ca faring

19
CARSINOMA FARING I. KONSEP DASAR MEDIS A. Pengertian Carsinoma faring adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang melapisi faring, tidak termasuk tumor kelenjar atau limfoma. B. Etiologi Penyebap pasti karsinoma faring tidak di ketahui namun ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kanker faring yaitu : 1. Kerentanan Genetik, walaupun karsinoma faring tidak termasuk tumor genetic, tetapi kerntanan terhadap karsinoma faring pada kelompok masyrakat tertentu relative menonjol dan memiliki agregasi familial. Analisis korelasi menunjukkan gen HLA (human leukocyte antigen) dan gen pengode enzim sitokrom p4502E (CYP2E1) kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap karsinoma faring, mereka berkaitan dengan sebagian besar karsinoma faring. 2. Virus Eipstein-Barr, Banyak perhatian ditujukan kepada hubungan langsung antara karsinoma faring dengan ambang titer antibody virus Epstein-Barr (EBV). Serum pasien-pasien orang asia dan afrika dengan karsinoma faring primermaupun sekunder telah dibuktikan mengandung antibody Ig G terhadap antigen kapsid virus (VCA) EB dan seringkali pula terhadap antigen dini (EA); dan antibody Ig A terhadap VCA (VCA-IgA), sering

Upload: suryanita-barus

Post on 14-Dec-2014

353 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: CA FARING

CARSINOMA FARING

I. KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengertian

Carsinoma faring adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang

melapisi faring, tidak termasuk tumor kelenjar atau limfoma.

B. Etiologi

Penyebap pasti karsinoma faring tidak di ketahui namun ada beberapa

faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kanker faring yaitu :

1. Kerentanan Genetik, walaupun karsinoma faring tidak termasuk tumor

genetic, tetapi kerntanan terhadap karsinoma faring pada kelompok

masyrakat tertentu relative menonjol dan memiliki agregasi familial.

Analisis korelasi menunjukkan gen HLA (human leukocyte antigen) dan

gen pengode enzim sitokrom p4502E (CYP2E1) kemungkinan adalah

gen kerentanan terhadap karsinoma faring, mereka berkaitan dengan

sebagian besar karsinoma faring.

2. Virus Eipstein-Barr, Banyak perhatian ditujukan kepada hubungan

langsung antara karsinoma faring dengan ambang titer antibody virus

Epstein-Barr (EBV). Serum pasien-pasien orang asia dan afrika dengan

karsinoma faring primermaupun sekunder telah dibuktikan mengandung

antibody Ig G terhadap antigen kapsid virus (VCA) EB dan seringkali

pula terhadap antigen dini (EA); dan antibody Ig A terhadap VCA (VCA-

IgA), sering dengan titer yang tinggi. Hubungan ini juga terdapat pada

pasien Amerika yang mendapat karsinoma faring aktif. Bentuk-bentuk

anti-EBV ini berhubungan dengan karsinoma faring tak berdifrensiasi

dan karsinoma faring non-keratinisasi yang aktif (dengan mikroskop

cahaya) tetapi biasanya tidak dengan tumor sel skuamosa atau elemen

limfoid dalam limfoepitelioma.

3. Faktor Lingkungan, menurut laporan luar negeri, orang cina generasi

pertama (Umumnya penduduk kanton ) yang bermigrasi ke Amerika

Serikat, Kanada memiliki angka kematian akibat karsinoma faring 30

kali lebih tinggi dari penduduk kulit putih setempat, sedangkan pada

generasi kedua turun menjadi 15 kali, generasi ketiga belum ada angka

pasti, tetapi secara keseluruhan cenderung menurun. Dalam pada itu,

orang kulit putih yang lahir d Asia Tenggara, angka kejadian faring

Page 2: CA FARING

meningkat. Sebabnya selain pada sebagian orang terjadi perubahan pada

hubungan darah, jelas factor lingungan juga berperan penting. Penelitian

akhir-akhir ini menemukan zat-zat berikut berkaitan dengan timbulnya

karsinoma faring:

1. Golongan Nitrosamin,diantaranya dimetilnitrosamin dan

dietilnitrosamin.

