bsk print1

Upload: steven-matuali

Post on 04-Mar-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Print

TRANSCRIPT

PENGARUH GROWTH HORMONE DALAM KONDISI PUASA PADA MASSA OTOT PRIA DEWASAPembimbing : Prof. Dr. Wahyuni Lukita Atmodjo, PAK, Ph.DOleh:

Nama: Steven MatualiNIM: 07120110055

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

LIPPO VILLAGE TANGERANG

2013

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakangGrowth hormone yang pada awalnya merupakan kata yang cukup asing bagi. masyarakat awam, namun akhir-akhir ini khususnya di Indonesia growth hormone menjadi kata yang sering terdengar dan tidak asing lagi karena menjadi faktor kunci trobosan muscle bulking/ peningkatan massa otot dan diet/ penurunan massa lemak yang dipopulerkan oleh seorang entertainer di Indonesia.Growth hormone adalah hormone yang dihasilkan oleh sel somatotropees di kelenjar hipofisis anterior di otak. Sekresi dari growth hormone dipengaruhi oleh banyak faktor seperti puasa, olahraga, makanan tinggi protein dan lain-lain, namun growth hormone releasing hormone (GHRH) dan growth hormone inhibiting hormone (GHIH) adalah 2 hormone utama yang mengendalikan sekresi dari growth hormone. Fungsi dari growth hormone sangatlah banyak salah satu yang ingin disampaikan dalam penelitian ini adalah efek growth hormone terhadap massa otot.Muscle bulking atau proses meningkatkan massa otot bukanlah hal yang mudah, banyak dari mereka yang rutin fitness merasa tidak puas dengan hasil yang mereka dapatkan dan tidak sedikit yang akhirnya menyerah dan merasa tidak puas dengan citra tubuh mereka sendiri. Citra tubuh adalah cara anda memandang, memikirkan dan merasakan tubuh Anda. Ini mungkin memiliki sedikit hubungan dengan penampilan fisik anda. Kegagalan untuk mencapai bentuk tubuh yang proporsional dan berotot, yang merupakan karakteristik menonjol dari maskulinitas bagi banyak pria, dapat menyebabkan ketidakpuasan akan citra tubuh sendiri.Dalam sebuah studi yang berjudul Desiring the Muscular Ideal: Mens Body Satisfaction in the United States, Ukraine, and Ghana, persentase pria Amerika Serikat ( 51-71 % ) tidak puas dengan tingkat lemak tubuh mereka. Selanjutnya , lebih dari 90 % mahasiswa AS ingin menjadi lebih berotot , seperti mahasiswa Amerika, mahasiswa Ukraina ( 69 % ) dan Ghana ( 49 % ) juga ingin menjadi lebih berotot.(1) Di Amerika Serikat , banyak laki-laki yang menginginkan peningkatan massa otot untuk alasan yang berkaitan dengan peningkatan dominasi dan daya tarik bagi perempuan.Laki-laki gay , model , penari dan atlet sangat rentan terhadap citra tubuh yang buruk atau perasaan tidak aman tentang tubuh mereka . Hal ini karena mereka lebih cenderung untuk dihakimi ( atau percaya bahwa mereka akan dihakimi ) sesuai dengan penampilan mereka. . Hasil ini menunjukkan keinginan luas untuk meningkatkan massa otot di antara manusia khususnya bagi pria. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, muncul banyak tempat fitness/ pusat kebugaran yang sangat mudah ditemukan di mal-mal, supplement-supplement fitness seperti Branched Chain Amino Acid (BCAA), creatine, Beta Alanine (BA), Whey protein (protein shakes/ susu protein), Glutamine, Caseine, Nitric Oxide (NO), ZMA (zinc, magnesium aspartate and vitamin B6), Carnitine, Beta-Ecdysterone dan lain-lain dari berbagai pabrik dan merek.

