buku mikon 1_a4

14
1 SISTEM BILANGAN, KODE DAN ANTARMUKA MIKROMPUTER Sebelum mulai mempelajari mikrokontroler, mikroprosesor, dan mikrokomputer perlu mengingat kembali beberapa konsep dasar seperti sistem bilangan, kode, dan piranti display dan power driver yang umum digunakan dalam antarmuka mikrokomputer. TUJUAN Setelah mengikuti bab ini diharapkan mahasiswa mampu: o Mengkonversikan antar kode bilangan berikut: biner, hexadesimal dan BCD. o Menjelaskan istilah-istilah bit, nibble, byte, word, most significant bit (MSB), dan least significant bit (LSB). o Menentukan karakter alphanumeric yang diperlukan dengan menggunakan tabel kode american standard code for information interchange (ASCII). o Melakukan penjumlahan dan pengurangan untuk bilangan biner, hexadesimal, (binary coded desimal) BCD dan kode Gray. o Menjelaskan cara kerja seven segment, dan piranti digital dalam rangkaian antarmuka mikrokomputer. o Menjelaskan cara kerja piranti antarmuka mikrokomputer yang berfungsi sebagi power driver seperti: elektro mekanik relay, solid state relay, power transistor dan power MOSFET. 1

Upload: priyo

Post on 19-Jun-2015

298 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku mikon 1_a4

1

SISTEM BILANGAN, KODE DAN ANTARMUKA MIKROMPUTER

Sebelum mulai mempelajari mikrokontroler, mikroprosesor, dan mikrokomputer

perlu mengingat kembali beberapa konsep dasar seperti sistem bilangan, kode, dan

piranti display dan power driver yang umum digunakan dalam antarmuka

mikrokomputer.

TUJUAN

Setelah mengikuti bab ini diharapkan mahasiswa mampu:

o Mengkonversikan antar kode bilangan berikut: biner, hexadesimal dan BCD.

o Menjelaskan istilah-istilah bit, nibble, byte, word, most significant bit (MSB), dan

least significant bit (LSB).

o Menentukan karakter alphanumeric yang diperlukan dengan menggunakan tabel

kode american standard code for information interchange (ASCII).

o Melakukan penjumlahan dan pengurangan untuk bilangan biner, hexadesimal,

(binary coded desimal) BCD dan kode Gray.

o Menjelaskan cara kerja seven segment, dan piranti digital dalam rangkaian

antarmuka mikrokomputer.

o Menjelaskan cara kerja piranti antarmuka mikrokomputer yang berfungsi sebagi

power driver seperti: elektro mekanik relay, solid state relay, power transistor dan

power MOSFET.

1

Page 2: Buku mikon 1_a4

SISTEM BILANGAN DAN KODE

1.1 Bilangan desimal

Untuk memahami struktur sistem bilangan biner, pertama-tama adalah

mengingat kembali pada sistem desimal atau sistem bilangan dasar sepuluh. Gambar 1.1

menunjukkan bilangan desimal dengan nilai pada masing-masing digit diekpresikan

dalam perpangkatan 10. Digit bilangan desimal 5346,72 dapat dijelaskan terdiri atas 5

ribuan, 3 ratusan, 4 puluhan, 6 satuan, 7 persepuluh, dan 2 perseratus. Jumlah simbol

bilangan untuk setiap bilangan dasar sama dengan bilangan dasar itu. Pada sistem

bilangan desimal terdiri atas 10 simbol yaitu 0 sampai 9. Jika hitungan setiap digit

melampaui nilai simbol tertingginya maka akan terjadi carry 1 dan ditambahkan pada

posisi digit di depannya dan digit lainnya kembali ke nol. Contoh kongkritnya adalah

odometer mobil.

