bupati bondowoso provinsi jawa timur

24
BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa secara berdaya guna dan berhasil guna dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai perkembangan pembangunan dan untuk melaksanakan, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ; 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 7.Peraturan...

Upload: ngodien

Post on 20-Jan-2017

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO

NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BONDOWOSO,

Menimbang : bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa secara berdaya guna dan berhasil guna dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai perkembangan pembangunan dan untuk melaksanakan, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ;

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

7.Peraturan...

Page 2: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-2-

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 72, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5558);

10. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1990

tentang Pegawai Negeri Sipil yang diangkat/dipilih

menjadi Kepala Desa;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO

dan

BUPATI BONDOWOSO

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN ORGANISASI

DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Bondowoso.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten

Bondowoso.

3. Bupati adalah Bupati Bondowoso.

4.Desa...

Page 3: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-3-

4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

7. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

8. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

9. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

BAB II SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 2

(1) Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.

(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. sekretariat Desa; b. pelaksana kewilayahan; dan c. pelaksana teknis.

(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Desa.

BAB III…

Page 4: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-4-

BAB III KEPALA DESA

Bagian Kesatu Tugas

Pasal 3

Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Bagian Kedua Wewenang

Pasal 4

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kepala Desa berwenang: a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa; b. mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa setelah

mendapatkan rekomendasi dari Camat ; c. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset

Desa; d. menetapkan Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa,

Peraturan Bersama Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;

e. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; f. membina kehidupan masyarakat Desa; g. membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa; h. membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta

mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;

i. mengembangkan sumber pendapatan Desa; j. mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian

kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

k. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;

l. memanfaatkan teknologi tepat guna; m. mengoordinasikan Pembangunan Desa secara

partisipatif; n. mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

o. melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian…

Page 5: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-5-

Bagian Ketiga Hak

Pasal 5

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kepala Desa berhak: a. mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja

Pemerintah Desa; b. mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan Desa; c. menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan,

dan penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan;

d. mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

e. memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat Desa.

Bagian Keempat

Kewajiban

Pasal 6

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kepala Desa berkewajiban: a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,

melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;

b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa; c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat

Desa; d. menaati dan menegakkan peraturan perundang-

undangan; e. melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan

gender; f. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang

akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme;

g. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Desa;

h. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik;

i. mengelola Keuangan dan Aset Desa; j. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Desa;

k.menyelesaikan…

Page 6: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-6-

k. menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;

l. mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;

m. membina dan melestarikan nilai sosial budaya

masyarakat Desa;

n. memberdayakan masyarakat dan lembaga

kemasyarakatan di Desa;

o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan

melestarikan lingkungan hidup;

p. memberikan informasi kepada masyarakat Desa; dan

q. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan

perundang-undangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan

kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4,

Pasal 5, dan ayat (1) Kepala Desa wajib:

a. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan

Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati;

b. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan

Desa pada akhir masa jabatan kepada Bupati;

c. memberikan/menyampaikan laporan keterangan

penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada

BPD setiap akhir tahun anggaran; dan

d. menginformasikan secara tertulis dan dengan media

informasi yang mudah diakses oleh masyarakat

mengenai penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada

masyarakat Desa setiap akhir tahun anggaran.

e. menyampaikan laporan secara tertulis

penyelenggaraan pemerintahan setiap bulan kepada

Bupati melalui Camat.

(3) Kepala Desa yang tidak melaksanakan kewajiban

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikenai

sanksi administratif berupa teguran lisan dan tertulis.

(4) Kewenangan untuk memberikan sanksi administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh

Camat atas nama Bupati.

(5) Dalam hal penjatuhan sanksi administratif sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) tidak diindahkan oleh Kepala

Desa, Camat dapat memberikan rekomendasi kepada

Bupati untuk melakukan tindakan pemberhentian

sementara sebagai Kepala Desa sesuai peraturan

perundang-undangan.

