c k d

18
BAB II Tinjauan Pustaka A. Definisi - Chronic Kidney Disease atau gagal ginjal kronik merupakan proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan. - Suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (Sedoyo, Setyohadi, dkk, 2006) - Progresif lambat dari fungsi-fungsi ginjal selama beberapa tahun yang akhirnya pasien memiliki gagal ginjal permanen. - Gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibble dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan dan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan retensi urin dan penumpukan sampah nitrogen dalam tubuh (Smeltzer dan Bare, 2001) - Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, karena kelainan struktural dan fungsional dengan atau tanpa dengan penurunan laju filtrasi glomerulus dengan manifestasi kelainan patologis atau terdapat tanda-tanda kelainan ginjal termasuk kelainan dalam komposisi kimia darah, atau urin atau kelainan radiologis (Wibowo, 2010) - Gagal ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368) B. Gejala CKD awalnya tanpa gejala spesifik dan hanya dapat dideteksi sebagai peningkatan dalam serum kreatinin atau protein dalam urin. 1. Tanda atau gejala umum awal adalah gatal-gatal secara terus- menerus di bagian tubuh atau badan (bervariasi). 2. Tidak nafsu makan. 3. Pembengkakan cairan di bagian kulit, contohnya di bagian kulit kaki, betis, dan area yang tidak biasanya. 4. Hemoglobin menurun drastis pada kisaran 6-9, ditandai dengan lemas dan tidak kuat untuk berjalan kaki dalam waktu yang lama, gejala ini merupakan tanda awal sebelum ke arah yg lebih kritis.

Upload: leni-rosliana

Post on 07-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

healthy

TRANSCRIPT

Page 1: C K D

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Definisi- Chronic Kidney Disease atau gagal ginjal kronik merupakan proses kerusakan pada

ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan.- Suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan

penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (Sedoyo, Setyohadi, dkk, 2006)

- Progresif lambat dari fungsi-fungsi ginjal selama beberapa tahun yang akhirnya pasien memiliki gagal ginjal permanen.

- Gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibble dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan dan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan retensi urin dan penumpukan sampah nitrogen dalam tubuh (Smeltzer dan Bare, 2001)

- Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, karena kelainan struktural dan fungsional dengan atau tanpa dengan penurunan laju filtrasi glomerulus dengan manifestasi kelainan patologis atau terdapat tanda-tanda kelainan ginjal termasuk kelainan dalam komposisi kimia darah, atau urin atau kelainan radiologis (Wibowo, 2010)

- Gagal ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368)

B. GejalaCKD awalnya tanpa gejala spesifik dan hanya dapat dideteksi sebagai peningkatan dalam serum kreatinin atau protein dalam urin.

1. Tanda atau gejala umum awal adalah gatal-gatal secara terus-menerus di bagian tubuh atau badan (bervariasi).

2. Tidak nafsu makan.

3. Pembengkakan cairan di bagian kulit, contohnya di bagian kulit kaki, betis, dan area yang tidak biasanya.

4. Hemoglobin menurun drastis pada kisaran 6-9, ditandai dengan lemas dan tidak kuat untuk berjalan kaki dalam waktu yang lama, gejala ini merupakan tanda awal sebelum ke arah yg lebih kritis.

5. Karena Hemoglobin menurun, aktivitas normal biasanya terasa lebih berat dari biasanya.

6. Sulit buang air kecil, jika volume atau kuantitas buang air kecil menurun, perlu diwaspadai.

7. Tekanan darah meningkat karena kelebihan cairan dan produksi hormon vasoaktif yang diciptakan oleh ginjal melalui RAS (renin-angiotensin system). Ini meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami hipertensi dan / atau gagal jantung.

8. Hyperphosphatemia - karena ekskresi fosfat berkurang, terkait dengan hipokalsemia

9. Metabolik asidosis , karena akumulasi sulfat, fosfat, asam urat dll ini dapat menyebabkan aktivitas enzim diubah oleh kelebihan asam yang bekerja pada enzim dan eksitabilitas juga meningkat.

