cara mengidentifikasi resiko.html
TRANSCRIPT
Blog buat kamu kamu yang lagi nyari tugas, materi tambahan, referensi,ato cuma iseng baca at nambah ilmu :)
Pusat Materi Kuliah
Kamis, 22 Desember 2011
Cara mengindentifikasi Risiko
A. Pengertian Identifikasi Resiko
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh
karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang
akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan
akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara umum
risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang
atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Jadi Identifikasi Resiko dapat dijabarkan proses dimana
perusahaan secara terus menerus mengidentifikasi kerugian property,
liability, personal sebelum terjadinya suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan kerugian atau kerusakan (penyebab langsung terjadinya
kerugian).
B. Katagori Resiko
Risiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :.
· Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat
memberikan kerugian.Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal
pula dengan istilah risiko bisnis(business risk). Seseorang yang
menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya
menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Risiko yang
dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif
adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderiat kebakaran,maka perusahaan tersebut akan
menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi
kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan
kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada
kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni
adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian
dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal
dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko
murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko
spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk
risiko murni tidak dapat kemungkinan untung
Tahapan ini bertujuan untuk mengindentifikasi risiko yang
harus dikelola organisasi melalui proses yang sistematis dan
terstruktur. Proses ini sangat penting karena risiko yang tidak
terindentifikasi pada proses ini tidak akan ditangani pada proses-
proses selanjutnya. Proses ini juga harus mengupayakan untuk
mengindentifikasikan risiko-risiko baik yang dalam kendali
organisasi maupun diluarkendali organisasi(eksternal). Proses
tersebut dimulai dengan mengindentifikasikan secara
komperehensif, ekstensif dan intensif mengenai risiko apa saja
yang dapat terjadi, dimana dan bilamana. Setelah memperoleh
daftar risiko yang dapat terjadi maka dimulai analisis mengapa hal
tersebut dapat terjadi dan bagaimana terjadinya.
Sasaran indentifikasi risiko adalah mengembangkan
daftar sumber risiko dan kejadian yang komperehensif serta
memiliki dampak terhadap pencapaian sasaran dan target (atau
elemen kunci) yang terindentifikasi dari konteks. Dokumen utama
yang dihasilkan dalam proses ini adalah daftar risiko(risk register)
Komponen ResikoC.
Risiko dalam manajemen risiko bukan sekedar suatu
kejadian, peristiwa atau kondisi yang dapat berkembang/terjadi,
namun mencakup pula berbagai informasi yang terkait dengan
kejadian, peristiwa atau kondisi tersebut. Oleh karena itu dalam
proses identifikasi risiko, informasi yang dikumpulkan antara lain
mencakup:
o Sumber risiko;stake holder, benda atau kondisi lingkungan
yang dapat memicu timbulnya risiko.
Faktor risiko internal adalah faktor-faktor risiko yang terjadi
di dalam perusahaan atau proyek yang dapat dikontrol oleh
manusia. Risiko - risiko seperti ini biasanya timbul karena
masalah keuangan, organisasi, karyawan, lingkungan kerja,
perubahan produk dan masalah-masalah lain di dalam
perusahaan atau proyek yang tidak menunjang pencapaian
yang diharapkan. Akibatnya, terjadilah penundaan waktu
penyelesaian proyek, peningkatan biaya atau gangguan /
interupsi pada arus kas.
Faktor risiko eksternal adalah faktor-faktor risiko di luar
kontrol / kendali manusia, misalnya aktivitas di pasar uang /
pasar modal, kebijakan di bidang perpajakan, perubahan
lingkungan / alam (cuaca), dan lain-lain. Ketika risiko-risiko
ini terjadi, yang paling penting adalah bagaimana
menghadapinya. Contoh faktor risiko eksternal dalam
rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan
pulau Jawa dan Sumatra adalah gempa bumi yang kuat dan
tsunami, karena selat Sunda termasuk salah satu area di
dunia yang sangat sering diguncang gempa. Oleh karena itu,
jembatan itu harus dibangun dengan kekuatan yang
sanggup untuk menahan gempa bumi dan tsunami.o Kejadian : peristiwa yang dapat terjadi dan berdampak
terhadap pencapaian sasaran dan target.o Konsekuensi:dampak terhadap asset organisasi atau stake
holdero Pemicu (apa dan mengapa) : faktor-faktor yang menjadi
pemicu timbulnyao Suatu peristiwa berisikoo Pengendalian : langkah-langkah antisipasi dan pencegahan
awal yang dapat dilaksanakano Perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko itu dapat
terjadi elemen-elemen kunci diatas dapat bertambah ataumalah berkurang tergantung kebutuhan pada saatmenetapkan konteks manajemen risiko.
