buddha

26
Makalah Keagamaan Manusia Disusun oleh : Frederick (150100112) Edi (150100077)

Upload: novia-su

Post on 08-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

agama buddha

TRANSCRIPT

Page 1: Buddha

Makalah KeagamaanManusia

Disusun oleh :Frederick (150100112)

Edi (150100077)

Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara

2015

Page 2: Buddha

Definisi Manusia

Manusia dalam Buddha Dhamma dikenal dengan istilah Manussa, manussa terdiri dari dua kata yaitu “mano” artinya pikiran atau batin, dan “ussa” yang artinya luhur, tinggi, maka manusia artinya makhluk yang memiliki batin yang luhur.

Manusia definisinya menurut Buddha Dhamma adalah perpaduan atau gabungan dari 4 nama (unsur batin) dan 1 rupa (unsur jasmani) yang sering dikenal dengan istilah pancakhandra (lima unsur/kelompok), yaitu 4 nama terdiri dari:a. Vedana artinya perasaanb. Sanna artinya pengalamanc. Sankhara artinya bentuk-bentuk pikirand. Vinnana artinya kesadarandan 1 rupa tersusun 4 unsur, yaitu:a. Pathavi, yaitu padat seperti tulang, gigi, kuku, dllb. Apo, yaitu unsur cair seperti darah, air ludah, keringat, dllc. Tejo, yaitu unsur panas/api seperti suhu, dlld. Vayo, yaitu unsur udara seperti O2, CO2, dll.

Manusia, menurut ajaran Budha, adalah kumpulan dari kelompok energi fisik dan mental yang selalu dalam keadaan bergerak, yang disebut Pancakhanda atau lima kelompok kegemaran yaitu:

1. Rupakhandha (kegemaran akan wujud atau bentuk), adalah semua yang terdapat dalam makhluk yang masih berbentuk (unsur dasar) yang dapat diserap dan dibayangkan oleh indra. Yang termasuk Rupakhandha adalah hal-hal yang berhubungan dengan lima indra dengan obyek seperti bentuk yang terlihat, terdengar, terasa, tercium ataupun tersentuh.

2. Vedanakhandha (kegemaran akan perasaan), adalah semua perasaan yang timbul karena adanya hubungan lima indra manusia dengan dunia luar. Baik perasaan senang, susah ataupun netral.

3. Sannakhandha, adalah kegemaran akan penyerapan yang menyangkut itensitas indra dalam menanggapi rangsangan dari luar yang menyangkut enam macam penyerapan indrawi seperti bentuk-bentuk suara, bau-bauan, cita rasa, sentuhan jasmaniah dan pikiran.

4. Shankharakhandha adalah kegemaran bentuk-bentuk pikiran. Bentuk-bentuk pikiran disini ada 50 macam, seperti lobha (keserakahan), chanda (keinginan), sadha (keyakinan), viriya (kemauan keras) dan sebagainya.

5. Vinnanakhandha (kegemaran akan kesadaran) adalah kegemaran terhadap reaksi atau jawaban yang beradasarkan pada salah satu dari keenam indra dengan obyek dari indra yang bersangkutan. Kesadaran mata misalnya, mempunyai mata sebagai dasar dan sasaran benda-benda yang dapat dilihat. Kesadaran tersebut mengarah pada yang buruk, yang baik atau netral.

Page 3: Buddha

Kelima Kandha tersebut sering diringkas menjadi dua yaitu nama dan rupa. Nama adalah kumpulan dari perasaan, pikiran, penyerapan dan perasaan, yang dapat digolongkan sebagai unsur-unsur rohaniah. Rupa adalah badan jasmaniah yang terdiri dari empat unsur materi, yaitu unsur tanah, air, api dan udara.

Pemikiran tentang manusia dalam agama Budha adalah unik, yaitu karena penyangkalannya terhadap adanya roh atau atma yang kekal abadi dalam diri manusia. Manusia dianggap merupakan kumpulan dari lima Kandha tanpa adanya roh atau atma di dalamnya.

(http://dimas-sigit.blogspot.co.id/2011/12/ajaran-budha-dharma-tentang-manusia-dan.html)

Untuk terlahir sebagai manusia adalah sangat sulit

Kiccho Manussapatilabho, kiccham maccana jivitamKiccham saddhammassavanam, kiccho buddhanamuppado

Sungguh sulit untuk dapat dilahirkan sebagai manusia, sungguh sulit kehidupan manusia.Sungguh sulit untuk dapat mendengarkan ajaran benar, begitu pula sungguh sulit munculnya Buddha.(Dhammapada 182)

Terlahir sebagai manusia merupakan sebuah keberuntungan. Namun banyak manusia yang tidak menyadari keberuntungan ini. Bahkan arti dari kata manusia atau "manussa" dalam bahasa Pali sangat indah, manussa berasal dari dua suku kata yaitu "mana" & "ussa". Mana berarti pikiran, sedangkan ussa berarti tinggi. Jadi, manusia atau manussa adalah mahluk yang berpikiran tinggi. Ada dua potensi yang bisa dikembangkan jika hidup sebagai manusia. Potensi tersebut meliputi potensi duniawi yang akan menghantarkan kitapada kebahagiaan duniawi dan potensi spiritual yang akan menghantarkan kita pada kebahagiaan batin. Banyak manusia yang tidak mengetahui potensi ini, sehingga mereka melakukan pelanggaran moral dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Opammasamyutta bagian dari Samyutta Nikaya, Sang Buddha waktu itu berdiam di Savatthi dan memberikan perumpamaan sebagai berikut :Sang Bhagava mengambil sedikit tanah dengan kuku jari-Nya, lalu Sang Bhagava berkata; : Para bhikkhu, bagaimana pendapatmu, mana yang lebih banyak, tanah yang ada di kuku jari saya ini atau tanah yang ada di bumi ini ? Tanah yang ada di bumi inilah yang lebih banyak , bhante. Sedangkan tanah yang ada di kuku Sang Bhagava jauh lebih sedikit dan tidak ada artinya. Tanah yang ada di bumi ini jauh lebih banyak , tidak dapat dihitung, tidak layak dibandingkan."

