bupati bondowoso provinsi jawa timur
TRANSCRIPT
BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR
Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO
NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BONDOWOSO,
Menimbang : bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa secara berdaya guna dan berhasil guna dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai perkembangan pembangunan dan untuk melaksanakan, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
7.Peraturan...
-2-
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 72, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558);
10. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1990
tentang Pegawai Negeri Sipil yang diangkat/dipilih
menjadi Kepala Desa;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO
dan
BUPATI BONDOWOSO
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN ORGANISASI
DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Bondowoso.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Bondowoso.
3. Bupati adalah Bupati Bondowoso.
4.Desa...
-3-
4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
8. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
9. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
BAB II SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 2
(1) Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. sekretariat Desa; b. pelaksana kewilayahan; dan c. pelaksana teknis.
(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Desa.
BAB III…
-4-
BAB III KEPALA DESA
Bagian Kesatu Tugas
Pasal 3
Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Bagian Kedua Wewenang
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kepala Desa berwenang: a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa; b. mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa setelah
mendapatkan rekomendasi dari Camat ; c. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset
Desa; d. menetapkan Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa,
Peraturan Bersama Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;
e. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; f. membina kehidupan masyarakat Desa; g. membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa; h. membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;
i. mengembangkan sumber pendapatan Desa; j. mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian
kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
k. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;
l. memanfaatkan teknologi tepat guna; m. mengoordinasikan Pembangunan Desa secara
partisipatif; n. mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
o. melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian…
-5-
Bagian Ketiga Hak
Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kepala Desa berhak: a. mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja
Pemerintah Desa; b. mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan Desa; c. menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan,
dan penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan;
d. mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat Desa.
Bagian Keempat
Kewajiban
Pasal 6
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kepala Desa berkewajiban: a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa; c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat
Desa; d. menaati dan menegakkan peraturan perundang-
undangan; e. melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan
gender; f. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang
akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme;
g. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Desa;
h. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik;
i. mengelola Keuangan dan Aset Desa; j. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Desa;
k.menyelesaikan…
-6-
k. menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;
l. mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;
m. membina dan melestarikan nilai sosial budaya
masyarakat Desa;
n. memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di Desa;
o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan
melestarikan lingkungan hidup;
p. memberikan informasi kepada masyarakat Desa; dan
q. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan.
(2) Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4,
Pasal 5, dan ayat (1) Kepala Desa wajib:
a. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati;
b. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa pada akhir masa jabatan kepada Bupati;
c. memberikan/menyampaikan laporan keterangan
penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada
BPD setiap akhir tahun anggaran; dan
d. menginformasikan secara tertulis dan dengan media
informasi yang mudah diakses oleh masyarakat
mengenai penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada
masyarakat Desa setiap akhir tahun anggaran.
e. menyampaikan laporan secara tertulis
penyelenggaraan pemerintahan setiap bulan kepada
Bupati melalui Camat.
(3) Kepala Desa yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikenai
sanksi administratif berupa teguran lisan dan tertulis.
(4) Kewenangan untuk memberikan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh
Camat atas nama Bupati.
(5) Dalam hal penjatuhan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak diindahkan oleh Kepala
Desa, Camat dapat memberikan rekomendasi kepada
Bupati untuk melakukan tindakan pemberhentian
sementara sebagai Kepala Desa sesuai peraturan
perundang-undangan.
(6) Dalam hal tindakan pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tetap tidak
diindahkan oleh Kepala Desa, Camat dapat memberikan
rekomendasi kepada Bupati untuk melakukan tindakan
pemberhentian sebagai Kepala Desa sesuai peraturan
perundang-undangan.
Bagian...
-7-
Bagian Kelima Laporan Kepala Desa
Pasal 7
(1) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a disampaikan kepada Bupati melalui Camat paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
(2) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. pertanggungjawaban penyelenggaraan Pemerintahan
Desa; b. pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan; c. pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan; dan d. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
(3) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai bahan evaluasi oleh Bupati untuk dasar pembinaan dan pengawasan.
Pasal 8
(1) Kepala Desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b kepada Bupati melalui Camat.
(2) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dalam jangka waktu 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.
(3) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya; b. rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam
jangka waktu untuk 5 (lima) bulan sisa masa jabatan; c. hasil yang dicapai dan yang belum dicapai; dan d. hal yang dianggap perlu perbaikan.
(4) Pelaksanaan atas rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilaporkan oleh kepala Desa kepada bupati dalam memori serah terima jabatan.
Pasal 9
(1) Kepala Desa menyampaikan laporan keterangan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c setiap akhir tahun anggaran kepada BPD secara tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
(2)Laporan...
