calon judul 3 - icon - copy
TRANSCRIPT
PENGARUH MARKA JALAN PADA KARAKTERISTIK JALAN
PERKOTAAN EMPAT-LAJUR DUA-ARAH DIPISAHKAN (4/1 D)
1. Latar Belakang
Perkembangan tata guna lahan dan aktifitas suatu kota akan
mengakibatkan perkembangan mobilitas orang maupun barang
yang meningkat pula. Seiring dengan perkembangan tersebut
membutuhkan penyediaan prasarana jalan dan perlengkapannya.
Penyediaan prasarana jalan yang sesuai dengan permintaan
membutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga penyelengaraan
penyediaan prasarana jalan mengedepankan faktor efisiensi
penggunaan ruang jalan.
Efisiensi penggunaan ruang jalan dapat didekati dengan dua
metode, pendekatan permintaan (demand) dan pendekatan
penawaran (supply). Pendekatan permintaan lebih
mengoptimalkan pergerakan, sedangkan pendekatan penawaran
lebih mengedepankan pembatasan ruang gerak lalu lintas.
Penggunaan ruang jalan yang tidak teratur akibat tidak adanya
marka lajur akan mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan
ruang jalan sehingga kapasitas jalan tidak optimal. Mengingat
belum dipasangnya marka jalan di Jalan Raya Sisingamangaraja
dengan tipe jalan empat-lajur satu arah dipisahkan (4/1 D) kota
manado, maka akan menarik apabila dilakukan penelitian tentang
pengaruh marka jalan terhadap karakteristik jalan perkotaan
empat-lajur satu-arah dipisahkan (4/1 D), sehingga hasilnya bisa
dimanfaatkan untuk mengetahui besarnya efisiensi penggunaan
ruang jalan setelah dilakukan pemasangan marka jalan.
2. Keaslian Penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian yang pernah
dilakukan adalah lokasi penelitian dan tipe jalan yang dijadikan
obyek penelitian
1
3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan skripsi ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh marka jalan terhadap karakteristik jalan
perkotaan empat lajur satu arah – dipisahkan (4/1 D) dengan
mengambil daerah studi di jalan raya Sisingamangaraja Kota
manado. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui
perubahan unsur-unsur operasional lalu lintas akibat adanya
pemasangan marka jalan, yang berkaitan dengan kecepatan,
kapasitas dan volume lalu lintas serta untuk melihat tingkat
pelayanan yang terjadi setelah berfungsinya marka jalan pada
Jalan Sisingamangaraja Kota Manado. Dengan diketahui besarnya
perubahan unsur-unsur operasional lalu lintas saat sebelum dan
sesudah adanya marka jalan, maka akan faedah yang akan
didapatkan adalah memperoleh gambaran tentang manfaat dari
pemasangan perlengkapan jalan yang telah dilakukan dan dapat
diketahui pula kondisi aliran lalu lintas yang terjadi pada saat ini.
4. Tujuan Yang Diharapkan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat yang masing-masing dapat berguna untuk perbaikan
masa mendatang, yaitu :
a) Memberikan saran dan sumbangan pikiran dalam bidang ilmu
pengetahuan terkait dengan permasalahan Penggunaan ruang
jalan yang tidak teratur akibat tidak adanya marka lajur akan
mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan ruang jalan
sehingga kapasitas jalan tidak optimal.
b) Memberikan masukan-masukan kepada pihak terkait untuk
dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
dalam hal pemasangan marka lajur pada suatu ruas jalan yang
akan berpengaruh terhadap karakteristik ruas jalan itu sendiri.
5. Gambaran Umum
2
Jalan singamangaraja secara administratif merupakan salah satu
jalan penghubung dari tujuan pasar 45 Propinsi Banten, dimana
mempunyai lokasi yang cukup strategis yaitu berdekatan dengan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
6. Definisi Sistem Transportasi Yang Diteliti
Marka jalan di atur secara rinci dalam Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor : KM 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan,
dengan tetap mengacu pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Beberapa pengertian yang berhubungan dengan marka jalan
adalah sebagai berikut :
a. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan
jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau
tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis
serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk
Gambar 1. Lokasi Penelitian
3
mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas;
b. Jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas
kendaraan;
c. Lajur adalah bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa
marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan
bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor;
7. TINJAUAN PUSTAKA
a. Volume dan Komposisi Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati
suatu titik pada ruas jalan selama interval waktu tertentu, dan
biasanya diukur dalam unit satuan kendaraan persatuan waktu,
R.J Salter (1974). Definisi volume lalu lintas dinyatakan dalam
formula :
q=nt …………………….…………………………….. (1)
dimana :
q = volume lalu lintas yang melewati suatu titik (kend./jam);
n = jumlah kendaraan yang melalui titik dalam interval waktu;
t = interval waktu pengamatan (jam).