(6) Dalam hal tindakan pemberhentian sementara

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tetap tidak

diindahkan oleh Kepala Desa, Camat dapat memberikan

rekomendasi kepada Bupati untuk melakukan tindakan

pemberhentian sebagai Kepala Desa sesuai peraturan

perundang-undangan.

Bagian...

Page 7: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-7-

Bagian Kelima Laporan Kepala Desa

Pasal 7

(1) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a disampaikan kepada Bupati melalui Camat paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

(2) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. pertanggungjawaban penyelenggaraan Pemerintahan

Desa; b. pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan; c. pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan; dan d. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.

(3) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai bahan evaluasi oleh Bupati untuk dasar pembinaan dan pengawasan.

Pasal 8

(1) Kepala Desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b kepada Bupati melalui Camat.

(2) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dalam jangka waktu 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.

(3) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya; b. rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam

jangka waktu untuk 5 (lima) bulan sisa masa jabatan; c. hasil yang dicapai dan yang belum dicapai; dan d. hal yang dianggap perlu perbaikan.

(4) Pelaksanaan atas rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilaporkan oleh kepala Desa kepada bupati dalam memori serah terima jabatan.

Pasal 9

(1) Kepala Desa menyampaikan laporan keterangan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c setiap akhir tahun anggaran kepada BPD secara tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

(2)Laporan...

Page 8: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-8-

(2) Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat pelaksanaan Peraturan Desa.

(3) Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh BPD dalam melaksanakan fungsi pengawasan kinerja Kepala Desa.

Bagian Keenam

Larangan

Pasal 10

Kepala Desa dilarang : a. merugikan kepentingan umum; b. membuat keputusan yang menguntungkan diri

sendiri, anggota keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu;

c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya;

d. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan masyarakat tertentu;

e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat Desa;

f. melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

g. menjadi pengurus partai politik; h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi

terlarang; i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota

BPD, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;

j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan kepala daerah;

k. melanggar sumpah/janji jabatan; dan l. meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh) hari kerja

berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 11

(1) Kepala Desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan dan teguran tertulis.

(2) Kewenangan untuk memberikan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Camat atas nama Bupati.

(3) Dalam…

Page 9: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-9-

(3) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

BAB IV

PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu Umum

Pasal 12

(1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (2) bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.

(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Bagian Kedua

Sekretariat Desa

Pasal 13

(1) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi pemerintahan.

(2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak terdiri atas 3 (tiga) bidang urusan.

(3) Ketentuan mengenai bidang urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Pelaksana kewilayahan

Pasal 14

(1) Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b merupakan unsur pembantu Kepala Desa sebagai satuan tugas kewilayahan.

(2) Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan Desa.

(3) Ketentuan mengenai pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian...

Page 10: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-10-

Bagian Keempat

Pelaksana Teknis

Pasal 15

(1) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

ayat (2) huruf c merupakan unsur pembantu kepala Desa

sebagai pelaksana tugas operasional.

(2) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling banyak terdiri atas 3 (tiga) Seksi.

(3) Ketentuan mengenai pelaksana teknis sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

Pengangkatan Perangkat Desa

Paragraf 1

Persyaratan

Pasal 16

(1) Perangkat Desa diangkat dari warga Desa yang memenuhi

persyaratan:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

dan Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

Pemerintah;

c. berpendidikan paling rendah sekolah menengah

umum atau yang sederajat;

d. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42

(empat puluh dua) tahun;

e. penduduk desa setempat;

f. bertempat tinggal di Desa setempat paling kurang 1

(satu) tahun sebelum pendaftaran;

g. memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);

h. sehat jasmani dan rohani;

i. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan

Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap;

j.tidak...

Page 11: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-11-

j. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan

putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)

tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah

selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan

secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang

bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai

pelaku kejahatan berulang-ulang;

k. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat serta

terdaftar sebagai pemilih di desa setempat.

