budi daya belut

14

Click here to load reader

Upload: denzipsun

Post on 19-Jun-2015

1.051 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: budi daya belut

KERJA SAMA

"GOBES's" - "DYNASTY""PP - UMKM KADIN JATENG"

GOBES’s -> Gabungan Orang Belut Semarang & SekitarnyaPP-UMKM KADIN JATENG -> Pusat Pengembangan Usaha Menengah Kecil Mikro

“Siapa bilang belum ada petani belut yang berhasil dalam budidaya??"Sekarang budidaya belut tidak sulit lagi, kalau kita benar-benar menguasai tehnik-tehniknya.Ternyata telah ada banyak petani yang sudah "sukses" yang panennya memenuhi standar ekspor. Perkilo dibawah 7 ekor dalam waktu 5 - 5,5 bulan "hanya dengan pakan Yuyu & Keong Sawah" namun kita juga mengharapkan dan mengajarkan kepada para petani agar budidaya Cacing & Bekicot sehingga pasokan pakan tetap terjaga pada musim kemarau.

KASUS-KASUS YANG TERJADI DI PETANI BELUT YANG HARUS SEGERA DIATASI:

1. Media lumpurnya memadat.2. Jerami dan gedebok pisang tidak membusuk / hancur.3. Media tidak keluar cacing Lor sawah sebagai cadangan pakan dalam kolam.4. Tanam benih 4 bulan, setelah di panen tidak ada sama sekali (mati semua).5. Tanam benih 4 bulan, hasil panen yang besar beberapa ekor saja, yang lainnya kecil

semua.6. Tanam benih 4 bulan, hasil panen yang besar beberapa ekor saja, yang lainnya tidak ada

(habis).7. Tanam benih 4 bulan, hasil panen " tetap" ukuran belutnya ( tidak bisa besar semua ).

Setelah meneliti dan mengunjungi hampir 45 orang petani belut dan menjalankan percobaan serta penelitian selama hampir 2 tahun pada beberapa media (media lumpur, media gedebok busuk + air, dan media air bersih 100 %) dan beberapa jenis belut serta berkeliling menemui para Ketua Kelompok Tani Belut dan petaninya di daerah Pati (Bpk. Ali Mutardho), Demak (Bpk. Pujiwanto dan Bpk .Sukamto), Mranggen (Bpk. Abdul Hadi) Semarang, Sragen (Bpk. Ari Sujono), Kendal (Bpk. Nuh & Bpk. Zaenal), Jepara

Page 2: budi daya belut

(Bpk. Fuad), Indramayu (Bpk. Stanley) dan Kuningan Jawa Barat (Bpk. Ahmad Sarkhan) serta informasi dari beberapa orang “penyedek belut” dari daerah Ungaran dan Gunung Pati Jawa Tengah.

Akhirnya kami menganalisa dan menyimpulkan Kunci-kunci Pokok yang harus dipenuhi untuk Keberhasilan Beternak belut atau yang mau memulai usaha budidaya ini agar benar-benar bisa panen:

1. Harus Mengetahui benar-benar “Penjual bibit yang tidak bermasalah !”

2. Bisa memilih “bibit belut yang benar” (bisa besar setelah dibudidayakan)

3. Bisa memililh bibit yang “benar-benar sehat”4. Bisa “menyehatkan bibit belut di kolam karantina” setelah

perjalanan / transportasi5. Bisa “mengadaptasikan suasana di alam” setelah benih masuk

media6. Bisa membuat “benih belut mau makan” setelah ditebar di

media (kalau mau makan berarti benih belut bisa hidup)7. Bisa membuat “media yang tidak beracun / tidak panas / cocok

untuk belut”8. Media budidaya harus bisa menumbuhkan “singgat dan cacing

lor sawah” setelah berjalannya waktu antara 3 minggu sampai 1 bulan setelah digenangi air

9. Bisa memberi “makanan yang berprotein tinggi” dan “yang disukai belut” pada awal pertumbuhannya (pada bulan I)

10. Mengetahui “teknik memberi makan yang tepat dengan protein yang seimbang dengan berat badannya” sehingga tidak mengakibatkan kanibalisme antar sesama belut pada bulan II sampai paneni

11. Mengetahui “tehnik cara panen yang baik” agar belut tidak luka atau mudah mati setelah dipanen

12. Sudah adanya pembeli yang menerima hasil panen dengan sistem pembayaran ditempat setelah ditimbang, dengan harga yang bagus.

