cedera kepala (hasil belajar mandiri tutorial skenario b blok 27)

Upload: yolanda-davinora

Post on 13-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    1/12

    PERDARAHAN EPIDURAL

    Definisi

    Cedera kepala adalah proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala

    yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak.

    Hematom epidural adalah suatu hematom yang cepat terakumulasi di antara tulang tengkorak

    dan duramater, biasanya disebabbkan oleh pecahnya arteri meningea media.

    Etiologi

    Pukulan langsung: dapat menyebabkan kerusakan otak pada sisi pukulan (coup injury)

    atau pada sisi yang berlawanan dari pukulan ketika otak bergerak dalam tengkorak dan

    mengenai dinding yang berlawanan (countercoup injury)

    Rotasideselerasi: !leksi, ekstensi atau rotasi leher menghasilkan serangan pada ortak

    yang menyerang titik"titik tulang dalam tengkorak (misalnya pada sayap tulang s!enoid).

    Rotsi yang hebat juga menyebabkan trauma robekan di dalam substansi putih otak dan

    batang otak, menyebabkan cedara aksonal dan bintik"bintik perdarahan intraserebral.

    #abrakan

    Peluru

    Epidemiologi

    Cedera kepala sangat sering dijumpai. $ekitar satu juta pasien setiap tahunnya datang ke

    %epartemen &ecelakaan dan &egawatdaruratan di 'nggris dengan cedera kepala dan sekitar

    pasien meninggal setiap tahunnya.

    Diagnosis Kerja

    Pemeriksaan pada penderita cedera kepala yang masih memiliki kesadaran yang bagus

    meliputi pemeriksaan neurologis yang lengkap, sedangkan pada penderita yang kesadarannya

    menurun pemeriksaan yang diutamakan adalah yang dapat memberikan pedoman dalam

    penanganan di unit gawat darurat, yaitu:

    *. #ingkat kesadaran

    #ingkat kesadaran dinilai dengan +lasgow Coma $cale (+C$). $kala ini merupakan

    gradasi sederhana dari arousal dan kapasitas !ungsi korteks serebral berdasarkan

    respons erbal, motorik, dan mata penderita. $edangkan !ungsional batang orak

    (komponen kesadaran lainnya) dinilai dari respons pupil serta gerakan bola mata.

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    2/12

    -. &ekuatan !ungsi motorik

    ungsi motorik biasanya hanya merupakan pelengkap saja mengingat kadang sulit

    mendapat penilaian akurat dari penderita"penderita dengan kesadaran yang menurun.

    /asing"masing ekstremitas digradasi kekuatannya dengan skala:

    : normal0 : menurun tapi masih mampu melawan tahanan pemeriksa

    1 : mampu melawan graitsi

    - : mempu menggeser ekstremitas

    * : mampu bergerak tapi tidak mampu menggeser

    : tidak ada gerakan sama sekali

    1. 2kuran pupil (bandingkan kiri dan kanan), serta responnya terhadap cahaya

    Re!lek pupil terhadap cahaya merupakan pengukuran secara tidak langsung terhadap

    adanya herniasi dan cedera brainstem. $ecara umum, dilatasi dan !iksasi dari satu sisi

    pupil menandakan adanya herniasi, dimana gambaran dilatasi dan ter!iksasinya kedua

    pupil dijumpai pada cedera brainstem yang irreersible. %iameter pupil dan reaksi

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    3/12

    pupil terhadap cahaya adalah dua parameter yang banyak diselidiki dan dapat

    menentukan prognosis. %i dalam mengealuasi pupil, trauma orbita langsung harus

    disingkirkan dan hipotensi telah diatasi sebelum mengealuasi pupil, dan pemeriksaan

    ulang harus sering dilakukan setelah eakuasi hematoma intraserebral.

    0. +erakan bola mata (re!leks okulose!alik dan estibuler)

    +erakan bola mata merupakan indeks penting untuk penilaian aktiitas !ungsional

    batang otak (!ormasio rektikularis). Penderita yang sadar penuh dan mempunyai

    gerakan bola mata yang baik menandakan sistem motorik okuler di batang otaknya

    intak. Pada keadaan kesadaran yang menurun, gerakan bola mata olunter

    menghilang, sehingga untuk menilai gerakannya ditentukan dari re!leks okulose!alik

    dan okuloestibuler.

    &emudian dapat dilakukan pemeriksaan penunjang*. C#"$can &epala

    /erupakan standar baku untuk mendeteksi perdarahan intrakranial. $emua pasien

    dengan +C$ 3* sebaiknya menjalani pemeriksaan C# scan. $edangkan pasien

    dengan +C$ *, C# scan dilakukan dengan indikasi:

    " 4yeri kepala hebat

    " #anda !raktur basis kranii

    " Riwayat cedera berat

    " /untah lebih dari satu kali

    " Penderita lansia (usia 5 6 tahun) dengan penurunan kesadaran atau amnesia

    " &ejang

    " Riwayat gangguan askuler, menggunakan obat"obat antikoagulan

    " 7mnesia, gangguan orientasi, bicara, membaca, menulis

    " Rasa baal pada tubuh

    " +angguan keseimbangan atau berjalan

    -. /R'

    8ebih sensiti! dibandingkan dengan C# scan, namun dibutuhkan waktu pemeriksaan

    lebih lama dibandingkan dengan C# scan sehingga tidak cocok untuk situasi gawat

    darurat.