Disamping itu semua, penelitian dan pencobaan metode untuk meningkatkan massa otot terus berlanjut dan bertambah, banyak orang yang mencari cara yang mudah dan relatif murah, karena supplement-supplement tersebut selain tidak murah dan pada umumnya dikonsumsi secara kombinasi, terdapat banyak efek samping yang dapat ditimbulkan dari pemakaian supplement-supplement tersebut. Pada penelitian sebelumnya, dalam keadaan defisiensi GH, berkurangnya massa otot dan kekuatan adalah temuan khas yang dapat berhasil dibalikkan oleh suplementasi GH. Sebaliknya, data yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa pemberian GH sendiri atau dalam kombinasi dengan latihan fitness memiliki sedikit, efek pada massa otot, kekuatan dan komposisi serat pada individu muda non-GH-defisiensi yang sehat.Growth hormone tidak diberikan dalam bentuk supplement melainkan dengan cara berpuasa. Dalam sebuah studi yang berjudul Fasting enhances growth hormone secretion and amplifies the complex rhythms of growth hormone secretion in man. telah membuktikan bahwa dalam kondisi puasa sekresi dari growth hormone meningkat. Selain terbukti meningkatkan kadar growth hormone, puasa tidak memerlukan biaya seperti supplement growth hormone dan supplement growth hormone dianggap tidak legal bagi atlet dan memiliki banyak efek samping.Namun pada penelitian sebelumnya, kadar growth hormone dinilai dengan durasi 16 jam dan 40 jam, pada puasa dengan durasi 16 jam menunjukan hasil yang kurang maksimal dikarenakan kadar growth hormone hanya sedikit meningkat sedangkan pada puasa dengan durasi 40 jam menunjukan hasil yang signifikan namun puasa 40 jam tidaklah rumlah untuk dilakukan khususnya bagi mereka yang beraktifitas berat dan memiliki efek samping seperti kelelahan, malaise, tekanan emosional, sakit kepala, alergi, dan nyeri lambung. Mengingat hal tersebut durasi puasa yang dilakukan pada penelitian ini berdurasi 20 jam/hari dan dilakukan selama 3 bulan karena tingkat pertumbuhan otot lambat dan perubahan massa otot selama periode kurang dari 3 bulan sulit untuk dinilai (2)I.2 Rumusan MasalahWalaupun telah dilaporkan bahwa pada pria dewasa yang puasa dengan durasi 16 jam/hari akan meningkatkan kadar total IGF-I, namun belum diungkapkan dengan jelas pengaruhnya pada massa otot dengan puasa selama 20jam/hari selama 3 bulan.I.3Pertanyaan penelitian

Apakah pada pria dewasa yang berrpuasa dengan durasi 20 jam/hari dalam 3 bulan dapat meningkatkan massa otot.

I.4Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum:

Untuk mempelajari efek dari growth hormone dalam kondisi puasa dan peningkatan massa otot pada pria dewasa

2. Tujuan Khusus:

Untuk mengetahui persentase peningkatan massa otot setelah melakukan puasa dengan durasi 20jam/hari selama 3 bulanI.5Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Aspek masyarakat

Memberikan metode baru bagi mereka yang bertujuan untuk menaikan massa otot tubuh dengan cara alami tanpa biaya yang mahal dengan mengkonsumsi supplement

