brief note-21-2016-ekonomi kerakyatan

6

Click here to load reader

Upload: primahendra

Post on 23-Jan-2018

93 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan

Brief NoteEdisi 21, 2016

Membangun Ekonomi Kerakyatan

Page 2: Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan

hal 2 dari 6

Membangun Ekonomi Kerakyatan

Riza Primahendra

Pengantar

Pelemahan ekonomi global yang terjadi duatahun terakhir telah membut beberapa pihakmenyampaikan perlunya Indonesia memperkuatekonomi domestik, utamanya ekonomi yangmelibatkan atau menjadi penghidupan sebagianbesar rakyat, dalam rumusan yang lebih seringdikenal, ekonomi kerakyatan.

Demikian pula selama pemilu dan pilkadawacana ekonomi kerakyatan menjadi terminologidan janji yang sering disebut oleh kandidatapapun ideologi partai politik yang mengusung. Namun demikian dalam perjalananpemerintahan ekonomi kerakyatan mengalami nasib seperti rakyat kebanyakan,terpinggir dan termarjinalisasikan. Ekonomi kerakyatan seringkali dianggap cukupdiwadahi dalam kementrian atau dinas tertentu, memberdayakan ekonomi kerakyatanseringkali dianggap cukup dengan penurunan suku bunga bank. Namun ketika kebijakanekonomi dirumuskan seperti 10 paket kebijakan ekonomi, kesepakatan MasyarakatEkonomi ASEAN, dan keterlibatan dalam Trans Pacific Partnership, sulit kitamengidentifikasi posisi dan peran ekonomi kerakyatan yang proporsional. Ini semuahanya menunjukkan ekonomi kerakyatan dipahami belum sebagaimana mestinya.

Memahami Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatanekonomi rakyat. Ekonomi rakyat sendiri adalah kegiatan ekonomi atau usaha yangdilakukan oleh rakyat kebanyakan yang dengan secara swadaya mengelola sumberdayaekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebutsebagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terutama meliputi sektor primerseperti pertanian, peternakan, perikanan, sektor sekunder seperti pengolahan paskapanen, usaha kerajinan, industri makanan, dan sektor tertier yang mencakup berbagaikegiatan jasa dan perdagangan, yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhandasar dan membangun kesejahteraan keluarga tanpa harus mengorbankan kepentinganmasyarakat banyak.

Sistem Ekonomi Kerakyatan dengan demikian adalah sistem ekonomi yang ditujukanuntuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat banyak melalui kegiatan ekonomi yangdilakukan oleh masyarakat mempergunakan sumber daya ekonomi yang dimiliki ataudikuasai oleh masyarakat sendiri. Dalam rumusan lain sistem ekonomi kerakyatanadalah sistem ekonomi yang mandiri, terbuka, dan berkelanjutan.

• Mandiri karena kegiatan ekonomi dilakukan dengan mempergunakan sumberdaya lokal yang ada dan ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Page 3: Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan

hal 3 dari 6

• Terbuka karena harus memastikan bahwa semua anggota masyarakat dapatberusaha dan mengakses sumber daya yang tersedia.

• Berkelanjutan berarti kegiatan ekonomi dilakukan tanpa harus mengorbankankepentingan masa depan dan masyarakat yang lebih luas.

Ekonomi Kerakyatan Sebagai Masa Depan Indonesia

Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkansebagai upaya alternatif untuk menjawabkegagalan yang dialami oleh negara-negaraberkembang termasuk Indonesia dalammenerapkan teori pertumbuhan. Penerapanteori pertumbuhan yang dianggap telahmembawa kesuksesan di negara-negarakawasan Eropa dan Amerika Utara ternyatatelah menimbulkan kenyataan lain di sejumlahbangsa yang berbeda: kesenjangan sosial,ketergantungan ekonomi, dominasiperusahaan besar dan multinasional, sertatumbuhnya budaya komersial, konsumtif, danhedonis di masyarakat.

