bulletin pustaka maya 2013-10 oktober · pdf fileinternet semula adalah komunikasi nirkabel...

4
I nternet semula adalah komunikasi nirkabel yang dikembangkan pada tahun 1950-an. Penelitian ini merupakan awal pemikiran mengenai bagaimana se- buah pesan dapat terkirim dari sebuah komputer ke komputer lain. Tadinya menggunakan jaringan ARPA- Net, kemudian pada 1980-an standarisasi tentang Inter- net Protocol Suite (TCP/IP) diperkenalkan. T ahun 1995, internet berkembang menjadi salah satu layanan komersial. Seperti virus, internet kemudian berpengaruh terhadap industri-industri yang berkaitan dengan teknologi digital. Mulai dari industri telekomuni- kasi, musik, hingga media. D ulu, internet adalah sesuatu yang asing, kita bahkan menyebutnya “dunia maya”. Kini, siapa yang tidak kenal internet, yang mengubah cara kita berkomunikasi, mengkonsumsi informasi, bahkan membelanjakan uang. Tidak terbayangkan sebelum- nya, pada 2002 Internet cenderung eksklusif dan jadi mainan orang mampu, kini sepertiga penduduk bumi ter- hubung dalam jejaring infor- masi itu. Sepuluh tahun lalu Friendster merupakan satu- satunya media sosial di dunia maya, kini kita mengenal Face- book, Twitter, Linkedln, Insta- gram, Path, Pinterest, dan lain- lain. D alam satu dasawarsa dunia online meningkat tajam. Sepuluh tahun yang lalu, pengakses internet di dunia masih 569 juta atau 9,1 persen dari populasi dunia. Tahun 2012 sudah menembus 2,27 miliar atau 33 persen dari populasi dunia. P engguna Internet atau pengakses internet di Indo- nesia dalam kurun waktu yang sama, melaju sangat pesat. Dari 4,5 juta atau 4,24 persen penduduk pada 2002, menjadi 55 juta atau 22,1 persen penduduk pada 2012. Sepuluh tahun yang lalu jumlah situs web hanya 3 juta, kini mencapai 555 juta. Dulu rata-rata orang surfing 46 menit per hari, kini 4 jam per hari. Memang, Indone- sia masih mempunyai persoalan serius dengan bandwith – seperti negara-negara berkembang pada umumnya. Tapi banyak yang optimis bahwa pengguna internet di Indonesia akan terus naik signifikan. K rishna Zulkarnain, Country Marketing Manager Google Indonesia, misalnya, yakin bahwa tahun 2013 pengguna internet di Tanah Air akan bertambah 82 juta dan mencapai 100 juta pada 2015. Hal tersebut bukan isapan jempol belaka. Apalagi, saat ini orang ber- internet tidak hanya via desktop, tapi juga perangkat mobile yang makin beragam. Berbagai perangkat terse- but memungkinkan orang bisa menjejalah internet ka- pan saja dan di mana saja. Dunia maya pun semakin nyata. A sosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia men- gungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 tercatat 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Tahun ini, angka tersebut diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015. S etelah era komputer – baik desktop maupun laptop, ponsel dan tablet PC agaknya ikut meramaikan gaya hidup digital. Tablet, misalnya, pe- makaiannya tidak sekadar un- tuk berinternet ria, melainkan sudah dioptimalkan sebagai penunjang gaya hidup. Peruba- han ini tak lepas dari fungsi tablet sendiri yang memberi- kan kemudahan dan kenya- manan, baik dari sisi teknologi, fitur, maupun dukungan ap- likasi. Mulai dari game, komik, buku online, hingga majalah digital seperti E- MAGAZINE. P opulasi tablet di Indonesia hingga akhir 2012 sudah menembus 1 juta pengguna. Memang masih kecil dibanding Amerika Serikat yang sudah mencapai 28 juta pemakai. Namun, seorang pengamat memperkirakan, penggunaan tablet secara global akan tumbuh 30 per- sen. Hal ini didukung oleh perkembangan mobile broad- band, 3G dan WiFi, yang bisa memacu pertumbuhan tab- let sebesar 80 persen hingga 2016. Bahkan Teguh Prasetya, penggagas Indonesian Cloud Forum bahkan yakin, “Jumlah tablet di Indonesia bakal melampaui per- angkat smartphone.”Teknologi memang membawa ba- bak baru bagi peradaban manusia. Daya jangkaunya yang luas membuat interaksi manusia dalam dimensi ruang dan waktu semakin tak terbatas. Perubahan gaya hidup manusia dari waktu ke waktu memang sebuah keniscayaan – tak terkecuali di era dunia yang semakin digital. [bersambung ke halaman 2] Media Digital, awalnya ... @LAN : \\sdc\ebook ; \\192.168.2.5\ebook No. 030/OKTOBER/2013 PUSTAKA-MAYA Konten : Media Digital, awalnya … [1] ; Media Digital, berikutnya … [2] ; Media Digital, sekarang ini … [3] ; Media Digital, ke depannya … [4] e-Mag a zi ne

