campak jerman

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala- gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nveri limfonodi pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior. Campak Jerman atau rubella ini biasanya hanya menyerang anak-anak sampai usia belasan tahun. 1,3 Apabila penyakit ini menyerang anak yang lebih tua dan dewasa, terutama wanita dewasa, infeksi kadang- kadang dapat berat, dengan manifestasi keterlibatan sendi dan purpura. Dan bila bila penyakit ini menyerang ibu yang sedang mengandung dalam tiga bulan pertama, bisa menyebabkan cacat bayi waktu dilahirkan. Rubella pada awal kehamilan dapat menyebabkan anomali kongenital berat. Sindrom rubella kongenital adalah penyakit menular aktif dengan keterlibatan multisistem, spektrum ekspresi klinis luas, dan periode infeksi aktif pascalahir dengan pelepasan virus yang lama. 3,4

Upload: putri-rahma-fanni

Post on 18-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rubella

TRANSCRIPT

Page 1: Campak Jerman

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim

biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan

campak ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nveri limfonodi

pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior. Campak Jerman atau

rubella ini biasanya hanya menyerang anak-anak sampai usia belasan tahun.1,3

Apabila penyakit ini menyerang anak yang lebih tua dan dewasa, terutama

wanita dewasa, infeksi kadang-kadang dapat berat, dengan manifestasi

keterlibatan sendi dan purpura. Dan bila bila penyakit ini menyerang ibu yang

sedang mengandung dalam tiga bulan pertama, bisa menyebabkan cacat bayi

waktu dilahirkan. Rubella pada awal kehamilan dapat menyebabkan anomali

kongenital berat. Sindrom rubella kongenital adalah penyakit menular aktif

dengan keterlibatan multisistem, spektrum ekspresi klinis luas, dan periode

infeksi aktif pascalahir dengan pelepasan virus yang lama.3,4

Anak laki-laki dan wanita sama-sama terkena. Pada populasi yang rapat

seperti institusi dan Asrama tentara, hampir 100% dari individu yang rentan

dapat terinfeksi. Pada kelompok keluarga penyebaran virus kurang: 50-60%

anggota keluarga yang rentan mendapat penyakit. Rubella biasanya terjadi

selama musim semi.1

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan referat ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.

1.2.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penulisan referat ini adalah mahasiswa

dapat mengetahui dan memahami tentang Rubella.

Page 2: Campak Jerman

2

1.2.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan referat ini adalah :

1. Mahasiwa dapat mengetahui dan memahami tentang definisi Rubella;

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang epidemiologi

Rubella;

3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang etiologi Rubella;

4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang patofisiologi

Rubella;

5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang manifestasi

klinis Rubella;

6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang diagnosa

Rubella;

7. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang diagnosa

banding Rubella;

8. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang penatalaksanaan

Rubella;

9. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang komplikasi dan

prognosis Rubella;

10. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang pencegahan

Rubella.

Page 3: Campak Jerman

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi

Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim

biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan

campak ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nyeri limfonodi

pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior. Campak Jerman atau

rubella ini biasanya hanya menyerang anak-anak sampai usia belasan tahun.1,2,3

2.2. Epidemiologi

Manusia adalah satu-satunya hospes alamiah rubella, yang disebarkan oleh

droplet oral atau secara transplasenta melalui infeksi congenital. Rubella

terdistribusi secara luas di seluruh dunia. Sebelum pembentukan program vaksin

rubella pada tahun 1969, puncak insiden penyakit adalah pada anak umur 5-14

tahun. Sekarang kebanyakan kasus terjadi pada remaja dan dewasa muda yang

rentan.

Epidemi rumah sakit diantara pegawai, dengan penularan pada penderita

yang rentan, telah membantu rumah sakit mensyaratkan bahwa pegawai yang

mempunyai kontak dengan penderita harus imun terhadap rubella. Anak laki-laki

dan wanita sama-sama terkena. Pada populasi yang rapat seperti institusi dan

Asrama tentara, hampir 100% dari individu yang rentan dapat terinfeksi. Pada

kelompok keluarga penyebaran virus kurang: 50-60% anggota keluarga yang

rentan mendapat penyakit. Rubella biasanya terjadi selama musim semi.