Page 2: C K D

Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan. Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan laboratorium.Pada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun terdapat peningkatan urea dalam darah. Pada stadium ini terdapat nokturia dan hipertensi. Sejalan dengan perkembangan penyakit, maka lama kelamaan akan terjadi peningkatan kadar ureum darah semakin tinggi.Pada stadium ini, penderita menunjukkan gejala-gejala: letih, mudahlelah, sulitkonsentrasi,nafsumakanturun, mual muntah, cegukan, tungkai lemah, parastesi, keramotot-otot, insomia, nokturai, oliguria,sesaknafas, sembab, batuk, nyeri perikardial,malnutrisi, penurunan berat badan letih.Pada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus dan perdarahan saluran pencernaan. Kulitnya berwarna kuning kecoklatan dan kadang konsentrasi urea sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan membentuk serbuk putih di kulit (bekuan uremik). Beberapa penderita merasakan gatal di seluruh tubuh.Menurut Suhardjono (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjalkronik yaitu:1.Gangguan pada sistem gastrointestinala.Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan metaboslimeprotein dalam usus.b. Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur.c. Cegukan (hiccup) 2. Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik.a. Sistem Integumen-Kulit berwarna pucat akibat anemia. Gatal dengan ekskoriasi akibat toksin uremik.-Ekimosis akibat gangguan hematologis-Urea frost akibat kristalisasi urea-Bekas-bekas garukan karena gatal– Kulit kering bersisik– Kuku tipis dan rapuh– Rambut tipis dan kasarb. Sistem Hematologi-Anemia-Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia-Gangguan fungsi leukosit.c. Sistem saraf dan otot-Restles leg syndrome-Burning feet syndrome-Ensefalopati metabolic-Miopatid. Sistem Kardiovaskuler-Hipertensi-Akibat penimbunan cairan dan garam.-Nyeri dada dan sesak nafas-Gangguan irama jantung-Edema akibat penimbunan cairan.e. Sistem Endokrin-Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki.-Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan sekresi insulin.-Gangguan metabolisme lemak.-Gangguan metabolisme vitamin D.E. Pendekatan Diagnosis Gagal Ginjal Kronik

Page 3: C K D

Sasarannya yaitu :1. Memastikan adanya penurunan faal ginjal (LFG)2. Mengejar etiologi GGK yang mungkin dapat di koreksi3. Mengidentifikasi semua factor pemburuk faal ginjal (reversible factors)4. Menentukan strategi terapi rasional5. Meramalkan prognosis

C. Faktor Penyebab Penyakit GinjalPenyakit ginjal terjadi karena beberapa faktor. Penyakit serius seprti diabetes,

hipertensi, tumor dan sebagainya merupakan salah satu faktor munculnya penyakit ginjal. Penyakit tersebut secara perlahan menggerogoti fungsi dan kinerja ginjal. Selain faktor penyakit, faktor gaya hidup seperti pola makan, pola tidur, olahraga, ritme kerja, dan sebagainya juga turut mempengaruhi kemunculan penyakit ginjal. Gaya hidup yang kurang sehat ikut berperan dalam menambah beban kerja serta fungsi organ ginjal.

Berikut beberapa faktor penyebab penyakit ginjal :1. Faktor Penyakit

a. Penyakit DiabetesPenyakit diabetes merupakan penyakit yang di timbulkan oleh tingginya kadar gula dalam darah, baik akibat pengapuran maupun kekurangan insulin dalam tubuh. Tingkat glukosa yang tinggi dapat mengganggu struktur serta fungsi pembuluh darah. Penderita penyakit diabetes memiliki kadar insulin yang rendah, sehingga mengakibatkan metabolisme karbohidrat, lemak, protein yang abnormal. Seiring berjalannya waktu, pembuluh darah kecil yang berada dalam organ ginjal pun akan terganggu. Akibatnya, fungsi penyaring pada organ ginjal pun akan mengalami kerusakan.

b. Penyakit hipertensiHipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah berada di atas batas normal, yaitu di atas 120/80 mmHg. Peningkatan tekanan darah berkepanjangan akan merusak pembuluh darah pada sebagian besar tubuh. Penyakit hipertensi tidak mengenal usia. Namun, semakin bertambahnya usia seseorang, persentase penyakit hipertensi cenderung mengalami peningkatan.Hipertensi pada dasarnya merusak pembuluh darah. Tingginya tekanan darah ini juga dapat membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan. Penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah dalam nefron di dalam ginjal. Nefron yang rusak tidak dapat melakukan tugasnya untuk menyaring limbah, natrium, serta kelebihan cairan dalam darah. Kelebihan cairan dan natrium yang terdapat pada aliran darah akan memberi tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan darah hingga taraf lebih.Di tambah lagi fungsi lain ginjal adalah memproduksi enzim angiostensin yang selanjutnya akan di ubah menjadi angiostensin II yang menyebabkan pembuluh darah mengkerut atau mengeras.