Dan untuk memenuhi kebutuhan kuota ekspor, masih banyak dibutuhkan petani-petani yang harus dilatih membudidayakan belut mulai sekarang dengan standar ekspor (sesuai dengan HACCP Budidaya).

PELUANG USAHA DAN INVESTASI YANG SANGAT DIHARAPKAN OLEH PETANI BELUT

1. Dibuatnya "PROBIOTIK" khusus belut untuk efisiensi pakan dan probiotik untuk menekan amoniak dalam media budidaya.

Page 3: budi daya belut

2. Dibuatnya "PABRIK PELET" khusus pakan belut yang murah dan berprotein tinggi serta bebas dari bakteri paktogen (Typus dan Coli).

3. Dibutuhkannya "PUPUK ORGANIK" yang bisa menumbuhkan dan melipatgandakan jumlah cacing lor sawah yang ada di media lumpur budidaya.

4. Terbentuknya "PENYULUH PERIKANAN" (PPL) khusus budidaya belut baik dari pemerintah maupun swasta sebagai pendamping petani dalam melaksanakan budidaya.

5. Pabrik "ABON BELUT" skala rumah tangga.6. Pabrik "DENDENG BELUT" skala rumah tangga.7. Pabrik "KRUPUK BELUT" skala rumah tangga.8. Budidaya cacing "Lumbricus atau Tiger Australia" sebagai rekanan atau pemasok bibit

cacing kepada petani belut.9. Pemancingan "KHUSUS" belut termasuk restorannya yang menyajikan menu aneka

masakan belut.

1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

2. SENTRA PERIKANAN Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.

3. JENIS Klasifikasi belut adalah sebagai berikut :Kelas : PiscesSubkelas : TeleosteiOrdo : SynbranchoidaeFamili : Synbranchidae Genus : Synbranchus Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)

Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.

Page 4: budi daya belut

4. MANFAAT Manfaat dari budidaya belut adalah:1) Sebagai penyediaan sumber protein hewani.2) Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.3) Sebagai obat penambah darah.

5. PERSYARATAN LOKASI 1) Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik. 2) Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun. 3) Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C. 4) Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan oksigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1) Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm. 2) Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri. 3) Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 30-50 cm. 4) Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester. 5) Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya. 6) Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik

Page 5: budi daya belut

selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik+ air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam. 6.2. Penyiapan Bibit 1) Menyiapkan Bibit a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. b) Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. c. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm. d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan. 2) Perlakuan dan Perawatan Bibit Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir. 6.3. Pemeliharaan Pembesaran 1) Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama. 2) Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali. 3) Pemberian Vaksinasi 4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT 7.1. Hama 1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut. 2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus. 3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak

Page 6: budi daya belut

dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama. 7.2. Penyakit Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

8. PANEN Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

9. PASCAPANEN Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA 10.1.Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut: 1) Biaya Produksi a. Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.7.000,-Rp. 28.000,b. Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 750,-Rp. 225.000,c. Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,-Rp. 45.000,d. Lain-lain Rp. 30.000,-Jumlah Biaya Produksi Rp. 328.000,2) Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 2.500,-Rp. 750.000,3) Keuntungan Rp. 422.000,4) Parameter Kelayakan Usaha 2,28 10.2.Gambaran Peluang Agribisnis Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.

Page 7: budi daya belut

Budidaya belut sebenarnya tidak terlalu sulit. Waktu panennya juga bisa dipersingkat dari 7 bulan menjadi 4 bulan, tergantung pada penanganan pakan dan media.

Secara ringkas, teknis budidaya dan pemeliharaan belut hanya memerlukan perhatian pada memilih lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, penetasan, pakan serta hama.

