buku ajar teknologi bahan ii

Click here to load reader

Upload: mazaya-btari

Post on 23-Jan-2016

338 views

Category:

Documents


108 download

DESCRIPTION

buku ajar teknologi bahan semester 2 teknik sipil perancangan jalan dan jembatan, politeknik negeri jakarta

TRANSCRIPT

TEKNOLOGI BAHAN II

TEKNOLOGI BAHAN II

BAB ITEKNOLOGI ADUKAN/MORTAR

1.1PendahuluanPengertian :Adukan untuk pasangan bata dan plesteran tersusun dari bahan perekat, agregat halus dan air sehingga merupakan campuran yang memiliki kelecakan (konsistensi yang enak untuk dikerjakan/ workable).Adukan untuk pengisi (grouting) mempunyai workability sangat tinggi sehingga adukan tersebut dapat mengalir dengan mudah.

Bahan Adukana. Perekat Umumnya perekat mineral, seperti : Semen Portland Kapur Kapur dan Pozolan Semen Portland dan Pozolan Semen Portland dan Kapurb. Agregat halus Pasir alam, seperti pasir alami dan pecahan batu Agregat halus buatanc. Bahan pengisi Tepung batu Bahan Pozoland. Air1.2Persyaratan bahan1.2.1Agregat Karena ketebalan adukan dibatasi 5 15 mm, besar butir agregat maksimum dibatasi 1/5 tebal adukan. Susunan butir pasir untuk adukan, antara lain menurut ASTM sebagai berikut:

Lubang ayakan,mmStandar ASTMSusunan butir ideal

4,82,41,20,60,30,1510095-10060-10035-7015-350-15100978450276

Susunan besar butir yang ditetapkan dengan angka kehalusan (FinenessModulus) berkisar antara 2,2-2,6 yang ideal dengan maksimum 2,8. Besar butir ideal 2,4 mm. Untuk mendapatkan workability yang baik, sebaiknya : antara ayakan 0,6-0,3 mm kurang lebih 15 % dan antara ayakan 0,15-0,075 maksimum 10 %. Agregat harus keras antara lain mengandung silika dalam jumlah besar. Agregat harus bersih jika mengandung butiran halus (< 0,075mm) dibatasi maksimum 5%, karena jika terlalu banyak maka penyusutan menjadi besar ; bersih dari zat organik agar tidak mengganggu rekatan dengan bahan perekat. Butiran halus (< 0,3 mm) sebaiknya lebih besar dari 20 % sedangkan butiran kasar harus sedikit.1.2.2 PerekatHarus sesuai dengan : Jenis bahan / komponen bahan bangunan yang direkatkan Kekuatan yang harus dicapai Iklim dan cuaca dimana bangunan ditempatkan. Penampakan yang diinginkan Persyaratan mutu sesuai dengan standar mutu yang ditetapkanJenis-jenis perekat mineral yang digunakan untuk adukan antara lain : Semen Portland, semen Portland Pozolan, semen Pozolan kapur, semen adukan/masonry cement,kapur padam1.2.3Air Persyaratan umum air harus bersih dan dapat diminum. Apabila tidak memungkinkan, dapat dipakai air yang tidak menurunkan kekuatan adukan. > 10% dari adukan yang dibuat dengan air bersih.1.2.4Bahan tambah Serbuk halusUntuk membuat adukan lebih lecak/plastis (berfungsi sebagai plastimen. Bahan dati gilingan batu ataupun yang lain [tras, semen merah] yang tidak memberikan dampak negatif [retak akibat susut muai tinggi]), bersih dan kekal. AdmixtureSebaiknya pemakaian admixture dipertimbangkan dengan baik karena sifat mortar tidak seperti halnya beton dalam kebutuhan terhadap admixture.

1.3 Jenis adukanJenis adukan dapat digolongkan menurut : 1.3.1Menurut perekatnya : PC , pasir , air Kapur, pasir, air PC, kapur, pasir, air Kapur, tras, pasir, air 1.3.2Menurut sifatnya Aduk rapat air (trasraam) : tidak menyerap air, mencegah rembesan air masuk ke tembok Aduk biasa : tanpa penekanan sifat tertentuKedua macam adukan diatas dapat berupa Aduk pasangan untuk merekatkan bata atau batako Aduk plesteran untuk menutup permukaan atau meratakan permukaan tembok Dalam pembuatan dinding tembok bata tergantung antara lain dari : Sifat dari adukannya Sifat bata yang dipakai Cara kerja dalam pemasangan bataAdukan untuk pasangan harus memiliki sifat Cukup plastis sehingga mudah dikerjakan Menghasilkan rekatan yang baik antara aduk dengan pasangannya Menghasilkan rekatan yang baik antara bata dengan bata Dapat mengisi celah-celah antara bata dengan rapat dan merata, mencegah masuknya air dan memberikan kekuatan yang merata.Susunan campuran (komposisi) antara aduk pasangan dan plesteran dapat dibuat sama ataupun berbeda, tergantung dari sifat bahan dan tujuan pemakaian tembok tersebut

1.4Perbandingan campuranSebaiknya dalam perbandingan berat, karena perbandingan dan jumlah bahan dapat dijaga tetap sehingga mutu adukan seragam.Namun perbandingan volume masih banyak dijumpai, karena lebih mudah, volume pekerjaan relatif kecil dan bukan pekerjaan struktural.Dalam buku analisa BOW, pedoman angka bahan adukan sebagai berikut:Jenis bahanKadar padat tiap bagian bahanKebutuhan air untuk tiap bagian

Kapur padam0,325 bagian volume0,225 bagian volume

PC0,51 bagian volume0,25 bagian volume

Tras alam0,48 bagian volume0,25 bagian volume

Semen merah0,57 bagian volume0,175 bagian volume

Pasir biasa0,58 bagian volume0,175 bagian volume

Berpedoman angka diatas, misalnya adukan dengan 1 PC : 3 pasir, didapat:1 x 0,51 + 1 x 0,25 + 3 x (0,58 + 0,875) = 3,025 bagian volume adukanAngka tersebut dapat berubah-ubah, bila: Cara pengisian tidak seragam Kadar air bahan berubah Kehalusan bahan berubahBahan yang halus dan kering beratnya tiap bagian volume lebih kecil dari bahan yang kasar.Perbandingan campuran bahan dapat juga dilakukan sesuai tujuan penggunaannya.Susunan campuran adukan harus memenuhi sebagian atau seluruh kriteria dibawah ini. Kekuatan, disesuaikan dengan:a.Jenis komponen bangunan yang akan direkatkan.b.Daya rekat yang dibutuhkan.c.Kekuatan konstruksi yang dibuat. Workability, disesuaikan dengan:a.Jenis komponen bangunanb. Cara pengerjaanc. Besar/kecilnya pengerjaanc. Suhu, tingkat penguapan Penggunaan, disesuaikan dengan:Untuk apa adukan tersebut dibuat, seperti: pasangan, plesteran, adukan kedap air, dan sebagainya.

1.5Sifat adukan segarSifat penting untuk menghasilkan pasangan bata yang baik antara lain: lecak, enak dikerjakan, plastis, dapat menahan air, memiliki kekuatan rekatan yang cukup baik, stabil/tidak banyak berubah volumenya, tahan lama dan memberikan penampilan yang baik.Apabila syarat-syarat bahan dan cara pengerjaannya dipenuhi, biasanya hasilnya akan memuaskan.Namun, sifat konstruksi yang dibuat, pertimbangan biaya dan sebagainya, tidak semua sifat tersebut harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil yang ekonomis. Beberapa sifat adukan segar perlu diketahui sebagai berikut :a. Kelecakan/ konsistensiKelecakan tergantung dari jumlah air pencampur. Jumlah air yang tepat dinyatakan sebagai konsistensi normal diukur dengan alat tertentu, dimana mortar memiliki derajat kecairan tertentu.. Sifat lecak berhubungan dengan kemudahan/ enak untuk dikerjakan. Kelecakan yang diukur dengan meja alir (flow table)dari ASTM dilakukan sebagai berikut : Buat adukan dengan perbandingan sesuai kebutuhan. Tambahkan air pencampur secara coba-coba berkisar 50% dari berat semen. Campuran diaduk menggunakan mesin pengaduk sesuai dengan prosedur.Adukan dicetak diatas meja alir, kemudian tuas pada meja alir diputar sehingga meja alir terangkat dan terbanting selama 15 detik sebanyak 25 ketukan. Pelebaran adukan diukur dengan jangka sorong khusus pada tempat yang telah ditentukan. Konsistensi normal adalah rata-rata dari empat kali pengukuran, dinyatakan dalam persen. Menurut ASTM, adukan dinyatakan mempunyai konsistensi normal jika pelebarannya 110 5 %.

b. Keplastisan dan kemudahan dikerjakan (plasticity & workability)Kemudahan dikerjakan diartikan sebagai mudah untuk diaduk dengan sendok tukang batu, dipasang diantara bata, tanpa banyak bahan yang jatuh/ lepas. Sifat ini banyak dipengaruhi oleh kelecakan, daya menahan air, dan plastisitas yang dipengaruhi juga oleh sifat bahan perekat dan kehalusan agregat.Mortar yang mudah dikerjakan, biasanya juga bersifat plastis. Sifat ini sukar diukur secara kuantitatif. Apabila plesteran tembok tidak enak untuk dikerjakan, tidak lecak dan tidak plastis, maka plesteran akan mudah lepas dari bidang plesterannya.c. Sifat dapat menahan air(Water Retentivity) Sifat dapat menahan air (Water Retentivity) berarti setelah adukan ditambah air, ia mampu untuk menahan air tersebut selama beberapa saat untuk memberikan kesempatan bagi adukan mengeras tanpa terlepas. Sifat ini dipengaruhi oleh jumlah butiran halus, serta pembentukan gel dari bahan perekat. Air yang dicampur ke adukan akan melekat pada butir-butir agregat dan perekat sebanding dengan jumlah permukaannya. Hal ini dipengaruhi juga oleh daya kohesi dan adhesinya terhadap air.Butiran semen atau kapur padam jika terkena air akan membentuk gel yang bersifat tixotropik, yang akan menahan air bila tidak ada gaya dari luar, jumlah air tidak berlebihan, dan tidak tejadi perubahan kimia pada gel tersebut. Air yang diserap akan membentuk massa yang keras. Setelah itu sifat tixotropik hilang dan adukan mengeras. Pada kapur padam sifat tixotropik lebih lama karena reaksi kapur dengan udara atau dengan agregat lebih lama. Bila dalam adukan mengandung partikel halus seperti lumpur atau tanah maka sebagian partikel membentuk koloid yang menahan air juga dan air yang diserap tersebut akan terlepas bila udara sekelilingnya kering.Partikel agregat yang kasar, menyerap air lebih sedikit karena luas permukaan kecil serta daya kohesi dengan air relatif kecil terutama jika butirannya padat dan keras sehingga cenderung untuk lebih mudah terjadi bleeding.Sifat dapat menahan air ini diuji di laboratorium dengan mengukur perbedaan kelecakan adukan sebelum dan sesudah diisap airnya. Misalnya sebelum diisap flownya 100 dan sesudah diisap dengan besarnya isapan 5cmHg = 85 maka nilai retentivitasnya = 85 x 100% = 85%100Makin kecil nilai retentivitas adukan kurang baik karena mudah untuk bleeding. ASTM C 270 mensyaratkan nilai retentivitas minimum 70%. Nilai retentivitas adukan harus sebanding dengan besarnya daya serap air bata agar daya lekat dan proses pengerasan adukan berjalan sempurna.Untuk mencapai workability yang baik, yaitu dapat dikerjakan dengan baik, diratakan (difinishing) dengan baik dan mempunyai retentivitas yang sesuai, dapat dicapai dengan : Modifikasi bahan perekat Penambahan bahan reaktif atau bahan pengisi Retentivitas dibuat lebih baik sehingga adukan dapat dipertahankan lebih lama Modifikasi agregat halus dan pengisi.Adukan juga harus mempunyai penyusutan serendah mungkin yang dapat dicapai antara lain dengan modifikasi semen.d. Daya serap air bata (suction rate)Diartikan sebagai kemampuan permukaan bata untuk menyerap air pada menit pertama bata tersebut bersentuhan dengan air. Untuk bata dengan ukuran standar sebaiknya daya serap air lebih kecil dari 20 gr/dm2/menit.Untuk memperoleh kekuatan ikatan yang baik harus diseimbangkan antara daya serap air bata dan retentivitas adukan.