c. Penyakit Berbahaya lainnyaSelain diabetes dan hipertensi, penyakit ginjal juga di sebabkan oleh beberapa penyakit serius yang di derita oleh tubuh. Penyakit tersebut secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan ginjal. Beberapa penyakit yang dapat menyumbang kerusakan pada ginjal antara lain, adanya sumbatan pada saluran kemih. Sumbatan ini biasanya berupa batu, tumor maupun penyempitan atau striktur.Kelainan autoimun, misalnya penyakit lupus juga dapat menjadi faktor pemicu munculnya penyakit ginjal. Selain itu, penderita penyakit kanker juga memiliki potensi untuk terkena gagal ginjal. Penyakit lainnya misalnya kelainan pada ginjal, dimana terjadinya banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease). Terdapat pula kerusakan sel penyaring pada ginjal, baik akibat

Page 4: C K D

peradangan oleh infeksi maupun dampak dari penyakit hipertensi (glomerulonephritis). Adapun penyakit lain yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal jika tidak segera ditangani antara lain kehilangan banyak cairan secara mendadak, misalnya pendarahan, muntaber, dan luka bakar. Penyakit paru seperti TBC dan penyakit-penyakit seperti sifilis, malaria, hepatitis, preklampsia, dan amiloidosis, juga berpotensi menyebabkan sakit ginjal. Penyakit ginjal berkembang secara perlahan ke arah yang lebih buruk, dimana pada akhirnya ginjal sama sekali tidak mampu bekerja sebagaimana mestinya.

2. Faktor Gaya Hidupa. Penyalahgunaan Obat-obatan

Sejauh ini, penyakit ginjal terutama penyakit ginjal akut, tidak mudah di cegah karena sifatnya yang muncul secara tiba-tiba. Namun demikian, pencegahan tetap dapat dilakukan dengan cara selalu menjaga kondisi ginjal agar tetap sehat. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya penyakit ginjal, terutama penyakit gnjal akut adalah menyalahgunakan obat-obatan. Penyalahgunaan (over-the-counter) terhadap obat-obatan dapat merusak ginjal. Obat-obatan tersebut terutama yang mengandung aspirin, acetaminophen, atau ibuprofen.Kebiasaan “sedikit-sedikit mengonsumsi obat” ketika merasakan sakit tentu bukan hal yang baik. Selain obat, konsumsi berlebihan terhadap jamu-jamuan yang pekat dan tidak jelas juga sangat berbahaya bagi kinerja ginjal. Namun demikian, jika terpaksa sekali harus mengonsumsi obat ketika sakit, ada baiknya untuk memerhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Adakalanya kita menggunakan obat-obatan bebas ketika mengalami gangguan kesehatan. Jika hal ini terjadi, maka itulah petunjuk yang terdapat pada kemasan obat, jika kita mengonsumsi obat tanpa resep dokter. Penggunaan obat-obatan dengan dosis tinggi dan berlebihan dapat menyebabkan risiko kerusakan pada ginjal.

2. Cobalah untuk mendengarkan musik, bermain game, membaca, atau mandi. Kegiatan-kegiatan semacam ini akan membuat tubuh merasa lebih rileks, sehingga terhindar dari rasa sakit atau stres.

3. Ikuti semua nasihat dokter jika menderita penyakit ginjal atau kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal. Jangan lupa untuk selalu mengontrol kondisi tubuh.

4. Lakukan teknik pernapasan dengan diagram diafragma agar merasa lebih tenang. Ketika mengambil napas, biarkan perut mengembang. Hal ini dikarenakan, saat membuang napas perut secara otomatis akan terjadi kontraksi. Melakukan teknik pernapasan seperti ini dapat membantu menenangkan otot-otot yang terdapat dalam perut.

b. Kurang Minum Air Putih Sekitar 60% dari berat badan manusia terdiri air. Maka dari itu, air sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari pentingnya air bagi tubuh. Padahal, manusia dapat bertahan hidup lebih lama tanpa adanya makanan, tetapi tidak tanpa air. Sebagian masyarakat masih mengonsumsi air dalam jumlah yang kurang dibandingkan dengan kebutuhannya. The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) mengungkapkan bahwa 46,1% responden yang diteliti mengalami kurang air atau hipovolemia ringan. Faktor terjadinya hipovolemia ringan ini adalah ketidaktahuan tentang kebutuhan air minum sekitar dua liter sehari, serta kesulitan akses secara fisik dan ekonomi dalam memperoleh air minum.