2. Hodrokarbon aromatic

3. Unsur Renik, diantaranya nikel sulfat

C. Patofisiologi

Karsinoma faring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun.

Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan

kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau

serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh

para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit

keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95% adalah karsinoma sel

skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan

lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi

metastase ke arah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis

(ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor superglotis dan subglotis

harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan

suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada

waktu pita suara masih dapat digerakan.

D. Manifestasi

Hidung tersumbat

Ingus kental

Sesak dan nafas bau

Adanya benjolan di leher, penurunan BB dan nyeri yang menjalar ke

telinga dapat menandakan adanya metastasis (transfer penyakit dari satu

organ ke organ lain).

E. Tes Diagnostik

Persoalan diagnostic sudah dapat dipecahkan dengan pemeriksaan CT-

Scan daerah kepala dan leher, sehingga pada tumor primer yang tersembunyi

pun tidak akan terlalu sulit ditemukan. Pemeriksaan foto tengkorak potongan

anteroposterior, lateral dan waters menunjukan massa jaringan lunak di

daerah faring. Foto dasar tengkorak memperlihatkan destruksi atau erosi

Page 3: CA FARING

tulang di daerah fossa serebri media. Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati,

ginjal, dll dilakukan untuk mendeteksi metastasis. Pemeriksaan serologi IgA

anti EA dan IgA anti VCA untuk infeksi virus E-B telah menunjukkan

kemajuan dalam mendeteksi karsinoma faring. Tetapi pemeriksaan ini hanya

digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan melakukan biopsy faring. Biopsi

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari hidung atau dari mulut.

Biopsi dari hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (blind

biopsy). Cunam biopsi dimasukkan melalui rongga hidung menelusuri konka

media ke faring kemudian cunam diarahkan ke lateral dan dilakukan biopsy.

Biopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang

dimasukkan melalui hidung dan ujung kateter yang berada didalam mulut

ditarik keluar dan diklem bersam-sama ujung kateter yang di hidung.

Demikian juga dengan kateter dari hidung disebelahnya, sehingga

palatum mole tertarik keatas. Kemudian dengan kaca laring dilihat daerah

faring. Biopsi dilakukan dengan melihat tumor melalui kaca tersebut atau

memakai faringoskop yang dimasukkan melalui mulut, massa tumor akan

terlihat lebih jelas. Biopsi tumor faring umumnya dilakuan dengan anestsi

topical dengan Xylocain 10%. Bila dengan cara ini masih belum didapatkan

hasil yang memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah

lateral faring dalam narcosis

Page 4: CA FARING

F. Penyimpangan KDM Penyebap tidak diketahui

Faktor resiko :Terpajan zat – zat yang bersifat

karsinogen (asap rokok, alkohol dll)

Pertumbuhan sel abnormal pada faring

Menyerang jaringan Faring

Reaksi inflamasi

Pembengkakan, pengeluaran sekret dan

cairan (nanah)

Pengeluaran mediator kimia (bradikinin, serotonin,

histamin, dan prostaglandin)

Akumulasi Sekret di jalan napas

Impul di kirim ke Thalamus

Nyeri di presepsikan

Korteks Serebri

Penurunan BB

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Perubahan status kesehatan

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya

Anorexia

Bersihan jalan napas tidak efektif

Merupakan stresor psikologis

Ansietas

Page 5: CA FARING

G. Penatalaksanaan

Radioterapi masih merupakan pengobatan utama dan ditekankan pada

penggunaan megavoltage dan pengaturan dengan computer. Pengobatan

tambahan yang diberikan dapat berupa diseksi leher, pemberian tetrasiklin,

faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan anti virus.