e. Daya rekat ( bond strength)Merupakan sifat yang penting karena menentukan kekuatan pasangan tembok. Daya rekat ditentukan oleh :1. Jenis adukan2. retentivitas adukan3. daya serap air bataDaya rekat yang kurang baik mempengaruhi ketahanan konstruksi tembok terhadap gaya-gaya horisontal (angin, dll), serta ketahanan tembok terhadap rembesan air.Untuk mendapatkan daya rekat yang baik antara adukan dengan bata perlu diperhatikan hal-hal berikut : Daya serap air bata hendaknya antara 10-20 gr/dm2/menit Untuk bata yang daya serapnya tinggi, agar direndam dulu dalam air supaya tidak menyerap air dari adukannya, serta mencuci debu yang melekat pada permukaan bata. Bila tembok dibuat dari bata tras kapur, jangan direndam air cukup dibasahi permukaannya sebelum dipasang. Aduk yang terbuat dari campuran PC + kapur padam + pasir lebih baik daya rekatnya karena aduk jenis ini memiliki kelecakan (keplastisan) dan workability yang baik. Aduk yang mengandung tras halus atau pasirnya banyak mengandung lumpur, memiliki daya rekat lebih baik. Adukan yang memiliki angka flow 100% berdaya rekat lebih baik dari yang kering. Oleh karena itu jangan menggunakan adukan kering. Ketebalan adukan sebaiknya 10 mm. Untuk mendapat daya rekat yang baik, bidang tembok yang akan diplester dikasarkan dulu dengan aduk cair PC + pasir, tunggu sampai mengeras, basahi dulu baru diplester

1.6 Sifat adukan kerasa. Kekuatan adukanAdukan harus mempunyai kekuatan, dinyatakan sebagai kuat tekan yang sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Hal ini dapat dipenuhi dengan : Modifikasi perekat Modifikasi agregat Susunan campuran / jenis adukanKekuatan perlu bagi konstruksi tembok, karena dapat membantu menahan gaya-gaya samping (horisontal ). Dari segi kekuatan, adukan digolongkan menjadi 1. Adukan dengan kekuatan sangat tinggi.Untuk memikul beban langsung. Adukan berfungsi monolit dengan bagian konstruksi yang bersangkutan2. Adukan berkekuatan tinggi.Untuk memikul beban konstruksi dan mempunyai ikatan cukup kuat terhadap bagian konstruksi yang diberi adukan3. Adukan berkekuatan sedangUntuk penggunaan luar (eksterior) dimana adukan akan berhubungan terus menerus dengan air, gas, cuaca panas/ dingin, lumut, dsb, serta untuk interior4. Adukan berkekuatan rendah.Untuk konstruksi yang tidak memikul beban dan terlindung dari pengaruh cuaca.5. Adukan berkekuatan sangat rendah.Untuk bagian konstruksi di dalam dan terlindung dari pengaruh cuaca. Sifatnya hanya sebagai pengisi, misalnya partisi.Kuat tekan adukan ditentukan dengan cara uji yang sama dengan uji kuat tekan semen Portland.

Syarat kuat tekan adukan ASTM C 270 membagi adukan dalam kekuatan (dalam perbandingan volume) sebagai berikutTipe AdukanKomposisi

Kuat TekanPsi, kg/cm2

Tipe M1 PC : min 21/4 pasir1semen tembok: 1/4kp: min 21/4 pasir2500 psi 172 kg/cm2

Tipe S1/2 PC : 1semen tembok:maks 3 pasir1PC : 1/4-1/2 kp : maks 3 pasir 1800 124

Tipe N

1semen tembok : pasirsama dengan volume semen &kapur1 PC : 1/2-11/4 kapur : pasirsama dengan volume semen &kapur 750 52

Tipe O1 semen tembok : pasir tidak dibatasi1 PC : 11/4-21/2 kapur : pasir tidak dibatasi 350 24

Tipe K1 PC : 21/2 kapur : pasir tidak dibatasi 75 5

Menurut spesifikasi Inggris dibagi dalam 5 kelas (dalam perbandingan volume) sbb :

Mutu adukanKapur pasirSemen kapur pasirSemen pasirSemen pasir&bahan pembantuSemen tembok pasirKuat tekan N/mm2)7hr 28hr

1-1 : 1/2 : 31:3--7,0 11,0

2-1:1/2:41/2-1:41:33,5 5,5

3-1:1:(5-6)-1:61:41/21,0 2,5

41:21:2:(8-9)-1:(7-8)1:60,7 1,0

51:31:3:(10:12)-1:81:7- -

Di Indonesia belum ada syarat kekuatan, tetapi untuk konstruksi tertentu, dianjurkan untuk menggunakan jenis campuran seperti tercantum dalam Peraturan Bangunan Nasional 1977, sbb (dalam perbandingan volume):

PCTrasSemen MerahKapur padamPasirTujuan Pemakaian

--------11

--1111-

----1121--

-----

11

1112------

-1---

--

1113111/211--

11---

-11234355524

21234

43

Aduk PerekatPondasi konst.berat rumah biasa sederhanaDinding rumahPondasi rumah sederhanaDinding rumahTrasraam dindingPondasi rumah

PlesteranDinding lama/ baruDinding baruTrasraamLantaiAnyamanbambu/kawatDekat lautDinding

Selain itu pasangan untuk dinding bata tras kapur sekurang-kurangnya harus sama dengan kekuatan batanya, seperti : 1kp : 5 tras atau 1/2 PC : 1kp : 7pasir.

b. Modulus elastisitasPada pekerjaan bata yang dibebani secara vertikal yang penting bukan kekuatan tekan tetapi modulus elastisitas yang menentukan beban tekuk pada tembok tersebut.

c. Modulus patahJika dinding tembok dibebani lentur murni oleh gaya-gaya yang melintang dari sisi tembok, maka modulus patah akan menentukan ketahanan tembok terhadap gaya-gaya yang melintang.Kekuatan tarik dan daya rekat penting untukmenilai modulus patah tersebut. Modulus patah tinggi dapat diperoleh dari bata yang memiliki daya serap 5-30 gr/dm2/menit dengan retentivitas adukan yang seimbang.

d. Kekekalan bentukAkibat basah dan kering , dingin dan panas, adukan dapat berubah bentuk terutama memanjangdan menyusut. Apabila pengembangan dan penyusutan besar maka rekatan adukan akan mudah lepas atau retak-retak. Adukan yang gemuk, terlalu banyak butiran halus/ lumpur memiliki susut muai besar dan mudah retak. Susut muai adukan harus sesuai dengan batanya agar mempunyai kekekalan bentuk yang baik. 1,7Yang harus diperhatikan Yang harus diperhatikan dalam pembuatan adukan, adalah :1 Pencampuran merata2 Kadar air jangan berlebihan3 Gradasi dengan besar butir maksimum yang sesuai4 Workability sesuai dengan teknik pemasangan5 Perawatan secara sempurna.1.8Macam-macam produk bataa. Terdiri dari :1. Bata merah/ bata tanah liat dibakar : Bata pejalMasif atau kalau mempunyai lubang , tidak lebih dari 15% Bata berlubangJumlah luas penampang lubang antara 15% - 35% Bata berongga/ bata kerawang/ hollow brickJumlah luas penampang lubang antara 35% - 75% 2. Bata tidak dibakar :Bata jenis ini dibuat pejal dan berongga, terdiri dari : Bata tanah stabilisasi Bata tras kapur/ Batako Bata betonb. Ukuran bata1. Bata merah/ bata tanah liat dibakar : Bata pejal- Bata M6 : 230 x 110 x 55mm- Bata M5a: 190 x 90 x 65mm- Bata M5b: 190 x190 x 65mm Bata berlubang- panjang 200,220,240,300mm- lebar 105,115 ( untuk panjang 200-240mm) 175 untuk panjang 300mm- tebal 52, 71, 115 mm2. Bata tidak dibakar : Ukuran tebal- 400 x 200 x 200 mm Ukuran tipis- 400 x 200 x 100 mmPada kenyataannya ukuran masing-masing direduksi 10mm. Untuk bata berlubang tebal minimum dinding sel/ rongga bata 20mm untuk bata dengan ketebalan 100 mm dan 25 mm untuk untuk ketebalan 200mm.c.Kuat tekan bata1. Bata merah/ bata tanah liat dibakar : Bata pejalTerbagi 6 tingkat mutu : 25, 50, 100, 150, 200, dan 250 kg/cm2 Bata berlubangTerbagi 5 tingkat mutu : 50, 100, 150, 200, dan 250 kg/cm22. Bata tidak dibakarTingkat mutu bata

Sifat fisisBata beton pejal Bata beton berlubangI II III IV I II III IV

Kuattekanbruto,min. Rata2kg/cm2Kuat tekan bruto masing2 bendauji min.kg/cm2Penyerapan air rata2,maks%100

90

2570

65

3540

35

-25 70

21 65

- 2550

35

35

35

21

-20

17

-

Syarat bata tras kapurI

IIIIIIIIIII

Pejal Berlubang

d. Ikatan pasangan bataUntuk mendapatkan ikatan pasangan yang baik harus selalu diingat bahwa siar sambungan vertikal tidak merupakan garis lurus. Untuk bata ukuran besar (bata beton atau bata berlubang) pasanagn ikatan bata umumnya disebut ikatan memanjang, dimana siar vertikal berada ditengah panjang bata (strescher bond). Untuk bata ukuran kecil seperti umumnya bata merah ada ikatan memanjang dan ada ikatan silang atau ikatan palang (cross bond) dimana siar vertikal satu sama lain berselang keatas, dalam jarak 1/2 bata.Untuk mendapatkan pasangan bata yang kuat, perlu diperhatikan hal sbb: Usahakan agar jumlah sambungan sesedikit mungkin Seandainya bata harus dipotong usahakan ukuran yang umum misalnya 1/2 bata

1.9Sifat-sifat pasangan bataKarena sifat fisis dari elemennya, perencanaan pembuatan besar pengaruhnya terhadap sifat pasangan bata, maka sifat pengerjaan, sifat aduk pasangan dan rencana konstruksi pasangan bata menjadi penting dan berkaitan satu sama lain . Beberapa sifat yang penting antara lain :a. Kuat tekan dan kuat lenturKedua macam gaya ini menyatu menjadi gaya vertikal dan gaya horizontal. Beban vertikal biasanya tidak melebihi 7 kg/cm2 maka adukpasangan dengan kuat tekan antara 52,5 sampai 175 kg/cm2 sudah mencukupi. Ketahanan terhadap gaya yang bekerja tersebut dipengaruhi oleh elemen pembentuknya, cara pengerjaan, sifat adukan, luas penampang pasangan, dan keteraturan ukuran bata serta aduk siarnya. Sehubungan dengan itu beberapa hal perlu diperhatikan sbb: Siar adukan 10mm dan tidak lebih dari 14mm. Untuk bata besar tidak lebih dari 18mm.Untuk bata kapur tras/ batako kekuatan adukan harus sama dengan komposisi pembuatan bata misalnya 1kp +(4-6) tras atau 1/2PC +1kp + 3 pasir. Dinding tidak memikul beban dapat memakai bata dengan kekuatan 25 kg/cm2. Tebal dinding min.1/2bata.Luas dinding interior tidak lebih dari12m2 dan dinding eksterior tidak lebih dari 6 m2. Jika lebih maka harus diberi penguat (pilar/rangka beton) Untuk dinding memikul beban dipakai bata dengan kekuatan 50 kg/cm2 keatas. Untuk bata merah sebaiknya ukuran M5b dan tebal dinding min. 1/2 bata. Untuk bata beton tebal min.15cm untuk bata pejal dan 20cm untuk bata berlubang. Tinggi dinding tidak lebih dari 12m. Jika lebih maka tebal dinding min.30cm, pada tiap jarak 2,5 m diberi penguat 20x30cm. b. Pengaruh basah keringBesarnya susut muai bata dipengaruhi oleh bahan pembuatnya. Bata yang berpori dapat mengakibatkan naiknya air tanah ke tembok sehingga menjadi lembab. Jika air tanah mengandung sulfat tembok akan cepat rusak. Unuk mencegah hal tersebut dapat dibuat aduk rapat airc. Susut muaiSusut muai bata berkisar 31-33x10-4 inci/ F.Sebagai perbandingan susut muai beton sebesar 604 x 10-5 inci/ F (separuh dari bata). Walaupun sangat kecil sebaiknya panjang dinding maksimum 30 m dan dilengkapi dengan siar sambungan/ expansion joint.d. Pengaruh suhu tinggiPasangan bata tanah liat lebih tahan terbakar daripada bata beton.Walaupun demikian untuk pemakaian tahan api sebaiknya menggunakan bata yang khusus untuk itu, seperti bata samot yang diaduk dengan semen tahan api, karena perubahan panas dan dingin yang ekstrim akan menyebabkan bata biasa mudah retak.Bata dari semen kurang tahan suhu tinggi lebih dari 300C dan akan hancur karena terhidrasi sepenuhnya pada suhu 900C. Dalam uji ketahanan terhadap kebakaran pasangan dinding disembur api hingga suhu 600Cselama waktu tertentu setelah itu disembur air. Kerusakan pada permukaan dinding, misal pengelupasan, diamati. Derajat ketahanan kebakaran pengujian untuk bata tanah liat sebenarnya lebih dari 10 jam walaupun yang dipakai 4 jam.e. Kemampuan menyekat panas.Sifat menyekat panas yang perlu diketahui ialah kemampuan dinding untuk menahan panas pada bagian muka sedangkan pada bagian dalam tidak atau kecil- dipengaruhi panas.Makin tinggi sifat menyekat panas berarti makin tinggi kemampuan dinding menyimpan panas dan makin rendah panas yang diserap.Pengukuran akan daya menahan panas ini disebut Waktu tertahan (Time lag).Contoh : Bila bagian luar dinding suhu tertinggi dicapai jam 13.00 dan bagian dalam jam 18.00 maka waktu tertahan = jam 18.00 jam 13.00 = 5 jam.

