bupati paser - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...pajak bumi...

25
BUPATI PASER PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN PASER, Menimbang Mengingat : : a. b. c. 1. 2. 3. 4. bahwa pendapatan asli daerah dari pungutan daerah yaitu Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, merupakan sumber pembiayaan pembangunan tidak langsung yang perlu mendapat perhatian pengelolaannya; bahwa Pajak Bumi dan Bangunan yang Pengelolaan Administrasi, Teknis dan Operasionalnya telah dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota, maka perlu diatur Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dalam wilayah Kabupaten Paser. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pambentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) sebagai Undang-Undang; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaiman telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409);

Upload: lamduong

Post on 13-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

BUPATI PASERPERATURAN BUPATI PASER

NOMOR 36 TAHUN 2013

TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNANPERDESAAN DAN PERKOTAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN PASER,

Menimbang

Mengingat

:

:

a.

b.

c.

1.

2.

3.

4.

bahwa pendapatan asli daerah dari pungutan daerah yaituPajak Daerah dan Retribusi Daerah, merupakan sumberpembiayaan pembangunan tidak langsung yang perlumendapat perhatian pengelolaannya;bahwa Pajak Bumi dan Bangunan yang PengelolaanAdministrasi, Teknis dan Operasionalnya telah dilaksanakanoleh Kabupaten/Kota, maka perlu diatur Sistem dan ProsedurPemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a danhuruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Sistemdan Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan dalam wilayah Kabupaten Paser.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang PenetapanUndang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentangPambentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan sebagaiUndang-Undang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1820) sebagai Undang-Undang;Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437) sebagaiman telah beberapakali diubah, terakhir dengan Undang - Undang Nomor 12Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang -UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4844);Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentangPerimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerahdan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5409);

Page 2: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Memperhatikan :

5.

6.

7.

8.

1.

2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5234);

Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2007 tentangPerubahan Nama Kabupaten Pasir menjadi Kabupaten PaserProvinsi Kalimantan Timur (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 110, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4760);Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2013 tentangPerubahan Nama Ibu Kota Kabupaten Paser ProvinsiKalimantan Timur dari Tanah Grogot menjadi Tana Paser(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 7,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5392);Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerahsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan DaerahNomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan keuangan Daerahsebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan LaporanPertanggung Jawaban Bendahara beserta Penyampaiannya.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM DAN PROSEDURPEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DANPERKOTAAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Paser2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara

Pemerintahan Daerah3. Bupati adalah Bupati Paser.4. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2

adalah pajak terhadap bumi dan/atau bangunan yang bersifat pisik bangunan dan/atautanah dalam arti besarnya pajak terhutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi atautanah dan/atau bangunan.

5. Wajib Pajak adalah Orang Pribadi dan/atau Badan Usaha, yang mempunyai hak dankewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan daerah yang berlaku.

Page 3: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yangmerupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usahayang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan UsahaMilik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalambentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga danbentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

7. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) merupakan media bagi wajib pajak (WP) untukmendaftarkan Objek Pajak termasuk Bumi dan Bangunan yang akan dipakai sebagai dasaruntuk menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang.

8. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beliyang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOPditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilaiperolehan baru, NJOP pengganti.

9. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang digunakan oleh DinasPendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) untuk memberitahukanbesarnya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang kepadaWajib Pajak (WP).

10.Surat Tanda Setoran (STS) adalah bukti penyetoran seluruh pembayaran Pajak Bumi danBangunan Perdesaan dan Perkotaan ke kas daerah.

11.Laporan Realisasi Penerimaan PBB-P2 adalah keluaran dari pencatatan yang dilakukanoleh Fungsi Pembayaran pada DPPKAD.

12.Bank Persepsi adalah Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah untuk bekerjasamadalam rangka menampung pembayaran atau penerimaan.

13.Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkatDPPKAD adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah KabupatenPaser.

BAB II

SISTEM DAN PROSEDUR ADMINISTRATIFPAJAK BUMI DAN BANGUNANPERDESAAN DAN PERKOTAAN

Pasal 2

(1) Sistem dan Prosedur Pemungutan PBB-P2 mencakup seluruh rangkaian prosesPendaftaran, Pendataan dan Penilaian objek pajak serta menetapkan, menerimapembayaran, pengurangan, menagih dan melaporkan penerimaan PBB-P2.

(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :a. Prosedur pendaftaran objek PBB – P2 adalah prosedur pendaftaran objek pajak oleh

wajib pajak sendiri;b. Prosedur pendataan objek PBB – P2 adalah prosedur pendataan objek pajak yang

dilakukan oleh fungsi pendataan dan instansi teknis terkait;c. Prosedur penilaian objek PBB – P2 adalah prosedur menilai objek pajak,baik yang

didaftarkan sendiri oleh wajib pajak maupun yang didata langsung oleh fungsipendataan;

d. Prosedur penetapan PBB – P2 adalah prosedur penghitungan jumlah pajak terutanghingga pengajuan keberatan yang mungkin dilakukan oleh wajib pajak terkait;

e. Prosedur pembayaran PBB-P2 mencakup dua alternatif prosedur pembayaran PBB –P2 yang dapat dipilih oleh wajib pajak untuk membayar PBB-P2 terutangnya;

f. Prosedur Pengurangan PBB-P2 adalah prosedur pengajuan pengurangan kepadaFungsi Pelayanan;

g. Prosedur penagihan PBB-P2 adalah prosedur penagihan bagi wajib pajak yangterlambat membayar PBB-P2 dan / atau membayar dengan jumlah kurang;dan

h. Prosedur pencatatan penerimaan PBB-P2 adalah prosedur pencatatan dan pelaporanseluruh penerimaan PBB-P2.

Page 4: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Pasal 3

Pelaksanaan sistem dan prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tersebut di atas,Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah memerlukan perangkat berupafungsi-fungsi sebagai berikut:a. fungsi pelayanan adalah ruang lingkup tugas untuk mengurus proses registrasi objek

pajak oleh wajib pajak dan juga proses yang diajukan;b. fungsi pendataan adalah ruang lingkup pelaksanaan tugas untuk meneliti SPOP dari

proses registrasi dan pendataan serta menyimpan seluruh SPOP di dalam arsip;c. fungsi penilaian adalah ruang lingkup pelaksanaan tugas untuk menilai objek PBB – P2,

baik bumi ( tanah ) maupun bangunan;d. fungsi pengolahan data adalah ruang lingkup pelaksanaan tugas untuk mengelola basis

data terkait objek pajak;e. fungsi penetapan adalah ruang lingkup pelaksanaan tugas untuk menetapkan jumlah

PBB-P2 terutang dan memeriksa dokumen-dokumen dalam proses pengurusankeberatan;

f. fungsi pembayaran adalah ruang lingkup pelaksanaan tugas untuk menyiapkan laporanrealisasi penerimaan PBB-P2;dan

g. fungsi penagihan adalah ruang lingkup pelaksanaan tugas untuk melakukan penagihanterhadap wajib pajak yang tidak membayar PBB-P2 terutangnya atau membayar dalamjumlah yang kurang.

