brosur budidaya kerang mutiara upt lpbil lipi

2
Pendahuluan Pada tahun 1980-an, Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen utama mutiara dari selatan (South Sea Pearls). Mutiara Indonesia yang berwarna keperakan hingga keemasan dihasilkan kerang jenis Pinctada maxima (Gambar 1). Mutiara hasil budidaya dapat berbentuk bulat (dibentuk dalam jaringan lunak tubuh kerang) atau setengah bulat (pada permukaan kulit bagian dalam), sementara mutiara alami memiliki bentuk tidak beraturan. Di dalam mutiara budidaya terdapat inti yang terbuat dari kulit kerang air tawar atau bahan sintetis, sedangkan bagian dalam mutiara alami dapat berupa bahan apapun yang terjebak dalam tubuh kerang. Pada kedua kasus, butiran mutiara yang dihasilkan serupa dan terdiri atas bahan organik dan anorganik yang dihasilkan jaringan penghasil lapisan mutiara (mother of pearl). Reproduksi Masa perkembangbiakan kerang mutiara bersifat musiman. Di Nusa Tenggara Barat, musim perkembangbiakan berlangsung mulai bulan Agustus - September sampai dengan bulan Januari—Februari. Untuk menghasilkan benih, induk jantan dan betina dirangsang untuk memijah dalam sebuah wadah. Perangsa- ngan dilakukan dengan pemberian pakan alami (phytoplankton) secara berlebihan, kejutan suhu (peningkatan suhu air secara cepat) atau dikering-anginkan selama beberapa waktu. Telur yang dihasilkan induk betina dibuahi sperma dari induk jantan dalam kolom air (Gambar 2) dan mengalami pro-ses pembelahan dan differensiasi untuk menjadi trocophore perenang (Gambar 3) yang kemudian menjadi larva bercangkang "veliger" (Gambar 4). Larva veliger mulai memakan phytoplankton (tanaman mikroskopik bersel tunggal). Veliger selanjutnya berkembang menjadi larva ber-umbo dan kemudian menjadi pediveliger (Gambar 5). Pediveliger mengalami perubahan anatomi drastis yang disebut metamorfosa untuk menjadi benih kerang (spat) pada umur 21 - 23 hari di panti benih (Gambar 6). Spat melekatkan diri pada substrat (lembaran kolektor) dengan menggunakan byssus (Gambar 7). Pembesaran Tiga minggu setelah spat melekat pada kolektor, benih siap untuk dipelihara di laut. Lembaran kolektor diikat pada bingkai persegi panjang yang disebut pocket. Kantong pembungkus diperlukan untuk melindungi benih dari serangan predator seperti ikan, krustase, dan keong. Pada awal kegiatan pembesaran, kepadatan benih kerang berkisar antara 500 hingga 700 ekor per pocket. Secara periodik, pembersihan dilakukan dan kepadatan dikurangi untuk mengurangi persaingan antar individu (Gambar 8). Kecepatan pertumbuhan pada pem- besaran benih kerang dilaut di perairan Nusa Tenggara Barat berkisar antara 5 - 7 mm per bulan (Gambar 9). Untuk mencapai ukuran yang dapat diisi inti (10 cm) diperlukan waktu antara 16 - 20 bulan.

Upload: muhammad-firdaus

Post on 08-Nov-2015

76 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Pada tahun 1980-an, Indonesia dikenalsebagai salah satu produsen utama mutiaradari selatan (South Sea Pearls). MutiaraIndonesia yang berwarna keperakan hinggakeemasan dihasilkan kerang jenis Pinctadamaxima (Gambar 1).Mutiara hasil budidaya dapat berbentukbulat (dibentuk dalam jaringan lunak tubuhkerang) atau setengah bulat (padapermukaan kulit bagian dalam), sementaramutiara alami memiliki bentuk tidakberaturan. Di dalam mutiara budidayaterdapat inti yang terbuat dari kulit kerangair tawar atau bahan sintetis, sedangkanbagian dalam mutiara alami dapat berupabahan apapun yang terjebak dalam tubuhkerang. Pada kedua kasus, butiran mutiarayang dihasilkan serupa dan terdiri atasbahan organik dan anorganik yangdihasilkan jaringan penghasil lapisanmutiara (mother of pearl).

TRANSCRIPT

  • Pendahuluan

    Pada tahun 1980-an, Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen utama mutiara dari selatan (South Sea Pearls). Mutiara Indonesia yang berwarna keperakan hingga keemasan dihasilkan kerang jenis Pinctada maxima (Gambar 1).