1.10Pekerjaan PlesteranPlester bagian luar dari sebuah bangunan harus awet serta dapat menahan rembesan air dari luar secara merata dan tahan terhadap serangan cuaca.Selain itu harus memperlihatkan warna dan pola permukaan yang menarik.Untuk menghasilkan plesteran yang awet dan bebas dari retak-retak sebaiknya diperhatikan hal berikut : Teknologi serta peralatan yang tepat. Sifat dari bahan plesteran Sifat dinding yang akan diplesterPekerjaan plesteran harus direncanakan dengan memperhatikan antara lain :1 Teknologi dan alat-alat yang digunakan dalam plesteranPekerjaan dilakukan dalam 3 tahap yaitu melemparkan aduk ketembok dengan sendok aduk, meratakan dengan roskam dan membersihkan dengan gerakan melingkar menggunakan bilah penggaris.2 Sifat bahan plesteranPerhatikan pemakaian kapur yang belum terbakar sempurna ataupun sudah terbakar lewat.3 Lapisan plesteranJumlah lapisan ideal dua lapis dengan ketebalan10-15mm tiap lapisnya4 Daya isap permukaan yang diplesterKeseragaman daya isap harus dicapai oleh tembok dengan membasahi bata sebelum dipasang, danmembasahi permukaan yang akan diplester.

1.11Kerusakan pada plesteranYang sering dijumpai adalah : Retak-retak serta ikatan yang lemah Retak-retak akibat diskontinuitas Melepuh atau menggembung Permukaan yang tidak rata dan tidak teratur Berlubang-lubang Permukaan yang berlubang-lubang menjadi basah Lunak dan banyak mengandung butiran kapur Alur atau lekuk memanjang dalam plesteran Kerusakan pada bagian luar akibat pengaruh cuaca

1.12Bahan baku bahan bangunan dari semen/betonYang dimaksud adalah bahan bangunan yang dibuat menggunakan perekat hidrolis baik dicetak dipabrik (pracetak) maupun ditempat(insitu). Ditinjau dari berat volumenya, bahan bangunan semen/ beton dibagi menjadi 2 kelompok besar: Bahan bangunan beton berat: berat volume > 1.200 kg/m3 Bahan bangunan beton ringan: berat volume < 1.200 kg/m3Bahan bakunya menggunakan bahan dasar adukan, sebagai berikut1. Bahan perekat, terdiri dari gips, kapur padam, semen Portland, semen alumina, dll2. Agregat, terdiri dari Agregat anorganik alam, seperti tanah, tanah yang bersifat tras/pozolan, pasir dan batu alam, batu apung, serat asbes, dll Agregat anorganik buatan, seperti terak tanur tinggi, artificial light weight aggregate (ALWA), serta fly ash dan sisa bakaran batu bara, dsb. Agregat organik, seperti pulp, limbah kayu, limbah industri ,misalnya serat majun dari limbah industri tekstil, limbah pertanian, serat sisal, jute dari industri karung goni, serat ijuk sabut kelapa, sekam padi, dsb.3. Bahan pengisi4. Air5. Bahan tambah Untuk keperluan khusus dapat menggunakan bahan tambah untuk beton. Yang banyak digunakan jenis tanah dan pigmen. Pigmen sebaiknya oksida logam. Untuk bahan bangunan yang berpori kecil misalnya beton gas/ beton busa bahan tambah yang dipakai pembentuk busa, misal serbuk alumunium atau hydrolyzed albumin yang dicampur dengan agregat, air dan perekat lalu diaduk kemudian dicetak.Tanah yang bersifat pozolan dapat dijadikan agregat atau bahan tambah.

1.13Proses pembuatanA.Unsur bangunan berbentuk bata/ blok1.Bata tanah stabilisasiBahan utama :Tanah yang distabilisasi dengan PC atau kapur. Tanah yang baik mengandung lempung 10%-35% sisanya tanah mengandung pasir.Pembuatan Tanah dikeringkan lalu diayak dengan ayakan < 5mm Dicampur dengan PC/ kapur lalu diaduk kering Tambahkan air sampai mencapai moisture densitymaksimum lalu dipadatkan dan dicetak Disusun ditempat terlindung, jaga agar tetap lembab. Dipasarkan.Contoh komposisi campuran (dalam perbandingan berat) Tanah : kapur = 3 : 1 Tanah : pasir : kapur = 1 : 2: 1/2 Tanah : pasir :kerikil : kapur = 3 : 2 : 1 : 1 Tanah : PC = 10 : 1 Tanah : pasir : PC = 8 : 2 : 1 Tanah : pasir :kerikil : PC = 9 : 3 : 6 : (2atau1)Pemakaian Karena kurang tahan air apabila dipakai ditempat yang berair atu kaki tembok dilindungi dengan aduk rapat air/trasraam.2.Bata tras kapur/ batakoSejenis dengan bata tanah stabilisasi hanya tanahnya bersifat pozolan. Agar hasilnya baik, kehalusan tras alam sebagai berikut :a.Untuk bata pejal : Butir halus < 0,3 mm 30 60 %, harus bersifat aktif Besar butir maksimal = 1/4 tebal bata atau maksimal 10 mm.b.Untuk bata berlubang : Butir halus < 0,3 mm 30 60 % Besar butir maksimal 2/3 tebal dinding tertipis bata, atau minimal tebal dinding 25 mm.Komposisi :Komposisi yang baik 1 kp : 4 6 tras alam = kuat tekan + 70 kg/cm2Adukan lebih kurus 1 kp : 8 tras alam = kuat tekan 15 25 kg/cm2Sama seperti bata tanah stabilisasi dicetak dengan alat sederhana pres ungkit Cinva Ram, dan dirawat di tempat teduh dan dijaga agar tetap lembab.Sifatnya tidak rapat air, penyerapan tinggi, susut muai besar sehingga harus dipakai di tempat dimana perubahan basah kering tidak terlalu basah. Apabila trasnya baik, tahan air kotor, kekuatan akan meningkat jika ditempatkan di tempat yang basah, tetapi perlu dilindungi dengan aduk rapat air atau trasraam.3.Bata Beton / ConblockBahan : PC, agregat anorganik mineral (pasir dan kerikil) serta airSyarat agregat sama dengan syarat untuk beton biasa, hanya besar butir dan gradasinya tersendiri sebagai berikut : Butir maksimal 10 mm untuk bata pejal dan 2/3 tebal dinding tertipis untuk bata berlubang FM 3,45 3,70 maksimal 4,25 Susunan butir, antara lain sebagai berikut : Agregat alamAgregat buatan

Tertahan di12,5 mmNihil Nihil

100 5 %0 5 %

4,820 30 %16 28 %

2,410 23 %21 29 %

1,210 20 %16 24 %

0,610 20 %11 19 %

0,310 20 %6 14 %

0,155 15 %3 9 %

Lolos0,151,5 10 %3 9 %

Faktor air semen berkisar 0,4 0,5. Jika dicetak dengan getaran maka fas dengan agregat padat 0,33 0,35. Agregat ringan 0,35 0,38.Perbandingan campuran : Agregat alam :Ps dan kerikil alam = 1 PC : 8 12 agregatPecahan batu kapur = 1 PC : 7 12 agregatPecahan terak tanur tinggi = 1 PC : 8 12 agregat Agregat ringan :Sisa bakaran bata / cinder= 1 PC : 6 8 agregatLempung belah= 1 PC : 6 9 agregatBatu apung / pumice= 1 PC : 4 6 agregatExpanded slag= 1 PC : 5 7 agregat Untuk bata lantai / paving block= 1 PC : 4 6 agregat / pasir Pencampuran : Sama dengan untuk beton, atau pengaduk berputar / rotary blade mixer. Untuk agregat padat: Agregat dan semen diaduk kering, baru ditambah seluruh air pengaduk. Untuk agregat ringan: Agregat dulu, tambah 2/3 air, aduk, tambah air semua. Pencetakan :Sebaiknya digetar dengan frekuensi 1500 rpm selama 30 detik. Perawatan : Dalam cetakan 1 hari, setelah itu 21 hari atau 7 hari dengan tekanan uap rendah, atau 12 jam dengan tekanan 8 atm. Pemakaian : Untuk dinding, balok, elemen prategang, lantai (paving block).4.Bata kapur pasirTidak dibuat di Indonesia.Bahan : Kapur padam/tohor 4%-10%, pasir dengan silika 85%, min.85%, air sampai adukan lembab dan pewarna maksimum 2 %.Pembuatan Kapur dan pasir digiling halus dalam ballmill 0,1mm Ditambah sedikit air, diaduk Dicetak dengan alat pres yang bertekanan 500-600 kg/cm2 Setelah dicetak, dikeraskan dengan auto clave bertekanan tinggi (10 17 atm) selama 8 12 jam. Autoclave didinginkan, bata langsung dapat dipakai dengan kuat tekan 380 350 kg/cm2 dan berat jenis > 1800 kg/m3.5.Beton Gas (Celcon / Hebel)Disebut juga beton busa / foamed concrete atau beton cell (cellular concrete) adalah beton yang mengandung gelembung-gelembung udara halus yang tersebar merata.Bahan: Kapur padam, pasir silika halus dan bubuk atau tepung alumunium 100 gr atau 300 gr untuk setiap M3 beton dengan berat isi 0,32 atau 0,96 kg/dm3Pembuatan : Kapur padam dan pasir silika dicampur. Tambahkan tepung alumunium dalam keadaan kering. Tambahkan air sampai menjadi bubur agak cair. Masukkan ke cetakan baja 1/2 1/3 volume cetakan. Adonan akan mengembang karena reaksi kapur dan alumunium menjadi H2. Kemudian tunggu sampai cetakan penuh. Masukkan ke dalam autoclave + 1700C dengan tekanan 8 14 atm selama 8 12 jam. Setelah dingin, blok beton busa dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan.Bahan dapat diganti kapur dengan PC dan pasir dicampur dengan fly ash.Sifat : Ringan, susut muai kecil Kuat tekan 70 100 kg/cm3 Daya serap air kecil, meskipun berpori, karena seolah disekat oleh busa Mempunyai daya isolasi suara dan panas yang baik karena adanya pori-pori Mudah digergaji dan dipakuB.Unsur Bangunan Berbentuk Kepingan / Ubin1. Ubin Semen dan Ubin Teraso Yang membedakan adalah lapisan kepala, dimana ubin ini dibuat tiga lapis : lapisan kaki, lapisan badan dan lapisan kepala.Bahan: Semen Portland biasa (tipe I), bila lapisan kepala akan diberi warna, dipakai semen putih. Pewarna / pigmen oksida logam. Agregat : Untuk lapisan kaki : Pasir harus baik, besar butir maksimal 1/5 tebal lapisan. Untuk ubin semen dengan tebal 20 mm dan tebal lapisan kaki 15 mm, besar butir maksimal 3 mm. Untuk ubin teraso, tebal lapisan kaki 2/3 tebal ubin dan butir maksimal juga 1/5 tebal lapisan. Untuk lapisan badan antara : Pasir halus yang digiling bersama-sama semen 1 PC: 4 pasir halus. Untuk lapisan kepala ubin teraso, agregat dari batu pecah 3, 5, 10 mm atau pecahan kulit siput laut yang tebal diayak 10 20 mm (disebut juga teralux).Pembuatan : a. Pencampuran bahan : Lapisan kaki : 1 PC : 4 6 pasir dengan air sedikit. Lapisan antara: 1 PC : 2 4 pasir digiling sampai 80 mesh dengan tebal 3 5 mm, untuk menambah kuat lentur ubin. Lapisan kepala: Ubin semen biasa : Bubur semen cair, semen yang diberi air sampai lembab. Ubin teraso dengan agregat banyak : 1 PC : 6 8 bubuk teraso dengan kelecakan seperti beton.b. Pencetakan :Pada alas ditaburkan lapisan kepala, antara, dan terakhir lapisan kaki Di pres dengan tekanan 40-60 disimpan untuk manual dan 100-200 kg/cm2 jika menggunakan mesin Dikeluarkan dari cetakan, taruh ditempat lembab selama 24 jamc. Perawatan : cara sederhana dengan rendaman 3-7 hari kemudian disimpan di tempat lembab2-3 minggu cara dipercepat dengan diberi uap dan tekanan rendah selama 12 jam Di poles supaya rata.Untuk ubin teraso, pemolesan setelah dipasang minimal 3 hariSifat-sifat: Kuat lentur min.25 kg/cm2 (kelas III); 30 kg/cm2 (kelasII), 35 kg/cm2 (kelasI). Ketahanan aus , 0,16mm/menit diuji dengan menggosok permukaannya dengan pasir kuarsa halus yang dibebani dengan beban 31/3 kg dengan kecepatan 49m/menit Tidak tahan asam dan senyawa sulfat2.Kepingan penutup kabelSebagai pelindung kabel bawah tanah (telepon?listrik agar tidak terkena alat penggali. Ukurannya20 x 30 cm dengan komposisi 1PC : 4-6 pasir. Dibuat dengan di pres.Persyaratan kuat lentur sama dengan ubin semen.3.Genteng betonDinamakan sesuai bentuknya seperti Monier, Victoria, Rama, Villa dan sebagainya.Bahan :PC dan pasir( maksimal 2,4mm) dengan komposisi 1PC:3-4 pasirPembuatan Adukan dicampur dalam keadaan lembab. Dicetak dan dipres. Bila manual lebih cair (fas 0,4-0,5) lalu digilas Alas cetakan dilepas setelah 24 jam, disimpan ditempat lembab 3-7 hari. Jika dirawat dipercepat diberi uap panas Dikerngkan Supaya lebih rapat air, dipulas dengan bubur semen, disempror dengan cat epoxy, dapat/tidak diglasir (melebur pada suhu 300-5000C)Pemakaian Untuk sudut-sudut yang terjal, genteng dipaku ke reng ditempat yang sudah disediakan.Genteng beton dibuat datar agar kuat lentur lebih tinggi. Kuat lentur minimal 50 kg dan tidak menetes jika diuji rembesan air Jumlah 9 buah/m2 sedangkan yang kecil 15-20 buah

