bupati jembrana peraturan bupati jembrana...

34
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2019 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Keuangan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 5. Peraturan Pemerintah…

Upload: others

Post on 25-May-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BUPATI JEMBRANAPROVINSI BALI

PERATURAN BUPATI JEMBRANANOMOR 17 TAHUN 2019

TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78 ayat (3) PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang PengelolaanKeuangan Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentangPengelolaan Keuangan Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang PembentukanDaerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah TingkatI Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentangPerubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang PeraturanPelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentangDesa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5539) sebagaimana beberapa kali diubah terakhir denganPeraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang PerubahanAtas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentangPeraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5717);

5. Peraturan Pemerintah…

2

5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana DesaYang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558)sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir denganPeraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang PerubahanKedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatandan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5864);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentangPengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2018 Nomor 611);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGANDESA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Bagian KesatuPengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Jembrana.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jembrana.

3. Bupati adalah Bupati Jembrana.

4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki bataswilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurusurusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempatberdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atauhak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistempemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusanpemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalamsistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa yang selanjutnya disebutPerbekel dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraPemerintahan Desa.

7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPDadalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yanganggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkanketerwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnyadisebut RPJMDesa, adalah Rencana Kegiatan PembangunanDesa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.

9. Rencana…

3

9. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKPDesa,adalah penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka waktu 1 (satu)tahun.

10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yangdapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uangdan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dankewajiban Desa.

11. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yangmeliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebutAPB Desa, adalah rencana keuangan tahunan PemerintahanDesa.

13. Penerimaan Desa adalah uang yang masuk ke rekening kasdesa.

14. Pengeluaran Desa adalah uang yang keluar dari rekening kasdesa.

15. Pendapatan Desa adalah semua penerimaan Desa dalam 1(satu) tahun anggaran yang menjadi hak Desa dan tidak perludikembalikan oleh Desa.

16. Belanja Desa adalah semua pengeluaran yang merupakankewajiban Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akanditerima kembali oleh Desa.

17. Pembiayaan Desa adalah semua penerimaan yang perlu dibayarkembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun padatahun anggaran berikutnya.

18. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa, yangselanjutnya disingkat PKPKD, adalah Perbekel yang karenajabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakankeseluruhan pengelolaan keuangan desa.

19. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnyadisingkat PPKD, adalah perangkat Desa yang melaksanakanpengelolaan keuangan Desa berdasarkan keputusan Perbekelyang menguasakan sebagian kekuasaan PKPKD.

20. Sekretaris Desa adalah perangkat Desa yang berkedudukansebagai unsur pimpinan sekretariat Desa yang menjalankantugas sebagai koordinator PPKD.

21. Kepala Urusan, selanjutnya disebut Kaur, adalah perangkatDesa yang berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat Desayang menjalankan tugas PPKD.

22. Kepala Seksi, selanjutnya disebut Kasi, adalah perangkat Desayang berkedudukan sebagai pelaksana teknis yangmenjalankan tugas PPKD.

23. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uangPemerintah Desa yang menampung seluruh penerimaan Desadan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Desadalam 1 (satu) rekening pada Bank yang ditetapkan.

24. Badan…

4

24. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa,adalah badan yang seluruh atau sebagian besar modalnyadimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yangberasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelolaaset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

25. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanaikegiatan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapatdipenuhi dalam satu tahun anggaran.

26. Surplus Anggaran Desa adalah selisih lebih antara pendapatanDesa dengan belanja Desa.

27. Defisit Anggaran Desa adalah selisih kurang antara pendapatanDesa dengan belanja Desa.

28. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebutSiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan danpengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.

29. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkatDPA adalah dokumen yang memuat rincian setiap kegiatan,anggaran yang disediakan, dan rencana penarikan dana untukkegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan kegiatan yangtelah ditetapkan dalam Perubahan APB Desa dan/atauPerubahan Penjabaran APB Desa.

30. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran yang selanjutnyadisingkat DPPA adalah dokumen yang memuat perubahanrincian kegiatan, anggaran yang disediakan, dan rencanapenarikan dana untuk kegiatan yang akan dilaksanakanberdasarkan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APB Desa.

31. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan yang selanjutnyadisingkat DPAL adalah dokumen yang memuat kegiatan,anggaran, dan rencana penarikan dana untuk kegiatanlanjutan yang anggarannya berasal dari SiLPA tahun anggaransebelumnya.

32. Pengadaan barang/jasa Desa yang selanjutnya disebut denganpengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperolehbarang/jasa oleh Pemerintah Desa, baik dilakukan melaluiswakelola dan/atau penyedia barang/jasa.

33. Rencana Anggaran Kas Desa yang selanjutnya disebut RAKDesa adalah dokumen yang memuat arus kas masuk dan aruskas keluar yang digunakan mengatur penarikan dana darirekening kas untuk mendanai pengeluaran-pengeluaranberdasarkan DPA yang telah disahkan oleh Perbekel.

34. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPPadalah dokumen pengajuan untuk mendanai kegiatanpengadaan barang dan jasa.

35. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri.

36. Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang selanjutnyadisingkat APIP adalah inspektorat jenderal kementerian, unitpengawasan lembaga pemerintah nonkementerian, inspektoratdaerah provinsi, dan inspektorat daerah kabupaten.

37. Kelompok…

5

37. Kelompok transfer adalah dana yang bersumber dari AnggaranPendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan BelanjaDaerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan Belanja DaerahKabupaten.

38. Dana Desa, adalah dana yang bersumber dari AnggaranPendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desayang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Kabupaten dan digunakan untuk membiayaipenyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

39. Bagi hasil pajak dan retribusi, selanjutnya disingkat BHP danBHR, adalah bagian dari hasil pajak dan retribusi daerahkabupaten kepada Desa.

40. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah danaperimbangan yang diterima Kabupaten dalam AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten setelah dikurangiDana Alokasi Khusus.

41. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yangditetapkan oleh Perbekel setelah dibahas dan disepakatibersama Badan Permusyawaratan Desa.

Bagian KeduaAsas Pengelolaan Keuangan Desa

Pasal 2

(1) Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas transparan,akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dandisiplin anggaran.

(2) APB Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan Desadalam masa 1 (satu) tahun anggaran mulai tanggal 1 Januarisampai dengan tanggal 31 Desember.

BAB IIKEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Bagian KesatuPemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa

Pasal 3

(1) Perbekel merupakan PKPKD dan mewakili Pemerintah Desadalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan.

(2) Perbekel selaku PKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),mempunyai kewenangan :a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa;b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik

Desa;c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas

beban APB Desa;

d. menetapkan…

6

d. menetapkan PPKD;e. menyetujui DPA, DPPA, DPAL;f. menyetujui RAK Desa; dang. menyetujui SPP.

