cara menjalankan program 3.1 konfigurasi router mikrotik › 139 › 16 › 123310001_cara...
TRANSCRIPT
-
CARA MENJALANKAN PROGRAM
3.1 Konfigurasi Router Mikrotik
Dalam konfigurasi Wireless Distribution System (WDS) setiap
mikrotik wireless dikonfigurasi sama dan saling terhubung yang sedikit
berbeda hanya pada mikrotik wireless AP1 yang dijadikan sebagai router.
3.2.1 Konfigurasi IP Address
Dalam tahap konfigurasi IP Address ini hanya membuat IP Address
untuk bagian Mesh-Interface nya saja, sedangkan untuk bagian interface
INTERNET sudah diberikan secara dynamic oleh pihak ISP.
ip address add address=10.113.138.151 interface=INTERNET (ini
diberikan secara dynamic oleh pihak ISP)
ip address add address=192.168.1.1/29 interface=Mesh-Interface
Gambar 3.1 IP Address List
3.2.2 Konfigurasi Gateway
Tujuan dari konfigurasi gateway adalah agar paket data yang
dikirim sampai ketujuan dan diterima kembali oleh user dapat berjalan
baik.
ip route add gateway=10.20.194.7
-
Gambar 3.2 Route List
3.2.3 Konfigurasi DNS
Dalam melakukan konfigurasi DNS (Domain Name System) kami
menggunakan DNS dari google untuk servernya sedangkan untuk allow
remote requests kami aktifkan juga.
ip dns set server=8.8.8.8,8.8.4.4 allow-remote-requests=yes
Gambar 3.3 DNS Setting
3.2.4 Konfigurasi NAT
Tahap konfigurasi NAT (Network Address Translation) ini berfungsi
untuk mengubah alamat sumber paket yaitu alamat client yang memiliki IP
Address Private agar dapat dikenali diinternet yaitu dengan cara
mentranslasikannya menjadi IP Address Public.
-
ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=INTERNET
action=masquerade
Gambar 3.4 NAT (Network Address Translation)
3.2 Konfigurasi Access Point Mikrotik
3.3.1 Konfigurasi AP1
Pada bagian AP1 ini dikonfigurasi sebagai sebuah router dan
sebagai access point biasa. Untuk bagian konfigurasi sebagai router
sudah dijelaskan pada bagian atas, sedangkan dibagian ini akan
dijelaskan konfigurasi sebagai access point.
Pada bagian ini akan dijelaskan konfigurasi access point dan yang
akan dikonfigurasi adalah bagian Konfigurasi Wireless, Konfigurasi Mesh
Interface serta Konfigurasi IP Address
3.3.1.1 Konfigurasi Wireless
interface wireless set ssid=Proyek Akhir mode=ap-bridge band=2ghz-
b frequency=2412 wds-mode=dynamic-mesh wds-default-
bridge=Mesh-Interface
-
Gambar 3.5 Wireless Interface
Untuk bagian AP1-AP4 hal yang penting adalah pada bagian tab
wireless mode, band, frequency serta SSID harus disetting sama semua yaitu :
- Mode : ap-bridge
- Band : 2GHz-only-N
- Frequency : 2412
- SSID : Proyek Akhir
Sedangkan untuk bagian tab WDS yang harus disetting, yaitu :
- WDS Mode : dynamic-mesh
- WDS Default Bridge : Mesh-Interface
3.3.1.2 Konfigurasi Mesh Interface
interface mesh add name=Mesh-Interface
interface mesh port add interface=wlan1 mesh=Mesh-Interface
-
Gambar 3.6 Mesh Interface
Disini kita membuat settingan untuk jaringan WDS dari AP1-AP4
disetting sama semua, dimana kita masuk ke bagian menu Mesh dan
settinglah :
- Mesh Name : Mesh-Interface
- Mesh Port Interface : wlan1
- Mesh Interface : Mesh-Interface
3.3.1.3 Konfigurasi IP Address
ip address add address=192.168.1.1/29 interface=Mesh-Interface
-
Gambar 3.7 Address List
3.3.2 Konfigurasi AP2
Berbeda dengan AP1 yang dikonfigurasi sebagai sebuah router dan
sebagai access point. Untuk bagian AP2-AP4 hanya dijadikan sebagai
access point biasa saja dan untuk konfigurasi Wireless, Mesh-Interface
serta IP Address sama semua dengan yang ada didalam AP1.