(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Paragraf 2

Mekanisme Pengangkatan

Pasal 17

Pengangkatan perangkat Desa dilaksanakan dengan

mekanisme sebagai berikut:

a. Kepala Desa melakukan seleksi calon Perangkat Desa;

b. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan Camat

mengenai pengangkatan Perangkat Desa;

c. Camat memberikan rekomendasi tertulis yang memuat

mengenai calon Perangkat Desa yang telah

dikonsultasikan dengan Kepala Desa; dan

d. rekomendasi tertulis Camat dijadikan dasar oleh

Kepala Desa dalam pengangkatan Perangkat Desa

dengan Keputusan Kepala Desa.

Bagian Keenam

Tata Cara Seleksi Calon Perangkat Desa

Paragraf 1

Pembentukan Panitia

Pasal 18

(1) Apabila terjadi kekosongan jabatan perangkat desa, paling

lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal kekosongan jabatan

dimaksud, Kepala Desa melakukan Seleksi Calon

Perangkat Desa dengan membentuk Panitia yang

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi Perangkat Desa

diatur dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 2...

Page 12: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-12-

Paragraf 2 Pendaftaran

Pasal 19

Pendaftar Calon Perangkat Desa diharuskan menyerahkan surat permohonan yang ditulis dengan tangan sendiri dengan dibubuhi materai cukup, dialamatkan kepada Kepala Desa dengan tembusan Camat, dilengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.

Paragraf 3

Pelaksanaan dan Materi Ujian Seleksi

Pasal 20

(1) Ujian seleksi dilaksanakan di Kantor Kecamatan setempat atau tempat lain yang ditetapkan oleh Panitia Seleksi Calon Perangkat Desa.

(2) Materi ujian seleksi calon perangkat desa terdiri dari : a. pengetahuan agama; b. bahasa indonesia; dan c. pengetahuan umum.

(3) Penyusunan materi ujian seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.

(4) Ketentuan lebih lanjut untuk menentukan kriteria kelulusan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketujuh

Pengangkatan Perangkat Desa dari Pegawai Negeri Sipil

Pasal 21

(1) Pegawai Negeri Sipil Daerah yang akan diangkat menjadi Perangkat Desa harus mendapatkan izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian.

(2) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi Perangkat Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi perangkat Desa tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Bagian Kedelapan Pemberhentian Perangkat Desa

Pasal 22

(1) Perangkat Desa berhenti karena:

a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri ; atau c. diberhentikan.

(2)Perangkat...

Page 13: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-13-

(2) Perangkat Desa yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena: a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun; b. berhalangan tetap; c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat

Desa; dan d. melanggar larangan sebagai perangkat Desa.

Pasal 23

Pemberhentian perangkat Desa dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut: a. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan camat

mengenai pemberhentian Perangkat Desa; b. Camat memberikan rekomendasi tertulis yang memuat

mengenai pemberhentian Perangkat Desa yang telah dikonsultasikan dengan Kepala Desa; dan

c. rekomendasi tertulis Camat dijadikan dasar oleh Kepala Desa dalam pemberhentian Perangkat Desa dengan Keputusan Kepala Desa.

Pasal 24

(1) Untuk meningkatkan kinerja Perangkat Desa, Camat

dapat melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap kinerja Perangkat Desa.

(2) Berdasarkan hasil pembinaan, pengawasan, dan evaluasi yang dilakukan oleh Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Camat dapat memberikan rekomendasi kepada Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa untuk memberikan sanksi administratif sampai dengan sanksi pemberhentian kepada Perangkat Desa yang kinerjanya menurun atau lalai terhadap tugas pokok dan fungsinya.

(3) Ketentuan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi Camat terhadap Perangkat Desa akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 25

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan pemberhentian perangkat Desa diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Kesembilan Larangan Perangkat Desa

Pasal 26

Perangkat Desa dilarang: a. merugikan kepentingan umum; b. membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri,

anggota keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu;

c.menyalahgunakan...