Pada tahun 1989 – 1990 sejumlah kasus rubella menyerang lebih banyak

pada anak remaja di atas umur 15 tahun dan dewasa diperkirakan karena

kegagalan vaksinasi pada setiap individu. Resiko terserang rubella kembali

menurun untuk semua umur dan dilaporkan kasus di Amerka Serikat pada tahun

1999 sebanyak 267. Penyakit ini dapat sukar didiagnosis secara klinis karena

Page 4: Campak Jerman

4

ruam enterovirus dan ruam yang lain dapat menampilkan penampakan yang

serupa. Satu serangan biasanya memberikan imunitas permanen. Epidemi terjadi

setiap 6-9 tahun sebelum vaksin tersedia.1

2.3. Etiologi

Rubella disebabkan oleh virus yang mengandung-RNA pleomorfik, yang

sekarang didaftar pada famili Togaviridae, genus Rubivirus. Virus ini sferis,

berdiameter 50-60 nm, dan berisi asam ribonukleat helai-tunggal. Virus biasanya

diisolasi pada biakan jaringan, dan keberadanya diperagakan oleh kemampuan

sel ginjal kera hijau Afrika (African green monkey kidney) [AGMK] terinfeksi

rubella menahan tantangan dengan enterovirus. Selama penyakit klinis virus

berada dalam sekresi nasofaring, darah, tinja, dan urin. Virus telah ditemukan

dari nasofaring 7 hari sebelum eksantem, dan 7-8 hari sesudah menghilangnya.

Penderita dengan penyakit subklinis juga infeksius.2.3,5

2.4. Patofisiologi

Mekanisme penularan melalui droplet dari sekret nasofaring penderita. Saat

tubuh terpapar virus rubella virus melekat dan menginvasi sel-sel epitel

saluran pernafasan atas melalui proses endositosis menyebar ke sistem

limfatik regional secara hematogen dan bereplikasi di jaringan limfoid nasofaring

dan saluran pernafasan atas viremia menyebar ke organ-organ lain,

termasuk persendian hingga kapiler kulit. Proses infeksi berlangsung selama 11-

14 hari, dengan masa penularan sejak 5 hari sebelum hingga 6 hari sesudah

timbulnya ruam.1,2

2.5. Manifestasi Klinis

Keluhan yang dirasakan biasanya lebih ringan dari penyakit campak.

Bercak-bercak mungkin juga akan timbul tapi warnanya lebih muda dari campak

biasa. Biasanya bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik-titik

kecil berwarna merah muda. Dalam waktu 24 jam, bercak tersebut menyebar ke

Page 5: Campak Jerman

5

badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Bercak-bercak ini

biasanya hilang dalam waktu 1 sampai 4 hari.

Masa inkubasi adalah 14-21 hari. Tanda yang paling khas adalah adenopati

retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital. Tidak ada penyakit

lain yang menyebabkan pembesaran nyeri limfonodi ini yang sampai sebesar

limfonodi rubella. Ruam ini terdiri dari bintik-bintik merah tersendiri pada

palatum molle yang dapat menyatu menjadi warna kemerahan dan meluas pada

rongga belakang mulut yang dikenal sebagai Forscheimer spot. Limfadenopati

jelas pada sekitar 4 jam sebelum ruam muncul dan dapat tetap selama 1 minggu

atau lebih.

Eksantemnya lebih bervariasi daripada eksantem rubeola. Eksantem mulai

pada muka dan menyebar dengan cepat. Evolusinya begitu cepat sehingga dapat

menghilang pada muka pada saat ruam lanjutannya muncul pada badan.

Makulopapula tersendiri ada pada sejumlah kasus; ada juga daerah kemerahan

yang luas yang menyebar dengan cepat ke seluruh badan, biasanya dalam 24 jam.

Ruam dapat menyatu, terutama pada muka. Selama hari kedua ruam dapat

mempunyai gambaran sebesar ujung jarum, terutama di seluruh tubuh,

menyerupai ruam demam skarlet. Dapat terjadi gatal ringan. Erupsi biasanya

jelas pada hari ke 3. Deskuamasi minimal.

Mukosa faring dan konjungtiva sedikit meradang. Berbeda dengan rubeola,

tidak ada fotofobia. Demam ringan atau tidak selama ruam dan menetap selama

1, 2, atau kadang-kadang 3 hari. Suhu jarang melebihi 38oC (101oF). Anoreksia,

nyeri kepala, dan malaise tidak biasa.1,2,3

2.6. Diagnosa

Untuk mendiagnosa pasti suatu rubella, dapat dilakukan dengan isolasi virus,

hanya saja ini sulit dilakukan dan biayanya juga mahal atau dapat pula dengan

titer antibodi. Tes yang biasa dilakukan adalah tes ELISA untuk antibodi IgG dan

IgM. Antibodi hemaglutinasi-inhibisi (HI) merupakan metode penentuan

Page 6: Campak Jerman

6

imunitas biasa terhadap rubella. Beberapa uji yang lebih baru termasuk aglutinasi

lateks, immunoassay enzim, dan immunoassay fluoresen sensitivitasnya tampak

sama atau lebih baik dari pada uji HI. Immunoglobulin (Ig) M spesifik-rubella

dapat ada dalam darah bayi baru lahir yang terkena.1,3

2.7. Diagnosa Banding

Karena gejala serupa dan ruam dapat terjadi pada banyak infeksi virus yang

lain, rubella merupakaan penyakit yang sukar untuk didiagnosis secara klinis

kecuali bila penderita ditemukan selama epidemi. Riwayat telah mendapat

rubella atau vaksin rubella tidak dapat dipercaya; imunitas harus ditentukan

dengan uji untuk antibodi. Terutama pada bentuk lebih berat, rubella dapat

terancukan dengan tipe demam skarlet dan rubeola ringan. Roseola infantum

(eksantema subitum) dibedakan dari rubella oleh keparahan demamnya dan oleh

munculnya ruam pada akhir episode demam bukannya pada saat gejala-gejala

dan tanda-tandanya sedang naik.