D. Cara Mengindentifikasi Resiko
o Identifikasi risiko berdasarkan tujuan.
Pendirian sebuah perusahaan tentulah mempunyai tujuan.
Jadi, peristiwa-peristiwa yang akan menyebabkan tidak
tercapainya sebagian atau seluruh tujuan perusahaan akan
diindentifikasikan sebagai risiko.
Contoh : Kebijakan moratorium / penghentian sementara
izin baru alih fungsi lahan gambut dan hutan alam menjadi Hutan
Tanaman Industri (HTI) yang akan mulai diberlakukan pada awal
tahun 2011 oleh Kementerian Kehutanan untuk semua sektor
industri, mulai dari perkebunan, pertambangan sampai kehutanan,
dapat diidentifikasikan sebagai risiko yang akan dihadapi oleh
pelaku bisnis di bidang perkebunan kelapa sawit, pertambangan
dan kehutanan yang telah merencanakan ekspansi bisnis sebagai
tujuan usaha mereka pada tahun 2010 sampai 2012, karena
dengan adanya kebijakan moratorium tersebut dapat membuat
tidak tercapainya sebagian / seluruh tujuan perusahaan.
o Identifikasi risiko berdasarkan skenario.
Skenario yang dibuat dimana skenario-skenario tersebut
merupakan alternatif-alternatif cara untuk mencapai tujuan
perusahaan. Jadi, peristiwa-peristiwa yang memicu terjadinya
alternatif skenario yang tidak diharapkan / di luar yang telah
ditetapkan perusahaan dapat diidentifikasikan sebagai risiko
Hasil dari identifikasi risiko adalah sebuah daftar berisi risiko-
risiko. Apa yang akan dilakukan terhadap risiko-risiko yang telah
didaftarkan itu tergantung dari sifat dari risiko-risiko itu.
Proses Identifikasi RisikoE.
Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang
ditangani dan kemampuan / keahlian / pengalaman dari tim
manajemen risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-
risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses
identifikasi risiko, antara lain :
1. Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan
peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan risiko bagi
perusahaan atau suatu proyek baru yang akan
dikembangkan / dirintis oleh perusahaan itu. Pada
umumnya, sebagian besar proses identifikasi risiko dimulai
dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal yang menjadi
perhatian tim pengembangan proyek. Contoh daftar
identifikasi risiko-risiko adalah manajemen, organisasi,
peraturan pemerintah, pihak ke tiga, kondisi ekonomi
perusahaan, lingkungan, dan lain-lain.
2. Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi
maka risiko-risiko itu harus dikelompokkan dalam beberapa
kelompok risiko yang sejenis. Pengelompokkan risiko-risiko
itu bertujuan untuk mencegah terjadinya pengulangan dan
membantu manajemen dalam proses menganalisa risiko-
risiko.
3. Pembentukan Tim, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan identifikasi risiko ?
Perusahaan dapat membentuk tim khusus untuk
mengidentifikasi risiko yang terdiri dari manajer proyek,
anggota-anggota proyek, tim manajemen risiko, ahli-ahli
dari luar tim proyek yang menguasai / memahami proyek
yang sedang dikerjakan, ahli manajemen risiko dan
pemegang saham.
Teknik-teknik yang Dipakai Dalam Mengidentifikasi RisikoF.
1. Kumpulkan informasi
misalnya dengan cara : Tukar pikiran diantara tim dan
mintalah setiap orang untuk mengidentifikasi area-area
mana saja yang berpotensi risiko. Setiap orang mungkin
bisa menuliskan 3 (tiga) sampai 5 (lima) peristiwa-peristiwa
yang mengandung risiko di areanya masing-masing.
Dimulai dari risiko utama sampai pada risiko-risiko yang
lebih kecil yang merupakan bagian dari risiko utama itu. Di
papan tulis, orang pertama dapat menulis di baris pertama,
dilanjutkan dengan orang berikutnya untuk menghindari
duplikasi dan menghemat waktu. Keuntungan dari cara ini
adalah masukan dari seseorang dapat memicu timbulnya
masukan lain dari orang berikutnya.
