campak

21
Demam dan Ruam-ruam Kemerahan pada Penyakit Campak Priskila Regina Maria Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana 102011281 Email : [email protected] Pendahuluan Penyakit campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Negara berkembang lainnya. Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 4 stadium yaitu stadium inkubasi, stadium prodromal, stadium erupsi dan konvalesen. Gejala awal yang ditemui berupa demam, konjungtivitis, pilek, batuk, dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak koplik). Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari penderita. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 1-2 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh campak Dalam makalah ini akan membahas gejala demam disertai bintik-bintik kemerahan pada kulit. Diagnosis banding yang menjadi indikasi untuk diagnosis adalah measles, roseola infantum, rubella serta varicella. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang anak berusia

Upload: christina-agustin

Post on 11-Dec-2014

31 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: campak

Demam dan Ruam-ruam Kemerahan pada Penyakit Campak

Priskila Regina Maria

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

102011281

Email : [email protected]

Pendahuluan

Penyakit campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah

bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Negara berkembang lainnya. Campak atau morbili

adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 4 stadium yaitu stadium inkubasi, stadium

prodromal, stadium erupsi dan konvalesen. Gejala awal yang ditemui berupa demam,

konjungtivitis, pilek, batuk, dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih

kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak koplik).

Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari

penderita. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 1-2 hari sebelum timbulnya

ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan

seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh campak

Dalam makalah ini akan membahas gejala demam disertai bintik-bintik kemerahan

pada kulit. Diagnosis banding yang menjadi indikasi untuk diagnosis adalah measles, roseola

infantum, rubella serta varicella. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan juga

pemeriksaan penunjang anak berusia 2 tahun tersebut diduga menderita penyakit campak.

Disini juga akan dibahas mengenai etiologi, epidemiologi, patogenesis, diagnosis,

komplikasi, pengobatan serta pencegahan penyakit campak.

Anamnesis

Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan

memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien

untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien.

Anamnesa dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu auto anamnesa dan allo anamnesa. Auto

anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan langsung kepada pasien karena pasien kuasa atau

mampu melakukan tanya jawab. Allo anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan secara tak

langsung karena pasien tak kuasa mampu melakukan tanya jawab. Misal : belum dewasa/

Page 2: campak

masih kanak-kanak , tidak sadar, tidak dapat berkomunikasi atau dalam keadaan gangguan

jiwa. 1 Di dalam skenario ini, anamnesa yang dilakukan adalah secara allo anamnesa dari

orang tua pasien karena pasien masih berusia 2 tahun.

1. Keluhan Utama

Keluhan utama adalah keluhan yang mendorong pasien datang berobat ke rumah sakit

atau puskesmas/klinik atau ke praktek dokter. Keluhan utama merupakan dasar untuk

memulai evaluasi pasien. Dalam komunikasi dokter-pasien, usahan menggunakan bahasa

awam yang mudah dimengerti oleh pasien. 1 Dalam skenario ini, keluhan utamanya adalah

demam sejak 3 hari yang lalu serta terdapat bintik-bintik kemerahan pada wajahnya.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang adalah riwayat perjalanan penyakit secara kronologis yang

merupakan keluhan pasien dari awal dirasakan kemudian keluhan berkembang, meluas dan

makin berat sehingga sampai pada keluhan utama. 1 Dalam skenario ini, hal-hal yang perlu

ditanyakan, yaitu :

Menanyakan intensitas dan sifat panas serta waktu serangan panas

Menanyakan keluhan tambahan (bentuk bintik-bintik, waktu terjadinya bintik-

bintik, penyebaran bintik, batuk, pilek, mata merah)

Perkembangan/perburukan penyakit (termasuk obat-obat yang telah diminum

dan hasilnya)

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit dahulu merupakan riwayat penyakit yang pernah diderita di masa

lampau yang mungkin berhubungan dengan penyakit yang dialaminya sekarang. 1

4. Riwayat Pribadi

Riwayat pribadi merupakan segala hal yang menyangkut pribadi pasien. Mengenai

peristiwa penting pasien dimulai dari keterangan kelahiran serta hubungan pasien dengan

keluarga dekat. 1 Termasuk dalam riwayat pribadi adalah riwayat kelahiran, riwayat

imunisasi, riwayat nutrisi, tumbuh kembang serta riwayat makan.

