by: asroful kadafi - · pdf filepenyusunan program bk berdasar ktsp 1. ... program mingguan...
TRANSCRIPT
By: Asroful Kadafi
Penyusunan Program BK berdasar KTSP
1. Rambu-rambu penyusunan program BK berdasarkan KTSP
a. Perencanaan Kegiatan
1)Perencanaan kegiatan pelayanan BK mengacu pada program tahunan yang
telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan, dan mingguan.
2)Perencanaan kegiatan pelayanan BK harian yang merupakan jabaran dari
program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang
masing-masing memuat:
a) Sasaranlayanan/kegiatanpendukung
b) Substansi layanan/kegiatan pendukung
c) Jenis layanan/kegiatan pendukung serta alat bantu yang digunakan
d) Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang teriibat
e) Waktu dan tempat
3) Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam
kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi
tanggung jawab konselor.
4) Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot
ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
5) Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseiing dalam satu minggu
minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/madrasah.
b. Pelaksanaan Kegiatan
1) Bersama pendidik dan personl sekolah/madrasah lainnya, konselor
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat
rutin, insidental dan keteladanan.
2) Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan
SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan,
waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
3) Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
a) Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang
dapat dilakukan di dalam kelas.
Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas perminggu
dan dilaksanakan secara terjadwal.
Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan
rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alihtangan kasus.
b) Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:
Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok,
dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam
kelas.
Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah
maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan
dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.
Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program
(LAPELPROG).
Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam
kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan
pimpinan sekolah/ madrasah.
Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah
dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program
antarkelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan
konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra
kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas
sekolah/madrasah.
c. Penilaian Kegiatan
1) Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:
Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan
kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani.
Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan
terhadap peserta didik.
Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu
(satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan
kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.
2) Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap
keteriibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan
SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.
3) Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG.
4) Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk
setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
2. Langkah-langkah Penyusunan Program BK Berdasarkan KTSP
a. Identifikasi Kebutuhan dan Permasalahan Siswa
Mengacu pada pengembangan diri dalam KTSP bahwa bebantugas guru adalah 24 jam pelajaran per minggu, dan setiap satulayanan atau kegiatan BK ekivalen dengan 2 jam pelajaran,maka setiap minggu seorang konselor minimal harusmenyelenggarakan 12 layanan dan atau kegiatan pendukung.Oleh karena itu, identifikasi kebutuhan dan permasalahan siswapaling tidak harus dapat menurunkan 12 layanan dan ataukegiatan per minggu. Apabila dalam satu tahun ada 36 mingguefektif maka diperlukan 12 layanan/pendukung dikalikan 36yaitu 432 layanan dan atau pendukung
B. BIMBINGAN NO KEBUTUHAN / PERMASALAHAN J. LAYANAN KEG. PENDUKUNG
PRIBADI Need Assesment *AI
1 Pertumbuhan dan perkembangan remaja yang
meliputi: a. Fisik b. Psikis c. Sosial
INFO