2. Aspek akademis Memberi dan menambah pengetahuan akan efek dari growth hormone dalam kondisi puasa pada massa otot

3. Aspek penelitian

Dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut untuk memperdalam teori ini.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAGrowth hormone (GH) adalah hormon polipeptida alami yang disekresikan oleh sel somatotropes di kelenjar hipofisis manusia yang terletak di dalam otak(3). Sekresi growth hormone diatur oleh dua hormon hypophysiotropic. Pengendalian sekresi GH adalah hal yang kompleks, dengan dua hormon hipotalamus hypophysiotropic menjadi kunci utama dalam sekresi GH. (4)Growth Hormone Releasing Hormone dan Growth Hormone Inhibting Hormone, dua hormon antagonis dari hipotalamus yang terlibat dalam sekresi hormon GH: Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH) (4, 5), yang merupakan perangsang dari sekresi GH dan memiliki pengaruh yang lebih dominan, dan Growth Hormone Inhibiting Hormone (GHIH atau somatostatin), yang menghambat sekresi dari GH. GHRH dan somatostatin bekerja di hipofisis anterior somatotropes dengan mengikat reseptor G-protein-coupled yang berhubungan dengan cAMP secondary-messenger, dimana GHRH meningkatkan cAMP dan somatostatin menurunkan cAMP(6). Sama seperti mekanisme regulasi dan kontrol hormon hipofisis anterior lainnya , umpan balik negatif (negative feed back loop) berpartisipasi dalam mengendalikan sekresi GH. Umpan balik untuk axis hipotalamus - hipofisis - hati adalah bukti bahwa sekresi GH diatur secara langsung oleh faktor stimulasi dan penghambat. Umpan balik negatif melibatkan penghambatan faktor stimulasi dan rangsangan dari faktor penghambat. GH merangsang sekresi IGF-I oleh hati , dan IGF-I adalah inhibitor utama dari sekresi GH oleh hipofisis anterior. IGF-I menghambat somatotropes di hipofisis langsung dan selanjutnya mengurangi sekresi GH dengan menghambat sel-sel yang mensekresi GHRH dan merangsang sel-sel yang mensekresi somatostatin di hipotalamus, sehingga menurunkan stimulasi somatotropes. dan GH sendiri menghambat sekresi GHRH di hipotalamus dan merangsang sekresi somatostatin Selama proses tumbuh kembang manusia, sekresi maksimal GH terjadi pada masa pertumbuhan atau remaja , setelah itu periodisitas dan amplitudo sekresi GH jatuh pada tingkat yang relatif rendah. Remaja muda mensekresi GH pada tingkat sekitar 700 mg / hari, sedangkan orang dewasa yang sehat mensekresi GH pada tingkat sekitar 400 mg / hari . (7)Sekresi maksimal GH terjadi sekitar satu jam setelah onset tidur dengan tingkat plasma 13-72 ng / mL . Jika tidak ada variasi yang luas antara hari dan individu . Hampir lima puluh persen dari sekresi GH terjadi selama tahap tidur NREM ketiga dan keempat, pada kondisi normal biasanya kadar growth hormone kurang dari 5 ng / mL. Kurang tidur pada umumnya menekan pelepasan GH , terutama setelah awal masa dewasa. (8)Sekresi GH biasanya terjadi nokturnal, tetapi dapat dirangsang siang hari dengan makanan tinggi protein, terutama yang mengandung arginin, dan dengan latihan kedua jenis aerobik dan resistensi(9). Selain tidur, olahraga adalah stimulus fisiologis paling ampuh untuk merangsang sekresi GH. Obesitas dan penuaan juga mengurangi sekresi GH normal dan respon terhadap rangsangan seperti arginin dan clonidine. Kemampuan untuk meningkatkan GH dengan latihan berkurang dengan obesitas dan penuaanNamun GH adalah hormon yang paling banyak diproduksi oleh hipofisis anterior, hal tersebut juga berlaku pada orang dewasa yang pertumbuhan telah berhenti, meskipun sekresi GH biasanya mulai menurun setelah usia pertengahan. Berlanjutnya sekresi tinggi GH luar periode pertumbuhan menyiratkan bahwa hormon ini memiliki pengaruh penting lain. Selain merangsang pertumbuhan, GH memiliki efek metabolik penting dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pada penelitian ini akan menjelaskan efek metabolik GH dan efek pertumbuhannya pada massa otot, GH langsung berikatan dengan target organ, yaitu jaringan adiposa , otot rangka , dan hati. GH meningkatkan kadar asam lemak dalam darah dengan meningkatkan pemecahan trigliserida pada jaringan adiposa, dan meningkatkan kadar glukosa darah dengan mengurangi penyerapan glukosa oleh otot dan meningkatkan produksi glukosa oleh hati. (10)Otot tidak menggunakan glukosa melainkan asam lemak sebagai bahan bakar metabolisme. Dengan demikian , efek metabolik keseluruhan GH adalah untuk memobilisasi cadangan lemak sebagai sumber energi utama sambil memberiakan glukosa untuk jaringan yang tergantung pada glukosa sebagai bahan bakar metabolismenya seperti otak. Otak hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metabolik, namun jaringan saraf tidak dapat menyimpan glikogen (glukosa yang disimpan). Pola metabolik ini cocok untuk menjaga tubuh selama puasa berkepanjangan atau situasi lain ketika kebutuhan energi tubuh melebihi cadangan glukosa yang tersedia. GH juga merangsang serapan asam amino dan sintesis protein, tetapi tidak bertindak langsung untuk merangsang pertumbuhan.

