buku pembelajaran 6 teknologi pengecoran
DESCRIPTION
ghTRANSCRIPT
TL141352
BUKU PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PENGECORAN KREDIT : 3 SKS
SEMESTER : 5
KELAS : C
PERKULIAHAN 5
JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Dr. Eng. Hosta Ardhyananta, S.T., M.Sc.
NIP. 198012072005011004
PROSES PENGECORAN
Proses untuk membuat suatu bentuk komponen
dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti
pengecoran, pembentukan, serbuk dan
permesinan
Proses pengecoran merupakan proses yang
telah terlama digunakan oleh manusia
Proses pengecoran dilakukan karena mampu
membuat bentuk yang kompleks, bentuk dengan
lubang, ukuran bentuk yang besar, membuat
material yang sulit di bentuk (getas) dan proses
yang mudah (ekonomis)
Faktor yang mempengaruhi proses pengecoran
adalah aliran dan perilaku logam cair,
pembekuan logam cair dan disain cetakan
Aliran dan perilaku berkaitan dengan sistem
saluran masuk dan disain cetakan
Pembekuan logam berkaitan dengan sifat
metalurgi material dan sifat termal material
Sifat material cetakan mempengaruhi laju
pembekuan (pendinginan) material. Hal ini
mempengaruhi pembentukan cacat coran
PROSES PEMBEKUAN
LOGAM
Setelah logam cair dituang ke dalam cetakan,
terdapat beberapa fenomena pada logam cair
seperti proses solidifikasi (pembekuan) dan lain-
lain
Proses solidifikasi bergantung pada ukuran,
bentuk dan komposisi kimia material
Masing-masing material memiliki memiliki sifat
yang berbeda dan sifat termal yang berbeda
Proses pembekuan bergantung pada jenis
material logam cair dan logam cetakan
Proses pembekuan juga bergantung volume
material dan area permukaan material
Setiap logam murni memiliki temperatur cair
tertentu (melting point) dan temperatur
pembekuan tertentu
Besi memiliki temperatur pembekuan pada 1537
C (2798 F)
Tungsten memiliki temperatur pembekuan pada
3410 C (6170 F)
Ketika terjadi penurunan temperatur logam cair,
temperatur tetap konstan saat terjadi panas
laten pembekuan
Pembekuan logam terjadi pada pembentukan
antarmuka cair-padat
Antarmuka ini akan tumbuh ke arah logam cair
Pembekuan dimulai dari dinding cetakan ke
arah pusat cetakan
Pertumbuhan pembekuan terjadi pada banyak
titik
Struktur butir logam coran memiliki bentuk
tertentu
Dinding cetakan memiliki temperatur yang
rendah. Hal ini mengakibatkan terjadi
pendinginan logam cair yang cepat (tinggi)
(rapid cooling)
Rapid cooling menghasilkan struktur mikro kulit
(shell) yang berupa butir halus equiaksial
Butir tumbuh ke arah yang berlawanan dengan
arah perpindahan panas (heat transfer)
terhadap dinding cetakan
Butir yang memiliki arah pertumbuhan ke arah
tertentu dapat membentuk butir kolumnar
Ketika proses perpindahan panas (heat transfer)
menuju ke semua arah yang sama, butir yang
terbentuk berupa ekuiaksial
Butir dengan bentuk dan ukuran yang berbeda
memiliki sifat yang berbeda (heterogen)
PROSES PEMBEKUAN PADUAN
Pembekuan paduan dimulai ketika temperatur
turun pada liquidus (TL)
Pembekuan paduan selesai terjadi ketika
temperatur turun mencapai solidus (TS)
Pada daerah rentang temperatur ini, paduan
logam cair berada pada keadaan pasta dengan
bentuk dendrit kolumnar (columnar dendrite)
(berbentuk pohon)
Dendrit memiliki lengan (arm) tiga dimensi dan
cabang (branch)
Struktur dendrit mempengaruhi variasi
komposisi, segregasi dan porositas-mikro
Daerah pasta (mushy) merupakan campuran
fasa cair dan padat
Lebar daerah pasta disebut sebagai freezing
range yang berupa perbedaan temperatur
(freezing range= TL – TS)
Logam murni memiliki freezing range mendekati
nol
Struktur solidifikasi bergantung komposisi
eutektik
Paduan yang memiliki diagram fasa simetri
memiliki struktur lamelar
Struktur ini memiliki fasa padat dua atau lebih
Untuk fasa minor yang kecil, struktur coran akan
memiliki struktur fibrous
Laju pendinginan yang rendah (102 K/s) atau
waktu pembekuan lokal yang panjang
menghasilkan struktur dendrit yang kasar
dengan spasing dendrite arm yang lebar
Laju pendinginan yang cepat (104 K/s) atau
waktu pembekuan lokal yang pendek
menghasilkan struktur dendrit yang halus
dengan spasing dendrite arm yang pendek
Laju pendinginan yang lebih cepat (106 – 108
K/s) menghasilkan struktur yang amorfos
Struktur dan ukuran butir logam mempengaruhi
sifat logam
Penurunan ukuran butir dapat meningkatkan
kekuatan dan keuletan
Penurunan porositas-mikro (void penyusutan
interdendritik) dapat menurunkan keretakan
panas coran (hot tearing) ketika pembekuan
Ketidakseragaman butir menyebabkan sifat
anisotropik
Kriteria kinetika antarmuka cair-padat
dinyatakan sebagai rasio G/R
G adalah gradien termal
R adalah laju gerakan antarmuka cair-padat
G memiliki kisaran nilai 102 – 103 K/m
R memiliki kisaran nilai 10-3 – 10-4 m/s
Struktur dendrit memiliki memiliki rasio 105 – 107
Antarmuka cair-padat nondendrit plane-front
memiliki rasio 1010 – 1012