"Demikian juga para bhikkhu, mahluk-mahluk yang terlahir kembali sebagai manusia sangatlah sedikit jumlahnya. Sedangkan mahluk-mahluk yang teralhir sebagai bukan manusia jauh lebih banyak. Oleh karena itu para bhikkhu, kalian seharusnya melatih diri demikian; kami akan berdiam dan berlatih dengan rajin, demikianlah seharusnya kalian melatih diri."

Page 4: Buddha

Sang Buddha dengan terang dan jelas mengajak kita merenungkan hal ini bahwa kesempatan terlahir sebagai manusia sangatlah sulit, oleh karena itu janganlah kita menyia-nyiakan kehidupan kita sebagai manusia dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat dan merugikan mahluk lain maupun diri sendiri.

Dalam Sangiti Sutta yang terdapat dalam Digha Nikaya, Sang Buddha menjelaskan ada sembilan waktu atau kondisi yang tidak menguntungkan untuk menjalani kehidupan suci (akkhana asamaya brahmacariyavasaya) yaitu :

1. Terlahir di alam nerakaJika kita berada di alam neraka, maka kesempatan untuk bertemu Dhamma tertutup bagi kita. Karena mahluk yang hidup di alam neraka mengalami penderitaan sehingga tidaklah mungkin untuk memikirkan Dhamma.

2. Terlahir di alam binatangTerlahir menjadi binatang tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan kebajikan atau kejahatan. Binatang memiliki hasrat untuk menikmati kesenangan indrawi serta berkembang biak. Walaupun ada binatang yang pandai dan baik, tetapi tidaklah bisa mengerti Dhamma.

3. Terlahir di alam petaSeperti kita ketahui bahwa alam peta merupakan alam kehidupan yang dipenuhi kesengsaraan karena kelaparan, kehausan, dan kekurangan. Apabila terlahir di alam peta kelaparan, kehausan, dan kekurangan maka sulit baginya untuk mengerti Dhamma karena hanya memikirkan perutnya saja.

4. Terlahir di alam asuraDi alam asura memiliki kemiripan dengan alam peta yaitu memiliki kehidupan yang merana dan serba kekurangan , sehingga membuat batin tidak ceria.

5. Terlahir di alam para dewa yang berumur panjang atau alam brahmaJika kita terlahir di alam brahma yang memiliki usia kehidupan panjang sehingga melewatkan kesempatan bertemu Dhamma Sang Buddha.

6. Terlahir di wilayah perbatasan di tengah-tengah suku tidka beradab yang bodoh, yang tidka dapat dikunjungi oleh para bhikkhu dan bhikkhuni maupun upasaka dan upasika.Jika kita terlahir di suatu daerah atau tempat seperti ini, mak atidka ada ajaran dan kondisinya tidak memungkinkan untuk mendengarkan ajaran kebenaran.

7. Terlahir sebagai manusia tetapi memiliki pandangan salah dan pengertian yang menyimpang.Terlahir dengan pandangan tidak ada buah atau akibat dari perbuatan-perbuatan baik atau buruk.

Page 5: Buddha

8. Terlahir sebagai manusia tetapi tidak memiliki kebijaksanaan, bodoh, dan tidak mengethaui apakah hal yang telah dijelaskan itu benar atau salah.

9. Terlahir di jaman tidak ada Buddha (Buddhasunnakappa)Jika terlahir di jaman tidak ada Buddha yang muncul, maka tidak ada Dhamma.

Terlahir sebagai manusia yang sudah bertemu ajaran kebenaran atau Dhamma Sang Buddha adalah kesempatan yang sangat sulit. Oleh sebab itu, marilah kita gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Apabila kita terlahir di sembilan kondiis yang tidak menguntungkan, maka kita akan sulit untuk punya kesempatan bertemu Dhamma. Semoga kita terus mempraktikkan Dhamma.

Manusia tidak hanya di bumi ini sajaAdanya banyak matahari, bumi dan adanya manusia selain manusia di bumi kita ini. Hal

ini disebutkan oleh Sang Buddha seperti yang terdapat dalam Ananda Vagga, Anguttara Nikaya. Untuk jelasnya pernyataan tersebut, ikutilah uraian dibawah ini.

Pada suatu ketika, Bhikkhu Ananda pergi menemui Sang Bhagava. Ketika bertemu ia menghormat Sang Bhagava, lalu duduk disamping. Setelah duduk ia berkata kepada Sang Bhagava sebagai berikut : “Bhante, Saya sendiri mendengar dari Sang Bhagava, di depan Sang Bhagava saya menerima kata – kata ini. “Ananda, Murid Buddha Sikki bernama Abhibhu berada dialam Brahma ( Brahma Loka ) dan ia dapat menyebabkan suaranya didengar sampai sejauh seribu tata surya yang lain. Bhante, berapa jauh seribu tata surya yang lain? Bhante, berapa jauh seorang arahat sammasambuddha dapat memperdengarkan suaranya?” “Ananda, Abhibhu masih seorang murid, Suara Tathagata adalah tidak terukur jangkauannya.”Untuk kedua kali dan sampai ketiga kalinya, Ananda menanyakan hal tersebut, Maka Sang Bhagava menjawab :“Ananda, apakah kau pernah mendengar tentang seribu Culanika loka dhatu ( tata surya kecil ) ?”“Sekarang saatnya Bhagava, sekarang saatnya Sugata, bagi Sang Buddha berkata. Para Bhikkhu akan memperhatikan dengan sungguh – sungguh apa yang Sang Bhagava sabdakan”“Maka dengarkanlah Ananda, perhatikanlah, Saya akan bicara.”“Ya, Bhante, jawab Ananda”

Kemudian Sang Bhagava bersabda :“Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis orbitnya, dan sejauh pancaran

sinar matahari dan bulan di angkasa, sejauh itulah luas seribu tata surya. Didalam seribu tata surya terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu gunung sineru, seribu jambudipa, seribu Apara yojana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavidehana, empat ribu maha samudera, empat ribu maha raja, seribu Catummaharajika, seribu Tavatimsa, seribu Yamma, seribu Tusita, seribu Nimmanarati,seribu Parinimmita vassavati, dan seribu alam Brahma. Inilah Ananda, yang dianamakan seribu tata surya kecil ( Sahasi culanika lokadhatu ). Ananda seribu kali Sahasi