Sekitar 40 % dari massa tubuh manusia terdiri dari otot. Massa otot yang normal sangat penting untuk kesehatan karena otot memiliki beberapa fungsi penting seperti gerak, pernapasan, thermogenesis ,perlindungan organ internal, metabolisme glukosa dan lemak.Otot adalah jaringan yang mampu beradaptasi dengan tuntutan perubahan fungsional. Peningkatan beban atau kerja pada otot dapat meningkatkan massa otot atau hipertrofi, sedangkan tidak menggunakan menyebabkan penurunan massa atau atrofi. Latihan atau olah raga adalah kunci untuk melatih massa otot. (11)Resistance training memberikan salah satu faktor eksternal yang paling berpengaruh untuk exercise induce growth hormone release (EIGR). Faktor utama yang menentukan berapa banyak peningkatan produksi growth hormone adalah jumlah beban dan frekuensi. Ketika kita mengangkat beban lebih berat pada frekuensi yang lebih lama (waktu istirahat lebih sedikit) kita menyebabkan tubuh kita untuk melepaskan growth hormone dengan jumlah yang cukup besar. Program resistance training memanfaatkan banyak kelompok otot besar sekaligus cenderung untuk memperoleh pelepasan growth hormone terbesar karena menggunakan banyak serat otot dalam latihan. Pelepasan hormon pertumbuhan cenderung tergantung pada seberapa banyak permintaan pada glikolisis anaerobik yang ada selama latihan.Namun faktanya sebagian besar efek anabolik GH bukan efek metabolik yang lansung bekerja pada target organ seperti liver, tulang, dan otot. GH tidak bertindak secara langsung untuk merangsang pertumbuhan (pembelahan sel meningkat, meningkatkan sintesis protein, dan pertumbuhan tulang)(12). Namun, efek pertumbuhan dari GH dimediasi oleh Insuline-like Growth Factor (IGF), yang bertindak pada sel target yang menyebabkan pertumbuhan kedua jaringan lunak dan tulang(13). IGFs diproduksi di banyak jaringan dan memiliki efek endokrin, parakrin, dan autokrin. awalnya disebut somatomedins, mediator peptida ini sekarang disebut IGF karena secara struktural dan fungsional IGF mirip dengan insulin.

