. Anak-anak dengan gejala
gangguan menghindar memenuhi kriteria diagnostik DSM-VI untuk fobia sosial, yang juga
digunakan untuk dewasa. Anak-anak dan remaja mungkin juga menunjukan gangguan cemas
yang digambarkan dalam bagian dewasa DSM-VI, termasuk fobia spesifik, gangguan panik,
gangguan obsesif komplusif, dan gangguan stres pascatrauma.
Epidemiologi
Gangguan cemas perpisahan adalah lebih sering terjadi pada anak kecil dibandingkan
remaja dan dilaporkan terjadi sama seringnya pada anak laki-laki dan anak perempuan. Onset
dapat terjadi pada tahun-tahun prasekolah tetapi yang tersering ditemukan pada usia 7 sampai
8 tahun. Prevalensi gangguan cemas perpisahan di perkirakan 3 sampai 4 persen dari semua
anak usia sekolah dan 1 persen dari semua remaja.
Etiologi
Faktor psikososial
Anak kecil, imatur dan tergantung pada tokoh ibu, adalah yng terutama rentan
terhadap kecemasan yang berhubungan dengan perpisahan. Karena anak mengalami
urutan ketakutan perkembangan – takut kehilangan ibu, takut kehilangan cinta ibu,
takut cedera tubuh, takut akan impulsnya, dan takut akan cemas hukuman (punishing
anxiety) dari superego dan rasa bersalah – sebagian besar anak mengalami cemas
perpisahan didasarkan pada salah satu atau lebih ketakutan-ketakutan tersebut. Tetapi,
gangguan cemas perpisahan terjadi jika anak memiliki ketakutan yang tidak sesuai
akan kehilangan ibu. Dinamika yang sering adalah penyangkalan dan pengalihan
perasaan kemarahan anak terhadap tokoh orang tua kepada lingkungan, yang
selanjutnya menjadi sangat mengancam. Rasa takut akan luka terhadap diri sendiri
dan bahaya pada salah satu orangtua adalah preokupasi yang menetap; anak dapat
merasa aman dan yakin hanya dengan kehadiran orang tua. Sindrom sering ditemukan
pada masa anak-anak, terutama dalam bentuk ringan yang tidak mencapai tempat
periksa dokter. Hanya jika gejala anak dalam kehidupan keluarga, teman sebaya, dan
sekolah, mereka datang untuk mendapatkan perhatian profesional.
Pola struktur karakter pada banyak anak dengan gangguan adalah berhati-hati
banyak anak dengan gangguan adalah berhati-hatilah, hasrat untuk menyenangkan,
dan kecendrungan ke arah kecocokan. Keluarga cenderung erat dan mengasuh, dan
anak sering tampak manja atau sasaran perhatian orang tua secara berlebihan.
Stres kehidupan luar sering bersamaan dengan perkembangan gangguan.
Kematian seseorang sanak saudara, penyakit pada anak, perubahan lingkungan anak,
atau pindah ke rumah baru atau sekolah baru sering kali di temukan dalam riwayat
anak dengan gangguan.
Faktor belajar
Kecemasan fobik dapat dikomunikasikan dari orang tua kepada anak-anak
dengan modeling langsung. Jika orang tua penuh ketakutan , anak kemungkinan
memiliki adaptasi fobik terhadap situasi baru, terutama pada lingkungan sekolah.
Sebagi contoh adalah orang tua yang telalu overprotecting pada anak-anaknya.
Faktor genetik
Penelitian keluarga telah menunjukkan bahwa keturunan biologis dari orang
dewasa dengan gangguan kecemasan adalag rentan terhadap gangguan cemas
perpisahan pada anak-anak. Orang tua yang memiliki gangguan panik dengan
agoraphobia tampaknya memiliki risiko tinggi untuk memiliki anak dengan gangguan
cemas perpisahan. Gangguan cemas perpisahan dan depresi pada anak saling tumpang
tindih, dan beberapa klinisi memandang gangguan cemas perpisahan sebagai varian
dari ganggguan depresif.
Manifestasi klinis
Ciri penting dari gangguan cemas perpisahan adalah kecemasan yang ekstrem yang
dicetuskan oleh perpisahan dari orang tua , rumah , dan lingkungan yang dikenal. Kecemasan
anak dapat mendekati teror atau panic. Penderitaan adalah lebih besar dibanding yang
normalnya diharapakn menurut tingkat perkembangan anak dan tidak dapat dijelakan oleh
adanya gangguan lain.