(3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelelolaan keuanganDesa, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Perbekelmenguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desaselaku PPKD.

(4) Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepada PPKDditetapkan dengan Keputusan Perbekel.

Bagian KeduaPelaksana Pengelolaan Keuangan Desa

Pasal 4

PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) terdiri dari :a. Sekretaris Desa;b. Kaur dan Kasi; danc. Kaur Keuangan.

Pasal 5

(1) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf abertugas sebagai koordinator PPKD.

(2) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mempunyai tugas :a. mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

APB Desa;b. mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa dan

rancangan perubahan APB Desa;c. mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan Desa

tentang APB Desa, perubahan APB Desa, danpertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa;

d. mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturanPerbekel tentang Penjabaran APB Desa dan PerubahanPenjabaran APB Desa;

e. mengoordinasikan tugas perangkat Desa lain yangmenjalankan tugas PPKD; dan

f. mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan Desadalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaaan APBDesa.

(3) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), SekretarisDesa mempunyai tugas :a. melakukan verifikasi terhadap DPA, DPPA, dan DPAL;b. melakukan verifikasi terhadap RAK Desa; danc. melakukan verifikasi terhadap bukti penerimaan dan

pengeluaran APB Desa.

Pasal 6…

7

Pasal 6

(1) Kaur dan Kasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf bbertugas sebagai pelaksana kegiatan anggaran.

(2) Kaur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :a. Kaur Tata Usaha dan Umum; danb. Kaur Perencanaan.

(3) Kasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :a. Kasi Pemerintahan;b. Kasi Kesejahteraan; danc. Kasi Pelayanan.

(4) Kaur dan Kasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mempunyai tugas :a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran

atas beban anggaran belanja sesuai bidang tugasnya;b. melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya;c. mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya;d. menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang tugasnya;e. menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia

atas pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang beradadalam bidang tugasnya; dan

f. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidangtugasnya untuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa.

(5) Pembagian tugas Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaransebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan berdasarkanbidang tugas dan ditetapkan dalam RKP Desa.

Pasal 7

(1) Kaur dan Kasi dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) dapat dibantu oleh tim yangmelaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang karenasifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari unsurperangkat Desa, lembaga kemasyarakatan Desa dan/ataumasyarakat, yang terdiri dari :a. ketua;b. sekretaris; danc. anggota.

(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaituPelaksana Kewilayahan.

(4) Pembentukan tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diusulkan pada saat penyusunan RKP Desa.

(5) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan melaluiKeputusan Perbekel.

Pasal 8…

8

Pasal 8

(1) Kaur Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf cmelaksanakan fungsi kebendaharaan.

(2) Kaur keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1), mempunyaitugas :a. menyusun RAK Desa; danb. melakukan penatausahaan yang meliputi menerima,

menyimpan, menyetor/membayar, menatausahakan danmempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan Desadan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APB Desa.

(3) Kaur Keuangan dalam melaksanakan fungsi kebendaharaanmemiliki Nomor Pokok Wajib Pajak pemerintah desa.

BAB IIIANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

Pasal 9

(1) APB Desa terdiri dari :a. pendapatan Desa;b. belanja Desa; danc. pembiayaan Desa.

(2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa diklasifikasikan menurut kelompok, jenis, dan objekpendapatan.

(3) Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdiklasifikasikan menurut bidang, sub bidang, kegiatan, jenisbelanja, objek belanja, dan rincian objek belanja.

(4) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdiklasifikasikan menurut kelompok, jenis, dan objekpembiayaan.

Pasal 10

Pendapatan Desa, belanja Desa, dan pembiayaan Desa diberi koderekening.

Bagian KesatuPendapatan

Pasal 11

(1) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat(1) huruf a, yaitu semua penerimaan Desa dalam 1 (satu)tahun anggaran yang menjadi hak Desa dan tidak perludikembalikan oleh Desa.

(2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiriatas kelompok:a. pendapatan asli Desa;

b. transfer…

9

b. transfer; danc. pendapatan lain.

Pasal 12

(1) Kelompok pendapatan asli Desa sebagaimana dimaksud dalamPasal 11 ayat (2) huruf a, terdiri atas jenis :a. hasil usaha;b. hasil aset;c. swadaya, partisipasi dan gotong royong; dand. pendapatan asli Desa lain.

(2) Hasil usaha Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, antara lain bagi hasil BUM Desa.

(3) Hasil aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,antara lain tanah kas Desa, tambatan perahu, pasar Desa,tempat pemandian umum, jaringan irigasi, dan hasil asetlainnya sesuai kewenangan berdasarkan hak asal-usul dankewenangan lokal berskala Desa.

(4) Swadaya, partisipasi, dan gotong royong sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan penerimaan yangberasal dari sumbangan masyarakat Desa.

(5) Pendapatan asli Desa lain sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf d antara lain hasil pungutan Desa.

Pasal 13

(1) Kelompok transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat(2) huruf b, terdiri atas jenis:a. dana Desa;b. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah

kabupaten;c. alokasi dana Desa;d. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi; dane. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten.

(2) Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Provinsi dan Daerah Kabupaten sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d dan huruf e dapat bersifatumum dan khusus.

(3) Bantuan keuangan bersifat khusus sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dikelola APB Desa tetapi tidak diterapkan dalamketentuan penggunaan paling sedikit 70 % (tujuh puluh perseratus) dan paling banyak 30 % (tiga puluh per seratus).

Pasal 14

Kelompok pendapatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal11 ayat (2) huruf c, terdiri dari :a. penerimaan dari hasil kerja sama Desa;

b. penerimaan…

10

b. penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di Desa;c. penerimaan dari hibah dan sumbangan dari pihak ketiga;d. koreksi kesalahan belanja tahun anggaran sebelumnya yang

mengakibatkan penerimaan di kas Desa pada tahun anggaranberjalan;

e. bunga bank; danf. pendapatan lain Desa yang sah.

Bagian KeduaBelanja

Pasal 15

(1) Belanja Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)huruf b, yaitu semua pengeluaran yang merupakan kewajibanDesa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperolehpembayarannya kembali oleh Desa.

(2) Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dipergunakan untuk mendanai penyelenggaraan kewenanganDesa.

Pasal 16

(1) Klasifikasi belanja Desa terdiri atas bidang :a. penyelenggaraan pemerintahan Desa;b. pelaksanaan pembangunan Desa;c. pembinaan kemasyarakatan Desa;d. pemberdayaan masyarakat Desa; dane. penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan mendesak

Desa.

(2) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa sampai dengan huruf d dibagi dalam sub bidang dankegiatan sesuai dengan kebutuhan Desa yang telahdituangkan dalam RKP Desa.