b. Kecepatan Lalu Lintas
Kecepatan didefinisikan sebagai jumlah jarak perpindahan
dalam satu satuan waktu. hasil pengamatan kecepatan dari
sejumlah kendaraan dapat memberikan gambaran yang lebih
mendekati dari keadaan sebenarnya, yang dilakukan dengan
menggunakan analisa statistika.
c. Kerapatan Lalu Lintas
jumlah kendaraan per satuan panjang jalan tertentu. Satuannya
adalah kendaraan/kilometer.
d. Kapasitas
Menurut Bukhari, dkk (1997), kapasitas jalan merupakan jumlah
maksimum lalu lintas yang dapat melalui penampang jalan
4
dalam satu satuan waktu tertentu. Kapasitas jalan sangat
tergantung pada keadaan masing-masing jalan, dan biasanya
diukur dalam satuan unit kendaraan per jam. Kapasitas dari
suatu ruas jalan akan berbeda dengan harga maksimum
teoritis, tergantung pada berapa besarnya penyimpangan yang
terjadi dari keadaan ideal, baik oleh jalannya sendiri maupun
oleh lalu lintasnya. Dirumuskan :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
…………………………………………………(2)
e. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanaan merupakan pengukur kualitas perjalanan
dari suatu jalan. Tingkat pelayanan suatu jalan didefinisikan
sebagai suatu ukuran dalam arti luasnya menggambarkan tiap
kondisi lalu lintas yang timbul atau terjadi pada suatu
penampang jalan akibat dari volume lalu lintas.
Morlok (1985) menyatakan, tingkat pelayanan ditentukan dalam
skala interval yang terdiri dari 6 tingkat. Karakteristik tingkat
pelayanan tersebut adalah :
1). tingkat pelayanan A memberikan kondisi arus bebas; volume
rendah dan kecepatan tinggi; pengemudi dapat memilih
kecepatan yang dikehendaki.
2). tingkat pelayanan B memperlihatkan arus yang stabil;
kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas; volume lalu lintas
dipakai untuk desain jalan luar kota.
3). tingkat pelayanan C adalah kondisi arus stabil; kecepatan
dikontrol oleh arus lalu lintas; volume lalu lintas dipakai
untuk desain jalan perkotaan.
4). tingkat pelayanan D kondisi mendekati arus tidak stabil;
kecepatan rendah.
5). tingkat pelayanan E kondisi arus tidak stabil; kecepatan
yang rendah dan berbeda-beda; volume mendekati
kapasitas.
5
6). Tingkat pelayanan F kondisi arus yang terhambat; volume
dibawah kapasitas.
f. Analisa Persamaan Regresi Linier
Analisis regresi adalah suatu analisis yang memanfaatkan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam kenyataannya
seringkali terlihat ketergantungan suatu variabel Y ( variabel
dependen atau respon) pada beberapa variabel lain X1,
X2, .....,Xk (variabel independen atau prediktor).
Model arus lalu lintas yang umumnya digunakan untuk
menentukan karakteristik spesifik seperti kecepatan dan
kerapatan adalah Analisa Regresi. Fungsi regresi linier yang
dipergunakan, maka persamaan garisnya menggunakan rumus
umum sebagai berikut:
ý = a + bx.......................................................................(3)
dimana konstanta a dan b dapat dicari dengan persamaan-
persamaan di bawah ini:
a = ý - bx....................................................................................(4)
b=n(∑ x i y i)−(∑ x i )(∑ y i)
n(∑ x2 )−(∑ x i)2
.............................................................(5)
dimana: n = jumlah titik (pasangan pengamatan (x,y))
x = mean dari variabel x
y = mean dari variabel y
dengan mengetahui konstanta a dan b maka persamaan
garisnya bisa diketahui. Untuk mencari koefisien korelasinya
menggunakan rumus di bawah ini:
r=(n∑ xy )−(∑ x∗∑ y )
√ (n∑ x2−(∑ x )2+(n∑ y2) ) ...................................................(6)
Pengukuran untuk mengetahui sejauh mana ketepatan fungsi
regresi adalah dengan melihat nilai koefisien korelasi ( r ), jika r
6
semakin mendekati +1 maka persamaan regresinya akan
semakin baik.
8. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode
pendekatan, adalah sebagai berikut :
a). Survai Lalu Lintas
Berkembangnya teknologi pada saat ini berdampak positif bagi
kemajuan teknik lalu lintas. Hal ini meningkatkan tingkat
akurasi dalam pengumpulan data-data lalu lintas yang
diperlukan untuk pelbagai kebutuhan perencanaan transportasi.