C.Unsur bangunan berbentuk lembaran1.Lembaran semen asbesBahan : 80 90 % PC + 20 10 % serat asbes 3 5 mm.Umumnya dari jenis Chrysotile.Pembuatan : Serat asbes diuraikan dengan cara digilas. Dicampur dengan PC dan air dalam jumlah banyak, diaduk. Dari bak pencampur, bubur semen asbes dipindahkan ke bak yang memiliki silinder dan saringan kawat kasa pada bagian atasnya. Pada pemindahan itu silinder berputar sehingga lapisan semen asbes menempel pada kawat kasa. Kemudian lapisan itu berpindah ke kain felt melalui bejana penghisap untuk dikeringkan dengan cara divakum (0,3 0,4 atm). Kemudian lapisan ini membelit drum penggulung sampai ketebalan yang cukup. Keliling drum 250 270 cm = pj lembaran dan lebar lembaran = pj drum = 120 cm. Setelah itu lembaran dilepas dari drum penggulung, diterima plat datar sebagai penopang untuk pengerasan selama satu malam. Hasil : plat rata. Jika bergelombang, plat penopangnya yang bergelombang, kemudian ditekan dengan plat gelombang juga. Dirawat di tempat lembab 2 3 minggu.Sifat : Kuat lentur tinggi dapat dipaku dan digergaji tahan api (suhu bakar 6000C) selama 2 jam rapat air dan tahan air. Untuk pipa air tahan tekanan hidrostatik 10 atm.Untuk mengurangi jumlah asbes, diganti dengan pulp, tetapi tidak tahan air. 2.Lembaran Serat Tumbuhan Bahan: Serat sisal, majun, pulp 10 20 %, semen yang dicampur dengan tepung batu kapur 80 90% Pembuatan Serat dipotong 3-5cm, diaduk dengan perekat diberi sedikit air Ditempatkan pada cetakan dengan tebal 2x tebal cetakan (3mm) dipres dengan tekanan rendah Dirawat Dipotong-potong tepinya agar rata.SifatTidak tahan air, tidak tahan api ( maksimum 300oC), dapat dipaku3.Pulp Cement BoardBahan:Pulp (bubur kayu) dan PCPembuatan :Sama dengan semen asbesSifat:Tidak tahan air, tidak tahan api4.Papan semen kayu dan papan wool kayuPapan semen kayu (yumen,wood cement board) dibuat dari pecahan kayu/ wood chip dengan perekat PC. Sedangkan papan wool kayu (wood wool cement board) dibuat dari kayu yang diserut halus/ wood woolBahan:Kayu 80% dan 20% perekat PC dicampur fly ash atau tepung batu kapur.Pembuatan : Kayu direndam air kapur dikeringkan Diaduk dengan perekat, dicetak dengan ketebalan antara 1-5cm DirawatSifat: Isolasi panas dan suara baik. Tahan rayap tapi tidak tahan air. Daya hantar panas maksimum0.08kcal/jam,meteroC. Penyusutan tebal dengan beban 3 kg/cm2 lebih kecil 20%dari tebal asli.Pemakaian:Semua lembaran dapat dipakai untuk dinding, plafond, atap (khusus asbes) dan konstruksi yang tidak memikul beban.

DUnsur bangunan berbentuk pipa, tiang, balok1.Pipa beton dan saluran airBahan:1 PC : 4-5 agregat dengan maksimum butir 1/4 tebal dinding beton yang dibuatPencetakan:a.Cara tumbukan : Adukan dengan fas 0,4 diisi sedikit demi sedikit secara berlapis-lapis kedalam cetakan dari plat baja. Tiap lapis ditumbuk dan dipadatkan, ratakan permukaannya Buka cetakan dirawat ditempat lembab. Agar lebih tahan air bagian dalam dilapisi pasta semenPemakaian :Untuk saluran air, termasuk kedalam jenis pipa tanpa tulangan. b.Cara getaran: Adukan yang agak encer (slump + 50 mm) diisi ke dalam cetakan yang bergetar, selama 30 detik setiap lapis pengisian. Penggetaran dengan pin vibrator, penggetar tempel atau meja penggetar. Jika digetarkan setelah setelah penuh maksimum 60 detik. Selanjutnya sama dengan tumbukan, pemakaian sama.c.Cara pusingan/spinning (di pabrik) Adukan dengan slump 50 100 mm diisi ke dalam cetakan, kemudian ditutup Cetakan diputar horizontal pada tempatnya 1.500 rpm, adukan melekat ke dinding cetakan, airnya terpisah, dialirkan ke luar Dirawat dengan uap panas.Pemakaian :Pipa bertulang untuk tiang pancang, tiang listrik

d.Cara Packerhead Adukan dengan slump + 50 mm diisikan ke dalam cetakan pipa yang dipasang diatas meja Packerhead = piringan baja yang diberi batang putar ditengahnya, berputar 1.500 rpm dan dapat turun naik. Cara pengisian adukan: piringan baja diturunkan ke alas. Sambil diputar, beton diisi. Piringan ditarik ke atas lambat-lambat, sementara itu adukan melekat ke dinding cetakan akibat putaran. Setelah beton naik sampai ujung pipa, putaran dihentikan. Ujungnya diratakan. Dikeraskan dengan uap tekanan rendah selama 12 jam2.Tiang dan Balok.Cara pembuatannya hampir sama. a.Tiang dan balok penampang persegi. Tulangan dipasang pada cetakan. Dicetak dengan cara digetar. Selanjutnya sama seperti di atasJika tulangan pratekan, ditarik dulu sampai setengah kuat tarik maksimum, baru diisi betonb.Tiang dan balok penampang bulat. Dicetak dan dipadatkan dengan cara diputar. Dirawat dengan uap panas tekanan rendah 8 12 jamMutu beton > K 225 dan rapat air. Untuk tiang atau balok pra tekan > K 350.

E.Unsur Bangunan Bentuk Khusus1.Tiang-tiang hiasBahan utamanya beton biasa, dicetak secara khusus sehingga berbentuk khas. Satu dua hari setelah dicetak, dihaluskan sampai bentuk akhirnya menjadi indah.2.Barang-barang sanitair: bak cuci/mandi, klosetBeton biasa dengan agregat halus. Bagian yang terlihat, dilapis dengan semen putih, semen berwarna atau bubuk teraso.

1.14Bentuk-bentuk produk yang dihasilkanYang berbentuk bata/blok:Batako/bata tras kapur, bata tanah semen/soil cement block, bata beton, bata untuk lantai, jalan/paving block, dsb.1.Yang berbentuk kepingan atau ubin: Ubin semen biasa, ubin teraso yang dinamakan sesuai dengan corak permukaan ubin. Genteng beton, kepingan semen asbes yang dibuat semacam sirap.2.Bentuk lembaran:Serat semen untuk langit-langit; semen asbes: baik untuk langit-langit, atap (rata atau bergelombang), atau untuk dinding.3.Bentuk pipa:Pipa beton tanpa tanpa tulangan atau dengan tulangan.4.Bentuk balok atau tiang:Tiang beton untuk kabel listrik, tiang pancang atau balok jembatan.5.Bentuk khusus, didasarkan pada pesanan:Bak beton, closet, septiktank, talang, balok tanda jalan, saluran terbuka, dll.Penamaan lainPenaman lain disebut menurut proses, sifat, bahan yang dipakai, seperti: bata kapur pasir, celcon/hebel, yumen (lembaran/potongan dari pecahan kayu/semen), papan semen wol kayu, beton bermis (beton dari batu apung), bata sekam padi, ferro cement, dll.

1.15Pemakaian adukan dan bahan bangunan dari semenAdukan dan plesteran dipakai secara luas pada bangunan, sedangkan bahan bangunan dari semen digunakan sebagai komponen pada bangunan tersebut

1.16. RINGKASAN

Adukan untuk pasangan bata tersusun dari bahan perekat, agregat halus dan air sehingga merupakan campuran yang memiliki kelecakan (konsistensi yang enak untuk dikerjakan/ workable). Bahan adukan terdiri dari perekat mineral, agregat halus, pengisi dan air. Jika diperlukan dapat menggunakan bahan tambah baik mineral maupun kimia. Adukan dapat digunakan untuk aduk pasangan, plesteran, ataupun komponen bangunan berbentuk bata/ blok, kepingan ubin dan genteng, lembaran panel dinding dan penutup atap (plafon), pipa air bersih dan kotor, tiang tiang hias, alat-alat sanitair, dsb. Susunan campuran harus memenuhi kriteria kekuatan, workability, dan peruntukannya. Sifat penting untuk menghasilkan pasangan bata yang baik antara lain: lecak, enak dikerjakan, plastis, dapat menahan air, memiliki kekuatan rekatan yang cukup baik, stabil/tidak banyak berubah volumenya, tahan lama dan memberikan penampilan yang baik. Untuk memenuhi hal tersebut sifat adukan segar yang harus diperhatikan adalah konsistensi normal, workability, kemampuan menahan pelepasan air yang harus diimbangi dengan laju penyerapan air bata, susut muai serta daya rekat adukan. Sedangkan sifat adukan keras meliputi kekuatan tekan, modulus elastisitas dan kuat lentur. Bata yang digunakan untuk pasangan adalah bata tidak dibakar dan dibakar, dengan kuat tekan berkisar 25 250 kg/cm2.Sifat pasangan bata yang harus diperhatikan adalah ikatan pasangan, kuat tekan, kuat lentur, susut muai, pengaruh basah kering, dan kemampuan menyekat panas. Plesteran harus memperhatikan teknologi serta peralatan yang tepat,.sifat dari bahan plesteran, serta sifat dinding yang akan diplester. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada plesteran seperti retak-retak serta ikatan yang lemah ataupun karena diskontinuitas, melepuh atau menggembung, permukaan yang tidak rata dan tidak teratur, berlubang-lubang, permukaan yang berlubang-lubang menjadi basah, lunak dan banyak mengandung butiran kapur, alur atau lekuk memanjang dalam plesteran, maupun kerusakan pada bagian luar akibat pengaruh cuaca.

1.17Soal-soal

1. Kriteria apa yang harus dipertimbangkan ketika akan merencanakan pembuatan adukan?2. Hal apa yang harus diperhatikan pada pembuatan plesteran?3. Jelaskan tahapan pembuatan komponen bangunan dengan bahan dasar adukan, secara umum.

oooooooOoooooo

BAB IITEKNOLOGI BETON

2.1.Pendahuluan

Beton umumnya didefinisikan sebagai batu buatan yang terdiri dari campuran agregat (alam atau buatan),semen (umumnya PC), dan air; yang setelah mengeras menjadi massa yang padat dan punya kekuatan serta tidak larut dalam air.Beton umumnya mempunyaid kuat tarik kecil tetapi sangat kuat menahan tekan Sesuai dengan berat jenis agregat ,berat isi beton dikelompokkan dalam:1. Beton ringan density beton keras 1,8 kg/l agregat ringan1. Beton normal ,, 1,8-2,8 kg/l agregat normal1. Beton berat ,, 2,8 kg/l agregat berat

Kelas dan mutu beton sesuai PBI 71KelasMutubk kg/cm2bm(S=46) kg/cm2TujuanPengawasan Mutu agregatterhadapKuat tekan

III

IIIBoB1K 125K 175K 225>K225--125175225>225

--200250300> 300Non strukturilStrukturilStrukturilStrukturil StrukturilRingan SedangKetatKetatKetatKetatTanpaTanpaKontinyuKontinyuKontinyuKontinyu