Upload: voliem

Post on 17-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bulletin PUSTAKA MAYA 2013-10 OKTOBER · PDF fileInternet semula adalah komunikasi nirkabel yang dikembangkan pada tahun 1950-an. Penelitian ini merupakan awal pemikiran mengenai bagaimana

Internet semula adalah komunikasi nirkabel yangdikembangkan pada tahun 1950-an. Penelitian ini

merupakan awal pemikiran mengenai bagaimana se-buah pesan dapat terkirim dari sebuah komputer kekomputer lain. Tadinya menggunakan jaringan ARPA-Net, kemudian pada 1980-an standarisasi tentang Inter-net Protocol Suite (TCP/IP) diperkenalkan.

Tahun 1995, internet berkembang menjadi salah satulayanan komersial. Seperti virus, internet kemudian

berpengaruh terhadap industri-industri yang berkaitandengan teknologi digital. Mulai dari industri telekomuni-kasi, musik, hingga media.

Dulu, internet adalah sesuatu yang asing, kita bahkanmenyebutnya “dunia maya”. Kini, siapa yang tidak

kenal internet, yang mengubah cara kita berkomunikasi,mengkonsumsi informasi,bahkan membelanjakan uang.Tidak terbayangkan sebelum-nya, pada 2002 Internetcenderung eksklusif dan jadimainan orang mampu, kinisepertiga penduduk bumi ter-hubung dalam jejaring infor-masi itu. Sepuluh tahun laluFriendster merupakan satu-satunya media sosial di duniamaya, kini kita mengenal Face-book, Twitter, Linkedln, Insta-gram, Path, Pinterest, dan lain-lain.

Dalam satu dasawarsa dunia online meningkat tajam.Sepuluh tahun yang lalu, pengakses internet di

dunia masih 569 juta atau 9,1 persen dari populasidunia. Tahun 2012 sudah menembus 2,27 miliar atau 33persen dari populasi dunia.

Pengguna Internet atau pengakses internet di Indo-nesia dalam kurun waktu yang sama, melaju sangat

pesat. Dari 4,5 juta atau 4,24 persen penduduk pada2002, menjadi 55 juta atau 22,1 persen penduduk pada2012. Sepuluh tahun yang lalu jumlah situs web hanya 3juta, kini mencapai 555 juta. Dulu rata-rata orang surfing46 menit per hari, kini 4 jam per hari. Memang, Indone-sia masih mempunyai persoalan serius dengan bandwith– seperti negara-negara berkembang pada umumnya.Tapi banyak yang optimis bahwa pengguna internet diIndonesia akan terus naik signifikan.