Representasi skematis dari growth hormone (GH) / Insuline-like Growth Factor I (IGF-I) axis. GH disintesis di hipofisis dan merangsang sintesis IGF-I di sebagian besar jaringan tubuh (hati dan otot). Hati adalah sumber utama IGF-I yang bersirkulasi didalam darah/ circulating IGF-I (cIGF-I) meskipun beberapa cIGF-I berasal dari jaringan lain, termasuk otot. cIGF-I adalah bagian dari sebuah umpan balik negatif untuk mengatur pelepasan GH. IGF-I disintesis dalam otot (mIGF-I) dalam menanggapi latihan (olahraga) atau rangsangan dari GH dengan cara autokrin / parakrin untuk merangsang hipertrofi. (14)IGF-I berikatan dengan circulating IGF-binding protein (IGFBP) yang mengatur bioaktifitas dari IGF. Kadar IGFBP3 sangat tergantung dengan kadar growth hormone, dan berfungsi sebagai protein yang membawa circulating IGF-I. Defisiensi GH dan gizi buruk biasanya dikaitkan dengan rendahnya kadar IGFBP3. IGFBP1 dan IGFBP2 mengatur efek IGF pada target lokal (otot dan tulang) tetapi tidak mengikat circulating IGF-I dengan jumlah yang cukup banyak.

IGF-I merangsang pertumbuhan jaringan lunak dengan menstimulasi proses hiperplasia dan hipertrofi. Ketika jaringan responsif terhadap stimulasi pertumbuhan, GH (melalui IGF - I) merangsang pertumbuhan jaringan lunak. GH mendorong pertumbuhan jaringan lunak dengan meningkatkan jumlah sel (hiperplasia) dan meningkatkan ukuran sel (hipertrofi). GH meningkatkan jumlah sel dengan merangsang pembelahan sel dan mencegah apoptosis (kematian sel yang direncanakan). GH meningkatkan ukuran sel dengan merangsang sintesis protein , komponen struktural utama dari sel. GH merangsang hampir semua aspek sintesis protein sementara secara bersamaan menghambat degradasi protein. Mempromosikan penyerapan asam amino (bahan baku untuk sintesis protein) oleh sel, mengurangi kadar asam amino darah. Selanjutnya , merangsang mesin selular yang bertanggung jawab untuk mencapai sintesis protein sesuai dengan kode genetik sel. Meningkatkan sintesis DNA dan RNA dan meningkatkan penggabungan asam amino menjadi protein baru pada tingkat ribosom (15).Karena hormon polipeptida tidak larut dalam lemak, mereka tidak dapat menembus membran sel. Dengan demikian, GH diberikannya beberapa efek dengan mengikat reseptor pada sel target, di mana ia mengaktifkan MAPK / jalur ERK. (16)GH juga merangsang, melalui JAK-STAT signaling jalur,(16) produksi insulin-like growth factor 1 (IGF-1, sebelumnya dikenal sebagai somatomedin C), hormon homolog dengan proinsulin.(17) Hati adalah utama target organ GH untuk proses ini dan merupakan situs utama IGF-1 produksi.