Page 14: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-14-

c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau

kewajibannya;

d. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga

dan/atau golongan masyarakat tertentu;

e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok

masyarakat Desa;

f. melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima

uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang

dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang

akan dilakukannya;

g. menjadi pengurus partai politik;

h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi

terlarang;

i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota

BPD, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan

dalam peraturan perundangan-undangan;

j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan

umum dan/atau pemilihan kepala daerah;

k. melanggar sumpah/janji jabatan; dan

l. meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari

kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak

dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 27

(1) Perangkat Desa yang melanggar larangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dikenai sanksi

administratif berupa teguran lisan dan/atau teguran

tertulis.

(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak diindahkan, dilakukan

tindakan pemberhentian sementara dan dapat

dilanjutkan dengan pemberhentian;

(3) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud ayat (1)

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

(4) Pemberian sanksi pemberhentian sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa

setelah mendapatkan Rekomendasi dari Camat.

BAB V...

Page 15: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-15-

BAB V

PENGHASILAN PEMERINTAH DESA

Bagian Kesatu

Belanja Desa

Pasal 28

Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan

dengan ketentuan:

a. paling sedikit 70 % (tujuh puluh perseratus) dari jumlah

anggaran belanja desa digunakan untuk mendanai

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa,

dan pemberdayaan masyarakat desa;dan

b. paling banyak 30 % (tiga puluh perseratus) dari jumlah

anggaran Belanja Desa digunakan untuk:

1. Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan

perangkat desa;

2. Operasional pemerintah desa;

3. Tunjangan dan operasional BPD; dan

4. Insentif Rukun Tetanga dan Rukun Warga.

Bagian Kedua

Penghasilan Tetap

Pasal 29

(1) Kepala Desa dan Perangkat Desa memperoleh

penghasilan tetap setiap bulan.

(2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari

dana perimbangan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang diterima oleh Daerah dan ditetapkan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan dalam

APB Desa yang bersumber dari ADD.

(4) Pengalokasian ADD sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), untuk penghasilan tetap kepala Desa dan Perangkat

Desa menggunakan penghitungan sebagai berikut:

a. ADD yang berjumlah kurang dari

Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) digunakan

maksimal 60% (enam puluh perseratus);

b.ADD...

Page 16: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-16-

b. ADD yang berjumlah Rp. 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan Rp.700.000.000,00 (tujuh

ratus juta rupiah) digunakan maksimal 50% (lima

puluh perseratus);

c. ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 700.000.000,00

(tujuh ratus juta rupiah) sampai dengan

Rp. 900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah)

digunakan maksimal 40% (empat puluh perseratus);

dan

d. ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 900.000.000,00

(sembilan ratus juta rupiah) digunakan maksimal

30% (tiga puluh perseratus).

(5) Pengalokasian batas maksimal sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) ditetapkan dengan mempertimbangkan

efisiensi, jumlah perangkat, kompleksitas tugas

pemerintahan, dan letak geografis.

(6) Bupati menetapkan besaran penghasilan tetap:

a. kepala Desa;

b. sekretaris Desa paling sedikit 70% (tujuh puluh

perseratus) dari penghasilan tetap kepala Desa per

bulan; dan

c. perangkat Desa selain sekretaris Desa paling

sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari penghasilan

tetap kepala Desa per bulan.

(7) Besaran penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat

desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan

dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Tunjangan, Penerimaan lain yang sah,

dan Jaminan Kesehatan

Pasal 30

(1) Selain menerima penghasilan tetap sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1), kepala Desa dan

perangkat Desa menerima tunjangan dan penerimaan

lain yang sah, serta memperoleh jaminan kesehatan.

(2) Tunjangan dan penerimaan lain yang sah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber

dari APB Desa dan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang- undangan.

(3) Besaran tunjangan dan penerimaan lain yang sah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 31...

Page 17: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-17-

Pasal 31

(1) Perangkat Desa Non PNS yang berakhir masa jabatannnya

dapat diberikan tunjangan akhir masa jabatan sesuai

dengan kemampuan keuangan desa.