5 3 4 6 . 7 2 103 102 101 100 . 10-1 10-2

Gambar 1.1 Nilai setiap digit dalam desimal

Sistem bilangan dapat dibuat menggunakan beberapa bilangan dasar, tetapi

beberapa bilangan dasar itu lebih berguna dibanding lainnya. Sulit untuk membuat

rangkaian elektronik yang dapat menyimpan dan memanipulasi 10 tingkatan tegangan

yang berbeda tetapi lebih mudah jika membuat rangkaian elektronik untuk mengurus 2

tingkatan. Oleh karena itu digunakanlah sistem bilangan biner atau bilangan dasar 2.

1.2 Sistem Bilangan Biner

Gambar 1.2 menunjukkan nilai masing-masing digit bilangan biner. Setiap

bilangan merepresentasikan perpangkatan 2. Sebuah digit biner biasa disebut bit. Digit

di sebelah kanan titik biner menyatakan pecahan dan digunakan untuk menyatakan

bilangan yang kurang dari satu. Sistem biner menggunakan dua simbol, nol (0) dan satu

(1). Oleh karena itu dalam sistem biner hitungannya 0, 1, 10, 11, 100,101, 110, 111,

1000 dan seterusnya. Setiap bit mempunyai bobot sendiri-sendiri seperti diperlihatkan

dalam Gambar 1.2.

Sistem biner sering juga disebut binary word atau word saja. Sekumpulan

bilangan biner tertentu juga mempunyai nama khusus. Binary word 4-bit disebut nibble

2

Page 3: Buku mikon 1_a4

dan binary word 8-bit disebut byte. Binar word 16-bit sering direferensikan sebagai

word dan binary word 32-bit direferensikan sebagai double word. Bit yang paling kanan

biasa disebut least-significant bit (LSB) dan bit yang paling kiri biasa disebut most-

significant bit (MSB).

1 0 1 1 0 . 1 1

27 26 25 24 23 22 21 20 2-1 2-2 128 64 32 16 8 4 2 1 1/2 ¼

Gambar 1.2 Nilai setiap digit dalam biner

Untuk mengkonversikan bilangan biner ke bilangan ekivalen desimal kalikan

setiap digit dengan nilai desimal dari setiap digit itu dan jumlahkan. Sebagai contoh

bilangan biner 101, dapat dinyatakan : (1 x 22) + (0x21) + (1x20) atau 4 + 0 + 1 = 5

desimal. Untuk bilangan biner 10110.11 didapat :

= (1 x 24) + (0x23) + (1 x 22) + (1x21) + (0x20) + (1 x 2-1) + (1x2-2)

= 16 + 0 + 4 + 2 + 0 + 0,5 + 0,25

= 22,75 desimal.

Dalam mengkonversi bilangan desimal ke biner terdapat dua metode. Metode

pertama dan paling mudah yaitu kebalikan dari konversi biner ke desimal seperti

diperlihatkan pada Gambar 1.3.

25 24 23 22 21 20

32 16 8 4 2 1 21 21 5 5 1 1

2110 = 0 1 0 1 0 1 Posisi digit

Gambar 1.3 Konversi desimal ke biner dengan nilai posisi setiap bit

Sebagai contoh mengkonversikan bilangan desimal 21. Pertama kurangkan dengan nilai

terbesar dari kepangkatan 2 yang mendekati 21. Untuk bilangan 21 nilai kepangkatan 2

terbesar adalah 16 atau 24. Kurangi 21 dengan 16 sisanya 5, simpan 1 pada posisi digit

24 dan perhatikan apakah sisanya sama dengan kepangkatan 2 di bawahnya. Dengan 23

adalah 8, maka 8 lebih besar dari 5 oleh karena itu letakan 0 pada posisi digit ini dan

coba untuk kepangkatan berikutnya. Dalam kasus ini kepangkatan berikutnya adalah 22 3

Page 4: Buku mikon 1_a4

atau 4 dan 4 lebih kecil dari 5 untuk itu simpan 1 pada posisi digit 22. Kurangkan 5

dengan 4 sisa 1. Selanjutnya bandingkan nilai sisa dengan kelipatan berikutnya lagi

yaitu 21 atau 2 karena lebih kecil maka simpan 0 pada posisi digit 21. Karena posisi

digit terahkir 20 maka simpan 1 pada posisi digit 20.

