bulan (moon) -...

2
FENOMENA LANGIT JANUARI-APRIL 2018 Setiap bulannya, langit se- latan tidak pernah sepi dengan fenomena. Penasaran kan ada apa saja di tahun 2018? KA’ LASTRI kali ini akan menam- pilkan beberapa peristiwa di caturwulan pertama tahun ini. Di mulai dari Bulan Januari. 2 Januari – Perihelion Tepat pukul 14.12 WIB, mata- hari berada di titik terdekatnya dengan Bumi (±147,10 jt km). 4 Januari – Puncak Hujan Meteor Quadrantids Quarantids tergolong hujan meteor dengan intensitas tinggi yaitu 120 meteor/jam. 30 Januari – Latest Sunset 17:55 Senja pada hari ini akan datang ‘ter-lambat’, yaitu pukul 17.55 WIB. 31 Gerhana Bulan Total Tidak sekedar Gerhana Bulan Total, namun peristiwa ini adalah Gerhana Blue Moon Total pertama setelah 150 tahun. Wow bukan? Februari – Blackmoon Bulan berwarna hitam? No! Blackmoon adalah peristiwa di- mana dalam satu bulan tidak terdapat Purnama sama sekali. Siap-siap merindukan Purna- ma nih! 2 Maret – Surabaya Tanpa Bayangan Tanggal 2 Maret tepatnya pu- kul 11.41 WIB, posisi matahari akan berada tepat di atas Kota Surabaya, sehingga bayangan kita akan berada tepat di bawah tubuh. Bayangan benda yang menempel penuh terhadap tanah bahkan tidak terlihat! 20 Maret – Autumn Equinox Autumn Equinox adalah pe- nanda akan dimulainya musim gugur di bumi bagian selatan. Pada saat itu, matahari akan te- pat melintas di atas garis khatu- listiwa, sehingga bumi belahan utara dan selatan mendapat- kan sinar matahari dengan por- si yang sama. 2 April – Konjungsi Mars & Saturnus Hampir tengah malam, 23.39 WIB, kita akan menyaksikan Mars dan Saturnus ‘berduet’ di langit malam. Dua planet terse- but akan terlihat berdekatan dengan jarak 1,3°. 22 April – Puncak Hujan Meteor Lyrids Hujan Meteor yang berasal dari debu komet C/1861 G1 Thatcher ini muncul dari Rasi Bintang Lyra dan mencapai puncaknya pada tanggal 22 April dengan intensitas sekitar 20 meteor/jam. Bagaimana Stargazers? Seru kan? Ini baru awal tahun 2018 lho! Siapkan alat tempurmu ya untuk mengamati berbagai fenomena astronomi tersebut. Kalau masih penasaran dengan berbagai peristiwa astonomi lainnya di tahun 2018 ini, baca BULASTRI edisi berikutnya ya guys. Salam Astronomi! BULAN (MOON) Bulan adalah satu-satunya satelit alami bumi dan merupakan benda langit yang paling mudah dilihat, khususnya pada saat malam hari. Sama seperti bumi, bulan memiliki rotasi dan revolusi. Bulan mengorbit terhadap bumi, serta bersama bumi berputar mengelilingi matahari. Bulan memiliki diameter sekitar 2.195 mil (3.475 km), sekitar 27% ukuran Bumi. Apakah bulan memancarkan cahayanya sendiri? Tidak! Bulan memantulkan cahaya matahari sehingga permukaan bulan yang terkena cahaya matahari akan berwarna kuning atau putih terang. Padahal warna bulan sebenarnya adalah abu-abu. Bulan selalu menampakan wajah yang sama jika dilihat dari bumi, kenapa? APA YANG BISA KITA PELAJARI DARI GERHANA BULAN? Gerhana bulan adalah saat yang tepat untuk kita membuktikan bagaimana bentuk bumi sebenarnya. Bentuk bayangan benda akan mengikuti bentuk benda itu sendiri. Sebuah bola akan memiliki bayangan bentuk bola, sedangkan sebuah piring akan memiliki bayangan pipih piring (tidak mungkin berbentuk bola). Begitu pula dengan gerhana bulan, dimana noktah gelap yang terbentuk di permukaan bulan sejatinya adalah proyeksi bayangan bentuk bumi. Bayangan bumi berbentuk bulat, dengan demikian kita pun dapat menyimpulkan bahwa bumi itu bulat. Karena masa rotasi bulan dan revolusinya terhadap bumi membutuhkan waktu yang sama, yaitu 27,3 hari. Seberapa jauh jarak bumi dan bulan? Saangaatt jauuh. Rata-rata jarak antara bumi dan bulan adalah sekitar 238.855 mil (384.400 km), atau sekitar 30 kali bumi jika dibariskan. Dengan jarak terjauh yaitu 252.088 mil (hampir 32 bumi), dan jarak terdekatnya 225.623 mil (sekitar 28-29 bumi). Setiap bulan sekali, akan ada fase dimana bulan berada pada posisi terdekat dan terjauh dengan bumi. Peristiwa saat bulan dekat disebut juga dengan Perigee, sedangkan saat bulan berada di titik terjauh dengan bumi, maka disebut dengan peristiwa Apogee. (https://spaceplace.nasa.gov/moon-distance/en/) Selenophile : (n.) a person who loves the moon (seseorang yang mencintai Bulan) KA’LASTRI Kalender Astronomi