-8-
(2) Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat pelaksanaan Peraturan Desa.
(3) Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh BPD dalam melaksanakan fungsi pengawasan kinerja Kepala Desa.
Bagian Keenam
Larangan
Pasal 10
Kepala Desa dilarang : a. merugikan kepentingan umum; b. membuat keputusan yang menguntungkan diri
sendiri, anggota keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu;
c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya;
d. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan masyarakat tertentu;
e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat Desa;
f. melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
g. menjadi pengurus partai politik; h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi
terlarang; i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota
BPD, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;
j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah;
k. melanggar sumpah/janji jabatan; dan l. meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh) hari kerja
berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 11
(1) Kepala Desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan dan teguran tertulis.
(2) Kewenangan untuk memberikan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Camat atas nama Bupati.
(3) Dalam…
-9-
(3) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
BAB IV
PERANGKAT DESA
Bagian Kesatu Umum
Pasal 12
(1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
Bagian Kedua
Sekretariat Desa
Pasal 13
(1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi pemerintahan.
(2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak terdiri atas 3 (tiga) bidang urusan.
(3) Ketentuan mengenai bidang urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.
Bagian Ketiga
Pelaksana kewilayahan
Pasal 14
(1) Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b merupakan unsur pembantu Kepala Desa sebagai satuan tugas kewilayahan.
(2) Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan Desa.
(3) Ketentuan mengenai pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
Bagian...
-10-
Bagian Keempat
Pelaksana Teknis
Pasal 15
(1) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) huruf c merupakan unsur pembantu kepala Desa
sebagai pelaksana tugas operasional.
(2) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling banyak terdiri atas 3 (tiga) Seksi.
(3) Ketentuan mengenai pelaksana teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.
Bagian Kelima
Pengangkatan Perangkat Desa
Paragraf 1
Persyaratan
Pasal 16
(1) Perangkat Desa diangkat dari warga Desa yang memenuhi
persyaratan:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
Pemerintah;
c. berpendidikan paling rendah sekolah menengah
umum atau yang sederajat;
d. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42
(empat puluh dua) tahun;
e. penduduk desa setempat;
f. bertempat tinggal di Desa setempat paling kurang 1
(satu) tahun sebelum pendaftaran;
g. memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
h. sehat jasmani dan rohani;
i. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap;
j.tidak...
-11-
j. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah
selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan
secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai
pelaku kejahatan berulang-ulang;
k. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat serta
terdaftar sebagai pemilih di desa setempat.
(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.
Paragraf 2
Mekanisme Pengangkatan
Pasal 17
Pengangkatan perangkat Desa dilaksanakan dengan
mekanisme sebagai berikut:
a. Kepala Desa melakukan seleksi calon Perangkat Desa;
b. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan Camat
mengenai pengangkatan Perangkat Desa;
c. Camat memberikan rekomendasi tertulis yang memuat
mengenai calon Perangkat Desa yang telah
dikonsultasikan dengan Kepala Desa; dan
d. rekomendasi tertulis Camat dijadikan dasar oleh
Kepala Desa dalam pengangkatan Perangkat Desa
dengan Keputusan Kepala Desa.
Bagian Keenam
Tata Cara Seleksi Calon Perangkat Desa
Paragraf 1
Pembentukan Panitia
Pasal 18
(1) Apabila terjadi kekosongan jabatan perangkat desa, paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal kekosongan jabatan
dimaksud, Kepala Desa melakukan Seleksi Calon
Perangkat Desa dengan membentuk Panitia yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi Perangkat Desa
diatur dengan Peraturan Bupati.
Paragraf 2...
-12-
Paragraf 2 Pendaftaran
Pasal 19
Pendaftar Calon Perangkat Desa diharuskan menyerahkan surat permohonan yang ditulis dengan tangan sendiri dengan dibubuhi materai cukup, dialamatkan kepada Kepala Desa dengan tembusan Camat, dilengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.
Paragraf 3
Pelaksanaan dan Materi Ujian Seleksi
Pasal 20
(1) Ujian seleksi dilaksanakan di Kantor Kecamatan setempat atau tempat lain yang ditetapkan oleh Panitia Seleksi Calon Perangkat Desa.
(2) Materi ujian seleksi calon perangkat desa terdiri dari : a. pengetahuan agama; b. bahasa indonesia; dan c. pengetahuan umum.
(3) Penyusunan materi ujian seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.
(4) Ketentuan lebih lanjut untuk menentukan kriteria kelulusan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Bagian Ketujuh
Pengangkatan Perangkat Desa dari Pegawai Negeri Sipil
Pasal 21
(1) Pegawai Negeri Sipil Daerah yang akan diangkat menjadi Perangkat Desa harus mendapatkan izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian.