Metode kedua ditunjukkan oleh Gambar 1.4, yaitu membagi bilangan desimal

dengan 2 dan menuliskan hasil bagi dan sisanya. Setiap hasil baginya dibagi lagi dengan

dua sampai hasil baginya mencapai nol. Pada kolom sisa (R) merupakan bilangan

ekivalen binernya. Angka paling bawah pada kolom sisa merupakan bit MSB dan

angka paling atas merupakan bit LSB dari bilangan ekivalen binernya. Untuk pengujian

dapat dilakukan dengan mengalikan setiap bit dengan kepangkatan 2 yang bersesuaian

dengan posisi digit binernya dan menjumlahkan hasil kalinya. Berikut ini contoh untuk

227 desimal akan diubah menjadi biner dan sebaliknya.

227 = 1332113 = 562

28 = 142 56 = 282

14 = 72 7 = 32 3 = 12 1 = 02

R 1 x 1 = 1R 1 x 2 = 2R 0 x 4 = 0R 0 x 8 = 0R 0 x 16 = 0R 1 x 32 = 32R 1 x 64 = 64R 1 x128 =128

227 Periksa

LSB digit

MSB digit

Jadi 227 10 = 11100011 2

Gambar 1.4 Konversi biner dengan cara pembagian dua

Untuk bilangan desimal pecahan, proses konversinya dengan cara mengalikan

bilangan desimal itu dengan 2 seperti ditunjukkan pada gambar 1.5. Pada proses

konversi pecahan, jika hasil kali digit dibelakang koma tidak mencapai harga nol, untuk

itu lakukan perkalian sesuai dengan jumlah digit yang diperlukan. Kebetulan dalam

contoh ini setelah tiga kali perkalian, hasil dibelakang koma sama dengan 00, artinya

bilangan tersebut hanya 3 bit dibelakang koma yaitu 101.

4

Page 5: Buku mikon 1_a4

2 x .625 = 1 .25

2 x .250 = 0 .50

2 x .500 = 1 .00

MSD

LSD

1 x .5 = 0.5

0 x.25 = 0.0

1 x.125= 0,125

0.625

Periksa

Gambar 1.5 Konversi desimal ke biner untuk pecahan desimal

Secara umum sistem mikroprosesor yang pernah ada lebar datanya mulai dari 4

bit, 8 bit, 16 bit, 32 bit, dan 64 bit. Untuk mikroprosesor tersebut lebih logis jika

memakai sebuah kode yang terdiri atas grup-grup bilangan biner empat digit. Kode

tersebut dapat dinyatakan dengan bilangan dasar-16 atau hexadesimal, Gambar 1.6

memperlihatkan nilai setiap digit untuk hexadesimal, dan bilangan tersebut sering

disebut hexa. Karena merupakan bilangan dasar-16 dan terdiri dari 16 simbol seperti

ditunjukkan dalam Tabel 1.1. Pada Tabel tersebut untuk bilangan 10-15 menggunakan

simbol A - F.

163 162 161 160 . 16-1 16-2 16-3 4096 256 16 1 1/16 1/256 1/4096

Gambar 1.6 Nilai setiap posisi untuk bilangan hexadesimal

Seperti telah disebutkan di atas tiap digit hexa sama dengan 4 digit biner. Untuk

mengkonversi bilangan biner 11010110 ke hexa, tandai setiap 4 bit dimulai dari bit

paling kanan. Selanjutnya untuk setiap 4 bitnya tulis dengan simbol hexa. Kelompok

0110 sama dengan 6 dan kelompok 1101 sama dengan 13 atau D hexa. Jadi 11010110

biner sama dengan D6 hexa atau D6H.

