buku investasi revisi bulan mei

37
Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 1 I. PENDAHULUAN Pada prinsipnya bahwa ukuran keberhasilan proses pembangunan suatu daerah dan masyarakat adalah tingginya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan tersebut, dan pemerintah memiliki kewajiban mutlak untuk mendorong dan mengembangkan partisipasi masyarakat dimaksud, sehingga menjadi suatu daya dorong dan energi dalam proses akselerasi penyelenggaraan pembangunan. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor . 32 Tahun 2004, tentang Otonomi Daerah intinya adalah membuka ruang yang luas kepada masyarakat untuk mengembangkan partisipasi dan melalui kewenangan Otonomi Daerah, membuka peluang bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk menggali dan memanfaatkan seluruh potensi dan keunggulan yang dimiliki, baik dari aspek Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia yang belum dikelola secara maksimal. Potensi sumber daya yang tersedia, marupakan asset yang perlu dikelola dan dikembangkan untuk mendapatkan manfaat yang besar bagi kemaslahatan rakyat. Kemampuan daerah dalam menggali dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki merupakan modal dalam mendukung terwujudnya daerah yang benar-benar otonom, melalui penciptaan sumber-sumber penerimaan daerah. Dalam upaya memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam yang melimpah di Sulawesi Tenggara, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun pasar global, maka pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan partisipasi aktif dari semua pihak, khususnya para investor untuk mengambil peran secara profesional dalam mengisi dan menyukseskan serta mendukung BANK SEJAHTERA yang merupakan VISI PEMBANGUNAN Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 2008 – 2013.

Upload: andisilu

Post on 05-Jul-2015

443 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 1

I. PENDAHULUAN Pada prinsipnya bahwa ukuran keberhasilan proses pembangunan suatu daerah

dan masyarakat adalah tingginya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan tersebut, dan pemerintah memiliki kewajiban mutlak untuk mendorong dan mengembangkan partisipasi masyarakat dimaksud, sehingga menjadi suatu daya dorong dan energi dalam proses akselerasi penyelenggaraan pembangunan.

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor . 32 Tahun 2004, tentang Otonomi Daerah intinya adalah membuka ruang yang luas kepada masyarakat untuk mengembangkan partisipasi dan melalui kewenangan Otonomi Daerah, membuka peluang bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk menggali dan memanfaatkan seluruh potensi dan keunggulan yang dimiliki, baik dari aspek Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia yang belum dikelola secara maksimal.

Potensi sumber daya yang tersedia, marupakan asset yang perlu dikelola dan dikembangkan untuk mendapatkan manfaat yang besar bagi kemaslahatan rakyat. Kemampuan daerah dalam menggali dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki merupakan modal dalam mendukung terwujudnya daerah yang benar-benar otonom, melalui penciptaan sumber-sumber penerimaan daerah.

Dalam upaya memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam yang melimpah di Sulawesi Tenggara, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun pasar global, maka pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengharapkan partisipasi aktif dari semua pihak, khususnya para investor untuk mengambil peran secara profesional dalam mengisi dan menyukseskan serta mendukung BANK SEJAHTERA yang merupakan VISI PEMBANGUNAN Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 2008 – 2013.

Page 2: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 2

II. POTENSI DAERAH 1. PERTAMBANGAN

Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai potensi atau kandungan mineral sebagai berikut: 1.1.NIKEL.

Berdasarkan batuan pembawanya (batuan ultrabasah) bahan galian ini memiliki penyebaran yang sangat luas, meliputi beberapa kabupaten yaitu : Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau, dengan luas penyebaran 480.032,13 Ha dengan status kawasan 283.561,84 Ha (59%) masuk kawasan Areal Penggunaan Lain (APL), 170.300 Ha (35%) kawasan Hutan Lindung (Hl) dan Hutan Konservasi (HK) 26.170, 28 Ha (5%).

Pada tabel 1 disajikan potensi nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang menyebar pada beberapa Kabupaten/Kota, sebagai beikut:

TABEL POTENSI NIKEL DAN STATUS KAWASAN KABUPATEN/KOTA: Tabel 1.

NO KAB/KOTA STATUS KAWASAN

LUAS (Ha) PERSENTASE KAB/KOTA

1 2 3 4 5 1 Kolut

APL HL HK

52.671,10 30.440,00

-

63,37 36,63 0,00

Total 83.111,10 100,00 2

Konawe

APL HL

80.399,00 57.310,00

55,22 39,36

Total 145.591,00 - 3. Konut

APL HL HK

85.801,10 57.864,85

-

95,72 40,28 0,00

Total 143.665,95 100,00 4 Kolaka APL

HL HK

24.178,00 5.041,00 4.681,00

71,32 14,87 13,81

Total 33.900,00 100,00

Page 3: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 3

1 2 3 4 5 5 Konsel APL

HL HK

1.726,41 -

5.505,20

23,87 0,00

76,13 Total 7.231,61 100,00 6 Bombana APL

HL HK

27.400,00 17.490,00 6.503,00

53,31 34,03 12,65

Total 51.393,00 100,00 7 Muna APL

HL HK

92,66 -

248,70

27,14 0,00

72,86 Total 341,36 100,00

8. Butur APL HL HK

269,70 -

189,60

58,72 0,00

41,28 Total 459,30 100,00

9. Buton APL HL HK

5.442,00 -

5.841,00

48,23 0,00

51,77 Total 11.283,00 100,00

10. Kota Bau-Bau APL HL HK

894,80 -

2.161,00

29,28 0,00

70,72 Total 3.055,80 100,00

11 Provinsi Total 480.032,12 480.032,12

Berdasarkan penyebaran batuan pembawanya, maka potensi Nikel sebagai

bahan galian mempunyai cadangan pada 7 (tujuh) Kabupaten se – Sulawesi Tenggara sebagai berikut : Tabel 2.

No. Kabupaten Cadangan 1 2 3 1. Bombana 28.200.0140800.00

2. Kolaka 12.819.244.028.00

Page 4: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 4

1 2 3 3. Buton / Bau – Bau 1.676.332.000.00

4. Kolaka Utara 2.763.796.196.00

5. Konawe 1.585.927.189.84

6. Konawe Selatan 4.348.838.160.00

7. Konawe Utara 46.007.440.652.72

Jumlah 97.401.593.026.56

Dalam upaya pengembangan kualitas substansi (sasaran dan tujuan) Bank

Sejahtera serta pemantapan Bahteramas menuju Sultra sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dimana sektor pertambangan sebagai salah satu sektor strategis dalam konsep KEK tersebut, maka dari 7 (tujuh) kabupaten tersebut ada 3 Kabupaten yang menjadi alternatif untuk pembangunan industri pertambangan yaitu: 1. Kabupaten Konawe Selatan. 2. Bombana 3. Kolaka.