Puasa pada dasarnya adalah kedaan dimana kita menolak untuk mengkonsumsi kalori pada jangka waktu tertentu. Sekitar 3-4 jam setelah kita makan, kita memasuki apa yang dikenal sebagai kondidi postabsorbtive, di mana insulin mulai drop. Di sinilah energi yang digunakan oleh tubuh mulai datang sumber internal dalam tubuh. Hati adalah sumber utama glikogen yang disimpan melalui glikogenesis (glukosa -> glikogen), dengan jatuhnya kadar insulin dan gula darah terjadi peningkatan glicogenolysis (glycogen -> glucose) dan gluconeogenesis (amino acids -> glucose). Semakin lama orang berada dalam posisi tanpa makanan (keadaan rendah insulin), semakin meningkat proses ini. Dalam puasa singkat tubuh akan mulai untuk meningkatkan lipolisis (proses pelepasan lemak). Hal ini dilakukan dengan menurunkan insulin dan meningkatkan hormon lipolitik (seperti growth hormone, glukagon, dan katekolamin).(18)Pada penelitian sebelumnya puasa intermiten untuk periode mulai dari 12-24 jam bersama dengan latihan intensitas tinggi memiliki efek positif pada peningkatan growth hormone. Para peneliti di Intermountain Medical Center Heart Institute menemukan bahwa pria yang telah berpuasa selama 24 jam mengalami peningkatan circulating growth hormone sebanyak 2.000 %. Wanita yang diuji mengalami peningkatan circulating growth hormone sebanyak 1300%. Puasa memungkinkan tubuh kita berada dalam periode katabolik (tissue breakdown) tanpa mempromosikan proses inflamasi. Hal ini memungkinkan sumber daya tubuh untuk menghilangkan sel yang tua dan rusak lalu menggantinya dengan komponen seluler yang lebih kuat. Namun pemecahan protein tubuh telah dilaporkan meningkat setelah 3 hari puasa (19) Sebuah studi di British Journal of Sports Medicine 2009 menunjukkan bahwa akumulasi asam laktat membantu untuk memicu growth hormone. Asam laktat hanya diproduksi dalam menanggapi pelatihan anaerobik intens. Pelatihan aerobik tidak cukup kuat untuk menghasilkan laktat yang memicu growth hormone. Intensitas rendah , durasi panjang pelatihan aerobik katabolik di alam. Ini berarti bahwa menghasilkan banyak radikal bebas tanpa mempromosikan sejumlah besar perbaikan peptida, enzim dan hormon. Efeknya adalah pemecahan sumber daya tubuh. Pelatihan intensitas tinggi juga menghasilkan radikal bebas tetapi memicu kelimpahan perbaikan peptida , enzim dan hormon yang akan dirilis. Berdasarkan fakta dari teori diatas, dalam kondisi puasa selama 12-24 jam kadar growth hormone meningkat. Growth hormone adalah hormone yang memiliki banyak fungsi, salah satu fungsi growth hormone adalah menurunkan pemakaian glukosa oleh otot pada saat puasa dan menyisakan glukosa pada organ seperti otak yang hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme nya, dan fungsi lain growth hormone adalah meningkatkan massa otot tubuh. Namun growth hormone tidak memberikan efek langsung pada target organ (otot rangka) melainkan growth hormone merangsang sekresi dari IGF-I pada otot rangka dan terutama pada hati. IGF-I merangsang pertumbuhan jaringan otot dengan menstimulasi proses hiperplasia (memperbanyak jumlah sel) dan hipertrofi (memperbesar ukuran sel). Selain puasa latihan atau olah raga adalah kunci untuk melatih dan memperbesar massa otot. Latihan atau olah raga juga dapat merangsang sekresi dari growth hormone, khususnya resistance training dimana kita mengangkat beban lebih berat pada frekuensi yang lebih lama (waktu istirahat lebih sedikit) kita menyebabkan tubuh kita berada dalam kondi tinggi asam laktat karena anaerobic exercise tersebut. Laktat juga dapat merangsang sekresi dari growth hormone.BAB III

2.1Kerangka Teori

2.2Kerangka konsep

2.3Definisi OperasionalVariableDefinisiCara pengukuranSkala

Growth hormoneHormone yang disekresikan dari hipofisis anterior di otak yang memliki banyak fungsi salah satunya meningkatkan kadar total IGF-I yang memberi efek muscle hypertrophy dan hyperplasia

PuasaPuasa yang dilakukan dalam studi ini adalah subjek hanya menjalani puasa makanan (boleh mengkonsumsi air yang tidak berkalori) dengan durasi 20jam/hari selama 3 bulanNominal

Olah raga (Resistance Training)Resistance training adalah olah raga yang memanfaatkan banyak kelompok otot besar sekaligus, dengan waktu istirahat yang sedikit. Olah raga resistance training yang akan diberikan pada subjek adalah mengikuti kelas Body Pump 3 kali dalam seminggu di Celebrity Fitness Lippo Karawaci

Massa ototMassa otot terdiri dari massa otot rangka, otot polos dan otot jantung. Sekitar 40% massa tubuh terdiri dari massa otot.Tanita Scale adalah timbangan yang dapat mengukur massa otot (otot rangka, otot polos, otot jantung dan kandungan air pada otot tersebut)Numerik