(3) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufe dibagi dalam sub bidang sesuai dengan kebutuhan Desauntuk penanggulangan bencana, keadaan darurat, danmendesak yang terjadi di Desa.

Pasal 17

(1) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat(1) huruf a dibagi dalam sub bidang :a. penyelenggaraan belanja penghasilan tetap, tunjangan, dan

operasional pemerintahan Desa;b. sarana dan prasarana pemerintahan Desa;c. administrasi kependudukan, pencatatan sipil, statistik, dan

kearsipan;d. tata praja pemerintahan, perencanaan, keuangan, dan

pelaporan; dane. pertanahan.

(2) Klasifikasi…

11

(2) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat(1) huruf b dibagi dalam sub bidang:a. pendidikan;b. kesehatan;c. pekerjaan umum dan penataan ruang;d. kawasan permukiman;e. kehutanan dan lingkungan hidup;f. perhubungan, komunikasi, dan informatika;g. energi dan sumber daya mineral; danh. pariwisata.

(3) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat(1) huruf c dibagi dalam sub bidang:a. ketentraman, ketertiban, dan perlindungan masyarakat;b. kebudayaan dan keagamaan;c. kepemudaan dan olahraga; dand. kelembagaan masyarakat.

(4) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat(1) huruf d dibagi dalam sub bidang:a. kelautan dan perikanan;b. pertanian dan peternakan;c. peningkatan kapasitas aparatur Desa;d. pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan

keluarga;e. koperasi, usaha mikro kecil dan menengah;f. dukungan penanaman modal; dang. perdagangan dan perindustrian.

(5) Klasifikasi belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat(1) huruf e dibagi dalam sub bidang:a. penanggulangan bencana;b. keadaan darurat; danc. keadaan mendesak.

Pasal 18

(1) Sub bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)sampai dengan ayat (4) dibagi dalam kegiatan.

(2) Daftar kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menggunakan bahasa Indonesia dan dapat disesuaikandengan bahasa daerah dengan kode rekening yang sama.

(3) Kegiatan yang tidak tercantum dalam daftar sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat ditambahkan denganmemberikan kode 90 sampai dengan 99.

(4) Kegiatan penerimaan lain Perbekel dan perangkat Desadengan kode rekening 90 sampai dengan 99 yang anggarannyadialokasikan dari hasil pengelolaan Pendapatan Asli Desadan/atau bantuan khusus pada sub bidang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a.

(5) Penambahan…

12

(5) Penambahan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)tidak diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling banyak30% (tiga puluh per seratus) sebagaimana diatur dalamketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 19

Jenis Belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)terdiri dari :a. belanja pegawai;b. belanja barang/jasa;c. belanja modal; dand. belanja tak terduga.

Pasal 20

(1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 hurufa, dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap,tunjangan, penerimaan lain, dan pembayaran jaminan sosialbagi Perbekel dan perangkat Desa serta tunjangan BPD.

(2) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dianggarkan dalam bidang penyelenggaraan pemerintahanDesa.

(3) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan.

(4) Pembayaran jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangandan kemampuan APB Desa.

Pasal 21

(1) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19huruf b digunakan untuk pengeluaran bagi pengadaanbarang/jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas)bulan.

(2) Belanja barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan antara lain untuk:a. operasional pemerintah Desa;b. pemeliharaan sarana prasarana Desa;c. kegiatan sosialisasi/rapat/pelatihan/bimbingan teknis;d. operasional BPD;e. insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga; danf. pemberian barang pada masyarakat/kelompok

masyarakat.

(3) Insentif…

13

(3) Insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf e yaitu bantuan uang untukoperasional lembaga Rukun Tetangga/Rukun Warga untukmembantu pelaksanaan tugas pelayanan pemerintahan,perencanaan pembangunan, ketentraman dan ketertiban,serta pemberdayaan masyarakat Desa.

(4) Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f dilakukan untukmenunjang pelaksanaan kegiatan Desa.

Pasal 22

(1) Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 hurufc, digunakan untuk pengeluaran pengadaan barang yang nilaimanfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambahaset.

(2) Pengadaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenanganDesa.

Pasal 23

(1) Belanja tak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19huruf d merupakan belanja untuk kegiatan pada sub bidangpenanggulangan bencana, keadaan darurat, dan keadaanmendesak yang berskala lokal Desa.

(2) Belanja untuk kegiatan pada sub bidang penanggulanganbencana, keadaan darurat, dan keadaan mendesaksebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memenuhikriteria sebagai berikut:a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas

pemerintah Desa dan tidak dapat diprediksikansebelumnya;

b. tidak diharapkan terjadi berulang; danc. berada di luar kendali Pemerintah Desa.

(3) Kegiatan pada sub bidang penanggulangan bencanasebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan upayatanggap darurat akibat terjadinya bencana alam dan bencanasosial.

(4) Kegiatan pada sub bidang keadaan darurat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan upaya penanggulangankeadaan darurat karena adanya kerusakan dan/atauterancamnya penyelesaian pembangunan sarana danprasarana akibat kenaikan harga yang menyebabkanterganggunya pelayanan dasar masyarakat.

(5) Kegiatan pada sub bidang keadaan mendesak merupakanupaya pemenuhan kebutuhan primer dan pelayanan dasarmasyarakat miskin yang mengalami kedaruratan.

Pasal 24…

14

Pasal 24

(1) Bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3)mencakup peristiwa atau serangkaian peristiwa yangdisebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,dan tanah longsor.

(2) Bencana sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat(3) mencakup peristiwa atau serangkaian peristiwa yangdiakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

(3) Belanja tanggap darurat bencana sebagaimana dimaksuddalam Pasal 23 ayat (3) digunakan :a. pemenuhan kebutuhan dasar; danb. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

(4) Pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud padaayat (3) huruf a meliputi bantuan penyediaan :a. kebutuhan air bersih dan sanitasi;b. pangan;c. sandang;d. pelayanan kesehatan;e. pelayanan psikososial; danf. penampungan serta tempat hunian.

(5) Pemulihan dengan segera sarana dan prasarana sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf b meliputi penyediaan danpenyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhanpemulihan prasarana dan sarana.

(6) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat(1) harus memenuhi kriteria sebagai berikut:a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas

Pemerintah Desa dan tidak dapat diprediksikansebelumnya;

b. tidak diharapkan terjadi secara berulang;c. berada di luar kendali dan pengaruh Pemerintah Desa;d. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam

rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat.

(7) Kriteria belanja keadaan mendesak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 23 ayat (1) mencakup:a. kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya

belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan; danb. keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan

menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintahdesa dan masyarakat.

Pasal 25

(1) Dalam keadaan darurat pemerintah desa dapat melakukanpengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yangselanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBDesa.