1.2. ASPAL Bahan galian ini tersebar luas di Pulau Buton, yaitu di Kabupaten Buton,

Kabupaten Buton Utara dan Kota Bau-Bau. Tabel berikut ini menyajikan potensi cadangan dan sebaran lokasi sebagai

berikut :

Tabel 3.

LOKASI LUAS (Ha) CADANGAN (Ton)

KADAR BITUMEN

1 2 3 4 Lawele 1/B 1.978,20 - - Lawele 2/B 400,05 438.622.000 -

Page 5: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 5

1 2 3 4 Siontapina/B 1.986,30 3.200.000 - Winto/B 321,00 60.000.000 25-35 %

Kabungka 1/B 1.967,67 - 15-25 %

Kabungka 2/B 750,00 - 15-25 %

Waisiu/B 3.600,00 1.000.000 12,5-40 %

Epe/BU 2.000,00 174.725.000 10-35 %

Jumlah 13.000,67 680.747.000 10-40 % JENIS PRODUKSI ASPAL BUTON

Asbuton Konvensional (curah) - Ukuran butir : ½“(12,7) - Kadar Bitumin : 20%±1% - Kadar air : (10-15)%

Asbuton Halus - Ukuran Butir : ¼(6.35mm) = 100%

: +4(4,75mm) = 90%-100% : +30(0,60mm) = 35%-100%

- Kadar Air : kurang dari 6% - Kadar Bitumen : 21% ±1% - Kemasan : karung plastik (kedap air) berat @40kg

Buton Granular Asphalt (BGA) - Ukuran Butir : Lolos saringan nomor 16 - Kadar Bitumen : 5.20(penetasi 5 kadar bitumen 20%) 20.25 (penetasi 20 kadar bitumen 25%) - Kadar Air : Max.2% - Kemasan : Karung plastik (kedap air) berat @40kg

Page 6: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 6

1.3. EMAS (Au) Emas dijumpai di Kabupaten Bombana, tepatnya daerah Rarowatu

menuju ke arah Wumbubangka sampai ke SP II dengan kadar Au 10 PPM sampai dengan 198 PPM, menjadikan cadangan emas ini cukup besar dan dapat dikalolah dengan menggunakan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan.

Emas di daerah ini terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan beberapa endapan terbentuk karena proses metasomanisme kontak dengan larutan hidrotermal, sehingga menghasilkan endapan placer dengan penyebaran diperkirakan ribuan hektar. Jumlah cadangan yang ada di daerah ini disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.

NO. Kabupaten Cadangan Satuan 1. Kolaka Utara 35.000.000.000 Gram

2. Kolaka 107.000.000.000 Gram

3. Konawe 275.000.000.000 Gram

4. Konawe Selatan 168.000.000.000 Gram

5. Bombana 540.000.000.000 Gram

Jumlah 1.125.000.000.000 Gram

1.4. CEKUNGAN MINYAK Lokasi : Pada bagian timur dari Pulau Buton dan Muna telah

sejak lama diketahui merupakan cekungan minyak, dan pada beberapa tahun silam pernah dieksplorasi

oleh PT. Conoco And Chevron. Keberadaan cekungan ini diduga berumur kala Neogen, dan memiliki potensi pada hampir seluruh bagian pulau ini.

Page 7: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 7

1.5. BATU BARA Lokasi : Lametusa, desa Tambuha, Kecamatan Ngapa,

Kabupaten Kolaka Utara, dijumpai dalam sungai Watunohu.

Sementara ini keberadaan batubara di daerah ini masih merupakan indikasi kuat, berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan hasil analisa laboratorium, batubara yang dijumpai memiliki karakteristik sebagai berikut: Warna hitam hingga hitam kecoklatan dan mudah hancur - Nilai Kalori : 2.432 kal/gr - Debu : 43,03 % - C (Karbon) : 27,12 % - H (hidrogen) : 4,47 % - Ni (nitrogen) : 0,71 % - S (belerang) : 1,44 % - O (Oksigen) : 23,23 %

1.6. KROMIT Kromit dijumpai di beberapa tempat, antara lain di Kabupaten Bombana,

Konawe, Konawe Utara dan Kolaka Utara. Sampai sejauh ini telah beberapa perusahaan yang berinvestasi pada bahan galian ini.

Secara umum seberapa besar jumlah cadangan dari bahan galian ini belum diketahui, akan tetapi diduga secara keseluruhan bisa mencapai jutaan ton, dengan kadar C r2O3 berkisar 45-56 % dengan luas penyebaran 2000 hingga 2500 Ha.

1.7. PASIR BESI Lokasi : Batauga Kabupaten Buton dan Tapunggaya,

Kabupaten Konawe Utara dan Lansilowo Pulau Wawonii Kabupaten Konawe. Secara pasti belum

Page 8: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 8

diketahui sebarapa besar jumlah cadangan yang

ada didaerah ini, tetapi memiliki luas penyebarannya diperkirakan antara 400 - 700 Ha.

1.8. MANGAN

Mangan yang dijumpai merupaka tipe psilomelane ( Ba, H2O2Mn3O10) dengan kekerasan antara 4-6, dan berat jenis 4,7. Formasi di mana mangan ini berada diperkirakan berumur jura dan berasosiasi dengan batu gamping, dengan ukuran 2 cm, kadar 50 – 53 %, MnO, dijumpai di Kecamatan Lasalimu, Kumbewaha Kecamatan Siontapina Kabupaten Buton dengan luas penyebaran berkisar ± 6.000 Ha.

1.9. MAGNESIT

Lokasi : Lasusua, Pakue (Kab.Kolaka Utara), Pulau Padamarang (Kabupaten Kolaka), Pondidaha (Kabupaten Konawe), Pulau Kabaena ( Kabupaten Bombana ).

Estimasi cadangan dari magnesit di Pulau Padamarang diperkirakan mencapai 2.000 ton.

Komposisi Kimia Magnesit di Pulau Padamarang :

SiO2 = 23.20 % CaO = 6.65 % NaO = 0.16 %

Fe2O3 = 0.09 % MgO = 27.71 % AI2O3 = 1.41 %

1.10. FOSPAT

Fospat yang ada di Sulawesi Tenggara umumnya merupakan tipe Goano, dijumpai pada gua-gua batu gamping yang ada di Sampolawa dan Pulau Kabi-Kabia Kabupaten Buton. Cadangan diperkirakan mencapai 3.200 ton, dengan P2O5 berkadar 1,2 hingga 14,2 %.