Pasal 4

Fungsi pelayanan merupakan persiapan dokumen – dokumen yang diperlukan oleh wajibpajak baik orang pribadi dan / atau badan hukum yang ingin melaporkan atau mendaftarkanobjek PBB-P2-nya.

Pasal 5

(1) Wajib pajak melaporkan atau mendaftarkan objek PBB-P2 yang dimilikinya ke fungsipelayanan.

(2) Permohonan pendaftaran PBB-P2 melampirkan dokumen pendukung sebagai berikut:a. Fotocopy KTP/SIM dan Kartu Keluarga atau indentitas diri lainnya;b. Fotocopy bukti kepemilikan/penguasaan/pemanfaatan tanah (sertifikat/AJB/Dokumen

lain yang sejenis);c. Fotocopy NPWP (bagi yang memiliki NPWP);d. Fotocopy SSB/SSPD BPHTB;e. Surat keterangan tanah dari lurah/desa yang diketahui oleh Lurah/Desa setempat;danf. Surat kuasa (apabila dikuasakan).

(3) Mekanisme pelaporan dan / atau pendaftaran objek PBB-P2 adalah sebagaimanatercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan ini.

Pasal 6

(1) Fungsi pendataan merupakan persiapan pelaksana teknis / sumber daya manusia sertadokumen – dokumen yang diperlukan untuk mendata objek PBB-P2.

(2) Fungsi teknis pelaksana objek dan subjek PBB-P2 mendata secara langsung data-datayang diperoleh dalam pengadministrasian PBB-P2

(3) Tata cara pendataan objek PBB-P2 adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran IIyang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Page 5: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Pasal 7

(1) Fungsi Penilaian dapat melakukan penilaian atas objek pajak berupa tanah maupunbangunan secara massal maupun individu.

(2) Penilaian secara massal maupun individu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatberupa :a. Penilaian secara massal maupun individu untuk objek pajak berupa bumi dengan

pendekatan data pasar;b. Penilaian secara massal maupun individu untuk objek pajak berupa bangunan dengan

pendekatan biaya;danc. Penilaian individu untuk objek pajak tanah dan bangunan dengan pendekatan

kapisitalisasi pendapatan.(3) Tata cara penilaian objek PBB-P2 secara individual adalah sebagaimana tercantum dalam

lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 8

(1) Fungsi Penetapan menyiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk menetapkanjumlah PBB-P2 terutang.

(2) Fungsi Penetapan mendistribusikan SPPT ke Wajib Pajak melalui petugas atau tempatpembayaran PBB-P2.

(3) Tata Cara penetapan PBB-P2 adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 9

(1) Wajib Pajak dapat membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaandengan cara pembayaran berikut ini:a. Pembayaran PBB-P2 ke tempat pembayaran yang telah ditentukan dan/atau Bank

Persepsi;danb. Pembayaran PBB-P2 ke Tempat Pembayaran Elektronik (TPE).

(2) Tata Cara Pembayaran PBB-P2 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 10

(1) Wajib Pajak yang merasa keberatan dengan jumlah pajak terutang dapat mengajukanpengurangan kepada Fungsi Pelayanan.

(2) Jika memenuhi persyaratan, pengajuan pengurangan akan diproses hingga ke Bupati.(3) Permohonan pengurangan PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

memenuhi persyaratan :a. 1 (satu) Permohonan untuk 1 (satu) SPPT PBB-P2;b. permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan mencantumkan

besarnya persentase pengurangan yang dimohon disertai alasan yang jelas;c. dilampiri fotocopy SPPT PBB-P2 yang dimohonkan pengurangan;d. surat permohonan ditandatangani oleh wajib pajak, dan dalam surat permohonan

ditandatangani oleh bukan wajib pajak, harus dilampiri dengan surat kuasa;e. tidak memiliki tunggakan PBB-P2 tahun pajak sebelumnya atas objek pajak yang

dimohonkan pengurangan;danf. jangka waktu pengajuan permohonan 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal

diterimanya SPPT PBB-P2.(4) Permohonan Pengurangan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dianggap bukan sebagai permohonan sehingga tidak dapatdipertimbangkan.

Page 6: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Pasal 11

(1) Dalam pemberian pengurangan PBB-P2, Bupati dapat menetapkan berdasarkan pada:a. Kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan/atau

karena sebab-sebab tertentu lainnya;danb. Dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa.

(2) Dalam hal kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajakdan/atau karena sebab-sebab tertentu lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, diberikan pengurangan PBB-P2 sesuai ketentuan dalam tabel berikut :

No. UraianBesarnya

Pengurangan( Maksimal )

1. Wajib Pajak Orang Pribadi :

Objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadiVeteran pejuang kemerdekaan, Veteran pembelakemerdekaan, penerima tanda jasa bintang Gerilya,atau Janda/Dudanya

Objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yangpenghasilannya semata-mata berasal dari pensiunanPNS, TNI/Polri, sehingga kewajiban PBB-P2 nya sulitdipenuhi.

Objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yangberpenghasilan rendah, sehingga kewajibanpajaknya sulit dipenuhi dan/atau

Objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yangberpenghasilan rendah yang Nilai Jual Objek Pajakpermeter perseginya meningkat akibat perubahanlingkungan dan dampak positif pembangunan

Objek Pajak berupa lahanpertanian/perkebunan/perikanan/perternakan yanghasilnya sangat terbatas yang wajib pajaknya orangpribadi yang berpenghasilan rendah

Wajib Pajak Badan meliputi :

Objek Pajak yang Wajib Pajaknya adalah Wajib Pajakbadan yang mengalami kerugian dan kesulitanlikuiditas pada Tahun Pajak sebelumnya sehinggatidak dapat memenuhi kewajiban rutin.

Objek Pajak yang Wajib Pajaknya adalah Wajib Pajakbadan yang melakukan Investasi/penanaman modalbaru (pengurangan diberikan paling lama selama 5tahun sejak ijin peruntukan tanah dana bangunanditerbitkan)

Objek Pajak yang Wajib Pajaknya adalah wajib Pajakbadan yang melakukan perluasan usaha minimal 50% dari investasi sebelumnya.