Page 6: Buddha

culanika lokadhatu dinamakan Dvisahassa majjhimanika lokadhatu, Ananda seribu kali Dvisahassa majjhimanika lokadhatu dinamakan Tisahassi Mahasahassi lokadhatu. Ananda, bilamana Sang Tathagata mau, maka ia dapat memperdengarkan suaraNya sampai terdengar di Tisahassi Mahasahassi lokadhatu ataupun melebihi itu lagi.”“Bhante, bagaimana hal itu terjadi ?”“Ananda, dalam hal ini Sang Tathagata diliputi cahaya Tisahassi Mahasahassi lokadhatu. Bila makhluk – makhluk di tata surya itu melihat cahaya ini, maka Sang Tathagata akan berkata – kata dan suaranya dapat didengar mereka. Demikianlah hal ini terjadi.”Setelah mendengar hal ini, Bhikkhu Ananda berkata kepada Bhikkhu Udayi. “ Suatu keuntungan bagiku, pendapatan yang baik sekali bagiku karena guruku memiliki kekuatan dan kemampuan yang hebat sekali.

Lalu Bhikkhu Udayi berkata kepada Bhikkhu Ananda : “ Avuso, Ananda, apakah manfaatnya bagimu, walaupn gurumu memiliki kekuatan dan kemampuan yang hebat seperti itu ?”

Mendengar kata – kata ini, Sang Bhagava berkata kepada Bhikkhu Udayi. “ Janganlah berkata begitu Udayi, janganlah berkata begitu !” Andaikata Ananda meninggal tanpa mencapai kebebasan, tapi dengan keyakinan teguh ini ia akan tujuh kali menguasai para dewata, tujuh kali ia akan menjadi maharaja jambudipa ini, Tetapi Udayi, pada kehidupan ini Ananda akan mencapai parinibbana. ( Ananda Vagga, Angutara Nikaya ).

(https://whitelotuzz.wordpress.com/2008/07/24/ananda-vagga-anguttara-nikaya/)

Kicho Manussa Ti Pati Labho, Sungguh Sulit Terlahir Sebagai Manusia

Di Indonesia jumlah manusia yang ada ± 250 juta orang, sedangkan di dunia jumlah manusia yang ada ± 6 Milyar orang. Apabila menilik angka ini, kita pasti berpikir bahwa jumlah manusia yang ada di bumi ini sungguhlah banyak. Memang jumlah ini banyak, tetapi jumlah manusia masih kalah banyak jumlahnya dibandingkan jumlah makhluk hidup yang terlahir di alam kehidupan yang lain.

Hal ini telah diterangkan oleh Buddha dalam sutta seujung kaki. Dalam sutta seujung kaki sang Buddha bertanya pada muridnya.., “Oh para bhikkhu menurut kalian lebih banyak mana debu yang ada di ujung kakiku atau debu yang ada di dunia ini?.” Muridnya menjawab, “Tentu saja lebih banyak debu yang ada di dunia.” Sang Buddha lalu berkata, “Oh para bhikkhu, begitu pula dengan makhluk yang terlahir di alam manusia lebih sedikit seperti debu yang ada di ujung kakiku dan begitu banyak makhluk yang terlahir di alam bukan manusia sama seperti debu yang ada begitu banyak di dunia ini.”

Kita terlahir di alam manusia berarti kita sedang memetik karma baik yang sudah kita tanam. Janganlah terlena karena kondisi yang baik ini. Kita haruslah selalu memperbanyak melakukan karma baik, karena karma baik inilah yang akan menjadi pelindung bagi kita. Kebajikan yang kita lakukan sebaiknya terus-menerus, sepanjang hidup kita. Hal ini sesuai

Page 7: Buddha

dengan bunyi dhammapada gatha 53 yang brbunyi: “Seperti rangkaian bunga yang terdiri dari kumpulan bunga-bungaan, begitulah hendaknya kebajikan-kebajikan dilakukan orang sepanjang hidupnya.”

Sebenarnya terlahir sebagai manusia kesempatan kita untuk berbuat lebih banyak kebajikan lebih banyak dibandingkan jika kita terlahir di alam kehidupan yang lain. Para Dewa saja jika ingin melakukan kebajikan turun ke bumi untuk dapat berbuat bajik kepada manusia. Dahulu di jaman Buddha pernah ada seorang Raja Sakha turun ke bumi hanya agar dapat berdana untuk Maha Kassapa.

Para Dewa ingin berbuat bajik karena mereka tahu bahwa mereka terlahir sebagai Dewa karena adanya simpanan karma baik. Saat ini mereka sedang memetik buah dari karma baik yang telah mereka lakukan. Jika mereka tidak melakukan perbuatan baik lagi (hanya selalu menikmati hasil karma baik yang lalu) maka lama kelamaan simpanan karma baiknya akan habis. Berbuat kebajikan terus menerus dapat memungkinkan dirinya jika meninggal nanti terlahir dialam yang lebih baik.

Seorang Dewa yang akan meninggal mempunya lima tanda. Lima tanda kelapukan yeng menandakan Dewa akan lenyap adalah sebagai berikut: Bunganya layu, pakaiannya kotor, Badannya berkeringat, Auranya/sinar tubuhnya memudar, dan dia sudah tidak bahagia lagi di singgasananya.

Manusia sebagai makhluk (puggala)

Puggala mempunyai pengertian sebagai mahluk. Menurut unsur pembentuknya suatu mahluk atau puggala itu terdiri atas nama atau batin dan rupa atau jasmani.Puggala atau makhluk itu pasti dilahirkan oleh Janaka Kamma dan kehidupannya diatur oleh Kamma Niyama atau hukum karma. Puggala atau makhluk itu berdiam di dalam tiga pujuh satu alam kehidupan.

31 ALAM KEHIDUPAN ( BHUMI 31 )

Menurut pandangan agama Buddha, ada 31 alam kehidupan dan Nibbana berada diluar 31 alam kehidupan itu. Makhluk-makhluk yang berdiam di 31 alam kehidupan ini masih mengalami kelahiran, penderitaan, dan kematian. Begitu juga dengan 31 alam kehidupan tersebut, semuanya tidaklah kekal. Alam-alam kehidupan ini terbagi menjadi 3 kelompok besar yaitu :

1. Kama-bhumi 112. Rupa-bhumi 163. Arupa-bhumi 4

Sedangkan Nibbana itu terbebas dari kelahiran dan kematian, terbebas dari derita, kekal, ada dan tidak berubah.