Ruam karena obat mungkin sangat sukar dibedakan dari rubella.

Pembesaran khas limfonodi sangat mendukung diagnosis rubella. Pada

mononukleosis infeksiosa ruam dapat terjadi menverupai ruam rubella, dan

pembesaran limfonodi pada setiap penyakit dapat menimbulkan kerancuan.

Tanda-tanda hematologik mononukleosis infeksiosa akan cukup membedakan

dua penyakit tersebut. Infeksi enterovirus yang disertai dengan ruam dapat

dibedakan dari beberapa keadaan pada manifestasi pernafasan atau saluran cerna

dan tidak adanya adenopati retroaurikuler.1,4,5

2.8. Penatalaksanaan

Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan pada rubella adalah

simptomatis. Adamantanamin hidroklorida (amantadin) telah dilaporkan efektif

in vitro dalam menghambat stadium awal infeksi rubella pada sel yang

dibiakkan.1,2,3

2.9. Komplikasi dan Prognosis

Page 7: Campak Jerman

7

Komplikasi rubella jarang dijumpai pada anak-anak. Neuritis dan arthritis

kadang-kadang terjadi, ensefalitis serupa dengan ensefalitis yang ditemukan pada

rubeola yang terjadi pada sekitar 1/6000 kasus. Prognosis rubella anak adalah

baik.1,2

2.10. Pencegahan

Pada orang yang rentan, proteksi pasif dari atau pelemahan penyakit dapat

diberikan secara bervariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum

(GIS) yang diberikan dengan dosis besar (0,25-0,50 mL/kg atau 0,12-0,20 mL/lb)

dalam 7-8 hari pasca pemajanan. Efektivitas globulin imun tidak dapat

diramalkan. Tampaknya tergantung pada kadar antibodi produk yang digunakan

dan pada faktor yang belum diketahui. Manfaat GIS telah dipertanyakan karena

pada beberapa keadaan ruam dicegah dan manifestasi klinis tidak ada atau

minimal walaupun virus hidup dapat diperagakan dalam darah. Bentuk

pencegahan ini tidak terindikasi, kecuali pada wanita hamil nonimun.

Program vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan

terhadap rubella. Di Amerika Serikat mengharuskan untuk imunisasi semua laki-

laki dan wanita umur 12 dan 15 bulan serta pubertas dan wanita pasca pubertas

tidak hamil. Imunisasi adalah efektif pada umur 12 bulan tetapi mungkin tertunda

sampai 15 bulan dan diberikan sebagai vaksin campak-parotitis-rubella (measles-

mumps-rubella [MMR]).1,2

BAB III

KESIMPULAN

Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim

biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama yang ringan, ruam serupa dengan

Page 8: Campak Jerman

8

campak ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nyeri limfonodi

pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior. Rubella disebabkan oleh virus

yang mengandung-RNA pleomorfik, yang sekarang didaftar pada famili Togaviridae,

genus Rubivirus. Mekanisme penularan melalui droplet dari sekret nasofaring

penderita. Proses infeksi berlangsung selama 11-14 hari, dengan masa penularan

sejak 5 hari sebelum hingga 6 hari sesudah timbulnya ruam. Untuk mendiagnosa pasti

suatu rubella, dapat dilakukan dengan isolasi virus. Tes yang biasa dilakukan adalah

tes ELISA untuk antibodi IgG dan IgM. Antibodi hemaglutinasi-inhibisi (HI)

merupakan metode penentuan imunitas biasa terhadap rubella. Pengobatan rubella

merupakan pengobatan simptomatis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman RE., Kliegman RM., Arvin AM. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan

Anak: “Infeksi Virus-Rubella” (Edisi ke-15). Terjemahan Oleh: Maldonado,

Y., EGC, Jakarta, Indonesia, hal. 1072.

Page 9: Campak Jerman

9

2. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak, bagian IKA RSMH, 2012.

3. James, C. 2000. Rubella. Dalam: Kandun, I.N (Editor). Manual

Pemberantasan Penyakit Menular (hal. 453 – 456). Balai Penerbit FKUI,

Jakarta, Indonesia.

4. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2.

Jakarta.2005.

5. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Erlangga, Semarang, Indonesia, hal. 71