Jika ingin mengkonversi sebuah data dari desimal ke hexadesimal caranya

diperlihatkan pada Gambar 1.7. Pada gambar tersebut bilangan 227 desimal setelah

dikonversi ke hexadesimal menjadi E3h. Langkah mendapatkan bilangan itu dimulai

dari 227 dibagi 16 dan bilangan yang terdekat adalah 14 dimana sisa hasil baginya

adalah 3. Selanjutnya karena 14 itu lebih kecil dari 16 artinya bilangan itu merupakan

hasil konversi desimal ke hexadesimal. 5

Page 6: Buku mikon 1_a4

Tabel 1.1 Desimal terhadap hexadesimal

Desimal Hexa Desimal Hexa

0 0 8 8 1 1 9 9 2 2 10 A 3 3 11 B 4 4 12 C 5 5 13 D 6 6 14 E 7 7 15 F

227 = 1416 14 = 016

R 3 x 1 = 1R E x 16 =226

227 Periksa

LSB digit

MSB digit

Jadi 227 10 = E3 16

Gambar 1.7 Konversi desimal ke heksadesimal

1.3 Kode BCD

Dalam aplikasi seperti pada frekuensi counter, volt meter digital, atau kalkulator,

dimana outputnya diperagakan dalam desimal, seringkali digunakan binary-coded

decimal atau BCD. Keuntungan dari BCD pada aplikasi tersebut adalah informasi setiap

digit desimal berisikan 4 bit binary word. Seperti terlihat pada Tabel 1-2, kode BCD

menggunakan 10 bilangan pertama dari kode biner standard untuk bilangan BCD 0

sampai 9. Kode hexa A sampai F bukan merupakan kode BCD. Setiap digit desimal

dinyatakan secara individu dengan ekivalen biner 4-bit seperti diilustrasikan pada

Gambar 1-8.

5 2 9 Desimal

0101 0010 1001 BCD

Gambar 1-8 Konversi desimal ke BCD

6

Page 7: Buku mikon 1_a4

1.4 Kode Gray

Kode Gray merupakan kode biner penting lainnya yang sering digunakan pada

data encoding shaft position suatu mesin, seperti pada mesin bubut yang dikontrol

komputer. Kode ini mempunyai kombinasi kemungkinan yang sama dengan kode biner

standar. Tabel 1.2 menunjukkan hubungan bilangan desimal, biner hexadesimal, BCD

dan kode gray.

Tabel 1.2 Kode-kode bilangan

SISTEM

DESIMAL BINER HEXA- DESIMAL

BCD 8421

KODE GRAY

0 0000 0 0000 0000 1 0001 1 0001 0001 2 0010 2 0010 0011 3 0011 3 0011 0010

4 0100 4 0100 0110 5 0101 5 0101 0111 6 0110 6 0110 0101 7 0111 7 0111 0100

8 1000 8 1000 1100 9 1001 9 1001 1101 10 1010 A 0001 0000 1111 11 1011 B 0001 0001 1110

12 1100 C 0001 0010 1010 13 1101 D 0001 0011 1011 14 1110 E 0001 0100 1001 15 1111 F 0001 0101 1000

1.5 Kode ASCII

Kode ASCII merupakan kode yang digunakan dalam sistem komputer untuk

komunikasi antar mikrokomputer dengan perangkat output seperti printer atau monitor.

Kode ASCII hanya menggunakan data 7 bit. Dengan 7 bit dapat dikodekan 128

karakter yang meliputi huruf besar, huruf kecil, angka, tanda baca dan karakter kontrol.

Tabel 1.3 memperlihatkan kode ASCII.

Jika diperlukan untuk pengujian paritas maka dapat menggunakan bit ke 7

(MSB). Sebagai contoh, kode biner 1100 0100 merupakan kode ASCII untuk huruf D 7

Page 8: Buku mikon 1_a4

besar dengan paritas ganjil. Kode huruf D dari tabel ASCII adalah 100 (kolom huruf D)

0100 (baris huruf D).