75 %

75 %

75 %

75 %

75 %

75 %

50 %

30 %

(3) Dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diberikan pengurangan PBB-P2 sesuaiketentuan dalam tabel berikut :

Page 7: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

No. UraianBesarnya

Pengurangan(Maksimal)

1. Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan :

Dalam hal objek pajak terkena bencana alam yangdiakibatkan oleh gempa bumi, tsunami, banjir,kekeringan, angin topan dan tanah lonsor

Sebab lain yang luar bisa meliputi kebakaran, wabahpenyakit tanaman, dan/atau wabah hama tanaman.

100 %

100 %

(4) Ketentuan besarnya pengurangan PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2)dan ayat (3), dapat ditinjau secara periodik paling lama 6 (enam) bulan sekali.

(5) Tata Cara pengurangan PBB-P2 adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran VI yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 12

(1) Fungsi Penagihan merupakan proses Wajib Pajak yang atas kelalaiannya tidak membayarPBB-P2 –nya atau kurang bayar dengan cara menerbitkan berbagai dokumen, mulai dariSurat Tagihan Pajak, Surat Teguran, hingga Surat Paksa.

(2) Apabila Wajib Pajak tetap tidak membayar, Fungsi penagihan akan menindaklanjuti WajibPajak terkait dalam bentuk penuntutan, pelelangan aset Wajib Pajak dilaksanakanberdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Tata Cara penagihan Objek PBB-P2 adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran VIIyang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 13

Bendahara Penerimaan PBB-P2 menyusun Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) BendaharaPenerimaan atas Pembayaran PBB-P2 yang telah diterima dari tempat pembayaran dan TPE.

Pasal 14

(1) DPPKAD membuat Laporan Realisasi Penerimaan PBB-P2 atas seluruh PBB-P2 yangditerima.

(2) Tata cara pencatatan penerimaan objek PBB-P2 adalah sebagaimana tercantum dalamlampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

BAB III

FASILITASI

Pasal 15

(1) DPPKAD melakukan fasilitasi Pelaksanaan Peraturan ini.

(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup mengkoordinasikan,menyempurnakan lampiran-lampiran sesuai subtansi dan bimbingan teknis sertamemberikan asistensi untuk kelancaran pelaksanaan Peraturan ini.

Page 8: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati inidengan penempatannnya dalam Berita Daerah di Kabupaten Paser.

Ditetapkan di Tana Paserpada tanggal 2 Agustus 2013

BUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDI

Diundangkan di Tana Paserpada tanggal 30 September 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PASER,

ttd

H. HELMY LATHYF

BERITA DAERAH KABUPATEN PASER TAHUN 2013 NOMOR 192

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

Page 9: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

.

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H.Suwardi,SH,M.SiPembinaNIP.19620424 199303 1 011

BUPATI PASER,NO. NAMA JABATAN PARAF1. 1.H. Andi Azis Kasubbag.Produk Hukum Daerah2. 2.H.Suwardi Kepala Bagian Hukum3. 3.H.Heriansyah Idris Asisten Tata Pemerintahan4. 44.H.Helmy Lathyf Sekretaris Daerah H.M.RIDWAN SUWIDI

NO. NAMA JABATAN PARAF

1. H. Andi Azis Kasubbag. Produk Hukum Daerah

2. H. Suwardi Kepala Bagian Hukum

3. H. Heriansyah Idris Asisten Tata Pemerintahan

4. H. Helmy Lathyf Sekretaris Daerah

Page 10: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 36 TAHUN 2013TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

PROSEDUR PENDAFTARAN OBJEK PAJAK

A. GAMBARAN UMUMDalam prosedur pendaftaran objek pajak ini, Wajib Pajak merupakan pihak yangsecara aktif meregistrasikan objek pajaknya sendiri. Proses pendaftaran dilakukanmelalui Fungsi Pelayanan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan AsetDaerah yang kemudian akan meneruskan data dari Wajib Pajak ini ke FungsiPendataan.

B. PIHAK TERKAIT1. Wajib Pajak

Merupakan pihak yang memiliki objek pajak berupa tanah dan/atau bangunan.2. Fungsi Pelayanan

Merupakan pihak yang menyiapkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)sebagai media Wajib Pajak mendaftarkan objek pajak mereka. Fungsi Pelayananakan memproses registrasi objek pajak yang dilakukan Wajib Pajak hinggameneruskan data tersebut ke Fungsi Pendataan.

3. Fungsi PendataanMerupakan pihak yang menerima data mengenai objek pajak yang didaftarkanWajib Pajak melalui Fungsi Pelayanan. Fungsi Pendataan juga akan melakukantindak lanjut jika SPOP bermasalah. Kemudian, data yang telah diperiksa akandisimpan baik dalam arsip maupun basis data.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNISLangkah 1Fungsi Pelayanan mempersiapkan SPOP, Tanda Terima Penyampaian SPOP (dualembar) serta Tanda Terima Pengembalian SPOP (dua lembar).Langkah 2Wajib Pajak datang ke Fungsi Pelayanan untuk mengambil SPOP. Ketika mengambilSPOP, Wajib Pajak harus mendatangani kedua lembar Tanda Terima PenyampaianSPOP. Lembar pertama dokumen ini akan disimpan oleh Wajib Pajak sementara lembarkeduanya disimpan dalam arsip Fungsi Pelayanan.Langkah 3Wajib Pajak mengisi dan mengembalikan SPOP. Fungsi Pelayanan memberikan TandaTerima Pengembalian SPOP untuk ditandatangani Wajib Pajak. Lembar pertama akandiberikan kepada Wajib Pajak sedangkan yang kedua disimpan dalam arsif FungsiPelayanan.Langkah 4Fungsi Pelayanan menyiapkan Daftar Penyimpanan dan Pengembalian SPOP untukmengontrol diterimanya SPOP oleh Wajib Pajak yang ingin mendaftarkan objekpajaknya. Selain itu, pengembalian SPOP yang telah diisi oleh Wajib Pajak jugaterpantau dengan adanya dafrar ini.Langkah 5Fungsi Pelayanan menyerahkan SPOP yang telah diisi ke Fungsi Pendataan untuk diteliti.Jika SPOP bermasalah, Fungsi Pendataan akan melakukan penelitian lapangan danmerevisi SPOP tersebut, tetapi jika tidak, SPOP dapat langsung disimpan ke dalam arsipserta basis data SPOP. SPOP yang bermasalah juga akan disimpan ke dalam arsip danbasis data SPOP setelah revisinya selesai.