2. Interview
3. Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
and Threats)
4. Pengalaman pribadi dan intuisi
o Buatlah sebuah daftar berisi risiko-risiko berdasarkan
pengalaman masa lalu atau pelajaran-pelajaran yang
dapat diambil dari proyek sejenis
o Lakukan pemetaan dimana kita harus membuat
kategori risiko dari seluruh risiko yang telah
diidentifikasikan tersebut.
Risiko – risiko yang telah diidentifikasi dapat
dikategorikan dalam :
o Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan
diprediksi akan terjadi terus menerus, tapi kita tidak
mengetahui bagaimana atau berapa besar dampak
kerugian yang ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu
terjadi : perubahan dalam kondisi pasar, ketentuan-
ketentuan operasional, perubahan dalam sosial,
politik dan lingkungan, perubahan dalam
perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata uang,
tidak stabilnya tingkat suku bunga, inflasi), kondisi
cuaca yang ekstrim, perubahan selera pelanggan,
tidak tersedianya bahan mentah, dll. Contoh :
kenaikan harga kertas merupakan salah satu risiko
yang diidentifikasi oleh penerbit buku. Kenaikan harga
kertas +/- 40% pada tahun 2010 ini memukul industri
buku. Penjualan buku menurun karena lonjakan harga
buku.
o Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko, tapi
jarang terjadi dan kita berusaha melakukan tindakan
untuk menghindari kerugian akibat peristiwa-
peristiwa itu. Contoh : bencana alam (banjir,
kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi),
tidak tersedianya bahan mentah, terbatasnya /
kurangnya modal kerja / pendanaan untuk suatu
proyek, faktor-faktor eksternal seperti terorisme,
sabotase, perang, dll
o Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang
terjadi di dalam internal bisnis / organisasi. Contoh :
tujuan perusahaan yang tidak realistis, manajemen
yang tidak kompeten, minimnya kepemimpinan
manajemen, sistim komunikasi yang tidak berjalan
baik di dalam perusahaan, karyawan mogok kerja,
prosedur seleksi / rekrutmen karyawan yang tidak
memadai, tugas & tanggung jawab yang tidak jelas.
o Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang
bersifat teknis : bekerja dalam kondisi yang tidak
aman dapat menyebabkan kecelakaan, tingkat
keamanan kerja yang tidak sesuai standar, dll.
o Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan /
peraturan pemerintah,
pergantian kabinet, dll.
Sophie D. Fandini di 10:31 AM
o Hukum dan peraturan pemerintah
Contoh : Berdasarkan Ketentuan Badan Standar
Nasional Indonesia No. 13-6910-2002 tentang
Operasi Pengeboran Darat dan Lepas Pantai di
Indonesia, maka sumur-sumur pengeboran harus
berjarak sekurang-kurangnya 100 meter dari jalan
umum, rel kereta api, perumahan atau tempat-
tempat lain dimana sumber nyala api dapat timbul
dan berdasarkan Perda No. 16 tahun 2003
peruntukan lokasi sebenarnya bukan untuk
pertambangan. Tetapi, fakta yang terjadi adalah
jarak sumur pengeboran gas bumi di Porong,
Sidoarjo, Jawa Timur dengan pemukiman penduduk
terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan pengeboran
dilakukan di kawasan industri. Hal ini merupakan
risiko yang harus diidentifikasi oleh Lapindo Brantas
Inc. sebelum melakukan pengeboran. Karena, bila
terjadi kecelakaan pada saat pengeboran, maka
ekologi dan manusia di sekitar lingkungan akan
terkena dampaknya. Pihak Lapindo pun harus
menanggung kerugian finansial bila terjadi
kesalahan pengeboran.
5. Analisa daftar risiko-risiko tersebut
Suatu proses Analisa identifikasi risiko akan menghasilkan
daftar risiko yang memuat informasi mengenai risiko-risiko
yang telah diidentifikasikan, akar penyebab terjadinya risiko
dan kategori risiko-risiko.Identifikasi Resiko perlu dilakukan
secara terus menerus karena risiko-risiko baru bisa saja
muncul ke permukaan ketika suatu proyek sedang berlangsung
/ dikerjakan.
Berbagi
Buat sebuah Link
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
‹ ›Beranda
Lihat versi web
Sophie D. FandiniLumajang, Malang, Jawa Timur, Indonesia
Beranilah bermimpi karena Hidup berawal dari mimpi
Lihat profil lengkapku
About Me
Diberdayakan oleh Blogger