(2) Besaran tunjangan akhir masa jabatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan lama

masa kerja.

(3) Petunjuk teknis pemberian tunjangan akhir masa jabatan

perangkat desa akan ditetapkan lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

BAB VI

HUBUNGAN KERJA

Pasal 32

(1) Pemerintah Desa dengan BPD adalah mitra kerja dalam pelaksanaan pemerintahan desa.

(2) Pemerintah desa dengan lembaga kemasyarakatan desa bersinergi dalam pemberdayaan swadaya gotong-royong masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

(3) Pemerintah desa adalah pelayan publik bagi warga masyarakat.

(4) Pemerintah desa dengan pemerintah desa lain dan

instansi pemerintah secara teknis administratif maupun

teknis operasional melaksanakan koordinasi.

BAB VII

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA

Pasal 33

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa

sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VIII

PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT

Pasal 34

(1) Kepala Desa dan perangkat Desa mengenakan pakaian

dinas dan atribut.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pakaian dinas dan

atribut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

dengan Peraturan Bupati.

BAB IX...

Page 18: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-18-

BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH CAMAT

Pasal 35

Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh Camat melalui : a. fasilitasi administrasi tata pemerintahan desa; b. fasilitasi pelaksanaan tugas Kepala Desa dan Perangkat

desa; c. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian Perangkat

Desa; dan d. fasilitasi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

Kepala Desa dan perangkat desa.

BAB X KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 36

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Sekretaris Desa yang ada saat ini tetap melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 37

(1) Perangkat Desa yang berstatus sebagai Pegawai Negeri

Sipil melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan penempatannya sesuai Peraturan Perundang-undangan.

(2) Perangkat Desa yang tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil yang ada pada saat Peraturan Daerah ini diundangkan, tetap menjalankan tugasnya sampai mencapai usia genap 60 (enam puluh) tahun dengan persyaratan tertentu.

(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 38

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 2006 Nomor 4 Seri E), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 39

Peraturan pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal 40...

Page 19: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-19-

Pasal 40 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso.

Ditetapkan di Bondowoso pada tanggal 30 Desember 2014 BUPATI BONDOWOSO, ttd AMIN SAID HUSNI

Diundangkan di Bondowoso pada tanggal 30 Januari 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO,

ttd

HIDAYAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2015 NOMOR 2 SERI E

Page 20: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI BONDOWOSO, ttd AMIN SAID HUSNI

Keterangan : ---------- = garis koordinasi _______ = garis komando

KEPALA DESA

SEKRETARIAT DESA

PELAKSANA KEWILAYAHAN

SEKSI

KEPALA DUSUN

SEKSI-SEKSI

URUSAN-URUSAN

BPD

Page 21: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

I. UMUM

Bahwa Organisasi Pemerintah Desa merupakan Organisasi yang paling bawah dalam wadah Organisasi Pemerintah yang ada saat ini, sehingga organisasi Pemerintahan Desalah yang mengawali dalam pelayanan Administrasi Pemerintahan tertentu yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Selanjutnya dalam melaksanakan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta untuk memberdayakan organisasi Pemerintah Desa secara optimal dalam menunjang kelancaran pemerintahan, pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas

Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Huruf a

Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c Jaminan kesehatan yang diberikan kepada Kepala Desa diintegrasikan dengan jaminan pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Huruf d Cukup jelas

Huruf e...

Page 22: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-2-

Huruf e

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19...

Page 23: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-3-

Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Yang dimaksud dengan “Pihak Ketiga” adalah lembaga pendidikan

negeri maupun swasta.

Ayat (4) Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas Pasal 30 Cukup jelas

Pasal 31...

Page 24: BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-4-

Pasal 31 Cukup jelas Pasal 32 Cukup jelas Pasal 33 Cukup jelas Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35 Cukup jelas Pasal 36 Cukup jelas Pasal 37 Cukup jelas Pasal 38 Cukup jelas Pasal 39 Cukup jelas Pasal 40 Cukup jelas

-----ooo0ooo-----