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

BBUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDI

Page 11: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 36 TAHUN 2013TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

PROSEDUR PENDATAAN OBJEK PAJAK

A. GAMBARAN UMUMDalam prosedur pendataan objek pajak ini, Fungsi Pendataan Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mengumpulkan data objek pajak secaralangsung ke lapangan. Fungsi Pendataan secara aktif melakukan berbagai hal sepertipersiapan, pekerjaan lapangan, hingga mendokumentasikan data-data tersebut bersamaFungsi Pengolahan Data.

B. PIHAK TERKAIT1. Wajib Pajak

Merupakan pihak yang memiliki objek pajak berupa tanah dan/atau bangunan.2. Fungsi Pendataan

Merupakan bagian dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerahyang mengumpulkan data objek pajak langsung ke lapangan. Tahapan yang dilakukanmulai dari persiapan pengambilan data ke lapangan hingga penyimpanan data-datayang berhasil diperoleh ke dalam arsip.

3. Aparat Desa/KelurahanAparat desa/kelurahan membantu Fungsi Pendataan untuk memberikan stiker/tandaNomor Objek Pajak (NOP) dan SPOP kepada Wajib Pajak serta mengembalikan SPOPyang di isi Wajib Pajak kepada Fungsi Pendataan.

4. Fungsi Pengolahan DataSalah satu fungsi dalam Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah iniakan merekam data-data objek pajak dari Fungsi Pendataan ke dalam basis datamereka.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNISLangkah 1Fungsi Pendataan melakukan penelitian pendahuluan sebelum turun ke lapangan danmengumpulkan data mengenai objek pajak secara langsung. Data dan informasi yangdiperoleh dari penelitian pendahuluan terdiri dari luas wilayah, perkiraan luas tanah yangdapat dikenakan PBB-P2, luas tanah dan bangunan yang sudah dikenakan PBB-P2 jumlahpenduduk, serta jumlah Wajib Pajak yang sudah terdaftar.Langkah 2Fungsi Pendataan menyusun rencana kerja berdasarkan data dan informasi tersebut.Rencana kerja ini digunakan untuk menyusun organisasi pelaksaan pengumpulan dataobjek pajak di lapangan. Setelah itu, Fungsi Pendataan akan menyediakan sket, petadesa/kelurahan dan sarana pendukung.Langkah 3Langkah ini merupakan pekerjaan lapangan untuk memperoleh data objek pajak.Bersama dengan langkah ini, Fungsi Penilaian melakukan pekerjaannya (dijelaskan dibagaian penilaian). Terdapat empat alternative untuk memperoleh data objek pajak,yaitu :3.1 Menyampaikan dan Memantau pengembalian SPOP

Fungsi Pendataan membuat sket, peta blok berdasarkan sket, peta desa/kelurahan.Sket/peta blok ini kemudian akan digunakan untuk membuat sket letak relatifbidang-bidang objek pajak dan kelengkapan administrasi. Dengan membuat sketletak relatif objek pajak dan kelengkapan administrasi, Fungsi Pendataan akanmemiliki Daftar Sementara Data Objek dan Subjek Pajak serta sket letak relatifbidang. Daftar Sementara Data Objek dan Subjek Pajak ini akan disimpan di dalamarsip.

Page 12: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Fungsi Pendatan akan memberikan Nomor Objek pajak (NOP) terhadap objekpajak yang didata dan juga mengidentifikasi kumpulan objek pajak tersebutberdasarkan batas Rukun Tetangga (RT).

3.2 Mengukur Bidang Objek PajakBerdasarkan sket, peta desa/kelurahan serta sket relative bidang, FungsiPendataan mengukur batas-batas objek pajak dan menempelkan stiker/tanda NOPdi bangunan atau tanah yang sudah diukur.Fungsi Pendataan akan mengisi SPOP berdasarkan data objek pajak yang telahdiukur lalu menyerahkan SPOP tersebut kepada wajib pajak.Wajib Pajak mencetak data yang diisikan pada SPOP mereka kemudianmenandatangani SPOP tersebut. Setelah itu, Wajib Pajak akan mengembalikanSPOP ke Fungsi Pendataan.

3.3 Mengindentifikasi Objek pajakBerdasarkan sket, peta desa/lurah serta sket relatif bidang, Fungsi Penataanmengidentifikasi data objek pajak dan memberi NOP berdasarkan data tersebut.Fungsi Pendataan mengisi objek pajak dan wajib pajak pada SPOP kemudianmemberikan SPOP yang telah diisi tersebut kepada Wajib Pajak untuk dikonfirmasi.Wajib Pajak mengecek data yang diisikan pada SPOP mereka kemudianmenandatangani SPOP tersebut. Setelah itu, Wajib Pajak akan mengembalikanSPOP ke Fungsi Pendataan.

3.4 Memverifikasi Data Objek PajakBerdasarkan sket peta desa/lurah serta sket relative bidang, Fungsi Pendataanmeneliti ada atau tidaknya perubahan data mengenai objek pajak terkait. Jika tidakada, Fungsi Pendataan akan menjalin data yang tersedia ke SPOP. Jika adaperubahan, maka Fungsi Pendataan akan melakukan revisi terlebih dahulu. Setelahitu, SPOP yang telah diisi, baik dengan data lama yang tidak berubah maupun databaru hasil revisi, akan diserahkan ke Wajib Pajak.

Wajib Pajak mengecek data yang diisikan pada SPOP mereka kemudianmenandatangani SPOP tersebut. Setelah itu, Wajib Pajak akan mengembalikanSPOP ke Fungsi Pendataan.

Langkah 4Fungsi Pendataan memberi kode ZNT (Zona Nilai Tanah) berdasarkan SPOP yang telahdiisi. Kemudian, SPOP yang telah memiliki kode ZNT ini akan diteliti dan diarsipkan.Kegiatan meneliti SPOP sendiri terdiri dari melengkapi SPOP yang belum lengkap lalumencocokkan SPOP yang sudah lengkap dengan sket/peta blok/ZNT.Langkah 5Berdasarkan data pasar, Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) peta blok, SPOP,serta net konsep sket/peta ZNT, Fungsi Pendataan akan meneliti data-data mesukan inikemudian menyerahkannya ke Fungsi Pengelolaan Data.Langkah 6Fungsi Pengolahan Data menyimpan data-data ini ke dalam basis data mereka lalumengembalikan dokumen-dokumen aslinya ke fungsi pendataan. Fungsi Pendataankemudian akan menyiapkan dokumen-dokumen ini dalam arsip-arsip yang sesuai.

BUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDISalinan sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

Page 13: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 36 TAHUN 2013TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

PROSEDUR PENILAIAN OBJEK PAJAK

A. GAMBARAN UMUMDalam prosedur penilaian objek pajak ini, Fungsi Penilaian Dinas Pendaptan, PengelolaanKeuangan dan Aset Daerah akan menilai objek pajak, baik yang didaftarkan oleh WajibPajak sendiri maupun yang didata oleh Fungsi Pendataan. Untuk menilai objek pajakberupa tanah maupun bangunan ini, Fungsi Penilaian dapat menilai secara massalmaupun individual.

B. PIHAK TERKAIT1. Fungsi Penilaian

Merupakan bagian dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerahyang mengumpulkan data objek pajak langsung ke lapangan. Tahapan yangdilakukan mulai dari persiapan pengambilan data ke lapangan hingga penyimpanandata-data yang berhasil diperoleh ke dalam arsip.

2. Fungsi PendataanFungsi Pendataan adalah pihak yang menjerahkan SPOP ke Fungsi Penilaian agarobjek-objek pajak yang terdata dapat dinilai.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNISC.1 Untuk penilaian massal, ada tiga macam penilaian yang dapat dilakukan, yaitu

penilaian massal tanah, penilaian massal bangunan dengan Daftar Biaya KomponenBangunan (DBKB) objek pajak standar dan juga Daftar Biaya Komponen bangunan(DBKB) objek pajak non standar.C.1.1. Penilaian Massal Tanah

Langkah 1Fungsi Penilaian mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untukmenilai tanah secara massal. Dokumen-dokumen ini terdiri dari petawilayah, peta desa/kelurahan, peta blok, peta ZNT, ZNT lama, data NilaiIndikasi Rata-rata (NIR), data dari laporan Notaris/PPAT, data potensipengembangan wilayah serta data jenis penggunaan tanah.Langkah 2Fungsi Penilaian mengumpulkan data harga jual tanah untuk menentukannilai pasar wajar. Nilai pasar wajar ini akan digunakan untuk menentukannilai pasar tanah per meter persegi.Langkah 3Fungsi Penilaian membuat batas imajiner Zona Tanah (ZNT) untukmembuat konsep peta ZNT dengan batas imajiner, konsep peta ini akandigunakan untuk menganalisis data guna menentukan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) setiap kode ZNT. Hasil NIR setiap kode ZNT kemudian diteruskanke Fungsi Pelayanan.Langkah 4Fungsi Penilaian membuat peta ZNT akhir yang akan digunakan untukmenyiapkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) bumi. Daftar NJOP bumimerupakan keluaran dari tahap ini. NJOP ini akan digunakan sebagai salahsatu komponen dalam menghitung PBB-P2 terutang.

Page 14: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

C.1.2. Penilaian Massal Bangunan dengan DBKB Objek Pajak StandarLangkah 1Fungsi Penilaian membuat Volume jenis pekerjaan serta data harga satuanpekerjaan dalam rangka menyusun rencana anggaran biaya bangunan.Langkah 2Setelah memiiki data biaya dasar total bangunan, Fungsi Penilaianmenghitung biaya dasar keseluruhan bangunan untuk mendapatkan DBKBobjek pajak standar, kemudian DBKB yang dihasilkan diteruskan ke FungsiPengolahan Data.Langkah 3Fungsi Penilaian menentukan NJOP bangunan standar. NJOP bangunanstandar merupakan keluaran dari tahap ini. NJOP ini akan digunakansebagai salah satu komponen dalam menghitung PBB-P2 terutang.

C.1.3. Penilaian Massal Bangunan dengan DBKB Objek Pajak Non StandarLangkah 1Fungsi Penilaian menyusun daftar komponen utama bangunan, nilaikomponen meterial bangunan, serta daftar nilai komponen fasilitasbangunan.Langkah 2Berdasarkan daftar nilai komponen utama bangunan, daftar nilai komponenmeterial bangunan, serta daftar nilai komponen fasilitas bangunan tersebut,Fungsi Penilaian membuat DBKB objek pajak non standar.Langkah 3Fungsi Penilaian menentukan NJOP bangunan non standar, NJOP bangunannon standar merupakan keluaran dari tahapan ini. NJOP ini akan digunakansebagai salah satu komponen dalam menghitung PBB-P2 terutang.

C.2 Sementara itu, penilaian individu memiliki tiga jenis pendekatan, yaitu pendekatandata pasar (untuk pasar), pendekatan biaya (untuk tanah dan bangunan) dan jugapendekatan kapitalisasi pendapatan.

C.2.1 Penilaian dengan Pendekatan Data pasar (untuk Tanah)Langkah 1Fungsi Penilaian melakukan persiapan kegiatan menilai objek pajak,membuat rencana kerja serta menyiapkan dokumen-dokumen pendukungseperti SPOP dan Lembar Kerja Objek Khusus (LKOK).Langkah 2Fungsi Penilaian mengumpulkan data pasar tanah dang membandingkannyadengan objek pajak terkait. Jika selisihnya kurang dari 10 % terhadap NIR,Fungsi Penilaian akan mengunakan NIR sebagai dasar penetapan PBB-P2.Namun, jika selisihnya lebih dari 10 % Fungsi Penilaian akan membuatrekomendasi NIR untuk penilaian metode berikutnya.Langkah 3Fungsi Penilaian menentukan NJOP bumi. NJOP bumi merupakan keluarandari tahap ini. NJOP akan digunakan sebagai salah satu komponen dalammenghitung PBB-P2 terutang.

C.2.2 Penilaian dengan Pendekatan Biaya ( untuk Tanah dan Bangunan )Langkah 1Fungsi Penilaian melakukan penilaian berdasarkan SPOP dan LKOK objekpajak terkait. Untuk tanah, penilaian yang dilakukan sama dengan padatahap penilaian dengan pendekatan data paser. Sementara itu, untukbangunan, Fungsi Penilaian perlu menghitung nilai perolehan barubangunan terkait lalu di kurangi nilai penyusutan.

Page 15: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Langkah 2Fungsi Penilaian menentukan NJOP, baik untuk bumi dan bangunan. NJOPbumi dan NJOP bangunan merupakan keluaran dari tahap ini. NJOP ini akandigunakan sebagai salah satu komponen dalam menghitung PBB-P2terutang.