Semua pengobatan tambahan ini masih dalam pengembangan, sedangkan

kemoterapi masih tetap terbaik sebagai terpai adjuvant (tambahan). Bebagai

macam kombinasi diebangkan, yang trbaik sampai saat ini adalah kombinasi

dengan Cis-platinum sebagai inti.

Pemberian adjuvant kemoterapi Cis-platinum, bleomycin dan 5-

fluorouracil saat ini sedang dikembangkan dengan hasil sementara yang

cukup memuaskan. Demikian pula telah dilakukan penelitian pemberian

kemoterapi praradiasi dengan epirubicin dan cis-platinum, meskipun ada

efek samping yang cukup berat, tetapi memberikan harapan kesembuhan

yang lebih baik. Kombinasi kemoterapi dengan mitomycin C dan 5-

fluorouracil oral setiap hari sebelum diberikan radiasi yang bersifat

radiosensitizer memperlihatkan hasil yang memberi harapan akan

kesembuhan total pasien karsinoma nasofaring.

Pengobatan pembedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadap

benjolan di leher yang tidak menghilang pada penyinaran (residu) atau

timbul kembali setelah penyinaran selesai, tetapi dengan syarat tumor

induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi dan

serologi. Operasi tumor induk sisa (residu) atau kambuh (residif)

diindikasikan, tetapi sering timbul komplikasi yang berat akibat operasi

H. Komplikasi

Gejala metastasis jauh, karena 95% lebih sel kanker faring

berdiferensiasi buruk, dengan derajat keganasan tinggi, waktu diagnosis

ditegakkan, 4,2% kasus sudah menderita metastasis jauh, Dari kasus wafat

setelah radioterapi, angka metastasis jauh 45,5%. Lokasi metastasis paling

sering ke tulang, paru hati. Metastasis tulang paling sering ke pelvis,

vertebra, costa, dan keempat ekstremitas.(12)

Page 6: CA FARING

II. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian1. Pengumpulan data

a. Data Demografi

1) Biodata

- Nama : Mr. A

- Usia : 45 Thn

- Jenis kelamin : Laki - Laki

- Alamat : Jln. Gatot Subroto

- Suku / bangsa : Bugis,Muna/INA

- Status pernikahan : Menikah

- Agama / keyakinan : Islam

- Pekerjaan : Wiraswasta

- Diagnosa medik : Ca Faring

- No. medical record : -

- Tanggal masuk : -

- Tanggal pengkajian : -

2) Penanggung jawab

- Nama : Ny. H

- Usia : 43 Thn

- Jenis kelamin : Perempuan

- Pekerjaan : Wiraswasta

- Hubungan dengan klien : Istri

b. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

- Keluhan Utama

Klien mengeluh Nyeri pada lehernya

- Riwayat Keluhan Utama

Pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nyeri pada

lehernya, keluhan ini dirasakan sudah lama, makin hari

nyerinya makin meningkat, klien juga tidak mengetahui

penyebap nyeri pada lehernya. Tidak ada Upaya yang

dilakukan klien untuk mengurangi keluhannya, dan yang

memperberat yaitu ketika batuk dan bersin, skala nyeri 4 (0-5).

Keluhan lain yang menyertai yaitu beringus terus menerus.

Page 7: CA FARING

2) Riwayat kesehatan lalu

- Klien tidak ada riwayat alergi terjadap makanan dan obat -

obatan.

- Klien mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok.

3) Riwayat kesehatan keluarga

- Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit yang sama dengan klien.

c. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum klien : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital :

Suhu : 37,50 c

Nadi : 100 X/Menit

Pernafasan : 28 X/Menit

Tekanan darah : 120/80 mmHg

2) Sistem pernafasan

Bentuk hidung simetris, pasien tampak bersin dan batuk terus

menerus, adanya sekret nanah dan berbau busuk pada saluran

napas, tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada pernapasan

cuping hidung, ada benjolan atau massa pada leher, bentuk dada

simetris, pernapasan 28 X/Menit, terdengar suara napas

tambahan, tidak ada retraksi otot - otot dada.