Untuk pembuatan benda uji kuat tekan dan perhitungan diatur sbb:1.Benda uji berbentuk kubus 15x15x15cm sebanyak 20 buah2.Kuat tekan dihitung sebagai berikut:Kuat tekan 1 buah benda uji : b = P/A, kg/cm2Kuat tekan rata-rata bm = b / nDeviasi standar S = (b -bm)/n-1Kuat tekan karakteristik bk = bm kS, kg/cm2 dimana k untuk tingkat kegagalan 5% = 1,64Kelas dan mutu beton sesuai SNIPBI 89 yang diatur dalam SK SNI dan SNI tata cara pembuatan dan perhitungan beton normal tidak mengatur kelas dan mutu beton seperti diatas,tetapi mensyaratkan bahwa untuk pembuatan beton mutu 20 MPa harus dilakukan dalam perbandingan berat dan diawasi secara kontinyuUntuk pembuatan benda uji kuat tekan dan perhitungan diatur sbb :1.Kuat tekan dihitung sebagai berikut: fcr = fc + k x S ,Mpafcr = kuat tekan rata-rata yang ditargetkanfc = kuat tekan yang disyaratkan k = konstanta untuk tingkat kegagalan/cacat 5% = 1,64S = sama dengan PBI 712.Benda uji berbentuk silinder 15 cm ,tinggi 30 cm,sebanyak 30 buah.Jika kurang dari yang disyaratkan maka dikalikan dengan pengali deviasi standar,sbb:Tabel 2.1. Faktor Pengali deviasi standar, SNI T 15 - 1991Jumlah benda ujiFaktor pengali deviasi standar

Kurang dari 15 15 20 25 30Rumus khusus **1,161,081,031,00

**Rumus khusus fcr = fc + 12 Mpa2.2Bahan BakuPada umumnya bahan baku beton adalah :1. Bahan PerekatDapat berupa bahan perekat hidrolis maupun non hidrolis1. AgregatBerupa agregat halus, agregat kasar, jika perlu dapat ditambahkan filler. Agregat dapat berasal dari alam maupun buatan.1. Air 1. Bahan tambahBahan tambah dipakai untuk meningkatkan kinerja beton, jika diperlukan.Untuk menghasilkan beton, semua bahan baku dengan jumlah yang sudah dihitung sesuai kebutuhan, diaduk baik manual maupun memakai mesin . Lamanya pengadukan, kecepatan putaran mesin, posisi dan bentuk bilah pengaduk, mutu bahan, pemakaian bahan tambah, menentukan kekohesifan beton segar dan mempengaruhi mutu beton secara keseluruhan. Setelah diaduk beton dicetak sesuai bentuk yang dinginkan, kemudian dirawat sampai beton mencapai seluruh kekuatannya pada umur 28 hari atau lebih tergantung bahan bakunya.2.3 Sifat Umum BetonBeberapa sifat beton yang menguntungkan dapat dikemukakan sebagai berikut :1. Dapat dicetak menurut bentuk yang dikehendaki1. Dapat dicor di tempat sehingga memudahkan pekerjaan1. Mempunyai sifat lebih tahan api1. Lebih awet dan tahan lama1. Lebih ekonomisSebaliknya kerugian menggunakan konstruksi beton adalah :1. Untuk pembuatan beton yang dilaksanakan di lapangan memerlukan kontrol/pengawasan yang ketat. 1. Keseragaman beton sukar dipertahankan jika kondisi dilapangan berubah-ubah. 1. Dalam penggunaannya beton dibatasi oleh suatu harga yang diinginkan dalam perencanaan.1. Jika proses pengerjaan dan perawatan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, mutu beton dapat menurun secara signifikan.

2.4. Beton SegarYang dimaksud dengan beton segar adalah beton yang berada pada kondisi setelah selesai diaduk dan belum mengeras (plastis, sebelum semen mengikat)2.4.1Sifat Beton segarTiga sifat utama beton segar :1.kekentalan yaitu ukuran untuk menunjukkan kecairan beton2.Kemudahan mengalir dalam acuan/cetakan3.Kemudahan dipadatkan yaitu mudah /sukarnya mengeluarkan udara yang tersekap.Sifat pengerjaan betonSifat pengerjaan beton tergantung antara lain:1. Karakteristik bahan 1. Perbandingan campuran1. Cara pengangkutan dan pemadatan1. Ukuran, bentuk,kekasaran permukaan acuan/cetakan1. Jumlah dan jarak tulanganFaktor-faktor yang mempengaruhi sifat pengerjaan beton :

1. Bahan-bahan campuran : a.Jenis semen b.Kebersihan air c.Penggunaan admixture d.Agregat: ukuran maksimum, bentuk dan kondisi permukaan, gradasi, susunan campuran (perbandingan kasar & halus), kebersihan agregat, kadar air dan daya serap air. e.Susunan campuran masing-masing bahan f. Pengadukan rata/tidak1. Kondisi lingkungan sekeliling : a.Suhu b.Kelembaban c.Kecepatan angin Dinyatakan sebagai kecepatan penguapan air1. Waktu pengadukan,1. Stabilitas bahan dalam adukan : Segregasi : beton kasar, sangat encer, bleeding : beton kurus,butir semen kasar. Jika terjadi ketidak kohesifan campuran diatasi dengan perbaikan susunan campuran antara lain dengan memperbaiki kadar air, kadar pasir, max.besar butir, jumlah butiran halus/filler Ketidak kohesifan beton umumnya disebabkan oleh: kekurangan semen, kekurangan pasir, kekurangan air, kekurangan susunan besar butir agregat tidak baik, A/C dan C/W, kebersihan agregat, cara pengadukan, penggunaan admixture, susunan besar butir agregat tidak baik.Perbandingan agregat-semen yang mempengaruhi sifat pengerjaan beton, secara pendekatan dinyatakan dalam tabel di bawah ini:Tabel 2.2. Pengaruh ukuran max agregat dari gradasi sama terhadap perbandingan agregat-semen dengan fas 0,55 (Mc.Intosh 1964).Ukuran Max Sifat PengerjaanAgregat mm

SukarSedangMudah

kerikil bentuktdk teratur Batu pecahkerikil bentuk tdk teratur Batu pecahkerikil bentuk tdkteratur Batu pecah

9,519,037,55,36,77,64,85,56,44,75,46,54,24,75,54,44,95,93,74,45,2

2.4.2Pengujian Beton Segar Sifat yang ditentukan / diuji:1.Konsistensi1. Workability dinyatakan sebagai kemudahan dikerjakan.1. Cohesiveness (kekompakan / plastisitas) dinyatakan sebagai tidak terjadi bleeding dan segregasi. Konsistensi diuji dengan cara sbb: a. Alat slump berupa kerucut Abram Pengujian slump ini tidak cocok untuk beton yang sangat kering atau sangat encer. Nilai slump dinyatakan dalam mm,cm,inci.BS : 4 lapis a 25 tusukan tiap lapisASTM : 3 lapis a 25 tusukan tiap lapisBatas nilai slump (menurut PBI 71)Tabel 2.3: Nilai nilai slump untuk pekerjaan betonUraianSlump (cm)

MaxMin

Dinding,pelat pondasi telapak bertulang12,55,0

Pondasi telapak tidak bertulang,kaison,&konstruksi dibawah tanah 9,02,5

Pelat,balok,kolom,dinding 15,07,5

Perkerasan jalan 7,55,0

Pembetonan massal 7,52,5

b. VB (von bhrner) konsistometer Terutama untuk beton yang kental. Konsistensi dinyatakan dalam detik.Alat ini jarang digunakan di lapangan, karena membutuhkan sumber listrik.c.Meja Alir (flowtable) Terutama untuk beton yang encer (flowing concrete)1. ASTMBenda uji dicetak dengan ukuran atas 15cm bawah 20 cm dan tinggi 20 cm diketuk 25X dalam waktu 15 detik D d F = X 100 % d

F = D d cm /mm

2. DIN Benda uji yang dicetak dengan ukuran atas 13 cm bawah 20 cm dan tinggi 20 cm diketuk 15X dalam waktu 45 detik F = D d cm

d. Kelly ball, hampir sama dengan slump test. Nilai slump ditentukan dari berapa dalam bola dengan tinggi 15,2 cm ( 6 inci) tenggelam di dalam betone. K slump tester.2.Berat isi /Bulk density Gunanya:a. Untuk menghitung hasil beton (yield) yang diperoleh dalam pelaksanaan dibandingkan dengan rencana. Total bahan mix design Yield = ____________________ X100% 90 % Berat isi beton pelaks

. b Mengkoreksi susunan campuran jika B.I. pelaksanaan berbeda jauh dengan B.I. disain / rencana Cara pengujian : Berat didefinisikan sebagai berat isi bersih beton segar dibagi dengan volume silinder.3. Kadar udaraGunanya untuk mengetahui banyaknya udara yang terperangkap dalam beton segar. Sebaiknya udara dibatasi 2% karena udara dapat menurunkan kekuatan beton. Kadar udara diuji antara lain dengan airmeter4.Waktu ikat awal Penting diketahui untuk menentukan lamanya pengerjaan beton mulai dari pencampuran sampai penyelesaian akhir/finishing. Diuji antara lain dengan alat penetrometer dimana waktu ikat awal tercapai apabila beton segar tersebut dapat menahan beban 500 psi.2.4.3.Pengerjaan Beton Segar 1.Perencanaan kebutuhan bahanDi bahas pada bab berikutnya.2. Pencampuran a.Perbandingan berat. Beton yang di bahas pada bab ini adalah yang bermutu 20 MPa atau 225 kg/cm 2 yang susunan campurannya direncanakan dalam perbandingan berat.b.Perbandingan volume, dilakukan jika tidak terdapat timbangan di lapangan: Konversi dari perbandingan berat,dengan cara bulking,contoh :1 m beton Berat Volume Air 200 kg 200 lt Semen 320 kg 320 = 256 lt 1,25 Pasir 650 kg 650 = 500 lt 1,3 Agregat kasar 1250 kg 1250 = 833 lt 1,5 Susunan campuran nominal (nominal mix)Contoh : semen : pasir : agregat kasar 1 bg : 2 bg : 3 bg = 50 kg : 100 kg : 150 kg3.Pengadukan Dengan cara : ManualKarena tergantung dari tenaga orang & alat yang dipakai , memerlukan waktu yang lama dengan resiko pencampuran kurang rata.Agar campuran rata sebaiknya sekali aduk maksimum 50 liter dengan waktu pengadukan sekitara 10 15 menit. Mesin pengaduk : a. Drum