BKP KKP
TKP HD
2 Mengenal dan memahami karakteristik diri
sendiri
INFO PKO TKP
3 Mengenal dan memahami tentang kecerdasan
emosi
INFO TKP
4 Pengendalian diri INFO BKP TKP
5 Latar belakang keluarga: a. Tingkatan ekonomi
lemah b. Broken Home c. Kurang
mempematikan tumbuh kembang anak-
anaknya
KSIKP BKP KKP HD *KR
6 Menghilangkan kebiasaan yang kurang baik INFO BKP
7 Mengelola perasaan iri/cemburu secara positif INFO BKP
1 Prestasi akademis di bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM)
KSI BKP KP HD *KK
2 Mempunyai kelompok belajar INFO PP BKP
PKO
*APIN HD
B. BIMBINGAN NO KEBUTUHAN / PERMASALAHAN J. LAYANAN K. PENDUKUNG
BELAJAR 3 Mengetahui dan memahami kemampuan akademis din sendiri
berdasarkan hasil rapot semester sebelumnya
INFO PKO HD
4 Merencanakan target hasil belajar secara periodik INFO PKO HD
5 Mengembangkan kreatifitas INFO TKP
6 Bagaimana meraih sukses INFO TKP
7 Kurang motivasi belajar INFO KSI KP TKP
SOSIAL 1 Beradaptasi dengan, a. Lingkungan kelas bam b. Peiajaran dengan
tingkat kesulitan yang lebih tinggi
ORIN INFO
BKP
2 Mendapatkan teman duduk yang 'sesuai' PP HD
3 Mengenal dan memahami nilai-nilai kehidupan INFO BKP
4 Bersosialisai dengan lingkungan sesuai dengan norma-norma
yang berlaku
BKP KP
5 Berhubungan dengan lawan jenis (pacar) INFO BKP KP
6 Mengembangkan sikap toleransi INFO BKP
KARIR 1 Mengenal dan memahami Bakat INFO PKO
2 Mengenal dan memahami Minat INFO PKO
3 Mengenal jenis sekolah lanjutan INFO PKO
BKP
4 Mengenal berbagai jenis pekerjaan dan persyaratannya INFO
5 Merencanakan masa depan berdasarkan bakat, minat dan
lingkungannya
PKO
108 75 33
Catatan:
Minggu efektif - Semester 1 = 22minggu
Semester 2 = 14minggu +
Jumlah = 36minggu
Tugas Guru Pembimbing 1 minggu = 24 jam, ekuivalen dengan 12
layanan
1 tahun=36 minggu x 12 layanan, Jadi Jumlah layanan dalam 1
tahun adalah 432 layanan 432:4 kelas = 108 layanan/kelas (36
layanan klasikal di dalam kelas dan 72 layanan di luar kelas dengan
format individual, lapangan, kelompok, dan khusus)
b. Menentukan Prioritas Layanan
c. Menentukan dan memperhatikan situasi dan kondisi sekolah.
d. Memperhatikan potensi konselor sekolah.
e. Langkah selanjutnya adalah menyusun program bimbingan yang
meliputi program tahunan, program semesteran, program
bulanan, program mingguan dan harian
Penyusunan Program Berdasarkan PPBS
Apabila penyusuan program bimbingan konseling berdasarkan
konvensional (KTSP) dimulai dengan analisis kebutuhan siswa,
maka penyusunan program bimbingan menurut PPBS dimulai dari
belakang meja artinya penyusunan program didasarkan pada
konsep kurikulum bimbingan dan konseling yang sudah dijabarkan
dalam tujuan layanan bimbingan dan konseling yaitu tercapainya
kemandirian dan perkembangan yang optimal.
Adapun langkah-lankah penyusunan program menurut PPBS
sebagai berikut:
1. Menentukan Kategori Program Utama (KPU).
Penentuan Kategori Program Utama dijabarkan berdasarkan
tujuan yang telah ditentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Secara eksplisit telah dikemukakan bahwa
perkembangan yang optimal dapat diturunkan menjadi tujuan
bimbingan yang mencakup 4 bidang yatiu pribadi, sosial,
belajar, dan karir.
2. Menentukan Program Utama
Misalnya saja dalam kategori porgram utama adalah pengembangan
bimbingan pribadi maka program utamanya dapat berupa:
a. penanaman sikap kebiasaan dalam beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,
b. pengenalan dan pengembangan tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif,
baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun untuk
peranannya di masa depan,
c. pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan produktif,
d. pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri serta
usaha-usaha penanggulangannya,
e. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri, dan
f. perencanaan dan pemeliharaan hidup sehat.
3. Program
Tugas utama adalah menentukan program apa saja yang dapat
dilakukan agar semua rencana yang telah dicanangkan dapat
terealisasi. Hal terpenting adalah apakah program yang disusun
dapat memenuhi tercapainya program utama.
4. Target
Target dapat dilihat dari seberapa peserta didik yang mendapat
layanan, bagaimana perubahan sikap dan perilaku individu setelah
memperoleh sejumlah layanan, dan lain-lain.
5. Jangka waktu
Berdasarkan program dalam jangka waktu satu tahun, kemudian
disusunlah program semesteran, bulanan, mingguan, dan akhirnya
kegiatan.