Pria dewasa

Pria dewasa adalah pria yang telah melampaui umur 19 tahun

2.4 Hipotesis

Pria dewasa yang berpuasa dengan durasi 20jam/hari selama 3 bulan dapat meningkatkan massa ototBAB IV

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian dilakukan secara experimental terkontrol dengan dilakukan intervensi berupa puasa selama 20 jam/hari. Kelompok terkontrol tidak melakukan puasa. Experiment ini adalah experiment community based yang di lakukan pada member Celebrity Fitness Lippo Karawaci3.2 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini akan dilakukan di Celebrity Fitness Supermall Karawaci mulai dari tanggal 6 Januari 2014 sampai 6 April 2014

3.3 Populasi dan Sample

Berikut ini adalah populasi dan sampel pada penelitian ini:

1. Populasi target

Member Celebrity Fitness Supermall Karawaci2. Populasi terjangkau

Member Celebrity Fitness Supermall Karawaci yang aktif / yang tinggal di daerah Tangerang/ Jakarta3. Sampel berasal dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Inklusi

Pria dewasa dengan umur 19-25 tahun Subjek memiliki BMI yang normal (20-25) Melakukan Olah raga resistance training (body combat) 3 kali dalam seminggu Konsumsi protein yang cukup (tidak kurang dari 56 gram protein/hari) Tidur cukup (tidak kurang dari 7 jam/hari)

Bersedia menjadi subyek untuk penelitian ini dan menandatangani informed consent Eksklusi

Memiki riwayat sakit maag kronik Memiliki riwayat diabetes

Memiliki riwayat anemia

Mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang efeknya bisa terganggu akibat puasa Mengkonsumsi supplement-supplement fitness

3.5 Sample sizeRumus besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rumus untuk data analitik komparatif numerik tidak berpasangan. Yaitu:

Z = 1,64 menandakan bahwa penelitian ini memiliki tingkat signifikansi 5% atau dengan kata lain peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe di dalam penelitian (tingkat kepercayaan) sebesar 95%. Tingkat kekuatan uji di dalam penelitian adalah 20% atau Z = 0,84 yang merupakan peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe . Standar deviasi ditentukan S = 4,5 dan perbedaan minimal yang dianggap bermakna adalah 4. Dengan demikian hasil perhitungan n = 15,56 dan dibulatkan menjadi 16 orang. Dengan memperhatikan kemungkinan drop-out (10% dari besar sampel) dan setelah melakukan pembulatan, penelitian memutuskan untuk menggunakan 18 orang perkelompok.3.6 Metode sampling

Sample didapatkan dengan metode community based consecutive sampling dari member Celebrity Fitness Karawaci jika subyek memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi dan menyetujui informed consent. 3.7 Prosedur Penelitian

3.8 Cara kerja penelitian

Sample diambil dari member Celebrity Fitness Supermall Karawaci sebanyak 18 orang perkelompok memalui metode community based consecutive sampling. Sampel yang terpilih merupakan subyek yang memenuhi kriteria inklusi, tidak memiliki kriteria eksklusi, dan telah menyetujui informed consent untuk ikut serta dalam penelitian . Sample yang telah didapatkan akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok dengan interfensi berupa puasa dengan durasi 20jam/hari dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut akan menjalani proses penelitian selama 30 hari dimana kedua kelompok akan diberikan olah raga yang sama yaitu mengikuti kelas Body Pump 3 kali dalam 1 minggu. Massa otot masing masing subjek akan diukur dengan Tanita Scale setelah 3 bulan.3.9 Analisis data