Wadahnya berbentuk semacam drum dengan sudu/bilah (blade).mesin pengaduk berputar bersama-sama sudu/bilahnya.kemiringan drum dapat diatur agar pengadukan homogen.Pengisian dan pengeluaran dari arah samping.Ada juga yang drumnya berputar pada arah horizontal kapasitas 250 lt, 500 lt , 1m.b. KincirWadahnya dilengkapi dengan kincir baik berbentuk spiral maupun sudu, yang bergerak kincirnya,sedang wadahnya diam.biasanya untuk pembuatan bata beton. c. Pan mixerTerdiri dari pan / semacam drum yang duduk.Wadahnya berputar, bladenyadiam atau sebaliknya. Dapat digunakan untuk beton yang kental sekali.Kekenyalan dan rata atau tidaknya pengadukan dapat langsung terlihat.Umumnya untuk beton pracetak.Kecepatan PutaranTergantung kapasitasnya,jenis drum 14-20 rpm. Untuk kincir 20- 30 rpm. Untuk pan lambat 12-20 rpm, sedangkan yang cepat 2060 rpm tergantung konsistensi rencana adukan. Ada yang kecepatan putarannya dapat diatur tergantung dari konsistensinya.Lama PengadukanTergantung dari :a. Jumlah beton yang diadukb. Besar butir max agregatc. Kekentalan adukand. Kapasitas dan efektifitas mesin pengaduk Untuk beton yang terlalu kental,waktu pengadukan 2x beton yang normal konsistensinya. Secara umum waktu pengadukan berkisar 5 15 menit. Untuk 400 lt beton (kapasitas mixer) 1 menit sedangkan kapasitas 4500 lt 3 menit. Jumlah beton yang diaduk umumnya kapasitas mesin pengaduk.Jika pengadukan terlalu lama,dapat mengakibatkan :a. Adukan semakin kental karena terjadi penguapanb. Sebagian agregat kasar menjadi aus dan pecahc. Sebagian butir pasir yang lunak dapat hancur sehingga beton makin kental dan penyusutannya besar.4. PengangkutanSelama pengangkutan ke tempat pengecoran, kekentalan dan kehohesifan, beton harus terjaga.Di perjalanan beton dapat bertambah kental karena : a. Hidrasi semenb. Penguapan oleh suhu dan agregatMinimal kekentalan beton ketika dicorkan harus kurang lebih sama dengan rencana.Untuk beton yang diaduk pada Batching plant sebaiknya disertai dengan keterangan nama dan alamat Batching plant, tanggal pembuatan, jumlah beton per-m3, jumlah semen per-m3 beton, maksimum besar butir agregat dan susunan besar butir, kekentalan beton, jenis beton dan data pengujian tekan dicatat dengan lengkap.Pengangkutan dapat dilakukan secara :Sederhana : Ember / dolag diangkut orang Kereta dorong TalangMekanis: Truck (dumptruck) Conveyer belt Crane dengan skip : pengecoran dam, basement, dalam air Trimi : pengecoran pondasi, pengecoran dalam air Pompa5. PengecoranHal-hal yang harus diperhatikan : a. Persiapan pengecoranAntara lain meliputi : Pembersihan cetakan dan bagian-bagian yang akan dicor dari sampah, tanah, minyak. Kecermatan dimensi cetakan dari bagian-bagian konstruksi yang akan dicor. Ukuran, bentuk, dan pemasangan tulangan. Kerapatan cetakan. Letak, kekuatan perancah / penyangga.b. Konsistensi betonKonsistensi beton yang akan dibuat, sesuai / tidak dengan kondisi lapangan meliputi : Suhu Jarak dari tempat pembuatan beton ke tempat pengecoran Dimensi bagian konstruksi yang akan dicorc. Kekohesifan beton :Pada waktu pengecoran, baik dari pengangkutan sampai pengisian cetakan, harus selalu kompak, tidak terjadi segregasi dan bleeding.d. Waktu pengikatanApabila jarak angkut jauh dan waktu tempuh lama, pengecoran dilakukan sebelum waktu ikat awal tercapai. e. Sambungan dingin (cold joint)Jika pengerjaan beton adalah menyambung antara beton yang sudah kuat dengan beton baru / fresh concrete, sambungan harus diusahakan berada pada posisi netral dalam konstruksi. Untuk pelat dan balok kira-kira di tengah bentang dimana D 0 atau jika terdapat pertemuan dengan balok lain pada jarak 2x lebar balok dari titik pertemuan tersebut.Untuk beton yang kedap air: reservoar, atap, konstruksi di laut, usahakan tidak terdapat sambungan. Sudut sambungan 450.Cara pengecoran1. Sederhana : Ditumpahkan Dialirkan dengan corong, talang, pipa2. Dengan bantuan alat :a. Skip : Untuk beton berukuran besar ( 1 3 M3) yang ditumpahkan sekaligus. Untuk beton yang berhubungan / dalam air.b. Trimi : Untuk konstruksi di bawah air / yang akan terganggu oleh air. Beton dimasukkan dalam pipa yang -nya bertingkat kemudian ditekankan masuk ke tempat beton dicorkanc. Pompa: Memerlukan kecermatan pelaksanaan dalam hal : Mix design beton Jenis peralatan dan pompa disesuaikan dengan jarak, permukaan dan daya pemompaan yang diperlukan. Peralatan yang dipakai pada prinsipnya terdiri dari: bak penampung, mesin pemompa, pipa penyaluran, pipa-pipa penyaluran yang dapat dibengkokkan, dibelokkan, dan diarahkan ke tempat pengecoran. Pengecoran dengan pompa dapat dilakukan untuk berbagai macam konstruksi.d. Spraying / disemprotkanUntuk penggunaan khusus, misalnya : Untuk konstruksi yang tidak memerlukan cetakan pada 2 bidang beton, misalnya : terowongan, kanal (ukuran besar) dsb. Untuk mengisikan beton ke dalam rongga-rongga pada suatu konstruksi yang tidak dapat dikerjakan dengan cara biasa. Untuk perbaikan bidang-bidang tertentu yang tidak dapat dicapai dengan cara biasa.e. Slip FormingCara pengecoran untuk konstruksi yang mempunyai dimensi sama sepanjang / setinggi tertentu, umpama : silo, menara, cerobong.Cetakan / acuannya adalah untuk sebagian konstruksi tersebut dilaksanakan tahap demi tahap sesuai dengan waktu pengikatan beton. Umpamanya waktu pengikatan beton 3 jam, maka setelah 3 jam cetakan ini digerakkan ke atas sampai beton dicorkan.Pelaksanaan Pengecoran1. Pondasi : Telapak Sumuran : ditumpahkan dengan mencegah segregasi. Jatuhnya beton tegak lurus. Jika miring jangan sampai kena dinding. PlatPengecoran dengan cara ditumpahkan tetapi dijaga jangan sampai beton mengalir horisontal.Jiksa menggunakan talang,sediakan penampung.Beton jangan dibiarkan bertimbunan baru dipindahkan,untuk mencegah segregasi.2.KolomBeton boleh dijatuhkan setinggi < 1,5 m.Beton dimasukkan pada lubang pada bidang sisi cetakan.Jatuhnya beton harus tegak dan lurus dan tidak menyentuh dinding cetakan.Pengecoran dilakukan secara bertahap.Pemadatan untuk kolom dilakukan : Dari dalam dengan penggetar tusuk (pin vibrator) Dari luar dengan menempelkan penggetar pada dinding cetakan. Gabungan dari kedua hal tersebut,tergantung dimensi kolom.3.BalokUntuk pertemuan balok dengan kolompada tulangan rapat perlu diperhatikan besar butir max.agregat.Beton jangan dibiarkan mengalir horisontal,untuk mencegah segregasi.4.DindingTinggi jatuh beton jangan >1,5 m.Jika dinding cukup tinggi harus dibagi menjadi beberapa tahap sepanjang dinding.Kalau perlu memakai corong.Hindarkan sambungan pada tempat yamg berbahaya dan antara beton yang sudah keras dengan yang masih segar.Karena itu kecepatan pengecoran harus disesuaikan dengan dimensi dinding.Untuk dinding yang harus kedap air tidak boleh ada cold joint.5.Lantai atau Atap.Karena permukaannya terbuka, beton harus dibuat sekental mungkin dengan gradasi agregat yang baik.Dapat dicorkan dengan kereta dorong atau ditumpahkan dengan ember / dolak. Beton tidak boleh mengalir horizontal atau digeser sebagian-sebagian. Sedapat mungkin tidak ada cold joint. Pemadatan dengan pin / vibrator. Segera sesudah pemadatan permukaan beton harus dijaga dari kontak langsung dengan matahari.

6. Pemadatan (vibrating)Dilakukan secara :a. Ditusuk: Untuk beton relatif encer (slump 100 mm) dan kekuatan rendah. Dengan cara ini beton tidak dapat menjadi plastis pada waktu pencetakan.b. Digetar: Beton menjadi lebih plastis sehingga dapat bergerak mengisi cetakan dengan banyak serta padat.Lama penggetaran tergantung dari : Slump(workability). Makin kental makin lama. Frekuensi penggetar (rpm). Makin tinggi frekuensi makin pendek waktu. Amplitudo alat penggetar. Amplitudo makin besar waktu penggetaran semakinsebentar.Jenis-jenis alat penggetar :a. Pin vibrator internal vibrator Dimasukkan ke dalam beton sedalam tidak lebih dari panjang jarum. Kemiringan jarum tidak boleh lebih dari 300. Alat penggetar dengan fekuensi tertentu mempunyai jarak penggetaran tertentu sekitar 20 30 cm.b. Penggetar batang (single/double beam) surface vibrator Untuk lantai, atap, jalan dengan panjang batang 4, 6, 9, 12 meter. Dilengkapi roda dan rel sehingga dapat digerakkan horizontal. Jika terjadi bleeding dilakukan penggetaran ulang/revibrating. Untuk lantai/jalan menggunakan trowel = ruskam yang sekaligus juga sebagai penggetar.c. Penggetar luar (tempel) eksternal vibratord. Meja penggetar (vibrating table)e. Spinning/dipintalf. Digetar dan dikempa. Tidak digunakan untuk beton konstruksi di tempat. Untuk beton pracetak misalnya untuk pipa, plat, panel, ubin, bata, beton, balok atau konstruksi khusus. Juga untuk beton mutu tinggi pracetak.

7.Perawatan (curing)Pengertian:Curing adalah usaha untuk memberi kesempatan pada beton mengembangkan kekuatan hingga tingkat kematangan tertentu tanpa terjadi cacat.Curing dibedakan menjadi dua:1.Curing normal : Suhu udara sama dengan suhu ruangan/air sehingga kematangan ditentukan oleh lamanya waktu perawatan. Selama proses pematangan beton harus cukup diberi air/ kelembaban agar tidak terjadi pelepasan air dari beton.Cara perawatan normal :Memberikan kelembaban cukup di permukaan beton (< 65 % RH)a. Penyiraman ruangan sekitar beton Memberikan embun Membasahi permukaan beton secara periodikb. Perendaman (water curing) Menggenangi permukaan beton untuk waktu tertentu : lantai, plat, atap, jembatan, jalan. Menutup beton dengan pasir basah / kain / bahan menyerap air yang basah.c. Menggunakan curing membrance Dari lembaran plastik, atau terpald. Bahan kimia yang ditaburkan pada permukaan beton.2.Curing DipercepatMempercepat hidrasi semen karena suhu rendah. Cara perawatan antara lain : Memberikan uap air pada beton. Suhu + 800C disemburkan secara bertahap selama waktu tertentu. Menghembuskan udara panas. Menutup permukaan beton dengan lembaran isolasi panas beton menjadi panas karena panas hidrasi tidak keluar dari beton. Mempercepat pengerasan mis : 1 hari curing normal = 7 hari curing dipercepat. Menutup dengan lembaran isolasi Dengan aliran listrik untuk beton pracetak Dengan uap : Tekanan rendah : suhu < 800C dalam ruangan curing. Tekanan tinggi : suhu 2000C, 8 16 atm. Merendam dalam air panas, 40 500C dengan waktu 4 16 jam

2.5Beton Keras (Hardened Concrete)2.5.1PendahuluanSifat beton keras dinyatakan dalam : a.Kekuatan. b.Keawetan.Sifat ini diperhitungkan setelah beton berumur 28 hari dimana dianggap proses pengembangan kekuatan telah ,mencapai 100 %.Walaupun demikian,proses pengerasan beton setelah selesai dicetak sampai umur 28 hari harus dirawat secara serius terutama untuk beton mutu tinggi,karena kekuatan dan keawetan beton tergantung dari proses pematangan (maturity) tersebut.

2.5.2Kekuatan Beton.Kekuatan beton dinyatakan dengan sifat mekanisnya yaitu kemampuan beton untuk memikul beban yang bekerja padanya,baik sendiri sendiri maupun bersamaan.Kekuatan antara lain dinyatakan dalam:a.Kekuatan Tekan 1. Destruktif : di laboratorium dengan benda uji kubus atau silinder di lapangan dengan coredrill, lalu diuji destruktif di lab. 2. non destruktif: di lapangan dengan Schmidt hammer test dan PunditMutu beton umumnya dinilai dari kuat tekannya. Beton merupakan bahan yang getas,karena itu kemampuan untuk memikul beban tekan jauh lebih besar dibandingkan dengan beban yang lain.Pada PBI 1971 kuat tekan beton dinyatakan dengan kuat tekan karakteristik yaitu kekuatan tekan dari sejumlah benda uji yang menyebar dengan penyimpangan/ deviasi tertentu menurut lengkung Gaus. Kuat tekan karakteristik dinyatakan sebagai bk = bm kS. Pada PBI 89 yang diatur dalam SK SNI kuat tekan dinyatakan sebagai kuat tekan yang disyaratkan, dinyatakan sebagai fc. Hasil perhitungan dinyatakan sebagai kuat tekan rata-rata yang ditargetkan dinyatakan sebagai fcr = fc + kSKuat tekan dipengaruhi oleh :1.karakteristik bahan 2.susunan campuran3.suhu pengerasan4.pengerjaan beton segar5. perawatanPengujian di Laboratorium dilakukan dengan benda uji berbentuk : Kubus : 10X10X10 cm15X15X15 cm (standar) 20X20X20 cm Silinder: 10 cm tinggi 20 cm15 cm tinggi 30 cm (standar).Pengujian dilakukan pada umur-umur tertentu sesuai dengan pengujian PC.Jika tidak dapat diuji pada umur-umur tersebut,PBI 71 dan SNI T-15_91 memberikan tabel konversi perkiraan perbandingan kekuatan tekan beton.Tabel 2.4. Perkiraan Kuat tekan beton pada berbagai umur menurut PBI 71UmurBeton(Hr) 3714212890365

PC biasa0,400,650,880,951,01,21,35

PC dg kekuatan awal tinggi0,550,750,900,951,01,151,20

Kuat tekan dihitung sebagai berikut:Kuat tekan 1 buah benda uji : b = P/A, kg/cm2Kuat tekan rata-rata bm = b / nDeviasi standar S = (b -bm)/n-1Kuat tekan karakteristik bk = bm kS, kg/cm2 dimana k untuk tingkat kegagalan 5% = 1,64Tabel 2.5. Perkiraan Kuat tekan beton pada berbagai umur menurut SNI T 15 - 91Umurbeton(Hr)3714212890365

PC type I0,460,700,880,961,0 - -

Kuat tekan dihitung sebagai berikut: fcr = fc + k x S ,Mpafcr = kuat tekan rata-rata yang ditargetkanfc = kuat tekan yang disyaratkan k = konstanta untuk tingkat kegagalan/cacat 5% = 1,64S = sama dengan PBI 71

b.Kuat tarik Kuat tarik beton walaupun kecil harus diketahui terutama dalam perencanaan jalan beton, landasan pesawat udara, atau pada permukaan yang luas..Komponen-komponen beton disyaratkan dapat menahan tegangan-tegangan tarik akibat perubahan-perubahan suhu dan cuaca.Menentukan kuat tarik langsung adalah sukar karena itu diuji tidak langsung ataupun dengan mengetahui kuat lentur. Kuat tarik tak langsung (splittering cylinder test diuji dengan cara membelah silinder beton tersebut.

fct = 2P n/mm2ld Dimana : P = beban maksimum l = panjang benda ujid = diameter silinderKuat tarik langsung berkisar 0,45 kuat tekan

c.Modulus elastisitasModulus elastisitas beton perlu diketahui dalam hubungannya dengan perhitungan pemakaian tulangan. Diuji dengan menggunakan alat compressometer menggunakan benda uji silinder 15cm tinggi 30 cm.E = S2 S1 kg/cm2 2 - 1

Dimana : S2 = tegangan ketika berada pada daerah elastis = 40% tegangan maksimum S1 = tegangan ketika 1 terjadi 2 =regangan ketika berada pada daerah elastis = 40% regangan maksimum 1 = regangan tetap = 0,00005

d.Kuat lentur statis Merupakan kuat tarik tak langsung. Momen lentur merupakan pengalihan dari tegangan tekan pada bagian atas serta tegangan tarik pada bagian bawah.Balok hancur akibat tegangan tarik dan lentur (modulus of rupture) dihitung menurut : flt = P x L kg/cm2 bd2

Dimana :P = beban maksimumL = jarak antara kedua perletakanb = lebar balok d = tinggi balokKuat lentur kira-kira 0,7 kuat tekan2.5.3 Keawetan BetonKeawetan dinyatakan dengan ketahanan terhadap kemunduran mutu akibat pengaruh intern dan ekstern.