Page 8: Buddha

Seseorang yang belum menjadi arahat, setelah meninggal dunia, akan dilahirkan dalam salah satu alam dari 31 alam kehidupan sesuai dengan karmanya.

1. Kama-bhumi 11

Kama-bhumi 11 adalah 11 alam kehidupan di mana makhluk-makhluknya masing senang nafsu indera dan terikat dengan panca indera.Alam-alam ini terbagi menjadi 2 kelompok:

A. Apaya-bhumi 4.B. Kamasugati-bhumi 7.

A. Apaya-bhumi 4Apaya-bhumi 4 adalah 4 alam kehidupan yang menyedihkan.Alam-alam ini terdiri dari :a. Niraya-bhumi adalah alam neraka.b. Tiracchana-bhumi adalah alam binatang.c. Peta-bhumi adalah alam setan.d. Asurakaya-bhumi adalah alam raksasa asura.

B. Kamasugati-bhumi 7Kamasugati-bhumi 7 adalah 7 alam kehidupan yang didominasi oleh kesenangan indera.Alam-alam ini terdiri dari :a. Manussa-bhumi adalah alam manusia.b. Catummaharajika-bhumi adalah alam empat dewa raja.c. Tavatimsa-bhumi adalah alam tiga puluh tiga dewa.d. Yama-bhumi adalah alam dewa yama.e. Tusita-bhumi adalah alam kenikmatan.f. Nimmanarati-bhumi adalah alam dewa yang menikmati ciptaannya.g. Paranimmitavasavatti-bhumi adalah alam dewa yang membantu menyempurnakan

ciptaan dari dewa-dewa lainnya.

A1. Niraya-bhumiSuatu alam disebut niraya-bhumi ( alam neraka ), karena di alam ini tidak terdapat kesenangan dan kebahagian. Niraya-bhumi terbagi menjadi beberapa kelompok alam, diantaranya ada yang disebut kelompok maha-naraka 8, yaitu :1. Sanjiva-naraka.2. Kalasutta-naraka.3. Sanghata-naraka.4. Roruva-naraka.5. Maharoruva-naraka.6. Tapana-naraka.7. Mahatapana-naraka.

Page 9: Buddha

8. Avici-naraka ( Devadatta berdiam di alam ini ).

Perbuatan yang dapat mengakibatkan kelahiran di alam neraka yaitu :1. Suka mencelakakan atau membunuh bhikkhu, samanera dan umat Buddha yang

taat pada agama, atau bekerja sebagai algojo.2. Dengan kekuasaannya memeras, menganiaya, dan membunuh makluk hidupnya.3. Suka korupsi, mencari keuntungan berupa uang yang bertentangan dengan

kebenaran, menyelewengkan uang untuk penyebaran agama, menyelewengkan ajaran agama, mencuri harta benda kepunyaan orang tua, guru, sangha dan lain-lain.

4. Dengan sengaja membakar kota, rumah, tempat ibadah, rumah sakit, kantor, dan merusak candi-candi.

5. Anti agama, tidak percaya dengan hukum karma, tumimbal-lahir, dan kebenaran yang lain.

6. Membunuh orang tua dan arahat, melukai Sang Buddha, dan memecah-belah sangha.

7. Mengugurkan kandungan, misalnya telah mengandung sebulan lalu digugurkan. Mereka yang melaksanakan KB tidak dilahirkan di alam neraka setelah kematiannya.

8. Suka berzina, suka mengadakan hubungan sex dengan suami atau istri orang lain, suka memecah-belah kerukunan suami-istri orang lain, atau merebut suami/istri orang lain untuk dijadikan teman hidup.

Pembagian perbuatan yang tidak baik, buruk , jahat dalam alam neraka :1. Membunuh manusia : terlahir di alam sanjiva-naraka dan kalasutta-naraka.2. Membunuh binatang : terlahir di alam sanghata-naraka dan roruva-naraka.3. Mencuri : terlahir di alam maharoruva-naraka.4. Membakar kota : terlahir di alam tapana-naraka.5. Mempunyai pandangan-salah : terlahir di alam mahatapana-naraka.6. Lima perbuatan durhaka : terlahir di alam avici-naraka.

A2. Tiracchana-bhumi

Suatu alam disebut tiracchana-bhumi ( alam binatang ), karena makhluk-makhluk yang diam di alam ini tidak mempunyai tempat yang khusus. Alam binatang termasuk ke dalam alam yang menyedihkan karena penderitaan di alam ini jauh melebihi kebahagiannya.Selain itu karena alam ini tidak menyediakan kondisi yang cocok untuk melakukan perbuatan berjasa. Makhluk binatang ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Kelompok makhluk binatang yang dapat dilihat dengan mata biasa.2. Kelompok makhluk binatang yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

Page 10: Buddha

Makhluk binatang juga dikelompokan berdasarkan jumlah kakinya menjadi 4, yaitu :

1. Apadatiracchana : kelompok makhluk binatang yang tidak mempunyai kaki, seperti ular, ikan, cacing, dll.

2. Dvipadatiracchana : kelompok makhluk binatang yang mempunyai dua kaki, seperti ayam, bebek, burung, dll.

3. Catupadatiracchana : kelompok makhluk binatang yang mempunyai empat kaki, seperti kerbau, kuda, singa, dll.

4. Bahupadatiracchana : kelompok makhluk binatang yang mempunyai banyak kaki seperti ulat bulu, lipan, dll.

A3. Peta-bhumi

Suatu alam disebut peta-bhumi ( alam setan ), karena makhluk yang diam di alam ini jauh dari kesenangan dan kebahagiaan. Makhluk setan tidak punya alam sendiri, mereka tinggal di alam manusia seperti di hutan, pekuburan, dan lainnya.Makhluk setan ini terbagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya terdapat kelompok-kelompok setan yang disebut PETA 4, PETA 12, dan PETA 21, sebagaimana tertulis dibawah ini :

PETA 4 ( terdapat dalam kitab petavatthu-atthakatha ).

1. Paradattupajivika-peta : setan yang memelihara hidupnya dengan memakan makanan yang disuguhkan orang dalam upacara sembahyang.

