catatan spi -...
TRANSCRIPT
CATATAN SPISubtitle
Konsumsi
Harus mengundang di luar tim penelitian
Harus ada absensi
Temuan SPI pada penelitian 2017
Banyak konsumsi yang hanya 1 porsi dalam LPJ
Tidak ada absensi
PerjalananDinas
Uang Harian dibayarkan secara lumpsum dan merupakan
batasan tertinggi sebagai mana diatur dalam Permenkeu
No.49/PMK.04/2017 tentang Standar Biaya Tahun 2018
(terdiri atas komponen uang makan, uang saku dan uang
transport lokal)
Biaya transport luar kota sesuai dengan biaya riil (tiket
pesawat,boarding pass, dan airport tax jika menggunakan
pesawat udara) dan bukti pembayaran moda transportasi
lainnya.
Biaya hotel atau penginapan lainnya dibayarkan sesuai
dengan Biaya Riil dan berpedoman pada Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya (Permenkeu
49/PMK.04/2017 tentang standar biaya Tahun Anggaran
2018).
Biaya Taksi dibuktikan dengan pengeluaran riil.
Perjalanan Dinas didukung dengan Surat Tugas dan
Surat Perintah Perjalanan Dinas
PerjalananDinas
Dasar Hukum Perjalanan Dinas adalah PMK 113 tahun 2012
Dan semua besaran biaya perjalanan dinas mengikuti ketentuan SBM
sesuai dengan PMK no 49 tahun 2017
LPJ perjalanan dinas tertuang dalam PMK no 113 tahun 2012 tentang
pertanggung jawaban perjalanan dinas dalam negeri harus memuat
minimal
Pelaporan pertanggungjawaban ketua peneliti, anggota peneliti dan
tenaga teknis yang melakukan perjalanan dinas dibuat dalam bentuk
SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) yang berisi antara lain :
1. Rincian perjalanan Dinas (Awal),
2. Rincian perjalanan Dinas Rampung.
3. Biil / kuitansi biaya penginapan (Hotel)
4. Daftar Pengeluaran Riil untuk transport lokal (jika masih dalam batas
wilayah kabupaten/ kota) atau untuk biaya taksi
5. Lembar SPPD
6. Lembar 2 SPPD, dilengkapi dengan stempel dan tanda tangan pejabat /
pegawai negeri Kabupaten / Kota.
7. Bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam Kota berupa
kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan
usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan.
BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN
Pasal 8 PMK 113 tahun 2012
(1) Perjalanan Dinas Jabatan terdiri atas komponenkomponen
sebagai berikut:
a. uang harian;
b. biaya transpor;
c. biaya penginapan;
d. uang representasi;
e. sewa kendaraan dalam Kota; dan/atau f. biaya
menjemput/mengantar jenazah.
(2) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
atas:
a. uang makan;
b. uang transpor lokal; dan
c. uang saku.
Dalam hal Pelaksana SPD tidak menggunakan biaya
penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksana SPD diberikan biaya penginapan sebesar
30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di Kota Tempat
Tujuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai Standar Biaya;
b. Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dibayarkan secara lumpsum.
SURAT TUGAS
Pasal 6 ayat 1
Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh:
a. kepala satuan kerja untuk Perjalanan Dinas Jabatan
yang dilakukan oleh Pelaksana SPD pada satuan kerja
berkenaan;
b. atasan langsung kepala satuan kerja untuk Perjalanan
Dinas Jabatan yang dilakukan oleh kepala satuan kerja;
c. Pejabat Eselon II untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang
dilakukan oleh Pelaksana SPD dalam lingkup unit
eselon II/setingkat unit eselon II berkenaan; atau
d. Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I untuk
Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I/ Pejabat
Eselon II.
Contoh rincianbiaya
Contoh lembarSPPD
Contoh DAFTAR Pengeluaran RIL
Temuan SPPD
TEMUAN SPI
Lembar SPD tidak ada
Surat Tugas tidak ada
Pengeluaran ril tidak ada
Ada yang mengunakan jasa ojek tidak bayar pajak
PAJAK
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK
Pengenaan pajak dikenakan terhadap penggunaan dana
yang bersumber dari APBN, PNBP maupun APBD. Jenis-
jenis pajak antara lain:
Meterai Setiap pembelian barang/jasa sewa dibubuhi
meterai (PP Nomor 7 Tahun 1995 tentang Perubahan Tarif
Bea Meterai dan Permenkeu No.55/PMK.03/2009 tentang
Bentuk, Ukuran dan Warna Benda Meterai), dengan
perincian sebagai berikut:
1. pembelian barang/jasa, sewa : ≤ Rp 250.000,- tanpa
dibubuhi Meterai.
2. pembelian barang/jasa, sewa : > Rp 250.000,- s.d.
Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai 3.000,-
3. pembelian barang/jasa, sewa : > Rp.1.000.000,-
dibubuhi Meterai 6.000,-
LanjutanPajak
2 Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berdasarkan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015
adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama
dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang
pribadi subyek pajak dalam negeri.
0% Dari penghasilan bruto bagi PNS Golongan I dan II
5% dari penghasilan bruto bagi PNS Golongan III
15% dari penghasilan bruto bagi Pejabat Negara, PNS
Golongan IV
Tidak memiliki NPWP 6%
PPh 22
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang
dipungut oleh:
Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga
pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya,
berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang;
TARIF: 1,5% atas pembelian barang yang dilakukan
oleh DJPB, Bendahara Pemerintah
“Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif
PPh Pasal 22”
PPh Pasal 22 dikenakan atas pembelian barang oleh
pemerintah atau yang lainnya yang jumlahnya di atas Rp.
2.000.000,- (dua juta rupiah) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah.
PPh 23
Tarifnya: 2% dari dari jumlah bruto atas sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari
tarif PPh Pasal 23
PPN
PPN 10%
Barang / Jasa di atas 1 jt
Pengadaanbarang dan Jasa
(1) bukti pembelian dapat digunakan untuk Pengadaan
yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah);
(2) kuitansi dapat digunakan untuk Pengadaan yang
bernilai sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah); atau
(3) Surat Perintah Kerja (SPK) dapat digunakan untuk
Pengadaan yang bernilai sampai dengan
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
SELESAI