    1. P9# (Positron 9mission #omography) atau $P9C# ($ingle Photon 9mission#omography)

    %apat memperlihatkan abnormalitas pada !ase akut dan kronis. 4amun spesi!isitas

    penemuan abnormal masih dipertanyakan.

    0. 7ngiogra!i serebral

    /eskipun bersi!at inasi! namun pemeriksaan ini cenderung lebih berman!aat untuk

    memperkirakan diagnosis adanya suatu hematomperdarahan intrakranial beserta

    penanganannya, khususnya dimana masih belum tersedia sarana sken komputer

    tomogra!i otak.

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    4/12

    Patofisiologi

    Kerusakan primer: efek langsung trauma pada fungsi otak

    Pada umumnya cedera kepala merupakan akibat salah satu atau kombinasi dari dua

    mekanisme dasar, yaitu:

    *. Cedera kontak bentur

    2mumnya merupakan akibat dari adanya suatu tenaga benturanyang mengenai

    kepala, dakam peristiwa ini jejas yang terjadi hanya disebabkan oleh !enomena

    kontak saja dan sama sekali tidak berkaitan dengan guncangan (akselerasi"deselerasi)

    pada kepala. 4amun jarang sekali dijumpai cedera yang hanya sebagai akibat kontak

    bentur, seringkali cedera disertai akselerasi"deselerasi. %apat mengakibatkan dua

    macam jejas, yaitu jejas lokal yang terjadi di tempat atau dekat benturan, dan jejas di

    tempat lain. 4amun cedera kontak bentur tisak menyebabkan jejas otak di!us." 8esi lokal

    ila kepala terbentur suatu objek, cenderung akan menimbulkan suatu e!ek lokal

    berupa lekukan kedalam yang selanjutnya akan menyebabkan cedera kompresi

    pada tabula eksterna dan cedera regangan pada tabula interna (tulang lebih lemah

    terhadap regangan dibanding tekanan). ;ika kekuatan e!ek lekukan kedalam cukup

    besar maka dapat menimbulkan !raktur yang dimulai dari tabula interna, yang

    kemudian akan berlanjut sepanjang daerah"daerah yang resistensinya paling kecil

    di sekitar tempat benturan.

    8esi lokal yang dapat timbul akibat benturan meliputi !raktur linier dan depresi

    tulang tengkorak, hematom epidural, kuntusi kup (coup contussion), inraserebral

    hematom sebagai perkembangan kuntusio kup, subdural hematom yang

    merupakan tumpahan intraserebral hematom ke dalam rongga subdural dan

    beberapa !raktur basis cranii.

    " 8esi di tempat lain

    enomena kontak juga dapat menimbulkan jejas bukan di lokasi benturan. Hal ini

    bisa melalui dua mekanisme yaitu distrosi otak dan gelombang kejut. raktur

    tengkorak di tempat lain dapat terjadi bila benturan mengenai bagian tulang yang

    tebal atau bila objek pemukul relati! lebar. %alam hal unu pengaruh lekukan ke

    dalam relati! kecil, namun tengkorak mencuat keluar di sekitar lokasi benturan,

    sehingga kemudian lebih mencederai daerah lokasi di seberangnya. #abula

    eksterna mengalami beban regangan sehingga tabula interna mengalami cedera

    kompresi.

    -. Cedera akselerasi deselerasi

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    5/12

    &erusakan terjadi waktu energi atau kekuatan diteruskan pada otak. ;ika kepala

    bergerak dan berhenti dengan mendadak dan kasar, seperti pada kecelakaan mobil,

    kerusakan tidak hanya disebabkan oleh cedera setempat pada jaringan saja, tetapi

    juga oleh akselerasi dan deselerasi. &ekuatan akselerasi dan deselerasi menyebabkan

    isi dalam tengkorak yang keras bergerak, dengan demikian memaksa otak membentur

    permukaan dalam tengkorak ke arah dampak dan ke arah yang berlawanan dengan

    benturan. 8esi kontusio di bawah dampak disebut lesi kontusio coup, sedang lesi di

    seberang dampak disebut lesi contrecoup. 7kibat dari akselerasi ini, batang otak

    teregang dan menimbulkan blokade reersible pada di!use ascending reticular

    system, sehingga otak tidak mendapat input a!eren, yang berarti kesadaran menurun

    sampai derajat terendah (pingsan) yang akan disusul dengan pulihnya kesadaran.