5. Riwayat Sosial Ekonomi

2

Page 3: campak

Riwayat keluarga meliputi segala hal yang berkaitan dengan lingkungan tempat

tinggal, hygiene, social ekonomi dan pekerjaan kedua orangtuanya. 1

6. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga meliputi segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter

dan kontak antar angggota keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien, apakah

dikeluarganya ada yang mengalami penyakit yang serupa. Dalam hal ini, faktor-faktor sosial

keluarga turut mempengaruhi kesehatan penderita. 1

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kasus skenario 6, dapat ditemukan tanda-

tanda berikut ini :

oMata : terdapat konjungtivitis (by lateral), fotophobia (silau terhadap cahaya)

oKepala : sakit kepala

oHidung : Banyak terdapat sekret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung

oMulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.

oKulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher,

muka, lengan dan kaki ( pada stad. Konvalensi ), evitema, panas ( demam ).

oPernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum

oTumbuh Kembang : BB, TB, BB lahir, tumbuh kembang R/ imunisasi.

oPola Defekasi : BAK, BAB, diare

oStatus Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan

Pemeriksaan Penunjang

Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya multinucleated

giant sel yang khas. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test

dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 – 3 hari

setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian. 2

Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat apabila

ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk

memastikan adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2

hari pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan

pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative. Titer IgM mulai sulit diukur pada

4 minggu setelah muncul rash. Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash

3

Page 4: campak

muncul, terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah

onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles dapat

diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok

selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif

selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. 2

Penyakit Campak

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang

sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat

mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak

golongan Paramyxovirus. Virus ini terdapat dalam darah dan sekret (cairan) nasofaring

(jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam

setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir. 2-4

Cara penularan melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah

(droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili/campak. Artinya,

seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di

kendaraan atau di mana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 3 hari

sebelum timbulnya ruam kulit dan 4-6 hari setelah ruam kulit ada. 2-4

1. Etiologi

Virus campak merupakan paramiksovirus RNA dengan satu tipe antigenik. Virus ini

stabil pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat ditanam pada sel manusia dan kera, dengan

perubahan sitopatik yaang dapat dilihat dalam 5-10 hari. Virus campak adalah organisme

yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia. Pada temperatur

kamar selama 3-5 hari virus kehilangan 60% sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif minimal

34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu

dalam temperatur 35˚C, beberapa hari pada suhu 0˚C, dan tidak aktif pada pH rendah. 2-4

2. Epidemiologi

Campak sangat menular, terutama melalui droplet selama stadium prodromal

(kataral). Individu yang terinfeksi dapat menularkan 3 hari sebelum munculnya ruam yang

khas. Masa inkubasi adalah 8-12 hari sejak pemajanan sampai timbulnya gejala dan 14 hari

sejak pemajanan sampai timbulnya ruam. Adanya giant cells dan proses peradangan

4

Page 5: campak

merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema,

bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. 2-4

Musim yang baik untuk terjadinya wabah penyakit campak adalah musim dingin dan

permulaan musim semi, mungkin karena masa hidup virus lebih panjang pada kelembaban

yang relatif lebih rendah. Pada daerah yang tidak tersedia vaksinasi campak, campak bersifat

endemik dam menyebabkan sekitar 1 juta kematian per tahun. Orang-orang yang rentan

terhadap campak adalah: bayi berumur lebih dari 1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan

imunisasi, remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua. 2-4

Kira-kira 30 juta kasus campak dilaporkan setiap tahunnya. Insiden terbanyak terjadi