Upload: lybao

Post on 13-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BULAN (MOON) - surabayaastronomyclub.comsurabayaastronomyclub.com/.../2018/01/BULETIN-1-2018-bulan_rev4.pdf · FENOMENA LANGIT JANUARI-APRIL 2018 BULAN Setiap bulannya, ... Astronomi

FENOMENA LANGIT JANUARI-APRIL 2018

Setiap bulannya, langit se-latan tidak pernah sepi dengan fenomena. Penasaran kan ada apa saja di tahun 2018? KA’ LASTRI kali ini akan menam-pilkan beberapa peristiwa di caturwulan pertama tahun ini. Di mulai dari Bulan Januari.

2 Januari – Perihelion

Tepat pukul 14.12 WIB, mata-hari berada di titik terdekatnya dengan Bumi (±147,10 jt km).

4 Januari – Puncak Hujan Meteor Quadrantids

Quarantids tergolong hujan meteor dengan intensitas tinggi yaitu 120 meteor/jam.

30 Januari – Latest Sunset 17:55 Senja pada hari ini akan datang ‘ter-lambat’, yaitu pukul 17.55 WIB.

31 Gerhana Bulan Total

Tidak sekedar Gerhana Bulan Total, namun peristiwa ini adalah Gerhana Blue Moon Total pertama setelah 150 tahun. Wow bukan?

Februari – Blackmoon Bulan berwarna hitam? No! Blackmoon adalah peristiwa di-mana dalam satu bulan tidak terdapat Purnama sama sekali. Siap-siap merindukan Purna-ma nih!

2 Maret – Surabaya Tanpa Bayangan

Tanggal 2 Maret tepatnya pu-kul 11.41 WIB, posisi matahari akan berada tepat di atas Kota Surabaya, sehingga bayangan kita akan berada tepat di bawah tubuh. Bayangan benda yang menempel penuh terhadap tanah bahkan tidak terlihat!

20 Maret – Autumn Equinox Autumn Equinox adalah pe-nanda akan dimulainya musim gugur di bumi bagian selatan. Pada saat itu, matahari akan te-pat melintas di atas garis khatu-listiwa, sehingga bumi belahan utara dan selatan mendapat-kan sinar matahari dengan por-si yang sama.

2 April – Konjungsi Mars & Saturnus Hampir tengah malam, 23.39 WIB, kita akan menyaksikan Mars dan Saturnus ‘berduet’ di langit malam. Dua planet terse-but akan terlihat berdekatan dengan jarak 1,3°.

22 April – Puncak Hujan Meteor Lyrids

Hujan Meteor yang berasal dari debu komet C/1861 G1 Thatcher ini muncul dari Rasi Bintang Lyra dan mencapai puncaknya pada tanggal 22 April dengan intensitas sekitar 20 meteor/jam.

Bagaimana Stargazers? Seru kan? Ini baru awal tahun 2018 lho! Siapkan alat tempurmu ya untuk mengamati berbagai fenomena astronomi tersebut. Kalau masih penasaran dengan berbagai peristiwa astonomi lainnya di tahun 2018 ini, baca BULASTRI edisi berikutnya ya guys. Salam Astronomi!