Kajian Bank Dunia yang dirilis pada akhir2015 dengan judul AKU Indonesia telahdengan terbuka mengindikasikan semakinmemburuknya kesenjangan di Indonesia, sementara pada sisi lain Indonesia dipandangtelah mampu menjaga ekonomi makro dengan baik serta menurunkan rasio pendudukmiskin. Kesenjangan yang dibiarkan akan berdampak luas baik pada sektor pendidikandan kesehatan, serta berpotensi mengubah bonus demografi yang akan dialamiIndonesia dalam 25 tahun mendatang menjadi bencana demografi.

Pengembangan ekonomi kerakyatan pada saat ini bukan lagi sebuah alternatif pilihantetapi menjadi sebuah keniscayaan untuk memastikan ekonomi Indonesia yang mandiriseperti menjadi komitmen Pemerintahan Presiden Jokowi. Agenda pengembangansistem ekonomi kerakyatan perlu mencakup lima hal berikut:

1. Pengembangan akses kepada sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomiseperti modal, bahan baku, dan informasi harus dapat diakses oleh pelakuekonomi rakyat. Mekanisme pemberian kredit dan penerapan bunga harusmemastikan untuk tidak mendiskriminasi pelaku ekonomi rakyat. PelaksanaanUU 6/2014 tentang desa dengan menyediakan cash transfer kepada desamerupakan wujud konkrit pengembangan akses masyarakat desa kepada sumberdaya ekonomi, dalam hal ini finansial. Program pemerintah untuk membanguninfrastruktur pada daerah terdepan, terisolir, dan terbelakang juga merupakanbentuk lain dari akses kepada sumber daya ekonomi seperti pasar.

2. Penataan kelembagaan. Terkait dengan penataan kelembagaan untukmengembangkan ekonomi kerakyatan, beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Perijinan yang diperlukan bagi pelaku ekonomi rakyat perlu diberikandengan cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini pemerintah gencaruntuk menyederhanakan dan mempercepat proses perijinan, namun

Page 4: Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan

hal 4 dari 6

kebijakan ini masih menjadikan investor dari luar sebagai prioritas. Pelakuekonomi rakyat masih berada di pinggiran. Perijinan yang seharusnyamerupakan pengungkit bagi pengembangan usaha rakyat dalam praktikmasih menjadi beban.

b. Perlu dipastikan agar sektor-sektor ekonomi yang menjadi bidang gerakekonomi rakyat tidak dimasuki pelaku ekonomi besar/global. Sepuluhpaket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berfokus untukmendatangkan investor dari luar. Kebijakan tersebut belum diimbangidengan upaya melindungi dan memberdayakan pelaku usaha ekonomirakyat.

c. Pola kerja sama dan kolaborasi antar pelaku ekonomi rakyat denganpelaku ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan diIndonesia. Dalam hal ini pemerintah memiliki sarana dengan menjadikansemua BUMN/BUMD sebagai promotor kerja sama dengan pelakuekonomi rakyat.

3. Pengembangan kapasitas. Pelaku ekonomi rakyat pada era global harus mampubersaing dengan pelaku ekonomi global. Pengembangan kapasitas sehingga dapatmelaksanakan kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif menjadi suatukeharusan. Hal ini bukan persoalan mudah, sebagai contoh pengembangankapasitas dari aparat desa untuk mampu memanfaatkan dana desa secara optimalmasih menjadi tantangan. Terdapat lebih dari 74,000 desa, bila setiap desa harus

dilatih kepala desa, sekretarisdesa, dan kepala BPD (BadanPerwakilan Desa) berartisetidaknya 222,000 orang perlumendapatkan pelatihan.Koordinasi antar lembagapemerintah untukmelaksanakan hal ini masihmenjadi isu yang tidakkunjung selesai.

4. Reorientasi pendidikan. Pendidikan kejuruan yang sesuai perlu menjadi prioritaspengembangan khususnya pada daerah-daerah dengan sumber daya tertentu.Sebagai contoh, daerah dengan potensi sumber daya perikanan perludikembangkan pendidikan kejuruan kelautan dan perikanan, sementara daerahdengan potensi hutan perlu mengembangkan pendidikan kejuruan industri kayudan pengolahan hasil hutan non kayu (non timber forest product). Pada sisi lain,pendidikan umum khususnya pada disiplin ekonomi dan manajemen perlumengembangkan pemahaman dan konsep ekonomi rakyat. Untuk itu studi,pemodelan dan teoritisasi ekonomi rakyat perlu dilakukan oleh para akademisi.