Page 9: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 9

1.11. MARMER

a. MARMER KONAWE UTARA DAN KONAWE SELATAN

Lokasi : Moramo, Wolasi ( Kabupaten Konawe Selatan ), Lasolo dan Kokapi ( Kabupaten Konawe Utara )

Warna : Abu-abu, hitam, merah, coklat, dan hijau.

Sifat Fisik :

Kuat Tekanan Daya Tahan Keausan Berat Jenis Penyerapan Air Penyebaran Cadangan

: : : : : :

1.260 kg/cm2

0,22 mm/menit 2,73 ton/m3

0,35% 94.625 Ha 75.500.000.000 m3

Komposisi Kimia :

Si02

AI2O3

Na2O3

MgO

=

=

=

=

0,80 %

0,59 %

0,24 %

1,162 %

CaO

Fe2O3

FeS2

CaCO3

=

=

=

=

54,12 %

0,11 %

0,36 %

96,6 %

b. MARMER BUTON UTARA

Lokasi : Labauan, Lanosangiadan Tomohi

Warna : Abu-abu kehitaman dan krem

Penyebaran : 32.762 Ha

Cadangan : 16.493.500.000 M³

Page 10: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 10

Komposisi Kimia :

SiO2 = 5,32 % CaO = 59,44 %

Fe2O3 = 0,84 % MgO = 1,61 %

c. MARMER - KOLAKA

Lokasi : Tamborasi, Ahilulu

Warna : Abu-abu, cream, coklat kemerahan cerah, dan hitam

Sifat Fisik :

Kuat Tekanan

Daya Tahan Keausan

Berat Jenis

Penyerapan Air

Penyebaran

Cadangan

:

:

:

:

:

:

1.500 – 2000 Kg/Cm2

0,1 Mm/Menit

2,8 Ton/M3

0,60 %

105.748,5 Ha

466 Milyar M3

Komposisi Kimia :

Si02

Fe2O3

MgO

=

=

=

10,80 %

0,16 %

37,30 %

CaO

Na2O3

=

=

44,58 %

0,24 %

AI2O3

FeS2

=

=

3,04 %

0,36 %

Page 11: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 11

d. MARMER BATUPUTIH KOLAKA UTARA

Lokasi : Batuputih dan Ranteangin

Volume marmer berwarna krem terang hingga krem ( light cream to cream ) : 17.393.010 M³ Volume marmer abu-abu hingga abu-abu gelap ( gra to dark gray ) : 130.615.150M³

Spesifiaksi / Specification :

Kuat Tekan( Compressive strength ) : 520 kg/cm²

Keausan ( Abrasion resistance ) : 0,1 mm/menit

Daya Serap ( Water absortion ) : 0,35%

Komposisi Kimia ( Chemical composition)

SiO2 = 1,04 % AI2O3 = 0,68 % Fe2O3 = 0,10 %

CaO = 45,15 % MgO = 13,54% LoI = 8,00 %

e. MARMER BOMBANA

Lokasi : Lengora dan Rahadopi Pulau Kabaena

Warna : Hijau, Hitam, Abu-abu dan Coklat

Page 12: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 12

Sifat Fisik :

- Kuat Tekan - Keausan - Berat Jenis - Penyerapan Air - Penyebaran - Luas - Cadangan - LOI

: : : : : : : :

1.650 – 2.000 kg/cm²

0,1 mm/menit

2,75 ton/MP

-

0,25%

8.062,5 Ha

2,5 Milyar M3

Komposisi Kimia :

SiO2 = 14,44 % CaO = 27,05 %

AI2O3 = 0,45 % Fe2O3 = 0,36 %

MgO = 7,95 %

1.12. ONIKS

Lokasi : Konaweha dan Mangolo Kabupaten Kolaka

Warna : Putih, Putih Transparan, Kekerasan 3,5 - 4,0

Berat Jenis : 2,6 – 2,8

Komposisi Kimia : CaCO3

Luas Areal : 25Ha

Cadangan : 540.000 M³

Page 13: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 13

1.13. TANAH LIAT / LEMPUNG

Lokasi : Tampo, Kontumere, Kambara, Kabawo (Kabupaten Muna), Wakorumba (Kabupaten Buton Utar ), Boro-boro , Wowonii (Kabupaten Konawe), Asera, Lasolo (Kabupaten Konawe Utara), Mulaeno (Kabupaten Bombana), Huko-huko, Watubagga (Kabupaten Kolaka).

Komposisi Kimia :

Tanah liat di daerah Malaeno Kabupaten Bombana :

SiO2 = 8,98 % Fe2O3 = 0,94 %

MgO = 2,41 % AI2O3 = 0,11 %

K2O = 0,80 % H2O = 1,64 %

Luas Areal 8.125 Ha

Jumlah Cadangan ± 22 juta M³ ( Cadangan Terkira )

14. BATU GAMPING DOLOMIT

Lokasi : Watuputih Kabupaten Muna ( Pulau Muna ), Watumbuloti Kabupaten Konawe Selatan, Toari Kabupaten Kolaka. Batugamping Dolomit di Kabupaten Muna, memiliki kandungan CaO = 35 % dan MgO = 20 %, Jumlah Cadangan Berkisar 220.000 M³. Batugamping Dolomit Watumbuloti, memiliki kandungan CaO = 55 % dan MgO = 20 %. Jumlah cadangan berkisar 219.700 M³.

Page 14: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 14

1.15. BATU SETENGAH PERMATA KRISOPRAS

Lokasi : Pongkalaero, Batuawu, dan Olondoro Pulau Kabaena (Kabupaten Bombana). Kondisi fisik dan kimia Krisopras biasa disebut juga oval hijau, berwarna hijau transparan, cerah berwarna putih kekerasan (dalam skala Mohs), berat jenis 2,64. Keberadaan warnanya yang hijau lebih disebabkan karena kandungan nikelnya.

Komposisi Kimia :

SiO2 = 88,92 % LOI = 1,32 % H2O = 0,61 %

AI2O3 = 3,57 % K2O = 0,03 % Fe2O3 = 0,35 %

CaO = 0,84 % MgO = 0,81 %

Luas Sebaran : ± 390 Ha

Cadangan : ± 1.524 ton

1.16. PASIR KUARSA

Lokasi :

1. Tangketada Kabupaten Kolaka 2. Wanseriu, Labuan Kabupaten Muna 3. Batumea dan Tumbutumbu Jaya, Bobolio dan Langara (Pulau Wowonii)

Kabupaten Konawe 4. Waemputtang, Poleang Timur Kabupaten Bombana 5. Ranokomea Kecamatan Poleng Kabupaten Bombana 6. Oko-oko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka

2. PERKEBUNAN

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki komoditi unggulan sektor perkebunan, yang mempunyai peluang investasi antara lain: kakao, kelapa, jambu mete, cengkeh

Page 15: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 15

dan lada sedangkan untuk hortikultura yaitu: komoditi jeruk, demikian pula tanaman kelapa sawit. Potensi lahan dan produktivitas komoditi tersebut di atas dapat kami sajikan pada tabel berikut ini :

2.1.Komoditi Kakao Tabel komoditi kakao berdasarkan luas area, produksi, dan produktifitas :

Tabel 5.