Tabel 1.3 Kode ASCII

7 0 0 0 0 1 1 1 1 Bit 6 0 0 1 1 0 0 1 1

4 3 2 1 5 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 NUL DLE SP 0 @ P \ p 0 0 0 1 SOH DC1 ! 1 A Q a q 0 0 1 0 STX DC2 “ 2 B R b r 0 0 1 1 ETX DC3 # 3 C S c s 0 1 0 0 EOT DC4 $ 4 D T d t 0 1 0 1 ENQ NAK % 5 E U e u 0 1 1 0 ACK SYN & 6 F V f v 0 1 1 1 BEL ETB ‘ 7 G W g w 1 0 0 0 BS CAN ( 8 H X h x 1 0 0 1 HT EM ) 9 I Y i y 1 0 1 0 LF SUB * : J Z j z 1 0 1 1 VT ESC + ; K [ k { 1 1 0 0 FF FS , < L \ l | 1 1 0 1 CR GS - = M ] m } 1 1 1 0 SO RS . > N ∧ n ˜ 1 1 1 1 SI US / ? O _ o DEL

Dalam kode ASCII selain karakter standar seperti huruf dan angka terdapat

sekelompok kode yang termasuk dalam karakter kontrol. Karakter kontrol ini meliputi:

- Kontrol perangkat secara phisik (BEL, BS, HT, LF, CR, dan lainnya)

- Kontrol komunikasi secara logik (SOH, STX, ETX, EQT, ENQ dan lainnya)

- Kontrol komunikasi secara phisik (NUL, DEL CAN, dan lainnya)

- Pemisah informasi (FS, GS, RS, US)

- Kontrol kode ekstensi (SI, SO dan ESC)

Karakter kontrol tersebut berguna dalam menginisiasi, memodifikasi, atau

memberhentikan suatu aksi yang dapat berpengaruh kepada perekaman, pemrosesan,

pengiriman, dan interprestasi data.

8

Page 9: Buku mikon 1_a4

1.6 Kode Peraga 7-segmen

Semenjak peraga 7-segment seperti yang ditunjukkan Gambar 1.8a digunakan

mulai dari kalkulator sampai pada pompa pengisian bensin, peraga jenis sangat dikenal

oleh masyarakat. Peraga jenis ini kode segmennya ditunjukkan pada Tabel 1.4. Pada

tabel tersebut logik 1 menandakan segmen menyala (ON), dan ini hanya berlaku untuk

7-segmen dengan katoda bersama Gambar 1.8b. Jika yang digunakan 7-segmen dengan

anoda bersama Gambar 1.8c maka segment akan menyala jika diberikan logik 0, untuk

itu diharuskan membalikkan semua nilai pada tabel tersebut.

Tabel 1.4 Data untuk seven segment katoda bersama

Segmen D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Angka

p g f e d c b a

Kode 7-segment dalam heksa

0 0 0 1 1 1 1 1 1 3F 1 0 0 0 0 0 1 1 0 06 2 0 1 0 1 1 0 1 1 5B 3 0 1 0 0 1 1 1 1 4F 4 0 1 1 0 0 1 1 0 66 5 0 1 1 0 1 1 0 1 6D 6 0 1 1 1 1 1 0 1 7D 7 0 0 0 0 0 1 1 1 07 8 0 1 1 1 1 1 1 1 7F 9 0 1 1 0 1 1 1 1 6F A 0 1 1 1 0 1 1 1 77 B 0 1 1 1 1 1 0 0 3C C 0 0 1 1 1 0 0 1 29 D 0 1 0 1 1 1 1 0 3E E 0 1 1 1 1 0 0 1 79 F 0 1 1 1 0 0 0 1 71

Dalam Tabel 1.4 susunan masing-masing segmen dihubungkan berturut-turut

mulai dari segmen a sebagai LSB dan segmen p sebagai MSB. Sebagai contoh untuk

menampilkan angka 0 pada seven segmen katoda bersama, maka kode heksanya adalah

3FH. Untuk seven segmen anoda bersama komplemenkan data 3FH setiap bitnya, dan

hasil komplemennya adalah C0H.