Pengaruh intern:1.Karakteristik bahanMakin baik dan makin tinggi karateristik dan mutu bahan, makin awet beton tersebut.2.Reaksi alkali agregatAgregat yang reaktif akan bereaksi dengan alkali pada semen yang mengakibatkan agregat mengembang sehingga beton menjadi retak dan terurai3.Perubahan volume Reaksi kimia semen dan air beton mengering Perbedaan suhu basah kering berganti-ganti Tertahannya perubahan volume oleh gaya luar dan dalam retak-retak 4. Daya serap dan permeabilitas Permeabilitas : daya tembus : kemudahan air mengalir melalui beton Daya serap : kemampuan beton untuk menghisap air kedalam pori-porinya. Dipengaruhi oleh :a. Faktor air semen yang besarb. Adanya udara yang tersekap pada beton setelah aelesai dipadatkanc. Kehalusan butiran semend. Komposisi kimia semene. Segregasi pada saat pengecoranPengaruh ekstern:1. Pengaruh lingkungan Pembekuan dan pencairan : mengakibatkan perubahan volume, timbul retak-retak halus Perbedaan kelembaban : akibatnya akan menyusut dan memuai berganti-ganti Pengaruh cuaca terutama untuk beton yang di luar, akibat hujan dan angin akan menyebabkan beton terkikis2. Pengaruh kimia : umumnya menyerang semen Serangan alkali :Ca(OH)2 larut dalam air yang mengandung CO2. Karena terjadi pengapuran ini dapat timbul retak-retak dan penyusutan sehingga keawetan dapat berkurang. Hal ini dapat terjadi, antara lain karena:a. Pada bangunan yang berhubungan dengan air, terdapat bagian yang retak.b. Daerah kropos karena terjadi segregasi. c. Siar-siar pelaksanaan yang jelekd. Banyak porie. Menyerap air hujan/tanah yang mengandung CO2 Serangan sulfat:Sulfat bereaksi dengan Ca(OH)2 dan C3A membentuk Calsium Sulfat dan Calsium Sulfoaluminat. Jenis magnesium sulfat yang paling serius mengakibatkan pengembangan volume dan rusaknya beton. CaCl mengurangi ketahanan beton terhadap sulfat.3. Pengausan : terjadi akibat : Aliran air yang cepat sehingga terjadi lubang-lubang (erosi kavitasi) Adanya bahan-bahan pengaus dalam air Tiupan angin kencang Gesekan dan benturan lalu lintasCara pencegahan antara lain: Aliran hidrolis setenang mungkin. Di tempat-tempat kritis harus diperkuat dengan bahan-bahan tahan terhadap erosi kavitasi Mutu beton dipertinggi Menggunakan agregat keras

2.6Pemakaian BetonKonstruksi beton dapat digunakan hampir di seluruh bidang pekerjaan konstruksi baik diatas tanah, di dalam tanah, di dalam air baik air tawar maupun air laut. Tidak jarang dalam pemakainannya dikombinasikan dengan bahan lain seperti baja atau polimer.

2.7Rancangan Campuran Beton NormalUntuk menghitung banyaknya bahan pembentuk beton dalam setiap meter kubik, dapat dihitung dalam berbagai cara. Di Indonesia, perhitungan rancangan campuran yang dibakukan dalam SK-SNI T 15 1990 03 diambil dari Departmen of Environmental ( DoE ) British Standard, dengan berbagai penyesuaian terhadap kondisi di IndonesiaMetode rancangan campuran lain yang banyak dipakai adalah yang berasal dari American Concrete Institute dan Portland Cement Asosiation.

2.8 Langkah-langkah Perancangan dengan metoda SK SNI T 15 1990 03Sebelumnya ada tiga faktor yang harus dperhatikan dalam merancang campuran cara ini, yaitu :1. Harga- harga yang didapatkan dari tabel dan grafik dimaksudkan untuk I meter kubik beton.2. Agregat dianggap berada pada kondisi jenuh permukaan kering ( ssd ) sehingga harus dilakukan koreksi terhadap kadar air agregat yang sebenarnya.3. Suhu dasar adalah 20 0 C sehingga harus dilakukan koreksi terhadap kadar air pada suhu sebenarnya karena adanya penguapan saat proses pengerjaan beton.Langkah-langkah dalam melakukan hitungan rancangan campuran beton, adalah sebagai berikut :1. Tuliskan besarnya kuat tekan yang disyaratkan, sebagai contoh 30 N/mm2 pada umur 28 hari, pada butir 1.2. Tentukan besarnya deviasi standar, diketahui atau diperkirakan, tulis di butir 2, misalnya diambil 5 N/mm23. Hitung nilai tambah margin, yaitu K x S = 1,64 x 5N/ mm2 = 8,2 N/ mm2 4. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan = butir 1 + butir 3 = 30 + 8,2 = 38,2 N/ mm2 5. Jenis PC yang dipakai tipe I.6. Bentuk agregat kasar: batu pecahBentuk agregat halus: pasir alami7.Untuk mencari FAS bebas, tentukan dulu benda uji yang akan dipakai dalam trial mix, contoh diambil benda uji silinder.Lihat tabel 2. Menurut tabel.2: Beton dengan agregat kasar batu pecah, FAS 0,5, semen Portland tipe 1, benda uji silinder, mempunyai kuat tekan 37 N/mm2. Setelah itu lihat Grafik 1. Tarik garis mendatar (horizontal) dari angka 370 kg/cm2 hingga memotong tegak lurus garis FAS 0,5. Lihat apakah terdapat kurva kekuatan agregat pada perpotongan tersebut. Jika tidak, buat kurva baru pada perpotongan tersebut sebagai garis kerja kekuatan agregat 37 N/mm2.Tarik garis hosontal dari kuat tekan rata-rata 38,2 N/mm2 memotong kurva agregat yang baru. Tarik garis vertikal kebawah dari titik perpotongan tersebut untuk mendapatkan besarnya FAS. Dari contoh di dapatkan FAS 0,49.8.Jika ditentukan, tulis besarnya FAS maksimum.9.Tulis besar nilai slump. Sebagai contoh ditetapkan 30 60 mm.10. Tulis ukuran agregat maksimum. Sebagai contoh ditetapkan 20 mm.11.Kadar air bebas , lihat tabel 6. Nilai slump 30 60 mm, ukuran besar butir maksimum agregat 20 mm, jenis agregat kasar batu pecah, agregat halus pasir alam, kadar air tidak dapat diambil langsung dari tabel, tetapi dihitung dari rumus : 1/3 agregat kasar + 2/3 agregat halus. Dari contoh, kadar air bebas = 1/3 x 210 kg + 2/3 x 180 kg = 190 kg.Karena tidak ditetapkan secara pasti, koreksi air terhadap suhu dapat ditambahkan pada kadar air ini., atau terakhir setelah semua perhitungan selesai. Jika ditambahkan pada tahap ini maka kadar air = 190 kg + 10 kg = 200 kg/m312.Kadar semen dihitung dari no.11 dibagi no 7 = 200 : 0,49 = 408 kg/m313. Kadar semen maksimum diisi jika ditetapkan14. Kadar semen minimum diisi jika ditetapkan15. Faktor air semen yang disesuaikan diisi jika no.13 dan 14 ditetapkan. 16. Susunan besar butir agregat halus: dari laboratorium didapat zona II. 17. Persen agregat halus dilihat dari grafik 10 untuk besar butir maksimum agregat 20 mm, kolom slump 30 60 mm, FAS 0,49, susunan butit zona II, didapatkan 34% - 40 %, diambil rata-rata 37%. 18. Berat jenis relatif agregat ( kering permukaan ) dihitung = 34% x 2,62 + 66% x 2,64 = 2,63.19. Berat isi beton dilihat dari grafik 13 diambil rata-rata 2365 kg/m320. Kadar agregat gabungan = 19 ( 12 + 11 ) = 1757 kg/m321. Kadar agregat halus no.17 x no.20 = 37% x 1757 = 650 kg/m322. Kadar agregat kasar = 1757 650 = 1107 kg/m3Campuran beton rencana untuk 1 m3 beton :Semen= 408 kgAir= 200 kgAgregat halus= 650 kgAgregat kasar= 1107 kgBerat isi beton segar rencana = 2365 kg/m3Koreksi air agregat : 1.Agregat halus : penyerapan air 2,1 %. Kadar air 1,9 % Koreksi : ( 2,1% - 1,9% ) x 650 kg = 1,3 kg2.Agregat kasar : penyerapan air 1,1 %. Kadar air 1,3 % Koreksi : | 1,1% - 1,3% | x 1107 kg = 2,2 kgCampuran beton pelaksanaan untuk 1 m3 beton :Semen= 418 kg 418 kgAir = 200 + 1,3 2,2= 199,1 kg 199 kgAgregat halus = 650 1,3= 648,7 kg 649 kgAgregat kasar = 1107 + 2,2= 1109,2 kg 1109 kgBerat isi beton segar pelaksanaan = 2365 kg/m3

2.9. Tabel Dan Grafik Rancangan CampuranTabel dan grafik rancangan disajikan dibawah ini

2.10RINGKASANBeton umumnya didefinisikan sebagai batu buatan yang terdiri dari campuran agregat (alam atau buatan),semen (umumnya PC), dan air; yang setelah mengeras menjadi massa yang padat dan punya kekuatan serta tidak larut dalam air. Pembahasan beton dibagi menjadi beton segar, perawatan, beton keras, keawetan, serta rancangan campuran beton. Pada beton segar dibahas sifat dan pengujian yang dilakukan meliputi konsistensi dan workability, berat isi, kadar udara dan waktu ikat awal. Selanjutnya pengerjaan beton segar meliputi pencampuran, pengadukan, pengangkutan, pengecoran dan pemadatan. Beberapa hal harus diperhatikan agar pembuatan beton berhasil sesuai rencana. Perawatan dibedakan menjadi perawatan normal dan dipercepat. Pembahasan beton keras meliputi kuat tekan destruktif dan non destruktif serta perhitungan kuat tekan beton hasil uji di laboratorium, kuat tarik belah, modulus elastisitas, dan kuat lentur. Keawetan beton ditinjau dari pengaruh internal seperti mutu bahan, reaksi kimia agregat dan semen, proses pengerjaan dan perawatan beton, serta pengaruh eksternal meliputi pengaruh lingkungan sepertipembekuan dan pencairan yang mengakibatkan perubahan volume dan timbul retak-retak halus, perbedaan kelembaban yang mengakibatkan susut dan muai berganti-ganti, pengaruh cuaca terutama untuk beton yang di luar, akibat hujan dan angin akan menyebabkan beton terkikis, lingkungan yang mengandung kimia agresif serta pengausan. Rancangan campuran beton normal mengikuti metode SK-SNI yang diambil dari metode DoE BS bertujuan mengetahui kebutuhan bahan pembuat beton untuk setiap meter kubik beton normal.

2.11Soal-soal1.Pada pembuatan campuran uji coba di laboratorium, pengujian apa yang mutlak perlu dilakukan untuk beton segar dan beton keras (masing-masing 2). Jelaskan alasannya.

2.Sebelum pengecoran dimulai, hal-hal apa yang harus diperhatikan agar sesuai dengan rencana (5).

3.Untuk pengecoran di lapangan, apa yang harus diperhatikan pada pengecoran balok, kolom dan plat (masing-masing 2).

4.Jika struktur beton yang sudah terpasang tidak sesuai dengan rencana, jelaskan langkah-langkah apa yang harus ditempuh ( 2 ).

5.Hal apa yang paling penting diperhatikan pada proses pengerjaan beton agar beton mempunyai keawetan maksimum ( 3 ).

6.Akan dibangun pusat perbelanjaan di kota Jogja. Mutu beton rata-rata 40 MPa. Untuk merancang campuran beton data yang ada sebagai berikut:Agregat kasar batu pecah; BJ ssd 2,61; besar butir maksimum 10 mm; penyerapan air 1,1%; kandungan air 0,9%. Agregat halus berasal dari letusan gunung Merapi; BJ ssd 2,58; penyerapan air 2,1%; kandungan air 2,1%; masuk Zone III BS; jumlahnya 38% = 674 kg. Faktor air semen 0,48 dengan air yang sudah dikoreksi terhadap suhu 190 kg. Hitung kebutuhan bahan pelaksanaan untuk 1 m3 beton.