2. Khupapipasika-peta ; setan yang selalu lapar dan haus.3. Nijjhamatanhika-peta : setan yang selalu kepanasan.4. Kalakancika-peta : setan sejenis asura atau nama asura yang menjadi setan.

Penjelasan :

Hanya paradattupajivika-peta saja yang dapat menerima makanan yang diberikan orang dalam upacara sembahyang. Tiga setan lainnya tidak dapat menerima makanan yang diberikan orang dalam upacara sembahyang. Para Bodhisattva jika terlahir menjadi setan, akan menjadi paradattupajivika-peta, dan tidak akan menjadi setan lainnya.

PETA 12 ( terdapat dalam kitab gambhilokapannatti ).

1. Vantasa-peta : setan yang memakan air ludah, dahak, dan muntah.2. Kunapasa-peta : setan yang memakan mayat manusia dan binatang.3. Guthakhadaka-peta : setan yang memakan berbagai macam kotoran.4. Aggijalamukha-peta : setan yang dimulutnya selalu ada api.5. Sucimuja-peta : setan yang mulutnya sekecil lobang jarum.

Page 11: Buddha

6. Tanhattita-peta : setan yang dikendalikan tanha ( nafsu ) sehingga selalu lapar dan haus.

7. Sunijjhamaka-peta : setan yang bertubuh hitam seperti arang.8. Suttanga-peta : setan yang mempunyai kuku, tangan dan kaki yang panjang dan

setajam pisau.9. Pabbatanga-peta : setan yang bertubuh setinggi gunung.10. Ajagaranga-peta : setan yang bertubuh seperti ular.11. Vemanika-peta : setan yang menderita di waktu siang, dan senang di waktu

malam dalam kayangan.12. Mahidadhika-peta : setan yang mempunyai kekuatan ilmu gaib.

PETA 21 ( terdapat dalam kitab suci vinaya dan Lakhanasanyutta ).

1. Atthisankhasika-peta : setan yang mempunyai tulang bersambung tetapi tidak mempunyai daging.

2. Mansapesika-peta : setan yang mempunyai daging terpecah-pecah tetapi tidak mempunyai tulang.

3. Mansapinada-peta : setan yang dagingnya berkeping-keping.4. Nicachaviparisa-peta : setan yang tidak mempunyai kulit.5. Asiloma-peta : setan yang berbulu tajam.6. Sattiloma-peta : setan yang berbulu seperti tombak.7. Usuloma-peta : setan yang berbulu panjang seperti anak panah.8. Suciloma-peta : setan yang berbulu seperti jarum.9. Dutiyasuciloma-peta : setan yang berbulu seperti jarum jenis kedua, lebih halus.10. Kumabhanda-peta : setan yang mempunyai buah kemaluan yang sangat besar.11. Guthakupanimugga-peta : setan yang bergelimangan dengan kotoran.12. Guthakhadaka-peta : setan yang makan kotoran.13. Nicachavitaka-peta : setan wanita yang tidak mempunyai kulit.14. Dugagandha-peta : setan yang berbau sangat busuk.15. Ogilini-peta : setan yang badannya seperti bara api.16. Asisa-peta : setan yang tidak mempunyai kepala.17. Bhikkhu-peta : setan yang berbadan seperti bhikkhu.18. Bhikkhuni-peta : setan yang berbadan seperti bhikkhuni.19. Sikkhamana-peta : setan yang berbadan seperti pelajar wanita atau calon

bhikkhuni.20. Samanera-peta : setan yang berbadan seperti samanera.21. Samaneri-peta : setan yang berbadab seperti samaneri.

A4. Asurakaya-bhumi

Page 12: Buddha

Suatu alam di sebut asurakaya-bhumi ( alam raksasa asura ), karena makhluk yang tinggal di alam ini jauh dari kemulian, kebebasan, dan kesenangan.Pembagian makhluk yang disebut asura yaitu :

1. Dewa-asura : kelompok dewa yang disebut asura.2. Peta-asura : kelompok setan yang disebut asura.3. Niraya-asura : kelompok makhluk neraka yang disebut asura.

Penjelasan :

1. Mereka yang kadar keserakahannya ( lobha ) tinggi akan dilahirkan di alam setan atau alam asurakaya setelah kematiannya. Ada pernyataan dalam bahasa Pali berbunyi sebagai berikut :

YEBHUYYAYENA HI SATTA TANHAYA PETTIVISAYAM UPPAJJANTI.Artinya : Semua makhluk sebagian besar akan dilahirkan menjadi setan ( peta ) dan raksasa asura ( asurakaya ) dengan kekuatan keserakahan ( lobha ).

2. Mereka yang kadar kebenciannya tinggi ( dosa ) akan dilahirkan di alam neraka setelah kematiannya. Ada pernyataan dalam bahasa Pali berbunyi sebagai berikut : DOSENA HI CANDAJATATAYA DOSASADISAM NIRAYAM UPPAJJANTI.Artinya : Semua makhluk dilahirkan di alam neraka ( niraya ) dengan kekuatan ( dosa ).

3. Mereka yang banyak kadar kebodohannya tinggi ( moha ) akan dilahirkan di alam binatang setelah kematiannya. Ada pernyataan dalam bahasa Pali berbunyi sebagai berikut :MOHENA HI NICCASAMMULAHAM TIRACCHANAYONIYAM UPPAJJANTI.Artinya : Semua makhluk dilahirkan di alam binatang ( tiracchana ) dengan kekuatan ( moha ).

B1. Manussa-bhumi

Suatu alam di sebut alam manusia ( manussa-bhumi ), karena makhluk yang disebut manusia ini :

1. Mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.2. Mengetahui yang berguna dan yang tidak berguna.3. Mengetahui yang berfaedah dan yang tidak berfaedah, dan lain-lain.

Pikiran makhluk manusia sangat tajam sehingga bisa melakukan hal yang baik ataupun hal yang buruk yang luar biasa. Manusia mampu mengembangkan tingkat ke-Buddha-an dan juga melakukan perbuatan durhaka. Di alam ini manusia bisa

Page 13: Buddha

merasakan kesenangan dan penderitaan, tetapi karena alam ini menawarkan kesempatan untuk memperoleh nibbana, maka alam ini dikategorikan sebagai alam bahagia ( sugati-bhumi ).