Krishna Zulkarnain, Country Marketing ManagerGoogle Indonesia, misalnya, yakin bahwa tahun

2013 pengguna internet di Tanah Air akan bertambah

82 juta dan mencapai 100 juta pada 2015. Hal tersebutbukan isapan jempol belaka. Apalagi, saat ini orang ber-internet tidak hanya via desktop, tapi juga perangkatmobile yang makin beragam. Berbagai perangkat terse-but memungkinkan orang bisa menjejalah internet ka-pan saja dan di mana saja. Dunia maya pun semakinnyata.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia men-gungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di

Indonesia tahun 2012 tercatat 63 juta orang atau 24,23persen dari total populasi negara ini. Tahun ini, angkatersebut diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada2015.

Setelah era komputer – baikdesktop maupun laptop,

ponsel dan tablet PC agaknyaikut meramaikan gaya hidupdigital. Tablet, misalnya, pe-makaiannya tidak sekadar un-tuk berinternet ria, melainkansudah dioptimalkan sebagaipenunjang gaya hidup. Peruba-han ini tak lepas dari fungsitablet sendiri yang memberi-kan kemudahan dan kenya-manan, baik dari sisi teknologi,fitur, maupun dukungan ap-likasi. Mulai dari game, komik,

buku online, hingga majalah digital seperti E-MAGAZINE.

Populasi tablet di Indonesia hingga akhir 2012 sudahmenembus 1 juta pengguna. Memang masih kecil

dibanding Amerika Serikat yang sudah mencapai 28 jutapemakai. Namun, seorang pengamat memperkirakan,penggunaan tablet secara global akan tumbuh 30 per-sen. Hal ini didukung oleh perkembangan mobile broad-band, 3G dan WiFi, yang bisa memacu pertumbuhan tab-let sebesar 80 persen hingga 2016. Bahkan TeguhPrasetya, penggagas Indonesian Cloud Forum bahkanyakin, “Jumlah tablet di Indonesia bakal melampaui per-angkat smartphone.”Teknologi memang membawa ba-bak baru bagi peradaban manusia. Daya jangkaunyayang luas membuat interaksi manusia dalam dimensiruang dan waktu semakin tak terbatas. Perubahan gayahidup manusia dari waktu ke waktu memang sebuahkeniscayaan – tak terkecuali di era dunia yang semakindigital. [bersambung ke halaman 2]

Media Digital, awalnya ...

@LAN :\\sdc\ebook ;\\192.168.2.5\ebook

No. 030/OKTOBER/2013PUSTAKA-MAYA

Konten :

Media Digital, awalnya … [1] ; Media Digital, berikutnya … [2] ;Media Digital, sekarang ini … [3] ; Media Digital, ke depannya … [4]

e-Magazine

Page 2: Bulletin PUSTAKA MAYA 2013-10 OKTOBER · PDF fileInternet semula adalah komunikasi nirkabel yang dikembangkan pada tahun 1950-an. Penelitian ini merupakan awal pemikiran mengenai bagaimana

H A L . 2

Media Digital, berikutnya ...H A L . 2

Pengguna Internet Sosial Media. Hari gini siapa yangtidak kenal Facebook atau Twitter ? Media sosial

online ini seakan menyihir semua orang di seluruhdunia, pria atau pun wanita, tua atau pun muda. Maklum,inilah media virtual yang memungkinkan para peng-gunanya berhubungan dengan orang lain, berbagi,mengisi status dan meng-upload foto, dan saling men-yapa. Revolusi internet agaknya membuat semuanyaberubah. Kebiasaan-kebiasaan banyak orang pun di se-luruh dunia ikut berubah. Bangun tidur di pagi hari,orang langsung menyambar BB atau smartphone, meli-hat dan membuka media sosial, menulis status ataumelihat lini masa, danmemberi komentar. Begi-tulah aktivitas baru se-bagian orang di mukaBumi saat ini, termasukIndonesia. Tercatat 44,6juta pengguna Facebookdan 19,5 juta akun Twit-ter.

Media sosial memangsemakin berperan

penting saat ini. BahkanPaus Benediktus XVIyang punya 2,5 juta fol-lowers di Twitter, dalampesan Hari KomunikasiSedunia 2013 mengata-kan, “Media sosial bisadigunakan sebagai portal-portal kebenaran dankeyakinan di zaman yangsemakin sekuler ini.” Ya, selain untuk menyebarkan in-formasi, termasuk rumor dan upload foto-foto, mediasosial bisa dimanfaatkan untuk dakwah agama, terma-suk mencari teman kencan baru.