Berdasarkan data yang telah didapat dan dicatat , analisis data untuk komparatif numeric berpasangan adalah uji T Test. Analisa menggunakan program STATA 124.0 Etika penelitianPasien dan keluarga pasien diberikan penjelasan mengenai detail, manfaat, tujuan, dan seluruh perincian mengenai penelitian ini. Akan dipastikan bahwa identitas dan hal hal lain yang menyangkut privasi subjek akan dirahasiakan sepenuhnya. Apabila pasien bersedia ambil bagian dalam penelitian ini, subjek diminta untuk menandatangain lembar persetujuan (inform consent) dan subjek dapat mengundurkan diri apabila merasa tidak nyaman dengan prosedur penelitian.Reference:(1) David A. Frederick. Desiring the Muscular Ideal: Mens Body Satisfaction in the United States. American Psychologival Association.2007(2) Rennie MJ, Wackerhage H, Spangenburg EE, Booth FW. Control of the size of the human muscle mass. Annu Rev Physiol. 2004(3) Lewis UJ, Sinha YN, Lewis GP. Structure and properties of members of the hGH family: a review. Endocr J2000(4) Goldenberg N, Barkan A. Factors regulating growth hormone secretion in humans. Endocrinol Metab Clin North Am. 2007;36:3755.(5) Lin-Su K, Wajnrajch MP (December 2002). "Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH) and the GHRH Receptor(6) Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 7th ed. Australia ; Belmont, CA : Thomson/Brooks/Cole; 2010.(7) Rosen CJ. Growth hormone and aging. Endocrine 2000(8) Brandenberger G, Weibel L. The 24-h growth hormone rhythm in men: sleep and circadian influences. 2004(9)Consitt LA, Copeland JL, Tremblay MS. Endogenous anabolic hormone responses to endurance versus resistance exercise and training in women. Sports Med 2002(10)Maurer N. Metabolic effects of insulin like growth factor and growth hormone in vivo: a comparison. In: LeRoith D, Walker Z, Baker R, eds. Insulin like growth factors. Georgetown, TX: Landes Bioscience, 2002(11)Rennie MJ, Wackerhage H, Spangenburg EE, Booth FW. Control of the size of the human muscle mass. Annu Rev Physiol. 2004(12) Butler AA, Le Roith D. Control of growth by the somatropic axis: growth hormone and the insulin-like growth factors have related and independent roles. Annu Rev Physiol 2001(13)Lissett CA, Shalet SM. Effects of growth hormone on bone and muscle. Growth Horm IGF Res 2000(14)BR J Pharmacol. Regulation of muscle mass by growth hormone and IGF-I. 2008(15)Rennie MJ. Claims for the anabolic effects of growth hormone: a case of the emperor's new clothes. Br J Sports Med. 2003(16) Binder G, Wittekindt N, Ranke MB (February 2007). "Noonan Syndrome: Genetics and Responsiveness to Growth Hormone Therapy"(17) Actions of Anterior Pituitary Hormones: Physiologic Actions of GH". Medical College of Georgia. 2007. Retrieved 2008-01-16.(18)Norrelund H,The metabolic role of growth hormone in humans with particular reference to fasting. Growth Horm IGF. 2005(19)The Protein-Retaining Effects of Growth Hormone During Fasting Involve Inhibition of Muscle-Protein Breakdown. 2001Kadar asam amino yang tinggi

Diurnal rhythm

Puasa

Olahraga

Muscle hypertrophy and hyperplasia

Muscle IGF-I

Circulating IGF-I

Liver

Otot

Hipofisis anterior

Growth hormone releasing hormone (GHRH)

Growth hormone inhibiting hormone (GHIH)

Gula darah menurun

Hypothalamus

Growth hormone

(Stimulating hormone)

Merangsang

Menghambat

Peningkatan

Massa otot

Puasa 20 jam/hari

Faktor Perancu:

Olah raga

Pola makan

Pola tidur

Genetik

Member Celebrity Fitness Supermall Karawaci

Ekslusi

Inklusi

+

Informed Consent

Kontrol

Puasa dengan durasi 20 jam/hari

3 bulan

Pengukuran Massa otot dengan Tanita Scale

Pengolahan data

PAGE 20