(2) Pendanaan…

15

(2) Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia anggarannyadapat menggunakan belanja tidak terduga

(3) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi dapatdilakukan dengan cara sebagai berikut :a. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian

target kinerja bidang dan kegiatan lainnya dalam tahunanggaran berjalan; dan/atau

b. memanfaatkan uang kas yang tersedia.

(4) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasukbelanja untuk keadaan mendesak

(5) Perbekel menetapkan kegiatan yang akan didanai dari belanjatidak terduga dengan keputusan Perbekel dan diberitahukankepada BPD paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejakkeputusan dimaksud ditetapkan.

(6) Perubahan Penjabaran APB Desa, diberitahukan kepada BPDselanjutnya ditampung dalam Rancangan Peraturan Desatentang Perubahan APB Desa

(7) Dalam hal Pemerintah Desa tidak melakukan Perubahan APBDesa, Belanja disampaikan dalam Laporan RealisasiPelaksanaan Anggaran.

(8) Penjadwalan ulang capaian target kinerja bidang dan kegiatanlainnya dalam tahun anggaran berjalan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a diformulasikan terlebihdahulu dalam DPPA.

(9) Dalam hal keadaan darurat terjadi setelah ditetapkannyaperubahan APBDesa, pemerintah desa dapat melakukanpengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yangselanjutnya disampaikan dalam laporan realisasi anggaran.

Bagian KetigaPembiayaan

Pasal 26

(1) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat(1) huruf c merupakan semua penerimaan yang perlu dibayarkembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun padatahun anggaran berikutnya.

(2) Pembiayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas kelompok:a. penerimaan pembiayaan; danb. pengeluaran pembiayaan.

Pasal 27

(1) Penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal26 ayat (2) huruf a, meliputi :a. SiLPA tahun sebelumnya;b. pencairan dana cadangan; danc. hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan kecuali

tanah dan bangunan.

(2) SILPA…

16

(2) SiLPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a palingsedikit meliputi pelampauan penerimaan pendapatanterhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa danakegiatan yang belum selesai atau lanjutan.

(3) Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b digunakan untuk menganggarkan kebutuhan danacadangan yang selanjutnya dicatatkan dalam penerimaanpembiayaan dalam APB Desa.

(4) Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c dicatat dalam penerimaanpembiayaan hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan.

Pasal 28

Pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26ayat (2) huruf b, terdiri dari :a. pembentukan dana cadangan; danb. penyertaan modal.

Pasal 29

(1) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 28 huruf a dilakukan untuk mendanai kegiatan yangpenyediaan dananya tidak dapat sekaligus dibebankan dalam1 (satu) tahun anggaran.

(2) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

(3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) palingsedikit memuat :a. penetapan tujuan pembentukan dana cadangan;b. program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana

cadangan;c. besaran dan rincian dana cadangan yang harus

dianggarkan;d. sumber dana cadangan; dane. tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.

(4) Pembentukan dana cadangan dapat bersumber daripenyisihan atas penerimaan Desa, kecuali dari penerimaanyang penggunaannya telah ditentukan secara khususberdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

(5) Penganggaran dana cadangan tidak melebihi tahun akhir masajabatan Perbekel.

Pasal 30

(1) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28huruf b antara lain digunakan untuk menganggarkankekayaan pemerintah Desa yang diinvestasikan dalam BUMDesa untuk meningkatkan pendapatan Desa atau pelayanankepada masyarakat.

(2) Penyertaan…

17

(2) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan yang dianggarkandari pengeluaran pembiayaan dalam APB Desa.

(3) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalambentuk tanah kas Desa dan bangunan tidak dapat dijual.

(4) Penyertaan modal pada BUM Desa melalui proses analisiskelayakan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(5) Penyertaan modal dapat dianggarkan apabila jumlah yangakan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telahditetapkan dalam Peraturan Desa tentang penyertaan modal

(6) Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yangtelah tercantum dalam Peraturan Desa tentang penyertaanmodal pada tahun sebelumnya tidak diterbitkan PeraturanDesa tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modaltersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telahditetapkan pada Peraturan Desa tentang penyertaan modal.

(7) Dalam hal pemerintah desa akan menambah jumlahpenyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yangtelah ditetapkan dalam peraturan desa tentang penyertaanmodal dimaksud, pemerintah desa melakukan perubahanperaturan desa tentang penyertaan modal tersebut.

(8) Tata cara penyertaan modal kepada BUM Desa dilakukandengan ketentuan sebagai berikut :

a. BUM Desa telah terbentuk berdasarkan Peraturan Desatentang Pembentukan BUM Desa serta telah adakepengurusan BUM Desa yang ditetapkan denganKeputusan Perbekel;

b. kategori perkembangan BUM Desa yang mengajukanusulan penyertaan modal harus dalam kondisi sehat;

c. permohonan usulan penyertaan modal oleh BUM Desadisampaikan kepada Perbekel;

d. usulan penyertaan modal oleh BUM Desa tersebut disertaiAnalisa Usaha;

e. Perbekel mengkaji usulan penyertaan modal dan analisakelayakan usaha yang disampaikan BUM Desa;

f. hasil pengkajian tersebut dibahas dalam MusyawarahDesa dan apabila disepakati maka dibuatkan Berita Acaramusyawarah dan menjadi bahan acuan dalampenyusunan RKP Desa Tahun berikutnya yang ditetapkandengan Peraturan Desa; dan

g. berdasarkan rencana kegiatan penyertaan modal yangtelah ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang RKP Desatersebut selanjutnya dibuatkan Peraturan Desa tersendiritentang penyertaan modal kepada BUM Desa.

BAB IV…

18

BAB IVPENGELOLAAN

Pasal 31

Pengelolaan keuangan Desa meliputi:a. perencanaan;b. pelaksanaan;c. penatausahaan;d. pelaporan; dane. pertanggungjawaban.

Pasal 32

(1) Pengelolaan keuangan Desa sebagaimana dimaksud dalamPasal 31 dilakukan dengan Basis Kas.

(2) Basis Kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanpencatatan transaksi pada saat kas diterima atau dikeluarkandari rekening kas Desa.

(3) Pengelolaan keuangan Desa dapat dilakukan denganmenggunakan sistem informasi yang dikelola KementerianDalam Negeri.

Bagian KesatuPerencanaan

Pasal 33

(1) Perencanaan pengelolaan keuangan Desa merupakanperencanaan penerimaan dan pengeluaran pemerintahan Desapada tahun anggaran berkenaan yang dianggarkan dalam APBDesa.

(2) Sekretaris Desa mengoordinasikan penyusunan rancanganAPB Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan danPedoman Penyusunan APB Desa yang diatur denganPeraturan Bupati setiap tahun.

