bridge

Upload: ikeike82

Post on 07-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bridge

TRANSCRIPT

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARAGedung Syafrudin Prawiranegara Depkeu Lt. 6, 9-12 Telepon: 3455386Jalan Lapangan Banteng Timur 34357541Jakarta 10710 Faksimile: 3847742

Yth.1. Kepala Kantor Wilayah DJKN

2. Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

di

Seluruh Indonesia

SURAT EDARAN

NOMOR: SE- / KN / 2009TENTANGPEDOMAN PENILAIAN JEMBATAN Sehubungan dengan pelaksanaan penilaian Barang Milik Negara berupa jembatan dalam rangka penyusunan Neraca Pemerintah Pusat, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :1. Jembatan yang dimaksud dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan atau halangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi dan pembuangan, saluran drainase, jalan kereta api, jalan tol, dan jalan lainnya.2. Komponen nilai jembatan meliputi:a. Nilai Tanahb. Nilai konstruksi jembatan3. Berdasarkan konstruksinya, jembatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:a. Jembatan Standar meliputi:1) Jembatan Box culvert;2) Jembatan Flat Slab;3) Jembatan Gelagar Beton T;4) Jembatan Prategang I;5) Jembatan Rangka Baja;

6) Jembatan Gelagar Baja.b. Jembatan Non Standar meliputi tetapi tidak terbatas pada:1) Jembatan Pelengkung Beton

2) Jembatan Pelengkung Baja

3) Jembatan Beton Box Girder4) Jembatan Suspension (cable stayed)4. Pelaksanaan penilaian tanah jembatan menggunakan Pendekatan Perbandingan Data Pasar. Nilai pasar tanah yang digunakan sebagai bagian jembatan diperoleh dengan cara mempertimbangkan data penjualan dan/atau data penawaran tanah sekitar objek penilaian melalui proses perbandingan.5. Pelaksanaan penilaian konstruksi jembatan menggunakan Pendekatan Kalkulasi Biaya. Nilai Wajar jembatan diperoleh dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun jembatan pada tanggal penilaian dengan kualitas dan jenis material yang sama atau setara (New Reproduction/Replacement Cost/NRC) dengan jembatan yang dinilai lalu dikurangi dengan penyusutan teknis/ fisik bangunan dan kemunduran fungsi dan ekonomi. 6. Perhitungan NRC konstruksi jembatan dilaksanakan dengan menggunakan metode survei kuantitas dengan ketentuan:a. volume pekerjaan didasarkan pada data dokumen laporan akhir proyek pembangunan dan gambar hasil akhir pekerjaan (as built drawing); b. dalam hal data dokumen laporan akhir proyek pembangunan dan/atau as built drawing sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dapat diperoleh, volume pekerjaan dihitung berdasarkan hasil survei lapangan secara langsung; c. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) dapat diperoleh dari:1) Daftar Komponen Penilaian Bangunan (DKPB) dan Daftar Komponen Penilaian Jalan (DKPJ) yang masih berlaku;2) HSP yang dikeluarkan oleh instansi terkait; 3) hasil analisis HSP dengan menggunakan standar analisa yang berlaku; dan/atau4) perkiraan HSP saat ini yang dihitung berdasarkan HSP pada saat pembangunan objek penilaian;7. Perhitungan NRC konstruksi jembatan standar dapat menggunakan alat bantu penilaian berupa Daftar Komponen Penilaian Jembatan (DKPJb) sebagaimana Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.8. Ketentuan mengenai penyusutan teknis/fisik bangunan dan kemunduran fungsi dan ekonomis dilaksanakan sebagaimana Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.9. Contoh perhitungan penilaian jembatan sebagaimana Lampiran III Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.10. Lampiran yang terdapat dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.11. Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini berlaku pada tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2009.12. Penilaian jembatan yang dilaksanakan sebelum berlakunya Surat Edaran Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini dinyatakan sah dan tetap berlaku.Demikian untuk diketahui, dipergunakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

Direktur Jenderal,

Hadiyanto

NIP. 060076790Tembusan:

1. Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;2. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.SE DKPJb 2009/Arbioz/PRPLAMPIRAN II

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

NOMOR: SE- /KN/2009 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN JEMBATANPEDOMAN PENYUSUTAN JEMBATAN

1. PENYUSUTAN FISIK

Penyusutan Fisik ditentukan dengan cara sebagai berikut:

a. menghitung tingkat kerusakan fisik yang terjadi pada jembatan. Besarnya penyusutan adalah sebesar biaya yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan fisik tersebut;b. pendekatan metode penyusutan garis lurus berdasarkan pengamatan kondisi komponen jembatan. Dalam metode ini ditentukan persentase penyusutan untuk setiap komponen jembatan lalu dikalikan dengan NRC masing-masing komponen jembatan. Hasil perkalian tersebut merupakan penyusutan untuk masing-masing komponen jembatan. Jumlah total penyusutan adalah penyusutan jembatan secara keseluruhan; atauc. pendekatan berdasarkan klasifikasi kondisi jembatan sebagaimana tabel di bawah ini:Klasifikasi KondisiKeterangan KondisiPenyusutan

0Jembatan dalam keadaan baru, tanpa kerusakan, elemen jembatan berada dalam kondisi baik.0 < 10%

1Kerusakan sangat sedikit (dapat diperbaiki dengan pemeliharaan rutin dan tidak berdampak pada keamanan atau fungsi jembatan). Contoh: Scour sedikit, karat pada permukaan, papan kayu longgar.10% - < 25%

2Kerusakan yang memerlukan pemantauan dan pemeliharaan pada masa yang akan datang. Contoh: pembusukan sedikit pada struktur kayu, penurunan mutu pada elemen pasangan batu, penumpukan sampah atau tanah di sekitar perletakan, kesemuanya merupakan tanda-tanda yang membutuhkan penggantian.25% - < 50%

3Kerusakan yang membutuhkan perhatian (kerusakan yang mungkin serius dalam 12 bulan) contoh: struktur beton sedikit retak, kayu yang membusuk, lubang pada permukaan lantai kendaraan dan pada kepala jembatan, scouring dalam jumlah sedang pada pilar/kepala jembatan, rangka sudah mulai berkarat.50% - < 75%

4Kondisi kritis; (kerusakan serius yang membutuhkan penanganan segera. Contoh: kegagalan rangka, keretakan beton yang memiliki tulangan yang terlihat dan berkarat, sandaran pegangan/pagar pengaman tidak ada.75% - < 90%

5Elemen runtuh atau tidak berfungsi lagi, contoh bangunan atas yang runtuh, timbunan tanah yang hanyut.> 90%

2. PENYUSUTAN FUNGSI DAN EKONOMI

a. Penyusutan Fungsi dan Ekonomis adalah kemunduran fungsi dan ekonomis akibat pengaruh dari luar seperti peraturan pemerintah, lingkungan sekitar jembatan dan lain-lain.b. Penyusutan Fungsi dan Ekonomis di hitung setelah perhitungan penyusutan fisik.

Direktur Jenderal,

Hadiyanto

NIP. 060076790