(2) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi Perangkat Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi perangkat Desa tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Bagian Kedelapan Pemberhentian Perangkat Desa
Pasal 22
(1) Perangkat Desa berhenti karena:
a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri ; atau c. diberhentikan.
(2)Perangkat...
-13-
(2) Perangkat Desa yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena: a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun; b. berhalangan tetap; c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat
Desa; dan d. melanggar larangan sebagai perangkat Desa.
Pasal 23
Pemberhentian perangkat Desa dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut: a. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan camat
mengenai pemberhentian Perangkat Desa; b. Camat memberikan rekomendasi tertulis yang memuat
mengenai pemberhentian Perangkat Desa yang telah dikonsultasikan dengan Kepala Desa; dan
c. rekomendasi tertulis Camat dijadikan dasar oleh Kepala Desa dalam pemberhentian Perangkat Desa dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 24
(1) Untuk meningkatkan kinerja Perangkat Desa, Camat
dapat melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap kinerja Perangkat Desa.
(2) Berdasarkan hasil pembinaan, pengawasan, dan evaluasi yang dilakukan oleh Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Camat dapat memberikan rekomendasi kepada Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa untuk memberikan sanksi administratif sampai dengan sanksi pemberhentian kepada Perangkat Desa yang kinerjanya menurun atau lalai terhadap tugas pokok dan fungsinya.
(3) Ketentuan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi Camat terhadap Perangkat Desa akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 25
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan pemberhentian perangkat Desa diatur dalam Peraturan Bupati.
Bagian Kesembilan Larangan Perangkat Desa
Pasal 26
Perangkat Desa dilarang: a. merugikan kepentingan umum; b. membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri,
anggota keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu;
c.menyalahgunakan...
-14-
c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau
kewajibannya;
d. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga
dan/atau golongan masyarakat tertentu;
e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok
masyarakat Desa;
f. melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima
uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang
dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya;
g. menjadi pengurus partai politik;
h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi
terlarang;
i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota
BPD, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan
dalam peraturan perundangan-undangan;
j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan
umum dan/atau pemilihan kepala daerah;
k. melanggar sumpah/janji jabatan; dan
l. meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari
kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 27
(1) Perangkat Desa yang melanggar larangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dikenai sanksi
administratif berupa teguran lisan dan/atau teguran
tertulis.
(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak diindahkan, dilakukan
tindakan pemberhentian sementara dan dapat
dilanjutkan dengan pemberhentian;
(3) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(4) Pemberian sanksi pemberhentian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa
setelah mendapatkan Rekomendasi dari Camat.
BAB V...
-15-
BAB V
PENGHASILAN PEMERINTAH DESA
Bagian Kesatu
Belanja Desa
Pasal 28
Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan
dengan ketentuan:
a. paling sedikit 70 % (tujuh puluh perseratus) dari jumlah
anggaran belanja desa digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa,
dan pemberdayaan masyarakat desa;dan
b. paling banyak 30 % (tiga puluh perseratus) dari jumlah
anggaran Belanja Desa digunakan untuk:
1. Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan
perangkat desa;
2. Operasional pemerintah desa;
3. Tunjangan dan operasional BPD; dan
4. Insentif Rukun Tetanga dan Rukun Warga.
Bagian Kedua
Penghasilan Tetap
Pasal 29
(1) Kepala Desa dan Perangkat Desa memperoleh
penghasilan tetap setiap bulan.
(2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
dana perimbangan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diterima oleh Daerah dan ditetapkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan dalam
APB Desa yang bersumber dari ADD.
(4) Pengalokasian ADD sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), untuk penghasilan tetap kepala Desa dan Perangkat
Desa menggunakan penghitungan sebagai berikut:
a. ADD yang berjumlah kurang dari
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) digunakan
maksimal 60% (enam puluh perseratus);
b.ADD...
-16-
b. ADD yang berjumlah Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan Rp.700.000.000,00 (tujuh
ratus juta rupiah) digunakan maksimal 50% (lima
puluh perseratus);
c. ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 700.000.000,00
(tujuh ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp. 900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah)
digunakan maksimal 40% (empat puluh perseratus);
dan
d. ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 900.000.000,00
(sembilan ratus juta rupiah) digunakan maksimal
30% (tiga puluh perseratus).
(5) Pengalokasian batas maksimal sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) ditetapkan dengan mempertimbangkan
efisiensi, jumlah perangkat, kompleksitas tugas
pemerintahan, dan letak geografis.
(6) Bupati menetapkan besaran penghasilan tetap:
a. kepala Desa;
b. sekretaris Desa paling sedikit 70% (tujuh puluh
perseratus) dari penghasilan tetap kepala Desa per
bulan; dan
c. perangkat Desa selain sekretaris Desa paling
sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari penghasilan
tetap kepala Desa per bulan.