(3) Rancangan APB Desa yang telah disusun merupakan bahanpenyusunan rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa.

Pasal 34

(1) Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desatentang APB Desa kepada Perbekel.

(2) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disampaikan Perbekel kepada BPDuntuk dibahas dan disepakati bersama dalam musyawarahBPD.

(3) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) disepakati bersama paling lambatbulan Oktober tahun berjalan.

(4) Dalam…

19

(4) Dalam hal BPD tidak menyepakati rancangan Peraturan Desatentang APB Desa yang disampaikan Perbekel, PemerintahDesa hanya dapat melakukan kegiatan yang berkenaandengan pengeluaran operasional penyelenggaraanpemerintahan Desa dengan menggunakan pagu tahunsebelumnya.

(5) Perbekel menetapkan Peraturan Perbekel sebagai dasarpelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Pasal 35

(1) Atas dasar kesepakatan bersama Perbekel dan BPDsebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (3), Perbekelmenyiapkan Rancangan Peraturan Perbekel mengenaipenjabaran APB Desa.

(2) Sekretaris Desa mengoordinasikan penyusunan RancanganPeraturan Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 36

(1) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 34 ayat (3) disampaikan Perbekelkepada Bupati melalui Camat paling lambat 3 (tiga) hari sejakdisepakati untuk dievaluasi.

(2) Camat dalam melakukan evaluasi berpedoman denganpanduan Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.

(3) Dalam Pelaksanaan Evaluasi Camat membentuk Tim EvaluasiRancangan Peraturan Desa tentang APB Desa.

Pasal 37

(1) Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada pasal 37 ayat (3),terdiri dari :a. Camat sebagai Ketua Tim;

b. Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa: dan

c. Kasi dan Staf Kecamatan sebagai Anggota.

(2) Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengandokumen paling sedikit meliputi :

a. Surat Pengantar;b. Rancangan Peraturan Perbekel mengenai penjabaran APB

Desa;c. Peraturan Desa mengenai RKP Desa;d. Peraturan Desa mengenai kewenangan berdasarkan hak

asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa;e. Peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan

jika tersedia;f. Peraturan Desa mengenai penyertaan modal jika tersedia;

dang. berita acara hasil musyawarah BPD.

Pasal 38…

20

Pasal 38

(1) Camat dapat mengundang Perbekel dan/atau aparat Desaterkait dalam pelaksanaan evaluasi.

(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dituangkan dalam Keputusan Camat dan disampaikan kepadaPerbekel paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejakditerimanya rancangan dimaksud.

(3) Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalambatas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rancanganPeraturan Desa dimaksud berlaku dengan sendirinya.

(4) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKPDesa, selanjutnya Perbekel menetapkan menjadi PeraturanDesa.

(5) Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKPDesa, Perbekel bersama BPD melakukan penyempurnaanpaling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejakditerimanya hasil evaluasi.

Pasal 39

(1) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38ayat (5) tidak ditindaklanjuti oleh Perbekel dan Perbekel tetapmenetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desamenjadi Peraturan Desa dan Rancangan Peraturan Perbekeltentang Penjabaran APB Desa menjadi Peraturan Perbekel,Camat menyampaikan usulan pembatalan peraturandimaksud kepada Bupati.

(2) Perbekel memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa danPeraturan Perbekel paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelahpembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danselanjutnya Perbekel bersama BPD mencabut Peraturan Desadan Peraturan Perbekel dimaksud.

(3) Dalam hal pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Perbekel hanya dapat melakukan pengeluaran terhadapoperasional penyelenggaraan pemerintahan Desa denganmenggunakan pagu tahun sebelumnya sampaipenyempurnaan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desadisampaikan dan mendapat persetujuan Bupati.

Pasal 40

(1) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telahdievaluasi ditetapkan oleh Perbekel menjadi Peraturan Desatentang APB Desa.

(2) Peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desembertahun anggaran sebelumnya.

(3) Perbekel…

21

(3) Perbekel menetapkan Rancangan Peraturan Perbekel tentangpenjabaran APB Desa sebagai peraturan pelaksana dariPeraturan Desa tentang APB Desa.

(4) Perbekel menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desadan Peraturan Perbekel tentang penjabaran APB Desa kepadaBupati paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

Pasal 41

(1) Perbekel menyampaikan informasi mengenai APB Desa kepadamasyarakat melalui media informasi.

(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemuat :a. APB Desa;b. pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang melaksanakan

kegiatan; danc. alamat pengaduan.

Pasal 42

(1) Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan APB Desaapabila terjadi :a. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan

Desa pada tahun anggaran berjalan;b. sisa penghematan belanja dan sisa lebih perhitungan

pembiayaan tahun berjalan yang akan digunakan dalamtahun berkenaan;

c. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseranantar bidang, antar sub bidang, antar kegiatan, dan antarjenis belanja; dan

d. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnyaharus digunakan dalam tahun anggaran berjalan.

(2) Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kalidalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luarbiasa.

(3) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud ayat (2)merupakan keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaandan/atau pengeluaran dalam APBDesa mengalami kenaikanatau penurunan lebih besar dari 50% (lima puluh perseratus).

(4) Persentase 50% (lima puluh perseratus) sebagaimanadimaksud pada ayat (3) merupakan selisih kenaikan ataupenurunan antara pendapatan dan belanja dalam APBDesa.

(5) Dalam hal kejadian luar biasa yang menyebabkan estimasipenerimaan dalam APBDesa mengalami peningkatan ataupenurunan lebih dari 50% (lima puluh perseratus)sebagaimana dimaksud ayat (4), maka dapat dilakukanpenambahan kegiatan baru dan/atau penjadwalanulang/peningkatan capaian target kinerja bidang dan kegiatandalam tahun anggaran berjalan.

(6) Perubahan…

22

(6) Perubahan APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditetapkan dengan Peraturan Desa mengenai perubahan APBDesa dan tetap mempedomani RKP Desa.

Pasal 43

(1) Pemerintah Desa dapat melakukan perubahan terhadapPeraturan Perbekel tentang perubahan penjabaran APB Desasebelum rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa ditetapkan.

(2) Peraturan Perbekel tentang perubahan penjabaran APB Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabilaterjadi:a. penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan

Desa pada tahun anggaran berjalan;b. keadaan yang menyebabkan harus segera dilakukan

pergeseran antar obyek belanja; danc. kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan

menyebabkan SiLPA akan dilaksanakan dalam tahunanggaran berjalan.

(3) Perbekel memberitahukan kepada BPD mengenai penetapanPeraturan Perbekel tentang perubahan penjabaran APB Desadan selanjutnya disampaikan kepada Bupati melalui suratpemberitahuan mengenai Peraturan Perbekel tentangperubahan penjabaran APB Desa.