3) Sistem kardiovaskuler

Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi

terdengar atau teraba jelas 100 X/Menit, tekanan darah 120/80

mmHg CRT<2 detik, tidak ada pembesaran area jantung.

4) Sistem perncernaan

Klien mengatakan tidak ada nafsu makan, Mukosa bibir kering,

tidak ada stomatitis, jumlah gigi lengkap (32), lidah bebas

bergerak, refleks menelan baik, terdengar peristaltik usus 8x/menit

(7-14x/menit), tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak teraba

pembesaran hepar dan lien, terdengar bunyi timpani.

5) Sistem indra

Mata

Mampu membedakan warna, bisa menggerakan bola mata

kesegala arah, mata tampak bersih, tidak ada nyeri tekan.

Page 8: CA FARING

Hidung

- Mampu membedakan berbagai macam aroma.

- Ada sekret di hidung dan berbau busuk.

Telinga

- Tampak simetris, tidak terdapat udem telinga, tidak ada sekret

dan bau pada telinga, mampu membedakan bunyi, Telinga

tampak bersih, tidak ada nyeri tekan pada telinga.

6) Sistem saraf

- Nervus I (olvactorius) : Fungsi penciuman baik.

- Nervus II ( Optikus ) : penglihatan bagus

- Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklearis, abdusen )

: fungsi kontraksi terhadap

cahaya baik.

- Nervus V (Trigeminus) : Dapat merasakan usapan

- Nervus VII (fasialis) : Mampu merasakan rasa asin,

manis dan pahit.

- Nervus VIII (Auditorius) : Bisa mendengar dengan baik.

- Nervus IX (Glasofaringeus) : Mampu menelan

- Nervus X (Vagus) : Mampu bersuara

- Nervus XI (Assesorius) : Mampu menoleh dan

mengangkat bahu.

- Nervus XII (Hipoglosus) : Mampu menggerakan lidah.

7) Sistem muskuloskeletal

- Ekstremitas Atas

Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas,

kekuatan otot 4/4

- Ekstremitas Bawah

Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas,

kekuatan otot 4/4

8) Sistem integumen

Warna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah

rontok, tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema, kuku bersih,

suhu 37,5o c.

Page 9: CA FARING

9) Sistem endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ginjal tidak

teraba.

10) Sistem perkemihan

Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi

kandung kemih.

d. Aktivitas Sehari-Hari

1) Nutrisi

Pola makan teratur tidak teratur, frekuensi makan 1 - 2 kali

sehari, tidak ada makanan pantang. Penurunan berat badan.

2) Cairan

Klien jarang mengonsumsi air putih.

3) Eliminasi ( BAB & BAK )

BAB 1-2X/hari dan BAK tidak menentu.

4) Istirahat Tidur

Klien cepat tidur dan rutin.

5) Olahraga

Klien sering main bola tapi sejak sakit klien belum berolahraga

lagi.

6) Rokok / alkohol dan obat-obatan

Klien merokok dan mengonsumi alkohol, klien tidak

menggunakan obat – obat terlarang.

7) Personal hygiene

Klien mandi teratur 2x sehari, gosok gigi setiap kali mandi dan

keramas 3 kali seminggu.

Page 10: CA FARING

e. Data psikososial

- Klien hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat di

lingkunganya dan saling membutuhkan satu sama yang lain.

f. Data psikologis

Klien tampak cemas dan gelisah. Klien sering menanyakan tentang

penyakitnya dan ekspresi wajah meringis.

g. Data spritual

Klien beragama Islam dan taat beribadah.

2. Pengelompokan data

Data subyektif :

- Klien mengatakan nyeri pada lehernya.

- Klien mengatakan ketika batuk atau bersin nyerinya bertambah

- Klien mengatakan bersin terus menerus dan berlendir

- Klien mengatakan tidak enak makan

- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

- Klien mengatakan jarang mengosumsi air putih.