No Kabupaten/kota Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha

1 Kab. Konawe 3.896 10.823 1.342 16.060 6.331 585 2 Kab.Kolaka 16.775 57.807 3.337 77.919 48.473 839 3 Kab. Muna 724 3.860 182 4.766 2.498 647 4 Kab. Buton 1.243 1.473 16 2.884 626 425 5 Kota Kendari 76 672 83 832 595 885 6 Kota Bau-bau 117 163 80 359 94 580 7 Kab. Konsel 3.430 13.917 72 17.418 8.194 589 8 Kab. Kolut 12.686 47.555 2.532 62.773 58.868 1.238 9 Kab. Bombana 2.660 6.390 691 9.741 5.953 932 10 Kab. Wakatobi 32 38 0 70 17 443 11 Kab. Butur 542 1.980 520 3.042 1.234 623 12 Kab. Konut 535 3.531 113 4.179 1.874 531 Jumlah/total 42.714 148.208 9.119 200.042 134.755 909

2.2.Komoditi Kelapa Tabel komoditi kelapa berdasarkan luas area, produksi, produktivitas :

Tabel 6.

No Kabupaten/kota Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas

TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha

1 Kab. Konawe 2.024 9.224 552 11.800 2.961 830

2 Kab.Kolaka 634 3.863 99 4.596 6.949 1.799

3 Kab. Muna 128 4.000 384 4.512 2.579 645

4 Kab. Buton 490 3.073 275 3.838 1.567 1.028

Page 16: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 16

5 Kota Kendari 117 447 150 714 615 2.045

6 Kota Bau-bau 6 106 157 269 27 522

7 Kab. Konsel 551 5.799 254 6.604 7.750 2.736

8 Kab. Kolut 67 3.273 3 3.343 3.515 1.074

9 Kab. Bombana 1.979 11.606 711 14.296 13.271 1.987

10 Kab. Wakatobi 140 3.287 22 3.449 2.435 1.274

11 Kab. Buton Utara 955 3.431 4 4.390 2.557 745

12 Kab. Konut 162 1.449 233 1.844 876 604

Jumlah/total 7.253 49.558 2.834 59.655 45.057 15.289

2.3.. Komoditi jambu mete berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 7

No Kabupaten/kota Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas

TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha

1 Kab. Konawe 2.172 8.948 1.211 12.331 6.168 689

2 Kab.Kolaka 650 2.914 268 3.832 1.610 553

3 Kab. Muna 469 19.094 12.416 31.979 2.435 128

4 Kab. Buton 4.443 15.309 2.995 22.747 5.478 358

5 Kota Kendari 216 776 342 1.334 107 138

6 Kota Bau-bau 300 228 750 1.277 65 284

7 Kab. Konsel 865 16.373 516 17.754 4.822 295

8 Kab. Kolut 25 266 6 297 114 429

Page 17: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 17

9 Kab. Bombana 3.350 14.417 138 17.905 10.676 740

10 Kab. Wakatobi 164 512 0 676 99 193

11 Kab. Buton Utara 869 5.901 254 7.024 1.377 233

12 Kab. Konut 1.473 2.805 76 4.354 2.018 719

Jumlah/total 14.995 87.544 18.972 121.511 34.969 399

2.4. Komoditi Cengkeh

Tabel komoditi cengkeh berdasarkan luas area, produksi, produktivitas : Tabel 8.

No Kabupaten/kota Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas

TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha

1 Kab. Konawe 227 336 60 623 135 403

2 Kab.Kolaka 180 1.479 43 1.703 538 364

3 Kab. Muna 0 16 7 23 1 32

4 Kab. Buton 8 23 2 33 9 407

5 Kota Kendari 3 3 1 6 0 88

6 Kota Bau-bau 1 1 0 2 1 500

7 Kab. Konsel 132 359 0 491 78 217

8 Kab. Kolut 1.630 3.340 341 5.311 1.280 383

9 Kab. Bombana 61 103 0 164 26 252

10 Kab. Wakatobi 9 19 0 28 6 292

11 Kab. Buton Utara 112 35 1 148 8 233

12 Kab. Konut 208 436 11 655 123 283

Page 18: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 18

Jumlah/total 2.570 6.149 446 9.185 2.205 359

2.5. Komoditi Lada Tabel komoditi lada berdasarkan luas area, produksi, produktivitas :

Tabel 9.

No Kabupaten/kota Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas

TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha

1 Kab. Konawe 811 2.627 456 3.893 1.182 450

2 Kab.Kolaka 1.360 1.498 29 2.877 1.533 1.029

3 Kab. Muna 17 231 103 350 94 409

4 Kab. Buton 16 28 9 52 12 443

5 Kota Kendari 60 134 46 240 91 677

6 Kota Bau-bau 2 2 0 4 1 300

7 Kab. Konsel 786 2.159 0 2.945 1.039 481

8 Kab. Kolut 340 225 0 565 127 564

9 Kab. Bombana 155 103 0 258 19 187

10 Kab. Wakatobi 0 0 0 0 0 0

11 Kab. Buton Utara 443 35 12 90 13 383

12 Kab. Konut 52 155 0 207 55 357

Jumlah/total 3.640 7.187 654 11.481 4.167 580

Page 19: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 19

2.6.Komoditi Jeruk berdasarkan luas area, produksi, produktivitas :

Tabel 10.

No Kabupaten Jumlah Pohon

Akhir Tahun

Jumlah Pohon

Menghasilkan

Produksi

(Ku)

1 2 3 4 5

1 Kab. Konawe 340.671 189.708 121.711

2 Kab.Kolaka 172.340 69.283 45.906

3 Kab. Muna 150.656 37.931 24.673

4 Kab. Buton 99.341 383.320 24.856

5 Kota Kendari 85.634 71.706 20.159

6 Kota Bau-bau 64.879 32.493 2.052

7 Kab. Konsel 24.780 3.210 1.600

8 Kab. Kolut 11.545 2.503 544

9 Kab. Bombana 7.845 782 540

10 Kab. Wakatobi 927 563 540

11 Kab. Buton Utara

12 Kab. Konut

Jumlah 958.618 446.499 289.926

Page 20: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 20

2.7. Komoditi Kelapa Sawit Tabel komoditi Kelapa Sawit berdasarkan luas areal, produksi, produktivitas:

Tabel 11.

