budaya nias selatan.docx

3
BUDAYA NIAS SELATAN Tentu saja tadisi lompat batu atau hombo batu bukan hal asing lagi bagi orang indonesia, MASIH ingatkan gambar orang melompati batu yang pernah muncul pada pecahan uang Rp1.000? Inilah tradisi lompat batu yang berasal dari Pulau Nias.Selatan Lompat Batu, Tradisi adat nias selatan membuktikan kejantanan seorang lelaki Tradisi adat nias ini sudah sepatutnya dipertahankan, Hombo Batu atau Lompat Batu merupakan ritual adat suku dikepulauan Nias, Sumatera Utara. Dalam ritual ini, setiap laki-laki muda melompati dinding batu setinggi dua meter. Lompat Batu : Pria Sejati Tradisi ini sesungguhnya lahir dari konflik antar suku yang pernah terjadi di Pulau Nias. Saat itu, dinding ditutupi dengan paku dan benda tajam lainnya sehingga para lelaki yang akan bertarung harus memiliki kemampuan untuk melewati tembok tersebut dengan baik. Menjadi prajurit adalah suatu kehormatan besar bagi para pemuda Nias. Dengan menjadi prajurit, mereka akan mendapatkan status sosial yang lebih tinggi di masyarakat. Menjadi prajurit di Nias bukanlah satu hal yang mudah. Tidak hanya harus memiliki fisik yang mumpuni serta dibekali senjata, mereka juga harus mampu melompati dinding yang tingginya bisa mencapai 2,3 meter. Bahkan, mereka tidak boleh menyentuhnya sama

Upload: arlyhidayat

Post on 15-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BUDAYA NIAS SELATANTentu saja tadisi lompat batu atau hombo batu bukan hal asing lagi bagi orang indonesia, MASIH ingatkan gambar orang melompati batu yang pernah muncul pada pecahan uang Rp1.000? Inilah tradisi lompat batu yang berasal dari Pulau Nias.Selatan

Lompat Batu, Tradisi adat nias selatan membuktikan kejantanan seorang lelaki Tradisi adat nias ini sudah sepatutnya dipertahankan, Hombo Batu atau Lompat Batu merupakan ritual adat suku dikepulauan Nias, Sumatera Utara. Dalam ritual ini, setiap laki-laki muda melompati dinding batu setinggi dua meter.Lompat Batu : Pria SejatiTradisi ini sesungguhnya lahir dari konflik antar suku yang pernah terjadi di Pulau Nias. Saat itu, dinding ditutupi dengan paku dan benda tajam lainnya sehingga para lelaki yang akan bertarung harus memiliki kemampuan untuk melewati tembok tersebut dengan baik.Menjadi prajurit adalah suatu kehormatan besar bagi para pemuda Nias. Dengan menjadi prajurit, mereka akan mendapatkan status sosial yang lebih tinggi di masyarakat.Menjadi prajurit di Nias bukanlah satu hal yang mudah. Tidak hanya harus memiliki fisik yang mumpuni serta dibekali senjata, mereka juga harus mampu melompati dinding yang tingginya bisa mencapai 2,3 meter. Bahkan, mereka tidak boleh menyentuhnya samaUntuk membuat sesuatu yang sulit bagi calon prajurit, bagian atas rintangan ditutupi dengan paku dan tongkat bambu tajam. Tak heran, kegiatan ini seringkali mengakibatkan cedera serius bahkan kematian.Setelah periode perang berakhir, lompat batu menjadi ritual di Pulau Nias khusus untuk anak-anak muda. Mereka yang berhasil melompati rintangan dianggap sebagai pria sejati dan akan mendapat perhatian dari gadis-gadis lokal. Hingga saat ini, ritual Hombo Batu masih dipraktekkan. Bahkan, ritual ini menjadi salah satu daya tarik saat turis berkunjung ke Pulau Nias

Batu Megalith yang saat ini masih bisa kita ktemukan didaerah pulau nias. Jika anda penasaran, khususnya bagi yang belum pernah melihat langsung seperti apa batu megalith tersebut, berikut screenshootnya;

Budaya batu megalith /( foto oleh RRI )Kabupaten Nias, sebagai daerah yang memiliki potensi warisan seni dan budaya serta lingkungan alam untuk mampu berkembang untuk sektor kepariwisataan, oleh karena itu Pemerintah Daerah melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata, bertujuan untuk mengolah cagar budaya tersebut agar nilai-nilai universalnya dapat terus dipertahankan dan dilestarikan masyarakat Kabupaten Nias bahkan hingga pada generasi selanjutnya, salahsatunya, melalui peninggalan megalith sebagai warisan budaya prasejarah yang sangat berharga.Drs.Baziduhu Zebua Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Nias mengatakan, untuk tahun 2013, salah satu prioritas program di bidang kebudayaan yakni dengan memperhatikan potensi obyek wisata budaya Batu Megalith yang terletak di Desa Lasara Kecamatan Botomuzoi, Desa Hiliweto dan Lahemo Kecamatan Gido.Ujarnya, megalith berupa arca batu berbentuk manusia dan binatang, rumah batu, batu lesung, serta makam batu tersebut, memang sangat menuntut peranan pemerintah terkait dalam pengelolaan warisan budaya, namun demikian, peran partisipasi masyarakat Kabupaten Nias juga dinilai sangat penting dalam menjaga kelestariannya.Baziduhu Zebua menjelaskan, ada berbagai kepentingan untuk memanfaatkan warisan budaya, diantaranya dengan menilai pentingnya suatu warisan budaya dari segi ilmu pengetahuan untuk pengkajian akademik, maupun mengulik tentang jati diri dan latar kehidupan daerah pada masa lampau, selain itu mengandung unsure estetik maupun untuk kepentingan publik termasuk untuk pendidikan masyarakat, daya tarik wisata, serta keuntungan ekonomis lainnya