C.2.3 Penilaian dengan Pendekatan Kapitalisasi Pendapatan (untukBangunan)Langkah 1Fungsi Penilaian melakukan penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunandengan cara menghitung atau memperkirakan seluruh pendapatan objekpajak dalam satu tahun dikurangi dengan tingkat kekosongan dan biaya-biaya operasi. Selanjutnya dari pendapatan bersih objek pajakdikapitalisasikan dengan tingkat kepitalisasi tertentu yang telah ditetapkanuntuk mendapatkan NJOP.Langkah 2Fungsi Penilaian menentukan NJOP Bumi dan Bangunan, NJOP Bumidan/atau Bangunan merupakan keluaran dari tahap ini. NJOP akandigunakan sebagai salah satu komponen dalam menghitung PBB-P2terutang.

BUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDI

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

Page 16: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 36 TAHUN 2013TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

PROSEDUR PENETAPAN PBB-P2

A. GAMBARAN UMUMProsedur penetapan ini mencakup tahapan Fungsi penetapan dalam mencetak danmenyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) kepada wajib pajak. Dalamproses distribusi SPPT, Fungsi Penetapan dibantu oleh petugas di tempat pembayaranPBB-P2. Disamping itu, prosedur ini juga mencakup proses keberatan yang mungkindiajukan oleh wajib pajak.

B. PIHAK TERKAIT1. Fungsi Pengolahan Data

Fungsi Pengolahan data merupakan pihak yang menjediakan basis-basis data : datapasar, DBKB, peta blok, SPOP, serta net konsep sket/peta ZNT untuk digunakan olehFungsi Penetapan.

2. Fungsi PenetapanFungsi Penetapan merupakan pihak yang mencetak SPPT, STTS, serta DaftarHimpunan Ketetapan Pajak (DHKP) berdasarkan basis data yang disediakan sertamenyampaikannya dan STTS di dalam arsip mereka.

3. Tempat Pembayaran PBB-P2Petugas / Tempat Pembayaran PBB-P2 adalah pihak yang menerima DHKP, SPPTkepada WP, serta menyimpan DHKP lembar kedua dan STTS di dalam arsip mereka.

4. Wajib PajakWajib Pajak adalah pihak yang berkewajiban membayar PBB-P2 sekaligus memilikihak untuk mengajukan keberatan jika merasa ketidaksesuaian, misalnya tentangjumlah pajak terutang yang harus dibayar.

5. Fungsi PelayananFungsi Pelayanan merupakan pihak yang menerima data-data yang disampaikanWajib Pajak dalam rangka mengajukan keberatan serta memverifikasikannya.

6. Kepala DPPKADKepala DPPKAD merupakan pihak yang membuat surat keputusan mengenaikeberatan yang diproses berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNISLangkah 1Fungsi Penetapan mencetak Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat TandaTerima Sementara (STTS), serta dua lembar Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP)berdasarkan data pasar, DBKB, peta blok, SPOP, dan net konsep sket/peta ZNT yangdiproleh dari Fungsi Pengolahan Data.Langkah 2Fungsi Penetapan menyerahkan DHKP serta STTS ke Tempat Pembayaran PBB-P2.Tempat Pembayaran PBB-P2 akan menyimpan STTS dan lembar pertama DHKP ke dalamarsip masing-masing kemudian menyerahkan lembar kedua DHKP kepada petugas.Fungsi Penetapan juga akan mendistribusikan SPPT ke Wajib Pajak melaluiPetugas/Tempat Pembayaran PBB-P2.Langkah 3Wajib Pajak yang merasa keberatan dengan jumlah pajak terutang mengajukankeberatan dengan cara menyerahkan surat keberatan, SPPT/Surat Ketetapan Pajak (SKP)serta bukti pendukung yang diperlukan kepada Fungsi Pelayanan.

Page 17: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Langkah 4Fungsi Pelayanan memverifikasi kebenaran surat keberatan, SPPT/Surat Keberatan Pajak(SKP) serta bukti pendukung yang diserahkan oleh Wajib Pajak. Jika sesuai danmemenuhi persyaratan, surat keberatan serta bukti pendukung tersebut akan diteruskanke Fungsi Penetapan.Langkah 5Fungsi Penetapan memeriksa surat keberatan, SPPT/Surat Ketetapan Pajak (SKP)sertabukti pendukung. Jika dapat diproses lebih lanjut, Fungsi Penetapan akan menerbitkanBerita Acara (BA) Pemeriksaan dan memberikannya ke Kepala Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).Langkah 6Kepala DPPKAD membuat Surat Keputusan berdasarkan BA Pemeriksaan danmenyerahkan ke Fungsional Penetapan untuk diteruskan ke Wajib Pajak.

BUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDISalinan sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

Page 18: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

LAMPIRAN VI : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 36 TAHUN 2013TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

PROSEDUR PENGURANGAN PBB-P2

A. GAMBARAN UMUMProsedur pengurangan PBB-P2 merupakan proses yang dilakukan Fungsi Penetapandalam menetapkan persetujuan / penolakan atas pengajuan pengurangan PBB-P2terutang dari Wajib Pajak. Fungsi Penetapan kemudian memeriksa surat permohonanpengajuan pengurangan PBB-P2 beserta data pendukung terkait objek pajak.Pemberian pengurangan sendiri dilakukan berdasarkan Peraturan Kepala Daerah yangberisi tentang kriteria dan kategori pengurangan.

B. PIHAK TERKAIT1. Wajib Pajak

Merupakan pihak yang mengajukan surat permohonan pengurangan atas PBB-P2.2. Fungsi Pelayanan

Fungsi Pelayanan merupakan pihak yang menerima dan memverifikasi suratpermohonan pengajuan pengurangan PBB-P2 beserta data pendukung yangdisampaikan Wajib Pajak serta menerbitkan tanda terima permohonan pengajuanpengurangan PBB-P2 dan meneruskannya ke Fungsi Penetapan.

3. Fungsi PenetapanMerupakan pihak yang berwenang dan bertugas untuk :- Memeriksa permohonan pengajuan pengurangan PBB-P2- Menerbitkan Berita Acara Pemeriksaan, dan- Menerbitkan Surat Penolakan Pengajuan Pengurangan PBB-P2 atau SuratKeputusan Pengurangan PBB-P2.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNISLangkah 1Wajib Pajak menyerahkan Surat Permohonan Pengajuan Pengurangan PBB-P2 bersertadata pendukung kepada Fungsi Pelayanan.Langkah 2Fungsi Pelayanan memverifikasi Surat Permohonan Pengajuan Pengurangan PBB-P2beserta data pendukung yang diserahkan oleh Wajib Pajak. Jika sesuai dan dapatdiproses, Fungsi Pelayanan menerbitkan tanda terima pengajuan pengurangan PBB-P2dan surat permohonan pengajuan pengurangan PBB-P2 beserta data pendukungtersebut diteruskan ke Fungsi Penetapan.Langkah 3Fungsi Penetapan memeriksa surat permohonan pengajuan pengurangan PBB-P2berserta data pendukung. Jika dapat diproses lebih lanjut, Fungsi Penetapan akanmenerbitkan Berita Acara (BA) Pemeriksaan dan memberikannya ke Kepala DinasPendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)Langkah 4Kepala DPPKAD membuat Surat Keputusan berdasarkan BA Pemeriksaan danmenyerahkan ke Fungsional Penetapan untuk diteruskan ke Wajib Pajak.

BUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDI

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

Page 19: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 36 TAHUN 2013TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

PROSEDUR PEMBAYARAN PBB-P2

A. GAMBARAN UMUMProsedur pembayaran ini menjabarkan alternatif cara pembayaran PBB-P2 yang dapatdipilih oleh wajib pajak, yaitu melalui petugas pemungut, tempat pembayaran yangditunjuk seperti bank dan/atau kantor pos tertentu atau melalui Tempat PembayaranElektronik.

B. PIHAK TERKAIT1. Wajib Pajak

Wajib Pajak merupakan pihak yang menjerahkan Surat Pemberitahuan PajakTerutang (SPPT), baik kepetugas pemungut, tempat pembayaran yang ditunjuk,ataupun Tempat Pembayaran Elektronik.

2. Tempat Pembayaran PBB-P2Petugas di Tempat Pembayaran PBB-P2 merupakan pihak yang akan memverifikasidan menandatangani STTS, menyiapkan daftar realisasi, menyetor PBB-P2 ke kasbank, dan membuat buku penerimaan dan penyetoran.

3. Tempat Pembayaran ElektronikPetugas di TPE akan mencatat pembayaran PBB-P2 yang dilakukan WP melalui TPEterkait.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNISTerdapat dua cara pembayaran PBB-P2 yang dapat dipilih oleh Wajib Pajak, yaitu keTempat Pembayaran yang ditunjuk, atau melalui Tempat Pembayaran Elektronik (TPE).Berikut adalah penjelasan teknis mengenai ketiganya.C.1. Pembayaran PBB-P2 ke Tempat Pembayaran yang Ditunjuk

Langkah1Tempat Pembayaran yang Ditunjuk melakukan verifikasi atas SPPT yang diserahkanoleh Wajib Pajak, mencocokkan data Wajib Pajak, kemudian menandatangani STTS(tiga lembar). Lembar pertama STTS diserahkan kepada Wajib Pajak sebagai buktipembayaran PBB-P2.Langkah 2Tempat Pembayaran PBB-P2 melakukan pencatatan PBB-P2 yang telah diterima baikDaftar Realisasi serta Buku Penerimaan dan Penyetoran PBB-P2.Langkah 3Tempat Pembayaran PBB-P2 menyetorkan PBB-P2 yang telah dibayarkan ke kasbank. STTS lembar kedua akan diserahkan kepada Bendahara Penerima dan yangketiga akan disimpan ke dalam arsip STTS di Tempat Pembayaran PBB-P2. Setelahmenyetorkan PBB-P2 ke bank, Tempat Pembayaran PBB-P2 akan menerima SuratTanda Setoran (STS) sebanyak dua lembar.Langkah 4Tempat pembayaran PBB-P2 akan mencatat penyetoran pada Buku Penerimaan danPenyetoran kemudian menyerahkan lembar pertama STS kepada BendaharaPenerimaan dan menyipan lembar keduanya di dalam arsip.

C.2. Pembayaran PBB-P2 ke Tempat Pembayaran ElektronikLangkah 1Wajib Pajak mengisi data SPPT di TPE lalu menyerahkan bukti atas pembayaranyang telah dilakukannya baik melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) telepon selulerdan/atau internet, kepada TPE.

Page 20: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Langkah 2TPE membuat Daftar Pembayaran PBB-P2 berdasarkan bukti bayar kemudianmengembalikan bukti bayar tersebut ke Wajib Pajak. Kemudian, Wajib Pajakmemberikan bukti bayar ke Tempat Pembayaran PBB-P2 untuk memperoleh STTS.Langkah 3Tempat Pembayaran yang ditunjuk melakukan verifikasi atau SPPT yang diserahkanoleh Wajib Pajak dan kemudian menandatangani STTS (tiga lember). Lembarpertama STTS diserahkan kepada Wajib Pajak sebagai tanda Pembayaran PBB-P2.Langkah 4Tempat Pembayaran PBB-P2 melakukan pencatatan PBB-P2 yang telah diterima baikdi Datar Realisasi serta Buku Penerimaan dan Penyetoran PBB-P2.Langkah 5Tempat Pembayaran PBB-P2 menyetorkan PBB-P2 yang telah dibayarkan ke kasbank. STTS lembar kedua akan diserahkan kepada Bendahara Penerimaan dan yangketiga akan disimpan ke dalam arsip STTS di Tempat Pembayaran PBB-P2. Setelahmenyetorkan PBB-P2 ke Bank, tempat pembayaran PBB-P2 akan menerima SuratTanda Setoran (STS) sebanyak 2 lembar.Langkah 6Tempat pembayaran PBB-P2 akan mencatat penyetoran pada Buku Penerimaan danPenyetoran kemudian menyerahkan lembar pertama STS pada bendaharapenerimaan dan menyimpan lembar keduanya di dalam arsip.

BUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDISalinan sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

Page 21: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

LAMPIRAN VII : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 36 TAHUN 2013TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

PROSEDUR PENAGIHAN PBB-P2

A. GAMBARAN UMUM

Prosedur penagihan PBB-P2 ini dijalankan ketika Wajib Pajak terlambat membayar PBB-P2 dan/atau membayar dengan jumlah yang kurang. Fungsi penagihan dapat memproseshal ini dengan menggunakan dokumen-dokumen berupa Surat Tagihan Pajak (STP),Surat Teguran dan/atau Surat Paksa.

B. PIHAK TERKAIT1. Fungsi Penagihan

Fungsi penagihan adalah pihak yang menerbitkan dan mengirim Surat Tagihan Pajakke Wajib Pajak serta menerbitkan surat teguran sehingga surat paksa jika Wajib Pajaktidak melunasi PBB-P2 nya.

2. Wajib PajakWajib pajak akan menerima surat tagihan pajak terutangnya dan menindaklanjutisurat tersebut, baik membayar PBB-P2 nya maupun tidak.