    Kerusakan sekunder: efek lanjutan dari sel-sel otak ang !ereaksi ter"adap trauma

    9!ek sekunder trauma yang menyebabkan perubahan neurologik berat, disebabkan

    oleh reaksi jaringan terhadap cedera. Hal ini dapat disebabkan oleh edema serebri, perdarahan

    subarachnoid, hipoksia, iskemia atau in!eksi. 4euron atau sel"sel !ungsional dalam otak,

    bergantung dari menit ke menit pada suplai nutrien yang konstan dalam bentuk glukosa dan

    oksigen dan sangat peka terhadap cedera metabolik apabila suplai terhenti. $ebagai akibat

    cedera, sirkulasi otak dapat kehilangan kemampuannya untuk mengatur olume darah yang

    beredar, sehingga menyebabkan iskemia pada beberapa daerah tertentu dalam otak.

    #atalaksana

    Penanganan kasus cedera kepala di 2+% didasarkan atas patokan pemantauan dan

    penanganan penderita secara umum, yaitu prioritas 6:

    " reathing (jalan napas, pernapasan)

    Perhatikan adanya obstruksi jalan napas yang perlu segera dibebaskan dengan tindakan:

    suction, intubasi, tracheostomi.

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    6/12

    8angkah awal penilaian keadaan otak ditekankan terhadap respons"respons mata, !ungsi

    motorik, dan !ungsi erbal (+C$). Perubahan respons ini merupakan implikasi adanya

    perbaikanperburukan cedera kepala, dan bila pada pemantauan menunjukan adanya

    perburukan kiranya perlu pemeriksaan lebih mendalam mengenai keadaan pupil (ukuran,

    bentuk, reaksi terhadap cahaya) serta gerakan"gerakan bola mata (re!leks okulose!alik,

    okuloestibuler, deiasi konjugat, nistagmus).

    " ladder

    &andung kemih perlu selalu dikosongkan (pemasangan kateter) mengingat bahwa

    kandung kemih yang penuh akan dapat menyebabkan penderita mengejan sehingga

    tekanan intrakranial cenderung meningkat.

    " owel

    2sus yang penuh cenderung untuk meninggikan tekanan intrakranial.

    " one7danya !raktur mengakibatkan nyeri yang juga pada gilirannya akan mengakibatkan

    kenaikan tekanan intrakranial. $ehingga penanganan kelainan tulang sehubungan dengan

    trauma yang dialami penderita juga harus dilakukan secara adekuat.

    Pada prakteknya dengan memperhatikan hal"hal diatas, cedera kepala ditangani sesuai

    dengan tingkat"tingkat gradasi klasi!ikasi klinisnya:

    Pembagian derajat cedera kepala dibedakan sebaagai berikut, ditentukan berdasarkan tingkat

    kesadaran (+C$) terbaik 6 jam pertama pasca trauma:

    " Cedera kepala ringan : +C$ *0"*

    " Cedera kepala sedang : +C$ ="*1

    " Cedera kepala berat : +C$ > ?

    $% &edera kepala ringan

    " 7namnesis: retrograde untuk menemukan ada tidaknya trauma pada kepala,

    anterograde (pasca trauma) lebih berkonotasi akan berat"ringannyakonkusi cedera

    kepala yang terjadi, serta keluhan"keluhan lain yang berkaitan dengan peninggian

    tekanan intrakranial

    " Pemeriksaan !isik: ditekankan untuk menyingkirkan gangguan sistemik lainnya dan

    deteksi de!isit neurologis

    " Pemeriksaan penunjang

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    7/12

    Penderita yang tidak memiliki indikasi rawat inap, setelah beberapa saat menjalani

    pemantauan di rumah sakit diperkenankan untuk pulang berobat jalan dengan catatan

    bila ada gejala"gejala sebagai berikut maka harus segera kembali ke rumah sakit:

    '% &edera kepala sedang

    $elain melakukan anamnesis, pemeriksaan !isik dan penunjang, cedera keapal ringan

    semuanya memiliki indikasi untuk C# scan dan harus rawat inap. $elama hari pertama

    perawatan di R$ perlu dilakukan pemeriksaan neurologis setiap setengah jam sekali,

    sedangkan !ollow up C# scan pada hari ke"1 atau jika ada perburukan neurologis.

    (% &edera kepala !erat

    Perlu penanganan yang cepat dan tepat. &eterlambatan akan meningkatkan risiko

    morbiditas dan mortalitas meningkat. Penanganan mencakup:

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    8/12

    Komplikasi

    Prognosis

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    9/12

    DA)#AR PU*#AKA

    %ewanto, +eorge, dkk. -=. Panduan praktis diagnosis @ tatalaksana penyakit sara!.

    ;akarta: 9+C

    '&7P'. -*. 'lmu bedah sara! satyanegara, edisi 'A. ;akarta: +ramedia

    +race, Pierce 7., 4eil R. orley. -B. 7t a glance ilmu bedah, edisi ketiga. ;akarta:

    9rlangga

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    10/12

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    11/12

  • 7/23/2019 Cedera Kepala (Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario B Blok 27)

    12/12