No Kabupaten/kota Komposisi Tanaman Produksi Produktivitas

TMB TM TTR JUMLAH (Ton) Kg/Ha

1 Kab. Konawe 0 0 0 0 0 0 2 Kab.Kolaka 15.946 0 0 15.946 0 0 3 Kab. Muna 0 0 0 0 0 0 4 Kab. Buton 0 0 0 0 0 0 5 Kota Kendari 0 0 0 0 0 0 6 Kota Bau-bau 0 0 0 0 0 0 7 Kab. Konsel 0 0 0 0 0 0 8 Kab. Kolut 0 0 0 0 0 0 9 Kab. Bombana 0 0 0 0 0 0 10 Kab. Wakatobi 0 0 0 0 0 0 11 Kab. Buton Utara 0 0 0 0 0 0 12 Kab. Konut 1.300 3.742 0 5.042 0 0 Jumlah/total 17.240 3.742 0 20.988 0 0

Sebagaimana tabel tersebut diatas maka, potensi komoditi perkebunan sangat memberikan peluang yang besar bagi investor yang akan datang di Sulawesi Tenggara untuk menanamkan modalnya baik itu berupa modal usaha, alat dan mesin dan lain sebagainya.

3. KELAUTAN DAN PERIKANAN Wilayah perairan laut Sultra dengan luas areal ± 114.879 km² merupakan laut

yang sangat potensial dan mengandung berbagai jenis kekayaan laut berupa : berbagai jenis ikan, udang, mutiara, rumput laut, teripang dan hasil laut lainnya.

- Potensi perikanan laut : 1.520,34 MT - Produksi : 210, 38 MT

- Pemanfaatan : 13,84 %

Page 21: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 21

- Nelayan : 117.069 Orang

- Potensi Budidaya Laut : 195.682 Ha. - Budidaya Kakap dan Ikan Putih : 59.000 ha - Budi daya Kerapu : 33.800 Ha - Budidaya Tiram & Kerang dara : 500. Ha - Budidaya Teripang : 5.800 Ha - Budidaya Kerang Mutiara & Abalone : 6.600 Ha - Budidaya Rumput Laut : 83.000 Ha - Telah dimanfaatkan 24, 25 % - Budidaya Mutiara 18.668 Ha - Budidaya Rumput Laut 27,385 ha - Budidaya Teripang, Kera[pu dan Lobster 954 Ha - Budidaya Ikan Kuwe dan ikan lainnya : 452 ha - Pembudidaya 18. 292 orang - Potensi Perikanan Air Payau 44.669 Ha - Sudah terolah jadi Tambak : 16.254.20 Ha - Pemanfaatan : 36,39 % - Pembudiaya : 6.955 orang - Komoditas udang, Banden

- Potensi perikanan air tawar : 20.885 Ha - Dimanfaatkan : 1.004, 30 Ha - Pemanfaatan : 4,82 % - Pembudiaya : 1. 967 Orang - Komoditas ikan Mas, Nila Lele dan Gabus - Potensi Perairan Umum : 60.000 Ha. - Dimanfaatkan sebesar : 4.727, 1 ha - Pemanfaatan : 7, 88 % - Nelayan : 5.769 orang

- Komoditas Ikan Mas, Nila dan Gabus

Page 22: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 22

4. PERTANIAN

Luas potensi lahan untuk padi sawah adalah 256.000 Ha,Pemanfaatan seluas 93.113 Ha, potensi yang belum termanfaatkan : 162.887 Ha. Sentra produksi meliputi Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Bombana.

Berikut ini disajikan potensi lahan tamanan pangan dan holtikultura sebagai berikut:

LAHAN SAWAH :

Irigasi Teknis

Irigasi ½ Teknis

Irigasi Sederhana

Irigasi Desa / Non PU

Tadah Hujan

Pasang Surut

=

=

=

=

=

=

93.113

30.091

19.395

12.477

20.431

10.089

630

32,32%

20,83%

13,40%

21,94%

10,84%

0,68%

LAHAN KERING :

Tegalan / Kebun

Ladang / Huma

Penggembalaan / Padang Rumput

Sementara Tidak Diusahakan

=

=

=

=

739.761

214.306

116.268

95.024

314.093

28,97%

15,72%

12,84%

42,48%

Page 23: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 23

MODAL DASAR

1. Potensi Lahan Sawah / Kering di Sultra cukup luas 2. Komitmen dan pemihakan kebijakan pemerintah Prov / Kab / Kota terhadap

pembangunan pertanian tanaman pangan 3. Tingkat diversifikasi pangan masyarakat Sultra beragam

PELUANG INVESTASI

1. Percetakan Sawah 2. Alat Mesin Pertanian 3. Sarana Produksi 4. Penanganan Pasca Panen dan Mutu 5. Pemasaran

PELUANG PENGEMBANGAN JAGUNG

1. Potensi Areal = 739.761 Ha 2. Rata – Rata Reaslisasi Tanam = 35.912 Ha 3. Produktifitas Petani bisa mencapai = 6,5 ton / Ha 4. Peluang Pengembangan = 671.242 Ha

PELUANG INVESTASI

1. Alat Mesin Pertanian 2. Sarana Produksi 3. Penanganan Pasca Panen dan Mutu 4. Pemasaran

PENTINGNYA KEDELAI

1. Kedelai sebagai bahan makanan pokok ( tahu, tempe, susu dan minyak dll ) protein tinggi, sehat dan bebas kolesterol

2. Kebutuhan ± 2 juta ton / tahun 3. Produksi dalam negeri ± 800.000 ton ( ± 40 % ) 4. Impor biji kedelai ± 1.2 juta ton (± 60 % ) 5. Impor Bungkil ( pakan ) 1,3 juta ton / tahun 6. Kehilangan devisa Rp.5 Triliun / tahun

7. Instruksi Presiden RI ( Merauke, Juni 2006 ) → Swasembada kedelai agar 8. dipercepat ( 2011 )

9. Diperlukan Program Khusus Percepatan Penigkatan Produksi Kedelai

Page 24: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 24

POTENSI PETERNAKAN SAPI

1. Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha 2. Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor 3. Rata – rata produksi ± 40.000 ekor / tahun 4. Permintaan pasar ± 50.000 ekor / tahun 5. Sentra produksi Kabupaten Bombana Konsel, Konawe, Muna, Buton dan