di Afrika. Biasanya penyakit campak ini terjadi pada masa anak dan kemudian menyebabkan

kekebalan seumur hidup. Berdasarkan penelitian di Amerika, lebih dari 50% kasus campak

terjadi pada usia 5-9 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita campak akan

mendapat kekebalan secara pasif melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan, dan setelah itu

kekebalan menurun sehingga bayi dapat menderita campak. Bila si ibu belum pernah

menderita campak, maka bayi yang dilahirkannya tidak mempunyai kekebalan sehingga

dapat menderita campak begitu dilahirkan. Bila seorang wanita menderita campak ketika dia

hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus. Bila menderita

campak pada usia kehamilan trimester pertama, kedua atau ketiga maka mungkin dapat

melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan, atau seorang anak dengan berat badan

lahir rendah atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. 2

3. Patogenesis

Partikel virus menginfeksi saluran pernapasan dan menyebar ke kelnjar getah bening

regional. Viremia primer menyebabkan virus. Sesudah replikasi virus, terjadi viremia

sekunder 5-7 hari sesudah infeksi awal karena monosit terinfeksi virus dan leukosit lain

menyebarkan virus ke saluran pernapasan, kulit dan organ lain. Tempat-tempat terinfeksi ini

dimanifestasikan sebagai ruam dan gejala klasik batuk, pilek dan conjungtivis. Bukti

histologis meliputi adanya sel raksasa multinuklear dan pembentukan sinsitium. Virus

ditemukan pada sekresi pernapasan, darah, dan urine individu yang terinfeksi. 2-4

4. Manifestasi Klinis

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari (referensi lain menyebutkan sekitar 10-20

hari) setelah terinfeksi, yaitu berupa: – nyeri tenggorokan – hidung meler – batuk – nyeri otot

– demam – mata merah – fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau). Namun, gejala ini tidak

5

Page 6: campak

semuanya terjadai pada tiap penderita tergantung dari stamina masing-masing. Gejala klinis

dibagi menjadi 4 stadium, yakni: Stadium inkubasi, stadium prodromal, stadium timbulnya

bercak (erupsi), stadium masa penyembuhan (konvalesen). 2-4

a. Inkubasi : Biasanya tanpa gejala dan berlangsung 8-12 hari.

b. Prodromal

Biasanya berlangsung 2-3 hari. Gejala yang utama muncul adalah demam, yang terus

meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 38,30C pada hari ke- 4 atau 5, yaitu pada saat

ruam muncul. Gejala lain yang juga bisa muncul batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan,

stomatitis, konjungtivitis, fotofobia (takut cahaya), dan diare karena adanya peradangan

saluran pernapasan dan pencernaan. Pada stadium ini, gejalanya mirip influenza.

Namun diagnosa ke arah Morbili dapat dibuat bila 2-3 hari kemudian muncul bintik putih

kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik).di dinding pipi bagian dalam (mukosa bukalis)

dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam 2 minggu terakhir. 2-4

Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dikelilingi eritema hampir

selalu didapatkan pada akhir stadium prodromal. Bercak Koplik ini muncul pada hari ke 2-3

dan menghilang setelah 1-2 hari munculnya rash. Cenderung terjadi berhadapan dengan

molar bawah, terutama molar 3, tetapi dapat menyebar secara tidak teratur pada mukosa

bukal yang lain. 2-4

c. Erupsi (Rash)

Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul terjadi sekitar 2-5 hari

setelah stadium prodomal. Ditandai dengan: demam meningkat, bercak merah menyebar ke

seluruh tubuh, disertai rasa gatal. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang

mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Ruam ini muncul pertama pada

daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat pada

seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama

24 jam berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha.

Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Bertahan

selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5 °C.