Pasal 44

Ketentuan mengenai penyusunan Peraturan Desa mengenai APBDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 sampai denganPasal 40 berlaku secara mutatis mutandis terhadap penyusunanPeraturan Desa mengenai perubahan APB Desa.

Bagian KeduaPelaksanaan

Pasal 45

(1) Pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa merupakanpenerimaan dan pengeluaran Desa yang dilaksanakan melaluirekening kas Desa pada bank yang ditunjuk Bupati.

(2) Rekening kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibuat oleh Pemerintah Desa dengan spesimen tanda tanganPerbekel dan Kaur Keuangan.

(3) Desa yang belum memiliki pelayanan perbankan diwilayahnya, rekening kas Desa dibuka di wilayah terdekatyang dibuat oleh Pemerintah Desa dengan spesimen tandatangan Perbekel dan Kaur Keuangan.

Pasal 46

(1) Nomor rekening kas Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal45 dilaporkan Perbekel kepada Bupati.

(2) Bupati…

23

(2) Bupati melaporkan daftar nomor rekening kas Desa kepadaGubernur dengan tembusan Menteri melalui DirekturJenderal Bina Pemerintahan Desa.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakanuntuk pengendalian penyaluran dana transfer.

(4) Kaur Keuangan dapat menyimpan uang tunai pada jumlahtertentu untuk memenuhi kebutuhan operasional pemerintahDesa.

(5) Besaran uang tunai yang dapat disimpan oleh Kaur Keuangansebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebesarRp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

Pasal 47

(1) Perbekel menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatananggaran sesuai tugasnya menyusun DPA paling lama 3 (tiga)hari kerja setelah Peraturan Desa tentang APB Desa danPeraturan Perbekel tentang penjabaran APB Desa ditetapkan.

(2) DPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa;b. Rencana Kerja Kegiatan Desa; danc. Rencana Anggaran Biaya.

(3) Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a merinci setiap kegiatan, anggaran yangdisediakan, dan rencana penarikan dana untuk kegiatan yangtelah dianggarkan.

(4) Rencana Kerja Kegiatan Desa sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b merinci lokasi, volume, biaya, sasaran, waktupelaksanaan kegiatan, pelaksana kegiatan anggaran, dan timyang melaksanakan kegiatan.

(5) Rencana Anggaran Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf c merinci satuan harga untuk setiap kegiatan.

(6) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkanrancangan DPA kepada Perbekel melalui Sekretaris Desapaling lama 6 (enam) hari kerja setelah penugasansebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 48

(1) Sekretaris Desa melakukan verifikasi rancangan DPA palinglama 15 (lima belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasimenyerahkan rancangan DPA.

(2) Perbekel menyetujui rancangan DPA yang telah diverifikasioleh Sekretaris Desa.

Pasal 49

(1) Dalam hal terjadi perubahan Peraturan Desa tentang APBDesa dan/atau Perubahan Peraturan Perbekel tentangPenjabaran APB Desa yang menyebabkan terjadinyaperubahan anggaran dan/atau terjadi perubahan kegiatan,Perbekel menugaskan Kaur dan Kasi pelaksana kegiatananggaran untuk menyusun rancangan DPPA.

(2) DPPA…

24

(2) DPPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa Perubahan; dan

b. Rencana Anggaran Biaya Perubahan.

(3) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyerahkanrancangan DPPA kepada Perbekel melalui Sekretaris Desapaling lama 6 (enam) hari kerja setelah penugasansebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Sekretaris Desa melakukan verifikasi rancangan DPPA palinglama 15 (lima belas) hari kerja sejak Kaur dan Kasimenyerahkan rancangan DPPA.

(5) Perbekel menyetujui rancangan DPPA yang telah diverifikasioleh Sekretaris Desa.

Pasal 50

(1) Kaur Keuangan menyusun rancangan RAK Desa berdasarkanDPA yang telah disetujui Perbekel.

(2) Rancangan RAK Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan kepada Perbekel melalui Sekretaris Desa.

(3) Sekretaris Desa melakukan verifikasi rancangan RAK Desayang diajukan Kaur Keuangan.

(4) Perbekel menyetujui rancangan RAK Desa yang telahdiverifikasi oleh Sekretaris Desa.

Pasal 51

RAK Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 memuat aruskas masuk dan arus kas keluar yang digunakan mengaturpenarikan dana dari rekening kas untuk mendanai pengeluaranberdasarkan DPA yang telah disahkan oleh Perbekel.

Pasal 52

(1) Arus kas masuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51memuat semua pendapatan Desa yang berasal dariPendapatan Asli Desa, transfer, dan pendapatan lain.

(2) Setiap pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

Pasal 53

(1) Arus kas keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51memuat semua pengeluaran belanja atas beban APB Desa.

(2) Setiap pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.

(3) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapatpersetujuan Perbekel dan Perbekel bertanggung jawab ataskebenaran material yang timbul dari penggunaan buktitersebut.

(2) Kaur…

25

(4) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1).

(5) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menggunakanbuku pembantu kegiatan untuk mencatat semua pengeluarananggaran kegiatan sesuai dengan tugasnya.

Pasal 54

(1) Kaur dan Kasi melaksanakan kegiatan berdasarkan DPA yangtelah disetujui Perbekel.

(2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan pengadaan melalui swakelola dan/ataupenyedia barang/jasa.

(3) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)diutamakan melalui swakelola.

(4) Pengadaan melalui swakelola sebagaimana dimaksud padaayat (3) dilakukan dengan memaksimalkan penggunaanmaterial/bahan dari wilayah setempat dan gotong royongdengan melibatkan partisipasi masyarakat untuk memperluaskesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat setempat.

(5) Dalam hal pelaksanaan kegiatan tidak dapat dilaksanakanmelalui swakelola, baik sebagian maupun keseluruhan dapatdilaksanakan oleh penyedia barang/jasa yang dianggapmampu dan memenuhi persyaratan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaankegiatan pengadaan barang/jasa di Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupatitersendiri dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa di Desa.

Pasal 55

(1) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengajukan SPPdalam setiap pelaksanaan kegiatan anggaran sesuai denganperiode yang tercantum dalam DPA dengan nominal samabesar atau kurang dari yang tertera dalam DPA.

(2) Pengajuan SPP wajib menyertakan laporan perkembanganpelaksanaan kegiatan dan anggaran.

Pasal 56

(1) Penggunaan anggaran yang diterima dari pengajuan SPPsebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 untuk kegiatanpengadaan barang/jasa secara swakelola tidak lebih dari 10(sepuluh) hari kerja.

(2) Dalam hal pembayaran pengadaan barang/jasa belumdilakukan dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja, Kaur danKasi pelaksana kegiatan anggaran wajib mengembalikan danayang sudah diterima kepada Kaur Keuangan untuk disimpandalam kas Desa.