Survai yang ekonomis, efisien dan dapat
dipertangungjawabkan, sangat bergantung dari maksud dan
tujuan survai itu sendiri, sehingga metode survai ditetapkan
sesuai dengan tujuan survai, waktu dan peralatan yang
tersedia.
1). Survai Jumlah Kendaraan
Survai volume dilakukan dengan mencatat jumlah
kendaraan yang melalui suatu titik tinjau yang telah
ditetapkan dalam interval dalam interval waktu tertentu di
jalan untuk masing-masing jenis kendaraan.
Cara Manual
Adalah pencatatan jumlah kendaraan dengan tenaga
manusia, cara ini adalah cara yang paling sederhana.
Pencatatan biasanya dilakukan dengan menggunakan
formulir standar, pencatatan data juga dilakukan dengan
alat counter.
Detektor
Adalah suatu alat otomatis yang dapat mengukur,
mendeteksi adanya kendaraan yang lewat dam memberi
isyarat dalam bentuk tertentu. Instrumen ini biasa
bekerja dengan sentuhan dari gilasan ban, induksi pada
gulungan kabel yang ditanam di jalan menyebabkan
7
pemutusan sinar seper sekian detik. Keuntungan alat ini
setiap kendaraan yang lewat dapat tercatat dengan
tepat, hanya tidak bias membedakan jenis
kendaraannya.
2). Survai Kecepatan
Dalam teknik lalu lintas dikenal ada 3 (tiga) kecepatan yaitu:
“ Spot speed “ atau kita kenal sebagai kecepatan seketika, “
Running speed “ kecepatan rata-rata kendaraan selama
bergerak dan “ Journey speed “ kecepatan rata-rata
kendaraan yang dihitung dari jarak tempuh dibagi waktu
tempuh total termasuk waktu hamabatan-hambatan selama
perjalanan yang dilakukan.
Di dalam studi penelitian digunakan “ Spot speed “ dimana
pengukurannya dapat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya;
Enoscope
Adalah box atau kotak cermin yang membentuk sudut
pantul 900 , alat ini diletakkan di pinggir jalan untuk
membelokkan garis pandangan ke arah tegak lurus jalan.
Pengamatan di satu ujung pemotongan jalan dan alat
enoscope di ujung lainnya atau bisa juga pengamatan
berada pada posisi di antara kedua alat enoscope.
Pengukuran waktu tempuh dari kendaraan yang dipantau
menggunakan alat stopwatch; pengukuran dilakukan
pada saat kendaraan melewati pengamat dan dihentikan
pada saat kendaraan melewati alat enoscope tersebut.
Radar Meter
Alat ini bekerja menurut prinsip efek “Doppler”, yang
mana kecepatan dari pergerakan proporsional dengan
perubahan frekuensi di antara dua rasio transmisi target
dan rasio pemantul. Peralatan mengukur perbedaan dan
8
mengubah bacaan langsung ke mil per hour (mph) dan
selanjutnya bisa dikonversikan ke kilometer per jam (kpj).
Pemotretan
Dalam metoda ini kamera photo mengambil gambar
pada interval waktu yang telah ditetapkan. Gambar-
gambar yang dihasilkan dari survai di lapangan
diproyeksikan dengan bantuan alat proyektor ke suatu
layar yang sudah mempunyai skala, dengan demikian
perpindahan masing-masing kendaraan dapat dihitung.
Kamera Video
Dalam metode ini kamera video ditempatkan pada
tempat yang telah ditetapkan sesuai dengan sudut
kamera yang diinginkan sehingga dalam penayangan
ulang di laboratorium dapat mendeteksi beberapa
kecepatan yang melewati segmen jalan yang telah
ditetapkan.
b). Survai Wawancara Pengguna Jalan (state preference)
survai ini digunakan untuk mengetahui pandangan atau
persepsi masyarakat pengguna jalan tentang pemasangan
marka jalan terhadap keselamatan dan kenyamanan dalam
mengemudikan kendaraanya.
9. Metode Pengolahan Data
a. Geometrik jalan
Data kondisi geometrik jalan yang telah diperoleh akan
menunjukkan fasilitas-fasilitas yang telah ditingkatkan,
diantaranya jumlah dan besarnya penambahan lajur, lebar
median, lebar bahu jalan dan sebagainya. Data ini akan
digunakan untuk menganalisa keadaan ideal jalan dan
menghitung kapasitas teori.
b. Volume lalu lintas
Data volume lalu lintas yang telah dicatat dengan interval
waktu 15 menit di lapangan kemudian dijumlahkan ke dalam
9
interval waktu 1 jam. Selanjutnya data ini dikonversikan
kedalam satuan mobil penumpang per satuan waktu (smp/jam)
yang disebut dengan nilai ekivalensi, dan kemudian dirata-
ratakan. Berdasarkan data pengamatan dalam selang waktu 1
jam diplot ke dalam grafik fluktuasi. Dari grafik fluktuasi dapat
ditentukan volume puncak yang menunjukkan jam-jam sibuk
dan sepi dalam satu hari.