Page 5: C K D

Penelitian disingapura menunjukkan bahwa sebagian besar wanita hanya minum air sebanyak 5-6 gelas, sementara pria sebanyak 6-8 gelas per hari. Padahal, jumlah yang direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah sebanyak delapan gelas per hari. Alasan yang paling sering ditemui adalah tidak merasa haus, lupa minum, merepotkan, dan tidak mau sering ke toilet. Sebanyak 70% responden baru minum setelah merasakan haus. Padahal, haus baru muncul setelah tubuh kekurangan air sekitar 1%, di mana hal ini berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi tubuh, serta berpengaruh pada mood dan dan kognitif.Selain itu, penelitian THIRST di Indonesia juga menunjukkan bahwa 63,4% remaja dan 71,3% orang dewasa lebih menyukai air putih sebagai minuman utama setiap hari. Pilihan kesukaan berikutnya adalah teh, kopi, susu, dan minuman berkarbonasi bagi remaja. Pada orang dewasa, pilihan kesukaan berikutnya adalah teh, kopi, jus, dan susu. Air putih yang dikonsumsi berasal dari air putih tanpa kemasan dan air putih kemasan sebanyak 36%. Hasil penelitian ini menunjukkan, tidak semua orang suka mengonsumsi air putih. Pilihan adanya berbagai jenis air, terutama air dalam kemasan, memberikan banyak alternatif jenis minuman. Hal ini dikarenakan adanya sebagian orang yang baru mau minum setelah menemukan tertentu seperti teh, kopi, jus, atau minuman bersoda.Banyak orang tidak menyadari bahwa gaya hidup manusia yang kurang dalam mengonsumsi air putih sangat berbahaya bagi tubuh. Selain memengaruhi mood dan kognitif, kurang air putih juga dapat berakibat pada penurunan stamina dan konsentrasi. Selain itu, kekurangan air putih dalam tubuh dapat mengakibatkan dehidrasi yang berdampak pada gangguan emosi, meningkatnya rasa lelah, serta turunnya produktivitas. Dalam jangka panjang, kekurangan air putih juga dapat menyebabkan penyakit seperti sembelit dan gangguan ginjal.Mengapa kekurangan air putih sangat berbahaya? Dua per tiga dari berat badan manusia adalah air. Ini artinya, air merupakan unsur yang sangat penting bagi tubuh. Bagian tubuh manusia seperti 75% dari otak, 82% dari darah, 75% dari jantung, 86% dari paru-paru dan 86% dari ginjal, terdiri dari air. Tanpa asupan air yang cukup, metabolisme dalam tubuh tidak dapat berjalan dengan optimal. Sebagai contoh, darah tidak akan membentuk sel-sel darah baru jika tidak ada air. Tulang juga tidak dapat membuat sel-sel tulang baru tanpa asupan air yang cukup. Selain itu, tanpa adanya air, sisa racun dari tubuh tidak dapat di buang melalui sistem limfatik, ginjal dan usus. Setiap hari, tubuh mengalami proses metabolisme. Kekurangan air dalam tubuh dapat mengganggu keseluruhan proses metabolisme tersebut. Metabolisme merupakan gabungan dari proses anabolisme dan katabolisme. Dalam proses anabolisme, air dihilangkan dari molekul melalui reaksi kimia enzimatik untuk tumbuh menjadi molekul yang lebih besar, misalnya pati dan trigliserida. Sedangkan dalam proses katabolisme, air digunakan untuk memutus ikatan senyawa agar terbentuk molekul yang lebih kecil seperti glukosa, asam lemak, dan asam amino. Tanpa adanya air, semua proses tersebut tidak dapat terjadi.Kurang minum air putih juga dapat menyebabkan dehidrasi. Tubuh manusia juga mengalami siklus air setiap hari. Sebanyak kurang lebih enam liter air hilang dari tubuh manusia setiap harinya. Air keluar dari dalam tubuh melalui pernapasan, keringat, urine, dan fases. Banyaknya air yang keluar harus diimbangi dengan asupan air yang memadai. Jika tidak, tubuh dapat mengalami dehidrasi. Sinyal tubuh akibat dehidrasi antara lain berupa mulut kering, nyeri sendi, sakit punggung, hingga kebingungan mental dan disorientasi. Rasa letih yang berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, serta tidak memiliki gairah untuk melakukan berbagai aktivitas juga merupakan