(3) Kaur Keuangan…

26

(3) Kaur Keuangan mencatat pengeluaran anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ke dalam buku kas umum dan bukupembantu panjar.

(4) Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyampaikanpertanggungjawaban pencairan anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berupa bukti transaksi pembayaranpengadaan barang/jasa kepada Sekretaris Desa.

(5) Sekretaris Desa memeriksa kesesuaian bukti transaksipembayaran dengan pertanggungjawaban pencairan anggaranyang disampaikan oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatananggaran.

(6) Dalam hal jumlah realisasi pengeluaran pembayaranbarang/jasa lebih kecil dari jumlah uang yang diterima, Kaurdan Kasi pelaksana kegiatan anggaran mengembalikan sisauang ke kas Desa.

Pasal 57

(1) Pengajuan SPP untuk kegiatan yang seluruhnya dilaksanakanmelalui penyedia barang/jasa dilakukan setelah barang/jasaditerima.

(2) Pengajuan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiridengan:a. pernyataan tanggung jawab belanja; danb. bukti penerimaan barang/jasa di tempat.

(3) Dalam setiap pengajuan SPP sebagaimana dimaksud padaayat (1), Sekretaris Desa berkewajiban untuk:a. meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang

diajukan oleh Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran;b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APB

Desa yang tercantum dalam permintaan pembayaran;c. menguji ketersediaan dana untuk kegiatan dimaksud; dand. menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh Kaur

dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran apabila tidakmemenuhi persyaratan yang ditetapkan.

(4) Perbekel menyetujui permintaan pembayaran sesuai denganhasil verifikasi yang dilakukan oleh Sekretaris Desa.

(5) Kaur Keuangan melakukan pencairan anggaran sesuaidengan besaran yang tertera dalam SPP setelah mendapatkanpersetujuan dari Perbekel.

Pasal 58

Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran wajib menyampaikanlaporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan dan anggarankepada Perbekel paling lambat 7 (tujuh) hari sejak seluruhkegiatan selesai.

Pasal 59…

27

Pasal 59

(1) Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran menyusunRAB pelaksanaan dari anggaran belanja tak terduga yangdiusulkan kepada Perbekel melalui Sekretaris Desa.

(2) Sekretaris Desa melakukan verifikasi terhadap RAB yangdiusulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Perbekel melalui surat keputusan Perbekel menyetujui RABpelaksanaan kegiatan anggaran belanja tak terduga sesuaidengan verifikasi yang dilakukan oleh Sekretaris Desa.

(4) Perbekel melaporkan pengeluaran anggaran belanja takterduga kepada Bupati paling lama 1 (satu) bulan sejakKeputusan Perbekel ditetapkan.

Pasal 60

(1) Setiap pengeluaran kas Desa yang menyebabkan beban atasanggaran Belanja Desa dikenakan pajak sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Kaur Keuangan sebagai wajib pungut pajak melakukanpemotongan pajak terhadap pengeluaran kas Desasebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)meliputi pengeluaran kas Desa atas beban belanja pegawai,barang/jasa, dan modal.

(4) Kaur Keuangan wajib menyetorkan seluruh penerimaan pajakyang dipungut sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-undangan.

Pasal 61

Arus kas masuk dan arus kas keluar sebagaimana dimaksuddalam Pasal 51 dari mekanisme pembiayaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 28 dianggarkan dalam APBDesa.

Pasal 62

(1) Penerimaan pembiayaan dari SiLPA tahun sebelumnyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a digunakanuntuk:a. menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan

lebih kecil daripada realisasi belanja; dan

b. mendanai kegiatan yang belum selesai atau lanjutan.

(2) SiLPA yang digunakan untuk menutupi defisit anggaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakanperhitungan perkiraan penerimaan dari pelampauanpendapatan dan/atau penghematan belanja tahunsebelumnya yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam APB Desa tahunanggaran berkenaan.

(3) SILPA…

28

(3) SiLPA yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang belumselesai atau lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b merupakan perhitungan riil dari anggaran dankegiatan yang harus diselesaikan pada tahun anggaranberikutnya.

(4) Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaranmengajukan kembali rancangan DPA untuk disetujui Perbekelmenjadi DPAL untuk mendanai kegiatan yang belum selesaiatau lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.

(5) Kaur dan/atau Kasi pelaksana kegiatan anggaran dalammengajukan rancangan DPA sebagaimana dimaksud padaayat (4), terlebih dahulu menyampaikan laporan akhirrealisasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran kepada Perbekelpaling lambat pertengahan bulan Desember tahun anggaranberjalan.

(6) Sekretaris Desa menguji kesesuaian jumlah anggaran dansisa kegiatan yang akan disahkan dalam DPAL.

(7) DPAL yang telah disetujui menjadi dasar penyelesaiankegiatan yang belum selesai atau lanjutan pada tahunanggaran berikutnya.

Pasal 63

(1) Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 27 huruf b dan pembentukan dana cadangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf a dicatatkandalam Catatan atas Laporan Keuangan.

(2) Pencatatan pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) merupakan penyisihan anggaran dana cadangandalam rekening kas Desa.

(3) Pembentukan Dana Cadangan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilarang digunakan untuk membiayai program dankegiatan lain diluar yang telah ditetapkan dalam peraturanDesa mengenai dana cadangan.

(4) Program dan kegiatan yang ditetapkan bedasarkan PeraturanDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakanapabila dana cadangan telah mencukupi untuk melaksanakanprogram dan kegiatan.

(5) Dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)dianggarkan pada penerimaan pembiayaan dalam APB Desa.

Pasal 64

(1) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28huruf b dicatat pada pengeluaran pembiayaan.

(2) Hasil keuntungan dari penyertaan modal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dimasukkan sebagai pendapatan asliDesa.

Bagian Ketiga…

29

Bagian KetigaPenatausahaan

Pasal 65

(1) Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangansebagai pelaksana fungsi kebendaharaan.

(2) Penatausahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan mencatat setiap penerimaan danpengeluaran dalam buku kas umum.

(3) Pencatatan pada buku kas umum sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditutup setiap akhir bulan.

Pasal 66

(1) Kaur Keuangan wajib membuat buku pembantu kas umumyang terdiri dari:a. buku pembantu bank;b. buku pembantu pajak; danc. buku pembantu panjar.

(2) Buku pembantu bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a merupakan catatan penerimaan dan pengeluaranmelalui rekening kas Desa.

(3) Buku pembantu pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b merupakan catatan penerimaan potongan pajak danpengeluaran setoran pajak.

(4) Buku pembantu panjar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c merupakan catatan pemberian danpertanggungjawaban uang panjar.