OooooooOooooo0

BAB IIIBETON RINGAN

3.1PendahuluanBeton ringan adalah beton dengan berat isi (unit weight) lebih rendah dari 2200 kg/m3. Karena berat isinya rendah, maka ada beberapa keuntungan menggunakan beton ringan, diantaranya:A.Dapat memakai pemakaian besi tulangan, karena berat sendirinya rendah, sehingga momennya kecilB.Dengan beton ringan, dapat menghemat pemakaian tiang formworkC.Dapat mengurangi ukuran pondasiD.Memiliki isolasi panas (thermal insulation) yang tinggi atau thermal conductivity yang rendahKerugiannya adalah kuat tekannya relatif rendah dan tidak tahan terhadap abrasi3.2Klasifikasi beton ringan:Ada tiga cara pembuatan beton ringan:A.Menggunakan agregat ringan yang porous dengan BJ < 2,4. Nama betonnya dari jenis agregat ringan yang digunakanB.Memperbesar pori dalam beton, atau masa mortarnya, dengan cara menggunakan udara. Betonnya disebut aerated, cellular foamed atau gas concreteC.Dengan mengurangi agregat halus (pasir) dari campuran betonnya. Betonnya disebut no fines concrete.Umumnya beton ringan lebih mahal dari beton normal. Dan dalam pengerjaannya, baik dalam waktu pencampuran, pengadukan serta pemadatannya memerlukan perhatian yang tinggi dibandingkan beton normal.Pemakaian beton ringan dapat digunakan untuk struktural maupun non struktural (dinding penyekat dsb). Menurut ASTM C 33077 beton ringan struktural > 17 MPA (benda uji silinder, umur 28 hari) dan dengan berat isi tidak lebih dari 1800 kg/m3.Untuk beton non struktural (dinding penyekat) umumnya memiliki berat isi kurang dari 800 kg/m3 dengan kuat tekan antara 0,7 MPa sampai 7 Mpa3.3Agregat RinganSifat dasar dari agregat ringan adalah memiliki porositas yang tinggi, sehingga berat jenisnya rendah. Beberapa agregat ringan dapat terbentuk secara alami atau dengan cara dibuat.a.Agregat alam, yang terutama dari jenis ini adalah diatomite, pumice, scoria, volcanic cinders dan tuff. Kecuali diatomite, yang lainnya adalah batuan vulkanikb.Agregat buatan, dalam pembuatannya dikenal dua cara, yaitu:dibakar sehingga mengembangdidinginkan pada saat mengembangContoh agregat buatan adalah: expanded clay, shale, slate, expanded blast furnance slag, breeze, lytag, clinker aggregateSifat fisik agregat ringan1.Bentuk tidak beraturan dan kasar permukaannya2.Porositasnya tinggi3.Berat jenis tergantung besar maksimum butirannya4.Penyerapan airnya tinggiPemakaian agregat ringan dalam beton serta berat isinya dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

3.4Beton Agregat Ringan

Dari gambaran diatas ternyata pemakaian beton ringan sangat luas sekali dengan menggunakan beberapa jenis agregat. Berat isi beton bervariasi antara 300 sampai 1850 kg / m3 dengan kuat tekan antara 0,3 40 MPa. Kekuatan lebih dari 60 MPa dapat dicapai dengan memperbanyak kadar semen ( 560 kg / m3 ). Kekuatan beton selain dipengaruhi kepadatan agregat juga dipengaruhi oleh jenis agregatnya. Pada umumnya pada beton ringan , untuk mencapai kekuatan yang sama dengan beton normal membutuhkan semen lebih banyak 2 sampai 3 kalinya.Pemakaian agregat ringan yang hampir sama karakteristiknya perlu diuji terlebih dahulu , karena akan memberikan sifat yang berlainan pada beton. Sifat pada beton akan sangat dipengaruhi oleh gradasi agregat , kadar semen, faktor air semen dan tingkat pemadatannya.Selain sifat workability pada beton ringan faktor lainnya seperti kekuatan , density, penyusutan dan konduktivitas panas dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

3.5Pemakaian Beton Ringan

Karena pada umumnya beton ringan workabilitynya rendah , maka sebaiknya pembuatannya dilakukan di pabrik ( pre fab ) daripada dibuat di lapangan ( in situ ) , karena di pabrik pengerjaannya dapat diatur. Jika akan menggunakan tulangan , perlu diperhatikan ketebalan selimut betonnya yaitu kurang lebih 2 ( dua ) kali tebal selimut beton pada beton normal. Untuk beton ringan yang menggunakan clinker aggregate tidak diijinkan menggunakan tulangan.

Sifat Beton Agregat Ringan

Sifat beton agregat ringan yang perlu diperhatikan selain memiliki berat isi yang rendah dan isolasi panas yang tinggi , sifat lainnya adalah : Perbandingan kuat tarik dan kuat tekan tidak begitu jauh dibandingkan dengan beton normal Modulus elastisitas sekitar 0,5 s/d 0,75 nya dibandingkan dengan beton normal pada kekuatan tekan yang sama Koefisien daya serap bunyi 2 kali lebih baik dari beton normal Ketahanan terhadap api , lebih tinggi dibandingkan dengan beton normal3.6Beton mengandung udara ( Aerated Concrete)

Telah dijelaskan dimuka bahwa cara lain untuk mendapatkan beton ringan yaitu dengan memasukkan gelembung udara ke dalam mortar pada waktu masih plastis, sehingga membentuk benda yang menyerupai busa. Gelembung udara dalam ukuran yang kecil ( 0,10 dan 1,00 mm ) harus stabil di dalam beton , baik pada waktu dicampur ataupun pada waktu dipadatkan. Pada umumnya beton seperti ini tidak mengandung agregat kasar. Ada 2 ( dua ) cara untuk melakukan pengisian udara ke dalam beton yaitu :

1. Beton gas Didapat dengan cara reaksi kimia antara bahan yang menimbulkan gas di dalam mortar. Mortar harus dapat memiliki konsistensi yang baik ( tidak terlalu encer ) agar gas yang terdapat di dalamnya tetapdan tidak keluar. Kecepatan terbentuknya gas, konsistensi mortar dan waktu pengikatan harus tepat..Zat kimia yang biasa digunakan adalah serbuk aluminium dengan konsentrasi 0,2 % dari berat semen yang dapat menghasilkan gelembung udara . Selain itu juga digunakan seng atau aluminium paduan. 2. Beton busa ( foamed concrete )Dihasilkan dengan cara menambahkan ke dalam campuran sejenis bahan yang menghasilkan busa. Umumnya dari jenis Hydrolized Protein atau sejenis resin soap yang stabil pada saat dicampur dengan kecepatan tinggi.Aerated concrete dapat menggunakan agregat atau tanpa agregat. Umumnya digunakan untuk pemakaian non structural yang memerlukan isolasi panas dengan kepadatan 300 kg/m3 atau kepadatan 200 kg/m3. Jika digunakan agregat yang sangat halus sebagaian besar memiliki kepadatan antara 500 sampai 1100 kg/m3.Kekuatan dan konduktivitas panas dari beton ini sangat tergantung dari kepadatannya. Beton dengan kepadatan 500 kg/m3 dapat mencapai kekuatan antara 3 4 MPa dengan konduktivitas panas 0,10 J/msC/m. Untuk beton dengan kepadatan 1400 kg/m3 dapat mencapai kekuatan antara 12 14 MPa dengan konduktivitas panas 0,4 J/msC/m. Konduktivitas panas sangat tergantung dari kadar air. Dengan kadar air sebesar 20 % maka konduktivitas panasnya bisa mencapai 2 ( dua ) kali lipat disbanding beton kering mutlak.Aerated concrete mempunyai sifat-sifat fisik sebagai berikut : Memiliki modulus elastisitas antara 1,70 sampai dengan 3,50 GPa Memiliki perubahan panas, penyusutan dan perubahan kadar air yang tinggi( kadang lebih tinggi dari beton agregat ringan pada kekuatan yang sama ). Tapi sifat ini dapat diperkecil dengan perawatan dengan high pressure steam Memiliki sifat konduktivitas thermal rendah dan sifat tahan api lebih tinggi dibandingkan dengan beton normal Memiliki penyerapan air yang tinggi dan tahan terhadap pembekuan Mudah digergaji dan dipasang paku Untuk mencegah supaya tulangan tidak berkarat, tulangan harus dilindungi dengan bahan anti korosi seperti aspal, epoxyresin

Merancang campuran beton mengandung udara

Untuk merancang campuran beton ini dapat menggunakan metode DOE atau metode SK-SNI. Hal yang perlu diperhatikan apabila beton mengandung gelembung udara adalah kuat tekannya, karena setiap prosentase kadar udara yang terdapat pada beton , kekuatan tekannya akan turun 5,5 %. Sedangkan kekuatan tariknya turun kurang lebih 4 %. Demikian pula dengan workability beton menjadi bertambah, sehingga akan mengurangi jumlah air pengaduk. Sebagai contoh apabila kuat tekan yang direncanakan sebesar 300 kg/cm2, dengan kandungan udara 5 % dan nilai slumpnya 30 60 mm, maka kekuatan tekan rencananya perlu dipertinggi menjadi : ( 300 : 1 0,055 x 5 ) = 414 kg/cm2. Sedangkan nilai slump rencana dapat dikurangi menjadi 10 30 mm

3.7. No Fines Concrete

Jenis lain dari beton ringan adalah no fine concrete yaitu beton ringan yang mengandung pasir sangat sedikit, sehingga kelihatannya hanya mengandung pasta semen dan agregat kasar saja . Bahkan beton ini dapat dibuat tanpa agregat halus. Dengan pori - pori yang besar, maka kekuatannya menjadi lebih rendah. Hal ini tidak akan mengakibatkan terjadinya perubahan kadar air di dalamnya , karena tidak ada pori-pori kapiler. Biaya pembuatan beton ini menjadi lebih ringan karena kadar semennya rendah antara 70 sampai 130 kg/m3 beton. Hal ini disebabkan karena berkurangnya luas permukaan butiran.Kepadatan beton tergantung pada gradasi agregat kasarnya. Beton ini apabila menggunakan agregat normal berat isinya bervariasi antara 1600 sampai dengan 2000 kg/m3. Apabila menggunakan agregat ringan berat isinya hanya 640 kg/m3.Ukuran butiran yang biasa digunakan adalah 9,50 mm sampai 19 mm dengan 5 % diatasnya dan 10 % dibawahnya tetapi tidak boleh ada agregat yang lebih kecil dari 4,75 mm. Kadang kadang butiran agregat yang lebih besar dari 50 mm juga dapat digunakan

Perb. Agr / SemenFASBerat Isi ( kg/m3 )Kuat Tekan 28 hari ( MPa )

60,38202014

70,40197012

80,41194010

100,4518707

Pemadatan beton dengan vibrator tidak boleh terlalu lama , tidak boleh dengan cara ditusuk-tusuk karena keduanya dapat menurunkan pasta semen, sehingga kepadatannya tidak merata. Demikian juga pasta semennya tidak boleh terlalu encer. Pengujian workability hanya dilakukan secara visual dengan melihat sampai seberapa tebal pasta semen menyelimuti agregat.Untuk menentukan kadar air dalam campuran dapat diambil 180 kg/m3 beton. Kadar semennya tergantung dari kuat tekan yang diharapkan ( lihat tabel diatas ). Sedangkan campurannya harus dicoba-coba karena banyak factor yang menentukan terhadap penampilan ( tebal selimut pasta semen terhadap agregat ) dan kekuatan beton ini.Dalam prakteknya campuran sangat bervariasi dengan campuran kurus antara 1 : 10 ( perbandingan semen dan agregat dalam perbandingan volume ) memerlukan semen 130 kg/m3 dan 1 : 20 kadar semennya 70 kg/m3. Karena dalam beton ini tidak terdapat agregat halus , maka daya kohesinya menjadi kecil sehingga pemasangan cetakan memerlukan waktu agak lama sampai kekuatan betonnya memenuhi syarat. Perawatan dalam tempat lembab ( curing normal ) sangat diperlukan terutama pada musim panas ( kering ). Hal ini untuk mencegah pasta semen yang sangat tipis cepat kehilangan air, sehingga proses hidrasi tidak sempurna.Sifat beton kerasnya adalah sebagai berikut :

Perbandingan kuat lentur dan kuat tekannya kurang lebih 30 % lebih tinggi dibandingkan dengan beton normal Modulus elastisitasnya 2,50 sampai 3,0 kali lipat kuat tekannya Penyusutan lebih kecil dibandingkan dengan beton normal , berkisar antara 120 200 x 10 6 Tahan terhadap pembekuan Sangat tinggi penyerapan airnya yaitu dapat mencapai 25 % dari volumenya , sehingga tidak diijinkan untuk pondasi atau konstruksi yang selalu bersentuhan dengan air Beton ini tidak umum menggunakan tulangan. Apabila disyaratkan harus menggunakan tulangan, maka tulangannya perlu dilapisi dengan pasta semen setebal 3 mm atau dapat dilapisi dengan shotcrete

3.8. Beton limbah kayu (Sawdust Concrete)

Kadang-kadang diper