Page 6: C K D

pertanda awal dehidrasi. Pada dehidrasi ringan, hal ini akan berpengaruh terhadap suasana hati, kinerja tubuh dan kecakapan kognitif. Selain itu, dehidrasi ringan juga dapat menyebabkan penurunan kemampuan berfikir, kesulitan mengingat, hingga mendorong pada gangguan otak yang cukup serius.

c. Kebiasaan Minum Minuman BeralkoholSalah satu faktor yang dapat menaikkan risiko penyakit ginjal adalah kebiasaan minum-minuman beralkohol. Alkohol tidak hanya berpotensi meningkatkan risiko kanker tertentu dalam penyakit tertentu, tetapi juga berbagai macam gangguan kesehatan lainnya, termasuk di dalamnya masalah gangguan ginjal. Apa hubungan alkohol dengan kesehatan ginjal?Alkohol merupakan jenis minuman yang memiliki pengaruh negatif terhadap ginjal. Alkohol dapat memaksa ginjal bekerja sangat keras. Kebiasaan minum-minuman beralkohol dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada ginjal. Konsumsi alkohol akan menimbulkan ketegangan pada ginjal.Metabolisme alkohol terutama terjadi di dalam hati. Jika diminum dalam dosis rendah, alkohol dipecah oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi asetaldehida. Jenis enzim ini membutuhkan zinc (Zn) sebagai katalisator. Asetaldehida kemudian diubah menjadi asetil-KoA oleh enzim dehidrogenase. Kedua reaksi ini membutuhkan koenzim NAD. Ion H yang terbentuk, diikat oleh NAD sehingga membentuk NADH. Ketika asetaldehida yang dihasilkan tadi berinteraksi kembali dengan alkohol, maka akan menghasilkan senyawa yang susunannya mirip dengan morfin. Oleh karena itu, kebiasaan minum alkohol secara terus menerus dapat menyebabkan orang menjadi kecanduan atau disebut alkoholik. Di samping dapat berujung pada kematian, seorang alkoholik juga berpotensi menderita berbagai macam penyakit.

d. Pola Makan Tidak SehatPola makan dan minum sebenarnya telah mencakup semua aspek permasalahan di dalam ilmu kedokteran. Berbagai jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat modern saat ini berawal dari pola makan yang tidak sehat, baik dalam jenis maupun kuantitas. Saat merasa lapar, tinggal makan. Saat mearasa haus, tinggal minum. Permasalahan pola makan kerap dikesampingkan. Kualitas dan kuantitas makanan serta minuman juga tidak terlalu diperhatikan.Dewasa ini, orang lebih gemar mengonsumsi makanan instan serta makanan olahan (junk food) daripada makanan segar alami, seperti sayur dan buah. Sering kita jumpai di mal-mal dan restoran-restoran, orang-orang yang tengah lahap menyantap junk food dan menyeruput soft drink berkalori tinggi. Hal ini tentu memprihatinkan. Orang-orang ini tidak menyadari tengah berada dalam ancaman berbagai macam penyakit degeneratif, metabolik, serta kardiovaskular yang sangat berbahaya. Junk food serta minuman berkalori tinggi mengandung bahan karsinogenik dan radikal bebas yang dapat merusak tubuh. Ibaratnya, mengonsumsi jenis makanan ini sama seperti sedang memasukkan sebuah amunisi kedalam tubuh. Amunisi tersebut akan menggerogoti sel-sel hingga benteng pertahanan tubuh melemah karena daya tahan tubuh telah dirusak oleh sampah-sampah matebolik.

e. Pola Tidur Tidak TeraturTidur merupakan proses normal yang biasa dilakukan oleh manusia. Tidur dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Bisa jadi, lantaran tidur merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh semua orang,

Page 7: C K D

maka tak jarang ada banyak orang yang kemudian menyepelekannya. Tidur menjadi tidak teratur, misalnya ada yang mengalami kekurangan tidur, namun ada pula yang mengalami kelebihan tidur.Banyak yang tidak menyadari bahwa kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Kurang tidur dapat menyebabkan kerusakan pada se-sel tubuh. Kerusakan sel tidak hanya terjadi di saat tubuh sakit atau terluka. Berbagai aktivitas lain termasuk saat pikiran tengah kalut atau stres, juga dapat memicu kondisi tersebut. Kurang tidur hanya akan memperparah keadaan tubuh. Sel-sel dalam tubuh tidak diperbaiki, sehingga lama-kelamaan tidak dapat beroperasi kembali. Selain itu, kurang tidur juga dapat menurunkan daya tahan tubuh. Kondisi kurang tidur dapat membuat seseorang lebih mudah terserang penyakit seperti flu, dibandingkan mereka yang tidurnya cukup.