B2. Catummaharajika-bhumi

Alam ini disebut catummaharajika-bhumi ( alam empat raja dewa ), karena di alam tersebut berdiam empat raja dewa yang bernama :

1. Dava-dhatarattha : raja dewa yang memimpin bagian / arah timur, memimpin para gandhabba ( dewa musisi ).

2. Dava-virulhaka : raja dewa yang memimpin bagian / arah selatan, memimpin para kumbhanda ( penjaga hutan, gunung, dan harta karun yang tersembunyi ).

3. Dava-virupakkha : raja dewa yang memimpin bagian / arah barat, memimpin para naga ( makhluk setengah dewa yang berbentuk naga ).

4. Dava-vessavana : raja dewa yang memimpin bagian / arah utara, memimpin para yakkha ( makhluk halus ).

Catummaharajika-bhumi juga sering dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Bhumamattha-devata : para dewa yang diam di atas tanah. Seperti gunung, sungai, laut, rumah, cetiya, vihara dan lain-lain.

2. Rukakhattha-devata : para dewa yang diam di atas pohon. Dewa ini dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok dewa yang mempunyai kayangan di atas pohon, dan kelompok dewa yang tidak mempunyai kayangan di atas pohon.

3. Akasattha-devata : para dewa yang diam di angkasa. Seperti di bulan, bintang, dan planet lainnya.

B3. Tavatimsa-bhumi

Alam ini disebut tavatimsa-bhumi ( alam tiga puluh tiga dewa ) karena dahulu kala ada sekelompok pria yang berjumlah 33 orang selalu bekerja sama dalam berbuat kebaikan, seperti bersama-sama membantu fakir miskin, membangun vihara, dan lain-lain.Sewaktu mereka meninggal dunia semuanya terlahir dalam satu alam, yang disebut alam tiga puluh tiga dewa ( tavatimsa-bhumi ). Pemimpin alam ini adalah Sakka, yang juga dikenal sebagai Indra, yang berdiam di istana vejayanta di ibukota kerajaan yang bernama Sudassana.

B4. Yama-bhumi

Page 14: Buddha

Alam ini disebut yama-bhumi ( alam dewa yama ), karena para dewa yang berdiam di alam ini terbebas dari kesulitan, yang ada hanya kesenangan. Pemimpin alam ini adalah raja dewa Suyama.

B5. Tusita-bhumi

Alam ini disebut tusita-bhumi ( alam penuh kebahagian ), karena para dewa yang berdiam di alam ini terbebas dari kepanasan hati, yang ada hanya kesenangan dan kenikmatan. Alam ini adalah alam tempat tinggal para Bodhisatta sebelum menjadi Sammasambuddham.

B6. Nimmanarati-bhumi

Alam ini disebut nimmanarati-bhumi ( alam dewa yang menikmati ciptaannya ), karena para dewa yang berdiam di alam ini menikmati kesenangan dari obyek panca indera hasil ciptaan pikirannya.

B7. Paranimmitavasavatti-bhumi

Alam ini disebut paranimmitavasavatti-bhumi (alam dewa yang membantu menyempurnakan ciptaan dari dewa-dewa lainnya).

Para dewa yang diam di alam ini, selain menikmati kesenangan panca indera, juga mampu membantu menyempurnakan ciptaan dewa-dewa lainnya.

Berdasarkan kitab vibhanga, umur dewa catummaharajika adalah 500 tahun. 1 (satu) hari di alam dewa catummaharajika sama dengan 50 ( lima puluh ) tahun manusia.Bila 1 bulan sama dengan 30 hari dan 1 tahun sama dengan 12 bulan, maka umur makhluk dewa catummaharajika adalah 9 juta tahun manusia.

Perbedaan alam manusia dengan alam dewa

Di alam dewa, ariya-puggala ( makhluk suci ) lebih banyak dari alam manusia, dan juga perkembangan Buddha Dhamma di sana lebih maju dari alam manusia, karena pada jaman Yang Maha Sempurna Buddha Gotama banyak umat Buddha dan anggota sangha setelah mendengar khotbah langsung dari YMS Buddha Gotama mencapai tingkat-tingkat kesucian seperti sotapanna dan sakadagami. Setelah meninggal dunia sebagian besar dilahirkan di ke-6 tingkat alam dewa itu.

Bila para dewa mempunyai kesempatan untuk mendengar dan melaksanakan dhamma dan vinaya, mereka dapat mencapai tingkat-tingkat kesucian seperti sotapanna, dan yang lainnya relatif lebih mudah dibandingkan dengan alam manusia. Oleh sebab itu, di alam dewa, ariya-puggala lebih banyak, perkembangan Buddha dhamma lebih maju, dan ada beberapa segi kehidupan yang lebih baik dari alam

Page 15: Buddha

manusia.Alam manusia mempunyai keistimewaan yang tidak terdapat di alam dewa. Di alam manusia ada sangha ( persaudaraan bhikkhu ), ada yang mengajar dan belajar Tripitaka.Sedangkan, di alam dewa tidak ada sangha, dan tidak ada yang mengajar Tripitaka. Para Bodhisatta yang ingin meneruskan paramita 10 ( 10 macam kesempurnaan ) hingga dapat mencapai tingkat Buddha sebagian besar lahir di alam manusia.

2. Rupa-bhumi 16

Rupa-bhumi 16 adalah 16 alam kehidupan tempat tinggal para rupa-brahma ( makhluk yang mempunyai rupa-jhana ). Makhluk yang memiliki rupa-jhana akan terlahir di salah satu alam ini bila sesaat sebelum kematiannya masih memiliki kekuatan jhana-nya. Alam rupa-brahma jhana 1 sampai jhana 3 terbagi berdasarkan kadar kekuatan jhana-nya ( lemah, sedang, dan kuat ). Alam rupa-brahma ini terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu :

A. Pathamajjhana Bhumi 3 : 3 alam kehidupan jhana pertama.

a. Brahma parisajja-bhumi : alam para pengikut brahma.b. Brahma purohita-bhumi : alam para menterinya brahma.c. Maha brahma-bhumi : alam brahma yang besar.

B. Dutiyajjhana Bhumi 3 : 3 alam kehidupan jhana kedua.

a. Brahma parittabha-bhumi : alam para brahma yang kemilau cahayanya kecil.b. Brahma appamanabha-bhumi : alam para brahma yang kemilau cahayanya tak

terbatas.c. Brahma abhassara-bhumi : alam para brahma yang kemilau cahayanya gemerlapan.