Inilah realitas baru, perkencanan pun bisa bisa dilaku-kan di dunia maya dan memakai media sosial. Bahkan

di Inggris ada media sosial yang diciptakan untuk ke-pentingan perkencanan, tepatnya perselingkuhan, Mar-ried but feeling neglected ?. In need of some excitement ?.Situs ini memfasilitasi, bahkan mendefinisikan dirinyasebagai “A discreet and confidential extra-marital datingservice for women & men…”.

Begitulah, dunia sudah berubah, teknologi informasi,termasuk media sosial, berkembang pesat, tinggal

bagaimana Anda memanfaatkannya. Seperti pisau ber-mata dua, bisa dipakai untuk hal-hal baik atau hal-halburuk, semua ada di tangan Anda.

Peranan pers juga amat penting. Tugas pers memanguniversal sepanjang masa, yakni to inform, to edu-

cate, dan to entertaint. Tapi di media digital interaktifseperti E-MAGAZINE, tugas yang ketiga itulah yang men-dapat prioritas lebih. Seperti sifat media online padaumumnya, tulisan tidak boleh berpanjang-panjang, tapiringkas, padat, dan jelas. Di sinilah tantangan para jur-nalis yang bekerja di platform baru ini, menulis laporanatau artikel sependek mungkin, tapi tetap memikat Ti-dak hanya tulisan, penulis juga harus memikirkan visu-alnya – foto dan lay out, bahkan kemungkinan interaktif-

nya. Itu sebabnya harus ada kerjasama yang baik antarawartawan, fotografer, desainer, dan video director, agarbisa menghasilkan karya yang utuh, gokil, dan menghi-bur

Bagi media online, kecepatan adalah yang utama,meski tidak perlu mengorbankan kualitas dan aku-

rasi. Begitulah, menerbitkan majalah digital interaktifmemang cukup challenging. Kami merasa bersyukur bisamemasuki platform baru, platform yang merevolusidunia online, yang berbeda dengan generasi internetpada dekade sebelumnya. Kreativitas saja tidak cukup,tapi juga kecepatan, agar E-MAGAZINE bisa hadir tepat

waktu.

Maka lahirlah MediaDigital. Media digi-

tal adalah media masakini yang mengiringi la-hirnya PC tablet. JoshGordon, dalam ‘The CaseFor Advertising in Interac-tive Digital Media’, men-yebutkan ada dua jenismedia digital. Pertama,media yang hanya men-galami perubahan bentukdari media cetak menjadidigital dengan kontenyang sama. Kedua, mediadigital interaktif sepertimajalah yang sedangAnda baca saat ini. Perbe-daan akan sangat kentaraterlihat pada format, plat-

form, jenis iklan, layout serta masih banyak yang lainnya.

Kalau membeli edisi cetak kita harus ke toko bukuatau lapak, kalau media digital cukup browsing saja,

ada beberapa news stand yang ada di tablet. Sebut sajaNewsstand, Zinio, Kindle, Press Reader, Barnes & Noble,dan lain-lain. Sementara di Indonesia ada Wayang Forcedan Scoop, serta beberapa publisher besar yang mem-punyai lapak digitalnya sendiri. Saat ini tidak hanya Ap-ple melalui iPad, atau Android melalui tablet yang lain,tapi operating system seperti Windows 8 pun telah men-yediakan fitur untuk pencarian majalah digital yang te-lah terklasifikasikan sesuai dengan jenis medianya.

Memang, media digital, terutama yang interaktif, diIndonesia termasuk spesies baru. Tapi perubahan

platform ini merupakan tsunami, yang gelombangnyaterasa ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, digitalinteractive magazine E-MAGAZINE hadir untuk menjadibagian dari masa depan media digital di Indonesia.