- Klien mengatakan pola makanya tidak teratur

- Frekuensi makan 1-2 kali sehari

Data obyektif :

- Klien tampak cemas dan gelisah

- Penurunan berat badan

- Skala nyeri 4 (0-5)

- Pernapasan 28x/menit

- Mukosa bibir kering

- Adanya secret, nanah dan berbau busuk pada saluran pernapasan

- Terdengar suara napas tambahan

- Terdapat benjolan atau masa pada leher

- Ekspresi wajah meringis.

Page 11: CA FARING

3. Analisa data

No Problem Etilogi Simpton1 2 3 4

1. Bersihan jalan

napas tidak efektif

Pertumbuhan sel

abnormal pada faring

Menyerang jaringan

faring

Reaksi inflamasi

Pembengkakan,

pengeluaran sekret

dan cairan (nanah)

Akumulasi Sekret di

jalan napas

Bersihan jalan napas

tidak efektif

Ds :

- Klien

mengatakan batuk dan

bersin terus menerus.

-

Do :

- Pernapasan

28x/menit

- Adanya secret,

nanah dan berbau busuk

pada saluran pernapasan

- Terdengar suara

napas tambahan

2 Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Pembengkakan,

pengeluaran sekret

dan cairan (nanah)

Akumulasi Sekret di

jalan napas

Anorexia

Intake nutrisi kurang

Penurunan BB

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Ds :

- Klien

mengatakan tidak enak

makan

- Klien

mengatakan pola

makanya tidak teratur

- Frekuensi makan

1-2 kali sehari

- Klien

mengatakan jarang

mengosumsi air putih

Do :

- Penurunan berat

badan

- Mukosa bibir

Page 12: CA FARING

kering

3 Nyeri Pertumbuhan sel

abnormal pada laring

Menyerang jaringan

faring

Reaksi inflamasi

Pengeluaran mediator

kimia (bradikinin,

serotonin, histamin,

dan prostaglandin)

Impul di kirim ke

Thalamus

Korteks Serebri

Nyeri

Ds :

- Klien

mengatakan nyeri pada

lehernya.

- Klien

mengatakan ketika

batuk nyerinya

bertambah

Do :

- Skala nyeri 4 (0-

5)

- Terdapat

benjolan atau masa pada

leher

- Ekspresi wajah

meringis

4 Ansietas Perubahan status kesehatan

↓Kurang pengetahuan tentang penyakitnya

↓Merupakan stressor

psikologis↓

Ansietas

Ds :- Klien sering

menanyakan tentang penyakitnya.

Do :- Klien tampak

cemas dan gelisah

4. Prioritas masalaha. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulsi

secret di jalan napas

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi kurang

c. Nyeri berhubungan dengan reaksi inflamasi

Page 13: CA FARING

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret

di jalan napas yang di tandai dengan :

Ds :

- Klien mengatakan batuk terus menerus dan berlendir

Do :

- Pernapasan 28x/menit

- Adanya secret, nanah dan berbau busuk pada saluran pernapasan

- Terdengar suara napas tambahan.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi

yang kurang yang ditandai dengan :

Ds :

- Klien mengatakan tidak enak makan

- Klien mengatakan pola makanya tidak teratur

- Frekuensi makan 1-2 kali sehari

Do :

- Penurunan berat badan

- Mukosa bibir kering

3. Nyeri berhubungan dengan reaksi inflamasi yang ditandai dengan :

Ds :

- Klien mengatakan nyeri pada lehernya.

- Klien mengatakan ketika batuk nyerinya bertambah

Do :

- Skala nyeri 4 (0-5)

- Terdapat benjolan atau masa pada leher

- Ekspresi wajah meringis

4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya yang di tandai dengan :

Ds :

- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya

Do :

- Klien tampak cemas dan gelisah