C. Tatiyajjhana Bhumi 3 : 3 alam kehidupan jhana ketiga.

a. Brahma parittasubha-bhumi : alam para brahma yang auranya kecil.b. Brahma appamanasubha-bhumi : alam para brahma yang auranya tak terbatas.c. Brahma subhakinha-bhumi : alam para brahma yang auranya penuh dan tetap.

D. Catutthajjhana Bhumi 7 : 7 alam kehidupan jhana keempat.

a. Brahma vehapphala-bhumi : alam para brahma yang besar pahalanya.b. Brahma asannasatta-bhumi : alam para brahma yang tidak mempunyai kesadaran

( hanya jasmani, tidak punya batin ) Selanjutnya, alam-alam dari jhana keempat ini di namai alam suddhavassa 5. 5 alam kediaman yang murni, alam kehidupan khusus untuk para anagami.

c. Brahma aviha-bhumi : alam para brahma yang tahan lama.d. Brahma atappa-bhumi : alam para brahma yang tentram.e. Brahma sudassa-bhumi : alam para brahma yang indah.f. Brahma sudassi-bhumi : alam para brahma yang berpandangan terang.g. Brahma akanittha-bhumi : alam para brahma yang luhur.

Page 16: Buddha

Penjelasan :

Anagami yang akan lahir di alam suddhavasa, adalah beliau yang mempunyai pancamajjhana-kusala dan 5 indriya yang kuat yaitu :

1. Beliau yang kuat dalam keyakinan ( saddindriya ), lahir di alam aviha-bhumi.2. Beliau yang kuat dalam usaha ( viriyindriya ), lahir di atappa-bhumi.3. Beliau yang kuat dalam kesadaran ( satindriya ), lahir di sudassa-bhumi.4. Beliau yang kuat dalam konsentrasi ( samadhindriya ), lahir di sudassi-bhumi.5. Beliau yang kuat dalam kebijaksanaan ( pannindriya ), lahir di akanittha-bhumi.

Anagami yang tidak mempunyai pancamajjhana-kusala tidak akan terlahir di alam suddhavasa 5. Beliau akan terlahir pada salah satu alam rupa-bhumi, karena walaupun beliau tidak memiliki jhana, sewaktu akan meninggal dunia, “ maggasiddhi-jhana “ muncul inilah para anagami dilahirkan pada salah satu alam rupa-bhumi (tidak termasuk alam suddhavasa)

3. Arupa-bhumi 4

Arupa-bhumi 4 adalah 4 alam kehidupan tempat tinggal para arupa-brahma ( makhluk yang mempunyai arupa-jhana ).

1. Akasanancayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kesadaran ruangan yang tanpa batas.2. Vinnanancayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas.3. Akincannayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi kekosongan.4. Nevasannanasannayatana-bhumi : Keadaan dari konsepsi bukan pencerapan pun bukan

tidak pencerapan.

Penjelasan :

1. Rupa-brahma berarti brahma bermateri, yaitu brahma yang mempunyai pancakkhanda ( lima kelompok kehidupan ).

2. Arupa-brahma berarti brahma tak bermateri, yaitu brahma yang hanya mempunyai namakkhandha ( kelompok batin : vedanakkhandha, sannakkhandha, sankharakkhandha, dan vinnanakkhandha ), tidak mempunyai rupakkhandha ( kelompok jasmani/materi ).

3. Dalam rupa-bhumi 16, ada alam yang bernama “ asannasatta-bhumi “ ( lihat No. 2, bagian 3-4 catuttha jhana bhumi 7, dalam rupa-bhumi 16 ). Brahma asannasatta ini hanya mempunyai jasmani ( rupa ), tidak mempunyai batin ( nama ).

PERLU DIKETAHUI :

Dalam 31 alam kehidupan, sesuai dengan jalannya hukum karma, kita pernah dilahirkan pada 26 alam kehidupan ( tidak termasuk alam suddhavasa 5 ), karena alam suddhavasa khusus untuk anagami. Anagami yang berada di alam suddhavasa tidak akan dilahirkan

Page 17: Buddha

lagi pada alam-alam kehidupan yang lain, mereka akan menjadi arahat di alam suddhavasa 5.

Malaikat dalam Agama Buddha. Menurut kamus umum bahasa Indonesia ( Ejaan Baru ) oleh WJS Poerwadarminta halaman 626, malaikat berarti orang halus ( roh ) di surga. Yang Maha Sempurna Buddha Gotama juga pernah mengajarkan tentang orang halus di surga, yang disebut dewa.

Apaya-bhumi 4 ditambah dengan kamasugati-bhumi 7 disebut kama-bhumi 11. Rupa-bhumi 16 ditambah dengan arupa-bhumi 4 disebut brahma-bhumi 20. Kamasugati-bhumi 7 ditambah dengan brahma-bhumi 20 disebut sugati-bhumi 27. Sugati-bhumi 27 ditambah dengan apaya-bhumi atau dugati-ahetuka-bhumi 4 disebut bhumi 31, atau disebut 31 alam kehidupan.

Sumber : http://bluelotus4happiness.blogspot.co.id/2009/12/31-alam-kehidupan-bhumi-31.html

Jenis-jenis makhluk (Puggala)Puggala atau makhluk itu berdasarkan jumlahnya terdapat dua belas jenis puggala atau

makhluk. Dua belas jenis makhluk dikelompokkan lagi menjadi dua jenis. Kelompok pertama adalah Puthujjana, yaitu makhluk-makhluk yang belum mencapai tingkat-tingkat kesucian. Sedangkan, kelompok kedua adalah Ariya Puggala atau makhluk-makhluk yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian.

PuthujjanaPuthujjana merupakan salah satu kelompok puggala yang terdiri atas makhluk-makhluk

yang belum mencapai tingkat-tingkat kesucian, mulai dari Sotapatti magga sarnpai dengan Arahatta phala. Makhluk Puthujjana terdiri atas empat jenis, yaitu

1. Duggati Puthujjana atau Duggati Ahetuka Puggala.Duggati Puthujjana atau Duggati Ahetuka Puggala merupakan makhluk yang berdiam di Duggati Bhumi atau Apaya Bhumi (alam yang menyedihkan). Mereka hidup amat menderita di Duggati Bhumi ini. Keadaan mereka amat menyedihkan. Setiap hari mereka harus mengalami siksaan terus menerus, sehingga mereka hampir tidak mempunyai waktu dan kesempatan untuk berbuat baik.