(7) Besaran penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
Bagian Ketiga
Tunjangan, Penerimaan lain yang sah,
dan Jaminan Kesehatan
Pasal 30
(1) Selain menerima penghasilan tetap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1), kepala Desa dan
perangkat Desa menerima tunjangan dan penerimaan
lain yang sah, serta memperoleh jaminan kesehatan.
(2) Tunjangan dan penerimaan lain yang sah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber
dari APB Desa dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
(3) Besaran tunjangan dan penerimaan lain yang sah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 31...
-17-
Pasal 31
(1) Perangkat Desa Non PNS yang berakhir masa jabatannnya
dapat diberikan tunjangan akhir masa jabatan sesuai
dengan kemampuan keuangan desa.
(2) Besaran tunjangan akhir masa jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan lama
masa kerja.
(3) Petunjuk teknis pemberian tunjangan akhir masa jabatan
perangkat desa akan ditetapkan lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
BAB VI
HUBUNGAN KERJA
Pasal 32
(1) Pemerintah Desa dengan BPD adalah mitra kerja dalam pelaksanaan pemerintahan desa.
(2) Pemerintah desa dengan lembaga kemasyarakatan desa bersinergi dalam pemberdayaan swadaya gotong-royong masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
(3) Pemerintah desa adalah pelayan publik bagi warga masyarakat.
(4) Pemerintah desa dengan pemerintah desa lain dan
instansi pemerintah secara teknis administratif maupun
teknis operasional melaksanakan koordinasi.
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
Pasal 33
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB VIII
PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT
Pasal 34
(1) Kepala Desa dan perangkat Desa mengenakan pakaian
dinas dan atribut.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pakaian dinas dan
atribut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB IX...
-18-
BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH CAMAT
Pasal 35
Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Camat melalui : a. fasilitasi administrasi tata pemerintahan desa; b. fasilitasi pelaksanaan tugas Kepala Desa dan Perangkat
desa; c. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian Perangkat
Desa; dan d. fasilitasi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Kepala Desa dan perangkat desa.
BAB X KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Sekretaris Desa yang ada saat ini tetap melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 37
(1) Perangkat Desa yang berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan penempatannya sesuai Peraturan Perundang-undangan.
(2) Perangkat Desa yang tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil yang ada pada saat Peraturan Daerah ini diundangkan, tetap menjalankan tugasnya sampai mencapai usia genap 60 (enam puluh) tahun dengan persyaratan tertentu.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 38
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2006 Nomor 4 Seri E), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 39
Peraturan pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
Pasal 40...
-19-
Pasal 40 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso.
Ditetapkan di Bondowoso pada tanggal 30 Desember 2014 BUPATI BONDOWOSO, ttd AMIN SAID HUSNI
Diundangkan di Bondowoso pada tanggal 30 Januari 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO,
ttd
HIDAYAT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2015 NOMOR 2 SERI E
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
BUPATI BONDOWOSO, ttd AMIN SAID HUSNI
Keterangan : ---------- = garis koordinasi _______ = garis komando
KEPALA DESA
SEKRETARIAT DESA
PELAKSANA KEWILAYAHAN
SEKSI
KEPALA DUSUN
SEKSI-SEKSI
URUSAN-URUSAN
BPD
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
I. UMUM
Bahwa Organisasi Pemerintah Desa merupakan Organisasi yang paling bawah dalam wadah Organisasi Pemerintah yang ada saat ini, sehingga organisasi Pemerintahan Desalah yang mengawali dalam pelayanan Administrasi Pemerintahan tertentu yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Selanjutnya dalam melaksanakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta untuk memberdayakan organisasi Pemerintah Desa secara optimal dalam menunjang kelancaran pemerintahan, pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas
Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Huruf a
Cukup jelas
Huruf b Cukup jelas
Huruf c Jaminan kesehatan yang diberikan kepada Kepala Desa diintegrasikan dengan jaminan pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Huruf d Cukup jelas
Huruf e...
-2-
Huruf e
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19...
-3-
Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Yang dimaksud dengan “Pihak Ketiga” adalah lembaga pendidikan
negeri maupun swasta.
Ayat (4) Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas Pasal 30 Cukup jelas
Pasal 31...
-4-
Pasal 31 Cukup jelas Pasal 32 Cukup jelas Pasal 33 Cukup jelas Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35 Cukup jelas Pasal 36 Cukup jelas Pasal 37 Cukup jelas Pasal 38 Cukup jelas Pasal 39 Cukup jelas Pasal 40 Cukup jelas
-----ooo0ooo-----