Penderita saat ini mungkin tampak sangat sakit, tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun

mereka pada dasarnya tampak baik. 2-4

6

Page 7: campak

Selain itu, batuk dan diare menjadi bertambah parah sehingga anak bisa mengalami

sesak nafas atau dehidrasi. Tidak jarang pula disertai muntah dan anoreksia. Otitis media,

bronkopneumonia, dan gejala-gejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih sering

pada bayi dan anak kecil. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Terjadi

pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Dapat

pula terjadi sedikit splenomegali. Ketika ruam mencapai kaki pada hari ke 2-3, ruam ini

mulai menghilang dari muka. Hilangnya ruam menuju ke bawah pada urutan yang sama

dengan ketika ruam muncul. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas

(hiperpigmentasi) yang akan menghilang setelah 1-2 minggu. Hiperpigmentasi merupakan

gejala yang patognomonik untuk morbili. 2-4

d. Stadium masa penyembuhan (konvalesen)

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)

yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering

ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik

untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema dan eksantema ruam kulit

menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada

komplikasi. 2-4

5. Komplikasi

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun

komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak.

Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak: 3,4

Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah

Miokarditis dan adenitis mesenterika merupakan komplikasi yang

jarang

Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit),

sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan

Ensefalomielitis (radang otak) : Dapat terjadi sebagai komplikasi

pada anak yang sedang menderita campak atau dalam satu bulan setelah mendapat

imunisasi dengan vaksin virus campak hidup, pada penderita yang sedang mendapat

7

Page 8: campak

pengobatan imunosupresif dan sebagai Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE).

Terjadi pada 1-2 dari 1,000-2.000 kasus. Dan biasanya terjadi 2-5 hari setelah

munculnya ruam. Encefalitis awal mungkin disebabkan oleh aktivitas virus dalam

otak, sedangkan ensefalitis dengan onset lambat merupakan fenomena demielinisasi

dan mungkin sudah imunopatologis

Bronkopnemonia (infeksi saluran napas) : Dapat disebabkan oleh

virus morbilia atau oleh Pneuomococcus, Streptococcus, Staphylococcus.

Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak

dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun misalnya tuberkulosis,

leukemia dan lain-lain.

Otitis media akut (infeksi telinga) : Dapat terjadi karena infeksi

bakterial sekunder.

Laringitis (infeksi laring)

Diare

Kejang Demam (step)

6. Diagnosis

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan,

serta gejala-gejala yang khas yang terlihat, anak berusia 2 tahun tersebut diduga menderita

penyakit campak. Hal tersebut didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :

Anamnesis

Anak dengan panas 3 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai

atau di diagnosis banding morbili.

Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.

Dapat disertai diare dan muntah.

Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis,

ekimosis.

Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu

sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak. 2-4

8

Page 9: campak

Pemeriksaan fisik

Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya

tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.

Anak batuk, pilek, fotophobia

Pada umumnya anak tampak lemah.

Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).

Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang

munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi,

muka, dan kemudian seluruh tubuh. 2-4

Pemeriksaan penunjang :

Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan

laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat ditemukan sel raksasa berinti

banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi dari virus campak dapat dilihat dengan

pemeriksaan Hemagglutination-inhibition (HI), complement fixation (CF), neutralization,

immune precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi IgM-IgG, dan fluorescent

antibody (FA). Pemeriksaan HI dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu serum akut

pada masa prodromal dan serum sekunder pada 7 – 10 hari setelah pengambilan sampel

serum akut. Hasil dikatakan positif bila terdapat peningkatan titer sebanyak 4x atau lebih.

Serum IgM merupakan tes yang berguna pada saat munculnya ruam. Serum IgM akan

menurun dalam waktu sekitar 9 minggu, sedangkan serum IgG akan menetap kadarnya

seumur hidup. Pada pemeriksaan darah tepi, jumlah sel darah putih cenderung menurun.