KOLAM BUDIDAYA

Kolam budidaya belut terbagi menjadi 4 yaitu :

1. Kolam pemijahan : berfungsi untuk mengawinkan induk belut yang sudah terpilih. 2. Kolam pendederan : berfungsi untuk menampung dan membiakkan benih belut yang

berukuran 1-2 cm. 3. Kolam belut remaja : berfungsi untuk menampung dan membiakkan belut yang

berukuran 3-5 cm. 4. Kolam belut konsumsi : terbagi menjadi 2 tahapan yang masing – masing tahapan

membutuhkan waktu 2 bulan. Tahap pertama pemeliharaan belut dari ukuran 5-8 cm menjadi ukuran 15-20 cm. Tahap kedua pemeliharaan belut dari ukuran 15-20 cm menjadi 30-40 cm.

BANGUNAN KOLAM

Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama, hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.

1. Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2. Untuk kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.

2. Pembuatan kolam belut sebaiknya dengan bak dinding yang disemen tapi dasar kolam dibiarkan tanah tanpa diplester.

3. Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong lapisan pertamanya diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), barulah air dialirkan ke dalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut dilepaskan ke dalam kolam.

Page 8: budi daya belut

PEMIJAHAN

1. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.

2. Untuk kolam seluas 1 m2 diisi satu set indukan (1 ekor jantan dan 2 ekor betina). Waktu pemijahan belut diperkirakan berlangsung selama 10 hari setelah itu baru telur dari belut menetas. Telur akan menetas dan dalam waktu 5-8 hari dan belut berukuran 1,5 – 2,5 cm. Dengan ukuran tersebut, bibit belut diangkat dan ditempatkan pada kolam pendederan untuk untuk di pelihara selama 1 bulan untuk mencapai ukuran 5-8 cm.

PENYIAPAN

1. Bibit belut yang layak dan siap dipelihara adalah bibit yang sudah berukuran 5-8 cm. Biasanya sudah berumur sekitar 4 bulan, melalui 2 tahap dengan masing –masing tahapan selama 2 bulan.

2. Bibit bisa diperoleh dari bak / kolam pembibitan yang telah atau bisa juga bibit diperoleh dari peternak pembibit yang lain.

3. Perlakuan dan perawatan bibit, dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Caranya dengan pengairan yang bersih, lebih baik lagi apabila bibit tersebut berada pada air yang mengalir.

PEMELIHARAAN PEMBESARAN

1. PemupukanGunakan jerami yang sudah lapuk, berfungsi untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama (untuk lebih detail lihat artikel pemupukan kolam).

2. Pemberian PakanBila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar (belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.

3. Pemeliharaan Kolam dan TambakYang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

Senin, Mei 04, 2009

Teknik Pemupukan Kolam Yang Efektif & Efisien

Page 9: budi daya belut

Banyak dari para petani ikan di Indonesia tidak mengetahui bagaimana sebenarnya pemupukan yang baik, efisien dan efektif.

Padahal, jika kita melakukannya dengan benar, pemupukan merupakan salah satu cara membuat pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan apapun.

Pemupukan kolam tersebut dapat membuat benih atau bibit ikan yang kita tebar bisa tumbuh dengan cepat dan sehat.

Akan tetapi perlu diingat, pemupukan kolam hanya dilakukan apabila kolam yang bersumber air dalam kondisi tidak subur. Untuk air yang sudah subur, pemupukan tidak perlu karena pakan alami akan tumbuh sendiri.

Bahkan pemupukan pada kolam yang sudah subur bisa berakibat fatal. Tahapannya juga sederhana, terdiri dari pengeringan, pra pemupukan dan pemupukan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

TAHAP PENGERINGAN

1. Kolam dikuras dan tanah dasar kolam dicangkul.2. Kolam dikeringkan sampai permukaan dasar kolam retak-retak atau dikeringkan selama 1

minggu.3. Jika musim hujan dan tanah tidak bisa kering, dibuat becek atau dengan ketinggian air 10

cm dan diberi saponin atau marshall.