f. Malas Berolahraga Vs Terlalu Banyak BerolahragaMenurut para ahli, kurang olahraga dapat dikategorikan sebagai suatu penyakit. World Heath Organization (WHO) menyebutkan, sekitar dua juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit akibat gaya hidup malas dan kurang olahraga. Sementara itu, penelitian

D. Tahapan atau Patofisiologis penyakit gagal ginjal kronikPatofisiologis pada penyakit gagal ginjal kronik ada 4, diantaranya :

3. Penurunan cadangan fungsi ginjal antara 40-75%. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang terjadi pada tubuh penderita diantaranya :a. Sebanyak 40-75% nefron tidak berfungsib. Laju filtrasi Glomerulus 40-50% normalc. Blood urea nitrogen dan kreatinin serum masih terlihat normald. Penderita mengalami asimtomatikPada tahap ini merupakan tahap stadium penyakit ginjal yang paling ringan, karena faal ginjal masih dalam kondisi baik. Oleh sebab itu penderita pada tahap ini tidak merasakan apa-apa. Bahkan hasil pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan bahwa faal ginjal masih dalam batas wajar. Selain itu, kreatinin dan kadar urea nitrogen dalam darah atau BUN masih dalam batas normal. Gangguan fungsi ginjal baru akan di ketahui setelah penderita di beri tes yang lebih berat, seperti tes pemekatan kemih dalam waktu yang lama atau dengan tes GFR yang lebih teliti.

4. Terjadinya indufiensi ginjal dengan faal ginjal antara 20-50%. Pada tahap ini beberapa hal yang terjadi pada tubuh penderita antara lain :a. Sekitar 75-80% nefron tidak berfungsi b. Laju filtrasi glomerulus 20-40% normalc. BUN dan kreatinin serum mulai meningkatd. Anemia dan azotemia ringane. Nokturia dan PoliuriaPada tahap ini penderita masih mampu melakukan aktifitas seperti biasa, walaupun daya konsentrasi ginjalnya menurun. Kekurangan cairan, kekurangan garam, dan gangguan jantung harus segera di atasi dengan pengobatan yang tepat dan cepat. Selain itu, penderita juga harus di beri obat pencegah gangguan faal ginjal. Pada stadium ini, lebih dari 75% fungsi jaringan ginjal telah rusak. Selain itu, kreatinin serum dan kadar BUN juga mulai menunjukkan peningkatan di atas batas normal. Tahap ini membutuhkan tata laksana medis untuk menanggulangi progresivitas yang telah terjadi, serta evaluasi dan pengobatan atas komplikasi yang terjadi.

5. Gagal ginjal, faal ginjal kurang dari 10%. Pada tahap ini beberapa hal yang terjadi diantaranya :a. Laju filtrasi glomerulus hanya 10-20% normal

Page 8: C K D

b. BUN dan kretinin serum meningkatc. Anemia, azetomia, dan asidosis metabolikd. Nokturia dan poliuria

Pada stadium ini penderita akan merasakan mual, muntah, pusing, sakit kepala, nafsu makan berkurang, sesak nafas, insomnia, air kemih berkurang, kejang hingga mengalami penurunan kesadaran sampai koma. Penderita penyakit ginjal pada tahap ini sudah tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari.

6. Terjadinya ERSD (End-stage renal disease), penyakit ginjal kronis stadium akhir. Pada tahap ini, tubuh penderita akan mengalami hal-hal sebagai berikut :a. Lebih dari 85% nefron tidak mampu berfungsib. Laju filtrasi glomerulus < 10%c. BUN dan kreatinin serum sangat tinggid. Anemia, azotemia, asidosise. Berat jenis urin 1,010Pada tahap akhir ini, penderita sudah tidak dapat mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh. Biasanya penderita akan mengalami oliguria, yaitu suatu keadaan pengeluaran kemih < 400ml perhari karena kegagalan glomerulus. Pada tahap ini penderita harus mendapatkan pengobatan dan tindakan dalam bentuk dialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal untuk mengatasi komplikasi yang terjadi.