9

Page 10: Buku mikon 1_a4

Peraga 7-segmen diproduksi dalam dua jenis bahan yaitu light emitting diode

(LED) dan liquid crystal display (LCD). Kelebihan peraga jenis LED adalah setiap

segmennya membangkitkan cahaya, jadi cocok untuk peragaan ditempat terang atau

gelap. Hal ini berbeda dengan peraga jenis LCD yang perlu justru perlu penerangan

terutama pada kondisi gelap.

a

ce

f g

d

b

dp

(a)

a fedcb dpg

(b) a fedcb dpg

+V

(c)

Gambar 1.8 Peraga LED 7-segmen. (a) Keterangan segmen. (b) Skematik katoda bersama. (c) Skematik anoda bersama.

PIRANTI ANTARMUKA DIGITAL

1.7 Elektromekanik Relay

Sistem mikrokomputer umumnya tidak dapat dihubugkan langsung dengan

perangkat luar (peripheral) karena terdapat perbedaan diantaranya level tegangan, arus

atau bentuknya masih analog. Sebagai contoh apabila ingin menghubungkan sistem

mikrokomputer dengan motor DC 24V, maka untuk keperluan ini dapat digunakan

perangkat penghubung (driver) seperti relay elektro mekanis (EM), dan power

transistor/MOSFET.

Relay EM merupakan komponen yang fleksibel karena dapat menghubungkan

mikrokomputer dengan berbagai jenis beban (tegangan DC atau AC). Gambar 1.9

memperlihatkan antarmuka mikrokomputer dengan motor DC 24V menggunakan relay

EM. Transistor (Q) dalam rangkaian tersebut berfungsi sebagai saklar elektronik. Bila

pada base-nya diberikan logika 1 (+5V), transistor akan saturasi (kolektor-emiter

terhubung) akibatnya coil relay (Re) akan teraliri arus dan timbul medan magnet

sehingga kontak relay akan terhubung. Sebaliknya, jika base-nya diberikan logika 0

(0V) transistor itu menjadi cut-off oleh karena itu (kolektor-emiter terbuka) tidak ada

aliran arus yang melalui coil. Relay EM disebut juga magnetic coupler atau magnetic 10

Page 11: Buku mikon 1_a4

isolator yang artinya antara motor DC dang rangkain transistor berkut

mikrokomputernya terisolasi sehingga bila trejadi hubung singkat atau atau arus bocor

tidak akan masuk ke sistem mikrokomputer. Untuk melindungi transistor dari tegangan

balik saat transistor OFF dipasangkan dioda D1 atau biasa disebut clamp dioda.

Kelemahan elektromekanik relay adalah terjadi spark (bunga api) pada kontaknya,

bila itu terjadi dan berulang untuk beberapa waktu tertentu maka kontak relay tersebut

akan terbakar dan menyebabkan kontak itu tidak tersambung.

Gambar 1.9 Antarmuka relay elektromekanik

Untuk memilih transistor yang digunakan dalam rangkaian ini perlu diketahui

terlebih dahulu resistansi koil relay. Misalkan resitansi koil itu adalah 50 ohm, tegangan

kerja 5V maka arus koilnya adalah 100 mA. Untuk keamanan dan kehandalan sistem,

harus dipilih transistor yang mempunyai minimal arus kolektor 200 mA dan tegangan

kolektor emiter (VCE) 48V. Misalkan dipilih transistor yang mempunyai spesifikasi arus

kolektor 200 mA dan hFE-nya 200. Dengan mengasumsikan tegangan dari

mikrokomputer saat berlogik satu adalah 5 volt, maka R1-nya dapat dicari

menggunakan persamaan berikut ini:

IBVBER −

=51 ; dengan IB = IC / hFE dan VBE = 0,7 volt

Dari rumus di atas nilai R1 adalah 8600 ohm atau dipilih 8200 ohm.

1.8 Power Transistor/MOSFET

Piranti lain yang termasuk dalam power driver yang umum digunakan dalam

antarmuka mikrokontroler/mikrokomputer adalah power transistor atau MOSFET.