TAHAP PRA PEMUPUKAN

1. Sebelum dialiri air, shelter (jika diperlukan) sudah dipasang terlebih dahulu. 2. Isi air hingga kedalaman 50 cm, kemudian semua pintu saluran air ditutup supaya tidak

ada aliran keluar masuk air ke dalam kolam. 3. Chek kualitas air : PH kurang dari 7 maka kolam perlu diberi dengan kapur dolomit. Pada

pagi hari (jam 6) cek DO jika kurang dari 4 ppm jgn diberi pupuk dulu, kolam diaerasi terlebih dahulu sampai DO mencapai 4 ppm. Cek alkalinitas jika kurang dari < 20 mg/L maka perlu pengapuran terlebih dahulu sampai minimal 50 mg/L. Jika air berlumpur, jangan dilakukan pemupukan terlebih dahulu. Biarkan lumpur mengendap baru diberi pupuk. Cek suhu pada air jika < 180C jangan diberi pupuk dulu biarkan suhu air naik sampai dengan 180C. Cek dengan secchi disk, jika menunjukkan angka kurang lebih 25 cm, maka air tidak perlu pemupukan karena air sudah ada pertumbuhan plankton yang memadai.

Page 10: budi daya belut

TAHAP PEMUPUKAN

1. Obyek yang menjadi tujuan pemupukan adalah air sebagai media hidup plankton bukan tanah.

2. Jenis pupuk yang dipakai adalah pupuk buatan yang banyak mengandung phospor dan nitrogen (untuk kolam yang baru akan dipakai).

3. Pupuk organik kurang baik untuk pemupukan karena mempunyai efek samping menghasilkan alga (lumut) yang berlebihan yang akan mengurangi kadar DO dalam air juga menghalangi sinar matahari untuk pertumbuhan plankton.

4. Pemakain pupuk pada kolam bervariasi tergantung dari pupuk yang kita pakai. Disarankan untuk memakai pupuk jenis powder jika terjadi kelangkaan pupuk bisa memakai pupuk bentuk lain.

5. Pupuk yang berbentuk bubuk (powder) pemakainnya dengan cara menaburkannya pada seluruh areal permukaan kolam. Karena pupuk tipe ini mampu larut dalam air secara cepat sehingga pupuk tersebut sudah larut sebelum mencapai dasar kolam.

6. Pupuk yang berbentuk cair. Pemakainnya dengan cara mencampurkan terlebih dahulu dengan air sebelum dimasukkan kedalam kolam. Komposisi antara pupuk cair dengan air adalah 1 : 10.

7. Pupuk yang berbentuk butiran yang besar. Pemakainnya adalah dengan melarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam kolam. Jika pupuk jenis ini langsung dimasukkan ke dalam kolam maka butiran ini tidak akan larut dalam air dan mengendap di dasar kolam sehingga tujuan pemupukan tidak optimal.

8. Komposisi pupuk yang harus diberikan dalam kolam tanah adalah sebagai berikut :

NO HARI JUMLAH PUPUK YANG DIBERIKAN / HA

1. 1 20 kg

2. 8 10 kg

3. 14* 10 kg ( * jika diperlukan )

4. 21* 10 kg ( * jika diperlukan )

9. Setelah seminggu dari pemupukan, dicek pertumbuhan plankton dengan secchi disk jika menunjukkan angka diatas 40 cm maka pemupukan dilanjutkan, jika menunjukkan angka kurang dari 23 cm maka pemupukan dihentikan.

10. Cek Ph air pada jam 1 siang jika menunjukkan angka 9,5 pemupukan dihentikan. 11. Cek DO jika dibawah 4 ppm pemupukan dihentikan. 12. Jika melakukan penambahan pemupukan bukan dengan menambah dosis pemupukan

tetapi dengan lebih sering jadwal pemberian pupuknya. 13. Jika pertumbuhan plankton sudah cukup air ditambah sampai penuh dan biarkan selama

seminggu. 14. Cek kualitas air dan harus sesuai dengan parameter sebelum penebaran bibit.

Page 11: budi daya belut