Kolaka

POTENSI PETERNAKAN KAMBING

1. Potensi padang rumput seluas 95.000 Ha 2. Populasi ( 2008 ) 232.000 ekor 3. Rata – rata produksi ± 35.000 eko / tahun 4. Permintaan pasar ± 40.000 ekor / tahun 5. Sentra produksi : Kabupaten Bombana, Muna, Konsel, Konawe, Kolaka,

Buton

PELUANG INVESTASI

1. Pembibitan ternak kambing 2. Usaha Peternakan Kambing

POTENSI PETERNAKAN AYAM

1. Produks telur di Sultra baru 30 %, yang 70 % masih didatangkan dari luar daerah

2. Populasi ayam petelur baru 90.000 ekor dari kebutuhan populasi ± 600.000 ekor

3. Populasi ayam pedaging 50 %dari kebutuhan 4. Belum adanya pabrik pakan ternak 5. Sentra Produksi : Kab. Konawe Selatan, Kab.Kolaka. Kota Kendari, Kota

Bau-bau

Page 25: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 25

PELUANG INVESTASI

1. Budidaya ayam ras dan ayam potong 2. Pabrik Pakan Ternak

Sulawesi Tenggara memiliki potensi pertanian yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk komoditi perdagangan, baik investasi asing (PMA) maupun investor dalam negeri/local (PMDN). Kawasan sentra padi sawah di Sulawesi Tenggara meliputi :

- Kabupaten Konawe - Kabuopaten Kolaka - Kabupaten Konawe Selatan - Kabupaten Bombana Potensi Lahan untuk padi sawah : 256.000 Ha. Pemanfaatan seluas ; 93.113 Ha. Potensi yang belum termanfaatkan : 162.887 ha. Kawasan Sentra Jagung di Sulawesi Tenggara meliputi : - Kabupaten Muna - Kabupaten buton - Kabupatern Konawe Selatan Potensi areal lahan : 739.761 Ha.

Rata – rata realisasi tanam : 35.912. Ha. Produktivitas Petani bisa mencapaui : 6, 5 Ton / Ha. Peluang pengembangan 671.242 Ha. Potensi Peternakan Sapi di Sultra Potensi Padang rumput seluas : 95.000. H.a Populasi ( 2008) 232.000 ekor. Rata-rata produksi ± 40.000. ekor pertahun Permintaan pasar ± 50.000 ekor pertahun Sentra Produksi meliputi :

Page 26: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 26

- Kabupaten Bombana

- Kabupaten Konawe Selatan - Kabupaten Konawe - Kabupaten Buton - Kabupaten Muna - Kabupaten Kolaka

5. KEHUTANAN Luas kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas 2.600. 137 Ha,

dengan rincian status hutan sebagai berikut : a. Hutan Lindung (HL) seluas ± 1.061.270 Ha b. Hutan Konservasi Alam (HKA) seluas ± 281.302 Ha. c. Hutan Produksi seluas ± 633.431 Ha.

- Hutan Produksi Biasa (HPB) ± seluas 633.431 - Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 419.244 Ha. - Hutan Produksi yang dapat dikonservasi (HPK) seluas ± 212.123 Ha.

e. Hutan Konservasi (HK) seluas ± 274.069 Ha. Kawasan Konservasi

a. Kawasan Suaka Alam seluas ± 155.566.69 Ha. - Cagar Alam seluas ± 1.454.69 Ha. - Suaka Margasatwa seluas ± 154.112 Ha.

b. Kawasan Pelestarian Alam.. - Taman Hutan Raya seluas ± 7.877. Ha. - Taman Wisata Alam seluas ± 4.421 Ha. - Taman Wisata Alam Laut seluas ± 117.800 Ha. - Taman Nasional seluas ± 105.194 Ha. - Taman Nasional Laut seluas ± 1.390.000 Ha.

Page 27: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 27

c. Taman Buru seluas ± 7.233.70 Ha.

Kawasan Hutan Mangrove di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas ± 41.525.91 Ha. Terdiri dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota : 1. Kabupaten Konawe / Konawe Utara seluas ± 2.180.05. Ha. 2. Kota Kendari seluas ± - Ha 3. Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 9.101.98. Ha 4. Kabupaten Kolaka seluas ± - Ha 5. Kabupaten Kolaka Utara seluas ± 1.545.32. Ha 6. Kabupaten Muna/Buton Utara seluas ± 20.402.99. Ha 7. Kota Bau-Bau seluas ± - Ha 8. Kabupaten Buton seluas ± 2.218.27. Ha 9. Kabupaten Wakatobi seluas ± 0.24. Ha 10. Kabupaten Bombana seluas ± 6.077.06. Ha

Hutan Tanaman Industri (HTI) Jenis Jati ( Tectona Grandis). a. Potensi Luasan seluas ± 11.977.15 Ha.

- Kabupaten Buton seluas ± 498.44 Ha. - Kabupaten Muna seluas ± 2.881.88 Ha. - Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 8.596.83 Ha.

b. Potensi Tegakan. - Kabupaten Buton seluas ± 176.7787 M3. - Kabupaten Muna seluas ± 186.5255 M3. - Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 105.6454 M3.

Hutan Tanaman Jenis Pinus (Pinus Merkusii). 1. Kabupaten Konawe seluas ± 2.280.50 Ha. 2. Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 558.00 Ha. 3. Kabupaten Kolaka seluas ± 4.720.00 Ha. 4. Kabupaten Buton seluas ± 4.178.00 Ha. 5. Kabupaten Muna seluas ± 4.513.00 Ha.

Page 28: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 28

Lahan Kritis. 1. Kabupaten Konawe/Konawe Utara seluas ± 141.575.86 Ha 2. Kabupaten Buton/Bombana/Wakatobi seluas ± 244.377.58 Ha 3. Kabupaten Konawe Selatan seluas ± 95.871.75 Ha 4. Kabupaten Kolaka/Kolaka Utara seluas ± 133.767.83 Ha 5. Kabupaten Muna/Buton Utara seluas ± 98.848.17 Ha 6. Kota Bau-Bau seluas ± 2.827.69 Ha 7. Kota Kendari seluas ± 2.055.70 Ha

Potensi Hasil Hutan Kayu

a. Hutan Produksi Biasa : - Semua Jenis ± 20.633.000 M3 - Jenis Perdagangan ± 17.261.000 M3

b. Hutan Produksi Terbatas : - Semua Jenis ± 9.044.000 M3 - Jenis Perdagangan ± 8.337.000 M3

Produksi Kayu Bulat Tahun 2007

a. b. c. d.