3.3.2.1 Konfigurasi Wireless
interface wireless set ssid=Proyek Akhir mode=ap-bridge band=2ghz-
b frequency=2412 wds-mode=dynamic-mesh wds-default-
bridge=Mesh-Interface
-
Gambar 3.8 Wireless Interface
3.3.2.2 Konfigurasi Mesh Interface
interface mesh add name=Mesh-Interface
interface mesh port add interface=wlan1 mesh=Mesh-Interface
-
Gambar 3.9 Mesh Interface
3.3.2.3 Konfigurasi IP Address
ip address add address=192.168.1.2/29 interface=Mesh-Interface
Gambar 3.10 Address List
3.3.3 Konfigurasi AP3
3.3.3.1 Konfigurasi Wireless
interface wireless set ssid=Proyek Akhir mode=ap-bridge band=2ghz-
b frequency=2412 wds-mode=dynamic-mesh wds-default-
bridge=Mesh-Interface
-
Gambar 3.11 Wireless Interface
3.3.3.2 Konfigurasi Mesh Interface
interface mesh add name=Mesh-Interface
interface mesh port add interface=wlan1 mesh=Mesh-Interface
-
Gambar 3.12 Mesh Interface
3.3.3.3 Konfigurasi IP Address
ip address add address=192.168.1.3/29 interface=Mesh-Interface
Gambar 3.13 Address List
3.3.4 Konfigurasi AP4
3.3.4.1 Konfigurasi Wireless
interface wireless set ssid=Proyek Akhir mode=ap-bridge band=2ghz-
b frequency=2412 wds-mode=dynamic-mesh wds-default-
bridge=Mesh-Interface
-
Gambar 3.14 Wireless Interface
3.3.4.2 Konfigurasi Mesh Interface
interface mesh add name=Mesh-Interface
interface mesh port add interface=wlan1 mesh=Mesh-Interface
Gambar 3.15 Mesh Interface
-
3.3.4.3 Konfigurasi IP Address
ip address add address=192.168.1.4/29 interface=Mesh-Interface
Gambar 3.16 Address List
3.3 Setting PPP Interface
Setting PPP interface ini digunakan sebagai sumber koneksi
internet dari sebuah jaringan WDS (Wireless Distribution System) yang
akan dibuat. Untuk koneksinya menggunakan modem Huawei Mobile
Broadband Smartfren EC176-2.
Sebenarnya selain menggunakan modem masih banyak lagi
koneksi yang dapat dibuat seperti : koneksi dari Speedy, koneksi dari ISP
tertentu atau koneksi DHCP Client dari jaringan Laboratorium kampus.
Namun untuk implementasi kali ini menggunakan koneksi dari modem
dikarenakan peralatan yang lain tidak dapat terpenuhi. Berikut adalah
urutan setting modem sehingga dapat digunakan sebagai sumber koneksi
jaringan :
-
a. Tancapkan modem ke port usb dari RB951Ui-2HnD
b. Masuk ke menu PPP interface
c. Beri nama interface pada kolom name, APN dikosongkan
d. Berhubung modem menggunakan kartu Smartfren, maka pada
bagian PPP masukkan :
- Phone : #777
- Dial Command : ATDT
- User : smart
- Password : smart
- Dial On Demand : no
- Use Peer DNS : yes
- Add Default Route : yes
e. Tunggu sampai status menjadi Connected
Gambar 3.17 PPP Interface & Address List
-
3.4 Setting Hotspot
Secara umum hotspot diartikan sebagai tempat dimana user atau
orang bisa melakukan akses jaringan internet dengan menggunakan
laptop, PC ataupun perangkat lainnya yang terdapat sinyal wi-finya.
Sedangkan wifi sendiri merupakan sebuah singkatan dari wireless
fidelity yang merupakan sebutan dari jaringan nirkabel yang menggunakan
frekuensi radio atau RF. Pada awalnya, wifi digunakan untuk mengakses
perangkat lain dengan menggunakan jaringan nirkabel ataupun dengan
menggunakan LAN, tapi sekarang ini wifi banyak digunakan untuk
melakukan akses internet. Untuk akses dengan menggunakan wifi ini
harus terhubung dengan titik point atau yang disebut dengan wifi.
Jenis hotspot antara lain yaitu gratis, berbayar ke operator, dan
juga berbayar ke pemilik gedung ataupun pemilik hotspot. Biasanya
hotspot gratis ini bisa diakses ditempat-tempat umum seperti di alun-alun,
kantor-kantor pemerintahan, dan juga cafe-cafe. Namun walaupun gratis,
terkadang tidak bisa digunakan oleh sembarangan user karena user
biasanya diharuskan untuk mempunyai id dan juga passwordnya.