Pasal 67

Penerimaan Desa disetor ke rekening kas Desa dengan cara:a. disetor langsung ke bank oleh Pemerintah, Pemerintah

Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten;b. disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan, dan/atau

kantor pos oleh pihak ketiga; danc. disetor oleh Kaur Keuangan untuk penerimaan yang diperoleh

dari pihak ketiga.

Pasal 68

(1) Pengeluaran atas beban APB Desa dilakukan berdasarkanRAK Desa yang telah disetujui oleh Perbekel.

(2) Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yangdilkukan secara swakelola dikeluarkan oleh Kaur Keuangankepada Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran atasdasar DPA dan SPP yang diajukan serta disetujui olehPerbekel.

(3) Pengeluaran…

30

(3) Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yangdilakukan melalui penyedia barang/jasa dikelurakan olehKaur Keuangan langsung kepada penyedia atas dasar DPAdan SPP yang diajukan oleh Kaur dan Kasi pelaksanakegiatan anggaran dan telah disetujui oleh Perbekel.

(4) Pengeluaran atas beban APB Desa untuk belanja pegawai,dilakukan secara langsung oleh Kaur Keuangan dan diketahuioleh Perbekel.

(5) Pengeluaran atas beban APB Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dibuktikan dengankuitansi pengeluaran dan kuitansi penerimaan.

(6) Kuitansi pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5)ditandatangani oleh Kaur Keuangan.

(7) Kuitansi penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)ditandatangani oleh penerima dana.

Pasal 69

(1) Buku kas umum yang ditutup setiap akhir bulansebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (3) dilaporkanoleh Kaur Keuangan kepada Sekretaris Desa paling lambattanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

(2) Sekretaris Desa melakukan verifikasi, evaluasi, dan analisisatas laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Sekretaris Desa melaporkan hasil verifikasi, evaluasi, dananalisis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikankepada Perbekel untuk disetujui.

Bagian KeempatPelaporan

Pasal 70

(1) Perbekel menyampaikan laporan pelaksanaan APB Desasemester pertama kepada Bupati melalui camat.

(2) Laporan sebgaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri:a. laporan pelaksanaan APB Desa; danb. laporan realisasi kegiatan.

(3) Perbekel menyusun laporan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dengan cara menggabungkan seluruh laporansebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 paling lambat minggukedua bulan Juli tahun berjalan.

Pasal 71…

31

Pasal 71

Bupati menyampaikan laporan konsolidasi pelaksanaan APBDesa kepada Menteri melalui Direktur Jenderal BinaPemerintahan Desa paling lambat minggu kedua bulan Agustustahun berjalan.

Bagian KelimaPertanggungjawaban

Pasal 72

(1) Perbekel menyampaikan laporan pertanggungjawabanrealisasi APB Desa kepada Bupati melalui Camat setiap akhirtahun anggaran.

(2) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud padaayat (1) disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhirtahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan PeraturanDesa.

(3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertaidengan:a. laporan keuangan, terdiri atas:

1. laporan realisasi APB Desa; dan2. catatan atas laporan keuangan.

b. laporan realisasi kegiatan; danc. daftar program sektoral, program daerah, dan program

lainya yang masuk Desa.

Pasal 73

(1) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalamPasal 72 merupakan bagian dari laporan penyelenggaraanPemerintahan Desa akhir tahun anggaran.

(2) Bupati menyampaikan laporan konsolidasi realisasipelaksanaan APB Desa kepada Menteri melalui DirekturJenderal Bina Pemerintahan Desa paling lambat minggukedua Bulan April tahun berjalan.

Pasal 74

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 dan Pasal 72diinformasikan kepada masyarakat melalui media informasi.

(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitmemuat:a. laporan realisasi APB Desa;b. laporan realisasi kegiatan;c. kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana;d. sisa anggaran; dane. alamat pengaduan.

Pasal 75…

32

Pasal 75

Format Kode Rekening, Peraturan Desa tentang APB Desa,Peraturan Perbekel tentang Penjabaran APB Desa, Peraturan Desatentang Perubahan APB Desa, Peraturan Perbekel tentangPenjabaran Perubahan APB Desa, DPA, DPPA, RAK Desa, BukuPembantu Kegiatan, Laporan Perkembangan PelaksanaanKegiatan dan Anggaran, SPP, Laporan Akhir RealisasiPelaksanaan Kegiatan dan Anggaran, DPAL, Peraturan Desatentang Perubahan APB Desa, Peraturan Perbekel tentangPerubahan Penjabaran APB Desa, Buku Kas Umum, BukuPembantu Kas Umum, Kuitansi, Laporan Pelaksanaan APB DesaSemester Pertama, dan Laporan Pertanggungjawaban tercantumdalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Bupati ini.

BAB VPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 76

(1) Bupati membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaankeuangan Desa yang dikoordinasikan dengan APIP DaerahKabupaten.

(2) Camat melakukan tugas pembinaan dan pengawasanpengelolaan keuangan desa melalui :a. fasilitasi penyusunan peraturan Desa terkait APB Desa;b. fasilitasi penyusunan peraturan Desa terkait Laporan

Realisasi Pelaksanaan APB Desa; danc. fasilitasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan

aset desa.

(3) Dalam melakukan tugas pembinaan dan pengawasansebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibentuk Tim di TingkatKecamatan.

BAB VIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 77

Pengaturan Pengelolaan Keuangan Desa berlaku mutatismutandis terhadap pengelolaan keuangan Desa adat.

Pasal 78…

33

Pasal 78

(1) Desa persiapan mendapatkan alokasi biaya operasional danbiaya lainnya yang ditetapkan dalam APB Desa indukberdasarkan RKP Desa induk dengan besaran sesuaiketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Pelaksanaan alokasi biaya operasional dan biaya lainnyasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan olehpenjabat Perbekel Persiapan.

(3) Pelaporan dan pertanggungjawaban alokasi biaya operasionaldan biaya lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 79

Kerugian Desa yang terjadi karena adanya pelanggaranadministratif dan/atau pelanggaran pidana diselesaikan sesuaidengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

BAB VIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 80

Pengelolaan Keuangan Desa yang saat ini masih berjalanberdasarkan Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2015 tentangPengelolaan Keuangan Desa tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan Peraturan Bupati ini sampai dengan akhirTahun 2019.

BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 81

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan BupatiNomor 29 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan Desa(Berita Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2015 Nomor 692),dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 82…

34

Pasal 82

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita DaerahKabupaten Jembrana.

Ditetapkan di Negarapada tanggal 22 Mei 2019

BUPATI JEMBRANA,

ttd

I PUTU ARTHA

Diundangkan di Negarapada tanggal 22 Mei 2019

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBRANA,

ttd

I MADE SUDIADA

BERITA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2019 NOMOR 18