6. Biaya
Hal penting yang perlu diingat bahwa penyusunan anggaran biaya
perlu memperlhatikan situasi dan kondisi keuangan sekolah.
Penyusunan Program Bimbingan dan konseling
Komprehensif
Dalam penyusunan program konvensional atau berdasarkan
KTSP, need assesment hanya didasarkan pada assesment peserta
didik, sedangkan dalam program bimbingan dan konseling
komprehensif kegiatan asesmen mencakup keduanya yaitu need
assesment peserta didik dan need assesment lingkungan.
Need assesment peserta didik adalah segala kebutuhanatau masalah yang ada pada peserta didik yang meliputi aspekfisik yaitu (kesehatan dan keberfungsian fisik), psikologis(kecerdasan, motivasi belajar, minat, sikap, dan kebiasaanbelajar, kepribadian, sifat-sifat/karakteristik peserta didik), sertasosial yang antara lain berkaitan dengan hubungan sosial dalamkeluarga, teman-teman.
Need assesment lingkungan yaitu mengumpulkan berbagaikebutuhan atau keinginan dari lingkungan seperti harapanorang tua, sekolah, kemampuan konselor, sarana, danprasarana pendukung layanan bimbingan dan konseling.
Langkah-langkah menyusun program Bimbingan dan Konselingkomprehensif meliputi :a. mengkaji produk hukum yang berlaku,b. menyusun visi dan misi,c. bidang pengembangan,d. deskripsi kebutuhan,e. tujuan,f. komponen program,g. rencana operasional,h. pengembangan tema,i. pengembangan satuan layanan,j. evaluasi, dank. beaya.
Mengkaji produk hukum yang ada (Undang-Undang No 20 tahun
2003)
Indikator kompetensi harus searah dan sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu:
a. beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
b. berakhlak mulia,
c. memiliki pengetahuan dan keterampilan,
d. memiliki kesehatan jasmani dan rohani,
e. memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri,
f. memiliki rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan,
Merumuskan visi, misi, dan tujuan bimbingan dan konseling.1. Visi adalah pandangan kedepan tentang harapan/cita-cita
yang ingin dicapai oleh aktivitas bimbingan dan konselingdalam kurun waktu tertentu.
2. Misi adalah penjabaran lebih operasional tentang visi atauaktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh konselor dan timuntuk membantu tercapainya visi yang telah ditetapkan.
3. Sedangkan tujuan adalah merupakan seperangkatpenguasaan kompetensi yang telah ditentukan dalamkurikulum bimbingan dan konseling.
Visi, misi, dan tujuan ini merupakan pedoman/arah yang harusdipatuhi oleh semua petugas bimbingan dan konseling sekolah
agar program bimbingan dan konseling yang telahdirencanakan dapat tercapai.
Langkah selanjutnya adalah menentukan bidang bimbingan dankonseling. Bidang bimbingan dan konseling meliputi 3 bidangyaitu: pengembangan pribadi-sosial, pengembanganakademik/belajar, dan pengembangan karir. Pengembanganketiga bidang tersebut diarahkan pada pencapaian kompetensiyang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan pribadi. Untukitu fokus pengembangan diri dalam bimbingan dan konselingmencakup kompetensi:1. self esteem,2. motivasi berprestasi,3. keterampilan pengambilan keputusan,4. keterampilan komunikasi antar pribadi,5. keterampilan pengentasan masalah,6. penyadaran keragaman budaya, dan7. perilaku bertanggungjawab.
Disamping itu fokus dalam perkembangan karir mencakup:a. fungsi agama bagi kehidupan,b. pemantapan pilihan program studi,c. keterampilan kerja profesional,d. kesiapan pribadi dalam menghadapi pekerjaan,e. perkembangan dunia kerja,f. iklim kehidupan dunia kerja, dang. cara melamar pekerjaan.
Dalam kehidupan sosial antara lain diberikan pemantapan agarmemahami kasus-kasus seperti:a. kriminalitas,b. bahaya narkotika dan obat-obat terlarang,c. penyakit-penyakit masyarakat, dand. Dampak pergaulan bebas.