2. Sugati Ahetuka Puthujjana atau Sugati Ahetuka Puggala.Sugati Ahetuka Puthujjana atau SugatiAhetuka Puggala merupakan makhluk yang berdiam di alam manusia sebagai manusia yang cacat sejak lahir dan di alam dewa tingkat rendah (Catummaharajika Bhumi).

3. Dvihetuka Puthujjana atau Dvihetuka Puggala.Dvihetuka Puthujjana merupakan makhluk yang berdiam di alam manusia dan di alam-alam dewa. Dvihetuka Puggala berarti makhluk yang teriahir dengan dua sebab. yaitu alobha hetu dan adosahetu

Page 18: Buddha

4. Tihetuka Puthujjana atau Tihetuka Puggala.Tihetuka Puthujjana merupakan makhluk yang berdiam di alam manusia dan dialam-alam dewa. Tihetuka Puggala berarti makhluk yang teriahir dengan tiga sebab.Antara lain alobha hetu, adosa hetu, dan amoha hetu.

Ariya Puggala.Ariya Puggala merupakan salah satu kelompok puggala yang terdiri atas makhluk-makhluk

yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian sebagai hasil dari melaksanakan Vipassana Bhavana. Mereka telah mencapai tingkat-tingkat kesucian, mulai dari Sotapatti magga sampai dengan Arahatta phala. Mereka jauh dan terbebas dari kilesa atau kekotoran batin. Mereka telah berhasil mengikis lobha atau keserakahan, dosa atau kebencian, dan moha atau kebodohan sedikit demi sedikit sampai akhimya lenyapsecara total. Oleh sebab itu,mereka atau Ariya Puggala itu tidak mungkin lagi untuk bertumimbal lahir di Apaya Bhumi atau alam-alam yang menyedihkan.

Ariya Puggala terdiri atas delapan jenis, yaitu :Ø Sotapatti

Mahkluk yang jauh dari kilesa atau kekotoran bathin karena kekuatan vipassana bhavana hingga mencapai sotapatti magga dan phala.

1. Sotapatti Magga, yaitu makhluk yang mencapai ‘jalan masuk’ yang menarik hati, merupa kan orang suci tingkat pertama.

2. Sotapatti Phala, yaitu makhluk yang mempunyai ‘pahala’ yang menarik hati, merupakan orang suci tingkat kedua.

Makhluk untuk dapat mencapai tingkat kesucian ini akan terlahir di Manussa Bhumi , Deva Bhumi dan Arupa Bhumi 10 (tdk termasuk Suddhavasa bhumi dan asaññasatta bhumi

Ø Sakadagami

Mahkluk yang jauh dari kilesa atau kekotoran bathin karena kekuatan vipassana bhavana hingga mencapai Sakadagami magga dan phala.

1. Sakadagami Magga, yaitu makhluk yang mencapai ‘jalan masuk’ dan lahir sekali lagi, merupakan orang suci tingkat ketiga.

2. Sakadagami Phala, yaitu makhluk yang mempunyai ‘pahala’ untuk lahir sekali lagi, meru pakan orang suci tingkat keempat

Makhluk yang dapat mencapai tingkat kesucian ini adalah makhluk yang berdiam di Manussa Bhumi , Deva Bhumi, Rupa bhumi (tdk termasuk asaññasatta bhumi ) dan arupa bhumi. Apabila menjadi Manusia biasa ; akan terlahir di manussa bhumi dan Deva bhumi. Apabila Memiliki Jhana ; akan terlahir Rupa bhumi (tdk trmsk Suddhavasa bhumi dan Asaññasatta bhumi) dan arupa bhumi 4 menurut tingkat jhananya. Apabila menjadi rupa dan arua brahma tidak terlahir lagi di manussa bhumi dan deva bhumi

Page 19: Buddha

Ø Anagami

Mahkluk yang jauh dari kilesa atau kekotoran batin karena kekuatan vipassana bhavana hingga mencapai Anagami magga dan phala1. Anagami Magga, yaitu makhluk yang mencapai ‘jalan masuk’ dan tidak terlahir lagi, me-

rupakan orang suci tingkat kelima.2. Anagami Phala, yaitu makhluk yang mempunyai ‘pahala’ untuk tidak terlahir lagi, meru-

pakan orang suci tingkat keenam.Makhluk yang dapat mencapai tingkat kesucian ini adalah makhluk yang berdiam di Manussa Bhumi , Deva Bhumi, Rupa bhumi (tdk termasuk asaññasatta bhumi ) dan arupa bhumi. Bila menjadi manusia atau dewa bila meniunggal di alamnya akan terlahir di Brahma Bhumi dan tidak lagi bertumimballahir lagi di alam itu sebab seorang anagami sudah melenyapkan raga dan byapada. Apabila mempunyai pancama Jhana terlahir di Suddhavasa bhumi

Ø ArahattaMahkluk yang terbebas dari kilesa atau kekotoran batin karena kekuatan vipassana bhavana hingga mencapai Arahatta magga dan phala1. Arahatta Magga, yaitu mekhluk yang mencapai ‘jalan masuk’ kesucian, merupakan

orang suci tingkat ketujuh.2. Arahatta Phala, yaitu makhluk yang mempunyai ‘pahala’ mencapai kesucian, merupakan

orang suci tingkat kedelapan.Makhluk yang dapat mencapai tingkat kesucian ini adalah makhluk yang berdiam di Manussa Bhumi Deva Bhumi Rupa bhumi (tdk termasuk asaññasatta bhumi ) dan arupa bhumi.

Sumber : http://andisetiyono.blogspot.co.id/2013/02/puggala-dan-bhumi.html

Tanggung Jawab Moral

Tanggung Jawab : keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb)

Moral : baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila (KBBI)

Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya

Page 20: Buddha

bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Kesimpulan yang bisa diambil dar ketiga sumber yang saya kutip kurang lebih sama seperti yang saya simpulkan.

KAP = Kantor Akuntansi Publik.