5. Atasi hambatan ekonomi. Hambatan ekonomi kerakyatan terdiri dari praktikbisnis besar yang ilegal seperti ilegal fishing, ilegal logging, ilegal trading. Praktikbisnis ilegal membuat pelaku usaha besar mendapatkan bahan baku yang murahdan pada kasus perikanan menyebabkan nelayan kecil kehilangan lapanganpekerjaan. Hambatan ekonomi berikutnya adalah tata niaga yang bias sehinggamenyebabkan harga jual pelaku ekonomi rakyat senantiasa tertekan, sepertikomoditi pertanian dan perkebunan. Hambatan ekonomi terakhir adalahberbagai pungutan dan retribusi yang dibebankan oleh otoritas lokal, seringkalitanpa ada dasar yang jelas.

Page 5: Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan

hal 5 dari 6

Catatan akhir

Sistem ekonomi kerakyatanadalah sistem ekonomi yang telahterbukti menjadi penopang ketikaekonomi formal mengalamimasalah. Ekonomi kerakyatanjuga menyediakan lapangan kerjabagi sebagian besar tenaga kerja.Namun demikian untukmengembangkan ekonomikerakyatan memerlukan agendayang lintas tahun, lintas sektor,lintas wilayah dan lintas pelaku. Bukan hal yang mudah tapi memang tidak ada hal yangberharga itu mudah dilaksanakan.

-----

Riza Primahendra adalah salah satu pendiriAMERTA. Sejak 1999 terlibat dalam berbagaikegiatan tanggung jawab sosial, pemberdayaanmasyarakat, pembangunan sosial, advokasi,pengembangan kapasitas dan kelembagaan. Sejak2002 telah memberikan konsultasi, pelatihan,dan melakukan kajian untuk berbagai lembaga

pemerintah, lembaga bilateral dan multilateral, LSM, lembaga pendidikan,lembaga kesehatan, dan perusahaan pada berbagai sektor.

Selama beberapa tahun terakhir berkarya dalam industri minyak dan gas denganmenangani beragam fungsi seperti manajemen strategi, community development& relation, government relation, land acquisition, business license & permit, PR &communication, human resource, security management, workplace management,WP&B, accounting & cost control.

Alamat kontak: [email protected]

Page 6: Brief Note-21-2016-ekonomi kerakyatan

hal 6 dari 6

adalah jejaring para praktisi CSR yang mengembangkan metode danpraktik terbaik CSR untuk mendukung berbagai organisasi danperusahaan mengembangkan CSR dan mewujudkan kinerja sosial yangefektif dan berkelanjutan.

AMERTA mengembangkan kompetensi dalam:

SOCIAL STUDY. Berbagai kajian dan penilaian seperti PRA (Participatory Rural Appraisal), PLA(Participatory Learning Action), Baseline Study, Studi Dampak, Social Risk Assessment, SEAGA(Socio-Economic & Gender Analysis), SLA (Sustainable Livelihood Analysis), HRIA (HumanRights Impact Assessment) adalah kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai langkah awalmelaksanakan CSR.

CSR PLANNING & PROGRAMMING. Perumusan rencana strategis dan program CSRberbasis konteks social dan model bisnis adalah langkah lanjut yang dilaksanakan untukmemastikan CSR dilaksanakan sebagai sebuah system manajemen.

CSR PROJECT MANAGEMENT. Berbagai bentuk program dan kegiatan yang dilakukan olehorganisasi dan perusahaan perlu didesain untuk memiliki dampak sosial. Microfinance& smallbusiness development, community organizing& facilitation, behavior change & social marketing danadvocacy adalah bentuk-bentuk CSR di lapangan.

INDUSTRIAL RELATION & HR. Hubungan industrial dan SDM merupakan bagian dari CSRinternal perusahaan dan perlu dikelola secara sistematis dan strategis sehingga mendukung tujuanbisnis.

Kantor:Jl. PuloAsem Utara A 20

Kelurahan Jati, Pulo Gadung, Jakarta 13220, IndonesiaPh: 62-21-29833288

www.amerta.id