BULAN

(MOON)

Bulan adalah satu-satunya satelit alami bumi dan merupakan benda langit yang paling mudah dilihat, khususnya pada saat malam hari. Sama seperti bumi, bulan memiliki rotasi dan

revolusi. Bulan mengorbit terhadap bumi, serta bersama bumi berputar mengelilingi matahari. Bulan memiliki diameter sekitar 2.195 mil (3.475 km), sekitar 27% ukuran Bumi.

Apakah bulan memancarkan cahayanya sendiri?

Tidak! Bulan memantulkan cahaya matahari sehingga permukaan bulan yang terkena cahaya matahari akan berwarna kuning atau putih terang. Padahal warna bulan sebenarnya adalah abu-abu.

Bulan selalu menampakan wajah yang sama jika

dilihat dari bumi, kenapa?

APA YANG BISA KITA PELAJARI DARI GERHANA

BULAN?

Gerhana bulan adalah saat yang tepat untuk kita membuktikan bagaimana bentuk bumi sebenarnya. Bentuk bayangan benda akan mengikuti bentuk

benda itu sendiri. Sebuah bola akan memiliki bayangan bentuk bola, sedangkan sebuah piring akan memiliki

bayangan pipih piring (tidak mungkin berbentuk bola). Begitu pula dengan gerhana bulan, dimana noktah gelap yang terbentuk di

permukaan bulan sejatinya adalah proyeksi bayangan bentuk bumi. Bayangan bumi berbentuk bulat, dengan demikian kita pun dapat menyimpulkan bahwa bumi itu

bulat.

Karena masa rotasi bulan dan revolusinya terhadap bumi membutuhkan waktu yang sama, yaitu 27,3 hari.

Seberapa jauh jarak bumi dan bulan?

Saangaatt jauuh. Rata-rata jarak antara bumi dan bulan adalah sekitar 238.855 mil (384.400 km), atau sekitar 30 kali bumi jika dibariskan. Dengan jarak terjauh yaitu 252.088 mil (hampir 32 bumi), dan jarak terdekatnya 225.623 mil (sekitar 28-29 bumi). Setiap bulan sekali, akan ada fase dimana bulan berada pada posisi terdekat dan terjauh dengan bumi. Peristiwa saat bulan dekat disebut juga dengan Perigee, sedangkan saat bulan berada di titik terjauh dengan bumi, maka disebut dengan peristiwa Apogee. (https://spaceplace.nasa.gov/moon-distance/en/)

Selenophile : (n.) a person who loves the moon (seseorang yang mencintai Bulan)

KA’LASTRI

Kalender Astronomi

Page 2: BULAN (MOON) - surabayaastronomyclub.comsurabayaastronomyclub.com/.../2018/01/BULETIN-1-2018-bulan_rev4.pdf · FENOMENA LANGIT JANUARI-APRIL 2018 BULAN Setiap bulannya, ... Astronomi

GERHANA BLUE MOON TOTAL PERTAMA

Setelah 150 Tahun

Akhir bulan januari 2018 ini, warga Surabaya akan dapat menyaksikan ger-hana bulan total (31 Januari 2018). Ger-hana kali ini merupakan peristiwa lang-ka, karena ini adalah gerhana total blue moon pertama setelah 150 tahun. Untuk memperkirakan terjadinya hal tersebut, Divisi Falakiyah SAC yang dikoordina-tori oleh Cak Bachrul Yafi telah me-ngeluarkan hasil perhitungan ter-jadinya gerhana bulan total. De-ngan menggandeng tujuh ang-gota Divisi Falakiyah SAC, hisab gerhana bulan total berhasil dilakukan meng-gunakan dua metode sekaligus, yaitu berdasarkan perhitungan kitab Ad-darul Aniq dan Pengolahan Data Ephemeris.

GERHANA BULAN (LUNAR ECLIPSE)

Gerhana bulan terjadi ketika matahari-bumi-bulan berada pada satu garis lurus. Gerhana bulan memiliki tiga jenis, yaitu: 1) Gerhana Penumbral, yaitu saat bulan melewati bayangan penumbral bumi. Gerhana ini cukup sulit untuk dikenali; 2) Gerhana Bulan Parsial, terjadi saat sebagian bulan melewati bayang-bayang bumi; 3) Gerhana Bulan Total, terjadi ketika seluruh bulan menghilang saat melewati bayangan umbra Bumi.