Sedangkan untuk yang berbayar Anda diharuskan untuk membayar pada
pemilik gedung ataupun operator pemilik jaringan wifi yang akan
digunakan.
Berikut ini adalah langkah-langkah setting hotspot sehingga user
mendapatkan IP Address lalu login sehingga user dapat mengakses
internet :
-
Dengan Terminal Winbox
[admin@AP1] > ip hotspot setup
Select interface to run HotSpot on
hotspot interface: Mesh-Interface
Set HotSpot address for interface
local address of network: 192.168.21.1/28
masquerade network: yes
Set pool for HotSpot addresses
address pool of network: 192.168.21.2-192.168.21.14
Select hotspot SSL certificate
select certificate: none
Select SMTP server
ip address of smtp server: 0.0.0.0
Setup DNS configuration
dns servers: 8.8.8.8,8.8.4.4
DNS name of local hotspot server
dns name:
Create local hotspot user
name of local hotspot user: admin
password for the user:
Setup has completed succesfully
Dengan mode GUI WInbox
Menentukan interface mana yang akan dijadikan untuk hotspot,
pilih Mesh-interface, pilih Next
-
Masuk local address of network, bisa set sendiri sesuai kebutuhan,
disini kita set 192.168.21.1/28 karena kita hanya mempunyai
maksimal 14 host, pilih Next
Set address pool of network, set dari 192.168.21.2-192.168.21.14,
pilih Next, kenapa hanya sampai 192.168.21.14 ?? karena
192.168.1.1 digunakan untuk alamat network dan 192.168.21.15
untuk alamat broadcast.
Langkah selanjutnya, menentukan SSL Certificate jika kita akan
menggunakan HTTPS untuk halaman loginnya. Tetapi jika kita tidak
memiliki sertifikat SSL, kita pilih none, pilih Next
-
Karena tidak disediakan SMTP server, IP 0.0.0.0 kami biarkan
default saja, pilih Next.
Di langkah ini, kita menentukan alamat DNS Server. Anda bisa isi
dengan DNS yang diberikan oleh ISP atau dengan open DNS.
Sebagai contoh, kita menggunakan DNS Server Google, pilih Next.
Langkah terakhir, tentukan username dan pasword untuk login ke
jaringan hotspot Anda. Sampai pada langkah ini, jika dipilih Next
maka akan muncul pesan yang menyatakan bahwa setting hotspot
telah selesai.
-
Selanjutnya tahap pengujian kita akan mencoba mengkoneksikan
laptop ke hotspot yang sudah kita buat dengan cara pilih wi-fi
dengan SSID : Proyek Akhir >> klik Connect >> klik Status >> dan
ternyata laptop kita sudah memperoleh IP Address dari hotspot.
Kemudian buka browser dan akses web sembarang (pastikan Anda
mengakses web yang menggunakan protokol http, karena hotspot
mikrotik belum mendukung untuk redirect web yang menggunakan
https), maka Anda akan dialihkan ke halaman login hotspot seperti
pada gambar berikut ini :
-
Untuk mencobanya, silahkan coba login dengan username dan
password yang telah Anda buat pada langkah setting user pada
hotspot. Jika berhasil login maka akan membuka halaman web
yang diminta dan membuka popup halaman status hotspot.
Gambar 3.18-3.28 Hotspot Setup
Setelah kita coba login menggunakan user : admin password :
kosong maka hasilnya berhasil dan akan mengarah ke halaman
popup status hotspot.
3.5 Pengujian dan Pembahasan Sistem
Sistem yang dibuat ini akan diuji dengan menggunakan beberapa
cara untuk mengetahui sejauh mana kemampuannya sebelum diterapkan
dalam kondisi yang sebenarnya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah sistem ini telah berjalan dengan baik ataupun sebaliknya.
-
Pengujian awal dilakukan dengan cara melakukan ping, monitoring
sinyal dan konektifitas dari laptop yang terkoneksi dengan AP1 dan masih
dalam jangkauan sinyal AP1. Setelah itu laptop dibuat menjauhi AP1
sampai diluar jangkauan AP1. Hasilnya dan skema pengujian sebelum
menggunakan Wireless Distribution System dapat dilihat pada Gambar
3.29 dan Tabel 3.1.