    Mutiara hasil budidaya dapat berbentuk bulat (dibentuk dalam jaringan lunak tubuh kerang) atau setengah bulat (pada permukaan kulit bagian dalam), sementara mutiara alami memiliki bentuk tidak beraturan. Di dalam mutiara budidaya terdapat inti yang terbuat dari kulit kerang air tawar atau bahan sintetis, sedangkan bagian dalam mutiara alami dapat berupa bahan apapun yang terjebak dalam tubuh kerang. Pada kedua kasus, butiran mutiara yang dihasilkan serupa dan terdiri atas bahan organik dan anorganik yang dihasilkan jaringan penghasil lapisan mutiara (mother of pearl).

    Reproduksi

    Masa perkembangbiakan kerang mutiara bersifat musiman. Di Nusa Tenggara Barat, musim perkembangbiakan berlangsung mulai bulan Agustus - September sampai dengan bulan JanuariFebruari.

    Untuk menghasilkan benih, induk jantan dan betina dirangsang untuk memijah dalam sebuah wadah. Perangsa- ngan dilakukan dengan pemberian pakan alami (phytoplankton) secara berlebihan, kejutan suhu (peningkatan suhu air secara cepat) atau dikering-anginkan selama beberapa waktu.

    Telur yang dihasilkan induk betina dibuahi sperma dari induk jantan dalam kolom air (Gambar 2) dan mengalami pro-ses pembelahan dan differensiasi untuk menjadi trocophore perenang (Gambar 3) yang kemudian menjadi larva bercangkang "veliger" (Gambar 4). Larva veliger mulai memakan phytoplankton (tanaman mikroskopik bersel tunggal). Veliger selanjutnya berkembang menjadi larva ber-umbo dan kemudian menjadi pediveliger (Gambar 5). Pediveliger mengalami perubahan anatomi drastis yang disebut metamorfosa untuk menjadi benih kerang (spat) pada umur 21 - 23 hari di panti benih (Gambar 6). Spat melekatkan diri pada substrat (lembaran kolektor) dengan menggunakan byssus (Gambar 7).

    Pembesaran

    Tiga minggu setelah spat melekat pada kolektor, benih siap untuk dipelihara di laut. Lembaran kolektor diikat pada bingkai persegi panjang yang disebut pocket. Kantong pembungkus diperlukan untuk melindungi benih dari serangan predator seperti ikan, krustase, dan keong.

    Pada awal kegiatan pembesaran, kepadatan benih kerang berkisar antara 500 hingga 700 ekor per pocket. Secara periodik, pembersihan dilakukan dan kepadatan dikurangi untuk mengurangi persaingan antar individu (Gambar 8).

    Kecepatan pertumbuhan pada pem-besaran benih kerang dilaut di perairan Nusa Tenggara Barat berkisar antara 5 - 7 mm per bulan (Gambar 9). Untuk mencapai ukuran yang dapat diisi inti (10 cm) diperlukan waktu antara 16 - 20 bulan.

  • Pengisian Inti

    Pada ukuran 10 cm lebar kulit, kerang sudah dapat diisi inti mutiara. Peralatan khusus diperlukan untuk melakukan proses ini (Gambar 10).

    Sebelum pengisian, kerang perlu dipersiapkan terlebih dahulu dengan menempatkannya dalam pocket dengan kepadatan tinggi dan pertukaran air minimal selama beberapa mingu sehingga tubuh kerang menjadi sedikit lemah dan kurus. Hal ini untuk menurunkan tingkat penolakan penempatan benda asing olah tubuh kerang.

    Inti dimasukkan bersama potongan kecil mantel (bagian tubuh kerang yang menghasilkan lapisan mutiara) berukuran 1 cm x 2 cm dari kerang donor ke dalam kantong gonad (Gambar 11).

    Di dalam indung telur (gonad), potongan mantel akan tumbuh menutupi inti dengan lapisan mutiara hingga ukurannya bertambah besar (Gambar 12). Setelah 18 - 24 bulan, lapisan mutiara yang menutupi inti sudah cukup tebal untuk dipanen.

    Butiran mutiara yang dikeluarkan dari tubuh kerang akan meninggalkan kantong kosong. Ke dalam kantong ini dimasukkan inti baru yang berukuran sedikit lebih kecil dibandingkan butiran mutiara yang dikeluar-kan. Setelah 12-18 bulan, butiran mutiara kedua yang lebih besar sudah dapat dipanen (Gambar 13).

    Setelah pemanenan kedua, ukuran kerang terlalu besar dan tua sehingga lebih sesuai untuk menghasilkan mutiara setengah bulat. Dua hingga 4 butir inti setengah bulat dapat dilekatkan pada permukaan kulit kerang bagi-an dalam.

    Mutiara setengah bulat dapat dipanen 8-12 bulan setelah pengisian dengan cara membunuh kerang. Kulit kerang yang mati dapat menjadi bahan kerajinan tangan (Gambar 14).

    Budidaya Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Kontak: Dr. Sigit A.P. Dwiono [email protected]

    UPT Loka Pengembangan Bio Industri Laut

    Pusat penelitian OseanografiLIPI Teluk Kodek, Melaka, Pamenang

    Lombok Utara - NTB