(www.mreclipse.com/Special/LEprimer.html

Gerhana Bulan yang diabadikan oleh Astro-fotografer SAC; Cak Joshua Anderson 2015 lalu. Ronanya yang merah padam membuatnya dijuluki Blood Moon. Fenomena ini akan terulang lagi di akhir Januari 2018 ini.

TELESCOPE GOES TO SCHOOL: Komunitas Lokal hingga Sekolah Internasional

Telescope Goes to School yang a-krab disingkat menjadi “TGS” merupakan salah satu program unggulan SAC, terutama di bi-dang edukasi. Program yang aktif selama satu tahun ke bela-kang ini telah berhasil membu-at beberapa sekolah sadar akan pentingnya belajar astronomi. Bermula dari tahun 2015, SAC diberi kepercayaan oleh SMP IT Al-Kahfi Sidoarjo untuk mengi-si materi ekstrakurikuler setiap bulannya. Dengan prestasi ke-cilnya, SAC yang memiliki visi “memasyarakatkan astronomi”, mulai percaya diri untuk me-realisasikannya dalam sebuah program Telescope Goes to School. Tahun 2017 TGS menja-di program yang diminati oleh banyak sekolah dan komunitas.

Beberapa sekolah yang telah mengundang TGS untuk hadir diantaranya adalah SDN Ban-dung 1 Mojokerjto, MI Miftahul Ulum Ngoro, SDN Pungging 1 Mojosari, SMP Mujahidin Sura-baya, SD CIKAL Surabaya, SD Muhammadiyah 16 Surabaya, RA Persis Bangil, SMP & SMA Pembangunan Jaya Sidoarjo, Surabaya European School, dll. Tidak kalah para komunitas

yang aktif di dunia pendidikan pun seringkali request tim GTS untuk hadir dan memberikan pengalaman seru mengenai as-tronomi bagi adik-adik binaan mereka. Rumah Zakat, Sanggar Pelangi, Sanggar Kampung Dolanan, dan TBM Jingga Mojokerto adalah beberapa di antara ba-nyak komunitas yang telah ber-hasil memberikan kesempatan langka bagi adik-adik binaannya untuk meneropong benda langit secara langsung. Bukan hanya meneropong, tim TGS selalu memberikan workshop dan materi unik mengenai astronomi. Meskipun masih memiliki ba-nyak kekurangan seperti kendala fasilitas di SAC yang kurang lengkap, cuaca yang kadang tidak mendukung, serta terbatasnya mobilitas, tim TGS tetap semangat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. “Kendalanya (untuk program

TGS) keterbatasan alat pendu-kung dan mobilitasnya (tim),” ucap M. Hammam Nasiruddin (Cak Ham), Dewan Pembina SAC sekaligus Ketua SAC periode 2014-2017 ini.

Cak Ham yang merupakan ini-siator TGS pun mengungkap- kan bahwa ini adalah cita-cita-nya semasa sekolah, “Dulu ja-man sekolah ingin sekali seko-lah punya teleskop, Alhamdulil-lah sekarang bisa menghadirkan teleskop ke sekolahan. Mende-katkan ilmu astronomi yang se-lama ini kurang populer di du-nia pendidikan kita. Mengins-pirasi sekolah-sekolah untuk memiliki teleskop”. Menjadi sa-lah satu anggota tim TGS juga merupakan kenangan tersendiri bagi Cak Ham. Mulai dari ko-munitas lokal yang notabene memiliki anak didik yang atrak-tif, TK atau Playgroup dengan para balitanya, sekolah mene-ngah yang pesertanya banyak sekali hingga membuat tim TGS kewalahan, sampai sekolah in-ternasional yang lengkap de-ngan tantangan untuk berbaha-sa asing secara langsung. Tahun ini dan kedepannya, SAC akan terus mengembangkan program TGS. Bagaimana de-ngan sekolah atau komunitas-mu? Jangan sungkan, karena SAC selalu terbuka untuk me-nyebarkan virus astronomi ke tempatmu. Segera daftarkan ya~

Astronomi memaksa jiwa untuk melihat ke atas dan membawa kita dari dunia ini menuju ketempat lain. – Plato -

HOT EVENT NEWS

Pendaftaran & info lebih lanjut mengenai Telescope Goes to School: Email : [email protected]

Phone/Whatsapp : 08973916648 (Cak Thoyib) http://tgs.surabayaastronomyclub.com/