Gambar 3.29 Skema Pengujian Perpindahan Tanpa WDS
Pengujian Didalam
jangkauan AP1
Jauh dari
jangkauan AP1
Diluar
jangkauan AP1
Sinyal
Koneksi terputus
Ping time ke AP1 1 ms 8 ms Koneksi terputus
Ping time ke
www.google.com 5 ms 15 ms Koneksi terputus
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Sebelum Menggunakan WDS
-
Dapat dilihat pada Tabel 3.1 ping time yang dihasilkan jika masih
dalam jangkauan AP1 adalah 1 ms yang berarti waktu yang dibutuhkan
untuk mendapatkan reply dari router sebesar 1 ms. Selain itu sinyal yang
didapat adalah full 5 balok. Sedangkan pengujian berikutnya adalah
menjauh dari AP1 dengan berpindah ruang lain. Ping time menjadi
bertambah dan sinyal yang didapatkan menurun seperti yang terlihat
Tabel 3.1. ping time yang awalnya 1 ms menjadi 8 ms, hal yang sama
dengan ping koneksi ke internet yang ikut terpengaruh. Untuk pengujian
berikutnya adalah dengan berpindah ke ruang lainnya lagi dan menjauh
dari AP1, sehingga sinyal yang didapat menurun dan akhirnya koneksinya
terputus.
Pengujian selanjutnya adalah pengujian menggunakan Wireless
Distribution System. Ketika laptop sudah berada diluar jangkauan AP1
namun laptop tidak mengalami putus koneksi, laptop akan berpindah
secara otomatis ke AP2. Dalam zona transisi dimana posisi laptop berada
antara AP1 dan AP2 dan belum terjadi perpindahan, ini dikarenakan AP1
dan AP2 memiliki daya pancar yang sama. Perpindahan akan terjadi jika
pancaran dari AP2 lebih besar yang diterima oleh laptop daripada AP1
sehingga secara otomatis terjadi perpindahan namun terdapat delay
waktu. Jika menggunakan ping terdapat beberapa kali Request Time Out,
namun jika menggunakan download koneksi mengalami drop beberapa
detik sebelum kembali berjalan normal. Hasil dan skema pengujian
ditunjukkan pada Gambar 3.30 dan Tabel 3.2.
-
Gambar 3.30 Skema Pengujian Perpindahan Dengan WDS
Pengujian Didalam
jangkauan
AP1
Jauh dari
jangkauan
AP1
Didalam
zona
transisi
Didalam
jangkauan
AP2
Sinyal
Ping time ke AP1 1 ms 4 ms 6 ms 1 ms
Ping time ke
www.google.com 45 ms 68 ms 78 ms 45 ms
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Setelah Menggunakan WDS
Dapat dilihat bahwa sinyal yang awalnya full 5 balok turun menjadi
4 balok ketika laptop sudah berada jauh dari jangkauan AP1 dan masuk
didalam zona transisi sehingga koneksi tidak terputus. Pengujian yang
lainnya ketika laptop terkoneksi dengan AP3, kemudian AP3 dimatikan
sehingga koneksi dari laptop akan otomatis berpindah ke AP2. Hasil yang
didapatkan baik sinyal maupun ping time tidak jauh beda dengan hasil
pengujian setelah menggunakan Wireless Distribution System.
-
Pengujian Didalam
jangkauan AP3
AP3
Mati
Didalam
jangkauan AP2
Sinyal
Ping time ke AP1 3 ms RTO 2 ms
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Ketika Salah 1 AP Mati
Gambar 3.31 Ping Time Ke AP1 Saat Transisi
Pada pengujian yang dilakukan terdapat delay waktu yang
dibutuhkan ketika laptop berpindah dari AP3 ke AP2 seperti informasi
pada Tabel 3.3 terdapat hasil RTO (Request Time Out). Informasi
tersebut mempunyai arti bahwa delay yang didapat turun menjadi RTO
selama beberapa detik sebelum kembali berjalan normal. Delay waktu
yang didapatkan dari hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Pengujian Delay waktu RTO
Delay saat transisi 5 detk n/a
Ping time ke www.google.com n/a 1 kali
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Delay Menggunakan WDS
-
Gambar 3.32 Ping Time Ke www.google.com Saat Transisi
Selain pengujian menggunakan sinyal, pengujian juga
menggunakan ping untuk mengetahui delay perpindahan antar AP. Ketika
laptop berada jauh dari jangkauan AP3 dan sudah mulai mendeteksi
adanya AP2 maka laptop secara otomatis melakukan perpindahan
koneksi ke AP2 yang menyebabkan beberapa kali RTO. Jumlah RTO
yang didapat dalam beberapa kali pengujian mempunyai hasil yang relatif
sama yaitu sekitar satu kali RTO seperti pada Tabel 3.4.
Kemudian pengujian download pada saat perpindahan roaming
user, didapatkan hasil bahwa tidak terjadi pengaruh terhadap proses
download tersebut. Hasil tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.33.