Deskripsi kebutuhan, pada tahap ini konselor mengidentifikasi
kebutuhan peserta didik dan kebutuhan lingkungan. Untuk
memperoleh informasi tentang kebutuhan peserta didik digunakan
instrumen tugas perkembangan (ITP) yang dikembangkan dari
konsep teoritis tugas perkembangan pada usia peserta didik.
Sedangkan kebutuhan lingkungan (orang tua, guru, kepala sekolah,
dan lain-lain) digunakan instrumen wawancara, angket, atau
observasi. Hasil instrumen yang diberikan kemudian ditabulasi dan
dianalisis untuk mengetahui dimana posisi perkembangan anak
dibandingkan dengan kelompoknya. Aspek perkembangan yang
berada di bawah rata-rata merupakan prioritas utama dalam
pemberian layanan bimbingan dan konseling.
Penentuan tujuan, yaitu bahwa dalam penyusunan program bimbingan dan
konseling diarahkan pada pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta
didik (klien). Apabila dikelompokkan kompetensi yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. kompetensi yang terkait dengan perkembangan akademik yang meliputi
memiliki sikap, pengetahuan dan ketrampilan untuk belajar di sekolah dan
dalam kehidupannya, mempersiapkan diri untuk mempersiapkan studi lanjut
dan persiapan hidup di masyarakat, dan pemahaman tentang hubungan antara
penguasaan akademik dengan pengalaman hidup,
2. kompetensi yang terkait dengan perkembangan karir yang meliputi
memperoleh pemahaman diri dan ketrampilan untuk menyesuaikan dengan
dunia kerja dan pembuatan keputusan tentang karir, memperoleh strategi
untuk mencapai karir dan memperoleh kepuasan dan kesuksesan dalam karir,
memahami hubungan antara kualitas pribadi, pendidikan, dan latihan dengan
dunia kerja, dan
3. kompetensi yang terkait dengan perkembangan pribadi-sosial yang
mencakup, memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan
hubungan antar pribadi untuk memahami diri dan hormat pada orang
lain, membuat keputusan untuk mencapai tujuan, dan memperoleh
keterampilan hidup dalam menghadapi kehidupannya.
Komponen program, artinya bahwa dalam menyusun program
bimbingan dan konseling komprehensif hendaknya mencakup:
1. komponen kurikulum bimbingan atau layanan dasar,
2. komponen layanan responsif,
3. komponen layanan perencanaan individual, dan
4. komponen dukungan sistem
Rencana operasional merupakan rencana implementasi dariserangkaian program bimbingan yang telah disusun Rencanaoperaional dikembangkan dan dijabarkan berdasarkan perilakuyang telah diperoleh dari analisis tugas perkembangan dansejumlah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik (klien).Untuk itu perlu diperhatikan dan dipertimbangkantentang/materi, kapan diberikan, insidental atau terus menerus,siapa yang akan memberikan, dimana dilakukan, bentuk layananapa yang diberikan, tehnik dan strategi apa yang akan digunakan,layanan bersifat langsung atau tidak langsung, kesemuanyadiperlukan kecermatan dalam penyusunan rencana operasional.Dalam rencana operasional juga disusun dalam bentuk agendaatau schedule yang berupa rencana tahunan, semesteran,bulanan, mingguan, dan harian.
Kegiatan berikutnya adalah mengembangkan tema yang akan
diberikan kepada klien. Pengembangan tema ini didasarkan pada
analisis kebutuhan, kompetensi yang akan dicapai. Hasil
pengembangan tema berupa materi yang akan disampaikan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan tema menjadi
satuan layanan. Dengan demikian satuan layanan adalah unit
terkecil dari serangkaian program yang telah disusun.
Pengembangan satuan layanan disesuaikan dengan siapa yang
menjadi sasaran kegiatan, siapa yang memberikan, dimana
diberikan dan waktu yang disediakan untuk satu layanan.