E. Klasifikasi CKD (Chronic Kidney Disease)

Berdasarkan derajat penyakit Berdasarkan etiologi1. Kerusakan ginjal dengan LFG

normal atau meningkat (≥90)1. Penyakit Ginjal karena diabetes

2. LFG menurun ringan (60-89) 2. Penyakit ginjal non diabetes3. LFG menurun sedang (30-59) 3. Penyakit pada transplantasi4. LFG menurun berat (15-29)5. Gagal ginjal

  Klasifikasi Penyakit

Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka Gagal ginjal kronik dapat di klasifikasikan menjadi 4, dengan pembagian sebagai berikut:

1.    Stadium IPenurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 50 % – 75 %). Tahap inilah yang paling

ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita belum merasasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik. 

2.    Stadium IIInsufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat

melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun. Pada tahap ini lebih dari 50 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam diit. Pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.

3.    Stadium IIIUremi gagal ginjal (faal ginjal sekitar 10-20%). Semua gejala sudah jelas dan penderita

masuk dalam keadaan dimana tidak dapat melakukan tugas sehari hari sebagaimana mestinya.. Pada Stadium ini,  sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10-20 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml / menit atau kurang.

Page 9: C K D

4.    Stadium IVPenyakit ginjal stadium akhir (ESRD), yang terjadi apabila GFR menurun menjadi

kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.F. Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Menurut Price dan Wilson, 2005, etiologi gagal ginjal kronik sebagai berikut :

    No        Klasifikasi penyakit Penyakit

1. 1.       Penyakit Infeksi

Tubulointerstitial

Pielonefritis kronik, atau refluks nefropati

1. 2.       Penyakit peradangan Glomerulonefritis .

1. 3.       Penyakit vascular

Hipertensif

Nefrosklerosis benigna

nefrosklerosis maligna, stenosin arteria renalis.

1. 4.       Gangguan jaringan ikat Lupus eritematosus sistemik

Poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif .

1. 5.       Gangguan congenital dan herediter.

Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal

1. 6.       Penyakit metabolic Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis

1. 7.       Nefropati toksik Penyalagunaan analgesic,

nefropati timah

1. 8.       Nefropati obstruktif Traktus urinarius bagian atas :

(batu, neoplasma, fibrosis, retroperitoneal), traktus urinarius bagian bawah (hipertropi prostst, stiktur uretra, anomaly, congenital leher vesika urinaria dan uretra).

G. Manifestasi Klinik

Menurut Smeltzer dan Bare (2002) tanda dan gejala penyakit ginjal kronikdidapat antara lain :1. Kardiovaskuler: hipertensi, pitting edema (kaki, tangan, sekrum),edema periorbital, pembesaran vena leher.2. Integumen : warna kulit abu-abu mengkilat, kulit terang dan bersisik,pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.3. Pulmoner : krekles, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernafasankussmaul.4. Gastrointestinal: nafas berbau amonia, ulserasi dan perdarahan padamulit, anoreksia, mual dan muntah, konstipasi dan diare, perdarahandari saluran GI.5. Neurologi: kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang,kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahanperilaku.

H. Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Page 10: C K D

Faktor penyebab terjadinya gagal ginjal kronik adalah radang ginjal menahun, batu ginjal dan batub saluran kemih yang kurang mendapat perhatian, obat-obatan modern ataupun tradisional yang digunakan dalam jangka waktu lama, hipertensi, diabetes, narkoba, serta penyakit ginjal turunan (genetik).Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan menjadi:a.      Infeksi yang berulang dan nefron yang memburukb.      Obstruksi saluran kemihc.      Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lamad.      Scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal

Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat dibagi dalam 2 kelompok :1.          Penyakit parenkim ginjala.       Penyakit ginjal primer  : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik, Tbc ginjalb.      Penyakit ginjal sekunder   : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal, Poliarteritis nodasa, Sclerosis sistemik progresif, Gout, DM2.   Penyakit ginjal obstruktif  : Pembesaran prostat, batu saluran kemih, refluks ureter. Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk, obstruksi saluran kemih, destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lama, scar pada jaringan dan trauma langsung padaginjal.