Pungsi lumbal dilakukan bila terdapat penyulit encephalitis dan didapatkan peningkatan

protein, peningkatan ringan jumlah limfosit sedangkan kadar glukosa normal. 2,4

7. Diagnosis banding

Gejala umum penyakit campak yang paling menonjol adalah munculnya ruam pada

kulit. Gejala klinik penyakit campak yang klasik adalah demam tinggi selama 2-3 hari,

kemudian diikuti dengan munculnya ruam pada kulit bersamaan dengan munculnya respon

imun di dalam tubuh. Tetapi cukup banyak penyakit infeksi virus lain yang juga

menunjukkan gejala deman dan ruam pada kulit sperti rubella, eksantema subitum (HHV6)

dan varicella. 2,4

9

Page 10: campak

German measles (Rubela)

Virus rubella dapat diperoleh secara kongenital. Virus dapat ditemukan pada sekresi

nasofaring sekitar 50-60% bayi yang berumur 3 bulan dan sekitar 10% dari bayi yang

berumur 9-12 bulan. Pada penyakit ini tidak ada fase prodomal, bercak koplik, tetapi ada

pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.

Ruam mulai dari wajah dan menyebar ke tubuh; ruam ini berlangsung 3 hari. Ruam ini terdiri

dari bintik-bintik merah tersendiri pada palatum molle yang dapat menyatu menjadi warna

kemerahan dan meluas pada rongga belakang mulut. 3,4

Eksantema subitum.

Roseola sering terjadi pada umur 6-18 bulan; sangat jarang terjadi pada bayi berumur

kurang dari 6 bulan karena dalam tubuh bayi masih ada antibodi maternal yang didapat dari

ibu pada saat berada dalam kandungan. Penyakit ini adalah penyakit infeksi virus yang

menyebabkan ruam pada kulit. Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. Demam

turun dengan kiris pada hati ke 3-4. Ketika suhu kembali normal, erupsi makular atau

makulopapular tampak diseluruh tubuh, mulai pada badan menyebar ke lengan dan leher

melibatkan muka dan kaki sampai beberapa tingkat. Ruam menghilang dalam 3 hari.

Deskuamasi jarang dan biasanya tidak ada pigmentasi. Roseola infantum (eksantema

subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam

menghilang. 4,5

Varicella

Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah,

lesu, dan lemah (gejala prodromal). Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit

yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di kulit kepala, muka atau batang tubuh

lalu menyebar ke extremitas. Ruam ini terbatas kurang dari 10 lesi. Kemerahan pada kulit ini

lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin

terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan

maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan

meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). 4

8. Pengobatan

10

Page 11: campak

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat.

Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat, pemberian cairan yang

cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi

apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, obat batuk, pilek, dan vitamin A 100.000 Unit

untuk anak usia 6 bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit untuk anak usia >1 tahun. Vitamin

A diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak, menurunkan

morbiditas campak juga berguna untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah limfosit total.

Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu >39,5˚C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit atau

adanya komplikasi. 3

Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya hanya

bersifat symtomatik, yaitu : memperbaiki keadaan umum, antipiretik bila suhu tinggi,

edativum dan obat batuk. Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis

tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis. 3

9. Pencegahan

Pencegahan Tingkat Awal (Premordial Prevention)

Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam

tahap prepatogenesis atau penyakit belum tampak yang dapat dilakukan dengan

memantapkan status kesehatan balita dengan memberikan makanan bergizi sehingga dapat

meningkatkan daya tahan tubuh. 6

Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mencegah seseorang terkena

penyakit campak, yaitu : 6

o Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan imunisasi

campak untuk semua bayi.

o Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin

biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi/campuran dengan gondongan dan campak

Jerman (vaksin MMR/mumps/gondongan, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau

lengan atas. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua

11

Page 12: campak

diberikan pada usia 4-6 tahun. Jika hanya mengandung campak, vaksin campak untuk bayi

diberikan pada usia 9 bulan. 3-6

Imunisasi Aktif

Termasuk dalam Program Imunisasi Nasional. Dianjurkan pemberian vaksin campak

dengan dosis 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml secara subkutan pada usia 9 bulan. Imunisasi

ulangan diberikan pada usia 4-6 tahun melalui program BIAS. 6

Imunisasi Pasif (Imunoglobulin)

Indikasi :

Anak usia > 12 bulan dengan immunocompromised belum mendapat imunisasi, kontak

dengan pasien campak, dan vaksin MMR merupakan kontraindikasi.

Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak mempunyai

resiko yang tinggi untuk berkembangnya komplikasi penyakit ini, maka harus

diberikan imunoglobulin sesegera mungkin dalam waktu 7 hari paparan. Setelah itu

vaksin MMR diberikan sesegera mungkin sampai usia 12 bulan, dengan interval 3

bulan setelah pemberian imunoglobulin. 3,6

Dosis anak : 0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat , 0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV,

maksimal 15 ml/dose IM. 6

Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)

Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk

mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian pencegahan ini sekurang-kurangnya

dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas penyakit, mencegah komplikasi, dan

membatasi kemungkinan kecatatan, yaitu : 6

o Menentukan diagnosis campak dengan benar baik melalui pemeriksaan fisik atau

darah.

o Mencegah perluasan infeksi. Anak yang menderita campak jangan masuk sekolah

selama empat hari setelah timbulnya rash. Menempatkan anak pada ruang khusus atau

mempertahankan isolasi di rumah sakit dengan melakukan pemisahan penderita pada

stadium kataral yakni dari hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash

yang dapat mengurangi keterpajanan pasien-pasien dengan risiko tinggi lainnya.

12

Page 13: campak

o Pengobatan simtomatik diberikan untuk mengurangi keluhan penderita yakni

antipiretik untuk menurunkan panas dan juga obat batuk. Antibiotika hanya diberikan

bila terjadi infeksi sekunder untuk mencegah komplikasi.

o Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk meningkatkan daya

tahan tubuh penderita sehingga dapat mengurangi terjadinya komplikasi campak

yakni bronkhitis, otitis media, pneumonia, ensefalomielitis, abortus, dan miokarditis

yang reversibel.

Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan tingkat ketiga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan

kematian. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan pada pencegahan tertier yaitu : 6

o Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi campak.

o Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A akan turun secara cepat

terutama pada anak kurang gizi yang akan menurunkan imunitas mereka.

Kesimpulan

Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 4 stadium yaitu

stadium inkubasi, stadium prodromal, stadium erupsi dan konvalesen. Gejala awal yang

ditemui berupa demam, konjungtivitis, pilek, batuk, dan bintik-bintik kecil dengan bagian

tengah berwarna putih kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak

koplik). Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet

dari penderita. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 1-2 hari sebelum timbulnya

ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dengan gejala-

gejala yang terdapat dalam kasus dapat didiagnosa bahwa anak tersebut terkena penyakit

campak. Hal yang paling membedakannya dengan varicella, roseola dan rubella adalah

selang waktu antara timbul panas dengan ruam kemerahan, letak penyebaran ruam

kemerahan dan bentuk ruam kemerahannya.

Daftar Pustaka

1. Burnside, McGlynn. Diagnosis fisik. Jakarta: EGC; 2002. h. 21-6.2. Setiawan IM. Penyakit campak. Jakarta: CV Sagung Seto; 2008. h. 91-158.3. Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. Esensi Pediatri Nelson. Ed. 4. Jakarta: EGC;

13

Page 14: campak

2010. h. 486-91.4. Cherry JD. Penyakit infeksi pada anak. Ed. 5. Jakarta: EGC; 2004. h. 103-17.5. Soegijanto S, Sumarmo S, Soedarmo P. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi dan

penyakit tropis. Edisi 1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002; 128-32.6. Feigin. Textbook of Pediatric Infectious Diseases. Ed 5. Jakarta: EGC; 2004. h. 206-

13.

14