D i industri media, gebrakan paling mengejutkanadalah ketika media internasional seperti News-

week menghentikan edisi cetaknya dan berganti sepe-nuhnya ke digital akhir 2012. Mengubah platform cetakmenjadi digital adalah keniscayaan. Banyak media cetakyang memutuskan untuk berubah menjadi digital, se-mentara yg mencoba bertahan di platform lama kinidalam posisi yang sulit – oplah yang terus merosot, se-mentara banyak biro iklan yang mulai mengalihkandananya ke digital.[bersambung ke halaman 3]

Page 3: Bulletin PUSTAKA MAYA 2013-10 OKTOBER · PDF fileInternet semula adalah komunikasi nirkabel yang dikembangkan pada tahun 1950-an. Penelitian ini merupakan awal pemikiran mengenai bagaimana

Media Digital, sekarang ini ...H A L . 3

Sementara beberapa majalah, dulunya cetak, berubahjadi hanya digital saja. Contohnya Newsweek di atas,

setelah 80 tahun berjaya sebagai majalah cetak, resmimengakhiri versi cetaknya akhir Desember 2012, dankini hanya menerbitkan edisi digital interaktifnya dalamplatform iPad dan tablet. E-MAGAZINE kebetulan lahir diera yang sudah digital, dan memang sejak awal diran-cang sebagai majalah digital interaktif. Yang menarik E-MAGAZINE tidak hanya hadir dalam versi folio yang bisadi-download di iPad dan tablet, tapi juga diterbitkandalam versi PDF yang bisa diunduh via PC maupunsmart-phone.

Yangjelas,

digitalisasimediamemangtidak ter-bendunglagi. Duadekadeyang laluBill Gatespernahmeramal-kan bahwamenginjakmileniumketiga initeknologiberbasisteks elektronik (digital) akan menggantikan platformcetak.

Mungkin terlalu lebay, dan nyatanya ramalan BillGates tersebut sampai detik ini tidak (belum) ter-

jadi. Tapi pendiri Microsoft itu tidak hendak mencabutramalannya, hanya mengoreksi waktunya saja. Mediamemang tidak akan mati, tapi hanya berubah platform-nya dari cetak ke digital. Faktanya, di AS (yang tidakmustahil segera diikuti negara-negara lain), pertumbu-han iklan di internet mempunyai kecenderungan lebihtinggi ketimbang pertumbuhan iklan di media cetak.

Selamat datang di sebuah chapter yang baru – memin-jam istilah Pemimpin Redaksi NewsWeek, Tina

Brown. Media digital yang menantang, sekaligus mem-punyai peluang yang besar.

Berubahnya platform majalah Newsweek ke 100 per-sen digital per 31 Desember 2012 seolah menjadi

tonggak untuk masuk diskusi yang lebih serius tentangbentuk majalah di masa depan. Apakah akan terjadi tsu-nami digital ? Tidak bisa dipungkiri, pasar media cetaksemakin mengecil, bahkan ada yang meramalkan akan“wassalam” dalam 10 tahun ke depan. Kita menyaksikanmaraknya pasar PC tablet beberapa tahun belakanganini. Pada kuartal akhir 2012 terjual 52,5 juta unit – naik75% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada saat yang bersamaan kabar dari media cetaktidaklah menggembirakan. Selain sulit menaikkan

tiras, juga susah menaikkan pendapatan iklan. Itu sebab-

nya, beberapa penerbit media di Amerika dan Eroparamai-ramai membuat media dalam versi iPad. Ada yangmemilih full digital (Christian Science Monitor, NRC,Newsweek), ada yang malah menutup sepenuhnya(Financial Times Deutschland). Beberapa yang masihbertahan di cetak, umumnya berada dalam posisi sulit,sebutlah New York Times dan Washington Post.