Meranti ± 7.615.21 M3 Rimba Campuran ± 50.370.26 M3 Jati ± 17.004.15 M3 Kayu Indah ± 716.07 M3

Produksi Kayu Olahan Tahun 2007

a. b.

Gergajian ± 19.046.1040 M3 - ST ± 18.460.0852 M3 - Flooring ± 108.4822 M3 - Square ± 477.5366 M3 Moulding ± 2.171.1477 M3

Page 29: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 29

Produksi Rotan Tahun 2007

a. b.

Rotan Bulat ± 5.446.99 Ton Rotan Olahan ± 5.865.24 Ton

Potensi Sumber Benih

a. Sumber Benih :

1. Kabupaten Konawe seluas ± 4 Ha. 2. Kabupaten Muna.

- Tongkuno/Labasa seluas ± 14 Ha. - Tongkuno / Lamorende seluas ± 40 Ha.

- Matakidi seluas ± 9 Ha. - Warangga seluas ± 4 Ha. - Wakuru seluas ± 14 Ha.

3. Kabupaten Kolaka. - Kolaka / Lalombaa seluas ± 1 Ha.

4. Kabupaten Konawe Selatan - Eewa/Watumerembe seluas ± 63.88 Ha

5. Kabupaten Buton - Sampolawa seluas ± 50.05 Ha

b. Sumber Benih - Tangketada / Anaiwoi seluas ± 1. 5 Ha

c. Sumber Benih - Tangketada/Anaiwoi seluas ± 1.5 Ha - Tangketada / Pupalia seluas ± 50 Ha

Page 30: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 30

6. PARIWISATA

Potensi wisata yang ada di Sulawesi Tenggara antara lain : wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, sejarah dan kepurbakalaan. :

1. Kota Kendari a. Obyek Wisata Alam

- Teluk Kendari - Pantai Nambo - Pantai Purirano - Pantai Mayaria - Museum Sultra - Perkampungan Gembol

b. Obyek Wisata Budaya - Tarian Melulo - Tradisi Kalo Sara

c. Obyek Sejarah - Situs Peninggalan Jepang

- Pusat Promosi dan Informasi Daerah

2. Kota Bau- Bau a. Obyek wisata Alam

- Pantai Nirwana - Pantai Lakeba

b. Obyek Wisata Budaya - Benteng Wolio - Benteng baadiah - Benteng Sorawolio - Museum Baadiah

Page 31: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 31

3. Kabupaten Bombana

Kabupaten Bombana mempunyai Wisata Bahari yaitu Pulau Sagori merupakan Karang Atol berbentuk Setengah Lingkaran dan keindahan alam yang ditawarkan adalah menikmati pegunungan di Pulau Kabaena dari ketinggian jarak jauh berwarna biru tua tampak sebaga garis warna tua warna biru muda lapisan ketiga warna biru putih sebagai garis putih lapisan kedua dan warna hijau yang bersumber dari tajub – tajub pohon cemara yang tumbuh di Pulau tersebut dan sebagai inti adalah Pusat lingkaran dari segitiga garis warna yang mengelilingi Pulau Sagori.

4. Kabupaten Konawe Selatan Wisata Alam. Air Terjun Moramo, Air Panas Kaeendi, Tanjung Botikolo, Pantai Polewali, Pulau Bokori, Pulau Saponda Darat dan Pulau Saponda Laut, yang sangat kaya dengan beragam jenis burung.

5. Kabupaten Konawe Wisata Alam. 1. Pantai Toronipa. 2. Agro di Pudahoa

6. Kabupaten Buton. a. Wisata Budaya

1. Kamali / Istana Maligei 2. Pesta Adat Pakande-kandea 3. tradisi Pusuo.

b. Wisata Alam 1. Kawasan Basilika 2. Kawasan Hutan Lambusango dan kakenaue.

Page 32: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 32

7. Kabupaten Muna

Wisata Budaya 1. Tenunan Tradisional Desa Masalili. 2. Layangan Tradisional Kaghati. 3. Tradisi Karia.

8. Kabupaten Wakatobi Taman Laut Nasional memiliki luas 1.390.000 Ha. Memiliki potensi kekayaan laut yang sangat menjajikan dengan 875 Spesies karang dan lebih dari 6oo spesies ikan karang diantaranya sekitar 20 spesies butterply fish.

9. Kabupaten Kolaka. a. Taman Wisata Alam.

1. Sungai Tamborosi terletak di Kec. Wolo ± 75 Km arah utara dari kolaka 2. Gua Istana perabua.

Tanjung Kayu angin. b. Wisata budaya.

1. Cagar budaya Nibandera 2. Batu tapak mowewe dari air terjun anawai.. - wisata alam yang berupa pemandangan alam di pegunungan, danau dan goa

yang sangat indah serta beraneka ragam flora dan fauna. - Wisata bahari yang berupa wisata pantai dengan pasir putih dengan keindahan

taman laut yang kaya akan karang dan beraneka ragam biota laut. Kondisi ini sangat ideal untuk kegiatan menyelam dan berjemur.

- Wisata budaya dan kepurbakalaan, berupa benteng kraton Buton dan atraksi seni

budaya lainnya. Selain itu terdapat Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae dengan luas 105.194 Ha (SK. Menhut No. 756/kpts-II/90 tanggal 17 Desember 1990) dan Taman Laut Wakatobi dengan luas 1.390.000 Ha.

Page 33: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 33

Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae terdapat satwa langka, seperti :

Anoa, Rusa, Buaya dan lain-lain. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae adalah salah satu rawa di dunia yang memiliki lingkungan alam yang lengkap (pantai-hutan mangrove, padang rumput, sungai, pegunungan dan rawa itu sendiri). Sedangkan Taman Nasional Laut Wakatobi diketemukan 387 jenis terumbu karang yang tersebar pada 13 lokasi dan yang paling besar adalah Karang Kapote dan Karang Kaledupa. Jumlah obyek wisata alam yang terdapat di Sulawesi Tenggara ± 82 buah obyek, sedangkan obyek wisata budaya ± 61 buah obyek yang tersebar di 4 kabupaten dan 2 kota.

7. Industri Sektor Industri di Sulawesi Tenggara, meliputi : - Industri pengolahan ikan kaleng, abon, kerupuk dan tepung ikan. - Industri pengolahan rotan (meubel dan anyaman rotan).

- Industri meubel batang kelapa dan minyak kelapa.

- Industri pembuatan kapal penangkap ikan. - Industri marmer.

- Industri pengolahan kakao, meises, bubuk dan makanan dari coklat.

- Industri pengolahan biji mete, mete kupas dan goreng. - Industri minyak kulit mete.