c. Kecepatan
Data kecepatan setempat yang diperoleh dari hasil pengamatan
dilapangan dirubah dalam satuan km/jam, dan kemudian
ditabulasikan kedalam suatu tabel. Cara pengolahan data
dengan menggunakan metode statistik, sehingga akan didapat
kecepatan pada jam sibuk.
d. Kapasitas
Ruas jalan yang ada adalah tipe empat lajur dua arah
dipisahkan (4/2D), sehingga kapasitas jalannya dihitung
terpisah untuk setiap arah.
e. Tingkat pelayanan
Untuk mendapatkan tingkat pelayanan jalan, didasarkan pada
hasil perhitungan kecepatan jalan rata-rata dengan angka ratio
volume dan kapasitas (v/c). Angka kapasitas yang dipakai
adalah kapasitas teori dan volume diambil dari volume rata-rata
tiap jam sibuk.
f. Komposisi Lalu Lintas
Pada kenyataan di lapangan, arus lalu lintas yang terjadi
tidaklah homogen, sejumlah kendaraan dengan berbagai jenis,
ukuran, dan sifatnya membentuk suatu arus lalu lintas.
Keragaman ini membentuk karakteristik lalu lintas yang
berbeda untuk setiap komposisi dan berpengaruh pula terhadap
arus lalu lintas secara keseluruhan.
10
Satuan mobil penumpang (smp) merupakan sebuah besaran,
besaran ini menyatakan ekivalensi pengaruh setiap jenis
kendaraan, yang dibandingkan terhadap jenis kendaraan
penumpang. Dengan besaran ini diharapkan dapat dinilai setiap
komposisi lalu lintas. Untuk pemakaian praktis harga-harga
satuan mobil penumpang dari setiap jenis kendaraan
dipergunakan harga standar yang dikeluarkan oleh Indonesian
Highway Capacity Manual Tahun 1997, direktorat Jenderal Bina
Marga.
Tabel 1 Daftar Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Two-lane two-way Devided Road
Tipe Jalan:Jalan Satu Arah danJalan Terbagi
Arus Lalu Lintas Perlajur
(kend/jam)
emp
HV MC
Dua Lajur Satu Arah (2/1)danEmpat Lajur terbagi (4/2 D)
0
≥ 1050
1,3
1,2
0,40
0,25
Tiga Lajur Satu Arah (3/1)danEnam Lajur terbagi (6/2D)
0
≥ 1100
1,3
1,2
0,40
0,25
Sumber : Indonesian Highway Capacity Manual, February
1997
10. Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Formulir survei dan alat tulis;
2. Jam tangan atau petunjuk waktu;
3. Clift board;
4. Pengukur panjang atau roll meter;
5. Stop watch
11.Jalan Penelitian
11
Jalannya penelitian ini mengikuti pola pikir sesuai dengan bagan
alir yang penulis gunakan, Penelitian direncanakan berdasarkan
pola pikir berikut ini :
Gambar 2 pola pikir penelitian
12. Analisis Hasil Penelitian
12
Setelah mendapatkan data-data dan literatur yang cukup,
selanjutnya dilakukan analisis. Proses analisis dilakukan dengan
menggunakan metode-metode dan tahapan seperti yang
dijelaskan pada poin Bahan dan Materi Penelitian di atas. Dalam
proses ini, penulis juga menggunakan soft ware untuk membantu
dalam perhitungan-perhitungan, Program Microsoft Excel 2003.
13. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu lebih kurang 3 (tiga)
bulan dengan jadwal seperti terlihat pada matrik berikut.
Matrik Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN BULAN I BULAN ll BULAN lll
1 Persiapan X X
2 Study pustaka X X
3 Perumusan masalah X X
4 Persiapan landasan teori X X X
5 Penyusunan proposal X X
6 Konsultasi X X X X X X
7Menentukan metode & langkah
kerjaX X
8Pelaks. survai & pengumpulan
dataX x x
9 Pengolahan & analisis data X X X
10 Penyajian hasil penelitian X X
11 Seminar X X
13
DAFTAR PUSTAKA
Dephub (1992) Undang-undang Nomor 14 (1992) tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Dephub (1993) Keputusan Menteri Perhubungan No. Km 60
(1993) tentang Marka Jalan.
Dirjen Bina Marga (1997) Indonesian Highway Capacity Manual
(IHCM)
Harinaldi (2005) Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains
Warpani, S, (1988) Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Bhatara, Jakarta.
Nicholas J. Garber, Lester A. Hoel (1988) Traffic and Highway
Engineering
SJ. Salter (1976) Highway Traffic Analysis and Design
FV. Webster (1966)
14