Mengubah platform adalah salah satu solusi,hadirnya PC tablet menjadi harapan baru bagi

penerbit media. Sebetulnya tidak hanya iPad, yang men-jadi kanal distribusi dengan potensi menjangkau pem-

baca lebihluas, tapijuga tabletdenganbasis sis-tem op-erasi An-droid. Apayang ter-jadi diduniaglobal, ti-dak musta-hil akanmenular keIndonesia– ini hanyapersoalanwaktu saja.Apalagiada pe-

rubahan perilaku pembaca yang berlaku secara univer-sal, mereka lebih menyukai mengonsumsi media dalamformat digital. Informasi yang mereka dapat tidak hanyacepat, tapi menghibur pula, karena menggabungkanantara tulisan, gambar, animasi, dan video, seperti Ma-jalah E-MAGAZINE yang Anda pegang saat ini.

Mengomsumsi media dalam format digital menjadipilihan yang menyenangkan saat ini. Apalagi den-

gan makin banyaknya fitur-fitur yang interaktif danmenghibur, termasuk majalah E-MAGAZINE yang adasaat ini. Yang menarik, Anda hanya menghabiskansedikit waktu di awal untuk men-download, selanjutnyaAnda bisa membaca majalah ini kapan pun tanpa perluonline. Membuka-buka halaman E-MAGAZINE pun men-jadi sangat mudah. Selain tersedia navigasi yang melihatkeseluruhan halaman, di daftar isi, Anda tinggalmengklik judulnya, langsung terhubung dengan artikelyang Anda inginkan. Tampilan artikel E-MAGAZINE diaplikasi ini memang sangat interaktif dan dinamis. Playwith your finger ! Cukup gerakkan jari Anda ke atas atauke bawah untuk membaca artikelnya.

Membaca majalah bukan satu-satunya hal yang bisaAnda lakukan di sini ! Karena di aplikasi ini, Anda

bisa menikmati foto-foto tentu saja, bahkan video,hingga trailer film yang diulas. Semua isi (artikel danfoto) media cetak bisa direplikasikan ke format digital,termasuk iklannya, dengan segala potensi interaktifnya.Menarik, bukan? [bersambung ke halaman 4]

Page 4: Bulletin PUSTAKA MAYA 2013-10 OKTOBER · PDF fileInternet semula adalah komunikasi nirkabel yang dikembangkan pada tahun 1950-an. Penelitian ini merupakan awal pemikiran mengenai bagaimana

Jl. Jakarta 79 Bandung@LAN : \\sdc\ebook atau\\192.168.2.5\ebookPhone: 022-7272-672Fax: 022-7271-693E-mail: [email protected]

Selain menyediakan bahan bacaan berupa buku atau hard-copy, PERPUSTAKAAN IMjuga me-nyediakan bahan bacaan berupa konten digital ebook dan file sejenisnya (soft-copy) diberi nama atau code-name “PUSTAKA-MAYA”.Kenapa namanya PUSTAKA-MAYA ? Karena sumber ebooknya hampir 90% berasaldari internet atau dunia maya.

Bulletin ini digunakan sebagai wahana informasi dalam menyajikan informasi seputarPUSTAKA-MAYA. PUSTAKA-MAYA dikelola bersama oleh bagian PERPUSTAKAAN(penanggungjawab konten oleh Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom.) dan bagianPUSKOM (penanggungjawab hardware oleh Patah Herwanto, S.T., M.Kom.). Dibawahpembinaan Pembantu Ketua I bidang Akademik (Chairuddin, Ir., M.T., M.M.)

Edisi FULL-COLOR Digital Bulletin

PUSTAKA-MAYA tersimpan di folder :

\\sdc\ebook\4_REFERENSI_UMUM\Bul

etin_Pustaka_Maya

PUSTAKA-MAYA menuju GLOBAL MULTIMEDIA EDUTAINTMENT

PUSTAKA-MAYA@ Indonesia-Mandiri

Media Digital, ke depannya ...

Majalah digital interaktif memang barang baru diIndonesia. Bahkan ada yang berpendapat, pasar

majalah dengan format ini di Indonesia belum matang,tapi menurut kami ini hanya persoalan waktu, apalagidengan makin membaiknya kualitas koneksi Internet diIndonesia.