- Industri pengolahan ubi kayu dan tapioca.

- Industri pakan ternak dari jagung.

Page 34: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 34

III. PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN

1. Pemberian insentif dapat berbentuk : a. Pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah; b. Pemberian dana stimulans, dan/atau; c. Pemberian bantuan modal;

2. Pemberian kemudahan dapat berbentuk : a. Penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal; b. Penyediaan sarana dan prasarana;

c. Penyediaan lahan atau lokasi; d. Pemberian bantuan teknis, dan/atau; e. Pemberian percepatan perizinan;

Pemberian Insentif dimaksudkan : 1. Menyiapkan studi awal suatu proyek/produk tertentu yang akan ditawarkan pada calon

investor. 2. Menyediakan lahan yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah Provinsi, sebagai

penyertaan modal (saham) pada perusahaan investor, dan atau memfasilitasi serta menerbitkan surat yang berkaitan dengan pembebasan lahan yang dimiliki atas hak sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

3. Memfasiitasi penyediaan sarana/prasarana investasi berupa bidang usaha sebagaimana dimaksud pasal 5.

4. Menyediakan sistem pelayanan yang efektif dan efisien sesuai dengan undang-undang/ketentuan/peraturan yang berlaku untuk memudahkan pengurusan perizinan dan urusan lainnya yang berkaitan dengan investasi para investor.

5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas promosi investasi secara terpadu melalui fasilitas

pameran, pemasaran bersama, kontak dagang antar pelaku, seminar dan pemanfaatan informasi inter media dan multi media.

Page 35: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 35

6. Memberikan tenggang waktu kepada investor/pengusaha/perusahaan yang bergerak

disektor property, industri, perumahan, real estate dan perkantoran selama 6 (enam) bulan untuk membangun setelah mendapatkan izin investasi dan dapat diperpanjang kembali selama 6 (enam) bulan, jika pengusaha dapat menunjukan bukti berupa Bank garansi yang diterbitkan oleh Bank-Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional maupun Bank Pembagunan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

7. Bahwa bagi pengusaha/perusahaan yang memiliki/menguasai tanah/lahan diwajibkan untuk segera memanfaatkannya sesuai dengan peruntukannya, dan apabila sampai batas perpanjangan tersebut tidak terdapat aktivitas investasi, maka Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mencabut izin investasi secara sepihak.

Pemberian Kemudahan dimaksudkan : 1. Pemberian izin usaha kegiatan Penanaman Modal dan perizinan yang menjadi

kewenangan Provinsi ditetapkan oleh Gubernur. 2. Pemberian perizinan dan non perizinan adalah Sumber Daya Alam, sarana dan

prasarana publik yang terletak lintas Kabupaten/Kota. 3. Izin-izin yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota wajib mendapatkan rekomendasi dari

Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah di bidang Penanaman Modal. 4. Pemberian usulan persetujuan fasilitas fiskal nasional bagi Penanaman Modal yang

menjadi kewenangan Provinsi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 5. Pemberian fasilitas dilakukan secara terkoordinasi dengan instansi terkait pada tingkat

Provinsi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pengajuan Permohonan Penanaman Modal di Daerah : 1. Calon investor yang akan melakukan penanaman modal dalam rangka PMDN wajib

mengajukan permohonan penanaman modal kepada : Gubernur Sulawesi Tenggara. 2. Calon investor yang akan melakukan kegiatan penanaman modal dalam rangka PMA,

wajib mengajukan permohonan penanaman modal kepada Gubernur Sulawesi Tenggara.

3. Surat Persetujuan (SP) PMDN dikeluarkan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara.

Page 36: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 36

Calon Investor dalam mengajukan permohonan PMDN dan PMA, berpedoman kepada: 1. Daftar bidang Usaha yang tertutup bagi penanaman modal 2. Bidang / jenis usaha yang dirancangkan untuk usaha kecil dan bidang / jenis usaha

yang terbuka untuk usaha menengah atau usaha besar dengan syarat kemitraan. 3. Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Pemberian persetujuan dan fasilitas serta perizinan pelaksanaan penanaman modal yang dikeluarkan oleh Kepala BPMD Propinsi Sulawesi Tenggara diatas, berlaku bagi para calon Investor maupun Perusahaan yang telah ada dan akan mengajukan permohonan sebagai berikut : 1. Permohonan Penanaman Modal (PMDN/PMA) Baru (Model I/PMDN) dan (Model

I/PMA). 2. Permohonan Pendirian Perusahaan Penyertaan Modal. 3. Permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Tetap (IUT) dalam rangka PMDN/PMA

(IUT Baru Perluasan/Perubahan). 4. Permohonan Perluasan PMDN dan PMA (Model II/PMDN) dan (Model II/PMA). 5. Permohonan Perubahan Ketentuan dalam surat Persetujuan Penanaman Modal

(Model III) untuk : a. Perubahan Lokasi Proyek. b. Perubahan Bidang Usaha dan Produksi c. Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) d. Perubahan Investasi dan Sumber Pembiayaan e. Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan PMDN dan PMA yang ada ke

pemilikan asing. 6. Permohonan Persetujuan Status Perusahaan PMDN dan PMA yang ada ke pemilikan

Asing. 7. Permohonan Perubahan Status Perusahaan PMDN atau Non PMA/PMDN menjadi

Perusahaan PMA (Model III, B). 8. Permohonan Perpanjangan Waktu Penyelesaian Proyek PMDN dan PMA (Model III,C)

Page 37: Buku Investasi Revisi Bulan Mei

Badan Penanaman Modal Daerah Prov. Sultra Investasi 37

9. Permohonan Penggabungan Perusahaan (Merger) atau (Model III. D)

10. Permohonan Persetujuan Daftar Induk Barang Modal dan Perubahan Daftar Induk Barang Modal (Permohonan Pengimporan Mesin-Mesin/Peralatan) dengan memperoleh fasilitas PMDN atau PMA (Model IV. A)

11. Permohonan Persetujuan Daftar Induk Barang dan Perubahan Daftar Induk Barang Baku/Penolong (Permohonan Pengimporan Bahan/Baku/Penolong) dengan memperoleh fasilitas PMDN atau PMA (Model IV. B)

12. Permohonan Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT) 13. Permohonan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Perpanjangan 14. Permohonan (Rekomendasi TA. 01) Kepada Direktur Jenderal Imigrasi 15. Permohonan (Ppt.2) untuk :

a. Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA) Baru b. Perpanjangan Izin Kerja Tenaga Asing/Incl c. Rekomendasi TA. 02 d. Pindah Jabatan Tenaga Kerja Asing