Rencana evaluasi yang diberikan hendaknya mencakup evaluasiproses, evaluasi hasil, dan evaluasi personil. Dalam evaluasiproses beberapa komponen yang hendaknya dinilai antara lain:1. kesesuaian antara pelaksanaan dengan rancangan program,2. tingkat partisipasi personil misalnya dalam pembagian siswa
asuh, konferensi kasus, penanganan kasus, remedial teaching,dan lain-lain,
3. keberhasilan dan hambatan yang muncul selama aktivitasbimbingan dan konseling. Keberhasilan dapat dilihat daritingkat kepuasan peserta didik, kepala sekolah, dan semuapersonil sekolah yang lain. Evaluasi keberhasilan pemberianlayanan lebih banyak menggunakan penilaian segera (laiseg),pemahaman guru dan kepala sekolah tentang peran BK danadanya kesesuaian antara program yang disusun denganprogram yang berhasil dilaksanakan.
4. respon stakeholder (Kepala Sekolah, guru, orang tua) selamaproses layanan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling sekolah yangdilaksanakan yaitu evaluasi laporan program, analisis, dan tindaklanjut yang dilaporkan ke kepala sekolah dan pengawas BK sebagaisupervisi administrasi penilaian akhir semester atau akhir tahun(penilaian kinerja BK). Selain itu, evaluasi hasil yang selama inidilaksanakan di sekolah yaitu dengan melihat adanyaperubahan/peningkatan pada:1. kualitas ketaqwaan kepada Tuhan YME (akhlak) peserta didik,2. kualitas pemahaman, penerimaan, dan pengarahan diri
peserta didik,3. sikap dan kebiasaan belajar peserta didik,4. sikap peserta didik terhadap layanan/program BK,5. kualitas prestasi peserta didik,6. kualitas kedisiplinan peserta didik,7. kualitas sikap sosial peserta didik (empati, altruis, kooperatif,
toleransi, den lain-lain).
Penilaian Personil adalah salah satu jenis penilaian yangsasarannya adalah kinerja guru pembimbing di sekolah. Dalampenilaian personil beberapa komponen yang perlu dinilaimeliputi:1. kemampuan dalam menjalin hubungan dengan pimpinan,2. partisipasi konselor dengan berbagai pihak (stake holder),3. perbaikan administrasi BK,4. layanan langsung (80%) dan layanan tidak langsung (20%),5. koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait,6. kepemimpinan konselor dalam menjalankan aktivitasnya
dalam bimbingan dan konseling, dan7. pelaksanaan layanan (layanan dasar, perencanaan individual,
layanan responsif, dan dukungan sistem).
Dalam setiap aktivitas apapun memerlukan biaya, demikian
pula program bimbingan dan konseling, Biaya yang disusun
hendaknya bersifat realistis, artinya sesuai dengan kebutuhan, dan
hendaknya digunakan seefisien mungkin. Hal ini perlu disadari
karena kondisi dan situasi masing-masing sekolah tidak sama
sehingga penganggaran/pembiayaan sangat tergantung pada
kebijakan kepala sekolah. Namun demikian apabila konselor
mampu memberikan rincian penggunaan dana secara proporsional
dan rasional tentunya kepala sekolah memberikan respon yang
positif.
Berdasarkan pengamatan di lapangan belum semua gurupembimbing di sekolah yang telah menyusun program bimbingankonseling sesuai dengan tahap-tahap maupun teori penyusunanprogram. Namun satu hal yang perlu dicermati oleh guru
pembimbing di sekolah bahwa dengan adanya programyang jelas maka personal di sekolah seperti kepala sekolah
dan guru bidang studi lainnya akan memperoleh pencerahan dankeyakinan bahwa guru pembimbing adalah bukan pengangguranmelainkan guru yang mempunyai program yang jelas sehingga
pada gilirannya mereka akan secara sukarela maubekerjasama untuk melaksanakan program bimbingankonseling di sekolah. Selanjutnya bila kerjasama telah terjalinmaka keberadaan bimbingan konseling sekolah akan semakin
diakui dan dihargai oleh semua pihak termasuk stafsekolah dan masyarakat.
Sumber:Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Semarang: Widya Karya