Ketakutan, preokupasi, dan ruminasi morbid adalah karakteristik dari gangguan
cemas perpisahan. Anak-anak dengan gangguan menjadi ketakutan bahwa seseorang yang
dekat dengannya akan terluka atau bahwa sesuatu yang menakutkan akan terjadi pada mereka
jika mereka jauh dari tokoh penting yang mengasuh.
Remaja mungkin tidak secara langsung mengekspresikan kecemasan tentang
perpisahan dari tokoh ibu. Tetapi pola perilaku mereka masih sering mencerminkan cemas
perpisahan di mana mereka mengekspresikan ketidaknyamanan untuk meninggalkan rumah,
terlibat dalam aktivitas sendirian, dan terus menggunakan tokoh ibu sebagai penolong dalam
membeli pakain dan memasuki aktivitas sosial dan rekreasional.
Gangguan cemas perpisahan pada masa anak-anak dimanifestasikan pada pikiran
berpergian atau dalam perjalanan berpergian dari rumah. Anak-anak mungkin menolak pergi
berkemah, ke sekolah baru, atau bahkan ke rumah seorang teman. Sering kali, ada
kesinambungan antara kecemasan antisipatorik ringan sebelum perpisahan dari tokoh yang
penting dan kecemasan pervasif setelah terjadi perpisahan. Tanda pramonitorik adalah
iritabilitas, kesulitan makan, merengek, tinggal sendirian di ruangan, menggendong ke orang
tua, dan mengikuti orang tua ke mana saja. Sering kali, jika keluarga pindah, menunjukan
kecemasan perpisahan dengan menggendong terus kepada tokoh ibu. Kadang-kadang cemas
relokasi geografik (geographic reocation anxiety) diekspresikan dalam perasaan kerinduan
akan rumah yang akut atau gejala psikologis yang timbul jika anak jauh dari rumah atau pergi
ke tempat ke tempat yang baru. Anak-anak ingin pulang ke rumah dan menjadi asyik dengan
khyalan tentang betapa lebih baiknya rumah yang lama. Integrasi ke dalam situasi hidup yang
baru menjadi sangat sulit.
Kesulitan tidur sering di temukan dan mungkin mengharuskan seseorang menemani
anak-anak sampai mereka tertidur. Anak-anak sering pergi ke tempat tidur orangtua atau
bahkan tidur di pintu orangtua jika ruang tidur terkunci bagi mereka. Mimpi buruk dan
ketakutan morbid adalah ekpresi lain dari kecemasan.
Ciri penyerta adalah ketakutan akan kegelapan dan ketakutan yang di khayalkan dan
aneh. Anak-anak mungkin melihat mata memandang pada diri mereka dan menjadi asyik
dengan tokoh atau monste mitos yang akan mengambil mereka dari tempat tidurnya.
Banyak anak adalah menuntut dan mengganggu ke dalam hubungan orang dewasa
dan memerlukan perhatian terus menerus untuk menghilangkan kecemasan mereka. Gejala
timbul jika perpisahan dari tokoh orangtua yang penting menjadi di perlukan. Jika perpisahan
diancamkan, banyak anak dengan gangguan tidak mengalami kesulitan interpersonal. Tetapi,
mereka kadang-kadang mengeluh bahwa mereka tidak dicintai, mengekspresikan keinginan
untuk mati, atau mengeluh bahwa sanak saudara mereka adalah lebih disukai dari pada
mereka. Mereka sering kali menujukan gejala gastroinstinal mual, muntah, dan nyeri perut
dan mengalami rasa sakit pada berbagai bagian tubuh, sakit tenggorok, dan gejala mirip flu.
Pada anak-anak yang lebih besar, gejala kardiovaskular dan respirasi yang tipikal berupa
palpitasi, pusing, pingsan, tercekik adalah di laporkan.
Gangguan kecemasan yang paling sering bersamaan dengan gangguan cema
perpisahan adalah fobia spesifik, yang terjadi pada kira-kira sepertiga dari semua kasus
gangguan cemas perpisahan yang durujuk.