11

Page 12: Buku mikon 1_a4

1.9 Solid State Relay

Piranti sejenis yang berfungsi seperti relay tetapi tidak menimbulkan spark adalah

solid state relay (SSR). SSR bekerja hanya untuk mengontrol beban bertegangan bolak-

balik. Kelebihan komponen ini antara lain tidak ada bouncing, operasinya cepat (kurang

dari 1 mikro detik), masukan kontrol logiknya kompatibel dengan level TTL. Diagram

blok SSR diperlihatkan dalam Gambar 1.11, perangkat ini terdiri atas rangkaian

masukan kontrol logik, opto isolator, zero crossing detector, dan power TRIAC.

Dalam Gambar 1.10 terdapat rangkaian snubber yang berfungsi untuk menekan

transien frekuensi tinggi yang sewaktu-wakatu bisa terjadi pada jalur jala-jala listrik.

Transien ini bila dibiarkan dapat membuat TRIAC rusak atau membuat TRIAC menjadi

konduksi. Opto isolator digunakan untuk mengisolasi antara rangkaian kontrol dengan

rangkaian yang dikontrol. Untuk melindungi masukannya dari tegangan berlebihan atau

tegangan mundur digunakan komponen D1 dan Q1.

Prinsip kerja rangkaian tersebut yaitu bila diberikan logik 1 pada input AND gate,

akan menyebabkan IRED dan SBS pada MOC3011 aktif sehingga TRIAC terpicu dan

menyebakan komponen ini konduksi.

Power transistor atau MOSFET dapat bekerja sebagai saklar elektronik yang bekerja

pada tegangan searah. Kelebihan kedua jenis piranti ini adalah tidak menimbulkan

bunga api dan responnya jauh lebih cepat dibandingkan elektro mekanik relay. Gambar

1.10 memperlihat kedua jenis power driver aktif tinggi. Untuk keamanan sistem

mikrokomputer dari tegangan lebih atau hubung singkat saat power driver tersebut

mengalami kerusakan, sebaiknya menggunakan optocoupler.

12

a. Power Transistor NPN b. Power MOSFET-N

Gambar 1.10 Transistor dan MOSFET sebagai saklar elektronik

Page 13: Buku mikon 1_a4

13

Gambar 1.11 Rangkaian dasar solid state relay

Page 14: Buku mikon 1_a4

SOAL-SOAL LATIHAN 1. Konversikan bilangan desimal berikut ini ke biner a. 72, b. 76, c. 500 2. Konversikan bilangan biner berikut ini ke desimal a. 1011, b. 11010001 c. 1110111001011001 3. Konversikan ke hexadesimal a. 53 desimal b. 756 desimal c. 01101100010 biner d. 11000010111 biner 4. Konversikan ke desimal a. D3H b. 3FEH c. 44H 5. Konversikan ke BCD a. 86 desimal b. 62 desimal c 33 desimal 6. Tuliskan dalam biner kode ASCII untuk huruf L dan CR (enter) ? 7. Jelaskan pemakaian parity jika digunakan untuk mengoreksi transfer data ? 8. Jumlahkan ! a. 100112 dan 10112 dalam biner b. 3710 dan 2510 dalam BCD c. 4AH dan 77H 9. Tuliskan tabel kode seven segmen anoda bersama untuk angka 0 sampai 9 ! 10. Sebutkan kelebihan dan kelemahan elektro mekanik relay ! 11. Jelaskan prinsip kerja solid state relay dan mengapa hanya diperbolehkan untuk

beban tegangan bolak balik ? 12. Jelaskan fungsi rangkaian snubber yang dipasang pada solid state relay dan efek

apakah yang akan terjadi jika tidak memakai rangkaian ini ! 13. Bila sebuah motor DC bertegangan 48V, ingin dikendalikan melalui

mikrokomputer, gambarkan skematik yang anda maksud ? 14. Jelaskan fungsi diode clamp ? 15. Jelaskan perbedaan cara kerja antara power transistor dan power MOSFET !

14