3. Fungsi Pengolahan DataFungsi Pengolahan Data adalah pihak yang menyediakan Daftar Tunggakan PBB-P2 keFungsi Penagihan sebagai dasar penerbitan Surat Tagihan Pajak.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNISLangkah 1Fungsi Penagihan meminta daftar Tunggakan PBB-P2 kepada Fungsi Pengolahan Data,lalu daftar ini akan diteliti sebagai acuan penerbitan Surat Tagihan Pajak / STP (2lembar).Langkah 2Fungsi Penagihan menyimpan lembar kedua STP ke dalam arsip dan menyerahkanlembar pertamanya kepada Wajib Pajak.Langkah 3Pajak akan melakukan penyetoran PBB-P2 sesuai cara pembayaran yang dipilihnya.Penyetoran PBB-P2 ini secara otomatis akan memperbaharui Daftar Tunggakan PBB-P2yang dimiliki fungsi pengolahan data. Namun, jika Wajib Pajak tetap tidak membayar,fungsi penagihan akan menerbitkan Surat Teguran.Langkah 4Fungsi Penagihan Menerbitkan Surat Teguran bagi Wajib Pajak yang belum jugamembayarkan PBB-P2 terutangnya. Lembar kedua akan di arsipkan sementara lembaranpertama akan disampaikan kepada Wajib Pajak terkait.Langkah 5Pajak Penerima Surat Teguran akan melakukan penyetoran PBB-P2 sesuai carapembayaran yang dipilihnya. Penyetoran PBB-P2 ini secara otomatis akan memperbaruiDaftar Tunggakan PBB-P2 yang di miliki oleh Fungsi Pengolahan data. Namun, jika WajibPajak tetap tidak membayar, Fungsi Penagihan akan menerbitkan Surat Paksa.Langkah 6Penagihan menerbitkan Surat Paksa bagi Wajib Pajak yang belum juga membayarkanPBB-P2 terutangnya. Lembar kedua akan diarsipkan sementara lembar pertama akandisampaikan kepada Wajib Pajak terkait.

Page 22: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Langkah 7Pajak penerima Surat Paksa akan melakukan penyetoran PBB-P2 sesuai cara pembayaranyang dipilihnya. Penyetoran PBB-P2 ini secara otomatis akan memperbarui DaftarTunggakan PBB-P2 yang dimiliki oleh Fungsi Pengolahan Data. Namun, jika Wajib Pajaktetap tidak membayar, Fungsi Penagihan akan menindaklanjuti Wajib Pajak terkait.Bentuk tindak lanjut yang dilakukan dapat berupa penuntutan, pelelangan aset WajibPajak, dan lain-lain.

BUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDI

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

Page 23: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

LAMPIRAN VIII : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 36 TAHUN 2013TANGGAL 2 AGUSTUS 2013

PROSEDUR PENCATATAN PENERIMAAN PBB

A. GAMBARAN UMUMDalam prosedur pencatatan penerimaan PBB-P2 ini, semua pendapatan PBB-P2 yangmasuk, baik melalui tempat pembayaran PBB-P2 maupun Tempat Pembayaran Elektronik(TPE) akan dilaporkan ke Bendahara Penerimaan sebagai dasar menyusun LaporanPertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Penerima. Semua laporan yang dibuat oleh pihak-pihak yang legal untuk menerima pembayaran PBB-P2 serta LPJ Bendahara Penerimaakan disampaikan kepada DPPKAD.

B. PIHAK TERKAIT1. Tempat Pembayaran PBB-P2

Tempat Pembayaran PBB-P2 merupakan tempat yang dapat didatangani oleh WajibPajak untuk membayar PBB-P2 mereka secara langsung. Pembayaran PBB-P2 melaluipetugas pemungut serta Tempat Pembayaran Elektronik pun akan diteruskan keTempat Pembayaran ini.

2. Bendahara PenerimaMerupakan Pihak yang bertanggungjawab untuk menyiapkan LaporanPertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Penerima dan menyerahkan kepada DPPKAD.

3. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)PPK adalah pihak verifikasi LPJ Bendahara Penerimaan, STTS dan STTS dari BendaharaPenerimaan.

4. Kepala DPPKADKepala DPPKAD mengesahkan LPJ Bendaharaan Penerimaan, STTS dan STTS yangtelah diverifikasi oleh PPK.

5. Tempat Pembayaran PBB-P2Petugas di Tempat Pembayaran PBB-P2 merupakan pihak yang akan menyerahkandaftar realisasi pembayaran PBB-P2 ke DPPKAD.

6. Tempat Pembayaran Elektronik (TPE)Petugas di Tempat Pembayaran PBB-P2 merupakan pihak yang akan menyerahkandaftar realisasi pembayaran PBB-P2 ke DPPKAD.

7. DPPKADDPPKAD merupakan pihak yang menerima dokumen-dokumen dari petugas pemungut,Tempat Pembayaran dan TPE.

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNISLangkah 1Bendahara Penerimaan melakukan pencatatan atas pembayaran PBB-P2 yang telahditerima. Pencatatan ini dilakukan berdasarkan Surat Tanda Setoran (STS) lembarpertama dan Surat Tanda Terima Setoran (STTS) lembar kedua dari Tempat PembayaranPBB-P2.Langkah 2Penerimaan menghasilkan LPJ Bendahara Penerimaan (dua rangkap), STTS (lembarkedua), serta STS (lembar pertama) dari pencatatan yang dilakukannya. LPJ BendaharaPenerimaan rangkap kedua disimpan di dalam arsip sedangkan yang pertama, bersamaSTTS (lembar kedua) dan STS (lembar pertama) diserahkan ke Pejabat PenatausahaanKeuangan (PPK) untuk diverifikasi.

Page 24: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak

Langkah 3Memverifikasi LPJ Bendahara Penerimaan (rangkap pertama), STTS (lembar kedua), sertaSTS (lembar pertama) dari Bendahara Penerima kemudian menyerahkannya ke padaDPPKAD untuk disahkan.Langkah 4DPPKAD melakukan pengesahaan atas ke tiga dokumen tersebut dan mengembalikannyakepada PPK. Selanjutnya, PKK akan memproses LPJ Bendahara Penerimaan (rangkappertama), STTS (lembar kedua) STTS (lembar pertama) ini ke prosedur lainnya, yaituPencatatan dalam Sistem Akuntansi pemerintah Daerah/SAPD (tidak dijelaskan di sini).

BUPATI PASER,

ttd

H.M.RIDWAN SUWIDI

Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,

H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tk. INIP. 19620424 199303 1 011

Page 25: BUPATI PASER - humas.paserkab.go.idhumas.paserkab.go.id/download/data-file/peraturan...Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut PBB-P2 adalah pajak