D i dunia online semua serba terukur. Sama halnyadengan digital interactive magazine seperti E-

MAGAZINE, jumlah downloader-nya bisa diketahui den-gan cepat, tepat, dan bisa dicek perkembangannya setiapsaat. E-MAGAZINE saat ini setidaknya bisa diakses me-lalui iPad, Tablet,dan PC dalam bentuk PDF, serta ke de-pan akan berkembang ke smartphone. Jumlah pen-download-nya ternyata sangat mencengangkan, antara150.000 - 500.000 per edisi per pertengahan Desember2012, yang dari hari ke hari masih terus bertambah.Angka tersebut sudah sangat jauhmelampaui oplah majalah sejenisdi Indonesia yang konvensional(cetak).

T idak hanya jumlahdownloader yang bisa terde-

teksi, rubrik-rubrik yang palingdisukai atau dibaca pun bisadiketahui pula – tanpa melakukansurvei pembaca terlebih dahulu.

Perbincangan tentang majalahdigital memang menarik.

Maklum, selain masih relatif baru,penerbit berlomba-lomba men-jual majalahnya dalam bentukdigital lewat tablet, entah itu sendiri ataupun via digitalnews stand yang ada di iPad.

D i ranah global ada Newsstand dan Zinio, sementaradi Indonesia ada Wayang Force dan Scoop. Salah

satu digital news stand terbesar, Zinio, mengklaim saatini sudah menjual 5.000 jenis majalah dari 1.300 penerbitdengan pembaca yang tersebar di 200-an negara.

Sebagian majalah bahkan tidak hanya dalam file PDFyang statis, tapi dalam format yang lebih interaktif.

Ini tentu memberi pengalaman baru dalam membaca ma-jalah dalam platform baru. Dengan format digital, me-mungkinkan Anda membaca majalah berformat digital

dengan konten yang sama, desain grafis yang lebihmenarik, bahkan memungkinkan disertai audio visualyang lebih atraktif.

Ketika internet makin merebak ke seluruh dunia akhirdekade 1990-an, seperti yang diramalkan W. Russel

Newman, guru besar teknologi dan komunikasi mediadari Universitas Michigan, AS, dalam artikel ilmiahnya,“The Impact of the New Media”, akan melahirkan mediabaru yang merupakan penggabungan antara media tra-disional dengan kekuatan interaktif teknologi komputerdan komunikasi, yang tak lain adalah media digital.

Media digital tidak hanya memindahkan media tra-disional ke dalam formal digital, tapi juga menga-

rah kepada bagaimana media tersebut bisa berkomuni-kasi dan berinteraksi dua arah dengan pembacanya.Teknologi digital telah merevolusi industri penerbitan di

dunia, apalagi seiring denganmunculnya perangkat digital yangmendukung kapabilitas dan ka-pasitas multimedia yang semakincanggih. Termasuk perkemban-gan broadband dengan kecepatantransfer data yang makin cepatdan dalam jumlah besar. Di lainpihak, perkembangan gadget danperangkat digital kemampuanmenyimpan datanya makin besardengan fisik yang makin kecil.

Berbagai keunggulan majalahdigital telah mengubah peta

industri penerbitan majalahdunia. Secara bertahap makin banyak orang yang beralihdari cetak ke digital. Fleksibilitas, interaktivitas, ditam-bah biaya yang lebih murah, bahkan E-MAGAZINE bisadiunduh gratis, jelas menjadi daya tarik utama orang ber-migrasi ke digital, saat ini apalagi di masa datang. Trenini, tidak hanya menguntungkan pembaca, tapi juga parapenerbit dan pemasang iklan. Pembaca tentu akan mem-peroleh pengalaman baru dalam mengonsumsi mediayang lebih praktis, penerbit mempunyai potensi untukmeningkatkan pelanggan dan pendapatan tentu saja, se-dangkan pengiklan mampu menjangkau target pasaryang lebih luas.