Pencegahan Penyakit Gagal Ginjal Kronik.Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik.Untuk menghindari rusaknya ginjal, Anda bisa mencegahnya melalui cara-cara berikut :1. Olah RagaLakukan olah raga secara rutin dan teratur. Olah raga yang teratur – tidak terlalu berat – akan lebih berdampak positif bagi tubuh dibandingkan dengan olah raga berat namun tidak teratur. Misalnya Anda bisa melakukan jalan santai setiap pagi atau bersepeda 1-2 jam setiap minggu.2. Berhenti MerokokMerokok tidak hanya meningkatkan resiko penyakit ginjal, tetapi juga meningkatkan kematian akibat stroke dan serangan jantung pada orang dengan penyakit ginjal kronis. Rokok dengan kandungan nikotinnya dalam proses jangka waktu lama juga akan merusak organ-organ penting tubuh Anda, baik paru-paru, kulit dan jantung. Kita sebaiknya mencoba berhenti merokok.3. Kurangi Makanan BerlemakMakanan berlemak akan menyebabkan kandungan kolestrol dalam darah Anda meningkat.4. Berat BadanPerhatikan berat badan sehingga Anda dapat terhindar dari obesitas. Akan tetap, orang dengan fungsi ginjal yang rendah harus sadar bahwa beberapa bagian dari diet yang normal dapat memperburuk kegagalan ginjal.5. Konsumsi Air PutihMengkonsumsi air putih yang cukup, menghindari konsumsi jamu atau herbal yang tidak jelas, menghindari konsumsi obat-obatan secara sembarangan (tanpa resep dokter) merupakan hal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi potensi munculnya penyakit ginjal.

Page 11: C K D

6. General CheckupGagal ginjal juga dapat dicegah melalui pemeriksaan kesehatan (medical chekup) secara

rutin, termasuk pemeriksaan urin dan darah. Memeriksakan gangguan ginjal seperti kencing batu, prostat dapat mencegah munculnya gagal ginjal. dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan laboratorium. Mulai dari pemeriksaan urin lengkap, ureum dan kreatinin, gula darah, kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida adalah pemeriksaan awal yang murah untuk melakukan pencegahan.

Pengobatan dan Penanganan Gagal GinjalPenanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.

Pengobatan

1. Cuci DarahSaat di RS akan di beperiksa kadar gula dalam darah serta pemeriksaan

urine, pemeriksaan urine di lakukan untuk mengetahui adakah kandungan dalam dalam urine. Jika ternyata di temukan darah, maka bisa di pastikan bahwa ginjal sudah tidak mampu melaksanakan tugasnya.

Selain darah, pemeriksaan urine juga bisa menganalisis apakah protein sudah bercampur dengan urine atau belom, Jika protein sudah bercampur dengan urine maka di pastikan indikasi ginjal sudah bermasalah, protein harusnya di edarkan ke seluruh tubuh karena merupakan zat yang seharusnya di saring oleh ginjal untuk di serap bagian tubuh lain, bukan di buang bersamaan dengan urine. Biasanya jika darah maupun protein sudah masuk dalam saluran urine, tubuh akan memberikan tanda-tanda bahwa ginjal sakit, misalnya seperti mual, muntah, sakit pinggang, sakit perut gatal-gatal dan terjadinya pembekakkan pada tubuh.

Jika hal tersebut sudah terjadi maka tindakan yang dilakukan adalah cuci darah (haemodialisa) ini di karenakan ginjal yang harusnya menyaring racun sisa metabolisme tidak sanggup melaksanakan tugasnya imbasnya, racun sisa metabolisme tidak bisa keluar dalam tubuh dan bercampur dengan darah. Jika dara yang berisi racun ini di edarkan, maka akan menganggu fungsi organ lainnya. Cuci darah tersebut car kerjanya yakni dengan cara mengalirkan darah dari tubuh menuju mesin, lalu dalam mesin darah tersebut di saring, racun dalam darah dibuang, lalu darah bersih di alirkan ke dalam tubuh.

Cuci darah ini berlangsung antara 3-8 Jam tergantung dari keadaan pasien. Cuci darah di lakukan secara rutin dua minggu sekali atau sebulan sekali tergantung dari berat atau ringan nya kerusakan ginjal. Cuci darah juga harus di lakukan oleh penderita seumur hidup kecuali penderita mendapatkan transplantasi ginjal

Page 12: C K D

2. Transplantasi GinjalTransplantasi merupakan proses pengankatan suatu organ dari satu

organisme dengan cara pembedahan, kemudian memberikannya pada organisme lain agar bisa menggantikan fungsi ginjal yang rusak, ginjal di donorkan harus cocok dengan ginjal milik penderita. Biasanya, pendonor yang cocok adalah mereka yang kembar identik atau memiliki tipe darah yang sama persis. Ini dilakukan untuk menghindari penolakan jaringan. Pendonor ginjal boleh di lakukan oleh orang yang masih hidup maupun orang yang baru saja meninggal. Namun menurut beberapa ahli medis, pendonor yang masih hidup lebih efektif daripada yang sudah meninggal